Post on 06-Jul-2018
8/18/2019 Sistem Otot Str
1/18
SISTEM OTOT
SISTEM OTOT
Sistem Otot Pada Aves
Sistem Otot Pada Reptil
Sistem Otot Pada Amfibi
Sistem Otot Pada Ikan
Sistem Otot Pada Manusia
Tempat Perlekatan OtotOrigo
Insersi
Susunan Fasikulus Pada Otot
Paralel
Fusiformis
Sirkuler
Segitiga
Pennate
Ciri yang Digunakan
pada Penamaan Otot
Koordinasi Diantara Otot
Otot Agonis
Otot Antagonis
Otot Sinergis
Otot Fiksator
8/18/2019 Sistem Otot Str
2/18
SISTEM OTOT PADA MANUSIA
Sistem otot pada tubuh berperan menjaga
kestabilan posisi tubuh, menghasilkan gerakan, dan
menghasilkan panas tubuh. Pembahasan sistem otot
terfokus pada otot-otot rangka yang bekerja
dibawah perintah sadar (di invervasi oleh sistemsaraf tepi atau sistem saraf kraniospinal). Hampir
700 otot membangun sistem otot, misalnya otot
bisep brakii yang tersusun atas jaringan otot rangka
dan jaringan ikat. Beberapa otot rangka memiliki
fungsi utama untuk menstabilkan posisi tulang -
tulang sehingga otot-otot rangka yang lain dapat
melakukan sebuah gerakan yang lebih efektif.
Tempat Perlekatan Otot (Origo Dan Insersi)
Otot-otot rangka, dalam menghasilkangerakan, juga menggunakan kekuatan tendon yang
dapat menarik tulang-tulang dan struktur yang lain
misalnya kulit. Sebahagian besar otot -otot rangka
setidaknya melintasi satu sendi dan pada umumnya
menempel ke tulang-tulang yang membentuk
persendian (gambar 3.1). Ketika sebuah otot
rangka berkontraksi, maka akan menarik satu dari
tulang-tulang yang membentuk persendian kearah
yang lain. Dua tulang yang membentuk persendian
pada umumnya tidak bergerak secara bersama-sama
dalam menanggapi kontraksi otot. Salah satu da ridua tulang, tidak bergerak atau tetap pada posisi
awalnya, sebab otot-otot yang lain menstabilkan
posisi tulang tersebut melalui kontraksi dan
menariknya kearah yang berlawanan atau
disebabkan strukturnya yang membuat tulang
tersebut kurang dapat bergerak.
Pada umumnya, tendon otot yang melekat
pada tulang yang tidak dapat bergerak disebut origo
(gambar 3.1), sedangkan tendon otot yang melekat
pada tulang yang dapat bergerak disebut insersi(gambar 3.1). Analogi yang dapat digunakan yaitu
sebuah engsel pada pintu. Pada contoh ini, bagian
engsel yang melekat pada kosen pintu adalah origo,
sementara bagian engsel yang melekat pada daun
pintu adalah insersi. Pada ibu jari, origo barada
pada bagian proksimal sedangkan insersi berada
pada bagian distal, khusus pada alat gerak, insersi
pada umumnya ditarik kearah origo. Bagian gemuk
pada otot yang terletak diantara tendon disebut
badan otot (bagian yang bergulung pada engsel
pada analogi yang telah dipaparkan sebelumnya).
Aksi dari sebuah otot adalah gerakan yang terjadiketika otot berkontraksi. Pada analogi engsel pintu,
maka pintu akan tertutup.
Otot-otot seringkali tidak menutupi bagian
tubuh yang digerakkannya (gambar 3.2),
menunjukkan bahwa meskipun salah satu fungsi
dari otot bisep brakii adalah untuk menggerakkan
lengan bawah, badan otot bisep brakii berada pada
humerus, bukan pada lengan bawah. Terdapat jugaotot-otot yang melintasi dua sendi, seperti otot
rektus femoris dan otot sartorius pada paha,
memiliki gerakan yang lebih kompleks
dibandingkan dengan otot-otot yang hanya
melintasi satu sendi.
Badan dari otot
bisep brakii
Badan dari otottrisep brakii
Skapula
TendonOrigo dari
skapula dan
humerus
Insersi
Insersi pada
ulna
Humerus
Tendon
Insersi pada
radius
Radius
Ulna
Gambar 3.1 Origo dan insersi pada otot rangka(diadaptasi dari G. J. Tortora dan B. Derrickson. hal:
399).
8/18/2019 Sistem Otot Str
3/18
Susunan Fasikulus Pada Otot
Serabut otot rangka (sel-sel otot rangka)
pada sebuah otot tersusun dalam berkas yang
disebut fasikulus. Dalam sebuah fasikulus, seluruhserabut otot tersusun sejajar satu dengan yang lain.
Fasikulus dapat membentuk lima pola, yaitu
paralel (sejajar), fusiformis (berbentuk gelendong,
menyempit pada kedua ujungnya dan lebar pada
bagian tengahnya), sirkuler (melingkar), segitiga,
dan pennate (berbentuk seperti sebuah bulu).
Susunan fasikulus mempengaruhi kekuatan dan
jarak gerakan yang dihasilkan oleh otot. Ketika
berkontraksi, otot akan memendek sekitar 70% dari
panjang awalnya. Serabut yang lebih panjang dalam
sebuah otot akan menghasilkan jarak gerakan yanglebih besar. Namun , kekuatan dari sebuah otot
tidak bergantung pada panjang serabutnya tetapi
pada keseluruhan luas daerah penampangnya, sebab
sebuah serabut otot yang pendek dapat berkontraks i
dengan kekuatan penuh sama seperti serabut yang
otot yang panjang. Jadi semakin banyak serabut
otot per unit luas daerah penampang dari sebuah
otot, maka kekuatan yang dihasilkan juga semakin
besar.
Susunan fasikulus seringkali
menggambarkan kekuatan dan jarak gerakan yang
dihasilkan. Sebagai contoh, otot -otot pennate,memiliki sejumlah besar fasikulus dengan serabut
pendek, memberi kekuatan yang lebih besar tetapi
jarak gerakan yang lebih kecil. Berbeda dengan
otot-otot paralel yang memiliki beberapa fasikulus
dengan serabut panjang, tersusun memanjang
dengan arah panjang otot, sehingga memiliki jarak
gerakan yang lebih besar tetapi kekuatan yang
dihasilkan kurang. Tabel 3.1 menyajikan deskripsi
susunan fasikulu pada otot.
Koordinasi Diantara Otot
Sebuah gerakan pada umumnya merupakan
hasil kerja bersama dari beberapa otot rangka.
Sebahagian besar otot rangka tersusun dalam
pasangan yang berlawanan (antagonis) pada sendi,
misalnya, fleksor-ekstensor, abduktor-adduktor, dan
lain sebagainya. Dalam pasangan yang berlawanan,
satu otot disebut agonis (penggerak utama),
berkontraksi untuk menghasilkan gerakan,
sementara otot yang lain disebut antagonis,
merentang atau berelaksasi. Dengan sebuah
pasangan yang berlawanan, otot-otot agonis dan
antagonis dapat bertukar untuk menghasilkan
gerakan yang berbeda. Sebagai contoh, ketika kita
menekuk atau membengkokkan lengan bawah
kearah lengan atas pada siku (gerakan fleksor),
bisep brakii adalah agonis dan trisep brakii adalah
antagonis dan ketika lengan bawah dit urunkan atau
direntangkan, bisep brakii adalah antagonis dan
trisep brakii adalah agonis. Agonis dan antagonis
pada umumnya terletak pada sisi yang berlawanan
dari tulang atau sendi, seperti pada contoh otot
bisep brakii dan trisep brakii. Jika sepasang ot ot
agonis dan antagonis berkontraksi pada waktu yang
bersamaan dengan kekuatan yang sama, maka tidak
akan ada gerakan yang dihasilkan.
Gambar 3.2 Otot-otot rangka menghasilkan gerakan
dengan menarik tulang (diadaptasi dari G. J. Tortora
dan B. Derrickson. hal: 399).
Bisep brakii
Beban
Titik tumpu pada siku
8/18/2019 Sistem Otot Str
4/18
Tabel. 3.1 Deskripsi Susunan Fasikulus Pada Otot.
Susunan Fasikulus
Paralel Fusiformis
Fasikulus sejajar dengan sumbu membujur otot;
berakhir pada ujung tendon yang pipih, contoh:
otot stilohioid.
Fasikulus hampir sejajar dengan sumbu
membujur otot; berakhir pada tendon yang pipih;
otot meruncing kearah tendon, diameter bagian
ujung otot lebih kecil dibandingkan bagian badan
otot, contoh: otot digastrik
Sirkuler Segitiga
Fasikulus tersusun konsentris atau melingkar
membentuk otot spinter yang berperan membuka
dan menutup lubang saluran pada bagian tubuh
tertentu, contoh: otot orbikularis okuli.
Fasikulus tersebar pada daerah yang lebar dan
bertemu pada pusat tendon yang tebal; memberi
penampakan segitiga pada otot , contoh: otot
pektoralis mayor.
Pennate: Fasikulus yang pendek membentuk bagian memanjang otot; tendon memanjang padahampir seluruh bagian panjang otot. Otot pennate terbagi atas:
Unipennate Bipinnate
Fasikulus tersusun hanya pada satu sisi daritendon, contoh:otot ekstensor digitorum longus
Fasikulus tersusun pada kedua sisi tendon,contoh: otot rektus femoris.
Multipennate: Fasikulus menempel secara miring dari banyak arah menuju beberapa tendon, contoh:
otot deltoid.
8/18/2019 Sistem Otot Str
5/18
Kadang-kadang sebuah agonis melintasi
sendi yang lain sebelum menjangkau sendi dimana
gerakan utamanya terjadi. Sebagai contoh, otot
bisep brakii melintasi bahu dan sendi siku, dengan
gerakan utama pada lengan bawah. Untuk
mencegah gerakan yang tidak diin ginkan pada
sendi intermediat atau untuk membantu gerakankembali dari agonis, otot-otot yang disebut sinergis
berkontraksi dan menstabilkan sendi intermediat.
Sebagai contoh, otot-otot yang membengkokkan
jari-jari (agonis) melintasi sendi interkarpal dan
radiokarpal (sendi intermediat). Jika gerakan pada
sendi intermediat ini tidak dikendalikan/ dibatasi,
maka kita tidak dapat membengkokkan jari -jari
tanpa membengkokkan pergelangan t angan pada
waktu yang bersamaan. Kontraksi sinergi dari otot-
otot ekstensor pada pergelangan tangan
menstabilkan sendi pergelangan tangan danmencegah gerakan yang tidak diinginkan,
sementara otot-otot fleksor dari jari-jari
berkontraksi untuk menghasilkan gerakan. Sinergis
pada umumnya terletak dekat dengan agonis.
Beberapa otot yang berada dalam satu
kelompok juga berperan sebagai fiksator,
menstabilkan origo dari agonis sehinggga origo
dapat berperan lebih efisien. Fiksator tetap berada
pada ujung proksimal dari sebuah alat gerak,
sementara gerakan terjadi pada ujung distal.
Sebagai contoh, skapula adalah tulang yang dapatbergerak bebas yang menyediakan origo untuk
beberapa otot yang menggerakkan lengan.
Ketika otot-otot lengan berkontraksi,
skapula harus tetap berada dalam posisi yang tetap.
Pada gerakan abduksi dari lengan, otot-otot deltoid
berperan sebagai agonis dan fiksator (pektoralis
minor, trapezius, subklavius, serratus anterior, dan
otot-otot yang lain) mempertahankan skapula
dengan kuat melawan bagian belakang dari dada.Insersi dari otot deltoid menarik humerus untuk
gerakan abduksi lengan. Dibawah kondisi yang
berbeda, gerakan yang berbeda, dan waktu yang
berbeda, beberapa otot mungkin berperan sebagai
agonis, antagonis, sinergis, dan fiksator.
Ciri Yang Digunakan Pada Penamaan Otot
Nama-nama dari sebahagian besar otot
rangka adalah kombinasi kata yang menunjukkan
ciri khusus otot yang dimaksud, seperti pola
fasikulus otot, ukuran otot, bentuk otot, jenis
gerakan yang dihasilkan, jumlah origo, tempat otot
berada, dan tempat origo dan insersi dari otot.
Dengan mengetahui nama sebuah otot, kita
mendapatkan petunjuk mengenai ciri khusus otot
tersebut. Tabel 3.2 menyajikan karakteristik yang
digunakan dalam penamaan otot.
Tabel 3.2 Karakteristik yang Digunakan Dalam Penamaan Otot.
Nama Arti Contoh
Arah: orientasi dari fasikulus otot terhadap sumbu tengah tubuh.
Rektus Sejajar terhadap sumbu tengah tubuh . Rektus abdominis
Transversal Tegak lurus terhadap sumbu tengah tubuh Transversal abdominis
Oblique Diagonal terhadap sumbu tengah tubuh. Eksternal oblique
Ukuran : ukuran relatif otot.
Maksimus Terbesar. Gluteus maksimus
Minimus Terkecil. Gluteus minimus
Longus Panjang. Abduktor longus
Brevis Pendek. Abduktor brevis
8/18/2019 Sistem Otot Str
6/18
Latisimus Terlebar. Latisimus dorsi
Longisimus Terpanjang. Longisimus kapitis
Magnus Besar. Adduktor magnus
Major Lebih besar. Pektoralis major
Minor Lebih kecil. Pektoralis minor
Vastus Sangat besar. Vastus lateralis
Bentuk: bentuk relatif otot.
Deltoid Segitiga Deltoid
Trapezius Trapesium Trapezius
Serratus Bergerigi Serratus anterior
Rhomboid Berbentuk seperti berlian Rhomboid major
Orbikularis Sirkuler (melingkar) Orbikularis okuli
Pektinat Berbentuk seperti sisir Pektineus
Piriformis Berbentuk seperti buah pir. Piriformis
Platis Pipih Platisma
Kuadratus Persegi Kuadratus femoris
Grasilis Ramping GrasilisGerakan: gerakan utama dari otot .
Fleksor Penurunan besar sudut pada sendi Fleksor karpi radialis
Ekstensor Peningkatan besar sudut pada sendi Ekstensor karpi ulnalis
Abduktor Gerakan sebuah tulang menjauh dari sumbu
tengah tubuh
Abductor polisis longus
Adduktor Gerakan sebuah tulang mendekat ke sumbu
tengah tubuh
Adduktor longus
Levator Meninggikan atau mengangkat bagian tubuh Levator skapula
Depresor Merendahkan atau menurunkan bagian tubuh Depressor labii inferioris
Supinator Memutar telapak tangan kearah anterior Supinator
Pronator Memutar telapak tangan kearah posterior Pronator teres
Spinter Perubahan diameter saluran pada bagian tubuh Eksternal anal spinter
Tensor Membuat bagian tubuh menjadi keras Tensor fascia latae
Rotator Rotasi sebuah tulang mengelilingi sumbu
longitudinalnya
Rotator
Jumlah origo: jumlah origo pada tendon .
Bisep Dua origo Bisep brakii
Trisep Tiga origo Trisep brakii
Kuadrisep Empat origo Kuadrisep femoris
Letak: struktur yang berdekatan dengan otot.
Contoh: temporalis (otot yang dekat dengan tulang temporalis)Origo dan insersi : letak origo dan insersi dari otot .
Contoh: Sternokleidomastoid, origo terletak pada sternum dan klavikula dan insersi pada
prosesus mastoid dari tulang temporal.
8/18/2019 Sistem Otot Str
7/18
Gambar 3.3 Otot-otot rangka superfisialis, tampak anterior (diadaptasi dari G. J. Tortora dan B. Derrickson. hal: 344).
Temporalis
Orbikularis okuli
Masseter
Platysma
SternokleidomastoidSkalenes
Trapezius
Deltoid
Pektoralis mayor
Serratus anterior
Bisep brakii
Trisep brakii
Ekstensor karpi
radialis longus
Brakioradialis
Fleksor karpi radialis
Abduktor polikis
longus
Palmaris
longus
ThenarHipothenar
Fleksor digitorum
superfisialis
Fleksor karpi
ulnaris
Eksternal oblique
Sartorius
Vastus lateralis
Oksipitofrontalis
Nasalis
Orbikularis oris
Depressor angulioris
Omohioid
Sternohioid
Latisimus dorsi
Rektus abdominis
Brakioradialis
Ekstensor karpi
radialis longus
Tensor fasciae
lataeIliakus
Psoas mayor
Pektineus
Ekstensor polikis
longus
Adduktor longus
Grasialis
Abduktor magnus
Rektus femoris
Vastusmedialis
Ligamen patela
Tibialis anterior
Fibularis longus
Fleksor digitorum
longus
Tendon achilles
Soleus
Gastroknemius
8/18/2019 Sistem Otot Str
8/18
Gambar 3.4 Otot-otot rangka superfisialis, tampak posterior (diadaptasi dari G. J. Tortora dan B. Derrickson. hal: 345 ).
Brakialis
Ekstensor
karpiulnaris
Ekstensor
digitorum
Ekstensor karpis
radialois brevis
Ankoneus
Brakioradialis
Sternokleidomastoid
Trapezius
Deltoid
Bisep brakii
Trisep brakii
Tendon achilles
Fleksor digitorum longus
Fibularis longus
Soleus
Gastroknemius
Plantaris
Ekstensor policis
brevis
Abduktor
policis longus
Fleksor karpis
ulnaris
Oksipitofrontalis
Temporalis
Masseter
Platysma
Infraspinatus
Teres minor
Teres mayor
Latisimus dorsi
Eksternal oblique
Gluteus medius
Fleksor karpi ulnaris
Brakioradialis
Gluteus maksimus
Vastuslateralis
Grasialis
Abduktor magnus
Semitendinosus
Bisep femoris
Semimembranosus
Sartorius
Fibularis longus
Soleus
Fleksor hallukis longus
Ekstensor digitorum longus
8/18/2019 Sistem Otot Str
9/18
SISTEM OTOT PADA AVES
Otot pada sebahagian besar burung telah
berkembang dalam berkas serabut otot. Pada
burung dapat ditemukan perpaduan otot yang
berwarna putih dan otot yang berwarna merah. Otot
tampak berwarna merah sebab mengandung pigmen
pembawa oksigen yang berlimpah, yaitu mioglobin
dan mengandung banyak pembuluh darah.
Mioglobin ditemukan pada otot-otot terbang pada
sebahagian besar burung dan jumlahnya dijadikan
sebagai penanda daging otot yang berwarna “gelap”
dengan daging otot yang berwarna “putih”.
Mioglobin berperan menyimpan oksigen dan akan
dilepaskan ke sel-sel otot ketika dibutuhkan.
Mioglobin menyimpan lebih banyak oksigen
dibandingkan hemoglobin karena mioglobin
memiliki daya afinitas yang lebih tinggi terhadap
oksigen dibandingkan hemoglobin. Serabut otot
yang berwarna merah memiliki diameter lebih kecil
dan mengandung lebih banyak nukleus dan
mitokondria dibandingkan serabut otot yang
berwarna putih.
Beberapa otot-otot mungkin terdiri dari
serabut otot berwarna merah pada satu spesies dan
serabut otot berwarna putih pada spesies yang lain,
tergantung dari fungsinya. Otot putih di desain
untuk aktivitas yang kuat dan cepat seperti saat
burung akan terbang atau saat terbang dengan jarak
yang pendek, sedangkan otot merah berperan
mendukung aktivitas terbang. Otot pektoral pada
burung merpati mengandung mioglobin 40 kali
lebih banyak dibandingkan otot pada ayam.
Oksigen yang banyak menyebabkan otot dapat
bekerja lebih lama, otot-otot tersebut ditemukan
pada otot-otot untuk terbang. Otot-otot yang
berwarna putih baik untuk kontraksi yang cepat,
tetapi cepat lelah akibat timbunan asam laktat .
Burung memiliki otot epaksial pada
bagian dorsal dan otot hipaksial pada bagian
ventral sepanjang ruas-ruas tulang belakang.
Kolumna vertebra pada burung ku rang kuat
sehingga otot-otot epaksial pada daerah tersebut
kurang berkembang, namun otot-otot pada daerah
leher dan ekor berkembang jauh lebih baik untuk
memberi kemampuan gerak yang besar pada leher.
Otot-otot yang terdapat pada daerah vertebra
koksigeal juga berkembang dengan baik, sangat
kompleks dan kuat karena berperan untuk
menyokong dan mengendalikan bulu pada ekor.
Perbedaan otot-otot pada dinding abdominal sangat
tereduksi dan juga terdapat otot-otot interkosta
internal dan eksternal diantara setiap tulang rusuk.
Otot-otot pada dada dan perut berperan penting
pada proses inspirasi dan ekspirasi paru-paru
selama bernafas.
Burung memiliki otot-otot yang sangat
jarang pada bagian dorsal tubuh, sebagai hasil
penyatuan beberapa tulang pada rangka aksial ,
sehingga sedikit otot yang dibutuhkan untuk
mendukungnya. Otot-otot pada rangka apendikular
burung sangat termodifikasi untuk terbang yang
sama baiknya untuk bertengger, menyambar
mangsa, berjalan, meloncat, dan berenang. Otot-
otot utama yang digunakan untuk berjalan terdapat
disekitar femur pada paha, sementara massa otot -
otot yang lebih kecil terdapat disekitar tibiotarsus.
Kaki memiliki beberapa otot yang keras. Otot-otot
terspesialisasi pada kaki dibutuhkan untuk
bermacam-macam aktifitas. Sebagai contoh,
burung-burung yang bertengger memiliki tendon
yang panjang yang memanjang dari otot -otot pada
bagian proksimal kaki dan menyisip ke ujung distal
jari-jari kaki. Susunan seperti ini mempunyai dua
fungsi, yang pertama, energi yang digunakan dapat
dikurangi sebab otot-otot tidak mesti dipendekkan
dan kedua, ketika burung bertengger, kakinya di
bengkokkan yang menyebabkan tendon semakin
erat dan secara efektif “mengunci” kaki pada
tempat bertengger.
Pada burung Merpati beberapa lipatan kulit
membentuk permukaan sayap, lipatan besar
terdapat antara bahu dan karpus membentuk bagian
tepi sayap yaitu propatagium (gambar), beberapa
otot-otot lunak dan tendon terdapat didalamnya.
Postpatagium yang besar memanjang secara
posterior dari ulna. Bahu terutama ditutupi oleh
beberapa bagian otot deltoideus. Otot bisep brakii
berdekatan dengan trisep brakii. Bisep brakii
berperan penting pada aerodinamika saat terbang
dengan mengubah tegangan permukaan sayap .
Deltoideus mayor berperan menarik humerus
secara medial dan posterior. Pada bagian tepi
postpatagium terdapat otot-otot yang kecil dan
8/18/2019 Sistem Otot Str
10/18
lunak. Ekspansor sekundariorum berperan
merentangkan remiges sekunder. Deltoideus minor
berperan meninggikan sayap. Rhomboideus
superfisialis dan rhomboideus profundus
memanjang diantara taju vertebra dan skapula.
Latissimus dorsi relatif kecil, memanjang secara
lateral dari garis tengah bagian dorsal tubuh,
membantu mendukung dan menstabilkan bahu.
Otot-otot untuk terbang dan otot-otot yang terdapat
pada sayap burung adalah ciri yang menarik dan
akan dibahas lebih jauh.
Otot-otot untuk terbang terdiri dari otot -
otot pektoral dan otot-otot suprakorakoid yang
menempel pada sternum, korakoid, dan furkula,
mewakili 20% massa tubuh. Sebahagian besar otot-
otot terbang terpusat pada otot-otot pektoralis
(gambar 3.5). Otot pektoral pada aves adalah
pasangan otot yang sangat besar yang mencapai
25% dari total massa tubuh dari burung. Massa
otot-otot pektoral terpusat secara ventral, dekat
dengan pusat berat tubuh, memberikan
keseimbangan untuk terbang. Sebahagian besar
otot-otot pektoral terdapat pada permukaan.
Gambar 3.5 Otot-otot pada sayap dan otot pectoral pada burung Merpati, tampak ventral
(diadaptasi dari Gerardo De Luliis dan Dino Pulera. hal: 238 ).
Furkula
M. Bisep brakii
Prokorakoid
Humerus
M. Propatagium
Karina
M. Trisep brakii
M. Ekspansor
secondarium
M. pektoralis
M. pektoralis
(terpotong)
M. korakoideus
Sternum
M. Korakobrakalis
8/18/2019 Sistem Otot Str
11/18
Pada burung Merpati otot pektoral
memanjang dari sternum menuju humerus dan
sebahagian besar menyisip pada humerus, Otot
pektoral menjadi bagian utama untuk gerakan
depresor pada sayap. Kontraksi otot-otot pektoralis
berperan menarik sayap kebawah dan kedepan yang
memberikan daya angkat bagi tubuh burung. Otot
suprakorakoid (gambar 3.6) juga menempel pada
bagian ventral sternum dan keseluruhan ditutupi
oleh otot pektoral. Otot suprakorakoid digunakan
terutama saat akan terbang dan tidak dibutuhkan
saat sedang terbang, berperan mengangkat sayap
untuk terbang dengan tetap menjaga keseimban gan
massa tubuh.
Pada burung Merpati pengangkatan sayap
terutama disebabkan oleh kontraksi otot
suprakorakoideus, yang bermula pada sisi ventral
dari sternum. Tendon otot suprakorakoideus
melewati foramen triosseum (sebuah lubang yang
dibentuk oleh klavikula, korakoid, dan skapula)
untuk menyisip pada humerus dan berperan
menarik humerus. Susunan yang luar biasa tersebut
memungkinkan otot-otot abduktor dan adduktor
dari sayap untuk menyisip pada tulang yang sama.
Otot-otot intrinsik pada sayap tereduksi, namun
berkembang dengan baik pada kaki.
Gambar 3.6 Otot-otot pada burung Merpati, tampak dorsal (diadaptasi dari Gerardo De Luliis
dan Dino Pulera, hal: 239).
Lemak
Romboideus
superfisialis
Teres mayor
Skapulotrisep
Romboideus
superfisialis
Latissimus dorsi
Eksternal oblique
Femur (trokanter)
Sinsakrum
Deltoideus
mayorDeltoideus
minor
Tendon
suprakorakoideus
Humerus (lateral
tuberositi)
Pektoralis
Romboideus
profundus
8/18/2019 Sistem Otot Str
12/18
SISTEM OTOT PADA REPTIL
Sistem otot pada reptil mengalami
modifikasi untuk mendukung organ -organ vissera,
berat badan, dan juga untuk memungkinkan
beberapa jenis gerakan. Begitu juga dengan otot-
otot respirasi telah teradaptasi untuk kehidupan di
darat dan berkembang dengan baik. Kadal dan
buaya memiliki kekuatan pada rahang karena
didukung oleh otot adduktor pada rahang. Otot ini
muncul dari fossa temporal dan menyisip pada
sudut kanan untuk membuka rahang. Otot-otot
adduktor memanjang dari daerah temporal menuju
rahang bawah. Otot adduktor yang utama adalah
otot pterigoideus, yang muncul dari tulang -tulang
pterigoid pada langit-langit dan menyisip pada
bagian posterior rahang bawah. Otot pterigoideus
memberi penampakan yang gemuk pada rahang
kadal jantan. Otot depresor mandibula berperan
membuka rahang, muncul dari bagian belakang
tengkorak dan menyisip pada prosesus
retroartikular dari mandibula, otot ini lebih lemah
dibandingkan otot-otot lain yang juga berperan
menutup rahang.
Otot epaksial berada pada permukaan
dorsal, sementara otot hipaksial berada pada
permukaan ventral dan diantara kosta. Otot-otot
epaksial kurang mengalami modifikasi jika
dibandingkan dengan otot-otot hipaksial, otot-otot
epaksial juga kehilangan sifat metamerisme dan
tersusun dalam berkas serabut otot. Disamping
fungsinya yang memungkinkan gerakan dari satu
sisi ke sisi yang lain pada kolumna vertebra, otot -
otot epaksial juga melakukan fungsi yang lain yaitu
mendukung, meluruskan atau membengkokkan
kolumna vertebra.
Pada Penyu, otot-otot epaksial pada daerah
badan kurang berkembang dengan baik, tetapi pada
daerah leher dan ekor berkembang dengan baik.
Adanya tulang rusuk menyebabkan peningkatan
modifikasi dari otot-otot hipaksial. Tulang rusuk
terbentuk dalam miosepta dari otot -otot dinding
tubuh sepanjang kolumna vertebra pada sebahagian
besar Ular. Terdapat 20 otot yang berbeda pada
masing-masing sisi dari setiap ruas vertebra, otot -
otot tersebut menghubungkan antara satu vertebra
dengan vertebra yang lain, antara vertebra dengan
tulang rusuk, dan antara tulang rusuk dan vertebra
dengan kulit, serta membantu membentuk dan
mengontrol lekukan tubuh.
Otot-otot pada dinding abdominal tidak
mengalami segmentasi dan memiliki tiga lapisan,
yaitu eksternal oblique, internal oblique, dan
abdominal transversal. Otot-otot hipaksial pada
dinding tubuh bagian dada dikenal sebagai otot-
otot interkosta, membantu mengangkat dan
menurunkan sangkar rusuk dalam proses respirasi.
Otot-otot pada tungkai, gelang bahu, dan
gelang pinggul terdiri dari otot -otot ekstensor
dorsal dan otot-otot fleksor ventral. Peningkatan
spesialisasi pada otot-otot intrinsik memberikan
ketepatan dan kekuatan gerakan pada tungkai serta
dukungan yang lebih besar bagi tubuh. Dalam
membentuk gerakan kuadrupedal, otot -otot yang
menempel pada humerus dan femur mesti merotasi
tulang-tulang tersebut ke depan dan ke belakang
dengan tetap mempertahankan dalam posisi
horizontal pada sudut yang tepat, sehingga tubuh
tetap berada diatas substrat. Otot-otot segmental
berperan menghubungkan sisik ventral dengan
kosta, kontraksi otot-otot segmental juga membantu
ular bergerak ke depan.
Otot-otot pada lengkung faringeal yang
pertama berlanjut untuk menggerakkan rahang dan
otot-otot pada lengkung faringeal yang kedua
menempel pada rangka hioid. Otot-otot pada sisa
lengkung berhubungan dengan faring dan laring.
Otot-otot integumen ekstrinsik menyisip pada
permukaan bawah dermis dan memungkinkan
gerakan bebas bagi kulit.
SISTEM OTOT PADA AMFIBI
Sistem otot pada amfibi sangat bervariasi,
seperti pada salamander yang hidup di air memiliki
sistem otot yang mirip dengan ikan, sementara
sistem otot pada spesies yang hidup di darat seperti
pada katak sangat berbeda. Metameris tampak jelas
pada salamander, caecilians, dan pada larva anura.
Miomer epaksial membentuk berkas serabut otot
yang memanjang melewati beberapa segmen tubuh.
Otot-otot tersebut sebahagian tersembunyi dibawah
otot-otot apendikular, memanjang dari kolumna
8/18/2019 Sistem Otot Str
13/18
vertebra dari bagian dasar tengkorak sampai pada
ujung ekor. Massa otot-otot hipaksial pada
beberapa jenis amfibi sudah kehilangan pola
segmental dan membentuk lembaran otot (eksternal
oblique, internaloblique, dan transversal),
khususnya pada daerah abdominal.
Otot-otot apendikular pada sebahagian
besar amfibi jauh lebih kompleks dibandingkan
dengan ikan, sesuai dengan kehidupan di darat.
Pada amfibi, tungkai digunakan untuk menyokong
seluruh bobot tubuh. Pada amfibi, otot-otot dari
lengkung vissera yang pertama berperan untuk
menggerakkan rahang. Beberapa otot-otot pada
lengkung vissera yang kedua tetap berhubungan
dengan rahang bawah, sedangkan otot -otot pada
lengkung vissera yang ketiga berperan
menggerakkan tulang rawan pada insang khususnya
pada amfibi yang memiliki insang. Pada amfibi
yang tidak memiliki insang, otot -otot tersebut
tereduksi.
SISTEM OTOT PADA IKAN
Otot-otot pada dinding tubuh tersusun
secara metameris dan terdiri atas rangkaian miomer
yang berbentuk zig-zag, dengan setiap miomer
merupakan satu segmen otot. Koordinasi kontraksi
(kontraksi pada satu sisi diserta oleh relaksasi pada
sisi yang berlawanan) pada miomer posterior
menghasilkan gelombang kontraksi yang
memberikan mekanisme gerakan yang utama pada
ikan. Pada sebahagian besar ikan, otot putih lebih
dominan dan beratnya dapat mencapai 90% atau
lebih dari keseluruhan berat tubuh. Otot putih
memiliki serabut yang relatif tebal, tidak
mengandung lemak atau mioglobin (jenis protein
yang dapat mengikat oksigen), dan berperan
penting pada metabolisme anaerobik. Otot merah
terdiri dari serabut otot dengan diameter yang tipis,
mengandung lemak dan mioglobin, dan berperan
penting pada metabolisme aerobik.
Sistem Otot Pada Manusia
Badan otot
Insersi
Origo
Otot agonis
Otot antagonis
Otot fiksator
Otot sinergis
Susunan fasikulus fusiformis
Susunan fasikulus parallel
Susunan fasikulus pinnate
Susunan fasikulus segitiga
Susunan fasikulus sirkuler
Sistem Otot Pada Aves, Reptil, Amfibi, Ikan
Otot epaksial
Otot hipaksial
Otot merah
Otot putih
Daftar Istilah Penting
8/18/2019 Sistem Otot Str
14/18
RANGKUMAN SISTEM OTOT
Hampir 700 otot membangun sistem otot pada tubuh. Otot dihubungkan ke tulang oleh struktur
jaringan ikat yang disebut tendon. Pada umumnya, tendon otot yang melekat pada tulang yang tidak dapat
bergerak disebut origo, sedangkan tendon otot yang melekat pada tulang yang da pat bergerak disebut
insersi. Serabut otot rangka (sel-sel otot rangka) pada sebuah otot tersusun dalam berkas yang disebut
fasikulus. Dalam sebuah fasikulus, seluruh serabut otot tersusun sejajar satu dengan yang lain. Fasikulus
dapat membentuk lima pola, yaitu paralel (sejajar), fusiformis (berbentuk gelendong, menyempit pada
kedua ujungnya dan lebar pada bagian tengahnya), sirkuler (melingkar), segitiga, dan pennate (berbentuk
seperti sebuah bulu). Sebahagian besar otot rangka tersusun dalam pasangan yang berlawanan, satu otot
disebut agonis (penggerak utama), berkontraksi untuk menghasilkan gerakan, sementara otot yang lain
disebut antagonis, merentang atau berelaksasi. Terdapat juga otot-otot yang disebut sinergis yang
membantu gerakan kembali dari agonis, berkontraksi dan menstabilkan sendi intermediat. Beberapa otot
yang berada dalam satu kelompok juga berperan sebagai fiksator, menstabilkan origo dari agonis
sehinggga origo dapat berperan lebih efisien. Nama-nama dari sebahagian besar otot rangka adalah
kombinasi kata yang menunjukkan ciri khusus otot yang dimaksud, seperti pola fasikulus otot, ukuran otot,
bentuk otot, jenis gerakan yang dihasilkan, jumlah origo, tempat otot berada, dan tempat origo dan insersi
dari otot.
Pada burung dapat ditemukan perpaduan otot yang berwarna putih dan otot yang berwarna merah.
Otot tampak berwarna merah sebab mengandung pigmen pembawa oksigen yang berlimpah, yaitu
mioglobin dan mengandung banyak pembuluh darah . Otot putih di desain untuk aktivitas yang kuat dan
cepat seperti saat burung akan terbang atau saat terbang dengan jarak yang pendek, sedangkan otot merah
berperan mendukung aktivitas terbang. Burung memiliki otot epaksial pada bagian dorsal dan otot
hipaksial pada bagian ventral sepanjang ruas -ruas tulang belakang. Otot-otot untuk terbang merupakan
cirri khas pada burung dan terdiri dari otot-otot pektoral dan otot-otot suprakorakoid yang menempel pada
sternum, korakoid, dan furkula, mewakili 20% massa tubuh. Sistem otot pada reptil mengalami modifikasi
untuk mendukung organ-organ vissera, berat badan, dan juga untuk memungkinkan beberapa jenis gerakan.
Otot epaksial berada pada permukaan dorsal, sementara otot hipaksial berada pada permukaan ventral
dan diantara kosta. Otot-otot pada dinding abdominal tidak mengalami segmentasi dan memiliki tigalapisan, yaitu eksternal oblique, internal oblique, dan abdominal transversal. Sistem otot pada amfibi sangat
bervariasi, Massa otot-otot hipaksial pada beberapa jenis amfibi sudah kehilangan pola segmental dan
membentuk lembaran otot (eksternal oblique, internaloblique, dan transversal), khususnya pada daerah
abdominal. Otot-otot pada dinding tubuh tersusun secara metameris dan terdiri atas rangkaian miomer yang
berbentuk zig-zag, dengan setiap miomer merupakan satu segmen otot. Pada sebahagian besar ikan, otot
putih lebih dominan, memiliki serabut yang relatif tebal, tidak mengandung lemak atau mioglobin (jenis
protein yang dapat mengikat oksigen), dan berperan penting pada metabolisme anaerobik. Otot merah
terdiri dari serabut otot dengan diameter yang tipis, mengandung lemak dan mioglobin, dan berperan
penting pada metabolisme aerobik
8/18/2019 Sistem Otot Str
15/18
SOAL-SOAL LATIHAN
Berikut ini terdapat tiga jenis soal-soal latihan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anda
terhadap materi sistem otot yang telah dipelajari. Masing-masing jenis soal memiliki petunjuk pengerjaan,
bacalah dengan baik setiap petunjuk sebelum menjawab soal.
A. Tentukan apakah pernyataan berikut ini Benar (B) atau Salah (S)! untuk pernyataan yang salah
berikan alasan.
1. Badan otot merupakan bagian gemuk pada otot yang terletak diantara tendon . (…..)
2. Gerakan yang dihasilkan oleh otot -otot untuk menarik tulang atau struktur yang lain juga melibatkan
kekuatan tendon yang menghubungkan antara satu tulang dengan tulan g yang lain. (…..)
3. Badan otot harus melekat pada permukaan tulang yang akan digerakkannya. (….. )
4. Fasikulus otot yang tersusun paralel akan menghasilkan kekuatan dan jarak gerakan yang sama dengan
fasikulus otot yang tersusun sirkuler. (….. )
5. Ketika sebuah otot berkontraksi itu berarti otot akan memendek dan menghasilkan gerakkan. (…..)
6. Otot agonis berperan mencegah gerakan yang tidak diinginkan pada sendi intermediat dan
menstabilkan posisi sendi intermediat. (…..)
7. Otot orbikularis okuli, menunjukkan bahwa otot tersebut berbentuk sirkuler atau melingkar. (…..)
8. Otot-otot epaksial pada aves melekat pada permukaan ventral tubuh. (….. )
9. Otot merah mengandung lemak dan mioglobin, dan berperan penting pada metabolisme aerobik. (…..)
10. Otot-otot interkosta merupakan otot hipaksial pada dinding tubuh bagian dada dan membantu
mengangkat dan menurunkan sangkar rusuk dalam proses respirasi . (…..)
B. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Tendon otot yang menghubungkan otot ke tulang yang relatif tidak dapat bergerak disebut… .
a. Origo
b. Insersi
c. Ligamen
d. Badan otot
e. Fasikulus
2. Susunan fasikulus pada otot-otot spinter yang terdapat sepanjang saluran pencernaan dan saluran
pernapasan, yaitu… .
a. Parallel
b. Sirkuler
c. Segitiga
d. Unipennate
e. Bipennate
8/18/2019 Sistem Otot Str
16/18
3. Otot bisep brakii berperan menggerakkan lengan bawah, badan otot bisep brakii terletak pada tulang…
a. Radius
b. Ulna
c. Humerus
d. Scapula
e. Klavikula
4. Ketika kita menekuk atau membengkokkan lengan bawah kearah lengan atas pada siku , manakah dari
otot berikut ini yang berkontraksi… .
a. Trapezius
b. Trisep brakii
c. Bisep brakii
d. Latisimus dorsi
e. Brakioradialis
5. Otot rangka tersusun dalam pasangan yang berlawanan untuk menghasilkan gerakan, otot yang
berperan sebagai penggerak utama (berkontraksi) untuk menghasilkan gerakan disebut… .
a. Antagonis
b. Fiksator
c. Sinergis
d. Agonis
e. Stabilisator
6. Berikut ini otot-otot yang terletak pada rangka aksial, yaitu… .
a. Tempralis, nasalis, brakioradialis.
b. Bisep brakii, latisimus dorsi, pektoralis mayor.
c. Masseter, orbikularis okuli, temporalis.
d. Abduktor magnus, abduktor longus, tibialis anterior.
e. Fibularis longus, abduckor longus, rektus femoris
7. Berikut ini otot-otot yang terletak pada rangka apendikular, yaitu… .
a. Abduktor magnus, fibularis longus, tibialis anterior.
b. Rektus abdominis, latisimus dorsi, nasalis.
c. Orbikularis okuli, nasalis, latisimus dorsi.
d. Massetter, temporalis, Sartorius.
e. Rektur abdominis, deltoid, trapezius.
8. Berikut ini otot-otot yang terletak pada rangka wajah, yaitu… .
a. Sternokleidomastoid, deltoid, trapezius.
b. Nasalis, orbikularis okuli, orbikularis oris.
c. Temporalis, nasalis, orbikularis oris.
d. Pektoralis mayor, deltoid, nasalis.
e. Masseter, platisma, trapezius.
8/18/2019 Sistem Otot Str
17/18
9. Berikut ini otot-otot yang terletak pada alat gerak bawah, yaitu… .
a. Rektur abdominis, deltoid, trapezius.
b. Sternokleidomastoid, deltoid, trapezius.
c. Massetter, temporalis, sartorius.
d. Pektoralis mayor, deltoid, nasalis.
e. Abduktor longus, abduktor magnus, rektus femoris.
10. Berikut ini otot-otot yang terletak pada alat atas, yaitu… .
a. Sternokleidomastoid, deltoid, sartorius.
b. Massetter, temporalis, pektoralis mayor.
c. Abduktor longus, abduktor magnus, rektus femoris.
d. Bisep brakii, trisep brakii, brakioradialis.
e. Sternokleidomastoid, deltoid, trapezius.
11. Otot-otot pada Aves yang berperan penting untuk menggerakkan sayap, yaitu… .
a. Deltoideus dan Otot suprakorakoid.
b. Otot epaksial dan otot hipaksial.
c. Deltoideus dan otot bisep brakii.
d. Rhomboideus superfisialis dan rhomboideus profundus.
e. Otot-otot pektoralis dan Otot suprakorakoid.
8/18/2019 Sistem Otot Str
18/18
DAFTAR RUJUKAN
Donald W. Linzey. 2003. Vertebrate Biology. United States of America: The McGraw Hill Companies.
E. L. Jordan., P. S. Verma. 1983. Chordata Zoology & Elements of Animal Physiology . S. Chand &Company LTD. New Delhi.
F. Harvey Pough., Christine M. Janis., John B. Helser. 2005. Vertebrate Life, Seventh Edition. United
State Of America: Pearson Prentice Hall.
Gerard J. Tortora., Bryan Derrickson. 2009. Principles Of Anatomy And Physiology , Twelfth Edition.
United States of America: John Wiley & Sons Inc.
Gerardo De Iuliis dan Dino Pulera. 2007. The Dissection of Vertebrates , A Laboratory Manual . United
States of America: Elsevier.
Kenneth V. Kardong. 2006. Vertebrates: Comparative Anatomy, Function, Evolution, Fourth Edition. New
York: Mc Graw Hill Companies.
L. Carlos Junqueira., Jose Carneiro., Robert O. Kelly. 1998. Histologi Dasar. Jakarta: EGC.
Michael McKinley and Valerie Dean O’Loughlin. 2008. Human anatomy: Second Edition. New York:
McGraw-Hill Companies Higher Education.
Peter J. Helmer., Douglas P. Whiteside., dan John Lewington. 2005. Clinical Anatomy and Physiology of
Exotic Spesies, Structur and Function of Mammals - Birds- Reptiles and Amphibians . Germany:
Elsevier.
Ronald G. Wolff. 1991. Functional Chordate Anatomy . Canada: D. C. Heath and Company.