Askep Hepatitis

download Askep Hepatitis

of 82

description

askep hepatitis

Transcript of Askep Hepatitis

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    1/82

    ASKEP HEPATITIS

    2.1. Defenisi

    Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh

    infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi,

    1999).

    Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau

    alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)

    Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia

    serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).

    Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat

    atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)

    2.2.Etiologi

    Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan

    insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.

    1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :

    a) Hepatitis A (HAV)

    b) Hepatitis B (HBV)c) Hepatitis C (HCV)

    d) Hepatitis D (HDV)

    e) Hepatitis E (HEV)

    Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus

    DNA

    2. Hepatitis non virus yaitu :

    a) Alkohol

    Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.

    b) Obat-obatan

    Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.

    c) Bahan Beracun (Hepatotoksik)

    d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    2/82

    2.3. Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis

    Hepatitis A B C D E

    MASA

    INKUBASI

    1449 hari

    (+/- 28 hari)

    30-180 hari

    (+/= 75

    hari)

    15-150

    hari

    35 hari 14-63

    hari

    CARA

    PENULARAN

    FEKALORAL

    PARENTERAL

    LAIN - LAIN

    Ya

    Akhir ini

    bisa ?

    WATER

    BORNE

    Tidak

    Ya

    Kontak

    seks, kontak

    serumah

    Transmisi

    Vertikal

    Tidak

    Ya

    Kontak

    seks

    Kontak

    serumah

    Tidak

    Ya

    Kontak

    seks

    Kontak

    serumah

    Ya

    Tidak

    WATE

    R

    BORNE

    TIPE

    PENYAKIT

    BIASANY

    A AKUT

    BERVARI

    ASI

    BERVA

    RIASI

    BIASA

    NYA

    AKUT

    (FULMINAN)

    Biasany

    a akut

    CARRIER

    KRONIK

    TIDAK 5-10% 80% 70-80% Tidak

    CAH

    SIROSIS

    HEPATOMA

    TIDAK 50%

    20%

    YA

    YA

    20%

    YA Tidak

    MORTALITAS 0.1-0.2% 0.5-2%

    TANPA

    KOMPLIK

    ASI

    30%

    PADA

    PASIEN

    KRONI

    S

    15-20%

    PADA

    WANIT

    A

    HAMIL

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    3/82

    2.4. Manifestasi Hepatitis

    Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik dapat

    dibedakan berdasarkan stadium.Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah

    sebagai berikut.

    a) Fase Inkubasi

    merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnyagejala atau iktrus

    b) Fase Prodromal (pra ikterik)

    fase diantara timbulnya keluhan-keluhanpertama dan gejala timbulnya icterus

    1. Permulaan ditandai dengan : malaise umum, mialgia, atralgia mudah lelah, gejala saluran nafas

    dananoreksi.

    2. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau epigastrikum

    c) Fase icterus

    Muncul setelah 5-10 hr,tetapi dapatjuga munculbersamaan dengan munculnyagejala.

    d) Fase Konvalesen (penyembuhan)

    1. Diawali dengan menghilangnya ikterus dankeluhan lain tetapihepatomegali dan abnormalitas

    fungsi hati tetap ada

    2. Ditandai dengan :

    I. Munculnya perasaan lebih sehat

    II. Kembalinya napsu makanIII. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu

    3. Pada 5% - 10% kasus hepatitis B perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani hanya < 1%

    yang menjadi fulminan (menyeluruh)

    2.5. Patofisiologi

    Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan

    oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar dari hepar

    disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan

    berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap

    suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel

    hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    4/82

    sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar

    klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

    Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan

    peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran

    kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.

    Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah billirubin yang

    belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan

    sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin

    tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya billirubin

    tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel

    ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek),

    maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul

    disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi

    bilirubin.

    Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).Karena

    bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga

    menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin

    terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan

    menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    5/82

    2.6. Pathway

    Virus

    Intoleransi Aktivitas

    Kerusakan Jaringan Hepar

    Virus berkembang pada sel Hati

    Duktuli EmpeduKerusakan Sel Parenkim

    Peregangan Kapsula HatiPerasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas

    Gangguan rasa nyaman (Nyeri)

    Intoleransi AktivitasResiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan

    Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit

    Invasi Virus kedalam Tubuh

    Masuk kedalam Aliran Vena Hepatitis

    Masuk Sirkulasi

    Hipertermi

    Inflamasi Hepar

    Produksi Empedu

    Obstruksikonjunggasi

    Usus menjadi Asam

    Kerusakan sel eksresi

    DehidrasiMenyebabkan mual - muntah

    Retensi bilirubin

    AnoreksiaRegurgitasi pada Duktuli intra hepatik

    Bilirubin direk

    Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

    Larut dalam airIkterus

    Garam dalam darah

    Tubuh kekurangan energi

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    6/82

    Ekresi ke dalam kemih

    Bilirubinemia dari kemih berwarna gelap

    Perubahan KenyamananPuritus

    2.7. Penatalaksanaan

    a) Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2 bulan.

    b) Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.

    c) Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat akan di metabolisme

    di hati dan meningkatkan SGPT.

    d) Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit.

    e) Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau keadaan penderita.

    Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi maka penderita dirujuk untuk menentukan apakahperjalanan penyakit mengarah ke hepatitis kronik.

    f) Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi orang-orang

    yang mengandung resiko terinfeksi.

    g) Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    7/82

    BAB III

    ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1. PengkajianA. Identitas Pasien

    Meliputi :Nama, Usia : bisa terjadi pada semua usia,Alamat,Agama,Pekerjaan,Pendidikan.

    B. Riwayat Kesehatan

    1. Keluhan utama

    pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas

    2. Riwayat penyakit sekarang

    Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan

    atas

    3. Riwayat penyakit dahulu

    Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,

    kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah

    sakit.

    4. Riwayat penyakit keluarga

    Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan

    dengan penyakit pencernaan.

    C. Pemeriksaan Fisik

    1. Review Of Sistem (ROS)

    a. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan, konjungtiva

    anemis, Suhu badan 38,50

    C

    b.

    Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya sumbatanjalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang O2, tidak ada ronchi, whezing,

    stridor.

    c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada pembesaran jantung,

    tidak ada bunyi jantung tambahan.

    d. Sistem urogenital : Urine berwarna gelap

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    8/82

    e. Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi (anoreksia)

    f. Abdomen :

    Inspeksi : abdomen ada benjolan

    Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan

    Palpasi : pada hepar teraba keras

    Perkusi : hypertimpani

    2. Pengkajian fungsional Gordon

    a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

    Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka

    akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

    b) Pola nutrisi dan metabolik

    Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan Mual muntah

    .

    Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc

    c) Pola eliminasi

    BAK : urine warna gelap,encer seperti teh

    BAB : Diare feses warna tanah liat

    d) Pola aktivitas dan latihan

    Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai di atastempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan

    dasarnya,

    e) Pola istirahat tidur

    Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen, mialgia,

    atralgia, sakit kepala dan puritus.

    f) Pola persepsi sensori dan kognitif

    Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat

    g) Pola hubungan dengan orang lain

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    9/82

    Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien malas

    untuk keluar dan memilih untuk istirahat.

    h) Pola reproduksi / seksual

    pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh homoseksual aktif/biseksual pada

    wanita).

    i) Pola persepsi diri dan konsep diri

    Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi

    j) Pola mekanisme koping

    Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis kesakitan

    k) Pola nilai kepercayaan / keyakinan

    Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan cobaan dari

    Allah SWT.

    D. Pemeriksaan Penunjang

    1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)

    Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.

    SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan

    jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati

    2. Darah Lengkap (DL)SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau

    mengakibatkan perdarahan.

    3. Leukopenia

    Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)

    4. Diferensia Darah Lengkap

    Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.

    5. Alkali phosfatase

    Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)

    6. Feses

    Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)

    7. Albumin Serum

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    10/82

    Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena

    itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.

    8. Gula Darah

    Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).

    9. Anti HAVIgM

    Positif pada tipe A

    10. HbsAG

    Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)

    11. Masa Protrombin

    Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat

    absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.

    12. Bilirubin serum

    Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan

    peningkatan nekrosis seluler)

    13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)

    Kadar darah meningkat.

    BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan dalam

    satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.

    14. Biopsi HatiMenujukkan diagnosis dan luas nekrosis

    15. Skan Hati

    Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.

    16. Urinalisa

    Peningkatan kadar bilirubin.

    Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin

    terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.

    3.2. Analisa Data

    No Data Etiologi Masalah

    1 Pasien mengatakan Pembengkakan Gangguan rasa

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    11/82

    bahwa nyeri pada daerah

    perut kanan atas

    Do :

    P : Nyeri pada saat

    ditekan

    Q : Seperti ditusuk tusuk

    R : Nyeri pada kuadran

    kanan atas

    S : Skala : 6-8

    T: Menetap

    hepar nyaman (Nyeri)

    2 asien mengatakan mual

    tidak nafsu makan

    klientampak lemah dan

    lemas, porsi makan tidak

    habis hanya habis 3

    sendok

    turun

    < 12

    njungtiva anemiset makan tinggi serat dan

    protein

    Anoreksia Nutrisi kurang

    dari kebutuhan

    3 Ds : Pasien mengatakan

    bahwa dia malas untuk

    beraktivitas

    Do : Tonus Otot 4

    4

    4 4

    Aktivitas sehari hari

    Penurunan

    kekuatan /

    ketahanan tubuh

    Intoleransi

    Aktivitas

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    12/82

    memerlukan bantuan

    Pasien nampak terkulai

    lemas di atas tempat

    tidur

    4 asien mengatakan bahwa

    tubuhnya gatal -gatal

    anda garukan pada kulit

    Gatal sekunder

    dengan akumulasi

    garam empedu

    pada jaringan

    Resiko tinggi

    terhadap

    kerusakan

    integritas kulit

    5 :Pasien mengatakan

    bahwasering muntah

    asien muntah 1x/ lebih

    sehari

    Kulit kembali > 2 Detik

    a Bibir Kering

    owong

    gtiva Anemis

    Mualmuntah Resiko tinggi

    kekurangan

    volume cairan

    6 pasien mengatakan

    tubuhnya panas

    Do : suhu tubuh pasien38,5

    0C

    infasi agen dalam

    sirkulasi darah

    sekunder terhadapinflamasi hepar

    Hipertermi

    3.3. Diagnosa Keperawatan

    1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.

    2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.

    3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.

    4. Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Gatal sekunder dengan

    akumulasi garam empedu pada jaringan.

    5. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mualmuntah.

    6. Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi

    hepar

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    13/82

    3.4. Intervensi Keperawatan

    DX 1 : Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.

    Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 x 24 diharapkan pasien nyeri hilang,

    dengan

    KH :

    - TTV normal :(TD :110/70120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-100x/mnt, S : 36,5-

    37,50.

    C ).

    - Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.

    - Pasien mampu mengendalikan nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi.

    - Skala nyeri 0-3

    - Wajah pasien rileks

    Intervensi Rasional

    Kolaborasi dengan individu

    untuk menentukan metode yang

    dapat digunakan untuk intensitas

    nyeri

    nyeri yang berhubungan

    dengan hepatitis sangat tidak

    nyaman, oleh karena terdapat

    peregangan secara kapsula hati,

    melalui pendekatan kepada

    individu yang mengalami

    perubahan kenyamanan nyeri

    diharapkan lebih efektif

    mengurangi nyeri.

    Observasi TTV Untuk mengetahui keadaan

    umum klien

    Tunjukkan pada klienpenerimaan tentang respon klien

    terhadap nyeri

    klienlah yang harus mencobameyakinkan pemberi pelayanan

    kesehatan bahwa ia mengalami

    nyeri.

    Berikan informasi akurat dan klien yang disiapkan untuk

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    14/82

    Jelaskan penyebab nyeri

    Tunjukkan berapa lama nyeri

    akan berakhir, bila diketahui

    mengalami nyeri melalui

    penjelasan nyeri yang

    sesungguhnya akan dirasakan

    (cenderung lebih tenang

    dibanding klien yang

    penjelasan kurang/tidak

    terdapat penjelasan)

    Bahas dengan dokter penggunaan

    analgetik yang tak mengandung

    efek hepatotoksi

    kemungkinan nyeri sudah tak

    bisa dibatasi dengan teknik

    untuk mengurangi nyeri.

    DX 2 :Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia

    Tujuan : Setelah dilakukan selama 5 x 24 jam diharapkan nutrisi klien terpenuhi, dengan

    KH : - Nafsu makan pasien meningkat

    - Porsi makan habis

    - Pasien mampu mengungkapkan bagaimana cara mengatasi malas makan

    - Pasien tidak lemas

    - BB naik

    INTERVENSI RASIONAL

    Mandiri

    Awasi pemasukan diet / jumlah

    kalori. Berikan makan sedikit

    dalam frekuensi sering dan

    tawarkan makan pagi paling

    besar

    Makan banyak sulit untuk

    mengatur bila pasien anoreksi.

    Anoreksi juga paling buruk

    selama siang hari, membuat

    masukan makanan yang sulit pada

    sore hariBerikan perawatan mulut

    sebelum makan

    Menghilangkan rasa tak enak

    dapat meningkatkan nafsu makan

    Anjurkan makan pada posisi

    duduk tegak

    Menurunkan rasa penuh pada

    abdomen dan dapat meningkatkan

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    15/82

    nafsu makan

    Dorong pemasukan sari jeruk,

    minuman karbonat dan permen

    berat sepanjang hari

    Bahan ini merupakan ekstra

    kalori dan dapat lebih mudah

    dicerna / toleran bila makanan

    lain ini

    Kolaborasi

    Konsul pada ahli gizi, dukung

    tim nutrisi untuk memberikan

    diet sesuai kebutuhan pasien,

    dengan masukan lemak dan

    protein sesuai toleransi

    Berguna dalam membuat

    program diet untuk memenuhi

    kebutuhan individu. Metabolisme

    lemak bervariasi tergantung pada

    produksi dan pengeluaran empedu

    dan perlunya masukan normal

    atau lebih protein akan membantu

    regenerasi hati

    Berikan obat sesuai indikasi :

    Antiematik, contoh

    metalopramide (Reglan) ;

    trimetobenzamid (Tigan)

    Diberikan jam sebelum makan,

    dapat menurunkan mual dan

    meningkatkan toleransi pada

    makanan.

    DX 3:Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.

    Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 X 24 jam pasien diharapkan mampu

    beraktivitas dengan baik, dengan

    KH :

    - Tonus otot 5 5

    5 5

    - Pasien mampu melakukan aktivitas sendiri

    - Pasien mampu memenuhi kebutuhannya sendiri

    INTERVENSI RASIONAL

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    16/82

    Mandiri

    Tingkatkan tirah baring / duduk.

    Berikan lingkungan tenang; batasi

    pengunjung sesuai keperluan

    Meningkatkan istirahat dan

    ketenangan. Menyediakan

    energi yang digunakan untuk

    penyembuhan. Aktivitas dan

    posisi duduk tegak diyakini

    menurunkan aliran darah ke

    kaki, yang mencegah sirkulasi

    optimal ke sel hati

    Ubah posisi dengan sering.

    Berikan perawatan kulit yang

    baik

    Meningkatkan fungsi

    pernafasan dan meminimalkan

    tekanan pada area tertentu untuk

    menurunkan resiko kerusakan

    jaringan

    Lakukan tugas dengan cepat dan

    sesuai toleransi

    Memungkinkan periode

    tambahan istirahat tanpa

    gangguan

    Tingkatkan aktivitas sesuai

    toleransi, bantu melakukanlatihan rentang gerak sendi pasif /

    aktif

    Tirah baring lama dapat

    menurunkan kemampuan. Inidapat terjadi karena

    keterbatasan aktivitas yang

    mengganggu periode istirahat.

    Dorong penggunaan teknik

    manajemen stres, contoh relaksasi

    progresif, visualisasi, bimbingan

    imajinasi, berikan aktivitas

    hiburan yang tepat, contoh

    menonton TV, radio, membaca

    Meningkatkan relaksasi dan

    penghematan energi,

    memusatkan kembali perhatian,

    dan dapat meningkatkan koping

    Awasi terulangnya anoreksia dan

    nyeri tekan pembesaran hati

    Menunjukkan kurangnya

    resolusi / eksaserbasi penyakit,

    memerlukan istirahat lanjut,

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    17/82

    mengganti program terapi

    Kolaborasi

    Berikan antidot atau bantu dalam

    prosedur sesuai indikasi (contoh

    lavase, katarsis, hiperventilasi)

    tergantung pada pemajanan

    Membuang agen penyebab pada

    hepatitis toksik dapat

    membatasi derajat kerusakan

    jaringan

    Berikan obat sesuai indikasi :

    sedatif, agen antiansietas, contoh

    diazepam (Valium); lorazepam

    (Ativan)

    Membantu dalam manajemen

    kebutuhan tidur. Catatan :

    penggunaan berbiturat dan

    tranquilizer seperti Compazine

    dan Thorazine,

    dikontraindikasikan sehubungan

    dengan efek hepatotoksik

    Awasi kadar enzim hati Membantu menentukan kadar

    aktivitas tepat, sebagai

    peningkatan prematur pada

    potensial risiko berulang

    Dx 4 : Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan denganGatal sekunder

    dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.

    Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan gatal pada pasien

    hilang.

    KH :

    - Pasien merasa nyaman

    - Tubuh pasien tidak gatal lagi

    - Tubuh pasien tidak lecet

    Intervensi Rasional

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    18/82

    Mulai tindakan kenyamanan :

    Mandi pancuran dingin

    Gosokan punggung

    Air hangatAktivitas hiburan rendah

    (membaca, menonton TV,

    permainan papan)

    Kompres dingin pada dahi untuk

    sakit kepala

    Lingkungan tenang

    Tindakan ini meningkatkan

    istirahat. Istirahat menurunkan

    kebutuhan energi yang

    menghasilkan tegangan pada

    hepar.

    Berikan antipiretik yang

    diresepkan dan evaluasi

    keefektifan

    Untuk mengatasi demam.

    Demam berhubungan dengan

    peningkatan kehangatan dan

    berkeringat saat demam

    membaik. Hangat disertai

    dengan lembab meningkatkan

    rasa gatal.

    Pertahankan linen dan pakaian

    kering

    Pakaian basah dari berkeringat

    adalah sumber

    ketidaknyamanan

    Dorong kunjungan dari keluarga

    dan teman

    Isolasi dapat menyebabkan

    kebosanan yang mencetuskan

    depresi dan meningkatkan

    ketidaknyamanan.

    Mulai tindakan untuk

    menghilangkan puritus :

    Berikan mandi pancuran dingin

    Gunakan soda kue atau tepung

    sagu pada air

    Hindari sabun alkalin

    Suhu dingin membatasi

    vasodilatasi jadi menurunkan

    pengeluaran garam empedu ke

    permukaan kulit. Soda kue dan

    sagu membantu menetralkan

    asam pada permukaan kulit.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    19/82

    Berikan losin Caladryl

    Gunakan pakaian yang longgar

    Pertahankan suhu kamar dingin

    Sabun alkalin mempunyai efek

    mengeringkan, yang

    meningkatkan rasa gatal. Losion

    Caladryl mengandung

    antihistamin, benadryl yang

    juga menetralkan keasaman

    permukaan kulit, dan menekan

    ujung saraf sensori yang

    mencetuskan sensasi gatal

    Pertahankan kuku pasien

    terpotong pendek. Instruksikan

    pasien menggunakan bantalan

    jari untuk menggaruk kulit atau

    menggunakan ujung jari untuk

    menekan pada kulit bila sangat

    perlu menggaruk.

    Untuk menurunkan resiko

    kerusakan kulit bila buruk

    Dx 5 : Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan denganmualmuntah.

    Tujuan : Setelah dilakukan selama 2 x 24 jam diharapkan volume cairan pasien terpenuhi,dengan

    KH :

    - TTV normal :(TD :110/70120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-100x/mnt, S : 36,5-

    37,50.

    C ).

    - Turgor Kulit kembali < 2 Detik

    - Mukosa Bibir lembab

    - Mata tidak Cowong

    - Konjungtiva tidak Anemis

    - Muntah tidak terjadi

    INTERVENSI RASIONAL

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    20/82

    Mandiri

    Awasi masukan dan haluaran,

    bandingkan dengan berat badan

    harian. Catat kehilangan melalui

    usus, contoh muntah dan diare

    Memberikan informasi tentang

    kebutuhan penggantian / efek

    terapi.

    Kaji tanda vital, nadi periver,

    pengisian kapiler, turgor kulit, dan

    membran mukosa

    Indikator volume sirkulasi /

    perfusi

    Periksa asites atau pembentukan

    edema. Ukur lingkar abdomen

    sesuai indikasi

    Menurunkan kemungkinan

    perdarahan kedalam jaringan

    Biarkan pasien menggunakan lap

    katun / spon dan pembersih mulut

    untuk sikat gigi

    Menghindari trauma dan

    perdarahan gusi

    Observasi tanda perdarahan,

    contoh hematuria / melena,

    ekimosis, perdarahan terus

    menerus dari gusi / bekas injeksi

    Kadar protombin menurun dan

    waktu koagulasi memanjang

    bila absorbsi vitamin K

    terganggu pada traktus GI dan

    sintesis protrombin menurun

    karena mempengaruhi hati

    Kolaborasi

    Awasi nilai laboratorium, contoh

    Hb/Ht, Na+ albumin, dan waktu

    pembekuan

    Menunjukkan hidrasi dan

    mengidentifikasi retensi

    natrium / kadar protein yang

    dapat menimbulkan pembekuan

    edema. Defisit pada pembekuan

    potensial beresiko perdarahan

    Berikan cairan IV (biasanya

    glukosa), elektrolit

    Memberikan cairan dan

    penggantian elektrolit

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    21/82

    Dx 6 : Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap

    inflamasi hepar

    Tujuan: selelah dilakukan tindakan selama 3x24 suhu tubuh Pasien kembali normal, dengan

    KH:

    - Klien tidak mengeluh panas

    - Suhu tubuh Normal 36,5037,5

    0C

    - Keluarga pasien mampu mengatasi panas dengan melakukan kompres hangat.

    Intervensi Rasional

    Kaji adanya keluahan tanda

    tanda peningkatan suhu tubuh

    Berikan kompres hangat pada

    lipatan ketiak dan femur

    Berikan HE kepada keluarga

    pasien tentang pemberian

    kompres yang benar

    Anjurkan klien untuk memakai

    pakaian yang menyerap keringat

    sebagai indikator untuk

    mengetahui status hypertermi

    menghambat pusat simpatis di

    hipotalamus sehingga terjadi

    vasodilatasi kulit dengan

    merangsang kelenjar keringat

    untuk mengurangi panas tubuh

    melalui penguapan

    keluarga mampu melakukan

    kompres kepada pasien secara

    mandiri

    kondisi kulit yang mengalami

    lembab memicu timbulnya

    pertumbuhan jamur. Juga akan

    mengurangi kenyamanan klien,

    mencegah timbulnya ruam kulit.

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1. Kesimpulan

    4.1.1. Definisi

    Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi

    virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    22/82

    4.1.2. Etiologi

    a) Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis : Hepatitis A, B, C, D, E

    b) Hepatitis Non Virus : alkohol, obatobatan, bahan beeracun, akibat penyakit lain

    4.1.3. Klasifikasi dan penyebab

    a) Hepatitis A : masa inkubasi 14-49 hari, cara penularan melalui fekal oral

    b) Hepatitis B :masa inkubasi 30-180 hari, cara penularan melalui pereteral

    c) Hepatitis C :masa inkubasi 15-150 hari, cara penularan melalui pereteral

    d) Hepatitis D :masa inkubasi 35 hari, cara penularan melalui pereteral

    e) Hepatitis E :masa inkubasi 14-63 hari, cara penularan melalui fekal oral

    4.1.4. Manifestasi Klinis

    a) Fase Inkubasi

    b) Fase Prodromal (Fase Ikterik)

    c) Fase Icterus

    d) Fase Konvalesen (penyembuhan)

    4.1.5. Patofisiologi

    Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh

    reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar dari hepardisebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan

    berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap

    suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel

    hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon

    sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar

    klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

    4.1.6. Penatalaksanaan

    a) Istirahat penuhselama 1-2 bulan

    b) Diet harus mengandung cukup kalori

    c) Tidak perlu diberikan obat-obat

    d) Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk

    e) Hepatitis B dapat dicegah dengan vaksin

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    23/82

    4.1.7. Asuhan Keperawawtan

    a. Pengkajian1

    Identitas pasien

    Riwayat kesehatan

    Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan penunjang

    b. Analisa data

    c. Diagnosa keperawatan

    d. Intervensi keperaawatan

    4.2. Saran

    4.2.1. Bagi Mahasiswa

    Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah agar dapat

    membuat makalah yang baik dan benar.

    4.2.2. Bagi Pendidikan

    Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik dalam pembuatan

    makalah selanjutnya.

    4.2.3. Bagi Kesehatan

    Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk mahasiswa

    keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien hernia.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    24/82

    Daftar Pustaka

    Sylvia Anderson Price dan Lorrine Mccarty Wilson. 1981 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses

    Proses Penyakit. Edisi 2. Jakarta : EGC

    Charlene J. Reeves, Gayle Roux dan Robin Lackhart. 2001 Keperawatan Medikal Bedah.

    Jakarta : Salemba Medika

    Price, Sylvia Anderson. 2005 : 485 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.

    Edisi 6, Vol 1. Jakarta : EGC

    Lynda Juall Carpenito. 2009 Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta :

    EGC

    Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3

    Dienstag, 1990

    Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990

    Bradley,1990; Purcell, 1990

    Sujono Hadi, 1999

    Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145

    Smeltzer, 2001

    Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131

    ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

    I. KONSEP DASAR PENYAKIT

    A. DEFINISI

    Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel

    hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Brunner &

    Suddarth, 2001).

    Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walaupun efek

    utamanya pada hati (Price & Willson, 2006).

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    25/82

    Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi virus hepatotropik yang bersifat sistemik &

    akut (Mansjoer, dkk, 2000).

    B. ETIOLOGI

    Paling sedikit ada 6 jenis virus penyebab hepatitis (masing-masing menyebabkan tipe hepatitis

    yang berbeda), yaitu :

    1. Virus hepatitis A (HAV).

    2. Virus hepatitis B (HBV).

    3. Virus hepatitis C (HCV).

    4. Virus hepatitis D (HDV).

    5. Virus hepatitis E (HEV).

    6. Virus hepatitis G (HGV).

    C. KLASIFIKASI

    1. Hepatitis A (Hepatitis Infeksiosa)

    - Penyebab : Virus hepatitis A (HAV).

    - Cara penularan : - Jalur fekal-oral.

    - Sanitasi yang jelek.

    - Kontak antar manusia.- Dibawa oleh air & makanan.

    - Inkubasi (hari) : 15-49 hari, rata-rata 30 hari.

    - Imunitas : Homologus.

    - Tanda dan gejala : - Dapat terjadi dengan atau tanpa gejala : sakit mirip flu.

    - Fase pra-ikterik : sakit kepala, malaise, patique, anoreksia, febris.

    - Fase ikterik : Urine yang berwarna gelap, gejala ikterus pada sclera & kulit, nyeri tekan pada

    hati.

    Hasil akhir : biasanya ringan dengan pemulihan. Tidak terdapat status karier atau meningkatnya resiko

    hepatitis kronis, sirosis, atau kanker hati.

    2. Hepatitis B (Hepatitis Serum)

    - Penyebab : Virus Hepatitis B (HBV).

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    26/82

    penularan : - Parenteral atau lewat koncak dengan karier atau penderita infeksi akut, koncak seksual, & oral-

    oral.

    - Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.

    basi : 28-160 hari. Rata-rata 70-80 hari.

    nitas : Homologus.

    da & gejala : Dapat terjadi tanpa gejala, dapat timbul antralgia ruam.

    Hasil akhir : Dapat berat. Status karier mungkin terjadi. Meningkatnya resiko hepatitis kronis, sirosis, &

    kanker hati.

    3. Hepatitis C (Hepatitis non- A, non-Ba)

    - Penyebab : Virus hepatitis C (HCV).

    a penularan : Transfusi darah & produk darah, terkena darah yang terkontaminasi lewat peralatan atau

    parafenalia obat.

    basi : 15-160 hari (rata-rata 50 hari).

    Imunitas : Serangan kedua dapat homologus menunjukkan imunitas yang rendah atau infeksi oleh agens

    lain.

    Tanda & gejala : Serupa dengan HBV : tidak begitu berat & anikterik.

    Hasil akhir : Sering terjadi status karier yang kronis & penyakit hati yang kronis. Meningkatnya risikokanker hati.

    4. Hepatitis D

    - Penyebab : Virus hepatitis D.

    - Cara penularan : Sama seperti HBV, antigen permulaan HBV diperlukan untuk replikasi ; pola

    penularan serupa dengan pola penularan HBV.

    - Inkubasi : 21-140 hari. Rata-rata 35 hari.

    - Imunitas : Homologus.

    - Tanda & gejala : Serupa dengan HBV.

    - Hasil akhir : Serupa dengan HBV, tetapi kemungkinan status karier, hepatitis aktif yang kronis

    & sirosis lebih besar.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    27/82

    5. Hepatitis E

    - Penyebab : virus hepatitis E (HEV).

    penularan : Jalur fekal-oral : kontak antar manusia dimungkinkan meskipun risikonya rendah.

    basi : 15-65 hari. Rata-rata 42 hari.

    nitas : Tidak diketahui.

    da & gejala : Serupa dengan HAV, kecuali sangat berat pada wanita hamil.

    l akhir : Serupa dengan HAV, kecuali sangat berat pada wanita hamil.

    D. PATOFISIOLOGI

    Skemanya :

    Infeksi virus & reaksi toksik

    Inflamasi pada hepar (Lobule)

    Pola hepar terganggu

    Nekrosis & kerusakan sel hepar

    Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus &

    oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan & bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar

    disebut lobule & unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan

    berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap

    suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis & kerusakan sel-sel hepar.

    Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon system

    imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar pasien

    yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

    E. MANIFESTASI KLINIS

    Terjadi gejala prodromal infeksi viral sistemik seperti anoreksia, nausea, vomiting,

    fatigue, malaise, artralgia, mialgia, nyeri kepala, fotopobia, faringitis, batuk dan koriza dapat

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    28/82

    mendahului timbulnya ikterus selama 1-2 minggu. Apabila hepar sudah membesar pasien dapat

    mengeluh nyeri perut kanan atas.

    Demam, dengan suhu sekitar 38-39 C lebih sering ditemukan pada hepatitis A. Urine

    berwarna gelap (seperti air teh) dan feses berwarna tanah (clay-colored). Dengan timbulnya

    gejala kuning/ikterus maka biasanya gejala prodromal menghilang. Hepatomegali dapat disertai

    nyeri tekan. Splenomegali dapat ditemukan pada 10-20% pasien.

    F. KOMPLIKASI

    Dapat terjadi komplikasi ringan, misalnya kolestasis berkepanjangan, relapsing hepatitis,

    atau hepatitis kronis persisten dengan gejala asimtomatik dan AST fluktuatif.

    Komplikasi berat dapat terjadi adalah hepatitis kronis aktif, sirosis hati, hepatitis

    fulminan, atau karsinoma hepatoseluler. Selain itu, dapat pula terjadi anemia aplastik,

    glomerulonefritis.

    G. PROGNOSIS

    Hepatitis A biasanya mempunyai prognosis baik kecuali yang fulminan, sedangkan

    hepatitis B prognosisnya semakin buruk bila infeksi terjadi semakin dini.

    H. PEMERIKSAAN PENUNJANGTerdapat 2 pemeriksaan penting untuk mendiagnosis hepatitis, yaitu tes awal untuk

    mengkonfirmasi adanya peradangan akut pada hati dan tes yang bertujuan untuk mengetahui

    etiologi dari peradangan akut tersebut.

    Pemeriksaan tes fungsi hati, khususnya Alanin Amino Transferase (ALT = SGPT),

    Aspartat Amino Transferase (AST = SGOT). Bila perlu ditambah dengan pemeriksaan billirubin.

    Kadar transaminase (SGOT/SGPT) mencapai puncak pada saat timbulnya ikterus.

    Peningkatan kadar SGOT & SGPT yang menunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati adalah 50-

    2.000 IU/mL. Terjadi peningkatan billirubin total serum (berkisar antara 5-20 mg/dL).

    I. PENGOBATAN

    Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah baring selama fase akut

    penting dilakukan, dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umumnya merupakan makanan

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    29/82

    yang dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan secara intravena mungkin perlu

    diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu

    dibatasi hingga gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.

    Pengobatan terpilih untuk hepatitis B atau C kronis simtomatik adalah terapi antivirus

    dengan interferon - . Terapi antivirus untuk hepatitis D kronis membutuhkan pasien uji

    eksperimental.

    J. PENCEGAHAN

    Pengobatan lebih ditekankan pada pencegahan melalui imunisasi karena keterbatasan

    pengobatan hepatitis virus. Vaksin diberikan dengan rekomendasi untuk jadwal pemberian 2

    dosis bagi orang dewasa berumur 18 tahun & yang lebih tua. Dan dosis ke-2 diberikan 6 hingga

    12 bulan setelah dosis pertama. Cara pemberian adalah suntikan intramuskular dalam otot

    deltoideus.

    II.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

    A. PENGKAJIAN

    1. Aktivitas/Istirahat

    Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.

    2. Sirkulasi

    da : Bradikardia (hiperbillirubinemia berat), ikterik pada sklera, kulit & membran mukosa.

    3. Eliminasi

    ala : Urine gelap, diare/konstipasi, feses warna tanah liat, adanya/berulangnya hemodialisa.

    4. Makanan/Cairan

    ala : Hilang nafsu makan (anoreksia), penurunan berat badan atau meningkat (edema), mual/muntah.

    da : Asites.

    5. Neurosensori

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    30/82

    Tanda : Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.

    6. Nyeri/Kenyamanan

    ala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal

    (pruitus).

    da : Otot tegang, gelisah.

    7. Pernafasan

    Gejala : Tidak minat/enggan merokok (perokok).

    8. Keamanan

    Gejala : Adanya transfusi darah/produk darah.

    da : Demam, urtikaria, lesi makulopapular, eritema tak beraturan, eksaserbasi jerawat, angioma

    jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-kadang ada pada hepatitis alkoholik),

    splenomegali, pembesaran nodus servikal posterior.

    9. Seksualitas

    Gejala : Pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpajan.

    10. Penyuluhan/Pembelajaran

    ala : Terpajan virus, bakteri atau toksin, pembawa (simtomatik atau asimtomatik), adanya prosedur

    bedah dengan anestesia haloten, terpajan pada kimia toksik, perjalanan/imigran, obat jalanan atau

    penggunaan alkohol, diabetes, penyakit ginjal, adanya infeksi seperti flu pada pernafasan atas.

    B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    1. Tes fungsi hati.

    2. AST (SGOT)/ALT (SGPT).

    3. Darah lengkap.

    4. Leukopenia.

    5. Diferensial darah lengkap.

    6. Alkali fosfatase.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    31/82

    7. Feses.

    8. Albumin serum.

    9. Gula darah.

    10. AntiHAV IgM.

    11. Hbs Ag.

    12. Billirubin serum.

    13. Tes ekskresi BSP.

    14. Biopsi hati.

    15. Scan hati.

    16. Urinalisa.

    C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

    1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum; penurunan kekuatan/ketahanan;

    nyeri.

    Tujuan : Pasien mampu beraktivitas kembali.

    sil :- Menyatakan pemahaman situasi/faktor risiko & program pengobatan individu.

    - Menunjukkan tehnik/perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.

    - Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.

    Intervensi:

    - Tingkatkan tirah baring/duduk, berikan lingkungan tenang.

    Rasional : Meningkatkan istirahat & ketenangan menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.

    Aktivitas dan posisi duduk tegak diyakini menurunkan aliran darah ke kaki, yang mencegah

    sirkulasi optimal ke sel hati.

    - Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.

    Rasional : Meningkatkan fungsi pernapasan & meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk

    menurunkan risiko kerusakan jaringan.

    - Lakukan tugas dengan cepat & sesuai toleransi.

    Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.

    - Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi. Bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    32/82

    Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas

    yang mengganggu periode istirahat.

    - Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.

    Rasional : Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti

    program terapi.

    2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorpsi &

    metabolisme pencernaan makanan ; penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tahanan.

    Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

    Hasil : - Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan/mempertahankan berat badan

    yang sesuai.

    - Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai Lab. normal & bebas tanda

    malnutrisi.

    Intervensi:

    - Awasi pemasukan diet. Berikan makanan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makanan

    pagi.

    Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama

    siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.

    - Berikan perawatan mulut sebelum makan.Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.

    - Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

    Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.

    - Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien

    dengan masukan lemak & protein sesuai toleransi.

    Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi

    & pengeluaran empedu & perlunya pembatasan lemak bila terjadi diare.

    - Awasi glukosa darah.

    Rasional : Hiperglikemia/hipoglikemia dapat terjadi, memerlukan perubahan diet/pemberian insulin.

    - Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.

    Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala memanjang.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    33/82

    DAFTAR PUSTAKA

    Brunner & Suddart. (2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. EGC. Jakarta.

    Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanaan dan

    Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.

    Hudak & Gallo. (1996).Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. EGC. Jakarta.

    Mansjoer, Arif, dkk. (2000).KapitaSelekta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta.

    Noer, Sjaifoellah, dkk. (1996).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

    Posted byHeri Saputra at1:16 PM

    Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebookhttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.html

    Askep Hepatitis

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Hepatitis virus akut merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang penting

    tidak hanya di Amerika Serikat tapi seluruh dunia. The centers for Disease Control and

    Prevention (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 3000.000 infeksi virus hepatitis B.

    Walaupun mortalitas penyakit hepatitis rendah, faktor morbiditas yang luas dan ekonomi yang

    kurang memiliki kaitan dengan penyakit ini. Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang

    penyebarannya luas, walaupun efek utamanya pada hati.

    Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan berbagai macam penyakit

    khususnya hepatitis. Hepatitis adalah suatu penyakit yang dapat menimbulkan peradangan hati.

    Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alcohol, dan dijumpai pada

    https://plus.google.com/113979253001137876588https://plus.google.com/113979253001137876588https://plus.google.com/113979253001137876588http://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=twitterhttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-e69H0mj5ey0/TeYh74CHLzI/AAAAAAAAAEk/erLCRgZksxs/s1600/CBN.jpghttp://nurlaelah-elha.blogspot.com/2011/04/kesehatan.htmlhttp://nurlaelah-elha.blogspot.com/2011/04/kesehatan.htmlhttp://picasa.google.com/blogger/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/2011/04/kesehatan.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-e69H0mj5ey0/TeYh74CHLzI/AAAAAAAAAEk/erLCRgZksxs/s1600/CBN.jpghttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8217855408159813505&postID=1760805044022285647&target=emailhttp://kumpulan-segalailmu.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-hepatitis.htmlhttps://plus.google.com/113979253001137876588
  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    34/82

    kanker hati. Gejala dan tanda masing-masing jenis hepatitis serupa namun cara penularan dan

    hasil akhirnya mungkin berbeda.

    I.2 Tujuan

    Maksud dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang

    penyakit hepatitis dan mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit tersebut. Makalah

    tersebut juga dijadikan sebagai refrensi dalam proses perkuliahan.

    BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN

    A. Konsep Dasar Medis

    1. Pengertian

    Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati (Elizabeth J. Corwin, 2001).

    Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang kronik. Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut

    dengan gejala utama yang berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada jaringan hati (Kapita

    Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I).

    Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh bermacam-

    macam etiologi yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang

    berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu palaing sedikit 6 bulan (Ilmu

    Penyakit Dalam Jilid I Edisi 3).

    2. Anatomi Fisiologi

    a. Anatomi

    Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr, atau 2,5 % berat

    badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ plastis lunak yang tercetak oleh struktur

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    35/82

    sekitarnya. Permukaan superior adalah cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma

    dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan,

    lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan

    dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat

    di luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang

    dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan

    abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada

    permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang

    merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati. Dibawah peritoneum terdapat

    jaringan penyambung padat yang dinamakan kapsul glisson, yang meliputi seluruh permukaan

    organ ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam

    massa hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran

    empedu.

    Struktur mikroskopik :

    Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus, yang

    merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ (gambar). Setiap lobulus merupakan badan

    heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus, tersusun radial

    mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan

    sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika. Tidak seperti kapiler lain,sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel kuffer. Sel kuffer merupakan sistem monosit-

    makrofag yang lebih banyak daripada yang terdapat dalam hati, jadi hati merupakan salah satu

    organ utama sebagai pertahanan terhadap invasi bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang

    vena porta dan arteria hepatica yang melingkari bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran

    empedu yang sangat kecil yang dinamakan kanalikuli (tidak tampak), berjalan di tengah-tengah

    lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit dieksresi ke dalam kanalikuli yang

    bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar, hingga menjadi saluran

    empedu yang besar (duktus koledokus).

    Vena porta menerima aliran darah dari saluran limpa dan pankreas. Darah vena porta ini

    berbeda dengan darah vena lain karena :

    - Tekanan sedikit lebih tinggi.

    - Oksigen lebih tinggi, karena aliran darah di daerah splanknikus ini relatif lebih banyak.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    36/82

    - Mengandung lebih banyak zat makanan.

    - Mengandung lebih banyak sisa-sisa bakteri dari saluran pencernaan.

    Volume total darah yang melalui hati 100 1500 ml tiap menit dan dialirkan melalui

    vena hepatica kanan dan kiri yang mengosongkannya ke vena kava inverior.

    b. Fungsi Hati

    Selain merupakan organ parenkim yang berukuran besar, hati juga menduduki urutan

    pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari fungsinya. Hati sangat penting untuk

    mempertahankan hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi metabolik tubuh; pada tabel di

    bawah ini dapat dlihat beberapa fungsi utama hati :

    Fungsi HatiPembentukan dan ekskresi empedu.

    Metabolisme pigmen empedu.

    Metabolisme protein.

    Metabolisme lemak.

    Penyimpanan vitamin dan mineral.

    Metabolisme steroid.

    Detoksifikasi.

    Ruang pengapung dan fungsi penyaring.

    Pembentukan urea.

    Penyimpanan protein

    Dari berbagai fungsi tersebut diatas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa fungsi

    dasar hati adalah :

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    37/82

    1.) Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu.

    2.) Fungsi metabolik

    3.) Fungsi pertahanan tubuh

    4.) Fungsi vaskular hati

    Fungsi Pembentukan dan Ekskresi Empedu

    Hal ini merupakan fungsi utama hati. Saluran empedu mengalirkan, kandungan empedu

    menyimpan dan mengeluarkan ke dalam usus halus sesuai yang dibutuhkan. Hati

    mengekskresikan sekitar 1 liter empedu tiap hari. unsur utama empedu adalah air (97%),

    elektrolit, garam empedu fosfolipid, kolesterol dan pigmen empedu (terutama bilirubin

    terkonjugasi). Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus halus.

    Oleh bakteri usus halus sebagian besar garam empedu direabsorbsi dalam ileum, mengalami

    sirkulasi ke hati, kemudian mengalami rekonjugasi dan resekresi. Walaupun bilirubin (pigmen

    empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak mempunyai peran aktif,

    ia penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu, karena bilirubin cenderung

    mewarnai jaringan dan cairan yang berhubungan dengannya.

    Fungsi Metabolik

    Hati memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat, protein, lemak, vitamindan juga memproduksi energi dan tenaga. Zat tersebut di atas dikirim melalui vena porta setelah

    diabsorbsi oleh usus. Monosaksarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan di simpan

    dalam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen ini mensuplai glukosa secara konstan ke darah

    (glikogenesis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa dimetabolisme dalam

    jaringan unuk menghasilkan panas atau tenaga (energi) dan sisanya diubah menjadi glikogen,

    disimpan dalam otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan subcutan. Hati juga

    mampu menyintetis glukosa dari protein dan lemak (glukoneogenesis).

    Peran hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma, kecuali

    globulin gamma, disintetis oleh hati. Protein ini adalah albumin yang diperlukan untuk

    mempertahankan tekanan osmotik koloid, fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan yang lain.

    Fungsi Pertahanan Tubuh

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    38/82

    Terdiri dari fungsi detoksifikasi dan fungsi perlindungan, dimana fungsi detoksifikasi

    oleh enzim-enzim hati yang melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konjugasi zat yang

    memungkinkan membahayakan dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiologis tidak aktif.

    Fungsi perlindungan dimana yang berperanan penting adalah sel kuffer yang berfungsi sebagai

    sistem endoteal yang berkemampuan memfagositosis dan juga menghasilkan immunolobulin.

    Fungsi Vaskuler Hati

    Setiap menit mengalir 1200 cc darah portal ke dalam hati melalui sinusoid hati,

    seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dan menuju ke vena hepatika untuk selanjutnya

    masuk ke dalam vena kava inferior. Selain itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira-kira 350

    cc darah. Darah arterial ini akan masuk dan bercampur dengan darah portal. Pada orang dewasa

    jumlah aliran darah ke hati diperkirakan mencapai 1500 cc tiap menit.

    3. Patofisiologi

    Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan

    reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional darah dari hepar

    disebut lobule karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi

    pada hepar. Pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel

    hepar yang rusak dibuang dari tubuh oleh respon imune digantikan oleh sel-sel hepar baru yang

    sehat. Oleh karenanya sebagian besar oleh pasien yang mengalami hepatitis sembuh dengan

    fungsi hepar normal

    4. Etiologi

    a. Virus.

    b. Bakteri (salmonella typhi).

    c. Obat-obatan.

    d. Racun (hepatotoxic).

    e. Alcohol.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    39/82

    5. Klasifikasi

    Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo Nucleic Acid) dan

    DNA (Deoksi Nucleic Acid).

    HepatitisA/Hepatitis infeksius

    Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang

    dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning

    dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini ditularkan terutama melalui kontaminasi oral fekal

    akibat higyne yang buruk atau makanan yang tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12

    minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda

    dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi

    30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya

    makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang.

    Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.

    Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan

    pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu

    narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis

    A.

    HepatitisB/hepatitis serum

    Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane. Virus ini

    memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah diketahui secara rinci dapat

    diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan lab.hepatitis B memiliki masa tunas yang

    lama, antara 1 7 bulan dengan awitan rata-rata 1-2 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang

    terjangkit hepatitis B akan mengalami hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati

    selama lebih dari 6 bulan. Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan,

    mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum

    suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.

    Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung

    antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang

    aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular

    hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    40/82

    Hepatitis c

    Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989.cara penularan virus RNA tersebut sama dengan

    hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah dikalangan penduduk amerika serikat

    sebelum ada penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam semen dan sekresi vagina tetapi jarang

    sekali pasangan seksual cukup lama dari pembawa hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa

    tunas hepatitis C berkisar dari 15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari. Karena gejalanya

    cenderung lebih ringan dari hepatitis B, invidu mugkin tidak menyadari mereka mengidap

    infeksi serius sehingga tidak datang ke pelayanan kesehatan. Antibody terhadap virus hepatitis C

    dan virus itu sendiri dapat di deteksi dalam darah, sehingga penapisan donor darah efektif.

    Adanya antibody terhadap virus hepatitis C tidak berarti stadium kronis tidak terjadi.

    saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C.

    Hepatitis D

    Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk

    replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum

    suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala

    yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. agen hepatitis D ini meningkatkan resiko timbulnya

    hepatitis Fulminan, kegagalan hati dan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan

    menghindari virus hepatitis B. Hepatitis E

    virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingesti air yang tercemar.

    Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit

    yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya

    trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.

    Tabel Virus Hepatitis Yang Dikenali Saat Ini

    Jenis penularan Prognosis Diagnosis

    Hepatitis

    A

    Oral atau fekal Biasanya sembuh

    sendiri

    Antibody hepatitis

    A ; IgM(stadium

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    41/82

    dini),IgG(stadium

    lanjut)

    Hepatitis

    B

    Ditularkan

    melalui

    darah,khususnya

    dari ibu ke anak.

    Juga ditularkan

    melalui hubungan

    seksual

    Biasanya sembuh

    sendiri.10%

    diantaranya dapat

    menjadi hepatitis

    B kronis atau

    fulminan.

    Antigen permukaan

    hepatitis B (HbsAg)

    dan antigen

    inti(HbeAg) yang

    diikuti dengan

    antibody terhadap

    antigen permukaan

    hepatits B dan

    antigen inti.

    Heparitis

    C

    Ditularkan

    melalui darah (

    angkat penularan

    melalui hubungan

    kelamin rendah).

    50% dapat

    menjadi infeksi

    kronis

    Antibody hepatitis

    C

    Hepatitis

    D

    Ditularkan

    melalui darah.ko-

    infeksi hanyadengan hepatitis

    B

    Meningkatkan

    kemungkinan

    perburukanhepatitis B

    Antigen hepatitis

    D, antibody

    hepatitis D.

    Hepatitis

    E

    Air tercemar, oral

    atau fekal

    Biasanya sembuh

    sendiri, tetapi

    menimbulkan

    angka kematian

    tinggi pada

    wanita hamil

    Pengukuran virus

    hepatitis E

    6. Manifestasi Klinik

    Terdapat tiga stadium :

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    42/82

    a. Stadium pre ikterik

    Berlangsung selama 47 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah,

    demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.

    b. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada

    sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien masih lemah,

    anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda, hati membesar dan

    nyeri tekan.

    c. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)

    Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih

    cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena penyebab yang biasa

    berbeda.

    7. Penularan

    HVA HVB HVC HVD HVE

    Penularan Fekal oral

    Parenteral

    Darah

    Saliva

    Seksual

    Darah

    Saliva

    Darah Fekal oral

    (Buku Ajar I lmu Penyakit Dalam,jilid I)

    Resiko penularan untuk HVA yaitu : sanitasi buruk, institusi yang ramai seperti rumah

    perawatan, rumah sakit jiwa, jasa boga, terinfeksi. Sedangkan resiko penularan HVB aktivitas

    homoseksual, memiliki banyak pasangan seksual, memakai obat-obatan melalui suntikan

    intravena, hemodialisis kronik, pekerja sosial di bidang kesehatan, transfusi darah (sekarang

    sudah jarang karena ada pemeriksaan rutin).

    8. Pencegahan

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    43/82

    Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan pada

    pencegahan diataranya sebagai berikut :

    a. Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan dan

    pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi misalnya pada

    hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati-hati dalam menangani

    peralatan parenteral tersebut.

    b. Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut.

    c. Pelihara personal hygiene dan lingkungan.

    d. Gunakan alat-alat disposible untuk suntik.

    e. Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan.

    9. Penatalaksanaan

    a. Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim.

    b. Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus-

    menerus muntah.

    c. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali

    normal.

    d. Terapi sesuai instruksi dokter.

    e. Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan.f. Alat-alat makan disterilkan.

    g. Alat-alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan antiseptik.

    10. Komplikasi

    Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang

    memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai hepatitis kronis persisten.

    Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami kekambuhan setelah serangan awal yang

    dapat dihubungkan dengan alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan setelah hepatitis virus

    akut sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif dimana terjadi

    kerusakan hati seperti digerogoti (picce meal). Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis

    yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    44/82

    11. Pemeriksaan Diagnostik

    a. Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada kerusakan sel hati

    dan pada keadaan lain terutama infark miokardium.

    b. Bilirubin direk : meningkat pada gangguan eksresi bilirubin terkonyugasi.

    c. Bilirubin indirek : meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert.

    d. Bilirubin serum total : meningkat pada penyakit hepatoseluler

    e. Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.

    f. Masa protrombin : meningkat pada penurunan sintetis protrombin akibat kerusakan sel hati.

    g. Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktus biliaris.

    B.

    Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

    Proses perawatan adalah suatu metode yang sistematik dan terorganisir dalam pemberian

    askep yang difokuskan pada reaksi/respon manusia unik pada suatu kelompok/perorangan

    terhadap gangguan kesehatan yang dialami baik aktual maupun resiko.

    1. Pengkajian

    Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir

    yang meliputi tiga aktivitas dasar : mengumpulkan data, menyortir dan mengatur data yang

    dikumpulkan, mendokumentasikan data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data dalamformat yang dapat dibuka kembali. Dengan menggunakan beberapa teknik, anda berfokus pada

    pendapatan profil pasien yang akan memungkinkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah

    pasien dan diagnosa yang cocok, merencanakan masalah, mengimplementasikan intervensi dan

    mengevaluasi hasil. Profil ini disebut data-data pasien.

    Data dasar pasien memberikan suatu pengertian tentang status kesehatan pasien yang

    menyeluruh. Data tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati.

    Data dasar pengkajian pasien

    a. Aktivitas/istirahat

    Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.

    b. Sirkulasi

    Tanda : Bradikardi (hiperbilirubinemia berat). Ikterik pada sklera, kulit dan membran

    mukosa.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    45/82

    c. Eliminasi

    Gejala : Urine gelap, diare/konstipasi : faeces warna tanah liat,adanya/ berulangnya

    hemodialisa.

    d. Makanan dan cairan

    Gejala : Hilang nafsu makan (anoreksia, penurunan berat badan atau meningkat

    (oedema), mual/muntah.

    e. Neurosensori

    Tanda : Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriktis.

    f. Nyeri/kenyamanan

    Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, artalgia, mialgia, sakit

    kepala (pruritus).

    Tanda : Otot tegang, gelisah.

    g. Pernafasan

    Tanda : Tidak minat/enggan merokok (perokok).

    h. Keamanan

    Gejala : Adanya transfusi darah/produk darah.

    Tanda : Demam

    Urtikaria, lesi makula papular, eritema tak beraturan eksaserbasi jerawat.

    Angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-kadang ada pada hepatitisalkoholik).

    i. Seksualitas

    Gejala : Pola hidup/perilaku meningkatkan resiko terpanjang (contoh : homoseksual

    aktif/biseksual pada wanita).

    2. Identifikasi/Analisa masalah (Diagnosa Keperawatan)

    Tahap kedua dari proses keperawatan sering disebut juga sebagai analisis, dan juga identifikasi

    masalah atau diagnosa keperawatan. Proses ini amat penting dan esensial karena proses ini

    merupakan satu bagian yang paling vital dalam proses keperawatan.

    Diagnosa keperawatan :

    a. Intolerans aktivitas berhubungan dengan :

    Kelemahan umum : penurunan kekuatan/ketahanan : nyeri.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    46/82

    Mengalami keterbatasan aktivitas : depresi.

    b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan untuk

    memenuhi kebutuhan metabolik : anoreksia, mua/muntah, gangguan absorbsi dan metabolisme

    pencernaan makanan : penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tertahan.

    c. Kekurangan volume cairan dan diare, perpindahan area ke tiga (acites), gangguan proses

    pembekuan

    d. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan

    Gejala : Jengkel/marah, terkurung/isolasi, sakit lama/periode penyembuhan.

    e. Potensial terjadi penularan pada orang lain serta staf medis berhubungan dengan : kontak

    dengan pasien serta pengelolaan alat-alat.

    f. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan zat kimia, akumulasi garam

    empedu dalam jaringan.

    g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan

    dengan salah interpretasi, tidak mengenal sumber informasi.

    3. Perencanaan

    Diagnosa keperawatan :

    a. Aktivitas intoleran berhubungan dengan :

    - Kelemahan umum, penurunan kekuatan otot/ketahanan : nyeri.

    - Mengalami keterbatasan aktivitas.subyektif : Laporan kelemahan.

    objektif : Tampak lemah, kekuatan otot menurun, istirahat di tempat tidur.

    * Tujuan

    - Menyatakan pemahaman situasi/faktor resiko dan program pengobatan individu.

    * Kriteria

    - Menunjukkan teknik/perilaku kemampuan kembali melakukan aktivitas.

    - Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.

    * Tindakan keperawatan

    1.) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung.

    Rasional :

    Meningkatkan ketenangan, menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.

    2.) Ubah posisi dengan sering, perawatan kulit yang baik.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    47/82

    Rasional :

    Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk

    menurunkan resiko kerusakan jaringan.

    3.) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.

    Rasional :

    Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.

    4.) Tingkatkan aktivitas sesuai intoleransi, bantu melakukan rentang gerak sedikit pasif/aktif.

    Rasional :

    Tirah baring yang lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena keterbatasan

    aktivitas.

    5.) Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV, membaca, mendengarkan radio.

    Rasional :

    Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian, dan dapat

    meningkatkan koping.

    6.) Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.

    Rasional :

    Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti

    program terapi.

    Kolaborasi :Membantu menentukan kadar aktivitas yang tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial

    resiko berulang.

    b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual.

    subjektif : Kurang nafsu makan, nyeri abdomen/kram.

    obyektif : Porsi makan tidak dihabiskan, berat badan menurun, muntah.

    * Tujuan

    - Menunjukkan berat badan yang meningkat atau kembali normal.

    - Diet yang dianjurkan dapat ditoleransi tanpa rasa tak nyaman.

    * Kriteria

    - Berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda

    malnutrisi.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    48/82

    * Tindakan keperawatan

    1.) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit tapi sering dalam frekuensi

    sering dan tawarkan makanan pagi paling besar.

    Rasional :

    Makanan banyak sulit mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama siang

    hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.

    2.) Berikan perawatan mulut sebelum makan.

    Rasional :

    Menghilangkan rasa tidak enak, meningkatkan nafsu makan.

    3.) Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

    Rasional :

    Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.

    4.) Dorongan pemasukan sari jeruk, minuman karbohidrat dan permen berat sepanjang hari.

    Rasional :

    Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna, toleran bila makanan lain

    tidak.

    5.) Berikan obat sesuai indikasi : Vit. B Comp, tambahan diet lain sesuai indikasi.

    Rasional :

    Memperoleh kekurangan dan membantu proses penyembuhan.Kolaborasi :

    6.) Konsul pada ahli diet. Dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien

    dengan pemasukan lemak dan protein sesuai toleransi.

    Rasional :

    Berguna dalam membuat program diet memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme lemak

    bervariasi tergantung pada produksi pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan masukan

    lemak bila terjadi diare. Bila toleransi pemasukan normal atau lebih protein akan membantu

    regenerasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada penyakit berat karena akumulasi produk

    akhir protein dapat mencetuskan hepati ensefalopati.

    7.) Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.

    Rasional :

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    49/82

    Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala

    memanjang.

    c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui muntah

    dan diare, ditandai dengan :

    Data subyektif : -

    Data obyektif : Muntah dan diare.

    * Tujuan

    Mempertahankan hidrasi adekuat.

    * Kriteria

    - Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran seimbang.

    * Tindaka keperawatan

    1.) Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian, catat kehilangan melalui

    usus, contoh muntah dan diare.

    Rasional :

    Memberikan informasi tentang kebutuhan pengganti/efek terapi.

    2.) Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.

    Rasional :

    Indikator volume sirkulasi/perifer.

    3.) Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur lingkar abdomen sesuai indikasi.Rasional :

    Menerangkan kemungkingan perdarahan ke dalam jaringan.

    4.) Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.

    Rasional :

    Menghindari trauma dan perdarahan gusi.

    5.) Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu pembekuan.

    Rasional :

    Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium/kadar protein yang dapat

    menimbulkan pembentukan oedema.

    6.) Berikan cairan IV, elektrolit.

    Rasional :

    Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    50/82

    7.) Protein hidrolisat : vitamin K

    Rasional :

    Memperbaiki kekurangan albumin/protein dapat membantu mengembalikan cairan dari jaringan

    ke sistem sirkulasi, mencegah masalah koagulasi.

    d. Harga diri rendah berhubungan dengan gejala jengkel/marah, terkurung/ isolasi, sakit

    lama/periode penyembuhan.

    subyektif : Perasaan tak berdaya.

    obyektif : Perawatan isolasi, icterus pada mata dan seluruh tubuh.

    * Tujuan

    Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping terhadap persepsi negatif.

    * Kriteria

    - Menyatakan penerimaan diri dan lamanya penyembuhan/ kebutuhan isolasi.

    - Mengakui diri sebagai orang tua yang berguna.

    * Tindakan keperawatan

    1.) Kontak dengna pasien mengenai waktu untuk mendengar.

    Rasional :

    Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling percaya.2.) Dorong diskusi perasaan marah.

    Rasional :

    Kesempatan untuk mengekspresikan perasaan memungkinkan pasien untuk merasa lebih

    mengontrol situasi. Pengungkapan menurunkan cemas dan depresi memudahkan perilaku koping

    positif.

    3.) Hindari membuat penilaian neoral tentang pola hidup.

    Rasional :

    Pasien merasa marah/kesal dan mengalahkan diri : penilaian dari orang lain akan merusak harga

    diri lebih lanjut.

    4.) Diskusikan harapan penyembuhan.

    Rasional :

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    51/82

    Periode penyembuhan mungkin lama/potensial stres keluarga/ situasi dan memerlukan

    perencanaan, dukungan dan evaluasi.

    5.) Kaji efek penyakit pada faktor ekonomi pasien/orang terdekat.

    Rasional :

    Masalah finansial dapat terjadi karena kehilangan peran fungsi pasien pada

    keluarga/penyembuhan lama.

    6.) Tawarkan aktivitas senggang berdasarkan tingkat energi.

    Rasional :

    Memampukan pasien untuk menggungkan waktu dan energi pada cara konstruktif yang

    meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.

    7.) Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau biru/hitam daripada kuning atau hijau.

    Kolaborasi8.) Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai kebutuhan, contoh perencanaan pulang,

    pelayanan masyarakat dan atau lembaga komunitas lain.

    Rasional :

    Dapat memudahkan pemecahan masalah dan membantu melibatkan individu untuk mengatasi

    masalah.

    e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahankan tubuh sekunder tak adekuat dan

    malnutrisi.

    subyektif : -

    obyektif : - Klien dirawat di ruangan isolasi

    - Faeces warna dempul.

    - Urine warna pekat.

    * Tujuan

    Mencegah penularan kepada orang lain.

    * Kriteria

    Mendemonstrasikan/melakukan teknik-teknik/cara penularan penyakit. Perubahan-perubahan

    teknik ulang perilaku atau mencegah penularan penyakit terhadap orang lain.

    * Tindakan keperawatan

    1.) Terapkan teknik isolasi dengan cara yang tepat

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    52/82

    - Gunakan celemek dan sarung tangan bila mengadakan kontak dengan klien (berhati-hati

    terhadap kontaminasi dengan alat-alat suntik klien seperti darah dan sekretnya).

    - Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

    Rasional :

    Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan yang efektif dalam

    mencegah transmisi virus tipe C di transmisikan melalui terpajan pada darah dan produk darah.

    2.) Jelaskan prosedur isolasi kepada klien dan keluarga.

    Rasional :

    Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain.

    3.) Membahas pentingnya imunisasi kepada klien, keluarga dan tenaga kesehatan.

    f. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan zat kimia,

    akumulasi garam empedu dalam jaringan.

    Data subyektif : Pengungkapan rasa gatal.

    Data obyektif : Bilirubin meningkat.

    * Tujuan

    Klien akan mengungkapkan tidak terjadi gangguan integritas kulit.

    * Kriteria

    - Jaringan kulit utuh tanpa lecet/luka.

    - Gatal-gatal berkurang/hilang.* Tindakan keperawatan

    1.) Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun mandi alkali.

    Rasional :

    2.) Anjurkan untuk menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk rasa gatal, pertahankan kuku

    pendek.

    Rasional :

    Menurunkan resiko cedera kulit.

    3.) Beri massage pada waktu tidur.

    Rasional :

    Bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan iritasi kulit.

    4.) Hindari komentar tentang penampilan pasien.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    53/82

    Rasional :

    Menimbulkan stres psikologik sehubungan dengan perubahan kulit.

    Kolaborasi

    5.) Berikan obat sesuai indikasi ; antihistamin contoh : metdilazin, difenhidramin.

    Rasional :

    Menghilangkan gatal, catatan : gunakan terus-menerus pada hepatik hebat.

    g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan

    salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan :

    Data subyektif : Pernyataan yang salah konsepsi.

    Data obyektif : Pernyataaan/meminta informasi.

    * Tujuan

    Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.* Kriteria

    - Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala penyakit dan hubungan dan gejala dengan faktor

    penyebab.

    - Melakukan perubahan perilaku dan berpatisipasi pada pengobatan.

    * Tindakan keperawatan

    1.) Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/prognosis, kemungkinan pilihan

    pengobatan.

    Rasional :

    Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan kesempatan untuk

    memberikan informasi tambahan yang sesuai keperluan.

    2.) Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan penyakit.

    Rasional :

    Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis dan situasi individu.

    3.) Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas pengalih.

    Rasional :

    Aktivitas yang dapat dinikmati akan dapat membantu menghindari pemusatan pada

    penyembuhan panjang.

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    54/82

    4.) Diskusikan pembatasan donatur darah.

    Mencegah penyebaran penyakit. Kebanyakan undang-undang negara bagian menerima donor

    darah yang mempunyai riwayat berbagai tipe hepatitis.

    5.) Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium.

    Rasional :

    Proses penyakit dapat memakai waktu berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala ada lebih

    lama dari enam bulan. Biopsi hati diperlukan untuk memastikan adanya hepatitis kronis.

    6.) Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 612 bulan minuman atau lebih lama sesuai

    toleransi individu.

    Rasional :

    Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.

    4. Implementasi

    Merupakan tahan keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan

    dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat

    siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan

    pasien.

    Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telahditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam

    pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu :

    a. Tindakan mandiri

    b. Tindakan observasi

    c. Tindakan health education

    d. Tindakan kolaborasi

    5. Evaluasi

    Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat dicapai,

    sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan. Perawat perlu mengetahui

    kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuanperkembangan keperawatan kesehatan klien dapat diketahui Dalam evaluasi dapat dikemukakan

    4 kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :

    a. Masalah klien dapat dipecahkan .

  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    55/82

    b. Sebagian masalah klien dapat dipecahkan.

    c. Masalah klien tidak dapat dipecahkan.

    d. Dapat muncul masalah baru.

    http://nurlaelah-elha.blogspot.com/

    http://nurlaelah-elha.blogspot.com

    ASKEP HEPATITIS

    HEPATITIS

    A. DEFINISI

    Hepatitisadalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus

    dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).

    Hepatitis virusmerupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler

    yang khas (Smeltzer, 2001)

    B. ETIOLOGI

    1.

    Virus

    Type A Type B Type C Type D Type E

    Metode

    transmisi

    Fekal-oral

    melaluiorang lain

    Parenteral

    seksual,perinatal

    Parenteral

    jarang seksual,orang ke

    orang,

    perinatal

    Parenteral

    perinatal,memerlukan

    koinfeksi dengan

    type B

    Fekal-oral

    http://nurlaelah-elha.blogspot.com/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/http://nurlaelah-elha.blogspot.com/
  • 5/19/2018 Askep Hepatitis

    56/82

    Keparah-an Tak ikterik

    dan

    asimto-

    matik

    Parah Menyebar

    luas, dapat

    berkem-bang

    sampai kronis

    Peningkatan

    insiden kronis dan

    gagal hepar akut

    Sama

    dengan D

    Sumber

    virus

    Darah,

    feces,

    saliva

    Darah, saliva,

    semen, sekresi

    vagina

    Terutama

    melalui darah

    Melalui darah Darah,

    feces,

    saliva

    2. Alkohol

    Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.

    3. Obat-obatan

    Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.

    C. TANDA DAN GEJALA

    1.

    Masa tunas

    Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)

    Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)

    Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)

    2.

    Fase Pre Ikterik

    Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berl