PROSES REBRANDING MAJALAH WARTA PENGAWASAN BADAN...

15
PROSES REBRANDING MAJALAH WARTA PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) Aulia Minda Wardhani DIII Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta Email: [email protected] ABSTRACT The current government agency magazine continues to grow, one of which is the WP magazine which is managed by Bpkp public relations. Warta Pengawasan magazine is an internal magazine that is submitted to BPKP employees as well as external magazines because it is also delivered to the Ministry of Defense. Traffic regional government inspectorate incorporated in the APIP. This Reasearch takes theory from Muzellec, Laurent, Lambkin & Doogan in 2003. From journal “Corporate Rebranding An Exploratory Review. IrishMuzellec dkk (2003) claim that process rebranding consist from four stages Repositioning, Renaming, Redesign dan Relaunch. This study aims to review the rebranding process of the Warta Pengawasan Magazine Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) (BPKP). This research was conducted using qualitative research methods. Based on the results of the study, the reason for the BPKP's Internal Public Relations rebranding the surveillance news magazine was because the BPKP internal

Transcript of PROSES REBRANDING MAJALAH WARTA PENGAWASAN BADAN...

PROSES REBRANDING MAJALAH WARTA PENGAWASAN BADAN

PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP)

Aulia Minda Wardhani

DIII Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRACT

The current government agency magazine continues to grow, one of which is

the WP magazine which is managed by Bpkp public relations. Warta Pengawasan

magazine is an internal magazine that is submitted to BPKP employees as well as

external magazines because it is also delivered to the Ministry of Defense. Traffic

regional government inspectorate incorporated in the APIP.

This Reasearch takes theory from Muzellec, Laurent, Lambkin & Doogan in

2003. From journal “Corporate Rebranding – An Exploratory Review. Irish” Muzellec

dkk (2003) claim that process rebranding consist from four stages Repositioning,

Renaming, Redesign dan Relaunch.

This study aims to review the rebranding process of the Warta Pengawasan

Magazine Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) (BPKP). This

research was conducted using qualitative research methods.

Based on the results of the study, the reason for the BPKP's Internal Public

Relations rebranding the surveillance news magazine was because the BPKP internal

public relations rebranding felt that the surveillance news magazine needed to be

changed. Start and display, design, and contents of the magazine itself are adjusted

by millennial times but do not eliminate the main characteristics of the magazine,

namely as a scientific monitoring magazine related to accounting, economics or

government management in an easily understood language.

This is quite effective in attracting the attention of readers of the surveillance

news magazine as Supervision Magazine as one of the media for BPKP

communication activities that seeks to be a bridge of communication between

management and employees. Warta Pengawasan magazine functions as a corporate

information media and means for management to know what is needed, questions and

criticism from employees regarding the BPKP Supervision News Magazine also

functions as external media delivered to all ministry institution etades for education

and BPKP reputation building.

Key Words : Rebranding Process, Internal Magazine, Badan Pengawasan Keuangan

Dan Pembangunan (BPKP).

ABSTRAK

Majalah instansi pemerintah saat ini terus berkembang, salah satunya majalah

WP yg dikelola humas BPKP. Majalah Warta Pengawasan merupakan majalah

internal yang disampaikan ke pegawai BPKP sekaligus majalah eksternal karena

disampaikan juga ke inspektorat Kementerian/lembaga/ pemda yang tergabung

dalam APIP.

Penelitian ini mengambil teori dari Muzellec, Laurent, Lambkin & Doogan. Pada

tahun 2003. Di dalam jurnal yang berjudul “Corporate Rebranding – An Exploratory

Review. Irish” Muzellec dkk (2003) menyatakan bahwa proses rebranding terdiri dari

empat tahapan yaitu Repositioning, Renaming, Redesign dan Relaunch.

Penelitian ini bertujuan mengkaji proses rebranding Majalah Warta

Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP). Penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode penelitian kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian, alasan Humas Internal BPKP melakukan

rebranding majalah warta pengawasan karena di perlukannya rebranding. Humas

internal BPKP merasa bahwa majalah warta pengawasan perlu ada yang di rubah.

Mulai dari tampilan, desain, maupun isi dari majalah itu sendiri yang disesuaikan oleh

zaman millenial tetapi tidak menghilangkan ciri utama majalah yaitu sebagai majalah

pengawasan yang sifatnya ilmiah terkait dengan ilmu akutansi, ekonomi ataupun

manajemen pemerintahan dengan bahasa yang mudah dipahami.

Majalah Warta Pengawasan sebagai salah satu media kegiatan komunikasi

BPKP yang berupaya sebagai jembatan komunikasi antara pihak manajemen dengan

karyawan. Majalah Warta Pengawasan berfungsi sebagaimedia informasi

perusahaan serta sarana bagi pihak manajemen dalam mengetahui apa yang

dibutuhkan, pertanyaan dan kritik dari karyawan mengenai BPKP. Majalah Warta

Pengawasan juga berfungsi sebagai media eksternal yang disampaikan ke seluruh

kementerian/lembaga untuk upaya edukasi dan pembentukan reputasi BPKP.

Kata Kunci : Proses Rebranding, Majalah Internal, Badan Pengawasan Keuangan

Dan Pembangunan (BPKP).

PENDAHULUAN

Berkembangnya sebuah lembaga atau organisasi sebagian besar ditentukan

oleh keberhasilan lembaga atau organisasi tersebut dalam melakukan komunikasi.

Komunikasi merupakan unsur pokok yang sangat penting dilakukan dalam suatu

lembaga atau organisasi. Salah satu komunikasi yang harus diperhatikan dalam

suatu lembaga adalah komunikasi internal. Faktor yang dapat mempengaruhi

komunikasi internal adalah latar belakang karyawan. Faktor ini menentukan

bagaimana cara berkomunikasi yang sesuai sehingga maksud dan tujuan tercapai.

Seorang praktisi humas harus mampu menjembatani komunikasi antara

manajemen dan karyawan. Karena program memegang hubungan karyawan

diharapkan akan mengarah pada hasil positif yang karyawan merasa dihargai dan

dirawat oleh perusahaan. Sehingga tercipta rasa memiliki (sense of belonging),

motivasi, kreativitas dan ingin mencapai performa maksimal.1

Humas internal memanfaatkan media internal perusahaan ke dalam bentuk

majalah internal. Majalah internal merupakan majalah yang diterbitkan untuk kalangan

internal suatu organisasi/perusahan dan idealnya dicetak secara berkala. Dengan

adanya majalah internal, maka suatu akan terlihat bagaimana caranya suatu

organisasi dapat menciptakan dan memanfaatkan media sendiri, bukan hanya media

umum yang biasa dipakai untuk menjangkau khalayak komersial. Hal tersebut hanya

bisa terimplementasi dengan baik apabila humas internal mampu menyelenggarakan

komunikasi yang bersifat persuasive dan informatif.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, atau yang disingkat BPKP,

adalah lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang melaksanakan tugas

1 https://www.dosenpendidikan.com/pengertian-eksternal-public-relations-dan-internal-public-relations-lengkap/#! Diakses pada 27 Mei 2019 pukul 20.30 WIB

pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang berupa

Audit, Konsultasi, Asistensi, Evaluasi,

Dalam membangun komunikasi internal yang baik di dalam suatu perusahaan,

humas internal BPKP berupaya mengelola majalah internal “Warta Pengawasan”.

Merupakan salah satu peranan humas internal BPKP dalam mengelola Majalah Warta

Pengawasan. BPKP memiliki beberapa wahana media internal, namun yang menjadi

fokus utama disini adalah Majalah Warta Pengawasan. Majalah Warta Pengawasan

yang dikemas secara khusus oleh humas internal. Majalah Warta Pengawasan dilihat

dari proses pembuatannya dikelola dengan serius oleh pihak humas internal yang

diberi tanggung jawab mengelola media ini.

Majalah Warta Pengawasan sebelumnya monoton, kaku, dan kurang menarik

untuk di baca kemudian di re-branding oleh humas BPKP agar lebih modern dan

menarik di baca oleh warga BPKP. Sebelum di re-branding, Majalah Warta

Pengawasan hanya membahas seputar pengawasan keuangan. Kegiatan re-

branding tersebut meliputi desain cover majalah yang menarik, penggunaan kertas

dengan kualitas yang bagus, desain layout yang lebih variatif, bahasa penulisannya

di buat lebih ringan mudah di pahami dan kekinian sesuai dengan zaman milenial saat

ini, menggunakan lebih banyak penggunaan gambar dari pada penggunaan tulisan,

infografis dan pilihan rubrik yang menarik yang membangun minat pembaca Majalah

Warta Pengawasan. Perubahan di dalam re-branding Majalah Warta Pengawasan ini

cukup signifikan. Majalah Warta Pengawasan setelah di re-branding ini disesuaikan

dengan konsep majalah modern saat ini.

Fandy Tjiptono menyatakan bahwa salah satu strategi manajemen perusahaan

agar dapat tetap bertahan saat ini ialah dengan melakukan perubahan atau dalam hal

ini dimaksud rebranding.2

Alasan dilakukannya rebranding pada Majalah Warta Pengawasan adalah

berikut sesuai kutipan wawancara dengan pegawai bagian humas BPKP, Dian

Setyawati:

“Majalah Warta Pengawasan sudah dikelola sejak lama, dari tahun 2004 dalam

perjalanannya sudah mengalami beberapa perubahan. Di tahun 2010 design

cover lebih menarik, penggunaan kertas lebih modern, design layout lebih

menarik. Di tahun 2018 rebranding majalah ini lebih signifikan perubahannya.

Penyesuaian majalah benar-benar di seperti konsep majalah modern saat ini.

Desain lebih menarik dan lebih banyak penggunaan gambar, infografis,

permainan warna dan dengan teks yang lebih sedikit. Bahasa penulisannya

juga di buat lebih ringan, mudah di pahami dan kekinian di seusaikan

pembacanya yaitu generasi milenial.”3

MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

Bagaimana proses pengolaan rebranding Majalah “Warta Pengawasan” di dalam

organisasi pemerintahan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Bulan Mei 2019?

2 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Jakarta: Andi Publisher,2008, hlm 373

3 Hasil wawancara dengan Ibu Dian Setyawati selaku pegawai humas BPKP

TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses rebranding

Majalah “Warta Pengawasan” di dalam organisasi pemerintahan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

MANFAAT

Penulis melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Secara Akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

dan menambah pengetahuan di dalam studi komunikasi mengenai cara

pengolaan rebranding Majalah Internal di dalam sebuah lembaga

pemerintahan untuk melengkapi penelitian terdahulu di D-III Hubungan

masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.

2. Secara Praktisi Hasil penelitian ini dapat bermanfaat menjadi bahan penelitian

yang objektif untuk organisasi pemerintahan Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan (BPKP).

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Penelitian dengan metode kulitatif, seorang peneliti menjadi instrumen kunci. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi, peneliti terkibat

sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang menjadi subjek penelitian dan

sumber informasi penelitian.

Peneliti akan memaparkan mengenai metode yang digunakan pada penelitian

ini. Penelitian ini merupakan riset Deskriptif karena yang diuji merupakan informan

penelitian melalui pegawai BPKP yang mengelola Majalah Warta Pengawasan dan

pegawai BPKP yang menggunakan Majalah Warta Pengawasan sebagai komunikasi

internal organisasi . Metode penelitian ini menggunakan metode wawancara dan

hanya melalukan sekali wawancara.

Dalam penelitian Kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting

(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih

banyak wawancara mendalam (in depth interview).4 Dalam penelitian ini penulis

menggunakan tiga cara dalam pengumpulan data yaitu teknik wawancara, teknik

observasi dan teknik dokumentasi.

Peneliti menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan dan

menggambarkan bagaimana pengelolaan re-branding majalah Warta Pengawasan di

dalam bagaimana pengolaan rebranding Majalah “Warta Pengawasan” di dalam

organisasi pemerintahan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap

proses rebranding majalah BPKP yang dilakukan humas internal BPKP. Dengan

teknik Dokumtasi peneliti berusaha memperoleh data atau informasi dengan cara

menggali dan mempelajar dokumen-dokumen, arsip dan catatan yang berhubungan

dengan penelitian proses rebranding majalah warta pengawasan ini.

Dan penulis juga memakai Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan

apakah penulisan yang dilakukan benar-benar merupakan penulisan ilmiah sekaligus

untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penulisan kualitatif

meliputi uji kredibilitas, pengujian transferability, pengujian dependability, dan

pengujian confirmability. Kriteria teknik keabsahan yang digunakan adalah uji

kredibilitas, yang dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti perpanjangan

4 Ibid Suyanto: Hlm 224-225

pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif,

menggunakan bahan referensi.

Penulis juga menggunakan teknik purposive untuk menentukan dua pihak (key

informan dan informan) yang mampu memberikan informasi terkait data-data yang

dibutuhkan oleh penulis. Key informan tersebut adalah praktisi humas BPKP Betrika

Oktaresa yaitu selaku Kepala subbagian Hubungan Masyarakat, yang terjun langsung

dalam proses rebranding Majalah Warta pengawasan. Sedangkan informan yang

penulis gunakan adalah Staff Humas BPKP yaitu Dian Setyawati yang melakukan

kegiatan proses rebranding Majalah warta Pengawasan tersebut di Humas BPKP.

PEMBAHASAN

Di dalam pembahasan penulis menjelaskan bagaimana proses rebranding Majalah

Warta Pengawasan yaitu :

Dimulai dari dibentuknya tim kecil di dalam humas BPKP. Tim kecil terdiri dari

pegawai humas BPKP yang menangani Majalah Warta Pengawasan dari dulu. Tim

kecil ini bertugas untuk mengidentifikasi dan mencari referensi dari contoh majalah-

majalah pemerintahan yang bagus dan yang menang di dalam perlombaan majalah-

majalah pemerintahan utuk menjadi tolak ukur sudah sejauh apa dan harusnya

majalah internal yang menarik itu seperti apa. Mereka menganalisis dan

membandingkan mulai dari layout, rubrik, sampul, kertas, dan artikel dari majalah

pemerintahan lain. Dari referensi tersbut akan timbul ide-ide untuk mengubah majalah

warta pengawasan agar lebih menarik lagi.

Dari referensi yang mereka analisis di cocokan dengan perencanaan

rebranding Majalah Warta Pengawasan dan juga konsep dari identitas BPKP. Lalu

ketika sudah di analisis dalam tim kecil tersebut, di presentasikan kepada seluruh

pegawai humas BPKP dan juga mengundang orang luar untuk memberikan

pandangannya atas ide rebranding ini. Di bentuk rapat dan ketika ada masukan-

masukan yang cocok dari rapat tersebut diajukan ke kepala biro sebagai penanggung

jawab. Juru bicara BPKP yaitu pak Maliki memberikan eselon bahwa rebranding ini

sudah sesuai dari perspektif reputasi organisasi. Lalu meminta persetujuan atasan

BPKP diterima atau tidaknya ide rebranding ini.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Muzellec dkk (2003)

yang menyatakan bahwa proses rebranding terdiri dari empat tahapan, yaitu

repositioning, renaming, redesigning, dan relaunching. Repositioning dibutuhkan

ketika keputusan untuk membuat posisi baru di benak konsumen dan benak para

stakeholder. Renaming menjadi tahapan di mana nama baru menjadi media

mengirimkan sinyal kuat kepada seluruh stakeholder bahwa perusahaan atau brand

melakukan perubahan strategi, perubahan fokus, atau perubahan struktur

kepemilikan. Tahap selanjutnya, redesign, difokuskan pada perubahan estetika brand

dan elemen tangible seperti logo, jingle, iklan, atau elemen visual lain yang

mencitrakan posisi brand. Dan tahapan terakhir, relaunch, akan menentukan

bagaimana stakeholder melihat brand baru yang akan diperkenalkan.5

Keputusan rebranding majalah Warta Pengawasan merupakan hasil dari rapat

berkelanjutan yang dilakukan oleh humas internal BPKP dan di setujui oleh kepala

BPKP . Dimana dalam rapat tersebut memuat empat tahap proses rebranding yang

dikemukakan oleh Laurenz Muzzelec.

a. Tahap Repositioning

Strategi pertama yang dilakukan oleh humas internal BPKP yaitu agar

pembaca di era milenial sekarang tertarik membaca Majalah Warta Pengawasan.

5 Ibid, Hanum Sofia Nur Merjanti, hlm 12

Selain itu, tujuan utama diadakannya rebranding majalah warta pengawasan ini untuk

menjaga dan meningkatkan para pembaca Majalah Warta Pengawasan. Dan untuk

memperbaiki tampilan dari Majalah Warta Pengawasan itu sendiri. Agar menarik

dibaca untuk generasi millenial saat ini.

Selain target rebranding majalah ini anak millenial. Majalah ini juga di harapkan

dapat menarik bagi CPNS baru kaum millenial untuk dibaca. Karena isi dari dalam

majalah ini sangat bermanfaat bagi CPNS yang baru. Adanya informasi tentang

pengawasan dan keuangan di dalam lembaga pemerintahan sangat penting dibaca

untuk CPNS.

Proses rebranding majalah warta pengawasan ini juga lebih ke mengikuti dan

menyesuaikan perubahan jaman. Target utama dalam rebranding majalah warta

pengawasan tampilannya tidak terlalu kaku karena dari tahun-ketahun seperti itu dan

ingin merubahnya.

b. Tahap Renaming

Nama adalah indikator inti dalam sebuah brand. Dimana nama brand menjadi

tempat kesadaran dan komunikasi perusahaan kepada para pelanggan, pesaing, dan

pemangku kepentingan lainnya. Kapferer dalam Muzzelec, dkk. 2004 menyiratkan

bahwa sebuah nama mendefinisikan dan mewakili identitas produk dan citra

perusahaan. Mengingat pentingnya nama pada sebuah brand. Di dalam proses

rebranding yang dilakukan humas bpkp terhadap majalah warta pengawasan ini tidak

ada pergantian nama terhadap majalah warta pengawasan. Sebab diberikan nama

Majalah “Warta Pengawasan” karena target sasaran pembaca majalah ini bukan

hanya dari kalangan internal BPKP. Humas BPKP ingin majalah ini bermanfaat bagi

aparat pengawasan intern pemerintah baik di kemeterian, lembaga maupun daerah.

c. Tahap Redesign

Di tahun 2010 tidak ada perubahan yang signifikan, dengan perubahan layout,

rubriknya kemudian, pengunaan kualitas kertas, warna dulu karena terbatas anggaran

tidak semua halaman berwarna. Walaupun begitu dari tahun 2010 itu, kita sudah full

colour, design cover lebih menarik, penggunaan foto-foto lumayan banyak.

Rebranding yang dilakukan oleh tim rebranding dari segi rubriknya.

Menyeimbangkan antara artikel yang serius dengan artikel yang humanis. Di dalam

majalah Warta Pengawasan seteh di rebranding ini ada rubrik movie review, book

review, ada beauty of indonesia tentang kindahan alam.

Strategi dalam proses rebranding tersebut mendapat apresiasi positif dari

pembaca majalah warta pengawasan karena dinilai lebih menarik. Mungkin dulu

sebagian besar berisi wawancara dengan tokoh-tokoh pemerintahan maupun

kalangan legislatif atau penegak umum atau akademisi. Namun sekarang porsi

wawancara itu lebih dibatasi. Digantikan oleh banyak artikel-artikel yang sesuai

perkembangan dunia akuntansi, dunia keuangan saat ini dan juga rubrik-rubrik

penyeimbang.

d. Tahap Relaunching

Dari hasil observasi peneliti, proses relaunching majalah warta pengawasan

tidak dipublikasikan secara cetak atau acara seperti yang dijelaskan di atas. Alasan

utamanya karena memang untuk produk-produk kehumasan selama ini tidak pernah

ada acara khusus seperti relaunching. Termasuk produk baru baru sekalipun. Akan

tetapi, proses relaunching majalah warta pengawasan dipublikasikan lewat media

sosial khususnya media sosial instagram official BPKP yaitu @bpkp_id.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, alasan Humas Internal BPKP melakukan

rebranding majalah warta pengawasan karena di perlukannya rebranding. Humas

internal BPKP merasa bahwa majalah warta pengawasan perlu ada yang di rubah.

Mulai dari tampilan, desain, maupun isi dari majalah itu sendiri yang disesuaikan oleh

zaman millenial tetapi tidak menghilangkan ciri utama majalah yaitu sebagai majalah

pengawasan yang sifatnya ilmiah terkait dengan ilmu akutansi, ekonomi ataupun

manajemen pemerintahan dengan bahasa yang mudah dipahami.

Rebranding Majalah warta pengawasan memuat tiga tahap proses rebranding

yaitu repositioning, redesign, dan relaunching. Pada tahap repositioning, humas

internal BPKP mengubah konsep majalah internal pemerintahan yang kaku dan baku

menjadi majalah yang menampilkan bacaan yang enak di baca dan menarik. Bahasa

penulisannya di buat lebih ringan, mudah di pahami dan kekinian mengikuti perubahan

jaman yang di seusaikan pembacanya yaitu generasi milenial. Ditahap redesign

proses rebranding majalah warta pengawasan dimulai dari mendesain sampul, rubrik,

layout dan juga artikel menjadi lebih menarik untuk di baca. Tahap relaunching humas

internal BPKP memanfaatkan media sosial instagram mereka yaitu @bpkp_id. Hal ini

terbilang cukup efektif untuk menarik perhatian pembaca majalah warta pengawasan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku.

Afrizal, (2017), Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, Depok: Rajawali Pers.

Amie Priami, (2014), Introducing Public Relations, Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia.

Asfi Manzilati, (2017), Metodologi Penelitian Kualitatif : paradigma, Metode, Dan

Aplikasi, Malang: Universitas Brawijaya Press.

Ansory Wiranata , (2014) Lia Yuldinawati ST, Pengaruh Rebranding Trhadap Loyalitas

Konsumen (Studi Kasus Fourspeed Nomad Di Kota Bandung (2014), Bandung:

Universitas Telkom.

Elvinaro Ardianto, (2011) Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif Dan

Kualitatif, Jakarta: Simbiosa Rekatama Media.

Fandy Tjiptono, (2018) Strategi Pemasaran, Jakarta: Andi Publisher

Jozef Raco, (2010) Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Grasindo

Mahi M Hikmat, (2011) Metode Penelitian Dalam Perspektif Komunikasi dan Sastra,

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kotler dan Keller, (2009) Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13, Jakarta:

Erlangga.

Onong Uchana Effendy, (2009) Human Relations Dan Public Relations, Bandung CV.

MandarMaju.

Prayudi, (2011) Public Relations Strategic,Komunikasi UPN Press, Yogyakarta.

Siregar&Pasaribu, (2000) BagaimanaMengelola Media Korporasi-Organisasi,

Kanisius, Yogyakarta.

Rosady Ruslan SH, (2006) Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rukaesih dan Ucu Cahyana, (2015) Metodologi Penelitian Pendidikan, Depok: PT

Rajagrafindo Persada.

Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, (2017) Dasar-Dasar Public Relations, Bandung.

PT. Remaja Rosdakarya.

Sopian, (2006) Public Relations Writing Konsep, Teori, Praktik, Jakarta: PT. Grasindo.

Suwatno, (2018) Pengantar Public Relations Kontemporer, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Suyanto, (2005) Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Premada Media.

Syofian Siregar, (2010) Statistika Deskriptif untuk Penelitian, Depok: PT Raja Grafindo

Persada.

Tohirin, (2016) Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan

Konseling, Pendekatan Praktisi Untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi Dengan

Contoh Transkip Hasil Wawancara Serta Model Penyajian Data, Jakarra:

Rajawali Pers.

Jurnal.

Dian Setyawati, 2016, Jurnal Pengaruh Majalah Ilmiah Kampus Pengawasan

Terhadap Pengehtahuan, Sikap APIP Tentang Fraud, Dan Citra

PUSDIKLATWAS BPKP, Bogor: Institut

Dwi Anggraeni, 2017, Hubungan Antara Aktivitas Membaca Majalah Internal Dan

Sense Of Belonging Anggota Organisasi, Bandar Lampung:Universitas

Lampung, 2017, hlm 1

Fadhila Auliya Widiaputri dan Siti Karlinah, Jurnal Rebranding Majalah Konvensional

Gogirl! Menjadi Media Hibrida Playzine Dan Perubahan Manajemen Redaksi

Program Studi Jurnalistik, Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas

Padjajaran, 2019.

Juntunen M, Corporate Rebranding Process in Small Companies : A Multiple Case

study from the B2B Software Industry, Acta Univ Oulu, 2011.

Masruroh, Tesis Analisis Baranding dalam Upaya Pengembangan Destinasi Wisata

Religi Sunan Drajat Surabaya: Universitas Islam Sunan Ampel, 2018.

Muzellec, Laurent, Lambkin & Doogan, Jurnal Corporate Rebranding – An Exploratory

Review. Irish Marketing Review, 2003

Wina Puspita Sari, Indikator Keberhasilan Pelaksanaan Program Corporate Social

Responsibility PT. Fortune Indonesia Tbk. (FORU) (Survei Deskriptif : Program

Pembangunan Sanggar Fortune Dalam Upaya Meningkatkan Kesadaran

Masyarakat Mengenai Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini di Jakarta Selatan,

Tahun 2015), 3(1):5

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/communicology/article/view/90/115

https://doi.org/10.21009/communicology.031.05 Diakses pada 25 Juni 2019

pukul 20.22 WIB