PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …
Transcript of PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …
PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN
PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi pada Karyawan di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN)
Wilis Rianawati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Dosen Pembimbing
Sigit Pramono, SE., M.Sc., CMA.
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of Safety Culture and Supervision on
the Performance of Employees of PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. This
quantitative study is categorized as explanatory research, which aims to
determine the relationship among variables under study. Using Slovin formula,
the number of sample is 100; they are employees of PT PJB UBJOM PLTU
PACITAN. The data was collected through Likert-scaled questionnaires, and
processed using descriptive analysis and multiple linear regression in SPSS
version 24. The research instruments were assessed in terms of validity,
reliability, and classical assumption, whereas the regression was tested using
model determination (goodness of fit) test and t-test. This study finds that
safety culture has a significant effect on employee performance, and that
supervision does not have any significant effect on employee performance. Keywords: Safety Culture, Supervision, Employee Performance
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel Budaya Keselamatan Kerja dan Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan di PT PJB UBJOM
PLTU PACITAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti. Teknik penentuan besar sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus Slovin. Sampel yang didapatkan sebanyak 100 orang dari
seluruh karyawan PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Proses pengumpulan data
menggunakan kuesioner dengan jawaban yang diukur dengan skala Likert, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier
berganda yang dibantu dengan program SPSS versi 24. Uji yang dilakukan untuk
menguji instrumen penelitian adalah uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik, sedangkan dalam analisis regresi linier berganda menggunakan uji ketepatan
model (goodness of fit) dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya
keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, sementara itu pengawasan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Kata Kunci: Budaya Keselamatan Kerja, Pengawasan, Kinerja Karyawan.
PENDAHULUAN
Berdasarkan informasi dari
website resmi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan,
menerangkan bahwa terjadi kenaikan
dan penurunan jumlah kasus
kecelakaan kerja yang terjadi di
Indonesia selama 5 tahun terakhir yang
dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 1. Jumlah Kasus
Kecelakaan Kerja di Indonesia
Tahun Jumlah
2015 110.285
2016 105.182
2017 123.041
2018 173.105
2019 77.295 Sumber: Data sekunder, 2020.
Sedangkan, menurut perkiraan
ILO (International Lobaur
Organization) pada tahun 2018, lebih
dari 1,8 juta kematian akibat kerja terjadi
setiap tahunnya di kawasan Asia dan
Pasifik. Bahkan dua per tiga kematian
akibat kerja di dunia terjadi di Asia. Di
tingkat global, terdapat lebih dari 2,78
juta orang meninggal dunia setiap tahun
diakibatkan kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja (PAK). Selain itu,
terdapat sekitar 374 juta cedera dan
penyakit akibat kerja yang tidak fatal
setiap tahunnya, hal tersebut banyak
mengakibatkan absensi kerja.
Penyebab terjadinya kasus
kecelakaan kerja yang sering terjadi
di lapangan yaitu pekerja sering kali
tidak menerapkan sepenuhnya
prosedur yang merupakan standar
operasional keselamatan kerja yang
telah dibuat oleh perusahaan seperti
pelanggaran tidak memakai Alat
Pelindung Diri (APD) ketika bekerja
di area yang berbahaya. Menurut
Sekjen Organisasi Pekerja Indonesia
(Opsi), Timboel Siregar persoalan
kasus kecelakaan kerja di Indonesia
disebabkan karena masih banyaknya
pengusaha yang tidak mau
menyediakan prosedur kecelakaan
kerja, alat pelindung diri (APD), dan
peralatan untuk mengantisipasi
terjadinya kecelakaan kerja karena
dianggap hal tersebut merupakan
beban biaya dan bukan suatu
investasi. Selain itu, kasus kecelakaan
kerja dikarenakan pengawasan yang
masih lemah dan tidak tegas terhadap
persoalan kecelakaan kerja, serikat
pekerja dan serikat buruh kurang
berani melaporkan masalah potensi
terjadinya kecelakaan kerja di suatu
perusahaan (Beritasatu.com, 2020).
Kecelakaan kerja yang terjadi
tentunya akan berdampak pada kinerja
karyawan dikarenakan kecelakaan kerja
dapat menyebabkan cidera, cacat,
hingga kematian jika kecelakaan kerja
yang dialami termasuk dalam
kecelakaan kerja kelmpok berat. Jika
seorang pekerja mengalami kecelakaan
kerja maka pekerja harus mengalami
proses penyembuhan yang mana hal
tersebut akan membuat pekerja tidak
optimal dalam melaksanakan
pekerjaannya sehingga dapat dikatakan
bahwa kinerja karyawan akan
menurun. Oleh karena itu, penerapan
program K3 yang telah dibuat oleh
perusahaan dengan menanamkan
budaya K3 pada seluruh karyawan
diharapkan mampu meminimalisir
tingkat kecelakaan kerja serta dapat
meningkatkan kinerja karyawan.
Penerapan budaya keselamatan
kerja merupakan salah satu cara yang
penting untuk dilakukan dalam setiap
perusahaan dengan tujuan setiap
orang yang melakukan pekerjaan di
suatu perusahaan dapat mengutamakan
nilai-nilai keselamatan kerja dengan
mematuhi segala kebijakan dan
peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan sesuai dengan Undang-
Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.
Selain itu, dengan adanya penerapan
budaya keselamatan kerja yang baik
dalam suatu perusahaan akan
membuat karyawan merasa aman dan
dihargai yang mana hal tersebut
tentunya juga akan memotivasi
karyawan dalam bekerja sehingga
kinerja karyawan akan meningkat.
Hal ini dibuktikan melalui penelitian
mengenai budaya keselamatan kerja
telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Christina, Djakfar,
dan Thoyib (2012) pada karyawan
PT. Tunas Jaya Sanur Bali,
menunjukkan hasil bahwa seluruh
instrumen penelitian budaya K3
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja proyek konstruksi. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Azri
(2018) pada karyawan RSUD
Sumbawa menunjukkan hasil bahwa
variabel budaya K3 memiliki
pengaruh langsung yang signifikan
terhadap variabel kinerja karyawan.
Selain penerapan budaya
keselamatan kerja, hal lain yang tidak
kalah pentingnya dalam meminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja serta
untuk dapat mengetahui kinerja
karyawan yaitu dengan melakukan
pengawasan terhadap tenaga kerja.
Menurut Manullang (2014),
pengawasan merupakan suatu proses
untuk menerapkan pekerjaan apa
yang sudah dilaksanakan, menilainya
dan bila perlu mengoreksi dengan
maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana
semula. Rata-rata kasus kecelakaan
kerja yang terjadi di Indonesia salah
satunya disebabkan karena belum
optimalnya pengawasan pelaksanaan
hingga perilaku yang mendukung
keselamatan kerja. Oleh karena itu,
masih banyak ditemui tenaga kerja
yang melanggar aturan-aturan
mengenai keselamatan kerja sehingga
sering kali bisa menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja yang
berdampak pada penurunan kinerja.
Dengan dilakukannya pengawasan
yang tepat dan mendapatkan
dukungan dari top manajemen serta
para pelaku kerja, maka diharapkan
akan meningkatkan motivasi pekerja
untuk bekerja dengan selalu
menerapkan prinsip keselamatan yang
dapat meminimalisir angka kecelakaan
kerja, mempertebal rasa tanggung
jawab pekerja dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan, mencegah
terjadinya penyimpangan, serta dapat
meningkatkan kinerja dari pekerja.
Pengawasan dikatakan sebagai sesuatu
yang penting untuk dilakukan karena
dengan adanya pengawasan yang baik
maka akan mengurangi terjadinya
penyimpangan-penyimpangan serta
kesalahan dari pekerja. Penelitian
mengenai pengawasan telah dilakukan
oleh beberapa peneliti. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Sari
(2011) pada karyawan PT. Karyadeka
Alam Lestari Semarang,
menunjukkan hasil bahwa terdapat
pengaruh secara parsial antara
pengawasan kerja terhadap kinerja
karyawan. Hasil yang berbeda
ditemukan oleh Suhariyanto dan
Putro (2018) yang menyebutkan
bahwa variabel pengawasan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan.
Perusahaan Listrik Negara atau
yang biasa dikenal dengan PT PLN
(Persero) merupakan perusahaan
milik negara yang bergerak di bidang
ketenagalistrikan yang mengoperasikan
pembangkit listrik sampai dengan
melakukan transmisi kepada
masyarakat di selutuh wilayah
Indonesia. PT Perusahaan Listrik
Negara atau PLN (Persero) sebagai
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bergerak di bidang energi memiliki
11 (sebelas) anak perusahaan yang
mendukung kinerja dan pelayanan
perusahaan. Salah satu anak
perusahaan yang dimiliki oleh PT
PLN (Persero) adalah PT
Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)
yang bergerak dalam bidang
pembangkitan dan usaha lain yang
terkait seperti salah satu anak
perusahaan PT PJB yang bergerak di
bidang operasi dan pemeliharaan.
Salah satu unit pembangkitan yang
dimiliki oleh PT PLN (Persero)
adalah PT PJB UBJOM PLTU
PACITAN.
Mengingat bahwa PT PJB
UBJOM PLTU PACITAN
merupakan perusahaan pembangkit
yang bergerak dalam bidang operasi
dan pemeliharaan, maka dalam setiap
kegiatan yang dilakukan di PT PJB
UBJOM PLTU PACITAN tentunya
memiliki potensi bahaya yang dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan
kerja maupun penyakit akibat kerja.
Dalam upaya mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan pengendalian
terhadap berbagai risiko, maka sangat
penting adanya budaya keselamatan
kerja yang kuat dalam perusahaan serta
pengawasan yang intens untuk tenaga
kerja yang bertujuan supaya sumber
daya manusia dalam perusahaan dapat
memperoleh pembinaan dan
pengawasan serta pengetahuan guna
menghindari terjadinya kecelakaan
kerja. Berdasarkan uraian kondisi yang
telah dipaparkan di atas, maka menarik
dilakukan penelitian dengan judul
“PENGARUH BUDAYA
KESELAMATAN KERJA DAN
PENGAWASAN TERHADAP
KINERJA KARYAWAN (Studi
pada Karyawan di PT PJB UBJOM
PLTU PACITAN).
LANDASAN TEORI
Budaya Keselamatan Kerja
Menurut Heni (2011), budaya
keselamatan kerja dapat diartikan
sebagai susunan karakteristik dan
sikap yang terbentuk dalam
organisasi dan individu yang
menekankan pentingnya keselamatan
dan kesehatan kerja sebagai prioritas
utama.
Menurut Cooper (2001),
operasional budaya keselamatan
dapat diukur dengan menggunakan
indikator-indikator sebagai berikut:
1. Komitmen manajemen.
2. Peraturan dan prosedur.
3. Komunikasi.
4. Keterlibatan pekerja.
5. Kompetensi.
6. Lingkungan kerja.
Pengawasan
Menurut Manullang (2014),
pengawasan merupakan suatu proses
untuk menerapkan pekerjaan apa
yang sudah dilaksanakan, menilainya
dan bila perlu mengoreksi dengan
maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana
semula.
Menurut Effendi (2014),
pengawasan dapat didefinisikan
sebagai proses untuk menjamin
bahwa tujuan-tujuan organisasi
dalam manajemen tercapai.
Menurut Handoko (2015),
indikator pengawasan terdiri dari
lima indikator yaitu:
1. Penetapan Standar.
2. Penentuan pengukuran / penilaian
pekerjaan.
3. Pengukuran pelaksanaan
pekerjaan.
4. Perbandingan pelaksanaan
dengan standar dan analisis
penyimpangan.
Kinerja Karyawan
Menurut Sinambela (2016)
kinerja pegawai didefinisikan sebagai
kemampuan pegawai daalam
melakukan suatu keahlian tertentu.
Menurut Mangkunergara (2016),
kinerja merupakan hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Mathis dan Jackson
(2006), indikator-indikator mengenai
kinerja karyawan adalah sebagai
berikut:
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Ketepatan waktu
4. Kehadiran
5. Kemampuan bekerjasama
METODE PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah yang telah
dipaparkan, maka jenis penelitian yang
digunakan adalah jenis penelitian
explanatory research dengan
pendekatan kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2015), explanatory
research merupakan penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan
variabel-variabel yang diteliti serta
hubungannya antara satu variabel
dengan variabel yang lain.
Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan melalui penyebaran
kuesioner kepada karyawan yang
bekerja di PT PJB UBJOM PLTU
PACITAN.
Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan yang bekerja di PT PJB
UBJOM PLTU PACITAN dengan
jumlah karyawan sebanyak 776
orang.
Teknik penentuan besar sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan rumus Slovin.
Sedangkan Metode pemilihan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan metode simple
random sampling. Berdasarkan hasil
perhitunngan, jumlah sampel minimal
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 89 orang responden yang
bekerja di PT PJB UBJOM PLTU
PACITAN. Namun, peneliti
mengumpulkan sampel hingga 100
responden untuk lebih menggambarkan
keadaan populasi serta untuk
mengantisipasi jika terjadi data yang
tidak baik dari jumlah minimal
responden yang telah ditentukan dari
hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus Slovin.
Sumber data penelitian ini
diperoleh dari hasil jawaban responden
yaitu karyawan yang bekerja di PT
PJB UBJOM PLTU PACITAN. Skala
pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan
skala Likert.
Skala Likert yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala
interval 1−5 dengan keterangan
sebagai berikut:
1. Jawaban Sangat Tidak Setuju
diberi skor 1
2. Jawaban Tidak Setuju diberi
skor 2
3. Jawaban Netral diberi skor 3
4. Jawaban Setuju diberi skor 4
5. Jawaban Sangat Setuju diberi
skor 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah item pertanyaan
kuesioner yang disebar sebanyak 41
item pertanyaan yang terdiri dari 18
item mengenai budaya keselamatan
kerja, 12 item mengenai pengawasan,
dan 11 item mengenai kinerja
karyawan. Setelah data dari
penyebaran kuesioner terkumpul,
kemudian data berupa angka diinput
ke dalam perangkat lunak SPSS versi
24.
Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Pada penelitian ini, uji validitas
dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 24. Dari
hasil SPSS, akan diketahui apakah
data tersebut valid atau tidak. Jika r
hitung > r tabel maka item
dinyatakan valid. Nilai r tabel dapat
diperoleh dari derajat kebebasan
(degree of freedom = df). Rumus df
yaitu df = n−2. Dikarenakan jumlah
responden dalam penelitian ini
sebanyak 100 orang responden, maka
df = 100 – 2 = 98. Setelah nilai df
diketahui = 98, maka dilihat nilai r
tabel yaitu sebesar 0,1966. Hasil uji
validitas pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 1. sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Validitas
Variabel
Variabel Item Sig Ket.
X1
X1.1 0,000 Valid
X1.2 0,000 Valid X1.3 0,000 Valid X1.4 0,000 Valid X1.5 0,000 Valid X1.6 0,000 Valid X1.7 0,000 Valid X1.8 0,000 Valid X1.9 0,000 Valid
X1.10 0,000 Valid X1.11 0,000 Valid X1.12 0,000 Valid X1.13 0,000 Valid X1.14 0,000 Valid X1.15 0,000 Valid X1.16 0,000 Valid X1.17 0,000 Valid X1.18 0,000 Valid
X2
X2.1 0,000 Valid X2.2 0,000 Valid X2.3 0,000 Valid X2.4 0,000 Valid X2.5 0,000 Valid X2.6 0,000 Valid X2.7 0,000 Valid X2.8 0,000 Valid X2.9 0,000 Valid
X2.10 0,000 Valid X2.11 0,000 Valid X2.12 0,000 Valid
Y
Y.1 0,000 Valid
Y.2 0,000 Valid Y.3 0,000 Valid Y.4 0,000 Valid Y.5 0,000 Valid
Lanjutan Tabel 2. Hasil Uji
Validitas Variabel
Variabel Item Sig Ket.
Y Y.6 0,000 Valid Y.7 0,000 Valid
Y.8 0,000 Valid Y.9 0,000 Valid Y.10 0,000 Valid Y.11 0,000 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2020.
Dari tabel 2 di atas, dapat
dilihat bahwa seluruh rhitung > rtabel
dan nilai sig. R item pertanyaan lebih
kecil dari 0,05 (α = 0,05) yang
menunjukkan hal tersebut berarti
setiap item dari masing-masing
variabel dalam penelitian ini
dinyatakan valid, sehingga dapat
disimpulkan bahwa seluruh item
pertanyaan pada kuesioner dapat
digunakan untuk mengukur variabel
penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2016),
reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel
atau konstruk. Reliabilitas diukur
dengan menggunakan koefisien
alpha cronbach (a). Suatu instrumen
dapat dikatakan handal apabila
memiliki koefisien kehandalan (a) >
0.60 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali,
2016).
Hasil uji validitas pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel
2 sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas
No
.
Variab
el
Koefisien
Relia
bilita
s
Keterang
an
1. X1 0,899 Reliabel
2. X2 0,751 Reliabel 3. Y 0,820 Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2020.
Dari tabel 2 di atas, dapat
diketahui bahwa nilai dari Alpha
Cronbach untuk semua variabel lebih
besar dari 0,6. Oleh karena itu, dari
ketentuan yang telah dijelaskan
sebelumnya maka dapat disimpulkan
semua variabel yang digunakan
dalam penelitian ini sudah reliabel.
ANALISIS DATA
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi
memiliki distribusi normal. Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis grafik dan analisis
statistik. Analisis grafik yaitu dengan
melihat grafik normal probability
plot masing-masing variabel. Grafik
akan memperlihatkan perbandingan
antar garis diagonal dengan scatter
plot. Jika pada grafik probability plot
data mendekati garis diagonal, maka
dapat dikatakan data yang digunakan
terdistribusi normal. Namun, jika
data menyebar di luar garis diagonal,
maka data tersebut tidak terdistribusi
normal (Ghozali, 2016).
Berikut merupakan hasil uji
normalitas dengan menggunakan
program SPSS versi 24:
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data primer diolah, 2020.
Berdasarkan gambar 1, data
standardized residual menyebar
mengikuti garis diagonal, maka dapat
disimpulkan bahwa data residual
terdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji mulitokolineritas bertujuan
untuk menguji ada tidaknya korelasi
antara variabel independen dalam
suatu model regresi. Uji
Multikolinieritas dapat dilakukan
dengan melihat variance inflation
factor (VIF). Apabila nilai VIF tidak
lebih dari sama dengan 10 (VIF≤10)
serta nilai tolerance lebih dari 0,1
(tolerance > 0,1), maka dapat
disimpulkan bahwa antar variabel
independen tidak terdapat korelasi
(Ghazali, 2016).
Hasil uji multikolinieritas dapat
dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
Indepen
den
Tolera
nce VIF Ket.
Budaya
Keselama
tan Kerja
(X1)
0,681 1,468
Tidak
terjadi
multikoli
nieritas
Pengawas
an 0,681 1,468
Tidak
terjadi
multikoli
nieritas
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4 di atas, nilai VIF
variabel Budaya Keselamatan Kerja
sebesar 1,468 dengan nilai tolerance
0,681 dan variabel Pengawasan
sebesar 1,468 dengan nilai tolerance
0,681. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat multikolinieritas
dalam data penelitian ini.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan
untuk mengetahui apakah variabel
residial absolut sama atau tidak sama
untuk semua pengamatan. Pengujian
heteroskedastisitas diharapkan memiliki
ragam yang homogen yaitu tidak
membentuk pola atau titik residual
tersebar acak. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas
(Umar, 2014).
Uji heteroskedastisitas pada
penelitian ini dilakukan dengan
scatter plot. Grafik scatter plot
pengujian heteroskedastisitas dapat
dilihat pada gambar 2 sebagai
berikut:
Gambar 2. Hasil Uji
Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer diolah, 2020
Uji heteroskedastisitas pada
penelitian ini dilakukan dengan analisis
grafik plot antara nilai prediksi variabel
dependen (ZRED) dengan residual
(SRESID). Berdasarkan Gambar 2
dapat dilihat titik-titik yang ada
menyebar dan tidak membentuk pola
tertentu. Maka hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa data pada penelitian
ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dengan terpenuhinya seluruh
asumsi klasik regresi di atas, maka
dapat dikatakan bahwa model regresi
linier berganda yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dikatakan
sudah layak atau tepat. Sehingga
dapat diambil interpretasi dari hasil
analisis regresi linier berganda yang
telah dilakukan.
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda
bertujuan untuk menghitung besarnya
pengaruh variabel independen yaitu
Budaya Keselamatan Kerja (X1) dan
Pengawasan (X2) terhadap variabel
dependen yaitu Kinerja Karyawan
(Y). Persamaan regresi linier
berganda dari hasil pengujian adalah:
𝑌 = 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2
𝑌 = 0,626𝑋1 + 0,109𝑋2
Persamaan di atas menunjukkan hasil
sebagai berikut:
a. Budaya Keselamatan Kerja
(X1) = 0,626
Nilai koefisien regresi variabel
Budaya Keselamatan Kerja
(X1) terhadap Kinerja
Karyawan (Y) bernilai positif.
Nilai signifikansi <0,05 (0,000)
menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan
antara X1 dengan Y. Artinya,
apabila Budaya Keselamatan
Kerja (X1) mengalami
peningkatan, maka Kinerja
Karyawan (Y) akan ikut
meningkat.
b. Pengawasan (X2) = 0,109
Nilai koefisien regresi variabel
Pengawasan (X2) terhadap
Kinerja Karyawan (Y) bernilai
positif. Nilai signifikansi >0,05
(0,223) menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh yang signifikan
antara X2 dengan Y. Artinya,
variabel pengawasan (X2) belum
mampu meningkatkan kinerja
karyawan.
Dari hasil koefisien regresi di
atas, dapat diketahui budaya
keselamatan kerja (X1) dan pengawasan
(X2) mempunyai hubungan yang
searah dengan kinerja karyawan (Y).
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan
untuk mengetahui besar kontribusi
variabel independen yaitu budaya
keselamatan kerja dan pengawasan
terhadap variabel dependen yaitu
kinerja karyawan. Semakin tinggi nilai
koefisien determinasi maka semakin
baik pula kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan
variabel dependen.
Hasil perhitungan dari nilai R
dan R2 dapat dilihat pada tabel 5
sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Nilai R dan Nilai R2
R R Square Adjusted R
Square
0,693 0,480 0,469
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 5
menunjukkan bahwa nilai koefisien
korelasi (R2) sebesar 0,480. Nilai ini
menunjukkan bahwa variabel Budaya
Keselamatan Kerja dan
Pengawasan memiliki pengaruh
sebesar 48% terhadap variabel Kinerja
Karyawan. Sedangkan 52% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dibahas dalam penelitian ini.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Ketetapan Model
(Goodness of Fit)
Uji Goodnes of Fit bertujuan
untuk menguji apakah model regresi
yang digunakan sudah sesuai atau
tidak. Jika hasilnya model regresi
sesuai, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Sedangkan jika hasilnya
tidak sesuai, maka H0 diterima dan
H1 ditolak. Hal ini dapat juga
dikatakan sebagai berikut:
H0 ditolak jika F hitung > F tabel
H0 diterima jika F hitung < F tabel
Setelah melakukan uji F pada
penelitian ini, terdapat hasil yang
sebagai berikut:
Nilai F sebesar 44,773 dengan
tingkat signifikansi 0,000.
Sedangkan F tabel (α = 0,05 ; dbb
regresi = 2 ; db residual = 97) adalah
sebesar 3,09. Karena nilai F hitung
adalah 44,773 > 3,09 dengan
signifikansi 0,000 < 0,05 maka model
analisis regresi adalah signifikan atau
sudah sesuai. Hal tersebut berarti
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
model regresi yang dihasilkan sudah
fit atau sesuai dan dapat digunakan
untuk memprediksi hasil pengaruh
dari variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Uji t
Uji hipotesis kedua diuji
dengan uji t. Uji t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh
setiap variabel independen yaitu
budaya keselamatan kerja (X1) dan
pengawasan (X2) secara parsial
menerangkan variabel dependen yaitu
kinerja karyawan (Y). Jika thitung >
ttabel = H0 ditolak dan Ha diterima
yang berarti bahwa ada pengaruh
yang signifikan dari masing-masing
variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial.
Sedangkan jika thitung < ttabel = H0
diterima dan Ha ditolak yang berarti
bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan dari masing-masing
variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial
(Ghozali, 2016).
Hasil uji t pada variabel
Budaya Keselamatan Kerja dan
Pengawasan dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Nilai t hitung variabel budaya
keselamatan kerja (X1) sebesar 7,051
> 1,290 dengan signifikansi sebesar
0,000 < 0,05. Hal tersebut berarti
bahwa budaya keselamatan kerja
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan sehingga H1
diterima.
Nilai t hitung variabel
Pengawasan (X2) sebesar 1,227 <
1,290 dengan signifikansi sebesar
0,223 > 0,05. Hal tersebut berarti
bahwa pengawasan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan
sehingga H2 ditolak.
Pengaruh Budaya Keselamatan
Kerja (X1) terhadap Kinerja
Karyawan (Y)
Berdasarkan hasil analisis
regresi linier berganda menunjukkan
bahwa budaya keselamatan kerja
memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
karyawan. Pengaruh yang signifikan
antara Budaya Keselamatan Kerja
terhadap kinerja karyawan
menngartikan bahwa semakin tinggi
penerapan budaya keselamatan kerja
dalam suatu perusahaan, maka
semakin tinggi pula dampaknya
terhadap kinerja karyawan.
Variabel Budaya Keselamatan
Kerja dalam penelitian ini diukur
melalui indikator komitmen top
manajemen, peraturan dan prosedur,
komunikasi pekerja, keterlibatan
pekerja, kompetensi pekerja, dan
lingkungan kerja yang ada di PT PJB
UBJOM PLTU PACITAN.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif,
secara umum nilai rata-rata (mean)
variabel budaya K3 adalah 4,39.
Penilaian tertinggi terdapat pada item
X1.14, yaitu karyawan mampu
melakukan pekerjaan dengan cara yang
aman dengan jumlah rata-rata 4,57
yang berada pada kriteria sangat tinggi.
Sedangkan, penilaian terendah
terdapat pada item X1.8 perusahaan
selalu melibatkan karyawan dalam
melakukan perencanaan program K3
jumlah rata-rata 4,03 yang masih
berada pada kriteria tinggi atau baik.
Pengaruh Pengawasan (X2)
terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Berdasarkan hasil analisis
regresi linier berganda menunjukkan
bahwa pengawasan memiliki
pengaruh yang tidak signifikan
terhadap kinerja karyawan. Ini
berarti bahwa pengawasan bukan
merupakan variabel utama dalam
menentukan kinerja karyawan.
Variabel Pengawasan dalam
penelitian ini diukur melalui indikator
penetapan standar, penentuan
penilaian pekerjaan, pengukuran
pelaksanaan pekerjaan, perbandingan
pelaksanaan dengan standar dan
analisis penyimpangan, dan tindakan
perbaikan yang ada di PT PJB UBJOM
PLTU PACITAN. Berdasarkan hasil
analisis deskriptif variabel
pengawasan, secara umum nilai rata-
rata (mean) variabel pengawasan
adalah 4,24. Penilaian tertinggi
terdapat pada item X2.5, yaitu
pengawasan kerja selalu dilakukan
setiap hari dengan jumlah rata-rata
4,48 yang berada pada kriteria sangat
tinggi.
Sedangkan, penilaian terendah
terdapat pada item X2.12 karyawan
selalu memperbaiki pekerjaan setiap
setelah dilakukan evaluasi kerja
jumlah rata-rata 3,99 yang masih
berada pada kriteria tinggi atau baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang
telah dirumuskan, dan pengujian
hipotesis yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian,
menunjukkan bahwa budaya
keselamatan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
karyawan PT PJB UBJOM
PLTU PACITAN. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin
tinggi penerapan budaya
keselamatan kerja, maka
kinerja karyawan akan semakin
meningkat.
2. Berdasarkan hasil penelitian,
menunjukkan bahwa pengawasan
tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan PT
PJB UBJOM PLTU PACITAN.
Hal tersebut menunjukkan
bahwa pengawasan bukan
menjadi salah satu faktor yang
penting bagi PT PJB UBJOM
PLTU PACITAN dalam upaya
meningkatkan kinerja karyawan,
sehingga PT PJB UBJOM PLTU
PACITAN dapat memperhatikan
faktor-faktor lain yang dapat
meningkatkan kinerja karyawan.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian
yang terkait dengan budaya
keselamatan kerja, pengawasan, dan
kinerja karyawan, maka terdapat
beberapa saran yang dapat menjadi
rekomendasi, sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya yang
akan melakukan penelitian
dengan topik yang sama
diharapkan dapat menambah
variabel lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini,
seperti budaya kesehatan kerja,
lingkungan kerja, disiplin
kerja, atau beban kerja.
2. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat melakukan
penelitian pada objek yang lebih
luas yang berbeda dari objek
pada penelitian ini.
3. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menggunakan
alat analisis yang berbeda dari
penelitian ini, seperti analisis
dengan menggunakan analisis
jalur (path) dan analisis dengan
menggunakan Structural
Equation Modeling (SEM).
4. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat melakukan
penelitian pada objek yang
lebih luas yang berbeda dari
objek pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Beritasatu. 2020. Kecelakaan Kerja
Masih Tinggi, Kemnaker Jangan
Hanya Pentingkan Serimonial,
diakses 14 Maret 2020,
<https://www.beritasatu.com/ek
onomi/594901/kecelakaan-kerja-
masih-tinggi-kemnaker-jangan-
hanya-pentingkan-serimonial>.
BPJS Ketenagakerjaan. 2019. Angka
Kecelakaan Kerja Cenderung
Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan
Bayar Santunan Rp 1,2 Triliun,
diakses 26 Februari
2020,<https://www.bpjsketenaga
kerjaan.go.id/berita/23322/Angk
a-Kecelakaan-Kerja-
Cender+&cd=2&hl=id&ct=clnk
&gl=id>.
Cooper, D. 2001. Improving Safety
Culture: a practical guide, Hill:
Applied Behavior Sciences.
Effendi, Usman. 2014. Asas
Manajemen, Cetakan Kesatu, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis
Multivariat dengan Program
IBM SPSS 23, Edisi 7, Penerbit
Universitas Diponegoro,
Semarang.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi 2,
BPFE, Yogyakarta.
Heni, Yusri. 2011. Improving Our
Safety Culture, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
International Labour Organization
(ILO). 2018. Menuju Budaya
Pencegahan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang Lebih
Kuat di Indonesia, diakses 14
Maret 2020,
<https://www.ilo.org/jakarta/info/
public/pr/WCMS 616368/lang--
en/index.htm>.
Mangkunegara. 2016. Manajemen
Sumber Daya Manusia
Perusahaan Cetakan Ke 13, PT.
Remaja Rosdakaraya Offset,
Bandung.
Manullang. 2014. Manajemen,
Citapustaka Media Perintis,
Bandung.
Mathis, R.L. & J.H. Jackson. 2006.
Human Resource Management:
Manajemen Sumber Daya
Manusia Terjemahan Dian
Angelia, Salemba Empat,
Jakarta.
Sinambela, L. P. 2016. Manajemen
Sumber Daya Manusia:
Membangun Tim Kerja yang
Solid untuk Meningkatkan
Kinerja, Bumi Aksara, Jakarta.
Smallman, C & John, G. 2001.
‘British Directors Perspectives
on the Impact of Health and
Safety on Corporate
Performance’, Safety Science.
vol. 38, pp. 227-229.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Alfabeta, Bandung.
Umar, H. 2011. Metode Penelitian
untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,
Edisi 11, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.