8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
1/35
JURNAL PEDIATRIK“Intervensi Keperawatan Berdasarkan Jurnal pada Pasien dengan
Peritonitis pos Reseksi Ileu !ang Terpasang "toa#
Disusun Untuk $eenu%i Tugas Kelopok Pro&esi Ners Departeen Pediatrik
'le% ( Kelopok )
Anisa% Puspita "ari *+,,-,.,,,***
/eroni0%a 1adis $a%arani *+,,-,.,,,***2.
Kadek Kusua 3ardana *+,,-,.,,,***
A%ad 4a%riar Badarudin *+,,-,.,,,***
PR'1RA$ "TUDI NER"/AKULTA" KED'KTERANUNI5ER"ITA" BRA3IJA6A
$ALAN17,*8
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
2/35
BAB IPENDA9ULUAN
*:* Latar BelakangPeritonitis didefinisikan sebagai suatu proses inflamasi membran serosa yang
membatasi rongga abdomen dan organ-organ yang ada di dalamnya. Berdasarkan
sumber dan mekanisme terjadinya peritonitis dibagi menjadi peritonitis primer, sekunder
dan tersier. Peritonitis primer disebabkan oleh infeksi ekstraperitoneal yang menyebar
secara hematogen. Peritonitis sekunder mengarah pada kondisi infeksi yang berasal dari
intraperitoneal yang umumnya disebabkan karena perforasi organ berongga dalam
kavum peritoneum. Sedangkan peritonitis tersier terjadi akibat kegagalan respon
inflamasi tubuh atau superinfeksi (Harison, !""#.Peritonitis merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada penderita
bedah dengan angka mortalitas sebesar "!-$!%. Sebesar &!% dari kasus peritonitis
tergolong dalam jenis peritonitis sekunder yang disebabkan oleh perforasi organ
gastrointestinal ('arigan H, !"#. Beberapa organ yang dapat mengalami perforasi
dan mengakibatkan peritonitis diantaranya gaster, duodenum, jejenum, ileum, kolon,
maupun apendiks Perforasi organ bersamaan dengan peritonitis biasanya akan
memunculkan gejala akut atau kronis yang membutuhkan penatalaksanaan segera
maupun elektif ()arrell.,*arabasi., !!+#.Peritonitis termasuk dalam kondisi gaat abdomen yang menggambarkan
keadaan klinik akibat kegaatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan
nyeri sebagai keluhan utama. eadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang
sering berupa tindakan bedah. Salah satu penatalaksanaan peritonitis akut yang gaat
adalah dengan dilakukan prosedur pembedahan laparotomi maupun laparoskopi.
'indakan ini bertujuan untuk mengontrol infeksi sekaligus menghilangkan penyebab
perforasi organ (rief ansjoer et al., !!!#.Pada kasus anak yang didiagnosa mengalami peritonitis oleh karena perforasi
ileum, dokter biasanya akan melakukan prosedur reseksi ileum. Pada saat reseksi ileum
dilakukan, tentu saja akan mengakibatkan terganggunya proses pencernaan dan
mekanisme pengeluaran sisa metabolisme (feses#. aka dari itu, tindakan pembuatan
lubang stoma (ileostomi# untuk mengevakuasi feses juga kerap dilakukan. /leostomi
adalah bedah pembuatan lubang antara illeum dan dinding abdomen untuk tujuan diversi
fekal. /leostomi berbeda dengan kolostomi dimana feses mempunyai konsistensi lebih
cair, terdapat en0im pencernaann dan aliran isinya tak terkontrol sehingga alat
penampung harus digunakan secara kontinue.Peraatan pos operasi pada pasien anak memerlukan perhatian yang khusus
dibandingkan pada orang deasa. Hal ini berkaitan dengan timbulnya masalah
keperaatan berhubungan dengan usia yang masih terlalu muda, mekanisme koping
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
3/35
yang tidak efektif, keterbatasan fungsi dan respon terhadap masalah kesehatannya.
asalah keperaatan yang dapat diangkat pada anak dengan pos pemasangan stoma
adalah nyeri. 1yeri pada kasus ini berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan
yang disengaja setelah prosedur laparatomi. Selain itu, nyeri juga bisa diakibatkan
karena haluaran feses yang iritatif. 1yeri dimanifestasikan bermacam-macam oleh anak
misalnya tangisan, reel, perubahan sikap terhadap nyeri, ekspresi ajah khas. 1yeri
pada anak dapat diidentifikasi dengan berbagai macam instrumen pengkajian nyeri
sesuai usia. pabila nyeri tidak teratasi, mungkin saja akan muncul masalah baru dan
menimbulkan ketidaknyamanan pada anak sehingga dapat mengganggu kualitas
hidupnya seperti kualitas tidur hingga gangguan nafsu makan. asalah kedua yang
muncul adalah kerusakan integritas jaringan sebagai akibat dari prosedur invasif.
Peraat perlu menaruh perhatian khusus terhadap peraatan luka dan peraatan
stoma, serta pencegahan infeksi.Selain itu, pada kasus perforasi ileum dimana harus dilaksanakan prosedur
ileustomy, maka fokus perhatian peraatan pasien tidak hanya untuk mengatasi nyeri
pos operasi, peraatan luka, dan peraatan stoma saja. Peraat perlu
mempertimbangkan tentang status nutrisi pasien yang mungkin bermasalah.
Permasalahan nutrisi pada pasien anak bisa disebabkan oleh anoreksia selama proses
penyakit maupun karena terganggunya fungsi ileum sebagai organ penyerapan nutrisi.
2alam hal ini, diagnosa yang dapat dimunculkan adalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
". Ruusan $asala%
". Bagaimana analisis rekomendasi intervensi terhadap diagnosis keperaatan nyeri
akut untuk pasien peritonitis pos ileostomy yang terpasang stoma3
. Bagaimana analisis rekomendasi intervensi terhadap diagnosis keperaatan
kerusakan integritas jaringan pada pasien peritonitis pos ileostomy yang terpasang
stoma3
4. Bagaimana analisis rekomendasi intervensi terhadap diagnosis keperaatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien peritonitis pos
ileostomy yang terpasang stoma3
*:. Tu;uan
". enganalisis dan merekomendasikan intervensi terhadap diagnosis keperaatan
nyeri akut untuk pasien peritonitis pos ileostomy yang terpasang stoma.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
4/35
. enganalisis dan merekomendasikan intervensi terhadap diagnosis keperaatan
kerusakan integritas jaringan pada pasien peritonitis pos ileostomi yang terpasang
stoma.
4. enganalisis dan merekomendasikan intervensi terhadap diagnosis keperaatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien peritonitis pos
ileostomy yang terpasang stoma
*:+ $an&aat
- Bagi pasien
/ntervensi terhadap nyeri pos operasi laparostomi diharapkan dapat mengurangi
ketidaknyamanan pasien. Selain itu, diharapkan peraatan luka pos operasi dan
peraatan stoma sudah sesuai dengan standar dan terhindar dari risiko infeksi.
/ntervensi keperaatan terhadap status nutrisi pasien juga dapat dijadikan sebagai
upaya pencegahan terhadap perburukan status nutrisi pasien anak dalam periode
emas pertumbuhan.
- Bagi klinik
2unia klinik mendapatkan pengetahuan dan skill yang baru tentang prosedur
peraatan pasien peritonitis berdasarkan diagnosis keperaatan yang sering muncul
tersebut yang dapat mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien. plikasi
peraatan pasien anak pos reseksi ileum yang terpasang stoma yang baik sesuai
dengan program yang ada di 5S pun dapat mengoptimalkan kinerja peraat sesuai
dengan panduan prosedur yang jelas terhadap peraatan pasien 6eukimia.
- Bagi mahasisa kesehatan
ahasisa kesehatan sebagai agen perubahan diharapkan menjadi promotor dalam
aplikasi ilmu keperaatan yang baru untuk memperbaiki kinerja peraat sehingga
mengoptimalkan efisiensi beban kerja peraat dan pembiayaan peraatan yang
harus dikeluarkan pasien 6eukimia.
-
Bagi institusi pendidikan/nstitusi pendidikan mendapatkan pengetahuan baru dari praktek lapangan di klinik
yang sesuai dengan pembahasan teori sehingga bisa digunakan sebagai bahan
materi dalam memberikan pendidikan kepada mahasisa keperaatan yang akan
menjadi generasi penerus di dunia keperaatan untuk menjadi lebih baik.
BB //
'injauan Pustaka
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
5/35
7:* PERIT'NITI"
7:*:* De&inisi
Peritonitis adalah peradangan peritoneum yang biasanya disebabkan oleh infeksi.
Peritoneum adalah lapisan membran serosa rongga abdomen dan meliputi visera
(Smelt0er 7 Bare, !!#. Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang kaya akan
vaskularisasi dan aliran limpa berfungsi untuk membungkus organ perut dan dinding
perut sebelah dalam (Price 7 8ilson, !!9#.
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum, lapisan membran serosa rongga
abdomen dan meliputi visera yang merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi
dalam bentuk akut maupun kronik : kumpulan tanda dan gejala, diantaranya nyeri tekan
dan nyeri lepas pada palpasi, defans muscular dan tanda ; tanda umum inflamasi.
( Santosa, !!
a. Peritonitis primer (Spontaneus#
2isebabkan oleh invasi hematogen dari organ peritoneal yang langsung dari
rongga peritoneum. Penyebab paling sering dari peritonitis primer adalah spontaneous
bacterial peritonitis (SBP# akibat penyakit hepar kronis. ira-kira "!-4!% pasien
dengan sirosis hepatis dengan ascites akan berkembang menjadi peritonitis bakterial.
b. Peritonitis sekunder
Penyebab peritonitis sekunder paling sering adalah perforasi appendicitis,
perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon
sigmoid# akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta strangulasi usus halus
(Brian,!""#.
Ta
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
6/35
2uodenum
Peptic ulcer perforation
'rauma (blunt and penetrating#
/atrogenic@
Biliary tract
*holecystitis
Stone perforation from gallbladder (ie, gallstone ileus#
or common duct
alignancy
*holedochal cyst (rare#
'rauma (mostly penetrating#
/atrogenic@
Pancreas
Pancreatitis (eg, alcohol, drugs, gallstones#
'rauma (blunt and penetrating#
/atrogenic@
Small boel
/schemic boel
/ncarcerated hernia (internal and eAternal#
*losed loop obstruction
*rohn disease
alignancy (rare#
eckel diverticulum
'rauma (mostly penetrating#
6arge boel and
appendiA
/schemic boel
2iverticulitis
alignancy
lcerative colitis and *rohn disease
ppendicitis
*olonic volvulus
'rauma (mostly penetrating#
/atrogenic
terus, salpinA, and
ovaries
Pelvic inflammatory disease (eg, salpingo-oophoritis,
tubo-ovarian abscess, ovarian cyst#
alignancy (rare#
'rauma (uncommon#
c. Peritonitis tertier
Peritonitis yang mendapat terapi tidak adekuat, superinfeksi kuman, dan akibat
tindakan operasi sebelumnya.
7:*:. Pato&isiologi
5eaksi aal peritoneum terhadap invasi oleh bakteri adalah keluarnya eksudat
fibrinosa. antong-kantong nanah (abses# terbentuk di antara perlekatan fibrinosa, yang
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
7/35
menempel menjadi satu dengan permukaan sekitarnya sehingga membatasi
infeksi.Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang, tetapi dapat menetap
sebagai pita-pita fibrosa, yang kelak dapat mengakibatkan obstuksi usus (Cauci et al,
!!+#.
Peradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler dan membran
mengalamikebocoran. )ika defisit cairan tidak dikoreksi secara cepat dan agresif, maka
dapatmenimbulkan kematian sel. Pelepasan berbagai mediator, seperti misalnya
interleukin, dapat memulai respon hiperi-nflamatorius, sehingga membaa
ke perkembangan selanjutnya dari kegagalan banyak organ. arena tubuh mencoba
untuk mengkompensasi dengan cara retensi cairan dan elektrolit oleh ginjal, produk
buangan juga ikut menumpuk. 'akikardi aalnya meningkatkan curah jantung, tapi ini
segera gagal begitu terjadi hipovolemia (Cauci et al, !!+#.
Drgan-organ didalam cavum peritoneum termasuk dinding abdomen mengalami
oedem. Dedem disebabkan oleh permeabilitas pembuluh darah kapiler organ-organ
tersebutmeninggi. Pengumpulan cairan didalam rongga peritoneum dan lumen-lumen
usus serta oedem seluruh organ intra peritoneal dan oedem dinding abdomen termasuk
jaringan retroperitoneal menyebabkan hipovolemia. Hipovolemia bertambah
dengan adanya kenaikan suhu, masukan yang tidak ada, serta muntah.'erjebaknya
cairan di cavum peritoneum dan lumen usus, lebih lanjut meningkatkan tekana intra
abdomen, membuat usaha pernapasan penuh menjadi sulit dan menimbulkan
penurunan perfusi (Cauci et al, !!+#.
Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau bila
infeksi menyebar, dapat timbul peritonitis umum. 2engan perkembangan peritonitis
umum, aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitikE usus
kemudian menjadi atoni dan meregang. *airan dan elektrolit hilang kedalam lumen
usus, mengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi dan oliguria. Perlekatan dapat
terbentuk antara lengkung-lengkung usus yang meregang dan dapat mengganggu
pulihnya pergerakan usus dan mengakibatkan obstruksi usus (Cauci et al, !!+#.Sumbatan yang lama pada usus atau obstruksi usus dapat menimbulkan ileus
karena adanya gangguan mekanik (sumbatan# maka terjadi peningkatan peristaltik usus
sebagai usaha untuk mengatasi hambatan. /leus ini dapat berupa ileus sederhana yaitu
obstruksi usus yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah dan dapat bersifat total
atau parsial, pada ileus stangulasi obstruksi disertai terjepitnya pembuluh darah
sehingga terjadi iskemi yang akan berakhir dengan nekrosis atau ganggren dan
akhirnya terjadi perforasi usus dan karena penyebaran bakteri pada rongga abdomen
sehingga dapat terjadi peritonitis (Cauci et al, !!+#.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
8/35
'ifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan kuman
S. 'yphi yang masuk tubuh manusia melalui mulut dari makan dan air yang tercemar.
Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung, sebagian lagi masuk keusus halus
dan mencapai jaringan limfoid plaFue peyeri di ileum terminalis yang mengalami
hipertropi ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi,
perforasi ileum pada tifus biasanya terjadi pada penderita yang demam selama kurang
lebih minggu yang disertai nyeri kepala, batuk dan malaise yang disusul oleh nyeri
perut, nyeri tekan, defansmuskuler, dan keadaan umum yang merosot karena toksemia
(Cauci et al, !!+#.
Perforasi tukak peptik khas ditandai oleh perangsangan peritoneum yang mulai di
epigastrium dan meluas keseluruh peritonium akibat peritonitis generalisata. Perforasi
lambung dan duodenum bagian depan menyebabkan peritonitis akut. Penderita yang
mengalami perforasi ini tampak kesakitan hebat seperti ditikam di perut. 1yeri ini timbul
mendadak terutama dirasakan di daerah epigastrium karena rangsangan peritonium
oleh asam lambung, empedu dan atau en0im pankreas. emudian menyebar keseluruh
perutmenimbulkan nyeri seluruh perut pada aal perforasi, belum ada infeksi bakteria,
kadang fase ini disebut fase peritonitis kimia, adanya nyeri di bahu menunjukkan
rangsanganperitoneum berupa mengenceran 0at asam garam yang merangsang, ini
akan mengurangi keluhan untuk sementara sampai kemudian terjadi peritonitis bacteria
(Cauci et al, !!+#.
Pada apendisitis biasanya biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks
oleh hiperplasi folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis dan
neoplasma. Dbstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa
mengalamibendungan,makin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas
dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan
tekanan intralumen dan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan oedem,
diapedesis bakteri, ulserasi mukosa, dan obstruksi vena sehingga udem
bertambah kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yangdiikuti dengan nekrosis atau ganggren dinding apendiks sehingga menimbulkan
perforasi dan akhirnya mengakibatkan peritonitis baik lokal maupun general (Cauci et al,
!!+#. Berikut ini kami sajikan patofisiologi dan masalah keperaatan yang muncul
pada pasien peritonitis>
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
9/35
Gambar ". Pathay peritonitis
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
10/35
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
11/35
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
12/35
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
13/35
7:*:+ $ani&estasi Klinis
Gejala dan tanda biasanya berhubungan dengan proses penyebaran di dalam
rongga abdomen. Bertanya gejala berhubungan dengan beberapa faktor yaitu> lamanya
penyakit, perluasan dari kontaminasi cavum peritoneum dan kemampuan tubuh untuk
melaan, usia serta tingkat kesehatan penderita secara umum. anifestasi klinis dapat
dibagi menjadi ("# tanda abdomen yang berasal dari aal peradangan dan (#
manifestasi dari infeksi sistemik. Penemuan lokal meliputi nyeri abdomen, nyeri tekan,
kekakuan dari dinding abdomen, distensi, adanya udara bebas pada cavum peritoneum
dan menurunnya bising usus yang merupakan tanda iritasi dari peritoneum parietalis
dan menyebabkan ileus. Penemuan sistemik meliputi demam, menggigil, takikardi,
berkeringat, takipneu, gelisah, dehidrasi, oliguria, disorientasi dan pada akhirnya dapat
menjadi syok (2oherty, !!9#.
a. Gejala"# 1yeri abdomen
1yeri abdomen merupakan gejala yang hampir selalu ada pada peritonitis.
1yeri biasanya dating dengan onset yang tiba-tiba, hebat dan pada penderita
dengan perforasi nyerinya didapatkan pada seluruh bagian abdomen(2oherty,
!!9#.Seiring dengan berjalannya penyakit, nyeri dirasakan terus-menerus, tidak
ada henti-hentinya, rasa seperti terbakar dan timbul dengan berbagai gerakan.
1yeri biasanya lebih terasa pada daerah dimana terjadi peradangan peritoneum.
enurunnya intensitas dan penyebaran dari nyeri menandakan adanya lokalisasi
dari proses peradangan, ketika intensitasnya bertambah meningkat diserta
dengan perluasan daerah nyeri menandakan penyebaran dari peritonitis
(Schart0 et al, "&+.
# noreksia, mual, muntah dan demam
Pada penderita juga sering didapatkan anoreksia, mual dan dapat diikuti
dengan muntah. Penderita biasanya juga mengeluh haus dan badan terasa
seperti demam sering diikuti dengan menggigil yang hilang timbul. eningkatnya
suhu tubuh biasanya sekitar 4+D* sampai $! D* (Schart0 et al, "&+.
4# Cacies HipocratesPada peritonitis berat dapat ditemukan fascies Hipocrates. Gejala ini
termasuk ekspresi yang tampak gelisah, pandangan kosong, mata coong, kedua
telinga menjadi dingin, dan muka yang tampak pucat (*ole et al,"&=!#. Penderita
dengan peritonitis lanjut dengan fascies Hipocrates biasanya berada pada
stadium pre terminal. Hal ini ditandai dengan posisi mereka berbaring dengan
lutut di fleksikan dan respirasi interkosta yang terbatas karena setiap gerakan
dapat menyebabkan nyeri pada abdomen (Schart0 et al, "&+.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
14/35
'anda ini merupakan patognomonis untuk peritonitis berat dengan tingkat
kematian yang tinggi, akan tetapi dengan mengetahui lebih aal diagnosis dan
peraatan yang lebih baik, angka kematian dapat lebih banyak berkurang (*oleet
al,"&=!#.
$# SyokPada beberapa kasus berat, syok dapat terjadi oleh karena dua factor.
Pertama akibat perpindahan cairan intravaskuler ke cavum peritoneum atau ke
lumen dari intestinal. ang kedua dikarenakan terjadinya sepsis
generalisata(*ole et al,"&=!#.ang utama dari septicemia pada peritonitis generalisata melibatkan kuman
gram negative diman dapat menyebabkan terjadinya tahap yang menyerupai
syok. ekanisme dari fenomena ini belum jelas, akan tetapi dari penelitian
diketahui baha efek dari endotoksin pada binatang dapat memperlihatkan
sindrom atau gejala-gejala yang mirip seperti gambaran yang terlihat pada
manusia (*ole et al,"&=!#.b. 'anda
"# 'anda Iital
'anda vital sangat berguna untuk menilai derajat keparahan atau komplikasi
yang timbul pada peritonitis. Pada keadaan asidosis metabolic dapat dilihat dari
frekuensi pernafasan yang lebih cepat daripada normal sebagai mekanisme
kompensasi untuk mengembalikan ke keadaan normal. 'akikardi, berkurangnya
volume nadi perifer dan tekanan nadi yang menyempit dapat menandakan adanya
syok hipovolemik. Hal-hal seperti ini harus segera diketahui dan pemeriksaan yang
lebih lengkap harus dilakukan dengan bagian tertentu mendapat perhatian khusus
untuk mencegah keadaan yang lebih buruk (Schart0 et al, "&+.
# /nspeksi'anda paling nyata pada penderita dengan peritonitis adalah adanya
distensi dari abdomen. kan tetapi, tidak adanya tanda distensi abdomen tidak
menyingkirkan diagnosis peritonitis, terutama jika penderita diperiksa pada aal
dari perjalanan penyakit, karena dalam -4 hari baru terdapat tanda-tanda distensiabdomen. Hal ini terjadi akibat penumpukan dari cairan eksudat tapi kebanyakan
distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik (*ole et al,"&=!#.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
15/35
4# uskultasi
uskultasi harus dilakukan dengan teliti dan penuh perhatian. Suara usus
dapat bervariasi dari yang bernada tinggi pada seperti obstruksi intestinal sampai
hamper tidak terdengar suara bising usus pada peritonitis berat dengan ileus.
danya suara borborygmi dan peristaltic yang terdengar tanpa stetoskop lebih baik
daripada suara perut yang tenang. etika suara bernada tinggi tiba-tiba hilang pada
abdomen akut, penyebabnya kemungkinan adalah perforasi dari usus yang
mengalami strangulasi (*ole et al,"&=!#.
$# Perkusi
Penilaian dari perkusi dapat berbeda tergantung dari pengalaman pemeriksa.
Hilangnya pekak hepar merupakan tanda dari adanya perforasi intestinal, hal ini
menandakan adanya udara bebas dalam cavum peritoneum yang berasal dari
intestinal yang mengalami perforasi. Biasanya ini merupakan tanda aal dari
peritonitis (*ole et al,"&=!#.)ika terjadi pneumoperitoneum karena rupture dari organ berongga, udara
akan menumpuk di bagian kanan abdomen di baah diafragma, sehingga akan
ditemukan pekak hepar yang menghilang (Schart0 et al, "&+.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
16/35
dirangsang mungkin cukup gelisah, tapi di kebanyakan kasus hal tersebut dapat
dilakukan dengan mengalihkan perhatiannya. 1yeri tekan lepas timbul akibat iritasi
dari peritoneum oleh suatu proses inflamasi. Proses ini dapat terlokalisir pada
apendisitis dengan perforasi local, atau dapat menjadi menyebar seperti pada
pancreatitis berat. 1yeri tekan lepas dapat hanya terlokalisir pada daerah tersebut
atau menjalar ke titik peradangan yang maksimal (*ole et al,"&=!#.Pada peradangan di peritoneum parietalis, otot dinding perut melakukan
spasme secara involunter sebagai mekanisme pertahanan. Pada peritonitis, reflek
spasme otot menjadi sangat berat seperti papan (Schart0 et al, "&+.
7:*:2 Peeriksaan Diagnostika. 6aboratorium
?valuasi laboratotium hanya dilakukan jika adanya hubungan antara riayat
penyakit dengan pemeriksaan fisik. 'es yang paling sederhana dilakukan adalah
termasuk hitung sel darah dan urinalisis. Pada kasus peritonitis hitung sel darah putih
biasanya lebih dari !.!!!:mm4, kecuali pada penderita yang sangat tua atau
seseorang yang sebelumnya terdapat infeksi dan tubuh tidak dapat mengerahkan
mekanisme pertahanannya (*ole et al,"&=!#.Pada perhitungan diferensial menunjukkan pergeseran ke kiri dan didominasi
oleh polimorfonuklear yang memberikan bukti adanya peradangan, meskipun jumlah
leukosit tidak menunjukkan peningkatan yang nyata (Schart0 et al, "&+.
nalisa gas darah, serum elektrolit, faal pembekuan darah serta tes fungsi hepar
dan ginjal dapat dilakukan (2oherty, !!9#.
b. 5adiologi
Pemeriksaan radiologi pada kebanyakan kasus peritonitis hanya mencakup foto
thorak P dan lateral serta foto polos abdomen. Pada foto thorak dapat
memperlihatkan proses pengisian udara di lobus inferior yang menunjukkan proses
intraabdomen. 2engan menggunakan foto polos thorak difragma dapat terlihat
terangkat pada satu sisi atau keduanya akibat adanya udara bebas dalam cavum
peritoneum daripada dengan menggunakan foto polos abdomen (*ole et al,"&=!#./leus merupakan penemuan yang tidak khas pada peritonitis, usus halus dan
usus besar mengalami dilatasi, udara bebas dapat terlihat pada kasus perforasi. Coto
polos abdomen paling tidak dilakukan dengan dua posisi, yaitu posisi berdiri:tegak
lurus atau lateral decubitus atau keduanya. Coto harus dilihat ada tidaknya udara
bebas. Gas harus dievaluasi dengan memperhatikan pola, lokasi dan jumlah udara di
usus besar dan usus halus (*ole et al,"&=!#.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
17/35
7:*:8 Penatalaksanaan
'atalaksana utama pada peritonitis antara lain pemberian cairan dan elektrolit,
kontrol operatif terhadap sepsis dan pemberian antibiotik sistemik (2oherty, !!9#.
a. Penanganan Preoperatif "# 5esusitasi *airan
Peradangan yang menyeluruh pada membran peritoneum menyebabkan
perpindahan cairan ekstraseluler ke dalam cavum peritoneum dan ruang
intersisial (Schart0 et al, "&+.Pengembalian volume dalam jumlah yang cukup besar melalui intravaskular
sangat diperlukan untuk menjaga produksi urin tetap baik dan status hemodinamiktubuh. )ika terdapat anemia dan terdapat penurunan dari hematokrit dapat
diberikan transfusi P5* (Packed 5ed *ells# atau 8B (8hole Blood#. 6arutan
kristaloid dan koloid harus diberikan untuk mengganti cairan yang hilang (2oherty,
!!9#.Secara teori, cairan koloid lebih efektif untuk mengatasi kehilangan cairan
intravaskuler, tapi cairan ini lebih mahal. Sedangkan cairan kristaloid lebih murah,
mudah didapat tetapi membutuhkan jumlah yang lebih besar karena kemudian
akan dikeluarkan leat ginjal (Schart0 et al, "&+. Suplemen kalium sebaiknya
tidak diberikan hingga perfusi dari jaringan dan ginjal telah adekuat dan urin telah
diprodukasi (2oherty, !!9#.# ntibiotik
Bakteri penyebab tersering dari peritonitis dapat dibedakan menjadi bakteri
aerob yaitu ?. *oli, golongan ?nterobacteriaceae dan Streptococcus, sedangkan
bakteri anaerob yang tersering adalah Bacteriodes spp, *lostridium,
Peptostreptococci. ntibiotik berperan penting dalam terpai peritonitis, pemberian
antibiotik secara empiris harus dapat melaan kuman aerob atau anaerob yang
menginfeksi peritoneum (Schart0 et al, "&+.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
18/35
Pemberian antibiotik secara empiris dilakukan sebelum didapatkan hasil
kultur dan dapat diubah sesuai dengan hasil kultur dan uji sensitivitas jika masih
terdapat tanda infeksi. )ika penderita baik secara klinis yang ditandai dengan
penurunan demam dan menurunnya hitung sel darah putih, perubahan antibiotik
harus dilakukan dengan hati-hati meskipun sudah didapatkan hasil dari uji
sensitivitas (*ole et al,"&=!#.?fek pemberian antibiotik pada peritonitis tergantung kondisi-kondisi seperti>
("# besar kecilnya kontaminasi bakteri, (# penyebab dari peritonitis trauma atau
nontrauma, (4# ada tidaknya kuman oportunistik seperti candida. gar terapi
menjadi lebih efektif, terpai antibiotik harus diberikan lebih dulu, selama dan
setelah operasi (Schart0 et al, "&+.Pada umumnya Penicillin G ".!!!.!!! / dan streptomycin " gram harus
segera diberikan. edua obat ini merupakan bakterisidal jika dipertahankan dalamdosis tinggi dalam plasma. ombinasi dari penicillin dan streptomycin juga
memberikan cakupan dari bakteri gram negatif. Penggunaan beberapa juta unit
dari peniillin dan gram streptomycin sehari sampai didapatkan hasil kultur
merupakan regimen terpai yang logis. Pada penderita yang sensitif terhadap
penicillin, tetracycline dosis tinggi yang diberikan secara parenteral lebih baik
daripada chloramphenicol pada stadium aal infeksi (*ole et al,"&=!#.Pemberian clindamycin atau metronida0ole yang dikombinasi dengan
aminoglikosida sama baiknya jika memberikan cephalosporin generasi
kedua(Schart0 et al, "&+. ntibiotik aal yang digunakan cephalosporin generasi ketiga untuk gram
negatif, metronida0ole dan clindamycin untuk organisme anaerob (2oherty,
!!9#.2aya cakupan dari mikroorganisme aerob dan anerob lebih penting
daripada pemilihan terapi tunggal atau kombinasi. Pemberian dosis antibiotikal
aal yang kurang adekuat berperan dalam kegagalan terapi. Penggunaan
aminoglikosida harus diberikan dengan hati-hati, karena gangguan ginjal
merupakan salah satu gambaran klinis dari peritonitis dan penurunan pH
intraperitoneum dapat mengganggu aktivitas obat dalam sel. Pemberian antibiotik
diberikan sampai penderita tidak didapatkan demam, dengan hitung sel darah
putih yang normal (2oherty, !!9#.
4# Dksigen dan Ientilator
Pemberian oksigen pada hipoksemia ringan yang timbul pada peritonitis
cukup diperlukan, karena pada peritonitis terjadi peningkatan dari metabolism tubuh
akibat adanya infeksi, adanya gangguan pada ventilasi paru-paru. Ientilator dapat
diberikan jika terdapat kondisi-kondisi seperti ("# ketidakmampuan untuk menjaga
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
19/35
ventilasi alveolar yang dapat ditandai dengan meningkatnya Pa*D
lebih tinggi lagi, (# hipoksemia yang ditandai dengan PaD kurang dari
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
20/35
'erlebih lagi, lavage dengan menggunakan aminoglikosida dapat menyebabkan
depresi nafas dan komplikasi anestesi karena kelompok obat ini menghambat kerja
dari neuromuscular junction. Setelah dilakukan lavage, semua cairan di kavum
peritoneum harus diaspirasi karena dapat menghambat mekanisme pertahanan
lokal dengan melarutkan benda asing dan membuang permukaan dimana fagosit
menghancurkan bakteri (2oherty, !!9#.4# Peritoneal 2rainage
Penggunaan drain sangat penting untuk abses intra abdominal dan peritonitis
lokal dengan cairan yang cukup banyak. 2rainase dari kavum peritoneal bebas
tidak efektif dan tidak sering dilakukan, karena drainase yang terpasang merupakan
penghubung dengan udara luar yang dapat menyebabkan kontaminasi. 2rainase
profilaksis pada peritonitis difus tidak dapat mencegah pembentukan abses, bahkan
dapat memicu terbentuknya abses atau fistula. 2rainase berguna pada infeksi fokalresidual atau pada kontaminasi lanjutan. 2rainase diindikasikan untuk peradangan
massa terlokalisasi atau kavitas yang tidak dapat direseksi (2oherty, !!9#.
c. Pengananan Postoperatif onitor intensif, bantuan ventilator, mutlak dilakukan pada pasien yang tidak
stabil. 'ujuan utama adalah untuk mencapai stabilitas hemodinamik untuk perfusi
organ-organ vital., dan mungkin dibutuhkan agen inotropik disamping pemberian
cairan. ntibiotik diberikan selama "!-"$ hari, bergantung pada keparahan
peritonitis. 5espon klinis yang baik ditandai dengan produksi urin yang normal,
penurunan demam dan leukositosis, ileus menurun, dan keadaan umum membaik.
'ingkat kesembuhan bervariasi tergantung pada durasi dan keparahan peritonitis.
Pelepasan kateter (arterial, *IP, urin, nasogastric# lebih aal dapat menurunkan
resiko infeksi sekunder (2oherty, !!9#.Prosedur reseksi usus
7:*:- Koplikasi
omplikasi postoperatif sering terjadi dan umumnya dibagi menjadi komplikasilokal dan sistemik. /nfeksi pada luka dalam, abses residual dan sepsis intraperitoneal,
pembentukan fistula biasanya muncul pada akhir minggu pertama postoperasi. 2emam
tinggi yang persisten, edema generalisata, peningkatan distensi abdomen, apatis yang
berkepanjangan merupakan indikator adanya infeksi abdomen residual. Hal ini
membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut misalnya *'-Scan abdomen. Sepsis yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan kegagalan organ yang multipel yaitu organ respirasi,
ginjal, hepar, perdarahan, dan sistem imun (2oherty, !!9#.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
21/35
7:7 "T'$A7:7:* Pengertian "toa
6ubang yang muncul dipermukaan yang berupa mukosa kemerahan disebut
dengan stoma (uarni, !!. ntuk mengambil keluaran dari stoma, diperlukan
sebuah kantong sekali pakai atau kantong drainase yang disebut appliance yang
dilekatkan pada stoma. arena kontrol sfingter normal tidak digunakan, mungkin
akan muncul masalah-masalah kebocoran, pengendalian bau dan iritasi di sekitar
area (Blackley, !!$#. Perlengkapan ostomi terdiri atas satu lapis dengan barier kulit
hipoalergik untuk mempertahankan integritas kulit peristomal. Perlindungan kulit
peristomal adalah aspek penting dalam peraatan stoma. Peralatan yang sesuai
ukuran merupakan hal yang penting untuk mencegah kebocoran stoma (8ong,
!!.omplikasi pada stoma yang dapat terjadi jika tidak dilakukan peraatan
adalah dapat terjadi obstruksi:penyumbatan yang diakibatkan karena adanya
perlengketan usus atau adanya pergeseran feses yang sulit dikeluarkan, stenosis
akibat penyempitan lumen, prolap pada stoma akibat kelemahan otot abdomen,
perdarahan stoma akibat tidak adekuatnya haemostasis dari jahitan batas
mucocutaneus, edema jaringan stoma akibat tekanan dari hematoma peristomal dan
pengkerutan dari kantong kolostomi, nekrotik stoma akibat cedera pada pembuluh
darah stoma, dan retraksi:pengkerutan stoma akibat kantong stoma yang terlalu
sempit:tidak pas untuk ukuran stoma dan akibat jaringan scar disekitar stoma
(Blackley, !!$#. Dleh sebab itu, sangatlah penting dilakukan peraatan stoma untuk
menjaga area tersebut agar tetap bersih dan kering. ntuk menampung drainase,
digunakan kantong kolostomi sekali pakai yang menutupi stoma. antong tersebut
ditahan menggunakan sabuk atau perekat.Peraatan stoma yang benar sangat diperlukan untuk mempertahankan
kesehatan jaringan karena daerah disekitar stoma mengalami kontak langsung
dengan feses yang cair atau semicair (Hegner 7 *aldell, !!4#. Sebaiknya
keluarga secara aktif dilibatkan karena keluarga mempunyai tanggung jaab akhir
dalam mengatur hidup mereka sendiri, selain itu tindakan ini merupakan cara untuk
menghormati dan menghargai keluarga (*arey, "&+& dalam Suprajitno, !!$#.
enurut Suprajitno (!!$#, untuk menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga
mengenai masalah kebutuhan kesehatan dapat dilakukan dengan cara memberikan
informasi yang tepat, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang
kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan.
5encana tindakan ini diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan
keluarga sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan
anggota keluarganya (*algary, "&&$ dalam Suprajitno, !!$#.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
22/35
7:7:7 Jenis=;enis "toa". *olostomy (6ubang buatan di usus besar#
2ari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma yang artinya mulut
diartikan disini sebagai mulut yang dibuat dari usus besar dan lebih dikenal
sebagai anus buatan. olostomi dikerjakan : dibuat pada keadaan >a. anker usus besar terletak pada kolon rectum distal (kurang < cm dari batas
anus#b. anker genitalia yang sudah mengenai otot anusc. anker usus besar yang terlambat dioperasi alaupun terletak dari < cm
diatas anus. /leostomi
'indakan bedah membuat suatu opening antara usus halus dengan dinding
abdomen yang biasanya berasal dari ileum distal atau bahkan lebih proAimal dari
usus halus. 6imbah usus lolos keluar dari ileostomy dan dikumpulkan dalamsuatu sistem pouching eksternal menempel di kulit. /leostomi biasanya diletakkan
di di sisi kanan perut.
7:7:. Koplikasi stoa dan stoa 0are"# *iri-ciri stoma sehat
• Beraran merah muda >
• 6embab
• 'idak nyeri
• 2apat KBergerakL
# *iri-ciri stoma yang komplikasi omplikasi stoma ( kolap, perdarahan, diare berlebihan, feses jadi mirip pita,
sulit buang air besar dan platus#. Dbstruksi intestinal atau konstipasi
rolaps sekmen proksimal
Perdarahan
Peningktan defekasi
infeksi
Gangguan pada kulit disekitar stoma ditandai dengan adanya erithema,
maserasi, kemerahan, ulserasi dan melepuh.
7:7:+ Koplikasi Peasangan "toaomplikasi yang biasanya terjadi pada pasien dengan pemasangan kolostomi
yaitu >a. Dbstruksi: penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. ntuk menghindari terjadinya sumbatan,
pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan
kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat
melakukannya sendiri di kamar mandi.
b. /nfeksi.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
23/35
ontaminasi feses merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab
terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Dleh karena itu pemantauan yang terus
menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan
mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
c. 5etraksi stoma: mengkerutStoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit
dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang
mengalami pengkerutan.d. Prolaps pada stoma
'erjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur
penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.e. Stenosis
Penyempitan dari lumen stoma
7:7:2 Perawatan "toaPeraatan stoma sama halnya dengan peraatan luka operasi lainnya. 'idak
sulit namun perlu kesabaran dan ketekunan serta sedikit tips agar stoma dan luka
operasi dapat sembuh dengan baik. 'ujuan dilakukan peraatan stoma ini supaya
terlindungi dari kontaminasi dan mencegah terjadinya infeksi. 6angkah-langkah
peraatan stoma adalah sebagai berikut >". Sebelum melakukan peraatan stoma, siapkan peralatan dan bahan-bahan
yangdibutuhkan seperti baskom bengkok (neer baken#, hanscoon steril, pinset
steril,gunting steril, kassa, steril PM (1a*l !,&%#, betadin, dan plester. jak
seorangasistensi peraat atau bila tidak mungkin bisa meminta pertolongan
keluarga pasien dengan terlebih diberikan pengarahan.. Setelah peralatan sudah siap. Pakai hanscoon steril. 6alu buka kantong stoma
pinset terlebh dulu.4. 2engan kassa basah bersihkan luka jahitan stoma terlebih dulu mengarah
kelumen stoma kolostomi. ?vakuasi semua kotoran (feces# hingga bersih.$. Setelah itu buka kassa penutup luka laparotomi. Bila plester terlalu kuatdapat
dibasahi dengan alkohol agar mudah dibuka dan tidak sakit.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
24/35
"!. 'utup luka operasi dengan kassa steril sampai tiga lapis dan difiksasi dengan
plester. Penulis menyarankan memakai plester putih (hypafik# karena lebihkuat
daya rekatnya dan tidak menimbulkan alergi pada kulit."". Selanjutkan bersihkan kembali luka sekitar stoma dan keringkan dengan kassa.
Selanjutnya kantong stoma baru dapat dipasang.". Peraatan luka sebaiknya dilakukan sekali sehari. Bila luka masih tampak
basah sekali sebaiknya dilakukan -4 kali sehari sesuai kondisi luka operasi."4. )ahitan luka laparotomi dapat diangkat pada hari ke "! post op.
7:7:8 Nutrisi pada pasien stoa2iet pada pasien dengan stoma bersifat individual. Pasien harus diajarkan
untuk menghindari makanan yang menyebabkan gas, diare, sembelit, atau yang
odorforming atau yang mengiritasi kulit. )ika klien memperkenalkan satu makananpada suatu aktu, makanan yang menyebabkan masalah dapat dengan mudah
diidentifikasi. asalah dengan diare dapat dikendalikan dengan obat-obatan.
6aAative atau pencahar ringan dapat dikonsumsi ketika konstipasi (sembelit#
menjadi suatu masalah. Pada ilostomi pasien dihindarkan dari makanan tinggi
serat, dianjurkan memeprbanyak minum minimal + gelas ; liter :hari dan harus
menjaga keseimbangan elektrolit.
7:. K'N"EP A"U9AN KEPERA3ATAN PADA PA"IENA: PEN1KAJIAN
a. Biodata
1ama, umur, alamat, agama, pendidikan, dll.b. 5iayat kesehatan eluhan utama>
eluhan utama yang sering muncul adalah nyeri kesakitan di bagian perut
sebelah kanan dan menjalar ke pinggang.
5iayat Penyakit Sekarang
Peritinotis dapat terjadi pada seseorang dengan peradangan iskemia, peritoneal
diaali terkontaminasi material, sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus
eritematosus, dan sirosis hepatis dengan asites.
5iayat Penyakit 2ahulu
Seseorang dengan peritonotis pernah ruptur saluran cerna, komplikasi post
operasi, operasi yang tidak steril dan akibat pembedahan, trauma pada
kecelakaan seperti ruptur limpa dan ruptur hati.
5iayat Penyakit eluarga
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
25/35
Secara patologi peritonitis tidak diturunkan, namun jika peritonitis ini disebabkan
oleh bakterial primer, seperti> 'ubercolosis. aka kemungkinan diturunkan ada.
c. Pemeriksaan fisik
• 'anda vital > kenaikan '2, nadi, suhu dan respirasi
•
/nspeksi >- epala > eadaan rambut, mata, muka, hidung, mulut, telinga dan leher.- bdomen> biasanya terjadi pembesaran limfa,- Genetalia > 'idak ada perubahan
• Palpasi abdomen > 'eraba pembesaran limfa , perut kembung, nyeri
• uskultasi > peristaltik usus menurun
• Perkusi abdomen > hipersonor
d. Pengkajian primer iray
enilai apakah jalan nafas pasien bebas. dakah sumbatan jalan nafas berupa
secret, lidah jatuh atau benda asing. Breathing
aji pernafasan klien, berupa pola nafas, ritme, kedalaman, dan nilai berapa
frekuensi pernafasan klien per menitnya.
*irculation
1ilai sirkulasi dan peredaran darah, kaji pengisian kapiler, kaji keseimbangan
cairan dan elektrolit klien, lebih lanjut kaji output dan intake klien.
Disa
". ktivitas : istirahat
2ata Subyektif > erasa lemah ,lelah, hilang keseimbangan.2ata Dbyektif > Perubahan esadaran ,masalah dalam keseimbangan cedera
(trauma#.
. Sirkulasi
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
26/35
2ata Dbyektif >Perubahan tekanan darah atau normal (hipertensi#, Perubahan
frekuensi jantung (Bradikardi,takikardi#.
4. /ntegritas ego
2ata Subyektif >Perubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau dramatis#
2ata Dbyektif >*emas , bingung ,depresi
$. ?liminasi
2ata Subyektif >/nkontenensia kandung kemih:usus atau mengalami gangguan
fungsi.
ual,muntah, dan mengalami perubahan selera makan2ata Dbyektif >engalami distensi abdomen
9. 1eurosensori
2ata Subyektif >ehilangan kesadaran sementara ,vertigo2ata Dbyektif >Perubahan kesadaran bisa sampai koma ,perubahan status mental
(Drientasi , easpadaan , Perhatian ,konsentrasi, pemecahan
masalah ,pengaruh emosi :tingkah laku dan memori#,sangat
sensitif terhadap sentuhan dan gerakan, kehilangan sensasi
sebagai tubuh, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.
=. 1yeri dan enyamanan
2ata Subyektif >Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang berbeda,
biasanya lama.2ata Dbyektif >8ajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan,nyeri yang
hebat, gelisah ,tidak bisa beristirahat,merintih.
+. Pernafasan
2ata Subyektif >Perubahan pola nafas.
&. eamanan
2ata Subyektif >'rauma baru:trauma karena kecelakaan2ata Dbyektif >Craktur:dislokasi, Gangguan kognitif, Gangguan rentang gerak,
2emam ,gangguan rentang dan regulasi suhu tubuh."!. /nteraksi Sosial
2ata Dbyektif >Gangguan motorik atau sensorik.
"". Penyuluhan :Pembelajaran
2ata Subyektif >embutuhkan bantuan dalam pengobatan aktivitasperaatan diri.
B. 2/G1DS ?P?58'1
2iagnosa yang muncul pada pasien dengan kasus peritonitis berdasarkan rumusan
diagnosa keperaatan menurut 112 (!!9# antara lain>
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
27/35
*> Pre 'perasi". 1yeri akut berhubungan dengan proses penyakit.. etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual,muntah, anoreksia.4. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan.
$. onstipasi berhubungan dengan distensi abdomen. Post 'perasi". 1yeri berhubungan dengan agen cedera fisik. 5esiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang
tidak adekuat.4. 5esiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.$. /ntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
?: INTER5EN"I KEPERA3ATAN
/ntervensi menurut c.*loskey dalam 1ursing /ntervention *lasssification (1/*#, dan
hasil yang diharapkan menurut )ohnson dalam 1ursing Dutcome *lassification
( 1D*# , antara lain>
*> Pre 'perasi". 2A /. 1yeri akut berhubungan dengan proses penyakit.
'ujuan > Setelah dilakuakan tindakan keperaatan selama .......A$
jamdiharapkan nyeri dapat berkurang atau hilang.N'? > 6evel nyeri, kriteria hasil>
". 1yeri berkurang. ?kspresi nyeri lisan atau pada ajah membaik4. egelisahan atau ketegangan otot berkurang$. empertahankan tingkat nyeri pada skala !-"!. Penatalaksanaan nyeri
". 6akukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan,
factor presipitasinya. Dbservasi ketidaknyamanan non verbal4. Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien
untuk memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara> masase,
perubahan posisi, berikan peraatan yang tidak terburu-buru
$. endalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan Status Gi0i, kriteria hasil>
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
28/35
". empertahankan berat badan.. 'oleransi terhadap diet yang dianjurkan.4. enunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi.$. 'urgor kulit baik.NI? > Pengelolaan 1utrisi
". 'entukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.4. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya.$. inimalkan faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah. Penatalaksanaan defekasi". Pantau pergerakan defekasi meliputi frekuensi, konsistensi,bentuk, volume, dan
arna yang tepat.. Perhatikan masalah defekasi yang telah ada sebelumnya, rutinitas defekasi dan
penggunaan laksatif.4. /nstruksikan pada pasien dan keluarga tentang diet, asupan cairan,aktivitas dan
latihan.$. ali konferensi keperaatan dengan melibatkan pasien dan keluarga untuk
mendorong perilaku positif yaitu perubahan diet. Pengendalian 5esiko, kriteria hasil>
". 'erbebas dari tanda dan gejala peritonitis.. engindikasikan status gastrointestinal, pernafasan,genitourinaria, dan imun dalam
batas normal.
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
29/35
4. enunjukan gejala dan tanda infeksi dan mengikuti prosedur dan pemantauan.NI? > Pengendalian /nfeksi
". Pantau ''I dengan ketat, khususnya adanya peningkatan frekuensi jantung dan
suhu serta pernafasan yang cepat dan dangkal untuk mendeteksi rupturnya
apendiks.. Dbservasi adanya tanda-tanda lain peritonitis ( misal hilangnya nyeri secara tiba-tiba
pada saat terjadi perforasi diikuti dengan peningkatan nyeri yang menyebar dan kaku
abdomen, distensi abdomen, kembung, sendaa karena akumulasi udara, pucat,
menggigil, peka rangsang untuk menentukan tindakan yang tepat.4. Hindari pemberian laksatif,karena dapat merangsang motilitas usus dan
meningkatkan resiko perforasi.$. Pantau jumlah S2P sebagai indikator infeksi. Post 'perasi*: 2A. /. 1yeri berhubungan dengan agen cedera fisik:
'ujuan > Setelah dilakuakan tindakan keperaatan selama .......A$
jamdiharapkan nyeri dapat berkurang atau hilang.N'? > 6evel nyeri, kriteria hasil>
". 1yeri berkurang. ?kspresi nyeri lisan atau pada ajah4. empertahankan tingkat nyeri pada skala !-"!.$. enunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai kenyamanan.
NI?> Penatalaksanaan nyeri". 6akukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan.. Dbservasi ketidaknyamanan non verbal4. Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara> masase, perubahan posisi,
berikan peraatan yang tidak terburu-buru$. endalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan Cluid balance, kriteria hasil>
". empertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, B) urine normal, H'
normal. 'ekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal4. 'idak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, turgor kulit, membran mukosa lembab,$. 'idak ada rasa haus yang berlebihan
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
30/35
NI? > Cluid anagement". Pertahankan catatan intake dan output yang akurat. onitor vital sign dan status hidrasi4. onitor status nutrisi$. asi nilai laboratorium, seperti Hb:Ht, 1aN albumin dan aktu pembekuan. Pengendalian 5esiko, kriteria hasil>
". Bebas dari tanda dan gejala infeksi.. Higiene pribadi yang adekuat.4. engikuti prosedur dan pemantauan.
NI?> Pengendalian /nfeksi". Pantau tanda dan gejala infeksi( suhu, denyut jantung, penampilan luka#.
. mati penampilan praktek higiene pribadi untuk perlindungan terhadap infeksi.4. /nstruksikan untuk menjaga higiene pribadi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi.$. 6indungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan pemakaian set ganti balut yang
steril. Setelah dilakuakan tindakan keperaatan selama .......A$ jam
diharapkan luka menutup sesuai tahap penyembuhan luka dan tidak terjadi infeksi1D*>1/* >
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
31/35
BAB IIIPE$BA9A"AN
Peritonitis didefinisikan sebagai suatu proses inflamasi membran serosa yang
membatasi rongga abdomen dan organ-organ yang ada di dalamnya. Peritonitis
dapat bersifat lokal atau generalisata dimana berdasarkan sumber dan mekanisme
terjadinya dibagi menjadi peritonitis primer, sekunder dan tersier. Peritonitis sekunder
mengarah pada kondisi infeksi yang berasal dari intraperitoneal yang umumnya
disebabkan karena perforasi organ berongga dalam kavum peritoneum (Harison,
!""#.Salah satu penatalaksanaan peritonitis akut yang gaat adalah dengan
dilakukan pembedahan baik itu laparotomi maupun laparoskopi. 'indakan ini
bertujuan untuk mengontrol infeksi sekaligus menghilangkan penyebab. pabila
peritonitis disebabkan oleh perforasi organ, maka dokter biasanya akan melakukan
tindakan ileostomi dan pembuatan kantong stoma untuk pengeluaran sisa
metabolisme. Pembuatan kantong stoma ini meleati prosedur kolostomi atau
ileostomi. elalui prosedur ileostomi, ahli bedah akan membuat stoma (lubang# di
perut, dan melampirkan bagian atas dari usus ke stoma. Ceses akan dikeluarkan
meleati stoma dan dapat di tampung pada sebuah kantong yang disebut sebagai
kantong stoma. Pendekatan terapeutik ini dapat berlangsung secara temporar atau
permanen, yang tentu saja akan mempengaruhi kualitas hidup individu dengan
stoma.Pada dasarnya, pembuatan stoma ditujukan untuk mengurangi
ketidaknyamanan dan nyeri perut pada pasien. kan tetapi tidak jarang pembuatan
stoma ini akan memunculkan masalah baru pada anak seperti distres dan keluhan
nyeri sebagai akbiat dari adanya iritasi jaringan, keboboran kantong, bau tak sedap,
penurunan aktivitas yang menyenangkan, dan depresi : kecemasan. Selain itu, perlu
penatalaksanaan terhadap masalah kerusakan integritas jaringan, peraatan
kantong stoma dan menangani masalah nutrisi yang munkin timbul.
embuat keputusan yang baik untuk mengontrol komplikasi penyakit,
pengobatan, dan meningkatkan kualitas hidup adalah tujuan yang sangat penting
dalam mengobati dan meraat pasien dengan stoma (ghabarari , !!9#. Dleh
karena itu, adanya penatalaksanaan baru terhadap masalah keperaatan yang
muncul pada anak dengan pos ileostomi dan pemasangan stoma sangat penting.
Berikut ini akan kami bahas tentang rekomendasi penatalaksanaan baru terhadap
masalah keperaatan berdasarkan jurnal penelitian>
*: Diagnosa keperawatan n!eri akut
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
32/35
1yeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang digambarkan sebagai
kerusakan (/nternational association for the studi of pain#, aitan yang tiba-tiba atau lambat
dengan intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi
(112, !"
a. Pengguanaan terapi bermain untuk mengurangi nyeri pos operatif.Bermain memiliki nilai terapeutik penting bagi anak untuk beradaptasi terhadap
situasi krisis seperti nyeri. Hal ini berkaitan dengan efek penyembuhan secara fisik dan
emosional anak-anak terhadap nyeri. Pada konteks rumah sakit, bermain yang
dimaksud adalah Kterapi bermianL atau Ktherapeutic play (TP)” ( lmeida, !"#.b. ..............................................................................................................c. ................................................................................................................
7: Diagnosa kerusakan integritas ;aringanerusakan integritas jaringan didefinisikan sebagai cedera pada membran mukosa,
kornea, sistem integumen, fascia muskular, otot, tendon, kartilago, kapsul sendi dan atau
ligamen (112, !"
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
33/35
tindakan ileostomi dan pemasangan stoma untuk mengevakuasi feses sementara hingga
kondisi yang diharapkan terpenuhi dan anak siap dilakukan pengembalian fungsi
eliminasi seprti normal. Dleh karena itu, selain fokus pada peraatan luka pos operasi
tindakan keperaatan terhadap diagnosa kerusakan integritas jaringan juga
berhubungan dengan peraatan stoma dan pencegahan infeksi.
Berikut akan dibahas beberapa rekomendasi managemen keperaatan kerusakan
integritas jaringan >
". encegah penularan infeksi pada peraat melalui kepatuhan memakai sarung tangan
di setiap prosedur peraatan luka.
Selain memberikan intervensi peraatan luka pada pasien pos operasi,
peraat juga memerlukan perlindungan agar tidak terjangkit penyakit akibat terpapar
bakteri dari luka pasien. hal ini dapat terujud melalui kepatuhan peraat dalam
memakai sarung tangan di setiap prosedur. /ntervensi keperaatan ini didukung oleh
jurnal yang berjudul “Effectiveness of loves in the Prevention of !and Carriage of
"ancomycin-#esistant Enterococcus $pecies %y !ealth Care &or'ers after Patient
Care” yang dilakukan oleh lan dkk pada tahun !!". Hasil dari penelitian ini
didapatkan dari "= peraat yang kontak dengan pasien yang menderita I5?, <
diantarnya mendapatkan kuman di tangan setelah melepas sarung tangan
sedangkan " lainnya tidak. Sarung tangan mengurangi pajanan dari I5? pada ="
% peraat ( " dari "= subjek#, namun penggunaan sarung tangan masih belum
sepenuhnya dapat mencegah I5?. Hal ini disebabkan oleh kontaminasi tangan
dengan kuman selama atau setelah melepas sarung tangan.
*uci tangan adalah salah satu yang disarankan setelah melepas sarung tangan karena
potensi kontaminasi dari tangan selama proses pelepasan sarung tangan dapat terjadi.
1oskin et al menyebutkan baha kuman I5? dapat bertahan 9! menit pada tangan namun
dengan mencuci tangan hanya 4! detik dapat mengeliminasi kolonisasi kuman.
arena memutus mata rantai penularan merupakan hal yang paling mudah untuk mencegah
penularan penyakit infeksi, tetapi harus didukung dengan kepatuhan dan ketaatan dalam
melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan dalam Standar Prosedur Dperasional.
dapun cara memutus mata rantai penularan infeksi tersebut adalah dengan penerapan
Ksolation Precautions” (easpadaan /solasi# yang terdiri dari pilar:tingkatan, yaitu
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
34/35
K$tandard PrecautionsL (easpadaan Standar# dan KTransmission %ased PrecautionsL
(easpadaan berdasarkan cara penularan#.
.: Diagnosa Ketidaksei
8/16/2019 JURNAL PEDIATRIK 2
35/35
terjadinya PD/, mual dan muntah. kan tetapi penelitian terbaru menyatakan baha
penggunaan 1G' untuk dekompresi pasca operasi tidak mengurangi mual dan
muntah (PD1I# ("!,""#,Sementara itu, indikator fungsi boel normal selama ini didasarkan pada bunyi
usus dan flatus pertama atau penegluaran feses ("$-"+#. enurut penelitian (-+#,
menyatakan baha memberikan makanan segera setelah prosedur operasi justru
dapat mengembalikan flatus dan feses.Penelitian yang dilakukan oleh (