RFID dalam SCM

16
Edisi Mei-Agustus 2009 RFID dalam Supply Chain From Kalimantan to Surabaya for : “Introducing Supply Chain Management” Kunjungan Industri: PT. Nippon Indosari Corpindo Teknologi 3G untuk Supply Chain

description

RFID dalam SCM

Transcript of RFID dalam SCM

Page 1: RFID dalam SCM

Edisi Mei-Agustus 2009

RFID dalam Supply Chain

From Kalimantan to Surabaya for :“Introducing Supply Chain Management”

Kunjungan Industri:PT. Nippon Indosari Corpindo

Teknologi 3G untuk Supply Chain

Page 2: RFID dalam SCM

Pembaca yang terhormat,

Berjumpa kembali dengan Newsletter edisi ke-6, persembahandari Laboratorium Logistics & Supply Chain Management (LSCM)Jurusan Teknik Industri. Kali ini kami membahas tentang TeknologiInformasi dalam Kami memberikan beberapa review jurnaltentang penelitian di bidang ini. Selain itu, terdapat pula artikel tentangimplementasi Teknologi Informasi dalam rantai pasok disertai inovasiyang mungkin saja untuk diimplementasikan sebagai dalamrantai pasok.

Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangundari para pembaca sekalian untuk memperbaiki kualitas ini.Selain itu, kami juga mengharapkan partisipasi pembaca sekalian untukmemberikan sumbangsih melalui karya tulis ataupun informasi mengenaiisu-isu terbaru seputar Logistik dan SCM, sehingga dapat memperkaya

dari ini ke depannya.

Selamat menikmati sajian ini, dan mudah-mudahandapat menjadi media untuk kita semua.

Redaksi

Supply Chain.

enabler

newsletter

content newsletter

newslettersharing knowledge

DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab :

Pimpinan Redaksi :

Wakil Pimpinan Redaksi :

Redaktur Pelaksana :

Pelaksana Teknis :

Penyunting & Tata Letak :

Alamat Redaksi :

Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT

Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D

Dr.Eng.,Ir. Ahmad Rusdiansyah M.Eng.

Widha Kusuma Ningdyah, STRatih Ardiasari, ST

Fitri Karunia Rani, STIrwan Setyawan, STIndah Baroroh, ST

Deni IrawanIlsan Nur PutraAgung Puguh R

Ni Putu Ayu Nariswari

Hendriyono RachmanSudiana Wirasambada

Gedung Teknik Industri - ITSSukolilo, SurabayaTelp : 031-5939361

(Ketua Jurusan Teknik Industri ITS)

e-mail : [email protected]

SALAM REDAKSI

Redaksional

Edisi keenam, Mei 2009

Page 3: RFID dalam SCM

Daftar Pustaka

Research in Brief :

LSCM Insight :

LSCM Event :

1

3

7

8

11

5

10

L S C MNEWSLETTER

Edisi keenam, Mei 2009

RFID on e-Kanban

Peranan Organizational Knowledge Management dalamKeberhasilan Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

RFID dalam Supply Chain

Teknologi 3G untuk Supply Chain

Peran Teknologi Informasi dalam Rantai Pasok

From Kalimantan to Surabaya for :“Introducing Supply Chain Management”

Kunjungan Industri:PT. Nippon Indosari Corpindo

Page 4: RFID dalam SCM

L S C MNEWSLETTER

Supply Chain Management

supply chain

supplychain

Radio Frequencyidentification (RFID) ( ).

Real Time

customer goods supply chain

supply chain

forecasting

just-in-time manufacturingreal-time manufacturing.

reusable

out-of-stock

(SCM) merupakanmata rantai dimana produk dari berbagai pemasokkemudian masuk ke pabrik, grosir, distributor, sampai ditangan konsumen. Mata rantai tersebut pasti akanberkembang seiring berkembangnya teknologi untukmenuju ideal dengan tujuan akhir adalahmeningkatkan kepuasan konsumen serta mendapatkanefisiensi dan profit yang tinggi. Tantangan menuju

ideal tidak akan terlepas dari penggunaan teknologi.Salah satu teknologi yang berkembang untukmeningkatkan SCM adalah teknologi

Supangkat,2007RFID adalah salah satu teknlologiAuto-ID. RFID

menggunakan media “tag” atau “Chips” dan mengirimkandata melalui frequency untuk meng-identitaskan suatuproduk ke komputer, sehingga data yang direkam adalahdata atau data seketika (Miqdad, 2009).Teknologi RFID bergantung pada transmisi data nirkabelmelalui medan elektromagnetik. Jantung teknologi iniadalah perangkat yang dinamakan RFID tag: sebuah labelidentifikasi berisi chip yang dapat diprogram, dilengkapidengan sebuah antena mini. RFID tag bisa dibaca dengansebuah reader yang dikendalikan komputer tanpa harusmembutuhkan direct line-of-sight seperti halnya pembacabarcode. Jangkauan reader ini bisa mencapai satumeter.Supaya informasi yang tersimpan di chip bisadibaca, reader memancarkan medan frekuensielektromagnetik yang diterima oleh antena mini di RFIDtag. Melalui hubungan elektronis ini, data yang tersimpanbisa dibaca, diproses dan di edit. Tenaga chip terintegrasiini dipasok melalui medan frekuensi radio yangdipancarkan oleh reader, sehingga RFID tidakmembutuhkan sumber tenaga yang terpisah. Secara lebihdetail, dapat digambarkan pada gambar 1.

Dalam bisnis, RFID banyak dipakai untukmengidentifikasi palet, container, kendaraan, peralatan danasset lainnya. Selain itu juga digunakan untuk memonitorinventori dan rute material selama proses produksi.Perusahaan manufaktur, retail dan logistic providermendapatkan manfaat dari RFID karena denganteknologinya dapat membuat proses internalnya menjadi

lebih efisien dan meningkatkan responsiveness dari supplychain. Sebagai contoh, pemakaian RFID dalam industri

dapat mereduksi biaya antara3-5% dan mengalami peningkatan pendapatan antara 2-7 %.

Dalam rangkaian , penerapan RFIDsangat berpengaruh pada pemasok dan pemanufaktur.Misalnya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaanmendasar: Berapa jumlah barang yang harus dihasilkan?Kapan harus dibuat? Ke mana harus dikirim? Ada di manabarang-barang itu? Dengan jawaban yang tepat dan akurat,mereka bisa membuat , memroduksi danmendistribusikan secara lebih efisien. Bahkan, dengan RFID,

dapat berkembang lebih jauhmenjadi

RFID akan menyentuh tiap bagian dari bisnispemanufaktur. Teknologi RFID akan berdampak positif padapengelolaan bahan mentah dan aset-aset yang ,inventori gudang, pengiriman, pemrosesan pengembalianbarang, logistik dan lainnya. Bagi pemasok, RFID dapatmemanfaatkan peralatan dan aset-aset lainnya secara lebihbaik. Peralatan yang ber-tag RFID seperti forklift, troli dankontainer, dus dan palet akan lebih mudah dideteksi, besertaisi yang dibawanya. Dampak positif lain yang bakaldinikmati para pemanufaktur adalah manajemen inventoriyang lebih baik. Dengan menempelkan tag pada dus danpallet, juga barang, perhitungan inventori akan menjadi lebihakurat. Selain itu dapat dikurangi, karena parapemasok mengetahui dengan tepat kapan jumlah stokmenipis. Jika teknologi untuk memprediksi permintaankonsumen sudah dimiliki, maka RFID akan membuatnyabekerja lebih efektif.

RFID dalam Supply Chain

Research in Brief

Ditulis oleh :Indah Baroroh, STAsisten Lab Logistics & Supply Chain Management

Edisi keenam, Mei 2009

1

Page 5: RFID dalam SCM

RFID dapat meningkatkan proses produksi. Bahanbaku yang banyak dan beragam bisa diberi tag untukmengurangi kesalahan dalam proses pemilihan ataupencampuran bahan baku. Selain dapat menghasilkanproduk-produk yang bermutu tinggi, lingkungan kerjanyalebih aman. Pengiriman keluar oleh para pemanufaktur punakan lebih akurat, karena pengembalian barang danpemrosesannya lebih sedikit. Pada saat barangdikembalikan ke produsen, tag RFID akan memberi datayang lebih rinci, seperti tanggal pengiriman produk,identitas pelanggan dan harga yang dibayar.

ContohAplikasiCEO Wal-Mart Stores Inc., Linda Dillman,

mengumumkan bahwa pada Januari 2005 mendatangkeseratus pemasoknya disyaratkan menerapkan tag radiofrequency identification (RFID) pada seluruh pallet dandus yang mereka kirim ke pusat-pusat distribusi dan toko-toko Wal-Mart. Tak pelak, para pemasok dan kompetitorbergegas mempelajari RFID - teknologi nirkabel yangmemungkinkan mengidentifikasi dan melacak barang disepanjang supply chain secara otomatis. Tahun 2007,perusahaan dengan 1.200 toko yang tersebar di AS inimenargetkan seluruh pemasoknya sudah menerapkanRFID.

Tak hanya Wal-Mart di Amerika, Metro Group,kelompok perusahaan ritel Jerman pun mensyaratkan 100pemasok terbesarnya menerapkan RFID. Metro sendiridiharapkan sudah akan menggelar jaringan RFID di 10pusat distribusi dan 50 tokonya. Pada 1 Januari 2006, lebihdari 250 tokonya di seluruh Jerman diharapkan sudahdilengkapi infrastruktur RFID agar bisa menerima ber-tagRFID. Sampai 2007, Metro berharap sudah 800 toko yangmenerapkannya.

Penerapan RFID di perusahaan ritel kelas kakapmembawa efek “bola salju”, yang mendorong sektor-sektorindustri lainnya. Contohnya Wal-Mart, peritel yangmenjual mulai dari sukucadang kendaraan bermotor, bahanmakanan, obat-obatan dan produk-produk entertainment.Ketika semakin banyak pemasok, termasuk pemanufakturyang mengadopsi teknologi RFID, para peritel lain mulaimemanfaatkannya. Tak heran kalau para pengamat pasar TIdunia menempatkan RFID sebagai aplikasi yang akanmenjadi tren tahun 2004 ini, dan tahun-tahun berikutnya.

Menurut Sanford C. Bernstein & Co., sebuahinvestment research house, yang berkantor di New Yorkmengestimasikan bahwa Wal-Mart bisa menghemathampir 8,4 miliar dolarAS setahunnya ketika RFID digelarpenuh di seluruh rantai pasok dan toko-tokonya.

Rinciannya antara lain:

USD 6,7 miliar: Berkurangnya orang untuk memindaibarcode di palet dan dus dalam rantai pasok dan tokomengurangi biaya tenaga kerja sampai15 persen.USD 600 juta: Meski rantai pasoknya paling efisien didunia, Wal-Mart tetap mengalami . Untukmengoptimalkan penggunaan RFID di retail, digunakanrak pintar atau guna memantau ketersediaanbarang di rak pajangUSD 575 juta: Berkurangnya orang yang mengutil barangdari gudang karena keeradaannya terus terpantau.Pemindaian produk secara otomatis juga mengurangikesalahan administratif dan kecurangan vendor.USD 300 juta: Kemampuan melacak lebih dari 1 miliarpallet dan dus yang bergerak melalui pusat distribusi setiaptahunnya juga sangat menghemat biaya.USD 180 juta: Kemudahan memantau produk-produk apayang ada di rantai pasoknya – apakah itu di pusat distribusimiliknya atau di gudang pemasoknya – memungkinkanWal-Mart mengurangi inventori dan menghemat biayatahunan pengelolaannya. Total penghematan 8,35 miliar(sebelum pajak) yang dihasilkan ini saja sudah melebihimasing-masing pendapatan total lebih dari setengahperusahaan Fortune 500.

Banyak kalangan yang menaruh harapan terhadapteknologi RFID ini. Akan tetapi teknologi RFID ini bukanmerupakan teknologi yang mudah untuk diimplementasikankarena banyak yang khawatir mengenai masalah biaya dan

–nya karena tingginya biaya investasiyang akan dikelurkan dan juga masih dihadang masalahteknis seperti masih adanya masalah yang terkait denganpembacaan tag RFID pada produk yang terbuat dari logamatau cair dengan tingkat pembacaan masih relatif rendah,serta masalah penempatan tag RFID dan reader untukmendapatkan pembacaan data yang paling akurat. Untuk ituteknologi RFID ini perlu dilakukan pengembangan menujukesempurnaan agar dapat menunjang kelangsungan SCMyang ideal dimasa yang akan datang.

RFID Supply Chaindalam :

Apa yang diharapkan Wal-Mart dari RFID?

Referensi :

out-of-stocks

smart shelves

return of investment

________________.2007.Supply Chain RFID : How It Works andWhy It Pays.IntermecMiqdad, Abu.2009. Teknologi RFID. Disadur dari

, 27April 2009Suharnoko, Ardy. 2008. Auto-ID RFID dan EPC. Disadur dari

, 27April 2009.Supangkat, Suhono Harso. 2007. Menuju Ideald e n g a n T e k n o l o g i R F I D . D i s a d u r d a r i

Technologies Corporation.

Supply Chain

http://klasmaya.blogspot.com/2006/03/teknologi-rfid-radio-frequency.html

http://ardysuharnoko.wordpress.com/auto-id-rfid-dan-epc/

http://biptech.wordpress.com/2007/11/04/menuju-supply-chain-ideal-dengan-teknologi-rfid/

L S C MNEWSLETTER

Research in Brief

Edisi keenam, Mei 2009

2

Page 6: RFID dalam SCM

L S C MNEWSLETTER

Sistem (ERP) bertujuanuntuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalambertukar informasi dan pengetahuan dengan perusahaanlain. Untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan sistem ERP,setiap perusahaan harus memiliki kemampuan bertukarinformasi secara efektif atau biasanya disebut

. Berdasarkan ,dalam pelaksanaan sis tem ERP

mengidentifikasi dua area yaitu manajemen pengetahuanimplisit ( ) dan persoalan mengenaiknowledge yang berbasis pada proses dari sudut pandangdokumentasi organisasi.

Perubahan lingkungan bisnis saat ini sangat cepat.Hal inilah yang menyebabkan perusahaan harus merespondan berpikir tentang pentingnya integrasi fungsi bisnismenjadi suatu sistem tunggal. Solusi untuk integrasi fungsibisnis tersebut dinamakan sistem

(ERP). ERP ini memanfaatkan teknologiinformasi secara efisien dan memungkinkan adanyapertukaran data dan informasi dengandan pelanggan. Sistem ERP berfokus pada integrasi fungsibisnis pada perusahaan dengan aliran informasi yangmelewati proses bisnis. Sistem ERP merupakan databasetunggal yang memungkinkan berbagai departemenbertukar informasi dan berkomunikasi satu sama lain.

Pembangunan di bidang teknologi dalam suatusistem perusahaan untuk menyatukan seluruh prosesorganisasi dapat memberikan kesuksesan bila hal tersebutdisertai dengan evolusi kemampuan manusia. Teknologipada sis tem perusahaan dirancang sehinggamemungkinkan perusahaan mengelola pengetahuannya( ).dilakukan dengan cara mengintegrasikan proses bisnis danmengendalikan data dalam organisasi itu. Ironisnya, untukmenerapkan teknologi itu setiap organisasi harus memilikikemampuan bertukar pengetahuan ( )secara efektif. Pengetahuan yang diperlukan selama

penerapan sistem meliputi berbagai macamkeahlian, pengalaman, dan kemampuan. Oleh karena itu,pertukaran pengetahuan ( ) antar fungsidan antar divisi diperlukan untuk memastikan sistempengetahuan perusahaan dapat diterapkan dengan baik.Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi mengenaimanajemen pengetahuan pada ERP.

Melalui perspektif epistemological, pengetahuandibagi menjadi dua yaitu pengetahuan yang daneksplisit. Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yangtelah dituliskan secara formal dan sistematis. Pengetahuan

adalah pengetahuan yang lebih spesifik dan sulit untukdituliskan secara formal. Stuktur suatu pengetahuan terdiridari data, informasi dan pengetahuan itu sendiri. Data adalahsesuatu yang akan diproses menjadi informasi. Informasiyang berasal dari persepsi manusia akan menjadipengetahuan. Maka dari itu, langkah pertama yang harusdilakukan adalah mengidentifikasi maksud dari pengetahuanuntuk organisasi. Langkah selanjutnya adalah menentukancara-cara untuk meningkatkan pengadaan, penyimpanan, dandistribusi pengetahuan di organisasi tersebut.

Sistem memungkinkan suatu perusahaan untukmengintegrasikan informasi dengan tujuan untuk sentralisasidatabase dan integrasi proses bisnis untuk semua divisi dandepartemen yang ada. Ahli (IT)harus mengetahui proses bisnis agar sistem dapatberoperasi secara optimal. Ahli proses bisnis harusmeningkatkan pengetahuan mereka tentang sistem IT diorganisasi mereka. Dengan adanya perubahan pandangandari task menjadi pekerja harusmengetahui bagaimana cara untuk menyesuaikan tugasnyapada keseluruhan proses dan bagaimana proses ituberkontribusi untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satupenerapan sistem tersebut adalah adanya

Enterprise Resource Planning

knowledgemanagement literature review knowledgemanagement

tacit knowledge

Enterprise ResourcePlanning

third-party vendor

knowledge management Knowledge management

knowledge sharing

enterprise

transfer of knowledge

tacit

tacit

enterprise

Information Technologyenterprise

-focused process-focused,

enterprise

Pendahuluan

d a n

Dasarpengetahuan untuk Proyek ERP

O r g a n i z a t i o n a l K n o w le d ge K n o w l e d g eManagement

Peranandalam Keberhasilan Implementasi (ERP)

Organizational Knowledge ManagementEnterprise Resource Planning

Disadur oleh :Ni Putu Ayu NareswariAsisten Lab Logistics & Supply Chain Management

Research in Brief

Edisi keenam, Mei 2009

3

Page 7: RFID dalam SCM

L S C MNEWSLETTER

knowledge sharing knowledge sharingenterprise

enterprise

knowledgesharing

end useruser manager

tacitKnowledge sharing

knowledge management

enterprise knowledge management

enterprise

knowledge managementtacit knowledge eksplisit

knowledge Knowledge management

knowledge management

enterprise

knowledge management

tacit knowledgesharing enterpriceknowledge

tacit

enterprise tacitknowledge eksplisit knowledge tacitknowledge eksplicit knowledge

enterprise

tacit knowledge sharing

Tacit knowledge sharing

knowledge sharingknowledge sharing

knowledge sharingtacit knowledge sharing

enterprise

. Pelaksanaan padasistem harus melibatkan seluruh anggotaorganisasi agar terjadi pertukaran informasi antar pekerjadari divisi dan pola pikir yang berbeda-beda.

Tim ERP bertugas merealisasikan sistem padabeberapa tahap (dimulai dengan mempelajari proses bisnissaat ini, lalu mengidentifikasi gap antara sistem yang adasaat ini dengan sistem baru yang akan diterapkan. Langkahselanjutnya adalah menambahkan proses baru dan melatihpekerja untuk menggunakan proses tanpa merusak sistembaru tersebut. Dalam sistem enterprise,

harus dilakukan pada 3 lini. Yang pertama,berbagai pengetahuan antar anggota ERP. Yang kedua,berbagi pengetahuan antara tim ERP dengan dan

. Hal ini dilakukan untuk mengetahuikemampuan pengguna menghadapi perubahan dari sistembaru. Ketiga, berbagi pengetahuan antara tim ERP denganperusahaan konsultan yang digunakan untuk mengubahpengetahuan di divisi-divisi tertentu menjadieksplisit. membutuhkan adanyaprogram yang sejalan denganproyek pelaksanaan ERP. Namun, hal tersebut dapatmenimbulkan kompleksitas.

Penerapan sistem dansecara bersama-sama dapat menimbullkan beberapakontradiksi. Sistem bertujuan untukmeningkatkan efisiensi organisasi dengan meningkatkankemampuan memproses informasi. Peningkatankemampuan ini dapat dihambat dengan adanya sistemisasidan sentralisasi manajemen informasi. Pada sisi lain,

bertujuan agar pengetahuan danpraktek yang dilakukan ( ) menjadi

. memungkinkanadanya kemampuan organisasi dalam memprosesinformasi, mengeksplorasi dan mengeksploitasipengetahuan. Teknik digunakanpada penerapan sistem enterprise.

Daur hidup sistem meliputi tahap pemilihan,penerapan dan penggunaan sistem. Pada tahap pemilihan,sistem harus didesain untukmengatur informasi yang sesuai dengan sistem ERP-nyasehingga dapat dipilih yang sesuai dengan kebutuhanorganisasi tersebut. Tahap penerapan ditandai oleh adanyaberbagai problem perancangan dan pelaksanaan sistem

baru. Pada tahap penggunaan, problem yang datang berkisarpada pemenuhan data yang dimasukkan dalam systemdengan setting standar dari software dan menghasilkanlaporan hasil yang diinginkan. Tantangan

pada sistem adalah adanya prosesyang rutin dilakukan, sehingga pekerja sulit

menjelaskan langkah-langkah pengetahuan menjadieksplisit.

Terdapat dua kategori proses bisnis yaitu canonical dan non-canonical. Proses canonical merupakan representasi abstrakdari organisasi dan akan memetakan langkah-langkahkompleks menjadi langkah-langkah canonical yang simpel.Proses non-canonical merupakan representasi nyata yangmenampilkan proses informal berupa komunikasi danhubungan interpersonal. Implementasinya pada sistem

yaitu pengubahan proses bisnis yang berupamenjadi . Pengubahanmenjadi ini terdiri dari dua

tahap yaitu tahap implementasi dan integrasi. Tahapimplementasi adalah tahap penerapan proses canonical, non-canonical, dan budaya organisasi tersebut. Pada tahapintegrasi terjadi konflik antara nilai-nilai yang baruditerapkan dengan sistem yang lama.

Sistem dirancang agar perusahaan mampumengatur pengetahuan yang ada di dalamnya melalui sharingpengetahuan. Tantangan dari adalahadanya fakta bahwa pekerja akan kesulitan untukmengungkapkan proses-proses kerja yang rutindilakukannya secara eksplisit. dapatdibedakan menjadi beberapa kategori. Kategori pertamaberfokus pada antar anggota tim ERP.Kategori kedua adalah antara tim ERPdengan anggota organisasi. Kategori ketiga adalah

antara tim ERP dengan konsultaneksternal. Fasilitator selamaimplementasi sistem enterprise dibagi menjadi dua kategoriyaitu struktur interaksi tim dan lingkungan di sekitar timtersebut.

Pengetahuan organisasi berbasis proses, berfokus padamanajemen pengetahuan sistem yang dilihat darisudut pandang dokumentasi organisasi. Proses yang terjadidalam organisasi akan menjadi pengetahuan dari sejarahorganisasi dan dapat dikatakan sebagai dokumentasiorganisasi. Dengan melihat pengetahuan ERP melalui sudutpandang dokumentasi organisasi, isu-isu yang terjadi dalamimplementasi proyek ERPakan semakin terlihat.

Sisi Lain dari pada

Knowledge Management dan Enterprise System,Berlawanan atau Saling Melengkapi?

pada Daur Hidup Sistem

Mengatur tacit ERPknowledge

pada proyek sistem

ERP berbasis proses dari sudut pandangdokumentasi organisasi

Knowledge Sharing SistemEnterprise

Knowledge ManagementEnterprise

Tacit Knowledge Sharing Enterprise

Knowledge

Research in Brief

Edisi keenam, Mei 2009

4

Page 8: RFID dalam SCM

L S C MNEWSLETTER

Pada aktivitas kunjungan perusahaan kali ini,Laboratorium LSCM mengadakan kunjungan ke PTNippon Indosari Corpindo. PT Nippon Indosari Corpindoini merupakan pabrik yang bergerak dalam produksi dandistribusi roti yang telah dikenal luas oleh masyarakatindonesia dan menjadi konsumsi sehari-hari. PT NipponIndosari Corpindo memiliki dua main Brand yakni SariRoti dan Boti.

PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salahsatu produsen dan distributor Roti yang terbesar diIndonesia dan juga merupakan produsen roti pertama diIndonesia yang menggunakan teknologi modern jepangdimana memiliki standar yang khusus dalam mencapaikriteria 3H ( halal, hygiene dan healthy). Pabriknya beradadi dua tempat yaitu Cikarang Plant yang berada di Cikarangdan Pasuruan Plant yang tentunya berada di Pasuruan. PTNippon Indosari Corpindo yang dibimbing olehShikishima Baking,Co,Ltd – salah satu perusahaan Roti diJepang – mendatangkan langsung peralatan produksinyadari Jepang. Cikarang Plant memulai proses produksi sejakMaret 1997 yang memproduksi produk dengan Brand SariRoti dan Boti dengan daerah pemasaran Jawa Barat, JawaTengah dan sebagaian Sumatra sedangkan Pasuruan Plantmemulai proses produksi pada 24 November 2005memproduksi produk hanya 1 Brand yaitu Sari Rotidengan daerah pemasaran Jawa Timur, Bali dan sebagiandaerahTimur lainnya.

Dalam Penerapan sistem produksinya PT NipponIndosari Corpindo memiliki prinsip yakni raw materialstock accuracy, on time production schedule, easy picking,no inventory finished goods dan good quality control.

Dalam pendistribusian produknya menuju endcustomer, dilakukan melalui tiga jalur yaitu 56% melaluiretailer sedangkan 44% melalui agen dan direct order.Sekilas system pendistribusian ini nampak biasa, namundemikian ada sesuatu yang khas terjadi pada sistem

pendistribusian Sari Roti. Dikarenakan produk Sari Rotimerupakan produk dalam kategori Perishable Product yakniproduk yang mudah rusak dan tidak tahan lama, maka dalampendistribusiannya PT Nippon Indosari Corpindomenekankan sistem distribusinya pada dua hal berikut :1. Reliable delivery Lead Time. Karena life time dari Sari

Roti sangatlah pendek yakni 4 hari sebelum masakadaluarsa terjadi, Reliable delivery Lead Time menjadiprioritas utama. Hal ini disebabkan karena semakin lamaproduk berada didalam pabrik maka semakin pendekumur dari produk berada di pasar. Tentunya bila Reliabledelivery Lead Time rendah, maka akan banyak produkyang tidak terbeli di pasar.

2. Return management yaitu proses manajemenkembalinya produk ke pabrik. Return Management inidilakukan sebagai salah satu langkah penjaminankualitas terhadap produk yang telah dilempar ke pasar.Alasan utama mengapa produk Sari Roti inidikembalikan ke pabrik tentu saja berkaitan denganmasa kadaluarsa dari produk Sari Roti. Sehingga hal inibertujuan jangan sampai produk yang telah memasukimasa kadaluarsa tercampur dengan produk yang belumhabis masa kadaluarsanya bahkan mungkin dibeli olehcustomer. Product Return ini selalu ada setiap hari, tetapijumlah totalnya hanya 1-2% dari total produksi. Produkyang dikembalikan tersebut sesampainya di pabriklangsung diproses menjadi bahan makanan hewan ternakuntuk dijual kembali. Untuk memperjelas Modeldistribusinya, dapat dilihat pada gambar 1

Sekilas PT Nippon Indosari Corpindo

Sistem Distribusi PT Nippon Indosari Corpindo

Kunjungan Industri:PT. Nippon Indosari Corpindo

Ditulis oleh :Fitri Karunia Rani, STAsisten Lab Logistics & Supply Chain Management

LSCM Event

Edisi keenam, Mei 2009

5

Page 9: RFID dalam SCM

L S C MNEWSLETTER

RangkaianAcara pada Kunjungan Sari RotiKunjungan ke PT. Nippon Indosari Corpindo ini

diikuti oleh kurang lebih 70 orang peserta yang terdiri dariasisten Lab LSCM, peserta mata kuliah SCM (SupplyChain Management) baik mahasiswa S1 dan S2 sertapeserta mata kuliah Manajemen Distribusi.

Rangkaian acara kunjungan ini dimulai denganacara ramah tamah. Acara ramah tamah ini dibuka oleh BuLana yang memegang jabatan sebagai GM di PT. NipponIndosari Corpindo untuk Plant Pasuruan. Dalam acararamah tamah ini Bu Lana, menjelaskan segala aktivitaspembuatan sari roti yang terjadi di dalam plant danbagaimana cara pendistribusiannya. Dari penjelasannyatersebut dapat ditangkap bahwa keberhasilan PT. PT.Nippon Indosari Corpindo tidak lepas dari manajemenrantai pasok yang baik dan teknologi informasi yang tepatguna. Setelah acara ramah tamah selesai, pesertakunjungan dipersilahkan untuk berkeliling danmenyaksikan proses pembuatan roti secara langsung. Diakhir acara setiap peserta diberikan satu tas souvenir berisiRoti Sariroti dalam beraneka jenis rasa.

Dalam periode bulan Mei dan April, Lab LSCMmenyelenggarakan dua pelatihan untuk para praktisi.Penyelenggaraan pelatihan ini dilakukan sebagai wujudsumbangsih Lab LSCM terhadap dunia kepraktikan. Padaperiode Mei, peserta yang mengikuti pelatihan ini adalahpara praktisi yang berasal dari PT. Pupuk Kaltim.Penyelenggaran kedua pelatiahan ini dilaksanakan di HotelMercure Surabaya. Pelatihan ini diselenggarakan selama 5hari. Sedangkan pada periode April, peserta yangmengikuti pelatihan ini adalah para praktisi yang berasaldari PT. Badak NGL.

Pada pelatihan ini memiliki tujuan untukmengenalkan dan meberikan pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Supply Chain Management(SCM) dan bagaimana pentingnya penerapan SCM demimeningkatkan dan menjaga persaingan yang kompetitifdari suatu industri.

LSCM Event

Edisi keenam, Mei 2009

6

Page 10: RFID dalam SCM

Sistem Kanban merupakan pengendalian produksidengan menggunakan sistem kartu yang ditujukan untukmengendalikan sistem produksi Kini telahdiperkenalkan sistem kanban yang lebih modern yangdikenal dengan sistem e-Kanban. Pada sistem e-KanbanToyota, supplier memiliki kartu dengan dilengkapibarcodeyang bergerak mengikuti part. Tidak seperti tradisionalKanban, dimana kartu hanya digunakan sekali dan pullsignal didapatkan dengan barcode sebelum kartutersebut dihancurkan. Kemudian dibuat kartu baru untukmenggantikan kartu yang telah dipakai tersebut. Tentu halitu sangatlah boros apabila dipandang dari segi . Olehkarena itu, RFID menjadi solusi dari permasalahantersebut. Namun, ketika barcode menjadi cukup murahpada kasus kartu sekali pakai, RFID tag bukan merupakansolusi yang baik. Karena sistem Kanban digunakanbersama maka pilihan lainnya yaitudengan menempelkan RFID pada container. Hal inilebih disukai daripada menempelkannnya pada kartu.

Lain halnya aplikasi e-Kanban pada supplier,aplikasi e–Kanban pada manufacturer digunakan dalamsuatu bangunan diantara dua lini produksi yang memilikibanyak sirkulasi / interaksi. Pada kasus ini RFID tag dapatditempelkan pada kartu kanban. Pada kedua kasus,penggunaan teknologi perlu dikaji dan disesuaikan dengankebutuhan di perusahaan.

Pada stasiun kerja, ketika part digunakan maka karttukanban harus diambil oleh operator yang pertama kalimengambil part tersebut. Ketika muncul permasalahanapakah disiplin dari karyawan untuk mematuhi aturan itudi setiap bin, setiap shift, dan di setiap hari dapat terjamin,muncul pertanyaan apakah cara seperti ini dapat di otomasimenggunakan RFID.

Apabila bin berisi part berpindah darimenuju stasiun kerja, pull signal perlu dibangkitkan

segera apabila dipenuhi2 kondisi berikut:1. Bin telah menyentuh bagian ujung dari rak.

Sebuah yang diletakkkan padaujung rak dapat mendeteksi kedatangan bin yangdilengkapi RFID pada jarak tertentu.

2. Operator telah menarik part pertama. Bin dapat dideteksi ketika sebuah “light curtain” terhalang olehtangan operator pada saat menjangkau bin dan pullsignal di bangkitkan ketika “light curtain” kembaliseperti semula.

Konsep yang ditunjukkan pada gambar 1 dengan logika yangbenar pada suatu software, dapat memicu electronis signalpull pada waktu yang tepat tanpa memerlukan operator untukmelakukan tindakan khusus.

Mekanisme pembangkitan sinyal pada gambar.xxmerupakan suatu mekanisme yang tidak menganggupenelusuran perpindahan material, dan suatu aplikasi dapatmenggunakan data ini tidak hanya sebagai pemicu

tetapi untuk membantu dalam penentuanukuran dari dn perhitungan lead time dari

Informasi ini digunakan untuk megevalusibeberapa dari plant secarakeseluruhan sama halnya untuk semua item.

Just in Time.

scanning

costtag

returnable containers,tag

gravity flowrack

proximity reader

tag range

replenishment,kanban loops

replenishment.key performance indicators

Electronic Pull Signal

Kanban Loop Sizing

L S C MNEWSLETTER

RFID on e-Kanban

Di oleh :sadur

Asisten Lab Logistics & Supply Chain ManagementDeni Irawan

Research in Brief

Edisi keenam, Mei 2009

7

Page 11: RFID dalam SCM

L S C MNEWSLETTER

Pengenalan teknologi 3G telah mengundangketertarikan banyak pihak. Salah satu keunggulan yangselalu di dengung-dengungkan oleh operator yang telah 3Genabled adalah fasilitas video calling dan surfing Internetdengan menggunakan 3G Hand Phone, tanpamenggunakan PC. Meski demikian, di sisi konsumen,manfaat video calling atau video conferencing masihsedikit dipertanyakan, seperti disini. Nah, dengankeunggulan-keunggulan ini, adakah manfaat 3G untuksupply chain. Bagaimanakah 3G bisa meningkatkanefisiensi supply chain? Apakah 3G bisa digunakan untukmendukung dan mengefisiensikan aliran barang mulai darihulu sampai ke tangan konsumen.

Salah satu point yang paling penting dalam supplychain adalah aliran informasi baik dari downstream(konsument) ke upstream maupun sebaliknya baik yangmenyertai aliran barang ataupun tidak. Seperti adagiumyang sudah lama, siapa yang menguasai informasi dialahyang akan memenangkan perang. Dalam supply chain,informasi berperan sangat penting. Informasi dapatmenjadi substitute dari Inventory. Bertumpuknyainventory di semua lini supply chain tentu akan menjadimasalah, biaya akan menjadi tinggi, yang tentu juga akanberakibat mahalnya barang di tangan konsumen karenakonsumen akan terbebani biaya itu. Dan sudah barang tentuakan menurunkan profitabilitas maupun daya saingproduk.

Keterbukaan informasi memungkinkanperusahaan untuk meminimumkan inventory atau bahkanzero inventory. Kenapa inventory berakibat begitu buruk?Selain biaya penyimpanan yang cukup tinggi, inventorymerupakan investasi yang sangat berbahaya. Terutama dijaman sekarang ini, dimana siklus hidup produk semakinsingkat. Bisa dibayangkan untuk produk elektronik ataukomputer seperti processor, memory dll, siklus hidupnyabisa dalam hitungan bulan. Dalam beberapa bulan, produkbaru sudah muncul. Menyimpan produk-produk seperti inisangat rentan terhadap kadaluarsa.

Perusahaan sekelas Cisco pernah mengalamidisaster karena inventory ini. 16 April 2001, Ciscomengagetkan pasar modal ketika dia mengumumkan akanmembuang komponen electronic-nya sejumlah total $2.6

milyar! Penyebabnya? Salah satunya adalah miskomunikasiinformasi tentang permintaan. Disinilah salah satu peraninformasi.

Jika produsen suatu produk bisa mengetahui denganjelas berapa sih kebutuhan konsumen akhir per periode, makaprodusen akan mudah dalam melakukan penjadwalanproduksinya. Nah masalahnya, seringkali produsen tidakmengetahui dengan pasti informasi permintaan darikonsumen akhir. Produsen/pabrikan hanya tahu permintaandari para distributornya, terus distributornya tahupermintaan-permintaan retailer-retailernya. Nah retailer-retailer inilah yang tahu lebih banyak tentang permintaankonsumen baik volume maupun perilaku pembeliannya.

Tanpa adanya komunikasi antar pemain dalamsupply chain tadi, tentu akan terjadi banyak distorsiinformasi. Nah, kalau informasi yang dimiliki oleh retailertentang konsumen terbuka ke seluruh pemain diatasnya -distributor, produsen, pabrikan, terus sampai kehulu - makaakan terjadi efisiensi yang sangat besar. Tiap-tiap pemain bisamembuat peramalan permintaan yang lebih akurat.

Teknologi 3G ataupun teknologi informasi secaraumum, tentu memiliki peran yang sangat besar dalammeningkatkan kinerja supply chain, tidak hanya kinerja darisatu perusahaan tetapi kinerja seluruh perusahaan yangterlibat dalam rantai supply suatu produk.

Era kompetisi saat ini adalah kompetisi waktu. Timebased competition. Dengan teknologi 3G, maka para salesforce yang sedang bernegosiasi dengan klien dapat dengancepat terkoneksi ke database perusahaan untuk melihatberapa jumlah barang yang mau dipesan di gudang, berapayang masih diproduksi, bahkan ia bisa tahu kalau sekian lotbarang masih dalam perjalanan. Truk-truk armadapengangkut yang dilengkapi dengan aplikasi 3G bisamenginformasikan dengan cepat berapa jumlah barang yangdiangkut dan perkiraan waktu kedatangan. Dengan demikiansang sales force bisa memberikan tanggal pengiriman barangdengan tepat ke klien dan sekaligus mengupdate statusinventory di pusat.

Permasalahan di lantai produksi adalah stoppagekarena rusaknya mesin-mesin produksi. Untuk ituperusahaan harus memiliki stok komponen-komponen yangdiperlukan untuk perawatan mesin-mesin tersebut.

Teknologi 3G untuk Supply Chain

Penulis:Imam Baihaqi, ST, MSc, PhD

LSCM Insight

Edisi keenam, Mei 2009

8

Page 12: RFID dalam SCM

Penyimpanan komponen-komponen terlalu banyak adalahinefisiensi yang besar. Apalagi barang-barang ini bukanbarang produk. Saya membayangkan, dengan teknologi 3Gmesin-mesin tersebut bisa dipasang semacam chip yanglangsung memberitahukan kondisi mesin ke pemasokmesin-mesin produksi tersebut.

Contoh diatas hanya sebagian kecil dari banyakmanfaat dari teknologi dalam supply chain. Tapi yangpenting untuk di ingat adalah Teknologi hanyalah enabler,masih banyak faktor lain yang diperlukan agar teknologibetul-betul bermanfaat, yang paling besar adalah faktormanusia dan kultur. Nah, ada yang bisa memberikan contohatau membuat killer application untuk supply chain?

Tulisan ini dapat juga anda baca pada situs berikut:http://baihaqi.wordpress.com/2006/12/27/teknologi-3g-untuk-supply-chain/

LSCM Insight

Edisi keenam, Mei 2009

L S C MNEWSLETTER9

Page 13: RFID dalam SCM

Training “Introduction to Logistic And SupplyChain Management”

supply chain managementsupply chain

supply chainmanagement

inventorywarehousing purchasing management

supply chain managementmaintenance spare part continous improvement

beer game.

beer game

Beer gamesupply chain

lost salesoverstock

lost sales overstock

yang diadakan oleh LaboratoriumLogistic and Supply Chain Management ini dilakukandalam dua tahap. Tahap pertama dari pelatihan ini diikutioleh para praktisi dari PKT (Pupuk Kalimantan Timur)yang diadakan pada tanggal 17-20 Maret 2009 denganjumlah peserta sebanyak 12 orang. Tahap keduanya diikutioleh para praktisi dari PT. NGL(Natural Gas Liquefaction),Bontang sebanyak 6 orang yang diadakan pada tanggal 30Maret-3 April 2009. Pelatihan yang diadakan di HotelMercure ini dimulai pada pukul 08.00 sampai 17.00.Pelatihan ini berlangsung cukup lama karena cukup banyakmateri yang diberikan dalam rangkaian acara ini. Materitraining ini disampaikan oleh trainer yang dikenal sangatberkompeten dalam bidangnya masing-masing. Tidaktanggung-tanggung, training ini dipandu langsung olehProf. I Nyoman Pujawan, M.Eng, PhD yang telah dikenalsebagai pakar SCM di Indonesia dan internasional. Selainitu, terdapat pula Dr. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng; ImamBaihaqi, ST, MSc, PhD; dan Nani Kurniati, ST, MT, turutmemandu training ini.

Materi yang diberikan antara lain pengenalandalam perusahaan, aplikasi

pada suatu perusahaan serta manfaatnya,teknologi informasi yang menunjang

dan teknologi informasi yang menunjangintegrasi internal dan eksternal, dan

, , distribusi dantransportasi dalam , manajemendan , , sertatak ketinggalan simulasi Materi disampaikansecara atraktif untuk mempermudah pemahaman. Salahsatu materi yang mampu menghidupkan suasana adalahsimulasi .

Simulasi ini dipandu oleh Prof. Pujawan dengandibantu oleh beberapa asisten. Pada pelatihan ini pesertadibagi menjadi beberapa kelompok yang akan bersaingdalam memperoleh kerugian terkecil. adalahsuatu simulasi sederhana dimana tidak bolehterjadi koordinasi antar stage yang ada dalam rantai pasok.Hasil yang diharapkan dari simulasi ini adalah minimasikerugian yang mungkin timbul dalam proses produksi

sampai ke tangan konsumen. Oleh karena tidak adanyapertukaran informasi, serta jumlah permintaan yang tidakpasti, akhirnya ada beberapa kelompok yang mengalamibanyak kerugian karena sering terjadi dan

. Setelah simulasi Prof. Pujawan memberikansedikit pengarahan dan kesimpulan agar tidak banyak terjadi

atau . Sedangkan untuk para pesertapraktisi dari PT. NGL, pada hari terakhir pelatihan, merekadiajak melakukan kunjungan perusahaan ke PT.APL Logisticuntuk melihat secara langsung warehousing system diperusahaan tersebut. Para praktisi sangat puas dalammenerima materi dalam pelatihan kali ini.

L S C MNEWSLETTER

From Kalimantan to Surabaya for :“Introducing Supply Chain Management”

Ditulis oleh :Paramitha SetyaningrumAsisten Lab Logistics & Supply Chain Management

LSCM Event

Edisi keenam, Mei 2009

10

Page 14: RFID dalam SCM

Supply Chain Management berfokus pada aliranproduk, uang dan informasi antar anggota rantai pasok.Informasi merupakan salah satu factor penting untukmencapai sukses integrasi dalam rantai pasok. Informasiberperan sebagai “perekat” untuk koordinasi dalam rantaipasok. Untuk memenuhi fungsi tersebut, informasi yangdisampaikan haruslah akurat, mudah diakses dan tepatwaktu. Selain itu informasi yang disampaikan haruslahdalam bentuk yang tepat dan memberikan visibiltas tinggiterhadap apa yang terjadi pada rantai pasok.

Dalam rantai pasok, informasi dibutuhkan dalamsetiap level pengambilan keputusan, baik dalam keputusanyang bersifat strategis, perencanaan jangka panjang,hingga operasional. Beberapa informasi yang menjadidasar pengambilan keputusan antara lain adalah informasitentang inventory, transportasi dan fasilitas. Informasirelevan yang tersedia pada rantai pasok memudahkanmanajer untuk membuat keputusan pada setiap level rantaipasok. Hal tersebut akan mendorong optimalisasiperformansi pada seluruh rantai pasok, sehinggadiharapkan dapat meningkatkan performansi tiapperusahaan anggota dalam rantai pasok.

Bukanlah hal mudah untuk mengintegrasikansetiap komponen dalam rantai pasok. Pada awal tahun1980an, aliran informasi dalam organisasi dan antaranggota rantai pasok dilakukan dengan media kertas( ). Transaksi dan komunikasi dengan

berlangsung dengan lambat. Di Indonesia sendirimasih terdapat perusahaan yang menggunakan transaksiyang bersifat Dengan cara ini, informasiyang merupakan hal yang bersifat kritis karena nilainyayang sangat penting bagi anggota rantai pasok menjaditidak tersampaikan dengan baik.

Perkembangan teknologi saat ini memudahkananggota dalam rantai pasok untuk melakukaninformasi. Teknologi ini juga memudahkan koordinasi danmanajemen aktifitas dalam rantai pasok. Kemampuanyang dimiliki oleh teknologi informasi meningkatkandaya saing dengan karena mampu mengurangi waktu

siklus dan mempermudah implementasi rantai pasok.Teknologi informasi (TI) memberikan dampak yang luarbiasa terhadap implementasi rantai pasok. Informasimerupakan factor penting bagi manajer untuk membantumengurangi jumlah inventory dan kebutuhan sumber dayamanusia hingga mencapai level kompetitif. Selain ituperusahaan saat ini sangat berkepentingan untuk menjagakepuasan konsumennya. Keberadaan TI sangat berperanterhadap perencanaan strategis untuk mencapai kedua halsebagaimana disebutkan diatas.

Implementasi TI, baik dalam bentuk perangkat lunakdan keras dalam rantai pasok bermanfaat untukmengumpulkan dan menganalisa informasi yang diperoleh.Selain itu, penggunaan TI yang efisien dapat memberikandampak yang signifikan terhadap peningkatan performansirantai pasok.

TI dalam proses makro rantai pasok digunakan untukmendukung kinerja 4 aspek berikut ini (Chopra, XXX) :1.

Fungsi ini terjadi antara perusahaan dengan konsumenakhir dalam suatu rantai pasok. Kunci proses yang terjadimeliputi marketing, penjualan, manajemen order dan

2.Fungsi ini melibatkan berbagai proses perencanaan danpemenuhan order konsumen. Proses yang terjadimeliputiperencanaan strategis, perencanaan permintaan,perencanaan pasokan, area service. Terdapat hubunganyang kuat antara ISCM dan CRM.

3.Dalam hal ini proses lebih fokus pada interaksi antaraperusahaan dan supplier yang berada pada bagian hulurantai pasok. Kunci proses dalam fungsi ini adalah desainkolaborasi, negoisasi, pembelian dan kolaborasi supply.

4.Pada awal perkembangannya, TI difokuskan pada

penyederhanaan transaksi dan pengembangan metodeintegrasi serta visibility data antar anggota rantai pasok. Saatini ERP telah dikenal dengan baik di kalangan praktisi rantaipasok sebagai tool untuk mengintegrasikan proses transaksiperusahaan.

paper based paperbased

paper based.

sharing

Customer Relationship Management (CRM)

service center.InternalSupply Chain Management (ISCM)

Supplier Relationship Management (SRM)

Transaction Management FoundationTeknologi Informasi sebagai dalam rantaipasok

Kerangka kerja TI dalam rantai pasok

enabler

L S C MNEWSLETTER

Peran Teknologi Informasi dalam Rantai Pasok

Penulis:

LSCM Insight

Edisi keenam, Mei 2009

11

Page 15: RFID dalam SCM

ImplementasiTI dalam rantai pasok

- :

-

Teknologi Informasi Rantai Pasok di masa depan

Implementasi IT pada suatu perusahaanmembutuhkan dana yang sangat besar. Perusahaanberkeyakinan bahwa adanya TI akan meningkatkan nilaiperusahaan mereka dan yang terpenting dapatmeningkatkan performansi mereka. Namun padakenyataannya, bukannya berjalan dengan baik,implementasi TI seringkali mengalami kegagalan danmengakibatkan investasi miliaran rupiah menjadi sia-sia.Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang perludiperhatikan sebelum mengimplementasikan TI dalamperusahaan, agar tujuannya untuk meningkatkan kinerjarantai pasok dapat tercapai, yaitu :

1. Pilih system TI yang selaras dengan kunci suksesperusahaan.

2. Lakukan percepatan bisnis dan pengukuran nilaiperusahaan

3. Selaraskan level kompleksitas system dengankebutuhan kompleksitas system

4. Gunakan system TI yang MENDUKUNGPENGAMBILAN KEPUTUSAN, dan TIDAKUNTUK MENGAMBILKEPUTUSAN

5. Pikirkan pula tentang propek, peluang danancaman di masa yang akan datang.

Perkembangan dan pemeliharaan system TI dalam rantaipasok, baik perangkat lunak maupun perangkat keras,haruslah menjadi perhatian. Perangkat keras meliputiperalatan input/output serta media penyimpanan.Perangkat lunak meliputi seluruh system program aplikasiyang digunakan untuk control manajemen transaksi,pendukung pengambilan keputusan dan perencanaanstrategis.

E-commerce merupakan terminology yang digunakanuntuk menggambarkan seperangkat teknik dan tool untukmengembangkan bisnis Oleh karena itu e-commerce membutuhkan ,email, transfer dana secara electronic, publikasi elektronik,dan proses bisnis lain yang dilakukan secara elektronikpula. Perusahaan mampu melakukan otomasi prosestransfer dokumen secara elektronik, mulai dari supplierhingga konsumen.

mengacu padapertukaran data (dokumen bisnis) antar komputer dalamformat standar. EDI memudahkan komunikasi informasiantara dua organisasi secara elektronik. Dengan demikian,keuntungan EDI meliputi :

1. Proses informasi yang cepat2. Layanan konsumen yang lebih baik3. Mengurangi penggunaan kertas4. Meningkatkan produktifitas

5. Mempermudah proses penelusuran dokumen dandata

6. Efisiensi biaya7. Meningkatkan billing

Dengan EDI, distorsi informasi antar rekanan danketidakpastian supply dan permintaan dalam rantai pasokdapat dikurangi melalui informasi.

Data warehouse merupakan database terkonsolidasi yangdikelola secara terpisah dari system database organisasiproduksi. Banyak perusahaan yang memiliki database ganda.Sebuah data warehouse diorganisasi menurut subyek dantidak berdasarkan pada bisnis proses tertentu. Data yangtersedia pada data warehouse bergantung pada waktu dimanadata historis dapat dibuat sebagai dasar peramalan. (ParagrafINIANEH SEKALI rasanya.... )

Perusahaan saat ini memandang system ERP sebagai inti dariinfrastruktur TI mereka. Sistem ERP menyediakanmekanisme proses transaksi yang meliputi banyak aspek,yang dapat menyimpan data dan mengurangi aktifitas manualterkait dangan proses financial, inventory, dan informasiorder konsumen. System ERP mencapai level tertinggi dariintegrasi dengan menggunakan model data tunggal,mengembangkan pemahaman yang sama terhadaprepresentasi data dan menyediakan seperangkat aturan yangsama pula untuk akses data.

Pada level tertinggi, tiga proses makro rantai pasokakan terus mendorong terjadinya evolusi terhadap perangkatlunak enterprise. Perangkat lunak yang berfokus pada prosesmakro akan memiliki proporsi terbesar dari total pasarperangkat lunak untuk enterprise dan perusahaan yangmengembangkan perangkat lunak ini akan meraupkeuntungan yang besar. Hal ini disebabkan karena secarafungsional, kemampuan TI untuk mengintegrasikan ketigaproses makro tersebut termasuk kelebihan dari masing-masing systemnya akan mendorong perusahaan mencapaisukses besar. Didorong oleh kebutuhan ini, perusahaan akanmelakukan investasi besar-besaran untuk memilikiinfrastruktur TI yang memadai.(WKN/LSCM Lab)

Electronic Commerce

- Electronic Data Interchange

Data warehouse

Enterprise Resource planning (ERP) tool:

paperless.electronic data interchange

Electronic Data Interchange (EDI)

real-time sharing

L S C MNEWSLETTER

LSCM Insight

Edisi keenam, Mei 2009

12

Page 16: RFID dalam SCM