Post on 20-Oct-2021
Pengaruh Persepsi Kemudahan, Persepsi Kegunaan, Persepsi Nilai,
Pengaruh Sosial, Persepsi Risiko, dan Kepercayaan Terhadap Minat
Menggunakan E-commerce
Arranged by:
Onny Herlambang Putra Wardhana
105020303111007
Advisory Lecturer:
Nurlita Novianti, M.Sa, Ak., CA.
Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang
E-mail : herlambang.onny@gmail.com
Abstract: The Impact of Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Perceived
Value, Social Influence, Perceived Risk, Trust, Intention of Using E-
commerce. This research tries to examine factors affect individual’s intention to
transact using e-commerce. The respondents of this research are 155 who have
used e-commerce for transaction, which are surveyed through quetionnaires
distributed via google form. This research uses Partial Least Square (PLS) to
process and examine the data. The result of this model shows that perceived ease
of use, perceived usefulness, social influence, and trust positively affect the
intention of using e-commerce. Meanwhile, perceived value and perceived risk did
not affect the intention of using e-commerce. The implication of this research for
management, service provider, and e-commerce’s system developer is that they
have to consider factors of perceived ease of use, perceived usefulness, social
influence, and trust in the application and the development of online-based
transaction system.
Abstrak: Pengaruh Persepsi Kemudahan, Persepsi Kegunaan, Persepsi Nilai,
Pengaruh Sosial, Persepsi Risiko, dan Kepercayaan Terhadap Minat
Menggunakan E-commerce. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji faktor-
faktor yang mempengaruhi minat individu untuk melakukan transaksi dengan
menggunakan e-commerce. Responden dari penelitian ini berjumlah 155 orang
yang pernah melakukan transaksi dengan menggunakan sistem e-commerce
sebelumnya, melalui survei yang disebarkan via google form. Penelitian ini
menggunakan Partial Least Square (PLS) untuk mengolah dan menguji data
penelitian. Hasil analisis untuk model ini menunjukkan bahwa persepsi
kemudahan, kegunaan, pengaruh sosial, dan kepercayaan berpengaruh positif
terhadap minat menggunakan e-commerce. Sedangkan persepsi nilai dan risiko
tidak berpengaruh terhadap minat menggunakan e-commerce. Implikasi dari
penelitian ini bagi pihak manajemen perusahaan, penyedia layanan, dan
pengembang sistem e-commerce adalah agar dapat memperhatikan faktor
kemudahan, kegunaan, pengaruh sosial, dan kepercayaan dalam menerapkan dan
mengembangkan sistem transaksi berbasis online.
Kata Kunci: Persepsi kemudahan, persepsi kegunaan, persepsi nilai, pengaruh
sosial, persepsi risiko, kepercayaan, minat menggunakan e-commerce.
PENDAHULUAN
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi saat ini, masyarakat semakin
dimudahkan dengan berbagai layanan yang berbasis internet. Melalui media
internet masyarakat kini mendapatkan berbagai fasilitas layanan mulai dari
layanan media hiburan, komunikasi, pencarian studi literatur, hingga mencakup
bidang yang vital seperti ekonomi dan bisnis. Internet berfungsi sebagai media
yang memberikan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai hal. Peranan ini sangat
diperlukan untuk menunjang kinerja dan memudahkan pekerjaan.
Dengan adanya kemudahan tersebut kini masyarakat semakin diberikan
ruang untuk mengakomodasi berbagai macam kegiatan berbasis internet seperti
transaksi jual beli. Perdagangan elektronik atau lebih dikenal dengan e-commerce
menjadi sebuah terobosan dalam dunia ekonomi. Laudon dan Traver (2013:50)
menjelaskan pengertian dari e-commerce adalah penggunaan internet, jaringan,
dan aplikasi untuk bertransaksi bisnis. E-commerce meliputi banyak hal mulai dari
transaksi sederhana seperti transfer dana, jual beli barang dan jasa sampai
transaksi yang mencakup lingkup yang besar seperti manajemen inventori
otomatis, sistem pengumpulan data, jual beli stock online dan surat obligasi.
Dalam pemanfaatannya, teknologi e-commerce semakin hari semakin
mengalami kemajuan. Berbeda dengan masa 15-20 tahun yang lalu di mana
fasilitas internet dan medianya masih mengalami keterbatasan dalam akses
maupun ketersediaan. Saat ini jaringan internet telah mampu digunakan diakses
semua golongan. Hal ini berdampak pada semakin luasnya wilayah cakupan
dalam bisnis e-commerce. Dahulu e-commerce hanya bisa dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan besar atau golongan atas saja, namun saat ini e-commerce
pun bisa dilakukan oleh kalangan menengah ke bawah. Dengan kemajuan ini, e-
commerce memberikan kesempatan yang luas bagi semua orang dalam bisnis jual
beli media elektronik.
E-commerce bisa mencakup berbagai jenis bisnis, baik itu berupa barang
atau jasa serta bisa berupa barang dengan bentuk fisik ataupun digital. Media e-
commerce yang membantu pemasaran barang atau jasa di Indonesia sendiri terus
mengalami perkembangan. Banyak website yang menyediakan jasa pemasaran
barang dan jasa seperti OLX.co.id, Tokopedia.com, bukalapak.com, dan
lazada.com. Selain itu ada pula forum-forum khusus yang ditujukan untuk jual
beli seperti FJB kaskus.com dan forum jual beli.com. Bahkan saat ini e-commerce
telah merambah ke dalam media sosial yang pada awalnya tidak ditujukan sebagai
media jual-beli.
Banyak faktor yang mempengaruhi minat menggunakan sistem e-
commerce oleh individu, antara lain faktor kemudahan, kegunaan, nilai yang
diterima, pengaruh sosial, risiko, serta kepercayaan. Penelitian ini merupakan
penelitian adopsi dari penelitian Kesharwani dan Bisht (2012) dan Kamtarin
(2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada
sampel. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel pengguna e-commerce
di forum-forum online dan sosial media yang berada di Indonesia. Berdasarkan
penelitian Kesharwani dan Bisht (2012), peneliti mengambil variabel persepsi
kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan (perceived ease of use),
pengaruh sosial (social influence), dan persepsi risiko (persepsi risiko).
Selanjutnya peneliti juga menambahkan variabel persepsi nilai (perceived value)
dan kepercayaan (trust) yang diambil dari penelitian Kamtarin (2012).
Rumusan Masalah
1) Apakah persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat menggunakan e-
commerce?
2) Apakah persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat menggunakan e-
commerce?
3) Apakah persepsi nilai berpengaruh terhadap minat menggunakan e-
commerce?
4) Apakah pengaruh sosial berpengaruh terhadap minat menggunakan e- e-
commerce?
5) Apakah persepsi risiko berpengaruh terhadap minat menggunakan e-
commerce?
6) Apakah kepercayaan berpengaruh terhadap minat menggunakan e-commerce?
Tujuan Penelitian
1) Untuk memprediksi dan menjelaskan pengaruh persepsi kemudahan terhadap
minat menggunakan e-commerce.
2) Untuk memprediksi dan menjelaskan pengaruh persepsi kegunaan terhadap
minat menggunakan e-commerce.
3) Untuk memprediksi dan menjelaskan pengaruh persepsi nilai terhadap minat
menggunakan e-commerce.
4) Untuk memprediksi dan menjelaskan pengaruh sosial terhadap minat
menggunakan e-commerce
5) Untuk memprediksi dan menjelaskan pengaruh persepsi risiko terhadap minat
menggunakan e-commerce.
6) Untuk memprediksi dan menjelaskan pengaruh kepercayaan terhadap minat
menggunakan e-commerce.
TINJAUAN PUSTAKA
E-commerce
Laudon dan Traver (2013:50) menjelaskan pengertian dari e-commerce adalah
penggunaan internet, jaringan, dan aplikasi untuk bertransaksi bisnis. Secara
resmi, transaksi komersial yang dilakukan secara digital antara dan antar
organisasi maupun. Irmawati (2011) menjelaskan Electronic Commerce
didefinisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk, jasa, dan informasi
yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan komputer.
Definisi lain yang dipaparkan oleh Zwass (1996) menjelaskan bahwa elektronik
commerce (E-commerce) merupakan pembagian informasi bisnis, pemeliharaan
hubungan bisnis, dan melakukan transaksi bisnis melalui jaringan telekomunikasi.
Wahana (2001:2) mengungkapkan bahwa istilah e-commerce, atau Immerce,
berarti membeli atau menjual secara elektronik, dan kegiatan ini dilakukan pada
jaringan internet. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka pengertian e-
commerce merujuk kepada transkasi yang meliputi berbagai macam kegiatan
bisnis mulai pembelian sampai penjualan yang dilakukan melalui media jaringan
berbasis internet.
Minat
Shomad (2013) menjelaskan intensi merupakan indikasi seberapa keras
seseorang berusaha atau seberapa banyak usaha yang dilakukan untuk
menampilkan suatu perilaku. Kim et al (2008) menjelaskan hubungan antara
minat dan perilaku didasarkan pada asumsi bahwa manusia berusaha untuk
membuat keputusan yang rasional berdasarkan informasi yang tersedia bagi
mereka. Secara umum apabila seseorang memiliki minat terhadap suatu hal, maka
hal tersebut akan mempengaruhi perilakunya. Minat (intention) merupakan
keinginan seseorang untuk melakukan perilaku.
Persepsi Kemudahan
Persepsi kemudahan (perceived ease of use) merupakan salah satu
konstruk yang mengacu kepada TAM. Persepsi kemudahan mengacu kepada
sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas
dari usaha (Davis, 1989). Persepsi ini berkaitan tentang bagaimana persepsi
individu yang merasa mudah dan tidak mengalami kesulitan saat melakukan
transaksi dalam online shopping. Dengan penggunaan teknologi yang mudah,
maka pengguna akan semakin berminat menggunakan teknologi tersebut.
Kemudahan di dalam sistem e-commerce bisa mencakup kemudahan interaksi,
user interface, hingga sampai proses pembelian. Persepsi kemudahan akan
membuat individu merasa mampu menguasai suatu teknologi, hal ini mendorong
motivasi untuk menggunakannya. Sebaliknya, apabila suatu teknologi memiliki
cara operasional yang rumit dan sulit dimengerti, maka pengguna akan kehilangan
minat untuk menggunakannya.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah menunjukkan
hasil yang mendukung dari pengaruh persepsi kemudahan terhadap minat
menggunakan e-commerce. Penelitian-penelitian tersebut antara lain Pavlou
(2003), Faqih (2013), dan Shomad (2013). Namun ada pula penelitian yang
menunjukkan hasil yang tidak mendukung, antara lain Kesharwani dan Bisht
(2012) dan Artha (2011). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merumuskan
hipotesis alternatif sebagai berikut:
H1 : Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat
menggunakan e-commerce
Persepsi Kegunaan
Persepsi kegunaan (usefulness) memberikan pengguna rasa percaya bahwa
dengan menggunakan suatu teknologi atau sistem, maka kinerjanya akan
mengalami peningkatan (Davis, 1989). Persepsi ini terkait dengan manfaat yang
didapatkan oleh pengguna. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana minat individu
dalam menggunakan sebuah sistem. Seiring dengan berkembangnya kemajuan
teknologi, maka kegunaan dari e-commerce akan semakin dibutuhkan oleh
masyarakat. Faktor peningkatan efektivitas dan efisiensi adalah tujuan utama dari
penggunaan sistem ini.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah menunjukkan
hasil yang mendukung dari pengaruh persepsi kegunaan terhadap minat
menggunakan e-commerce. Penelitian-penelitian tersebut antara lain Al-maghrabi
et al. (2011), Kesharwani dan Bisht (2012), dan Ayo et al. (2013). Berdasarkan
uraian tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:
H2 : Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat menggunakan
e-commerce
Persepsi Nilai
Konsep persepsi nilai merupakan perbandingan dari komponen 'give' dan '
take' dari penggunaan produk dan layanan (Turel et al, 2007). Gupta and Kim
(2010) menjelaskan bahwa hubungan antara persepsi nilai dan minat untuk
membeli sebagian besar didasarkan pada konseptualisasi harga dan kualitas atau
manfaat dan pengorbanan. Perbandingan ini akan menentukan bagaimana nilai
yang diterima oleh konsumen. Konsumen akan mendapatkan pertambahan nilai
akan merasa semakin berminat dalam melakukan online shopping. Masyarakat
akan mempertimbangkan apa saja yang didapatkan dan membandingkannya
dengan apa yang telah dikeluarkannya ketika menggunakan suatu teknologi.
Dengan meningkatnya nilai yang didapatkan oleh individu maka dorongan dalam
menggunakan e-commerce juga akan semakin tinggi.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah menunjukkan
hasil yang mendukung dari pengaruh persepsi nilai terhadap minat menggunakan
e-commerce. Penelitian-penelitian tersebut antara lain Gupta dan Kim (2010),
Kamtarin (2012), dan Kim dan Damhost (2012). Namun ada pula penelitian yang
menunjukkan hasil yang tidak mendukung, antara lain Patterson dan Spreng
(1997). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis
alternatif sebagai berikut:
H3 : Persepsi nilai berpengaruh positif terhadap minat menggunakan e-
commerce
Pengaruh Sosial
Pengaruh sosial berhubungan dengan faktor lingkungan sekitar dari sesorang.
Hsu dan Lin (2007) menjelaskan bahwa ketika orang berpartisipasi dalam sistem
sosial, mereka mengidentifikasi dengan dan menganggap peran di dalamnya.
Sedikit atau banyak seseorang akan terpengaruh dengan keadaan di sekitanya
dalam pengambilan keputusan. Faktor sosial memiliki pengaruh yang positif
terhadap minat menggunakan e-commerce. Hal ini karena faktor sosial akan
mendorong individu dalam menerima suatu hal yang telah digunakan oleh
masyarakat di lingkungannya. Peran orang-orang di sekitar individu dalam
memberikan pendapat ataupun rekomendasi merupakan pendorong utama untuk
individu dalam menggunakan teknologi.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah menunjukkan
hasil yang mendukung dari pengaruh sosial terhadap minat menggunakan e-
commerce. Penelitian-penelitian tersebut antara lain oleh Kleijnen et al. (2003),
Kim dan Srivastava (2007), dan Kesharwani dan Bisht (2012). Namun ada pula
penelitian yang menunjukkan hasil yang tidak mendukung, antara lain Kwahk dan
Ge (2012). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis
alternatif sebagai berikut:
H4 : Pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap minat menggunakan e-
commerce
Persepsi Risiko
Persepsi risiko (perceived risk) sering dikaitkan dengan ketidakpastian dan
ketakutan akan sesuatu yang buruk yang mungkin akan terjadi. Risiko yang dapat
dihadapi oleh pengguna transaksi online dianggap sebagai risiko keamanan
bertransaksi dan ketidakpastian terhadap barang yang dipesannya (Shomad,
2013). Im et al (2008) menjelaskan bahwa persepsi risiko atau ketidakpastian
mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap keputusan mereka. Situasi yang
berisiko dapat terjadi ketika di mana probabilitas dari suatu hasil masih tidak
diketahui. Ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi negatif yang mungkin
diterima atas pembelian suatu produk atau jasa yang akhirnya membuat individu
ragu-ragu dalam pengambilan keputusan. Persepsi risiko yang dirasakan oleh
pengguna akan memberikan pengaruh negatif terhadap minat menggunakan suatu
e-commerce. Pengaruh negatif ini merujuk kepada ketakutan atau ketidakpastian
yang akan merugikan pengguna dan mengurangi keinginannya dalam bertransaksi
menggunakan e-commerce. Individu akan cenderung memilih sesuatu yang
bersifat pasti, aman, dan jauh dari risiko.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah menunjukkan
hasil yang mendukung dari pengaruh persepsi risiko terhadap minat menggunakan
e-commerce. Penelitian-penelitian tersebut antara lain oleh Pavlou (2003),
Shomad (2013), Kesharwani dan Bisht (2012), dan Firdayanti (2012). Namun ada
pula penelitian yang menunjukkan hasil yang tidak mendukung, antara lain Ullah
(2014) dan Saraswati dan Baridwan (2013). Berdasarkan uraian tersebut, maka
peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:
H5 : Persepsi risiko berpengaruh negatif terhadap minat menggunakan e-
commerce
Kepercayaan
Dijelaskan oleh Moorman et al (1999) bahwa kepercayaan menunjukkan
adanya pernyataan antara kedua belah pihak yang terlibat dalam suatu hubungan.
Kepercayaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat penggunaan
sistem e-commerce karena kepercayaan merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan setiap individu untuk memilih menggunakan e-commerce
(Saraswati dan Baridwan, 2012). Aljazzaf et al. (2010) menjelaskan kepercayaan
adalah kemauan trustor (pemberi amanat) untuk mengandalkan trustee (penerima
amanat) untuk melakukan apa yang dijanjikan dalam konteks tertentu, terlepas
dari kemampuan untuk memantau atau mengontrol trustee (wali amanat), dan
meskipun konsekuensi negatif dapat terjadi. Kepercayaan adalah landasan dalam
melakukan sebuah transaksi. Kepercayaan yang kuat akan memberikan kepastian
di antara kedua belah pihak dalam proses transaksi.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah menunjukkan
hasil yang mendukung dari pengaruh kepercayaan terhadap minat menggunakan
e-commerce. Penelitian-penelitian tersebut antara lain oleh Corbitt et al (2003),
Kamtarin (2012), dan Saraswati dan Baridwan (2013). Namun ada pula penelitian
yang menunjukkan hasil yang tidak mendukung, antara lain Shomad (2013).
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut:
H6 : Kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat menggunakan e-
commerce
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi (explanatory research).
Penelitian eksplanasi menurut Sugiyono (2009:11) adalah penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan
antara satu variabel dengan variabel yang lain. Melalui penelitian eksplanasi
(explanatory research), peneliti berusaha menjelaskan hubungan antara dua atau
lebih gejala atau variabel. Variabel yang terdiri dari variabel independen (X) dan
variabel dependen (Y). Variabel independen (X) terdiri dari 6 variabel yaitu
persepsi kemudahan, kegunaan, nilai, pengaruh sosial, risiko, dan kepercayaan.
Sedangkan variabel dependen (Y) adalah minat menggunakan sistem e-commerce.
Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh pengguna
internet yang menggunakan forum online, website jual beli, dan pengguna media
sosial yang pernah melakukan transaksi dengan menggunakan e-commerce.
Alasan pengambilan populasi ini adalah karena tingginya pengetahuan serta
adanya pengalaman mengenai penggunaan teknologi internet sebagai sarana jual
beli atau media pemasaran produk. Metode yang digunakan dalam pengambilan
sampel termasuk dalam non probability sampling, yaitu convenience sampling
atau pengambilan sampel mudah.
Dikarenakan tidak adanya jumlah pasti pada populasi seluruh pengguna
internet yang menggunakan forum online, website jual beli, dan pengguna media
sosial yang pernah menggunakan e-commerce, maka untuk penentuan sampel
peneliti berdasar kepada pendapat Sekaran (2006:160) di mana ukuran sampel
lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metoda pengumpulan data
melalui metoda survey. Metoda survei yang dilakukan adalah dengan melakukan
pengumpulan data melalui kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer.
Sedangkan menurut Sekaran (2006:82) kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis
yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam
alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Survey yang disebar merupakan survey
kuesioner elektronik dan disebarkan secara online melalui media Google form dan
disebarkan melalui forum dan media sosial.
Terdapat tujuh konstruk dalam penelitian ini, yaitu persepsi kemudahan,
persepsi kegunaan, persepsi nilai, pengaruh sosial, persepsi risiko, kepercayaan,
dan minat untuk menggunakan. Item-item yang tertera dalam kuesioner penelitian
ini merupakan item-item yang yang merupakan item-item pertanyaan pada
penelitian-penelitian sebelumnya. Konstruk persepsi kemudahan dan kegunaan
mendasar pada penelitian Davis (1989), konstruk persepsi nilai mendasar pada
penelitian Palvia (2009), konstruk pengaruh sosial mendasar pada Venkartesh dan
Davis (2000), Konstruk persepsi risiko dan kepercayaan mendasar pada penelitian
Corbitt et al. (2003), dan konstruk kepercayaan mendasar pada penelitian Godin et
al. (2005).
Cara pengukuran yang dilakukan pada data adalah dengan skala likert,
yaitu dengan memberikan responden dengan sebuah pertanyaan kemudian diminta
menjawab pertanyaan dengan pilihan. Pilihan yang tersedia terdiri dari: Sangat
Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
Masing-masing jawaban ini diberi skor dengan skala 1 sampai 7 di mana skala 1
menyatakan Sangat Tidak Setuju (STS) hingga skala 7 yang menyatakan Sangat
Setuju (SS).
Evaluasi Model
Pada pengujian hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan analisis partial least square (PLS). Jogiyanto dan Abdillah
(2014:11) mengungkapkan bahwa analisis partial least square (PLS) adalah
teknik statistika multivariate yang melakukan perbandingan antara variabel
dependen berganda dan variabel independen berganda. Pengujian yang dilakukan
untuk menguji hipotesis melalui PLS adalah dengan menggunakan Model
Struktural (Outer Model) dengan melakukan Uji Validitas (Validitas Konstruk,
Validitas Konvergen, dan Validitas Diskriminan) dan Uji Reliabilitas (Cronbach’s
alpha dan Composite reliability). kemudian evaluasi Model Struktural (Inner
Model) yang menggunakan R2 dan nilai koefisien path atau t-values tiap path
untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model stuktural.
ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
Seperti yang telah disebutkan di bagian sebelumnya, penelitian ini
menggunakan metode survey dengan menggunakan google form kepada pengguna
forum online dan media sosial, antara lain Kaskus, Indowebster, dan grup Forum
Jual Beli Facebook. Proses survey dilakukan selama kurang lebih satu bulan..
Jumlah sampel dan tingkat pengembalian dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Sampel dan Tingkat Pengembalian
Kuesioner yang diterima 208
Kuesioner yang digugurkan 53
Kuesioner yang digunakan 155
Tingkat pengembalian (respon rate) 100%
Tingkat pengembalian yang digunakan (usable respon rate) 74%
Sumber : Data primer (diolah)
Selanjutnya, gambaran demografi responden yang digunakan pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Demografi Responden
1. Jenis Kelamin Jumlah
Prosentase
Laki-laki 87 56%
Perempuan 68 44%
2. Umur Responden
<17 Tahun 4 3%
17-19 Tahun 20 13%
20-22 Tahun 61 39%
>22 Tahun 70 45%
3. Waktu Pengenalan Internet
SD 45 29%
SMP 76 49%
SMA 29 19%
Perguruan Tinggi 5 3%
4. Pengalaman Bertransaksi
<1 Tahun 40 26%
1-3 Tahun 75 48%
4-6 Tahun 30 19%
>6 Tahun 10 6%
5. Frekuensi Transaksi per Bulan
<3 Kali 122 72%
3-5 Kali 30 19%
6-8 Kali 9 6%
>8 Kali 4 3%
Sumber : Data primer (diolah)
Evaluasi Model Pengukuran
Validitas Konvergen Parameter uji validitas konvergen dapat dilihat dari skor
AVE dan communality, masing-masing harus bernilai di atas 0,5. Dari tabel 3 di
atas dapat dilihat bahwa nilai dari AVE dan communality pada setiap konstruk
variabel bernilai >0,5. Maka berdasarkan hal tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa uji validitas konvergen pada penelitian ini telah terpenuhi.
Validitas Diskriminan Pengujian yang selanjutnya adalah uji validiatas
diskriminan. Untuk pengujian ini, parameter yang diukur adalah dengan
membandingkan akar dari AVE suatu konstruk harus lebih tinggi dibandingkan
korelasi antar variabel laten tersebut, atau dengan melihat skor cross loading.
Untuk nilai cross loading antar variabel adalah bernilai > 0,7. Jika skor loading
antara 0,5 – 0,7, sebaiknya peneliti tidak menghapus indikator yang memiliki skor
laoding tersebut sepanjang skor AVE dan communality indikator tersebut >0,5
(Jogiarto dan Abdillah, 2009). Berdasarkan hal tersebut dan melihat skor loading
di tabel 4 dapat dilihat bahwa skor cross loading antar indikator adalah > 0,7.
Meskipun ada skor loading yang bernilai antara 0,5-0,7, namun indikator tersebut
memiliki skor AVE dan communality >0,5. Maka dapat disimpulkan bahwa uji
validitas diskriminan telah terpenuhi.
Tabel 3
Tabel Algoritma
AVE Composite Reliability
R Square Cronbachs
Alpha Communality Redundancy
PE 0,582691 0,873677 0,820364 0,582692
PU 0,591492 0,875811 0,821352 0,591492
PV 0,582517 0,874374 0,82143 0,582517
SI 0,691901 0,918152 0,888914 0,691901
PR 0,618914 0,889927 0,849027 0,618914
TR 0,742571 0,935097 0,913327 0,742571
IU 0,590144 0,877288 0,618225 0,826098 0,590144 0,143592
Sumber : Data primer (Diolah)
Tabel 4
Tabel Cross Loading
PE PU PV SI PR TR IU
PE1 0,780294 0,474799 0,491258 0,285169 0,289883 0,491574 0,54891
PE2 0,69827 0,51528 0,382684 0,070368 0,326479 0,425236 0,385459
PE3 0,675406 0,376489 0,400664 0,142564 0,140378 0,445014 0,345384
PE4 0,758766 0,650147 0,401385 0,16278 0,222797 0,44414 0,50606
PE5 0,886069 0,697545 0,564689 0,321106 0,387615 0,518225 0,636916
PU1 0,670768 0,805434 0,545239 0,324325 0,241355 0,482197 0,606631
PU2 0,298685 0,524155 0,462118 0,155148 0,502871 0,457394 0,324803
PU3 0,551068 0,753303 0,505459 0,19437 0,258069 0,463503 0,47829
PU4 0,603839 0,843297 0,593403 0,247341 0,359182 0,435064 0,546784
PU5 0,591783 0,869128 0,645654 0,281624 0,26882 0,542117 0,631938
PV1 0,415443 0,509851 0,749305 0,234914 0,399754 0,442161 0,471137
PV2 0,320858 0,483374 0,748398 0,209889 0,287029 0,398804 0,3237
PV3 0,479158 0,613448 0,83174 0,397816 0,413327 0,598139 0,51797
PV4 0,519398 0,487778 0,72145 0,218767 0,300703 0,482078 0,369992
PV5 0,520365 0,618928 0,760754 0,283688 0,354366 0,468444 0,437778
SI1 0,185509 0,225691 0,181446 0,796178 0,134415 0,097911 0,335378
SI2 0,208379 0,198586 0,246998 0,847881 0,231467 0,17937 0,354532
SI3 0,23395 0,257608 0,276972 0,829939 0,220146 0,200291 0,430081
SI4 0,237601 0,314795 0,383332 0,870009 0,173619 0,290761 0,40484
SI5 0,272046 0,32374 0,388776 0,813012 0,138807 0,280939 0,430169
PR1 0,132486 0,231061 0,314507 0,176447 0,768475 0,357713 0,234625
PR2 0,305652 0,288486 0,378286 0,160341 0,84265 0,645577 0,305123
PR3 0,349521 0,403552 0,404664 0,279784 0,821706 0,535425 0,421313
PR4 0,354833 0,344204 0,415215 0,112062 0,798714 0,617702 0,316482
PR5 0,247864 0,210939 0,297822 0,056286 0,693407 0,383305 0,207987
TR1 0,499877 0,469502 0,488124 0,216863 0,635564 0,829223 0,474273
TR2 0,570274 0,52939 0,595784 0,231135 0,590265 0,90905 0,532588
TR3 0,50433 0,553029 0,540144 0,191599 0,539313 0,846414 0,595225
TR4 0,441092 0,460168 0,520333 0,19792 0,533018 0,847255 0,440069
TR5 0,586831 0,603419 0,576412 0,274378 0,561312 0,874421 0,564225
IU1 0,645444 0,741048 0,6298 0,363977 0,394311 0,642251 0,82262
IU2 0,355033 0,342621 0,275624 0,449814 0,200102 0,216806 0,659629
IU3 0,431143 0,360166 0,310209 0,437017 0,403226 0,451239 0,724444
IU4 0,498303 0,559281 0,423217 0,272982 0,251542 0,477793 0,824619
IU5 0,521208 0,544067 0,450859 0,344157 0,247556 0,465452 0,7963
Sumber data : Primer (Diolah)
Reliabilitas
Selanjutnya untuk menguji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s
alpha dan nilai Composite reliability. Untuk nilai Cronbach’s alpha harus >0,6
dan nilai Composite reliability harus 0,7. Berdasakan tabel 4, dapat dilihat bahwa
Cronbach’s alpha telah lebih dari >0,6 dan nilai Composite reliability telah lebih
dari >0,7, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran tersebut telah
reliable.
Model Struktural (Inner model)
Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk
konstruk dependen, nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji
signifikasi antar konstruk dalam model struktural. Nilai koefisien path atau inner
model menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Semakin
tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang
diajukan. Dalam pengukuran pada tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai R2 adalah
0,618225. Artinya variasi perubahan variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independen adalah sekitas 61% sedangkan sisanya dijelaskan oleh
variabel lain di luar model yang diajukan.
Tabel 7
Path Coefficients
Sumber data : Primer (Diolah)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|) Keterangan
PE -> IU 0,229378 0,226272 0,075769 0,075769 3,027334 Didukung
PU -> IU 0,331603 0,333591 0,080554 0,080554 4,116522 Didukung
PV -> IU -0,047642 -0,047335 0,074788 0,074788 0,637026 Ditolak
SI -> IU 0,262285 0,255468 0,084012 0,084012 3,121982 Didukung
PR -> IU -0,009952 0,004037 0,069241 0,069241 0,143725 Ditolak
TR -> IU 0,238057 0,236134 0,079852 0,079852 2,981215 Didukung
1. Hipotesis 1
Hipotesis 1 menyatakan bahwa konstruk persepsi kemudahan (perceived ease
of use) memiliki pengaruh positif dengan minat menggunakan sistem e-commerce.
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai T-Statistics dari konstruk persepsi
kemudahan (perceived ease of use) terdahap minat menggunakan sistem e-
commerce adalah sebesar 3,027334 atau ≥1,64, menunjukkan bahwa persepsi
kemudahan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap minat
menggunakan sistem e-commerce. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
dinyatakan bahwa Hipotesis 1 didukung. Hasil ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pavlou (2003), Faqih (2013), dan Shomad (2013).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, persepsi
kemudahan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap minat
menggunakan sistem e-commerce. E-commerce memiliki kemudahan dalam
penggunaan apabila dibandingkan dengan sistem jual beli konvensional. Persepsi
kemudahan ini juga didukung oleh semakin tingginya kesadaran pengguna sistem
e-commerce tentang pengetahuan terkait teknologi informasi dan internet. Selain
itu, ketersediaan sistem yang diberikan oleh penyedia layanan atau website-
website e-commerce semakin sederhana dan memudahkan konsumen untuk
menggunakannya.
2. Hipotesis 2
Hipotesis 2 menyatakan bahwa konstruk persepsi kegunaan (perceived
usefulness) memiliki pengaruh positif dengan minat menggunakan sistem e-
commerce. Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai T-Statistics dari konstruk
persepsi kegunaan (perceived usefulness) terdahap minat menggunakan sistem e-
commerce adalah sebesar 4,116522 atau ≥1,64, menunjukkan bahwa persepsi
kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap minat
menggunakan sistem e-commerce. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
dinyatakan bahwa Hipotesis 2 didukung. Hasil ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Al-maghrabi et al. (2011), Kesharwani dan Bisht (2012), dan
Ayo et al. (2013).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif antara Persepsi
kegunaan (perceived usefulness) terhadap minat menggunakan sistem e-
commerce. Melalui sistem e-commerce, seorang individu dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas dari transaksi jual-beli. Secara umum dalam
penggunaannya, konsumen dapat mendapatkan produk/jasa yang diinginkan tanpa
harus mengalami banyak kesulitan bila dibandingkan dengan transaksi secara
tradisional. Informasi harga yang jelas juga menjadi salah satu manfaat yang
diperoleh dengan sistem e-commerce, pengguna akan mampu memilah dan
membandingkan harga yang paling murah dari sebuah produk yang sama
sekaligus. Banyaknya manfaat yang diberikan melalui sistem e-commerce akan
mendorong minat dari pengguna untuk menggunakannya secara terus dan
berkelanjutan.
3. Hipotesis 3
Hipotesis 3 menyatakan bahwa konstruk persepsi nilai (perceived value)
memiliki pengaruh positif dengan minat menggunakan sistem e-commerce. Dari
tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai T-Statistics dari konstruk persepsi nilai
(perceived value) terdahap minat menggunakan sistem e-commerce adalah sebesar
0,637026 atau <1,64, menunjukkan bahwa persepsi nilai (perceived value) tidak
memiliki pengaruh terhadap minat menggunakan sistem e-commerce.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dinyatakan bahwa Hipotesis 3 ditolak. Hasil
ini tidak konstisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Gupta dan Kim (2010),
Kamtarin (2012), dan Kim dan Damhost (2012), Namun hasil ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Patterson dan Spreng (1997).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh antara persepsi
nilai (perceived value) terhadap minat menggunakan sistem e-commerce.
Mayoritas responden merasa bahwa masih ada nilai yang didapat melalui sistem
e-commerce belum sepadan dengan upaya yang mereka berikan. Kemudian,
meskipun memiliki kemudahan dan manfaat yang banyak, responden merasa
dalam segi biaya dan waktu mereka tetap mengeluarkan lebih karena adanya biaya
kirim dan waktu tempuh perjalanan yang diperlukan untuk mengirim produk.
Faktor kepuasan yang didapatkan oleh konsumen juga menjadi salah satu
penyebabnya. Terkadang barang yang didapat oleh konsumen tidak sesuai dengan
apa yang diharapkannya karena tidak melihat produk barang secara langsung, hal
ini membuat konsumen merasa apa yang telah dikeluarkannya tidak sesuai dengan
apa yang didapatkannya. Hal ini juga dikarenakan persepsi nilai memiliki
beragamnya arti bagi konsumen. Konsumen memiliki pengalaman yang berbeda-
beda dalam menggunakan e-commerce, nilai yang diterimapun juga beragam.
4. Hipotesis 4
Hipotesis 4 menyatakan bahwa konstruk pengaruh sosial (social influence)
memiliki pengaruh positif dengan minat menggunakan sistem e-commerce. Dari
tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai T-Statistics dari konstruk pengaruh sosial
(social influence) terdahap minat menggunakan sistem e-commerce adalah sebesar
3,121982 atau ≥1,64, menunjukkan pengaruh sosial (social influence)
berpengaruh positif terhadap minat menggunakan sistem e-commerce.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dinyatakan bahwa Hipotesis 4 didukung.
Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kleijnen et al. (2003),
Kim dan Srivastava (2007), dan Kesharwani dan Bisht (2012).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif antara
pengaruh sosial (social influence) terhadap minat menggunakan sistem e-
commerce. Lingkungan memberikan peranan penting kepada seseorang. Dalam
hal ini, minat menggunakan sistem e-commerce individu dipengaruhi oleh
keadaan sekitar. Banyaknya masyarakat yang semakin beralih menggunakan
sistem e-commerce dalam transaksi jual-beli turut mempengaruhi individu-
individu lain untuk mencoba menggunakan sistem ini. Seiring dengan semakin
pesatnya media komunikasi, masyarakat juga mampu dengan mudah
merekomendasikan orang-orang dekatnya dalam menggunakannya. Penelitian ini
menunjukkan banyak para pengguna sistem e-commerce yang mulai
menggunakan sistem ini karena adanya pengaruh dari sekitar, seperti keluarga,
teman, atau kolega. Rekomendasi dari orang-orang terdekat memberikan
kepercayaan dan keyakinan yang sangat kuat untuk mengambil keputusan. Selain
itu, individu juga akan cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh suatu
kelompok masyarakat di sekitarnya. Hal ini mendorong seseorang untuk
menggunakan sistem e-commerce.
5. Hipotesis 5
Hipotesis 5 menyatakan bahwa konstruk persepsi risiko (perceived of risk)
memiliki pengaruh positif dengan minat menggunakan sistem e-commerce. Dari
tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai T-Statistics dari konstruk persepsi risiko
(perceived of risk) terdahap minat menggunakan sistem e-commerce adalah
sebesar 0,143725 atau <1,64, menunjukkan bahwa persepsi risiko (perceived of
risk) tidak memiliki pengaruh terhadap minat menggunakan sistem e-commerce.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dinyatakan bahwa Hipotesis 5 ditolak. Hasil
ini tidak konstisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Pavlou (2003), Shomad
(2013), Kesharwani dan Bisht (2012), dan Firdayanti (2012). Namun konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ullah (2014) dan Saraswati dan Baridwan
(2013).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh antara persepsi
risiko (perceived risk) terhadap minat menggunakan sistem e-commerce. Hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu yang mempengaruhi hal ini adalah
meningkatnya tingkat keamanan dan security yang tinggi yang disediakan oleh
penyedia website e-commerce. Risiko yang dihadapi oleh konsumen saat ini tidak
sebesar yang dihadapi beberapa tahun yang lalu. Sistem reputasi yang disediakan
oleh beberapa website juga membantu menunjukkan kualitas seller yang ada.
Risiko pada dasarnya menurunkan minat penggunaan sebuah sistem, namun
seiring dengan berkembangnya bisnis e-commerce, maka para penyedia layanan
pun turut meningkatkan kualitas layanan mereka dengan meningkatkan sistem
keamanan dalam sistem transaksi. Banyak penyedia layanan menyediakan garansi
maupun jaminan untuk risiko kerugian yang terjadi.
6. Hipotesis 6
Hipotesis 6 menyatakan bahwa konstruk kepercayaan (trust) memiliki
pengaruh positif dengan minat menggunakan sistem e-commerce. Dari tabel 7
dapat dilihat bahwa nilai T-Statistics dari konstruk kepercayaan (trust) terdahap
minat menggunakan sistem e-commerce adalah sebesar 2,981215 atau ≥1,64,
menunjukkan kepercayaan (trust) berpengaruh positif terhadap minat
menggunakan sistem e-commerce. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
dinyatakan bahwa Hipotesis 6 didukung. Hasil ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Corbitt et al (2003), Kamtarin (2012), dan Saraswati dan
Baridwan (2013).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif antara
kepercayaan (trust) terhadap minat menggunakan sistem e-commerce. Konsumen
akan mendapatkan motivasi membeli yang kuat pada website atau seller e-
commerce yang telah dipercaya dan memiliki reputasi yang baik. Saat ini sistem
e-commerce juga didukung oleh meningkatnya sistem keamanan dan sekuriti yang
baik yang disediakan oleh penyedia layanan. Baik data pribadi maupun privasi
konsumen dapat dijaga dengan dengan baik. Sistem reputasi yang disediakan oleh
beberapa website e-commerce juga membantu konsumen untuk melihat seberapa
baik tingkat kepercayaan seller.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini menunjukkan bahwa minat
menggunakan e-commerce ditentukan oleh persepsi kemudahan (perceived ease
of use), persepsi kegunaan (perceived usefulness), pengaruh sosial (social
influence), dan kepercayaan (trust). Dengan adanya kemudahan dalam
penggunaan sistem, maka individu akan semakin berminat menggunakan sistem
e-commerce dalam melakukan transaksi. Persepsi kegunaan (perceived
usefulness) adalah sebuah persepsi yang timbul karena pengguna merasa bahwa
suatu hal memberikan kegunaan dan manfaat dalam meningkatkan kinerjanya,
dengan adanya manfaat yang didapatkan dengan menggunakan e-commerce maka
hal tersebut akan meningkatkan minat dalam menggunakan sistem e-commerce.
Pengaruh sosial (social influence) merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan. Pengaruh sosial dari
lingkungan individu yang mendukung dan merekomendasikan penggunaan sistem
e-commerce akan mendukung minat dari individu dalam menggunakan e-
commerce. Kepercayaan (trust) adalah faktor yang penting dalam hubungan
transaksi karena faktor ini akan menentukan bagaimana keberlanjutan hubungan
antara pembeli dan penjual. Kepercayaan juga dapat menumbuhkan sikap loyal
dari pembeli kepada penjual. Semakin terpercaya suatu penjual atau sistem dalam
website, maka pembeli akan semakin merasa berminat melakukan pembelian.
Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan konstruk persepsi nilai (perceived
value) tidak berpengaruh terhadap minat menggunakan e-commerce. Hasil ini
konsisten dengan penelitian Patterson dan Spreng (1997). Kemudian persepsi
risiko (perceived risk) juga tidak berpengaruh terhadap minat menggunakan e-
commerce. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
Ullah (2014) dan Saraswati dan Baridwan (2013).
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan. Pertama
penelitian ini menggunakan metode survey dengan penyebaran langsung via
google form, tanpa melakukan interview atau wawancara khusus dengan
responden, sehingga peneliti tidak mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan
dan sikap responden terhadap penggunaan sistem e-commerce. Kemudian, topik
dari penelitian ini masih mecakup e-commerce secara umum. Untuk penelitian
selanjutnya, diharapkan adanya fokus pada bidang khusus. Melalui penelitian ini,
diharapkan adanya masukan dan manfaat terhadap bisnis yang menggunakan
sistem e-commerce sebagai salah satu media transaksinya. Penelitian ini juga
memberikan manfaat untuk bidang jual-beli melalui media online secara umum.
Kemudian melalui penelitian ini, penyedia layanan dapat lebih memperhatikan
bagaimana persepsi kemudahan, kegunaan, pengaruh sosial, dan kepercayaan,
sehingga dapat terus mengembangkan layanan transaksi secara online.
DAFTAR PUSTAKA
Achmat, Z. 2010. Theory of Planned Behavior, Masihkan Relevan.
http://zakarija. staff. umm. ac. id/files/20, 10, p.12.
Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behaviour. Organizational Behaviour
and Human Decision Process 50, 179-2011.
Al-Magharibi, T., dan Dennis, C. 2010. Antecedents of continuance intentions
towards e-shopping: the case of Saudi Arabia. Journal of Enterprise
Information Management. Volume 24 No. 1, 2011 pp. 85-111.
Aljazzaf, Z.M., Perry, M., dan Capretz, M.A. 2010. Online trust: Definition and
principles. In Computing in the Global Information Technology (ICCGI),
2010 Fifth International Multi-Conference on (pp. 163-168).
Anonim. 2016. https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo
%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker.
diakses pada 21 Mei 2016.
Anonim. 2016. http://www.money.id/digital/2016-transaksi-ecommerce-di-
indonesia-tembus-rp-68-triliun-160104k.html. diakses pada 17 Mei 2016.
Artha, U. 2011. Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Persepsi
Risiko, Kepercayaan, Inovasi Pribadi, dan Kesesuaian Terhadap Sikap
Penggunaan E-Commerce. Skripsi. Malang: Program Sarjana Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Ayo, C. K., Adewoye, J. O., dan Oni, A. A. 2011. Business-to-consumer e-
commerce in Nigeria: Prospects and challenges. African Journal of Business
Management. Volume 5(13), pp. 5109-5117.
Corbitt, B. J., Thanasankit, T., dan Yi, H. 2003. Trust and e-commerce: a study of
consumer perceptions. Electronic Commerce Research and Applications.
Volume 2 203–215.
Davis, Fred D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly. Volume 13, No. 3
(Sep., 1989), pp. 319-340.
Eva M. S., A. 2007. Persepsi Penggunaan Aplikasi Internet Untuk Pemasaran
Produk Usaha Kecil Menengah. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi 2007 (SNATI 2007). Yogyakarta.
Faqih, K. M. S. 2013. Exploring the Influence of Perceived Risk and Internet Self-
efficacy on Consumer Online Shopping Intentions: Perspective of
Technology Acceptance Model. International Management Review. Volume
9 No. 1 2013.
Fernández, R. S. dan Iniesta-Bonillo, M.A. 2007. The concept of perceived value:
a systematic review of the research. Marketing Theory 2007. Volume 7(4):
427–451.
Firdayanti, R. 2012. Persepsi Risiko melakukan e-commerce dengan kepercayaan
konsumen dalam membeli produk fashion online. Journal of Social and
Industrial Psychology JSIP 1 (1) (2012).
Godin, G., Conner, M. dan Sheeran, P. 2005. Bridging the intention–behaviour
‘gap’: The role of moral norm. British Journal of Social Psychology (2005).
Volume 44, 497–512.
Gupta, S. dan Kim, H. 2010. Value-Driven Internet Shopping: The Mental
Accounting Theory Perspective. Psychology & Marketing. Vol. 27(1): 13–
35.
Hall. J. A. 2009. Sistem Informasi Akuntansi Edisi Keempat. Jakarta : Salemba
Empat.
Hsu, C., dan Lin, J. C. 2007. Acceptance of blog usage: The roles of technology
acceptance, social influence and knowledge sharing motivation. Information
& Management. Volume 45 (2008) 65–74.
Im, I., Kim, Y., dan Han, H.J., 2008. The effects of perceived risk and technology
type on users’ acceptance of technologies. Information & Management,
45(1), pp.1-9.
Irmawati, D. 2011. Pemanfaatan e-commerce dalam Dunia Bisnis. Jurnal Ilmiah
Orasi Bisnis. Edisi Ke-VI.
Jogiyanto dan Abdillah, W. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS untuk penelitian
Empiris. Yogyakarta : Andi Offset.
Kamtarin, M. 2012. The Effect of Electronic word of mouth, trust and perceived
value on behavioural intention from the perspective of consumers.
International Journal of Academic Research in Economics and
Management Sciences. Volume 1, No. 4.
Kadir, A. 2014. Pengenalan Sistem Informasi, Edisi Revisi. Yogyakarta : Penerbit
Andi.
Kesharwani, A., Bisht, S. 2012. The Impact of trust and perceived risk on internet
banking adoption in India : An extension of technology acceptance model.
International Journal of Bank Marketing. Volume 30 Issue: 4.
Kim, D. J., Ferrin, D. L., Rao, H. G. 2008. A Trust-Based Consumer Decision
Model in Electronic Commerce: The Role of Trust, Risk, and Their
Antecedents. Decision Support Systems. Volume 44(2) , 544.
Kim, J. dan Damhost, M. L. 2010. Perceived Service Quality, Perceived Value,
Satisfaction, and Behavioral Intentions Effects of Level of Internet Retailer's
Service Quality on Perceived Apparel Quality Toward an Internet Retailer.
Clothing and Textiles Research Journal. 28: 56
Kim, Y.A., Srivastava, J. 2007. Impact of Social Influence in E-Commerce
Decision Making. Proceedings of the ninth international conference on
Electronic commerce. ACM, 2007. p. 293-302.
Kini, A, dan Choobineh, J. 1998. Trust in Electronic Commerce: Definition and
Theoretical Considerations. Proceedings of the Thirty-First Hawaii
International Conference on. Volume 4. IEEE, 1998.
Kleijnen, M., Wetzels, M., dan Ruyter K. 2003. Consumer acceptance of wireless
finance. Journal of Financial Services Marketing. Volume 8, 3 206–217.
Kwahk, K. dan Ge, X. 2012. The Effects of Social Media on E-commerce: A
Perspective of Social Impact Theory. 45th Hawaii International Conference
on. IEEE, 2012. p. 1814-1823.
Laundon, K.C. and Trever, C. G. 2013. E-commerce 2013 Business Technology
Society Ninth Edition. Edinburgh : Pearson Education Limited.
Liao, C., Lin, H.N. and Liu, Y.P. 2010. Predicting the use of pirated software: A
contingency model integrating perceived risk with the theory of planned
behavior. Journal of Business Ethics, 91(2), pp.237-252.
McDougall, G.H.G., Levesque, T. 2000. Customer satisfaction with services:
putting perceived value into the equation. Journal of Service and Marketing.
Volume. 14 NO. 5 2000, pp. 392-410.
Moorman, C., Deshpandé, R., dan Zaltman, G. 1993. Factors Affecting Trust in
Market Research Relationships. Journal of Marketing, Volume 57, No. 1
(Jan., 1993), pp. 81-101
Palvia, P. 2009.The role of trust in e-commerce relational exchange: A unified
model. Information & Management. Volume 46, 213-220.
Pavlou, Paul A. 2003. Consumer Acceptance of Electronic Commerce:Integrating
Trust and Risk with the Technology Acceptance Model. International
Journal of Electronic Commerce / Spring 2003. Volume 7, No. 3, pp. 69–
103.
Patterson, P. G. dan Spreng, Richard A. 1997. Modelling the relationship between
perceived value, satisfaction and repurchase intentions in a business-
tobusiness, services context: an empirical examination. International
Journal of ServiceIndustry Management. Vol. 8 No. 5, 1997, pp. 414-434.
Rofiq, A. 2007. Pengaruh Dimensi Kepercayaan (trust) terhadap partisipasi
Pelanggan E-commerce. Tesis. Malang: Program Sarjana Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Santosa, Setyarini. 2004. Electronic commerce: Tantangan kompetensi akuntan
dalam menghadapi isu internal kontrol. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 4: 1
(2004): pp-36.
Santoso, B. 2012. Pengaruh Perceived Usefulness, Perceived ease of use dan
Perceived enjoyment terhadap Penerimaan Teknologi Informasi (Studi
Empiris di Kabupaten Sragen). Jurnal Studi Akuntansi Indonesia (2012): 1-
15
Saraswati, P., dan Baridwan, Z. 2012. Penerimaan sistem e-commerce : pengaruh
kepercayaan, persepsi manfaat, dan persepsi risiko. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB, 1(2).
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian untuk Bisnis Buku 1 Edisi 4. Jakarta :
Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian untuk Bisnis Buku 2 Edisi 4. Jakarta :
Salemba Empat.
Shomad, A. C. 2013. Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Kegunaan, Persepsi
Kemudahan, dan Persepsi Risiko Terhadap Perilaku Penggunaan E-
Commerce. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 1(2).
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi Edisi 13. Bandung : Alfabeta.
Turel, O., Serenko, A. Bontis, N. 2007. User acceptance of wireless short
messaging services: Deconstructing perceived value. Information &
Management. 44 (2007) 63–73.
Turner, M., Kitchenham, B., Brereton, P., Charters, S. dan Budgen, D. 2010. Does
the technology acceptance model predict actual use? A systematic literature
review. Information and Software Technology, 52(5), pp.463-479.
Ullah, I. A. 2014. Analisis Kepercayaan Konsumen dan Risiko e-commerce
terhadap Keputusan Pembelian secara Elektronik (surbei pada komunitas
Kaskus Regional Solo). Dissertasi. Surakarta: Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah.
Venkartesh, V. dan Davis, F.D. 2000. A Theoretical Extension of the Technology
Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies. Management Science.
Volume 46, No. 2.
Wahana. 2001. Apa dan Bagaimana E-commerce Edisi Pertama. Yogyakarta :
Andi Offset.
Wibowo, Arief. 2008. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi
Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Jakarta :
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas
Budi Luhur.
Zwass, V. 1996. Electronic Commerce: Structures and Issues. International
Journal of Electronic Commerce. Volume 1, Number 1, Fall, 1996, pp. 3 –
23.