RANGKUMAN VERTEB

download RANGKUMAN VERTEB

of 14

Transcript of RANGKUMAN VERTEB

dan tayo.

KELELAWAR (CHIROPTERA)1. Klasifikasi kelelawar (Chiroptera) Sistematika Zoology kelelawar (Koopman dan Jones, 1970). Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Mammalia Ordo : Chiroptera Subordo : Megachiroptera Famili : 1. Pteropodidae Microchiroptera Famili : 1. Rhinopomiatidae 2. Nycteridae 3. Megadermatidae 4. Rhinolopidae 5. Hipposideridae 6. Mizopopodidae 7. Mystacinidae 8. Noctilionidae 9. Phyllostomidae 10. Desmodontidae 11. Natalidae 12. Furipteridae 13. Thyropteridae 14. Vespertilionidae 15. Emballonuridae 16. Molossidae 2. Nama daerah kelelawar di Indonesia - Di Indonesia Timur kelelawar disebut paniki, niki atau lawa. - Orang sunda menyebutnya lalay, kalong, atau kampret. - Orang Jawa menyebutnya lowo, lawa, codot, kampret. - suku Dayak di Kalimantan menyebutnya sebagai hawa, prok, cecadu, kusing

3. Perilaku dan Biologi kelelawar Kelelawar merupakan satu-satunya jenis hewan mamalia yang dapat terbang dengan menggunakan sayapnya. Kelelawar aktif mencari makan dan terbang hanya pada waktu malam hari (nocturnal) dikarenakan kelelawar sangat sensitif terhadap dehidrasi (kekurangan air). Bila siang hari ia tidur dengan bergelantung terbalik. Seperti semua mamalia, kelelawar memiliki tubuh berambut, walaupun pendek. Mereka mengalami dua kali pertumbuhan gigi susu dan gigi akhir. Kelelawar betina mempunyai kelenjar susu untuk menyusui bayinya Hidungnya yang berbentuk aneh seperti misalnya kaki kuda, trisula dengan tonjolan, membuatnya dapat mengeluarkan ultrabunyi. Kelelawar mempunyai struktur sayapyang terdiri dari lapisan kulit ganda yaitu pembuluh darah, serabut jaringan ikat, dan saraf membran atau selaput kulit tipis yang disebut patagium. Pada kelelawar betina, patagium berfungsi untuk memegang anaknya yang baru dilahirkan dengan posisi kepala dibawah dan juga ber fungsi sebagai selimut tubuhnya ketika bergantung terbalik. Ada dua jenis sayap yang dimiliki kelelawar, yaitu sayap kecil, biasanya dimiliki oleh kelelawar yang hidup dialam terbuka berfungsi untuk terbang cepat tanpa rintangan, sayap lebar dimiliki oleh kelelawar yang hidup ditempat tertutup, yang terbang pelan. Habitat (tempat tinggalnya) biasanya di guagua, alam terbuka, atau dipepohonan. Selain mempunyai penglihatan yang baik, kelelawar lebih mengandalkan pada suaranya yang nyaring untuk menuntunnya terbang. Kelelawar dapat mengeluarkan bunyi yang dinamakan "Ultrasonik" yang tidak dapat didengar manusia. Getaran bunyi ini mempunyai frekuensi antara 25.000 - 50.000 Hz. Jika menabrak suatu obyek atau benda, getaran suaranya itu memantul

kembali, lalu ditangkap telinganya yang lebar yang berfungsi sebagai radar baginya, kemampuan luar biasa yang dimiliki kelelawar ini dinamakan kemampuan Ekolokasi/Echolocation. Proses ini hanya memakan waktu sepersepuluh detik, cukup bagi kelelawar untuk mengetahui apa yang ada di depannya, kemana arahnya dan berapa kecepatannya, Sambil terbang mereka terus menerus mengeluarkan suara yang memantul kembali. 4. Jenis jenis kelelawar Kelelawar memiliki spesies yang banyak, menempati urutan kedua setelah mamalia binatang pengerat. Dari 4.000 spesies mamalia, 1000 diantaranya merupakan spesies kelelawar. Untuk mengelompokkannya, kelelawar dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu diberi nama "Megachiroptera" dan "Microchiroptera". Subordo Megachiroptera (Old World fruit bats) hanya memiliki satu famili yaitu Pteropodidae dengan 42 genera dan 175 spesies, sedangkan subordo Microchiroptera memiliki keragaman yang besar dengan 16 famili, 145 genera dan 788 spesies (Findley, 1993). Selain itu dapat dikelompokkan berdasarkan makanan dan kapasitasnya. Kelelawar dengan bentangan sayap 2 meter dan berat mencapai 1,5 Kg dimasukkan dalam kelompok Megachiroptera atau terkenal dengan sebutan "Kalong". Ciri-ciri kalong adalah matanya besar, karena tidak mempunyai sistem ekolokasi. Menemukan makanan berupa buahbuahan dan bunga-bungaan dengan mengandalkan penglihatan dan penciuman. Kelelawar yang tinggal di daerah Asia dan Afrika bertubuh kecil, memakan serbuk sari, lebar dua sayapnya 30 cm dengan berat 15 gr. Kelelawar ini termasuk dalam kelompok Microchiroptera dengan sistem ekolokasi yang lebih baik tetapi penglihatannya kurang jelasKelelawar berkembang biak sangat lambat, disamping masa bunting yang cukup lama 5-6 bulan juga jumlah anak per kelahiran sangat sedikit sehingga apabila jumlah kematian dan perburuan kelelawar lebih besar dari

perkembangbiakan, maka populasi kelelawar akan menurun.

5. Jenis- jenis Kelelawar yang ada di Indonesia a. Pteropus vampyrus (Kalong) Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mammalia Order : Chiroptera Family : Ptoropidus Genus : Pteropus Species : Pteropus vampyrus Tanda khusus dari famili ini adalah telinga membentuk cicin dan tidak mempunyai daun hidung. Jenis kelelawar ini biasa disebut kalong, mereka mencari makan dimalam hari secara bergerombol ratusan sampai ribuan. Panjang badan 400 mm, hidup pada ketinggian 1500 m dpl. Bertempat tinnggal pada pohonpohon tinggi atau tempat-tempat yang sulit dijangkau manusia. Kalong dapat menemukan makanannya dalam jarak jauh dengan bantuan penciumannya yang tajam. Tanda serangan dapat dilihat dari bagian buah yang tidak dimakan berceceran dibawah pohon. b. Cypnopterus aphiux vahl (Codot) Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mammalia Order : Chiroptera Family : Ptoropidus Genus : Cypnopterus Species : Cypnopterus aphiux vahl Kelelawar jenis ini disebut juga codot. Ukuran panjang badan dengan kepala 80-90 mm, panjang ekor 7-12 mm, bobotnya 33-67 g, beranak 1 ekor

setiap kelahiran, dengan masa bunting 115-125 hari. Mencari makan pada malam hari dalam kelompok kecil tidak lebih dari 8 ekor, bahkan kadang-kadang sendiri-sendiri. Bertempat tinggal didalam pucuk pohon palm, didfalam pohon-pohon berlubang, dalam goa dan atap rumah. Tanda serangan dapat dilihat dari serpihanserpihan buah yang sudah dikunyah serta bijinya yang berserakan dibawah pohon. c. Cynopterus sphinx Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mammalia Order : Chiroptera Family : Pteropodidae Genus : Cynopterus Species : Cynopterus sphinx Nama umum dari spesies ini adalah ShortNosed Fruit Bat. Ukuran panjang sayap dewasa 48 cm. Konsumsi makanan lebih dari berat tubuhnya, pemakan buah terutama jambu batu dan pisang. Kelelawar betina melahirkan 1 anak untuk setiap kehamilannya. Siklus kehamilan pertama terjadi pada Oktober sampai Februari atau Maret. Kehamilan kedua terjadi tepat setelah kehamilan pertyama dan akan lahir pada bulan Juli. Masa kehamilan 3-5 bulan. Berat bayi yang baru lahir sekitar 13,5 g dengan lebar sayap 24 cm. Setelah 4 minggu beratnya bertambah menjadi 25 g dan lebar sayap menjadi 36 cm. Kelelawar betina siap kawin pada umur 5-6 bulan tetapi kelelawar jantan baru matang pada umur 1 tahun. Kelelawar ini hidup di hutan tropis dan perkebunan buah. Mereka juga hidup dihutan mangrove. Daerah penyebarannya meliputi Sri Langka, Cina Selatan, Asia Tenggara termasuk Indonesia. d. Megaderma spasma.

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mammalia Order : Chiroptera Family : Megadermatidae Genus : Megaderma Species : Megaderma spasma Spesies Megaderma spasma memiliki cirriciri morfologi sebagai berikut : Taring mencuat kedepan dengan tonjolan sekunder. Geraham depan atas kecil dan terdesak kedalam. Telinga besar dan tegak, bersambungan antara kanan dan kiri pada bagian pangkalnya. Tragus panjang dan terbelah. Ekor sangat pendek/tidak ada, jika ada terbenam dalam selapuit kulit antar paha yang tumbuh baik. Daun hidun tegak dan panjang. Ukuran panjang badan 65-69 mm, bobot badan 40-60 g, panjang kaki belakang 14-17 mm, panjang telinga 32-39 mm. Cenderung hidup berkoloni besar dalam satu tempat dimana dalam koloni tersebut jantan hidup bersama betina sepanjang tahun. Musim kawim kawin terjadi antara bulan nopember-januari, masa bunting 150-160 hari dan kelahiran terjadi pada bulan april-juni. Kelahiran kelelawar muda terjadi sebelum awal musim hujan. Kelelawar muda tumbuh sangat cepat dan di asuh induknya selama 2-3 bulan dengan cara digendong. Spesies ini biasa hidup pada gedunggedung, goa, rongga pepohonan dan atap-atap rumah sebagai tempat tinggalnya. Spesies jenis ini menyebar di India dan Srilangka sampaI Indochina. Di Indonesia banyak ditemukan di pulau Sumatra, kalimantan, sulawesi nusa tenggara dan maluku. Makanan utama spesies ini adalah serangga seperti belalang atau kupu-kupu. Disamping itu kelelawar ini juga memangsa sejenis kadal, reptil kecil, burung, ikan, dan rodensia kecil. Kelelawar ini diduga juga memangsa kelelawar sejenis.

6. Gejala Serangan yang ditimbulkan kelelawar hama. Jenis kelelawar herbivora atau pemakan buah menyerang bagian buah, serta bunganya untuk diambil nektarnya, terkadang menyebabkan pohonpohon tersebut mati. dapat dilihat dari bagian bagian buah yang tidak dimakan berceceran dibawah pohon, atau serpihan-serpihan buah yang sudah dikunyah serta bijinya yang berserakan dibawah pohon.

Selain menguntungkan , mereka juga merugikan manusia karena mereka merusak beberapa tanaman buah, dan juga vector penyakit enchephatilis Jepang pada manusia.

GAJAHGajah merupakan hewan daratan terbesar di dunia.Gajah juga merupakan salah satu binatang mamalia yang dilindungi,baik di Indonesia maupun di dunia.Di Indonesia sendiri,gajah sudah dilindungi sejak tahun 1931. Di negara-negara lainnya,melalui Pemerhati Binatang Internasional dibawah WWF,gajah ditempatkan di urutan keempat sebagai binatang yang harus dilindungi (Predator,1981).besar ancaman kemunduran populasi gajah,mendorong WWF untuk membentuk Jaring Keselamatan Binatang dengan mempromosikan ke seluruh negara yang masih terdapat populasi gajah,agar tingkat keselamatan dan kesejahteraan gajah bisa lebih ditingkatkan. Belalainya yang panjang dan telinganya yang besar menjadi cirri khas dari gajah.Daya jelajahnya pun mencapai 200-1200 km2.Gajah juga punya keunikan lain,yaitu gadingnya.Gading adalah semacam tanduk panjang yang keluar dari sebelah pinggir belalainya. Yang sebenarnya adalah gigi koncip yang telah berubah fungsinya,terdapat urat syaraf sepanjang 1/3 dari pangkal dan akan tumbuh seumur hidup gajah tersebut. Gajah mempunyai banyak keunikan yang menyebabkan manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab untuk mengincar keberadaan gajah.Salah satu yang paling dicari adalah gadingnya.Hal inilah yang menyebabkan populasi gajah menurun drastic setelah dimulainya era perburuan gajah demi kepentingan ego manusia semata.Hal inilah pula mengapa gajah menjadi salah satu binatang yang dilindungi di dunia. Namun dibalik semua itu,keberadaan gajah juga bisa merugikan manusia.Lihat saja kasus-kasus

7. Pengendalian 1. Pengusiran dengan cara melepaskan tembakan pada pohon-pohon dimana binatang tersebut bergelantungan. 2. Melindungi tanaman dengan cara menutupinya dengan jala, anyaman bambu, ranting tanaman yang berduri. 3. Menggelantungkan tempurung yang berisi cairan yang dapat memasukkan binatang ini. 4. Dengan kincir angin yang diberi alat penimbul suara didalam kebun. 5. Pada malam hari binatang ini dapat dijaring ketika mereka sedang mencari makan, sedangkan pada siang hari ditangkap ketika mereka sedang tidur lelap. 8. Manfaat Ekonomis Kelelawar sebagai herbivora memiliki dampak ekonomis yang menguntungkan bagi manusia, antara lain : 1. Sebagai penyebar biji buah-buahan 2. Sebagai penyerbuk bunga 3. Sebagai obat, banyak masyarakat mempercayai bahwa daging kelelawar digunakan sebagai obat asma 4. Sebagai sumber protein, masyarakat Menado terbiasa mengkonsumsi daging kelelawar 5. Penghasil pupuk guano yang banyak diperlukan bagi tanaman pangan.

yang sudah banyak terjadi,baik di Indonesia dan di negara-negara lainnya.Banyak terjadi kasus-kasus perusakan lahan pertanian dan ladang oleh gajah.Ketika hal ini terjadi,status gajah berubah menjadi hama.Walaupun bila dirunut kebelakang,perusakan lahan-lahan pertanian manusia oleh gajah juga berawal dari perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab tehadap alam.Namun tetap saja hal ini menjadi sebuah dilemma bagi kita.Di satu sisi,gajah merupakan salah satu satwa yang harus kita lindungi,namun disisi lain ketika gajah telah berubah status menjadi hama tentunya harus kita tanggulangi supaya tidak menjadi lebih merugikan kita. Hal inilah yang menjadikan satu alasan mengapa kita mahasiswa pertanian khususnya jurusan hama dan penyakit tumbuhan harus mempelajari gajah,baik dalam kedudukannya sebagai hewan yang dilindungi,juga saat kedudukannya sebagai hama yang merugikan manusia.Supaya solusi yang harus diambil ketika menghadapi suatu masalah tentang gajah bisa menguntungkan kedua belah pihak,bagi masyarakat(petani),juga bagi gajah itu sendiri. Tentunya kita tidak mau mengalami suatu kondisi dimana kita hanya bisa melihat gajah dalam bentuk fosil karena gajah telah menjadi hewan yang sudah punah.Terlebih lagi kejadian itu terjadi karena keegoisan manusia demi memenuhi urusan perutnya saja. Sejarah Awal Gajah Gajah merupakan hewan daratan terbesar di dunia,tetapi manusia pun sudah menggunaka jasa gajah sejak dahulu kala.Salah satu contoh,yaitu ketika sebanyak 80 ekor gajah digunakan oleh Hannibal ketika betempur dengan tentara Roma pada pertempuran di waktu zaman 202 S.M.Gajah juga ditonjolkan di dalam bendera,disembah sebagai dewa Ganesha di India,sementara gajah putih dipuja sebagai pemberi tuah di Thailand. Spesies gajah dipercayai mula-mula berkembang pada zaman Oligocene di Afrika.Sepanjang 55 juta

tahun terdapat 500 hingga 600 spesies gajah yang dikenal pasti,dan hanya dua spesies yang masih ada hingga saat ini.Dua spesies itu adalah gajah asia dan gajah afrika.Spesies gajah afrika dan gajah asia mulamula terpecah pada kira-kira dua juta tahun yang lalu.Terdapat dua pecahan utama gajah,yaitu gajah asia dan gajah afrika (ukurannya lebih besar).Gajah asia merupakan spesies dan genus yang berbeda dengan gajah afrika. Gajah Asia menurut Kemf dan Jacson (1994),berkembang dari sebuah spesies di afrika yang disebut Primelphas.Famili ini berkembang menjadi lebih dari 20 spesies,termasuk Mammoth yang menyebar ke Eurisia dan Amerika.Mammoth yang kini telah punah,punya hubungan erat dengan gajah yang masih hidup,terutama gajah asia. Taksonomi gajah Klasifikasi Gajah : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Sub filum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Proboscidae Famili : Elephantidae Di dunia ini hanya ada dua jenis spesies gajah,yaitu : 1. Gajah Asia (Elephas maximus),dibagi lagi menjadi 3 sub spesies. - Gaj ah Sri Lanka (Elephas maximus maximus),meru pakan gajah asia yang terbesar. - Gaj ah India (Elephas

maximus indicus),merupakan gajah asia yang terbanyak. - Gajah Sumatera (Elephas maximus sumantrensis),merupakan gajah asia yang terkecil. Gajah asia berukuran 5 ton dengan tinggi 3,5 metre.Dua bonggol diatas kepalanya merupakan puncak tertinggi gajah asia.Bagian belakang gajah asia lurus tanpa lengkungan.Telinga gajah asia ukurannya lebih kecil dan menyerupai bentuk peta India.Ujung belalai gajah asia mempunyai satu bibir di bagian atasnya.Pada gajah asia,hanya gajah jantannya saja yang memiliki gading. Gjah Asia tinggal di hutan lebat, hutan tropis dan daerah yang bertumbuhan lebat, misalnya di India dan Pulau Sumatra.Gajah asia memiliki lima kuku pada kaki depannya,dan empat kuku pada kaki belakangnya. Salah satu jenis gajah asia yang ada di Indonesia adalah gajah sumatera.Gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) ini merupakan salah satu jenis satwa liar langka dan dilindungi oleh undangundang.Beberapa undang-undang yang mengatur tentang perlindungan gajah adalah UU tahun 1931 (Ordonansi perlindungan binatang liar No.134 dan No.226).Kemudian diperkuat oleh Surat Keputusan Menteri Pertanian No.234/Kpts/Um/1972. 2. Gajah Afrika (Loxodonta Africana),dibagi lagi menjadi 2 sub spesies. Gajah Afrika Savana (Loxodonta Africana Africana) ,yang ukurann ya lebih kecil. -

(Loxodonta Africana cyclotis),yang ukurannya lebih besar.Gajah afrika rimba mempunyai badan terbesar jika dibandingkan gajah lainnya.Gajah jantan afrika bisa mencapai tinggi 4 meter dan berat 7 ton.Gajah afrika hanya punya satu bonggol di tubuhnya.Sementara bagian belakang gajah afrika melengkung.Puncak tertinggi gajah afrika adalah di bagian bahunya.Ujung belalai gajah afrika terdapat dua bibir.Dan pada gajah afrika,baik jantan maupun betinanya mempunyai gading.Telinga gajah afrika lebih besar dan lebih lebar. Gajah Afrika hidup di padang rumput, hutan, daerah alur sungai dan juga di rimba tertentu. Gajah afrika memiliki empat kuku pada kaki depannya,dan tiga kuku pada kaki belakngnya Deskripsi tentang kehidupan gajah - Morfologi gajah : Gajah mempunyai penglihatan yang lemah,dan hanya bisa melihat dengan jelas pada jarak 3 hingga 6 meter.Namun,dikarenakan badannya yang besar maka gajah memiliki telinga yang lebar yang dapat digunakan untuk menyejukkan badannya (terutaama karena adanya jaringan darah di telinganya).Selain itu,telinga gajah yang lebar bisa membantu agar pendengaran gajah menjadi lebih sensitive dan dapat mendengar bunyi yang tidak dapt didengar oleh hewan lain. Belalai gajah berfungsi seperti tangan.Bisa digunakan untuk mencium bau gajah lain yang jauhnya 3 kilometer,mencapai makanan,menyedot air,mempertahankan diri,menyerang dan bersosialisasi antar sesama gajah lain. Tulang kaki gajah panjang dan mengandung tulang berspon yang fungsinya mengganti sumsum.kaki gajah terdiri dari jari kaki yang mengelilingi tapak kaki yang lembut.Kakinya lebar untuk mengimbangi berat badannya.Kaki gajah yang dikurung perlu dicukur karena tapak kakinya tidak cepat aus dibandingkan gajah liar yang sering berkeliaran.Gajah yang menghadapi bahaya akan mengehntakkan kainya ke bumi.Ini akan menghasilkangetaran bernada rendah.Karena bunyi

-

G

ajah Afrika Rimba

merambat lebih baik melalui tanah,maka apa yang gajah sampaikan melalui kainya akan diterima cepat oleh kawanannya.Nada rendah yang dimiliki gajah mencapai 14 hingga 35 hertz. Sepanjang masa hidupnya,gajah akan berganti gigi sebanyak enam pasang,yang semakin besar apabila giigi gerahmnya telah aus.Setelah gigi gerahamnya yang terakhir tanggal,maka gajah akan mati kelaparan karena tidak dapat mengunyah makanan.Gigi gajah terdiri dari 2 pasang gigi geraham,dua di atas dan dua dibawah yang selalu tumbuh.Berat gigi gajah adalah sekitar 4 kilogram masing-masingnya. Karena ukuran tubuhnya yang besar,maka gajah pun lebih banyak mengeluarkan keringat.Oleh karena itu,gajah banyak bernaung pada bayangan pohon pada waktu tengah hari.Kebutuhan minumnya pun banyak,yaitu sekitar 70 hingga 90 liter per hari. -Habitat Gajah Gajah Asia lebih banyak berada pada habitat yang berhutan,pada daerah yang tinggi atau pegunungan.Tingginya bisa mencapai 3600 meter. Gajah Afrika lebih suka habitat seperti lading savanna yang punya banyak rumput,dimana mereka akan lebih mudah mendapatkan makanan>Namun juga bisa didapat di derah hutan yang tebal dan banyak bayangan pohonnya.Atau tempat-tempat yang berlumpur dimana banyak terdapat tempat untuk gajah beristirahat,dan mendinginkan badan ketika hari sedang panas dengan cara menyemprotkan Lumpur krseluruh bagian tubuhnya.Dengan cara inilah gajah melindungi tubuh mereka dari parasit.Luas wilayah yang pernah dijelajahi gajah mencapai 200-1200 km2 yang meliputi berbagi tipe habitat.Secara umum kehidupan gajah di alam sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim,yaitu pada musim kemarau sering dijumpai di daerah berawa,sedangkan pada musim penghujan akan secara naluriah berpindah ke dareah pegunungan. - Makanan Gajah

Gajah memakan rerumputan,daundaunan,bagian pohon yang berkayu,ranting,cabangcabang kecil pohon.Tanaman budidaya seperti padi,tebu dan pisang juga disukai oleh gajah afrika.Jumlah pakan gajah per hari bisa mencapai 200250 kg.Gajah juga suka memakan rumputrumputan,semak,perdu. Gajah punya indera perasa yangmaju jika dibandingkan hewan lainnya,dan dapat membedakan mana rasa makanan yang enak ataupun tidak.Gajah asia dapat memakan durian yang asam dan tinggi kandungan alkoholnya.Namun gajah kesulitan untuk mencerna makanannnya,sehingga perlu waktu hingga 18 jam untuk mencerna makannnya.Hanya 40 % dari makanan yang akan dicerna,dan sisanya akan dibuang dalam bentuk feses. - Reproduksi Gajah Gajah asia betina mencapai kematangan seksual pada umur 9-12 tahun,sedangkan jantannya pada umur 10-17 tauhn,namun pada umur ini jantan belum bisa mendominasi betina dan melakukan reproduksi. Ketika gajah betina hamil,periodenya berlangsung selama 22 minggu.Dan dapat terus melahirkan selama 3-4 tahun kedepan dengan satu kali melahirkan hanya sebanyak satu anak gajah. Anak gajah akan menyusui selama 2 tahun,anak gajah afrika akan menjadi dewasa dalam waktu 12-17 tahun.Sedangkan betinanya dari usia 9-12 tahun,dan berkembang biak hingga umur 45 tahun. -Kehidupan Sosial Gajah Gajah memerlukan makanana dalam jumlah banyak,oleh karena itu gajah akan hidup secara berkelompok dan berpindah-pindah.Gajah biasa hidup berkelompok dengan diketuai oleh seekor gajah betina,kelompok gajah itu terdiri dari gajah betina dan gajah jantan remaja yang memepunyai ikatan perasudaraan satu sama lainnya.Gajah jantan dewasa akan membentuk kumpulan kecilsendiri,kadang kala jantan afrika tua akan memilih untuk hidup sendirian.

Gajah dapat tidur secara berbaring atau berdiri.Gajah afrika sangat kuat daya ingatnya ,sehingga hal ini sangat membantu mereka dalam membantu mencari makanan dan sumber air di musim kemarau. Keberadaan Gajah,Merugikan menguntungkan? atau

WWF Indonesia -Tesso Nilo Field Report, 10 November 2004 Pada tanggal 8 November, 2004, WWF Tim menerima informasi tentang kematian beberapa ekor gajah dari seorang koresponden harian Jakarta Pos yang sebelumnya telah mendapat informasi dari penduduk setempat dimana insiden ini terjadi. Menindak lanjuti informasi ini WWF segera berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Riau( BKSDA) untuk melaksanakan pengecekan langsung ke lapangan, yang juga didampingi oleh seorang dokter hewan dari kebun binatang Bukit Tinggi. Lokasi kematian gajah berada di Kelurahan Kepenuhan Tengah, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. Jarak lokasi ini dari Kota Pekanbaru sekitar 226 km ke arah Barat Laut, atau sekitar 45 km dari Ibukota kabupaten Pasir Pagarayan, ke arah Timur Laut, dan hanya berjarak sekitar 2 km dari ibu kota Kecamatan Kepenuhan.

mengatakan kepada WWF bahwa mereka merasa sedikit lega karena memang sebagian besar dari mereka masih menganggap bahwa gajah adalah hama bagi pertanian. Sebagai tindak lanjutnya BKSDA Riau memutuskan akan menangkap gajah-gajah lainnya yang ada di home range ini untuk dipindahkan ke Pusat Latihan Gajah di Minas ( Satu jam dari Pekanbaru).SERANGAN gajah ke perkebunanperkebunan baik milik perusahaan maupun masyarakat di Riau, bukanlah menjadi berita lagi. Bahkan ketika binatang berbelalai panjang tersebut masuk ke dalam Kota Pekanbaru, tepatnya di Kecamatan Rumbai, juga terkesan tidak menarik. Dalam setahun, beberapa kali binatang itu masuk ke permukiman penduduk sambil meluluhlantakkan apa-apa yang dilintasinya. Ketika tulisan ini dibuat pun, dipastikan puluhan hektar kebun sudah luluh lantak. Ini berkaitan dengan kejadian beberapa hari sebelumnya, pada pertengahan September 2001, kawanan gajah mengganas di kebun sawit milik PT Bina Fitri Jaya seluas 1.000 hektar di Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar. Perusakan kebun juga terjadi pada sekitar 500 hektar kebun milik masyarakat setempat. Di sini, sejak tahun 1996, boleh dikatakan tiada bulan tanpa gangguan gajah. Akibat begitu seringnya serangan gajah, sampaisampai masyarakat setempat merasa tidak saatnya lagi mereka mengusahakan perkebunan, padahal tradisi ini mereka jalani secara turun-temurun. Seperti yang diakui Pengurus Koperasi Gajah Sakti Desa Kota Garo, Kecamatan Tapung Hilir, Suherman, berkebun di desa tersebut pada waktu sekarang adalah pekerjaan sia-sia. Baru saja kebun hendak bertunas, kawanan gajah sudah dipastikan memijak-lapah tanaman tersebut. Namanya pun dipijak gajah, sudah pastilah susah untuk membayangkan sisa-sisa tanaman tersebut.

photo: Dokumentasi WWF Indonesia photo: Dokumentasi WWF Indonesia Gajah yang mati berjumlah enam ekor, satu ekor telah dibakar oleh masyarakat: 2 ekor betina yang mana salah satunya sedang hamil dan ditemukan bayi gajah jantan dalam perutnya, 2 ekor gajah betina anakanak yang berumur 3-4 tahun, 1 gajah betina remaja, sedang yang satunya lagi tidak dapat diidentifikasi karena telah terbakar. Lokasi kematian gajah terdiri dari dua kelompok yang dipisahkan oleh jalan. Pada lokasi kematian pertama terdapat empat ekor gajah. Jarak antara gajah diperkirakan sekitar 20 -50 m. Pada lokasi kedua terdapat dua ekor gajah dengan jarak sekitar 75m. Seluruh lokasi berada pada radius 300 350m. Berdasarkan lokasi temuan bangkai gajah, gajah-gajah ini diduga merupakan kelompok gajah Rambah Hilir dengan wilayah pergerakannya mulai dari daerah KotoTangah, Rambah Hilir, Kepenuhan, Ulak Patian, Kasimang Trans SPD ; Oil palm plantation of Pt. Eluan Mahkota dan PT Sumber Jaya Indah Nusa Coy. Populasi kelompok gajah ini pada tahun 2003 diperkirakan berjumlah 30 35 ekor. Kelompok ini merupakan satu dari tiga kantong populasi gajah yang diklasifikasikan sangat kritis. Berdasarkan identifikasi Raleigh Blouh dan Kuppin Simbolon tahun 1985, kelompok gajah ini disebut kantong populasi Torgamba, dengan perkiraan populasi 100-200 ekor gajah.

Di bagian Utara lokasi temuan kematian gajah ini masih ada kelompok hutan yang di sebut Libo Block. Pada kawasan ini terdapat konsesi PT. Mandau Abadi, Pt Rokan Permai Timber dan Pt. Rokan Timber Corp. Biasanya pada musim kering gajah-gajah ini akan berada di konsesi ini, kemudian pada musim hujan daerah ini akan terendam, gajah-gajah akan bergerak ke daerah petanian masyarakat. Sehingga konflik gajah dan manusia biasanya terjadi pada musim hujan ini. Untuk memastikan jenis racun yang dimakan gajah, telah diambil sampel dari organ tubuh gajah (hati dan material makanan di lambung), pada ke 5 ekor gajah yang masih utuh. Proses pengambilan sampel organ tubuh gajah dilakukan pada hari Rabu tanggal 10 November 2004, kemudian sekaligus dilakukan pembuatan berita acara insiden ini yang ditandatangani bersama pihak berwenang yang terkait.Rencananya sampel organ tubuh gajah ini akan di periksan pada laboratorium Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional-II di Baso. Dalam menyikapi kejadian ini Bapak Nukman dari BKSDA Riau mengatakan bahwa BKSDA berjanji akan melakukan penyelidikan lebih lanjut dan penegakan hukum atas kasus ini. Ini adalah kejadian yang pertama yang terjadi di daerah ini dan kami akan memastikan bahwa hukum akan ditegakkan atas kasus ini setelah kami mendapatkan bukti-bukti yang mendukung. Sementara itu masyarakat sekitar ketika ditanya tentang reaksi mereka akan insiden ini

Sikap Suherman, sebenarnya lebih kurang sama dengan PT Bina Fitri Jaya. Oleh karena, tak tahan diserang gajah terus-menerus, akhirnya kebun mereka terbiar begitu saja. Jadilah tanaman sawit di sana hidup segan mati tak mau. Dalam keadaan begitu pun, gajah masih saja menyerang, sehingga benar-benar tak ada lagi yang dapat diharapkan dari kebun tersebut. Jangan-jangan nyawa penjaga kebun pula yang menjadi taruhannya. Asal tahu saja, akibat serangan gajah tersebut, ternyata hanya sebagian kecil saja dari akibat serangan gajah di Provinsi Riau. Kalau hendak diurut, luas kawasan dan kerugian serangan gajah atau yang selalu disebut orang sebagai hama gajah di daerah ini, memang tak tanggung-tanggung. Dalam 10 tahun terakhir saja, kebun Riau yang rusak akibat binatang ini mencapai 20.000 hektar. Bedasarkan dua contoh kasus diatas,dengan mudah dapat kita simpulkan bahwa memang masyarajat awam masih menganggap bahwa gajah bisa merugikan bagi manusia.Hal ini mereka lakukan dengan tanpa memikirkan tentang masalh ekologi dan kepunahan gajah itu sendiri. Namun karena keegoisan manusia pulalah kita tidak pernah berpikir bahwa bias saja semua gangguan yang didapat dari gajah ini disebabkan oleh kesalahn manusia itu sendiri. Aktivitas manusia juga banyak menyebabkan terpotongnya jalur jelajah alami gajag dan pada daerah-daerah persinggungan tersebut timbullah konflik antara manusia dengan gajah.Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kegiatan memerlukan lahan yang luas.Guna memenuhi keperluan inilah telah dibuka areal hutan.Penyempitan kawasan hutan ini sering dibarengi oleh penebengan hutan secara liar dan perladangan berpindahpindah.Akibatnya,tidak jarang kelompok besar gajah

terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil.,yang masing-masing tersekat oleh lahan pertanian.Antara lahan pertanian/perkebunan dengan hutan tidak ada mintakat penyangga.Yang perlu dicata disini adalah bahwa tanaman pertanian bernilai tinggi seperti Kelapa Sawit,Kelapa hibrida,tebu dan lain-lain justru sangat disukai oleh gajah.Keadaan seperti itu yang menyebabkan masuknya gajah ke areal pemukiman,pertanian dan perkebunan milik manusia.Dimana sebelumnya areal-areal ini adalah jalur jelajah alami gajah.Lalu timbullah sekarang apa yang dinamakan selisih kepentingan antar manusia dan gajah. Pengendalian gajah dalam statusnya sebagai hama Masyarakat awam masih banyak menggunakan cara-cara tradisional dalam mengusir gajah.Antara lain dengan menggunakan cara : Pengusiran dengan menggunakan bunyibunyian,petasan dan api.Namun cara ini tidak efektif karena gajah akan menghindar selama 3 hari saja. Usaha lain adalah dengan memasang tape recoerder dalam volume maksimum. Atau dengan menmbuat parit isolasi. Dan dengan cara modern yaitu pemasangan pagar kawat beraliran listrik.

-

Barrier/penghalang Dengan menggunakan bamboo sebagai jalur hijau di sepanjang batas kawasan pelestarian alam.Yang dapat dipergunakan gajah juga sebagai bahan pakan alami.

-

Memperbaiki habitat dan memperkaya sumber pakan gajah di habitatnya Memanfaatkan gajah Pengendalian dengan cara memanfaatkan gajah itu sendiri dapat dilakukan dengan menagngkap gajah untuk disekolahkan ke sekolah gajah yang dikelola oleh Departemen Kehutanan,yang masing-masing terletak di Way kambas Lampung,Aceh,Bukit saleroLahat,Sebanga Riau,dan Seblat Bengkulu. Banyak alternative pengendalian lain dalam menanggulangi masalah gajah sebagai hama ini.Semuanya bisa dikondisikan dengan situasi dan kondisi yang ada di lapangan.Namun satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa kita harus selalu ingat kalau gajah adalah satwa langka yang dilindungi oleh undang-undang dan perlu kita pelihara demi kelangsungan ekosistem alam.

-

Namun karena gajah adalah hewan yang dilindungi,maka pengendalian sebaiknya dilakukan dengan alternaitf lain yaitu : - Mengusir gajah Pengendalian gajah dapat dilakukan degan menggiring gajah ke habitatnya dengan menggunakan bunyi2an seperti petasan.

BABI HUTANKlasifikasi Menurut Linnaeus 1783 klasifikasi dari babi hutan yaitu: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Mamalia Ordo : Artyodactyla Famili : Suidae Genus : Sus, Babyrousa

Species : Sus scrofa,Sus verrucosus, Sus barbatus, Babyrousa babyrousa. Ciri-Ciri Umum a. Pengenalan Karakter Morfologi Babi hutan memiliki ciri morfologi yang khas, antara lain : Kakinya bertelapak genap yaitu empat, Tinggi badan kurang lebih 70 cm, Panjang tubuh 1 - 1,5 m, Panjang ekor 20 - 30 cm, Bobot tubuhnya 50 - 100 kg, Bagian mulut yang menjorok ke depan (moncong) berakhir dengan bulatan untuk membongkar, bagian ini untuk membongkar tanah disokong oleh tulang rawan dan merupakan tempat dua lubang hidungnya, Gigi taring bawah amat besar dan panjang, Kaki depan biasanya lebih pendek dari pada kaki belakang, Rambut surainya pendek dan kasar berwarna hitam mulai dari tekuk sampai pungung. Kapalanya berbentuk kerucut terpotong, Badannya berbentuk silinder, Memiliki warna kulit yang bermacam-macam, Memiliki alat penciuman yang sangat baik walaupun jaraknya jauh, Memiliki indera perasa yang baik,

b. Pengenalan Karakter Bukan Morfologi Pengenalan karakter bukan morfologi dapat dilakukan dengan memperhatikan habitat babi hutan. Pengenalan dengan cara ini harus dengan cara berhati-hati, sebab babi hutan hidup secara berkelompok, dan berpindahpindah sarangnya tergantung terhadap tempat yang ada makanannya. Habitat yang disukai babi hutan adalah di tepi-tepi hutan yang lembab dan daerah hutan rawa. Babi hutan adalah hewan yang pandai berenang dan suka berkubang dalam lumpur. Babi hutan tidak tahan terhadap terik sinar matahari sehinga pada waktu panas sinar mata hari biasanya bersembunyi pada tempat yang teduh di semak-semak dekat sumber air. Dengan demikian, besar kemungkinan cara-cara tersebut tidak dapat diterapkan apabila ada spesies yang memiliki karakter di luar cakupan kewajaran populasi pada umumnya. Perilaku Babi hutan hidup berkelompok (tiap kelompok terdiri dari 4-50 ekor bahkan ada yang 100 ekor) Tiap kelompok terdiri dari babi induk dan anak-anak. Memiliki sifat kegotongroyongan. Memiliki kebiasaan berkubang di Lumpur (untuk menjaga suhu badan dan menghilangkan hewan pengganggu yaitu caplak) Babi hutan termasuk hewan yang non kultural artinya keluar mencari makan pada malam hari. Dapat mengeluarkan bunyi. Bunyi yang dilakukan babi hutan dalam berkomunikasi dibedakan menjadi : Apabila dalam keadaan senang akan mengeluarkan suara Pleasure call

Bila situasi berbahaya akan mengeluarkan Alarm call Pada periode musim kawin akan mengeluarkan Malting call Apabila terjadi perkelahian antar kelompok maka akan terdengar Fighting call

Biologi dan Ekologi Babi hutan hidup secara berkelompok atau berkeluarga. Babi hutan betina dapat melahirkan anak sekali dalam setahun. Babi betina memiliki siklus berahi 21 hari dan umumnya receptive selama 2 3 hari. Puncak perkembangbiakannya biasanya pada musim hujan masa bunting akan berlangsung 101 130 dengan rata-rata 115 hari Jumlah anak setiap melahirkan bervariasi yaitu 2 12 ekor. Anak yang baru dilahirkan disusui selama 4 bulan untuk kemudian di sapih pada umur lima bulan. Pada akhir masa menyusui induk betina dapat kawin lagi. Anak babi hutan betina dapat berkembangbiak setelah berumur 6 8 tahun. Sedangkan babi jantan dapat melakukan kawin setelah mempunyai ukuran yang maksimal. Babi hutan hanya dapat bertahan hidup 10- 12 tahun. Pola aktivitas babi hutan yaitu mencari makan yaitu dilakukan pada dini hari sekitar jam 4 sampai 6 dan jam 16 sampai 19. diluar jam tersebut digunakan untuk waktu istirahat. Babi hutan tidak memiliki sarang yang tetap tetapi mereka akan

membuat sarang ketika babi hutan akan melahirkan. Jenis Babi Hutan dan Penyebarannya a. Sus scrofa vitatus (Babi Biasa) Nama lain : Bagong atau celeng Habitat : Sumatra, Jawa, Bali, NTB, dan Irian Jaya. Morfologi : - Rambut halus - Berwarna hitam - Matanya kecil Sementara di Sumatera spesies Babi Hutan Biasa (Sus scrofa) ialah imigran dari benua Eropa-Asia dimana dulunya Sumatera merupakan bagian dari benua itu. Karena menjadi hama pertanian, binatang ini ditakuti dan dibenci oleh para petani kecuali bagi suku seperti Orang Rimba di Jambi dan Sumatera Selatan. Bagi mereka babi hutan menjadi sumber daging yang penting dan lebih mudah ditangkap ketika menyerang ladang mereka. b. Sus barbatus (Babi Berjenggot) Nama daerah : nanguin, jani, babui. Nama umum : Babi berjenggot Habitat : Riau, Sumatra, Bangka, dan Kalimantan. Morfologi : - Rambut bagian leher agak panjang - Janggut berwarna putih - Janggut belakang berwarna putih kelabu. Jenis babi ini selain berperan sebagai hama pada komoditas pertanian dapat juga pemakain bangkai, bangkai yang dimakan yaitu rusa kecil bahkan anak musang. Babi ini biasa hidup dengan berkelompok dalam jumlah yang besar dan dapat ditemui pada ketinggian 0

2000 m dpl. Sementara itu di Sumatera, babi hutan ini terkenal dengan sebutan Nangoi atau Babi berjanggut (Sus barbatus), merupakan binatang endemik Sumatera atau Asia Tenggara. Babi hutan biasa lebih menyukai hutan sekunder dan makanan dari ladang petani, sedangkan Babi Berjanggut lebih sesuai hidup di hutan primer dan kurang merupakan hama. c. Sus verucosus (Babi Jawa) Nama umum : Babi jawa Habitat : Jawa, Madura, Pulau Bawean Morfologi :-Mata lebih besar -Pada moncong terdapat 6 lipatan kulit - Pada punggung terdapat penebalan -Rambut tegak lurus dan keras. d. Babyrousa babyrousa (Babi Rusa) Nama umum : Babi rusa Habitat : Sulawesi Morfologi :- Terdapat gigi taring yang panjang melingkar ke atas. Pengendalian Dan Pemberantasan Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan dalam memberantas babi hutan antara lain sebagai berikut : a. Penanaman Bibit Tua Cara ini banyak dilakukan pada perkebunan kelapa sawit yang mendapat serangan babi di atas batas toleransi yaitu dengan menanam bibit yang telah berumur minimal 20 bulan karena lebih tahan terhadap serangan hama babi hutan. Namun sebaiknya menanam bibit yang sudah mencapai umur 4 bulan, pada umur tersebut bibit benar-benar tahan terhadap serangan hama dikarenakan bagian pangkal batang, pelepah, dan

durinya telah cukup kerasa dan banyak. Namun kekurangannya pertumbuhan dan masa produksi tanaman selama 6 bulan, Sehingga dapat menghambat. Dan juga biaya penanaman yang relatif mahal. Menggunakan Umpan Beracun Umpan beracun yang dapat digunakan antara lain Timex dan Zink fospate. Umpan tersebut dimasukan ke dalam makanan yang sangat di senangi babi. Cara ini di butuhkan biaya yang sangat mahal dan perlu pengontrolan sehingga tidak efisien dalam jangka waktu yang lama. c. Menggunakan Paku Dan Kayu Bulat Segi Empat Bahan kayu yang digunakan adalah kayu bulat, setiap batang kayu bulat di kerat setengah bagian sehingga akan memudahkan ketika dipaku selanjutnya empat ujung kayu digabungkan/direkatkan sehingga membentuk persegi empat. kalo segi empat telah selesai di buat dapat langsung dipasangkan pada bibit kelapa sawit yang baru ditanam. Unutk menghindari kerusakan pada bibit, sebelum pemasangan alat ini, pelepah daun diikat dengan tali rapia sebanyak 3 sisi yaoiu tengah atas dan bawah. Dengan memasang alat ini hama babi akan sulit menerobos tanaman. Kecenderungan babbi yang suka menggali tanah untuk memperoleh umbut tanman dari sisi bawah batang dapat di cegah dengan paku pada sisi bawah pelindung. Cara ini cukup efektif dilakukan. d. Pemasangan Kawat Duri Atau Kawat Harmonika Kawat duri atau kawat harmoniuka dipasang disekeliloinga areal tanaman kelapa sawit yang baru ditanamam perlindungan ini b.

berfungsi untuk melndungi tanaman dai serangan hama babi. Cara pengendalian ini cukup efektif karena tingkat keberhasilan perlindungan terhadap tanaman bisa mecapai 100 %. e. Jerat Tali Contoh dari sebuah alat perangkap untuk menjerat hewan, sebuah model tiruan dari perangkap yang biasa digunakan penduduk Kamoro untuk menangkap babi hutan, burung kasuari atau lain-lain hewan buruan. Alat tersebut dipasang sepanjang jalur yang biasa dilalui si hewan yang ingin ditangkap di dalam rawa dan hutan rimba. Bagian tali jeratnya ditutupi dengan dedaunan dan dikaitkan pada sebatang pohon muda yang mudah dibengkokkan dan cepat akan lurus kembali begitu alat perangkap tersentuh. Babi bukan hewan asli bagi Papua. Mereka diimpor ke pulau ini lama setelah pendatang-pendatang manusia yang pertama tiba. Kini, babi hutan adalah hewan buruan utama untuk penduduk Kamoro. Hewan ini ditangkap dengan alat jerat atau diburu dengan bantuan anjing-anjing dan lembing-lembing. Kadang-kadang pohon sago ditebang dan dibelah untuk digunakan sebagai umpan.

Dalam pelaksanaannya sebaiknya dilakukan pengumpanan pendahuluan dengan maksud agar babi hutan terbiasa dengan makan umpan yang digunakan sebelum dicampur pestisida selama 3-5 hari, untuk memastikan bahwa babi senang makan di tempat yang disediakan. Racun temik 10 G dengan dosis antara 1-1,5 sendok the dimasukan ke dalam potongan ubi kayu dengan membuat lubang terlebih dahulu. g. Pemagaran Pemagaran dimaksudkan untuk mencegah serangn babi hutan dengan menggunakan tanaman bambu, pohon berduri, ataupun pagar yang terbuat dari kayu. h. Jerat kawat Jerat kawat terbuat dari kawat, alat macam ini biasanya dibuat oleh petani transmigran asal Bali. Untuk memikat babi disiapkan umpan yang dipasang berhubungan dengan picu jerat. Apabila babi hutan makan umpan tersebut maka picu jerat akan bergerak sehingga babipun terikat jerat. Dengan cara ini hasilnya cukup baik. Selain itu babi yang terjerat dapat dimamfaatkan untuk dikonsumsi, dan tidak berdampak buruk pada lingkungan bila dibanding dengan peracunan. Lubang perangkap Lubang perangkap terdiri dari parit yang dibuat pada jalur jalan babi, atau pada lahan yang dipagar sengaja dibuat celah dengan lubang perangkap. Panjang parit antara 1-2 m, lebar 0,75-1 m. Di atas parit disamarkan dengan menutupi permukaan parit dengan anyaman bambu atau dahan

dan ranting kayu. Kemudian ditutup oleh timbunan daun atau rumput, namun cara pembuatan lubang perangkap dianggap kurang efektif dalam menjebak babi hutan. j. Jaring babi Alat ini terbuat dari kawat baja berbentuk spiral, dapat diproduksi secara masal. Alat ini mudah dibawa dan juga mudah dioperasikan karena berupa lilitan spiral. Akan tetapi apabila telah terjerat maka badan babi akan seluruhnya masuk jerat. Moncong dan kaki terkait kawat jerat sehingga tidak dapat lolos atau bergerak. Pemasangan lapon garus di jalur yang sering babi lalui. Alat pancing babi Alat ini terbuat dari alat pancing laut. Tali pancing sepanjang 25-30 cm dari tali pancing yang kuat, pada ujungnya diikatkan di tengah tongkat kayu/bambu sepanjang 15-20 cm. Pancing diberi umoan yang menarik. Apabila umpan dimakan, mata pancing akan tersangkut dibibir babi. Usaha babi untuk mengeluarkan pancing dengan menginjak tongkat sehingga tali akan terselip diantara jari kaki depannya. Pengerahan penembak mahir Di perkebunan kelapa sawit Marihat Sumatra Utara ternyata seorang penembak mahir mampu menembak 4 ekor babi setiap kali berburu. Cara ini dianggap paling efektif dikebun tersebut.

k.

l.

f. Penggunaan bahan kimia Dalam pelaksanaannya penggunaan bahan kimia adalah dalam bentuk umpan beracun atau ada juga berupa cairan kimia refelen. Berdasarkan pengalaman umpan yang paling disukai babi hutan adalah ubi kayu, ubi jalar, nangka bubur, bangkai dan lain-lain. Umpan diletakan pada jalur yang sering dilewati oleh babi hutan dan juga tempat-tempat babi hutan sering berkeliaran. i.

m. Pengusiran babi Alat ini berupa bunyi-bunyian terbuat dari kaleng atau ruas bambu. Alat ini dibunyikan dengan menarik tali pengikatnya apabila diduga ada babi merambah kebun.

Alat ini ditempatkan di tengah dan dipojok kebun. Alat lainnya adalah menggunakan lemak babi yang dioleskan pada tali rapia yang dibentangkan ke sekeliling kebun. Pemamfaatan rambut manusia, ijuk atau jengkol yang dipotong-potong, kemudian dicampur dedak dan disebarkan di sekeliling kebun atau jalur jalan babi. n. Sistem parit berpagar Sistem parit berpagar ini menggunakan bentengan pagar keliling galian parit di dalam pagar dengan tanah galian parit dibuat berbentuk pematang pada sisi sebelah dalam. Bahan untuk pagar diperoleh dari kayu di sekitar lokasi kebun atau bekas tebangan hutan pada waktu pembukaan lahan. Bagi perkebunan besar dapat menggunakan bentengan kawat berduri, parit sekaligus dapat berfungsi sebagai saluran drainase dan batas kebun permanent.

dunia baru ekornya dapat berfungsi sebagai tangan kelima. Namun, pada sebagian monyet berekor lainnya, ekor yang dimiliki hanya berperan sebagai penyeimbang ketika melakukan manuvermanuver rumit di atas pohon. Banyaknya variasi jenis primata, pada sejarah evolusi akhirnya membagi cara berjalan primata tersebut menjadi 2 yaitu bipedal (2 tungkai/tegak) dan quadropedal (4 tungkai) bahkan dalam kingdom animalia, primata merupakan perintis bipedalisme. Kebanyakan primata menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan tinggal di pohon (arboreal) namun beberapa jenis yang lain hidup di atas tanah (terestrial). Klasifikasi primata : Primata di bagi menjadi 2 kelompok besar yaitu prosimia dan simia (anthropoid). Yang pertama adalah yang paling primitif, meliputi lemur, galago, loris, dan tansier. Kelompok kedua terdiri dari semua yang disebut monyet (seperti titi, tamarin, monyet bajing, macaque, baboon, mandrill) dan gibbon, simpanse, orangutan, gorila, serta manusia. Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Superklas : Gnathostomata Klas : Mamalia Subklas : Eutheria Ordo : Primata Berikut adalah contoh primata hama yang terdapat di Indonesia 1. Monyet ekor panjang (Long tail macaque/Macaca fascicularis) Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mamalia Order : Primatas Family : Cercopitecdiae Spesies : Macaca

fascicularis Daerah penyebaran : meliputi Sumatra, Kepulauan Lingga, Riau, Bangka, Belitung, Kalimantan dan pulau disekitarnya. Kepulauan Karimata, kepulauan Anabas, Tambelan, Natuna, P. Simalur, Nias. Jawa, Bali, Matasari, Bawean, Maratua, Timor, Lombok, Sumba, Sumbawa, Flores. Sedangkan di luar Indonesia banyak ditemukan di asia tenggara dari Burmake Filiphina dan menuju ke selatan sampai ke Indocina, Malaysia. Habitat : Sebagian dari habitat dimana mereka telah ditemukan adalah hutan primer, hutan sekunder, muara sungai dan hutan bakau. Monyet berekor panjang hidup dengan lebih baik di dalam habitat yang terganggu dan pada batas luar hutan. Di sumatra, mereka mencapai kepadatan populasi tertinggi di rawa bakau, hutan bukit sekunder dan muara sungai hutan. Beberapa juga diamati pada rawa air tawar, belukar atau semak padang rumput dataran rendah di hutan primer dan hutan karet yang kecil. Kebiasaan makanan : Omnivora yang memakan berbagai macam makanan. Rata rata lamanya makan dalam sekali makan adalah 18,3 menit dan makan berbagai macam sumber makanan bahkan tanah liat dimakan untuk menemukan kalium (potassium) di dalamnya. Bagaimanapun juga 96 % dari waktu makan /harinya telah dihabiskan untuk memakan buah. Perilaku sosial & Aktifitas harian : Monyet berekor panjang tinggal dalam kelompok banyak jantan yang terdiri dari sekitar tiga puluh anggota. Di dalam kelompok terdapat suatu kekuasaan hierarki linear yang tegas dikembangkan diantara jantan. Hierarki ni ditentukan oleh beberapa faktor seperti umur, ukuran tubuh dan kemampuan

PRIMATAMorfologi umum : Secara umum primata memiliki berbagai macam variasi bentuk fisik dengan ukuran yang beragam. Ada yang tingginya mencapai lebih dari satu meter dengan berat mencapai 200-300 kg. Ada pula yang berukuran hanya sebesar genggaman anak kecil yang beratnya kurang dari 100 g. Primata mempunyai 5 jari tangan dan 5 jari kaki dengan kuku di setiap ujungnya. Jari-jari tangan mudah digerakkan untuk segala macam aktivitas, tetapi jari jemari ini kerap kali jauh berbeda struktur dan macam penggunanannya. Primata ada yang mempunyai ekor panjang tetapi ada pula yang berekor pendek bahkan tidak berekor sama sekali. Pada banyak jenis monyet

berkelahi. Betina dalam kelompok berperan sebagai inti kestabilan. Jenis pergerakan dari jenis Macaca pada umumnya diklasifikasikan sebagai Quadropedal Terestrial Diurnal. Selain itu juga Macaca pada umumnya dapat memanjat dan meloncat (leaping) dengan jangkauan hingga 5 meter. Jenis monyet ini juga dapat berenang dengan baik, jelajah hariannya dapat mencapai lebih dari 1500 meter dan daerah jelajahnya bervariasi mulai dari 10- 80 ha di daerah hutan primer, dan 125 ha pada hutan bakau.

Macaca nemestria nemestrina penyebarannya di Malaysia, Kalimantan, Sumatera dan Pulau Bangka. Macaca nemestrina leonina penyebarannya di Thailand dan Cina. Morfologi : Beruk merupakan jenis monyet yang mempunyai ekor relatif pendek dibandingkan dengan macaca lainnya dengan panjang ekor lebih kurang sepertiga dari panjang tubuhnya ( 180 mm). Warna rambut mulai dari coklat sampai coklat kekuningan, dengan bagian mahkota berwarna lebih gelap. Bagian wajah tidak mempunyai bulu. Mempunyai kantung pipih untuk menyimpan cadangan makanan. Panjang tubuh 460-600 mm. Berat tubuh jantan antara 7-9 kg, sedangkan betina antara 4-6 kg. Masa birahi pada betina ditandai dengan adanya pembengkakan warna merah di sekitar kelaminnya. Habitat : Habitat beruk ini sama dengan habitat monyet ekor panjang tetapi tidak pernah ditemukan di hutan bakau. Kebisaan makanan : Beruk mengkonsumsi berbagai jenis makanan. Komposisi pakannya adalah buah dan biji 73%, daun-daunan 5%, bunga 1%, dan berbagai jenis makanan lain seperti serangga, kepiting sungai, rayap, telur burung sekitar 12%. Sisanya berupa jamur atau bagian tumbuhan lain. Beruk ini memakan lebih dari 160 jenis tumbuhan yang berbeda. Dalam upaya mencari pakan, umumnya beruk sering menempuh perjalanan di tanah daripada melalui pepohonan. Oleh karena itu beruk dapat menjelajahi daerah yang sangat luas.

Reproduksi : Monyet berekor panjang hidup dalam poligami dimana jantan boleh bersetubuh dengan banyak betina. Umur kedewasaan seksual untuk jantan adalah sekitar enam tahun, dan untuk betina adalah sekitar empat tahun. Betina yang lebih berkuasa, menjadi dewasa secara reproduktif lebih dahulu sebelum betina lemah. Nilai Ekonomi Bagi Manusia Positif : Belum diketahui keuntungan positifnya bagi manusia Negatif : Lebih sering berperan sebagai hama. Status Konservasi : Belum dilindungi oleh undangundang dan resikonya masih rendah terhadap kepunahan. 2. Beruk (Pig-Tail Macaque/Macaca nemestrina) Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mammalia Ordo : Primata Famili : Cercopithecidae Genus : Macaca Species: : Macaca nemestrina

Prilaku Sosial & Aktivitas harian : Quadropedal arborial diurnal. Pergerakan sangat lincah di berbagai tempat, di pohon, ataupun di dasar hutan (quadropedal), dapat juga bergerak berdiri dan loncat dengan bipedal. Daerah jelajahnya cukup luas mencapai 62-800 ha, dan dapat menjelajahi hingga lebih dari 2 Km/hari. Hidup berkelompok sekitar 3-15 ekor pada hutan yang sudah terganggu, sedangkan pada hutan yang belum terganggu mencapai 40-an ekor. Struktur organisasinya adalah multimale- multifemale atau banyak jantan dan betina dewasa dengan perbandingan 1 jantan untuk 5-8 betina. Setiap anggota dalam kelompok mempunyai ikatan yang kuat antara induk dengan bayi, antar sesama individu muda, antara sesama jantan dewasa, jantan muda dan antara jantan dewasa dan betina dewasa. Betina berdiam di dalam kelompok kelahirannya hingga dewasa, tetapi yang jantan akan berpecar sesaat sebelum dewasa. Biasanya di hutan penyebaran anggota kelompok sangat jauh dari kelompok utamanya. Reproduksi : Macaca nemestrina melahirkan keturunan tunggal. Pada saat estrus kulit seksual membengkak dan menjadi merah. Jantan memiliki pendekatan dengan cara bercumbu-cumbuan, dimana mereka mengeluarkan/memperlihatkan wajah mencibir dan telinga ditarik ke belakang. Presenting : perilaku ini di tampilkan oleh betina untuk memperoleh perkawinan dengan jantan. Dalam pola ini betina bermaksud mengatakan pada jantan bahwa dia siap untuk perkawinan. Masa hamil 162-186 hari, jarak kelahiran berkisar antara 12-24 bulan, monyet ini dapat hidup hingga 25-30 tahun. Status Konservasi : Beruk diklasifikasikan sebagai primata yang rentan dalam daftar IUCN, dan dimasukkan ke dalam Appendix II CITES.

Daerah Penyebaran :

3.

Beruk Mentawai (Mentawai Macaque/Macaca pagensis) Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mammalia Ordo : Primata Famili : Cercopithecidae Genus : Macaca Species : Macaca pagensis

hutan bakau, pesisir, hutan primer, diptero carpaceae, hutan primer campuran, hutan sekunder, hutan nipah, hingga hutan di sekitar pemukiman. Kebiasaan makanan : Makanannya berbagai jenis buah, bunga, biji, dan kuncup daun. Sering memasuki perkebunan kelapa untuk mengambil buahnya, sehingga sering dianggap sebagai hama ladang. Selain sumber pakan dari tumbuhan, mereka juga sering mencari serangga atau turun ke tanah mencari molusca di pinggiran sungai. Perilaku Sosial & Aktivitas Harian : Quadropedal Semiterestrial Diurnal. Namun perpindahan dari pohon ke pohon dilakukan dengan meloncat. Daerah jelajah cukup luas, yaitu antara 70-200 ha. Pergerakan hariannya dapat mencapai 2-3 km jauhnya. Seperti macaca lainnya, beruk mentawai bersifat poligamous dan hidup berkelompok, walaupun ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan monyet lain, antara 5-20 ekor dan biasanya mereka mempunyai 1 ekor jantan yang dominan. Pada siang hari kelompok beruk menyebar untuk mencari makanan dan berkumpuk kembali menjelang tidur. Anggota kelompok saling berkomunikasi dengan mengeluarkan suara sahut-menyahut. Dalam keadaan bahaya, Beruk Mentawai biasanya akan menjatuhkan diri yang diikuti dengan gerakan memanjat kembali. Namun, kerena kecepatan gerak berkurang, mereka jedi lebih mudah ditembak atau dipanah.

4.

Kera Hitam Maura) Kingdom Fhylum Class Ordo Famili Genus Spesies

Dare (Moor Macaque/ Macaca : Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Cercopithecidae : Macaca : Macaca Maura

Penyebaran : Macaca ini bersifat endemik yang hanya dijumpai di Kepulauan Mentawai, sehingga disebut juga Beruk Mentawai. Beberapa peneliti mengelompokkan Meruk Mentawai mwnjadi dua sub jenis, yaitu : Macaca pagensis pagensis yang hidup di Pulau Pagai Utara dan Selatan serta Pulau Sipora. Macaca pagensis Siberu yang hidup di Pulau Siberut. Morfologi : mempunyai ciri hampir sama dengan beruk, bedanya terletak pada warna rambut bagian pipi yang berwarna putih, ukuran tubuh yang sedikit lebih kecil dan warnanya yang lebih gelap. Ekornya lebih panjang dari M. Nemestrina tetapi lebih pendek dari M. Fascicularis. Mahkota berwarna coklat, rambut pada dahi, puncak dan mantel agak panjang. Masa hamil hampir sama dengan beruk, dan anak yang lahir pada umumnya 1 ekor. Panjang tubuh 40-50 cm. Panjang ekor 15-35 cm. Berat tubuh 10-12,5 Kg. Habitat : Bila dibandingkan dengan monyet yang bersifat endemik di Kepulauan Mentawai, monyet ini lebih luas daerah jelajahnya. Mereka dapat dijumpai pada berbagai jenis habitat, mulai dari

Penyebaran : Tersebar mulai dari Bontobahari di bagian Barat Daya Semenanjung Sulawase Selatan hingga ke utara sampai di danau Tempe (sekitar Sakholi sampai Matoangin). Morfologi : Panjang tubuh sekitar 500-690 mm, panjang ekor 30-35 dengan berat berkisar antara 5-6 Kg Warna rambut dari jenis ini bervariassi dari coklat muda sampai coklat kehitaman , dengan warna pucat di bagian tunggingnya Bantalan tungging berbentuk oval, kadangkadang didapati spesies dare yang berwarna putih atau albino Spesias ini memiliki kantung pipi untuk membawa makanan Habitat dan makanan : Kera hitam dare hidup di hutan primer atau sekunder, seperti cagar alam Karaenta di bontohari, kawasan hutan moonson kering dekat perkampungan sampai pada ketinggian 2000 m dpl. Dare seringmenjadi hama tanaman pertanian seperti pisang, coklat, padi, nanas dan pepaya. Dare lebih banyak memakan buah daripada dedaunan. Mereka sering memanjat pohon yang sedang berbuah untuk makan di adasnya. Dare juga memakan beberapa jenis serangga, jamur, dan hewan mamalia kecil.

Status Konservasi :. Dalam daftar IUCN, status konservasi Beruk Mentawai digolongkan sebagai kritis (Critically Endangered). Untuk menyelamatkan primata endemik Mentawai ini, pemerintah Indonesia telah mencantumkan dalam undang- undang No. 5 tahun 1990 tentang Perlindungan dan Pelestarian Satwa Liar.

Alat gerak : Moor macaque adalah spesies quadropedal Perilaku sosial : Jenis ini membentuk kelompokkelompok dengan jumlah individu yang terdiri atas 9-35 ekor. Dalam satu kelompok terdapat banyak jantan dan betinanya (multimale atau multipremale). Betina tetap dalam kelompok kelahirannya dengan awal kesuburan, tetapi jantan akan berpencar sesaat sebelum dewasa. Terdapat sistem hierarki diantara anggota kelompok berdasarkan garis matriline. Jantan dominan sering terlihat menentukan pergerkan kelompok. Seringkali terdapat multiple mating, yaitu betina dikawaini oleh beberapa jantan dalam kelompok tanpa adanya persaingan antar jantan. Persaingan antar jantan tidak begitu kuat dalam memperebutkan makanan atau payung. Reproduksi : Moor Macaque melahirkan satu keturunan. Pada saat estrus dan perineum betina membengkak dan memerah dan pantat belakang juga membengkak. Status konservasi : Sejak tahun 1987 Dare digolongkan sebagai jenis yang mendekati kepunahan (Endangered spesies) oleh IUCN/SSC Primate spesialist Group. oleh pemerintah primata ini dilindungi dalam SK Menteri Kehutanan tanggal 10 juni 1991 No. 301/KPTS-II/1991.