JURNAL PEDIATRIK 2

download JURNAL PEDIATRIK 2

of 35

Transcript of JURNAL PEDIATRIK 2

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    1/35

    JURNAL PEDIATRIK“Intervensi Keperawatan Berdasarkan Jurnal pada Pasien dengan

    Peritonitis pos Reseksi Ileu !ang Terpasang "toa#

    Disusun Untuk $eenu%i Tugas Kelopok Pro&esi Ners Departeen Pediatrik

    'le% ( Kelopok )

    Anisa% Puspita "ari *+,,-,.,,,***

    /eroni0%a 1adis $a%arani *+,,-,.,,,***2.

    Kadek Kusua 3ardana *+,,-,.,,,***

    A%ad 4a%riar Badarudin *+,,-,.,,,***

    PR'1RA$ "TUDI NER"/AKULTA" KED'KTERANUNI5ER"ITA" BRA3IJA6A

    $ALAN17,*8

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    2/35

    BAB IPENDA9ULUAN

    *:* Latar BelakangPeritonitis didefinisikan sebagai suatu proses inflamasi membran serosa yang

    membatasi rongga abdomen dan organ-organ yang ada di dalamnya. Berdasarkan

    sumber dan mekanisme terjadinya peritonitis dibagi menjadi peritonitis primer, sekunder 

    dan tersier. Peritonitis primer disebabkan oleh infeksi ekstraperitoneal yang menyebar 

    secara hematogen. Peritonitis sekunder mengarah pada kondisi infeksi yang berasal dari

    intraperitoneal yang umumnya disebabkan karena perforasi organ berongga dalam

    kavum peritoneum. Sedangkan peritonitis tersier terjadi akibat kegagalan respon

    inflamasi tubuh atau superinfeksi (Harison, !""#.Peritonitis merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada penderita

    bedah dengan angka mortalitas sebesar "!-$!%. Sebesar &!% dari kasus peritonitis

    tergolong dalam jenis peritonitis sekunder yang disebabkan oleh perforasi organ

    gastrointestinal ('arigan H, !"#. Beberapa organ yang dapat mengalami perforasi

    dan mengakibatkan peritonitis diantaranya gaster, duodenum, jejenum, ileum, kolon,

    maupun apendiks Perforasi organ bersamaan dengan peritonitis biasanya akan

    memunculkan gejala akut atau kronis yang membutuhkan penatalaksanaan segera

    maupun elektif ()arrell.,*arabasi., !!+#.Peritonitis termasuk dalam kondisi gaat abdomen yang menggambarkan

    keadaan klinik akibat kegaatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan

    nyeri sebagai keluhan utama. eadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang

    sering berupa tindakan bedah. Salah satu penatalaksanaan peritonitis akut yang gaat

    adalah dengan dilakukan prosedur pembedahan laparotomi maupun laparoskopi.

    'indakan ini bertujuan untuk mengontrol infeksi sekaligus menghilangkan penyebab

    perforasi organ (rief ansjoer et al., !!!#.Pada kasus anak yang didiagnosa mengalami peritonitis oleh karena perforasi

    ileum, dokter biasanya akan melakukan prosedur reseksi ileum. Pada saat reseksi ileum

    dilakukan, tentu saja akan mengakibatkan terganggunya proses pencernaan dan

    mekanisme pengeluaran sisa metabolisme (feses#. aka dari itu, tindakan pembuatan

    lubang stoma (ileostomi# untuk mengevakuasi feses juga kerap dilakukan. /leostomi

    adalah bedah pembuatan lubang antara illeum dan dinding abdomen untuk tujuan diversi

    fekal. /leostomi berbeda dengan kolostomi dimana feses mempunyai konsistensi lebih

    cair, terdapat en0im pencernaann dan aliran isinya tak terkontrol sehingga alat

    penampung harus digunakan secara kontinue.Peraatan pos operasi pada  pasien anak memerlukan perhatian yang khusus

    dibandingkan pada orang deasa. Hal ini berkaitan dengan timbulnya masalah

    keperaatan berhubungan dengan usia yang masih terlalu muda, mekanisme koping

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    3/35

    yang tidak efektif, keterbatasan fungsi dan respon terhadap masalah kesehatannya.

    asalah keperaatan yang dapat diangkat pada anak dengan pos pemasangan stoma

    adalah nyeri. 1yeri pada kasus ini berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan

    yang disengaja setelah prosedur laparatomi. Selain itu, nyeri juga bisa diakibatkan

    karena haluaran feses yang iritatif. 1yeri dimanifestasikan bermacam-macam oleh anak

    misalnya tangisan, reel, perubahan sikap terhadap nyeri, ekspresi ajah khas. 1yeri

    pada anak dapat diidentifikasi dengan berbagai macam instrumen pengkajian nyeri

    sesuai usia. pabila nyeri tidak teratasi, mungkin saja akan muncul masalah baru dan

    menimbulkan ketidaknyamanan pada anak sehingga dapat mengganggu kualitas

    hidupnya seperti kualitas tidur hingga gangguan nafsu makan. asalah kedua yang

    muncul adalah kerusakan integritas jaringan sebagai akibat dari prosedur invasif.

    Peraat perlu menaruh perhatian khusus terhadap peraatan luka dan peraatan

    stoma, serta pencegahan infeksi.Selain itu, pada kasus perforasi ileum dimana harus dilaksanakan prosedur 

    ileustomy, maka fokus perhatian peraatan pasien tidak hanya untuk mengatasi nyeri

    pos operasi, peraatan luka, dan peraatan stoma saja. Peraat perlu

    mempertimbangkan tentang status nutrisi pasien yang mungkin bermasalah.

    Permasalahan nutrisi pada pasien anak bisa disebabkan oleh anoreksia selama proses

    penyakit maupun karena terganggunya fungsi ileum sebagai organ penyerapan nutrisi.

    2alam hal ini, diagnosa yang dapat dimunculkan adalah ketidakseimbangan nutrisi

    kurang dari kebutuhan tubuh.

    ". Ruusan $asala%

    ". Bagaimana analisis rekomendasi intervensi terhadap diagnosis keperaatan nyeri

    akut untuk pasien peritonitis pos ileostomy yang terpasang stoma3

    . Bagaimana analisis rekomendasi intervensi terhadap diagnosis keperaatan

    kerusakan integritas jaringan pada pasien peritonitis pos ileostomy yang terpasang

    stoma3

    4. Bagaimana analisis rekomendasi intervensi terhadap diagnosis keperaatan

    ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien peritonitis pos

    ileostomy yang terpasang stoma3

    *:. Tu;uan

    ". enganalisis dan merekomendasikan intervensi terhadap diagnosis keperaatan

    nyeri akut untuk pasien peritonitis pos ileostomy yang terpasang stoma.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    4/35

    . enganalisis dan merekomendasikan intervensi terhadap diagnosis keperaatan

    kerusakan integritas jaringan pada pasien peritonitis pos ileostomi yang terpasang

    stoma.

    4. enganalisis dan merekomendasikan intervensi terhadap diagnosis keperaatan

    ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien peritonitis pos

    ileostomy yang terpasang stoma

    *:+ $an&aat

    - Bagi pasien

    /ntervensi terhadap nyeri pos operasi laparostomi diharapkan dapat mengurangi

    ketidaknyamanan pasien. Selain itu, diharapkan peraatan luka pos operasi dan

    peraatan stoma sudah sesuai dengan standar dan terhindar dari risiko infeksi.

    /ntervensi keperaatan terhadap status nutrisi pasien juga dapat dijadikan sebagai

    upaya pencegahan terhadap perburukan status nutrisi pasien anak dalam periode

    emas pertumbuhan.

    - Bagi klinik

    2unia klinik mendapatkan pengetahuan dan skill yang baru tentang prosedur 

    peraatan pasien peritonitis berdasarkan diagnosis keperaatan yang sering muncul

    tersebut yang dapat mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien. plikasi

    peraatan pasien anak pos reseksi ileum yang terpasang stoma yang baik sesuai

    dengan program yang ada di 5S pun dapat mengoptimalkan kinerja peraat sesuai

    dengan panduan prosedur yang jelas terhadap peraatan pasien 6eukimia.

    - Bagi mahasisa kesehatan

    ahasisa kesehatan sebagai agen perubahan diharapkan menjadi promotor dalam

    aplikasi ilmu keperaatan yang baru untuk memperbaiki kinerja peraat sehingga

    mengoptimalkan efisiensi beban kerja peraat dan pembiayaan peraatan yang

    harus dikeluarkan pasien 6eukimia.

    -

    Bagi institusi pendidikan/nstitusi pendidikan mendapatkan pengetahuan baru dari praktek lapangan di klinik

    yang sesuai dengan pembahasan teori sehingga bisa digunakan sebagai bahan

    materi dalam memberikan pendidikan kepada mahasisa keperaatan yang akan

    menjadi generasi penerus di dunia keperaatan untuk menjadi lebih baik.

    BB //

    'injauan Pustaka

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    5/35

    7:* PERIT'NITI"

    7:*:* De&inisi

    Peritonitis adalah peradangan peritoneum yang biasanya disebabkan oleh infeksi.

    Peritoneum adalah lapisan membran serosa rongga abdomen dan meliputi visera

    (Smelt0er 7 Bare, !!#. Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang kaya akan

    vaskularisasi dan aliran limpa berfungsi untuk membungkus organ perut dan dinding

    perut sebelah dalam (Price 7 8ilson, !!9#.

    Peritonitis  adalah inflamasi peritoneum, lapisan membran serosa rongga

    abdomen dan meliputi visera yang merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi

    dalam bentuk akut maupun kronik : kumpulan tanda dan gejala, diantaranya nyeri tekan

    dan nyeri lepas pada palpasi, defans muscular dan tanda ; tanda umum inflamasi.

    ( Santosa, !!

    a. Peritonitis primer (Spontaneus#

    2isebabkan oleh invasi hematogen dari organ peritoneal yang langsung dari

    rongga peritoneum. Penyebab paling sering dari peritonitis primer adalah spontaneous

    bacterial peritonitis (SBP# akibat penyakit hepar kronis. ira-kira "!-4!% pasien

    dengan sirosis hepatis dengan ascites akan berkembang menjadi peritonitis bakterial.

    b. Peritonitis sekunder 

    Penyebab peritonitis sekunder paling sering adalah perforasi appendicitis,

    perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon

    sigmoid# akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta strangulasi usus halus

    (Brian,!""#.

    Ta

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    6/35

    2uodenum

    Peptic ulcer perforation

    'rauma (blunt and penetrating#

    /atrogenic@

    Biliary tract

    *holecystitis

    Stone perforation from gallbladder (ie, gallstone ileus#

    or common duct

    alignancy

    *holedochal cyst (rare#

    'rauma (mostly penetrating#

    /atrogenic@

    Pancreas

    Pancreatitis (eg, alcohol, drugs, gallstones#

    'rauma (blunt and penetrating#

    /atrogenic@

    Small boel

    /schemic boel

    /ncarcerated hernia (internal and eAternal#

    *losed loop obstruction

    *rohn disease

    alignancy (rare#

    eckel diverticulum

    'rauma (mostly penetrating#

    6arge boel and

    appendiA

    /schemic boel

    2iverticulitis

    alignancy

    lcerative colitis and *rohn disease

     ppendicitis

    *olonic volvulus

    'rauma (mostly penetrating#

    /atrogenic

    terus, salpinA, and

    ovaries

    Pelvic inflammatory disease (eg, salpingo-oophoritis,

    tubo-ovarian abscess, ovarian cyst#

    alignancy (rare#

    'rauma (uncommon#

    c. Peritonitis tertier 

    Peritonitis yang mendapat terapi tidak adekuat, superinfeksi kuman, dan akibat

    tindakan operasi sebelumnya.

    7:*:. Pato&isiologi

     5eaksi aal peritoneum terhadap invasi oleh bakteri adalah keluarnya eksudat

    fibrinosa. antong-kantong nanah (abses# terbentuk di antara perlekatan fibrinosa, yang

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    7/35

    menempel menjadi satu dengan permukaan sekitarnya sehingga membatasi

    infeksi.Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang, tetapi dapat menetap

    sebagai pita-pita fibrosa, yang kelak dapat mengakibatkan obstuksi usus (Cauci et al,

    !!+#.

    Peradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler dan membran

    mengalamikebocoran. )ika defisit cairan tidak dikoreksi secara cepat dan agresif, maka

    dapatmenimbulkan kematian sel. Pelepasan berbagai mediator, seperti misalnya

    interleukin, dapat memulai respon hiperi-nflamatorius, sehingga membaa

    ke perkembangan selanjutnya dari kegagalan banyak organ. arena tubuh mencoba

    untuk mengkompensasi dengan cara retensi cairan dan elektrolit oleh ginjal, produk

    buangan juga ikut menumpuk. 'akikardi aalnya meningkatkan curah jantung, tapi ini

    segera gagal begitu terjadi hipovolemia (Cauci et al, !!+#.

    Drgan-organ didalam cavum peritoneum termasuk dinding abdomen mengalami

    oedem. Dedem disebabkan oleh permeabilitas pembuluh darah kapiler organ-organ

    tersebutmeninggi. Pengumpulan cairan didalam rongga peritoneum dan lumen-lumen

    usus serta oedem seluruh organ intra peritoneal dan oedem dinding abdomen termasuk

     jaringan retroperitoneal menyebabkan hipovolemia. Hipovolemia bertambah

    dengan adanya kenaikan suhu, masukan yang tidak ada, serta muntah.'erjebaknya

    cairan di cavum peritoneum dan lumen usus, lebih lanjut meningkatkan tekana intra

    abdomen, membuat usaha pernapasan penuh menjadi sulit dan menimbulkan

    penurunan perfusi (Cauci et al, !!+#.

    Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau bila

    infeksi menyebar, dapat timbul peritonitis umum. 2engan perkembangan peritonitis

    umum, aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitikE usus

    kemudian menjadi atoni dan meregang. *airan dan elektrolit hilang kedalam lumen

    usus, mengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi dan oliguria. Perlekatan dapat

    terbentuk antara lengkung-lengkung usus yang meregang dan dapat mengganggu

    pulihnya pergerakan usus dan mengakibatkan obstruksi usus (Cauci et al, !!+#.Sumbatan yang lama pada usus atau obstruksi usus dapat menimbulkan ileus

    karena adanya gangguan mekanik (sumbatan# maka terjadi peningkatan peristaltik usus

    sebagai usaha untuk mengatasi hambatan. /leus ini dapat berupa ileus sederhana yaitu

    obstruksi usus yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah dan dapat bersifat total

    atau parsial, pada ileus stangulasi obstruksi disertai terjepitnya pembuluh darah

    sehingga terjadi iskemi yang akan berakhir dengan nekrosis atau ganggren dan

    akhirnya terjadi perforasi usus dan karena penyebaran bakteri pada rongga abdomen

    sehingga dapat terjadi peritonitis (Cauci et al, !!+#.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    8/35

    'ifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan kuman

    S. 'yphi yang masuk tubuh manusia melalui mulut dari makan dan air yang tercemar.

    Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung, sebagian lagi masuk keusus halus

    dan mencapai jaringan limfoid plaFue peyeri di ileum terminalis yang mengalami

    hipertropi ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi,

    perforasi ileum pada tifus biasanya terjadi pada penderita yang demam selama kurang

    lebih minggu yang disertai nyeri kepala, batuk dan malaise yang disusul oleh nyeri

    perut, nyeri tekan, defansmuskuler, dan keadaan umum yang merosot karena toksemia

    (Cauci et al, !!+#.

    Perforasi tukak peptik khas ditandai oleh perangsangan peritoneum yang mulai di

    epigastrium dan meluas keseluruh peritonium akibat peritonitis generalisata. Perforasi

    lambung dan duodenum bagian depan menyebabkan peritonitis akut. Penderita yang

    mengalami perforasi ini tampak kesakitan hebat seperti ditikam di perut. 1yeri ini timbul

    mendadak terutama dirasakan di daerah epigastrium karena rangsangan peritonium

    oleh asam lambung, empedu dan atau en0im pankreas. emudian menyebar keseluruh

    perutmenimbulkan nyeri seluruh perut pada aal perforasi, belum ada infeksi bakteria,

    kadang fase ini disebut fase peritonitis kimia, adanya nyeri di bahu menunjukkan

    rangsanganperitoneum berupa mengenceran 0at asam garam yang merangsang, ini

    akan mengurangi keluhan untuk sementara sampai kemudian terjadi peritonitis bacteria

    (Cauci et al, !!+#.

    Pada apendisitis biasanya biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks

    oleh hiperplasi folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis dan

    neoplasma. Dbstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa

    mengalamibendungan,makin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas

    dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan

    tekanan intralumen dan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan oedem,

    diapedesis bakteri, ulserasi mukosa, dan obstruksi vena sehingga udem

    bertambah kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yangdiikuti dengan nekrosis atau ganggren dinding apendiks sehingga menimbulkan

    perforasi dan akhirnya mengakibatkan peritonitis baik lokal maupun general (Cauci et al,

    !!+#. Berikut ini kami sajikan patofisiologi dan masalah keperaatan yang muncul

    pada pasien peritonitis>

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    9/35

    Gambar ". Pathay peritonitis

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    10/35

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    11/35

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    12/35

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    13/35

    7:*:+ $ani&estasi Klinis

    Gejala dan tanda biasanya berhubungan dengan proses penyebaran di dalam

    rongga abdomen. Bertanya gejala berhubungan dengan beberapa faktor yaitu> lamanya

    penyakit, perluasan dari kontaminasi cavum peritoneum dan kemampuan tubuh untuk

    melaan, usia serta tingkat kesehatan penderita secara umum. anifestasi klinis dapat

    dibagi menjadi ("# tanda abdomen yang berasal dari aal peradangan dan (#

    manifestasi dari infeksi sistemik. Penemuan lokal meliputi nyeri abdomen, nyeri tekan,

    kekakuan dari dinding abdomen, distensi, adanya udara bebas pada cavum peritoneum

    dan menurunnya bising usus yang merupakan tanda iritasi dari peritoneum parietalis

    dan menyebabkan ileus. Penemuan sistemik meliputi demam, menggigil, takikardi,

    berkeringat, takipneu, gelisah, dehidrasi, oliguria, disorientasi dan pada akhirnya dapat

    menjadi syok (2oherty, !!9#.

    a. Gejala"# 1yeri abdomen

    1yeri abdomen merupakan gejala yang hampir selalu ada pada peritonitis.

    1yeri biasanya dating dengan onset yang tiba-tiba, hebat dan pada penderita

    dengan perforasi nyerinya didapatkan pada seluruh bagian abdomen(2oherty,

    !!9#.Seiring dengan berjalannya penyakit, nyeri dirasakan terus-menerus, tidak

    ada henti-hentinya, rasa seperti terbakar dan timbul dengan berbagai gerakan.

    1yeri biasanya lebih terasa pada daerah dimana terjadi peradangan peritoneum.

    enurunnya intensitas dan penyebaran dari nyeri menandakan adanya lokalisasi

    dari proses peradangan, ketika intensitasnya bertambah meningkat diserta

    dengan perluasan daerah nyeri menandakan penyebaran dari peritonitis

    (Schart0 et al, "&+.

    # noreksia, mual, muntah dan demam

    Pada penderita juga sering didapatkan anoreksia, mual dan dapat diikuti

    dengan muntah. Penderita biasanya juga mengeluh haus dan badan terasa

    seperti demam sering diikuti dengan menggigil yang hilang timbul. eningkatnya

    suhu tubuh biasanya sekitar 4+D* sampai $! D* (Schart0 et al, "&+.

    4# Cacies HipocratesPada peritonitis berat dapat ditemukan fascies Hipocrates. Gejala ini

    termasuk ekspresi yang tampak gelisah, pandangan kosong, mata coong, kedua

    telinga menjadi dingin, dan muka yang tampak pucat (*ole et al,"&=!#. Penderita

    dengan peritonitis lanjut dengan fascies Hipocrates biasanya berada pada

    stadium pre terminal. Hal ini ditandai dengan posisi mereka berbaring dengan

    lutut di fleksikan dan respirasi interkosta yang terbatas karena setiap gerakan

    dapat menyebabkan nyeri pada abdomen (Schart0 et al, "&+.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    14/35

    'anda ini merupakan patognomonis untuk peritonitis berat dengan tingkat

    kematian yang tinggi, akan tetapi dengan mengetahui lebih aal diagnosis dan

    peraatan yang lebih baik, angka kematian dapat lebih banyak berkurang (*oleet

    al,"&=!#.

    $# SyokPada beberapa kasus berat, syok dapat terjadi oleh karena dua factor.

    Pertama akibat perpindahan cairan intravaskuler ke cavum peritoneum atau ke

    lumen dari intestinal. ang kedua dikarenakan terjadinya sepsis

    generalisata(*ole et al,"&=!#.ang utama dari septicemia pada peritonitis generalisata melibatkan kuman

    gram negative diman dapat menyebabkan terjadinya tahap yang menyerupai

    syok. ekanisme dari fenomena ini belum jelas, akan tetapi dari penelitian

    diketahui baha efek dari endotoksin pada binatang dapat memperlihatkan

    sindrom atau gejala-gejala yang mirip seperti gambaran yang terlihat pada

    manusia (*ole et al,"&=!#.b. 'anda

    "# 'anda Iital

    'anda vital sangat berguna untuk menilai derajat keparahan atau komplikasi

    yang timbul pada peritonitis. Pada keadaan asidosis metabolic dapat dilihat dari

    frekuensi pernafasan yang lebih cepat daripada normal sebagai mekanisme

    kompensasi untuk mengembalikan ke keadaan normal. 'akikardi, berkurangnya

    volume nadi perifer dan tekanan nadi yang menyempit dapat menandakan adanya

    syok hipovolemik. Hal-hal seperti ini harus segera diketahui dan pemeriksaan yang

    lebih lengkap harus dilakukan dengan bagian tertentu mendapat perhatian khusus

    untuk mencegah keadaan yang lebih buruk (Schart0 et al, "&+.

    # /nspeksi'anda paling nyata pada penderita dengan peritonitis adalah adanya

    distensi dari abdomen. kan tetapi, tidak adanya tanda distensi abdomen tidak

    menyingkirkan diagnosis peritonitis, terutama jika penderita diperiksa pada aal

    dari perjalanan penyakit, karena dalam -4 hari baru terdapat tanda-tanda distensiabdomen. Hal ini terjadi akibat penumpukan dari cairan eksudat tapi kebanyakan

    distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik (*ole et al,"&=!#.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    15/35

    4# uskultasi

     uskultasi harus dilakukan dengan teliti dan penuh perhatian. Suara usus

    dapat bervariasi dari yang bernada tinggi pada seperti obstruksi intestinal sampai

    hamper tidak terdengar suara bising usus pada peritonitis berat dengan ileus.

     danya suara borborygmi dan peristaltic yang terdengar tanpa stetoskop lebih baik

    daripada suara perut yang tenang. etika suara bernada tinggi tiba-tiba hilang pada

    abdomen akut, penyebabnya kemungkinan adalah perforasi dari usus yang

    mengalami strangulasi (*ole et al,"&=!#.

    $# Perkusi

    Penilaian dari perkusi dapat berbeda tergantung dari pengalaman pemeriksa.

    Hilangnya pekak hepar merupakan tanda dari adanya perforasi intestinal, hal ini

    menandakan adanya udara bebas dalam cavum peritoneum yang berasal dari

    intestinal yang mengalami perforasi. Biasanya ini merupakan tanda aal dari

    peritonitis (*ole et al,"&=!#.)ika terjadi pneumoperitoneum karena rupture dari organ berongga, udara

    akan menumpuk di bagian kanan abdomen di baah diafragma, sehingga akan

    ditemukan pekak hepar yang menghilang (Schart0 et al, "&+.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    16/35

    dirangsang mungkin cukup gelisah, tapi di kebanyakan kasus hal tersebut dapat

    dilakukan dengan mengalihkan perhatiannya. 1yeri tekan lepas timbul akibat iritasi

    dari peritoneum oleh suatu proses inflamasi. Proses ini dapat terlokalisir pada

    apendisitis dengan perforasi local, atau dapat menjadi menyebar seperti pada

    pancreatitis berat. 1yeri tekan lepas dapat hanya terlokalisir pada daerah tersebut

    atau menjalar ke titik peradangan yang maksimal (*ole et al,"&=!#.Pada peradangan di peritoneum parietalis, otot dinding perut melakukan

    spasme secara involunter sebagai mekanisme pertahanan. Pada peritonitis, reflek

    spasme otot menjadi sangat berat seperti papan (Schart0 et al, "&+.

    7:*:2 Peeriksaan Diagnostika. 6aboratorium

    ?valuasi laboratotium hanya dilakukan jika adanya hubungan antara riayat

    penyakit dengan pemeriksaan fisik. 'es yang paling sederhana dilakukan adalah

    termasuk hitung sel darah dan urinalisis. Pada kasus peritonitis hitung sel darah putih

    biasanya lebih dari !.!!!:mm4, kecuali pada penderita yang sangat tua atau

    seseorang yang sebelumnya terdapat infeksi dan tubuh tidak dapat mengerahkan

    mekanisme pertahanannya (*ole et al,"&=!#.Pada perhitungan diferensial menunjukkan pergeseran ke kiri dan didominasi

    oleh polimorfonuklear yang memberikan bukti adanya peradangan, meskipun jumlah

    leukosit tidak menunjukkan peningkatan yang nyata (Schart0 et al, "&+.

     nalisa gas darah, serum elektrolit, faal pembekuan darah serta tes fungsi hepar 

    dan ginjal dapat dilakukan (2oherty, !!9#.

    b. 5adiologi

    Pemeriksaan radiologi pada kebanyakan kasus peritonitis hanya mencakup foto

    thorak P dan lateral serta foto polos abdomen. Pada foto thorak dapat

    memperlihatkan proses pengisian udara di lobus inferior yang menunjukkan proses

    intraabdomen. 2engan menggunakan foto polos thorak difragma dapat terlihat

    terangkat pada satu sisi atau keduanya akibat adanya udara bebas dalam cavum

    peritoneum daripada dengan menggunakan foto polos abdomen (*ole et al,"&=!#./leus merupakan penemuan yang tidak khas pada peritonitis, usus halus dan

    usus besar mengalami dilatasi, udara bebas dapat terlihat pada kasus perforasi. Coto

    polos abdomen paling tidak dilakukan dengan dua posisi, yaitu posisi berdiri:tegak

    lurus atau lateral decubitus atau keduanya. Coto harus dilihat ada tidaknya udara

    bebas. Gas harus dievaluasi dengan memperhatikan pola, lokasi dan jumlah udara di

    usus besar dan usus halus (*ole et al,"&=!#.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    17/35

    7:*:8 Penatalaksanaan

    'atalaksana utama pada peritonitis antara lain pemberian cairan dan elektrolit,

    kontrol operatif terhadap sepsis dan pemberian antibiotik sistemik (2oherty, !!9#.

    a. Penanganan Preoperatif "# 5esusitasi *airan

    Peradangan yang menyeluruh pada membran peritoneum menyebabkan

    perpindahan cairan ekstraseluler ke dalam cavum peritoneum dan ruang

    intersisial (Schart0 et al, "&+.Pengembalian volume dalam jumlah yang cukup besar melalui intravaskular 

    sangat diperlukan untuk menjaga produksi urin tetap baik dan status hemodinamiktubuh. )ika terdapat anemia dan terdapat penurunan dari hematokrit dapat

    diberikan transfusi P5* (Packed 5ed *ells# atau 8B (8hole Blood#. 6arutan

    kristaloid dan koloid harus diberikan untuk mengganti cairan yang hilang (2oherty,

    !!9#.Secara teori, cairan koloid lebih efektif untuk mengatasi kehilangan cairan

    intravaskuler, tapi cairan ini lebih mahal. Sedangkan cairan kristaloid lebih murah,

    mudah didapat tetapi membutuhkan jumlah yang lebih besar karena kemudian

    akan dikeluarkan leat ginjal (Schart0 et al, "&+. Suplemen kalium sebaiknya

    tidak diberikan hingga perfusi dari jaringan dan ginjal telah adekuat dan urin telah

    diprodukasi (2oherty, !!9#.# ntibiotik

    Bakteri penyebab tersering dari peritonitis dapat dibedakan menjadi bakteri

    aerob yaitu ?. *oli, golongan ?nterobacteriaceae dan Streptococcus, sedangkan

    bakteri anaerob yang tersering adalah Bacteriodes spp, *lostridium,

    Peptostreptococci. ntibiotik berperan penting dalam terpai peritonitis, pemberian

    antibiotik secara empiris harus dapat melaan kuman aerob atau anaerob yang

    menginfeksi peritoneum (Schart0 et al, "&+.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    18/35

    Pemberian antibiotik secara empiris dilakukan sebelum didapatkan hasil

    kultur dan dapat diubah sesuai dengan hasil kultur dan uji sensitivitas jika masih

    terdapat tanda infeksi. )ika penderita baik secara klinis yang ditandai dengan

    penurunan demam dan menurunnya hitung sel darah putih, perubahan antibiotik

    harus dilakukan dengan hati-hati meskipun sudah didapatkan hasil dari uji

    sensitivitas (*ole et al,"&=!#.?fek pemberian antibiotik pada peritonitis tergantung kondisi-kondisi seperti>

    ("# besar kecilnya kontaminasi bakteri, (# penyebab dari peritonitis trauma atau

    nontrauma, (4# ada tidaknya kuman oportunistik seperti candida. gar terapi

    menjadi lebih efektif, terpai antibiotik harus diberikan lebih dulu, selama dan

    setelah operasi (Schart0 et al, "&+.Pada umumnya Penicillin G ".!!!.!!! / dan streptomycin " gram harus

    segera diberikan. edua obat ini merupakan bakterisidal jika dipertahankan dalamdosis tinggi dalam plasma. ombinasi dari penicillin dan streptomycin juga

    memberikan cakupan dari bakteri gram negatif. Penggunaan beberapa juta unit

    dari peniillin dan gram streptomycin sehari sampai didapatkan hasil kultur 

    merupakan regimen terpai yang logis. Pada penderita yang sensitif terhadap

    penicillin, tetracycline dosis tinggi yang diberikan secara parenteral lebih baik

    daripada chloramphenicol pada stadium aal infeksi (*ole et al,"&=!#.Pemberian clindamycin atau metronida0ole yang dikombinasi dengan

    aminoglikosida sama baiknya jika memberikan cephalosporin generasi

    kedua(Schart0 et al, "&+. ntibiotik aal yang digunakan cephalosporin generasi ketiga untuk gram

    negatif, metronida0ole dan clindamycin untuk organisme anaerob (2oherty,

    !!9#.2aya cakupan dari mikroorganisme aerob dan anerob lebih penting

    daripada pemilihan terapi tunggal atau kombinasi. Pemberian dosis antibiotikal

    aal yang kurang adekuat berperan dalam kegagalan terapi. Penggunaan

    aminoglikosida harus diberikan dengan hati-hati, karena gangguan ginjal

    merupakan salah satu gambaran klinis dari peritonitis dan penurunan pH

    intraperitoneum dapat mengganggu aktivitas obat dalam sel. Pemberian antibiotik

    diberikan sampai penderita tidak didapatkan demam, dengan hitung sel darah

    putih yang normal (2oherty, !!9#.

    4# Dksigen dan Ientilator 

    Pemberian oksigen pada hipoksemia ringan yang timbul pada peritonitis

    cukup diperlukan, karena pada peritonitis terjadi peningkatan dari metabolism tubuh

    akibat adanya infeksi, adanya gangguan pada ventilasi paru-paru. Ientilator dapat

    diberikan jika terdapat kondisi-kondisi seperti ("# ketidakmampuan untuk menjaga

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    19/35

    ventilasi alveolar yang dapat ditandai dengan meningkatnya Pa*D

    lebih tinggi lagi, (# hipoksemia yang ditandai dengan PaD kurang dari

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    20/35

    'erlebih lagi, lavage dengan menggunakan aminoglikosida dapat menyebabkan

    depresi nafas dan komplikasi anestesi karena kelompok obat ini menghambat kerja

    dari neuromuscular junction. Setelah dilakukan lavage, semua cairan di kavum

    peritoneum harus diaspirasi karena dapat menghambat mekanisme pertahanan

    lokal dengan melarutkan benda asing dan membuang permukaan dimana fagosit

    menghancurkan bakteri (2oherty, !!9#.4# Peritoneal 2rainage

    Penggunaan drain sangat penting untuk abses intra abdominal dan peritonitis

    lokal dengan cairan yang cukup banyak. 2rainase dari kavum peritoneal bebas

    tidak efektif dan tidak sering dilakukan, karena drainase yang terpasang merupakan

    penghubung dengan udara luar yang dapat menyebabkan kontaminasi. 2rainase

    profilaksis pada peritonitis difus tidak dapat mencegah pembentukan abses, bahkan

    dapat memicu terbentuknya abses atau fistula. 2rainase berguna pada infeksi fokalresidual atau pada kontaminasi lanjutan. 2rainase diindikasikan untuk peradangan

    massa terlokalisasi atau kavitas yang tidak dapat direseksi (2oherty, !!9#.

    c. Pengananan Postoperatif onitor intensif, bantuan ventilator, mutlak dilakukan pada pasien yang tidak

    stabil. 'ujuan utama adalah untuk mencapai stabilitas hemodinamik untuk perfusi

    organ-organ vital., dan mungkin dibutuhkan agen inotropik disamping pemberian

    cairan. ntibiotik diberikan selama "!-"$ hari, bergantung pada keparahan

    peritonitis. 5espon klinis yang baik ditandai dengan produksi urin yang normal,

    penurunan demam dan leukositosis, ileus menurun, dan keadaan umum membaik.

    'ingkat kesembuhan bervariasi tergantung pada durasi dan keparahan peritonitis.

    Pelepasan kateter (arterial, *IP, urin, nasogastric# lebih aal dapat menurunkan

    resiko infeksi sekunder (2oherty, !!9#.Prosedur reseksi usus

    7:*:- Koplikasi

    omplikasi postoperatif sering terjadi dan umumnya dibagi menjadi komplikasilokal dan sistemik. /nfeksi pada luka dalam, abses residual dan sepsis intraperitoneal,

    pembentukan fistula biasanya muncul pada akhir minggu pertama postoperasi. 2emam

    tinggi yang persisten, edema generalisata, peningkatan distensi abdomen, apatis yang

    berkepanjangan merupakan indikator adanya infeksi abdomen residual. Hal ini

    membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut misalnya *'-Scan abdomen. Sepsis yang tidak

    terkontrol dapat menyebabkan kegagalan organ yang multipel yaitu organ respirasi,

    ginjal, hepar, perdarahan, dan sistem imun (2oherty, !!9#.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    21/35

    7:7 "T'$A7:7:* Pengertian "toa

    6ubang yang muncul dipermukaan yang berupa mukosa kemerahan disebut

    dengan stoma (uarni, !!. ntuk mengambil keluaran dari stoma, diperlukan

    sebuah kantong sekali pakai atau kantong drainase yang disebut appliance yang

    dilekatkan pada stoma. arena kontrol sfingter normal tidak digunakan, mungkin

    akan muncul masalah-masalah kebocoran, pengendalian bau dan iritasi di sekitar 

    area (Blackley, !!$#. Perlengkapan ostomi terdiri atas satu lapis dengan barier kulit

    hipoalergik untuk mempertahankan integritas kulit peristomal. Perlindungan kulit

    peristomal adalah aspek penting dalam peraatan stoma. Peralatan yang sesuai

    ukuran merupakan hal yang penting untuk mencegah kebocoran stoma (8ong,

    !!.omplikasi pada stoma yang dapat terjadi jika tidak dilakukan peraatan

    adalah dapat terjadi obstruksi:penyumbatan yang diakibatkan karena adanya

    perlengketan usus atau adanya pergeseran feses yang sulit dikeluarkan, stenosis

    akibat penyempitan lumen, prolap pada stoma akibat kelemahan otot abdomen,

    perdarahan stoma akibat tidak adekuatnya haemostasis dari jahitan batas

    mucocutaneus, edema jaringan stoma akibat tekanan dari hematoma peristomal dan

    pengkerutan dari kantong kolostomi, nekrotik stoma akibat cedera pada pembuluh

    darah stoma, dan retraksi:pengkerutan stoma akibat kantong stoma yang terlalu

    sempit:tidak pas untuk ukuran stoma dan akibat jaringan scar disekitar stoma

    (Blackley, !!$#. Dleh sebab itu, sangatlah penting dilakukan peraatan stoma untuk

    menjaga area tersebut agar tetap bersih dan kering. ntuk menampung drainase,

    digunakan kantong kolostomi sekali pakai yang menutupi stoma. antong tersebut

    ditahan menggunakan sabuk atau perekat.Peraatan stoma yang benar sangat diperlukan untuk mempertahankan

    kesehatan jaringan karena daerah disekitar stoma mengalami kontak langsung

    dengan feses yang cair atau semicair (Hegner 7 *aldell, !!4#. Sebaiknya

    keluarga secara aktif dilibatkan karena keluarga mempunyai tanggung jaab akhir 

    dalam mengatur hidup mereka sendiri, selain itu tindakan ini merupakan cara untuk

    menghormati dan menghargai keluarga (*arey, "&+& dalam Suprajitno, !!$#.

    enurut Suprajitno (!!$#, untuk menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga

    mengenai masalah kebutuhan kesehatan dapat dilakukan dengan cara memberikan

    informasi yang tepat, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang

    kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan.

    5encana tindakan ini diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan

    keluarga sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan

    anggota keluarganya (*algary, "&&$ dalam Suprajitno, !!$#.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    22/35

    7:7:7 Jenis=;enis "toa". *olostomy (6ubang buatan di usus besar#

    2ari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma yang artinya mulut

    diartikan disini sebagai mulut yang dibuat dari usus besar dan lebih dikenal

    sebagai anus buatan. olostomi dikerjakan : dibuat pada keadaan >a. anker usus besar terletak pada kolon rectum distal (kurang < cm dari batas

    anus#b. anker genitalia yang sudah mengenai otot anusc. anker usus besar yang terlambat dioperasi alaupun terletak dari < cm

    diatas anus. /leostomi

    'indakan bedah membuat suatu opening  antara usus halus dengan dinding

    abdomen yang biasanya berasal dari ileum distal atau bahkan lebih proAimal dari

    usus halus. 6imbah usus lolos keluar dari ileostomy dan dikumpulkan dalamsuatu sistem pouching eksternal menempel di kulit. /leostomi biasanya diletakkan

    di di sisi kanan perut.

    7:7:. Koplikasi stoa dan stoa 0are"# *iri-ciri stoma sehat

    • Beraran merah muda >

    • 6embab

    • 'idak nyeri

    • 2apat KBergerakL

    # *iri-ciri stoma yang komplikasi omplikasi stoma ( kolap, perdarahan, diare berlebihan, feses jadi mirip pita,

    sulit buang air besar dan platus#. Dbstruksi intestinal atau konstipasi

    rolaps sekmen proksimal

    Perdarahan

    Peningktan defekasi

    infeksi

    Gangguan pada kulit disekitar stoma ditandai dengan adanya erithema,

    maserasi, kemerahan, ulserasi dan melepuh.

    7:7:+ Koplikasi Peasangan "toaomplikasi yang biasanya terjadi pada pasien dengan pemasangan kolostomi

    yaitu >a. Dbstruksi: penyumbatan

    Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya

    pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. ntuk menghindari terjadinya sumbatan,

    pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan

    kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat

    melakukannya sendiri di kamar mandi.

    b. /nfeksi.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    23/35

    ontaminasi feses merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab

    terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Dleh karena itu pemantauan yang terus

    menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan

    mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.

    c. 5etraksi stoma: mengkerutStoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit

    dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang

    mengalami pengkerutan.d. Prolaps pada stoma

    'erjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur 

    penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.e. Stenosis

    Penyempitan dari lumen stoma

    7:7:2 Perawatan "toaPeraatan stoma sama halnya dengan peraatan luka operasi lainnya. 'idak

    sulit namun perlu kesabaran dan ketekunan serta sedikit tips agar stoma dan luka

    operasi dapat sembuh dengan baik. 'ujuan dilakukan peraatan stoma ini supaya

    terlindungi dari kontaminasi dan mencegah terjadinya infeksi. 6angkah-langkah

    peraatan stoma adalah sebagai berikut >". Sebelum melakukan peraatan stoma, siapkan peralatan dan bahan-bahan

    yangdibutuhkan seperti baskom bengkok (neer baken#, hanscoon steril, pinset

    steril,gunting steril, kassa, steril PM (1a*l !,&%#, betadin, dan plester. jak

    seorangasistensi peraat atau bila tidak mungkin bisa meminta pertolongan

    keluarga pasien dengan terlebih diberikan pengarahan.. Setelah peralatan sudah siap. Pakai hanscoon steril. 6alu buka kantong stoma

    pinset terlebh dulu.4. 2engan kassa basah bersihkan luka jahitan stoma terlebih dulu mengarah

    kelumen stoma kolostomi. ?vakuasi semua kotoran (feces# hingga bersih.$. Setelah itu buka kassa penutup luka laparotomi. Bila plester terlalu kuatdapat

    dibasahi dengan alkohol agar mudah dibuka dan tidak sakit.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    24/35

    "!. 'utup luka operasi dengan kassa steril sampai tiga lapis dan difiksasi dengan

    plester. Penulis menyarankan memakai plester putih (hypafik# karena lebihkuat

    daya rekatnya dan tidak menimbulkan alergi pada kulit."". Selanjutkan bersihkan kembali luka sekitar stoma dan keringkan dengan kassa.

    Selanjutnya kantong stoma baru dapat dipasang.". Peraatan luka sebaiknya dilakukan sekali sehari. Bila luka masih tampak

    basah sekali sebaiknya dilakukan -4 kali sehari sesuai kondisi luka operasi."4. )ahitan luka laparotomi dapat diangkat pada hari ke "! post op.

    7:7:8 Nutrisi pada pasien stoa2iet pada pasien dengan stoma bersifat individual. Pasien harus diajarkan

    untuk menghindari makanan yang menyebabkan gas, diare, sembelit, atau yang

    odorforming atau yang mengiritasi kulit. )ika klien memperkenalkan satu makananpada suatu aktu, makanan yang menyebabkan masalah dapat dengan mudah

    diidentifikasi. asalah dengan diare dapat dikendalikan dengan obat-obatan.

    6aAative atau pencahar ringan dapat dikonsumsi ketika konstipasi (sembelit#

    menjadi suatu masalah. Pada ilostomi pasien dihindarkan dari makanan tinggi

    serat, dianjurkan memeprbanyak minum minimal + gelas ; liter :hari dan harus

    menjaga keseimbangan elektrolit.

    7:. K'N"EP A"U9AN KEPERA3ATAN PADA PA"IENA: PEN1KAJIAN

    a. Biodata

    1ama, umur, alamat, agama, pendidikan, dll.b. 5iayat kesehatan eluhan utama>

    eluhan utama yang sering muncul adalah nyeri kesakitan di bagian perut

    sebelah kanan dan menjalar ke pinggang.

     

    5iayat Penyakit Sekarang

    Peritinotis dapat terjadi pada seseorang dengan peradangan iskemia, peritoneal

    diaali terkontaminasi material, sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus

    eritematosus, dan sirosis hepatis dengan asites.

    5iayat Penyakit 2ahulu

    Seseorang dengan peritonotis pernah ruptur saluran cerna, komplikasi post

    operasi, operasi yang tidak steril dan akibat pembedahan, trauma pada

    kecelakaan seperti ruptur limpa dan ruptur hati.

    5iayat Penyakit eluarga

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    25/35

    Secara patologi peritonitis tidak diturunkan, namun jika peritonitis ini disebabkan

    oleh bakterial primer, seperti> 'ubercolosis. aka kemungkinan diturunkan ada.

    c. Pemeriksaan fisik

    • 'anda vital > kenaikan '2, nadi, suhu dan respirasi

    /nspeksi >- epala > eadaan rambut, mata, muka, hidung, mulut, telinga dan leher.-  bdomen> biasanya terjadi pembesaran limfa,- Genetalia > 'idak ada perubahan

    • Palpasi abdomen > 'eraba pembesaran limfa , perut kembung, nyeri

    •  uskultasi > peristaltik usus menurun

    • Perkusi abdomen > hipersonor 

    d. Pengkajian primer   iray

    enilai apakah jalan nafas pasien bebas. dakah sumbatan jalan nafas berupa

    secret, lidah jatuh atau benda asing. Breathing

    aji pernafasan klien, berupa pola nafas, ritme, kedalaman, dan nilai berapa

    frekuensi pernafasan klien per menitnya.

    *irculation

    1ilai sirkulasi dan peredaran darah, kaji pengisian kapiler, kaji keseimbangan

    cairan dan elektrolit klien, lebih lanjut kaji output dan intake klien.

    Disa

    ". ktivitas : istirahat

    2ata Subyektif > erasa lemah ,lelah, hilang keseimbangan.2ata Dbyektif > Perubahan esadaran ,masalah dalam keseimbangan cedera

    (trauma#.

    . Sirkulasi

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    26/35

    2ata Dbyektif >Perubahan tekanan darah atau normal (hipertensi#, Perubahan

    frekuensi jantung (Bradikardi,takikardi#.

    4. /ntegritas ego

    2ata Subyektif >Perubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau dramatis#

    2ata Dbyektif >*emas , bingung ,depresi

    $. ?liminasi

    2ata Subyektif >/nkontenensia kandung kemih:usus atau mengalami gangguan

    fungsi.

    ual,muntah, dan mengalami perubahan selera makan2ata Dbyektif >engalami distensi abdomen

    9. 1eurosensori

    2ata Subyektif >ehilangan kesadaran sementara ,vertigo2ata Dbyektif >Perubahan kesadaran bisa sampai koma ,perubahan status mental

    (Drientasi , easpadaan , Perhatian ,konsentrasi, pemecahan

    masalah ,pengaruh emosi :tingkah laku dan memori#,sangat

    sensitif terhadap sentuhan dan gerakan, kehilangan sensasi

    sebagai tubuh, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.

    =. 1yeri dan enyamanan

    2ata Subyektif >Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang berbeda,

    biasanya lama.2ata Dbyektif >8ajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan,nyeri yang

    hebat, gelisah ,tidak bisa beristirahat,merintih.

    +. Pernafasan

    2ata Subyektif >Perubahan pola nafas.

    &. eamanan

    2ata Subyektif >'rauma baru:trauma karena kecelakaan2ata Dbyektif >Craktur:dislokasi, Gangguan kognitif, Gangguan rentang gerak,

    2emam ,gangguan rentang dan regulasi suhu tubuh."!. /nteraksi Sosial

    2ata Dbyektif >Gangguan motorik atau sensorik.

    "". Penyuluhan :Pembelajaran

    2ata Subyektif >embutuhkan bantuan dalam pengobatan aktivitasperaatan diri.

    B. 2/G1DS ?P?58'1

    2iagnosa yang muncul pada pasien dengan kasus peritonitis berdasarkan rumusan

    diagnosa keperaatan menurut 112 (!!9# antara lain>

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    27/35

    *> Pre 'perasi". 1yeri akut berhubungan dengan proses penyakit.. etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    mual,muntah, anoreksia.4. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan.

    $. onstipasi berhubungan dengan distensi abdomen. Post 'perasi". 1yeri berhubungan dengan agen cedera fisik. 5esiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang

    tidak adekuat.4. 5esiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.$. /ntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

    ?: INTER5EN"I KEPERA3ATAN

    /ntervensi menurut c.*loskey dalam 1ursing /ntervention *lasssification (1/*#, dan

    hasil yang diharapkan menurut )ohnson dalam 1ursing Dutcome *lassification

    ( 1D*# , antara lain>

    *> Pre 'perasi". 2A /. 1yeri akut berhubungan dengan proses penyakit.

    'ujuan > Setelah dilakuakan tindakan keperaatan selama .......A$

     jamdiharapkan nyeri dapat berkurang atau hilang.N'? > 6evel nyeri, kriteria hasil>

    ". 1yeri berkurang. ?kspresi nyeri lisan atau pada ajah membaik4. egelisahan atau ketegangan otot berkurang$. empertahankan tingkat nyeri pada skala !-"!. Penatalaksanaan nyeri

    ". 6akukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan,

    factor presipitasinya. Dbservasi ketidaknyamanan non verbal4. Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien

    untuk memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara> masase,

    perubahan posisi, berikan peraatan yang tidak terburu-buru

    $. endalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien

    terhadap ketidaknyamanan Status Gi0i, kriteria hasil>

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    28/35

    ". empertahankan berat badan.. 'oleransi terhadap diet yang dianjurkan.4. enunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi.$. 'urgor kulit baik.NI? > Pengelolaan 1utrisi

    ". 'entukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.4. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana

    memenuhinya.$. inimalkan faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah. Penatalaksanaan defekasi". Pantau pergerakan defekasi meliputi frekuensi, konsistensi,bentuk, volume, dan

    arna yang tepat.. Perhatikan masalah defekasi yang telah ada sebelumnya, rutinitas defekasi dan

    penggunaan laksatif.4. /nstruksikan pada pasien dan keluarga tentang diet, asupan cairan,aktivitas dan

    latihan.$. ali konferensi keperaatan dengan melibatkan pasien dan keluarga untuk

    mendorong perilaku positif yaitu perubahan diet. Pengendalian 5esiko, kriteria hasil> 

    ". 'erbebas dari tanda dan gejala peritonitis.. engindikasikan status gastrointestinal, pernafasan,genitourinaria, dan imun dalam

    batas normal.

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    29/35

    4. enunjukan gejala dan tanda infeksi dan mengikuti prosedur dan pemantauan.NI? >  Pengendalian /nfeksi

    ". Pantau ''I dengan ketat, khususnya adanya peningkatan frekuensi jantung dan

    suhu serta pernafasan yang cepat dan dangkal untuk mendeteksi rupturnya

    apendiks.. Dbservasi adanya tanda-tanda lain peritonitis ( misal hilangnya nyeri secara tiba-tiba

    pada saat terjadi perforasi diikuti dengan peningkatan nyeri yang menyebar dan kaku

    abdomen, distensi abdomen, kembung, sendaa karena akumulasi udara, pucat,

    menggigil, peka rangsang untuk menentukan tindakan yang tepat.4. Hindari pemberian laksatif,karena dapat merangsang motilitas usus dan

    meningkatkan resiko perforasi.$. Pantau jumlah S2P sebagai indikator infeksi. Post 'perasi*: 2A. /. 1yeri berhubungan dengan agen cedera fisik:

    'ujuan > Setelah dilakuakan tindakan keperaatan selama .......A$

     jamdiharapkan nyeri dapat berkurang atau hilang.N'? > 6evel nyeri, kriteria hasil>

    ". 1yeri berkurang. ?kspresi nyeri lisan atau pada ajah4. empertahankan tingkat nyeri pada skala !-"!.$. enunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai kenyamanan.

    NI?> Penatalaksanaan nyeri". 6akukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan.. Dbservasi ketidaknyamanan non verbal4. Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien untuk

    memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara> masase, perubahan posisi,

    berikan peraatan yang tidak terburu-buru$. endalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap

    ketidaknyamanan Cluid balance, kriteria hasil>

    ". empertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, B) urine normal, H'

    normal. 'ekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal4. 'idak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, turgor kulit, membran mukosa lembab,$. 'idak ada rasa haus yang berlebihan

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    30/35

    NI? > Cluid anagement". Pertahankan catatan intake dan output yang akurat. onitor vital sign dan status hidrasi4. onitor status nutrisi$. asi nilai laboratorium, seperti Hb:Ht, 1aN albumin dan aktu pembekuan. Pengendalian 5esiko, kriteria hasil>

    ". Bebas dari tanda dan gejala infeksi.. Higiene pribadi yang adekuat.4. engikuti prosedur dan pemantauan.

    NI?> Pengendalian /nfeksi". Pantau tanda dan gejala infeksi( suhu, denyut jantung, penampilan luka#.

    . mati penampilan praktek higiene pribadi untuk perlindungan terhadap infeksi.4. /nstruksikan untuk menjaga higiene pribadi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi.$. 6indungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan pemakaian set ganti balut yang

    steril. Setelah dilakuakan tindakan keperaatan selama .......A$ jam

    diharapkan luka menutup sesuai tahap penyembuhan luka dan tidak terjadi infeksi1D*>1/* >

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    31/35

    BAB IIIPE$BA9A"AN

    Peritonitis didefinisikan sebagai suatu proses inflamasi membran serosa yang

    membatasi rongga abdomen dan organ-organ yang ada di dalamnya. Peritonitis

    dapat bersifat lokal atau generalisata dimana berdasarkan sumber dan mekanisme

    terjadinya dibagi menjadi peritonitis primer, sekunder dan tersier. Peritonitis sekunder 

    mengarah pada kondisi infeksi yang berasal dari intraperitoneal yang umumnya

    disebabkan karena perforasi organ berongga dalam kavum peritoneum (Harison,

    !""#.Salah satu penatalaksanaan peritonitis akut yang gaat adalah dengan

    dilakukan pembedahan baik itu laparotomi maupun laparoskopi. 'indakan ini

    bertujuan untuk mengontrol infeksi sekaligus menghilangkan penyebab. pabila

    peritonitis disebabkan oleh perforasi organ, maka dokter biasanya akan melakukan

    tindakan ileostomi dan pembuatan kantong stoma untuk pengeluaran sisa

    metabolisme.  Pembuatan kantong stoma ini meleati prosedur kolostomi atau

    ileostomi. elalui prosedur ileostomi, ahli bedah akan membuat stoma (lubang# di

    perut, dan melampirkan bagian atas dari usus ke stoma.  Ceses akan dikeluarkan

    meleati stoma dan dapat di tampung pada sebuah kantong yang disebut sebagai

    kantong stoma. Pendekatan terapeutik ini dapat berlangsung secara temporar atau

    permanen, yang tentu saja akan mempengaruhi kualitas hidup individu dengan

    stoma.Pada dasarnya, pembuatan stoma ditujukan untuk mengurangi

    ketidaknyamanan dan nyeri perut pada pasien. kan tetapi tidak jarang pembuatan

    stoma ini akan memunculkan masalah baru pada anak seperti distres dan keluhan

    nyeri sebagai akbiat dari adanya iritasi jaringan, keboboran kantong, bau tak sedap,

    penurunan aktivitas yang menyenangkan, dan depresi : kecemasan. Selain itu, perlu

    penatalaksanaan terhadap masalah kerusakan integritas jaringan, peraatan

    kantong stoma dan menangani masalah nutrisi yang munkin timbul.

    embuat keputusan yang baik untuk mengontrol komplikasi penyakit,

    pengobatan, dan meningkatkan kualitas hidup adalah tujuan yang sangat penting

    dalam mengobati dan meraat pasien dengan stoma (ghabarari , !!9#. Dleh

    karena itu, adanya penatalaksanaan baru terhadap masalah keperaatan yang

    muncul pada anak dengan pos ileostomi dan pemasangan stoma sangat penting.

    Berikut ini akan kami bahas tentang rekomendasi penatalaksanaan baru terhadap

    masalah keperaatan berdasarkan jurnal penelitian>

    *: Diagnosa keperawatan n!eri akut

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    32/35

    1yeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang

    muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang digambarkan sebagai

    kerusakan (/nternational association for the studi of pain#, aitan yang tiba-tiba atau lambat

    dengan intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi

    (112, !"

    a. Pengguanaan terapi bermain untuk mengurangi nyeri pos operatif.Bermain memiliki nilai terapeutik penting bagi anak untuk beradaptasi terhadap

    situasi krisis seperti nyeri. Hal ini berkaitan dengan efek penyembuhan secara fisik dan

    emosional anak-anak terhadap nyeri. Pada konteks rumah sakit, bermain yang

    dimaksud adalah Kterapi bermianL atau Ktherapeutic play (TP)” ( lmeida, !"#.b. ..............................................................................................................c. ................................................................................................................

    7: Diagnosa kerusakan integritas ;aringanerusakan integritas jaringan didefinisikan sebagai cedera pada membran mukosa,

    kornea, sistem integumen, fascia muskular, otot, tendon, kartilago, kapsul sendi dan atau

    ligamen (112, !"

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    33/35

    tindakan ileostomi dan pemasangan stoma untuk mengevakuasi feses sementara hingga

    kondisi yang diharapkan terpenuhi dan anak siap dilakukan pengembalian fungsi

    eliminasi seprti normal. Dleh karena itu, selain fokus pada peraatan luka pos operasi

    tindakan keperaatan terhadap diagnosa kerusakan integritas jaringan juga

    berhubungan dengan peraatan stoma dan pencegahan infeksi.

    Berikut akan dibahas beberapa rekomendasi managemen keperaatan kerusakan

    integritas jaringan >

    ". encegah penularan infeksi pada peraat melalui kepatuhan memakai sarung tangan

    di setiap prosedur peraatan luka.

    Selain memberikan intervensi peraatan luka pada pasien pos operasi,

    peraat juga memerlukan perlindungan agar tidak terjangkit penyakit akibat terpapar 

    bakteri dari luka pasien. hal ini dapat terujud melalui kepatuhan peraat dalam

    memakai sarung tangan di setiap prosedur. /ntervensi keperaatan ini didukung oleh

     jurnal yang berjudul “Effectiveness of loves in the Prevention of !and Carriage of 

    "ancomycin-#esistant Enterococcus $pecies %y !ealth Care &or'ers after Patient 

    Care”   yang dilakukan oleh lan dkk pada tahun !!". Hasil dari penelitian ini

    didapatkan dari "= peraat yang kontak dengan pasien yang menderita I5?, <

    diantarnya mendapatkan kuman di tangan setelah melepas sarung tangan

    sedangkan " lainnya tidak. Sarung tangan mengurangi pajanan dari I5? pada ="

    % peraat ( " dari "= subjek#, namun penggunaan sarung tangan masih belum

    sepenuhnya dapat mencegah I5?. Hal ini disebabkan oleh kontaminasi tangan

    dengan kuman selama atau setelah melepas sarung tangan.

    *uci tangan adalah salah satu yang disarankan setelah melepas sarung tangan karena

    potensi kontaminasi dari tangan selama proses pelepasan sarung tangan dapat terjadi.

    1oskin et al menyebutkan baha kuman I5? dapat bertahan 9! menit pada tangan namun

    dengan mencuci tangan hanya 4! detik dapat mengeliminasi kolonisasi kuman.

    arena memutus mata rantai penularan merupakan hal yang paling mudah untuk mencegah

    penularan penyakit infeksi, tetapi harus didukung dengan kepatuhan dan ketaatan dalam

    melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan dalam Standar Prosedur Dperasional.

     dapun cara memutus mata rantai penularan infeksi tersebut adalah dengan penerapan

    Ksolation Precautions”   (easpadaan /solasi# yang terdiri dari pilar:tingkatan, yaitu

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    34/35

    K$tandard PrecautionsL (easpadaan Standar# dan KTransmission %ased PrecautionsL

    (easpadaan berdasarkan cara penularan#.

    .: Diagnosa Ketidaksei

  • 8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2

    35/35

    terjadinya PD/, mual dan muntah. kan tetapi penelitian terbaru menyatakan baha

    penggunaan 1G' untuk dekompresi pasca operasi tidak mengurangi mual dan

    muntah (PD1I# ("!,""#,Sementara itu, indikator fungsi boel normal selama ini didasarkan pada bunyi

    usus dan flatus pertama atau penegluaran feses ("$-"+#. enurut penelitian (-+#,

    menyatakan baha memberikan makanan segera setelah prosedur operasi justru

    dapat mengembalikan flatus dan feses.Penelitian yang dilakukan oleh (