Kelompok 3 Keselamatan
-
Upload
taufiqharahap -
Category
Documents
-
view
54 -
download
1
description
Transcript of Kelompok 3 Keselamatan
WALK THROUGH SURVEY DI PT. PANASONIC MANUFACTURING
INDONESIA
TANGGAL 11 SEPTEBER 2015
Kelompok 3
Nama Kelompok:
Dr. Anisa Tri Astuti
Dr. Arani Nadhira
Dr. Ahmad Hibban Awriya
Dr. Akhmad Rendy Firmansyah
Dr. Chintia Ramadhani Endismoyo
Dr. Muhammad Jaka Satria
Dr. Muhammad Taufiq Harahap
Dr. Pribunga Fathma Sagardi
Dr. Terza Yuliana Supit
Dr. Vicky Yunitasari
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, perdagangan bebas di seluruh dunia semakin maju pesat. Sektor
industrialisai sudah semakin berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini menyebabkan
semakin banyaknya tenaga kerja yang berkiprah di sektor industri. Dengan pertambahan
tersebut, maka konsekuensi permasalah industri semakin kompleks, termasuk masalah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan kerja merupakan program kesehatan yang sangat penting. Keselamatan
kerja merupakan salah satu fokus tujuan untuk meningkatkan program K3 di samping biaya,
mutu, dan waktu. Saat ini kesehatan dan keselamata kerja para pekerja merupakan salah satu
hal yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan. Kecelakaan yang sering terjadi di
lingkungan para pekerja dikarenakan oleh beberapa faktyor yaitu, faktgor fisik seperti: bising,
suhu, pencahayaan, dan getaran. Faktor-faktor kimia seperti berbagai bahan kima yang
berbahaya yang digunakan dalam suatu proses produksi atau di lingkungan sekitar parta
pekerja. Selain itu, faktor-faktor lainnya meliputi faktor fisiologi, psikologi, dan ergonomi.
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering
terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja.Di Indonesia,
setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja (”K3 masih Dianggap Remeh,” Warta
Ekonomi, 2 Juni 2006). Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Tingkat kepedulian dunia
usaha terhadap K3 masih rendah. Padahal karyawan adalah aset penting perusahaan
Pada tahun 2005, Kantor Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan bahwa di
seluruh dunia setiap tahunnya 2,2 juta orang meninggal karena kecelakaan danpenyakit akibat
kerja. Angka kematian akibat kerja pun meningkat. Selain itu diperkirakan bahwa setiap
tahun terjadi 270 juta kecelakaan akibat kerja yang tidak bersifat fatal (setiap kecelakaan
sedikitnya menyebabkan tiga hari absen dari pekerjaan) dan 180 juta orang mengalami
penyakit akibat kerja.
Kesehatan suatu lingkungan kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap
kesehatan para pekerjanya, seperti peningkatan moral kerja, penurunan absensi, dan
peningkatan produkti\vitas kerja. Sebaliknya apabila lingkungan kerja kurang sehat atau
kurang diperhatikan maka akan meningkatkan kesakitan dan kecelakaan, dan meningkatkan
angka absensi karyawan.1
Oleh karena itu, sudah seharunya setiap perusahaan memperhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja para pekerjanga. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal, memberi penyuluhan kepada setiap karyawan mengenai pentingnya
penggunaan alat pelindung diri, mematau lingkungan kerja, dan memberikan gizi yang cukup
dan sesuai dengan kebutuhan setiap karyawannya.
Melalui laporan ini kami menyampaikan hasil walk throught Survey berupa inspeksi
secara objektif dan subjektif pada PT. Panasonic Manufacture Indonesia beserta hasil analisa
data dan pemecahan masalah yang kami temukan terkait penerapan SMK3 di perusahaan
tersebut.
B. Dasar Hukum
Sistem manajemen K3 (SMK3) wajib diterapkan oleh perusahaan di Indonesia dan memiliki landasan hukum
UUD 45 pasal 27 ayat 2,
Undang-undang No.1 tahun 1970,
Undang-undang No.13 tahun 2003
Permenaker No. 05/Men/1996.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No1/MEN/1980 tentang K3 Kontruksi Bangunan
Terdiri dari 19 bab, 106 pasal :a. Baba I : Ketentuan Umumb. Bab II : Tempat kerja dan alat-alat kerjac. Bab III : Perancahd. Bab IV : Tangga-tangga rumahe. Bab V : Alat-alat angkutf. Bab VI : Kabel baja,tambang rantai dan peralatan bantug. Bab VII : Mesin-mesinh. Bab VIII : Peralatan konstruksi bangunani. Bab IX : KOnstruksi di bawah tanahj. Bab X : Penggaliank. Bab XI : Pekerjaan perancangl. Bab XII : Pekerja betonm. Bab XIII : penggaliann. Bab XIV : Pekerjaan merancango. Bab XV : Pekerjaan betonp. Bab XVI : Pekerjaan lainnyaq. Bab XVII : Pembongkaranr. Bab XVIII : Penggunaan perlengkapan Penyelamatan dan Perlindungan diri
2
s. Bab XIX : Ketemtuan peralihant. Bab XX : Ketentuan lain-lainu. Bab XXI : Ketentuan Hukumanv. Bab XXII : Penutup
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep.174/MEN/1986 dan No.104/Kpts/1986 tentang K3 Kegiatan Konstruksi Bangunan
C. Profil Perusahaan
PT. Panasonic Manufacture Indonesia adalah sebuah perusahaan manufacture yang
bergerak dibidang Manufacturing (produksi) barang-barang elektronik, di mana pada pabrik
yang kami kunjungi, terdapat 6 bagian produksi (Business Unit) yaitu kipas angin, pompa air,
AC, kulkas, audio, mesin cuci dan pompa air berdiri sejak tahun 1970.
1. Kegiatan Perusahaan
PT. Panasonic Manufacture Indonesia bergerak dibidang Manufacturing
(produksi) barang-barang elektronik, di mana pada pabrik yang kami
kunjungi, terdapat 6 bagian produksi (Business Unit) yaitu kipas angin, pompa
air, AC, kulkas, audio, dan mesin cuci.
PT. Panasonic Manufacture Indonesia memiliki berbagai kegiatan salah
satunya adalah Company Tradition berupa apel pagi bersama di PT. Panasonic
Manufacture Indonesia. Menanam pohon kenangan yang dilakukan oleh para
tamu VVIP, Kegiatan turnamen olahraga dan seni, kegiatan jabat tangan pada
seluruh karyawan setelah libur hari raya idul fitri dan tahun baru.
Selain memberikan banyak kontribusi terhadap kemajuan industri barang-
barang elektronik dan kemajuan bidang teknologi di Indonesia, perusahaan ini
juga kerap memberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan,
misalnya, para korban bencana alam yang kehilangan harta bendanya, diberi
bantuan barang-barang elektronik seperti senter, televisi, radio, dsb. PT.
Panasonic juga memberikan sumbangsih untuk pengembangan sumber daya
manusia melalui Beasiswa Panasonic dan National Gobel yang dibagi menjadi
dua kategori: untuk mahasiswa S1 di Indonesia dan mahasiswa S2/S3 di
Jepang. Tahun 2003 Kunio Nakamura, direktur MEI, menerima “Bintang Jasa
Pratama”, Keberhasilan Pemerintah Indonesia yang tertinggi untuk Industri
Swasta Jepang atas usahanya mengembangkan industri Indonesia.
3
2. Sertifikasi PT Panasonic Manufacture Indonesia
Sampai saat ini, PT Panasonic Manufacture Indonesia sudah memiliki
sertifikasi.
3. Jumlah Pegawai
Jumlah pegawai : 2.129 orang
Terdiri dari pegawai tetap berjumlah 1.107 orang dan pegawai tidak tetap 464
orang, pegawai kontrak 546 orang dan pegawai asing (Jepang) 12 orang.
4. Jam Kerja
Pekerjaan dilakukan pada hari Senin-Jumat pukul 07.00 – 16.00 WIB
Istirahat sehari 3 x yaitu pukul 09.30 selama 5 menit; pukul 12.00 selama 45
menit (makan siang); dan pukul 14.30 selama 5 menit.
Tidak terdapat sistem pembagian shift pada bagian pembungkusan dan
terdapat tuga shift pada bagian mesin atau perakitan. Waktu lembur dimulai
pukul 16.00 – 18.00 WIB.
5. Asuransi Pegawai
Asuransi pegawai PT. Panasonic Manufacture Indonesa menggunakan BPJS
kesehatan dan Asuransi Swasta.
6. Alamat
Jalan Raya Bogor km 29 Gandaria Jakarta 13710, Indonesia. Telp: 62-21-8710221,
Fax: 62-21-8710-850.
D. Landasan Teori
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan standar kerja yang harus dipenuhi
oleh suatu perusahaan guna menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif
dengan mengendalikan berbagai resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja.Dengan
menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditempat kerja maka akan mencegah
atau mengurangi kecelakaan kerja.Kecelakaan merupakan hal-hal yang tidak kita inginkan,
seperti kerusakan peralatan kerja, cedera tubuh, kecacatan bahkan kematian. Apabila
kematian menyangkut banyak nyawa, maka yang terjadi adalah bencana.
Kecelakaan adalah kejadian yang timbul tiba-tiba, tidak diduga dan tidak diharapkan.
Kecelakaan kerja adalah kejadianyang terjadi di tempat kerja khususnya di lingkungan
kerjadan pentingnya prosedur investigasi dalam penetapan kasus kecelakaan kerja. Di dalam
terjadinya kecelakaan kerja tidak ada unsur kesengajaan apalagi direncanakan sehingga bila
4
ada unsur sabotase atau tindakan kriminal merupakan hal yang di luar makna dari kecelakaan
kerja.
Ruang lingkup K3 terdiri dari aspek tenaga kerja, sistem kerja, sarana dan prasarana
perusahaan.
Sistem manajemen K3 (SMK3) wajib diterapkan oleh perusahaan di Indonesia dan
memiliki landasan hukum yang diatur dalam UUD 45 pasal 27 ayat 2, Undang-undang No.1
tahun 1970, Undang-undang No.13 tahun 2003 dan Permenaker No. 05/Men/1996.
Berbagai macam permasalahan di bidang K3 masih banyak ditemukan terutama di
negara berkembang seperti Indonesia. Masalah yang masih ditemukan antara lain kurangnya
perhatian dari semua pihak akan pentingnya keselamatan kerja, masih tingginya angka
kecelakaan kerja dan rendahnya komitmen dari pemilik dan pengelola usaha. Hal ini juga
berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing secara global.
5
Menurut perkiraan ILO (International Labour Organization), setiap tahun di seluruh
dunia 2 juta orang meninggal karena masalah akibat kerja. Dari jumlah ini, 354.000 orang
mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja yang
mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit akibat kerja. ILO
berpendapat bahwa apapun keadaan yang menimpa suatu negara, keselamatan dan kesehatan
pekerja adalah hak asasi manusia yang mendasar.
BAB II
6
PELAKSANAAN
A. Tanggal dan Waktu Pengamatan
Jumat 11 September 2015, Pukul 14.00 -.16.00 WIB.
B. Lokasi Pengamatan
Jalan Raya Bogor km 29 Gandaria Jakarta 13710, Indonesia. Telp: 62-21-8710221, Fax:
62-21-8710-850.
C. Dokumen Pengamatan
Pengamatan secara langsung dan wawancara dengan Supervisor Pabrik AC dan Ibu Diah
selaku HSE Manager K3 PT. Panasonic Manufacture Indonesia.
LANDASAN KERJA
Pada tempat konstruksi gedung
Area Konstruksi, Penyimpanan dan Sisa bahan material
i. Lingkungan di dalam pabrik
a. Ventilasi : di dalam pabrik pompa ini terdapat ventilasi yang cukup baik, sebagian
besar ventilasi udara melalui pintu yang terbuka lebar sekitar 1 meter lebih, lalu pada
bagian atap pabrik terdapat beberapa jendela yang dilapisi lapisan plastik kuning
gading sehingga sinar matahari dapat masuk.
b. Kebersihan lantai : kebersihan pabrik pompa ini cukup baik. Kebersihannya terjaga
dimulai dari depan pabrik saat kami turun dari bus hingga kami masuk ke dalam
menuju lobi, kebersihannya cukup terjaga. Begitu kami masuk ke dalam menuju lobi
tempat pertemuan, kami mendapati halaman hijau yang cukup luas ditengah-tengah
pabrik ini dan kebersihan halaman ini pun terjaga dengan baik. Sepanjang mata, kami
cukup sulit menemukan sampah. Di dalam pabriknya pun kebersihan terjaga baik. Hal
ini disebabkan karena hampir di tiap bagian produksi disediakan sapu, pengki, tong
sampah atau keranjang sampah. Bila kotoran produksi sudah menumpuk lumanyan
banyak seperti potongan logam atau potongan kawat, maka tidak lama kemudian
pekerja di area sananya akan mengambil sapu dan pengki untuk membersihkannya
dan dibuang ke keranjang sampah yang sudah ada plastik sampah.
7
c. Tata letak barang : tata letak barang di pabrik pompa ini cukup teratur. Mungkin hal
ini dikarenakan adanya alur garis putih yang sudah ditetapkan oleh pabrik ini dimana
ada alur garis putih yang memisahkan bagian untuk dipakai jalan dengan bagian petak
yang dipakai untuk tempat kerja produksi bagian-bagian tertentu sehingga alurn
bagian produksinya juga sudah diatur urutannya, dimulai dari bagian yang mengurus
bahan mentah dari dekat pintu masuk dilanjutkan ke bagiaan produksi lainnya hingga
ke bagian pembungkusan produknya ke dalam kardus dan siap diangkut untuk dibawa
ke pembeli yang sudah memesan. Ini semua sudah diatur alurnya. Lalu pada tiap
bagian produksi memang sudah ada rak atau tempat untuk menaruh hasil pekerjaanya
dengan rapi agar nanti bisa dibawa ke bagian proses produksi selanjutnya.
d. Kotak P3K : Kami sempat mencari kotak P3K ini, namun tidak kami temukan.
Setelah kami tanyakan ternyata kotak P3K disediakan di tempat leader atau ketua dari
masing-masing bagian produksi. Hal ini diberlakukan seperti ini untuk menghindari
tindakan-tindakan dari para pekerja yang sering mengambil plester dan barang-barang
di P3k lainnya dengan seenaknya saja.
e. Alat pemadam kebakaran : Di dalam pabrik X ini disediakan alat pemadam kebakaran
berupa tabung gas. Selain di dalam pabriknya, dibagian luar pabrik juga ada.
f. MSDS : kami tidak menemukan adanya MSDS di sekitar pabrik. Mungkin data
tersebut ada di tempat tertentu yang memudahkan penolong memberikan pertolongan
pertama ketika terjadi kecelakaan.
ii. Lain-lain
a. Bak penampungan hasil limbah produksi : Kami sempat melihat adanya bak
penampungan yang cukup besar sekitar 1 meter lebih panjang dan lebarnya 1 meter
kurang yang dipakai untuk menampungan sisa-sisa potongan logam bahan untuk
mesin pompa. Dan setelah ditampung disana, limbah produksi ini akan dibawa ke
bagian pendaur ulangan logam yang sudah diajak kerja sama oleh pihak pabrik ini.
b. Ada ruangan untuk B3 (Bahan Bahaya Beracun) : ruangan khusus ini terletak
bersamaan dengan oven-oven tempat pemanggangan bahan produksi pompa.
Letaknya terpisah di bagian pinggir cukup jauh dari para pekerja lainnya.
c. Halaman : Halaman di tengah-tengah pabrik X ini cukup luas dan dipenuhi dengan
rumput hijau serta beragam pohon ditanami. Uniknya adalah pohon-pohon yang ada
di halaman ini merupakan sumbangan dari orang-orang yang telah berjasa besar bagi
pabrik ini. Ibaratnya pohon-pohon ini menjadi kenang-kenangan dari orang-orang
8
tersebut. Dilihat dari papan nama yang diletakan di depan pohon-pohon ini banyak
nama dari orang jepang yang telah bekerja sama dengan pihak pabrik X ini.
d. Toilet : Toilet di pabrik ini tersedia cukup banyak. Ada di dekat lobi, ada di dekat
poliklinik, ada juga di dalam setiap bagian produksi di pabriknya. Kebersihan
toiletnya cukup terjaga. Mereka memakai toilet duduk, semprotan dan tersedia juga
tissue toilet, dan tempat sampah di dalam toilet. Ada juga bagian khusus di toilet yang
bisa dipakai untuk orang muslim yang mau wuduh sebelum sholat.
e. Kantin : Dikatakan oleh pihak pabrik ini mereka memilik kantin sendiri yang berada
di tengah-tengah dan makananya pun dibuat sendiri oleh pihak kantin mereka.
f. Mesjid : di dekat pabrik X ini ada mesjid yang cukup besar.
g. Mobil Ambulance : Ada ambulance yang siap bilamana dibutuhkan untuk membawa
pekerja yang terluka selama di dalam pabrik.
h. Poliklinik : Letak poliklinik ini tidak terlalu jauh dari pabrik. Di dalam poliklinik ini
terdapat beberapa ruang, ada untuk ruang dokter umum, ruang emergency, ruang
pengambilan dan penyimpanan obat, dan ruang dokter gigi.
i. Tempat evakuasi : Dikatakan oleh pihak pabrik, mereka memeliki 2 tempat yang bisa
menjadi lokasi evakuasi para pekera bilamana ada bencana seperti gempa dan
sebagainya.
j. Kipas : Di dalam pabrik, hampir di setiap bagian produksi memiliki kipas yang
digunakan baik untuk memnberikan kesejukan untuk pekerjanya ataupun untuk
mengipasi mesin yang sedang bekerja.
k. Papan pengumuman : Terdapat papan pengumuman yang ditenpeli dengan berbagai
macam hal seperti tentang pajanan pabrik yang dapat menyebabkan kecelakaan
ataupun penyakit akibat kerja, ada juga pemberitahuan tentang jumlah orang yang
absensi dan sakit, jumlah kasus kejadian PAK setiap bulannya. Ada juga tentang
pemberitahuan pemakaian alat pelindung diri (APD), dan tentang 5 S yang merupakan
simbol komitmen keselamatan dan pertanggung jawaban mereka dalam bekerja yang
diucapkan oleh para pekerja setiap paginya (5 S = Seri/Quality, Seiton/Cost,
Seisou/Productivity, Seiketsu/Productivity, dan Shitsuke/Safety).
l. Rambu-rambu : Tanda atau rambu-rambu ini ada juga baik di dalam pabrik ataupun di
luar. Di luar pabrik ada tanda zebra cross tempat untuk pejalan kaki, ada juga tanda
mengenai APD. Di dalam pabrik ada berbagai rambu baik mengenai mesin yang
sedang berproduksi, tanda adanya ruang B3, tanda Exit, dan sebagainya.
9
Tanggap Darurat dan jalur evakuasi
Dari hasil pengamatan dan wawancara dari tim perusahaan dimana didalam pabrik
AC PT. Panasonic Manufacture Indonesia tidak ada rambu dan peta arah evakuasi.
Dikatakan hanya apabila terjadi tanggap darurat hanya bisa melewati satu akses pintu
keluar masuk.
Adapun titik kumpul yang terdapat di area ini terdapat di 9 tempat yaiu di lapangan-
lapangan depan setiap pabrik.
Tangga darurat tidak ada.
Alat pemberitahu tanda bahaya(alarm) terdapat di ruang K3, dimana bila terjadi
bahaya maka alarm akan di bunyikan dan di berikan pengeras suara sehingga melalui
loudspeaker di setiap lantai bangunan dapat di dengar oleh pekerja.
Dimana ketentuan bunyi yang di berikan :
- Apabila suara bunyi (nada) panjang terputus – putus menandakan adanya
bahaya
- Sedangkan bunyi nada yang panjang menandakan tanda masuk dan selesainya
pekerja bekerja.
PT. Panasonic Manufacture Indonesia melakukan sosialisasi setiap satu tahun sekali.dan
simulasi General Safety Talk ( Penanggulangan bencana dan bahaya) setiap enam bulan
sekali.
Ruang P3K
Kotak P3K : Kami sempat mencari kotak P3K ini, namun tidak kami temukan. Setelah kami
tanyakan ternyata kotak P3K disediakan di tempat leader atau ketua dari masing-masing
bagian produksi. Hal ini diberlakukan seperti ini untuk menghindari tindakan-tindakan dari
para pekerja yang sering mengambil plester dan barang-barang di P3k lainnya dengan
seenaknya saja.
10
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Bahan Baku Pembuatan Air Conditioner
iii. Bahan baku :
Plastik
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga
terdiri dari zat lain untuk meningkatkan mutunya. Ada beberapa polimer alami
yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film/pelapis atau fiber
sintetik. Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak misalnya dalam
properti yang dapat menoleransi panas, yang keras, dan lain-lain. Sekarang ini
utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka
adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene
terephthalate, polystyrene, dan polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari
seluruh polimer dan plastik yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan ketahanan
panas, cahaya, dan kimia. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya,
komposisi yang umum dan beratnya yang ringan membuat plastik digunakan
hampir di seluruh bidang industri.
Logam seperti:
o Alumunium
Aluminium merupakan logam ringan dan mudah dibentuk dan diproses. Sifat-
sifat kimia dan fisiknya membuatnya ideal untuk berbagai jenis pemakaian,
misalnya pada peralatan otomotif, pesawat udara, militer, peralatan dapur,
konstruksi bangunan, dll, di mana dibutuhkan logam yang mudah dibuat, kuat,
dan ringan. Logam alumunium diproduksi melalui pemurnian bijih besi dan
reduksi elektrolitik. Kaleng dan wadah alumunium yang didaur ulang saat ini
merupakan sumber utama alumunium untuk industri. Pada manusia,
alumunium merupakan bahan yang tidak esensial. Walau konduktivitas
listriknya hanya 60% dari tembaga, alumunium tetap digunakan sebagai bahan
transmisi karena ringan. Alumunium murni sangat lunak dan tidak kuat, oleh
karena itu, sering kali dicampur dengan tembaga, magnesium, silikon,
11
mangan, dan unsur-unsur lainnya untuk membentuk sifat-sifat yang
menguntungkan. Akhir-akhir ini publik dan media telah memperhatikan efek
buruk yang mungkin dari aluminium terhadap kesehatan, termasuk perannya
dalam penyakit Alzheimer, penyakit Parkison dan Sclerosis lateral amiotropik
(Lou Gehrings disease), juga mengenai resiko potensial terhadap bayi yang
minum susu formula bayi yang mengandung aluminium. Sasaran organ untuk
aluminium adalah sistem saraf pusat, ginjal, dan sistem pencernaan. Pekerja di
Industri manufaktur mobil juga memiliki resiko besar terhadap paparan jangka
pangang untuk aluminium (yang terkandung dalam cairan logam aktif) di
tempat kerja7
o Timah
Timah merupakan logam yang lunak, dapat ditempa, berwarna biru keabu-
abuan, dicirikan dengan densitasnya yang tinggi dan tahan terhadap karat.
Timah banyak digunakan dalam bahan plastik dan material pada pipa dan
pembungkus kabel. Inhalasi asap timah selama pembakaran atau
pengendapaan merupakan sumber paling umum dari keracunan akut karena
pekerjaan. Pajanan timah yang kronik biasanya merupakan kombinasi dari
inhalasi dan ingesti (tertelan) debu timah.
o Tembaga
Logam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik. Kawat
tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik,
generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan
bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave,
sakelar, reaktifier transistor, bidang telekomunikasi, dan bidang-bidang yang
membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk
pembuatan tabung-tabung dan klep di pabrik penyulingan.
12
Alur Produksi Air Conditioner (AC)
Pembuatan air conditioner secara garis besar
Pembuatan mesin AC dan cashing
↓
Perakitan
↓
Pengemasan barang
↓
Pengangkutan hasil produksi
Diagram alur pembuatan AC
Pembuatan mesin AC
↓
Drive Shaft
↓
Assembling
↓
Winding
↓
Insert coil
↓
Stator
↓
Pengujian
↓
Labeling
13
Pajanan Potensial dan Faktor Resiko Kesehatan pada Pekerja Pabrik AC
Bagian Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psiko-logi
Gangguan kesehatan/ kecelakaan kerja
FormingPembuatan mesin AC dan press alumunium
Pembuatan kompresor
Pembuatan casing
Varnish
- Bising- Vibrasi seluruh tubuh- Suhu tinggi
Cahaya
Suhu tinggi
Alumu-nium
Timah, tembagadan asap
Bahan varnish
Posisi kerja
Posisi kerja
Posisi kerja
Pengangkatan barang
Kejar target
Kejar target
Kejar target
Kejar target
NIHL dangangguan vaskular
Gangguan muskulo-skeletal, ganguan resprasi, keratokonjungtivitis.Gangguan muskulo-skeletal, dehidrasi.
Gangguan muskulo-skeletal.
Perakitan Timah Posisi kerja berdiri
Kejar target
Gangguan muskulo-skeletal
Pengemasan Posisi kerja berdiri
Kejar target
Gangguan muskulo-skeletal
Pengangkutan Mengangkat, mendorong barang.
Gangguan muskulo-skeletal
Tabel 2. Pajanan Potensial dan Faktor Resiko Kesehatan pada Pekerja Pabrik AC
Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang Digunakan14
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan secara langsung. Alat-alat yang
digunakan dalam pembangunan gedung tersebut berupa alat-alat berat diantaranya :
Press shot, Fin Press, Psikometrik untk menguji produk AC yang telah di produksi.
Konstruksi Tempat Kerja
Dari hasil pengamatan dan wawancara secara langsung luas area 10,3 Hektar.
Direncanakan akan dibangun 17 tower dalam waktu 10 tahun. Saat ini 4 tower sudah
beroperasi dan 6 tower sedang dalam pembangunan. Bahan bangunan yang
digunakan berupa semen adukan beton, batu, serta bahan-bahan lain. Setiap lantai
terdapat tangga yang diterangi oleh lampu 40 watt. Kebersihan dan kerapihan tempat
kerja kurang baik karena masih dalam proses pembangunan. Tetapi data yang didapat
sangat terbatas sekali karena tidak dapat megakses kedalam gedung yang sedang
dibangun.
Sarana Penanggulangan Kebakaran
Dari hasil pengamatan dan wawancara, perusahaan telah menyediakan sarana
pemadam kebakaran berupa :
1. Alarm kebakaran
2. Peralatan pemadam kebakaran (APAR dan hydrant) yang diletakkan di
setiap dindng yang diletakkan ditempat yang mudah dijangkau.
PT. Karma Manggala Yudha memiliki tim khusus untuk menanggulangi
kebakaran. Pekerja secara rutin mendapatkan Safety talk Di setiap tower yang sedang
dibangun terdapat 3 pintu darurat yang dipakai dalam proses evakuasi jika terjadi
kebakaran dan bencana lainnya. Sudah ada jalur evakuasi tetapi untuk tanda atau
rambu jalur kurang banyak dan bila ada rambu jalur, kondisi rambu dalam keadaan
kotor tertutup debu.
Rambu Peringatan
Dari hasil pengamatan dan wawancara, rambu-rambu peringatan sudah ada
seperti garis kuning, alarm dan tanda-tanda bahaya namun tidak terawat dengan baik
dan sebagian besar rambu tersebut rusak. Titik kumpul jika terjadi bencana/bahaya di
pusatkan pada 2 titik yaitu pada assembly point dan marketing.
Personil Keselamatan Kerja
15
Dari hasil wawancara pada bagian K3, PT. Karma Manggala Yudha memiliki
enam pegawai yang bertugas sebagai health safety environment yang tersertifikasi K3.
SOP Kerja
Berdasarkan wawancara kami, SOP diberikan secara lisan melalui perwakilan
yang ditunjuk oleh pengawas perusahaan kepada setiap mandor bagian sub kontraktor
yang selanjutnya akan disampaikan kepada tenaga kerja. Belum ada SOP tertulis yang
resmi.
Alat Pelindung Diri
Dari hasil pengamatan dan wawancara, APD yang disediakan antara lain
safety helmet, google, ear plug, masker, safety belt, sarung tangan,.Pekerja dijelaskan
bagaimana cara penggunaan APD. Namun pada pelaksanaan harian APD tidak
dipergunakan dengan baik. Penggunaan helmet tidak sesuai dengan SNI untuk pekerja
buruh sedangkan untuk pekerja level supervisor sudah menggunakan helmet SNI.
Perawatan setiap APD diserahkan sepenuhnya kepada pekerja. Penggunaan APD
sepatu, untuk pekerja buruh mendapatkan sepatu dari bahan karet sedangkan untuk
level supervisor mendapat safety shoes.Terdapat tempat penyimpanan APD yang
layak namun tidak dipergunakan dengan baik. Untuk perawatan APD sepenuhnya
diserahkan oleh pekerja.
Instalasi Listrik
- Berdasarkan hasil wawancara kami, sumber listrik hanya berasal dari PLN
terdapat dua gardu utama.
- Proses pengerjaan terhenti ketika listrik dari PLN sedang padam karena tidak
ada cadangan tenaga listrik seperti generator.
- Keselamatan kerja terhadap bahaya listrik tentang tanda-tanda peringatan bahaya
listrik dan pemantauan kabel sudah cukup baik.
Prasarana Kerja Lainnya
Menurut pengamatan dan wawancara, tersedia dua buah lift pengangkut
pekerja, penangkal petir pada tower crane, alarm kebakaran dan pemadam kebakaran.
Namun pada prakteknya, alat pemadam kebakaran tidak diletakan pada area kerja,
tetapi disimpan di kantor manajemen.
16
Kejadian Kecelakaan Kerja
Angka kesakitan di Lingkungan kerja
Sepuluh penyakit utama yang terdapat di PT.Panasonic manufacturing Indonesia adalah:
1. Nasofaringitis akut
2. Hipertensi
3. Dispepsia
4. Faringitis akut
5. ISPA dan Rinitis
6. Diare
7. Dermatitis
8. Cephalgia
9. FUO
10. NIDDM
2. Angka kecelakaan kerja pertahun
Pada tahun 2014 terdapat satu kecelakaan kerja pada produksi assembling dan pada tahun
2015 sampai saat ini belum ada kecelakaan kerja.
17
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Secara umum PT. Panasonic Manufacture Indonesia sudah menjalankan program K3
dengan baik. Kecelakaan yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh kelalaian dan
ketidakpatuhan tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya, oleh karena itu perlu ditingkatkan
kesadaran dan kedisiplinan pekerja akan keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara
peningkatan pengawasan terhadap tenaga kerja dan pemberian sanksi yang mendidik tenaga
kerja.
Permasalahan Pemecahan Dasar Hukum
STRUKTUR PENCEGAHAN KEBAKARAN
Tidak adanya penunjuk jalan dan keterangan jalur evakuasi di dalam pabrik. Tidak adanya pintu keluar darurat di dalam pabrik.
Tata ruang bangunan juga sebaiknya diberikan
keterangan, penunjuk jalan evakuasi.
UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3, point 4
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN
Jalan keluar seperti pintu keluar tidak memiliki lampu alat penerangan darurat dan diberi tanda dengan cat luminous,
bahan – bahan reflektif atau bahan fluorescene.
Pemberian lampu alat penerangan darurat dan diberi tanda dengan cat
luminous, bahan – bahan reflektif atau bahan
fluorescene pada jalan keluar.
PERATURAN MENTERI PERBURUHAN NO. 7 TAHUN 1964 tentang syarat kesehatan,
kebersihan, serta penerangan dalam tempat kerja pasal 13, point 4
ALAT PELINDUNG DIRI
18
Tampak kelalaian penggunaan APD yang
dijumpai pada para pekerja
Memberlakukan sanksi berupa peringatan, administrasi, dan
pemutusan hubungan kerja
PERMENAKERTRANS Per/04/Men/1980 Pasal 99 Ayat 1
APD tidak sesuai pekerjaan yang dilakukan.
(Sarung tangan)
Alat-alat harus selalu memenuhi syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah
ditentukan.
PERMENAKERTRANS Per/04/Men/1980 Pasal 99 Ayat 2
KEJADIAN KECELAKAAN KERJA
Tenaga kerja tidak mematuhi aturan
pemakaian APD dan APD yang dibawah standar
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
Karyawan diberikan penyuluhan bekerja sesuai
SOP dan menggunakan alat pelindung diri, serta
mematuhi rambu peringatan di lingkungan
kerja.
UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3, point 1
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan di PT. Panasonic Manufacturing
Indonesia dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum menerapkan standar K3 yang telah
diatur oleh undang-undang, diantaranya:
1. Tidak adanya penunjuk jalan dan keterangan jalur evakuasi di dalam pabrik. Tidak
adanya pintu keluar darurat di dalam pabrik.
2. Jalan keluar seperti pintu keluar tidak memiliki lampu alat penerangan darurat.
3. Tampak kelalaian penggunaan APD yang dijumpai pada para pekerja
4. APD tidak sesuai pekerjaan yang dilakukan.
5. Tenaga kerja tidak mematuhi aturan pemakaian APD.
B. SARAN
1. Perlu dilakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan tentang
pentingnya perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar terhindar dari kecelakaan
kerja.
2. Perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap tenaga kerja dan pemberian sanksi
yang mendidik tenaga kerja agar lebih disiplin dalam menjalankan aturan yang berlaku di
PT. Panasonic Manufacturing Indonesia.
3. Pimpinan agar lebih memperhatikan tenaga kerja terutama mengenai pengawasan dan
pembinaan mengenai keselamatan kerja.
20
BAB VI
PENUTUP
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan standar kerja yang harus dipenuhi
oleh suatu perusahaan guna menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif
dengan mengendalikan berbagai resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja.Ruang lingkup
K3 terdiri dari aspek tenaga kerja, sistem kerja, sarana dan prasarana perusahaan.PT.
Panasonic Manufacturing Indonesia sebagai perusahaan yang memiliki tenaga kerja yang
belum sepenuhnya menerapkan K3, sehingga pelaksanaannya belum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan keselamatan kerja.
21