STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB...

105
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) DI PROVINSI LAMPUNG (Tesis) Oleh BUKHORI THOMAS EDVAN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB...

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRIPENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) DI

PROVINSI LAMPUNG

(Tesis)

OlehBUKHORI THOMAS EDVAN

PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

i

ABSTRACT

DEVELOPMENT STRATEGY OF SWEET POTATO FLOUR (Ipomoea

batatas L) PROCESSING AGROINDUSTRY IN LAMPUNG PROVINCE

By

BUKHORI THOMAS EDVAN

Lampung Province is one of the fifth largest sweet potato producing provinces in

the Sumatra archipelago. Development of sweet potato flour processing is needed

to provide added value and encourage the growth of agro-industry in Lampung

Province. The purpose of this study is to determine the strategic location of agro-

industry and the level of business feasibility from the aspects of raw materials,

marketing markets, technical technology, management aspects, financial aspects,

sensitivity analysis, as well as knowing alternatives and priority strategies that can

be applied. This research was conducted in the city of Bandar Lampung, Lampung

Province. The research involved agencies and related institutions in Lampung

Province and Central Lampung Regency. The research method used was a survey

and interview method. The data obtained were analyzed in stages with the

analysis of the Exponential Comparison Method (MPE), business feasibility

analysis, SWOT Analysis, and QSPM. The total number of respondents was 17

people. The results showed that the selected strategic location was Central

Lampung Regency, precisely in Way Pengubuan District. Sweet potato flour agro-

industry is feasible to be established in Lampung Province in terms of strategic

location, abundant raw materials, mastered techniques and available technology,

appropriate markets and marketing, good management, and the presence of local

government support. Business feasibility based on financial analysis shows better

results on the use of raw materials derived from farmers compared to raw

materials derived from the management of the farm independently. The initial

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

ii

investment needed is 3.4 billion Rupiah, the NPV value of Rp. 1,320,768,285, -,

IRR 21%, Net B / C 1.11, and PBP 4.05. Based on sensitivity analysis, the

increase in raw materials up to 4% can still be tolerated. The right strategy is an

intensive strategy with priority strategies in the form of market penetration, then

market development, and product development.

Keywords : agroindustry, sweet potato flour, strategic location, value added,

development strategy.

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

iii

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN

TEPUNG UBI JALAR (Ipomoea batatas L) Di PROVINSI LAMPUNG

Oleh

BUKHORI THOMAS EDVAN

Provinsi Lampung adalah salah satu provinsi penghasil ubi jalar terbesar kelima di

kepulauan Sumatera. Pengembangan pengolahan tepung ubi jalar sangat

diperlukan untuk memberi nilai tambah serta mendorong tumbuhnya agroindustri

di Provinsi Lampung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui lokasi strategis

agroindustri dan tingkat kelayakan usaha dari aspek bahan baku, pasar pemasaran,

teknis teknologi, aspek manajeman, aspek finansial, analisis sensitivitas, serta

mengetahui alternatif dan prioritas strategi yang dapat diterapkan. Penelitian ini

dilakukan di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Penelitian melibatkan

dinas dan instansi terkait di Provinsi Lampung dan Kabupaten Lampung Tengah.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan wawancara. Data

yang diperoleh dianalisis secara bertahap dengan analisis Metode Perbandingan

Eksponensial (MPE), analisis kelayakan usaha, Analisis SWOT, dan QSPM.

Jumlah responden keseluruhan 17 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa

lokasi strategis terpilih adalah Kabupaten Lampung Tengah, tepatnya di

Kecamatan Way Pengubuan. Agroindustri tepung ubi jalar layak untuk didirikan

di Provinsi Lampung dilihat dari lokasi yang strategis, bahan baku yang

melimpah, teknik yang dikuasai dan teknologi yang tersedia, pasar dan pemasaran

yang tepat, manajeman yang baik, serta adanya dukungan pemerintah setempat.

Kelayakan usaha berdasarkan analisis finanasial menunjukan hasil yang lebih baik

pada penggunaan bahan baku yang berasal dari petani dibandingkan dengan bahan

baku berasal dari pengelolaan kebun secara mandiri. Investasi awal yang

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

iv

diperlukan sebesar 3,4 Milyar Rupiah, nilai NPV sebesar Rp. 1.320.768.285,-,

IRR 21 %, Net B/C 1,11, dan PBP 4,05. Berdasarkan analisis sensitifitas,

kenaikan bahan baku hingga 4% masih dapat ditoleransi. Strategi yang tepat

adalah strategi intensif dengan prioritas strategi berupa penetrasi pasar, kemudian

pengembangan pasar, dan pengembangan produk.

Kata kunci : agroindustri, tepung ubi jalar, lokasi strategis, nilai tambah, strategi

pengembangan.

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

i

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI

PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) DI

PROVINSI LAMPUNG

Oleh

BUKHORI THOMAS EDVAN

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

MAGISTER TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

ii

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

iii

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

iv

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 25

Oktober 1992 sebagai anak kedua dari enam bersaudara

dari Bapak Drs. Sutomo,M.M., dan Ibu Sriatun. Penulis

menyelesaikan pendidikan Taman Kanak – Kanak di TK

Aisyiah Bandar Lampung pada Tahun 1998. Kemudian, menyelesaikan pedidikan

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Merapi Bandar Lampung pada tahun 2004,

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 19 Bandar Lampung pada tahun

2007, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 12 Bandar Lampung pada

tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi

Produksi dan Manajeman Industri Perkebunan Jurusan Budidaya Tanaman

Perkebunan di Politeknik Negeri Lampung. Selama menjadi mahasiswa penulis

pernah menjadi ketua anggota komisi C pada UKM Majelis Permusyawaratan

Mahasiswa (MPM) tahun 2013, serta pemenang lomba program kreatifitas

mahasisiwa tingkat Politeknik pada tahun 2013. Penulis berkarir sebagai Penyuluh

Pertanian pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung.

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

x

Alhamdulillahirobbil’alamin

Puji dan Syukur Atas Nikmat Yang Senantiasa

Engkau berikan Ya Robb

Tesis ini kupersembahkan Sebagai baktiku

Kepada Papa, Mama, dan keluarga

besarku Tersayang

Serta

Almamaterku tercinta

Semoga ini akan menjadi ilmu yang

bermanfaat bagi kita semua

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

xi

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil aalammin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas nikmat, rahmat dan ridho-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Tesis dengan

judul “Strategi Pengembangan Agroindustri Tepung Ubi Jalar (Ipomoea

batatas L) di Provinsi Lampung” ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister Teknologi Industri Pertanian di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung;

2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph. D., selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Lampung;

3. Ibu Dr. Sri Hidayati, S.T.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Magister

Teknologi Industri Pertanian Universitas Lampung yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan tesis, mendidik dengan penuh kesabaran, dan

selalu memberikan semangat untuk terus berkarya;

4. Ibu Prof. Neti Yuliana, M.Si., Ph. D., selaku pembimbing utama dan

pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan, kritikan

serta arahan kepada penulis agar dapat menyelesaikan tesis yang baik;

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

xii

5. Bapak Dr. Ir. Tanto P. Utomo, M.Si., selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan saran, kritik, arahan dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan tesis ini;

6. Bapak Dr. Ir. R. Hanung Ismono, M.S., selaku pembahas yang telah banyak

membantu dalam penyempurnaan penyusunan tesis ini;

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar Program Studi Magister Teknologi

Industri Pertanian atas seluruh ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan.

8. Keluarga tercinta, terutama ibunda, ayahanda, kaka, adik-adik tersayang atas

doa, pengertian dan kesabarannya. Para sahabat yang juga memberikan

dukungan moril dan motivasinya selama penulis menempuh program S2 dan

menyelesaikan tesis.

9. Teman – teman seperjuangan Magister Teknologi Industri Pertanian angkatan

2016 dan 2017 yang telah sama – sama berjuang mencari ilmu serta

menyelesaikan amanah pendidikan di tengah berbagai kesibukan lainnya

untuk meraih keinginan dan cita-cita mencapai kelulusan;

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu

keritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa mendatang. Penulis

berharap semoga Allah SWT membalas segala amal dan kebaikan semua pihak di

atas dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak. Amiin YRA.

Bandar Lampung, Juli 2019

Penulis

Bukhori Thomas E.

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xx

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang dan Masalah ................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

1.3. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 4

1.4. Hipotesis ................................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8

2.1. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) ................................................................. 8

2.1.1. Varietas Ubi Jalar yang Bersifat Ekonomis ................................... 8

2.1.2. Kandungan Kimia, Gizi dan Sifat Fungsional Ubi Jalar ................ 10

2.2. Potensi Ubi Jalar di Provinsi Lampung ................................................... 14

2.3. Keragaan Ubi Jalar Nasional .................................................................... 16

2.3.1 Pertumbuhan Produktivitas Ubi Jalar di Indonesia ......................... 17

2.4. Tepung Ubi jalar ...................................................................................... 18

2.4.1. Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar dan Rendemen Tepung ....... 19

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

xiv

2.4.2. Produsen Tepung Ubi Jalar ............................................................ 22

2.4.3. Kandungan Kimia Tepung Ubi Jalar .............................................. 24

2.4.4. Karakterisasi Fisikokimia dan Senyawa Fungsional Tepung......... 25

2.4.4.1. Karakterisasi Fisik Tepung Ubi Jalar .............................. 26

2.4.4.2. Karakterisasi Kimia Tepung Ubi Jalar ............................ 29

2.4.4.3. Senyawa Fungsional Tepung Ubi Jalar ........................... 32

2.5 Metode Analisis Dalam Penelitian ............................................................ 35

2.5.1. MPE ............................................................................................... 35

2.5.2. Studi Kelayakan Usaha .................................................................. 35

2.5.3. Analisis SWOT .............................................................................. 39

2.5.3.1. Matriks SWOT ................................................................ 42

2.5.3.2. Matriks IE ........................................................................ 43

2.5.3.3. Matriks QSP .................................................................... 44

III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 45

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 45

3.2 Bahan dan Alat ........................................................................................... 45

3.3. Rancangan Penelitian ............................................................................... 46

3.4. Tahapan Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 47

3.4.1. Pengumpulan Data ......................................................................... 48

3.4.2. Analisis Penelitian ......................................................................... 49

A. Penentuan Lokasi Agroindustri ................................................. 49

B. Kelayakan Usaha ....................................................................... 53

C. Identifikasi Pengaruh Internal dan Eksternal (SWOT) ............... 60

1. Penentuan Alternatif Strategi (Matriks IE) ............................. 66

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

xv

2. Penentuan Prioritas Strategi (Matriks QSP) .......................... 67

3.4.3. Olah Data ....................................................................................... 71

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 72

4.1 Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri Tepung Ubi Jalar ....................... 72

4.1.1 Penetapan Lokasi Hasil Analisis MPE ........................................... 72

4.1.2 Kelayakan Ketersediaan Bahan Kabu .............................................. 80

4.1.3 Hasil Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran . ................................... 82

4.1.4 Aspek Teknis dan Teknologi ........................................................... 89

1. Penentuan Kapasitas Produksi .................................................... 89

2.Teknologi Proses .......................................................................... 90

3.Tata Letak Pabrik ......................................................................... 101

4.1.5 Aspek Manajeman .......................................................................... 109

4.1.5.1 Bentuk Usaha yang Dipilih ................................................. 109

4.1.5.2 Kebutuhan Tenaga Kerja dan Spesifikasi Pekerjaan ........... 111

4.1.5.3 Struktur Organisasi ............................................................. 115

4.1.6 Aspek Finansial ............................................................................... 116

a) Biaya Bahan Baku ...................................................................... 117

b) Biaya Tanah dan Bangunan ........................................................ 118

c) Biaya Alat dan Mesin ................................................................. 121

d) Biaya Alat dan Fasilitas Penunjang ............................................ 123

e) Biaya Habis Pakai ....................................................................... 126

f) Biaya Tenaga Kerja ..................................................................... 127

g) Total Biaya Operasional per Tahun ........................................... 128

- Total Produksi Tepung Ubi Jalar Dapat Diproduksi .............. 129

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

xvi

- Harga Jual Produk ................................................................... 130

4.1.6.1 NPV .................................................................................... 135

4.1.6.2 IRR ..................................................................................... 135

4.1.6.3 B/C Ratio ............................................................................ 136

4.1.6.4 PBP ..................................................................................... 136

4.1.7 Hasil Analisis Sensitivitas ..................................................... 137

4.1.8 Hasil Analisis Kelayakan Usaha Lahan Tanah Pribadi ......... 139

4.2 Analisis SWOT Hasil Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ............. 146

A. Hasil Analisis Penentuan Alternatif Strategi (Matrix IE) ................... 146

B. Hasil Analisis Penentuan Prioritas Strategi (Matri QSP) .................... 151

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 157

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 157

5.2 Saran ....................................................................................................... 158

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 160

LAMPIRAN ................................................................................................... -

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi kimia ubi jalar rata – rata ......................................................... 10

2. Kandungan gizi ubi jalar segar berdasarkan warna daging umbi .............. 12

3. Jumlah perkiraan produksi ubi jalar di Indonesia sampai tahun 2015 ....... 16

4. Produsen Tepung Ubi Jalar di Indonesia ................................................... 23

5. Komposisi Kimia Tepung Ubi Jalar Hasil Analisis Proksimat .................. 24

6. Kriteria dalam pemilihan lokasi agroindustri ............................................. 51

7. Rangking alternatif pemilihan lokasi agroindustri ..................................... 52

8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal .................................................. 62

9. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal ................................................ 63

10. Penilaian Rating dan Faktor – faktor Internal (IFE) Evaluasi F.Internal ... 64

11. Penilaian Rating dan Faktor – faktor Eksternal (EFE) E. F.Eksternal ....... 64

12. Prioritas Strategi Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) .......... 70

13. Hasil Perhitungan Total Nilai Alternatif Masing – Masing Kabupaten

(Metode MPE) ............................................................................................ 73

14. Hasil Perhitungan Nilai Penetapan Lokasi dengan MPE .......................... 75

15. Hasil Perhitungan Total Nilai Alternatif Kecamatan (Metode MPE) ...... 77

16. Hasil Perhitungan Nilai Penetapan Lokasi dengan MPE .......................... 79

17. Ketesediaan Bahan Baku Ubi Jalar di Tiap Kabupaten di Lampung ......... 80

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

xviii

18. Harga Ubi Jalar di Tingkat Petani Wilayah Provinsi Lampung ................ 81

19. Jumlah Penduduk Dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten

/Kota Di Provinsi Lampung 2010, 2014, Dan 2015 ................................... 84

20. Harga Jual Tepung Ubi Jalar Ungu, Kuning dan Putih di Pasaran ........... 87

21. Kebutuhan Luas Ruang Produksi Tepung Ubi Jalar ................................. 106

22. Kebutuhan Luas Ruang Pabrik Pengolahan Tepung Ubi Jalar ................. 107

23. Jumlah Tenaga Kerja, Spesifikasi Pekerjaan Dan Jam Operasional Kerja 114

24. Kebutuhan biaya bahan baku ubi jalar per produksi ................................. 117

25. Kebutuhan biaya bahan baku ubi jalar per tahun ...................................... 118

26. Biaya investasi tanah dan bangunan industri ............................................ 119

27. Biaya Alat dan Mesin Pengolahan Tepung Ubi Jalar Serta Biaya Depresiasi

per Tahun ................................................................................................. 122

28. Biaya Alat dan Fasilitas Penunjang Serta Biaya Depresiasi per Tahun .... 124

29. Biaya Operasional Habis Pakai Produksi Tepung Ubi Jalar per Tahun .... 127

30. Biaya Tenaga Kerja Industri Pengolahan Tepung Ubi Jalar ..................... 128

31. Total Biaya Produksi Pada Masing – Masing Jenis Produk ..................... 131

32. Penetapan Harga Jual Tepung Ubi Jalar Perusahaan Pada Masing – Masing

Jenis Produk ............................................................................................. 132

33. Cas Flow Industri Pengolahan Tepung Ubi Jalar di Kabupaten Lampung

Tengah – Kec. Way Pengubuan ............................................................... 133

34. Pengaruh Kenaikan Biaya Bahan Baku Tepung Ubi Jalar Sebesar 3 – 5% 137

35. Kebutuhan Area Tanaman Ubi Jalar yang Dibutuhkan Perusahaan ......... 140

36. Kebutuhan HOK Serta Bahan dan Alat Pengelolaan Kebun .................... 141

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

xix

37. Cas Flow Kebun Mandiri Industri Pengelolaan Tepung Ubi Jalar di Kab.

Lamteng – Kec. Way Pengubuan ............................................................. 143

38. Nilai rata -rata hasil evaluasi faktor internal (IFE) ................................... 147

39. Nilai rata -rata hasil evaluasi faktor eksternal (EFE) ................................ 147

40. Nilai rata – rata hasil evaluasi factor internal dan factor eksternal .......... 153

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Alir Kerangka Pikir ................................................................... 6

2. Ubi Jalar Putih , Ubi Jalar Kuning, Ubi Jalar Jingga, Ubi Jalar Ungu,

Ubi Cilembu .............................................................................................. 9

3. Pohon industri ubi jalar ............................................................................ 13

4. Peta Produksi Ubi Jalar Tahun 2015 Di Provinsi Lampung .................... 15

5. Perkembangan Produktivitas Ubi Jalar di Indonesia, tahun 1995 – 2016 18

6. Perkembangan Produksi Ubi Jalar di Indonesia, Tahun 1995 – 2016 ..... 18

7. T. Ubi Jalar Putih, T. Ubi Jalar Kuning, T. Ubi Jalar Ungu .................... 19

8. Diagram Matriks SWOT .......................................................................... 42

9. Skema tahapan pelaksanaan penelitian .................................................... 48

10. Diagram alir untuk analisis aspek teknis dan teknologi ........................... 54

11. Diagram alir untuk analisis aspek manajeman ......................................... 55

12. Tahapan Pengambilan Keputusan Menggunakan Analisis SWOT ......... 61

13. Matriks Internal – Eksternal ..................................................................... 66

14. Diagram Alir Pengelolaan dan Pengolahan Industri Tepung Ubi Jalar ... 91

15. Peta Keterkaitan Aktivitas ....................................................................... 103

16. Peta Keterkaitan Antar Ruang .................................................................. 104

17. Rancangan Tata Letak Pabrik Luas Total 1200 m2

.................................. 108

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

xxi

18. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................... 115

19. Matriks Internal - Eksternal Agroindustri Tepung Ubi Jalar di Provinsi

Lampung .................................................................................................. 149

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Provinsi Lampung adalah salah satu provinsi penghasil ubi jalar terbesar kelima di

kepulauan Sumatera setelah Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, dan

Bengkulu. Volume produksi ubi jalar di Provinsi Lampung sendiri mencapai

28.494 ton dalam setahun, dan hampir disetiap kabupaten kota yang ada di

Provinsi Lampung menjadi produsen ubi jalar (BPS, 2018).

Ubi jalar merupakan salah satu hasil pertanian yang dapat diolah menjadi

beraneka ragam bentuk pangan, salah satunya adalah menjadi tepung ubi jalar.

Tepung ubi jalar dapat memberi nilai tambah secara ekonomis masyarakat

perkapita. Jika pemenuhan tepung kemudian digantikan sebagian dengan tepung

ubi jalar, maka hal tersebut akan memangkas jumlah import gandum sebagai

bahan utama pembuatan tepung dari pihak luar negeri ke Indonesia. Dengan

demikian, akan banyak tumbuh industri tepung – tepungan yang kompetitif dan

bersaing untuk memeberikan pemasukan bagi kas negara.

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

2

Ubi jalar yang diolah menjadi tepung ubi jalar dapat mempermudah penyimpanan

dan menambah variasi dalam pemanfaatannya serta memperlama masa

penyimpanan. Tepung ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai macam makanan,

seperti aneka kue kering, mie, bihun, roti dan sebagainya. Dalam bentuk tepung,

ubi jalar dapat difortifikasi dengan berbagai zat gizi yang diinginkan. Proses

pembuatan tepung ubi jalarpun dapat dikatakan relatif sederhana, mudah dan

murah (Zahra, 2011).

Tepung ubi jalar memiliki kelebihan atau keunggulan karena kandungan vitamin

A dan serat yang tinggi dibanding tepung terigu. Kelebihan tepung ubijalar ungu

dibanding terigu perlu ditonjolkan untuk meningkatkan daya saing, di antaranya

sifat fungsional antosianin dan kandungan nonglutennya yang sesuai untuk

penderita autis, alergi gluten, intoleransi gluten (penyakit seliak), juga nilai indeks

glikemik yang lebih rendah. Kandungan gluten pada produk-produk makanan

’bebas’ gluten telah ditetapkan maksimum 20 mg/kg (Huttner dan Arendt 2010).

Sebagai tepung pengganti, tepung ubi jalar dapat digunakan dengan porsi

beragam, misalnya roti (20 persen), kue dan cake (40 sampai dengan 75 persen),

cookies dan biskuit (60 s.d. 70 persen), dan flake (55 persen). Pada produk

makanan yang manis, substitusi tepung ubi jalar orange dapat menghemat

penggunaan gula. Kebutuhan pabrik roti diseputar Bandar Lampung setara dengan

1 ton terigu maka dibutuhkan tepung ubi jalar 20 persen atau setara 200 kg. Ini

merupakan potensi pasar bagi tepung ubi jalar sebagai tepung substitusi untuk

pelaku usaha dan industri makanan (Yuliana, 2018).

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

3

Berdasarkan hal tersebut diatas, pendirian agroindustri berbasis ubi jalar menjadi

tepung ubi jalar diharapkan mampu menjadi solusi pada permasalahan yang ada.

Dengan dibangunnya agroindustri berbasis ubi jalar menjadi tepung ubi jalar

sebagai bahan substitusi tepung terigu diharapkan mampu memberikan nilai

manfaat yang lebih baik dari segi ekonomi dan pengembangan usaha sebagai

bentuk dari diversifikasi produk.

Pengembangan pengolahan tepung ubi jalar sangat diperlukan untuk memberi

nilai tambah serta mendorong tumbuhnya agroindustri di Provinsi Lampung.

Pengkajian dalam mewujudkan pengembangan pengolahan ubi jalar melalui

pemilihan pendirian agroindustri berbasis tepung ubi jalar yang layak belum

dilakukan di Provinsi Lampung. Sehinnga, pendirian agroindustri pengolahan

berbasis ubi jalar perlu dikaji lebih dalam mengenai aspek-aspek yang

mempengaruhi keberlangsungan agroindustri tersebut, baik dari peluang pasar,

teknik, teknologi, dan kalayakan usaha secara finansial. Serta menentukan

langkah strategis pengembangan agroindustri melalui metode yang sesuai.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini antara lain :

1. Mengetahui lokasi strategis agroindustri dan tingkat kelayakan usaha dari

aspek ketersediaan bahan baku ubi jalar, pasar dan pemasaran, teknis dan

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

4

teknologi, aspek manajeman, aspek finansial, juga analisis sensitivitas

agroindustri tepung ubi jalar di Provinsi Lampung.

2. Mengetahui alternatif strategi dan prioritas strategi yang dapat diterapkan

dalam pengembangan agroindustri berdasarkan faktor internal dan

eksternal agroindustri tepung ubi jalar di Provinsi Lampung.

1.3 Kerangka Pemikiran

Potensi ubi jalar yang besar pada suatu wilayah memiliki resiko yang juga cukup

besar sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada hasil pertanian tersebut baik

ringan hingga berat. Jika hal tersebut tidak dilakukan pengelolaan yang baik dan

benar akan menyebabkan nilai ekonomis ubi jalar yang diproduksi menurun.

Penyebab dari faktor tersebut diantaranya ubi jalar hasil pertanian membutuhkan

ruang besar dalam penyimpanannya kemudian perishable atau mudah rusak,

sehingga perlu pengolahan lebih lanjut seperti difersivikasi produk ubi jalar

menjadi tepung ubi jalar.

Diversifikasi produk dapat menjadi bentuk pengendalian terhadap jumlah

produksi ubi jalar yang tinggi, dimana dalam pengelolan dan pengolahan juga

berdasar kepada, tepung ubi jalar yang memiliki kandungan gizi seperti serat,

vitamin, serta kandungan karbohidrat, antosianin sebagai antioksidan, kandungan

nongluten pada proten, serta indeks glikemik pada tepung ubi jalar yang rendah.

Dengan adanya hal tersebut diatas, tepung ubi jalar memiliki keutamaan yang

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

5

besar sehingga dalam pendirian agroindustri tepung yang dihasilkan memiliki

nilai manfaat yang tinggi kemudian ditonjolkan agar mendapatkan nilai tambah

yang lebih ekonomis. Dalam penelitian pengembangan agroindustri ditempuh

dengan langkah – langkah sebagai berikut;

(1) Analisis kelayakan agroindustri yang pertama dilakukan adalah penentuan

lokasi dengan menggunakan metode MPE (Metode Perbandingan

Eksponensial), kemudian dilanjutkan dengan analisis kelayakan usaha

berdasarkan aspek ketersediaan bahan baku, aspek pasar dan pemasaran,

teknis dan teknologi, aspek manajeman, aspek finansial, dan analisis

sensitivitas.

(2) Analisis SWOT dilakukan dengan melihat pengaruh internal diantaranya

kekuatan Strenght, kelemahan Weakness, dan faktor eksternal berupa peluang

Opportunity, serta ancaman Threat terhadap pengembangan agroindustri

tepung ubi jalar, kemudian dilanjutkan penentuan alternatif strategi

pengembangan agroindustri menggunakan Matriks SWOT atau Matriks

Internal dan Eksternal. Langkah terakhir adalah menentukan langkah prioritas

pilihan rencana pengembangan agroindustri berdasarkan alternatif strategi

terpilih dengan Analisis QSPM.

Berkaitan dengan penelitian tersebut di atas, data primer dan sekunder berasal dari

dokumen atau hasil penelitian serta informasi dari Badan Pusat Statistik dan

Instansi terkait. Data yang diambil atau yang didapat kemudian dilakukan analisis

untuk menghasilkan suatu rekomendasi Strategi Pengembangan Agroindustri

Pengolahan Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) di Provinsi Lampung.

Diagram alir secara ringkas alur penelitian dapat dilihat pada (Gambar 1) ;

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

6

Ubi Jalar Mudah Rusak

Diversifikasi produk menjadi tepungubi jalar (belum berkembang)

Analisis Pengembangan Agroindustri

Produksi Ubi Jalar di Provinsi Lampung Tinggi

Gambar 1.Diagram Alir Kerangka Pikir

(1) KelayakanUsaha

Agroindustri

Analisis SWOT (EvaluasiFaktor Internal – Evaluasi

Faktor Eksternal)

Analisis Lokasi Strategis (MPE),Analisis Aspek Bahan Baku,Pasar, Teknis, Tekhnologi,Manajeman, Finansial, dan

Sensitivitas

(2) Penentuan StrategiPengembangan

Agroindustri

REKOMENDASI STRATEGIPENGEMBANGAN AGROINDUSTRIPENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

(Ipomoea batatas L.) DI PROVINSI LAMPUNG

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

7

1.4 Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini antara lain :

1. Agroindustri tepung ubi jalar di Provinsi Lampung layak diusahakan

dilihat dari analisis kelayakan usaha aspek lokasi, bahan baku, aspek pasar

dan pemasaran, aspek teknik dan teknologi, aspek manajeman, aspek

finansial, dan analisis sensitivitas.

2. Terdapat prioritas strategi yang dapat diterapkan dari alternatif strategi

terpilih berdasarkan faktor internal dan eksternal agroindustri tepung ubi

jalar di Provinsi Lampung.

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)

2.1.1 Varietas Ubi Jalar yang Bersifat Ekonomis

Menurut Kelompok Peneliti Sumber Daya Genetika, Balai Penelitian

Bioteknologi Pangan Bogor, dewasa ini telah terkumpul sekitar 1000 varietas ubi

jalar di Indonesia yang diketahui. Keragaman varietas ubi jalar terbanyak berasal

di Pulau Irian. Dari sejumlah varietas tersebut, baru 142 varietas yang telah

berhasil diidentifikasi. Pembentukan varietas unggul ubi jalar dilakukan melalui

seleksi dan pengujian kemantapan sifat-sifat unggul yang dimiliki. Meskipun

dianjurkan agar ubi jalar varietas unggul yang ditanam tetapi banyak petani

cenderung lebih menitikberatkan pada daya serap pasar dan sifat ekonomisnya

(Sarwono,2005).

Beberapa varietas yang sering dijumpai dipasaran adalah sebagai berikut

(Gambar 2) ;

1. Ubi Jalar putih, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna

putih.

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

9

2. Ubi Jalar Kuning, yakni ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna kuning,

kuning muda, atau putih kekuning-kuningan.

3. Ubi Jalar Jingga, yakni jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna

jingga

4. Ubi Jalar Ungu, ubi jalar yang memiliki daging umbi berwarna ungu hingga

ungu muda (Azhari, 2005).

5. Ubi Cilembu, berbentuk bulat memanjang dengan pangkal dan ujung

meruncing, memiliki rasa manis, kulit putih agak kekuningan, dan daging

berwarna kuning telur atau kuning jingga (Sarwono, 2005).

(a) (b) (c)

(d) (e)

Gambar 2. (a) Ubi Jalar Putih, (b) Ubi Jalar Kuning, (c) Ubi Jalar Jingga, (d)Ubi Jalar Ungu, dan (e) Ubi Cilembu

Sumber : Dreampedia (2016).

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

10

2.1.2 Kandungan Kimia, Gizi dan Sifat Fungsional Ubi Jalar

Dalam pemenuhan kebutuhan karbohidrat oleh tepung ubi jalar sebagai bahan

subtitusi tepung terigu ada hal yang perlu di perhatikan, dan berikut adalah

komposisi kimia ubi jalar menurut Bradbury, (1989) ;

Tabel 1. Komposisi kimia ubi jalar rata-rata*)

Parameter KomposisiKadar air (%) 71,1Energi (kJ/100 g) 457Protein (%) 1,43Pati (%) 22,4Gula (%) 2,38Serat makanan (%) 1,6Lemak (%) 0,17Abu (%) 0,74Mineral (mg/100 g)Ca 29P 51Mg 26Na 52K 260S 13Fe 0,49Zn 0,59Al 0,82Vitamin (mg/100 g)Vitamin A 0,01Thiamin 0,09Riboflavin 0,03Asam nikotinat 0,60Vitamin C 24Anion (mg/100 g)Oksalat 81Malat 116Sitrat 81Asam amino pembatas dan skor kimia Lys 70

Leu 80Tripsin inhibitor(TIU/g) 13,4Chymotrypsin inhibitor(CIU/g) 0-1

*Bradbury (1989)

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

11

Dalam penelitian Ginting dan Utomo (2010), dijelaskan bahwa nilai gizi ubi jalar

secara kualitatif selalu dipengaruhi varietas, lokasi, dan musim tanam. Pada

musim kemarau dari varietas yang sama akan menghasilkan tepung yang relatif

tinggi daripada musim penghujan. Demikian juga ubi jalar yang berdaging merah

muda umumnya mempunyai kadar betakaroten lebih tinggi daripada yang

berwarna putih.

Dalam penelitian Ginting dkk. (2011), diketahui bahwa pangan fungsional pada

ubi jalar dapat diperoleh dari antosianin dan betakaroten, senyawa fenol, serat

pangan, dan nilai indeks glikemiknya. Antosianin memiliki kemampuan yang

tinggi sebagai antioksidan karena kemampuannya menangkal radikal bebas dan

menghambat oksidasi lemak. Kemampuan antioksidan ubi jalar ungu erat

kaitannya dengan keberadaan senyawa fenol, termasuk antosianin dan asam

fenolat. Serat pangan merupakan polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh enzim

pencernaan manusia dan sampai ke dalam usus besar dalam keadaan utuh.

Indeks glikemik (IG) menggambarkan efek konsumsi bahan pangan dalam

menaikkan kadar gula darah. Pangan dengan IG rendah lebih disukai terutama

bagi penderita diabetes dan obesitas karena lambat menaikkan kadar gula darah.

Ubi jalar sebagai sumber karbohidrat memiliki nilai IG rendah sampai medium

dengan kisaran 54 hingga 68, lebih rendah dari beras, roti tawar, dan kentang

tetapi sedikit lebih tinggi dari ubi kayu (Ginting dkk., 2011). Ubi jalar sebagai

bahan pangan memiliki mutu yang baik ditinjau dari kandungan gizinya seperti

pada Tabel 2.

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

12

Tabel 2. Kandungan gizi ubi jalar segar berdasarkan warna daging umbi

Komposisi Gizi Ubi Putih Ubi Kuning Ubi Ungu

Pati (%) 28,79 24,47 22,64

Gula Reduksi (%) 0,32 0,11 0,30

Lemak (%) 0,77 0,68 0,94

Protein (%) 0,89 0,49 0,77

Air (%) 62,24 68,78 70,46

Abu (%) 0,93 0,99 0,84

Serat (%) 2,79 2,79 3.00

Vitamin C (mg/100g) 28,68 25,00 21,43

Vitamin A (SI) 60,00 9000,00 -

Antosianin (mg/100g) - - 110,51

(Sumber : Ginting dkk., 2011)

Selain mengandung zat gizi, ubi jalar juga mengandung senyawa anti gizi. Salah

satu diantaranya adalah tripsin inhibitor yang dapat menghambat kerja enzim

tripsin sehingga menurunkan tingkat penyerapan protein. Aktivitas tripsin

inhibitor pada ubi jalar berkisar antara 7,6 hingga 42,6 TIU per 100 g namun

aktivitasnya dapat dihilangkan dengan perlakuan panas, seperti perebusan,

pengukusan maupun penggorengan (Ginting dan Utomo, 2010).

Selain kandungan kimia dan gizi seperti disebutkan diatas, ubi jalar memiliki sifat

fungsional yang cukup beragam. Berikut adalah beragam produk yang dapat

dihasilkan dari tanaman ubi jalar antara lain (Gambar 3) ;

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

13

Gambar 3. Pohon industri ubi jalar (CRIFC 1990, diacu dalam Damardjatidan Widowati 1994)

Selain sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C, dan

mineral. Ubi jalar yang daging umbinya berwarna ungu banyak mengandung

antosianin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena berfungsi mencegah

Ubi Jalar

Sayuran

Kulit UbiBatangDaunUbi Segar

Aneka makanan tradisional

Selai,saos

Timus,obi,getuk

Chips goreng,kripik kremes.

Pakan ternak

Bahan tanam

Pakan ternak

Pakan ternak

Tape

Tepung

Dekstrin, glukosa, fruktosa

Pati

Pekatan untuk minuman ringan

AmpasPakan ternak

Asam sitrat

Azedo (Brazil)

Aneka cake,bolu, kue kering

Mie-bihun

Kecap, tauco,saos

“Gari” (nigeria)

Aneka cake,bolu, kue kering

‘almidon agrio” (colombia)

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

14

penyakit kangker. Ubi jalar yang daging ubinya berwarna kuning, banyak

mengandung vitamin A; beberapa varietas ubi jalar mengandung ubi jalar setara

dengan wortel. Di Jepang, Korea, Cina, Taiwan dan Amerika Serikat, ubi jalar

tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan pokok tetapi juga diolah menjadi

pangan olahan seperti selai, saos, juice, serta sebagai bahan baku industri pakan

dan ternak (Balitkabi, 2005).

Menurut Hasanudin & Wargiono (2003) kendala teknis dan kendala sosial dalam

pengembangan pemanfaaatan ubi jalar meliputi bulkiness (butuh ruang),

perishability (bahan mudah rusak) , tingginya biaya produksi per unit, kandungan

bahan kering, hama, penyakit, status ubi jalar yang rendah, produsen

berpenghasilan rendah, keterbatasan rantai pasokan.

2.2 Potensi Ubi Jalar di Provinsi Lampung

Provinsi Lampung memiliki potensi sebagai penghasil ubi jalar dengan jumlah

produksi sebesar 28.494 ton dalam setahun pada tahun 2015 (Badan Pusat

Statistik, 2018). Hal ini memungkinkan Provinsi Lampung menjadi salah satu

penyumbang hasil pertanian dibidang hortikultura, dimana hasil ubi jalar yang

dihasilkan juga dapat dioptimalisasikan menjadi secondary product (produk

sekunder) atau diversifikasi produk yang lebih ekonomis.

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

15

Gambar 4. Peta Produksi Ubi Jalar Tahun 2015 Di Provinsi Lampung(Badan Pusat Statistik, 2018).

Dari peta produksi yang ada, dapat kita lihat potensi yang sangat besar yang

dimiliki Provinsi Lampung sebagai penghasil ubi jalar dan berada dihampir setiap

kabupaten. Produksi tertinggi berada di Kab. Lampung Utara dengan jumlah

produksi sebesar 5.082 ton ubi jalar, kemudian Kab. Lampung Barat 4.023 ton ubi

jalar, lalu Kab. Lampung Tengah sebesar 3.577 ton ubi jalar, Kab. Tanggamus

3.178 ton ubi jalar, dan terakhir Kab. Lampung Timur sebesar 2.777 ton ubi jalar.

Jika dilihat dari sebaran produksi ubi jalar yang ada di peta produksi dapat kita

simpulkan, hampir disetiap kabupaten yang ada di Provinsi Lampung mampu

menghasilkan ubi jalar. Kota Bandar Lampung juga dinilai berpotensi

menghasilkan ubi jalar meski Bandar Lampung adalah kota dengan jumlah

penduduk padat yang sebagian besar masyarakatnya memiliki penghasilan dari

sektor perdagangan.

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

16

2.3 Keragaan Ubi Jalar Nasional

Tabel 3. Jumlah perkiraan produksi ubi jalar di Indonesia sampai tahun 2015.

PROVINSIProduksi (ton)

Ubi Jalar2010 2011 2012 2013 2014 2015

ACEH 11095 11844 13356 11602 9696 8935

SUMATERA UTARA 179388 191104 186583 116671 146622 122362

SUMATERA BARAT 104302 98120 124881 134453 159865 160922

RIAU 9967 9912 9424 8462 8038 6562

JAMBI 21156 68735 80057 68187 78677 79393

SUMATERA SELATAN 22839 18309 17380 15945 24454 16563

BENGKULU 27840 26445 37271 31672 52251 38841

LAMPUNG 44920 47239 47408 45141 42000 28494

KEP. BANGKA BELITUNG 3751 3009 3303 2863 2992 2620

KEP. RIAU 1790.12 1805 1916 1891 1804 1795

DKI JAKARTA - - - - 0 0

JAWA BARAT 430998 429378 436577 485065 471737 456176

JAWA TENGAH 137723 157972 166978 183694 179393 151312

DI YOGYAKARTA 6484 4584 5047 4951 5237 6070

JAWA TIMUR 141103 217545 411957 393199 312421 350516

BANTEN 40579 34589 32756 27972 28336 20150

BALI 70318 69528 62352 60755 54395 36655

NUSA TENGGARA BARAT 13134 11970 13232 11335 19015 19024

NUSA TENGGARA TIMUR 121284 129728 151864 78944 60032 60746

KALIMANTAN BARAT 14959 13774 15169 15296 15393 14863

KALIMANTAN TENGAH 9583 8570 9525 9201 9048 9640

KALIMANTAN SELATAN 25007 23918 19608 16534 23421 17913

KALIMANTAN TIMUR 25156 21432 16367 12993 13004 10933

KALIMANTAN UTARA - - - 3133 3056 2851

SULAWESI UTARA 51838 46266 41227 39800 39429 25705

SULAWESI TENGAH 26332 25111 26932 21550 20452 16650

SULAWESI SELATAN 57513 66946 94474 70767 78275 71681

SULAWESI TENGGARA 25304 26476 29411 24113 24914 25740

GORONTALO 2926 2565 2002 2007 1904 1434

SULAWESI BARAT 15666 20455 16589 11486 5880 8749

MALUKU 20734 17913 19411 19602 22547 33639

MALUKU UTARA 27666 31943 34661 37024 44651 30674

PAPUA BARAT 10557 10410 10647 14901 11826 13101

PAPUA 349134 348438 345095 405520 411893 446925

INDONESIA 2051046.12 2196033 2483460 2386729 2382658 2297634

Sumber : BPS RI (2018).

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

17

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik ada peningkatan

produksi ubi jalar yang terjadi di Indonesia. Data analis jumlah perkiraan hasil

produksi ubi jalar ditingkat Nasional hingga tahun 2015 adalah 2.297.634 ton

(BPS, 2018). Dari data di atas bisa dilihat bahwa Provinsi Lampung setidaknya

memberikan sumbangan produksi sebesar 28.494 ton kepada Indonesia atau

sekitar 1,241 % dari total produksi ubi jalar di Indonesia yaitu 2.297.634 ton ubi

jalar.

2.3.1 Pertumbuhan Produktivitas Ubi Jalar di Indonesia

Produktivitas ubi jalar cenderung meningkat sejak tahun 1995 hingga 2016

dengan pertumbuhan sebesar 2,81% (Gambar 5). Peningkatan produktivitas ubi

jalar yang terjadi selama 1995-2016 meupakan perkembangan akibat peningkatan

produktivitas di Pulau Jawa sebesar 5,87%, begitu juga peningkatan produktivitas

di Luar Pulau Jawa walaupun lebih rendah hanya sebesar 1,96% per tahun.

Peningkatan produktivitas ubi jalar pada periode tersebut dipicu oleh peningkatan

pertumbuhan produktivitas tahun 2011 sampai tahun 2016 dengan kisaran

kenaikan produkstivitas antara 5,87% sampai 12,98%. Peningkatan produktivitas

ubi Jalar lima tahun terakhir terlihat lebih tinggi, di Jawa mencapai 3,73% dan di

Luar Jawa 4,04% (Pusat Data dan Sistem Informatika Kementan, 2016).

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

18

Gambar 5. Perkembangan Produktivitas Ubi Jalar di Indonesia, tahun 1995 –

2016.

Gambar 6. Perkembangan Produksi Ubi Jalar di Indonesia, Tahun 1995-2016.

Pada sisi produksi, Selama periode 1995-2016 perkembangan produksi ubi jalar

berfluktuasi dan mengalami peningkatan (Gambar 6). Perkembangan produksi ubi

jalar pada periode 1995-2016 meningkat rata-rata sebesar 0,11% per tahun.

2.4 Tepung Ubi Jalar

Tepung ubi jalar adalah tepung yang dibuat dengan bahan dasar ubi atau umbi dan

merupakan hasil pengolahan level pertama. Pemanfaatan bahan pangan ubi jalar

menjadi tepung ubi jalar lebih menguntungkan, karena lebih fleksibel, mudah

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

19

dicampur (dibuat komposit), dapat diperkaya gizinya (fortifikasi), ruang tempat

lebih efisien, daya tahan simpan lebih lama, dan sesuai tuntutan kehidupan

modern yang serba praktis (Ginting dan Utomo, 2010). Ubi jalar yang digunakan

untuk pembuatan tepung ubi jalar harus dalam keadaan segar, tidak cacat fisik

(misalnya terkena hama, penyakit atau memar), kulit rata, bagian yang berlekuk

diminimalisir untuk mencegah kehilangan rendemen yang dihasilkan. Berikut

tepung ubi jalar yang banyak diproduksi di Indonesia (Gambar 7) ;

(a) (b) (c)

Gambar 7. (a) Tepung Ubi Jalar Putih, (b) Tepung Ubi Jalar Kuning, (c) TepungUbi Jalar Ungu.

Sumber : Agrowindo (2015), Alibaba (2018).

2.4.1 Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar dan Rendemen Tepung Ubi Jalar

Proses pembuatan tepung cukup sederhana dan dapat dilakukan dalam skala

rumah tangga, maupun industri kecil. Tepung dari umbi-umbian dapat dibuat

dengan tiga cara. Pertama umbi-umbian diiris tipis difermentasi lalu dikeringkan

kemudian ditepungkan. Kedua umbi diparut atau dibuat pasta lalu dikeringkan

dan ditepungkan. Cara yang ketiga pembuatan tepung ubi jalar yaitu dengan

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

20

pengupasan, pengirisan atau penyawutan secara manual/menggunakan alat,

penjemuran/pengeringan dilakukan secara manual atau menggunakan alat cabinet

dryer dengan suhu maksimal 600 C selama 18 jam.

Mutu hasil akhir yang dikeringkan dan pertimbangan ekonomi mempengaruhi

pemilihan alat dan kondisi pengering yang akan digunakan. Misalnya, untuk jenis

bahan padatan atau yang berbentuk lempeng maka alat yang sesuai untuk

mengeringkan bahan tersebut adalah pengering kabinet atau tray drier. Sedangkan

untuk bahan yang berbentuk pasta atau pure maka alat yang sesuai untuk

mengeringkannya adalah pengering drum. Pengering dengan sistem yang

kontinyu menggunakan spray drier, tunner drier, drum drier, dan rotery drier.

Setelah dilakukan pengeringan kemudian masuk ke tahap penggilingan dengan

menggunakan alat disc mill otomatis. Setelah proses penggilingan selesai maka

dilanjutkan dengan pengayakan dengan ayakan 80 mesh. Rata-rata rendemen yang

dihasilkan dari pembuatan tepung ubi jalar ungu sebesar 24,2%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa setiap pembuatan 1 kg ubi ungu mentah menjadi tepung ubi

ungu sebanyak 242 gr.

Rendemen tepung ubi jalar yang dihasilkan dapat mencapai 30% dari berat awal

bahan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh varietas ubi jalar yang digunakan untuk

proses penepungan, serta mutu dari ubi jalar itu sendiri. Penggunaan ubi jalar

bermutu baik akan berpengaruh nyata terhadap mutu tepung ubi. Ubi jalar sesuai

diproses menjadi tepung apabila mempunyai kadar bahan kering dan pati tinggi,

serta kadar air rendah. Kadar bahan kering tinggi menghasilkan rendemen tepung

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

21

yang tinggi pula. Besarnya kadar bahan kering tergantung pada jenis / klon,

lingkungan dan umur tanaman (Bradburry dan Holloway 1988).

Menurut Muhandri, dkk (2015) proses pembuatan tepung ubi jalar dari 1.000 g

ubi jalar segar menghasilkan 219,95 g tepung ubi jalar, artinya rendemen tepung

ubi jalar yang dihasilkan 21,99%. Lalu, rendemen tepung ubi jalar ungu

dilaporkan 29% cukup tinggi dibandingkan dengan rendemen tepung yang

berkisar antara 18-30% dari beberapa varietas tepung ubi jalar putih dan kuning

(Ginting dkk., 2011). Dengan adanya pembahasan tersebut, rendemen tepung ubi

jalar dinyatakan berkisar antara 22 – 30 %. Jika kita merujuk pada hasil penelitian

yang dilakukan Muhandri dkk, (2015), membuktikan bahwa jumlah tepung yang

dihasilkan ubi jalar tidak begitu banyak. Hal tersebut menyebabkan harga jual

tepung ubi jalar menjadi lebih tinggi.

Karakteristik tepung ubi yang seharusnya dihasilkan dari pembuatan tepung ubi

adalah terksturnya tidak menggumpal seperti halnya tepung teigu, berbau khas

tepung (tidak berbau apek) dan tepung berwarna lebih muda. Dari pembuatan

tepung ubi yang dibuat, karakteristik tepung yang dihasilkan adalah berwarna

ungu muda, putih, orange muda, dan teksturnya halus seperti tepung terigu.

Setelah tepung ubi jalar selesai dibuat, maka tepung tersebut siap dikemas dan

digunakan untuk pembuatan pangan yang berbahan utama tepung ubi jalar.

Pengemasan dapat dilakukan menggunakan kantong plastik polypropylene (PP)

atau polyesther (PE) tebal 0,5 mm dan ditutup rapat (sealing) dapat

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

22

mempertahankan mutu tepung ubi jalar sampai 6 (enam) bulan tanpa

menimbulkan bau, perubahan warna, serangan jamur dan serangga (Ginting dkk.,

2011).

2.4.2 Produsen Tepung Ubi Jalar

Tidak banyak data yang mengulas tentang adanya produsen tepung ubi jalar yang

ada di Indonesia. Sementara, tidak sedikit perusahaan yang bergerak pada

pengolahan tepung ubi jalar baik secara mikro maupun makro. Ratusan bahkan

hampir mencapai ribuan perusahaan di Indonesia yang melakukan pengolahan

tepung dari bahan umbi yang terdaftar di kementrian perindustrian meskipun tidak

dilampiran secara terpisah antara produsen tepung ubi jalar dan tepung ubi batang

(tapioka) (Kementrian Perindustrian, 2019). Beberapa produsen tepung ubi jalar

di Indonesia dari berbagai provinsi dan kabupeten di Indonesia telah yang

terdaftar di Kementrian Prindustrian. Berikut adalah daftar beberapa produsen

tepung ubi jalar di Indonesia (Tabel 4);

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

23

Tabel 4. Produsen Tepung Ubi Jalar di Indonesia

No. ProdusenProvinsi /Kabupaten Alamat Telepon

1. Dudi Supriyadi Banten Kel. Kadumerak Kec. Karangtanjung, Pandeglang 081315039198

2. Suprapti Jambi Rt. 25 Donorejo Kel. Pasir Putih Kec. Jambi Selatan 085266701381

3. Surati JambiRt. 07 Donorejo Kel. Penyengat rendah Kec. Jambi Selatan, KotaJambi 08535776599

4. KWT Megita Mas Jawa Tengah Desa Lipursari Kec. Leksono Kab. Wonosobo 087734183377

5. Kelompok Gaticha Jawa Tengah Kel Purwodadi, Kec. Purwodadi Kab. Grobogan 085225929123

6. KWT Murakabi Jawa Tengah Ds. Puntukrejo Kec. Ngargoyoso Kab. Karanganyar 085229966201

7. KWT Sumber Makmur Jawa Tengah Ds. Kalisoro Kec Tawangmangu Kab. Karanganyar 081548554001

8. Griya Ketelaqu Jawa Tengah Kelurahan Plalangan, Kec. Gunungpati Kota Semarang 085741086714

9. KWT Murakabi Jawa Tengah Ds. Puntukrejo Kec. Ngargoyoso Kab. Karanganyar 085229966201

10. KWT Sumber Makmur Jawa Tengah Ds. Kalisoro Kec Tawangmangu Kab. Karanganyar 081548554001

11. Griya Ketelaqu Jawa Tengah Kelurahan Plalangan, Kec. Gunungpati Kota Semarang 085741086714

12. KWT Megita Mas Jawa Tengah Desa Lipursari Kec. Leksono Kab. Wonosobo 08773418337

13. Kelompok Gaticha Jawa Tengah Kel Purwodadi, Kec. Purwodadi Kab. Grobogan 08522592912

14. Kemin Yogjakarta KWT Mekar Sari, Kec. Pengasih, Kab. Kulon Progo 081392123319

15. Kak Nah Aceh Desa Meuraksa Kec. Meureudu Kabupaten Pidie Jaya 085260776786

16. Lastri Jawa Timur Kel. Togogan Kec. Srengat, Kab. Blitar 08123391046

17. PT Galih Estetik Indonesia Jawa Barat Suka Bumi, Jabar 0857 9585 0912

18. Bionic Farm Jawa Barat Jawa Barat 0812 8539 3536

19. CV Agro Nirmala Sejahtera Jawa Barat Cidamar, Cidaun, Kabupaten Cianjur 0815 8151 266

Sumber : Pangan Nusantara (2017).

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

24

2.4.3 Kandungan Kimia Tepung Ubi Jalar

Komposisi kimia ubi jalar bervariasi tergantung dari jenis, usia, keadaan tumbuh

dan tingkat kematangan. Ubi jalar merupakan sumber energi yang baik dalam

bentuk karbohidrat. Ubi jalar mempunyai kandungan air yang cukup tinggi.

Sewaktu dipanen, ubi jalar mengandung bahan kering antara 16 - 40% dan dari

jumlah tersebut sekitar 75-90% adalah karbohidrat (Sulistiyo, 2006). Hasil

analisis proksimat tepung dari ketiga varietas ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi Kimia Tepung Ubi Jalar Hasil Analisis Proksimat

Parameter (%) Tepung Ubi JalarKuning (1)

Tepung Ubi JalarJingga (2)

Tepung Ubi JalarUnggu (3)

Kadar Air 3,41 6,77 7,28

Kadar Abu 1,16 4,71 5,31

Protein 3,13 4,42 2,79

Lemak 0,53 0,91 0,81

Karbohidrat 91,77 83,19 83,81

Serat 2,57 5,54 4,72

Sumber : Ginting dan Utomo (2010)

Sebagian besar karbohidrat pada pati ubi jalar terdapat dalam bentuk pati.

Komponen lain selain pati adalah serat pangan dan beberapa jenis gula yang

bersifat larut seperti maltosa, sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Sukrosa merupakan

gula yang banyak terdapat dalam ubi jalar. Total gula dalam ubi jalar berkisar

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

25

antara 0.38% hingga 5.64% dalam berat basah (Sulistiyo, 2006). Kandungan gula

dalam ubi jalar yang telah dimasak jumlahnya meningkat bila dibandingkan

jumlah gula pada ubi jalar mentah. Selain karbohidrat, ubi jalar juga mengandung

lemak, protein, dan beta karoten.

Tepung ubi jalar berpotensial sebagai bahan baku produk pangan berbasis tepung

dan mampu bersaing dari segi kualitas produk yang dihasilkan. Sebagai bahan

baku cookies dan cake, tepung ubi jalar dapat mensubtitusi hingga 100%, untuk

brownies dapat mensubtitusi 50%, untuk bahan baku roti dapat mensubtitusi

sebesar 10%, dan untuk mensubtitusi mie kering 20%. Tepung ubi jalar ungu

dapat mensubtitusi 50% tepung ketan pada pembuatan jenang dan 15% bahan

eskrim komersial. Tepung ubi jalar juga merupakan bahan campuran yang baik

untuk makanan balita pendamping ASI, baik serealia maupun kacang-kacangan

(Ginting dkk., 2011).

2.4.4 Karakterisasi Fisikokimia dan Senyawa Fungsional Tepung Ubi Jalar

Karakterisasi fisikokimia tepung ubi jalar terdiri dari dua hal yakni karakterisasi

sifat fisik tepung ubi jalar berupa (daya serap air, densitas kamba, rasio

pngambangan, dan warna), dan karakterisasi sifat kimia tepung ubi jalar berupa (

kadar air, kadar abu, pati, dan amilosa). Sementara untuk sifat fungsional senyawa

tepung ubi jalar terdiri dari aktivitas antioksidan, total fenol, dan β-karoten.

Berikut adalah penjelasan secara umum dan singkat mengenai hal tersebut diatas.

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

26

2.4.4.1 Karakterisasi Fisik Tepung Ubi Jalar

1. Daya Serap Air

Kemampuan tepung menyerap air disebut Water Absorption. Kemampuan daya

serap air tepung berkurang bila kadar air dalam tepung terlalu tinggi atau tempat

penyimpanan yang lembab. Water Absorption sangat bergantung dari produk yang

akan dihasilkan (Anonimb, 2008). Tepung ubi jalar perlakuan tanpa pengupasan

(umbi utuh) memiliki daya serap air lebih tinggi karena elastisitas dinding sel

pada kulit umbi lebih tinggi bila dibanding daging umbi. Dinding sel akan

melunak bila direndam dengan air, sehingga air yang ada diluar lingkungan akan

terserap masuk kedalam dinding sel. Kemampuan elastisitas dinding sel

disebabkan oleh komposisi dan struktur dinding sel tersebut (Asgar dan

Musaddat, 2006).

2. Densitas Kamba (Bulk Density)

Densitas mutlak didefinisikan sebagai massa per satuan volume dan densitas

relatif sebagai hubungan dari subtansi densitas yang memberikan suhu untuk

densitas dari standar (biasanya air) pada suhu yang sama. Ketika densitas relatif

dibenarkan bagi kemampuan mengapung pada udara menghasilkan gravitas

spesifik. Rasio berat (kg) dibagi volume (m3) adalah kerapatan (Muller, 1973).

Densitas didefinisikan sebagai massa per unit volume. Misalnya pounds per cubic

feet atau grams per cubic centimeter. Salah satu karakteristik fisik batuan dan

bijih yang dipergunakan untuk konversi ukuran dari volume menjadi tonase.

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

27

Densitas efektif adalah solid/non-porous

Densitas relatif (specific gravity) unitless berat material ekivalen dengan

berat air dengan volume sama

Densitas ruah (bulk density). Densitas yang memperhatikan porositas (non

solid)

Densitas kamba (bulk density) dan densitas nyata merupakan salah satu karakter

fisik biji-bijian yang sering kali digunakan untuk merencanakan suatu gudang

penyimpanan, volume alat pengolahan atau sarana transportasi, mengkonversikan

harga dan sebagainya. Densitas kamba adalah perbandingan bobot bahan dengan

volume yang ditempatinya, termasuk ruang kosong di antara butiran bahan,

sedangkan densitas nyata adalah perbandingan bobot bahan dengan volume yang

hanya ditempati oleh butiran bahan, tidak termasuk ruang kosong diantaranya

(Syarief dan Anies, 1988).

3. Swelling Power (Rasio pengembangan)

Retnaningtyas, dkk., (2014), menyatakan bahwa tingginya nilai Swelling power

atau rasio pengembangan tepung ubi jalar disebabkan oleh proses pemanasan.

Proses pemanasan membuat ikatan hidrogen melemah sehingga kekompakan

granula pati terganggu. Moorthy (2000), Air akan terikat dalam molekul amilosa

dan amilopektin mengakibatkan kenaikan ukuran granula pati tersebut.

Swelling power tepung memiliki perbedaan tergantung perlakuan pada umbi

seperti pengupasan (daging umbi). Perbedaan disebabkan pada daging umbi jalar

ungu dan oranye mengandung pati serta amilosa yang lebih tinggi daripada tepung

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

28

ubi jalar ungu dan oranye perlakuan tanpa pengupasan (umbi utuh). Molekul pati

memiliki kemampuan untuk mengikat air dengan membentuk ikatan hidrogen

sehingga swelling power mengalami peningkatan (Ekafitri, 2011).

4. Warna L *a/b

Warna merupakan suatu sifat bahan yang dianggap berasal dari penyebaran

spektrum sinar. Warna bukan merupakan suatu zat/benda melainkan suatu sensasi

seseorang, oleh karena itu adanya rangsangan dari seberkas energi radiasi yang

jatuh ke indera mata/retina mata. Timbulnya warna dibatasi oleh faktor

terdapatnya sumber sinar. Pengaruh tersebut terlihat apabila suatu bahan dilihat di

tempat yang suram dan di tempat yang gelap, akan memberikan perbedaan warna

yang menyolok (Kartika, dkk, 1988).

Warna merupakan salah satu parameter dalam pengujian sifat sensori

(organoleptik) dengan menggunakan indera penglihatan. Warna yang diharapkan

untuk bahan hasil pengeringan yaitu warna tidak terlalu menyimpang dari warna

asli (Kusmawati, dkk, 2000). Tepung tanpa pengupasan (umbi utuh) memiliki

warna yang lebih gelap dikarenakan mengalami peningkatan komponen seperti

kadar abu dan serat yang mempengaruhi kecerahan tepung.

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

29

2.4.4.2 Karakterisasi Kimia Tepung Ubi Jalar

1. Kadar Air

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan

fungsinya tidak pernah digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan

komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi

penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita. Semua bahan makanan

mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan makanan

hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pembawa zat-zat makanan dan sisa-

sisa metabolisme, media reaksi yang menstabilkan pembentukan biopolymer, dan

sebagainya (Winarno, 2002).

Kadar air suatu bahan yang dikeringkan mempengaruhi beberapa hal yaitu

seberapa jumlah penguapan dapat berlangsung, lamanya proses pengeringan dan

jalannya proses pengeringan. Air di dalam bahan pangan terdapat dalam tiga

bentuk yaitu: (1) air bebas (free water) yang terdapat di permukaan benda padat

dan mudah diuapkan, (2) air terikat (bound water) secara fisik yaitu air yang

terikat menurut sistem kapiler atau air absorpsi karena tenaga penyerapan, dan (3)

air terikat secara kimia misalnya air kristal dan air yang terikat dalam suatu

dispersi. Kadar air suatu bahan pangan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu

berdasarkan bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahan basah (wet basis).

Kadar air secara “dry basis” adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan

tersebut dengan berat bahan keringnya. Berat bahan kering adalah berat bahan

asal setelah dikurangi dengan berat airnya. Kadar air secara “wet

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

30

basis” adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat

bahan mentah (Winarno, dkk, 1980). Kadar air yang aman untuk tepung yaitu

<14% sehingga dapat mencegah pertumbuhan kapang (Honesti, 2007).

2. Kadar Abu

Abu adalah zat organik sisa pembakaran suatu bahan organik. Kandungan abu dan

komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Penentuan

abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan yaitu antara lain:

a. Untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan.

b. Untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan.

c. Penentuan abu total sangat berguna sebagai parameter nilai gizi bahan

makanan. Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi

menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain.

Penentuan abu total dapat dikerjakan dengan pengabuan secara kering atau cara

langsung dan dapat pula secara basah atau tidak langsung (Sudarmadji, 2003).

Ash adalah kadar abu yang ada pada tepung yang mempengaruhi proses dan hasil

akhir produk antara lain: warna produk (warna crumb pada roti, warna mi) dan

tingkat kestabilan adonan. Semakin tinggi kadar Ash semakin buruk kualitas

tepung dan sebaliknya semakin rendah kadar Ash semakin baik kualitas tepung.

Hal ini tidak berhubungan dengan jumlah dan kualitas protein (Anonimb, 2008).

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

31

3. Pati

Pati disusun oleh amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida yang

linier sedangkan amilopektin adalah yang bercabang. Tiap jenis pati tertentu

disusun oleh kedua fraksi tersebut dalam perbandingan yang berbeda-beda. Pada

pati jenis yanga rekat (addesif) amilosa dalam pati berkisar 20-30% (Sudarmadji,

2003). Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik.

Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya,

serta apakah lurus atau bercabang rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi

yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi

tidak larut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus dengan ikatan

α-(1,4)-D-glukosa, sedang amilopektin mempunyai struktur cabang dengan ikatan

α-(1,4)-D-glukosa sebanyak 4-5% dari berat total (Winarno, 2002). Pati adalah

polimer glukosa yang terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk linier, amilosa,

dimana unit-unit glukosa digabungkan dengan ikatan α-(1,4) dan bentuk polimer

bercabang, amillopektin, dimana unit-unit glukosa digabungkan baik dengan

ikatan α-(1,4) maupun dengan ikatan α-(1,6). Sebagian besar pati mengandung 16-

24% amilosa (Muchtadi, 1989).

4. Amilosa

Amilosa merupakan polisakarida, polimer yang tersusun dari glukosa sebagai

monomernya. Tiap-tiap monomer terhubung dengan ikatan α-1,4-glikosidik.

Amilosa merupakan polimer tidak bercabang yang bersama-sama dengan

amilopektin menjadi komponen penyusun pati. Dalam masakan, amilosa memberi

efek “keras” atau “pera” bagi pati atau tepung. Winarno (2004), bahwa pati

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

32

tersusun dari dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Menurut Ekawati dkk

(2013), bagian daging ubi jalar memiliki kandungan pati lebih besar, dari bagian

umbi yang lain, serta mengadung kadar amilosa lebih banyak.

2.4.4.3 Senyawa Fungsional Tepung Ubi Jalar

1. Aktivitas Antioksidan

Antosianin merupakan salah satu jenis antioksidan alami. Antioksidan alami yang

terkandung pada ubi jalar ungu dapat menghentikan reaksi berantai pembentukan

radikal bebas dalam tubuh yang diyakini sebagai dalang penuaan dini dan

beragam penyakit yang menyertainya seperti penyakit kanker, jantung, tekanan

darah tinggi, dan katarak. Radikal bebas dihasilkan dari reaksi oksidasi molekuler

dimana radikal bebas yang akan merusak sel dan organ-organ yang kontak

dengannya (Sibuea, 2003).

Pada bagian daging umbi senyawa antioksidan yang berperan aktif adalah

senyawa fenol dan β-karoten. Sehinggga dengan kombinasi gabungan antara kulit

dan daging umbi menyebabkan aktivitas antioksidan pada bagian umbi utuh lebih

tinggi dibandingkan pada bagian daging umbi. Menurut hasil penelitian Ekawati,

dkk. (2013) dalam penelitiannya bahwa perlakuan bagian umbi berpengaruh

signifikan terhadap kapasitas antioksidan tepung ubi jalar ungu, dengan kapasitas

antioksidan tertinggi pada varietas Ayamurasaki perlakuan umbi utuh. Hal serupa

juga diungkapkan Dewi, dkk. (2014) beberapa penelitian menunjukkan bahwa

kandungan antosianin pada kulit ubi jalar ungu lebih tinggi dibandingkan daging

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

33

umbinya, begitu juga kadar total fenol ekstrak etanol kulit ubi jalar ungu lebih

tinggi dari daging umbinya.

Pada penelitian Teow, et al. (2006) menyatakan bahwa kandungan total fenol

dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada

ubi jalar. Kadar total fenol dapat dijadikan sebagai salah satu indikator untuk

mengetahui aktivitas antioksidan (Rahmawati, dkk, 2015). Kemampuan

antioksidan ubi jalar bergantung pada besarnya kandungan β-karoten, namun pada

ubi jalar dengan kandungan β-karoten yang lebih rendah, aktivitas antioksidan

bergantung pada senyawa fenol selain β-karoten (Wulansari dan Chairul, 2011).

2. Total Fenol

Senyawa fenolik merupakan salah satu senyawa yang tergolong antioksidan. Pada

perlakuan tanpa pengupasan (umbi utuh) menghasilkan total fenol lebih tinggi

dibandingkan perlakuan pengupasan (daging umbi) dengan kadar total fenol

sebesar 0,68% dan 0,60%. Perbedaan ini dipengaruhi oleh senyawa fenolik lebih

banyak tersebar pada kulit umbi dibandingkan pada daging umbi sehingga

gabungan keduanya (umbi utuh) memiliki kandungan total fenol yang lebih tinggi

bila dibandingan pada bagian umbi daging.

Menurut Padda dan Picha (2008), senyawa fenolik merupakan senyawa-senyawa

yang sangat mudah mengalami oksidasi dan dipengaruhi oleh cahaya dan suhu.

Berkurangnya kandungan senyawa fenol pada tepung ubi jalar dengan perlakuan

pengupasan (daging umbi) juga dapat disebabkan oleh lamanya proses pemanasan

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

34

pada saat pengeringan ubi jalar. Semakin lama proses pemanasan dan semakin

tinggi suhu yang digunakan, maka senyawa fenol yang terkandung didalamnya

akan semakin mengalami penurunan.

3. β-karoten

Menurut Juanda dan Cahyono (2000) β-karoten merupakan pigmen karotenoid

yang menyebabkan daging umbi berwarna kuning, sehingga perlakukan

pengupasan (daging umbi) menghasilkan β-karoten yang lebih tinggi

dibandingkan perlakukan tanpa pengupasan.

Proses pengeringan atau pemanasan mengakibatkan kehilangan sejumlah zat gizi

terutama yang bersifat labil seperti asam askorbat, antosianin dan β-karoten

(Budhiarto, 2003). Lamanya waktu proses pemanasan merupakan faktor

penurunan -karoten yang lebih kritis bila dibandingkan suhu pemanasan. Hal ini

disebabkan -karoten mudah mengalami kerusakan akibat reaksi oksidasi dengan

udara, cahaya, peroksida, metal dan panas. Pada perlakuan pemanasan

menyebabkan struktur karotenoid mengalami perubahan dari trans-karotenoid

menjadi cis-karotenoid sehingga warnanya berubah menjadi lebih muda (Eskin, et

al, 2013).

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

35

2.5 Metodologi Analisis Dalam Penelitian

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan

antara lain metode Bayes, metode Comparative Performance Index (CPI), metode

perbandingan eksponensial (MPE), metode Delphi ataupun metode Analytical

Hierarchy Process (AHP). Dalam penlitian digunakan metode MPE atau Metode

Perbandingan Eksponensial, dimana dalam pelaksanaannya metode MPE telah

memenuhi syarat kualitatif untuk menentukan lokasi yang akan dianalisis.

2.5.1 MPE

Metode Penentuan Eksponensial merupakan salah satu metode dalam menentukan

urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan

sebagai pembantu bagi individu untuk mengambil keputusan dalam menggunakan

bangunan rancangan model yang telah terdefinisi dengan sangat baik pada tahap

proses. Pada prinsipnya, MPE merupakan metode skoring terhadap pilihan yang

ada. Dengan perhitungan secara eksponensial, perbedaan nilai antar kriteria dapat

dibedakan tergantung pada kemampuan orang menilai (Rangkuti, 2004).

2.5.2 Study Kelyakan Usaha

Studi kelayakan usaha adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam

tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

36

layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Untuk menentukan layak atau tidaknya

suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial,

dan aspek sosial. Studi kelayakan apabila dilakukan secara profesional akan dapat

berperan penting dalam peroses pengambilan keputusan investasi (Nurcahyo,

2011). Adapun analisis yang dilakukan dalam studi kelayakan usaha yakni;

1. Bahan Baku

Bahan baku atau ketersediaan bahan baku dilihat dari potensi wilayah dalam

menghasilkan produk atau hasil pertanian. Besarnya hasil tani atau bahan baku

yang diproduksi akan mempengaruhi ketersediaan kebutuhan agroindustri. Jika

bahan baku yang tersedia bersifat musiman, maka perlu ada manajeman

pengelolaan bahan baku sehingga tidak merugikan perusahaan atau jika terjadi

penurunan jumlah produksi bahan baku maka perlu dilakukan pencarian alternatif

ketersediaan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industri guna

keberlangsungan produksi.

2. Pasar dan Pemasaran

Aspek Pasar Dan Pemasaran adalah meneliti seberapa besar pasar yang akan

dimasuki dan seberapa besar kemampuan perusahan untuk menguasainya pasar

serta bagaimana strategi yang akan dijalankan nantiknya (Kasmir,2009).

3. Teknik dan Teknologi

Aspek teknis atau produksi adalah untuk menentukan lokasi, layout gedung dan

ruangan, serta teknologi yang akan dipakai. Lokasi yang menjadi perhatian adalah

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

37

lokasi yang akan dijadikan kantor pusat, lokasi pabrik dan lokasi gudang.

Demikian juga dengan penentuan layout gedung dan layout ruangan juga akan

dinilai (kasmir, 2009). Dalam aspek teknis yang penting adalah menyajikan

informasi yang berkaitan dengan dapat tidaknya proyek yang bersangkutan

dilaksanakan secara teknis (Jumingan, 2011).

4. Manajeman Usaha

Aspek Manajemen dan Organisasi adalah untuk mengukur kesiapan dan

kemampuan sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha tersebut serta

membentuk organisasi yang sesuai dengan usaha yang akan dijalankan (Kasmir,

2009).

5. Perhitungan Finansial

Aspek ekonomi dan keuangan adalah untuk menilai kemampuan perusahan dalam

memperoleh pendapatan serta besarnya biaya yang dikeluarkan. Perlu

diperhatikan dalam aspek ekonomi dan keungan adalah menyangkut perkiraan

biaya investasi, perkiraan biaya produksi (modal kerja), sumber pembiayaan,

perkiraan pendapatan, penghitungan kriteria investasi benar-benar dapat

dipertanggung jawabkan (Suartha, 2009).

Pada aspek ekonomi dan keuangan akan dianalisis hasil kriteria investasi yaitu:

Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi

perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/impas (penghasilan = total

biaya) (Widodo, 2012).

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

38

Net Present Value (NPV) adalah kriteria unvestasi yang banyak digunakan

dalam mengukur apakah satu proyek feasible atau tidak. Penghitungan Net

Present Value merupakan net benefit yang telah didiskon dengan

menggunakan social oportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount

factor (Ibrahim,2009).

Internal Rate Of Return (IRR) adalah suatu tingkat discount rate yang

menghasilkan net present value sama dengan 0 (nol). IRR merupakan

tingkat bunga yang menyamakan present value dari aliran kas keluar dan

present value dari aliran kas masuk (Nurcahyo, 2011).

Net B/C adalah perbandingan antara jumlah PV net benefit yang positif

dengan jumlah PV net benefit yang negatif. Jumlah present value positif

sebagai pembilang dan jumlah present value negatif sebagai penyebut.

Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara

manfaat dan biaya, pada awalnya biaya lebih besar daripada benefit

sehingga Bt-Ct negatif, kemudian pada tahun-tahun berikutnya benefit

lebih besar dari biaya sehingga Bt-Ct positif (Ibrahim, 2009).

Periode pengembalian (payback period) adalah jangka waktu yang

diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, yang

menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in flows) secara kumulatif

sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Secara

sederhana, PBP dapat diartikan sebagai jangka waktu pada saat NPV sama

dengan nol. Nilai NPV berbanding terbalik dengan PBP. Jika nilai NPV

semakin besar, maka nilai PBP semakin mengecil dan begitu pun

sebaliknya. Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

39

proyek, semakin lancar perputaran modal maka semakin baik proyek

tersebut (Ibrahim, 2009).

6. Analisis Sensitivitas

Analisis sensivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat

dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja system

produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sentivitas

maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan- perubahan tersebut dapat

diketahui dan diantisifikasi sebelumnya (Amirudin, 2012).

2.5.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Keputusan strategis

perusahaan perlu pertimbangan faktor internal yang mencakup kekuatan dan

kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Oleh

karena itu perlu adanya pertimbangan - pertimbangan penting untuk analisis

SWOT.

Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam perusahaan, maka

sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat sehingga mampu menemukan

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

40

strategi yang sangat cepat dan tepat dalam mengatasi masalah yang timbul dalam

perusahaan. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengambil

keputusan antara lain :

1. Kekuatan (Strenght)

Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh perusahaan tersebut

seperti halnya keunggulan dalam produk yang dapat diandalkan, memiliki

keterampilan dan berbeda dengan produk lain, sehingga dapat membuat lebih kuat

dari para pesaingnya.

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya yang ada

pada perusahaan baik itu keterampilan atau kemampuan yang menjadi penghalang

bagi kinerja organisasi. Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif

perusahaan. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen,

keterampilan pemasaran, dan citra merek dapat menjadi sumber kelemahan.

3. Peluang (opportunity)

Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi suatu

perusahaan, serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan salah satu

sumber peluang.

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

41

4. Ancaman (Treats)

Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dalam

perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi perusahaan yang

bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan datang. Ancaman

merupakan pengganggu utama bagi posisi perusahaan.

Analisis SWOT merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis

strategi, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi

perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan

peluang sehingga berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang

terdapat dalam tubuh perusahaan dan menekan dampak ancaman yang timbul dan

harus dihadapi.

Dalam analisis SWOT penentuan alternatif strategi dilakukan dengan menyusun

atau menentukan faktor internal dan eksternal untuk dilakukan penilaian dengan

cara perangkingan dan pembobotan. Setelah didapat hasil perangkingan, dalam

menentukan alternatif yang dapat diambil perlu menyusun atau membuat

penilaian berupa matriks SWOT atau matriks IE (internal-eksternal). Setelah

didapatkan alternatif terpilih hasil penilaian, maka dapat dilakukan penilaian

lanjutan untuk menentukan prioritas strategi menggunakan matriks QSPM.

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

42

2.5.3.1 Matriks SWOT

Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan untuk dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik SWOT sebagai alat

pencocokan yang mengembangkan empat tipe strategi yaitu SO, WO, ST dan WT.

Perencanaan usaha yang baik dengan metode SWOT dirangkum dalam matrik

SWOT yang dikembangkan oleh Kearns sebagai berikut (Gambar 8) :

IFAS

EFAS

Strength (S) Weakness (W)

Opportunity (O) Strategi (SO):Menggunakan Strength(Kekuatan) untukmemanfaatkanOpportunity (Peluang) =4.30

Strategi (WO) :MeminimalkanWeakness (Kelemahan)untuk memanfaatkanOpportunity (Peluang) =2.60

Threats (T) Strategi (ST):Menggunakan Strength(Kekuatan) untukmengatasi Threats(Ancaman) = 2.80

Strategi (WT):MeminimalkanWeakness (Kelemahan)untuk menghindariThreats (Ancaman) =1.10

Gambar 8. Diagram matrix SWOT

IFAS (internal strategic factory analysis summary) dengan kata lain faktor-faktor

strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor

internal dalam kerangka strength and weakness. Sedangkan EFAS (eksternal

strategic factory analysis summary) dengan kata lain faktor-faktor strategis

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

43

eksternal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor eksternal

dalam kerangka opportunities and threaths.

2.5.3.2 Matriks IE

Matriks IE (Internal-External) memposisikan berbagai divisi suatu organisasi

dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: skor

bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Setiap

divisi dalam suatu organisasi harus membuat Matriks IFE dan EFE dalam

kaitannya dengan organisasi.

Untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai

tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi yang intensif (penetrasi pasar,

pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrasi (integrasi ke

belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) bisa menjadi yang paling

tepat bagi divisi-divisi ini. Kedua, divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V, atau

VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan

(hold and maintain), penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua

strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi ini. Ketiga, ketentuan

umum divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi

(harvest or divest). Organisasi yang dikatakan berhasil mampu mencapai

portofolio bisnis yang masuk atau berada di seputar sel I dalam Matriks IE.

(David, F.R., 2011).

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

44

2.5.3.3 Matriks QSP

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan teknik yang secara

obyektif dapat menetapkan strategi alternatif yang diprioritaskan sebagai suatu

teknik QSPM memerlukan good intuitive judgement. QSPM menggunakan input

dari analisis. Matriks EFE SWOT dan hasil pencocokan dari matriks IFE SWOT.

Berdasarkan analisis SWOT diperoleh alternatif strategi untuk meningkatkan daya

saing. Untuk menentukan alternatif strategi yang tepat sebagai prioritas dilakukan

analisis QSPM (Purwandari, 2015).

Pemilihan alternatif strategi dengan metode QSPM menggunakan nilai daya tarik

(Attractiveness Scores atau (AS)) dan total nilai daya tarik (Total Attractiveness

Scores atau (TAS)). Berdasarkan hasil kuesioner tentang pemilihan alternatif

strategi menunjukkan tentang alternatif strategi yang paling diminati oleh

responden. Alternatif strategi dengan nilai TAS tertinggi merupakan strategi yang

perlu dilaksanakan terlebih dahulu oleh perusahaan. Hasil kuesioner menunjukkan

bahwa nilai TAS tertinggi adalah alternatif strategi tentang peningkatan fasilitas

sarana dan prasarana pendidikan (Purwandari, 2015).

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

45

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian strategi pengembangan agroindustri tepung ubi jalar di Provinsi

Lampung dilakukan di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung guna

memudahkan pengumpulan data yang ada pada dinas dan instansi terkait.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai dengan Januari

2019.

3.2 Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, note book, kamera, alat

perekam, komputer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas

kuisioner dan berbagai sumber pustaka yang terkait dengan analisis yang

dilakukan dalam penelitian ini.

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

46

3.3 Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan wawancara dengan

para pakar yang berkaitan dengan pencarian kawasan potensial dalam

pembangunan kawasan industri di Provinsi Lampung. Para pakar yang terlibat

dalam penelitan ini dan usaha proyeksi pembangunan agroindustri ini berasal dari

Badan Pusat Statistik, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi Lampung, Dinas Perindustrian Provinsi Lampung, dan

Badan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung serta Instansi terkait yang ada di

Provinsi Lampung, Praktisi Industri Tepung dan Akademisi Unila. Beberapa

perusahaan terkait diantaranya konsultan bangunan dan pengadaan barang seperti

CV Edo Perdana dan CV Anugrah Permata Production yang juga berkontribusi

memberikan saran serta masukannya. Akademisi yang ditunjuk adalah dosen yang

paham dan mengerti tentang pengembangan agroindustri serta pengelolaan

perhitungan sebagai analisis kebutuhan dan pendapatan.

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan data yang didapatkan secara langsung berupa hasil tukar pikiran dan

diskusi. Sementara itu, data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan

berkaitan dengan kajian pengembangan potensi kawasan dan pembangunan

industri di Provinsi Lampung. Sumber data yang diperoleh, dalam bentuk laporan,

artikel, jurnal dan statistik dari instansi pemerintahan yang berkaitan dengan hal

tersebut di atas seperti balai penelitian dan sebagainya. Pengumpulan data

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

47

bertujuan untuk memperoleh informasi, gambaran dan keterangan sehingga dapat

digunakan dalam pemecahan masalah dan pertimbangan pengambilan keputusan

(Agnia, 2015).

Data yang diperoleh dianalisis secara bertahap dengan analisis Metode

Perbandingan Eksponensial (MPE) dalam menentukan lokasi strategis,

dilanjutkan analisis kelayakan usaha, Analisis SWOT, dan QSPM (Quantitative

Strategic Planning Matrix) untuk menentukan prioritas strategi pengembangan

agroindustri tepung ubi jalar di Provinsi Lampung.

3.4 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam beberapa bagian (1) Pengumpulan data, (2) Olah data,

(3) Analisis kelayakan pendirian agroindustri tepung ubi jalar, (4) Penentuan

strategi pengembangan agroindustri tepung ubi jalar, dan (5) Penarikan

kesimpulan. Skema tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 9.

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

48

Metode/Alat

Gambar 9. Skema tahapan pelaksanaan penelitian.

3.4.1 Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data primer, yaitu dengan mengadakan wawancara dengan

sumber terkait (produsen, petani, agen, industri pengolah) serta

mengadakan pengamatan langsung di lapangan atau observasi.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi jumlah produksi

dan penjualan, sistem transportasi, distribusi dan pasokan serta

hubungan kemitraan antara pemasok dan distributor.

PengumpulanData

Data Primer

Olah Data

Analisis Kelayakan Agroindustri

Penentuan StrategiPengembangan Agroindustri

Penarikan Kesimpulan

Data Sekunder

Observasi,Wawancara

Buku, HasilPenelitian, Makalah.

Microsoft Excel

Lokasi (MPE),Aspek Finansial

(NPV,IRR,B/C Ratio,PBP), Sensitivitas.

Kesimpulan

Analisis SWOT

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

49

b. Pengumpulan data sekunder (studi pustaka), yaitu dengan penelusuran

buku-buku, hasil-hasil penelitian, jurnal, dan sumber-sumber lain yang

berhubungan.

3.4.2 Analisis Penelitian

A. Penentuan Lokasi Agroindustri

Penentuan lokasi agrondustri berbasis ubi jalar dilakukan menggunakan Metode

Perbandingan Eksponensial (MPE) dengan menyebarkan kuesioner kepada 17

responden yang berasal dari Instansi yang telah ditetapkan. Para pakar berasal dari

Dinas Perindustrian Provinsi Lampung, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Lampung, Bapenda Provinsi Lampung, dan Dinas Ketahanan Pangan

Provinsi Lampung, selain itu juga penilaian dalam pengisian kuisioner dilakukan

oleh Dosen THP, Doesn Sosial Ekonomi Universitas Lampung, dan Praktisi yang

Bergerak dibidang Industri Tepung di Provinsi Lampung.

Beberapa kabupaten yang menjadi sasaran penilaian sebagai kabupaten yang

paling berpotensi dalam menghasilkan ubi jalar yaitu, Kab. Lampung Utara , Kab.

Lampung Barat, Kab. Lampung Tengah, Kab. Tanggamus. Setelah melakukan

penilaian pada skala provinsi kemudian dilakukan penilaian lebih mendalam pada

sekala kecamatan yang di anggap memenuhi kriteria sebagai kabupaten yang

berpotensi untuk didirikan industri tepung ubi jalar.

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

50

Dalam menggunakan metode perbandingan eksponensial ada beberapa tahapan

yang harus dilakukan yaitu menyusun alternatif – alternatif keputusan yang akan

dipilih, menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang penting

untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan

atau pertimbangan kriteria, melakukan penilaian terhadap semua alternatif pada

setiap kriteria, menghitung skor atau nilai total setiap alternatif, dan menentukan

urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total masing – masing

alternatif (Marimin, 2004).

Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dan metode perbandingan

eksponensial adalah sebagai berikut :

TNi = Total nilai alternatif ke – i

RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputuasan ke-j;

TKKj > 0 ; bulat

n = jumlah pilihan keputusan

m = jumlah kriteria keputusan

Sumber : Marimin, (2004).

Penentuan tingkat kepentingan kriteria yaitu melakukan wawancara dengan pakar

atau melalui kesepakatan curah pendapat. Sedangkan penentuan skor alternatif

pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif berdasarkan

nilai kriterianya. Semakin besar nilai alternatif semakin besar pula skor alternatif

tersebut. Total sekor masing – masing alternatif keputusan akan relatif berbeda

secara nyata karena adanya fungsi eksponensial (Marimin, 2004).

Total Nilai (TNi) =∑ ⬚ (RKii)TKK i

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

51

Penentuan kriteria dalam pemilihan lokasi diperoleh melalui brainstorming

dengan para pakar serta melalui studi pustaka. Kriteria yang dipertimbangkan

meliputi hal apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pendirian pabrik yang

terdiri dari 15 kriteria seperti yang diuraikan pada (Tabel 6) dan rangking

alternatif pada (Tabel 7).

Tabel 6. Kriteria dalam pemilihan lokasi agroindustri

Kriteria Jenis Kriteria Keputusan KlompokKrteria

1 Kemudahan perizinan pendirian industri A2 Dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri A3 Tingkat pajak bumi dan bangunan A4 Kondisi daerah yang kondusif A5 Ketersediaan transportasi B6 Ketersediaan sarana listrik B7 Dukungan masyarakat disekitar lokasi B8 Tingkat adaptasi masyarakat terhadap industry B9 Ketersediaan sarana telekomunikasi B10 Ketersediaan sarana air B11 Potensi bahan baku C12 Ketersediaan tenaga kerja C13 Ketersediaan lahan untuk industry C14 Pasokan bahan baku terhadap alternatif yang akan C

dikembangkan.15 Aksesibilitas ke pasar D

Alternatif lokasi ditentukan sedemikian hingga mewakili kriteria tersebut yaitu

daerah yang memiliki potensi ubi jalar paling besar. Penentuan lokasi ini juga

bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi responden dalam memberikan

penilaian dengan memperkecil ruang lingkup pada lokasi yang dianggap sebagai

sentra penghasil komoditas ubi jalar.

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

52

Tabel 7. Rangking alternatif pemilihan lokasi agroindustri

Skala Kelompok Alternatif

Nilai A B C D

1 Sangat rendah Sangat buruk Sangat sedikit Sangat jauh

sekali sekali sekali sekali

2 Sangat rendah Sangat buruk Sangat sedikit Sangat jauh

3 Rendah Buruk Sedikit Jauh

4 Agak rendah Agak buruk Agak sedikit Agak jauh

5 Sedang Sedang Sedang Sedang

6 Agak tinggi Agak baik Agak banyak Agak dekat

7 Tinggi Baik Banyak Dekat

8 Sanagat tinggi Sangat baik Sangat banyak Sangat dekat

9 Sangat tinggi Sangat Baik Sangat banyak Sangat dekat

sekali sekali sekali sekali

Sumber : (Marimin,2004)

Kriteria diatas mengacu pada penelitian sebelumnya dalam penentuan lokasi pada

penelitian mengenai, analisis jenis agroindustri dan kelayakan pendirian

agroindustri berbasis ikan di kabupaten Tulang Bawang (Tauhid, 2017). Dalam

prosedur pelaksanaan penilaian terhadap kriteria penentuan lokasi mengacu pada

metode yang dikembangkan oleh Marimin pada tahun 2004 dalam bukunya

Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

53

B. Kelayakan Usaha

1. Analisis Ketersediaan Bahan Baku

Analisis dilihat dari ketersediaan atau volume pada produksi ubi jalar yang ada di

Provinsi Lampung, kemudian disesuaikan dengan produksi pada agroindustri

yang akan dibangun.

2. Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek yang dikaji dalam analisis aspek pasar adalah potensi pasar, kebutuhan

pasar, serta peluang pasar atau kecenderungan permintaan produk. Semua aspek

tersebut diukur dengan teknik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian dan

sumber data yang diperoleh. Peluang pasar akan diperoleh dari total konsumsi

terigu perkapita di Provinsi Lampung dan jumlah penderita penyakit autis juga

penderita seliak sebagai pangsa pasar tersendiri. Data diperoleh dari berbagai

pustaka dan literatur terkait seperti data Kementrian Pertanian dan Badan Pusat

Statistik terbaru.

3. Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknik dan teknologi mempelajari hal terkait kebutuhan – kebutuhan teknis

proyek yaitu penentuan kapasitas produksi, jenis teknologi yang paling tepat

untuk digunakan, penggunaan peralatan dan mesin, serta tata letak pabrik. Data –

data yang diperlukan pada analisis ini adalah data dari daerah potensi penghasil

ubi jalar, data produsen dan konsumen, teknologi proses yang sudah ada, tabulasi

kebutuhan mesin dan peralatan. Data – data tersebut dapat memperkirakan

kapasitas pabrik, mesin – mesin yang perlu digunakan, neraca masa, tata letak

pabrik dan kebutuhan luas pabrik tersebut. Diagram alir untuk analisis aspek

teknis dan teknologi dapat dilihat pada (Gambar 10).

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

54

Gambar 10. Diagram alir untuk analisis aspek teknis dan teknologi

Mulai

Jenis Komoditas Ubi Jalar danDaerah-Daerah PotensialPenghasil Ubi Jalar

Penyusunana Penilaian Terhadap Faktor– Faktor yang Mempengaruhi Situasi dan

Kondisi Masing – Masing Alternatif

Pengolahan Data Hasil Kuisioner JenisIndustri dan Lokasi Pabrik

Penyebaran Kuisioner

- Data tentang Teknologi Prosesyang Telah Ada

- Pangsa Pasar Mungkin DiraihGuna Optimasi Kapasitas Produksi

Penyusunan site plan

Membuat Keterkaitan Antar Aktivitas KebutuhanLuasan Ruang Produksi dan Operator.

Penentuan Kapasitas, Penyusunan Neraca MasaDiagram Alir Proses Produksi

Pemilihan Teknologi Proses, Mesin danPeralatan yang Paling Optimal

Memungkinkan

SELESAI

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

55

4. Analisis Manajeman

Analisis manajeman operasional meliputi analisis penentuan terhadap bentuk

usaha yang dipergunakan, jenis – jenis pekerjaan yang diperlukan, persyaratan –

persyaratan yang diperlukan agar dapat menjalankan pekerjaan tersebut dengan

baik dan bagaimana struktur organisasi yang dipergunakan. Jumlah kebutuhan

tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan penanganan alat proses dan

penanganan bahan baku. Diagram alir untuk analisis aspek manajeman dapat

dilihat pada (Gambar 11).

Gambar 11. Diagram alir untuk analisis aspek manajeman

MULAI

Tujuan Perusahaan Data perkiraan investasi yang

diperlukan dari penggunaanmesin dan bahan baku

Data kapasitas produksi Teknologi proses yang

digunakan

SELESAI

Membuat Struktur Organisasi

Bentuk Usaha yang Dipilih

Membuat Kebutuhan Tenaga Kerja danSpesifikasi Pkerjaan

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

56

5. Analisis Finansial

Analisi finansial dilakukan dengan menentukan kapasitas produksi dan harga jual

tepung ubi jalar untuk mencari nilai NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate

of Return), B/C Ratio dan PBP (Payback Period) sebagai perhitungan tingkat

kelayakan suatau kegiatan usaha. Penentuan total produksi dan harga jual produk

dilakuakan sebagai penggantian perhitungan BEP (Break Even Point) dalam hal

ini BEP Produksi dan BEP Harga jual produk.

Pada penelitian ini akan dihitung dalam dua sekenario asumsi analisis keungan

yang 1 (pertama) bahan baku berasal dari petani atau supplyer dan yang ke-2

(dua) bahan baku berasal dari kebun mandiri. Berikut adalah cara untuk

mengetahui nilai – nilai tersebut ;

a) Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah perbedaan antara nilai sekarang dari benefit

(keuntungan) dengan nilai biaya sekarang , yang besarnya dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

Sumber : Marimin, (2004).

Kriteria :

NPV > 0, maka proyek yang menguntungkan dan layak dilaksanakan

NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi

NPV < 0, maka proyek rugi dan lebih baik tidak dilaksanakan.

NPV = −(1 + )

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

57

Keterangan :

Bt = Benefit atau penerimaan pada tahun t

Ct = Cost atau biaya pada tahun t

i = Biaya modal proyek dengan faktor bunga

t = Umur ekonomis

b) Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) dari suatu investasi adalah suatu nilai tingkat

bunga yang menunjukan bahwa nilai sekarang netto (NPV) sama dengan

jumlah seluruh ongkos investasi proyek. Formulasi untuk perhitungan IRR

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sumber : Marimin, (2004).

Keterangan :

i1 =tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1

i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2

Kriteria :

IRR > tingkat bunga, maka usaha layak dijalankan

IRR = tingkat bunga, maka usaha berada pada titik impas

IRR < tingkat bunga, maka usaha tidak layak dijalankan.

IRR = + ( + ) ( − )

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

58

c) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Analisis Net B/C bertujuan untuk mengetahui beberapa besarnya

keuntungan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomisnya.

Net B/C yaitu membagi jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih

positif dengan jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih negatif pada

tahun- tahun awal proyek.

\\

Sumber : Marimin, (2004).

Keterangan :

Bt = Manfaat (Benefit) pada tahun ke-t (Rp)

Ct = Biaya (Cost) pada tahun ke-t (Rp)

N = Umur ekonomis Usaha (Tahun)

I = Discount Factor (tingkat suku bunga) (%)

t = Periode Investasi (i= 1,2,…n)

Kriteria NET B/C Ratio adalah :

Jika Net B/C > 1, maka usaha layak dilaksanakan

Jika Net B/C = 1, maka usaha berada pada titik impas

Jika Net B/C < 1, maka usaha tidak layak dilaksanakan.

d) Payback Period (PBP)

Faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi

adalah dengan melihat jangka waktu yang dibutuhkan kembali untuk

mengembalikan atau menutup investasi . Payback Period (PP) merupakan

Net = ∑ −(1 + )∑ −(1 = ) [ − > 0][ − < 0]

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

59

teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi

suatu proyek atau usaha.

Sumber : Marimin, (2004)

Keterangan/indikator :

PP > Periode maksimum, maka usaha tidak layak

PP = Periode maksimum, maka usaha berada pada titik impas

PP < Periode maksimum, maka usaha layak

6. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat apa yang terjadi pada kegiatan suatu

usaha jika mengalami perubahan – perubahan dalam dasar – dasar perhitungan

biaya dan manfaat dijalankannya suatu usaha tersebut. Perubahan yang diamati

dalam penelitian ini adalah bagian nilai NPV, IRR, Net B/C ratio dan Payback

Period jika terjadi perubahan pada variabel alat analisis (Kadariah, 2001).

Tujuan analisis sensitivitas yang dilakukan adalah melihat sampai mana tingkat

perubahan variabel tertentu mencapai nilai kriteria kelayakan investasi pada

keadaan impas atau tetap layak untuk dijalankan. Adapun syarat suatu usaha

mencapai nilai kriteria investasi pada keadaan impas yaitu suatu usaha dinyatakan

tidak rugi dan tidak untung apabila terjadi perubahan variabel tertentu dapat

dilihat dari hasil perhitungan kriteria kelayakan investasi yaitu NPV, IRR, Net

B/C dan PP dengan formulasi sebagai berikut :

PP = Nilai InvestasiKas Masuk Bersih 1 ℎ

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

60

Sumber : Ikhwan, (2010).

C. Identifikasi Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Dengan MetodeSWOT

Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara

sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weakness) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 1998).

NPV = −(1 + )IRR = + ( + ) ( − )

Net = ∑ −(1 + )∑ −(1 = ) [ − > 0][ − < 0]PP = Nilai InvestasiKas Masuk Bersih 1 ℎ

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

61

Gambar 12. Tahapan Pengambilan Keputusan Menggunakan Analisis

SWOT

Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT (Gambar 12), agar

keputusan yang diperoleh lebih tepat, berbagai tahapan dilakukan sebagai berikut:

1. Tahap pengambilan data yaitu evaluasi faktor eksternal dan internal.

2. Tahapan analisis yaitu pembuatan matriks internal dan eksternal,

kemudian membuat matriks SWOT atau matriks IE, dimana dalam

penelitian ini matriks IE digunakan untuk menentukan alternatif

pengembangan agroindustri.

3. Terakhir adalah, tahapan pengambilan keputusan

Untuk menjalankan strategi ini, penelitian menerapkan sistem Hazard Analysis

Critical Control Point (HACCP) yang dimulai dengan membentuk tim HACCP

kemudian mengidentifikasi sifat negatif dari produk, mengidentifikasi bahaya

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

62

yang dapat ditimbulkan, menentukan titik kontrol, menentukan batas kritis,

mengambil tindakan koreksi dan melakukan verifikasi (Marimin, 2004).

Langkah pembuatan matriks internal eksternal adalah sebagai berikut :

1. Pada kolom 1 dilakukan penyusunan terhadap semua faktor – faktor yang

dimiliki oleh perusahaan dengan membagi menjadi dua bagian yaitu faktor

internal dan eksternal.

2. Pemberian bobot masing – masing faktor pada kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dapat diperoleh dengan

menggunakan berbagai teknik pembobotan. Pembobotan dapat menggunakan

nilai antara 1 sampai dengan 3 sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dibawah.

Dalam pemberian bobot Kinnear dan Taylor (1998), penentuan bobot pada

analisis internal dan ekternal dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan

kepada pihak pelaku usaha dan pakar dengan menggunakan paired

comparison. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap

bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal.

Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal

Faktor Strategis Internal A B .... Total BobotAB...Total

Sumber : David (2009).

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

63

Tabel 9. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal

Faktor Strategis Eksternal A B .... Total BobotAB...Total

Sumber : David (2009).

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel

terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan rumus :

αi = ∑Keterangan : αi = Bobot variabel ke-i

Xi = Nilai variabel ke-

i i = 1,2,3, ... n

n = Jumlah variabel

Penentuan nilai bobot adalah sebagai berikut :

a) Bobot = 1, jika indikator horizontal kurang penting pengaruhnya

(terhadap keberhasilan) dari pada indikator vertikal.

b) Bobot = 2, jika indikator horizontal sama penting pengaruhnya

(terhadap keberhasilan) dari pada indikator vertikal.

c) Bobot = 3, jika indikator horizontal lebih penting pengaruhnya

(terhadap keberhasilan) dari pada indikator vertikal.

3. Pada kolom tiga diisi perhitungan ranting terhadap faktor – faktor tersebut

berdasarkan pengaruhnya tehadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.

Penentuan peringkat atau rating oleh pelaku usaha dan pakar atau dilakukan

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

64

terhadap variabel – variabel dari hasil analisis. Pengukuran rating

menggunakan nilai peringkat dengan menggunakan skala 1,2,3 dan 4 terhadap

masing – masing faktor strategis.

Tabel 10. Penilaian Rating dan Faktor – faktor Internal (IFE) Evaluasi FaktorInternal

Faktor - faktor InternalUtama Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)Kekuatan :1.2.3....Kelemahan :1.2.3....Total

Tabel 11. Penilaian Rating dan Faktor – faktor Eksternal (EFE) Evaluasi FaktorEksternal

Faktor - fakto EksternalUtama Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)Peluang :1.2.3....Ancaman :1.2.3....Total

Sumber : David (2009).

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

65

Skala nilai pringkat yang digunakan untuk matriks IFE dan EFE, yaitu :

a) Nilai 1, jika faktor tersebut dinilai sangat lemah

b) Nilai 2, jika faktor tersebut dinilai lemah

c) Nilai 3, jika faktor tersebut dinilai kuat

d) Nilai 4, jika faktor tersebut dinilai sangat kuat

Untuk faktor kelemahan sama dengan faktor kekuatan, dimana skala 4 berarti

sangat lemah dan skala 1 berarti sangat kuat. Kemudian nilai dari pembobotan

dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali dijumlahkan secara

vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan.

Total skor pembobotan pada matriks IFE dan EFE berkisar antara 1 sampai 4

dengan rata – rata 2,5.Klasifikasi totalskor untuk matriks IFE dan EFE adalah :

Skor 3,0 – 4,0 = Kondisi internal/eksternal tinggi atau kuat.

Skor 2,0 – 2,99 = Kondisi internal/eksternal rata – rata atau sedang.

Skor 1,0 – 1,99 = Kondisi internal/eksternal rendah atau lemah.

4. Kolom 4 diisi dengan cara mengalikan bobot pada kolom 2 dengan ranting

pada kolom 3.

5. Penjumlahan total skor pembobotan untuk masing – masing faktor internal

(kekuatan – kelemahan ) dan eksternal (peluang – ancaman). Untuk memproleh

strategi yang tepat bagi perusahaan (industri) bersangkutan maka nilai trsebut

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

66

diletakan pada kuadran yang sesuai untuk kemudian dilakukan pembuatan

matriks SWOT yang akan menjelaskan alternatif strategi yang dapat dilakukan.

1) Penentuan Alternatif Strategi Pengembangan Agroindustri (Matriks IE)

Matriks IE adalah matriks yang digunakan pada tahap pencocokan (matching

stage). Pada tahap ini merupakan tahap pemaduan atau pencocokan dengan

memasukan hasil pembobotan IFE dan EFE ke dalam matriks IE.

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci : skor bobot IFE pada sumbu x dan

skor bobot EFE pada sumbu y. Pada sumbu x pada matriks IE, skor bobot IFE

total 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi internal yang lemah, skor 2,0 sampai

2,99 dianggap sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Pada sumbu y, skor

bobot EFE total 1,0 sampai 1,99 dipandang rendah; skor 2,0 sampai 2,99 dianggap

sedang;dan skor 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi (David, 2009).

Sumber : David (2009).

Gambar 13. Matriks Internal – Eksternal

SkorBobotEFE

Skor Bobot IFE

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

67

Matriks IE dibagi menjadi tiga kuadran yang mempunyai implikasi strategi yang

berbeda (Gambar 13). Tiga kuadran tersebut adalah :

1. Kuadran 1 meliputi sel I, II dan IV, merupakan kuadran tumbuh dan

membangun (grow and build). Strategi dalam kuadran ini adalah strategi

intensif, misalnya pengembangan produk, penetrasi pasar, dan

pengembangan pasar.

2. Kuadran 2 meliputi sel III, V, dan VII, merupakan kuadran menjaga dan

bertahan (hold and maintain). Strategi dalam kuadran ini adalah strategi

integrasi, misalnya penetrasi pasar dan pengembangan pasar.

3. Kuadran 3 meliputi sel VI, VIII, dan IX, merupakan kuadran panen dan

divestasi (harvest and divest). Karena masa panen telah terlewati, maka

strategi dalam kuadran ini adalah strategi pengurangan usaha.

Setelah melihat posisi perusahan berdasarkan matriks IE, maka kita akan

mengetahu posisi perusahan berada pada kuadran I,II, atau III. Posisi perusahaan,

akan menjadi pertimbangan penilaian dalam penetapan strategi yang akan

perusahaan lakukan. Jika sudah diketahui posisi keberadaan perusahaan maka

dapat dilanjutkan dengan melakukan analisis berikutnya menggunakan matriks

QSPM.

2) Penentuan Prioritas Strategi Pengembangan Agroindustri (Matriks QSP)

Pada tahap pengambilan keputusan alternatif yang di tawarkan pada teori David,

ada beberapa alternatif yang kemudian dapat kita khususkan untuk menjadi lebih

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

68

spesifik menggunakan Matriks QSPM, yaitu menentukan prioritas utama dalam

pengembangan agroindustri dengam melakukan penilaian pada alternatif strategi

yang ditawakan berdasarkan tingkat ketertarikan.

Setelah didapatkan rumusan pada alternatif strategi, maka dilanjutkan untuk

menentukan langkah prioritas sebagai langkah pengembangan agroindustri.

Penentuan dan pemilihan prioritas strategi yang paling efektif dalam

pengembangan agroindustri tepung ubi jalar di Provinsi Lampung menggunakan

analisis Matrix QSP.

Menurut David (2011), Adapun

Langkah – langkah pengembangan QSPM mengikuti David (2011), yang terdiri

dari enam langkah yaitu:

1. Membuat daftar berbagai peluang / ancaman eksternal dan kekuatan /

kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM. Informasi ini harus diambil

langsung dari Matriks EFE dan Matriks IFE. Minimal 10 faktor keberhasilan

utama eksternal dan 10 faktor keberhasilan utama internal perlu dimasukkan

dalam QSPM.

2. Memberi bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut. Bobot

ini sama dengan bobot yang ada dalam Matriks EFE dan Matriks IFE. Bobot

ditampilkan dalam kolom kecil tepat di kanan faktor-faktor keberhasilan

penting eksternal dan internal.

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

69

3. Mencermati matriks-matriks Tahap 2 (pencocokan), dan mengidentifikasi

berbagai strategi alternatif yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan oleh

organisasi. Catat strategi-strategi ini di baris teratas QSPM. Kelompokkan

berbagai strategi tersebut dalam satu rangkaian eksklusif, sebisa mungkin.

4. Menentukan Skor Daya Tarik (AS) yang didefinisikan sebagai nilai numerik

yang mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi di rangkaian

alternatif tertentu. Skor Daya Tarik (Attractiveness Score —AS) ditentukan

dengan cara mengamati setiap faktor eksternal atau internal utama, pada suatu

waktu tertentu, sembari mengajukan pertanyaan, “Apakah faktor ini

memengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” jika jawaban atas pertanyaan ini

adalah ya, strategi kemudian perlu diperbandingkan relatif terhadap faktor

utama tersebut. Secara khusus, Skor Daya Tarik harus diberikan pada setiap

strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif satu strategi atas strategi yang

lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Kisaran Skor Daya Tarik

adalah 1 = tidak memiliki daya tarik, 2 = daya tariknya rendah, 3 = daya

tariknya sedang, dan 4 = daya tariknya tinggi. Kerjakanlah baris demi baris

dalam mengembangkan QSPM. Jika jawaban atas pertanyaan di atas adalah

tidak, yang mengindikasikan bahwa faktor utama yang bersangkutan tidak

memiliki pengaruh terhadap pilihan spesifik yang dibuat, jangan memberikan

Skor Daya tarik pada strategi dalam rangkaian tersebut.

5. Menghitung Skor Daya Tarik Total. Skor Daya Tarik Total (Total

Attractiveness Score —TAS) didefinisikan sebagai hasil kali antara bobot

(Langkah 2) dengan Skor Daya Tarik (Langkah 4) di setiap baris. Skor Daya

Tarik Total mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi alternatif,

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

70

dengan hanya mempertimbangkan dampak faktor keberhasilan penting

eksternal atau internal yang berdekatan. Semakin tinggi Skor Daya Tarik

Totalnya, semakin menarik pula strategi alternatif tersebut.

6. Menghitung Jumlah Keseluruhan Daya Tarik Total. Jumlahkan Skor Daya

Tarik Total disetiap kolom strategi dari QSPM. Jumlah Keseluruhan Daya

Tarik Total (Sum Total Attractiveness Scores —STAS) menunjukkan strategi

yang paling menarik di setiap rangkaian alternatif. Skor yang lebih tinggi

mengindikasikan strategi yang lebih menarik yang dapat memengaruhi

keputusan strategis. Besarnya selisih antara Jumlah Keseluruhan Daya Tarik

Total di rangkaian alternatif strategi tertentu menunjukkan ketertarikan relative

satu strategi terhadap strategi yang lain.

Tabel 12. Prioritas Strategi dengan Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM).

Faktor - Faktor Strategis Alternatif Strategi

Bobot I II III

AS TAS As TAS AS TAS

FAKTOR INTERNAL

Total Bobot

FAKTOR EKSTERNAL

Total BobotJumlah Total Nilai DayaTarik

Keterangan : Skor Daya Tarik (Attractiveness Score —AS), Skor Daya Tarik Total(Total Attractiveness Score —TAS).

Sumber : David (2011).

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

71

3.4.3 Olah Data

Pengolahan data dilakukan jika secara perhitungan pengumpulan data sudah

mencukupi, kemudian dilakukan analisis dari tahapan yang telah disebutkan

diatas, dan yang terakhir mengelola data secara komputerisasi menggunakan

MS.Excel sebagai alat bantu untuk mempermudah perhitungan dan penyampaian

di dalam penelitian yang dilakukan.

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

157

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, hasil penelitian dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Analisis kelayakan usaha agroindustri dalam penentukan lokasi strategis

menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), menunjukan bahwa,

Kabupaten Lampung Tengah dengan nilai MPE sebesar 78.340.619 tepatnya di

Kecamatan Way Pengubuan dengan nilai MPE sebesar 177.274.827

merupakan lokasi strategis terpilih yang tepat untuk didirikan agroindustri

tepung ubi jalar di Provinsi Lampung. Kemudian, hasil analisis finansial

berdasarkan sekenario perhitungan kelayakan usaha bahan baku berasal dari

petani menunjukan bahwa, agroindustri tepung ubi jalar layak untuk dijalankan

dibandingkan dengan sekenario perhitungan kelayakan usaha lahan pribadi,

dengan investasi awal adalah 3,4 Milyar Rupiah dan hasil perhitungan pada

nilai NPV selama 10 tahun proyeksi usaha didapatkan nilai Rp.

1.320.768.285,- , IRR sebesar 21 %, Net B/C adalah 1,11, PBP sebesar 4,05

atau setara dengan 4 tahun 17 hari. Kemudian dilanjutkan dengan analisis

Page 95: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

158

sensitivitas yang menunjukan perusahaan tolerir terhadap perubahan biaya

bahan baku hingga 4%.

2. a). Strategi agroindustri yang dapat diterapkan berdasarkan hasil analisis

SWOT pada faktor internal berupa kekuatan Strenght, kelemahan Weakness,

dan faktor eksternal berupa peluang Opportunity, serta ancaman Threat berupa

evaluasi faktor internal dan eksternal menunjukan agroindustri memiliki nilai

total bobot 2,88 pada faktor internal dan 3,03 pada faktor eksternal sehingga

kondisi perusahaan pada Matrix IE berada pada sel II yang merupakan

alternatif strategi kuadran I dengan strategi intensif yaitu pengembangan

produk, penetrasi pasar, dan pengembangan pasar.

b). Berdasarkan analisis menggunakan Matrix QSPM langkah prioritas yang

dapat dipilih perusahaan yang pertama adalah, penetrasi pasar dengan nilai

TAS 6,35, kemudian pengembangan pasar dengan nilai TAS 5,87, dan terakhir

pengembangan produk dengan nilai TAS sebesar 5,67.

5.2 SARAN

1. Penelitian lanjutan berupa analisis amdal diperlukan untuk menentukan

rancangan dalam pengelolaan serta pemanfaat limbah secara berkelanjutan

dan keberlangsungan industri (clean production) sehingga lingkungan

menjadi bersinergi.

2. Dalam pengelolaan limbah, dimana air fermentasi dan perasan ubi jalar sawut

berpotensi menjadi limbah industri terbesar. Dengan melakukan rancangan

Page 96: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

159

pengelolaan limbah cair berupa filtrasi terhadap limbah – limbah tersebut

perlu perhitungan dan analisis pengelolaan limbah yang tapat agar tidak

merusak lingkungan, kemudian air buangan hasil filtrasi bisa dimanfaatkan

kembali untuk mencuci ubi jalar.

3. Menghitung besar investasi pengolahan dan pengelolaan limbah yang

disarankan secara rinci dan deskriptif.

Page 97: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

160

DAFTAR PUSTAKA

Agnia, R.S. 2015. Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Unggulandi Kabupaten Magetan. Universitas Sebelas Maret. Semarang. Hal.22.

Agrowindo. 2015. Peluang Usaha Tepung Ubi dan Analisis Usahanya.http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-tepung-ubi-dan-analisa-usahanya.htm.

Alibaba. 2018. Tepung Kentang Cina Tepung Ubi Jalar. https://indonesian.alibaba.com/product-detail/potato-flour-china-sweet-potato-flour-60703183366.html

Amirudin. 2012. Makalah Tentang Investasi.[Online]. Available at:http://afandiunmuhgres.blogspot.co.id/2013/10/makalahtentang investasi22. html. [Diakses 12 Oktober , 2016].

Anonima. 2008. Ubi Jalar Kaya Zat Gizi dan Serat. http://www.dinkesjatim.go.id.Diakses tanggal 12 oktober 2018.

Anonimb. 2008. Tepung Terigu. http://www.dapurdeddyrustandi.com/. Diaksestanggal 12 oktober 2018.

Apple, J.M. 1990. Tata Letak pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung : ITB.

Asgar, A., dan Musaddad. 2006. Optimalisasi Cara, Suhu dan Lama BlanchingSebelum Pengeringan Pada Wortel. Jurnal Hortikultura Vol.16 No.03Hal. 245-252.

Azhari, I. L. 2005. Karakterisasi Sifat Fisik dan Kimia Tepung dari BeberapaVarietas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.). Universitas Sumatera Utara :Medan.

Page 98: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

161

[Balitkabi] Balai Penelitian Makanan Kacang-Kacangan dan Umbi – Umbian.2005. Teknologi Produksi Kacang – Kacangan dan Umbi – Umbian.Malang : Balitkabi.

[Balitkabi] Balai Penelitian Makanan Kacang-Kacangan dan Umbi – Umbian.2010. Teknologi Poduksi Ubi Jalar. Malang : Balitkabi.

BPS [Badan Pusat Statistik]. 2015. Data Analis Jumlah Perkiraan Hasil ProduksiUbi Jalar di Tingkat Nasional Hingga Tahun 2015. Statistik Indonesia.Jakarta.

BPS [Badan Pusat Statistik]. 2016. Jumlah Penduduk dan Laju PertumbuhanPenduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, 2010,2014, dan 2015. https://lampung.bps.go.id/statictable/2016/07/29/471/jumlah-penduduk-dan-laju-pertumbuhan-penduduk-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-lampung--2010--2014--dan-2015.html.[ 271218].

BPS [Badan Pusat Statistik]. 2016. Peta Produksi Ubi Jalar Tahun 2015 diProvinsi Lampung. Lampung Dalam Angka 2016, BPS ProvinsiLampung.

BPS [Badan Pusat Statistik]. 2017. Jumlah Penduduk di Indonesia. (BPS –

Statistic Indonesia).

BPS [Badan Pusat Statistik]. 2018. Produksi Ubi Jalar Menurut Provinsi (ton)

19993 – 2015. (BPS – Statistic Indonesia).

Bradbury, J.H., and Holloway W.D. 1988. Chemistry of tropical root crops:significance for nutrition and agriculture in the Pacific. ACIARMonograf 6.

Bradbury, J.H., and Holloway W.D. 1989. Chemistry of Tropical Root:Significance for Nutrition An Agriculture in Pacific Asian. Canberra.

Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. EGC,Jakarta.

Bukalapak. 2017. Tepung Organik atau Tepung Ubi Putih.https://www.bukalapak.com/p/food/bahan-mentah/ht0ctk-jual-tepung-organik-atau-tepung-ubi-putih. [281218].

Page 99: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

162

Damardjati, D.S., dan Widowati S. 1994. Pemanfaatan Ubi Jalar dalam ProgramDiversifikasi Guna Mengsukseskan Swasembada Pangan. BalitanMalang Edisi Khusus 3 : 1 – 25.

David, F.R. 2006. Manajeman Strategi. Edisi Sepuluh. Salemba Empat. Jakarta.http:/aderafiansyah.blogspot.com/2012/10/qspm-quantitative-strategic-planning_31.html?m=1.

David, F. R. 2009. Manajemen Strategis Konsep, Edisi 12. Jakarta: SalembaEmpat.

David, F. R. 2011. Strategic Management, Buku 1. Edisi 12 Jakarta.

Destialisma. 2014. Tepung Ubijalar Salah Satu Bentuk Diversifikasi ProdukUntuk meningkatkan Nilai Tambah. http://pphp. deptan.go.id/ xplore/files/.../D1ubijalar.pdf . [70419]

Dewi, L. R., Laksmiani, Paramita, dan Wirasuta. 2014. Uji Aktivitas AntioksidanEkstrak Etanol Kulit Ubi Jalar Ungu(Ipomoea batatas (L.) Lam)dengan Metode Ferrous Ion Chelating (FIC). Jurnal Farmasi FakultasMatematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.Denpasar.

Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal. 2002. DepartemenPemukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral PenataanRuang, “Strategi dan Konsep Pengembangan Kawasan PerbatasanNegara”.(Jakarta: Departemen Pemukiman dan Prasarana WilayahDirektorat Jendral Penataan Ruang).

Dreampedia. 2016. Jenis Varietas Ubi Jalar atau Sabrang Beserta Keunggulannya.http://dreamerspedia.blogspot.com/2016/05/jenis-varietas-ubi-jalarsabrang-beserta.html.

Easybiz. 2018. Panduan Memilih Bentuk Perusahaan: 9 Perbedaan PT dan CVYang Harus Kamu Ketahui. https://easybiz.id/panduan-memilih-bentuk-perusahaan-9-perbedaan-pt-dan-cv-yang-harus-kamu-ketahui/.

Ekafitri, R., Kumalasari, dan Indrianti. 2011. Karakterisasi Tepung Jagung danTapioka serta Mie Instan Jagung yang Dihasilkan. Prosiding SeminarNasional Sains dan Teknologi – IV Tanggal 29-30 November 2011.Bandar Lampung.

Ekawati, G., Hapsari A. I., dan Wipranyawati, P. 2013. Kajian Varietas DanBagian Daging Ubi Ungu Dalam Rangka Penyediaan Tepung Ubi

Page 100: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

163

Ungu Sehat Termodifikasi. Jurnal penelitian Ilmu dan TeknologiPangan Universitas Udayana. Denpasar

Eskin, N.A.M., and H.M. Henderson. 1971. Biochemistry of Food. AcademicPress. New York.

Freddy, D. 2016. Menentukan Umur Ekonomis Aktiva Tetap.https://dendyfreddy.wordpress.com/2016/11/29/menentukan-umur-ekonomis-aktiva-tetap/. [281218].

Furuta, S. I. Suda, Nishiba, and O. Yamakawa. 1998. High teri-butylperoxylradical scavenging activities of sweet potato cultivars with purpleflesh. Food Science and Technology International.Tokyo 4:33-35.

Gamamesin. 2015. https://www.gama-mesin.com/. [25062019].

Ginting, E., and J.S. Utomo. 2010. Anthocyanins and total penolic contents offleshed sweet potato cultivars and their antioxidant activity. Paperpresented at International Conference of Nutraceutical and FuntionalFood in Denpasar. Bali.

Ginting, E., J.S. Utomo, Rahmi Y., dan M. Jusuf. 2011. Potensi Ubi Jalar UnguSebagai Pangan Fungsional. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang.

Hasanuddin, dan J. Wargiono. 2003. Research priorities for sweet potato inIndonesia. Di dalam: Progress in Potato and Sweetpotato Research inIndonesia, editor. Keith O. Fuglie. Proceedings of the CIP-IndonesiaResearch Review Workshop, Bogor Indonesia, March 26-27, 2002.International Potato Center East, Southeast Asia and Pacific Region(CIPESEAP); Indonesian Agency for Agricultural Research andDevelopment (IAARD). p.21-28.

Herdiman, F. 2010. Analisis Pendapatan Usaha Tani Ubi Jalar di Desa GunungMalang Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Fakultas Ekonomidan Manajeman. Institut Pertanian Bogor – Bogor.

Honestin, T. 2007. Karakteristik Sifat Fisikokimia Tepung Ubi Jalar (Ipomeabatatas L.). Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor –Bogor.

Page 101: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

164

Huttner, E.K., and E.K. Arendt. 2010. Recent advances in gluten-free baking andcurrent status of oats. Trends in Food Science and Technology21:303-312.

Ibrahim, Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Ikhwan, K. 2010. Studi Kelayakan Investasi Pabrik Asap Cair di Pulau Kijang,Kab.Inhil, Riau (Skripsi). UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Hal 65-7

Jualsewatanah. 2017. Jual Tanah Bandar Lampung – Lampung Tengah.http://www.jualsewatanah.com/search/harga+jual+tanah+lampung+tengah/. [150119].

Juanda, D., dan Cahyono, B. 2000. Ubi Jalar Budidaya dan Analisis Usaha Tani.Kanisius. Yogyakarta.

Judarwanto, W. 2015. Jumlah penderita autis di Indonesia. Retrieved Oktober 16,2016, From www.klinikautis.com: https://klinikautis. com/2015 /09/06/jumlah-penderita-autis-di-indonesia/.

Jumingan. 2011. Studi Kelayan Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek : Analisia Ekonomis.Universitas Indonesia.Jakarta. Hal 58.

Kartika, Bambang, Pudji Hastuti, dan Wahyu Supartono. 1988. Pedoman UjiInderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

Kasmir, J. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta: Pranada Media.

Kementrian Perindustrian. 2019. Direktorat Perusahaan Industri.https://kemenperin.go.id/direktori-perusahaan?what=&prov=&hal=21.

Keuanganlsm. 2019. Penyusutan Aset Tetap atau Depresiasi Menurut Pajak.http://keuanganlsm.com/penyusutan-depresiasi-menurut-perpajakan/.[281218].

Khudori. 2018. Berdaulat Dengan Pangan Lokal. Penggiat Asosiasi EkonomiPolitik. http://www.lampost.co/berita-berdaulat-dengan-pangan-lokal.21 Maret 2018.

Page 102: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

165

Kinnear, Thomas C., dan James R. 1998, Riset Pemasaran, Edisi tiga, Jakarta,Erlangga.

Kusmawati, Aan, Ujang H., dan Evi E. 2000. Dasar-Dasar Pengolahan HasilPertanian I. Central Grafika. Jakarta.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Moorthy, S.N. 2000. Tropical sources of starch. Di dalam: A.C.Eliasson (ed).Starch In Foods. Structure, function and applications. CRC PressLLC. USA.

Muchtadi, D. 1989. Petunjuk Laboratorium Evaluasi Nilai Gizi Pangan.Depdikbud PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.

Muhandri, T., Hunaefi, Koswara, dan Subarna. 2015. Pendirian Unit PengolahanPati dan Tepung Ubi Jalar di Bogor, Jawa Barat. Fakultas TeknologiPertanian. IPB. Bogor – Jabar.

Muller, G. H. 1973. An Introduction to Food Rheology. Proctor Departement ofFood on Leather Science The University of Leeds. London.

Nurcahyo, D. F. 2011. Analisis Kelayakan Bisnis. Depok: Universitas Indonesia(Skripsi Mahasiswa Di Publikasikan).

Padda, M.S., and Picha. 2008. Effect of Style Of Cut and Storage on PhenolicComposition and Antioxidant Activity of Fresh-cut Sweetpotatoes.Journal Hortscience Vol.43 No.2 Hal. 431-434.

Purwandari, S. 2015. Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (Qspm)Sebagai Landasan Menentukan Strategi Pemasaran Pada Smk CitraMedika Sukoharjo. Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta.Politeknik Indonusa Surakarta – Surakarta.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016. Outlook Komoditas PertanianTanaman Pangan – Ubi Jalar. Pusat Data dan Sistem InformasiPertanian – Jakarta.

Rahmawati, A. Y., dan Sutrisno. 2015. Hidrolisis Tepung Ubi Jalar Ungu (IpomeaBatatas L.) Secara Enzimatis Menjadi Sirup Glukosa Fungsional:

Page 103: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

166

Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.3 No.3 Hal.1152-1159.

Rangkuti, F. 1998. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. GramediaPustaka Utama, Jakarta.

Rangkuti, F. 2004. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis; ReorientasiKonsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta.PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 80.

Retnaningtyas, D. A., dan Putri. 2014. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Pati UbiJalar Oranye Hasil Modifikasi Perlakuan STPP (Lama PerendamanDan Konsentrasi). Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No.4Hal.68-77.

Riadi, M. 2012. http://www.kajianpustaka.com/2012/10/teori-pengertian-proses-faktor-persepsi.html#.UV7hgalwq.Jl. [04032018].

Ridha, Y., dan Mudya Dewi Afsari. 2016. Profil Komoditas Bahan KebutuhanPokok dan Barang Penting Komoditas Terigu. Komoditas TepungTerigu. Jakarta.

Rumah123. 2019. Gudang Dijual Dilampung. https:// www. rumah123.com /sewa/ lampung /gudang/ . [281218]

RumahAutis. 2016. Jumlah Penyandang Autis di Indonesia. http://rumahautis.org/artikel/jumlah-penyandang-autis-di-indonesia [27122018].

Sarwono. 2005. Ubi Jalar (Cara Budidaya yang Tepat, Efisien, dan Ekonomis).Swadaya : Depok.

Sibuea, P. 2003. Antioksidan Untuk Mencegah Penuaan.http://eriktapan.blogspot.com/2003/antioksidanuntukmencegahpenuaan.html. [121019].

Suartha. 2009. Membuat Aneka Tahu. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sudarmadji, Bambang Haryono, dan Suhardi. 2003. Analisa Bahan Makanan danPertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Sulistyo, B. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra danFakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.Universitas Indonesia.

Page 104: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

167

Syarief, R., dan Anies I. 1988. Pengetahuan Bahan untuk Industri Pertanian.Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Tauhid, M. 2017. Analisis Jenis Agroindustri Dan Kelayakan PendirianAgroindustri Berbasis Ikan di Kabupaten Tulang Bawang. FakultasPertanian. Universitas Lampung- Bandar Lampung.

Teow, C. C., Truong V., McFeeters R. F., Thompson R. F., Pecota K. V., andYencho G.C. 2006. Antioxidant activities, phenolic and β-carotenecontents of sweet potato genotypes with varying flesh colours. JournalFood Chemistry. Vol.103 No.2007 Hal.829-838.

Umar, H. 2001. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta :PT.Raja Grafindo Persada.

[Warintek] Warung Informasi Teknologi – Ristek. 2010. Pengawetan dan bahankimia. [terhubung berkala]. http://www.warintek.ristek.go.id/pangan/umum / pengawetan.pdf. [9 April 2010].

Widodo. 2012. Buku Keluarga Mahasiswa (KAMA) Tahun Akademik 2012/2013.Surakarta.

Wignjosoebroto, S. 2009, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. GunaWidya. Surabaya.

Wikipedia. 2017. Aksesibilitas. https://id.wikipedia.org/wiki/Aksesibilitas.[261218].

Wikipedia. 2018. Penyakit Seliak. https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_seliak.[271218].

Winarno, F.G., Srikandi F., dan Dedi F. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.Gramedia. Jakarta.

Winarno, F.G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Winarno, F. G. 2004.Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Page 105: STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN …digilib.unila.ac.id/58797/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · strategi pengembangan agroindustri pengolahan tepung ubi jalar (ipomoea

168

Wulansari, D., dan Chairul. 2011. Penapisan Aktivitas Antioksidan Dan BeberapaTumbuhan Obat Indonesia Menggunakan Radikal 2,2-Diphenyl-1Picrylhydrazyl (DPPH). Majalah Obat Tradisional Vol.16 No.1Hal.22-25.

Yuliana, N. 2018. Tantangan Rantai Pasokan Agroindustri Tepung dan Pati. https:// lampung.antaranews.com/berita/301881/tantangan-rantai-pasokan-agroindustri-tepung-dan-pati. [Juni 2018].

Zahra, N. 2011. Analisis Rantai Pasok Agroindustri Tepung Ubi Jalar. SekolahPascasarjana. Institut Pertanian Bogor .Bogor.