PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

17
PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN) Wilis Rianawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya [email protected] Dosen Pembimbing Sigit Pramono, SE., M.Sc., CMA. ABSTRACT This study aims to examine the influence of Safety Culture and Supervision on the Performance of Employees of PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. This quantitative study is categorized as explanatory research, which aims to determine the relationship among variables under study. Using Slovin formula, the number of sample is 100; they are employees of PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. The data was collected through Likert-scaled questionnaires, and processed using descriptive analysis and multiple linear regression in SPSS version 24. The research instruments were assessed in terms of validity, reliability, and classical assumption, whereas the regression was tested using model determination (goodness of fit) test and t-test. This study finds that safety culture has a significant effect on employee performance, and that supervision does not have any significant effect on employee performance. Keywords: Safety Culture, Supervision, Employee Performance ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel Budaya Keselamatan Kerja dan Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti. Teknik penentuan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Sampel yang didapatkan sebanyak 100 orang dari seluruh karyawan PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jawaban yang diukur dengan skala Likert, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda yang dibantu dengan program SPSS versi 24. Uji yang dilakukan untuk menguji instrumen penelitian adalah uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik, sedangkan dalam analisis regresi linier berganda menggunakan uji ketepatan model (goodness of fit ) dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, sementara itu pengawasan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Kata Kunci: Budaya Keselamatan Kerja, Pengawasan, Kinerja Karyawan.

Transcript of PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

Page 1: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN

PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi pada Karyawan di PT PJB UBJOM PLTU PACITAN)

Wilis Rianawati

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

[email protected]

Dosen Pembimbing

Sigit Pramono, SE., M.Sc., CMA.

ABSTRACT

This study aims to examine the influence of Safety Culture and Supervision on

the Performance of Employees of PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. This

quantitative study is categorized as explanatory research, which aims to

determine the relationship among variables under study. Using Slovin formula,

the number of sample is 100; they are employees of PT PJB UBJOM PLTU

PACITAN. The data was collected through Likert-scaled questionnaires, and

processed using descriptive analysis and multiple linear regression in SPSS

version 24. The research instruments were assessed in terms of validity,

reliability, and classical assumption, whereas the regression was tested using

model determination (goodness of fit) test and t-test. This study finds that

safety culture has a significant effect on employee performance, and that

supervision does not have any significant effect on employee performance. Keywords: Safety Culture, Supervision, Employee Performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel Budaya Keselamatan Kerja dan Pengawasan terhadap Kinerja Karyawan di PT PJB UBJOM

PLTU PACITAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian

explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti. Teknik penentuan besar sampel dalam penelitian ini

menggunakan rumus Slovin. Sampel yang didapatkan sebanyak 100 orang dari

seluruh karyawan PT PJB UBJOM PLTU PACITAN. Proses pengumpulan data

menggunakan kuesioner dengan jawaban yang diukur dengan skala Likert, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linier

berganda yang dibantu dengan program SPSS versi 24. Uji yang dilakukan untuk

menguji instrumen penelitian adalah uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik, sedangkan dalam analisis regresi linier berganda menggunakan uji ketepatan

model (goodness of fit) dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya

keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, sementara itu pengawasan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Kata Kunci: Budaya Keselamatan Kerja, Pengawasan, Kinerja Karyawan.

Page 2: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

PENDAHULUAN

Berdasarkan informasi dari

website resmi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan,

menerangkan bahwa terjadi kenaikan

dan penurunan jumlah kasus

kecelakaan kerja yang terjadi di

Indonesia selama 5 tahun terakhir yang

dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 1. Jumlah Kasus

Kecelakaan Kerja di Indonesia

Tahun Jumlah

2015 110.285

2016 105.182

2017 123.041

2018 173.105

2019 77.295 Sumber: Data sekunder, 2020.

Sedangkan, menurut perkiraan

ILO (International Lobaur

Organization) pada tahun 2018, lebih

dari 1,8 juta kematian akibat kerja terjadi

setiap tahunnya di kawasan Asia dan

Pasifik. Bahkan dua per tiga kematian

akibat kerja di dunia terjadi di Asia. Di

tingkat global, terdapat lebih dari 2,78

juta orang meninggal dunia setiap tahun

diakibatkan kecelakaan kerja atau

penyakit akibat kerja (PAK). Selain itu,

terdapat sekitar 374 juta cedera dan

penyakit akibat kerja yang tidak fatal

setiap tahunnya, hal tersebut banyak

mengakibatkan absensi kerja.

Penyebab terjadinya kasus

kecelakaan kerja yang sering terjadi

di lapangan yaitu pekerja sering kali

tidak menerapkan sepenuhnya

prosedur yang merupakan standar

operasional keselamatan kerja yang

telah dibuat oleh perusahaan seperti

pelanggaran tidak memakai Alat

Pelindung Diri (APD) ketika bekerja

di area yang berbahaya. Menurut

Sekjen Organisasi Pekerja Indonesia

(Opsi), Timboel Siregar persoalan

kasus kecelakaan kerja di Indonesia

disebabkan karena masih banyaknya

pengusaha yang tidak mau

menyediakan prosedur kecelakaan

kerja, alat pelindung diri (APD), dan

peralatan untuk mengantisipasi

terjadinya kecelakaan kerja karena

dianggap hal tersebut merupakan

beban biaya dan bukan suatu

investasi. Selain itu, kasus kecelakaan

kerja dikarenakan pengawasan yang

masih lemah dan tidak tegas terhadap

persoalan kecelakaan kerja, serikat

pekerja dan serikat buruh kurang

Page 3: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

berani melaporkan masalah potensi

terjadinya kecelakaan kerja di suatu

perusahaan (Beritasatu.com, 2020).

Kecelakaan kerja yang terjadi

tentunya akan berdampak pada kinerja

karyawan dikarenakan kecelakaan kerja

dapat menyebabkan cidera, cacat,

hingga kematian jika kecelakaan kerja

yang dialami termasuk dalam

kecelakaan kerja kelmpok berat. Jika

seorang pekerja mengalami kecelakaan

kerja maka pekerja harus mengalami

proses penyembuhan yang mana hal

tersebut akan membuat pekerja tidak

optimal dalam melaksanakan

pekerjaannya sehingga dapat dikatakan

bahwa kinerja karyawan akan

menurun. Oleh karena itu, penerapan

program K3 yang telah dibuat oleh

perusahaan dengan menanamkan

budaya K3 pada seluruh karyawan

diharapkan mampu meminimalisir

tingkat kecelakaan kerja serta dapat

meningkatkan kinerja karyawan.

Penerapan budaya keselamatan

kerja merupakan salah satu cara yang

penting untuk dilakukan dalam setiap

perusahaan dengan tujuan setiap

orang yang melakukan pekerjaan di

suatu perusahaan dapat mengutamakan

nilai-nilai keselamatan kerja dengan

mematuhi segala kebijakan dan

peraturan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan dan sesuai dengan Undang-

Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.

Selain itu, dengan adanya penerapan

budaya keselamatan kerja yang baik

dalam suatu perusahaan akan

membuat karyawan merasa aman dan

dihargai yang mana hal tersebut

tentunya juga akan memotivasi

karyawan dalam bekerja sehingga

kinerja karyawan akan meningkat.

Hal ini dibuktikan melalui penelitian

mengenai budaya keselamatan kerja

telah dilakukan oleh beberapa

peneliti. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Christina, Djakfar,

dan Thoyib (2012) pada karyawan

PT. Tunas Jaya Sanur Bali,

menunjukkan hasil bahwa seluruh

instrumen penelitian budaya K3

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja proyek konstruksi. Selain itu,

penelitian yang dilakukan oleh Azri

(2018) pada karyawan RSUD

Sumbawa menunjukkan hasil bahwa

variabel budaya K3 memiliki

pengaruh langsung yang signifikan

terhadap variabel kinerja karyawan.

Selain penerapan budaya

keselamatan kerja, hal lain yang tidak

Page 4: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

kalah pentingnya dalam meminimalisir

terjadinya kecelakaan kerja serta

untuk dapat mengetahui kinerja

karyawan yaitu dengan melakukan

pengawasan terhadap tenaga kerja.

Menurut Manullang (2014),

pengawasan merupakan suatu proses

untuk menerapkan pekerjaan apa

yang sudah dilaksanakan, menilainya

dan bila perlu mengoreksi dengan

maksud supaya pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan rencana

semula. Rata-rata kasus kecelakaan

kerja yang terjadi di Indonesia salah

satunya disebabkan karena belum

optimalnya pengawasan pelaksanaan

hingga perilaku yang mendukung

keselamatan kerja. Oleh karena itu,

masih banyak ditemui tenaga kerja

yang melanggar aturan-aturan

mengenai keselamatan kerja sehingga

sering kali bisa menyebabkan

terjadinya kecelakaan kerja yang

berdampak pada penurunan kinerja.

Dengan dilakukannya pengawasan

yang tepat dan mendapatkan

dukungan dari top manajemen serta

para pelaku kerja, maka diharapkan

akan meningkatkan motivasi pekerja

untuk bekerja dengan selalu

menerapkan prinsip keselamatan yang

dapat meminimalisir angka kecelakaan

kerja, mempertebal rasa tanggung

jawab pekerja dalam melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan prosedur

yang telah ditentukan, mencegah

terjadinya penyimpangan, serta dapat

meningkatkan kinerja dari pekerja.

Pengawasan dikatakan sebagai sesuatu

yang penting untuk dilakukan karena

dengan adanya pengawasan yang baik

maka akan mengurangi terjadinya

penyimpangan-penyimpangan serta

kesalahan dari pekerja. Penelitian

mengenai pengawasan telah dilakukan

oleh beberapa peneliti. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Sari

(2011) pada karyawan PT. Karyadeka

Alam Lestari Semarang,

menunjukkan hasil bahwa terdapat

pengaruh secara parsial antara

pengawasan kerja terhadap kinerja

karyawan. Hasil yang berbeda

ditemukan oleh Suhariyanto dan

Putro (2018) yang menyebutkan

bahwa variabel pengawasan tidak

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Perusahaan Listrik Negara atau

yang biasa dikenal dengan PT PLN

(Persero) merupakan perusahaan

milik negara yang bergerak di bidang

Page 5: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

ketenagalistrikan yang mengoperasikan

pembangkit listrik sampai dengan

melakukan transmisi kepada

masyarakat di selutuh wilayah

Indonesia. PT Perusahaan Listrik

Negara atau PLN (Persero) sebagai

Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang bergerak di bidang energi memiliki

11 (sebelas) anak perusahaan yang

mendukung kinerja dan pelayanan

perusahaan. Salah satu anak

perusahaan yang dimiliki oleh PT

PLN (Persero) adalah PT

Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB)

yang bergerak dalam bidang

pembangkitan dan usaha lain yang

terkait seperti salah satu anak

perusahaan PT PJB yang bergerak di

bidang operasi dan pemeliharaan.

Salah satu unit pembangkitan yang

dimiliki oleh PT PLN (Persero)

adalah PT PJB UBJOM PLTU

PACITAN.

Mengingat bahwa PT PJB

UBJOM PLTU PACITAN

merupakan perusahaan pembangkit

yang bergerak dalam bidang operasi

dan pemeliharaan, maka dalam setiap

kegiatan yang dilakukan di PT PJB

UBJOM PLTU PACITAN tentunya

memiliki potensi bahaya yang dapat

menimbulkan terjadinya kecelakaan

kerja maupun penyakit akibat kerja.

Dalam upaya mencegah terjadinya

kecelakaan kerja dan pengendalian

terhadap berbagai risiko, maka sangat

penting adanya budaya keselamatan

kerja yang kuat dalam perusahaan serta

pengawasan yang intens untuk tenaga

kerja yang bertujuan supaya sumber

daya manusia dalam perusahaan dapat

memperoleh pembinaan dan

pengawasan serta pengetahuan guna

menghindari terjadinya kecelakaan

kerja. Berdasarkan uraian kondisi yang

telah dipaparkan di atas, maka menarik

dilakukan penelitian dengan judul

“PENGARUH BUDAYA

KESELAMATAN KERJA DAN

PENGAWASAN TERHADAP

KINERJA KARYAWAN (Studi

pada Karyawan di PT PJB UBJOM

PLTU PACITAN).

LANDASAN TEORI

Budaya Keselamatan Kerja

Menurut Heni (2011), budaya

keselamatan kerja dapat diartikan

sebagai susunan karakteristik dan

sikap yang terbentuk dalam

organisasi dan individu yang

Page 6: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

menekankan pentingnya keselamatan

dan kesehatan kerja sebagai prioritas

utama.

Menurut Cooper (2001),

operasional budaya keselamatan

dapat diukur dengan menggunakan

indikator-indikator sebagai berikut:

1. Komitmen manajemen.

2. Peraturan dan prosedur.

3. Komunikasi.

4. Keterlibatan pekerja.

5. Kompetensi.

6. Lingkungan kerja.

Pengawasan

Menurut Manullang (2014),

pengawasan merupakan suatu proses

untuk menerapkan pekerjaan apa

yang sudah dilaksanakan, menilainya

dan bila perlu mengoreksi dengan

maksud supaya pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan rencana

semula.

Menurut Effendi (2014),

pengawasan dapat didefinisikan

sebagai proses untuk menjamin

bahwa tujuan-tujuan organisasi

dalam manajemen tercapai.

Menurut Handoko (2015),

indikator pengawasan terdiri dari

lima indikator yaitu:

1. Penetapan Standar.

2. Penentuan pengukuran / penilaian

pekerjaan.

3. Pengukuran pelaksanaan

pekerjaan.

4. Perbandingan pelaksanaan

dengan standar dan analisis

penyimpangan.

Kinerja Karyawan

Menurut Sinambela (2016)

kinerja pegawai didefinisikan sebagai

kemampuan pegawai daalam

melakukan suatu keahlian tertentu.

Menurut Mangkunergara (2016),

kinerja merupakan hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Mathis dan Jackson

(2006), indikator-indikator mengenai

kinerja karyawan adalah sebagai

berikut:

1. Kualitas

2. Kuantitas

3. Ketepatan waktu

4. Kehadiran

5. Kemampuan bekerjasama

METODE PENELITIAN

Page 7: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

Berdasarkan latar belakang dan

rumusan masalah yang telah

dipaparkan, maka jenis penelitian yang

digunakan adalah jenis penelitian

explanatory research dengan

pendekatan kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2015), explanatory

research merupakan penelitian yang

bermaksud menjelaskan kedudukan

variabel-variabel yang diteliti serta

hubungannya antara satu variabel

dengan variabel yang lain.

Metode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan melalui penyebaran

kuesioner kepada karyawan yang

bekerja di PT PJB UBJOM PLTU

PACITAN.

Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah seluruh

karyawan yang bekerja di PT PJB

UBJOM PLTU PACITAN dengan

jumlah karyawan sebanyak 776

orang.

Teknik penentuan besar sampel

yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu menggunakan rumus Slovin.

Sedangkan Metode pemilihan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu menggunakan metode simple

random sampling. Berdasarkan hasil

perhitunngan, jumlah sampel minimal

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 89 orang responden yang

bekerja di PT PJB UBJOM PLTU

PACITAN. Namun, peneliti

mengumpulkan sampel hingga 100

responden untuk lebih menggambarkan

keadaan populasi serta untuk

mengantisipasi jika terjadi data yang

tidak baik dari jumlah minimal

responden yang telah ditentukan dari

hasil perhitungan dengan

menggunakan rumus Slovin.

Sumber data penelitian ini

diperoleh dari hasil jawaban responden

yaitu karyawan yang bekerja di PT

PJB UBJOM PLTU PACITAN. Skala

pengukuran yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu menggunakan

skala Likert.

Skala Likert yang digunakan

dalam penelitian ini adalah skala

interval 1−5 dengan keterangan

sebagai berikut:

1. Jawaban Sangat Tidak Setuju

diberi skor 1

2. Jawaban Tidak Setuju diberi

skor 2

3. Jawaban Netral diberi skor 3

4. Jawaban Setuju diberi skor 4

Page 8: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

5. Jawaban Sangat Setuju diberi

skor 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah item pertanyaan

kuesioner yang disebar sebanyak 41

item pertanyaan yang terdiri dari 18

item mengenai budaya keselamatan

kerja, 12 item mengenai pengawasan,

dan 11 item mengenai kinerja

karyawan. Setelah data dari

penyebaran kuesioner terkumpul,

kemudian data berupa angka diinput

ke dalam perangkat lunak SPSS versi

24.

Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Pada penelitian ini, uji validitas

dilakukan dengan menggunakan

bantuan program SPSS versi 24. Dari

hasil SPSS, akan diketahui apakah

data tersebut valid atau tidak. Jika r

hitung > r tabel maka item

dinyatakan valid. Nilai r tabel dapat

diperoleh dari derajat kebebasan

(degree of freedom = df). Rumus df

yaitu df = n−2. Dikarenakan jumlah

responden dalam penelitian ini

sebanyak 100 orang responden, maka

df = 100 – 2 = 98. Setelah nilai df

diketahui = 98, maka dilihat nilai r

tabel yaitu sebesar 0,1966. Hasil uji

validitas pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 1. sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Validitas

Variabel

Variabel Item Sig Ket.

X1

X1.1 0,000 Valid

X1.2 0,000 Valid X1.3 0,000 Valid X1.4 0,000 Valid X1.5 0,000 Valid X1.6 0,000 Valid X1.7 0,000 Valid X1.8 0,000 Valid X1.9 0,000 Valid

X1.10 0,000 Valid X1.11 0,000 Valid X1.12 0,000 Valid X1.13 0,000 Valid X1.14 0,000 Valid X1.15 0,000 Valid X1.16 0,000 Valid X1.17 0,000 Valid X1.18 0,000 Valid

X2

X2.1 0,000 Valid X2.2 0,000 Valid X2.3 0,000 Valid X2.4 0,000 Valid X2.5 0,000 Valid X2.6 0,000 Valid X2.7 0,000 Valid X2.8 0,000 Valid X2.9 0,000 Valid

X2.10 0,000 Valid X2.11 0,000 Valid X2.12 0,000 Valid

Y

Y.1 0,000 Valid

Y.2 0,000 Valid Y.3 0,000 Valid Y.4 0,000 Valid Y.5 0,000 Valid

Lanjutan Tabel 2. Hasil Uji

Validitas Variabel

Variabel Item Sig Ket.

Y Y.6 0,000 Valid Y.7 0,000 Valid

Page 9: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

Y.8 0,000 Valid Y.9 0,000 Valid Y.10 0,000 Valid Y.11 0,000 Valid

Sumber: Data primer diolah, 2020.

Dari tabel 2 di atas, dapat

dilihat bahwa seluruh rhitung > rtabel

dan nilai sig. R item pertanyaan lebih

kecil dari 0,05 (α = 0,05) yang

menunjukkan hal tersebut berarti

setiap item dari masing-masing

variabel dalam penelitian ini

dinyatakan valid, sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh item

pertanyaan pada kuesioner dapat

digunakan untuk mengukur variabel

penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2016),

reliabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel

atau konstruk. Reliabilitas diukur

dengan menggunakan koefisien

alpha cronbach (a). Suatu instrumen

dapat dikatakan handal apabila

memiliki koefisien kehandalan (a) >

0.60 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali,

2016).

Hasil uji validitas pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel

2 sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

No

.

Variab

el

Koefisien

Relia

bilita

s

Keterang

an

1. X1 0,899 Reliabel

2. X2 0,751 Reliabel 3. Y 0,820 Reliabel

Sumber: Data primer diolah, 2020.

Dari tabel 2 di atas, dapat

diketahui bahwa nilai dari Alpha

Cronbach untuk semua variabel lebih

besar dari 0,6. Oleh karena itu, dari

ketentuan yang telah dijelaskan

sebelumnya maka dapat disimpulkan

semua variabel yang digunakan

dalam penelitian ini sudah reliabel.

ANALISIS DATA

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi

memiliki distribusi normal. Analisis

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis grafik dan analisis

statistik. Analisis grafik yaitu dengan

melihat grafik normal probability

plot masing-masing variabel. Grafik

akan memperlihatkan perbandingan

antar garis diagonal dengan scatter

plot. Jika pada grafik probability plot

data mendekati garis diagonal, maka

dapat dikatakan data yang digunakan

terdistribusi normal. Namun, jika

Page 10: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

data menyebar di luar garis diagonal,

maka data tersebut tidak terdistribusi

normal (Ghozali, 2016).

Berikut merupakan hasil uji

normalitas dengan menggunakan

program SPSS versi 24:

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data primer diolah, 2020.

Berdasarkan gambar 1, data

standardized residual menyebar

mengikuti garis diagonal, maka dapat

disimpulkan bahwa data residual

terdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji mulitokolineritas bertujuan

untuk menguji ada tidaknya korelasi

antara variabel independen dalam

suatu model regresi. Uji

Multikolinieritas dapat dilakukan

dengan melihat variance inflation

factor (VIF). Apabila nilai VIF tidak

lebih dari sama dengan 10 (VIF≤10)

serta nilai tolerance lebih dari 0,1

(tolerance > 0,1), maka dapat

disimpulkan bahwa antar variabel

independen tidak terdapat korelasi

(Ghazali, 2016).

Hasil uji multikolinieritas dapat

dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel

Indepen

den

Tolera

nce VIF Ket.

Budaya

Keselama

tan Kerja

(X1)

0,681 1,468

Tidak

terjadi

multikoli

nieritas

Pengawas

an 0,681 1,468

Tidak

terjadi

multikoli

nieritas

Sumber: Data primer diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4 di atas, nilai VIF

variabel Budaya Keselamatan Kerja

sebesar 1,468 dengan nilai tolerance

0,681 dan variabel Pengawasan

sebesar 1,468 dengan nilai tolerance

0,681. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat multikolinieritas

dalam data penelitian ini.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan

untuk mengetahui apakah variabel

residial absolut sama atau tidak sama

untuk semua pengamatan. Pengujian

heteroskedastisitas diharapkan memiliki

ragam yang homogen yaitu tidak

membentuk pola atau titik residual

Page 11: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

tersebar acak. Model regresi yang baik

adalah tidak terjadi heteroskedastisitas

(Umar, 2014).

Uji heteroskedastisitas pada

penelitian ini dilakukan dengan

scatter plot. Grafik scatter plot

pengujian heteroskedastisitas dapat

dilihat pada gambar 2 sebagai

berikut:

Gambar 2. Hasil Uji

Heteroskedastisitas

Sumber: Data primer diolah, 2020

Uji heteroskedastisitas pada

penelitian ini dilakukan dengan analisis

grafik plot antara nilai prediksi variabel

dependen (ZRED) dengan residual

(SRESID). Berdasarkan Gambar 2

dapat dilihat titik-titik yang ada

menyebar dan tidak membentuk pola

tertentu. Maka hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa data pada penelitian

ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dengan terpenuhinya seluruh

asumsi klasik regresi di atas, maka

dapat dikatakan bahwa model regresi

linier berganda yang digunakan

dalam penelitian ini dapat dikatakan

sudah layak atau tepat. Sehingga

dapat diambil interpretasi dari hasil

analisis regresi linier berganda yang

telah dilakukan.

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda

bertujuan untuk menghitung besarnya

pengaruh variabel independen yaitu

Budaya Keselamatan Kerja (X1) dan

Pengawasan (X2) terhadap variabel

dependen yaitu Kinerja Karyawan

(Y). Persamaan regresi linier

berganda dari hasil pengujian adalah:

𝑌 = 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2

𝑌 = 0,626𝑋1 + 0,109𝑋2

Persamaan di atas menunjukkan hasil

sebagai berikut:

a. Budaya Keselamatan Kerja

(X1) = 0,626

Nilai koefisien regresi variabel

Budaya Keselamatan Kerja

(X1) terhadap Kinerja

Karyawan (Y) bernilai positif.

Nilai signifikansi <0,05 (0,000)

menunjukkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan

antara X1 dengan Y. Artinya,

apabila Budaya Keselamatan

Page 12: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

Kerja (X1) mengalami

peningkatan, maka Kinerja

Karyawan (Y) akan ikut

meningkat.

b. Pengawasan (X2) = 0,109

Nilai koefisien regresi variabel

Pengawasan (X2) terhadap

Kinerja Karyawan (Y) bernilai

positif. Nilai signifikansi >0,05

(0,223) menunjukkan bahwa tidak

ada pengaruh yang signifikan

antara X2 dengan Y. Artinya,

variabel pengawasan (X2) belum

mampu meningkatkan kinerja

karyawan.

Dari hasil koefisien regresi di

atas, dapat diketahui budaya

keselamatan kerja (X1) dan pengawasan

(X2) mempunyai hubungan yang

searah dengan kinerja karyawan (Y).

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan

untuk mengetahui besar kontribusi

variabel independen yaitu budaya

keselamatan kerja dan pengawasan

terhadap variabel dependen yaitu

kinerja karyawan. Semakin tinggi nilai

koefisien determinasi maka semakin

baik pula kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan

variabel dependen.

Hasil perhitungan dari nilai R

dan R2 dapat dilihat pada tabel 5

sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Nilai R dan Nilai R2

R R Square Adjusted R

Square

0,693 0,480 0,469

Sumber: Data primer diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 5

menunjukkan bahwa nilai koefisien

korelasi (R2) sebesar 0,480. Nilai ini

menunjukkan bahwa variabel Budaya

Keselamatan Kerja dan

Pengawasan memiliki pengaruh

sebesar 48% terhadap variabel Kinerja

Karyawan. Sedangkan 52% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak dibahas dalam penelitian ini.

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji Ketetapan Model

(Goodness of Fit)

Uji Goodnes of Fit bertujuan

untuk menguji apakah model regresi

yang digunakan sudah sesuai atau

tidak. Jika hasilnya model regresi

sesuai, maka H0 ditolak dan H1

diterima. Sedangkan jika hasilnya

tidak sesuai, maka H0 diterima dan

Page 13: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

H1 ditolak. Hal ini dapat juga

dikatakan sebagai berikut:

H0 ditolak jika F hitung > F tabel

H0 diterima jika F hitung < F tabel

Setelah melakukan uji F pada

penelitian ini, terdapat hasil yang

sebagai berikut:

Nilai F sebesar 44,773 dengan

tingkat signifikansi 0,000.

Sedangkan F tabel (α = 0,05 ; dbb

regresi = 2 ; db residual = 97) adalah

sebesar 3,09. Karena nilai F hitung

adalah 44,773 > 3,09 dengan

signifikansi 0,000 < 0,05 maka model

analisis regresi adalah signifikan atau

sudah sesuai. Hal tersebut berarti

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa

model regresi yang dihasilkan sudah

fit atau sesuai dan dapat digunakan

untuk memprediksi hasil pengaruh

dari variabel bebas terhadap variabel

terikat.

Uji t

Uji hipotesis kedua diuji

dengan uji t. Uji t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh

setiap variabel independen yaitu

budaya keselamatan kerja (X1) dan

pengawasan (X2) secara parsial

menerangkan variabel dependen yaitu

kinerja karyawan (Y). Jika thitung >

ttabel = H0 ditolak dan Ha diterima

yang berarti bahwa ada pengaruh

yang signifikan dari masing-masing

variabel independen terhadap

variabel dependen secara parsial.

Sedangkan jika thitung < ttabel = H0

diterima dan Ha ditolak yang berarti

bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan dari masing-masing

variabel independen terhadap

variabel dependen secara parsial

(Ghozali, 2016).

Hasil uji t pada variabel

Budaya Keselamatan Kerja dan

Pengawasan dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Nilai t hitung variabel budaya

keselamatan kerja (X1) sebesar 7,051

> 1,290 dengan signifikansi sebesar

0,000 < 0,05. Hal tersebut berarti

bahwa budaya keselamatan kerja

berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan sehingga H1

diterima.

Nilai t hitung variabel

Pengawasan (X2) sebesar 1,227 <

1,290 dengan signifikansi sebesar

0,223 > 0,05. Hal tersebut berarti

bahwa pengawasan tidak berpengaruh

Page 14: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

signifikan terhadap kinerja karyawan

sehingga H2 ditolak.

Pengaruh Budaya Keselamatan

Kerja (X1) terhadap Kinerja

Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil analisis

regresi linier berganda menunjukkan

bahwa budaya keselamatan kerja

memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja

karyawan. Pengaruh yang signifikan

antara Budaya Keselamatan Kerja

terhadap kinerja karyawan

menngartikan bahwa semakin tinggi

penerapan budaya keselamatan kerja

dalam suatu perusahaan, maka

semakin tinggi pula dampaknya

terhadap kinerja karyawan.

Variabel Budaya Keselamatan

Kerja dalam penelitian ini diukur

melalui indikator komitmen top

manajemen, peraturan dan prosedur,

komunikasi pekerja, keterlibatan

pekerja, kompetensi pekerja, dan

lingkungan kerja yang ada di PT PJB

UBJOM PLTU PACITAN.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif,

secara umum nilai rata-rata (mean)

variabel budaya K3 adalah 4,39.

Penilaian tertinggi terdapat pada item

X1.14, yaitu karyawan mampu

melakukan pekerjaan dengan cara yang

aman dengan jumlah rata-rata 4,57

yang berada pada kriteria sangat tinggi.

Sedangkan, penilaian terendah

terdapat pada item X1.8 perusahaan

selalu melibatkan karyawan dalam

melakukan perencanaan program K3

jumlah rata-rata 4,03 yang masih

berada pada kriteria tinggi atau baik.

Pengaruh Pengawasan (X2)

terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil analisis

regresi linier berganda menunjukkan

bahwa pengawasan memiliki

pengaruh yang tidak signifikan

terhadap kinerja karyawan. Ini

berarti bahwa pengawasan bukan

merupakan variabel utama dalam

menentukan kinerja karyawan.

Variabel Pengawasan dalam

penelitian ini diukur melalui indikator

penetapan standar, penentuan

penilaian pekerjaan, pengukuran

pelaksanaan pekerjaan, perbandingan

pelaksanaan dengan standar dan

analisis penyimpangan, dan tindakan

perbaikan yang ada di PT PJB UBJOM

PLTU PACITAN. Berdasarkan hasil

analisis deskriptif variabel

Page 15: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

pengawasan, secara umum nilai rata-

rata (mean) variabel pengawasan

adalah 4,24. Penilaian tertinggi

terdapat pada item X2.5, yaitu

pengawasan kerja selalu dilakukan

setiap hari dengan jumlah rata-rata

4,48 yang berada pada kriteria sangat

tinggi.

Sedangkan, penilaian terendah

terdapat pada item X2.12 karyawan

selalu memperbaiki pekerjaan setiap

setelah dilakukan evaluasi kerja

jumlah rata-rata 3,99 yang masih

berada pada kriteria tinggi atau baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang

telah dirumuskan, dan pengujian

hipotesis yang telah dilakukan, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian,

menunjukkan bahwa budaya

keselamatan kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja

karyawan PT PJB UBJOM

PLTU PACITAN. Hal tersebut

menunjukkan bahwa semakin

tinggi penerapan budaya

keselamatan kerja, maka

kinerja karyawan akan semakin

meningkat.

2. Berdasarkan hasil penelitian,

menunjukkan bahwa pengawasan

tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan PT

PJB UBJOM PLTU PACITAN.

Hal tersebut menunjukkan

bahwa pengawasan bukan

menjadi salah satu faktor yang

penting bagi PT PJB UBJOM

PLTU PACITAN dalam upaya

meningkatkan kinerja karyawan,

sehingga PT PJB UBJOM PLTU

PACITAN dapat memperhatikan

faktor-faktor lain yang dapat

meningkatkan kinerja karyawan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian

yang terkait dengan budaya

keselamatan kerja, pengawasan, dan

kinerja karyawan, maka terdapat

beberapa saran yang dapat menjadi

rekomendasi, sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya yang

akan melakukan penelitian

dengan topik yang sama

diharapkan dapat menambah

variabel lain yang tidak

dibahas dalam penelitian ini,

Page 16: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

seperti budaya kesehatan kerja,

lingkungan kerja, disiplin

kerja, atau beban kerja.

2. Bagi peneliti selanjutnya

diharapkan dapat melakukan

penelitian pada objek yang lebih

luas yang berbeda dari objek

pada penelitian ini.

3. Bagi peneliti selanjutnya

diharapkan dapat menggunakan

alat analisis yang berbeda dari

penelitian ini, seperti analisis

dengan menggunakan analisis

jalur (path) dan analisis dengan

menggunakan Structural

Equation Modeling (SEM).

4. Bagi peneliti selanjutnya

diharapkan dapat melakukan

penelitian pada objek yang

lebih luas yang berbeda dari

objek pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Beritasatu. 2020. Kecelakaan Kerja

Masih Tinggi, Kemnaker Jangan

Hanya Pentingkan Serimonial,

diakses 14 Maret 2020,

<https://www.beritasatu.com/ek

onomi/594901/kecelakaan-kerja-

masih-tinggi-kemnaker-jangan-

hanya-pentingkan-serimonial>.

BPJS Ketenagakerjaan. 2019. Angka

Kecelakaan Kerja Cenderung

Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan

Bayar Santunan Rp 1,2 Triliun,

diakses 26 Februari

2020,<https://www.bpjsketenaga

kerjaan.go.id/berita/23322/Angk

a-Kecelakaan-Kerja-

Cender+&cd=2&hl=id&ct=clnk

&gl=id>.

Cooper, D. 2001. Improving Safety

Culture: a practical guide, Hill:

Applied Behavior Sciences.

Effendi, Usman. 2014. Asas

Manajemen, Cetakan Kesatu, PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis

Multivariat dengan Program

IBM SPSS 23, Edisi 7, Penerbit

Universitas Diponegoro,

Semarang.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen

Sumber Daya Manusia, Edisi 2,

BPFE, Yogyakarta.

Heni, Yusri. 2011. Improving Our

Safety Culture, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

International Labour Organization

(ILO). 2018. Menuju Budaya

Pencegahan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja yang Lebih

Page 17: PENGARUH BUDAYA KESELAMATAN KERJA DAN PENGAWASAN …

Kuat di Indonesia, diakses 14

Maret 2020,

<https://www.ilo.org/jakarta/info/

public/pr/WCMS 616368/lang--

en/index.htm>.

Mangkunegara. 2016. Manajemen

Sumber Daya Manusia

Perusahaan Cetakan Ke 13, PT.

Remaja Rosdakaraya Offset,

Bandung.

Manullang. 2014. Manajemen,

Citapustaka Media Perintis,

Bandung.

Mathis, R.L. & J.H. Jackson. 2006.

Human Resource Management:

Manajemen Sumber Daya

Manusia Terjemahan Dian

Angelia, Salemba Empat,

Jakarta.

Sinambela, L. P. 2016. Manajemen

Sumber Daya Manusia:

Membangun Tim Kerja yang

Solid untuk Meningkatkan

Kinerja, Bumi Aksara, Jakarta.

Smallman, C & John, G. 2001.

‘British Directors Perspectives

on the Impact of Health and

Safety on Corporate

Performance’, Safety Science.

vol. 38, pp. 227-229.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Alfabeta, Bandung.

Umar, H. 2011. Metode Penelitian

untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,

Edisi 11, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.