Askep Hepatitis
description
Transcript of Askep Hepatitis
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
1/82
ASKEP HEPATITIS
2.1. Defenisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi,
1999).
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau
alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia
serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat
atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
2.2.Etiologi
Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan
insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.
1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :
a) Hepatitis A (HAV)
b) Hepatitis B (HBV)c) Hepatitis C (HCV)
d) Hepatitis D (HDV)
e) Hepatitis E (HEV)
Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus
DNA
2. Hepatitis non virus yaitu :
a) Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
b) Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
c) Bahan Beracun (Hepatotoksik)
d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
2/82
2.3. Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis
Hepatitis A B C D E
MASA
INKUBASI
1449 hari
(+/- 28 hari)
30-180 hari
(+/= 75
hari)
15-150
hari
35 hari 14-63
hari
CARA
PENULARAN
FEKALORAL
PARENTERAL
LAIN - LAIN
Ya
Akhir ini
bisa ?
WATER
BORNE
Tidak
Ya
Kontak
seks, kontak
serumah
Transmisi
Vertikal
Tidak
Ya
Kontak
seks
Kontak
serumah
Tidak
Ya
Kontak
seks
Kontak
serumah
Ya
Tidak
WATE
R
BORNE
TIPE
PENYAKIT
BIASANY
A AKUT
BERVARI
ASI
BERVA
RIASI
BIASA
NYA
AKUT
(FULMINAN)
Biasany
a akut
CARRIER
KRONIK
TIDAK 5-10% 80% 70-80% Tidak
CAH
SIROSIS
HEPATOMA
TIDAK 50%
20%
YA
YA
20%
YA Tidak
MORTALITAS 0.1-0.2% 0.5-2%
TANPA
KOMPLIK
ASI
30%
PADA
PASIEN
KRONI
S
15-20%
PADA
WANIT
A
HAMIL
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
3/82
2.4. Manifestasi Hepatitis
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik dapat
dibedakan berdasarkan stadium.Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah
sebagai berikut.
a) Fase Inkubasi
merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnyagejala atau iktrus
b) Fase Prodromal (pra ikterik)
fase diantara timbulnya keluhan-keluhanpertama dan gejala timbulnya icterus
1. Permulaan ditandai dengan : malaise umum, mialgia, atralgia mudah lelah, gejala saluran nafas
dananoreksi.
2. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau epigastrikum
c) Fase icterus
Muncul setelah 5-10 hr,tetapi dapatjuga munculbersamaan dengan munculnyagejala.
d) Fase Konvalesen (penyembuhan)
1. Diawali dengan menghilangnya ikterus dankeluhan lain tetapihepatomegali dan abnormalitas
fungsi hati tetap ada
2. Ditandai dengan :
I. Munculnya perasaan lebih sehat
II. Kembalinya napsu makanIII. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu
3. Pada 5% - 10% kasus hepatitis B perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani hanya < 1%
yang menjadi fulminan (menyeluruh)
2.5. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar dari hepar
disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap
suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
4/82
sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar
klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan
peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran
kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah billirubin yang
belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan
sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin
tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya billirubin
tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel
ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek),
maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul
disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi
bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga
menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
5/82
2.6. Pathway
Virus
Intoleransi Aktivitas
Kerusakan Jaringan Hepar
Virus berkembang pada sel Hati
Duktuli EmpeduKerusakan Sel Parenkim
Peregangan Kapsula HatiPerasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas
Gangguan rasa nyaman (Nyeri)
Intoleransi AktivitasResiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit
Invasi Virus kedalam Tubuh
Masuk kedalam Aliran Vena Hepatitis
Masuk Sirkulasi
Hipertermi
Inflamasi Hepar
Produksi Empedu
Obstruksikonjunggasi
Usus menjadi Asam
Kerusakan sel eksresi
DehidrasiMenyebabkan mual - muntah
Retensi bilirubin
AnoreksiaRegurgitasi pada Duktuli intra hepatik
Bilirubin direk
Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Larut dalam airIkterus
Garam dalam darah
Tubuh kekurangan energi
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
6/82
Ekresi ke dalam kemih
Bilirubinemia dari kemih berwarna gelap
Perubahan KenyamananPuritus
2.7. Penatalaksanaan
a) Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2 bulan.
b) Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.
c) Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat akan di metabolisme
di hati dan meningkatkan SGPT.
d) Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit.
e) Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau keadaan penderita.
Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi maka penderita dirujuk untuk menentukan apakahperjalanan penyakit mengarah ke hepatitis kronik.
f) Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi orang-orang
yang mengandung resiko terinfeksi.
g) Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
7/82
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. PengkajianA. Identitas Pasien
Meliputi :Nama, Usia : bisa terjadi pada semua usia,Alamat,Agama,Pekerjaan,Pendidikan.
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas
2. Riwayat penyakit sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan
atas
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit.
4. Riwayat penyakit keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Review Of Sistem (ROS)
a. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan, konjungtiva
anemis, Suhu badan 38,50
C
b.
Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya sumbatanjalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang O2, tidak ada ronchi, whezing,
stridor.
c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada pembesaran jantung,
tidak ada bunyi jantung tambahan.
d. Sistem urogenital : Urine berwarna gelap
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
8/82
e. Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi (anoreksia)
f. Abdomen :
Inspeksi : abdomen ada benjolan
Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan
Palpasi : pada hepar teraba keras
Perkusi : hypertimpani
2. Pengkajian fungsional Gordon
a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka
akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
b) Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan Mual muntah
.
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
c) Pola eliminasi
BAK : urine warna gelap,encer seperti teh
BAB : Diare feses warna tanah liat
d) Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai di atastempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya,
e) Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen, mialgia,
atralgia, sakit kepala dan puritus.
f) Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat
g) Pola hubungan dengan orang lain
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
9/82
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien malas
untuk keluar dan memilih untuk istirahat.
h) Pola reproduksi / seksual
pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh homoseksual aktif/biseksual pada
wanita).
i) Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi
j) Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis kesakitan
k) Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan cobaan dari
Allah SWT.
D. Pemeriksaan Penunjang
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan
jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau
mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
10/82
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena
itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat
absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan
peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan dalam
satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
14. Biopsi HatiMenujukkan diagnosis dan luas nekrosis
15. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
16. Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin
terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
3.2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Pasien mengatakan Pembengkakan Gangguan rasa
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
11/82
bahwa nyeri pada daerah
perut kanan atas
Do :
P : Nyeri pada saat
ditekan
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Nyeri pada kuadran
kanan atas
S : Skala : 6-8
T: Menetap
hepar nyaman (Nyeri)
2 asien mengatakan mual
tidak nafsu makan
klientampak lemah dan
lemas, porsi makan tidak
habis hanya habis 3
sendok
turun
< 12
njungtiva anemiset makan tinggi serat dan
protein
Anoreksia Nutrisi kurang
dari kebutuhan
3 Ds : Pasien mengatakan
bahwa dia malas untuk
beraktivitas
Do : Tonus Otot 4
4
4 4
Aktivitas sehari hari
Penurunan
kekuatan /
ketahanan tubuh
Intoleransi
Aktivitas
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
12/82
memerlukan bantuan
Pasien nampak terkulai
lemas di atas tempat
tidur
4 asien mengatakan bahwa
tubuhnya gatal -gatal
anda garukan pada kulit
Gatal sekunder
dengan akumulasi
garam empedu
pada jaringan
Resiko tinggi
terhadap
kerusakan
integritas kulit
5 :Pasien mengatakan
bahwasering muntah
asien muntah 1x/ lebih
sehari
Kulit kembali > 2 Detik
a Bibir Kering
owong
gtiva Anemis
Mualmuntah Resiko tinggi
kekurangan
volume cairan
6 pasien mengatakan
tubuhnya panas
Do : suhu tubuh pasien38,5
0C
infasi agen dalam
sirkulasi darah
sekunder terhadapinflamasi hepar
Hipertermi
3.3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.
4. Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Gatal sekunder dengan
akumulasi garam empedu pada jaringan.
5. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mualmuntah.
6. Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi
hepar
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
13/82
3.4. Intervensi Keperawatan
DX 1 : Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 x 24 diharapkan pasien nyeri hilang,
dengan
KH :
- TTV normal :(TD :110/70120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-100x/mnt, S : 36,5-
37,50.
C ).
- Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.
- Pasien mampu mengendalikan nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi.
- Skala nyeri 0-3
- Wajah pasien rileks
Intervensi Rasional
Kolaborasi dengan individu
untuk menentukan metode yang
dapat digunakan untuk intensitas
nyeri
nyeri yang berhubungan
dengan hepatitis sangat tidak
nyaman, oleh karena terdapat
peregangan secara kapsula hati,
melalui pendekatan kepada
individu yang mengalami
perubahan kenyamanan nyeri
diharapkan lebih efektif
mengurangi nyeri.
Observasi TTV Untuk mengetahui keadaan
umum klien
Tunjukkan pada klienpenerimaan tentang respon klien
terhadap nyeri
klienlah yang harus mencobameyakinkan pemberi pelayanan
kesehatan bahwa ia mengalami
nyeri.
Berikan informasi akurat dan klien yang disiapkan untuk
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
14/82
Jelaskan penyebab nyeri
Tunjukkan berapa lama nyeri
akan berakhir, bila diketahui
mengalami nyeri melalui
penjelasan nyeri yang
sesungguhnya akan dirasakan
(cenderung lebih tenang
dibanding klien yang
penjelasan kurang/tidak
terdapat penjelasan)
Bahas dengan dokter penggunaan
analgetik yang tak mengandung
efek hepatotoksi
kemungkinan nyeri sudah tak
bisa dibatasi dengan teknik
untuk mengurangi nyeri.
DX 2 :Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia
Tujuan : Setelah dilakukan selama 5 x 24 jam diharapkan nutrisi klien terpenuhi, dengan
KH : - Nafsu makan pasien meningkat
- Porsi makan habis
- Pasien mampu mengungkapkan bagaimana cara mengatasi malas makan
- Pasien tidak lemas
- BB naik
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Awasi pemasukan diet / jumlah
kalori. Berikan makan sedikit
dalam frekuensi sering dan
tawarkan makan pagi paling
besar
Makan banyak sulit untuk
mengatur bila pasien anoreksi.
Anoreksi juga paling buruk
selama siang hari, membuat
masukan makanan yang sulit pada
sore hariBerikan perawatan mulut
sebelum makan
Menghilangkan rasa tak enak
dapat meningkatkan nafsu makan
Anjurkan makan pada posisi
duduk tegak
Menurunkan rasa penuh pada
abdomen dan dapat meningkatkan
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
15/82
nafsu makan
Dorong pemasukan sari jeruk,
minuman karbonat dan permen
berat sepanjang hari
Bahan ini merupakan ekstra
kalori dan dapat lebih mudah
dicerna / toleran bila makanan
lain ini
Kolaborasi
Konsul pada ahli gizi, dukung
tim nutrisi untuk memberikan
diet sesuai kebutuhan pasien,
dengan masukan lemak dan
protein sesuai toleransi
Berguna dalam membuat
program diet untuk memenuhi
kebutuhan individu. Metabolisme
lemak bervariasi tergantung pada
produksi dan pengeluaran empedu
dan perlunya masukan normal
atau lebih protein akan membantu
regenerasi hati
Berikan obat sesuai indikasi :
Antiematik, contoh
metalopramide (Reglan) ;
trimetobenzamid (Tigan)
Diberikan jam sebelum makan,
dapat menurunkan mual dan
meningkatkan toleransi pada
makanan.
DX 3:Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 X 24 jam pasien diharapkan mampu
beraktivitas dengan baik, dengan
KH :
- Tonus otot 5 5
5 5
- Pasien mampu melakukan aktivitas sendiri
- Pasien mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
INTERVENSI RASIONAL
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
16/82
Mandiri
Tingkatkan tirah baring / duduk.
Berikan lingkungan tenang; batasi
pengunjung sesuai keperluan
Meningkatkan istirahat dan
ketenangan. Menyediakan
energi yang digunakan untuk
penyembuhan. Aktivitas dan
posisi duduk tegak diyakini
menurunkan aliran darah ke
kaki, yang mencegah sirkulasi
optimal ke sel hati
Ubah posisi dengan sering.
Berikan perawatan kulit yang
baik
Meningkatkan fungsi
pernafasan dan meminimalkan
tekanan pada area tertentu untuk
menurunkan resiko kerusakan
jaringan
Lakukan tugas dengan cepat dan
sesuai toleransi
Memungkinkan periode
tambahan istirahat tanpa
gangguan
Tingkatkan aktivitas sesuai
toleransi, bantu melakukanlatihan rentang gerak sendi pasif /
aktif
Tirah baring lama dapat
menurunkan kemampuan. Inidapat terjadi karena
keterbatasan aktivitas yang
mengganggu periode istirahat.
Dorong penggunaan teknik
manajemen stres, contoh relaksasi
progresif, visualisasi, bimbingan
imajinasi, berikan aktivitas
hiburan yang tepat, contoh
menonton TV, radio, membaca
Meningkatkan relaksasi dan
penghematan energi,
memusatkan kembali perhatian,
dan dapat meningkatkan koping
Awasi terulangnya anoreksia dan
nyeri tekan pembesaran hati
Menunjukkan kurangnya
resolusi / eksaserbasi penyakit,
memerlukan istirahat lanjut,
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
17/82
mengganti program terapi
Kolaborasi
Berikan antidot atau bantu dalam
prosedur sesuai indikasi (contoh
lavase, katarsis, hiperventilasi)
tergantung pada pemajanan
Membuang agen penyebab pada
hepatitis toksik dapat
membatasi derajat kerusakan
jaringan
Berikan obat sesuai indikasi :
sedatif, agen antiansietas, contoh
diazepam (Valium); lorazepam
(Ativan)
Membantu dalam manajemen
kebutuhan tidur. Catatan :
penggunaan berbiturat dan
tranquilizer seperti Compazine
dan Thorazine,
dikontraindikasikan sehubungan
dengan efek hepatotoksik
Awasi kadar enzim hati Membantu menentukan kadar
aktivitas tepat, sebagai
peningkatan prematur pada
potensial risiko berulang
Dx 4 : Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan denganGatal sekunder
dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan gatal pada pasien
hilang.
KH :
- Pasien merasa nyaman
- Tubuh pasien tidak gatal lagi
- Tubuh pasien tidak lecet
Intervensi Rasional
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
18/82
Mulai tindakan kenyamanan :
Mandi pancuran dingin
Gosokan punggung
Air hangatAktivitas hiburan rendah
(membaca, menonton TV,
permainan papan)
Kompres dingin pada dahi untuk
sakit kepala
Lingkungan tenang
Tindakan ini meningkatkan
istirahat. Istirahat menurunkan
kebutuhan energi yang
menghasilkan tegangan pada
hepar.
Berikan antipiretik yang
diresepkan dan evaluasi
keefektifan
Untuk mengatasi demam.
Demam berhubungan dengan
peningkatan kehangatan dan
berkeringat saat demam
membaik. Hangat disertai
dengan lembab meningkatkan
rasa gatal.
Pertahankan linen dan pakaian
kering
Pakaian basah dari berkeringat
adalah sumber
ketidaknyamanan
Dorong kunjungan dari keluarga
dan teman
Isolasi dapat menyebabkan
kebosanan yang mencetuskan
depresi dan meningkatkan
ketidaknyamanan.
Mulai tindakan untuk
menghilangkan puritus :
Berikan mandi pancuran dingin
Gunakan soda kue atau tepung
sagu pada air
Hindari sabun alkalin
Suhu dingin membatasi
vasodilatasi jadi menurunkan
pengeluaran garam empedu ke
permukaan kulit. Soda kue dan
sagu membantu menetralkan
asam pada permukaan kulit.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
19/82
Berikan losin Caladryl
Gunakan pakaian yang longgar
Pertahankan suhu kamar dingin
Sabun alkalin mempunyai efek
mengeringkan, yang
meningkatkan rasa gatal. Losion
Caladryl mengandung
antihistamin, benadryl yang
juga menetralkan keasaman
permukaan kulit, dan menekan
ujung saraf sensori yang
mencetuskan sensasi gatal
Pertahankan kuku pasien
terpotong pendek. Instruksikan
pasien menggunakan bantalan
jari untuk menggaruk kulit atau
menggunakan ujung jari untuk
menekan pada kulit bila sangat
perlu menggaruk.
Untuk menurunkan resiko
kerusakan kulit bila buruk
Dx 5 : Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan denganmualmuntah.
Tujuan : Setelah dilakukan selama 2 x 24 jam diharapkan volume cairan pasien terpenuhi,dengan
KH :
- TTV normal :(TD :110/70120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-100x/mnt, S : 36,5-
37,50.
C ).
- Turgor Kulit kembali < 2 Detik
- Mukosa Bibir lembab
- Mata tidak Cowong
- Konjungtiva tidak Anemis
- Muntah tidak terjadi
INTERVENSI RASIONAL
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
20/82
Mandiri
Awasi masukan dan haluaran,
bandingkan dengan berat badan
harian. Catat kehilangan melalui
usus, contoh muntah dan diare
Memberikan informasi tentang
kebutuhan penggantian / efek
terapi.
Kaji tanda vital, nadi periver,
pengisian kapiler, turgor kulit, dan
membran mukosa
Indikator volume sirkulasi /
perfusi
Periksa asites atau pembentukan
edema. Ukur lingkar abdomen
sesuai indikasi
Menurunkan kemungkinan
perdarahan kedalam jaringan
Biarkan pasien menggunakan lap
katun / spon dan pembersih mulut
untuk sikat gigi
Menghindari trauma dan
perdarahan gusi
Observasi tanda perdarahan,
contoh hematuria / melena,
ekimosis, perdarahan terus
menerus dari gusi / bekas injeksi
Kadar protombin menurun dan
waktu koagulasi memanjang
bila absorbsi vitamin K
terganggu pada traktus GI dan
sintesis protrombin menurun
karena mempengaruhi hati
Kolaborasi
Awasi nilai laboratorium, contoh
Hb/Ht, Na+ albumin, dan waktu
pembekuan
Menunjukkan hidrasi dan
mengidentifikasi retensi
natrium / kadar protein yang
dapat menimbulkan pembekuan
edema. Defisit pada pembekuan
potensial beresiko perdarahan
Berikan cairan IV (biasanya
glukosa), elektrolit
Memberikan cairan dan
penggantian elektrolit
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
21/82
Dx 6 : Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
Tujuan: selelah dilakukan tindakan selama 3x24 suhu tubuh Pasien kembali normal, dengan
KH:
- Klien tidak mengeluh panas
- Suhu tubuh Normal 36,5037,5
0C
- Keluarga pasien mampu mengatasi panas dengan melakukan kompres hangat.
Intervensi Rasional
Kaji adanya keluahan tanda
tanda peningkatan suhu tubuh
Berikan kompres hangat pada
lipatan ketiak dan femur
Berikan HE kepada keluarga
pasien tentang pemberian
kompres yang benar
Anjurkan klien untuk memakai
pakaian yang menyerap keringat
sebagai indikator untuk
mengetahui status hypertermi
menghambat pusat simpatis di
hipotalamus sehingga terjadi
vasodilatasi kulit dengan
merangsang kelenjar keringat
untuk mengurangi panas tubuh
melalui penguapan
keluarga mampu melakukan
kompres kepada pasien secara
mandiri
kondisi kulit yang mengalami
lembab memicu timbulnya
pertumbuhan jamur. Juga akan
mengurangi kenyamanan klien,
mencegah timbulnya ruam kulit.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.1.1. Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
22/82
4.1.2. Etiologi
a) Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis : Hepatitis A, B, C, D, E
b) Hepatitis Non Virus : alkohol, obatobatan, bahan beeracun, akibat penyakit lain
4.1.3. Klasifikasi dan penyebab
a) Hepatitis A : masa inkubasi 14-49 hari, cara penularan melalui fekal oral
b) Hepatitis B :masa inkubasi 30-180 hari, cara penularan melalui pereteral
c) Hepatitis C :masa inkubasi 15-150 hari, cara penularan melalui pereteral
d) Hepatitis D :masa inkubasi 35 hari, cara penularan melalui pereteral
e) Hepatitis E :masa inkubasi 14-63 hari, cara penularan melalui fekal oral
4.1.4. Manifestasi Klinis
a) Fase Inkubasi
b) Fase Prodromal (Fase Ikterik)
c) Fase Icterus
d) Fase Konvalesen (penyembuhan)
4.1.5. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh
reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar dari hepardisebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap
suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon
sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar
klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
4.1.6. Penatalaksanaan
a) Istirahat penuhselama 1-2 bulan
b) Diet harus mengandung cukup kalori
c) Tidak perlu diberikan obat-obat
d) Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk
e) Hepatitis B dapat dicegah dengan vaksin
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
23/82
4.1.7. Asuhan Keperawawtan
a. Pengkajian1
Identitas pasien
Riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
b. Analisa data
c. Diagnosa keperawatan
d. Intervensi keperaawatan
4.2. Saran
4.2.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah agar dapat
membuat makalah yang baik dan benar.
4.2.2. Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik dalam pembuatan
makalah selanjutnya.
4.2.3. Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk mahasiswa
keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien hernia.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
24/82
Daftar Pustaka
Sylvia Anderson Price dan Lorrine Mccarty Wilson. 1981 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses
Proses Penyakit. Edisi 2. Jakarta : EGC
Charlene J. Reeves, Gayle Roux dan Robin Lackhart. 2001 Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : Salemba Medika
Price, Sylvia Anderson. 2005 : 485 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.
Edisi 6, Vol 1. Jakarta : EGC
Lynda Juall Carpenito. 2009 Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta :
EGC
Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3
Dienstag, 1990
Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990
Bradley,1990; Purcell, 1990
Sujono Hadi, 1999
Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145
Smeltzer, 2001
Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131
ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS
I. KONSEP DASAR PENYAKIT
A. DEFINISI
Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel
hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Brunner &
Suddarth, 2001).
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek
utamanya pada hati (Price & Willson, 2006).
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
25/82
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi virus hepatotropik yang bersifat sistemik &
akut (Mansjoer, dkk, 2000).
B. ETIOLOGI
Paling sedikit ada 6 jenis virus penyebab hepatitis (masing-masing menyebabkan tipe hepatitis
yang berbeda), yaitu :
1. Virus hepatitis A (HAV).
2. Virus hepatitis B (HBV).
3. Virus hepatitis C (HCV).
4. Virus hepatitis D (HDV).
5. Virus hepatitis E (HEV).
6. Virus hepatitis G (HGV).
C. KLASIFIKASI
1. Hepatitis A (Hepatitis Infeksiosa)
- Penyebab : Virus hepatitis A (HAV).
- Cara penularan : - Jalur fekal-oral.
- Sanitasi yang jelek.
- Kontak antar manusia.- Dibawa oleh air & makanan.
- Inkubasi (hari) : 15-49 hari, rata-rata 30 hari.
- Imunitas : Homologus.
- Tanda dan gejala : - Dapat terjadi dengan atau tanpa gejala : sakit mirip flu.
- Fase pra-ikterik : sakit kepala, malaise, patique, anoreksia, febris.
- Fase ikterik : Urine yang berwarna gelap, gejala ikterus pada sclera & kulit, nyeri tekan pada
hati.
Hasil akhir : biasanya ringan dengan pemulihan. Tidak terdapat status karier atau meningkatnya resiko
hepatitis kronis, sirosis, atau kanker hati.
2. Hepatitis B (Hepatitis Serum)
- Penyebab : Virus Hepatitis B (HBV).
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
26/82
penularan : - Parenteral atau lewat koncak dengan karier atau penderita infeksi akut, koncak seksual, & oral-
oral.
- Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
basi : 28-160 hari. Rata-rata 70-80 hari.
nitas : Homologus.
da & gejala : Dapat terjadi tanpa gejala, dapat timbul antralgia ruam.
Hasil akhir : Dapat berat. Status karier mungkin terjadi. Meningkatnya resiko hepatitis kronis, sirosis, &
kanker hati.
3. Hepatitis C (Hepatitis non- A, non-Ba)
- Penyebab : Virus hepatitis C (HCV).
a penularan : Transfusi darah & produk darah, terkena darah yang terkontaminasi lewat peralatan atau
parafenalia obat.
basi : 15-160 hari (rata-rata 50 hari).
Imunitas : Serangan kedua dapat homologus menunjukkan imunitas yang rendah atau infeksi oleh agens
lain.
Tanda & gejala : Serupa dengan HBV : tidak begitu berat & anikterik.
Hasil akhir : Sering terjadi status karier yang kronis & penyakit hati yang kronis. Meningkatnya risikokanker hati.
4. Hepatitis D
- Penyebab : Virus hepatitis D.
- Cara penularan : Sama seperti HBV, antigen permulaan HBV diperlukan untuk replikasi ; pola
penularan serupa dengan pola penularan HBV.
- Inkubasi : 21-140 hari. Rata-rata 35 hari.
- Imunitas : Homologus.
- Tanda & gejala : Serupa dengan HBV.
- Hasil akhir : Serupa dengan HBV, tetapi kemungkinan status karier, hepatitis aktif yang kronis
& sirosis lebih besar.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
27/82
5. Hepatitis E
- Penyebab : virus hepatitis E (HEV).
penularan : Jalur fekal-oral : kontak antar manusia dimungkinkan meskipun risikonya rendah.
basi : 15-65 hari. Rata-rata 42 hari.
nitas : Tidak diketahui.
da & gejala : Serupa dengan HAV, kecuali sangat berat pada wanita hamil.
l akhir : Serupa dengan HAV, kecuali sangat berat pada wanita hamil.
D. PATOFISIOLOGI
Skemanya :
Infeksi virus & reaksi toksik
Inflamasi pada hepar (Lobule)
Pola hepar terganggu
Nekrosis & kerusakan sel hepar
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus &
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan & bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar
disebut lobule & unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap
suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis & kerusakan sel-sel hepar.
Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon system
imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar pasien
yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
E. MANIFESTASI KLINIS
Terjadi gejala prodromal infeksi viral sistemik seperti anoreksia, nausea, vomiting,
fatigue, malaise, artralgia, mialgia, nyeri kepala, fotopobia, faringitis, batuk dan koriza dapat
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
28/82
mendahului timbulnya ikterus selama 1-2 minggu. Apabila hepar sudah membesar pasien dapat
mengeluh nyeri perut kanan atas.
Demam, dengan suhu sekitar 38-39 C lebih sering ditemukan pada hepatitis A. Urine
berwarna gelap (seperti air teh) dan feses berwarna tanah (clay-colored). Dengan timbulnya
gejala kuning/ikterus maka biasanya gejala prodromal menghilang. Hepatomegali dapat disertai
nyeri tekan. Splenomegali dapat ditemukan pada 10-20% pasien.
F. KOMPLIKASI
Dapat terjadi komplikasi ringan, misalnya kolestasis berkepanjangan, relapsing hepatitis,
atau hepatitis kronis persisten dengan gejala asimtomatik dan AST fluktuatif.
Komplikasi berat dapat terjadi adalah hepatitis kronis aktif, sirosis hati, hepatitis
fulminan, atau karsinoma hepatoseluler. Selain itu, dapat pula terjadi anemia aplastik,
glomerulonefritis.
G. PROGNOSIS
Hepatitis A biasanya mempunyai prognosis baik kecuali yang fulminan, sedangkan
hepatitis B prognosisnya semakin buruk bila infeksi terjadi semakin dini.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANGTerdapat 2 pemeriksaan penting untuk mendiagnosis hepatitis, yaitu tes awal untuk
mengkonfirmasi adanya peradangan akut pada hati dan tes yang bertujuan untuk mengetahui
etiologi dari peradangan akut tersebut.
Pemeriksaan tes fungsi hati, khususnya Alanin Amino Transferase (ALT = SGPT),
Aspartat Amino Transferase (AST = SGOT). Bila perlu ditambah dengan pemeriksaan billirubin.
Kadar transaminase (SGOT/SGPT) mencapai puncak pada saat timbulnya ikterus.
Peningkatan kadar SGOT & SGPT yang menunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati adalah 50-
2.000 IU/mL. Terjadi peningkatan billirubin total serum (berkisar antara 5-20 mg/dL).
I. PENGOBATAN
Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase akut
penting dilakukan, dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya merupakan makanan
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
29/82
yang dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan secara intravena mungkin perlu
diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu
dibatasi hingga gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.
Pengobatan terpilih untuk hepatitis B atau C kronis simtomatik adalah terapi antivirus
dengan interferon - . Terapi antivirus untuk hepatitis D kronis membutuhkan pasien uji
eksperimental.
J. PENCEGAHAN
Pengobatan lebih ditekankan pada pencegahan melalui imunisasi karena keterbatasan
pengobatan hepatitis virus. Vaksin diberikan dengan rekomendasi untuk jadwal pemberian 2
dosis bagi orang dewasa berumur 18 tahun & yang lebih tua. Dan dosis ke-2 diberikan 6 hingga
12 bulan setelah dosis pertama. Cara pemberian adalah suntikan intramuskular dalam otot
deltoideus.
II.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.
2. Sirkulasi
da : Bradikardia (hiperbillirubinemia berat), ikterik pada sklera, kulit & membran mukosa.
3. Eliminasi
ala : Urine gelap, diare/konstipasi, feses warna tanah liat, adanya/berulangnya hemodialisa.
4. Makanan/Cairan
ala : Hilang nafsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau meningkat (edema), mual/muntah.
da : Asites.
5. Neurosensori
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
30/82
Tanda : Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.
6. Nyeri/Kenyamanan
ala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal
(pruitus).
da : Otot tegang, gelisah.
7. Pernafasan
Gejala : Tidak minat/enggan merokok (perokok).
8. Keamanan
Gejala : Adanya transfusi darah/produk darah.
da : Demam, urtikaria, lesi makulopapular, eritema tak beraturan, eksaserbasi jerawat, angioma
jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-kadang ada pada hepatitis alkoholik),
splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior.
9. Seksualitas
Gejala : Pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpajan.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
ala : Terpajan virus, bakteri atau toksin, pembawa (simtomatik atau asimtomatik), adanya prosedur
bedah dengan anestesia haloten, terpajan pada kimia toksik, perjalanan/imigran, obat jalanan atau
penggunaan alkohol, diabetes, penyakit ginjal, adanya infeksi seperti flu pada pernafasan atas.
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tes fungsi hati.
2. AST (SGOT)/ALT (SGPT).
3. Darah lengkap.
4. Leukopenia.
5. Diferensial darah lengkap.
6. Alkali fosfatase.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
31/82
7. Feses.
8. Albumin serum.
9. Gula darah.
10. AntiHAV IgM.
11. Hbs Ag.
12. Billirubin serum.
13. Tes ekskresi BSP.
14. Biopsi hati.
15. Scan hati.
16. Urinalisa.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum; penurunan kekuatan/ketahanan;
nyeri.
Tujuan : Pasien mampu beraktivitas kembali.
sil :- Menyatakan pemahaman situasi/faktor risiko & program pengobatan individu.
- Menunjukkan tehnik/perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.
- Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
Intervensi:
- Tingkatkan tirah baring/duduk, berikan lingkungan tenang.
Rasional : Meningkatkan istirahat & ketenangan menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.
Aktivitas dan posisi duduk tegak diyakini menurunkan aliran darah ke kaki, yang mencegah
sirkulasi optimal ke sel hati.
- Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
Rasional : Meningkatkan fungsi pernapasan & meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk
menurunkan risiko kerusakan jaringan.
- Lakukan tugas dengan cepat & sesuai toleransi.
Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.
- Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi. Bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
32/82
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas
yang mengganggu periode istirahat.
- Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.
Rasional : Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti
program terapi.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorpsi &
metabolisme pencernaan makanan ; penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tahanan.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Hasil : - Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan/mempertahankan berat badan
yang sesuai.
- Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai Lab. normal & bebas tanda
malnutrisi.
Intervensi:
- Awasi pemasukan diet. Berikan makanan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makanan
pagi.
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama
siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.
- Berikan perawatan mulut sebelum makan.Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.
- Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
- Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien
dengan masukan lemak & protein sesuai toleransi.
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi
& pengeluaran empedu & perlunya pembatasan lemak bila terjadi diare.
- Awasi glukosa darah.
Rasional : Hiperglikemia/hipoglikemia dapat terjadi, memerlukan perubahan diet/pemberian insulin.
- Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala memanjang.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
33/82
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. (2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.
Hudak & Gallo. (1996).Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. EGC. Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk. (2000).KapitaSelekta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta.
Noer, Sjaifoellah, dkk. (1996).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Posted byHeri Saputra at1:16 PM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebookhttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.html
Askep Hepatitis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang penting
tidak hanya di Amerika Serikat tapi seluruh dunia. The centers for Disease Control and
Prevention (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 3000.000 infeksi virus hepatitis B.
Walaupun mortalitas penyakit hepatitis rendah, faktor morbiditas yang luas dan ekonomi yang
kurang memiliki kaitan dengan penyakit ini. Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang
penyebarannya luas, walaupun efek utamanya pada hati.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan berbagai macam penyakit
khususnya hepatitis. Hepatitis adalah suatu penyakit yang dapat menimbulkan peradangan hati.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alcohol, dan dijumpai pada
https://plus.google.com/113979253001137876588https://plus.google.com/113979253001137876588https://plus.google.com/113979253001137876588http://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=twitterhttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-e69H0mj5ey0/TeYh74CHLzI/AAAAAAAAAEk/erLCRgZksxs/s1600/CBN.jpghttp://nurlaelah-elha.blogspot.com/2011/04/kesehatan.htmlhttp://nurlaelah-elha.blogspot.com/2011/04/kesehatan.htmlhttp://picasa.google.com/blogger/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/2011/04/kesehatan.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-e69H0mj5ey0/TeYh74CHLzI/AAAAAAAAAEk/erLCRgZksxs/s1600/CBN.jpghttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=emailhttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttps://plus.google.com/113979253001137876588 -
5/19/2018 Askep Hepatitis
34/82
kanker hati. Gejala dan tanda masing-masing jenis hepatitis serupa namun cara penularan dan
hasil akhirnya mungkin berbeda.
I.2 Tujuan
Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang
penyakit hepatitis dan mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit tersebut. Makalah
tersebut juga dijadikan sebagai refrensi dalam proses perkuliahan.
BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J. Corwin, 2001).
Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut
dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada jaringan hati (Kapita
Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I).
Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang
berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu palaing sedikit 6 bulan (Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3).
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr, atau 2,5 % berat
badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ plastis lunak yang tercetak oleh struktur
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
35/82
sekitarnya. Permukaan superior adalah cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma
dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan,
lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan
dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat
di luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang
dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan
abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada
permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang
merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati. Dibawah peritoneum terdapat
jaringan penyambung padat yang dinamakan kapsul glisson, yang meliputi seluruh permukaan
organ ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam
massa hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran
empedu.
Struktur mikroskopik :
Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus, yang
merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ (gambar). Setiap lobulus merupakan badan
heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus, tersusun radial
mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan
sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika. Tidak seperti kapiler lain,sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel kuffer. Sel kuffer merupakan sistem monosit-
makrofag yang lebih banyak daripada yang terdapat dalam hati, jadi hati merupakan salah satu
organ utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang
vena porta dan arteria hepatica yang melingkari bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran
empedu yang sangat kecil yang dinamakan kanalikuli (tidak tampak), berjalan di tengah-tengah
lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit dieksresi ke dalam kanalikuli yang
bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar, hingga menjadi saluran
empedu yang besar (duktus koledokus).
Vena porta menerima aliran darah dari saluran limpa dan pankreas. Darah vena porta ini
berbeda dengan darah vena lain karena :
- Tekanan sedikit lebih tinggi.
- Oksigen lebih tinggi, karena aliran darah di daerah splanknikus ini relatif lebih banyak.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
36/82
- Mengandung lebih banyak zat makanan.
- Mengandung lebih banyak sisa-sisa bakteri dari saluran pencernaan.
Volume total darah yang melalui hati 100 1500 ml tiap menit dan dialirkan melalui
vena hepatica kanan dan kiri yang mengosongkannya ke vena kava inverior.
b. Fungsi Hati
Selain merupakan organ parenkim yang berukuran besar, hati juga menduduki urutan
pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari fungsinya. Hati sangat penting untuk
mempertahankan hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi metabolik tubuh; pada tabel di
bawah ini dapat dlihat beberapa fungsi utama hati :
Fungsi HatiPembentukan dan ekskresi empedu.
Metabolisme pigmen empedu.
Metabolisme protein.
Metabolisme lemak.
Penyimpanan vitamin dan mineral.
Metabolisme steroid.
Detoksifikasi.
Ruang pengapung dan fungsi penyaring.
Pembentukan urea.
Penyimpanan protein
Dari berbagai fungsi tersebut diatas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa fungsi
dasar hati adalah :
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
37/82
1.) Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu.
2.) Fungsi metabolik
3.) Fungsi pertahanan tubuh
4.) Fungsi vaskular hati
Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu
Hal ini merupakan fungsi utama hati. Saluran empedu mengalirkan, kandungan empedu
menyimpan dan mengeluarkan ke dalam usus halus sesuai yang dibutuhkan. Hati
mengekskresikan sekitar 1 liter empedu tiap hari. unsur utama empedu adalah air (97%),
elektrolit, garam empedu fosfolipid, kolesterol dan pigmen empedu (terutama bilirubin
terkonjugasi). Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus halus.
Oleh bakteri usus halus sebagian besar garam empedu direabsorbsi dalam ileum, mengalami
sirkulasi ke hati, kemudian mengalami rekonjugasi dan resekresi. Walaupun bilirubin (pigmen
empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak mempunyai peran aktif,
ia penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu, karena bilirubin cenderung
mewarnai jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya.
Fungsi Metabolik
Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamindan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat tersebut di atas dikirim melalui vena porta setelah
diabsorbsi oleh usus. Monosaksarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan di simpan
dalam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen ini mensuplai glukosa secara konstan ke darah
(glikogenesis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa dimetabolisme dalam
jaringan unuk menghasilkan panas atau tenaga (energi) dan sisanya diubah menjadi glikogen,
disimpan dalam otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan subcutan. Hati juga
mampu menyintetis glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis).
Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma, kecuali
globulin gamma, disintetis oleh hati. Protein ini adalah albumin yang diperlukan untuk
mempertahankan tekanan osmotik koloid, fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan yang lain.
Fungsi Pertahanan Tubuh
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
38/82
Terdiri dari fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan, dimana fungsi detoksifikasi
oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konjugasi zat yang
memungkinkan membahayakan dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif.
Fungsi perlindungan dimana yang berperanan penting adalah sel kuffer yang berfungsi sebagai
sistem endoteal yang berkemampuan memfagositosis dan juga menghasilkan immunolobulin.
Fungsi Vaskuler Hati
Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati melalui sinusoid hati,
seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dan menuju ke vena hepatika untuk selanjutnya
masuk ke dalam vena kava inferior. Selain itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira-kira 350
cc darah. Darah arterial ini akan masuk dan bercampur dengan darah portal. Pada orang dewasa
jumlah aliran darah ke hati diperkirakan mencapai 1500 cc tiap menit.
3. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional darah dari hepar
disebut lobule karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi
pada hepar. Pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel
hepar yang rusak dibuang dari tubuh oleh respon imune digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya sebagian besar oleh pasien yang mengalami hepatitis sembuh dengan
fungsi hepar normal
4. Etiologi
a. Virus.
b. Bakteri (salmonella typhi).
c. Obat-obatan.
d. Racun (hepatotoxic).
e. Alcohol.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
39/82
5. Klasifikasi
Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo Nucleic Acid) dan
DNA (Deoksi Nucleic Acid).
HepatitisA/Hepatitis infeksius
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang
dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning
dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini ditularkan terutama melalui kontaminasi oral fekal
akibat higyne yang buruk atau makanan yang tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12
minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda
dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi
30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya
makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang.
Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan
pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu
narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis
A.
HepatitisB/hepatitis serum
Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane. Virus ini
memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah diketahui secara rinci dapat
diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan lab.hepatitis B memiliki masa tunas yang
lama, antara 1 7 bulan dengan awitan rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang
terjangkit hepatitis B akan mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati
selama lebih dari 6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan,
mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum
suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung
antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang
aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular
hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
40/82
Hepatitis c
Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989.cara penularan virus RNA tersebut sama dengan
hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah dikalangan penduduk amerika serikat
sebelum ada penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam semen dan sekresi vagina tetapi jarang
sekali pasangan seksual cukup lama dari pembawa hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa
tunas hepatitis C berkisar dari 15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari. Karena gejalanya
cenderung lebih ringan dari hepatitis B, invidu mugkin tidak menyadari mereka mengidap
infeksi serius sehingga tidak datang ke pelayanan kesehatan. Antibody terhadap virus hepatitis C
dan virus itu sendiri dapat di deteksi dalam darah, sehingga penapisan donor darah efektif.
Adanya antibody terhadap virus hepatitis C tidak berarti stadium kronis tidak terjadi.
saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C.
Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk
replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum
suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala
yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. agen hepatitis D ini meningkatkan resiko timbulnya
hepatitis Fulminan, kegagalan hati dan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan
menghindari virus hepatitis B. Hepatitis E
virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingesti air yang tercemar.
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit
yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya
trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.
Tabel Virus Hepatitis Yang Dikenali Saat Ini
Jenis penularan Prognosis Diagnosis
Hepatitis
A
Oral atau fekal Biasanya sembuh
sendiri
Antibody hepatitis
A ; IgM(stadium
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
41/82
dini),IgG(stadium
lanjut)
Hepatitis
B
Ditularkan
melalui
darah,khususnya
dari ibu ke anak.
Juga ditularkan
melalui hubungan
seksual
Biasanya sembuh
sendiri.10%
diantaranya dapat
menjadi hepatitis
B kronis atau
fulminan.
Antigen permukaan
hepatitis B (HbsAg)
dan antigen
inti(HbeAg) yang
diikuti dengan
antibody terhadap
antigen permukaan
hepatits B dan
antigen inti.
Heparitis
C
Ditularkan
melalui darah (
angkat penularan
melalui hubungan
kelamin rendah).
50% dapat
menjadi infeksi
kronis
Antibody hepatitis
C
Hepatitis
D
Ditularkan
melalui darah.ko-
infeksi hanyadengan hepatitis
B
Meningkatkan
kemungkinan
perburukanhepatitis B
Antigen hepatitis
D, antibody
hepatitis D.
Hepatitis
E
Air tercemar, oral
atau fekal
Biasanya sembuh
sendiri, tetapi
menimbulkan
angka kematian
tinggi pada
wanita hamil
Pengukuran virus
hepatitis E
6. Manifestasi Klinik
Terdapat tiga stadium :
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
42/82
a. Stadium pre ikterik
Berlangsung selama 47 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah,
demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.
b. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada
sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien masih lemah,
anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda, hati membesar dan
nyeri tekan.
c. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)
Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih
cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena penyebab yang biasa
berbeda.
7. Penularan
HVA HVB HVC HVD HVE
Penularan Fekal oral
Parenteral
Darah
Saliva
Seksual
Darah
Saliva
Darah Fekal oral
(Buku Ajar I lmu Penyakit Dalam,jilid I)
Resiko penularan untuk HVA yaitu : sanitasi buruk, institusi yang ramai seperti rumah
perawatan, rumah sakit jiwa, jasa boga, terinfeksi. Sedangkan resiko penularan HVB aktivitas
homoseksual, memiliki banyak pasangan seksual, memakai obat-obatan melalui suntikan
intravena, hemodialisis kronik, pekerja sosial di bidang kesehatan, transfusi darah (sekarang
sudah jarang karena ada pemeriksaan rutin).
8. Pencegahan
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
43/82
Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan pada
pencegahan diataranya sebagai berikut :
a. Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan dan
pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi misalnya pada
hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati-hati dalam menangani
peralatan parenteral tersebut.
b. Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut.
c. Pelihara personal hygiene dan lingkungan.
d. Gunakan alat-alat disposible untuk suntik.
e. Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan.
9. Penatalaksanaan
a. Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim.
b. Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus-
menerus muntah.
c. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali
normal.
d. Terapi sesuai instruksi dokter.
e. Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan.f. Alat-alat makan disterilkan.
g. Alat-alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan antiseptik.
10. Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang
memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai hepatitis kronis persisten.
Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami kekambuhan setelah serangan awal yang
dapat dihubungkan dengan alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan setelah hepatitis virus
akut sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif dimana terjadi
kerusakan hati seperti digerogoti (picce meal). Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis
yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
44/82
11. Pemeriksaan Diagnostik
a. Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada kerusakan sel hati
dan pada keadaan lain terutama infark miokardium.
b. Bilirubin direk : meningkat pada gangguan eksresi bilirubin terkonyugasi.
c. Bilirubin indirek : meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert.
d. Bilirubin serum total : meningkat pada penyakit hepatoseluler
e. Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
f. Masa protrombin : meningkat pada penurunan sintetis protrombin akibat kerusakan sel hati.
g. Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktus biliaris.
B.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Proses perawatan adalah suatu metode yang sistematik dan terorganisir dalam pemberian
askep yang difokuskan pada reaksi/respon manusia unik pada suatu kelompok/perorangan
terhadap gangguan kesehatan yang dialami baik aktual maupun resiko.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir
yang meliputi tiga aktivitas dasar : mengumpulkan data, menyortir dan mengatur data yang
dikumpulkan, mendokumentasikan data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data dalamformat yang dapat dibuka kembali. Dengan menggunakan beberapa teknik, anda berfokus pada
pendapatan profil pasien yang akan memungkinkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah
pasien dan diagnosa yang cocok, merencanakan masalah, mengimplementasikan intervensi dan
mengevaluasi hasil. Profil ini disebut data-data pasien.
Data dasar pasien memberikan suatu pengertian tentang status kesehatan pasien yang
menyeluruh. Data tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati.
Data dasar pengkajian pasien
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.
b. Sirkulasi
Tanda : Bradikardi (hiperbilirubinemia berat). Ikterik pada sklera, kulit dan membran
mukosa.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
45/82
c. Eliminasi
Gejala : Urine gelap, diare/konstipasi : faeces warna tanah liat,adanya/ berulangnya
hemodialisa.
d. Makanan dan cairan
Gejala : Hilang nafsu makan (anoreksia, penurunan berat badan atau meningkat
(oedema), mual/muntah.
e. Neurosensori
Tanda : Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriktis.
f. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, artalgia, mialgia, sakit
kepala (pruritus).
Tanda : Otot tegang, gelisah.
g. Pernafasan
Tanda : Tidak minat/enggan merokok (perokok).
h. Keamanan
Gejala : Adanya transfusi darah/produk darah.
Tanda : Demam
Urtikaria, lesi makula papular, eritema tak beraturan eksaserbasi jerawat.
Angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-kadang ada pada hepatitisalkoholik).
i. Seksualitas
Gejala : Pola hidup/perilaku meningkatkan resiko terpanjang (contoh : homoseksual
aktif/biseksual pada wanita).
2. Identifikasi/Analisa masalah (Diagnosa Keperawatan)
Tahap kedua dari proses keperawatan sering disebut juga sebagai analisis, dan juga identifikasi
masalah atau diagnosa keperawatan. Proses ini amat penting dan esensial karena proses ini
merupakan satu bagian yang paling vital dalam proses keperawatan.
Diagnosa keperawatan :
a. Intolerans aktivitas berhubungan dengan :
Kelemahan umum : penurunan kekuatan/ketahanan : nyeri.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
46/82
Mengalami keterbatasan aktivitas : depresi.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolik : anoreksia, mua/muntah, gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan makanan : penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tertahan.
c. Kekurangan volume cairan dan diare, perpindahan area ke tiga (acites), gangguan proses
pembekuan
d. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan
Gejala : Jengkel/marah, terkurung/isolasi, sakit lama/periode penyembuhan.
e. Potensial terjadi penularan pada orang lain serta staf medis berhubungan dengan : kontak
dengan pasien serta pengelolaan alat-alat.
f. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan zat kimia, akumulasi garam
empedu dalam jaringan.
g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi, tidak mengenal sumber informasi.
3. Perencanaan
Diagnosa keperawatan :
a. Aktivitas intoleran berhubungan dengan :
- Kelemahan umum, penurunan kekuatan otot/ketahanan : nyeri.
- Mengalami keterbatasan aktivitas.subyektif : Laporan kelemahan.
objektif : Tampak lemah, kekuatan otot menurun, istirahat di tempat tidur.
* Tujuan
- Menyatakan pemahaman situasi/faktor resiko dan program pengobatan individu.
* Kriteria
- Menunjukkan teknik/perilaku kemampuan kembali melakukan aktivitas.
- Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
* Tindakan keperawatan
1.) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung.
Rasional :
Meningkatkan ketenangan, menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.
2.) Ubah posisi dengan sering, perawatan kulit yang baik.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
47/82
Rasional :
Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk
menurunkan resiko kerusakan jaringan.
3.) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
Rasional :
Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.
4.) Tingkatkan aktivitas sesuai intoleransi, bantu melakukan rentang gerak sedikit pasif/aktif.
Rasional :
Tirah baring yang lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena keterbatasan
aktivitas.
5.) Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV, membaca, mendengarkan radio.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian, dan dapat
meningkatkan koping.
6.) Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.
Rasional :
Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti
program terapi.
Kolaborasi :Membantu menentukan kadar aktivitas yang tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial
resiko berulang.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual.
subjektif : Kurang nafsu makan, nyeri abdomen/kram.
obyektif : Porsi makan tidak dihabiskan, berat badan menurun, muntah.
* Tujuan
- Menunjukkan berat badan yang meningkat atau kembali normal.
- Diet yang dianjurkan dapat ditoleransi tanpa rasa tak nyaman.
* Kriteria
- Berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda
malnutrisi.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
48/82
* Tindakan keperawatan
1.) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit tapi sering dalam frekuensi
sering dan tawarkan makanan pagi paling besar.
Rasional :
Makanan banyak sulit mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama siang
hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.
2.) Berikan perawatan mulut sebelum makan.
Rasional :
Menghilangkan rasa tidak enak, meningkatkan nafsu makan.
3.) Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
Rasional :
Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
4.) Dorongan pemasukan sari jeruk, minuman karbohidrat dan permen berat sepanjang hari.
Rasional :
Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna, toleran bila makanan lain
tidak.
5.) Berikan obat sesuai indikasi : Vit. B Comp, tambahan diet lain sesuai indikasi.
Rasional :
Memperoleh kekurangan dan membantu proses penyembuhan.Kolaborasi :
6.) Konsul pada ahli diet. Dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien
dengan pemasukan lemak dan protein sesuai toleransi.
Rasional :
Berguna dalam membuat program diet memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme lemak
bervariasi tergantung pada produksi pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan masukan
lemak bila terjadi diare. Bila toleransi pemasukan normal atau lebih protein akan membantu
regenerasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat karena akumulasi produk
akhir protein dapat mencetuskan hepati ensefalopati.
7.) Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.
Rasional :
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
49/82
Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala
memanjang.
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui muntah
dan diare, ditandai dengan :
Data subyektif : -
Data obyektif : Muntah dan diare.
* Tujuan
Mempertahankan hidrasi adekuat.
* Kriteria
- Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran seimbang.
* Tindaka keperawatan
1.) Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian, catat kehilangan melalui
usus, contoh muntah dan diare.
Rasional :
Memberikan informasi tentang kebutuhan pengganti/efek terapi.
2.) Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional :
Indikator volume sirkulasi/perifer.
3.) Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur lingkar abdomen sesuai indikasi.Rasional :
Menerangkan kemungkingan perdarahan ke dalam jaringan.
4.) Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.
Rasional :
Menghindari trauma dan perdarahan gusi.
5.) Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu pembekuan.
Rasional :
Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein yang dapat
menimbulkan pembentukan oedema.
6.) Berikan cairan IV, elektrolit.
Rasional :
Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
50/82
7.) Protein hidrolisat : vitamin K
Rasional :
Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat membantu mengembalikan cairan dari jaringan
ke sistem sirkulasi, mencegah masalah koagulasi.
d. Harga diri rendah berhubungan dengan gejala jengkel/marah, terkurung/ isolasi, sakit
lama/periode penyembuhan.
subyektif : Perasaan tak berdaya.
obyektif : Perawatan isolasi, icterus pada mata dan seluruh tubuh.
* Tujuan
Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping terhadap persepsi negatif.
* Kriteria
- Menyatakan penerimaan diri dan lamanya penyembuhan/ kebutuhan isolasi.
- Mengakui diri sebagai orang tua yang berguna.
* Tindakan keperawatan
1.) Kontak dengna pasien mengenai waktu untuk mendengar.
Rasional :
Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling percaya.2.) Dorong diskusi perasaan marah.
Rasional :
Kesempatan untuk mengekspresikan perasaan memungkinkan pasien untuk merasa lebih
mengontrol situasi. Pengungkapan menurunkan cemas dan depresi memudahkan perilaku koping
positif.
3.) Hindari membuat penilaian neoral tentang pola hidup.
Rasional :
Pasien merasa marah/kesal dan mengalahkan diri : penilaian dari orang lain akan merusak harga
diri lebih lanjut.
4.) Diskusikan harapan penyembuhan.
Rasional :
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
51/82
Periode penyembuhan mungkin lama/potensial stres keluarga/ situasi dan memerlukan
perencanaan, dukungan dan evaluasi.
5.) Kaji efek penyakit pada faktor ekonomi pasien/orang terdekat.
Rasional :
Masalah finansial dapat terjadi karena kehilangan peran fungsi pasien pada
keluarga/penyembuhan lama.
6.) Tawarkan aktivitas senggang berdasarkan tingkat energi.
Rasional :
Memampukan pasien untuk menggungkan waktu dan energi pada cara konstruktif yang
meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.
7.) Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau biru/hitam daripada kuning atau hijau.
Kolaborasi8.) Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai kebutuhan, contoh perencanaan pulang,
pelayanan masyarakat dan atau lembaga komunitas lain.
Rasional :
Dapat memudahkan pemecahan masalah dan membantu melibatkan individu untuk mengatasi
masalah.
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahankan tubuh sekunder tak adekuat dan
malnutrisi.
subyektif : -
obyektif : - Klien dirawat di ruangan isolasi
- Faeces warna dempul.
- Urine warna pekat.
* Tujuan
Mencegah penularan kepada orang lain.
* Kriteria
Mendemonstrasikan/melakukan teknik-teknik/cara penularan penyakit. Perubahan-perubahan
teknik ulang perilaku atau mencegah penularan penyakit terhadap orang lain.
* Tindakan keperawatan
1.) Terapkan teknik isolasi dengan cara yang tepat
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
52/82
- Gunakan celemek dan sarung tangan bila mengadakan kontak dengan klien (berhati-hati
terhadap kontaminasi dengan alat-alat suntik klien seperti darah dan sekretnya).
- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Rasional :
Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan yang efektif dalam
mencegah transmisi virus tipe C di transmisikan melalui terpajan pada darah dan produk darah.
2.) Jelaskan prosedur isolasi kepada klien dan keluarga.
Rasional :
Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain.
3.) Membahas pentingnya imunisasi kepada klien, keluarga dan tenaga kesehatan.
f. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan zat kimia,
akumulasi garam empedu dalam jaringan.
Data subyektif : Pengungkapan rasa gatal.
Data obyektif : Bilirubin meningkat.
* Tujuan
Klien akan mengungkapkan tidak terjadi gangguan integritas kulit.
* Kriteria
- Jaringan kulit utuh tanpa lecet/luka.
- Gatal-gatal berkurang/hilang.* Tindakan keperawatan
1.) Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun mandi alkali.
Rasional :
2.) Anjurkan untuk menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk rasa gatal, pertahankan kuku
pendek.
Rasional :
Menurunkan resiko cedera kulit.
3.) Beri massage pada waktu tidur.
Rasional :
Bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan iritasi kulit.
4.) Hindari komentar tentang penampilan pasien.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
53/82
Rasional :
Menimbulkan stres psikologik sehubungan dengan perubahan kulit.
Kolaborasi
5.) Berikan obat sesuai indikasi ; antihistamin contoh : metdilazin, difenhidramin.
Rasional :
Menghilangkan gatal, catatan : gunakan terus-menerus pada hepatik hebat.
g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan :
Data subyektif : Pernyataan yang salah konsepsi.
Data obyektif : Pernyataaan/meminta informasi.
* Tujuan
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.* Kriteria
- Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala penyakit dan hubungan dan gejala dengan faktor
penyebab.
- Melakukan perubahan perilaku dan berpatisipasi pada pengobatan.
* Tindakan keperawatan
1.) Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/prognosis, kemungkinan pilihan
pengobatan.
Rasional :
Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan kesempatan untuk
memberikan informasi tambahan yang sesuai keperluan.
2.) Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan penyakit.
Rasional :
Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis dan situasi individu.
3.) Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas pengalih.
Rasional :
Aktivitas yang dapat dinikmati akan dapat membantu menghindari pemusatan pada
penyembuhan panjang.
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
54/82
4.) Diskusikan pembatasan donatur darah.
Mencegah penyebaran penyakit. Kebanyakan undang-undang negara bagian menerima donor
darah yang mempunyai riwayat berbagai tipe hepatitis.
5.) Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium.
Rasional :
Proses penyakit dapat memakai waktu berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala ada lebih
lama dari enam bulan. Biopsi hati diperlukan untuk memastikan adanya hepatitis kronis.
6.) Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 612 bulan minuman atau lebih lama sesuai
toleransi individu.
Rasional :
Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.
4. Implementasi
Merupakan tahan keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan
dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat
siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan
pasien.
Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telahditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam
pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu :
a. Tindakan mandiri
b. Tindakan observasi
c. Tindakan health education
d. Tindakan kolaborasi
5. Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat dicapai,
sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan. Perawat perlu mengetahui
kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuanperkembangan keperawatan kesehatan klien dapat diketahui Dalam evaluasi dapat dikemukakan
4 kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :
a. Masalah klien dapat dipecahkan .
-
5/19/2018 Askep Hepatitis
55/82
b. Sebagian masalah klien dapat dipecahkan.
c. Masalah klien tidak dapat dipecahkan.
d. Dapat muncul masalah baru.
http://nurlaelah-elha.blogspot.com/
http://nurlaelah-elha.blogspot.com
ASKEP HEPATITIS
HEPATITIS
A. DEFINISI
Hepatitisadalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus
dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virusmerupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler
yang khas (Smeltzer, 2001)
B. ETIOLOGI
1.
Virus
Type A Type B Type C Type D Type E
Metode
transmisi
Fekal-oral
melaluiorang lain
Parenteral
seksual,perinatal
Parenteral
jarang seksual,orang ke
orang,
perinatal
Parenteral
perinatal,memerlukan
koinfeksi dengan
type B
Fekal-oral
http://nurlaelah-elha.blogspot.com/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/ -
5/19/2018 Askep Hepatitis
56/82
Keparah-an Tak ikterik
dan
asimto-
matik
Parah Menyebar
luas, dapat
berkem-bang
sampai kronis
Peningkatan
insiden kronis dan
gagal hepar akut
Sama
dengan D
Sumber
virus
Darah,
feces,
saliva
Darah, saliva,
semen, sekresi
vagina
Terutama
melalui darah
Melalui darah Darah,
feces,
saliva
2. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
3. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
C. TANDA DAN GEJALA
1.
Masa tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2.
Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berl