MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI...

14
Ketut Puspadi, Dahlanuddin, dan Lia Hadiawati 352 MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI BALI MELALUI PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KANDANG KOMPLEKS UNTUK MEMPERCEPAT DAN MENJAMIN KESINAMBUNGAN ADOPSI TEKNOLOGI POSYANDU SAPI BALI DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Enhancing Bali Cattle Farmer’s Self-Reliance Through Communal Barn Strategy to Accelerate and Assure the Sustainability of Bali Cattle Posyandu in Central Lombok Ketut Puspadi 1 , Dahlanuddin 2 , dan Lia Hadiawati 1 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, Jl. Paninjauan Narmada PO Box 1017 Mataram 83010 2 Fapet Universitas Mataram, Jl. Majapahit 62 Mataram NTB ABSTRACT This research was intended to examine farmers self reliance on collective cattle housing development and to measure the adoption level and adoption sustainability of Posyandu sapi bali Technology. Research was conducted in 8 sub districts which covered 26 villages of Central Lombok District and collective cattle housing of 36 which is involved 1,144 farmers during 3 years. Research results showed that research activities have ability for farmers’ empowerment; empowerment activities during conducting research can enhance the effectivity of adoption process; and farmers know about output and have incentive or benefit from research can guarantee the adoption sustainability Key words : empowering, self reliance, collective cattle housing, adoption, sustainablity ABSTRAK Penelitian ditujukan untuk mengkaji kepercayaan diri peternak yang bergabung dalam kandang komunal serta untuk mengukur keberlanjutan adopsi inovasi sapi bali di Posyandu Teknologi Sapi Bali. Pengkajian dilakukan di 8 kecamatan, meliputi 26 desa di Kabupaten Lombok Tengah dan 36 kandang komunal sapi serta melibatkan 1.144 petani- ternak dalam kurun waktu 3 tahun. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas proses adopsi dan perluasan pengetahuan petani tentang ouput kegiatan serta memperoleh insentif dari kegiatan penelitian serta jaminan akan keberlanjutan proses adopsi. Kata kunci : pemberdayaan, kepercayaan diri, kandang komunal, adopsi, kesinambungan PENDAHULUAN Pertumbuhan permintaan daging sapi di Indonesia, lebih tinggi daripada pertumbuhan industri sapi potong. Pada tahun 2009 pemerintah Indonesia impor sapi bakalan dan daging sekitar 30 persen dari kebutuhan daging nasional. Kecepatan pertumbuhan industri sapi potong NTB pada tahun 2008 sekitar 6,41 persen, sedangkan pertumbuhan permintaan sapi potong 8,39 persen. Di

Transcript of MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI...

Page 1: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Ketut Puspadi, Dahlanuddin, dan Lia Hadiawati

352

MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI BALIMELALUI PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KANDANG

KOMPLEKS UNTUK MEMPERCEPAT DAN MENJAMINKESINAMBUNGAN ADOPSI TEKNOLOGI POSYANDU SAPI BALI

DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Enhancing Bali Cattle Farmer’s Self-Reliance Through CommunalBarn Strategy to Accelerate and Assure the Sustainability of

Bali Cattle Posyandu in Central Lombok

Ketut Puspadi1, Dahlanuddin2, dan Lia Hadiawati1

1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, Jl. Paninjauan Narmada PO Box 1017 Mataram 830102Fapet Universitas Mataram, Jl. Majapahit 62 Mataram NTB

ABSTRACT

This research was intended to examine farmers self reliance on collective cattlehousing development and to measure the adoption level and adoption sustainability ofPosyandu sapi bali Technology. Research was conducted in 8 sub districts which covered26 villages of Central Lombok District and collective cattle housing of 36 which is involved1,144 farmers during 3 years. Research results showed that research activities have abilityfor farmers’ empowerment; empowerment activities during conducting research canenhance the effectivity of adoption process; and farmers know about output and haveincentive or benefit from research can guarantee the adoption sustainability

Key words : empowering, self reliance, collective cattle housing, adoption, sustainablity

ABSTRAK

Penelitian ditujukan untuk mengkaji kepercayaan diri peternak yang bergabungdalam kandang komunal serta untuk mengukur keberlanjutan adopsi inovasi sapi bali diPosyandu Teknologi Sapi Bali. Pengkajian dilakukan di 8 kecamatan, meliputi 26 desa diKabupaten Lombok Tengah dan 36 kandang komunal sapi serta melibatkan 1.144 petani-ternak dalam kurun waktu 3 tahun. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitasproses adopsi dan perluasan pengetahuan petani tentang ouput kegiatan serta memperolehinsentif dari kegiatan penelitian serta jaminan akan keberlanjutan proses adopsi.

Kata kunci : pemberdayaan, kepercayaan diri, kandang komunal, adopsi, kesinambungan

PENDAHULUAN

Pertumbuhan permintaan daging sapi di Indonesia, lebih tinggi daripadapertumbuhan industri sapi potong. Pada tahun 2009 pemerintah Indonesia imporsapi bakalan dan daging sekitar 30 persen dari kebutuhan daging nasional.Kecepatan pertumbuhan industri sapi potong NTB pada tahun 2008 sekitar 6,41persen, sedangkan pertumbuhan permintaan sapi potong 8,39 persen. Di

Page 2: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Meningkatkan Keswadayaan Peternak Sapi Bali Melalui Pemberdayaan Kelembagaan KandangKompleks untuk Mempercepat dan Menjamin Kesinambungan Adopsi Teknologi Posyandu Sapi Bali di

Kabupaten Lombok Tengah

353

Indonesia peternakan rakyat merupakan tulang punggung industri sapi potong.Sapi bali memberikan kontribusi cukup besar industri sapi potong di NTB danIndonesia bagian timur.

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri atas dua pulau besar yaituPulau Lombok dan Sumbawa. Sumber daya alamnya masih cukup untukmeningkatkan populasi sapi bali. Pulau Lombok dapat menampung 444.420,50satuan ternak (ST), dimanfaatkan 61,61 persen. Pulau Sumbawa dapatmenampung 925.833 ST dimanfaatkan 43,78 persen. Sapi bali di NTB memilikikeunggulan komparatif, karena bebas berbagai penyakit hewan strategis,khususnya sapi bali di Pulau Lombok (Dinas Peternakan NTB, 2009).

Peluang pasar bibit sapi bali NTB, khususnya bibit sapi bali dari PulauLombok cenderung meningkat. Pada tahun 2006 hanya Provinsi Kalimantan danSulawesi yang membeli bibit sapi bali ke NTB. Sejak tahun 2007 Provinsi Papua,Bangka Belitung, Maluku, Riau, Jambi, Nangroe Aceh Darusalam muncul sebagaipembeli baru bibit sapi bali-NTB. Permintaaan bibit sapi bali NTB 3 tahun terakhircenderung meningkat. Jumlah permintaan bibit sapi bali 45.657 ekor, hanya dapatdipenuhi 28.302 ekor (61,98%) (Dinas Peternakan NTB, 2010).

Kandang kompleks atau kandang kelompok merupakan kearifan lokalsebagai basis budidaya sapi bali di Pulau Lombok. Jumlah kandang komplekssekitar 778 yang tersebar di Kabupaten Lombok Barat 324 kandang, LombokTengah 226 kandang, dan Lombok Timur 228 kandang. Mayoritas (62,47%) tipeusaha tani ternak sapi bali di Pulau Lombok adalah pembibitan (Dahlanuddin et al.,2005). Kelembagaan kandang kompleks merupakan salah satu kearifan lokal diLombok, mempunyai peluang cukup besar untuk mempercepat adopsi teknologiproduksi dan sebagai basis usaha agribisnis pembibitan sapi bali (Puspadi, 2004,2005).

Angka kelahiran sapi bali di NTB sekitar 52 – 66%, dengan tingkatkematian pedet sekitar 15-20 (%), sedangkan berat sapih rata-rata 60 kg (DinasPeternakan NTB, 2009). Talib et al. (2003) melaporkan bahwa angka kelahiransapi bali di NTB hanya 52 persen dengan angka kematian pedet sekitar 15 persen.Arman et al. (2006) melaporkan angka kelahiran sapi bali di NTB sebesar 72,63persen dari jumlah induk. Dwipa (1988) melaporkan, bahwa bobot badan sapijantan yang diantarpulaukan dari Pulau Lombok tahun 1980-1988 mengalamipenurunan sebesar 2,13 kg/ekor/thn sedangkan pengiriman hingga tahun 1992terjadi penurunan mencapai 2,90 kg/ekor/thn (Dwipa dan Sarwono, 1992).

Dengan menerapkan integrated village management system (IVMS), diKandang Kompleks “Gembala Makmur” di Desa Kelebuh, Kecamatan PrayaTengah, dan Desa Tandek, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah,angka kelahiran sapi bali berhasil ditingkatkan menjadi 85 persen, kematian pedetditurunkan menjadi sekitar 4 persen dan peningkatan berat sapih (umur 6 bulan)dari rata-rata 60 kg menjadi 75 kg (Poppi et al., 2003). Untuk mempermudah dayaingat para peternak yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini, maka paketteknologi IVMS diganti dengan “Teknologi Posyandu Sapi Bali”.

NTB yang memiliki keunggulan komparatif, sumber daya alam yangmemadai, modal sosial yang cukup, peran penting ternak sapi dalam menopangperekonomian daerah dan telah lama menjadi pemasok sapi potong dan sapi bibit

Page 3: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Ketut Puspadi, Dahlanuddin, dan Lia Hadiawati

354

ke daerah lain di Indonesia, serta ketersediaan teknologi IVMS yang terbuktimampu meningkatkan produktivitas sapi bali, maka pada tahun 2009 Provinsi NTBmencanangkan program NTB Bumi Sejuta Sapi (NTB BSS), untuk mendukungprogram nasional Percepatan Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014.

Kontribusi NTB mendukung program nasional Percepatan SwasembadaDaging Sapi (PSDS) 2014 melalui program NTB Bumi Sejuta Sapi (NTB BSS)akan berarti kalau paket teknologi IVMS diterapkan oleh para peternak yangtersebar di 778 kandang kompleks. Bagaimana mempercepat adopsi dankeberlanjutan adopsi paket teknologi IVMS menjadi fokus pengkajian ini diKabupaten Lombok Tengah. Tujuan pengkajian ini adalah: (1) mencoba danmenguji kegiatan penelitian sebagai instrument pemberdayaan peternak yangtergabung dalam kelompok kandang kompleks; (2) mengukur tingkat keswadayaanpeternak sapi bali; dan (3) mengukur adopsi dan keberlanjutan adopsi teknologiIVMS di Kabupaten Lombok Tengah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan kombinasi metode sistem lunak denganmetode riset adaptif yang partisipatif (participatory adaptive research). Pengurusdan anggota kelompok kandang kompleks, tim peneliti, Dinas Peternakan ProvinsiNTB, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, badanpenyuluhan dilibatkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring,evaluasi, interpretasi. Penelitian ini dilaksanakan di 36 kelompok kandangkompleks yang tersebar di 26 desa dalam 8 kecamatan, di Kabupaten LombokTengah sejak November 2007 sampai dengan Mei 2010. Diseminasi teknologiposyandu sapi bali dari kelompok kandang kompleks “Gembala Makmur” dankelompok kandang kompleks di Desa Tandek, ke 36 kelompok kandang kompleksdifasilitasi oleh 12 tenaga lapangan (OGT). Teknologi posyandu sapi bali terdiriatas 4 komponen yaitu: pertama kawin alam terkontrol dengan menggunakanpejantan sapi bali terseleksi, induk dikawinkan 40-60 hari setelah melahirkan;kedua penyapihan pedet umur 6-8 bulan; ketiga pakan yang berkualitas padainduk bunting dan pedet; keempat memperkenalkan rumput yang kualitasnya telahdiperbaiki dan memanfaatkan pakan setempat yang bermutu. Input penelitianberupa biaya pembelian satu ekor pejantan terseleksi hanya satu kali, perbaikankandang kompleks Rp 5 juta, dan kegiatan pelatihan bagi kelompok kandangkompleks, petugas lapangan, bibit rumput

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Peternak Sapi Bali di Kabupaten Lombok TengahPerluasan (scaling up) teknologi posyandu sapi bali dilaksanakan di 26

desa, pada 8 kecamatan, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB. Penelitian inimelibatkan 1114 peternak yang tergabung dalam 36 kelompok kandang kompleks.Profil peternak yang terlibat dalam penelitian disajikan pada Tabel 1.

Page 4: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Meningkatkan Keswadayaan Peternak Sapi Bali Melalui Pemberdayaan Kelembagaan KandangKompleks untuk Mempercepat dan Menjamin Kesinambungan Adopsi Teknologi Posyandu Sapi Bali di

Kabupaten Lombok Tengah

355

Para peternak menguasai lahan sawah irigasi rata-rata 0, 39 ha. Walaupunusaha tani ternak sapi bali berbasis pada lahan, tetapi sekitar 37,80 persenpeternak sapi bali di lokasi penelitian tidak mempunyai lahan untuk prosesproduksi pangan. Para peternak sapi bali menyewa lahan untuk lokasi kandangkompleks dengan berbagai cara dan sistem. Ada kelompok kandang kompleksmenyewa lahan dengan gabah, uang. Lokasi kelompok kandang kompleksbiasanya di tengah-tengah perkampungan penduduk. Posisi seperti ini, sangatmempengaruhi tingkat sanitasi kandang, terutama pada musim hujan.

Proses penyewaan lahan untuk membangun kandang kompleksmengindikasikan bahwa adanya persoalan dan kebutuhan bersama yang dilandasioleh rasa saling percaya (trust) di antara mereka. Fukuyama (2007) mengatakanmodal sosial (trust) dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas kegiatanekonomi produktif.

Tabel 1. Karakteristik Peternak Sapi Bali di 36 Kelompok di Lombok Tengah

Karakteristik UkuranPenguasaan Lahan:a. Menguasai lahan 69,80%b. Rata-rata penguasaan lahan 0,39 Ha (0,02 - 2,00 Ha)c. Tidak menguasai lahan 37,80 %Tingkat Pendidikan:a. Tamat SD 17,1 %b. Tamat SMP 38,6 %c. Tamat SMA 28,4 %Jumlah Anggota Keluarga 4 OrangJumlah Anggota Keluarga Bekerjaa. Bekerja penuh di pertanian 60 %b. Bekerja sambilan 40 %Penguasaan Induk:Milik sendiri 53,70%Ngadas Dari Pemerintah 30,4 %Ngadas Dari Masyarakat 15,9 %Jumlah Peternak yang Sumber Pendapatan daria. Usaha tani padi 78,0 %b. Usaha tani sapi 65,5 %c. Usaha tani palawija 22,9 %d. Usaha buruh 24,3 %

Rata-rata anggota rumah tangga peternak sapi bali sekitar 4 orang, tingkatpendidikan dominan SMP dan SMA. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,sebagian besar diantara mereka bekerja penuh di sektor pertanian dengansumber pendapatan utama usaha tani padi dan sapi bali, sedangkan sisanyabekerja sebagai buruh pertanian. Status penguasaan ternak sapi bali ada yangmilik sendiri dan ngadas baik dari pemerintah maupun dari masyarakat setempat.Para peternak hanya mampu memelihara sapi maksimal 2-4 ekor per rumahtangga, karena keterbatasan lahan dan tenaga kerja keluarga. Tingkat

Page 5: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Ketut Puspadi, Dahlanuddin, dan Lia Hadiawati

356

penguasaan sumber daya (Tabel 1) mengindikasikan bahwa para peternak yangterlibat dalam penelitian ini adalah petani miskin.

Produktivitas sapi bali di NTB umumnya relatif rendah (Talib et al., 1993;Dwipa, 1988, 1992; Arman et al., 2006). Kendala utama yang menyebabkanrendahnya produktivitas sapi bali telah menjadi topik diskusi yang berkepanjangandikalangan perguruan tinggi dan lembaga riset di Indonesia. Para ahli pemuliaanmenduga bahwa mutu genetik sapi bali telah menurun akibat terjadinya seleksinegatif yang terus berlangsung. Sebaliknya para ahli pakan berpendapat bahwapenurunan performans sapi bali lebih banyak disebabkan oleh semakinterbatasnya sumber daya pakan sehingga sapi bali tidak dapat memenuhikebutuhan nutrisi yang cukup untuk dapat mengekspresikan potensi genetiknyasecara optimal. Terbatasnya kepemilikan lahan kepemilikan induk (Tabel 1)menjadi faktor penyebab rendahnya produktivitas sapi bali di NTB.

Proses Pengembangan Keswadayaan

Untuk menyamakan persepsi dalam memahami hasil penelitian ini, tigakonsep yaitu konsep keswadayaan, pemberdayaan, dan kelembagaan akandidefinisikan. Keswadayaan didefinisikan sebagai kemampuan baik materialmaupun nonmaterial yang dikuasai oleh seseorang (Merriam Webster Dictionary).Penggunaan konsep pemberdayaan (empowerment) merupakan upayamenjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektifsecara struktural, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional,internasional, maupun dalam bidang politik, ekonomi, dan bidang yang lain(Pranarka dan Vidhyandika, 1996). Kelembagaan merupakan perilaku berpolamanusia untuk memenuhi kebutuhannya atau tujuannya. Komponen-komponenkelembagaan terdiri atas manusia, norma, dan artifak. Perilaku berpola merupakanresultante motivasi manusia, norma atau sistem nilai dan artifak (gambar 1).

Gambar 1. Komponen-komponen Kelembagaan Kandang Kompleks (ModifikasiKoentjaraningrah 1974)

Page 6: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Meningkatkan Keswadayaan Peternak Sapi Bali Melalui Pemberdayaan Kelembagaan KandangKompleks untuk Mempercepat dan Menjamin Kesinambungan Adopsi Teknologi Posyandu Sapi Bali di

Kabupaten Lombok Tengah

357

Kandang kompleks terdiri atas peternak, kandang, sapi, dan awig-awigyang mengatur perilaku peternak yang tergabung dalam kandang kompleks.Dengan demikian kandang kompleks merupakan kelembagaan yang tujuanawalnya untuk mempermudah pengawasan, menjaga kebersihan lingkungan(Puspadi, 2004).

Langkah-langkah pemberdayaan kelembagaan kandang kompleks dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Petugas lapangan (OGT), anggota tim peneliti, peternak mengidentifikasipermasalahan bersama dan titik ungkit untuk meningkatkan produktivitas sapibali. Salah satu indikatornya adalah Calving Interval. Permasalahan bersamaini sangat penting untuk menentukan entry point empat komponen teknologiPosyandu Sapi Bali. Kebanyakan petani hanya mampu mengadopsi satukomponen teknologi pada tahun pertama sampai ke dua. Hanya petani-petanitertentu mampu mengadopsi lebih dari satu komponen teknologi (Puspadi,2009). Berdasarkan hasil diskusi terfokus di setiap kelembagaan kandangkompleks, permasalahan bersama yang dihadapi untuk meningkatkanproduktivitas sapi bali adalah kelangkaan pejantan yang baik. Di setiapkelembagaan kandang kompleks selalu ada pejantan yang dimiliki olehpeternak, tetapi pejantan tersebut tidak diijinkan oleh pemilik untuk mengawiniinduk-induk yang birahi, khawatir sapinya kurus, galak (Komunikasi pribadi).

Titik ungkit sistem produksi sapi bali di kelembagaan kandang kompleksdianalisis dengan metode sistem (gambar 2).

Gambar 2. Titik Ungkit Sistem Produksi Sapi Bali Berbasis Kandang Kompleks diKabupaten Lombok Tengah

Page 7: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Ketut Puspadi, Dahlanuddin, dan Lia Hadiawati

358

Gambar 2 menunjukkan bahwa titik ungkit sistem produksi sapi bali dikelembagaan kandang kompleks adalah ketersediaan pejantan sapi baliterseleksi setiap saat diperlukan. Pejantan terseleksi artinya pejantan yangtelah memenuhi kriteria teknis tertentu untuk mengawini induk-induk sapi bali.

2. Peningkatan kredibilitas 12 orang petugas Lapangan (OGT). Tugas OGTdalam penelitian ini bukan hanya mengumpulkan data, tetapi juga untukmemfasilitasi, memotivasi peternak belajar sehingga teknologi Posyandu SapiBali dapat diimplementasikan dan di adaptasikan oleh peternak. Hal pertamadan utama yang harus dilaksanakan adalah menciptakan OGT yang layakdipercaya oleh peternak (Gambar 3). Kepercayaan (trust) suatu hal yangmampu mengubah segalanya. Kepercayaan menghasilkan kecepatanperubahan, kunci pembangun kepercayaan adalah pada hasil. Kecepatanperubahan terjadi ketika orang-orang benar saling mempercayai. (Covey,2010). Tim peneliti melatih OGT secara regular untuk menjadikan petugasyang layak dipercaya oleh peternak. Mereka harus mempunyai kompetensiteknis tentang teknologi “posyandu sapi bali”, kompetensi konsep dan sistem.Disamping itu mereka juga harus menjadi petugas yang berkarakter. Merekaharus punya komitmen, integritas, kejujuran. Proses ini berjalan selamakegiatan penelitian melalui metode problem solving dan model perilaku kerja.

Gambar 3. Proses Membangun Kepercayaan Peternak terhadap OGT

3. Negosiasi dengan peternak tentang sumber daya penelitian. Kegiatan inidilaksanakan dimaksudkan untuk merubah persepsi peternak tentang orangluar datang ke desa yang selalu membawa bantuan yang relatif besar. OGTmenjelaskan tujuan penelitian untuk meningkatkan produktivitas sapi bali.Sumber daya yang dikuasai hanya anggaran pembelian pejantan Rp 6 juta perkandang. Anggaran perbaikan kandang, pembuatan kandang kawin, kandang

Page 8: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Meningkatkan Keswadayaan Peternak Sapi Bali Melalui Pemberdayaan Kelembagaan KandangKompleks untuk Mempercepat dan Menjamin Kesinambungan Adopsi Teknologi Posyandu Sapi Bali di

Kabupaten Lombok Tengah

359

jepit Rp 5 juta per kandang, bibit rumput, biaya untuk pertemuan dan teknologi.OGT juga menjelaskan bahwa bantuan pembelian sapi dan kandang hanyasatu kali. Pada mulanya banyak peternak menolak, setelah OGT menjelaskansecara jujur, dan transparan hanya itu sumber daya penelitian yang ada,akhirnya peternak mau bekerja sama penelitian ini. Kepercayaan peternakterhadap OGT, mendorong munculnya keswadayaan peternak untuk mencapaitujuan berusaha tani ternak sapi bali.

4. Identifikasi indikator keberhasilan usaya tani ternak sapi bali. Setiap OGTmemfasilitasi pertemuan setiap kelompok kandang agar para peternakmenyampaikan indikator keberhasilan dan capiannya, dalam usaha tani ternaksapi bali. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui kesesuaian indikatorkeberhasilan penelitian dengan indikator keberhasilan petani.

5. OGT memfasilitasi setiap kelompok kandang kompleks belajar ke kelompokkandang kompleks di Desa Tandek, Kecamatan Jonggat, yang telahmenerapkan teknologi posyandu sapi bali. Ketua kelompok kandang komplekssetempat menjelaskan indikator keberhasilan dan capaiannya. Kelompok jugamenjelaskan indikator keberhasilan dan capaiannya, kemudian dikontraskan.Mengkontraskan keberhasilan dapat mempercepat proses perubahan (Kasali,2005).

6. Refleksi hasil belajar. OGT memfasilitasi setiap kelompok kandang kompleksyang menjadi tanggung jawabnya untuk merefleksikan, hasil belajarnya kekelompok kandang kompleks di Desa Tandek. Kegiatan ini untuk memotivasi,meningkatkan keyakinan peternak terhadap kinerja teknologi posyandu sapibali, kesiapan bekerja sama dalam penelitian, menentukan entry point, daninfrastruktur untuk menerapkan teknologi tersebut. Kepercayaan peternakterhadap OGT dan keyakinannya terhadap kinerja teknologi “Posyandu SapiBali” sangat mendorong munculnya keswadayaan peternak.

7. Peningkatan kapasitas kelompok kandang kompleks. Pada tahun pertama,OGT hanya meningkatkan kompetensi anggota kelompok kandang kompleks,dalam hal kawin alam terkontrol menggunakan pejantan sapi bali terseleksi.OGT meningkatkan kompetensi tiga komponen teknologi lainnya, setelahpeternak merasakan hasil kawin alam terkontrol. Pejantan terseleksi mulaidimasukkan ke kandang perkawinan pada bulan Mei dan pejantan tersebutharus dikeluarkan dari kandang perkawinan pada bulan Desember.

8. Pembelian pejantan sapi bali terseleksi. OGT memfasilitasi pertemuankelompok kandang kompleks. Materi-materi yang disepakati adalah kriteriapejantan yang baik, siapa anggota kelompok yang membeli pejantan, siapayang akan memelihara pejantan, kewajiban dan hak pemelihara pejantan,biaya perkawinan, bagaimana pembelian pejantan pada periode perkawinan.Disepakati bahwa kriteria pejantan sapi bali yang baik merupakan kombinasikriteria menurut peternak dan peneliti. OGT menjelaskan dihadapan semuaanggota kelompok bahwa pejantan sapi bali terseleksi yang dibantu olehpenelitian ini menjadi milik kelompok.

Page 9: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Ketut Puspadi, Dahlanuddin, dan Lia Hadiawati

360

9. Peningkatan kapasitas peternak berkelanjutan. Kinerja komponen teknologikawin alam terkontrol terus diamati dan dievaluasi oleh peternak bersamaOGT. Peningkatan kapasitas peternak dilaksanakan melalui metode problemsolving. Setelah peternak yakin dengan hasil kawin alam terkontrol, OGT mulaimemperkenalkan tiga komponen teknologi lainnya. Disamping meningkatkankompetensi teknis, OGT juga meningkatkan kompetensi anggota kelompokkandang kompleks dalam hal organisasi, manajemen, kepemimpinan,pemecahan masalah, mengembangkan kerja sama.

10. Evaluasi sebagai instrumen pembelajaran. Data dan informasi yangdikumpulkan oleh OGT bukan hanya disampaikan ke peneliti untuk menyusunlaporan, tetapi data dan informasi tersebut di sampaikan ke pada semuaanggota kelompok untuk dikritisi. Tujuannya adalah untuk mengetahui indikatorpeluang manfaat yang dirasakan oleh peternak terhadap hasil penelitian.Keyakinan peternak terhadap peluang manfaat yang akan dirasakan, sangatmempengaruhi adopsi dan kesinambungan adopsi teknologi yangdiperkenalkan.

Tingkat Keswadayaan Peternak

Keswadayaan didefinisikan sebagai kemampuan baik material maupunnonmaterial yang dikuasai oleh seseorang (Merriam Webster Dictionary).Keswadayaan peternak yang tergabung dalam kelompok kandang kompleksdiukur dengan indikator kontribusi setiap anggota baik berupa material maupunnonmaterial untuk pengembangan infrastruktur kandang kompleks. Setiapkontribusi anggota kelompok dinilai dengan uang (Gambar 4, 5).

0

5

10

15

20

25

Gemba

la Mak

mur

Jaya

gemba

la

Ingin

Maju

Lanc

ar Ja

ya

Ingin

Sukse

s

Beriuk

Gira

ng

Suka M

aju

Beriuk

Cob

a

Pade G

irang

Anugra

h

Bareng

Nikm

at 2

Gontor

an

Pade M

aju

Rejeki

Nomplo

k

Laju

reme

Trasn

a

Tung

gal H

arapa

n

Sumbe

r Reje

ki

Grepek

Ngelen

tong I

I

Bina Seja

htera

Sama H

ati

Putri B

ekek

em

Con

trib

utio

n (M

illio

n R

p.) Group contribution

Project fund

Gambar 4. Kontribusi Kelompok dalam Pembangunan Kandang Perkawinan, Jepitdan Perbaikan Kandang Kompleks

Page 10: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Meningkatkan Keswadayaan Peternak Sapi Bali Melalui Pemberdayaan Kelembagaan KandangKompleks untuk Mempercepat dan Menjamin Kesinambungan Adopsi Teknologi Posyandu Sapi Bali di

Kabupaten Lombok Tengah

361

Implementasi komponen teknologi kawin alam terkontrol denganmenggunakan pejantan sapi bali terseleksi memerlukan kandang perkawinan dankandang jepit. Pejantan ditempatkan di dalam kandang perkawinan, sehinggapejantan tersedia setiap saat diperlukan untuk mengawini induk birahi selamaperiode perkawinan (Mei-Desember). Kandang jepit dipergunakan sebagai tempatmenimbang induk, pedet. Gambar 4 menunjukkan bahwa penelitian hanyamenyediakan anggaran Rp 5 juta untuk pembangunan kandang-kandang tersebut.Kebutuhan riil anggaran pembangunan kandang-kandang tersebut melampauianggaran yang disediakan oleh penelitian. Kelebihan keperluan anggaranmerupakan swadaya peternak.

Sanitasi kandang kompleks merupakan salah satu masalah utama yangdihadapi peternak terutama pada musim hujan. Sanitasi kandang sangatmempengaruhi perkembangan penyakit yang akan menurunkan produktivitas sapibali. Pada tahun 2010, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB,memberikan bantuan Rp 20 juta rehabilitasi per kandang untuk meningkatkansanitasinya. Setiap anggota kelompok berkontribusi sesuai kemampuannya untukmembangun kandang kompleks yang mendekati ideal (Gambar 5).

Gambar 5. Kontribusi Kelompok dalam Rehabilitasi Kandang Kompleks

Permasalahan utama dan pertama yang dihadapi oleh OGT untukmembangkitkan dan mengembangkan keswadayaan peternak adalah ketidak-percayaan diri para peternak terhadap kemampuannya diri sendiri. Keswadayaanselalu dipersepsikan uang atau materi dalam jumlah relatif besar. OGTmenunjukkan bahwa peternak punya kemampuan seperti tenaga, bambu, kayu,batu kali, pasir, walaupun dalam jumlah yang sangat sedikit. Kontribusi peternakdalam memperbaiki infrastruktur kandang kompleks ada yang beruapa tenagasaja, semen, batu dll, sesuai dengan sumber daya yang mereka miliki.

Page 11: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Ketut Puspadi, Dahlanuddin, dan Lia Hadiawati

362

Kebangkitan keswadayaan peternak juga dipengaruhi oleh persepsipeternak tentang kesungguhan OGT, bekerja bersama untuk meningkatkanproduktivitas sapi bali. OGT merubah persepsi peternak melalui model perilakukerja, transparansi, kejujuran, integritas, menghargai peternak, baik secara pribadimaupun pendapatnya. Kepemimpinan ketua kelompok juga menentukan tingkatkeswadayaan peternak. Oleh karena itu, pengembangan organisasi, juga menjadisalah satu kegiatan dalam penelitian ini. Gambar 4 dan 5 mengindikasikan bahwakegiatan penelitian dapat menjadi instrumen pemberdayaan untuk membangkitkandan mengembangkan keswadayaan.

Tingkat Adopsi Teknologi Posyandu Sapi Bali

Mengawinkan induk sapi bali setelah 40-60 hari melahirkan secara alamidengan menggunakan pejantan sapi bali terseleksi diintrodusir pada tahun 2008.Setelah satu tahun sebagian besar peternak mengadopsi komponen teknologitersebut, adopsi teknologi Posyandu Sapi Bali cenderung meningkat (Gambar 6).

Gambar 6. Tingkat Adopsi Beberapa Komponen Teknologi Posyandu Sapi Bali (%)

Adopsi komponen teknologi tersebut ditentukan oleh karakteristik teknologitersebut yang tanpa risiko, dan hasil penelitian yang dirasakan manfaatnya olehpeternak. Dengan mengawinkan induk sapi setelah 40-60 hari melahirkan,peternak mendapatkan pedet setiap 12 bulan, sebelumnya peternak mendapatkan2 pedet dalam 3 tahun. Pengetahuan peternak tentang hasil dan manfaat yangdirasakan dari penelitian menentukan adopsi (Bagnara, 2011). Sinergismepenelitian, penyuluhan (OGT), dengan petani dalam kegiatan on farm trialmempercepat proses adopsi suatu teknologi (Taylor, 2008). Dasar pembentukankandang kompleks adalah saling percaya (trust) (Puspadi, 2004). Carolan (2006)dan Fukuyama (2007) mengatakan bahwa modal sosial (trust) dapat mempercepatproses diseminasi dan menjaga keberlanjutan pembangunan pertanian.

Kesinambungan Adopsi Teknologi Posyandu Sapi Bali

Ketersediaan pejantan sapi bali terseleksi selama periode perkawinan(Mei-Desember) merupakan titik ungkit sistem produksi sapi bali berbasis kandang

Page 12: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Meningkatkan Keswadayaan Peternak Sapi Bali Melalui Pemberdayaan Kelembagaan KandangKompleks untuk Mempercepat dan Menjamin Kesinambungan Adopsi Teknologi Posyandu Sapi Bali di

Kabupaten Lombok Tengah

363

kompleks (Gambar 2). Setelah bulan Desember pejantan tersebut tidak bolehdipergunakan untuk mengawini induk. Anggota kelompok tidak ada yang maumemelihara pejantan tersebut sampai musim kawin berikutnya (Mei-Desembertahun berikutnya), karena pemelihara tidak mendapatkan insentif, sehingga semuapejantan dijual. Pada periode perkawinan pemelihara pejantan mendapatkaninsentif dari biaya perkawinan dan keuntungan penjualan pejantan (Tabel 2).

Gambar 7. Perkembangan Kas Kelompok Kandang Kompleks untuk Membeli Pejantan

Dengan modal Rp 6 juta yang diberikan oleh penelitian ini, OGTmemfasilitasi pertemuan kelompok untuk mencari jalan pembelian pejantan padamusim perkawinan tahun berikutnya. Kelompok diberikan kesempatan untukmencari jalan tersebut. 19 kelompok mengembangkan sistem simpan pinjamdengan bunga tertentu (15-25 % selama 5-6 bulan), 4 kelompok membeli pejantanmuda. Dengan caranya masing-masing, pada musim perkawinan tahun berikutnyasetiap kelompok mampu mengumpulkan uang untuk membeli pejantan terseleksi(Gambar 7).

Tabel 2. Perkembangan Kas 23 Kelompok Kandang Kompleks (Rp)

2008 Modal Jual Profit Pemelihara Kas kelompokPejantan 144.050.000 196.300.000 52.250.000 37.280.500 14.753.000Perkawinan 19.410.000 14.663.000 4.747.000

71.660.000 51.943.500 19.500.0002009Pejantan 161.845.000 197.250.000 35.405.000 25.398.500 9.804.500Perkawinan 22.813.000 16.986.500 5.826.500Total 58.218.000 42.385.000 15.631.000Total 08 + 09 129.878.000 94.328.500 35.131.000

Page 13: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Ketut Puspadi, Dahlanuddin, dan Lia Hadiawati

364

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kegiatan penelitian dapat menjadi instrumen pemberdayaan para peternakkooperator

2. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan dalam penelitian ditingkat peternak mampumendorong kecepatan adopsi suatu teknologi

3. Manfaat hasil penelitian yang dirasakan oleh peternak, menjaminkeberlanjutan adopsi suatu teknologi

DAFTAR PUSTAKA

Arman, C., IP. Sudrana, IW. Karda, I.B. Dania, H. Poerwoto, L. Wirapribadi, L.A. Zainuri,dan M. Ashari. 2006. Profil Produksi, Reproduksi, dan Produktivitas Ternak SapiBali di Nusa Tenggara Barat. Kerja Sama Dinas Peternakan Provinsi NTB denganFakultas Peternakan Unram. Laporan Penelitian.

Bagnara, A. 2011. Aid R&D is a Two-Way Journey. Partners in Research for Development.ACIAR. Marc-May 2011. P: 4-5.

Carolan, M.S. 2006. Social Change and The Adoption and Adaptation of Knowledge Calims:Whose Truth Do You Trust in Regard to Sustainable Agriculture. Agriculture andHuman Value 23:325-339.

Covey, S. MR. 2010. The Speed of Trust. Penerjemah L. Saputra, S. Suryanto, R.Soedomo. Karisma Publishing Group. Ciputa Tanggerang.

Dahlanuddin, Hermansyah, dan H. Poerwoto. 2005. Bali Cattle Production Systems InCollective Housing System in Lombok. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan, 2(2):502-510.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB. 2010. Laporan Tahunan Dinas Peternakandan Kesehatan Hewan provinsi NTB.

Dinas Peternakan Provinsi NTB. 2009. Blue Print NTB Bumi Sejuta Sapi. PemerintahProvinsi Nusa Tenggara Barat.

Dwipa, I.B.G dan B.B. Sarwono, 1992. Musim dan Bobot Badan Sapi Bali yangDiantarpulaukan dari Pulau Lombok. J. Penelitian Unram 1;2;1-10.

Dwipa, I.B.G. I.P. Sudrana, L.M. Kasip, M. Yasin, dan A. Fachri. 1988. Performan ProduksiSapi Bali yang Diantarpulaukan dari Pulau Lombok. Fak. Peternakan Unram.Laporan Penelitian.

Fukuyama, F. 2007. Trust. Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Penerjemah:Ruslani; Terjemahan: Trust. The Social Virtues and The Creation of Prosperity.Penerbit Qalam. Yogyakarta.

Kasali, R. 2005. Change (Manajemen Perubahan dan Manajemen Harapan). PT GramediaPustaka Utama Jakarta. 2005.

Page 14: MENINGKATKAN KESWADAYAAN PETERNAK SAPI …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/Pros_2012_09B_MP_Ketut.pdf · Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efektifitas ... Perluasan

Meningkatkan Keswadayaan Peternak Sapi Bali Melalui Pemberdayaan Kelembagaan KandangKompleks untuk Mempercepat dan Menjamin Kesinambungan Adopsi Teknologi Posyandu Sapi Bali di

Kabupaten Lombok Tengah

365

Poppi, D., B. Maree, Fordyce, Dahlanuddin, T. Pandjaitan. 2003. Developing an IntegratedProduction System for Bali Cattle in the Eastern Islands of Indonesia. Aciar

Pranarka, AMW. dan Vidhyandika M.1996. Pemberdayaan (Empowerment) Dalam Prijonodan Pranarka, editor. Pemberdayaan , Konsep , Kebijakan dan Implementasi.Center For Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta.

Puspadi, K., S. Untung, dan Prisdiminggo. 2009. Model Industri Perbenihan Padi Rakyat(unpublish).

Puspadi, K.J., G Bulu, A. Muzani, dan Mashur. 2005. Pola Pengandangan Sapi Bali DalamSistem Usaha Tani Tanaman-Ternak (Kasus Nusa Tenggara Barat). IntegrasiTanaman-Ternak di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Departemen Pertanian, 2005.

Puspadi, K.J., G. Bulu, A. Muzani, dan Mashur. 2004. Peluang Kelembagaan KandangKolektif Sebagai Basis Pengembangan Usaha Agribisnis Pembibitan Sapi Bali diNusa Tenggara Barat. Prosiding Seminar Sistem dan Kelembagaan Usaha TaniTanaman-Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. DepartemenPertanian. 2004.

Talib, C., K. Entwistle, A. Siregar, S. Budiarti-Turner and D. Lindsay. 2003. Survey ofPopulation and Production Dynamics of Bali Cattle and Existing BreedingPrograms in Indonesia. In Strategies to Improve Bali Cattle in Eastern Indonesia.ACIAR Proceedings No. 110.

Taylor, R.2008. Choice is the Sweet Taste of Succes for Sweet Potatoes. P 21. AustralianCenter for International Agricultural Research. July-October 2008.