HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

92
HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP GREEN BUILDING DI KABUPATEN GOWA ACUAN PERANCANGAN PERIODE I TAHUN 2017-2018 Disusun oleh: MUHAMMAD SAFRIZAL TASIDIN D511 12 271 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

Page 1: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

HALAMAN JUDUL

PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

GREEN BUILDING DI KABUPATEN GOWA

ACUAN PERANCANGAN

PERIODE I

TAHUN 2017-2018

Disusun oleh:

MUHAMMAD SAFRIZAL TASIDIN

D511 12 271

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

ii

LEMBAR PENGESAHAN

ACUAN PERANCANGAN

PROYEK : TUGAS SARJANA ARSITEKTUR

JUDUL : PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN

KONSEP GREEN BUILDING DI KABUPATEN GOWA

PENYUSUN : MUHAMMAD SAFRIZAL TASIDIN

NO. STB : D511 12 271

PERIODE : I - 2017/2018

Menyetujui,

Dosen pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Baharuddin Hamzah,ST.,M.Arch.,Ph.D Afifah Harisah,ST.,MT.,Ph.D

NIP. 19690308 199512 1 001 NIP. 19700804 199702 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Teknik Arsitektur

Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

Dr. Eng. Rosady Mulyadi, ST.,MT.

NIP. 19700810 199802 1 001

Page 3: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

iii

ABSTRACT

Modern Islamic boarding school is a school that teach about the about the knowledge of about Islamic Shari'a blend of curriculum of boarding school with national education curriculum, so although the format is a boarding school, also have boarding school education, the students also gain knowledge and passing standard as student which school at Public schools. From the quality data of Islamic boarding school education in Indonesia is still not encouraging. Currently, the number of Islamic boarding school across Indonesia reaches 29,000 (Kemenag, 2016). Of that number boarding schools that have the best quality centered on the island of Java, while Islamic boarding school, especially in South Sulawesi, especially Gowa Regency is still lacking. Then, the problems in general buildings in tropical countries such as Indonesia most use energy for the air system of about 45-70 percent, the lighting system of about 10-20 percent, elevators and escalators about 2-7 percent as well as office and electronic equipment around 2-10 percent (esdm.go.id, 2014). Energy-intensive buildings are not only costly but also produce greenhouse gas emissions that damage the environment. To deal with this problem is needed a boarding school facilities and can be more competitive at the regional, national and even overseas with the concept of green building, the concept of building that takes care of the environment and nature around for the future.

Keywords: Islamic boarding school, Modern, Green Building

Page 4: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

iv

ABSTRAK

Pondok pesantren modern adalah sekolah yang mengajarakan tentang ilmu-ilmu mengenai syariat islam perpaduan antara kurikulum pondok pesantren dengan kurikulum pendidikan nasional, sehingga walaupun formatnya sebuah pondok pesantren, juga memiliki pendidikan kepondokan asrama, siswa/santri juga memperoleh ilmu dan standar kelulusan sebagaimana pelajar yang sekolah di sekolah umum Dari data mutu pendidikan pesantren di Indonesia masih belum menggembirakan. Saat ini jumlah pesantren di seluruh Indonesia mencapai 29.000 (Kemenag, 2016). Dari jumlah itu pesantren yang memiliki kualitas yang terbaik terpusat di pulau jawa sedangkan pesantren-pesantren khususnya di Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Gowa masih kurang. Kemudian, permasalahan pada umumnya bangunan di negara tropis seperti Indonesia paling banyak menggunakan energi untuk sistem tata udara sekitar 45-70 persen, sistem tata cahaya sekitar 10-20 persen, lift dan eskalator sekitar 2-7 persen serta alat-alat kantor dan elektronik sekitar 2-10 persen (esdm.go.id, 2014). Gedung yang boros energi bukan hanya mahal biaya operasionalnya namun juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan. Untuk menghadapi masalah ini diperlukan suatu fasilitas pondok pesantren dan bisa lebih bersaing di tingkat regional, nasional bahkan mancanegara dengan konsep green building, yaitu konsep bangunan yang memperhatikan lingkungan dan alam sekitar demi masa depan.

Kata Kunci: Pondok Pesantren, Modern, Green Building

Page 5: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

v

KATA PENGANTAR

Bismillah. Alhamdulillahirabbil ‘alamin, tidak ada kata yang pantas kita

ucapkan dan panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa

ta’ala Rabb seru sekalian alam, yang tiada henti-hentinya memberikan

hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua. Tidak lupa kita kirimkan

shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada teladan kita Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat dan

seluruh pengikut mereka yang setia, semoga salam dan shalawat yang kita

kirimkan kepada beliau akan memberikan syafaatnya yang menjadi

pertolongan kepada kita umatnya di akhirat kelak. Dan akhirnya penulis

dapat menyelesaikan Skripsi Perancangan Tugas Akhir Sarjana Arsitektur

dengan judul PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

GREEN BUILDING DI KABUPATEN GOWA

PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP GREEN

BUILDING DI KABUPATEN GOWA adalah judul Skripsi Perancangan

Tugas Akhir Sarjana Arsitektur disusun sebagai pemenuhan tugas akhir

penulis sebagai mahasiswa di Departemen Teknik Arsitektur. Penekanan

isi tugas akhir ini berupa konsep ide dan landasan pemikiran dari judul yang

penulis ajukan diatas.

Melalui ini juga, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

sebagai penghargaan atas segala bimbingan, bantuan dan dukungan,

kepada:

1. Ayahanda tercinta Drs. Muhammad Tasidin dan Ibunda tercinta

Nurhaedah Sp.d yang telah memberikan doanya, mendidik

dengan sabar serta memberikan kasih sayang dan perhatiannya

selama ini, dan tidak lupa kepada saudara-saudaraku Muh.

Ramadhan T. dan Muh. Hidayat T. yang telah memberikan

dukungan serta doanya sehingga penulis semangat mengerjakan

tugas dan menyelesaikan tugas akhir desain perancangan ini

Page 6: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

vi

2. Bapak Prof. Baharuddin Hamzah,ST.,M.Arch.,Ph.D selaku

Dosen Pembimbing I dan Ibu Afifah Harisah,ST., MT.,Ph.D.

selaku Dosen Pembimbing II yang sabar membimbing,

memberikan arahan dan masukan selama penulisan dan proses

asistensi

3. Bapak Dr.Eng. Rosady Mulyadi,ST.,MT Ketua Departemen

Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

4. Ibu Rahmin Amin Ishak ST.,MT., sebagai penasehat akademik

yang dengan ikhlas memberikan konsultasi akademik selama ini

juga motivasi, dan arahan untuk menyelesaikan perkuliahan ini

dengan baik

5. Bapak Abdul Mufti Radja, ST., MT., Ph.D. selaku pengelola

Studio Tugas Akhir Departemen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

6. Seluruh Dosen dan Staf/Karyawan Departemen Teknik Arsitektur

Fakultas Teknik Unversitas Hasanuddin, atas semua ilmu dan

pengetahuan yang diberikan, serta yang telah membantu segala

urusan di administrasi dan akademik

7. Teman-teman KKN Universitas Hasanuddin Gelombang 90

Kabupaten Pinrang, Kecamatan Mattirobulu, Desa Padaelo

(Ishak, Angga, Afni, Sukma, dan Weni) terima kasih atas canda

tawanya, kerjasama dan kesuksesan program kerja selama KKN

8. Teman-teman Studio Perancangan Tugas Akhir Periode I

Tahun 2017/2018 (Muh.Luthfi, Muh.Luqman K., Kurniawan,

Rahmat) yang selalu bekerja sama membagi ilmu dan pengalaman

serta memberi masukan ide,dan kritik dalam proses pembuatan

desain proyek tugas akhir ini.

9. Seluruh teman-teman Angkatan 2012 Prodi Teknik Arsitektur

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

pengalaman yang tidak terlupakan selama berkuliah. Semoga kita

meraih kesuksesan, impian dan cita-cita kita masing-masing

Page 7: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

vii

10. Seluruh sahabat penulis (Tarmizi Tabrani, Adnan Adifar, Dharil

Al Qadri, Fajar Al Buchari ST., Rusdianto Hamid ST., Najamuddin

ST., Karyoso Ramadhan ST.,Iksan Nur Alamsyah, Fadel Khalifah

Ibrahim) Terima kasih atas bantuan dan semangatnya.

11. Dan semua pihak yang penulis tidak menyebutkan namanya satu

persatu, terima kasih banyak atas perhatian dan dukungannya

selama ini.

Demikianlah yang dimudahkan bagi kami untuk menyusun tulisan ini.

Tulisan ini memang masih jauh dari kesempurnaan. Yang benar bersumber

dari Allah subhanahu wa ta’ala. Sedangkan yang salah berasal dari kami

dan dari syaithan, Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya berlepas diri

dari kesalahan kami. Dan kami memohon ampun kepada Allah subhanahu

wa ta’ala. Nasihat dan kritik membangun dari para pembaca yang budiman

sangat kami harapkan dan untuk mengharapkan limpahan ridha, rahmat

dan barakah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga Allah subhanahu wa

ta’ala menerima amal-amal kita. Akhir kata, dimana ada pertemuan pasti

ada perpisahan tidak ada sesuatu hal yang baru sebelum mempelajari

sesuatu yang lama. Semoga kita semua diberi kemudahan dalam menjalani

aktivitas setelah ini.

Makassar, Juli 2017

MUHAMMAD SAFRIZAL TASIDIN

D51112271

Page 8: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... ii

ABSTRACT .............................................................................................. iii

ABSTRAK ................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Pengetian Judul ............................................................................ 3

C. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

D. Tujuan dan Sasaran ..................................................................... 5

E. Lingkup Pembahasan ................................................................... 6

F. Metode Pembahasan .................................................................... 6

G. Kerangka Alur Pikir ....................................................................... 8

H. Sistematika Pembahasan ........................................................... 10

BAB II TINJAUAN UMUM ....................................................................... 12

A. Tinjauan Umum Pondok Pesantren Modern ............................... 12

1. Pengertian Pesantren Modern.............................................. 12

2. Sejarah Pesantren di Indonesia ........................................... 14

3. Klasifikasi Pondok Pesantren ............................................... 15

4. Komponen Pondok Pesantren.............................................. 18

5. Ciri khas Pendidikan Pondok Pesantren .............................. 20

6. Metode Pembelajaran Pondok Pesantren Modern ............... 22

7. Pengajar dan Guru Pondok Pesantren Modern .................... 24

8. Jenjang Pendidikan Pondok Pesantren Modern ................... 25

9. Perbedaan Pondok Pesantren Modern dan Tradisional ....... 27

Page 9: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

ix

B. Tinjauan Terhadap Tema Green Building ................................... 30

1. Pengertian Green Building .................................................... 30

2. Sejarah Green Building ........................................................ 31

3 . Aspek-aspek yang ditinjau dalam green building .................. 31

a. Pemanfaatan Material yang Berkelanjutan .......................32

b. Keterkaitan dengan Ekologi Lokal ...................................34

c. Konservasi Energi ...........................................................35

d. Efisiensi Penggunaan Air .................................................37

e. Penanganan Limbah .......................................................37

f. Pemakaian Kembali/Renovasi Bangunan ........................38

4. Penerapan Green building pada rancangan ......................... 38

5. Kriteria penilaian Green building .......................................... 47

C. Studi Banding ............................................................................. 52

1. Pondok Pesantren Modern ................................................... 52

a. Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa

Timur ...............................................................................52

b. Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM Putra

Makassar, Sulawesi Selatan ...........................................57

c. Pondok Pesantren Modern Islam As-salaam Surakarta,

Kabupaten Sukuharjo ......................................................60

d. Resume dari Studi Banding Pondok Pesantren Modern ..65

2. Bangunan dengan Konsep Green Building........................... 66

a. Building and Construction Academy, Singapura ..............66

b. Gedung Utama Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta70

c. Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB), Cikarang,

Bekasi, Jawa Barat ..........................................................73

d. Resume dari Studi Banding Bangunan dengan Konsep

Green Building ................................................................77

BAB III ANALISIS PERENCANAAN PONDOK PESANTREN MODERN

DENGAN KONSEP GREEN BUILDING KABUPATEN GOWA .. 78

A. Tinjauan Umum Kabupaten gowa ............................................... 78

Page 10: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

x

1. Kondisi Fisik Kabupaten Gowa ............................................. 78

2. Kedudukan dan Fungsi Kabupaten Gowa ............................ 81

3. Tinjauan Penduduk Kabupaten Gowa .................................. 83

4. Rencana Tata ruang Kota Kabupaten Gowa sebagai Kawasan

Mamminasata ...................................................................... 87

B. Pengertian dan Fungsi Pondok Pesantren

Modern ....................................................................................... 90

1. Pengertian Pondok Pesantren Modern ................................. 90

2. Fungsi Pondok Pesantren Modern ....................................... 91

3. Pelaku Kegiatan ................................................................... 91

4. Kegiatan yang diwadahi ....................................................... 94

5. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Modern.................... 96

6. Kurikulum Pondok Pesantren yang direncanakan ................ 96

C. Pendekatan Perancangan Makro .............................................. 100

1. Analisis Pemilihan Lokasi ................................................... 100

2. Analisis Pemilihan Tapak ................................................... 101

3. Analisis Pengolahan Tapak ................................................ 101

D. Pendekatan Perancangan Mikro ............................................... 106

1. Analisis Pola kegiatan ........................................................ 106

2. Analisis Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang ................ 109

3. Analisis Pola Hubungan Ruang .......................................... 111

4. Analisis Pendekatan Pola Tata Masa Bangunan ................ 112

5. Analisis Penampilan Bangunan .......................................... 113

6. Analisis Sistem Struktur Bangunan .................................... 114

E. Penerapan Konsep Green Building pada

bangunan.................................................................................. 117

1. Hemat Energi (Conserving energy) .................................... 117

2. Memanfaatkan Kondisi Iklim Setempat (Working with climate)

118

3. Meminimalkan Material Baru (Minimizing new resources) .. 118

4. Memperhatikan Pengguna (Respect for user) .................... 118

5. Memperhatikan Kondisi Tapak/Site (Respect for site) ........ 119

Page 11: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

xi

BAB IV KONSEP PERANCANGAN ...................................................... 120

A. Konsep Perencanaan Makro..................................................... 120

1. Pemilihan Lokasi ................................................................ 120

2. Pemilihan Tapak ................................................................ 124

3. Konsep Analisis Tapak ....................................................... 129

B. Konsep Perencanaan Mikro ...................................................... 138

1. Program Ruang .................................................................. 138

2. Pola Hubungan Ruang ....................................................... 144

3. Besaran Ruang .................................................................. 146

4. Penampilan Bangunan ....................................................... 151

5. Sistem Struktur dan Material .............................................. 152

6. Kelengkapan dan Utilitas Bangunan .................................... 155

BAB V KESIMPULAN ........................................................................... 166

A. Kesimpulan Umum ................................................................... 166

B. Kesimpulan Khusus .................................................................. 166

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 168

Page 12: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema kerangka alur pikir ....................................................... 9

Gambar 2. Isu yang mempengaruhi munculnya ide green building ......... 30

Gambar 3. Konsep Green Building ......................................................... 32

Gambar 4. Konsep green building dari desain racangan ........................ 39

Gambar 5. Detail green roof(atap hijau) .................................................. 40

Gambar 6. Desain pencahayaan toplighting ........................................... 41

Gambar 7. Desain pencahayaan sidelighting .......................................... 41

Gambar 8. Penggunaan Shading devices ............................................... 42

Gambar 9. Konsep pencahayaaan alami dan buatan ............................. 42

Gambar 10. Desain penghawaan cross ventilation ................................. 43

Gambar 11. Desain penghawaan stack ventilation ................................. 44

Gambar 12. Desain penghawaan earth sheltering .................................. 45

Gambar 13. Solar sel (Photovoltaics)...................................................... 46

Gambar 14. Wind turbines ...................................................................... 46

Gambar 15. Kriteria green building dari GBCI ......................................... 51

Gambar 16. Masjid Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo ...................... 52

Gambar 17. Al-Azhar, gaya arsitektur Islam yang diterapkan di Gontor .. 54

Gambar 18. Sekolah Islam Aligarh, terletak di India................................ 55

Gambar 19. Sekolah Islam Santiniketan di India ..................................... 55

Gambar 20. Site Plan Pondok Pesantren Gontor Pusat di Ponorogo,

Jawa Timur ........................................................................ 56

Gambar 21. Pondok Pesantren IMMIM Putra kota Makassar ................. 57

Gambar 22. Pondok Pesantren Assalaam .............................................. 60

Gambar 23. Building and Construction Academy (BCA) Singapura ........ 66

Gambar 24. Site plan Building and Construction Academy Singapura .... 66

Gambar 25. Penggunaan Teknologi Daylighting Sistem pada

Bangunan untuk Pencahayaan Alami dari Matahari ........... 67

Gambar 26. Penggunaan Teknologi Photovoltaic sebagai Solar Sel

pada Bangunan ................................................................. 68

Page 13: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

xiii

Gambar 27. Skema Diagram Penempatan Photovoltaic pada Fasad

Bangunan .......................................................................... 68

Gambar 28. Penggunaan solar panel pada bangunan ............................ 69

Gambar 29. Tampak atas bangunan ...................................................... 69

Gambar 30. Gedung Kementrian PU Jakarta.......................................... 70

Gambar 31. Denah Gedung Kementrian PU Jakarta Lantai Dasar-

Lantai 9 .............................................................................. 70

Gambar 32. Gambar site bangunan PU Jakarta Pusat ........................... 71

Gambar 33. Desain daylighting pada Bangunan untuk Mengurangi

Sinar/ Cahaya Langsung Matahari ..................................... 72

Gambar 34. Efektifitas daylight sensors untuk menghemat listrik............ 72

Gambar 35. Penghargaan Platinum Certification Goal pada gedung

Kementrian PU .................................................................. 73

Gambar 36. Site Plan Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) ....... 74

Gambar 37. Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) ...................... 75

Gambar 38. Tampak Depan Institut Teknologi dan Sains Bandung

(ITSB) ................................................................................ 76

Gambar 39. Peta Administrasi Kabupaten Gowa .................................... 79

Gambar 40. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Modern .................. 96

Gambar 41. Ukuran dan dimensi ramp untuk penyandang disabilitas ... 104

Gambar 42. Ukuran luasan parkir dan kendaraan ................................ 104

Gambar 43. Aktivitas pengelola umum ................................................. 107

Gambar 44. Aktifitas Pengelola Sekolah ............................................... 107

Gambar 45. Aktivitas Masyarakat ......................................................... 107

Gambar 46. Aktifitas Pengunjung Umum .............................................. 108

Gambar 47. Aktifitas Pengunjung Wali Santri/Orang tua Santri ............ 108

Gambar 48. Peta Administrasi Kabupaten Gowa .................................. 120

Gambar 49. Peta Kecamatan Bontomarannu, Gowa ............................ 121

Gambar 50. Peta Kecamatan Sombaopu, Gowa .................................. 122

Gambar 51. Peta Kecamatan Patalassang, Gowa ................................ 123

Gambar 52. Pemilihan Tapak di Kecamatan Bontomarannu,

Kabupaten Gowa ............................................................. 125

Page 14: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

xiv

Gambar 53. Alternatif tapak I ................................................................ 126

Gambar 54. Alternatif Tapak II .............................................................. 127

Gambar 55. Alternatif Tapak III ............................................................. 128

Gambar 56. Eksisting tapak .................................................................. 130

Gambar 57. Sirkulasi dalam dan luar tapak .......................................... 131

Gambar 58. Penzoningan Tapak .......................................................... 132

Gambar 59. Analisis Klimatologi ........................................................... 133

Gambar 60. Analisis kebisingan tapak .................................................. 134

Gambar 61. Vegetasi untuk mengurangi tingkat kebisingan ................. 135

Gambar 62. View dari dalam dan luar tapak ......................................... 136

Gambar 63. Pola Hubungan Fasilitas ................................................... 144

Gambar 64. Pola Hubungan Ruang Kelompok Penerimaan ................. 144

Gambar 65. Pola Hubungan Ruang Kelompok Pendidikan ................... 145

Gambar 66. Pola Hubungan Ruang Kelompok Pengelola..................... 145

Gambar 67. Pola Hubungan Ruang Kelompok Service ........................ 145

Gambar 68. Pola Hubungan Ruang Kelompok Asrama ........................ 146

Gambar 69. Pola Hubungan Ruang Kelompok Ibadah/Penunjang........ 146

Gambar 70. Pondasi Garis ................................................................... 152

Gambar 71. Pondasi Garis ................................................................... 154

Gambar 72. Skema Distribusi Listrik menggunakan PLN dan Genset .. 157

Gambar 73. Skema Distribusi Listrik menggunakan Photovoltaic ......... 157

Gambar 74. Skema Perangkat Pengamanan Kebakaran ..................... 159

Gambar 75. Skema Sistem Komunikasi pada Bangunan ...................... 160

Gambar 76. Skema Peredam Petir ....................................................... 161

Gambar 77. Skema distribusi air bersih ................................................ 162

Gambar 78. Skema Distribusi Air Kotor ................................................ 162

Gambar 79. Skema Distribusi air Hujan ................................................ 163

Gambar 80. Skema Distribusi sampah ke TPA ..................................... 164

Gambar 81. Cara kerja pembuangan sampah Automatic Waste

Collection System ............................................................ 165

Gambar 82. Potongan layout pembuangan sampah Automatic Waste

Collection System .............................................................165

Page 15: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan fisik Pondok pesantren Modern dan Tradisional ..... 28

Tabel 2. Perbedaan non fisik Pondok pesantren Modern dan

Tradisional ......................................................................... 29

Tabel 3. Jadwal dan Kegiatan Santri Pondok Pesantren Modern Islam

Surakarta ........................................................................... 62

Tabel 4. Resume Pondok Pesantren Modern ......................................... 65

Tabel 5. Resume Bangunan Konsep Green Building .............................. 77

Tabel 6. Ibu Kota Kecamatan, Jarak dan Luas Kecamatan..................... 81

Tabel 7. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di

Kabupaten Gowa, 2009-2013 ............................................ 84

Tabel 8. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2013 ........................ 85

Tabel 9. Proyeksi Jumlah Penduduk menurut Kecamatan di

Kabupaten Gowa ............................................................... 86

Tabel 10. Jadwal kegiatan santriwan setiap hari ..................................... 99

Tabel 11. Analisis pecapaian ................................................................ 102

Tabel 12. Analisis Pelaku Kegiatan dan Kebutuhan Ruang................... 109

Tabel 13. Pola Tata Massa ................................................................... 113

Tabel 14. Bentuk massa ....................................................................... 114

Tabel 15. Kriteria Pemilihan Lokasi ....................................................... 123

Tabel 16. Kriteria Pemilihan Tapak ....................................................... 128

Tabel 17. Pendekatan Besaran Ruang ................................................. 147

Tabel 18. Kelebihan dan kekurangan menggunakan listrik mandiri ....... 156

Tabel 19. Prakiraan menggunakan listrik dari PLN ............................... 156

Tabel 20. Analisis sistem air bersih ....................................................... 161

Page 16: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

1

BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang

sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.

Pendidikan ialah usaha sadar yang sistematis dalam

mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri manusia untuk

menjadi manusia yang seutuhnya (Ulwan, 1999). Dalam agama Islam

pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting kaitannya

dalam mendidik seseorang menjadi manusia yang beriman,

bertaqwa, berakhlak. Itulah konsep pendidikan Islam yang diajarkan

oleh Allah subhanahu wa ta’ala melalui Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wa sallam 1437 tahun silam. Ada berbagai macam sarana/lembaga

pendidikan yaitu sekolah, dan lembaga pendidikan yang khusus

mengajarkan mengenai syariat dan ilmu tentang Islam yaitu salah

satunya adalah Pondok Pesantren Modern.

Pondok pesantren modern adalah perpaduan antara

kurikulum pondok pesantren dengan kurikulum pendidikan nasional,

sehingga walaupun formatnya adalah sebuah pondok pesantren,

selain pendidikan kepondokan/asrama, santri juga memperoleh ilmu

dan standar kelulusan sebagaimana pelajar yang sekolah di sekolah

umum. Dengan demikian maka jam pelajaran pada sebuah pondok

pesantren modern lebih padat dari pada sekolah umum. Pondok

pesantren yang juga merupakan salah satu bentuk wadah

pendidikan di Indonesia begitu pun sebaiknya memiliki standar

kelulusan yang juga mengikuti perkembangan pendidikan yang

sesuai kurikulum pendidikan nasional.

Dari data mutu pendidikan pesantren di Indonesia masih belum

menggembirakan. Saat ini jumlah pesantren di seluruh Indonesia

Page 17: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

2

mencapai 29.000 (Kemenag, 2016). Dari jumlah itu pesantren yang

memiliki kualitas yang terbaik terpusat di pulau jawa sedangkan

pesantren-pesantren khususnya di Sulawesi Selatan khususnya

Kabupaten gowa masih kurang.

Kemudian, permasalahan pada umumnya bangunan di

negara tropis seperti Indonesia paling banyak menggunakan energi

untuk sistem tata udara sekitar 45-70 persen, sistem tata cahaya

sekitar 10-20 persen, lift dan eskalator sekitar 2-7 persen serta alat-

alat kantor dan elektronik sekitar 2-10 persen (esdm.go.id, 2014).

Gedung yang boros energi bukan hanya mahal biaya operasionalnya

namun juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang merusak

lingkungan. Tipe-tipe gedung yang masih boros energi meliputi

perkantoran, gedung pemerintah, pusat perbelanjaan, fasilitas

pendidikan, fasilitas kesehatan dan perhotelan.

Bangunan-bangunan, sarana dan fasilitas pendidikan dimasa

depan harus menerapkan konsep bangunan hijau (green building).

Artinya, mulai desain, konstruksi struktur bangunan, pemilihan

tempat operasi, perawatan, renovasi, dan lainnya harus ramah

lingkungan, ramah sosial dan hemat energi. Dengan konsep green

building atau bangunan hijau yaitu konsep bangunan berkelanjutan

yang mengarah pada pada struktur dan pemakaian proses yang

bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya

sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan

tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, dan renovasi.

Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan dalam hal

ekonomi, utilitas, durabilitas, dan kenyamanan.

Oleh karena itu penulis memilih judul ini. Dalam perancangan

ini nantinya Pondok Pesantren Modern akan menjadi sarana fasilitas

pendidikan yang secara khusus mendalam mendidik dan

mengajarkan akhlak dan budi pekerti yang dasarnya sesuai dengan

syariat agama Islam dan selain itu nantinya akan bangunan ini akan

Page 18: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

3

menerapkan konsep green building, bangunan yang memperhatikan

lingkungan dan alam sekitar demi masa depan.

B. Pengetian Judul

Judul dari tugas ini yaitu Pondok Pesantren Modern dengan Konsep

Green Building di Kabupaten Gowa.

1. Pondok adalah kata benda (n) yang merupakan bangunan untuk

tempat sementara (http://kbbi.web.id/pondok).

2. Pesantren yaitu:

a. Menurut Manfred dalam Ziemek (1986) berasal dari kata santri

yang diimbuhi awalan pe- dan akhiran -an yang berarti

menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri.

b. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata santri

(manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga

kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-

baik (Fatah, Taufik, M. Tata, Bisri, & Abdul Mukti, 2005:11).

c. Pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata santri

berarti murid dalam Bahasa Jawa. Istilah pondok berasal dari

Bahasa Arab funduuq yang berarti penginapan

3. Modern adalah kata benda (n), sikap dan cara berpikir serta cara

bertindak sesuai dengan tuntutan zaman; (sumber:

http://kbbi.web.id/modern). Sikap dan cara berpikir disini ditekankan

pada sarana, prasarana dan sistem pengajaran pondok pesantren.

4. dengan adalah beserta; bersama-sama (http://kbbi.web.id/dengan).

5. Konsep adalah abstraksi dari suatu ide atau gambaran mental, yang

dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep diartikan juga

sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri suatu yang mempermudah

komunikasi antar manusia untuk berfikir

(http://id.wikipedia.org/konsep).

6. Green Building adalah bangunan hijau dimana dalam perencanaan,

pembangunan, pengopreasian serta dalam pemeliharaannya

memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat,

Page 19: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

4

mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu baik

bangunan maupun mutu dari kualitas udara di dalam ruangan dan

memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya

berdasarkan kaidah pembangunan berkelanjutan (GBCI/Green

Building Council Indonesia).

7. di- adalah kata ganti (p) kata depan untuk menandai tempat atau

untuk menandai waktu (sumber: http://kbbi.web.id/di).

8. Kabupaten Gowa adalah nama salah satu kabupaten di Sulawesi

Selatan.

Jadi, Pondok Pesantren Modern dengan Konsep Green

Building di Kabupaten Gowa adalah fasilitas lembaga pendidikan

Islam untuk para santri/pelajar tinggal/menetap di pondok atau

asrama yang disediakan sementara sampai menyelesaikan

pendidikannya dan yang memiliki kurikulum pendidikan yang

dipadukan kurikulum nasional dengan suatu ide konsep bangunan

yang memperhatikan aspek-aspek tentang lingkungan alam sekitar

seperti memanfaatkan sumber daya alam sekitar, menghemat dan

mengurangi penggunaan sumber daya alam, yang semuanya

berdasarkan kaidah pembangunan berkelanjutan yang berada di

Kabupaten Gowa.

C. Rumusan Masalah

1. Non arsitektur

1. Bagaimana merencanakan pondok pesantren dengan

pendekatan konsep green building di Kabupaten Gowa yang

dapat memenuhi kebutuhan fasilitas pendidikan masyaarakat

setempat

2. Arsitektur

a. Masalah makro

1. Bagaimana menentukan lokasi yang sesuai dan potensi

site/tapak untuk perancangan pondok pesantren dengan

pendekatan konsep green building di Kabupaten Gowa.

Page 20: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

5

b. Masalah mikro

1. Bagaimana menentukan zoning area publik untuk umum,

semi publik untuk sarana pembelajaran dan zona privat untuk

asrama santri/siswa.

2. Bagaimana menetukan penataan ruang fasilitas belajar,

fasilitas ibadah dan fasilitas asrama pondok pesantren

modern

3. Bagaimana mengaplikasikan konsep green building pada

bangunan pondok pesantren modern sehingga menjadi

acuan bagi bangunan lainnya dalam penerapan konsep ini.

4. Bagaimana membuat desain bentuk fisik pondok bangunan

pesantren modern sesuai dengan konsep green building dan

kondisi iklim setempat agar aman, nyaman dan asri yang

sesuai dangan kaidah arsitektur.

5. Bagaimana merencanakan penataan tata massa pondok

pesantren modern yang sesuai disiplin ilmu arsitektur

D. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan Pembahasan

Tujuan yang ingin dicapai adalah menyusun suatu landasan

konseptual perencanaan dan perancangan pondok pesantren

modern yaitu sebagai berikut:

a. Sebagai tempat fasilitas pendidikan untuk para generasi dan

mempelajari ilmu agama juga ilmu pengetahuan umum yang

sesuai dengan agama islam dan syariat islam

b. Sebagai tempat pengembangan, pengkajian dan pengajaran

ilmu-ilmu agama, ilmu fikih dan hadist dan ilmu pengetahuan

umum yang sesuai dengan agama islam dan syariat islam

c. Sebagai wadah tempat berbagi ilmu dan informasi di dalam

lingkungan pondok maupun saling berhubungan melalui

pemanfaatan teknologi.

Page 21: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

6

2. Sasaran Pembahasan

Sasaran pembahasan adalah untuk meninjau hal-hal spesifik dari

perancangan pondok pesantren modern dalam kajian arsitektur yang

akan dituangkan dalm bentuk rancangan fisik sebagai hasil dari studi

yang telah dilakukan dalm konsep perancangan sebagai berikut:

a. Studi tentang tata fisik makro yang meliputi pemilihan lokasi,

penentuan dan pengolahan site

b. Studi tentang tata fisik mikro yang menggambarkan desain fasad

bangunan pondok pesantren

c. Studi konsep green building yang akan diterapkan dalam

perancangan pondok pesantren sesuai kaidah arsitektur

d. Studi bentuk desain program ruang yang sesuai dengan

kebutuhan pengguna

e. Studi bentuk tata massa bangunan yang sesuai dengan kaidah

arsitektur

f. Studi bentuk desain fasad bangunan yang sesuai dengan kaidah

arsitektur

g. Studi mengenai desain bentuk dan fungsi yang menunjang

bentuk dan ruang bangunan pesantrean sesuai dengan kondisi

iklim setempat agar aman, nyaman dan asri yang sesuai dengan

disiplin ilmu arsitektur

E. Lingkup Pembahasan

Dalam hal ini pembahasan dibatasi pada disiplin ilmu arsitektur dan

disiplin ilmu yang lain yang dianggap dapat mendukung pemecahan

masalah pada topik bahasan yang dibahas dengan data pendukung untuk

standar perancangan pondok pesantren modern dengan pendekatan

konsep green building.

F. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang dilakukan dalam penulisan ini adalah

metode deskriftif, yaitu mempelajari, mengumpulkan dan menjelaskan data-

data dan fakta yang telah didapat. Pengumpulan data ini melalui studi

Page 22: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

7

pustaka, observasi lapangan, untuk kemudian dianalisa dan dilakukan

suatu pendekatan yang menjadi dasar penyusunan perancangan pondok

pesantren modern dengan pendekatan konsep green building. Tahap

pengumpulan data yang dimaksud yaitu:

a. Studi Literatur

Mengadakan studi literatur yaitu mempelajari referensi literatur baik

dari buku maupun dari internet mengenai teori, konsep dan standar

perencanaan dan perancangan pondok pesantren modern dengan

pendekatan konsep green building.

b. Studi Banding

Melakukan studi banding yaitu melakukan perbandingan dari tipologi

bangunan sejenis. Hal-hal yang diperlukan adalah jenis fungsi, jenis

kegiatan, dimensi ruang dan bangunan, penampilan tampak,

teknologi, dan sebagainya terhadap hasil-hasil observasi yang

dilakukan beberapa kawasan dan bangunan yang memiliki fungsi

yang sama untuk dianalisa dan kriteria yang akan diterapkan pada

perancangan bangunan

c. Studi Lapangan

Pengamatan langsung ke lokasi yang dipilih untuk mengetahui

keadaan sebenarnya di lokasi, lingkungan sekitar tapak, mengenal

potensi, dan permasalahan yang ada di sekitar lokasi sesuai disiplin

ilmu perancangan arsitektur.

Dilakukan untuk memperoleh data, antara lain :

a. Kondisi dan potensi fisik kawasan.

b. Kondisi tata guna lahan, tata ruang dan masa dalam kawasan.

c. Kondisi fasilitas pendukung yang ada di sekitar kawasan.

d. Aktivitas dalam kawasan.

Media pengambilan data:

a. Gambar digital

b. Catatan tertulis

Page 23: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

8

G. Kerangka Alur Pikir

Kerangka alur pikir terhadap judul yang diambil pondok

pesantren modern dengan konsep green building yang pertama, latar

belakang terhadap pentingnya menuntut ilmu agama dan pendidikan

islam berbasis pondok pesantren modern di kabupaten Gowa, Kedua

berdasarkan fakta data bahwa saat ini jumlah pesantren di seluruh

Indonesia mencapai 29.000 dari jumlah itu pesantren yang memiliki

kualitas yang terbaik terpusat di pulau jawa sedangkan pesantren-

pesantren khususnya di Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten

Gowa masih kurang oleh karena itu perlunya peningkatan sumber

daya manusia dan kualitas mutu pondok pesantren dan bisa lebih

bersaing di tingkat regional, nasional bahkan mancanegara. Ketiga

permasalahan pada umumnya bangunan di negara tropis seperti

Indonesia paling banyak menggunakan energi dan minimnya

pemanfaatan sumber daya alam, pengelolaan sampah, dan

penghematan sumber air baku, menggunakan material yang dan

konstruksi yang merusak lingkungan sehingga perlunya adanya

penerapan konsep green building sebagai konsep bangunan yang

memperhatikan lingkungan dan alam sekitar demi di masa depan.

Page 24: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

9

Gambar 1. Skema kerangka alur pikir

Sumber: Analisis penulis, 2016

Latar belakang

1. Pentingnya menuntut ilmu agama berbasis pondok pesantern

2. Fakta mutu pondok pesantren modern di Kabupaten Gowa masih minim

3. Perlunya pengembangan Konsep Green di daerah tropis yang memanfaatkan

sumber daya lingkungan sekitar

Permasalahan

Menciptakan sebuah tempat/ sarana fasilitas pendidikan Pondok Pesantren Modern

yang memenuhi syarat-syarat dalam kaidah arsitektur dan disesuaikan dengan

pendekatan konsep bangunan Green Building melaui pemanfaaatan sumberdaya

alam yang tersedia demi terciptanya lingkungan yang bersih dan hijau di Kabupaten

Gowa

Studi pustaka

1. Tinjauan Pondok

Pesanten Modern

2. Tinjauan tema

Konsep green

Building

3. Tinjauan

Kabupaten Gowa

4. Tinjauan lokasi

Studi Banding Pondok Pesantren

Modern

1. Pondok Pesantren Modern gontor

2. Pondok Pesantren Modern IMMIM Makakssar

3. Pondok Pesantren Modern Assalam, Surakarta

Studi Banding

bangunan konsep Green

Building

The Building and

Construcsion

Academy, Singapura

Gedung Kementrian

PU, Jakarta pusat

Instutut Teknologi dan

Sains Bandung (ITSB),

Cikarang, Bekasi,

Jawa Barat

Analisis

Analisis mengenai tinjauan dan data dan studi banding untuk memperoleh

pendekatan aspek fungsional, teknis dan arsitektural

Konsep dasar perancangan

Page 25: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

10

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dibagi beberapa tahapan penulisan,

diantaranya:

1. BAB I: PENDAHULUAN

Pembahasan tentang untuk menjelaskan apa latar belakang dan

alasan memilih judul serta mengemukakan solusi dari

permasalahan judul yang diambil mengenai pondok pesantren

modern dengan pendekatan konsep green building. Latar belakang

ini kemudian terkait dengan penjelasan lain berupa tujuan, sasaran,

rumusan masalah, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan

sistematika pembahasan.

2. BAB II: TINJAUAN UMUM

Pembahasan secara umum terdiri dari melakukan studi literatur dan

studi banding untuk mendapatkan wawasan tentang pengertian

pondok pesantren modern, tinjauan pelaku kegiatan, tinjauan

stuktur dan organisasi, tinjauan pustaka tentang pendekatan

konsep green building, tinjauan studi banding tentang pondok

pesantren modern dan bangunan dengan konsep green building.

3. BAB III: ANALISIS PERENCANAAN PONDOK PESANTREN

MODERN DENGAN KONSEP GREEN BUILDING KABUPATEN

GOWA

Pembahasan terdiri dari studi literatur yang menjelaskan tinjauan

potensi kawasan sebagai wilayah perencanaan dan pengdaan

pondok pesantren modern di Kabupaten Gowa meliputi: tinjauan

terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa (RTRW).

Pondok pesantren modern mulai pengertian, fasilitas, kurikulum

yanga dirancanakan, aktivitas yag diwadahi pelaku kegiatan dan

sarana dan fasilitas penunjang pondok pesantren, konsep green

building yang akan diterapkan pada bangunan.

Page 26: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

11

4. BAB IV: KONSEP ACUAN PERANCANGAN

Mengemukakan dan menjelaskan konsep acuan perancangan

pondok pesantren modern. Berupa konsep makro menjelaskan

tentang konsep pemilihan lokasi, pemilihan tapak, dan analisis

tapak. Konsep mikro membahas tentang program ruang, bentuk

dan fasad/tampilan bangunan, stuktur dan material serta utilitas dan

kelengkapan bangunan.

5. BAB V: KESIMPULAN

Menjelaskan kesimpulan uraian sebelumnya untuk dianalisis pada

pendekatan konsep perancangan dan menjadi masukan (input)

dalam konsep acuan perancangan.

Page 27: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

12

BAB II TINJAUAN UMUM

TINJAUAN UMUM

A. Tinjauan Umum Pondok Pesantren Modern

1. Pengertian Pesantren Modern

Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar

para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal

sederhana terbuat dari bambu. Di samping itu, kata pondok mungkin

berasal dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Di

Jawa termasuk Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah

pondok dan pesantren, sedang di Aceh dikenal dengan Istilah dayah

atau rangkang atau menuasa, sedangkan di Minangkabau disebut

surau (Madjid, 1997).

Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan

dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana

seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri

berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama

Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok

(asrama) dalam pesantren tersebut (Prasodjo, 1982).

Kata pondok berasal dari funduq (bahasa Arab) yang artinya

ruang tidur, asrama atau wisma sederhana, karena pondok memang

sebagai tempat penampungan sederhana dari para pelajar/santri

yang jauh dari tempat asalnya (Dhofier, 1983: 18).

Menurut Manfred dalam Ziemek (1986) kata pesantren

berasal dari kata santri yang diimbuhi awalan pe- dan akhiran -an

yang berarti menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para

santri. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata sant

(manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga

kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.

Page 28: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

13

Dalam istilah lain dikatakan pesantren berasal dari kata pe-

santri-an, dimana kata santri berarti murid dalam Bahasa Jawa.

Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq yang berarti

penginapan. Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama

dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk

mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang

santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya

disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua

dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan

sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga

Tuhan.

Dalam kamus besar bahas Indonesia, pesantren diartikan

sebagai asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid belajar

mengaji. Sedangkan secara istilah pesantren adalah lembaga

pendidikan Islam, dimana para santri biasanya tinggal di pondok

(asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-

kitab umum, bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara

detail, serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian

dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan

bermasyarakat.

Kemudian pondok pesantren modern adalah perpaduan

antara kurikulum pondok pesantren dengan kurikulum pendidikan

nasional, sehingga walaupun formatnya adalah sebuah pondok

pesantren, selain pendidikan kepondokan/asrama, santri juga

memperoleh ilmu dan standar kelulusan sebagaimana pelajar yang

sekolah di sekolah umum. Dengan demikian maka jam pelajaran

pada sebuah pondok pesantren modern lebih padat dari pada

sekolah umum. Pondok pesantren yang juga merupakan salah satu

bentuk wadah pendidikan di Indonesia begitu pun sebaiknya

memiliki standar kelulusan yang juga mengikuti perkembangan

pendidikan yang sesuai kurikulum pendidikan nasional.

Page 29: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

14

2. Sejarah Pesantren di Indonesia

Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat

besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa

Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada,

kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun

1596. Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama

Pondok Pesantren. Keislaman di Indonesia, menjelang abad ke-12

pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama Dayah

di Aceh) dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa

(Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah

menarik santri untuk belajar (Hielmy, 2000).

Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya

seorang kyai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin

belajar agama kepadanya. Setelah semakin hari semakin banyak

santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau

asrama di samping rumah kyai. Pada zaman dahulu kyai tidak

merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, namun

yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama

supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri. Kyai saat itu

belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang

didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan

sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil

yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyai.

Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula

gubug/bangunn yang didirikan. Para santri selanjutnya

memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut, sehingga

menjadi terkenal ke mana-mana, contohnya seperti pada pondok-

pondok yang timbul pada zaman Walisongo (Wahab, 2004).

Page 30: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

15

3. Klasifikasi Pondok Pesantren

Seiring perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat

atas kebutuhan pendidikan umum, kini banyak pesantren yang

menyediakan menu pendidikan umum dalam pesantren. kemudian

muncul istilah pesantren Tradisional (Salaf) dan pesantren Modern,

pesantren salaf adalah pesantren yang murni mengajarkan

pendidikan agama sedangkan Pesantren Modern menggunakan

sistem pengajaran pendidikan umum atau Kurikulum.

a. Pesantren tradisional (Salaf)

Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam

saja umumnya disebut pesantren salaf Pola tradisional yang

diterapkan dalam pesantren salaf adalah para santri bekerja

untuk kyai mereka bisa dengan mencangkul sawah, mengurusi

empang (kolam ikan), dan lain sebagainya - dan sebagai

balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kyai mereka

tersebut. Sebagian besar pesantren salaf menyediakan asrama

sebagai tempat tinggal para santrinya dengan membebankan

biaya yang rendah atau bahkan tanpa biaya sama sekali. Para

santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu

sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari salat

shubuh di waktu pagi hingga mereka tidur kembali di waktu

malam. Pada waktu siang, para santri pergi ke sekolah umum

untuk belajar ilmu formal, pada waktu sore mereka menghadiri

pengajian dengan kyai atau ustaz mereka untuk memperdalam

pelajaran agama dan al-Qur'an.

b. Pesantren modern

Ada pula pesantren yang mengajarkan pendidikan umum,

di mana persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu

pendidikan agama Islam daripada ilmu umum (matematika,

fisika, dan lainnya). Ini sering disebut dengan istilah pondok

pesantren modern, dan umumnya tetap menekankan nilai-nilai

dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan

Page 31: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

16

pengendalian diri. Pada pesantren dengan materi ajar campuran

antara pendidikan ilmu formal dan ilmu agama Islam, para santri

belajar seperti di sekolah umum atau madrasah.

Pesantren campuran untuk tingkat SMP kadang-kadang

juga dikenal dengan nama Madrasah Tsanawiyah, sedangkan

untuk tingkat SMA dengan nama Madrasah Aliyah. Namun,

perbedaan pesantren dan madrasah terletak pada sistemnya.

Pesantren memasukkan santrinya ke dalam asrama, sementara

dalam madrasah tidak. Ada juga jenis pesantren semimodern

yang masih mempertahankan kesalafannya dan memasukkan

kurikulum modern di pesantren tersebut.

Menteri Agama RI. mengeluarkan peraturan nomor 3 tahun

1979, yang mengklasifikasikan pondok pesantren sebagai berikut:

1. Pondok Pesantren tipe A, yaitu dimana para santri belajar

dan bertempat tinggal di Asrama lingkungan pondok

pesantren dengan pengajaran yang berlangsung secara

tradisional (sistem wetonan atau sorogan).

2. Pondok Pesantren tipe B, yaitu yang menyelenggarakan

pengajaran secara klasikal dan pengajaran oleh kyai

bersifat aplikasi, diberikan pada waktu-waktu tertentu.

Santri tinggal di asrama lingkungan pondok pesantren.

3. Pondok Pesantren tipe C, yaitu pondok pesantren hanya

merupakan asrama sedangkan para santrinya belajar di

luar (di madrasah atau sekolah umum lainnya), kyai hanya

mengawas dan sebagai pembina para santri tersebut.

4. Pondok Pesantren tipe D, yaitu yang menyelenggarakan

sistem pondok pesantren dan sekaligus sistem sekolah

atau madrasah.

Menurut Mas’ud dkk, ada beberapa tipologi atau model

pondok pesantren yaitu:

Page 32: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

17

1. Pesantren yang mempertahankan kemurnian identitas

aslinya sebagai tempat menalami ilmu-ilmu agama

(tafaqquh fi-I-din) bagi para santrinya. Semua materi yang

diajarkan dipesantren ini sepenuhnya bersifat keagamaan

yang bersumber dari kitab-kitab berbahasa arab (kitab

kuning) yang ditulis oleh para ulama’ abad pertengahan.

Pesantren model ini masih banyak kita jumpai hingga

sekarang, seperti pesantren Lirboyo di Kediri Jawa Timur,

beberapa pesantren di daeah Sarang Kabupaten

Rembang, Jawa tengah dan lain-lain.

2. Pesantren yang memasukkan materi-materi umum dalam

pengajarannya, namun dengan kurikulum yang disusun

sendiri menurut kebutuhan dan tidak mengikuti kurikulum

yang ditetapkan pemerintah secara nasional sehingga

ijazah yang dikeluarkan tidak mendapatkan pengakuan

dari pemerintah sebagai ijazah formal.

3. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan umum di

dalamnya, baik berbentuk madrasah (sekolah umum

berciri khas Islam di dalam naungan DEPAG) maupun

sekolah (sekolah umum di bawah DEPDIKNAS) dalam

berbagai jenjangnya, bahkan ada yang sampai Perguruan

Tinggi yang tidak hanya meliputi fakultas-fakultas

keagamaan meliankan juga fakultas-fakultas umum.

Pesantren Tebu Ireng di Jombang Jawa Timur adalah

contohnya.

4. Pesantren yang merupakan asrama pelajar Islam dimana

para santrinya belajar disekolah-sekolah atau perguruan-

perguruan tinggi diluarnya. Pendidikan agama di

pesantren model ini diberikan diluar jam-jam sekolah

sehingga bisa diikuti oleh semua santrinya. Diperkirakan

pesantren model inilah yang terbanyak jumlahnya.

Page 33: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

18

4. Komponen Pondok Pesantren

Secara umum pesantren memiliki komponen-komponen kiai,

santri, masjid, pondok. Berikut ini pengertian dan fungsi masing-

masing komponen. Sekaligus menunjukkan serta membedakannya

dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu:

a. Kiai/Ustad

Adanya kiai dalam pesantren merupakan hal yang mutlak

bagi sebuah pesantren, sebab dia adalah tokoh sentral yang

memberikan pengajaran, karena kiai menjadi salah satu unsur

yang paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren.

Kemasyhuran, perkembangan dan kelangsungan kehidupan

suatu pesantren banyak bergantung pada keahliah dan

kedalaman ilmu, kharismatik, wibawa dan keterampilan kiai yang

bersangkutan dalam mengelola pesantrennya. Gelar kiai

biasanya diberikan oleh masyarakat kepada orang yang

mempunyai ilmu pengetahuan mendalam tentang agama Islam

dan memiliki serta memimpin pondok pesantren, serta

mengajarkan kitab-kitab klasik kepada para santri.

b. Santri

Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren,

tentang santri ini biasanya terdiri dari dua kelompok:

1) Santri mukim; ialah santri yang berasal dari daerah yang

jauh dan menetap dalam pondok pesantren.

2) Santri kalong; ialah santri-santri yang berasal dari daerah-

daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak

menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah

masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di

pesantren.

c. Masjid

Dalam konteks ini, masjid adalah sebagai pusat kegiatan

ibadah dan belajar mengajar. Masjid yang merupakan unsur

Page 34: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

19

pokok kedua dari pesantren, disamping berfungsi sebagai

tempat melakukan sholat berjamaah setiap waktu sholat, juga

berfungsi sebagai tempat belajar mengajar. Biasanya waktu

belajar mengajar berkaitan dengan waktu shalat berjamaah,

baik sebelum maupun sesudahnya.

Dalam perkembangannya, sesuai dengan

perkembangan jumlah santri dan tingkatan pelajaran, dibangun

tempat atau ruangan-ruangan khusus untuk halaqah-halaqah.

Perkembangan terakhir menunjukkan adanya ruangan-

ruangan yang berupa kelas-kelas sebagaimana yang terdapat

pada madrasah-madrash.

Namun demikian, masjid masih tetap digunakan sebagai

tempat belajar mengajar. Pada sebagian pesantren masjid juga

berfungsi sebagai tempat I’tikaf dan melaksanakan latihan-

latihan dan dzikir.

Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan

dengan pesantren. Biasanya masjid menjadi tempat beribadah

terutama shalat lima waktu dan beberapa diantaranya berfungsi

pula sebagai tempat pengajaran kitab-kitab Islam klasik.

Kedudukannya sebagai pusat pendidikan dalam tradisi

pesantren merupakan manifestasi universalisme dari sistem

pendidikan Islam tradisional (Dhofier, 1983:49).

d. Pondok

Merupakan tempat tinggal kiai bersama para santrinya.

Adanya pondok sebagai tempat tinggal bersama antara kiai

dengan para santrinya dan bekerja sama untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan pembeda dengan

lembaga pendidikan lainnya. Pesantren juga menampung santri-

santri yang berasal dari daerah yang jauh untuk bermukim. Pada

awalnya pondok tersebut bukan semata-mata dimaksudkan

sebagai tempat tinggal atau asrama para santri, untuk mengikuti

dengan baik pelajaran yang diberikan oleh kiai, tetapi juga

Page 35: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

20

sebagai tempat latihan bagi santri yang bersangkutan agar

mampu hidup mandiri dalam masyarakat.

Para santri dibawah bimbingan kiai bekerja untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dalam situasi

kekeluargaan dan bergotong royong sesama warga pesantren.

Perkembangan selanjutnya, pada masa sekarang pondok

tampaknya lebih menonjol fungsinya sebagai tempat

pemondokan atau asrama, dan setiap santri dikenakan sewa

atau iuran untuk pemeliharaan pondok tersebut.

5. Ciri khas Pendidikan Pondok Pesantren

Lembaga pendidikan pesantren memiliki ciri khas yang

berbeda dengan lembaga pendidikan lain. Secara umum kehidupan

di dunia pesantren akan tergambar dalam kegiatan para kyai dan

santri melalui peran dan fungsinya masing-masing. Ciri-ciri tersebut

antara lain:

1. Pondok Pesantren didirikan oleh seorang kyai yang sudah

bertekad untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat untuk

membina secara khusus dalam pendidikan agama. Segala daya

dan upaya yang ia miliki digunakan untuk terwujudnya sebuah

lembaga pondok pesantren. Masyarakat yang hendak membantu

diterima dengan senang hati, tetapi jika tidak ada bantuan dari

masyarakat, dia jalan terus.

2. Para kyai siap melayani para santrinya untuk memberikan ilmu

agamanya, karena para santri tinggal di asrama yang disediakan,

sehingga tanggung jawab yang berhubungan dengan kesantrian

dan kepesantrenan berujung pada sang kyai.

3. Para kyai selalu memberi bimbingan penuh kepada para

santrinya, khususnya dalam bidang agama, namun juga dalam

bidang politik, ekonomi dan budaya sehingga diharapkan

santrinya setelah selesai/keluar dari pesantrennya mampu

menjadi motivator dan dinamisator di masyarakat.

Page 36: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

21

4. Para santri tinggal menetap di asrama yang telah disediakan kyai,

sehingga pembinaan dan komunikasi antara santri dan kyai

menjadi lancar dan mudah mengaturnya.

5. Para santri siap mengabdikan diri pada para kyai dan menimba

ilmu dari padanya.

6. Para santri dididik hidup mandiri dan dewasa melalui berbagai

kondisi yang ada dan kegiatan di pesantren.

7. Sarana prasarana yang tersedia atau harus dipersiapkan adalah

berupa masjid, madrasah, dan pondokan/asrama tempat tinggal

para santri.

8. Kurikulum yang disajikan semuanya pelajaran agama melalui

kitab kuning klasik; kecuali pesantren khalafiyah, sudah disajikan

berbagai ilmu pengetahuan lainnya.

9. Pada umumnya pesantren itu adalah lembaga pendidikan non

formal.

10. Kekhidmatan para santri kepada para kyai sangat tinggi,

sehingga kelihatan sekali wibawa para kyai di kalangan para

santri.

11. Budaya yang menonjol dari kehidupan pondok pesantren selalu

bersifat religius.

12. Metode dan teknik mengajar di pesantren secara umum melalui

metode wetonan, bandongan, sorogan.

13. Untuk menjadi seorang ulama yang besar, seorang santri harus

mampu menguasai berbagai kitab kuning dari yang kecil sampai

kepada yang besar (Muttaqin, 2000: 91-93).

Dalam perjalanan sejarah Indonesia pesantren telah

memainkan peranan yang besar dalam usaha memperkuat iman,

meningkatkan ketakwaan, membina akhlak mulia dan

mengembangkan swadaya masyarakat Indonesia dan ikut

mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan informal,

nonformal, dan pendidikan formal yang diselenggarakannya.

Page 37: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

22

Secara informal lembaga pesantren di Indonesia telah berfungsi

sebagai keluarga yang membentuk watak dan kepribadian santri.

Pesantren juga telah melaksanakan pendidikan

keterampilan melalui kursus-kursus untuk membekali dan

membantu kemandirian para santri. Beberapa persyaratan yang

harus dimiliki oleh sebuah pondok pesantren adalah:

1. Adanya kyai, sebagai pendiri, pemilik, pengasuh sekaligus

pemimpin dan manajernya.

2. Adanya santri, yang tinggal di pondok/asrama untuk belajar

ilmu agama dan sekaligus mengabdikannya pada kyai.

3. Memiliki masjid, sebagai sarana/tempat ibadah/shalat

berjamaah dan sekaligus untuk belajar ilmu agama.

4. Adanya kegiatan mengaji kitab-kitab kuning, yang

kurikulumnya ditentukan oleh kyai.

5. Adanya pondokan/asrama, untuk tempat tinggal para santri.

Menurut Zamakhsyari Dhofier, ada tiga alasan pesantren

harus menyediakan asrama yaitu:

1. Kemasyhuran kyai dan kedalaman pengetahuannya tentang

Islam menarik santri-santri dari jauh. Untuk dapat menggali

ilmu tersebut secara teratur dan lama, para santri harus

meninggalkan kampung halaman dan menetap.

2. Hampir semua pesantren berada di desa-desa dimana hampir

tidak ada perumahan yang cukup untuk menampung santri.

3. Ada sikap timbal balik dimana santri menganggap kyai

sebagai bapaknya sendiri dan kyai menganggap santri titipan

Tuhan yang harus dilindungi (Dhofier, 1983:46-47).

6. Metode Pembelajaran Pondok Pesantren Modern

Pola pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren erat

kaitannya dengan tipologi pondok pesantren sebagaimana yang

dituangkan dalam ciri-ciri (karakteristik) pondok pesantren yang

diutarakan terdahulu. Berangkat dari pemikiran dan kondisi pondok

Page 38: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

23

pesantren yang ada, maka ada beberapa metode pembelajaran

pondok pesantren. Metode Pembelajaran pendidikan pondok

pesantren modern. Adapun Model pendidikan pondok pesantren

modern yang diselenggarakan dengan metode pembelajaran di

pondok ada dua:

1) Metodik Umum

Yaitu semua metode yang dapat dipakai dalam suatu

proses belajar mengajar bagi seluruh mata pelajaran. Metode

tersebut antara lain:

1) Metode Buku Pelajaran (refrensi)

2) Metode Ceramah (kuliah)

3) Metode Diskusi (debat)

4) Metode Penguasaan

5) Metode Latihan

6) Metode Cerita

7) Metode Demontrasi

8) Metode Pemecahan Masalah (problem solving)

9) Metode Sosiodrama (bermain peran)

10) Metode kerja Kelompok

11) Metode Berprograma

2) Metodik Khusus

Yaitu membicarakan tentang suatu cara yang dapat

dipakai atau dipergunakan oleh guru dalam mengajarkan satu

mata pelajaran tertentu. Di pondok pesantren guru/ustadz harus

menempuh metode tertentu. Metode mengajar ini bisa ditempuh

melalui dua jalur ;

1. Metode Mengajar untuk satu mata pelajaran

a) Jalur Suksessif (berturut turut)

b) Jalur Konsentris (terpusat)

c) Jalur Campuran (terpadu)

2. Metode mengajar untuk satu bagian dari satu mata pelajaran

yaitu:

Page 39: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

24

a) jalur mengurai (analitis)

b) Jalur menggabung (sintesis)

c) Jalur induktif

d) Jalur Deduktif

e) Jalur Maju (progresif)

f) Jalur Mundur (regresif)

g) Jalur terjadinya (genetis)

Didalam kegiatan ekstra kurikuler ini anak santri diberi

kebebasan untuk memilih atau menyalurkan aspirasi mereka sesuai

dengan bakat masing. Namun setiap anak wajib mengikuti kegiatan

pada saat berlangsung. Diantara kegiatan ekstra kurikuler di pondok

pesantren ini antara lain:

1) Menulis Indah (kaligrafi arab)

2) Hiasan Mushaf

3) Letter

4) Sablon

5) Kusen

6) Bahasa Arab

7) Bahasa Inggris

8) Menjahit

9) Kursus computer

10) Stempel Laser

7. Pengajar dan Guru Pondok Pesantren Modern

1) Badal Kyai

Badal Kyai merupakan alumnus dari Pondok Pesantren.

Sebagai santri pertama beliau banyak mengenyam dan

mengadopsi keilmuan dan system pendidikan dari para kiyai di

pondok pesantren ini. Karena keterbatasan pendanaan untuk

melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, beliau memilih

untuk mengabdikan diriny di pondok pesantren ini. Dan secara

Page 40: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

25

otodidak beliau mengembangkan dirinya untuk menjadi putra

yang terbaik. Bidang Keahlian antara lain:

a. Bidang Manejemen dan administrasi

b. Bidang Kesantrian dan Kepondokan

2) Ustadz / Guru

Mayoritas tenaga pengajar pondok pesantren ini adalah

alumnus dari pondok pesantren kalangan sendiri. Dengan

ditambah pengajar Universitas yang dulunya juga mondok di

Pondok Pesantren. Dan Pengabdian dari Pondok pesantren.

Bidang Keahlian antara lain:

a. Ilmu tafsir

b. Ilmu Tauhed

c. Ilmu Fiqih

d. Ilmu Nahwu

e. Ilmu Shorrof

f. Ilmu Faraidl

g. Bahasa Arab

h. Bahasa Inggris

i. Matematika

j. IPA

k. Bahasa

l. Ketata Usahaan

m. Didaktik dan metodik

n. Administrasi Pendidikan

8. Jenjang Pendidikan Pondok Pesantren Modern

Jenjang Pendidikan dalam Pondok Pesantren hampir sama

dengan sekolah umum, untuk tingkat SMP dikenal dengan nama

Madrasah Tsanawiyah (MTs), sedangkan untuk tingkat SMA

dikenal dengan nama Madrasah Aliyah(MA). Pesantren yang

hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja umumnya disebut

pesantren salafi. Namun ada juga pondok pesantren yang

Page 41: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

26

memiliki format jenjang pendidikan 6 tahun yang menggabungkan

jenjang MTs dan MA, ini dinamakan KMI (Kulliyatul Mu’alimin).

KMI biasanya meluluskan para ustadz yang nantinya mengajar di

pondok pesantren itu sendiri.

1) Madrasah Tsanawiah (MTs)

Merupakan unit pendidikan setingkat SMP yang

memadukan pendidikan nasional dan pendidikan pesantren.

Masa pendidikan 3 tahun sebagai kelanjutan dari jenjang

SD/MI. Tingkatan ini juga dapat mengikuti Ujian Akhir

Nasional (UAN). Materi pelajaran Aqidah, Syari'ah, bahasa

Arab dan Inggris sebagai materi dasar yang diajarkan di setiap

kelas. Mendidik santri agar memiliki dasar-dasar keimanan,

berwawasan IPTEK, memiliki kemampuan berbahasa Arab

dan Inggris serta siap melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA

(KMI/KMT/MA). Unit ini menerima putra dan putri dari lulusan

SD dan MI.

2) Takhasus (Pra SMA)

Unit ini merupakan unit persiapan selama satu tahun.

Diperuntukkan siswa putra dan putri dari jenjang SMP umum

maupun MTS (non pondok pesantren). Dalam unit ini

diperdalam pelajaran bahasa Arab dan Inggris serta materi

khusus kepesantrenan sehingga selama satu tahun

diharapkan memiliki kemampuan untuk menguasai ilmu yang

seimbang dengan lulusan SMP Pondok Pesantren. Dari unit

ini santri dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan Madrsah

Aliyah kelas satu atau ke jenjang kelas I KMI/KMT. Hasil

evaluasi dari ujian akhir di unit takhasus ini hanya berupa

keterangan untuk bisa melanjutkan ke unit MAAM/KMI/KMT.

3) Madrasah Aliyah

Madrsah Aliyah (MA) mendidik kader dakwah dan

intelektual muslim yang beraqidah lurus. Lama pendidikan 3

tahun. Menerima santri (siswa) dari lulusan SMP pondok

Page 42: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

27

pesantren serta pondok pesantren lain yang sederajat. Dari

SMP atau MTS non pesantren harus lulus seleksi lesan

bahasa Arab, bahasa Inggris dan psycotest.

Selama pendidikan santri menerima materi pelajaran

program kepesantrenan dan program kurikulum Depertemen

Agama yang dipadukan sesuai alokasi waktu yang tersedia.

Ujian akhir diselenggarakan dalam bentuk Ujian Akhir

Kepesantrenan (UAK) dan Ujian Akhir Nasional (UAN). Lulus

ujian mendapat ijazah lokal dan ijazah negeri dari Departeman

Agama. Sebelum ujian akhir santri diwajibkan menyelesaikan

karya tulis berupa Resensi Buku dalam bahasa Arab atau

bahasa Inggris.

9. Perbedaan Pondok Pesantren Modern dan Tradisional

Perbedaan pondok pesantren modern dan tradisional ditinjau dari

dua perbedaan yaitu perbedaan secara fisik dan non fisik.

Perbedaan secara fisik yaitu perbedaan yang ditinjau dari

pandangan yang tampak atau terlihat secara langsung oleh pancera

indera kita sedangkan perbedaan secara non fisik ditunjau dari hal-

hal abstrak yang tidak nampak atau terlihat oleh pancera indera

seperti contohnya definisi, perangkat, sistem dan metode.

Page 43: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

28

a. Perbedaan secara fisik

Tabel 1. Perbedaan fisik Pondok pesantren Modern dan Tradisional

No Pesantren Terbentuknya Fasilitas Lokasi Sumberdaya

Manusia

1 Pondok

Pesantren

Modern

Terbentuk

dengan

perencanaan

yang baik di

mulai dan

direncanakan

terlebih dahulu

dengan

mempertimban

gkan segala

aspek sebelum

pondok

pesantren

tersebut

dibangun

Fasilitas sarana

dan prasarana

yang lengkap

seperti asrama

mesjid dan rumah

untuk kyai

Umumnya memiliki

banyak cabang

pondok pesantren

Umumnya

berada di pusat

kota dan

daerah

Memiliki

struktur

organisasi

dan hirarki

yang jelas

dan baik

2 Pondok

pesantren

Tradisional

Pada umumnya

terbentuk

melalui

kebutuhan

masyarakat

setempat

kemudian

berkembang

menjadi pondok

pesantren

Umumnya tidak

memiliki fasilias

yang lengkap tetapi

ada sebuah mesjid

yang menjadi pusat

pendidikan

Umumnya

berada

didaerah-

daerah

Umumnya

tidak

memiliki

struktur

organisasi

yang jelas

Sumber: Berbagai sumber

Page 44: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

29

b. Perbedaan secara non fisik

Tabel 2. Perbedaan non fisik Pondok pesantren Modern dan Tradisional

Sumber: Berbagai sumber

No Pesantren Kurikulum Metode pengajaran

Tingkatan/

Jenjang

pendidikan

Materi yang

diajarkan

1 Pondok

Pesantren

Modern

Kurikulumnya

berdasarkan

dari

pemerintah,

Kurikulum

nasional

departemen

pendidikan

Proses belajar

mengajar bagi

seluruh mata

pelajaran di dalam

kelas

Metode lain yaitu

para kyai

memberikan

ceramah/kajian di

dalam mesjid

Memiliki jenjang

pendidikan

Seperti

Madrasah

Ibtidaiyah

(MI/SD)

Madrasah

Tsanawiah

(MTs)/SMP,

Madrasah

Aliyah

(MA/SMA/SMK)

bahkan

Perguruan

Tinggi

(berdasarkan

kurikulum dari

pemerintah)

Pelajaran

agama islam

(Hukum,

fikih,syariat,

hadist)

dan

sebagian

pelajaran

umum(ilmu

sains.ilmu

sosial,

bahasa)

perbandinga

nnya 70%

untuk ilmu

agama :30%

untuk ilmu

umum

2 Pondok

pesantren

Tradisional

Tidak mengikuti

kurikulum

nasional dari

pemerintah,

biasanya para

uztad/ dan para

kiay bersama-

sama membuat

peraturan/kurik

ulumnya sendiri

Uztad/ guru lebih

banyak

mengajarkan

ilmunya

kebanyakan

melalui majelis ilmu

dengan duduk

bersama-sama di

dalam mesjid

Para santri

mengunjungi/

memperdalam

ilmunya langsung

kepada kyai

Umumnya tidak

memiliki jenjang

/tingkatan

pendidikan

Pada

umumnya

hanya

mengajarkan

ilmu

agama,(Huk

um,

fikih,syariat

hadist)

Biasanya

tidak

mengajarkan

ilmu umum

sains

modern

Page 45: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

30

B. Tinjauan Terhadap Tema Green Building

1. Pengertian Green Building

Green Building adalah bangunan hijau dimana dalam

perencanaan, pembangunan, pengopreasian serta dalam

pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi,

menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga

mutu baik bangunan maupun mutu dari kualitas udara di dalam

ruangan dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang

semuanya berdasarkan kaidah pembangunan berkelanjutan (Green

Building Council Indonesia/ GBCI, 2013)

Green building adalah ruang untuk hidup dan kerja yang sehat

dan nyaman sekaligus merupakan bangunan yang hemat energi dari

sudut perancangan, pembangunan, dan penggunaan yang dampak

terhadap lingkungannya sangat minim. Masyarakat memahami green

building yang dijelaskan dalam Bulan Mutu Nasional dan Hari

Standar Dunia (2008), sebagai bangunan yang:

1. Terintegrasi dengan alam

2. Memperhatikan ekosistem lokal dengan perencanaan jangka

panjang

3. Produk dari tindakan manusia dengan mempertimbangkan

kualitas lingkungan baik fisik maupun sosial.

Gambar 2. Isu yang mempengaruhi munculnya ide green building

Sumber: (Green Building Council Indonesia, 2013)

Page 46: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

31

Menurut Ervianto (2009), manfaat dari kepemilikan green

building:

1. Rendahnya biaya operasional, sebagai akibat efisiensi dalam

pemanfaatan energi dan air.

2. Lebih nyaman, dikarenakan suhu dan kelembaban ruang

terjaga.

3. Pembangunan wajib memberikan perhatian dalam hal

pemilihan material yang relatif sedikit mengandung bahan

kimia.

4. Sistem sirkulasi udara yang mampu menciptakan lingkungan

dalam ruang yang sehat.

5. Mudah dan murah dalam penggantian berbagai komponen

bangunan.

6. Biaya perawatan dan perawatannya yang relatif rendah.

2. Sejarah Green Building

Konsep Green Building sebenarnya telah dikenal sejak tahun

70-an melalui eco-home. Empat aspek utama yang perlu

dipertimbangkan dalam membangun green building yaitu material,

energi, air, dan kesehatan. Dengan konsep green building

diharapkan bisa mengurangi penggunaan energi serta dampak

polusi sekaligus juga desain angunan menjadi ramah lingkungan

( elsyara15.wordpress.com, diakses februari 2014)

3 . Aspek-aspek yang ditinjau dalam green building

Dalam Bulan Mutu Nasional (2008) dijelaskan bahwa dalam

merancang dan mendesain green building harus memperhatikan:

Page 47: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

32

a. Pemanfaatan Material yang Berkelanjutan

Gambar 3. Konsep Green Building

Sumber: (Green Building Council Indonesia, 2013)

Untuk mencari alternatif bahan bangunan yang bersifat

praktis, mampu memberi solusi tepat kebutuhan bangunan, dan

ramah lingkungan perlu dilakukan survai terlebih dahulu. Hal ini

bisa dilihat mulai dari lama waktu proses pengerjaan, tingkat

kepraktisan, dan hasil yang diperoleh.

Bangunan menggunakan bahan bangunan yang tepat,

efisien, dan ramah lingkungan. Beberapa produsen telah

membuat produk dengan inovasi baru yang meminimalkan

terjadinya kontaminasi lingkungan, mengurangi pemakaian

sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi bahan

baku alternatif, dan menghemat penggunaan energi secara

keseluruhan.

Bahan baku yang ramah lingkungan berperan penting

dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi. Beragam inovasi

teknologi proses produksi terus dikembangkan agar industri

bahan baku tetap mampu bersahabat dengan alam. Industri

bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan

bahan bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan.

Konstruksi yang berkelanjutan dilakukan dengan

penggunaan bahan-bahan alternatif dan bahan bakar alternatif

Page 48: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

33

yang dapat mengurangi emisi CO2 sehingga lebih rendah

daripada kadar normal bahan baku yang diproduksi

sebelumnya.

Bahan baku alternatif yang digunakan pun beragam.

Bahan bangunan juga mempengaruhi konsumsi energi di

setiap bangunan. Pada saat bangunan didirikan konsumsi

energi antara 5-13 persen dan 87-95 persen adalah energi

yang dikonsumsi selama masa hidup bangunan.

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material

kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu

penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu

hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan

kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan

keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi.

Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan

aluminium.

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa

tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap

dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat,

antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan

lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi,

serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan

kalkulasi teknik sipil.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan

bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa

datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang

(digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas

perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan

desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising

(hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat,

tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja,

Page 49: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

34

tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur

variasi (klasik, kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas

matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata

ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain)

memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi,

daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas

matahari secara signifikan.

Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning

yang terkesan sederhana dan antik dapat diekspos baik asal

dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada dinding dan

lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik plesteran

juga masih memberi banyak pilihan tampilan.

Beberapa penelitian tentang material telah

menghasilkan perhitungan besaran energi dan biaya yang

dibutuhkan saat memproduksi material tersebut. Perhitungan

tersebut dihitung mulai dari produksi awal proses pengambilan

material utama, fabrikasi menjadi material siap pakai,

pengepakan hingga transportasi ke lokasi dan pemasangan

pada bangunan.

Secara garis besar penerapan konsep green building

terhadap pemakain material baik fixed material maupun

temporary material adalah mengandung konsep 3-R yaitu :

a. Reduce : Pengurangan limbah material

b. Reuse : Material yang bisa digunakan secara

berulang

c. Recycle : Material yang bisa didaur ulang

b. Keterkaitan dengan Ekologi Lokal

Menurut Aris (2009), Indonesia merupakan daerah yang

beriklim tropis dan mempunyai kelembaban yang cukup tinggi

mendorong masyarakat Indonesia untuk menggunakan

peralatan elektronik, misalnya: pendingin ruangan (AC) pada

Page 50: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

35

hunian. Penggunaan pendingin ruangan (AC) mengakibatkan

konsumsi energi pada hunian meningkat dan merusak

lingkungan karena menggunakan freon. Freon merupakan zat

yang dapat merusak atmosfer, sehingga tidak ramah

lingkungan.

c. Konservasi Energi

Untuk menggunaan konsep green building tidak perlu

mengorbankan kenyamanan dan produktivitas akibat

penggunaan materi hemat energi. Pemakaian energi menjadi

sedikit, suasana lingkungan sehat, dan tetap menguntungkan.

Green building tidak hanya hemat energi tapi juga hemat air,

melestarikan sumber daya alam, dan meningkatkan kualitas

udara.

Melalui konsep green building ini, penggunaan penyejuk

udara (AC) dan lampu penerangan akan dibatasi di setiap

bangunan untuk mengurangi polusi udara yang juga

berdampak pada efek rumah kaca. Bahkan, para pemilik rumah

dan gedung diwajibkan untuk membuat green roof pada atap

bangunannya.

Green building, selain untuk penghijauan, manfaatnya

juga untuk mengurangi emisi karbon. Ketika mendengar kata

green building, kebanyakan orang di Indonesia masih

menganggapnya sebagai sebuah investasi yang mahal dan

tidak efisien. Padahal, dengan kriteria green building itu

menggunakan material lokal, hasil yang diperoleh pun lebih

hemat. Selain itu, dengan kriteria harus hemat air dan

listrik,serta material bisa didaur ulang dan rancang bangun

yang mendukung kesehatan penghuninya, gedung itu

termasuk investasi jangka panjang yang menguntungkan.

Ada standar bahwa pembangunan green building itu

harus menggunakan material yang diambil maksimal 50 km dari

tempat gedung dibangun. Hal tersebut untuk meminimalisasi

Page 51: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

36

pemborosan energi. Salah satu contohnya, ketika diproduksi,

material marmer sudah menggunakan energi. Kemudian,

ketika didistribusikan ke tempat pembangunan gedung, itu pun

membutuhkan alat transportasi yang menggunakan energi.

Semakin jauh lokasi antara pembelian material dengan

tempat pembangunan gedung, semakin banyak pemborosan

energi.

Jika harus impor keramik dari Italia, berapa banyak

energi yang dihabiskan. Ini tentu tidak layak untuk menyebut

gedung itu sebagai green building. Sebab, itu membutuhkan

banyak energi yang hanya digunakan untuk menempel marmer

pada dinding. Pembangunan green building di Indonesia masih

tergolong langka. Bahkan, bisa dibilang banyak orang yang

belum memahami konsep itu dan menganggapnya negatif.

Padahal, Australia, Singapura, dan Malaysia sudah

memproklamirkan diri mengembangkan green building. Di

Jakarta sama sekali tidak ada bangunan yang dikategorikan

green building karena saat ini belum ada penilaian serius

terhadap gedung-gedung di Jakarta. Namun, jika memenuhi

beberapa syarat setelah penilaian, gedung itu bisa

mendapatkan predikat green building.

Sementara masih menunggu aturan dan kriteria sendiri

terkait green building, saat ini Indonesia bisa mengadopsi

aturan dari negara lain terlebih dahulu. Salah satunya standar

yang digunakan Amerika Serikat (AS), Singapura, atau

Australia karena pembangunan green building itu sudah

mendesak dan tidak bisa ditawar lagi. Terutama bila

menghadapi dampak perubahan iklim dan pemanasan

global. Green building merupakan salah satu solusi untuk

meminimalisasi dampak dari pemanasan global. Selama ini

banyak penyakit mulai asma hingga penyakit pernapasan lain

timbul karena gedung atau lingkungan tempat kerjanya tidak

Page 52: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

37

sehat. Umumnya gedung-gedung di Jakarta tersebut belum

memiliki paradigma green building karena belum ada gedung

yang memanfaatkan atapnya sebagai ruang terbuka hijau dan

ruang publik.

Padahal taman-taman atap gedung itu akan membantu

mengurangi emisi karbon dan menyerap hawa panas Jakarta.

Di Tokyo sudah banyak mal yang memanfaatkan atapnya

sebagai ruang publik taman-taman kota. Taman itu bisa

menjadi daya pikat bagi pengunjung sehingga betah berlama-

lama belanja di situ, secara investasi mungkin sangat

menguntungkan.

d. Efisiensi Penggunaan Air

Dalam mengantisipasi krisis air bersih, untuk

mengembangkan sistem: pengurangan pemakaian air (reduce),

penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus

(reuse), mendaur ulang buangan air bersih (recycle),dan

pengisian kembali air tanah (recharge).

e. Penanganan Limbah

Konsep ramah lingkungan dewasa ini juga telah

merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring

biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass

dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari

lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap,

dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, anti bocor

atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat,

serta tidak membutuhkan perawatan khusus.

Kotoran diproses penguraian secara biologis dan

filterisasi secara bertahap melalui tiga kompartemen. Media

kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana

pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan membuat

buangan limbah kotoran tidak menyebabkan pencemaran pada

air tanah dan lingkungan.

Page 53: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

38

Beberapa arsitek sudah mulai mengembangkan sistem

pengolahan air limbah bersih yang mendaur ulang air buangan

sehari-hari (cuci tangan, piring, kendaraan, bersuci diri) maupun

air limbah (air buangan dari kamar mandi) yang dapat digunakan

kembali untuk mencuci kendaraan, membilas kloset, dan

menyirami taman, serta membuat sumur resapan air dan lubang

biopori sesuai kebutuhan.

f. Pemakaian Kembali/Renovasi Bangunan

Penerapan konsep green building dimaksudkan agar

setiap pembangunan gedung tidak merusak lingkungan atau

meminimalkan kerusakan, menggunakan sumber daya minimal,

dan limbah operasionalnya dapat didaur ulang untuk digunakan

kembali.

4. Penerapan Green building pada rancangan

Menurut Alison (2007) dalam buku The Green Studio

Handbook, Environmental strategies for schematic design

menjelaskan ada 6 strategi utama yang bisa diterapkan dalam

desain green building:

1. Envelope

Strategi yang berkaitan dengan pelingkup ruang,meliputi:

a. Insulation Material

Merupakan material tambahan yang berfungsi menghambat

transfer energi panas melalui pelingkup ruang.

b. Structural Insulated Panels (SIPs)

Merupakan panel struktur yang telah dilengkapi dengan

material insulasi sehingga dapat menghambat transfer energi

panas.

Page 54: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

39

Gambar 4. Konsep green building dari desain racangan

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

c. Double Envelopes

Merupakan penggunaan pelingkup ganda, biasanya

digunakan pada pelingkup transparan. Terdiri dari 3 bagian:

1) Outer facade : berfungsi sebagai pelindung dari cuaca

dan isolasi akustik awal.

2) Intermediate space: berfungsi sebagai buffer thermal

3) Inner facade : berfungsi sebagai optimum thermal

barrier

d. Green Roof

Merupakan penggunaan atap untuk taman yang bisa

menurunkan suhu pada bagian atap dan ruangan

dibawahnya beberapa derajat.

Page 55: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

40

Gambar 5. Detail green roof(atap hijau)

Sumber: https://image.google.com,, diakses 2016

2. Pencahayaan

Strategi yang berkaitan dengan pencahayaan, meliputi:

a. Daylight Factor (DF)

Merupakan perbandingan intensitas cahaya di dalam dan

luar bangunan. Faktor yang mempengaruhi antara lain:

1) Ukuran lubang pemasuk cahaya

2) Lokasi lubang pemasuk cahaya

3) Akses untuk cahaya matahari

4) Geometri ruang

5) Lokasi daerah yang menarik dari lubang pemasuk

cahaya

6) Pantulan permukaan ruang dan isinya

7) Pantulan benda-benda di luar ruang yang

mempengaruhi pada cahaya matahari yang masuk

melalui lubang pemasuk cahaya

b. Daylight zoning

Merupakan pengelompokan ruangan dengan kebutuhan

penerangan yang sama, mengarah pada penempatan

posisi ruang terhadap sumber cahaya.

c. Toplighting

Page 56: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

41

Merupakan strategi pencahayaan alami dengan lubang

masuk cahaya yang berada di atas atau atap.

Gambar 6. Desain pencahayaan toplighting

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

d. Sidelighting

Merupakan strategi pencahayaan alami dengan lubang

masuk cahaya yang berada di samping, mengarah pada

penentuan ukuran jendela.

Gambar 7. Desain pencahayaan sidelighting

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

e. Light shelves

Merupakan permukaan yang digunakan untuk

mendistribusikan dan mengurangi penerangan berlebih

cahaya matahari yang masuk dari sidelighting.

f. Internal reflectances

Merupakan permukaan yang digunakan untuk

memantulkan cahaya yang ada atau yang masuk ke dalam

ruangan, permukaan tersebut akan mempengaruhi

kualitas pencahayaan dalam ruang.

Page 57: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

42

g. Shading devices

Merupakan permukaan yang digunakan untuk

menghalangi cahaya matahari. Shading devices ada dua

macam yaitu tetap dan bergerak. Penggunaan shading

devices dapat mengurangi beban pendinginan, solar

acces when desired dan mengurangi silau.

Gambar 8. Penggunaan Shading devices

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

h. Electric lighting

Merupakan pencahayaan tambahan yang menggunakan

energi listrik.

Gambar 9. Konsep pencahayaaan alami dan buatan

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

Page 58: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

43

3. Heating

Strategi yang berkaitan dengan pemasan, meliputi:

a. Direct gain

Merupakan sistem pemasan pasif dengan panas yang

secara langsung berasal dari sinar matahari melalui

bukaan dan berfungsi untuk menghangatkan ruangan.

b. Indirect gain

Merupakan sistem pemanasan pasif dengan panas secara

tidak langsung, namun berasal dari penyerapan sinar

matahari oleh pelingkup ruang.

c. Isolated gain

Merupakan sistem pemanas pasif menggunakan panas

yang terperangkap dalam sebuah ruangan (efek rumah

kaca), berasal penyerapan sinar matahari sebelum

dialirkan ke ruangan lain.

d. Active solar thermal energy system

Merupakan penyerapan energi panas matahari untuk

kebutuhan pemanasan air, pemanasan kolam, pemanasan

udara atau pemanasan ruang.

4. Cooling

Strategi yang berkaitan dengan pendinginan, meliputi:

a. Cross ventilation

Merupakan aliran udara dingin dari luar ruangan ke dalam

ruangan dan membawa udara panas keluar ruangan.

Gambar 10. Desain penghawaan cross ventilation

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

Page 59: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

44

b. Stack ventilation

Merupakan sistem ventilasi yang bekerja berdasarkan sifat

udara terhadap temperatur. Adapun prinsip dasarnya:

1) Udara panas mempunyai kerapatan rendah yang

bersifat ringan dan bergerak ke atas.

2) Udara lain yang lebih dingin akan mengisi ruang

kosong yang ditinggalkan udara panas yang

bergerak ke atas.

Gambar 11. Desain penghawaan stack ventilation

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

c. Earth cooling tubes

Merupakan pendinginan ruangan menggunakan udara

yang dilewatkan di bawah tanah. Selama perjalanan di

bawah tanah udara didinginkan sesuai suhu tanah.

d. Earth sheltering

Merupakan pendinginan ruangan menggunakan suhu

tanah karena sebagian pelingkup ruang langsung

berbatasan dengan tanah.

Page 60: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

45

Gambar 12. Desain penghawaan earth sheltering

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

5. Energy production

Menurut Ervianto (2009), penggunaan panel sel surya

juga dapat meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan

memberikan keuntungan antara lain tidak perlu takut

kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, dan

hemat listrik.

Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat

pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi

miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan

sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap

bangunan. Strategi yang berkaitan dengan produksi energi,

meliputi:

a. Photovoltaics

Merupakan sel untuk mengkonversi energi sinar matahari

menjadi energi listrik. Pemasangan sel surya bisa

dilakukan pada atap, fasade,sebagai sun shading dan di

ruang terbuka.

Page 61: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

46

Gambar 13. Solar sel (Photovoltaics)

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

b. Wind turbines

Merupakan alat untuk mengkonversi energi angin menjadi

energi listrik.

Gambar 14. Wind turbines

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

c. Microhydro turbines

Merupakan alat untuk mengkonversi energi aliran air

menjadi energi listrik.

6. Water and waste

Strategi yang berkaitan dengan air dan sampah/ limbah,

meliputi:

a. Water reuse/ recycling

Merupakan penggunaan kembali air setelah melalui

pengolahan. Biasanya air yang diolah berasal dari grey

water dan bukan dari black water.

Water reuse: penggunaan kembali air untuk aplikasi yang

lain

Water recycling: penggunaan kembali air untuk aplikasi

yang sama

Page 62: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

47

b. Living machines

Merupakan sistem pengolahan limbah dengan melalui

serangkaian tangki anaerobik dan aerobik sebagai rumah

bakteri yang mengonsumsi patogen, karbon dan nutrisi

lainnya dalam air limbah.

c. Rainwater harvesting

Merupakan mengumpulkan air hujan untuk berbagai

keperluan. Ada dua skala penggunaan:

1) Sistem kecil: mengumpulkan air hujan pada atap

untuk penggunaan domestik.

2) Sistem besar: menggunakan penyaring besar

untuk keperluan pengairan tanaman.

d. Pervious surfaces

Merupakan penutup permukaan tanah yang

memungkinkan air masuk dan mengalir ke lapisan yang

lebih bawah.

e. Bioswales

Merupakan penanaman tumbuhan pada aliran air dangkal

terbuka yang berguna sebagai penyaring dan

memperlambat aliran air permukaan.

f. Retention ponds

Merupakan kolam yang digunakan untuk mengontrol dan

menghilangkan polutan dari air dalam site. Fungsi umum

adalah menangkap, menyimpan, membersihkan,

memperlambat aliran air dan memungkinkan meresap ke

dalam tanah.

5. Kriteria penilaian Green building

Menurut Green Building Council Indonesia (2013)

menjelaskan ringkasan kategori, kriteria dan tolak ukur suatu

bangunan baru. Setiap kategori terdapat beberapa kriteria yang

memiliki jenis berbeda, yaitu:

Page 63: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

48

(1) Kriteria prasyarat adalah kriteria yang ada di setiap kategori

dan harus dipenuhi sebelum dilakukannya penilaian lebih

lanjut berdasarkan kriteria kredit dan kriteria bonus. Kriteria

prasyarat merepresentasikan standar minimum gedung

ramah lingkungan. Apabila salah satu prasayarat tidak

dipenuhi, maka kriteria kredit dan kriteria bonus dalam

semua kategori tidak dapat dinilai. Kriteria prasyarat ini tidak

memiliki nilai seperti kriteria lainnya.

(2) Kriteria kredit adalah kriteria yang ada di setiap kategori dan

tidak harus dipenuhi. Pemenuhan kriteria ini tentunya

disesuaikan dengan kemampuan gedung tersebut. Bila

kriteria ini dipenuhi, gedung yang bersangkutan mendapat

nilai dan apabila tidak dipenuhi, gedung yang bersangkutan

tidak akan mendapat nilai.

(3) Kriteria bonus adalah kriteria yang memungkinkan

pemberian nilai tambah. Selain tidak harus dipenuhi,

pencapaiannya dinilai cukup sulit dan jarang terjadi di

lapangan. Nilai bonus tidak mempengaruhi nilai maksimum

GREENSHIP, namun tetap diperhitungkan sebagai nilai

pencapaian. Oleh karena itu, gedung yang dapat memenuhi

kriteria bonus dinilai memiliki prestasi tersendiri.

Kategori dan kriteria yang dimaksud yaitu:

1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development)

a. kriteria prasyarat:

1) Area Dasar Hijau (Basic Green Area)

b. kriteria kredit

1) Pemilihan Tapak (Site Selection)

2) Aksesibilitas Komunitas (Community Accesibility)

3) Transportasi Umum (Public Transportation)

4) Fasilitas Pengguna Sepeda (Bicycle Facility)

5) Lansekap pada Lahan (Site Landscaping)

6) Iklim Mikro (Micro Climate)

Page 64: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

49

7) Manajemen Air Limpasan Hujan (Stormwater

Management)

2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and

Conservation)

a. kriteria prasyarat:

1) Pemasangan Sub-Meter (Electrical Sub Metering)

2) Perhitungan OTTV (OTTV Calculation)

b. kriteria kredit

1) Langkah Penghematan Energi (Energy Efficiency

Measures)

2) Pencahayaan Alami (Natural Lighting)

3) Ventilasi (Ventilation)

4) Pengaruh Perubahan Iklim (Climate Change Impact)

c. kriteria bonus

1) Energi Terbarukan Dalam Tapak (On Site Renewable

Energy)

3. Konservasi Air (Water Conservation)

a. kriteria prasyarat:

1) Meteran Air (Water Metering)

2) Perhitungan Penggunaan Air (Water Calculation)

b. kriteria kredit

3) Pengurangan Penggunaan Air (Water Use Reduction)

4) Fitur Air (Water Fixtures)

5) Daur Ulang Air (Water Recycling)

6) Sumber Air Alternatif (Alternative Water Resources)

7) Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting)

8) Efisiensi Penggunaan Air Lansekap (Water Efficiency

Landscaping)

4. Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle)

a. kriteria prasyarat:

1) Refrigeran Fundamental (Fundamental Refrigerant)

b. kriteria kredit

Page 65: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

50

2) Penggunaan Gedung dan Material Bekas (Building and

Material Reuse)

3) Material Ramah Lingkungan (Environmentally Friendly

Material)

4) Penggunaan Refrigeran tanpa ODP (Non ODS Usage)

5) Kayu Bersertifikat (Certified Wood)

6) Material Regional (Regional Material)

5. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and

Comfort)

a. kriteria prasyarat:

1) Introduksi Udara Luar (Outdoor Air Introduction)

b. kriteria kredit

2) Pemantauan Kadar CO2 (CO2 Monitoring)

3) Kendali Asap Rokok di Lingkungan (Environmental

Tobacco Smoke Control

4) Polutan Kimia (Chemical Pollutant)

5) Pemandangan ke luar Gedung (Outside View)

6) Kenyamanan Visual (Visual Comfort)

7) Kenyamanan Termal (Thermal Comfort)

8) Tingkat Kebisingan (Acoustic Level)

6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment

Management)

a. kriteria prasyarat:

1) Dasar Pengelolaan Sampah (Basic Waste Management)

b. kriteria kredit

2) GP Sebagai Anggota Tim Proyek (GP as a Member of

Project Team)

3) Polusi dari Aktivitas Konstruksi (Pollution of Construction

Activity)

4) Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut (Advanced Waste

Management)

Page 66: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

51

5) Sistem Komisioning yang Baik dan Benar (Proper

Commisioning)

6) Penyerahan Data Green Building (Green Building

Submission Data)

7) Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out (Fit Out

Agreement)

8) Survei Pengguna Gedung (Occupant Survey)

= Kategori

= Kriteria prasyarat

= Kriteria kredit

= Kriteria bonus

Gambar 15. Kriteria green building dari GBCI

Sumber: (Green Building Council Indonesia, 2013)

GREEEN BUIDING

(konsep bangunan hijau)

Tepat Guna Lahan

Efisiensi dan Konservasi Energi

Konservasi Air Sumber dan

Siklus Material

Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang

Manajemen Lingkungan Bangunan

Manajemen Lingkungan Bangunan

Dasar Pengelolaan

Sampah

GP Sebagai Anggota Tim

Proyek

Polusi dari Aktivitas

Konstruksi

Pengelolaan Sampah

Tingkat Lanjut

Sistem Komisioning yang Baik dan Benar

Penyerahan Data Green

Building

Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out

Survei Pengguna Gedung

Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang

Introduksi Udara Luar

Pemantauan Kadar CO2

Kendali Asap Rokok di

LingkunganPolutan Kimia

Pemandangan ke luar Gedung

Kenyamanan Visual

Kenyamanan Termal

Sumber dan Siklus Material

Refrigeran Fundamental

Penggunaan Gedung dan

Material Bekas

Material Ramah Lingkungan

Penggunaan Refrigeran tanpa

ODP

Kayu Bersertifikat

Material Prafabrikasi

Material Regional

Konservasi Air

Meteran AirPerhitungan Penggunaan

Air

Pengurangan Penggunaan

AirFitur Air

Daur Ulang Air

Sumber Air Alternatif

Penampungan Air Hujan

Efisiensi Penggunaan Air Lansekap

Efisiensi dan Konservasi Energi

Pemasangan Sub-Meter

Perhitungan OTTV

Langkah Penghematan

Energi

Pencahayaan Alami

VentilasiPengaruh

Perubahan Iklim

Energi Terbarukan

Dalam Tapak

Tepat Guna Lahan

Area Dasar Hijau Pemilihan Tapak Aksesibilitas Komunitas

Transportasi Umum

Lansekap pada Lahan

Iklim MikroManajemen Air Limpasan Hujan

‘ ‘ ‘

Page 67: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

52

C. Studi Banding

1. Pondok Pesantren Modern

a. Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa

Timur

Gambar 16. Masjid Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

1. Sejarah Pondok Modern Darussalam Gontor

Setelah menuntut ilmu di berbagai pesantren tradisional

dan lembaga modern, tiga orang putra Kyai Santoso Anom

akhirnya kembali ke Gontor dan pada tanggal 20

September 1926 bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345,

mereka mengikrarkan berdirinya Pondok Modern Darussalam

Gontor (PMDG). Ketiganya dikenal dengan sebutan Trimurti

Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu:

1. K.H. Ahmad Sahal (1901–1977)

2. K.H. Zainudin Fananie (1908–1967)

3. K.H. Imam Zarkasyi (1910–1985)

Pada tanggal 12 Oktober 1958 bertepatan dengan 28

Rabi’ul Awwal 1378. Trimurti mewakafkan PMDG kepada Umat

Islam. Sebuah pengorbanan kepemilikan pribadi demi

kemaslahatan umat. Pihak penerima amanat diwakili oleh 15

Page 68: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

53

anggota alumni Gontor (IKPM) yang kemudian menjadi Badan

Wakaf PMDG.

2. Lembaga-lembaga

Adapun lembaga-lembaga dan atau bagian-bagian yang

dibawahi Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor adalah:

a. KMI (Kulliyatul Mu’allimin/Mu’allimat al-Islamiyah): Lembaga

perguruan menengah dengan masa belajar 6 atau 4 tahun,

setingkat Tsanawiyah dan Aliyah

b. UNIDA (Universitas Darussalam): Lembaga perguruan

tinggi pesantren yang mempunyai 7 Fakultas dalam

berbagai jenjang S1, S2 dan S3

c. Pengasuhan Santri membawahi: Organisasi Pelajar Pondok

Modern (OPPM), Koordinator Gugusdepan (Pramuka) dan

Dewan Mahasiswa (DEMA) UNIDA

d. YPPWPM (Yayasan Pemeliharaan & Perluasan Wakaf

Pondok Modern): Lembaga penggalian dana,

pemeliharaan, perluasan dan pengembangan aset

e. IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern): Organisasi resmi

alumni Gontor

Di samping kelima lembaga di atas, ada bagian-

bagian tertentu yang dibentuk untuk memperlancar proses

pendidikan dan pengajaran di Pondok, yaitu:

a. PLMPM (Pusat Latihan Manajemen dan Pengembangan

Masyarakat): pembinaan masyarakat

b. BPPMDG (Bagian Pembangunan Pondok Modern

Darussalam Gontor): penangangan pergedungan

c. Kopontren (Koperasi Pondok Pesantren) "La Tansa": unit-

unit usaha milik Pondok

d. BKSM (Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat): unit

pelayanan kesehatan santri dan masyarakat

Page 69: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

54

3. Gaya arsitektur Pondok Modern Darussalam Gontor

Gaya arsitektur dan orientasi Pondok Modern

Darussalam Gontor meliputi semua nilai-nilai kepondokkan yang

terpadu dan dinamis Pondok Modern Darussalam Gontor

bercermin pada lembaga-lembaga pendidikan internasional

terkemuka guna mewujudkan sebuah lembaga pendidikan

berkualitas. Empat lembaga pendidikan yang menjadi patokan

gaya arsitektur dan sintesis Pondok Modern Darussalam Gontor

adalah:

a. Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, yang memiliki wakaf yang

sangat luas sehingga mampu mengutus para ulama ke

seluruh penjuru dunia, dan memberikan beasiswa bagi

ribuan pelajar dari berbagai belahan dunia untuk belajar di

Universitas tersebut.

Gambar 17. Al-Azhar, gaya arsitektur Islam yang diterapkan di Gontor

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

b. Aligarh, terletak di India yang memiliki perhatian sangat besar

terhadap perbaikan sistem pendidikan dan pengajaran.

Page 70: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

55

Gambar 18. Sekolah Islam Aligarh, terletak di India

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

c. Santiniketan, di India, dengan segenap kesederhanaan,

ketenangan dan kedamaiannya.

Gambar 19. Sekolah Islam Santiniketan di India

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

4. Jenjang pendidikan

KMI (Kulliyatul Mu'allimin/Mu'allimat Al-Islamiyyah)

1. Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyyah (KMI) adalah Lembaga pendidikan

khusus santri putra tingkat menengah, dengan masa belajar 6 atau

4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. KMI didirikan pada 19

Desember1936, setelah Pondok Modern Darussalam Gontor berusia

10 tahun.

Page 71: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

56

2. Kulliyatul Mu'allimat Al-Islamiyyah (KMI) adalah Lembaga

pendidikan khusus santri putri tingkat menengah, dengan masa

belajar 6 atau 4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Pendirian

KMI Pondok Gontor Putri merupakan wasiat para Pendiri PMDG.

Maka sesuai keputusan Badan Wakaf PMDG, pada tanggal 7 Rabiul

Awwal 1411, Pondok Modern Gontor Putri resmi didirikan

di Mantingan, Ngawi. Pesantren putri ini berjarak 100 km dari Pondok

Modern Gontor. Kurikulum dan program pembelajaran Gontor Putri

serupa dengan KMI Gontor, dengan penyesuaian pada muatan lokal

dan penekanan pada pembekalan santriwati untuk menjadi wanita

shalihah.

Gambar 20. Site Plan Pondok Pesantren Gontor Pusat di Ponorogo, Jawa Timur

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

Page 72: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

57

b. Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM Putra

Makassar, Sulawesi Selatan

Gambar 21. Pondok Pesantren IMMIM Putra kota Makassar

Sumber: http://immim.sch.id/,, diakses 2016

Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM Putra

Makassar atau biasa biasa disebut Pesantren IMMIM Putra

Makassar adalah lembaga pendidikan berbasis pondok yang

bertempat di Kota Makassar dan merupakan pondok pesantren

terbesar di Indonesia timur. Dengan luas kampus I 2 hektar dan

kampus II (yang masih sementara dibangun) 4 hektar,

Pesantren IMMIM Putra Makassar mempunyai visi mencetak

generasi insan cendekia yang berkarakter ulama-intelek dan

intelek-ulama. Di bawah asuhan Yayasan Dana Islamic Center

(YASDIC) IMMIM, Pesantren IMMIM telah berdiri sejak 1975 dan

mencetak belasan ribu alumni yang tersebar di kawasan

nusantara bahkan mancanegara

1. Sejarah

Didirikan pada tahun 1975 oleh H. Fadli Luran, seorang

pengusaha asal Enrekang yang memiliki perhatian besar dalam

membangun generasi Islam yang berakhlak mulia, berwawasan

luas, berbadan sehat; serta mempersatukan umat Islam dari

segala furu’ dan khilafiah. Pesantren ini disebut Pesantren

Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM Putra karna dasar dari

Page 73: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

58

pembinaannya berbasis Qur’ani serta menerapkan konsep

pendidikan Islami modern yang selalu mengikuti perkembangan

tehnologi&sains seiring perkembangan zaman. Pesantren ini

sangat menekankan pada pembinaan Al-Qur’an, bahasa

Inggris-Arab, ilmu-ilmu agama, serta ilmu pengetahuan umum.

Sejak pertama kali didirikan, Pesantren IMMIM terus mengalami

kemajuan yang pesat hingga meraih masa-masa keemasan

pada dekade 90-an. Ribuan alumni ditelorkannya, dan ratusan

telah menjadi tokoh penting dalam instansi, badan, partai,

dewan, serta organisasi terkemuka lainnya di Sul-Sel bahkan

tingkat nasional.

2. Visi Pesantren

Institusi pondok pesantren yang mampu menghasilkan

insan intelek ulama, dan ulama intelek menuju generasi yang

berkomitmen tinggi terhadap kemakmuran mesjid dan persatuan

ummat.

3. Misi Pesantren

i. Menyelenggarakan pengelolaan pondok pesantren yang

berbasis kepada manajemen kualitas yang islami guna

menjalin dan menciptakan rasa puas dan bahagia bagi

segenap insan pondok dan ummat;

ii. Mengembangan sistem pendidikan Pondok Pesantren

yang enyeimbangkan antara pendidikan umum yang

berbasis pada pembinaan moral dengan pendidikan umum

yang berbasis pada penguasaan IPTEK guna memperoleh

keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat;

iii. Melaksanakan proses pendidikan yang berorientasi pada

pengembangan kehandalan dan kecakapan hidup santri

yang berdaya saing tinggi sebagai rahmatan lil alamin.

Page 74: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

59

2. Jenjang Pendidikan

Santri dididik selama 6 (enam) tahun dengan melalui dua jenjang

pendidikan, yaitu :

1. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

2. Sekolah Menengah Atas (SMA)

3. Madrasah Aliyah (MA)

3. Program Pendidikan (Program Reguler Pondok)

Santri dibina melalui beberapa program pembinaan, yaitu :

1. Akhlak dan TTQ (Tilawah dan Takfizul Qur’an) – Bahasa (Arab

– Inggris)

2. MAFIKIB (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi)

3. Keamanan dan Kedisiplinan

4. Ekstrakurikuler

4. Sumber Daya Manusia

Pesantren IMMIM memiliki tenaga edukasi yang berkualifikasi

pendidikan S1, S2, dan S3, baik dalam maupun luar negeri, dan telah

dibekali pendidikan bimbingan dan konseling. Disamping itu

pesantren juga memiliki tenaga-tenaga ahli yang sesuai dengan

kebutuhan pesantren.

5. Sarana dan Prasarana

Kampus Pesantren Modern Pendidikan Al-Quran Putra

IMMIM berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar.

Terdapat lebih dari 900 santri yang mondok di kampus ini ditambah

dengan parapembina, staf, dan karyawan yang tinggal di dalam area

kampus.

Untuk memenuhi tujuan, visi, dan misinya, Yayasan Dana

Islamic Center (YASDIC) IMMIM yang menaungi Pesantren Putra

IMMIM membangun dan menyediakan berbagai fasilitas,

diantaranya:

1. Fasilitas Asrama: 9 gedung asrama, MCK,

Page 75: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

60

2. Fasilitas Pendidikan: ruang kelas sebanyak 29 ruangan untuk

jenjang SMP dan SMA/MA, majelis tahfidz (penghafalan Al-

Quran), laboratorium komputer, laboratorium IPA, laboratorium

bahasa.

3. Fasilitas Ibadah: masjid

4. Fasilitas Gizi: dapur, ruang makan untuk santri SMP dan

SMA/MA

5. Fasilitas Olahraga: lapangan bola dan futsal, takraw, basket,

voli, tenis meja, bulu tangkis

6. Fasilitas Kesenian dan Kewirausahaan: Santri Artwork Corner,

c. Pondok Pesantren Modern Islam As-salaam Surakarta,

Kabupaten Sukuharjo

Gambar 22. Pondok Pesantren Assalaam

Sumber: http//:www.assalaam.or.id, diakses 2016

Berdiri pada tanggal 7 agustus 1982 yang bertepatan dengar

15 syawal 1402 H. Pondok Pesantren Assalaam memillki dua

kampus yang berlokasi Di Jalan Yosodipuro no 56 Punggawan

Surakarta yang menempati tanah wakaf seluas ± 2.845 m2.

Tempat kedua berlokasi di Desa Pabela, Kecamatan Kartasura,

Kabupaten Sukuharjo yang menempati tanah wakaf ± 56.

Page 76: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

61

1. Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan yang digunakan adalah sistem klasikal, ini

karena disebablkan karena jenjang pendidikan yang ada adalah

jenjang pendidikan formal yang meliputi:

1. Madrasah Tsanawiyah

Merupakan jenjang lanjutan dari SD/MI, masa studi 3 tahun.

2. MA

Merupakan Jenjang lanjutan dari madrasah tsanawiyah

dengan masa studi 3 tahun yang memiliki penekanan

tambahan pelajaran agama dan pendidikan bahasa arab

dan Inggris.

3. SMA

Merupakan Jenjang lanjutan dari madrasah tsanawiyah

dengan masa studi 3 tahun yang mempunyai kurikulum

sama dengan SMA di luar lingkungan pondok pesantren.

4. SMK

Merupakan Jenjang lanjutan dari madrasah tsanawiyah

dengan masa studi 3 tahun yang mempunyai kurikulum

sama dengan SMK di luar lingkungan pondok pesantren.

5. Pendidikan Thakasus

Program pendidikan 1 tahun penyesuaian, terutama bagi

lulusan SMP/MTs dari luar lingkungan pesantren yang ingin

melanjutkan pendidikan di SMA/MA/SMK di Pondok Assalaam.

2. Kelembagaan

Sitem pengelolaan pondok pesantren memakai system

pengelolaan yang ditangai oleh suatu yayasan, yaitu YPMI dengan

struktur organisasi dibawahnya yaitu sesepuh pondok, pimpinan

pondok, staff admin serta badan-badan pelaksana.

3. Aktifitas pondok

Aktifitas Pondok dimulai dengan sholat subuh berjamaah di

lanjutkan dengan pengajian. Santri masuk sekolah pada pagi-siang,

dilanjutkan kegiatan ekstra kurikuler pada sore harinya. Setelah

Page 77: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

62

sholat magnb berjamaah, aktivrtas dilanjutkan dengan mengulang

pelajaran yang diberikan pada siang harinya. Kegiatan santri makan

dilakukan secara bersama-sama di ruang makan, untuk kegiatan

pribadi seperti membersihkan kamar, mencuci di lakukan sendiri.

Semua kegiatan berakhir pada pukul 22.00 WIB.

Tabel 3. Jadwal dan Kegiatan Santri Pondok Pesantren Modern Islam

Surakarta

04.00 – 04.30 Bangun tidur, jama’ah shalat subuh dan kuliah

subuh

04.30 – 06.00 Tadarus Al-qur’an, tasji’ul lughoh, mengulang

pelajaran, olah raga dan mandi

06.00 – 07.00 Makan pagi dan persiapan masuk sekolah

07.00 – 12.40 Kegiatan belajar mengajar di kelas

12.40 – 15.00 Jama’ah shalat dhuhur, makan siang dan

istirahat

15.00 – 15.40 Shalat ashar berjama’ah

15.40 – 17.00 Kegiatan belajar mengajar (ekstra kurikuler)

18.00 – 19.00 Jama’ah shalat maghrib, tadarus, makan malam

19.30 – 20.00 Shalat Isya’ berjama’ah

20.00 – 21.30 Belajar malam di kelas

22.00 – 04.00 Istirahat

Sumber: http//:www.assalaam.or.id, diakses 2016

4. Fasilitas

Berikut fasilitas yang di wadahi Pondok Pesantren Modern Islam

As-salaam Surakarta antara lain:

1. Masjid berlantai 2 berkapasitas 5000 Jama’ah. rnerupakan

pusat kegiatan ibadah, kajlan keislaman penghambaan diri

kepada Allah SWT.

2. Ruang kelas 90 ruang: ukuran 7x8m sebanyak 72 ruang dan

ukuran 8x0m sebanyak 18 ruang sebagai tempat kagiatan

belajar mengajar dan kegiatan ekstrakurikuler.

Page 78: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

63

3. Ruang Laboratortum terdiri dari:

a. Laboratorium Fisika 1 ruang dilengkapi 1 set komputer koneksi

ke internet.

b. Laboratorium Kimia 1 ruang dilengkapi 1 set komputer

c. koneksi ke internet.

d. Laboratorium Bidogi 1 ruang dilengkapi 1 set komputer koneksi

ke internet.

e. Laboratortum Multimedia 1 ruang dilengkapi 40 komputer

koneksi internet. Laboratorium Komputer 2 ruang. Laboratorium

Bahasa 1 ruang

4. Gedung Perpustakaan dilengkapi dengan ruang baca yang

luas terpisah putra dan putri dan dua ruang audio visual.

Dilengkapi lebih dari 11.000 koleksi pustaka.

5. Sarana Olah raga

6. In door/gelora. terdiri dari lapangan bulu tangkis dan tennis

meja. Out door, terdiri dari lapangan sepak takraw, volley, bola

basket untuk putra dan putri dan lapangan sepak bola.

7. Gedung perkantoran dua lantai yang merupakan pusat

8. manajerial dan administrasi

9. Ruang Guru 2 ruang besar.

10. Gedung As-salaam Canter 4 lantai (masih proses

pembangunan) merupakan pusat perkantoran, organisasi santri,

fasilitas olah raga Indoor, aula, ruang kesehatan santri, bank

syari’ah koperasi dan fasilitas pendukung lainnya.

11. Ruang pertemuan/aula dua ruang. satu ruang barkapasitas 150

orang dan satu ruang besar yakni gelora berkapasitas 2.600

orang.

12. Unit kesehatan santri dilengkapi dengan petugas medis,

perlengkapan yang memadai, 1 unit putra dan putri. Unit

kesehatan santri juga bekerja sama dengan Rumah Sakit islam

dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

13. Restoran Assalaarn, dengan fasilitas pendukung yang modem,

Page 79: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

64

dilengkapi dengan ruang makan bagi santriwan dan santriwati.

14. Asrama berkapasitas 2.210 santri.

a. Kamar besar putra (kamsartra) 32 kamar, kamar besar putri

(kamsartri) 32 kamar, dengan fasilitas almari, kamar mandi di

luar.

b. Kamar tiga putra (kagatra) 22 kamar, kamar tiga putri (kagatri)

32 kamar dengan fasilitas lemari, meja/kursi belajar dan

bed/tempat tidur dan kamar mandi diluar.

c. Kamar empat putra (kapatra) 66 kamar, kamar empat putri

(kapatri) 126 kamar dengan fasilitas almari. meja/kursi belajar

dan bed/tempat tidur, kamar mandi di dalam.

15. Perumahan pengasuh di dalam kompteks pondok berjumlah 40

unit dan di luar pondok 24 unit

16. Wisma wali santri yang berfungsi sebagai tempat transit dan

penginapan wali santri dan tamu berkapasitas 88 orang

dilengkapi dengan ruang inap, kafetaria, ruang lobi dan fasilitasb

pendukung lainnya.

17. Fasilitas pendukung Iain di dalam pondok antara lain: wartel,

tetepon umum, bank, ATM Mandiri Syari’ah koperasi, took,

kanfin, tempat parker, laundry serta penunjang lainnya.

Page 80: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

65

d. Resume dari Studi Banding Pondok Pesantren Modern

Tabel 4. Resume Pondok Pesantren Modern

Sumber: Analisis Penulis, 2016

No Nama Pondok

Pesantren

Kondisi

Lingkungan/Site, Bentuk Bangunan Fasilitas Utama Fasilitas Asrama Hal yang spesifik

1 Pondok Darussalam

Gontor, Ponorogo

- Bentuk bangunan tropis

dan tata massa yang baik,

bangunan mesjid di

tengah sebagai pusat

kegiatan para santri

• Taman

• Ruang Belajar,

• Fasilitas olah raga,

• Mesjid,

• Perpustakaan

Ada disediakan

fasilitas MCK

(mandi, cuci kakus)

dan di sediakan

rumah dinas untuk

kyai dan uztad

Mengadopsi gaya

arsitektur Islam

Universitas Al Azhar,

dan universitas di

India,

2 Modern Pendidikan Al-

Qur’an IMMIM Putra

Makassar, Sulawesi

Selatan

Luas lahan ± 2 ha Bangunan mesjid yang

memiliki arsitektur Islam

• Belajar,

• Fasilitas olah raga,

• Lab. Sains

• Gedung

Perpustakaan

Mesjid,

Ada disediakan

dengan 4 asrama

utama fasilitas

(mandi, cuci kakus)

dan fasilitas hunian

unuk guru/ kyai dan

uztad

Memiliki bangunan

pondok yang terpisah

antara pondok putra

yang ada di

Makassar dan putri di

Kab. Pangkep

3 Pondok Pesantren

Modern Islam As-

salaam Surakarta,

Luas lahan pondok

pusat ± 3,8 ha

Bentuk bangunan tropis

• Taman

• Ruang Belajar,

• Fasilitas olah raga,

• Lab. Sains

• Gedung

Perpustakaan

• Mesjid,

Ada disediakan

asrama dan

fasilitas hunian

unuk guru

Memiliki Desain

fasad mesjid yang

indah dengan

menampilkan

ekspose kolom

Page 81: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

66

2. Bangunan dengan Konsep Green Building

a. Building and Construction Academy, Singapura

Gambar 23. Building and Construction Academy (BCA) Singapura

Sumber: https://image.google.com diakses 2016

1) Lingkungan/Site

Sejumlah fitur menarik dari bangunan seluas 4.500 meter

persegi itu antara lain sistem peneduh yang ditempatkan secara

strategis sehingga bangunan terlindung dari terik matahari, namun

interior bangunan tetap mendapat cahaya alami.

Gambar 24. Site plan Building and Construction Academy Singapura

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

Sebagai penentu skema Green Mark untuk bangunan hijau

Singapura, Building and Construction Academy (BCA) telah

memberi contoh bagaimana sebuah bangunan bisa disebut hijau

Page 82: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

67

(green). BCA membangun kembali gedungnya yang disebut BCA

Academy hingga menjadi sebuah kompleks bangunan yang disebut

zero energy building (ZEP) atau bangunan nol energi.

Disebut nol energi karena bangunan yang dirancang oleh DP

Architect itu memproduksi energi untuk keperluan sehari-hari

dengan menggunakan panel tenaga matahari. BCA Academy juga

memanfaatkan kekayaan alam semaksimal mungkin.

2) Penerapan Konsep Green Building

Di negara tropis, penggunaan energi listrik terbesar adalah

untuk air conditioner. Para arsitek BCA menyiasati tingginya

temperatur dengan tanaman rambat yang ditanam secara vertikal.

Ada dua manfaat sekaligus dengan sistem ini, yaitu dinding terlindung

dari paparan langsung sinar matahari sekaligus untuk menurunkan

temperatur dalam ruangan.

Selain menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energi,

mereka juga menampung air hujan untuk digunakan sebagai toilet.

Hampir tidak ada sisi gedung yang tidak terkena sinar matahari

sehingga menghemat penggunaan listrik untuk penerangan,

terutama di siang hari.

Gambar 25. Penggunaan Teknologi Daylighting Sistem pada Bangunan untuk

Pencahayaan Alami dari Matahari

Sumber: http://www.solaripedia.com, diakses 2016

Page 83: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

68

Dibandingkan dengan gedung-gedung dengan kapasitas serupa,

penggunaan energi di BCA Academy jauh lebih hemat. Berdasarkan

tarif listrik 21,69 sen per kwh, bangunan ini berhasil menghemat

pengeluaran hingga 84.000 dollar Singapura per tahun.

Gambar 26. Penggunaan Teknologi Photovoltaic sebagai Solar Sel pada Bangunan

Sumber: http://www.solaripedia.com/, diakses 2016

Gambar 27. Skema Diagram Penempatan Photovoltaic pada Fasad Bangunan

Sumber: http://www.solaripedia.com/, diakses 2016

Page 85: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

70

b. Gedung Utama Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta

Gedung 18 lantai 28.957 m2 dilengkapi gedung parkir dan

plaza. Gedung yang sejak awal berambisi untuk mencapai

peringkat Platinum GREENSHIP ini merencanakan IKE 142,64

KWH/m2 dan penghematan 30 % dari baseline.

Gambar 30. Gedung Kementrian PU Jakarta

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

1) Bentuk Bangunan

Gambar 31. Denah Gedung Kementrian PU Jakarta Lantai Dasar-Lantai 9

Sumber: http://103.12.84.33/biro_umum/assets/, diakses 2016

Page 86: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

71

2) Penerapan Konsep Green Building

Pada bangunan ini, listrik bisa dihemat sampai 44 % dan

penggunaan air juga bisa dihemat sampai 81% pada musim hujan

dan 63% di musim kemarau, hal ini dikarenakan pada musim

hujan semua air hujan ditampung, dan recycle sehingga bisa

digunakan kembali. Bangunan gedung ini dibangun berdasarkan

satu masterplan yang ditandatangani oleh menteri PU Sunarno di

tahun 2003, atas dasar masterplan itu kita teruskan.

Gambar 32. Gambar site bangunan PU Jakarta Pusat

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

Sementara itu kaitannya dengan konsep green building,

bangunan gedung ini di desain secara green yang mendapat

sertifikat platinum dari Green building Council, yang merupakan

sertifikat tertinggi.

Page 87: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

72

Gambar 33. Desain daylighting pada Bangunan untuk Mengurangi Sinar/ Cahaya

Langsung Matahari

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

Gambar 34. Efektifitas daylight sensors untuk menghemat listrik

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

Page 88: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

73

Gambar 35. Penghargaan Platinum Certification Goal pada gedung Kementrian PU

Sumber: https://www.pu.go.id, diakses 2016

c. Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB), Cikarang,

Bekasi, Jawa Barat

1) Site/Lingkungan

Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) merupakan perguruan

tinggi pertama di Indonesia yang berpredikat sebagai kampus hijau (green

campus). ITSB mendapat sertifikasi green building pada 2011 melalui

lembaga Green Building Council Indonesia (GBCI). Kampus yang berlokasi

di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat itu dibangun empat lantai dengan luas

bangunan 4000 meter persegi di atas area tanah seluas 5 hektare.

Page 89: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

74

Gambar 36. Site Plan Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB)

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

Dijelaskan, konsep green building sebenarnya bukan hal baru.

Konsep tersebut sudah dikenal sejak tahun 70-an melalui eco-home. Empat

aspek utama yang perlu dipertimbangkan dalam membangun green

building yaitu material, energi, air, dan kesehatan.

2) Penerapan Konsep Green Building

Sirkulasi udara yang baik membuat penggunaan air conditioning

(AC) menjadi lebih hemat. Selain juga ada tanaman rambat di sepanjang

gedung mampu menahan panas matahari, tetapi tetap terang. Tanaman

disiram dengan sistem melalui pipa.

Selain itu, air buangan dari gedung tidak langsung dibuang ke tanah,

tetapi ditampung sehingga memungkinkan untuk diserap sumur resapan.

Pilihan itu dilakukan, menurut Ari Darmawan, karena ITSB memiliki

kesadaran tinggi terhadap energi berkelanjutan dan program untuk

pengembangan teknologi bidang energi berkelanjutan.

Green Building Council Indonesia (GBCI) baru-baru ini memberikan

Gold certified-Design Recognition pada Kampus Institut Teknologi dan

Page 90: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

75

Sains Bandung (ITSB) yang terletak di Kota Deltamas, Cikarang.

Penghargaan ini memosisikan ITSB sebagai green campus pertama di

Indonesia.

Predikat ini diperoleh karena ITSB berhasil melakukan efisiensi dan

penghematan energi melalui aspek bangunan single corridor, penerapan

double skin pada tapak, pengolahan sampah, composting, serta

pemanfaatan air hujan.

Penghematan ini dilakukan dengan memaksimalkan pencahayaan

alami dan mengurangi penggunaan air conditioning (AC). Kampus ITSB

memiliki ruang terbuka hijau yang alami dan menyegarkan serta

menerapkan vertical greening, ruang terbuka hijau ini mencapai 61% dari

seluruh area kampus.

I

Gambar 37. Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB)

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

Penggunaan air di ITSB juga berhasil dihemat sebanyak 48%

dengan melakukan efisiensi pengunaan dan memaksimalkan pemanfaatan

air hujan, salah satunya dengan membuat tempat penampungan air. Di

ITSB, juga menggunakan non CFC (Chloro Flouro Carbon) sebagai bahan

pendingin dan gas halon untuk pemadam kebakaran.

Page 91: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

76

Selain itu, material yang digunakan dalam membangun ITSB, 100%

berasal dari Indonesia. Dengan penerapan konsep arsitektur hijau di ITSB

ini, para mahasiswa juga tergerak ikut melestarikan lingkungan, demi masa

depan.

Gambar 38. Tampak Depan Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB)

Sumber: https://image.google.com, diakses 2016

Page 92: HALAMAN JUDUL PONDOK PESANTREN MODERN DENGAN KONSEP

77

d. Resume dari Studi Banding Bangunan dengan Konsep Green Building

Tabel 5. Resume Bangunan Konsep Green Building

No Nama

Bangunan Kondisi Lingkungan/Site Bentuk Bangunan Penerapan Konsep Green Building

1 Building and

Construction

Academy,

Singapura

• bangunan seluas 4.500

meter persegi

• sistem peneduh yang

ditempatkan secara

strategis sehingga

bangunan terlindung

Bentuk bangunan

mempertimbangkan orientasi

matahari sehingga bangunan

terlindung dari terik matahari terbit,

namun interior bangunan tetap

mendapat cahaya alami.

• Penggunaan teknologi daylighting sistem pada

bangunan untuk pencahayaan alami dari

matahari

• Penggunaan teknologi Photovoltaic sebagai solar

sel pada bangunan

• Green roof

2 Gedung

Utama

Kementerian

Pekerjaan

Umum,

Jakarta

Gedung 18 lantai 28.957

m2 dilengkapi gedung

parkir dan plaza.

Pengunaan kantilever setiap lantai

Gedung PU untuk efektifitas

cahaya alami dari mataharI

• Desain kantilever Gedung PU untuk efektifitas

cahaya alami dari matahari

• penggunaan air dihemat dikarenakan pada

musim hujan semua air hujan ditampung, dan

recycle sehingga bisa digunakan kembali

• Pencahayaan interior menggunakan sensor

gerak

3 Institut

Teknologi dan

Sains Bandung

(ITSB),

Cikarang,

Bekasi, Jawa

Barat

Dibangun empat lantai

dengan luas bangunan

4000 meter persegi di atas

area tanah seluas 5

hektare.

Bentuk bagnunan

mempertimbangkan orientasi

matahari untuk memaksimalkan

penghawaan alami dan

pencahayaan alami dari matahari

• Rainwater Harvesting & recycyling

• Konsep vertical greening,

• Ruang terbuka hijau ini mencapai 61%

Sumber: Analisis Penulis, 2016