STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

download STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

of 25

Transcript of STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    1/25

    Ekonomi Industri2010

    STRATEGI INDUSTRIALISASI

    INDONESIA

    PRODI PENDIDIKAN EKONOMI

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS JAMBI

    2010

    Di susun oleh:

    Mister Candera

    Lulus Yuni Tika R

    Maemunah

    Syahidah Rohmah

    Editor:

    Mister Candera (Pend

    Ekonomi 08)

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    2/25

    Ekonomi ndu ri

    STR TE I

    I STRI LISASI

    I ESIA

    Oleh

    Mister Candera

    Lulus Yuni Ti a R

    Maemunah

    SyahidahR hmah

    Edit r

    Mister Candera (Pend E nomi 08)

    UNIVERSITAS JAMBI

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    3/25

    Hakcipta dilindungi:

    Dilarang keras memperbanyak, memfotocopi sebagian atau seluruh

    Isibuku ini,serta memperjualbelikannya tanpa mendapat izin tertulis dari

    Penulis/editor

    2010, penulis/editor, Jambi

    Judulbuku : Strategi Industrialisasi Indonesia

    Penulis : MisterCandera

    Lulus Yuni Tika R

    Maemunah

    Syahidah Rohmah

    Editor : Telp. 0852 66993746

    Email: [email protected]

    Pendidikan Ekonomi angkatan 2008

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    4/25

    KATA PE ANTAR

    Pertama dan yang paling utama, penulis mengucapkan puji syukurkhadiat Allah

    SWT yang telah memberikan rahmat sertaHidayah-Nya dalam penyusunan makalah

    yangberjudul Strategi Industri Indonesia ini.

    Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnyakepada:

    1. Dosen pengampu mata kuliah ekonomi industri DR. Muazza, M.Si yang telahmemberikan masukkan sertabimbingan dalam penyusunan makalah ini

    2. Timjajaran dalam kelompokEkonomi Industri yang telah bekerjasama dalampenyelesaian makalah ini.

    3. Para teman-teman yang telah memberikan partisipasi baik itu moril, materimaupun material

    Makalah yang berjudul Strategi Industrialisasi Indonesia ini merupakan

    makalah yang sederhana, dan berfungsi sebagai acuan sertasebagai bahan bacaan kita

    dalam mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi berbagai tantangan

    globalisasi dibidang perekonomian.

    Makalah ini disusun dari berbagai refrensi yang relevan dengan mata kuliah

    ekonomi industri, sehingga penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunannya,

    sebagai manusiabiasa pasti ada kesalahan dan kekhilafan baik itu materi, maupun

    bahasanya. Maka dari pada itu penulis mengharapkan kepada para pembacaagardapat

    memberikan saran ataupun kritikyang membangun sebagai acuan penyusunan makalahkedepan.

    Jambi, Mei 2010

    Penulis

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    5/25

    DAFTARISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTARISI

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latarbelakang Penulisan ................................ ................................ ... 11.2 Rumusan Masalah ................................ ................................ .............. 21.3 Tujuan Penulisan ................................ ................................ ............... 21.4 Manfaat Penulisan ................................ ................................ .............. 2

    BAB II PE BAHASAN

    2.1 Industrialisasi Berbasis Pertanian ................................ ........................ 3

    2.2 Tantangan yang Dihadapi SektorIndustri ................................ ............ 3

    2.3 Strategi Industri: Dari Substitusi ImporKe Substitusi Ekspor .............. 4

    2.4 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Nasional .................... 6

    2.5 Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah ..................... 9

    2.6 Strategi Baru dalam Mengahadapi ACFTA: Mendorong Kemandirian 102.7 Butir-Butir Kebijakan Pengembangan Industri ................................ ... 10

    2.8 Alternatif Strategi Industrialisasi ................................ ......................... 14

    BAB III PENUTUP

    3.1 Simpulan ................................ ................................ ............................. 18

    3.2 Saran ................................ ................................ ................................ ... 18

    Daftar Pustaka

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    6/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang PenulisanEra globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi,

    berdampak sangat ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

    usaha. Produk-produk hasil manufaktur di dalam negeri saat ini begitu keluar dari

    pabrik langsung berkompetisi dengan produk luar, dunia usaha pun harus menerima

    kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi telah mengakibatkan cepat

    usangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya masa edar produk, serta semakin

    rendahnya margin keuntungan. Dalam melaksanakan proses pembangunan industri,

    keadaan tersebut merupakan kenyataan yang harus dihadapi serta harus menjadi

    pertimbangan yang menentukan dalam setiap kebijakan yang akan dikeluarkan,

    sekaligus merupakan paradigmabaru yang harus dihadapi oleh negara manapun dalam

    melaksanakan proses industrialisasi negaranya.

    Atas dasarpemikiran tersebut kebijakan dalam pembangunan industri Indonesia

    harus dapat menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi

    perkembangan perubahan lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan

    suatu perspektifbarubagi semua negara,sehingga fokusstrategi pembangunan industri

    pada masa depan adalah membangun daya saing sektor industri yang berkelanjutan di

    pasardomestik.

    Dalam situasi yang seperti itu, maka untukmempercepat proses industrialisasi,

    menjawab tantangan dari dampak negatif gerakan globalisasi dan liberalisasi ekonomi

    dunia, serta mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang, pembangunan

    industri nasional memerlukan arahan dan kebijakan yangjelas. Kebijakan yang mampu

    menjawab pertanyaan,kemana dan seperti apabangun industri Indonesia dalamjangka

    menengah, maupunjangka panjang.

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    7/25

    (http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=215&Itemid=

    76)

    Dariberbagai permasalahan yang telah dijelaskan di atas penulis menariksebuah

    judul yaitu Strategi Industrialisasi Indonesia

    1.2Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu strategi seperti apa yang

    perlu dilakukan dalam mengahadapi berbagai tantangan dan persaingan global dalam

    kaitannya dengan industrialisasi di Indonesia?

    1.3Tujuan PenulisanAdapun tujuan dalam penyusunan makalah ini yaitu:

    y memenuhi persyaratan dalam matakuliah ekonomi industri yaitu tugaskelompoky agar mahasiswa dapat mengetahui strategi-strategi dalam menghadapi berbagai

    persaingan dibidang industri

    y agar mahasiswa dapat menjadikan pelajaran yang tersirat dalam makalah inisebagai sebuah acuan dalam menghadapi tantangan industri global

    1.4Manfaat PenulisanAdapun manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu:

    y Terpenuhinya persyaratan matakuliah ekonomi industri yaitu tugaskelompoky Mahasiswa dapat mengetahui berbagai strategi dalam menghadapi tantangan dan

    persaingan industri global

    y Mahasiswa mendapat suatu pelajaran yang dapat dijadikan suatu acuan dalammenghadapiberbagai tantangan dan persaingan industri global

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    8/25

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Industrialisasi Berbasis Pertanian

    Tidak dapat diingkari bahwa krisis ekonomi yang dialami Indonesia selama

    periode 1997-1999, salah satu penyebabnya adalah karena kesalahan strategi

    industrialisasi selama pemerintahan ordebaru yang tidakberbasis pada sektor yang

    mana Indonesia mamiliki keunggulan komparatif yang sangat besar, yaitu pertanian.

    Selamakrisis terbuktibahwasektorpertanian masih mampu memiliki laju pertumbuhan

    yang positif, walaupun dalam persentase yang kecil. Sedangkan sektor industri

    manufakturmengalami laju pertumbuhan yang negatif di atassatu digit.

    Adabeberapaalasan kenapa pembangunan sektorpertanian yang kuat esensial

    dalam proses industrialisasi di Negaraseperti Indonesia, yakni sebagaiberikut:

    1. Sektorpertanian yang kuat,berarti ketahanan pangan terjamin. Hal ini merupakansalah satu prasyarat penting agar proses industrialisasi pada khususnya dan

    pembangunan ekonomi pada umumnyabisaberlangsung denganbaik.2. Dari sisi permintaan agregat, pembangunan sektorpertanian yang kuat membuat

    tingkat pendapatan riil perkapita di sektortersebut tinggi.

    3. Dari sisi penawaran,sektorpertanian merupakan salah sumber input bagi sektorindustri manufaktur yang mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif.

    Dalam perkataan lain, lewat keterkaitan produksi, pertumbuhan produktivitasatau

    output di sektor pertanian bisa menjadi sumber pertumbuhan output di sektor

    industri manufaktur.

    2.2 Tantangan yang Dihadapi Sektor Industri

    Tantangan utama yang dihada pi oleh industri nasional saat ini adalah

    kecenderungan penurunan daya saing industri di pasar internasional. Penyebabnya

    antara lain adalah meningkatnyabiaya energi, ekonomi biaya tinggi, penyelundupan

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    9/25

    sertabelum memadainya layanan birokrasi. Tantangan berikutnya adalah kelemahan

    struktural sektor industri itu sendiri,seperti masih lemahnyaketerkaitan antar industri,

    baik antara industri hulu dan hilir maupun antara industri besardengan industri kecil

    menengah, belum terbangunnya struktur klaster (industrial cluster) yang saling

    mendukung, adanya keterbatasan berproduksi barang setengah jadi dan komponen di

    dalam negeri, keterbatasan industri berteknologi tinggi, kesenjangan kemampuan

    ekonomi antardaerah,sertaketergantungan eksporpadabeberapakomoditi tertentu.

    Sementara itu, tingkat utilisasi kapasitas produksi industri masih rata-rata di

    bawah 70 persen, dan ditambah dengan masih tingginya imporbahan baku, maka

    kemampuan sektorindustri dalam upaya penyerapan tenagakerja masih terbatas.

    Di sisi lain, industri kecil dan menengah (IKM) yang memiliki potensi tinggi

    dalam penyerapan tenaga kerja ternyata masih memiliki berbagai keterbatasan yang

    masih belum dapat diatasi dengan tuntas sampai saat ini. Permasalahan utama yang

    dihada pi oleh IKM adalah sulitnya mendapatkan akses permodalan, keterbatasan

    sumberdaya manusia yang siap,kurang dalam kemampuan manajemen danbisnis,serta

    terbatasnyakemampuan akses informasi untukmembaca peluang pasarserta mensiasati

    perubahan pasaryang cepat.

    2.3 Strategi Industri: Dari Substitusi Impor Ke Substitusi Ekspor

    a. strategi inward vs outward-lookingsejarah perdagangan mencatat beragamnya strategi kebijakan yang di anut

    masing-masing Negara. Ada yang berusaha memacu pembangunan ekonomi melalui

    espansi perdagangan internasional dan sekaligus membuka pintu lebar-lebar terhadap

    investasi asing,bantuan luar negeri dan imigrasi.di lain pihak, tak sedikit negara

    membangun perekonomiannya dengan menerapkan strategi industrialisasi substitusi

    impor dan menggunakan perencanaan ekonomi sebagai prisain untuk menangkis

    pengaruh eksternal yang dianggap mengganggu dan tidakdikehendaki.

    Perbedaan strategi outward vs inward- looking.

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    10/25

    Strategi outward-looking

    1. perdaganganbebas dan kebijakan ekspansi ekspor2. kebijakan ekonomi tipe terbuka3. kebijakan pintu terbuka terhadapbantuan luarnegeri kesektorpemerintah4. kebijkan pintu terbuka terhadap PMA5. kebijakan pintu terbuka terhadap imigrasi

    Strategi inward-looking

    1. kebijakan proteksionis dan substitusi impor2. kebijakan ekonomi dalam negeri tipe tertutup3. ketergantungan pada tabungan falam negeri dan swasembadasumberdaya4. hambatan terhadap PMA5. hambatan terhadap imigrasi (M. Kuncoro, 2007:112)

    Berbagai jenis industri yang dikembangkan di Indonesia sangat beraneka

    sehingga tidak mudah untuk dianalisis. Jenis industri manufaktur di Indonesia terdiri

    dari :

    1. Industri padat karya, dengan ciri-ciri : penyerapan tenga kerja tinggi,berorientasi ekspor,sebagianbesardimiliki swasta, dan tingkat konsentrasi yang

    rendah.

    2. Industri padat modal dan tenaga trampil, dengan ciri-ciri : berorientasi pasardomestik, sebagian besar kendali ada di pemerintah atau PMA, dan tingkat

    konsentrasi yang tinggi.

    3. Industri padat sumberdayaalam, dengan ciri-ciri : orientasi eksporyang tinggi,sebagian besar kepemilikan di tangan swasta, dan tingkat konsentrasi yang

    rendah.

    4. Industri padat teknologi, dengan ciri-ciri : semakin berorientasi ekspor,kepemilikan ada di tangan asing dan swasta, kandungan impor dan tingkat

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    11/25

    konsentrasi yang tinggi. (http://yasinta.net/strategi-industrialisasi-dan-

    proteksionisme/)

    2.4 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Nasional

    Arah kebijakan pembangunan industri nasional mengacu kepada agenda dan

    prioritas pembangunan nasional Kabinet Indonesia Bersatu. Dalam kerangka tersebut,

    maka visi pembangunan industri nasional dalam jangka panjang adalah membawa

    Indonesia untuk menjadi sebuah negara industri tangguh di dunia dengan visi antara

    yaitu Pada tahun 2024 Indonesia menjadi Negara Industri Maju Baru.

    Untuk mewujudkan visi tersebut, sektor industri mengemban misi sebagai

    berikut:

    1. Menjadi wahana pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat;2. Menjadi dinamisatorpertumbuhan ekonomi nasional;3. Menjadi penggandakegiatan usaha produktif di sektorriilbagi masyarakat;4. Menjadi wahana untukmemajukan kemampuan teknologi nasional;5. Menjadi wahana penggerakbagi upaya modernisasi kehidupan dan wawasanbudaya

    masyarakat;

    6. Menjadi salah satu pilarpenopang penting bagi pertahanan negara dan penciptaanrasaaman masyarakat.

    Tujuan pembangunan industri nasional baikjangka menengah maupun jangka

    panjang ditujukan untukmengatasi permasalahan dan kelemahanbaikdi sektorindustrimaupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu (1) Meningkatkan

    penyerapan tenaga kerja industri; (2) Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-

    dayaan pasardalam negeri; (3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yangberartibagi

    perekonomian; (4) Mendukung perkembangan sektor infrastruktur; (5) Meningkatkan

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    12/25

    kemampuan teknologi; (6) Meningkatkan pendalaman strukturindustri dan diversifikasi

    produk; dan (7) Meningkatkan penyebaran industri.

    Bertitiktolakdari hal-hal tersebut dan untukmenjawab tantangan di atas maka

    kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur diarahkan untuk menjawab

    tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mampu mengantisipasi perkembangan

    perubahan lingkungan yang sangat cepat. Persaingan internasional merupakan suatu

    perspektifbaru bagi semua negaraberkembang, termasuk Indonesia, sehingga fokus

    dari strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing

    industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar internasional. Untuk itu, strategi

    pembangunan industri manufaktur ke depan dengan memperhatikan kecenderungan

    pemikiran terbaru yang berkembang saat ini,adalah melalui pendekatan klasterdalam

    rangka membangun dayasaing industri yang kolektif.

    Industri manufakturmasa depan adalah industri-industri yang mempunyai daya

    saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya kepada besarnya potensi Indonesia

    (comparativeadvantage),seperti luasbentang wilayah,besarnyajumlah pendudukserta

    ketersediaan sumberdaya alam, tetapi jugaberdasarkan kemampuan atau daya kreasi

    dan keterampilan serta profesionalisme sumber daya manusia Indonesia (competitive

    advantage).

    Bangun susun sektor industri yang diharapkan harus mampu menjadi motor

    penggerak utama perekonomian nasional dan menjadi tulang punggung ketahanan

    perekonomian nasional di masa yang akan datang. Sektor industri prioritas tersebut

    dipilih berdasarkan keterkaitan dan kedalaman strukturyang kuat serta memiliki daya

    saing yangberkelanjutan serta tangguh di pasarinternasional.

    Pembangunan industri tersebut diarahkan pada penguatan daya saing,

    pendalaman rantai pengolahan di dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya

    pola jejaring (networking) industri dalam format klaster yang sesuai baik pada

    kelompok industri prioritas masa depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut,

    industri telematika, maupun penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-

    menengah tertentu.

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    13/25

    Pengembangan industri agro dalam jangka menengah adalah ditujukan untuk

    memperkuat rantai nilai (value chain) melalui penguatan struktur, diversifikasi,

    peningkatan nilai tambah, peningkatan mutu, serta perluasan penguasaan pasar.

    Sedangkan dalam jangka panjang, difokuskan pada upaya pembangunan industri agro

    yang mandiri danberdayasaing tinggi.

    Pengembangan industri alat angkut dalam jangka menengah adalah

    memfokuskan peningkatan kemampuan industri komponen, dan untukjangka panjang

    selanjutnya diarahkan pada pembangunan kapasitas nasional di bidang teknologi agar

    memiliki kemandirian dalam rancang bangun (design) dan rekayasa (engineering)

    komponen,sub-assembly, maupunbarangjadi.

    Pengembangan industri telematika dilakukan dengan membangun sentra-sentra

    industri telematika, aliansi strategis, serta peningkatan kemampuan sumber daya

    manusia. Diharapkan dalam jangka panjang, industri telematika Indonesia dapat

    menjadibasis produksi industri telematika global.

    Perkuatanbasis industri manufakturditujukanbagi kelompokindustri yang telah

    ada dan sudahberkembang saat ini,agarketergantungannya terhadap sumberdayaalam

    dan sumberdaya manusia yang relatifkurang terampil menjadiberkurang, industri padakelompokini harus didorong agarmampu menjadi industri kelas dunia.

    Basis industri manufaktur perlu direstrukturisasi dan dikonsolidasikan segera

    agar efisiensi dan daya saingnya di dunia internasional meningkat, selain itu untuk

    jangka panjang, perlu didorong terselenggaranya peningkatan kemampuan penelitian

    dan pengembangan (R&D), teknologi dan desain di industri, dalam rangka membangun

    kemampuanbersaingjangka panjang.

    Dengan memperhatikan permasalahan yang bersifat nasional baik di tingkat

    pusat maupun daerah dalam rangka peningkatan daya saing, maka pembangunan

    industri nasional yang sinergi dengan pembangunan daerah diarahkan melalui dua

    pendekatan. Pertama, pendekatan top-down yaitu pembangunan industri yang

    direncanakan (by design) dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan secara

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    14/25

    nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah. Kedua, pendekatanbottom-up yaitu melalui

    penetapan kompetensi inti yang merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya

    saing. Dalam pendekatan ini Departemen Perindustrian akan berpartisipasi secaraaktif

    dalam membangun dan mengembangkan kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini

    sekaligus merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang

    pada gilirannya dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.

    2.5 Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

    Industri Kecil dan Menengah (IKM) mempunyai peran yang strategis dalam

    perekonomian nasional, terutama dalam penyerapan tenaga kerja, meningkatkan

    pendapatan masyarakat serta menumbuhkan aktivitas perekonomian di daerah. Di

    samping itu, pengembangan IKM merupakanbagian integral dari upaya pengembangan

    ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.

    Ada pun tujuan pengembangan IKM adalah (1) Meningkatkan kesempatan

    berusaha, lapangan kerja dan pendapatan; (2) Memperkuat struktur industri; (3)

    Meningkatkan IKM berbasis hasil karya intelektual (knowledge-based); (4)

    Meningkatkan persebaran industri; dan (5) Melestarikan senibudayakegiatan produktif

    yang ekonomis.

    Bagi IKM, peningkatan kemitraan,baik dalam bidang pemasaran, teknologi

    maupun permodalan perlu segera dilakukan. Fasilitasi pemerintah masih tetap sangat

    diperlukan dan dalam intensitas yang tinggi. Pengembangan IKM perlu dilakukan

    secara terintegrasi dan sinergi dengan pengembangan industri berskala menengah dan

    besar, karena kebijakan pengembangan sektoral tidak bisa mengkotak-kotakkan

    kebijakan menurut skala usaha. Untuk itu strategi pengembangan IKM dilaksanakan

    melalui (1) Pemberdayaan IKM yang sudah ada; (2) Pembinaan IKM secara terpadu;

    dan (3) Meningkatkan keterkaitan IKM dengan industri besar dan sektor ekonomi

    lainnya

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    15/25

    (http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=215&Itemid=

    76).

    2.6 Strategi Baru dalam Mengahadapi ACFTA: Mendorong Kemandirian

    Dengan strategibaru industrialisasi,seperti gambaran itujuga dapat mendorong

    kemandirian pertumbuhan industri nasional dengan target penguasaan dan pendalaman

    teknologi tepat gunabaik teknologi tinggi, menengah, maupun sederhanabergantung

    padakebutuhan skalaekonomi dan prioritas. Terlebih lagi dalam menghadapi ACFTA,

    langkah untuk menggalakkan produksi dalam negeri yang berulang-ulang disuarakan

    kalangan pemerintah, pengamat, dan dunia usaha patut didukung. Tapi semestinya

    dikaitkan juga dengan sebuah grand strategy untuk kebangkitan dan kemandirian

    industri nasional dalam berbagai skala usaha (kecil, menengah, dan besar) dengan

    pengembangan, penguasaan, dan pendalaman teknologi tepat guna yang dibutuhkan. Itu

    biasanyaakan dikritikbahkan disabet oleh kalangan ekonom neolib domestikmaupun

    asing karena terutamakalangan asing takmau kehilangan pangsa pasarprodukbarang

    danjasa mereka.

    Dalam perspektif itulah keperluan strategibaru industrialisasi yang menekankan

    kemandirian ekonomi dan industri nasional sebagai kelanjutanberkembangnyaekonomi

    rakyat (karena bermitra dengan usaha besar nasional maupun asing) sehingga

    menciptakan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan berkualitas. Hal ini karena

    secara empiris, ekonomi yang bertumpu ekonomi rakyat yang berbasis luas akan

    memiliki multiplier effect yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan skalabesar

    nasional maupun asing akan sangat dibutuhkan mendongkrak transfer teknologi,

    manajemen, dan pengetahuan. (http://bataviase.co.id/node/117582).

    2.7 Butir-Butir Kebijakan Pengembangan Industri

    Dengan memperhatikan pentingnya wawasan dan pola pikir dan bertolak dari

    hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai sampai saat ini, potensi yang dimiliki

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    16/25

    bangsa dan Negara Indonesia, serta lingkungan strategis saat itu dan kecenderungan

    perkembangannya, sembari memperhatikan kelestarian lingkungan, maka digariskan

    kebijakan pola pengembangan industri nasional sebagaiberikut:

    a. Kebijakan strategis utamaKebijakan strategis utamaberupa pola pengembangan Industri Nasional yang terdii

    dari 6butirkebijakan sebagaiberikut:

    1. Pendalaman strukturindustriYang perlu dilakukan adalah pengembangan industri yang sejauh mungkin

    dikaitkan dengan sectorekonomi lainnya; upaya ini untukdapat mengembangkan

    idustri hulu, antara, menengah, dan kecil. Dengan demikian langkah ini dapat

    memperdalam struktur industri nasional. Apabila didalam neeri tidak terdapat

    bahanbaku, makabahanbaku tersebut dapat diimpor,asalkanbahanbaku tersebu

    tersediasecara memadai diluarnegeri seperti kapas, gandum, garam industri,kulit.

    Selain itu, harus diupayakan agarbahan baku tersebut juga dapat diperoleh dari

    beberapa Negarasehingga tidakakan terjadi ketergantungan padasatu-dua Negara

    penghasil saja.

    2. Pengembangan industri permesinan dan elektonikaKebijakan kedua adalah pengembangan industri permesinan, mesin

    peralatan pabrik, mesin-mesin listrik, elektronika, utamanya yang mempunyai

    pasar yang jeas dan berulang baik dalam negeri maupun ekspor dan

    berkembang, melalui penerapan standard an penguasaan rangcang bangun dan

    perekayasaan,baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Upaya

    pengembangan teknologi masih sanat berat kita lakukan dan bahkan sebagian

    besarindustri di negeri kitabelum mampu melakukannya,karena itu upaya litbang

    terapan haruskita dorong, dengan pemberian fasilitas fiscal.

    3. Pengembangan industri kecilKhusus dalam sektor industri kecil, setiap tahun selalu tumbuh dan

    berkemabgn usaha kecil, walaupun sebagian besar lemah. Tumbuh dan

    berkembangnya ini perlu kitakitasyukuri dn karenanyakita harus memantapkan

    system pembinaannya, antara lain dengan penekanan pemecahan masalah

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    17/25

    pemasaran melalui kemitraan. Sertabimbingan teknis dan permodalan dengan

    dukungan perbankan.

    4. Pengembangan eksporhasil industri.Pengembangan ekspor hasil industri dengan upaya meningkatkan daya

    saing secara kontinyu agar peranan ekspor hasil industri semakin meningkat.

    Pengembangan eksporhasil industri dilandaai atas polabroad based/spectrum.

    5. Pengembangan litbang terapan,rancangbangun dan perekayasaan,serta perangkatlunak

    Kebijakan lain yang diperlukan adalah Pengembangan litbang terapan,

    rancang bangun dan perekayasaan, serta pengembangan sistem perangkat lunak

    lainnya dalam arti luas,baik untuk pembuatan mesin, mesin peralatan pabrik,

    pembuatan pabri secarutuh, maupun untukmengembangkan industri elektronika.

    6. Pengembangan kewiraswastaan dan tenga profesiHal terakhir dalam arah kebijakan strategi utama adalah perlunya

    pengembangan kewiraswastaan dan tenaga profesi termasukpara manajer,enaga

    ahli, tenaga trampil, terdidik, dan sebagainya.

    b. Kebijakan strategis penunjang1. Perlunya peletakan landasan hukum dan peraturan perundang-undangan untuk

    mengatur, membina, dan mengembagnkan industri nasional. (UU Nomor5 tahun

    1984 tentang perindustrian dan peraturan-peraturan pelaksanaannya).

    2. Diadakannya pengelompokkan industri nasional dalam tigakelompokutama, yaituindustri dasar, Aneka Industri, dan Industri Kecil, lengka p misi, pilihan

    penggunaan pendekatan, apakah padat karya atau padat modal, sehingga

    memudahkan penggunaanya.

    3. Ditingkatkannya pelaksanaan program keterkaitan secara luas dan salingmenguntungkan,saling menunjang baikantara industri kecil, industri menengah,

    dan industi besar. AntarIndustri Hilir, Industri antara, dan Industri Hulu maupun

    antara sektor ekonomi dengan sektor lainnya. Supaya pelaksanaan program

    keterkaitan ini akan mampu meningkatkan nilai tambah dan diharapkan secara

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    18/25

    bertahap dapat memperkokoh dasar dasarbagi perkembangan perekonomian

    nasional.

    4. Pemanfaatan secara efektif pasar dalam negeri yang dapat merupakan landasankuat untukpelaksaan program ekspor.

    5. Peningkatan kemampuan dunia usaha.c. Langkah operasional

    Dalam melaksanakan kebijakan strategis perlu ditempuh langkah langkah

    operasional yang mencakup langkah makro, langkah mikro, keterpaduan, dan

    pemantauan.

    - Langkah makroLangkah operasional makro pada dasarnya merupakan upaya untuk

    menciptakan iklim yang kondusifbagi pengembangan industri. Implementasi

    langkah tersebut akan dilakukan melalui rangkaian langkah langkah kebijakan

    deregulasi dan debirikrasi yang dinamis danberkelanjutan. Ini dilakukan dengan

    bentukbentukantara lain.

    y Stabilitas moneterdan dukungan perbankany Dukungan kebijakan fiskaly Penurunan tarif hinggaakhirnya mencapai 0% serta penghapusan hambatan

    dan tarif dan monopoli

    y Deregulasi kepabeanan dan tataniagay Pengaturan tataruang wilayah industri antara lain dengan penyediaan zona

    industri,kawasan industri,kawasan terikat, entreport, cluster,serta industri

    kecil

    y Penyediaan informasi industri, utamanya untukpengusaha UKM

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    19/25

    y Penerapan standarisasi industri- Langkah mikro

    Langkah operasional mikro berupa pembinaan dan pengembangan

    industri dengan pendekatan komoditi atau cabang industri dengan

    memperlihatkan aspek keterkaitan secara luas dan sejauh mungkin dilandasi

    dengan studi nasional sekaligus membeikan dorongan kepada dunia usaha untuk

    meningkatkan profesionalismeagardapat memanfaatkan peluang yang tumbuh.

    Berdasarkan studi nasional komoditi atau cabang industri dapat

    dikembangkan strategi yang tepat untuk ditempuh dalam mengembangkan

    komoditi atau cabang industri yangbersangkutan yang mencakup: peluang pasar

    baikdalam negeri maupun eksport, potensi kebijakan kemanfaatan sumberdaya

    alam yang akan diolah, arahan pengembangan industri yang bersangkutan,

    penggunaan teknologi, serta langkah langkah promosi investasi, sehingga

    dunia usaha tertarikuntukmenanamkan modalnya(Hartanto, 2006:)

    2.8A

    lternatifS

    trategi Industrialisasi

    Selain meningkatkan kesempatan kerja, ada tiga tujuan penting lainnya dari

    industrialisasi yang harus dicapai,yaitu sebagaiberikut:

    1. Menciptakan atau meningkatkan nilai tambah ekonomi, yakni nilai tambah darisemuasektorekonomi yang ada, termasukindustri, pertanian dan pertambangan.

    2. Meningkatkan efisiensi ekonomi.3. Mengurangi ketergantungan pada impor.

    Dalam memilih alternatif strategi industrialisasi yang tepat untuk diterapkan di

    Indonesia untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, ada sejumlah aspek yang harus

    diperhatikan, yaitu sebagaiberikut:

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    20/25

    1. Melihat kenyataan bahwaada duasektorekonomi yang besardi mana Indonesiamemiliki keunggulan komparatif atas sektor-sektor tersebut, yaitu pertanian dan

    pertambangan, maka dalam proses industrialisasi harus dibangun / dikembangkan

    keterkaitan produksi ke depan dan kebelakang antara kedua sektror primer

    tersebut dengan sektro industri manufaktur.

    2. Selain dengan duasektorprimer,juga harus dibangun / dikembangkan keterkaitanproduksi antarasektor industri manufakturdenagn sektor-sektorsekunderlainnya

    dan sektor tersier. Di samping itu, juga harus dibangun / dikembangkan

    keterkaitan produksi di dalam sektor industri manufaktur antarsubsektor /

    kelompokindustri dan antarunit produksi dari skala yangberbeda di dalam setiap

    kelompokindustri.

    3. Strategi industrialisasi yang tepat bagi Indonesiaadalah yang memfokuskan padaperkembangan kelompok-kelompokindustriberikut :

    a. Industri industri yang memakai komoditas komoditas pertanian danpertambangan sebagai bahan baku utama. Strategi ini akan menghasilkan

    berbagai jenis downstream industries di dalam negeri yang berdaya saing

    tinggi.

    b. Industri- industri mesin, alat-alat produksi, komponen, spare part, danmaterial- material lain. Strategi in akan menghasilkan supporting industries

    atau meadstream industries yang berarti akan mengurangi ketergantungan

    sektor-sektor ekonomi di dalam negeri terhada p impor. Ini yang dimaksud

    dengan pendalamanbasis industri.

    c. Industri-industri yang outward looking- oriented. Ini tidak arusberartibahwa yang dibangun hanya industri-industri yang menghasilkan barang-

    barang untuk tujuan ekspor, tetapi juga industri-industri yang membuat

    barang-barang untuk kebutuhan pasar domestic dengan daya saing global

    yang tinggi sehingga mampu bersaing dengan barang-barang impor dalam

    system mekanisme pasar bebas. Dalam strategi pengembangan /

    pembangunan industri yang berorientasi ekspor, hal pertama yang perlu

    dikembangkan adalah industri-industri yang padat karya. Setelah Indonesia

    siap, terutama dalam hal SDM, teknologi, dan knowkedge. Akan tetapi, ini

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    21/25

    tidakharusberartibahwa Indonesia harus mengembangkan industri industri

    berteknologi tinggi, melainkan yang harus dikembangkan adalah industri-

    industri yang mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan

    keunggulan kompetitif; dan ini tidak harus selalu berarti industri-industri

    yang padat modal atauberteknologi canggih.

    4. Pengembangan sektor industri manufaktur harus berdasarkan spesialisasiberdasarkan faktor-faktor keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia dan

    faktor-faktor keunggulan kompetitif yang dapat dikembangkan; tidak lagi

    industrialisasi berspektrum luas (broad based industry ) seperti pada zaman

    pemerintahan ordebaru.

    5. Industrialisasi harus memberi dampakpositif terhadap saldo neraca pembayaran,khususnya saldo neraca perdagangan, tidak hanya dengan cara meningkatkan

    eksporbarang-barang dengan nilai tambah tinggi ( manufaktur ), tetapi juga

    dengan cara mengurangi impor.

    6. Industrialisasi harus mendukung potensi daerah, yang sekaligus mendukungpelaksanaan otonomi daerah. Industrialisasi tidakboleh lagi terpusatkan hanya di

    jawa, teta pi harus menyebar ke wilayah-wilayah di luar jawa. Akan tetapi

    penyebaran tersebut harus tetap memegang pada prinsip optimal location;

    penempatan suatu industri di suatu lokasi yang strategis dengan totalbiaya paling

    minimum, yang mencakupbiaya biaya transportasi, informasi , pengadaanbahan

    baku, produksi, distribusi, dan lain-lain.

    7. Strategi industrialisasi yang tepat adalah yang bisa meningkatkan kemampuanperusahaan-perusahaan local / nasional dalam produksi, mengembangkan

    teknologi dan produkdengan mereksendiri,serta membangun jaringan distribusi

    global sehingga dapat mengurangi ketergantungan pembangunan industri nasional

    terhadap investasi asing ( PMA ).

    8. Industrialisasi harus menciptakan atau mempercepat proses pendalaman strukturindustri ( diversifikasi ).

    9. Pola industrialisasi juga harusberorientasi pada peningkatan dan pemerataanpendapatan masyarakat, tentu tanpa mengurangi tingkat efisiensi dan

    produktivitas. Artinya, perkembangan sektor industri manufaktur harus

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    22/25

    menciptakan kesempatan kerja, tetapi tidaksemata- mata hanyaberlandaskan pada

    prinsip full employment, melainkan produvtive employment, yakni menciptakan

    kesempatan kerja sebanyak mungkin teta pi produktif. Ini tidakberarti bahwa

    semua industri harus padat karya, teta pi harus ada pemilihan industri-industri

    menurut intensitas pemakaian tenagakerja dan modal. Adajenis- jenis industri (

    ataubagian-bagian tertentu dalam suatu proses produksi ) yang memang tidakbisa

    dilakukan metode produksi yang padat karya, dan ini tidak harus berarti

    dampaknya sangat kecil terhadap kesempatan kerja. Melalui total keterkaitan

    produksi (keterkaitan langsung plus tidak langsung ) ke depan dan kebelakang

    dari industri yang padat modal tersebut dengan industri industri yang lain yang

    padat karya akan menciptakan total employment effect yang besar. Selain

    meningkatkan kesempatan kerja, demi tujuan pemerataan, lokasi pembangunan

    industrijuga harus diusahakan menyebarkeseluruh pelosoktanah air.

    10.Jenis-jenis insentif yang akan diberikan oleh pemerintah dengan maksud untukmendukung proses industrialisasi harus yangbisa dibuktikan memiliki social cost

    effectiveness-nya yang tinggi, artinya social benefit lebih besar daripada social

    cost-nya. Selain itu,kebijakan ini harus transparan,bersifat sementara, dan dalam

    pelaksanaannya haruskonsisten denagn ketetapan pemerintah yang ada.

    Dari uraian di atas,jelasbahwa untukdapat melaksanakan pola industrialisasi

    yang tepat di Indonesia dengan memperhatikan aspek-aspektersebut, diperlukan sarana

    dan prasarana, terutama penyediaan SDM ( termasukwiraswasta, manajer, tenagaahli,

    tenaga terampil, tenaga terdidik, dan sebagainya ) dengan kualitas tinggi sesuai dengan

    kebutuhan saat ini dan yang akan datang; teknologi yang tepat guna dan infrastruktur

    fisikdan nonfisik( termasukkelembagaan ).

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    23/25

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Simpulan

    Industri merupakan suatu unit ekonomi yang kegiatannya mengelolah barang

    mentah menjadi barang setengah jadi dan/atau barang jadi yang mempunyai nilai

    ekonomis yang lebih tinggi.

    Kemajuan sertaberkembangnya industri-industribaru diberbagaibelahan dunia

    sekarang ini menjadikan salah satu tantangan baru serta motivasi baru di Negara

    berkembang seperti Indonesia. Mengapa tidak? Berkembangnya industri di Negara maju

    menjadikan Indonesia untuk terusberinovasi,berkretifitas, dan selalu aktif dalam

    mencariberbagai informasi tentang industri itu sendiri.

    Perkembangan jaman yang menuntut Negara kita untuk terus meningkatkan

    persaingan dibidang industri menjadikan manusia Indonesiabaik itu pemerintah, serta

    masyarakat untuk terus menciptakan strategi baru dalam menghadapi berbagai

    persaingan tersebut.

    Alternatif Strategi Industrialisasi

    a. Menciptakan atau meningkatkan nilai tambah ekonomi, yakni nilai tambah darisemuasektorekonomi yang ada, termasukindustri, pertanian dan pertambangan.

    b. Meningkatkan efisiensi ekonomi.c.

    Mengurangi ketergantungan pada impor.

    3.2 Saran

    Era perkembangan dan persaingan industri yang semakin meningkat. Di mana

    sekarang perkembangan serta kemajuan suatu Negara lebih di tentukan oleh industri-

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    24/25

    industri yang dimiliki. Begitujuga dengan Negarakita. Pemerintah sebagai pihakyang

    lebih menentukanberbagai kebijakan dalam perspektif industri harus lebih serius dalam

    menangani persaingan industri secara global dan kita sebagai bagian dari masyarakat

    yang turut campur tangan dalam persaingan tersebut harus lebih mampu berekspresi,

    berkarya, dan terusberinovasi terhadap hasil produksi yang lebih mampubersaing dan

    berkualitas.

  • 8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI

    25/25

    DAFTARPUSTAKA

    http://bataviase.co.id/node/117582. diakses tanggal 25 mei 2010

    http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=215&Itemid=76.

    diakses tanggal 25 mei 2010

    http://yasinta.net/strategi-industrialisasi-dan-proteksionisme/. diakses tanggal 25 mei

    2010

    Kuncoro, Mudrajad, 2007. Ekonomika Industri Indonesia: Menuju Negara Industri

    Baru 2030?. Andi.Yogyakarta

    Sastrosoenarto, Hartanto. 2006. Industrialisasi Serta Pembangunan Sektor Pertanian

    dan Jasa: Menuju Visi Indonesia 2030. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta