SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT....
Transcript of SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT....
1
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
TUGAS AKHIR
STUDI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BERDASARKAN
SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. INTERNASIONAL
PRIMA COAL SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Pertambangan (S.T)
Oleh
Rizqy Mustaqim
11160980000031
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKUKTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1140 H / 2019 M
i
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Rizqy Mustaqim
NIM : 11160980000031
Dengan ini, menyatakan bahwa skripsi yang berjudul STUDI
PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BERDASARKAN SPECIFIC
SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. INTERNASIONAL PRIMA
COAL SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR adalah benar merupakan
karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya.
Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan
sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang
semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata
skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 7 Mei 2019
Rizqy Mustaqim
11160980000031
ii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
v
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
STUDI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BERDASARKAN
SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. INTERNASIONAL
PRIMA COAL SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR
Oleh : Rizqy Mustaqim
Pembimbing I : Supryadi Ph.D
Pembimbing II : Ahmad Fauzan Haryono S.T, M.T
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mencari scenario terbaik dalam operasi
pemuatan backhoe dengan sudut muat tertentu.
Untuk penelitian ini, pemindahan tanah mekanis diaplikasikan
menggunakan (Truck and Loader Produktivity Analysis & Costing) Talpac versi
10.2.
Hasil penelitian, skenario teerbaik adalah top loading dengan 300 sudut
muatnya. Hal ini diindikasikan dengan produktivitas alat gali muat yang tinggi.
Kata kunci : alat gali muat, metode muat,produktivitas, angle of swing dan Talpac.
vii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
STUDI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BERDASARKAN
SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. INTERNASIONAL
PRIMA COAL SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR
By : Rizqy Mustaqim
Supervisor I : Supryadi Ph.D
Supervisor II : Ahmad Fauzan Haryono S.T, M.T
ABSTRACT
The aim of this study is to determine the best scenario for backhoe loading
operations with specific swing angles,
For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck
and Loader Productivity Analysis & Costing) 10.2 version.
As a results, a top loading scenario has been met with 300 swing angle.
This indicated by highest productivity.
Keywords: digging tool, loading method, Productivity, angle of swing and
Talpac.
viii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Studi Produktivitas Alat Gali Muat Berdasarkan
Specific Swing Angle : Studi Kasus Pit C Pt. Internasional Prima Coal
Samarinda, Kalimantan Timur”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertambangan pada Program Studi
Teknik Pertambangan Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Skripsi ini berdasarkan pada penelitian yang dilakukan di PT.
Internasional Prima Coal Bantuas, Samarinda, Kalimantan Timur. Dalam proses
penyusunan hingga penyelesaian skripsi terdapat beberapa hambatan dan
kesulitan yang dihadapi oleh Penulis. Namun, dengan bantuan dan bimbingan dari
pihak terkait dan dukungan dari orang-orang terdekat, Penulis dapat
merampungkan skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Iskandar Surya Alam selaku Direktur PT. Internasional Prima Coal
2016 – Sekarang.
2. Bapak Ricardo Masihuwey selaku pembimbing I penulis dan Manajer
bidang produksi PT. Internasional Prima Coal 2016 – Sekarang.
3. Bapak Yusfendi selaku Pembimbing II lapangan di PT. Internasional
Prima Coal, yang senantiasa selalu menemani dan memberikan bimbingan,
saran, arahan serta dukungan kepada Penulis sehingga penelitian dapat
diselesaikan.
4. Bapak Danar, bapak Husein, bapak Sigit, bapak Bayu, bapak Andri dan
Bang Abdi selaku Pegawai PT. Internasional Prima Coal yang senantiasa
menemani selama di lapangan dan memberikan arahan demi selesainya
penyusunan skripsi ini.
ix
ix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Bapak Dr. Ambran Hartono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Supriyadi Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I Teknik Pertambangan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing hingga Penulis
bisa menyelesaikan skripsi.
7. Bapak Ahmad Fauzan Haryono S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing II
Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa
memberikan arahan.
8. Bapak Ir. Milawarma, M.Eng, selaku Dosen Prodi Teknik Pertambangan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa selalu membantu dan
mendukung serta memberikan arahan kepada Penulis.
9. Bapak Andrew Fiade selaku Sekertaris Prodi Teknik Pertambangan yang
senantiasa membantu mahasiswa.
10. Seluruh tim pengajar, Bapak dan Ibu Dosen Prodi Teknik Pertambangan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Keluarga tercinta, Bapak, Ibu dan Akbar yang senantiasa menyemangati,
memberikan doa dan mendukung baik secara moral maupun materil.
12. Bapak Herwin dan Abang Ganesh yang senantiasa membimbing dalam
proses belajar Talpac.
13. Abid Zulfaqor, teman seperjuangan penulis dalam melaksanakan
penelitian ini.
14. Rahmat Ali dan Dzaki, Nia dan Fajar teman penulis dalam melakukan
bimbingan di Cipinang Muara.
15. Erlangga Adji, Ahmad Syahal, Tubagus Reja, Disya, Ressy Yudo, Farras
Al-Yafi, Dzaki Gunawan, Faisal Afif, Abdul Rachmat dan Adin Yusroni,
sebagai teman-teman terdekat “Hiii Line Conference Chat” penulis yang
selalu siap menghibur Penulis.
16. Teman – Teman seperjuangan Teknik Pertambangan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2014.
17. Teman dari Universitas Trisakti dan AGP Bandung Penulis yaitu Bella,
Herlin, Ryan Fahmi dan juga Arif yang membantu menyusun skripsi ini.
x
x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18. Keluarga HITAM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
19. Dan semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan skripsi ini dan tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dikarenakan kurangnya pengetahuan Penulis. Maka dari itu,
kritik dan saran yang membangun selalu diharapkan oleh Penulis dari pihak
manapun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama
pembaca. Terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 21 Mei 2019
Rizqy Mustaqim
NIM. 11160980000031
xi
xi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
LEMBAR PERSETUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii
PENGESAHAN UJIAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI. . . . . . . . . . . . . . . . . . v
ABSTRAK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
ABSTRACT. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .vii
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .viii
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi
DAFTAR TABEL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .xv
DAFTAR GAMBAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .xvi
DAFTAR LAMPIRAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah ............................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 2
1.3. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
xii
xii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 6
2.2. Lokasi Kesampaian Daerah ...................................................................... 8
2.3. Iklim dan Curah Hujan ............................................................................. 9
2.4. Geologi Regional .................................................................................... 10
2.5. Morfologi dan Stratigrafi Regional ........................................................ 10
2.6. Geologi Daerah Penelitian ...................................................................... 14
2.6.1. Struktur Geologi .............................................................................. 15
2.6.2. Statigrafi Daerah Penelitian ............................................................ 15
2.7. Pola Penyebaran ..................................................................................... 17
2.8. Penambangan Batubara .......................................................................... 18
2.8.1. Clearing dan Striping ...................................................................... 19
2.8.2. Pengupasan Overburden ................................................................. 19
2.9. Karakterisitik Material............................................................................ 19
2.9.1. Klasifikasi material ......................................................................... 20
2.9.2. Densitas Material ............................................................................ 20
2.9.3. Swell Factor .................................................................................... 21
2.10. Pengupasan Overburden ..................................................................... 21
2.11. Efisiensi Kerja Optimum .................................................................... 22
2.12. Alat Gali dan Muat ............................................................................. 25
2.12.1. Jenis alat gali dan muat................................................................ 27
xiii
xiii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.13. Pola Pemuatan..................................................................................... 32
2.14. Produktivitas Alat ............................................................................... 34
2.14.1. Cycletime Backhoe ...................................................................... 35
2.14.2. Fill Factor ................................................................................... 35
2.15. Angle of Swing .................................................................................... 36
2.16. Kebutuhan Alat Gali dan Muat ........................................................... 38
2.17. Analisa Regresi ................................................................................... 38
2.18. TALPAC (Truck and Loader Productivity Analysis and Costing) ..... 39
2.18.1. Penerapan TALPAC .................................................................... 39
2.18.2. Faktor-Faktor Simulasi Produksi pada Talpac ............................ 40
2.18.2.1. Rolling Resistance ................................................................... 40
2.18.2.2. Grade Resistance ..................................................................... 41
2.18.2.3. Accceleration ........................................................................... 42
2.18.3. Langkah-Langkah Menggunakan Talpac 10.2 ............................ 43
2.18.4. Data yang Dihasilkan .................................................................. 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 48
3.2. Data Penelitian........................................................................................ 48
3.3. Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 49
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Analisa Metode Loading ........................................................................ 52
xiv
xiv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2. Angle of Swing ........................................................................................ 54
4.3. Cycle time ............................................................................................... 55
4.4. Analisa pengaruh angle of swing terhadap cycletime ............................. 56
4.5. Efisiensi kerja optimum .......................................................................... 57
4.6. Produktivitas alat gali dan muat secara teoritis ...................................... 64
4.7. Simulasi Produktivitas dengan Talpac 10.2 ........................................... 66
4.8. Analisa pengaruh cycletime terhadap produktivitas ............................... 68
4.9. Evaluasi Rencana dan Realiasasi Overburden Removal ........................ 68
4.9.1. Pengaruh Hujan Terhadap Produksi................................................ 70
4.10. Skema dengan top loading .................................................................. 71
3.11. Analisa Perbandingan Cycletime dan Biaya Operasional ................... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 79
5.2. Saran ....................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82
lAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 85
xv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Parameter pengukur efisiensi kerja ...................................................... 22
Tabel 2.2. Golongan efisiensi kerja...................................................................... 25
Tabel 2.3. Faktor pemilihan alat ........................................................................... 25
Tabel 2.4. Angka-angka Roliing Resistance Dinyatakan dalam persen. ............... 41
Tabel 4. 1. Analisa kelebihan dan kekurangan metode loading ........................... 52
Tabel 4. 2. Perbandingan Angle of swing terhadap cylcletime yang dihasilkan .... 55
Tabel 4. 3. Nilai rata-rata cycletime Volvo dan Hitachi ........................................ 56
Tabel 4. 4. Data Jam Kerja Alat Juli ..................................................................... 58
Tabel 4. 5. Data Jam Kerja Alat Agustus .............................................................. 61
Tabel 4. 6. Data Perhitungaan Produktivitas ......................................................... 64
Tabel 4. 7. Hasil Perhitungan Produktivitas Juli dan Agustus secara teoritis ....... 65
Tabel 4. 8 Produktivitas hasil simulasi Talpac 10.2.............................................. 66
Tabel 4. 9. Perbandingan produktivitas/jam teoritis dan Talpac 10.2 ................... 67
Tabel 4. 10. Data perkiraan dan realisasi jam hujan bulan Juli-Agustus 2018 ..... 69
Tabel 4. 11. Produktivitas dengan top loading ..................................................... 72
Tabel 4. 12. Produktivitas dengan bottom loading ............................................... 74
Tabel 4. 13. Biaya Operasional berdasarkan metode muat dan sudutnya ............. 76
Tabel 4. 14. Bcm material dipindahkan per liter BBM ......................................... 78
Tabel 5. 1. Hasil simulasi Talpac 10.2 dan perhitungan teoritis ........................... 79
xvi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Lokasi PT. Internasional Prima Coal ................................................. 7
Gambar 2.2. Struktur Grup Perusahaan PT. Golden Eagle ..................................... 8
Gambar 2.3. Batas Regional Cekungan Kutai ...................................................... 10
Gambar 2.4. Kenampakan topografi daerah penambangan, .....................................
Eagle 2 Pit C PT. Internasional Prima Coal. ................................... 11
Gambar 2.5. Peta Geologi PT Internasional Prima Coal ...................................... 13
Gambar 2.6. Kolom stratigrafi regional daerah Samarinda dan sekitarnya. ......... 14
Gambar 2.7. Alur penambangan ........................................................................... 18
Gambar 2.8. Pola Gali muat berdasarkan jumlah penempatan posisi truck.......... 32
Gambar 2.9. Pola muat berdasarkan posisi Backhoe dan Truck ........................... 33
Gambar 2.10. Frontal Cut (A) dan Parallel Cut With Drive By (B) .................... 34
Gambar 2.11. Nilai bucket fill factor ..................................................................... 36
Gambar 2.12. Performance Chart Speed Hauler ................................................. 42
Gambar 2.13. Jendela awal Talpac 10.2 ............................................................... 43
Gambar 2.14. Haulage system. ............................................................................. 44
Gambar 2.15. Jendela editing data mataerial ........................................................ 44
Gambar 2.16. Roaster data .................................................................................... 45
Gambar 2.17. Haul cycle ....................................................................................... 45
Gambar 2.18. Loading Unit Editing ...................................................................... 46
Gambar 2.19. Truck Unit Editing .......................................................................... 46
Gambar 3 .1. Diagram Alir Peneltian.................................................................... 49
Gambar 4.1. Metode muat ..................................................................................... 54
xvii
xvii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.2. Grafik penentuan metode pengaruh ................................................. 57
Gambar 4.3. Grafik perbandingan produktivitas................................................... 67
Gambar 4.4. Grafik penentuan metode pengaruh (Agustus)................................. 68
Gambar 4.5. Skema top loading dari skema awal bottom loading ....................... 71
Gambar 4.6. Grafik bcm material yang dapat dipindahkan per liter. .................... 78
xviii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode
muat Top loading dan sudut muat 900. ............................................ 85
Lampiran 2. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode
muat Bottom loading dan sudut muat 900. ....................................... 87
Lampiran 3. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode
muat Bottom loading dan sudut muat 1800. ..................................... 89
Lampiran 4. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode
muat Top loading dan sudut muat 900. ............................................ 91
Lampiran 5. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode
muat Bottom loading dan sudut muat 900. ....................................... 93
Lampiran 6. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode
muat Bottom loading dan sudut muat 1800. ..................................... 95
Lampiran 7. Data Cycle time. ............................................................................... 97
Lampiran 8. Perhitungan Data Cycletime Secara Statistika. ............................... 109
Lampiran 9. Data Breakdown alat gali muat. ..................................................... 151
Lampiran 10. Pengaruh angle of swing terhadap cycletime alat gali muat Volvo
EC 480 D. .................................................................................... 152
Lampiran 11. Pengaruh angle of swing terhadap cycletime alat gali muat Hitachi
Zaxis 470 LC. .............................................................................. 152
Lampiran 12. Pengaruh cycletime terhadap produktivitas alat gali muat
pada bulan Juli 2018. ................................................................... 154
xix
xix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 13. Pengaruh cycletime terhadap produktivitas alat gali muat
pada bulan Agustus 2018. .................................................................................. 155
Lampiran 14. Design Master Pit C. .................................................................... 156
1
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Keiginan setiap makhluk yang berusaha dalam mencari
rezeki dari yang maha kuasa adalah keuntungan maksimal dengan
memperhatikan batasan yang ada. Menggunakan akal pikiran
manusia, maka dapat diperhitungkan bagaimana mendapatkan jalan
keluar pada suatu masalah. Seperti halnya untuk mendapatkan
keuntungan maksimal dengan minimum usaha.
( نسان لفي خسر )1والعصر ) 2( إن ال
Seperti firman Allah SWT pada QS:Al’Ashr:1-2 diatas, yang
maknanya “demi masa” maka Allah menjadikan waktu adalah hal
yang penting dan dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran untuk
belajar. Pada ayat kedua yang maknanya “sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam kerugian”, kerugian dari waktu yang mereka
miliki. Waktu tersebut tidak dapat diulang kembali sehingga
merugilah manusia yang tidak memanfaatkan waktunya dengan
baik. Dalam konteks penelitian ini, waktu cycletime alat gali dan
muat harus dimaksimalkan dengan baik dan efisien sehingga tidak
mengalami kerugian, berupa ketidakoptimalan target overburden
removal yang sudah direncanakan dengan biaya yang sama yang
harus dikeluarkan.
Dalam dunia pertambangan Batubara, terdapat kunci sukses
dalam berbisnis yakni perencanaan logistik yang dibutuhkan. Kata
logistik dapat diartikan sebagai peran dalam semua pihak yang
terlibat untuk memberikan kontribusi yang sesuai dengan
1
2
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
bidangnya untuk keberlangsungan bisnis. Dalam industri Batubara
logistik dapat berupa berupa kebutuhan sumberdaya, baik manusia
ataupun alat yang diperlukan. Sumberdaya yang ada haruslah
optimal agar menghasilkan produk yang optimal. Seperti halnya
produktivitas alat, dicari untuk menentukan berapa alat yang
dibutuhkan, jenisnya dan untuk berapa lama guna menentukan
biaya yang dibutuhkan. Kontrol pada perencanaan produksi
(supply) dan rencana penjualan harus dilakukan guna mendapatkan
hasil yang sesuai. Hasil yang belum atau tidak optimal tidak
didasarkan pada rencana diawal, melainkan terdapat suatu hal yang
menyebabkan hasil tersebut tidak optimal. Keoptimalan suatu alat
dapat diatasi secara teknis, seperti alat gali dan muat (backhoe)
yang dapat dioptimalkan melalui skill operator, metode pemuatan
dan sudut pada letak material dan alat angkut. Keoptimalan alat
gali dan muat, berpengaruh terhadap target produksi dan biaya
yang harus dikeluarkan.
Pada era modern ini, menentukan nilai produktivitas dan
jumlah alat dapat menggunakan program Talpac. Maka analisa
teknis alat gali dan muat (backhoe) perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah kinerja dan metode teknis pada alat sudah
optimal atau belum. Konsep pada sistem logistik sendiri adalah
bagaimana sumberdaya dapat menyediakan produk yang tepat,
pada tempat yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
Oleh karena itu, kajian teknis mengenai optimalisasi alat
gali dan muat harus dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pada
sumberdaya pada masa lalu dan untuk mengoptimalkan kinerja
pada sumberdaya pada masa mendatang.
1.2. Identifikasi Masalah
Kajian teknis alat gali dan muat merupakan masalah yang
luas dan memiliki banyak peran yang harus diidentifikasi. Maka
berikut masalah yang dapat di identifikasi, antara lain :
3
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
1. Apakah PT. Internasional Prima Coal merencanakan metode
teknis alat gali dan muat serta biayanya?
2. Apa saja parameter yang harus diperhatikan dalam
menentukan metode teknis alat gali dan muat pada PT.
Internasional Prima Coal ?
3. Apakah PT. Internasional Prima Coal sudah melakukan
evaluasi pada alat gali dan muat pada tahun sebelumnya?
4. Apakah PT. Internasional Prima Coal meggunakan Talpac
untuk mensimulasikan removal overburden pada PIT C?
5. Biaya apakah yang menjadi main cost pada PT. Internasional
Prima Coal? Apakah biaya alat gali dan muat?
6. Apakah produksi yang dilakukan PT. Internasional Prima Coal
sudah optimal dari segi produktivitas dan cost-nya terhadap
proses removal overburden?
7. Apakah yang menyebabkan tidak optimalnya alat gali dan
muat berproduksi pada PT. Internasional Prima Coal?
8. Upaya apa yang dilakukan untuk menjaga kinerja alat gali dan
muat tetap terjaga baik/optimal dari PT. Internasional Prima
Coal?
1.3. Batasan Masalah
Dari permasalahan yang dapat diidentifikasi diatas
sangatlah kompleks, oleh karena itu penulis membatasi masalah
yang akan dibahas akan dipersempit menjadi :
1. Penelitian ini dilakukan pada lokasi penambangan Batubara Pit
C PT. Internasional Prima Coal pada bulan Juli-Agustus tahun
2018.
2. Mengaplikasikan Talpac pada studi produktivitas alat gali dan
muat Pit C PT. Internasional Prima Coal untuk
mensimulasikan nilai produktivitasnya.
3. Alat gali dan muat yang diteliti adalah Volvo EC 480 D dan
Hitachi Zaxis 470 LC.
4
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
4. Menghitung nilai produktivitas alat gali dan muat (bcm/jam)
secara teoritis.
5. Perbandingan antara produktivitas hasil talpac dan perhitungan
teoritis serta menganalisa penggunaan biaya bahan bakarnya
(liter/jam).
6. Nilai data shift kerja, kapasitas bucket actual, grade jalan, jarak
angkut, deskripsi material overburden, dan jumlah pemakaian
bahan bakar telah ditetapkan oleh PT. Internasional Prima
Coal.
7. Pengambilan data primer dilapangan diambil hanya pada shift
kerja 1 atau siang.
8. Menganalisa produktivitas alat gali muat berdasarkan metode
pemuatan berdasarkan posisi alat gali muat dan alat angkut.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian dari “studi produktivitas alat
gali muat berdasarkan specific swing angle : studi kasus pit c pt.
INTERNASIONAL prima coal samarinda, kalimantan timur”
adalah :
1. Mengaplikasikan Talpac guna menentukan nilai produktivitas
pada alat gali dan muat yang digunakan PT. Internasional Prima
Coal
2. Mengetahui secara teknis proses metode gali dan muat di Pit C
PT. International Prima Coal apakah sudah optimal dari segi
produksi dan cost-nya utuk overburden removal.
3. Mengetahui metode gali dan muat yang optimal.
4. Mengetahui pengaruh Metode pemuatan dan Angle of swing
pada nilai tertentu terhadap produktivitas alat gali dan muat.
5. Mengetahui biaya bahan bakar pada metode gali-muat dan
Angle of swing, serta besaran material yang dipindahkan per liter
konsumsi bahan bakarnya.
5
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan bagi PT. Internasional Prima Coal dalam mengoptimalkan
peran logistik yang ada, baik produktivitas alat gali, muat, dan
angkut, manajemen alat, kondisi jalan, dan waktu kerja. Sehingga
menghasilkan efisiensi alat dan keekonomisan biaya. Hasil
penelitian merupakan satu bentuk sumbangan dedikasi kepada
lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan
sumberdaya manusia khususnya di Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta.
6
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Internasional Prima Coal yang
bergerak dibidang pertambangan Batubara yang terletak di
Bantuas, Kalimantan Timur, dengan luas kuasa penambangan (KP)
seluas 3.238 hektar. PT Internasional Prima Coal didirikan secara
akta nomor 7 tanggal 8 September 2005. Lokasi penambangan
berada di Kelurahan Bantuas, Kecamatan Palaran Kotamadya
Samarinda Kalimantan Timur. Berjarak + 32 Km sebelah Selatan
dari Kota Samarinda. Lokasi IUP IPC terletak sekitar 12 km
diselatan Kota Samarinda. Secara geografis di batasi oleh garis
koordinat 0038’20” – 0043’00” LS dan 11707’50” – 11711’30”
BT. Peta Lokasi PT.
PT Internasional Prima Coal didirikan secara akta nomor 7
tanggal 8 September 2005 serta mendapatkan izin eksplorasi untuk
jangka waktu 10 tahun, terhitung sejak 22 November 2006 dan
dapat diperpanjang untuk 10 tahun berikutnya. Saat ini PT.
Internasional Prima Coal memiliki 3 site Pit Yaitu Eagle 1, Eagle 2
dan Eagle 3. Pada Eagle 1 dan Eagle 2 proses penambangan
dipercayakan kepada kontraktor PT. Talatah Madhani Nusantara.
Sedangkan untuk Eagle 2 dikerjakan sendiri atau swakelola oleh
PT. Internasional Prima Coal, dengan alat gali muat dan angkut
menyewa pada kontraktor. Peta lokasi PT. Internasional Prima Coal
dapat dilihat pada gambar 2.1 pada halaman 7.
6
7
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.1. Lokasi PT. Internasional Prima Coal (sumber : annual
report 2017 PT golden eagle)
PT. Internasional Prima Coal adalah anak perusahaan dari
gabungan dua perusahaan, yaitu PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan
PT Mega Raya Kusuma. Pada tanggal 19 September 2008 terjadi
perubahan akta nomor 9, yang menyatakan penyertaan PT Bukit
Asam (Persero) Tbk sebesar 51% dan PT Mega Raya Kusuma
sebesar 49%. PT Mega Raya Kusuma merupakan perusahaan yang
dikuasi oleh PT Rajawali Corpora.
Kalimantan Timur Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalsel Coal mine
Pit Eagle 1
Pit Eagle 2
Pit Eagle 3
Hauling Road
Port
1 2
3
4
4
1
2
3
8
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.2. Struktur Grup Perusahaan PT. Golden Eagle
PT Internasional Prima Coal pada tahun 2010 mendapatkan
Persetujuan Penyesuaian KP Eksploitasi Menjadi IUP Operasi
Produksi yang dikeluarkan oleh walikota Samarinda SK
545/375/HK-KS/VII/2010. PT Internasional Prima Coal
melakukan kerjasama dengan dua perusahaan kontraktor yaitu, PT
Madhani Talatah Nusantara dan PT Angkasa Sakti. Pada saat ini
PT Internasional Prima Coal memiliki 3 Pit yakni Eagle 1(2 panel
aktif 1 dan 16), Eagle 2 (Pit C), dan Eagle 3.
2.2. Lokasi Kesampaian Daerah
Kantor pusat PT Internasional Prima Coal berlokasi di Kota
Samarinda Jalan Gunung Merapi, Kalimantan Timur. Lokasi site
penambangan berada di Kelurahan Bantuas, Kecamatan Palaran
Kotamadya Samarinda Kalimantan Timur. Daerah studi dapat
dicapai melalui rute sebagai berikut :
Rajawali Group Public
83,65 16,35
PT. Golden Eagle Energy Tbk
99,125 0,875
99,64
PT Rajawali
Resources
61% 85%
80%
49%
34,17 34,17%
PT Naga Mas
Makmur Jaya
PT Megah Raya
Kusuma
PT Triaryani PT Prima Buana
Karunia PT Internasional
Prima Coal
PT Mitra Hasrat
Bersama PT Tabalong
Prima Resources
9
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
1. Jakarta - Balikpapan
Perjalanan Jakarta menuju kota Balikpapan melalui jalur udara
dengan menggunakan pesawat ± waktu tempuh selama 2 jam.
2. Balikpapan - Samarinda
Dari Kota Balikpapan menuju Samarinda dapat ditempuh
dengan jalan darat dengan mobil sejauh ± 111 KM. Kondisi
jalan beraspal dan dapat ditempuh dengan waktu 2.5 – 3 jam.
3. Samarinda – Bantuas (front tambang)
Lokasi IUP terletak ± 30 KM dari kota Samarinda, dan dapat
ditempuh dengan jalur darat selama 30-45 menit. Kondisi jalan
cukup baik hanya pada ruas jalan tertentu rusak terutama pada
musim hujan menjadi licin dan tergenang air.
4. Menuju Eagle 2 Pit C PT. Internasional Prima Coal
Sesampainya di Bentuas, perjalanan dilanjutkan dengan menaiki
LV selama ± 15 menit meuju front tambang.
2.3. Iklim dan Curah Hujan
Lokasi penambangan PT Internasional Prima Coal berada
dalam iklim tropis, dengan suhu rata-rata 200-300 C, dengan dua
kali pergantian musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Berdasarkan data perkiraan curah hujan PT. Internasional Prima
Coal pada bulan Juli-Agustus, maka hujan pada bulan Juli
diperkirakan curah hujan sebanyak 67.6 mm/bulan dengan
perkiraan jam hujan selama 54.47 jam. Pada kenyataanya pada
bulan Juli hujan turun selama 56.5 jam untuk di Pit C dan 82.6 jam
pada jalan angkut unttk dapat beroperasi kembali. Pada bulan
Agustus diperkirakan curah hujan sebanyak 94.6 mm/bulan dengan
perkiraan jam hujan selama 45.30 jam. Pada kenyataanya pada
bulan Juli hujan turun selama 19.8 jam untuk di Pit C dan 40 jam
pada jalan angkut unttk dapat beroperasi kembali. Curah hujan
pada bulan agustus memang lebih besar dibandingkan bulan Juli,
namun rutinitas hujan pada bulan Agustus tergolong singkat.
10
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
2.4. Geologi Regional
Kerangka tektonik Kalimantan Timur selain dipengaruhi
oleh perkembangan tektonik regional yang melibatkan interaksi
Lempeng Pasifik, Hindia-Australia dan Eurasia, juga dipengaruhi
oleh tektonik regional di bagian Asia Tenggara. (Biantoro,
E.,1992). Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan tersier
yang terbesar di Indonesia, luasnya 165.000 km2 dan
kedalamannya kurang lebih mencapai 14.000 m. Di bagian utara,
(dapat dilihat pada gambar 2.3) Cekungan Kutai dibatasi oleh Sesar
Sangkulirang dan Sesar Bengalon serta di bagian selatan oleh Sesar
Adang.
Gambar 2.3. Batas Regional Cekungan Kutai (Ken Mcclay, Tim
Dooley, Angus Ferguson and Joseph Poblet, 2000)
2.5. Morfologi dan Stratigrafi Regional
Secara regional daerah penelitian termasuk kedalam
Cekungan Kutai, yang dikenal sebagai cekungan yang kaya akan
11
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
minyak, gas dan Batubara. Cekungan Kutai merupakan cekungan
yang luas, aktivitas sedimentasinya berlangsung sejak masa eosen
hingga miosen tengah. Berdasarkan konsep tektonik lempeng
(Katili, 1978 dan Situmorang, 1982) cekungan kutai terbentuk
akibat adanya proses peregangan terhadap lempeng Mikro Sunda
Kalimantan. Kondisi geologi daerah penelitian terdiri atas
perbukitan yang bergelombang halus di bagian selatan dan timur
(daerah penambangan pit Eagle 1 dan Eagle 2). Perbukitan yang
bergelombang kasar di bagian barat dan utara.
Gambar 2.4. Kenampakan topografi daerah penambangan Eagle 2
Pit C PT. Internasional Prima Coal.
Sedimen Tersier yang diendapkan di Cekungan Kutai di
bagian timur sangat tebal dengan fasies pengendapan yang berbeda
- beda dan memperlihatkan siklus genang-susut laut (transgresi –
regresi) seperti halnya cekungan – cekungan lain di bagian barat
Indonesia. Urutan transgresi ditemukan sepanjang daerah tepi
cekungan berupa lapisan klastik berbutir kasar yang bercampur
dengan lempung laut dalam, juga paparan karbonat. Pengendapan
pada lingkungan laut terus berlangsung hingga Oligosen dan
menandakan periode genang laut maksimum. Secara umum
12
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
dijumpai lapisan turbidit berselingan dengan serpih laut dalam dan
Batu Gamping terumbu ditemukan secara lokal dalam Formasi
Antan. Urutan regresif di Cekungan Kutai mencakup lapisan
klastik delta hingga paralik yang banyak mengandung lapisan-
lapisan Batubara dan lignit sehingga membentuk kompleks
endapan delta. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar
Samarinda (Supriatna dan E. Rustandi 1995) membagi satuan
litostratigrafi daerah penelitian menjadi 6 formasi dengan urutan
dari yang tua ke muda yaitu :
1. Formasi Pamaluan
Formasi ini terdiri dari Batu Pasir kuarsa sebagai batuan
utama, warna kelabu kehitaman – coklat, butir halus –
sedang, karbonatan dan gampingan dengan sisipan Batu
Lempung, serpih, Batu Lanau dan lensa – lensa Batu
Gamping. Setempat dijumpai struktur sedimen silang siur
dan perlapisan sejajar. Umur formasi ini adalah Miosen
Awal. Ketebalan formasi ini sekitar 3000 m dan merupakan
formasi paling bawah yang tersingkap pada lembar
Samarinda.
2. Formasi Bebulu
Formasi ini terdiri dari Batu Gamping terumbu dengan
sisipan Batu Gamping pasiran dan serpih. Serpih berwarna
kelabu kecoklatan berselingan dengan Batu Pasir halus
kelabu tua. Setempat Batu Gamping menghablur dan
terkekarkan dengan bentuk tak beraturan. Umur Formasi ini
adalah Miosen Awal – Miosen Tengah, dengan lingkungan
pengendapan laut dangkal. Ketebalan formasi sekitar 2000
meter.
3. Formasi Pulau Balang (Tmp)
Formasi Pulaubalang merupakan perselingan antara
greywacke dan Batu Pasir kuarsa dengan sisipan Batu
Lempung, Batu Gamping, tufa dasit dan Batubara. Umur
13
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Formasi ini adalah Miosen Tengah, dengan lingkungan
pengendapan laut dangkal. Ketebalan formasi sekitar 2750
m. (letak lapisan dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini)
4. Formasi Balikpapan (Tmbp)
Formasi initerdiri dari Batu Pasir kuarsa, Batu Lempung
dengan sisipan serpih, Batu Gamping, Batu Lanau, dan
Batubara. Batu Pasir Gampingan mengandung foraminifera
kecil, disisipi lapisan tipis karbon. Lempung, setempat
mengandung sisa – sisa tumbuhan dan oksida besi mengisi
rekahan – rekahan setempat mengandung lensa – lensa Batu
Pasir gampingan Umur Formasi ini adalah Miosen Akhir
bagian bawah – Miosen Tengah bagian atas, dengan
ketebalan berkisar 1000 - 3000 m. Formasi ini terbentuk
dalam lingkungan pengendapan paras delta hingga dataran
delta.
Gambar 2.5. Peta Geologi PT Internasional Prima Coal
(Sumber: Data Geologi PT. Internasional Prima Coal)
Blok 1
1542 ha
Blok 2
1300 ha
Blok 3
396 ha
PT. Internasional Prima Coal
14
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
5. Formasi Kampungbaru (Tpkp)
Formasi ini terdiri dari Batu Pasir kuarsa dengan sisipan
Batu Lempung, serpih, Lanau, Konglomerat dengan
komponen kuarsa, kalsedon, serpih dan lempung, aneka
bahan: Lignit (tebal 1-2m), gambut dan oksida besi. Umur
Formasi ini adalah Pliosen, dengan ketebalan formasi ± 250
– 900 m dan diendapkan pada lingkungan pengendapan
delta. (letak lapisan dapat dilihat pada gambar 2.5
dihalaman sebelumnya).
6. Endapan Aluvial ,
Endapan ini terdiri dari kerikil, pasir dan lumpur yang
terendapkan dalam lingkungan sungai, rawa, delta dan
pantai.
Gambar 2.6. Kolom stratigrafi regional daerah Samarinda dan
sekitarnya (S.Supriatna dan E. Rustandi, 1995).
2.6. Geologi Daerah Penelitian
Kondisi geologi daerah penlitian merupakan daerah lipatan
kompleks yang terjadi pada Cekungan Kutai disebabkan oleh
adanya proses gelinciran akibat gaya gravitasi (gravity sliding)
pada batuan dasar yang mempunyai plastisitas tinggi akibat adanya
pengangkatan Tinggian Kuching selama jaman Tersier (Ott, 1987
op. Cit. Darman & sidi, 2000).
15
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
2.6.1. Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang di dalam
Cekungan Kutai adalah lipatan dan sesar. Batuan tua seperti
Formasi Pamaluan, Formasi Pulau Balang dan Formasi
Bebuluh umumnya terlipat cukup kuat dengan kemiringan
sekitar 40o, tetapi ada juga yang mencapai 750. Sedangkan
batuan yang berumur lebih muda seperti Formasi
Balikpapan dan Formasi Kampung Baru pada umumnya
terlipat lemah, namun di beberapa tempat dekat zona sesar
ada yang terlipat kuat. Di daerah ini terdapat 3 (tiga) jenis
sesar, yaitu : sesar naik, sesar turun dan sesar mendatar.
Sesar naik diduga terjadi pada Miosen akhir yang kemudian
terpotong oleh sesar mendatar yang terjadi kemudian.
Sedangkan sesar turun terjadi pada kala Pliosen
(S.Supriatna, Sukardi dan E. Rustandi, 1995).
2.6.2. Statigrafi Daerah Penelitian
Pada peta geologi lembar Samarinda skala 1 :
250.000 (S.Supriatna, Sukardi dan E.Rustandi, 1995),
stratigrafi daerah penelitian termasuk ke dalam Formasi
Balikpapan sebagai formasi pembawa Batubara (coal
bearing formation). Berdasarkan kesamaan ciri litologi dan
dominasinya secara horizontal maupun vertikal, pada
daerah penelitian terdapat 3 (tiga) satuan batuan, yaitu :
1. Satuan Batu Lempung Balikpapan
Pola sebaran satuan batuan ini membentuk pola
lengkung di bagian selatan satuan Batu Lanau
Balikpapan dan lateral di bagian utara satuan Batu Pasir
Balikpapan. Secara morfologi, satuan ini menempati
bentuk lahan perbukitan antiklin menunjam berlereng
landai - curam. Ciri litologi satuan ini adalah Batu
Lempung dengan sisipan Batu Pasir, Batu Lanau dan
Batubara, yang dapat disebandingkan dengan Formasi
16
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Balikpapan (S.Supriatna dan E.Rustandi, 1995). Batu
Lempung, berwarna abu-abu sampai abu-abu
kehitaman, masif, umumnya mengandung karbon dan
yang berada di dekat Batubara mempunyai struktur
menyerpih dan mengandung pita – pita Batubara (coal
strings). Batu Pasir: warna coklat keputihan, masif dan
ukuran butir pasir halus – kasar. Batubara : warna
hitam, mengkilap, banded, brittle serta roof dan floor
pada beberapa tempat berupa serpih karbonan.
2. Satuan Batu Lanau Balikpapan
Satuan batuan ini terdapat pada bagian selatan
satuan Batu Pasir Balikpapan dan menempati bentuk
lahan perbukitan antiklin menunjam berlereng landai -
curam. Singkapan segar terutama dijumpai pada
alur - alur sungai, lereng bukit dan beberapa bagian
jalan sepanjang daerah penelitian. Ciri litologi
satuan ini adalah Batu Lanau dengan sisipan Batu
Pasir, Batu Lempung dan Batubara, yang dapat
disebandingkan dengan Formasi Balikpapan
(S.Supriatna dan E.Rustandi, 1995). Batu Lanau:
berwarna abu – abu hingga abu – abu kehitaman,
masif, bagian di dekat Batubara mengandung nodul
oksida besi. Batu Pasir: warna putih kecoklatan
(lapuk), masif, ukuran butir pasir halus-sedang,
subrounded – rounded, kekompakan sedang, setempat
mengandung nodul oksida besi dan dibeberapa
tempat mengandung pita – pita Batubara (coal
strings).
3. Satuan Batu Pasir Balikpapan
Pola sebaran satuan ini membentuk pola
melengkung yang berada di bagian selatan satuan Batu
Lempung Balikpapan dan bagian utara dari satuan Batu
17
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lanau Balikpapan. Satuan ini secara morfologi
menempati bentuk lahan dataran dan perbukitan
antiklin menunjam berlereng landai - curam. Singkapan
segar terutama dijumpai pada alur - alur sungai, lereng
bukit dan beberapa bagian jalan sepanjang daerah
telitian. Pola sebaran vertikal satuan ini dicirikan
oleh litologi : Batu Pasir kuarsa dengan sisipan Batu
Lanau, Batu Lempung dan Batubara yang dapat
disebandingkan dengan Formasi Balikpapan bagian
bawah (S.Supriatna dan E.Rustandi, 1995). Batu
Pasir, warna putih kecoklatan (lapuk: coklat
kemerahan), ukuran butir pasir halus – kerikil, matrik
kuarsa, semen silika, struktur masif, perlapisan, graded
bedding dan silang-siur serta dibeberapa tempat
mengandung oksida besi dengan sisipan Batubara
(kilap kusam). Batubara : warna hitam, kilap kusam,
pecahan uneven, brittle, setempat mengandung resin
serta roof dan floor pada beberapa tempat berupa
lanau karbonan.
2.7. Pola Penyebaran
Struktur geologi di PT Internasional Prima Coal memiliki
antiklin dan sesar yang mempengaruhi lapisan Batubara. Secara
umum lapisan Batubara pada pit Eagle 3 memiliki arah strike
berkisar antara N 150° E – N 220° E dengan kemiringan (dip)
antara 60° - 85°. Sedangkan pada pit Eagle 1 dan Eage 2 lapisan
Batubara secara umum memiliki strike antara N 10° E – N 45° E
dengan kemiringan antara 50° - 88°. Dengan ketebalan Batubara
yang mineable pada eagle 1 berkisar antara 1.5 – 30 m, pada eagle
2 berkisar anatara 1.5 – 12 m, dan pada eagle 3 berkisar antara 1.5
– 7 m. Pola ini didapat dari hasil pengeboran yang dilakukan PT.
Internasional Prima Coal, hingga saat ini pihak perusahaan terus
18
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
melakukan eksplorasi lanjutan guna menambah cadangan yang
dimiliki agar umur tambang terus bertambah.
2.8. Penambangan Batubara
Metoda penambangan yang digunakan adalah metoda
tambang terbuka (open mine) dengan berpedoman pada nisbah
pengupasan ekonomi (break even striping ratio) dengan
mengunakan alat mekanis shovel & truck. Kegiatan penambangan
pada PT. Internasional Prima Coal meliputi perintisan dan
pembersihan lahan, pengupasan tanah penutup, penggalian,
pemuatan dan pengangkutan Batubara dan daerah yang telah
ditambang dijadikan disposal area yang nantinya akan direklamasi.
Penambangan PT. Internasional Prima Coal sendiri terbagi menjadi
3 Pit (Eagle 1, Eagle 2, dan Eagle 3) yang dikelola dan ditambang
oleh kontraktor dan perusahaan. Saat ini Pit Eagle 1 dan 3
dikerjakan penambangannya oleh PT. Madhani Talatah Nusantara
hingga proses reklamasinya. Berikut layout gambaran pekerjaan
tambang pada PT. Internasional Prima Coal :
Gambar 2.7. Alur penambangan (sumber : PT. Internasional Prima
Coal)
Clearing & Stripping
Reclamation
Mining
Haulage to Stockyard
Haulage to Stockpile/port
Land Preparation
19
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
2.8.1. Clearing dan Striping
Clearing merupakan rangkaian pekerjaan yang
dilakukan untuk meratakan, membersihkan lahan,
membuat jalan untuk dilalui alat-alat mekanis untuk
melakukan Striping. Pengupasan tanah penutup yang
dimaksudkan untuk mengeluarkan tanah penutup agar
Batubara mudah ditambang. Tanah penutup terdiri dari top
soil dan overburden. Top soil yaitu tanah yang terletak di
bagian atas yang banyak mengandung unsur hara yang
diperlukan tanaman (humus). Sedangkan overburden
adalah tanah penutup yang kurang/tidak mengandung
humus yang dapat berupa batuan. Alat yang digunakan
pada pekerjaan ini adalah Bulldozer, Excavator dan Dump
Truck. Penanganan Tanah Pucuk
2.8.2. Pengupasan Overburden
Pengupasan overburden menerapkan sistem back
filling digging method, yaitu tanah penutup dibuang ke
lokasi bekas tambang. Pengupasan overburden sekaligus
membuat jenjang (benching) yang nantinya akan digunakan
untuk hauling overburden ataupun hauling Batubara ke
pelabuhan.
2.9. Karakterisitik Material
Batu Pasir adalah suatu batuan sedimen clastic yang dimana
partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir.
Kebanyakan Batu Pasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa
oleh bergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di
suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh
tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batu Batu Pasir tersebut.
Batu Pasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa
adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju
arus. (prtrolab UPN-tripod.com di akses pada 23/04/2019).
20
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
2.9.1. Klasifikasi material
Material yang akan digali dan ditangani adalah tanah
atau batuan, maka harus diketahui tentang mudah atau
tidaknya material tersebut digali dan ditangani.
Penggolongan material berdasarkan atas kemudahannya
digali ada empat macam, seperti di bawah ini (Lusitania,
2015) :
1. Soft atau easy digging : tanah, pasir.
2. Medium hard digging : clay.
3. Hard digging : shale, compacted material.
4. Very hard digging atau rock : material yang
memerlukan peledakan sebelum dapat digali, misalnya
andesit, batu gamping koral.
2.9.2. Densitas Material
Densitas merupakan sifat fisis yang menggam-barkan
kerapatan ikatan material-material penyusun batuan.
Tingkat densitas batuan dipengaruhi oleh jenis dan jumlah
mineral serta persentasenya, porositas batuan, dan fluida
pengisi rongga. Densitas batuan meliputi densitas asli
(natural density) yaitu densitas batuan dalam keadaan
aslinya, densitas kering (dry density) yaitu densitas batuan
dalam keadaan susut setelah batuan dipanaskan, dan
densitas jenuh (saturated density) yaitu densitas batuan
dalam keadaan jenuh setelah batuan dijenuhkan dalam suatu
fluida (M. Ridha, 2006).
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara
volume ruang yang terdapat diantara serbuk yang berupa
poripori (ruang diantara serbuk yang selalu terisi oleh fluida
seperti udara, minyak atau gas bumi) terhadap volume
serbuk secara keseluruhan (Das B.M 1990). Nilai densitas
pada material yang terdapat di Pit C PT. IPC adalah,
21
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
sandstone sebesar 2,10 t/cum dan campuran clay (20%) &
sandstone (80%) sebesar 2,14 t/cum. (PT. IPC, 2018).
2.9.3. Swell Factor
Swell adalah persentasi pengembangan volume
material yang telah digali dari keadaan aslinya. Saat digali,
material akan menjadi loose dan terbentuk rongga-rongga
di antara material, maka akan menyebabkan perubahan
volume dalam keadaan berat yang sama.
Swell factor (faktor pengambangan) merupakan
perbandingan antara material insitu (belum digali = BCM)
dengan material dalam keadaam loose (setelah digali =
LCM). Besarnya swell faktor dapat dihitung dengan
persamaan (Andi Tenriajeng, 2003):
Swell Factor = 𝑉 𝑢𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏
𝑉 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 X 100% ………………………(1)
2.10. Pengupasan Overburden
Dalam produksi Batubara terdapat banyak metode untuk
melakukan penambangannya, seperti halnya menggunakan
underground mine atau open mine. Pada setiap metode memilki
kelebihan dan kekurangannya dan memiliki pertimbangan tertentu.
Underground mine diterapkan pada kondisi Striping Ratio (SR)
besar sehingga tidak ekonomis untuk dilakukan penambangan
secara open mine, untuk produksinya tidak dapat lebih besar pada
tambang terbuka karena keterbatasan ruang untuk mobilitas alat
mekanis, dan membutuhkan lebih banyak biaya karena penggunaan
lebih banyak perangkat pendukung seperti lampu, penyangga dan
ventilasi udara. Open mine dilakukan pada saat Striping Ratio (SR)
ekonomis yakni perbandingan biaya untuk memindahkan tanah
penutup (overburden) guna mendapatkan ton Batubara.
Pada umumnya tahapan penambangan untuk bawah tanah dan
tambang terbuka adalah sama. Pada kegiatan operasional
22
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
penambangan meliputi kegiatan land clearing, OB removal,
pemuatan dan pengankutan. Dalam produksi sangat dipengaruhi
oleh striping ratio untuk mengetahui target ton Batubara yang
didapat dan target volume overburden yang harus dibuang, jenis
dan kebutuhan alat kerja mekanis, serta perhitungan produksi
berdasarkan jam kerja.
2.11. Efisiensi Kerja Optimum
Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif
dengan waktu kerja yang tersedia (Yanto Indonesianto, 2015).
Sebagian besar nilai dari dari efisiensi kerja diarahkan kepada
operator. Sehingga pengaruh pada manusia tersebut/operator
merupakan faktor utama bagi nilai efisien suatu alat bekerja. Nilai
tersebut sulit untuk ditentukan secara tepat, karena perilaku
manusia dalam bekerja selalu berubah-ubah dari hari ke hari
bahkan dari jam ke jam. Tergantung dari bagaimana keadaan
cuaca, keadaan alat, suasana kerja, bahkan suasana hati sang
operator. Terkadang untuk meningkatkan ke efisienan bekerja perlu
adanya suatu perangsan dalam bentuk upah tambahan atau bonus
dari perusahaan, dengan harapan dapat memperkuat semangat
bekerja operator.
Nilai efisien kerja operator yang mewakili perlu diberikan
batas-batas pekerjaan dan semua itu harus dipahami oleh seluruh
jajaran karyawan operasional maupun mekanik alat. Berikut tabel
yang dapat digunakan sebagai acuan untuk memberikan batasan
anatara pekerjaan operasional dan mekanik alat. Tabel ini dapat
disesuaian mengenai definisi waktu tertunda, terhenti dan
sebagainya (Tabel Parameter pengukur efisiensi kerja dapat dilihat
pada halaman 23).
Tabel 2.1. Parameter pengukur efisiensi kerja
23
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Terjadwal (S)
Tersedia (A) Perawatan (M)
Kerja
(W) Tertunda (D) Terhenti (I)
Perbaikan
Mendadak
(UM)
Perawatan
Terjadwal
(SM)
Kerja
Lancar
*Mengisi
BBM
*Diminta
Standby
*Waktu
Perbaikan
*Waktu
Perbaikan
*Mengatur
Alat Berat
*Pergantian
shift kerja
*Menunggu
Suku
Cadang
*Menunggu
Suku Cadang *Tunggu Alat *Istirahat
sebelum
waktunya *Inspeksi *DLL *DLL
*Pelumasan *Hujan
*Manuver Alat *DLL
*Pemanasan
Alat
*DLL
(sumber : help tools Talpac 10.2)
Dari tabel diatas, dapat diukur tingkat efisiensi kerja operator yang
lebih teliti karena pengelompokan penyebab alat berhenti dibuat
empat ukuran efisiensi menggunakan data waktu sebagai berikut
(Anonim, 2005):
1. Efektifitas (jam kerja efektif selama waktu yang disediakan
untuk operasi) persamaannya adalah :
𝐸 =𝑊
𝑂 𝑥 100 %
E = Efektifitas (%)
W = Waktu kerja (Jam)
O = Waktu kerja + Tertunda (Jam)
2. Ketersediaan fisik (ukuran ketersediaan fisik suatu alat untuk
beroperasi) persamaannya adalah :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
24
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
𝑃𝐴 =𝐴
𝑆 𝑥 100 %
PA = Ketersediaan fisik (%)
A = Waktu Tersedia (Jam)
S = Total waktu tersedia (Jam)
3. Utilitas (Tidak beroperasi alat yang sehat dikarenakan suatu
kondisi yang tidak memungkinkan alat bekerja, seperti hujan)
persamaannya adalah :
𝑈 =𝑂
𝐴 𝑥 100 %
U = Utilitas (%)
O = Waktu kerja + Tertunda (Jam)
A = Waktu Tersedia (Jam)
4. Mechanical Avaibility (cara untuk mengetahui kondisi
mekanis yang sebenarnya dari alat yang sedang dipergunakan)
persamaannya adalah :
𝑀𝐴 =𝑂
𝑂 + 𝑀 𝑥 100 %
MA = Mechanical Avaibility (%)
O = Waktu kerja + Tertunda (Jam)
M = Waktu rusak (Jam)
Berdasarkan empat ukuran efisiensi diatas maka dapat ditentukan
efisiensi kerja optimum dengan persamaan sebagai berikut :
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐸 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈 𝑥 𝑀𝐴
E = Efektifitas (%)
PA = Ketersediaan fisik (%)
U = Utilitas (%)
MA = Mechanical Avaibility (%)
Setelah efisiensi kerja didapatkan maka dapat dikorelasikan dengan
tabel dibawah ini, termasuk golongan kerja sangat baik, baik, atau
kurang baik. Dapat disimpulkan pengertian pada efisiensi kerja
optimum adalah ekspresi dari kinerja alat maupun operatornya, perlu
. . . . . . . . . . . . 6
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
25
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
adanya perhatian khusus terhadap alat dan operator dalam
meningkatkan produksi Batubara.
Tabel 2.2. Golongan efisiensi kerja
Efisiensi kerja
optimum Menit kerja efektif perjam Golongan
> 83 % > 50 menit/jam Baik
75 % - 83 % 45 menit/jam - 50
menit/jam Rata-rata
67 % - 75 % 40 menit/jam – 45
menit/jam kurang baik
< 67% < 40 menit/jam Buruk
2.12. Alat Gali dan Muat
Peratalan penambangan utamanya adalah alat gali, muat dan
angkut. Peralatan gali dan muat digunakan untuk menggali material
penutup (overburden) dan material berharga/Batubara. Peralatan
mekanis ini digunakan untuk menggali dan memuat material ke
atas alat angkut, sebelumnya material telah mengalami
penggemburan dengan bulldozer atau biasa dikenal dengan proses
(ripping). Kebutuhan akan jenis alat gali dan muat ini bergantung
pada kondisi lapangan dan target produksi yang ingin dicapai.
Pemilihan alat muat dan alat angkut haruslah yang
ekonomis dan tepat agar sesuai dengan keadaan operasional
dilapangan, sehingga peambangan berjalan lancer dan optimal.
Menurut Hartman 1987 untuk menentukan alat yang sesuai dapat
dilihat berdasarkan table kelebihan dan kekuragan seperti berikut
(dapat dilihat pada tabel 3 halaman 26).
Tabel 2.3. Faktor pemilihan alat
(sumber: handbook komatsu edisi 31, 2013)
26
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Alat Kelebihan Kekurangan
Shovel/Bac
khoe
1. Biaya/modal
lebih rendah
per m3 dari
kapasitas
bucket.
2. Hasil gali
ledakan yang
buruk/keras
dapat dibuat
menjadi
material yang
halus
3. Dapat
menangani
jarak dengan
baik
1. Lebih banyak
kerusakan
Batubara dapat
menghasilkan
recovery yang
rendah.
2. Rentan terhadap
tanah
3. Tidak mudah
untuk dipindahkan
Truck 1. Mudah dalam
berpindah
bermanuver
2. Dapat
mengangkut
material berat
dan keras
3. Dapat
menanjak
dimedan terjal
1. Membutuhkan
jalan angkut yang
baik
2. Dalam cuaca buruk
kecepatan mejadi
lambat.
3. Biaya operasi
tinggi.
Dozer 1. Mudah
bergerak dan
berpindah
2. Menghasilkan
material yang
1. Terbatas hanya
untuk jarak pendek
2. Discontinuous
3. Nilai output
rendah.
27
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
baik
3. Dapat
menghadapi
medan kasar
(sumber : Hartman, 1987)
2.12.1. Jenis alat gali dan muat
1. Power shovel
Alat mekanis ini memiliki sekop besar yang
mekanis yang digerakkan oleh mesin uap, diesel ataupun
listrik. Dalam melakukan pekerjaannya (beroperasi)
sudut boom-nya (boom angle) yaitu sudut yang dibuat
antara boom dengan bidang datar menyudut sebesar 450,
pekerjaan yang dilakukan dapat sebagai alat gali
(utamanya) maupun utamanya alat muat.
Ukuran besar/kecilnya suatu Power shovel
ditunjukkan oleh ukuran dipper yang dinyatakan dalam
cu yd (cubic yard). Besar/kecilnya Power shovel yang
akan dipergunakan pada suatu pekerjaan, pemindahan
tanah mekanis atau pada suatu kegiatan pertambangan
juga bergantung dan ditentukan oleh ukuran kapasitas
bak truck, apabila kapasitas bak truck kecil, misalnya
truck 3 cu yd maka lebih baik memakai power shovel ¾
cu yd dibanding power shovel 1 ½ cu yd. Sebaliknya bila
dipergunakan truck 15 cu yd maka power shovel yang
dipergunakan adalah yang berukuran dipper 2 ½ cu yd
(yang demikian ini, apabila power shovel berfungsi
utamanya sebagai alat muat). Selain ukuran bak
penentuan ukuran juga ditentukan apabila power shovel
utamanya berfungsi sebagai alat gali dan hasil galiannya
kemudian dimuatkan ke bak truck, maka untuk
penggalian pada material keras, sebaiknya dipilih power
28
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
shovel berukuran besar, begitu pula sebaliknya. Berikut
faktor teknis penentuan ukuran shovel (Ir. Partanto) :
a. Jenis material yang akan digali
Mudah dimengerti kalau produksi (output)
Power shovel kecil pada penggalian material keras
dibandingkan Power shovel yang dipakai untuk
penggalian material lunak. Jadi output Power shovel
dapat ditentukan setelah jenis materialnya diketahui.
b. Tinggi Jenjang (Bench)
Besar kecilnya ukuran Power shovel yang
akan dipakai tergantung pada tinggi jenjang dimana
penggalian akan dilakukan, selain itu juga
tergantung pada posisi alat pengangkut (apakah alat
angkut itu terletak diatas jenjang atau pada kaki
jenjang. Semakin besar ukuran Power shovel berarti
semakin besar ukuran boom dan handlenya,
semakin panjang sehingga ketinggian jenjang yang
dapat dijangkau untuk digali semakin tinggi. Dalam
penentuan tinggi penggalian (height of the
excavation) maka optimum depth dari penggalian
harus diperhatikan dan dipelajari baik-baik.
Optimum depth adalah tinggi penggalian yang dapat
dilakukan oleh Power shovel agar menghasilkan
maximum output tanpa tertumpah. Sudut putar.
c. (angle of swing)
Kadang-kadang dalam posisi menggali
Power shovel memerlukan gerakan memutar,
gerakan memutar ini disebut angle of swing.
d. Ruangan yang dibutuhkan untuk bergerak
(spelling/clearances involved)
Jika Power shovel akan digunakan untuk
operasi penggalian pada daerah yang luas, maka
29
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
ruang yang dibutuhkan untuk bergerak secara
leluasa tidak perlu diperhatikan. Apabila Power
shovel digunakan pada daerah yang sempit maka
keleluasaan gerak harus diperhatikan, misalnya
dengan memilih menggunakan Power shovel yang
berukuran kecil. Sebab keleluasaan gerakan ini akan
mempengaruhi keselamatan kerja dari operatornya.
e. Gerakan yang akan dilakukan Power shovel (moving
requirements)
Apabila suatu Power shovel sering
berpindah-pindah dari suatu tempat operasi ke
tempat operasi yang lain dan melalui jalan raya,
maka ukuran Power shovel ini tidak boleh terlalu
besar (kecuali dengan ijin khusus) dan tidak boleh
memakai roda rantai (bila memakai roda rantai
maka Power shovel harus dinaikkan pada trailer).
Dengan demikian apabila daerah operasi dari
perusahaan sering berpindah-pindah, maka
perusahaan sebaiknya memilih Power shovel
dengan ukuran kecil dan beroda ban, karena akan
lebih ekonomis.
f. Sinkronisasi dengan alat angkut (balancing haulage
cycles)
Keserasian kerja antara produksi (output)
Power shovel dengan alat angkut perlu diperhatikan
agar ongkos gali per satuan berat dapat ditekan
serendah mungkin. Apabila keserasian kerjanya
baik, maka Power shovel tidak banyak menganggur
untuk melayani alat angkut. Dengan demikian harus
ada kesetim-bangan antara waktu edar alat angkut
(haulage cycle) dengan waktu edar Power shovel.
30
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
g. Kondisi dan pekerjaan yang dilakukan (the volume
of work available)
Dalam membeli atau memilih Power shovel
harus dipertimbangkan mengenai macam pekerjaan
penggalian yang akan dilakukan, dan harus pula
diperhatikan tentang kemungkinan untuk
menjualnya kembali pada masa yang akan datang
apabila pekerjaan telah selesai. Penjualan kembali
beserta nilai uang yang telah dihasilkan dari operasi
Power shovel tersebut harus menguntungkan dari
investasi yang telah ditanamkan.
2. Dozer shovel
Dozer shovel sering disebut Loader, dalam melakukan
pekerjaan gali dan muat keatas truck maka truck harus
satu level dengan dozer shovel. Dozer shovel dapat
dikatakan belum lama digunakan pada dunia konstruksi,
bucket dipergunakan sebagai attachment yang lain pada
tractor menggantikan blade, karena Bulldozer hanya
dapat mendorong material dan kelebihan material akan
tercecer ke pinggir.
Dozer shovel adalah alat yang digunakan untuk
memuat material ke dalam alat angkut. Untuk menggali,
bucket harus didorong pada material, jika telah penuh,
tractor akan mundur dan bucket-nya akan diangkat ke
atas untuk selanjutnya material ditumpahkan di tempat
yang dikehendaki. Dozer shovel sangat cocok dipakai
untuk membuat basement, mendorong material atau
tanah kemudian dimuatkan pada truck, pekerjaan
penggusuran atau penggalian yang bidang kerjanya satu
level dengan dozer shovel itu sendiri, sangat baik dan
ekonomis apabila dozer shovel ini digunakan untuk
pekerjaan pemuatan pada truck dengan jarak onggokan
31
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
dari truck tidak lebih dari 15 feet (mempersingkat
waktu), sebaiknya dozer shovel jangan melayani
pemuatan truck dengan melakukan pemutaran lebih dari
90°. Semakin kecil sudut pemutaran, body dozer shovel
akan semakin baik.
3. Backhoe
Backhoe Adalah alat penggali yang cocok untuk
menggali parit atau saluran-saluran. Gerakan bucket atau
dipper dari Backhoe pada saat menggali arahnya adalah
kearah badan Backhoe itu sendiri. Jadi tidak seperti
Power shovel, dimana arah penggaliannya menjauhi
badan Power shovel. Macam- macam Backhoe
berdasarkan penggerak dipper-nya, terdiri dari
Hydraulically operated hoe (Crawler mounted
Hydraulically operated hoe dan Wheel mounted
Hydraulically operated hoe) dan Cable operated hoe.
Backhoe melakukan penggalian (cutting) dengan
menempatkan dirinya diatas jenjang (bench).
Setelah dipper terisi penuh, boom diangkat kemudian
memutar (swing) kearah truck yang menempatkan pada
posisi untuk dimuati dan dipper menumpahkan galiannya
pada bak truck. Untuk memperoleh hasil yang sesuai
dengan sasaran produksi maka pola pemuatan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu
edar alat. Pola pemuatan yang digunakan tergantung
pada kondisi lapangan, operasi pengupasan serta alat
mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap
alat angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali-
muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan. Setelah
alat angkut terisi penuh langsung dilanjutkan dengan alat
angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada
alat angkut maupun alat gali-muatnya.
32
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
2.13. Pola Pemuatan
Pola Pemuatan alat gali dan muat terbagi menjadi 3.
1. Dilihat dari jumlah penempatan posisi truck untuk dimuati
terhadap posisi backhoe (biasa disebut pola gali muat), maka
ada 3 pola yaitu :
a. Single Back up
Truck memposisikan untuk dimuati pada satu tempat
b. Double Back Up
Truck memposisikan diri untuk dimuati pada dua tempat
Gambar 2.8. Pola Gali muat berdasarkan jumlah penempatan
posisi truck. (Sumber : Ir. Yanto Indonesianto,M.Sc, 2007)
c. Triple Back Up
Truck memposisikan diri untuk dimuati pada tiga tempat,
namun metode ini jarang diaplikasikan.
Posisi truck untuk dimuati hasil galian Backhoe dapat pada satu
level namun dapat pula berada diatas jenjang truck berada di
bawah.
ii. Berdasarkan kedudukan truk untuk dimuati bahan galian oleh
alat muat.
33
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Cara pemuatan material oleh alat muat ke dalam alat angkut
ditentukan oleh kedudukan alat muat terhadap material dan alat
angkut, apakah kedudukan alat muat tersebut berada lebih tinggi
atau kedudukan kedua-duanya sama tinggi. Cara pemuatan
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Top loading
Kedudukan alat muat lebih tinggi dari Truck (alat muat
berada diatas tumpukan material atau berada di atas jenjang).
Operator lebih leluasa untuk melihat bak dan menempatkan
material.
b. Bottom loading
Ketinggian atau kedudukan alat angkut dan truk jungkit
adalah sama.
Gambar 2.9. Pola muat berdasarkan posisi Backhoe dan
Truck
iii. Berdasarkan Cara Manuvernya (Hustrulid,1998).
Pola muat dibedakan menjadi :
a. Frontal Cut
Backhoeberhadapan dengan muka jenjang atau front
penggalian. Pada pola ini alat muat memuat pertama kali
pada truk sebelah kiri sampai penuh, kemuadian dilanjutkan
pemuatan pada truk sebelah kanan. Sudut putar Backhoe
antara 10 – 110 derajat.
b. Parallel Cut With Drive By
34
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Backhoe bergerak melintang dan sejajar dengan
front penggalian. Pola ini diterapkan apabila lokasi
pemuatan memiliki 2 (dua) akses dan berdekatan dengan
lokasi penimbunan. Memiliki efisiensi tinggi untuk alat
muat dan angkutnya walaupun rata-rata sudut putar alat
muat lebih besar dibandingkan frontal cut.
Gambar 2.10. Frontal Cut (A) dan Parallel Cut With Drive
By (B)
2.14. Produktivitas Alat
Produktivitas adalah laju material yang dapat dipindahkan
per satuan waktu umumnya per jam. Produktivitas dipengaruhi oleh
banyak faktor sepertihalnya kapasitas bucket, keadaan material,
kedalaman material, keserasian kerja, metode pemuatan yang
dipakai, kondisi lapangan kerja dan sudut pengambilan material.
Berikut rumus untuk mencari produktivitas pada alat gali-muat
menurut (berdasarkan handbook Komatsu edisi 31, 2013):
𝑃𝑚 = (𝐾𝑏𝑥𝑆𝐹𝑥𝐹𝐹𝑥𝐸𝑓𝑓𝑥60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚)
𝐶𝑇
Keterangan :
Pm = Produksi Excavator per jam (bcm/jam)
. . . . . . . . . . . . . . . 7
35
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Kb = Kapasitas bucket* (m3/bcm)
SF = Swell Factor (%)
FF = Faktor pengisian bucket (%)
Eff = Efisiensi kerja (%)
CT = Cycletime (detik)
*telah dikalikan factor koreksi (Aktual kapasitas)
Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas pada
suatu alat mekanis, faktor yang dapat kita maksimalkan setiap
harinya ialah faktor pengisian bucket, efisiensi kerja, dan cycletime
alat bekerja. Semua itu bergantung kepada operator, suasana hati,
kerja dan pikiran manusia tersebut menjadi hal yang dapat
membuat pekerjaan tidak stabil. Oleh karena itu, terkadang
diperlukan suatu insentif berupa bonus upah sebagai pemicu sang
operator untuk semangat dalam bekerja.
2.14.1. Cycletime Backhoe
Cycletime atau waktu edar adalah waktu yang diperlukan
oleh alat mekanis untuk menyelesaikan sekali putaran kerja
(berdasarkan handbook Komatsu edisi 31, 2013).
𝐶𝑇 = 𝑇1 + 𝑇2 + 𝑇3 + 𝑇4
Keterangan :
CT =waktu edar alat gali-muat (detik)
T1 =waktu penggalian material (bucket loading) (detik)
T2 =waktu putar bucket terisi (swing filled) (detik)
T3 =waktu menumpahkan muatan (Dumping) (detik)
T4 = waktu putar dengan bucket kosong (swing empty)
(detik)
2.14.2. Fill Factor
Faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas
nyata muat dengan kapasitas baku alat muat yang
dinyatakan dalam persen. Semakin besar faktor pengisian
maka semakin besar pula kemampuan nyata dari alat
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
. . . . . . . . . . . . . . . . . 9
36
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
tersebut. Faktor pengisian mangkuk disebut juga bucket fill
factor. Untuk menghitung faktor pengisian digunakan
persamaan sebagai berikut : (Manurung, 2015)
Fp = (Vb/Vd) x 100%
Keterangan :
Fp : Faktor pengisian
Vb : Kapasitas nyata alat muat, m3
Vd : Kapasitas teoritis alat muat, m3
Sedangkan menurut spesifikasi alat muat, bucket fill factor
adalah sebagai berikut :
Gambar 2.11. Nilai bucket fill factor
(sumber : Robert L, Peurifoy, 2006)
2.15. Angle of Swing
Terkadang dalam posisi menggali Power shovel
memerlukan gerakan memutar, gerakan memutar ini disebut angle
of swing. Semakin kecil sudut putarnya berarti semakin kecil cycle
time-nya sehingga produksi persatuan waktu menjadi semakin
37
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
besar. Tabel berikut menunjukan hubungan antara cycletime
dengan angle of swing.
Tabel 5. Hubungan antara cycletime, dipper size dan angle of swing
Contoh :
Suatu Power shovel dengan ukuran dipper 0,5 cuyd
mempunyai cycle time 16 detik untuk gerakan memutar 900 (Pada
Tabel diatas), sehingga untuk gerakan satu putaran (cycletimenya)
adalah 32 detik atau 32/60menit. Dengan demikian banyaknya
putaran permenit dari Power shovel tersebut adalah 60/32 putaran
permenit atau 60/32 rpm. Persoalanya adalah apabila Power
shovel tersebut dipakai pada operasi penggalian dengan sudut
putarnya (angle of swing ) hanya 600 (sudut putar berkurang
berkurang 300) berapa waktu edar (cycle time) yang dapat dihemat
oleh Power shovel ini ?
Jawab :
Size
of
shovel
dipper
(cu
yd)
Easy digging
Moist loam,
light sandy clay
Angle of swing (deg)
Medium digging
Good common earth
Angle of swing (deg)
Hard digging
Touch digging
Hard touch clay
Angle of swing (deg)
45 90 135 180 45 90 135 180 45 90 135 180
3/8 12 16 19 22 15 19 23 26 19 24 29 33
½ 12 16 19 22 15 19 23 26 19 24 29 33
¾ 13 17 20 23 16 20 24 27 20 25 30 34
1 14 18 21 25 17 21 25 29 21 26 31 36
1 ¼ 14 18 21 25 17 21 25 29 21 26 31 36
1 ½ 15 19 23 27 18 23 27 31 22 28 33 38
1 ¾ 16 20 24 28 19 24 28 32 23 29 34 39
2 17 21 25 30 20 25 29 34 24 30 35 41
2 ½ 18 22 27 32 21 26 31 36 25 31 37 43
(Sumber : Yanto Indonesianto 2015)
38
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Waktu yang dihemat
=2 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟
360 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡𝑥
1
𝑟𝑝𝑚
Waktu yang dihemat =2 𝑥 30
360 𝑥
1
60/32
Waktu yang dihemat =1
6𝑥
32
60
Waktu yang dihemat = 32/360
Waktu yang dihemat = 0.0888888 menit
Waktu yang dihemat = 5.3 detik
Jadi Power shovel dengan sudut putar 900 dan waktu edar 16
detik apabila dipakai untuk beroperasi dengan sudut putar 600
waktu edarnya akan menjadi (16 detik – 5.33 detik) 10.67 detik.
2.16. Kebutuhan Alat Gali dan Muat
Kebutuhan alat didasarkan pada berapa jumlah material
yang akan dipindahkan setiap jamnya/hari/bulan. Sehingga dapat
dihitung berapa alat yang dibutuhkan untuk memindahkan material
tersebut dengan membandingkan produktivitas pada alat tersebut.
Berikut persamaan untuk kebutuhan alat (berdasarkan handbook
Komatsu edisi 31, 2013):
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝐵𝑐𝑚/𝐽𝑎𝑚
2.17. Analisa Regresi
Analisis regresi sederhana dapat digunakan untuk membuat
model kausalitas dalam memprediksi, hanya melibatkan satu
variabel bebas dan satu variabel terikat (Sahid Raharjo, S.Pd,
2017). Perubahan yang terjadi pada variabel bebas digunakan
untuk memprediksi perubahan pada variabel terikat. Analisa
Regresi dapat dihitung menggunakan SPSS dengan syarat data
valid/reliable dan sebaran data normal/linear. Pengambilan
keputusan dalam uji regresi linear sederhana dapat mengacu pada
dua hal, yakni, jika nilai signifikansi < 0,05, artinya variabel X
berpengaruh terhadap variabel Y. Dan jika nilai t hitung > t tabel.
. . . . . 10
39
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Koefisien determinasi atau R2 merupakan nilai yang
menentukan relasi, semakin mendekati nilai 1 maka semakin
sempurna relasinya.
2.18. TALPAC (Truck and Loader Productivity Analysis and
Costing)
Talpac adalah sebuah software yang dipakai untuk
menghitung besarnya produktifitas alat serta biaya ekonomis
sistem pengangkutan yang disesuaikan dengan situasi jalan yang
ada di lapangan (Herwin , 2004). Program Talpac dapat digunakan
untuk menghitung waktu tempuh alat angkut pada sualu simulasi
profil pengangkutan, memperkirakan kemampuan produksi untuk
study perencanaan jangka pendek dan jangka panjang,
memperkirakan dan membandingkan produktivitas dengan
menggunakan berberapa metode pemuatan untuk menentukan
teknik pemuatan yang optimal, memperkirakan biaya pada suatu
perencanaan profil pengangkutan serta sampai dengan
memperkirakan penggunaan bahan bakar. Sistem pengangkutan di
dalam program talpac merupakan sistem yang terdiri dari beberapa
komponen penyusunnya yakni jenis material (material types), shift
kerja (work roaster) menunjukan jumlah shift tiap hari kerjanya
dan lama waktu tiap shift kerjanya, data alat muat (loading unit),
dan data alat angkut serta jumlahnya dalam 1 fleet.
2.18.1. Penerapan TALPAC
TALPAC dapat digunakan untuk menganalisis
kenyataan yang ada di lapangan, serta perkiraan pengadaan
alat yang akan digunakan pada saat pemindahan tanah
mekanis dan kegiatan pertambangan. Dalam kasus lain,
gambaran dari alur tunggal dapat dijumlahkan, atau
perbandingan dari dua atau lebih jalur yang bcrbeda,
Beberapa contoh penerapan TALPAC antara lain:
40
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
1. Perhitungan waktu edar truck untuk analisis pemilihan
jalur pengangkutan dan alternatif penggunaan alat.
2. Estimasi dari jalur produksi yang akan digunakan untuk
perencanaan jangka ppendek dan panjang.
3. Estimasi dan perbandingan produktifitas dengan
menggunakan beberapa metode pemuatan untuk
membedakan teknik pemuatan atau ukuran bucket alat
muat yang optimal.
4. Analisis sensitifitas design jalan untuk mengurangi
pekerjaan perawatan jalan.
5. Kalkulasi pengelompokkan ban TKPH (Ton Kilo per
Hour) atau TMPH (Ton Meter per Hour) dalam
pemilihan ban yang tepat.
6. Estimasi pemakaian bahan bakar.
7. Deteminasi biaya angkut dan harga kontrak.
8. Optimalisasi ukuran truck yang sesuai dan tepat.
9. Analisis per bagian pada segmen jalan angkut untuk
menghasilkan kurva produktifitas.
10. Alat analisis proses pemuatan untuk
mengoptimalisasikan ukuran bucket loader, kapasitas
truck dan jumlahnya.
2.18.2. Faktor-Faktor Simulasi Produksi pada Talpac
Faktor-faktor yang digunakan untuk mengaplikasikan
Talpac terdiri dari :
2.18.2.1. Rolling Resistance
Rolling resistance adalah tahanan gelinding
terhadap roda yang akan menggelinding akibat adanya
gesekan antara roda dengan permukaan tanah (Andi
Tenrisukki Tanriajeng, 2003). Besarnya tergantung
keadaan permukaan tanah dan berat kendaraan. Bila
41
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
roda tidak bergerak, maka beban terbagi ke seluruh
permukaan.
Tabel 2.4. Angka-angka Roliing Resistance
Dinyatakan dalam persen.
Macam Jalan
RR (% berat
kendaraan dlm lbs)
Ban
karet
Track
type
Concrete, rough and dry 2 -
Compacted dirt and gravel,
well main tained, no tire
penetration
2 -
Dry dirt, fally compacted,
slight tire penetration 3 -
Firm, rutted dirt, tire
penetration approx. 2 5 2
Soft dirt fills, tire penetration
approx. 4 8 4
Loose sand and gravel 10 5
Deeply rutted drift, spongly
base, tire penetration approx. 8 16 7
(Sumber :Yanto indonesianto, 1983)
2.18.2.2. Grade Resistance
Kemiringan (grade) adalah tanjakan dari jalan angkut,
kelandaian atau kecuramannya sangat mempengaruhi
produksi (output) alat angkut, sebab adanya kemiringan
jalan (grade) menimbulkan tahanan tanjakan (grade
resistance) yang harus diatasi oleh mesin alat angkut
(Indonesianto, Y. 2015).
𝐺𝑟𝑎𝑑𝑒 =∆h
∆x × 100%
Keterangan:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11
42
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Δh = Beda tinggi antara 2 titik yang diukur (m)
Δx = Jarak datar antara 2 titik yang diukur (m)
Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan
baik oleh alat angkut khususnya dump truck, berkisar
antara 7% - 10%. Sedangkan untuk jalan naik maupun
jalan turun pada daerah perbukitan lebih aman
kemiringan jalan maksimum 8%.
2.18.2.3. Accceleration
Kecepatan kendaraan ideal saat kosong dan
bermuatan dapat ditentukan dengan menggunakan
grafik yang bersumber dari Komatsu handbook.
Kecepatan rata-rata kendaraan dapat dihitung dengan
membagi lintasan jalan angkut menjadi beberapa
bagian berdasarkan tahanan gulir dan tahanan
kemiringan.
Gambar 2.12. Performance Chart Speed Hauler
Sumber : Komatsu Spesification Handbook
43
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Selain itu kecepatan juga dapat di ambil langsung
melalui data di lapangan langsung dengan ikut serta alat
angkut yang beroperasi.
2.18.3. Langkah-Langkah Menggunakan Talpac 10.2
Simulasi program Talpac dapat digunakan untuk
menghitung waktu tempuh alat angkut pada sualu simulasi
profil pengangkutan, memperkirakan kemampuan produksi
untuk study perencanaan jangka pendek dan jangka
pamang, memperkirakan dan membandingkan produktivitas
dengan menggunakan berberapa metode pemuatan untuk
menentukan teknik pemuatan yang optimal, memperkirakan
biaya pada suatu perencanaan profil pengangkutan serta
sampai dengan memperkirakan penggunaan bahan bakar.
Sistem pengangkutan di dalam program talpac merupakan
sistem yang terdiri dari beberapa komponen menyusunnya
yaitu. jenis material (malerial types), gilir kerja (work
roaster) menunjukkan jumlah shift tiap hari kerjanya dan
lama waktu tiap shift kerjanya; data alat muat (loading unit)
dan data alat angkur. Berikut langkah kerjanya :
1. Buka program talpac 10.2, akan mucul jendela seperti
gambar 2.13 dibawah ini. Kemudian pilih project yang
di inginkan. Seperti gambar 2.13 .
Gambar 2.13. Jendela awal Talpac 10.2
44
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
2. Tentukan factor-faktor yang di inginkan, dan beri nama
project. Seperti gambar 2.14 yang dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2.14. Haulage system.
3. Pilih edit pada bar material, muncul jendela seperti
gambar 2.15. Kemudian masukkan data sesuai dengan
kondisi dilapangan.
Gambar 2.15. Jendela editing data mataerial
45
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
4. Berikutnya memasukkan data shift kerja. Sesuai dengan
seperti gambar 2.16 yang dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 2.16. Roaster data
5. Selanjutnya memasukkan data jalan, data-data yang
dimasukkan adalah seperti pembagian segmen jalan,
gradenya, rolling resistace, sudut belokan dan
kecepatanya. Seperti gambar 2.17 dibawah ini.
Gambar 2.17. Haul cycle
6. Masukkan data alat gali muat, pilih change loader
untuk menentukan alat gali muat yang ingin dipakai,
serta dapat memasukkan data biaya pada alat. Tampilan
jendela dapat dilihat seperti gambar 2.18 yang dapat
dilihat pada halaman 46.
46
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.18. Loading Unit Editing
7. Masukkan data alat angkut pilih change truck untuk
menentukan alat angkut yang ingin dipakai,
memasukkan data biaya pada alat dan tentukan jumlah
alat angkutnya pada 1 fleet. Tampilan jendela dapat
dilihat pada gambar 2.19 di bawah ini.
Gambar 2.19. Truck Unit Editing
47
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
8. Masukkan target produksi yang ingin dicapai dalam 1
pada jendela awal.
9. Pilih calculate untuk mendapat hasil pada simulasi
produksi yang di inginkan.
2.18.4. Data yang Dihasilkan
Data hasil pada Talpac 10.2 berupa perhitungan
simulasi produksi, kondisi jalan (haulage system), data
biaya, data ban (dapat dilihat pada lampiran 1-6). Data
tersebut dapat dijadikan patokan utama untuk memulai
sebuah pertambangan.
48
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada waktu dan tempat sebagai berikut :
Tanggal : Juli – Agustus 2018
Tempat : PT. Internasional Prima Coal Bantuas, Samarinda
Kalimantan Timut site Pit C.
3.2. Data Penelitian
Pengambilan data pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
a. Cycletime Alat gali muat
b. Metode Penggalian
c. Jumlah Alat (fleet)
d. Wawancara
2. Data Sekunder
a. Biaya bahan bakar alat gali dan muat
b. Rencana removal OB tahunan/bulanan/ dan harian
c. Jadwal hari kerja
d. Grade jalan,
e. Rolling resistance,
f. Jarak angkut.
g. Waktu kerja efektif
h. Karakteristik tanah Pit C
i. Spesifikasi alat gali dan muat
48
49
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
3.3. Diagram Alir Penelitian
4.
Gambar 3 .1. Diagram Alir Penelitian.
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Pengamatan / Observasi Lapangan
1. Cycletime Alat gali muat
2. Metode Penggalian
3. Jumlah Alat (fleet)
4. Wawancara
1. Biaya bahan bakar alat gali dan
muat
2. Rencana overburden removal
tahunan/bulanan/ dan harian
3. Jadwal hari kerja
4. Grade jalan, rolling resistance,
jarak angkut.
5. Waktu kerja efektif
6. Karakteristik tanah Pit C
7. Spesifikasi alat gali dan muat
Faktor-faktor yang menyebabkan
produktivitas alat tidak optimal
Pengumpulan data
Data Primer Data Sekunder
Analisa metode pemuataan
Simulasi produksi dengan Talpac,
dan hitung secara teoritis.
Perbandingan Hasil Talpac dan
Teoritis
Analisa korelasi dengan biaya bahan bakar
Mencari hasil
yang optimal Memberikan rekomendasi
dan saran
Hasil tidak optimal
Skema dari hasil simulasi talpac dan
teoritis guna menentukan jumlah alat gali
dan muat
50
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan pendekatan
teori untuk menyelaraskannya dengan data-data yang di dapat
dilapangan untuk mendapatkan penyelesaian masalah. Berikut
urutan pekerjaan penelitian meliputi :
1. Observasi lapangan
Pengamatan dilakukan terhadap kondisi dan keadaan dilapangan
pada saaat kegiatan penambangan berlangsung, berlanjut dengan
pengumpulan data dari instansi terkait dan referensi-referensi
serta arsip dari PT. Internasional Prima Coal yang mendukung
penelitian ini. Menganalisa faktor-faktor yang memiliki peran
penting dalam menentukan produksi. Waktu kerja, cycletime,
dan data-data lain yang mendukung penelitian ini. Setelah
mendapatkan semua data primer dan sekunder yang dibutuhkan
maka penulis melakukan analisa. Selanjutnya mengkorelasikan
analisa-pembahasan terhadap data-data permasalahan yang ada
untuk menarik kesimpulan dan memberikan saran sesuai dengan
kondisi lapangan yang ada.
2. Perumusan masalah
Menentukan permasalahan yang akan diteliti sesuai dengan
tujuan penelitian, dan mengelompokkan data-data yang
dibutuhkan sesuai dengan topik penelitian.
3. Pengambilan data
Dalam tahap pengambilan data, berikut pokok pekerjaan yang
akan dilakukan :
a. Survey data
Pengumpulan data yang diperlukan dari PT.
Internasional Prima Coal yang hasilnya akan berupa data
angka ataupun peta mengenai daerah penelitian, peta
topografi daerah penelitian, keadaan geologi umum daerah
penelitian, sebaran endapan Batubara di site yang diteliti,
51
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
pemanfaatan lahan, spesifikasi alat gali, muat dan angkut
serta data lain yang berhubungan dengan penelitian.
b. Pengamatan lapangan
Melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung
terhadap kegiatan gali dan muat PT. Internasional Prima
Coal (cycletime), target produksi. Secara umun data-data
yang dibutuhkan dalam tahap pengambilan data lapangan
secara langsung ialah :
i. kondisi logistik peralatan gali, muat, dan angkut pada
PT. Internasional Prima Coal
ii. Karakteristik tanah dan metode penggaliannya
iii. Produktivitas alat atau cycletime
iv. Manajemen peralatan gali, muat, dan angkut
v. Biaya yang dibutuhkan untuk alat gali, muat dan angkut
vi. Aplikasi prinsip-prinsip pemindahan tanah mekanis dan
Talpac
4. Pengolahan dan analisis data
Analisa dan pengolahan data yang telah didapatkan, kemudian
dibahas dengan melakukan simulasi perbandingan kondisi
dilapangan dengan talpac dan teoritis, serta mencari solusi untuk
mendapatkan kinerja yang baik pada seluruh peran sumberdaya
yang dimiliki berupa skema dari penulis.
5. Menarik kesimpulan
Membuat suatu kesimpulan sebagai rekomendasi kepada
perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan dilapangan yang
terkait dengan hasil penelitian ini.
52
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Analisa Metode Loading
Pada Eagle 2 Pit C tambang Batubara PT. Internasional
Prima terdapat 5 alat gali dan muat yang beroperasi. Ke-5 alat
tersebut terdiri dari 3 Merk yaitu Volvo, Hitachi dan Dossan. Semua
alat gali dan muat yang beroperasi menurut pengamatan penulis dan
wawancara Bpk. Yusfendi S.T selaku pengawas tambang adalah
80% kegiatan gali dan muat menggunakan metode bottom loading.
Berdaskan teori, aktivitas pemuatan pada Pit C ialah menggunakan
metode single backup dengan top/bottom loading, sedangkan sudut
muatnya disesuaikan kondisi dilapangan (letak lokasi muat dan jalan
hauling). Pada penelitian ini penulis meneliti waktu edar dan sudut
muat yang didapatkan untuk masing-masing metode muat. Dalam
metode muat yang digunakan oleh PT. Internasional Prima Coal,
terdapat kelebihan dan kekurangan hasil pengamatan peneliti,
sebagai berikut (dapat dilihat pada tabel dibawah ini )
Tabel 4. 1. Analisa kelebihan dan kekurangan metode loading
Analiasa Top loading Bottom loading
Penggunaan
Alat Bantu
Lama penggunaan
Bulldozer dan Grader
cukup banyak,
dipertukan guna
membuat jalan hauling.
penggunaan Bulldozer
dan Grader tidak
banyak, karena jalan
hauling sudah
terbentuk.
Keamanan
Lebih aman terhadap
kecelakaan pada
benturan antara alat gali
muat dan alat
angkutnya. Namun
kecelakaan pada
benturan antara alat gali
muat dan alat
angkutnya. Namun
resiko alat jatuh karena
52
53
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
resiko alat jatuh karena
terjadi longsoran tanah
dapat terjadi.
terjadi longsoran tanah
dapat terjadi.
Produktivitas tinggi rendah
Biaya Lebih murah Lebih mahal
Analisa
1. Penggunaan alat bantu
Alat yang dibutuhkan berupa Bulldozer dan Grader, bulldozer
diperuntukkan untuk riping, menarik dan mendorong material
guna membentuk jalan hauling dan atret dumptruck. Sedangkan
grader dibutuhkan untuk meratakan jalan hauling yang ada di pit,
setelah diratakan oleh bulldozer. Supaya lebih efektif digunakan
grader dengan mobilitas yang tinggi. Pada Top loading, area
material bekas galian backhoe yang sudah di gali dan dimuat akan
digunakan untuk dumptruck hauling material, sehingga setiap kali
perkembangan proses loading maka bulldozer dibtuhkan untuk
meratakan tanah untuk jalan hauling. Sehingga penggunaan
bulldozer akan lebih intens. Sedangkan Bottom loading pada
prosesnya, area bekas galian lebih rata dikarenakan telah terinjak-
injak oleh backhoe.
2. Keamanan
Keamanan dalam menggunakan metode top atau bottom loading
adalah sama – sama memiliki resiko. Untuk top loading
kecelakaan pada benturan antara alat gali muat dan alat
angkutnya. Namun resiko alat jatuh karena terjadi longsoran tanah
dapat terjadi. Sedangkan pada bottom loading kecelakaan pada
benturan antara alat gali muat dan alat angkutnya. Namun resiko
alat jatuh karena terjadi longsoran tanah dapat terjadi.
3. Produktivitas
Produktivitas pada metode top loading akan lebih cepat
dikarenakan beberapa keuntungan yakni, penglihatan operator alat
54
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
jelas karena truck berada pada level dibawahnya, pada saat swing
isi operator bisa sedikit lebih cepat karena tidak takut akan
terjadinya benturan, dan untuk melakukan dumping operator
dapat langsung menumpahkan bucketnya seperti dapat dilihat
pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1. Metode muat
4. Biaya
Biaya akan lebih murah dengan menggunakan metode top
loading, karena penggunaan bahan bakar pada alat adalah tetap
sedangkan waktu penggunaan alat akan lebih cepat pada alat
yang bekerja dengan metode top loading. Termasuk biaya
penyewaan alat, oli dan gaji karyawan.
4.2. Angle of Swing
Angle of swing yang dibutuhkan oleh alat gali dan muat menurut
pengamatan peneliti di lapangan pada Eagle 2 Pit C tambang
Batubara PT. Internasional Prima berkisar antara 300 – 1800
bergantung pada letak material yang ingin di gali dan muat terhadap
letak alat angkut. Pada penelitian ini didapatkan Angle of swing hasil
pengolahan dengan statistika (dapat dilihat pada tabel 4.2 pada
halaman 55).
55
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Tabel 4. 2. Perbandingan Angle of swing terhadap cylcletime
yang dihasilkan
Swing Angle (degres) Cycletime (s)
Volvo EC 480 D
30 21.51
90 23.78
180 30.46
Hitachi Zaxis 470 LC
30 20.99
90 23.48
130 27.8
Dari tabel diatas nilai dari swing angle dan cycletime
merupakan hasil pada perhitungan dengan stastistika. Dikarenakan
data swing angle yang di ambil berdasarkan pengmatan peneliti saja,
maka hasil rata-rata pada swing angle dikoreksi dengan
membulatkan hasilnya.
Hal ini menujukkan bahwa besar Angle of swing berbanding
lurus dengan besaran cycletime yang akan dicapai. Seperti halnya
dapat dilihat pada dasar teori tabel 5 yaitu hubungan antara
cycletime, dipper size dan angle of swing.
4.3. Cycle time
Setelah diambil data dan diolah dengan statistika, maka
didapatkan nilai rata-rata dari setiap data yang diambil. Waktu yang
dibutuhkan suatu alat untuk memindahkan material sangatlah
bereperan penting terhadap produksinya, karena waktu harus
dimaksimalkan agar dapat mencapai target pemindahan material.
Pada studi kasus penelitian ini terdapat 2 alat besar pada Eagle 2 Pit
C tambang Batubara PT. Internasional Prima Coal yang akan diteliti
metode muat dan Angle of swing terhadap cycletime yang dihasilkan
guna mewakili alat gali dan muat yang beroperasi. Data primer
tersebut diolah menggunakan statistika untuk mendapatkan nilai
rata-rata pada setiap komponen cycletime. Berikut hasil pengolahan
56
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
data menggunakan metode statistika (perhitungan statistika dapat
dilihat pada lampiran 7) :
Tabel 4. 3. Nilai rata-rata cycletime Volvo dan Hitachi
Metode
Loading
Loading
Bucket
(s)
Swing
filled
(s)
dump
s
swing
empty
(s)
Fill
Factor
%
Angel
(deg)
Cycle
time
(s)
Top
loading 8,75 5 3,85 3,91 92,03 30 21,51
Bottom
loading
11,1 5 3,38 4,3 87,33 90 23,78
13,41 7,24 3,46 6,35 87,37 180 30,46
Top
loading 9,02 4,5 3,62 3,85 90,73 30 20,99
Bottom
loading
9,95 4,86 3,79 4,88 85,06 90 23,48
12,41 6,62 3,19 5,58 85,8 130 27,8
Dari data di atas bahwa kedua alat memiliki waktu edar yang
hampir sama, hal ini menandakan bahwa kondisi operator memliki
skill yang sama baik. Terlepas pada skill sang operator, kondisi
fisik dan mekanik alat tergolong baik. Sehingga dapat kedua alat
ini dapat dijadikan variabel penelitian.
4.4. Analisa pengaruh angle of swing terhadap cycletime
Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan 2 variabel
bebas yaitu metode muat (laoding method) dan sudut muat (angle
of swing). Untuk mencari tahu seberapa besar pengaruh kedua
variabel penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode analisis
regresi linear sederhana guna mengetahui secara teoritis seberapa
besar pengaruh kedua variabel terhadap produktivitas dari alat gali-
muat pada PT. Internasional Prima Coal. Dari tabel hasil
perhitungan produktivitas (dapat dilihat pada tabel 11 dan 12),
dapat dihitung besaran pengaruhnya dengan analisa regresi
57
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
sederhana berdasarkan hasil uji pada IBM SPSS. Bahwa analisa
linear adalah yang paling medekati titik data.
Gambar 4.2. Grafik penentuan metode pengaruh
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS
didapatkan hasil R2 (koefisien determinasi) untuk mendapatkan
besar pengaruhnya.
Nilainya sebesar 99.7 % untuk koefisien determinasi Volvo
EC 480 D dan 94 % untuk determinasi Hitachi Zaxis 470 LC.
Angka tersebutlah yang dapat dikatakan sebagai nilai besaran
pengaruh sudut muat (angle of swing) terhadap cycletime. (Hasil
SPSS dapat dilihat pada lampiran 10).
4.5. Efisiensi kerja optimum
Efisiensi kerja alat pada Pit C PT. Internasional Prima Coal
yang tidak sesuai 10 jam kerja dalam 1 shift (1 jam waktu istirahat)
berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan terhadap alat muat
sebagai target penelitian serta karyawan lain. dalam pengamatan
umumnya setiap pekerja mengawali pekerjaan tepat waktu, namun
untuk jam istirahat mereka memulainya sebelum waktunya, ± 15
menit sebelum jam 12.00 WITA. Saat waktu istirahat usai operator,
pengawas tambang dan pengamat pada kontraktor memulai
pekerjaan kembali. Namun kembali pada jam selesai, para pekerja
58
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
biasa mengakhiri pekerjaannya ± 25 menit sebelum pukul 17.00
WITA. Dalam produksi Batubara di Pit C PT. Internasional Prima
Coal alat gali dan muat menjadi salah satu alat yang mempengaruhi
produksi, maka perlu dilakukan penelitian produktivitasnya dan
efisiensi kerja optimummnya, alat gali dan muat yang di amati yaitu
Backhoe Hitachi zaxis 470 LC dan Volvo EC 480 D, dimana penulis
mengambil data faktual dilapangan yang kemudian dikorelasikan
dengan teori. Berikut perhitungan efisiensi kerja optimum alat gali-
muat Backhoe Hitachi zaxis 470 LC dan Volvo EC 480 D terhitung
pada tanggal Juli - Agustus 2018.
Diketahui :
Tabel 4. 4. Data Jam Kerja Alat Juli
Data primer Satuan
Efisiensi
kerja Volvo
EC 480 D
Efisiensi kerja
Hitachi Zaxis
470 LC
Waktu Kerja (W) Jam 405,7 393,3
Waktu Tertunda (D) Jam 30,57 30,63
Waktu Terhenti (I) Jam 71,3 71,47
Waktu Rusak (M) Jam 52,4 64,6
Jumlah jam kerja Jam 560 560
(sumber : Mining production dept. of PT. IPC)
Dari tabel data jam kerja alat pada bulan Juli maka dapat dihitung
nilai efisiensi kerja sebagai berikut (pada halaman selanjutnya) :
1. Volvo EC 480 D
a. Efektifitas
𝐸 =𝑊
𝑂 𝑥 100 %
𝐸 =405,7
405,7 + 30,57 𝑥 100 %
𝐸 =405,7
437,27 𝑥 100 %
𝐸 = 92.99 %
59
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
b. Ketersediaan fisik
𝑃𝐴 =𝐴
𝑆 𝑥 100 %
𝑃𝐴 =405,7 + 30,57 + 71,3
560 𝑥 100 %
𝑃𝐴 =507,6
560 𝑥 100 %
𝑃𝐴 = 90,64 %
c. Utilitas
𝑈 =𝑂
𝐴 𝑥 100 %
𝑈 =405,7 + 30,57
405,7 + 30,57 + 71,3 𝑥 100 %
𝑈 =437,27
507,6 𝑥 100 %
𝑈 = 85,95 %
d. Mechanical Avaibility
𝑀𝐴 =𝑂
𝑂 + 𝑀 𝑥 100 %
𝑀𝐴 =405,7 + 30,57
405,7 + 30,57 + 52,4 𝑥 100 %
𝑀𝐴 =437,27
489,67 𝑥 100 %
𝑀𝐴 = 89,27 %
Efisiensi kerja optimumnya adalah :
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐸 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈 𝑥 𝑀𝐴
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.9299 𝑥 0.9064 𝑥 0.8595 𝑥 0.8927
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.64678
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 64,68 %
Atau bekerja selama 64,68 % x 60 menit =38,8 menit dalam 1
jam kerja.
60
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
2. Hitachi Zaxis 470 LC
a. Efektifitas
𝐸 =𝑊
𝑂 𝑥 100 %
𝐸 =393,3
393,3 + 30,36 𝑥 100 %
𝐸 =393,3
423,66 𝑥 100 %
𝐸 = 92,83 %
b. Ketersediaan fisik
𝑃𝐴 =𝐴
𝑆 𝑥 100 %
𝑃𝐴 =393,3 + 30,36 + 71,47
560 𝑥 100 %
𝑃𝐴 =495,13
560 𝑥 100 %
𝑃𝐴 = 88,41%
c. Utilitas
𝑈 =𝑂
𝐴 𝑥 100 %
𝑈 =393,3 + 30,36
393,3 + 30,36 + 71,47 𝑥 100 %
𝑈 =423,66
495,13 𝑥 100 %
𝑈 = 85.57 %
d. Mechanical Avaibility
𝑀𝐴 =𝑂
𝑂 + 𝑀 𝑥 100 %
𝑀𝐴 =393,3 + 30,36
393,3 + 30,36 + 64,6 𝑥 100 %
𝑀𝐴 =423,66
488,26 𝑥 100 %
𝑀𝐴 = 86,77 %
Efisiensi kerja optimumnya adalah
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐸 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈 𝑥 𝑀𝐴
61
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚
= 0.9283 𝑥 0.8841 𝑥 0.8557 𝑥 0.8677
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.6093
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 60,93 %
Atau bekerja selama 60,93 % x 60 menit = 36,55 menit dalam 1
jam kerja.
Tabel 4. 5. Data Jam Kerja Alat Agustus
Data primer Satuan
Efisiensi
kerja Volvo
EC 480 D
Efisiensi kerja
Hitachi Zaxis 470
LC
Waktu Kerja (W) Jam 431 463.6
Waktu Tertunda (D) Jam 36.36 27.6
Waktu Terhenti (I) Jam 84.8 64.4
Waktu Rusak (M) Jam 27.8 24.4
Dari tabel data jam kerja alat pada bulan Agustus 2018 maka dapat
dihitung nilai efisiensi kerja optimum (menghitung efektifitas,
ketersediaan fisik, utilitas, dan ketersediaan mekanik) sebagai
berikut:
3. Volvo EC 480 D
a. Efektifitas
𝐸 =𝑊
𝑂 𝑥 100 %
𝐸 =431
431 + 36.36 𝑥 100 %
𝐸 =431
467.36 𝑥 100 %
𝐸 = 92.22 %
b. Ketersediaan fisik
𝑃𝐴 =𝐴
𝑆 𝑥 100 %
(sumber : Mining production dept. of PT. IPC)
62
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
𝑃𝐴 =431 + 36.36 + 84.8
580 𝑥 100 %
𝑃𝐴 =552.16
580 𝑥 100 %
𝑃𝐴 = 95.20 %
c. Utilitas
𝑈 =𝑂
𝐴 𝑥 100 %
𝑈 =431 + 36.36
431 + 36.36 + 84.8 𝑥 100 %
𝑈 =467.36
552.16 𝑥 100 %
𝑈 = 84.63 %
d. Mechanical Avaibility
𝑀𝐴 =𝑂
𝑂 + 𝑀 𝑥 100 %
𝑀𝐴 =431 + 36.36
431 + 36.36 + 27.8 𝑥 100 %
𝑀𝐴 =467.36
495.16 𝑥 100 %
𝑀𝐴 = 94.38 %
Efisiensi kerja optimumnya adalah :
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐸 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈 𝑥 𝑀𝐴
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.9222 𝑥 0.9520 𝑥 0.8463 𝑥 0.9438
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.70138
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 70.14 %
Atau bekerja selama 70.14 % x 60 menit = 42.08 menit dalam 1 jam
kerja.
4. Hitachi Zaxis 470 LC
a. Efektifitas
𝐸 =𝑊
𝑂 𝑥 100 %
𝐸 =463.6
463.6 + 27.6 𝑥 100 %
63
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
𝐸 =463.6
491.2 𝑥 100 %
𝐸 = 94.38 %
b. Ketersediaan fisik
𝑃𝐴 =𝐴
𝑆 𝑥 100 %
𝑃𝐴 =463.6 + 27.6 + 64.4
580 𝑥 100 %
𝑃𝐴 =555.6
580 𝑥 100 %
𝑃𝐴 = 95.79 %
c. Utilitas
𝑈 =𝑂
𝐴 𝑥 100 %
𝑈 =463.6 + 27.6
463.6 + 27.6 + 64.4 𝑥 100 %
𝑈 =491.2
552.16 𝑥 100 %
𝑈 = 88.40 %
d. Mechanical Avaibility
𝑀𝐴 =𝑂
𝑂 + 𝑀 𝑥 100 %
𝑀𝐴 =463.6 + 27.6
463.6 + 27.6 + 24.4 𝑥 100 %
𝑀𝐴 =491.2
515.6 𝑥 100 %
𝑀𝐴 = 95.26 %
Efisiensi kerja optimumnya adalah
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐸 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈 𝑥 𝑀𝐴
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.9438 𝑥 0.9579 𝑥 0.8840 𝑥 0.9526
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.76148
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 76.15 %
Atau bekerja selama 76.15 % x 60 menit = 45.08 menit dalam 1 jam
kerja.
Dari perhitungan efisiensi kerja optimum alat pada 26 Juli-26
Agustus 2018, Volvo EC 480 D efisiensi kerjanya kurang baik yakni
64
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
70.14% atatu 42.08 menit bekerja dalam 1 jam kerjanya. Menurut
pengamatan dan pemikiran penulis bahwa hujan menjadi penyebab
utama alat tidak beroperasi sehingga menyebabkan waktu standby
tinggi. Sedangkan Hitachi Zaxis 470 LC efisiensinya tergolong baik
yakni 76.15% atau 45.08 menit bekerja dalam 1 jam kerjanya. Kondisi
pada bulan Agustus masih lebih baik dibandingkan dengan bulan Juli.
Pada bulan Juli Efisiensi kerja lebih rendah yakni 65,68 % untuk Volvo
EC 480 D dan 60,93 % untu Hitachi Zaxis 470 LC. Hal ini dikarenakan
kondisi dilapangan pada saat itu, ketika hujan reda maka terdapat fleet
yang dapat langsung memulai kerja, dan terdapat fleet yang masih harus
menunggu untuk jalan kering untuk memulai kembali aktivitas
kerjanya. Oleh karena itu, masing-masing efisiensi kerja pada kedua
alat ini tergolong sama baiknya apabila didukung oleh cuaca yang baik.
Sehingga kedua alat ini dapat dijadikan variabel penelitian.
4.6. Produktivitas alat gali dan muat secara teoritis
Produktivitas adalah laju material yang dapat dipindahkan
per satuan waktu umumnya per jam. Perhitungan produktivitas
berdasarkan masing-masing metode dan besaran sudut loading pada
Volvo EC 480 D dan Hitachi Zaxis 470 LC dari data berikut (dapat
dilihat pada tabel 12 dihalaman 66). Nilai KB (kapasitas bucket) dan
SF (Swell Factor) merupakan nilai actual yang telah ditetapkan
koreksinya oleh PT. IPC. Nilai eff (efisiensi kerja) merupakan hasil
perhitungan berdasarkan data breakdown alat PT. IPC. Nilai FF (fill
factor) dan cycletime merupakan hasil pada pengamatan dilapangan.
Tabel 4. 6. Data Perhitungaan Produktivitas
Alat Metode
Loading
KB
(bcm)
SF
(%)
FF
(%)
Eff
(%)
Juli
Eff
(%)
Aug
CT
(menit)
Volvo
EC
480 D
Top 2.7 0.89 92.03 0.7014 0.6568 0.3585
Bottom 2.7 0.89 87.33 0.7014 0.6568 0.39633
2.7 0.89 87.37 0.7014 0.6568 0.50767
65
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Hitachi
Zaxis
470
LC
Top 2.7 0.89 90.73 0.7615 0.6093 0.34983
Bottom
2.7 0.89 85.06 0.7615 0.6093 0.39133
2.7 0.89 85.8 0.7615 0.6093 0.46333
Keterangan : material pasir dan nilai bucket size merupakan nilai
aktual dilapangan (Mining production dept. PT IPC)
Berikut ini tabel hasil perhitungan produktivitas secara teoritis dari
data diatas :
Tabel 4. 7. Hasil Perhitungan Produktivitas Juli dan Agustus secara
teoritis
Alat Angel
(deg)
Produktivitas
(bcm/jam)
Juli
Produktivitas
(bcm/jam)
Agustus
Volvo
EC
480 D
30 243.1 259.60
90 208.66 222.83
180 162.98 174.04
Hitachi
Zaxis
470
LC
30 227.84 284.75
90 190.95 238.65
130 162.68 203.31
Berdasarkan perhitungan produktivitas yang didapatkan hasil
pada alat Volvo EC 480 D metode pemuatan top loading dengan
rata-rata sudut 33.330 menghasilkan 243.1 bcm/jam (Juli) dan
259.60 bcm/jam (Agustus) dan Hitachi Zaxis 470 LC dengan rata-
rata sudut 330 menghasilkan produktivitas sebesar 227.84 bcm/jam
(Juli) 284.75 bcm/jam (Agustus). Hasil pada metode yang sama dan
sudut yang sama, berbeda namun tidak jauh dikarenakan efisiensi
kerja optimum alat yang berbeda sehingga jam kerjanya
mempengaruhi jumlah produktivitas. Dari tabel diatas dapat
langsung kita tahu bahwa dengan metode muat top loading
66
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi. Begitu pula dengan
angle of swing, semakin kecil sudut muatnya maka akan semakin
besar produktivitas yang dihasilkan.
Seperti pada tabel diatas bahwa dengan alat yang sama,
operator yang sama dan efisiensi kerja yang sama maka didapatkan
hasil produktivitas pada rata-rata sudut 33.330 sebesar 284.75
bcm/jam, sedangkan dengan sudut muat 61.50 didapatkan
produktivitas hasil perhitungan sebesar 222.839 bcm/jam untuk alat
Hitachi (bulan Agustus). Pada sudut muat 174.330 hasil perhitungan
didapatkan produktivitas sebesar 174.04 bcm/jam untuk alat Volvo.
Hal ini dikarenakan cycletime yang dihasilkan pada perbedaan
metode dan sudut muat menghasilkan pengaruh yang signifikan.
4.7. Simulasi Produktivitas dengan Talpac 10.2
Pada simulasi produktivitas dengan Talpac ini peneliti
menggunakan data Mechanical Avaibility pada data dibulan Agustus
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, karena pada bulan agustus
efisiensinya lebih baik. Berikut hasil produktivitas dari simulasi
pada Talpac 10.2 dengan skema perbedaan cycletime yang mana
perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan angle of swingnya.
Tabel 4. 8 Produktivitas hasil simulasi Talpac 10.2
Alat Metode
Loading
Angel
(deg)
CT
(menit)
Produktivitas
(bcm/jam)
by TALPAC
Volvo EC
700 C BL
Top
loading 30 0.3585 273,56
Bottom 90 0.39633 263,966
180 0.50767 227,19
Hitachi EX
800 H-5
Top 30 0.34983 275,52
Bottom
loading
90 0.39133 265,61
130 0.46333 242,07
67
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Dari tabel diatas, alat gali muat yang digunakan sebagai simulasi
adalah Volvo EC 700 C BL dan Hitachi EX 800 H-5 dikarenakan
type pada alat gali muat yang sama pada data dilapangan tidak
terdapat/belum terupdate dalam system Talpac 10.2. Namun dari
spesifikasi kedua alat gali muat tersebut, kapasitas engine dan
kapasitas bucket sudah sesuai dengan alat yang digunaan dilapangan.
Tabel 4. 9. Perbandingan produktivitas/jam teoritis dan Talpac 10.2
Alat Angel
(deg)
Produktivitas
(bcm/jam)
Juli
Produktivitas
(bcm/jam)
Agustus
Produktivitas
(bcm/jam)
by TALPAC
Volvo
30 243.1 259.60 273,56
90 208.66 222.83 263,966
180 162.98 174.04 227,19
Hitachi
30 227.84 284.75 275,52
90 190.95 238.65 265,61
130 162.68 203.31 242,07
Dari perbandingan pada tabel diatas maka dapat dilihat bahwa
perbedaannya, untuk setiap perbedaan angle of swing
memperngaruhi perbedaan produktivitas, karena angle of swing
mempengaruhi cycletime, dan cycletime menentukan produktivitas.
Gambar 4.3. Grafik perbandingan produktivitas
0
100
200
300
30 90 180 30 90 130
Produktivitas (bcm/jam) Juli
Produktivitas (bcm/jam) Agustus
Produktivitas (bcm/jam) by TALPAC
68
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
4.8. Analisa pengaruh cycletime terhadap produktivitas
Analisa pengaruh cycletime terhadap produktivitas diakukan
uji pada data pada bulan Juli - Agustus 2018 dengan menggunakan
data produktivitas hasil pada perhitungan secara teoritis.
Gambar 4.4. Grafik penentuan metode pengaruh (Agustus)
Dari uji grafik diatas, garis yang paling mendekati titik-titik data
adalah garis dari regresi exponential dan arah garis menurun. Yang
artinya hubungan antara cycletime dan produktivitas didapatkan
negative, hal ini menunjukkan pengaruh pada data cycletime dan
produktivitas ialah berbanding terbalik. Sehingga didapatkan
nilainya sebesar 86.2 % untuk koefisien determinasi pada bulan Juli
dan 94.8 % untuk koefisien determinasi pada bulan Agustus 2018.
Angka tersebutlah yang dapat dikatakan sebagai nilai besaran
pengaruh waktu edar (cycletime) terhadap produksi alat gali-muat
pada Eagle 2 Pit C PT. Internasional Prima Coal. (hasil SPSS dapat
dilihat pada lampiran 12 dan 13).
4.9. Evaluasi Rencana dan Realiasasi Overburden Removal
PT. Internasional Prima Coal menyusun rencana produksi
overburden pada bulan Juli-Agustus dengan menggunakan alat yang
ada, dengan rencana pada bulan Juli sebesar 273.569 bcm dan pada
bulan Agustus rencana sebesar 302.800 bcm. Pada kenyataannya
69
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
pada bulan Juli dan Agustus dihasilkan produksi overburden sebesar
255.735 bcm pada bulan Juli dan 340.000 bcm pada bulan Agustus.
Dari pengamatan penulis dan data yang dimiliki pada bulan Juli,
target pemindahan overburden tidak mencapai target sehingga
berdampak pada target coal getting pada bulan tersebut dan mungkin
akan menerus berdampak pada bulan selanjutnya. Namun pada bulan
Agustus target pemindahan overburden dapat tercapai yakni rencana
sebesar 302.800 bcm dan terealisasi sebesar 340.000 bcm (dapat
dilihat pada tabel 16 pada halaman 71).
Pada bulan selanjutnya Pit C PT. Internasional Prima Coal
menambahkan 1 unit Excavatornya untuk menggantikan alat yang
rusak atau dalam perbaikan guna meningkatkan produktivitasnya.
Pada tahun ini PT. Internasional Prima Coal menargetkan untuk
dapat memproduksi batubara sebesar 1.2 juta ton. yang sebelumnya
hanya berkisar 800 ribu ton. penelitian ini dapat menjadi solusi lain
untuk menignkatkan produksi.
Tabel 4. 10. Data perkiraan dan realisasi jam hujan bulan Juli-
Agustus 2018
Dari data dan pengamatan yang peneliti dilapangan, bahwa
faktor utamanya adalah hujan. Curah hujan pada bulan Juli 67.6 mm
dan bulan Agustus sebesar 94.6 mm. Curah hujan pada bulan Juli
memang rendah, namun intensitasnya pada bulan Juli lebih banyak,
ditunjukkan dari hasil data jam hujan dan slippery. Data jam hujan
LOKASI
CURAH
HUJAN
(mm/Bln)
RAIN (Jam) SLIPPERY (Jam) JUMLAH (Jam)
PRAK REAL % PRAK REAL % PRAK REAL %
AREA
TAMBANG
E2 67.60
36.17 27.94 77.2 18.30 28.55 156.0 54.47045 56.5 103.7
JALAN
ANGKUT
E2
36.17 32.11 88.8 18.30 50.48 275.9 54.47045 82.6 151.6
AREA
TAMBANG
E2 94.60
30.20 13.42 44.4 15.10 6.42 42.5 45.30718 19.8 43.8
JALAN
ANGKUT
E2
30.20 13.32 44.1 15.10 26.67 176.6 45.30718 40.0 88.3
70
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
dan slippery pada bulan Juli sebesar 56.5 jam untuk area Pit C dan
82.6 jam pada area jalan angkut Pit C. Waktu slippery pada area
jalan lebih lama dibandingkan dengan area Pit, sehingga aktivitas
hauling dihentikan sementara.
PT. Internasional Prima Coal memiliki misi untuk menambah
produksi Batubaranya sehingga diperlukan evaluasi terlebih dahulu
terhadap kinerja seluruh komponen perusahaan untuk dapat
mengetahui kelemahan dan peluang yang dimiliki. Berdasarkan
pengamatan dilapangan dan wawancara pegawai dari kontraktor alat
dan pengawas tambang PT. Internasional Prima Coal, bahwa hal
yang perlu dievaluasi dalam pengaruhnya terhadap produksi adalah
efisiensi jam kerja dan metode loading yang digunakan. Evaluasi
diperlukan karena dapat memberikan rekomendasi terhadap
perusahaan agar misi dalam meningkatkan produksinya berjalan
sesuai rencana.
4.9.1. Pengaruh Hujan Terhadap Produksi
Hujan menjadi salah satu faktor yang pasti terjadi pada
saat musim hujan tiba, pengeruhnya terhadap efektifitas kerja
alat sehingga mempengaruhi jumlah produksi. Untuk melihat
besaran pengaruh pada saat musim hujan maka penulis
menggunakan analisa koefisien relasi sederhana dan koefisien
determinasi.
Sehingga didapatkan pengaruh pada data hujan bulan
Juli 56,5 jam dan bulan Agustus 19,8 jam. Produksi real
overburden pada bulan Juli adalah 255.735 bmc dan pada
bulan Agustus produksinya sebesar 340.000 bcm. Sehingga
didapatkan koefisien relasi sederhana terhadap produksi pada
bulan Juli-Agustus sebesar -0,861804314, negative yang
artinya menandakan hubungan terbalik antara hujan terhadap
produksi. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,742706676
artinya 74,27% memberian arti bahwa hujan sangat
mempengaruhi jumlah produksi. Dari 2 bulan (Juli dan
71
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Agustus 2018 ) dapat terlihat bahwa hujan menjadi salah satu
faktor penghambat besar yang tidak bisa dicegah.
4.10. Skema dengan top loading
Dalam skenario ini, peneliti akan menghitung berapa besaran
produktivitas yang dapat dicapai pada alat gali dan muat dengan
diasumsikan menggunakan metode pemuatan (loading method) dan
angle of swing yang sama secara terus-menerus dalam kurun waktu
32 hari dengan menggunakan data effisiensi kerja yang sama pada
realita pada tanggal 26 Juli -26 Agustus 2018. Untuk mengetahui
bagaimana kebutuhan alat gali dan muat apabila system pemuatan
material menggunakan metode top loading.
1. Top loading Method
Gambar 4.5. Skema top loading pada lokasi yang menggunakan
bottom loading
Dari gambar 21, dapat ditinjau untuk dapat mengganti metode muat
bottom loading dengan metode top loading dengan cara :
a. Backhoe naik ke atas tumpukan material
b. Bulldozer meratakan tanah untuk manuver dan alat angkut
berposisi untuk dimuat
c. Backhoe mulai mengambil material 90 derajat disampingnya
72
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Berikut adalah skema apabila menggunakan metode muat top
loading untuk memenuhi target bulanan pengupasan tanah penutup
(overburden), dengan data acuannya adalah :
Tabel 4. 11. Produktivitas dengan top loading
Alat
Metode
Loadin
g
Angle
(deg)
Cycle
time
(s)
Produktivi
tas
(bcm/jam)
Rencana
Pengupasan
OB (bcm)
Volvo
EC 480
D
Top
loading 30 21.51 259.60 273569 (Juli)
Alat Metode
Loadin
g
Angle
(deg)
Cycle
time
(s)
Produktivi
tas
(bcm/jam)
Rencana
Pengupasan
OB (bcm)
Hitachi
Zaxis
470 LC
Top
loading 30 20.99 284.75
302800
(Agustus)
Produktivitas yang dihasilkan dengan skema top loading untuk
Volvo EC 480 D selama 31 hari mengacu pada data breakdown PT.
Internasional Prima Coal terhitung dari tanggal 26 Juni – 25 Juli
2018 sebesar 105,321.26 bcm. Untuk Hitachi Zaxis 470 LC mengacu
pada data breakdown yang sama adalah sebesar 111,992.41 bcm.
Dari kedua alat tersebut dapat menghasilkan sebesar 217,313.67
bcm, yakni sudah dapat memenuhi sebanyak 79.44 % dari total
rencana pengupasan overburden. Pada bulan Juli terdapat 5 Backhoe
berkapasitas sama + 1 Backhoe Caterpillar 320 D yang digunakan
untuk coal getting.
Pada bulan Agustus produktivitas yang dihasilkan dengan skema
top loading untuk Volvo EC 480 D selama 32 hari mengacu pada
data breakdown PT. Internasional Prima Coal terhitung dari tanggal
26 Juli – 26 Agustus 2018 sebesar 111,889.23 bcm. Untuk Hitachi
73
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Zaxis 470 LC mengacu pada data breakdown yang sama adalah
sebesar 132,010.37 bcm. Dari kedua alat tersebut dapat
menghasilkan sebesar 243,899.61 bcm, yakni sudah dapat memenuhi
sebanyak 80.55 % dari total rencana pengupasan overburden. Pada
bulan Agustus terdapat 5 Backhoe berkapasitas sama + 1 Backhoe
Caterpillar 320D (digunakan untuk coal getting) dan datang alat baru
Komatsu PC 400 yang akan dioperasikan, dibulan September.
Menurut analisa peneliti seharusnya dengan menggunakan metode
pemuatan yang baik, maka dapat dihasilkan produktivitas 2 atau 3
kali lipat produktivitas saat itu dengan keseluruhan jumlah alat yang
digunakan. Jika dilihat dari teori, maka kebutuhan alat gali-muat
pada bulan Juli dapat dihitung sebagai berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝐵𝑐𝑚/𝐽𝑎𝑚
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =273,569 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
108,656.84 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 ∗
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 = 2.52 = 3 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑖 − 𝑚𝑢𝑎𝑡
Untuk bulan Agustus jika dilihat dari teori, maka kebutuhan
alat gali-muat dapat dihitung sebagai berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =302800 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
108,656.84 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 ∗
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 = 2.79 = 3 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑖 − 𝑚𝑢𝑎𝑡
Keterangan : tanda (*) adalah nilai rata-rata produktivitas
perbulan pada kedua alat gali-muat yang diteliti.
Oleh karena itu dengan menggunakan top loading
produktivitas pada suatu alat akan semakin tinggi, dan untuk
memenuhi target produksi cukup hanya menggunakan 3 buah alat
gali-muat saja (3 fleet kerja).
74
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Pada metode ini rata-rata sudut muat (angle of swing) yang
dihasilkan adalah dibawah 900 karena posisi alat muat dan alat
angkut berada bersampingan dan dapat mengambil material yang
ada disamping kanan/kiri alat muat. Untuk dapat menerapkan
metode top loading kondisi jalan angkut yang ada harus sudah
baik, yakni dengan memanfaatkan kinerja buldoser sehingga
posisi alat angkut dan material bersampingan. Selain itu top
loading diterapkan pada lokasi penggalian pada lokasi yang
memiliki beda tinggi.
2. Bottom loading Method
Lainhalnya dengan metode bottom loading, produktivitas yang
dapat dicapai adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 12. Produktivitas dengan bottom loading
Alat Metode
Loading
Angel
(deg)
Cycle
time
(s)
Produktivitas
(bcm/jam)
Rencana
Pengupasan
OB (bcm)
Volvo
EC 480
D
Bottom
loading
90 23.78 222.8299911 273569
(Juli) 180 30.46 174.0421621
Hitachi
Zaxis
470 LC
Bottom
loading
90 23.48 238.6456184 302800
(Agustus) 130 27.8 203.3146491
Dalam skema bottom loading peneliti menggunakan nilai
produktivitas rata-rata dari kedua sudut. Rata-rata
produktivitas pada bulan Juli dari kedua alat yang diteliti yakni
Volvo EC 480 D adalah sebesar 198.44 bcm/jam, dan untuk
Hitachi Zaxis 470 LC sebesar 220.98 bcm/jam. Produktivitas
yang dihasilkan dengan skema bottom loading untuk Volvo EC
480 D selama 31 hari mengacu pada data breakdown PT.
Internasional Prima Coal terhitung dari tanggal 26 Juni – 25
Juli 2018 sebesar 80,505.51628 bcm. Untuk Hitachi Zaxis 470
LC mengacu pada data breakdown yang sama adalah sebesar
86,911.4866 bcm. Dari kedua alat tersebut dapat menghasilkan
75
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
sebesar 167,417.0029 bcm, yakni sudah dapat memenuhi
sebanyak 61.2 % dari total rencana pengupasan overburden.
Pada bulan Agustus produktivitas yang dihasilkan dengan
skema bottom loading untuk Volvo EC 480 D selama 32 hari
mengacu pada data breakdown PT. Internasional Prima Coal
terhitung dari tanggal 26 Juli – 26 Agustus 2018 sebesar
85,525.94902 bcm. Untuk Hitachi Zaxis 470 LC mengacu
pada data breakdown yang sama adalah sebesar 102,446.39
bcm. Dari kedua alat tersebut dapat menghasilkan sebesar
187,972.339 bcm, yakni sudah dapat memenuhi sebanyak
68.71 % dari total rencana pengupasan overburden.
Perbedaaan produktivitas pada kedua bulan tersebut
diakibatkan karena nilai effisiensi kerja optimumnya yang
berbeda, waktu kerja alat sangat berpengaruh terhadap
produktivitas. Jika dilihat dari teori, maka kebutuhan alat gali-
muat pada bulan Juli dapat dihitung sebagai berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝐵𝑐𝑚/𝐽𝑎𝑚
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =273,569 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
71,894.15874 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 ∗
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 = 3.805 = 4 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑖 − 𝑚𝑢𝑎𝑡
Untuk bulan Agustus pada jika dilihat dari teori, maka
kebutuhan alat gali-muat dapat dihitung sebagai berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =302,800 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
93,986.16951 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 ∗
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 = 3.408 = 4 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑖 − 𝑚𝑢𝑎𝑡
Keterangan : tanda (*) adalah nilai rata-rata produktivitas
perbulan pada kedua alat gali-muat yang diteliti.
Oleh karena itu dengan menggunakan bottom loading
produktivitas pada suatu alat tidak terlalu tinggi, dan untuk
memenuhi target produksi perlu menggunakan 4 buah alat
gali-muat (4 fleet kerja).
76
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
.Dari analisa berdasarkan perbandingan produktivitas dari
alat gali-muat pada Eagle 2 Pit C PT. Internasional Prima Coal
menghasilkan metode loading yang paling optimal adalah top
loading dengan perbedaan produktivitas lebih tinggi, mencapai
12.99 % untuk bulan Juli dan 7.2 % untuk bulan Agustus 2018.
3.11. Analisa Perbandingan Cycletime dan Biaya Operasional
Biaya opersional (Operating cost) adalah biaya-biaya yang
harus dikeluarkan untuk bisa mempekerjakan suatu alat. Operating
cost ini merupakan variable cost, hingga besar kecilnya bergantung
pada output (produksi) yang dikehendaki. Operating cost ini juga
terdiri dari beberapa item yakni :
1. Bahan Bakar Minyak
2. Oli/pelumas
3. Perawatan dan Perbaikan
4. Upah Operator
5. Biaya Sewa Alat
Pada penelitian ini, peneliti tidak mendapatkan data aktual dari
semua item diatas, melainkan hanya mendapat data kualitatif berupa
wawancara mengenai penggunaan bahan bakar minyak sebesar 35
liter/jam. Bahan bakar yang digunakan ialah jenis Solar dan saat ini
harga pada solar per liternya adalah 12,100 Rupiah/liter (sumber ;
infohargabbm.com). Berdasarkan data cycletime maka peneliti akan
menganalisa biaya yang digunakan pada Eagle 2 Pit C PT.
Internasional Prima Coal untuk nilai produktivitas tertentu.
Tabel 4. 13. Biaya Operasional berdasarkan metode muat dan
sudutnya
Alat Metode
Loading
Angel
(deg) 26/06-25/07 26/07-26/08
Volvo EC
480 D
Top loading 30
171.813.950 182.528.500 Bottom
loading
90
180
4.
77
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Hitachi
Zaxis 470
LC
Top loading 30
166.562.550 196.33.4600 Bottom
loading
90
130
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada 26 Juni – 25 Juli
2018 untuk Volvo EC 480 D dengan jam kerja 405.7 jam
memerlukan biaya sebesar 171,813,950 Rupiah. Sedangkan Hitachi
Zaxis 470 LC dengan jam kerja 431 memerlukan biaya 166,562,550
Rupiah. Pada 26 Juli – 26 Agustus 2018, 2018 untuk Volvo EC 480
D dengan jam kerja 431 jam memerlukan biaya sebesar 182,528,800
Rupiah. Sedangkan Hitachi Zaxis 470 LC dengan jam kerja 463.6
memerlukan biaya 196,334,600 Rupiah. Dengan peralatan yang
sama, biaya yang sama, dan waktu kerja yang sama dapat
menghasilkan produktivitas yang berbeda dikarenakan metode
laoding (loading method) yang digunakan dan pengaruh pada sudut
muat (angle of swing).
Pada penelitian ini top loading sangat di unggulkan untuk
dijadikan metode muat pada Eagle 2 Pit C PT. Internasional Prima
Coal. Pada 26 Juni – 25 Juli 2018 untuk alat Volvo EC 480 D
dengan biaya bahan bakar minyak (solar) sebesar 171,813,950
Rupiah, dengan top loading dapat menghasilkan produktivitas
sebesar 259.604 bcm/jam. Sedangkan dengan biaya yang sama, alat
gali-muat yang beroperasi menggunakan bottom loading hanya
dapat menghasilkan 222.83 bcm/jam untuk sudut muat 900 dan
174.04 bcm/jam untuk sudut muat 1800. Untuk Hitachi Zaxis 470
LC dengan biaya bahan bakar minyak (solar) sebesar 166,562,550
Rupiah, dengan top loading dapat menghasilkan produktivitas
sebesar 284.76 bcm/jam. Sedangkan dengan biaya yang sama, alat
gali-muat yang beroperasi menggunakan bottom loading hanya
dapat menghasilkan 238.65 bcm/jam untuk sudut muat 900 dan
203.32 bcm/jam untuk sudut muat 1300.
pada 26 Juli – 26 Agustus 2018 nilai pada produktivitas/jam
adalah sama dengan bualan sebelumnya. Namun untuk biaya yang
78
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
dibutuhkan, bergantung pada berapa lama alat beroperasi. Untuk itu
besarnya produktivitas alat perjam akan mempengaruhi hasil pada
produksi perbulan dan pertahun sekaligus biaya yang harus
dikeluarkannya. Dalam hal ini dapat diketahui berapa bcm material
yang dapat dipindahkan untuk 1 liter bahan bakar yang dikonsumsi
pada setiap metode penelitian (dapat dilihat pada tabel 20 pada
halaman selanjutnya).
Tabel 4. 14. Bcm material dipindahkan per liter BBM
Angel (deg) Produktivitas
(bcm/jam)
Produktivitas
(bcm/jam)
Produktivitas
(bcm/jam) by
TALPAC Juli Agustus
33,33 6,95 7,42 7,82
61,5 5,96 6,37 7,54
174,33 4,66 4,97 6,49
33 6,51 8,14 7,87
88,17 5,46 6,82 7,59
127,83 4,65 5,81 6,92
Dari data pada tabel diatas, maka dapat dibuat grafik sebagai
berikut.
Gambar 4.6. Grafik bcm material yang dapat dipindahkan per liter.
0
2
4
6
8
10
30 90 180 30 90 130
bcm/liter
Produktivitas (bcm/jam) Juli Produktivitas (bcm/jam) Agustus
Produktivitas (bcm/jam) by TALPAC
79
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil simulasi dan perhitungan secara teoritis dapat
disimpulkan bahwa mekanisme dan sistem pemuatan material
overburden pada PT. Internasional Prima Coal belum optimal,
dengan metode muat bottom loading dan besaran angle of swing
yang digunakan. Metode top loading dengan angle of swing kecil
atau dibawah 900 dengan single backup, membuat waktu edar alat
gali muat lebih efisien. Hal ini menjadi solusi guna
mengoptimalkan removal overburden pada Pit C PT. Internasional
Prima Coal. Dengan Analisa regresi linear sederhana dapat
diketahui pada alat Volvo EC 480 D Angle of swing memiliki nilai
pengaruh sebesar 99.7 % terhadap nilai waktu swing pada
cycletime alat gali muat. Pada alat Hitachi Zaxis memiliki nilai
pengaruh sebesar 94 %.
Pada simulasi dengan Talpac 10.2 dengan alat gali muat
yang sejenis didapatkan produktivitasnya mendekati hasil
perhitungan teoritis yakni.
Tabel 5. 1. Hasil simulasi Talpac 10.2 dan perhitungan teoritis
Alat Angel
(deg)
Produktivitas
(bcm/jam)
Produktivitas
(bcm/jam)
Produktivitas
(bcm/jam)
by TALPAC Juli Agustus
Volvo
30 243,1 259,6 273,56
90 208,66 222,83 263,966
180 162,98 174,04 227,19
Hitachi
30 227,84 284,75 275,52
90 190,95 238,65 265,61
130 162,68 203,31 242,07
80
80
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Kemudian cycletime memiliki nilai pengaruh terhadap
produktivitas sebesar 86.2 % untuk koefisien determinasi pada
bulan Juli dan 94.8 % untuk koefisien determinasi pada bulan
Agustus 2018.
Nilai produktivitas dilapangan untuk Volvo sebesar 162.98
bcm/jam (Juli) dan 174.04 bcm /jam (agustus) dan Hitachi sebesar
162.68 bcm/jam (Juli) dan 203.31 bcm/jam (Agustus). Dengan
skenario operasi pemuatan backhoe secara top loading dengan 300
sudut muatnya, produktivitasnya dapat mencapai 243.1 bcm/jam
(Juli) & 259.60 bcm/jam (Agustus). Produktivitas Hitachi dapat
mencapai 227.84 bcm/jam (Juli) & 284.75 bcm/jam (Agustus).
Hasil simulasi produksi Talpac menujukkan nilai produktivitas
Volvo dapat mencapai 273,56 bcm/jam dan Hitachi dapat
mencapai 275,52 bcm/jam.
Perhitungan biaya operasinal alat hanya berupa biaya bahan
bakar alat gali-muat dimana didapatkan data aktual lapangan setiap
alat laju konsumsi bahan bakarnya sebesar 35 liter/jam, dengan
jenis solar industri seharga Rp. 12,100. Dengan metode top loading
dan angle of swing kecil biaya yang dikeluarkan akan lebih murah,
ditandai dengan hasil simulasi Talpac 10.2 dan perhitungan secara
teoritis. Produktivitas hasil simulasi Talpac 10.2 sebesar 273,56
bcm/jam pada Volvo, dan 275,52 bcm/jam pada Hitachi.
Sedangkan produktivitas hasil perhitungan teoritis pada bulan
Agustus sebesar 259,6 bcm/jam pada Volvo, dan 284,75 bcm/jam
pada Hitachi. Jauh dibandingkan metode bottom loading dengan
angle of swing besar (1800) yakni menhasilkan produktivitas <
242,07 bcm/jam dari seluruh hasil penelitian. Didapatkan bcm
material yang dapat dipindahkan untuk 1 liter bahan bakar yang
dikonsumsi terbesar adalah 8,14 bcm/liter (Hitachi top loading
dengan angle of swing 330).
81
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
5.2. Saran
PT. Internasional Prima Coal harus lebih memperhatikan
mengenai cara mengambil dan memindahkan material pada Eagle
2 Pit Mengutamakan menggunakan metode top loading sebagai
metode utama dalam pemindahan material khususnya overburden,
serta memperhatikan kondisi peralatan gali-muat secara rutin agar
tidak terjadi kerusakan pada saat alat beroperasi, sehingga efisiensi
kerja optimum dapat lebih tinggi.
Meningkatkan hubungan kerja yang baik terhadap sesama
pegawai, termasuk hubungan atasan terhadap bawahan agar
tercipta suasana kerja yang nyaman. Dengan membuat program
kerja yang sifatnya refreshing ataupun menghibur seperti membuat
acara ulang tahun PT. IPC, mengadakan acara peringatan hari
kemerdekaan, senam bersama bulanan, dan membuat kantin kantor
untuk sarana berkumpul serta kegiatan lain sejenisnya. Agar
menciptakan hubungan kerja yang semakin baik antar pegawai.
82
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2004). Optimalisasi Produksi Studi Kasus PT. Tri Bhakti Sarimas.
Jakarta : Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Trisakti.
B.M. Das (1990). Principles of Foundation Engineering (Second Edition,
PWS Kent Publishing Company, Boston).
Coal, K. P. (2018, Agustus). Kegiatan Operasional Penambangan. (Penulis,
Pewawancara)
Darminto, M. R. (2006). Analisis Densitas, Porositas, dan Struktur Mikro
Batu Apung Lombok dengan Variasi Lokasi menggunakan Metode
Archimedes dan Software Image-J. Jurnal Fisika dan Aplikasinya
Institut Teknologi Sepuluh November, 125.
Engineering, M. P. (2018). Sumber data yang diizinkan. Samarinda: PT.
Internasional Prima Coal.
Gunadarma, P. (2003). Rolling resistance. In A. T. Tenriajeng, Pemindahan
Tanah Mekanis.
Golden eagle (2017). Annual repot 2017. Jakarta.
Harinaldi (2005). Prinsip-Prinsip Statistika Untuk Teknik dan Sains.
Erlangga.
Hartman, H. L. (1987). Introductory Minning Engineering. Alabana: The
University of Alabana Tuscaloosa.
Herwin (2004). Estimasi Biaya Angkut Overburden dan Batubara dengan
Menggunakan Truck CWB 520 LDN : Studi kasus di PT. Mantri
Diraja Jobsite. Jakarta : Tugas Akhir.
82
83
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Hustrulid, W dkk (1998). Open Pit Mine Planning and Design 1 Editioin.
Balkema : England.
Indonesianto, I. Y. (2015). Memperkirakan Produksi dan Ongkos Alat-alat.
Dalam Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung.
Lusitania (2015). Diakses dari : http://repository.unisba.ac.id pada 7/5/2019.
McClay, Ken Dkk (2000). Tectonic Evolution of the Sanga Sanga Block,
Mahakam Delta, Kalimantan, Indonesia. AAPG Bulletin, V. 84, No.
6 (June 2000), P. 765–786.
Komatsu (2013). Specifications & Application Handbook 31th Edition,
Japan: Komatsu Ltd. Komatsu Ltd.
Manurung, E. N. (2015). Estimasi faktor pengisian mangkuk excavator
berdasarkan volume angkut dumptruck di PT. Agincourt Resources
Kec.Batangtoru Kab.Tapanuli Selatan Sumatera Utara. Medan :
Proposal Kerja Praktek ITS.
Mining, P. W. (2004). Kajian Kelayakan Penambangan Batubara Bawah
Tanah di Blok 1 PT. WBM, Daerah Satui Propinsi Kalimantan
Selatan - Indonesia. Bandung: Lembaga Penelitian dan
Pemberdayaan Masyarakat Intitut Teknologi Bandung.
Partanto, I. (1983). Alat-Alat Mekanis. Dalam Pemindahan Tanah Mekanis
Yogyakarta: Departemen Tambang Institut Teknologi Bandung.
PT. Geoservices, L. (t.thn.). Mulyana, Hana. 2005. Kualitas Batubara dan
Stockpile Management. Yogyakarta.
PT. Internasional Prima Coal. (2107). Data Sekuen Bulanan, Data Curah
Hujan, Data Target dan Produksi dan data-data sekunder lain yang
diizinkan Perusahaan. Samarinda - Kalimantan Timur: PT.
Internasional Prima Coal.
UNS. (2013). Sistem Manajemen. Abstrak TA.
Rendy (2015). Design Rencana Paritan Pada Eagle 1 PT. Internasional
Prima Coal. Samarinda : Laporan kerja Praktek.
84
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Robert L Peurifoy, dkk (2006). Construction Planning, Equipment, And
Methods, Seventh Edition. United states.
S.Supriatna, Sukardi, E. Rustandi, 1995, Peta Geologi Lembar Samarinda,
Kalimantan, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi, Bandung.
85
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 1. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode muat Top
loading dan sudut muat 900.
Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.
Production Summary - Full Simulation
Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts
Loader [PRJ] VOLVO EC 700 C BL
Availability % 94,38
Bucket Fill Factor 1,01
Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70
Average Payload bcm 2,46
Operating Hours per Year OpHr/Year 6.260,00 Op. hrs factored by availability
Average Operating Shifts per Year shifts/Year 626,00 Shifts factored by availability
Average Bucket Cycle Time min 0,36
Production per Operating Hour bcm 273,56
Production per Loader Operating Shift bcm 2.736 Max. prod. based on 100% avail.
Production per Year bcm 1.712.469 Avg. production factored by avail.
Wait Time per Operating Hour min 5,56
Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5
Availability % 94,93
Payload in Template bcm 10,32
Operating Hours per Year OpHr/Year 5.942,83
Average Payload bcm 9,83
Production per Operating Hour bcm 57,63
Production per Loader Operating Shift bcm 547
Production per Year bcm 342.494
Queue Time at Loader min/ Cycle 1,03
Spot Time at loader min/ Cycle 0,50
Average Loading Time min/ Cycle 1,08
Travel Time min/ Cycle 6,76
Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50
Average Dump Time min/ Cycle 0,50
Average Cycle Time min/ Cycle 10,36
Fleet Size 5
Average No. of Bucket Passes 4,00
Haulage System
Production per Year bcm/Year 1.712.469
Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology
Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided
Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket
Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts
Time to move Excavation Target Days 255,95
Loader Hrs to move Target Op. Hours. 4.387
Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 20.822
Total cost to move Target $ 0
86
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.
Full Simulation Results
Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1
Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty
Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle
metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %
[PRJ] KOMATSU HD 255-5
Queue Queue at Loader Auto Mins 1,03 9,93 0,0
Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,83 0,0
Load Loading Auto Mins 1,08 10,38 0,0
1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 5,52 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5
2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 4,97 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6
3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,84 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4
4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,39 3,81 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0
5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,88 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0
6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,89 14,9 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0
7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,96 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8
8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 12,55 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3
Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,83 0,0
Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,83 0,0
9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 9,15 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0
10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 2,17 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0
11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,86 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0
12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,77 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0
13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,95 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0
14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,84 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9
15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 3,19 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0
16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,85 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2
Total 2.200 10,36 100,00 12,7 0
87
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 2. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode muat Bottom
loading dan sudut muat 900.
Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.
Production Summary - Full Simulation
Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts
Loader [PRJ] VOLVO EC 700 C BL
Availability % 94,38
Bucket Fill Factor 0,95
Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70
Average Payload bcm 2,46
Operating Hours per Year OpHr/Year 6.260,00 Op. hrs factored by availability
Average Operating Shifts per Year shifts/Year 626,00 Shifts factored by availability
Average Bucket Cycle Time min 0,40
Production per Operating Hour bcm 263,96
Production per Loader Operating Shift bcm 2.640 Max. prod. based on 100% avail.
Production per Year bcm 1.652.391 Avg. production factored by avail.
Wait Time per Operating Hour min 3,42
Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5
Availability % 94,93
Payload in Template bcm 10,32
Operating Hours per Year OpHr/Year 5.942,83
Average Payload bcm 9,83
Production per Operating Hour bcm 55,61
Production per Loader Operating Shift bcm 528
Production per Year bcm 330.478
Queue Time at Loader min/ Cycle 1,30
Spot Time at loader min/ Cycle 0,50
Average Loading Time min/ Cycle 1,19
Travel Time min/ Cycle 6,76
Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50
Average Dump Time min/ Cycle 0,50
Average Cycle Time min/ Cycle 10,74
Fleet Size 5
Average No. of Bucket Passes 4,00
Haulage System
Production per Year bcm/Year 1.652.391
Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology
Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided
Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket
Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts
Time to move Excavation Target Days 265,25
Loader Hrs to move Target Op. Hours. 4.546
Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 21.579
Total cost to move Target $ 0
88
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.
Full Simulation Results
Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1
Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty
Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle
metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %
[PRJ] KOMATSU HD 255-5
Queue Queue at Loader Auto Mins 1,30 12,06 0,0
Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,65 0,0
Load Loading Auto Mins 1,19 11,07 0,0
1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 5,32 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5
2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 4,79 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6
3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,81 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4
4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,40 3,68 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0
5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,75 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0
6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,76 14,9 14,9 Rimpull 14,9 8,0 0,0 100,0
7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,86 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8
8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 12,11 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3
Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,65 0,0
Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,66 0,0
9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 8,83 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0
10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 2,09 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0
11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,80 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0
12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,71 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0
13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,84 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0
14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,81 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9
15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 3,07 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0
16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,68 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2
Total 2.200 10,74 100,00 12,3 0
89
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 3. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode muat Bottom
loading dan sudut muat 1800.
Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.
Production Summary - Full Simulation
Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts
Loader [PRJ] VOLVO EC 700 C BL
Availability % 94,38
Bucket Fill Factor 0,95
Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70
Average Payload bcm 2,46
Operating Hours per Year OpHr/Year 6.260,00 Op. hrs factored by availability
Average Operating Shifts per Year shifts/Year 626,00 Shifts factored by availability
Average Bucket Cycle Time min 0,51
Production per Operating Hour bcm 227,19
Production per Loader Operating Shift bcm 2.272 Max. prod. based on 100% avail.
Production per Year bcm 1.422.202 Avg. production factored by avail.
Wait Time per Operating Hour min 1,09
Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5
Availability % 94,93
Payload in Template bcm 10,32
Operating Hours per Year OpHr/Year 5.942,83
Average Payload bcm 9,83
Production per Operating Hour bcm 47,86
Production per Loader Operating Shift bcm 454
Production per Year bcm 284.440
Queue Time at Loader min/ Cycle 2,69
Spot Time at loader min/ Cycle 0,50
Average Loading Time min/ Cycle 1,52
Travel Time min/ Cycle 6,76
Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50
Average Dump Time min/ Cycle 0,50
Average Cycle Time min/ Cycle 12,47
Fleet Size 5
Average No. of Bucket Passes 4,00
Haulage System
Production per Year bcm/Year 1.422.202
Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology
Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided
Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket
Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts
Time to move Excavation Target Days 308,18
Loader Hrs to move Target Op. Hours. 5.282
Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 25.072
Total cost to move Target $ 0
90
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.
Full Simulation Results
Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1
Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty
Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle
metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %
[PRJ] KOMATSU HD 255-5
Queue Queue at Loader Auto Mins 2,69 21,58 0,0
Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,01 0,0
Load Loading Auto Mins 1,52 12,22 0,0
1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 4,58 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5
2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 4,13 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6
3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,70 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4
4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,39 3,17 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0
5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,23 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0
6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,24 14,9 14,9 Rimpull 14,9 8,0 0,0 100,0
7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,46 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8
8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 10,43 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3
Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,01 0,0
Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,01 0,0
9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 7,60 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0
10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 1,80 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0
11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,55 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0
12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,47 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0
13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,45 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0
14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,70 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9
15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 2,65 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0
16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,03 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2
Total 2.200 12,47 100,00 10,6 0
91
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 4. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode muat Top
loading dan sudut muat 900.
Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.
Production Summary - Full Simulation
Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts
Loader [PRJ] HITACHI EX 800 H-5
Availability % 95,26
Bucket Fill Factor 0,99
Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70
Average Payload bcm 2,46
Operating Hours per Year OpHr/Year 6.320,00 Op. hrs factored by availability
Average Operating Shifts per Year shifts/Year 632,00 Shifts factored by availability
Average Bucket Cycle Time min 0,35
Production per Operating Hour bcm 275,52
Production per Loader Operating Shift bcm 2.755 Max. prod. based on 100% avail.
Production per Year bcm 1.741.287 Avg. production factored by avail.
Wait Time per Operating Hour min 6,13
Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5
Availability % 94,93
Payload in Template bcm 10,32
Operating Hours per Year OpHr/Year 5.999,79
Average Payload bcm 9,83
Production per Operating Hour bcm 58,04
Production per Loader Operating Shift bcm 551
Production per Year bcm 348.257
Queue Time at Loader min/ Cycle 0,98
Spot Time at loader min/ Cycle 0,50
Average Loading Time min/ Cycle 1,05
Travel Time min/ Cycle 6,76
Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50
Average Dump Time min/ Cycle 0,50
Average Cycle Time min/ Cycle 10,29
Fleet Size 5
Average No. of Bucket Passes 4,00
Haulage System
Production per Year bcm/Year 1.741.287
Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology
Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided
Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket
Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts
Time to move Excavation Target Days 251,71
Loader Hrs to move Target Op. Hours. 4.355
Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 20.674
Total cost to move Target $ 0
92
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.
Full Simulation Results
Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1
Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty
Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle
metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %
[PRJ] KOMATSU HD 255-5
Queue Queue at Loader Auto Mins 0,98 9,55 0,0
Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,86 0,0
Load Loading Auto Mins 1,05 10,20 0,0
1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 5,55 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5
2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 5,00 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6
3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,84 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4
4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,39 3,84 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0
5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,91 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0
6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,92 14,9 14,9 Rimpull 14,9 8,0 0,0 100,0
7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,98 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8
8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 12,64 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3
Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,86 0,0
Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,87 0,0
9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 9,21 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0
10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 2,18 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0
11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,88 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0
12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,79 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0
13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,97 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0
14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,84 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9
15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 3,21 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0
16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,88 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2
Total 2.200 10,29 100,00 12,8 0
93
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 5. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode muat
Bottom loading dan sudut muat 900.
Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.
Production Summary - Full Simulation
Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts
Loader [PRJ] HITACHI EX 800 H-5
Availability % 95,26
Bucket Fill Factor 0,93
Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70
Average Payload bcm 2,46
Operating Hours per Year OpHr/Year 6.320,00 Op. hrs factored by availability
Average Operating Shifts per Year shifts/Year 632,00 Shifts factored by availability
Average Bucket Cycle Time min 0,39
Production per Operating Hour bcm 265,61
Production per Loader Operating Shift bcm 2.656 Max. prod. based on 100% avail.
Production per Year bcm 1.678.662 Avg. production factored by avail.
Wait Time per Operating Hour min 3,61
Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5
Availability % 94,93
Payload in Template bcm 10,32
Operating Hours per Year OpHr/Year 5.999,79
Average Payload bcm 9,83
Production per Operating Hour bcm 55,96
Production per Loader Operating Shift bcm 531
Production per Year bcm 335.732
Queue Time at Loader min/ Cycle 1,25
Spot Time at loader min/ Cycle 0,50
Average Loading Time min/ Cycle 1,17
Travel Time min/ Cycle 6,76
Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50
Average Dump Time min/ Cycle 0,50
Average Cycle Time min/ Cycle 10,68
Fleet Size 5
Average No. of Bucket Passes 4,00
Haulage System
Production per Year bcm/Year 1.678.662
Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology
Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided
Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket
Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts
Time to move Excavation Target Days 261,10
Loader Hrs to move Target Op. Hours. 4.518
Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 21.445
Total cost to move Target $ 0
94
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.
Full Simulation Results
Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1
Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty
Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle
metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %
[PRJ] KOMATSU HD 255-5
Queue Queue at Loader Auto Mins 1,25 11,72 0,0
Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,68 0,0
Load Loading Auto Mins 1,17 10,99 0,0
1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 5,35 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5
2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 4,82 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6
3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,81 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4
4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,40 3,70 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0
5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,77 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0
6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,78 14,9 14,9 Rimpull 14,9 8,0 0,0 100,0
7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,87 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8
8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 12,18 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3
Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,68 0,0
Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,69 0,0
9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 8,87 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0
10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 2,10 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0
11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,81 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0
12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,72 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0
13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,86 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0
14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,81 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9
15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 3,09 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0
16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,70 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2
Total 2.200 10,68 100,00 12,4 0
95
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 6. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode muat
Bottom loading dan sudut muat 1800.
Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.
Production Summary - Full Simulation
Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts
Loader [PRJ] HITACHI EX 800 H-5
Availability % 95,26
Bucket Fill Factor 0,93
Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70
Average Payload bcm 2,46
Operating Hours per Year OpHr/Year 6.320,00 Op. hrs factored by availability
Average Operating Shifts per Year shifts/Year 632,00 Shifts factored by availability
Average Bucket Cycle Time min 0,46
Production per Operating Hour bcm 242,07
Production per Loader Operating Shift bcm 2.421 Max. prod. based on 100% avail.
Production per Year bcm 1.529.858 Avg. production factored by avail.
Wait Time per Operating Hour min 1,58
Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5
Availability % 94,93
Payload in Template bcm 10,32
Operating Hours per Year OpHr/Year 5.999,79
Average Payload bcm 9,83
Production per Operating Hour bcm 51,00
Production per Loader Operating Shift bcm 484
Production per Year bcm 305.972
Queue Time at Loader min/ Cycle 2,07
Spot Time at loader min/ Cycle 0,50
Average Loading Time min/ Cycle 1,39
Travel Time min/ Cycle 6,76
Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50
Average Dump Time min/ Cycle 0,50
Average Cycle Time min/ Cycle 11,72
Fleet Size 5
Average No. of Bucket Passes 4,00
Haulage System
Production per Year bcm/Year 1.529.858
Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology
Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided
Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket
Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts
Time to move Excavation Target Days 286,50
Loader Hrs to move Target Op. Hours. 4.957
Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 23.531
Total cost to move Target $ 0
96
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.
Full Simulation Results
Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1
Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle
Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty
Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle
metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %
[PRJ] KOMATSU HD 255-5
Queue Queue at Loader Auto Mins 2,07 17,67 0,0
Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,27 0,0
Load Loading Auto Mins 1,39 11,86 0,0
1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 4,88 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5
2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 4,39 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6
3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,74 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4
4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,40 3,37 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0
5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,43 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0
6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,44 14,9 14,9 Rimpull 14,9 8,0 0,0 100,0
7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,62 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8
8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 11,10 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3
Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,27 0,0
Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,27 0,0
9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 8,09 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0
10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 1,92 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0
11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,65 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0
12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,57 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0
13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,61 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0
14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,74 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9
15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 2,82 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0
16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,29 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2
Total 2.200 11,72 100,00 11,3 0
97
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 7. Data Cycle time.
Data cycletime dengan metode bottom loading pada alat Hitachi Zaxis 470 LC
dengan sudut 900.
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled) ms
dumping
ms
swing
(empty) ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
1 8.04 4.02 3.23 4.46 78 90
2 8.46 5.36 4.2 4.6 85 45
3 6.97 4.8 3.25 4.75 86 90
4 15.76 4.55 3.75 4.65 83 90
5 13.02 5.33 3.41 4.52 85 90
6 8.41 4.13 3.98 4.69 84 90
7 9.46 5.15 3.46 4.49 85 90
8 9.16 4.92 3.9 4.74 87 90
9 9.63 5.53 3.48 5.71 85 90
10 9.8 3.05 3.48 4.5 83 90
11 6.37 5 4.87 5.41 88 90
12 7.12 6.16 4.22 4.45 85 90
13 7.05 6.31 3.78 4.57 80 90
14 8.84 5.93 3.28 5.36 83 90
15 10.06 5.89 3.95 6.52 85 90
16 17.49 5.91 4.88 4.72 90 90
17 5.86 4.24 3.36 5.71 88 80
18 15.18 3.78 3.19 4.4 83 90
19 10.74 5.4 4.08 5.04 87 90
20 8.74 5.23 5.67 5.05 75 90
21 6.11 6.35 3.82 5.39 83 90
22 11.23 4.32 3.76 4.39 85 90
23 10.59 4.1 3.76 4.7 90 90
24 9.02 4.18 2.92 4.11 85 90
98
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled) ms
dumping
ms
swing
(empty) ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
25 7.22 3.7 3.41 4.29 83 90
26 10.64 5.63 3.87 4.56 85 90
27 13.29 4.72 3.98 5.45 88 90
28 10..72 4 2.64 4.41 90 90
29 10.21 4.02 3.36 5.97 88 90
30 10.38 4.58 3.86 4.84 80 90
99
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Data cycletime dengan metode bottom loading pada alat Hitachi Zaxis 470 LC
dengan sudut 1800
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled) ms
dumping
ms
swing
(empty) ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
1 6.23 6.96 4.28 6.23 88 130
2 5.1 6.74 3.56 6.85 95 130
3 15.04 5.69 3.33 5.18 89 175
4 19.1 5.16 2.36 5.95 90 170
5 11.84 7.84 3.55 6.31 91 175
6 11.53 3.49 2.64 4.01 80 90
7 9.81 5.85 2.81 5.48 93 170
8 8.64 7.91 3.05 5.78 93 175
9 7.61 7.53 3.01 5.88 88 175
10 5.91 7.63 2.95 6.56 92 175
11 8.69 5.21 2.84 5.39 80 170
12 24.74 6.49 2.5 3.66 95 100
13 17.5 6.87 2.61 5.33 90 120
14 15.13 7.36 2.08 4.2 85 110
15 8.31 7.23 3.56 5.59 96 110
16 7.83 5.53 3.11 4.11 82 90
17 14.89 7.23 3.1 6.27 80 165
18 14.23 6.49 3.18 6.61 82 165
19 13.49 6.85 4.38 7.43 85 165
20 9.83 6.28 5.04 5.44 80 170
21 11.22 6.28 3.93 5.68 85 170
22 13.77 6.44 2.38 4.68 85 175
23 13.7 5.58 3.86 7.41 82 175
24 13.35 6.93 3.36 4.63 88 170
25 18.02 6.21 2.69 5.2 80 170
26 13.7 7.58 3.89 5.81 83 180
100
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled) ms
dumping
ms
swing
(empty) ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
27 15.43 6.38 3.38 5.01 80 180
28 9.06 7.6 2.01 4.67 82 160
29 14.03 6.41 3.68 5.46 80 155
30 16.23 6.91 2.45 5.63 82 175
101
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Data cycletime dengan metode bottom loading pada alat Volvo EC 480 D
dengan sudut 900
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled) ms
dumping
ms
swing
(empty) ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
1 6.58 6.1 2.93 4.06 90 90
2 9.09 5.05 3.88 4.23 90 45
3 10.91 5.73 2.99 3.83 88 90
4 8.58 4.01 3.63 4.08 90 45
5 8.61 4.09 3.48 4.76 85 45
6 9.3 3.97 4.06 3.28 88 45
7 9.38 4.43 3.08 4.6 80 45
8 13.64 5.21 4.88 4.26 88 80
9 18.5 6.11 2.81 3.66 90 75
10 9.56 5.16 4.83 3.25 90 30
11 7.06 4.96 3.44 4.88 90 45
12 9.71 6.14 7.67 5.61 92 45
13 11.79 5.56 2.63 3.25 91 45
14 8.23 5.96 3.34 4.32 90 40
15 11.05 4.63 2.51 4.44 85 60
16 16.83 7.28 3.03 4.51 88 90
17 9.42 4.16 3.81 5.16 90 70
18 6.34 3.2 2.83 2.46 82 30
19 17.58 3.34 2.58 3.98 80 30
20 10.54 3.2 2.41 4.28 88 60
21 16.86 5.43 3.3 4.46 88 60
22 19.54 4.65 2.58 4.24 85 45
23 15.98 3.58 2.03 3.71 88 40
24 8.97 3.95 2.43 3.45 85 45
25 9.74 6.29 3.83 5.21 85 90
26 5.23 4.86 2.58 4.2 90 90
102
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled) ms
dumping
ms
swing
(empty) ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
27 11.26 5.72 3.16 5.91 88 90
28 12.48 6.5 3.64 5.4 90 90
29 11.88 5.71 3.36 5.31 88 90
30 5.38 5.58 3.51 4.84 80 90
103
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Data cycletime dengan metode bottom loading pada alat Volvo EC 480 D
dengan sudut 1800
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled) ms
dumping
ms
swing
(empty) ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
1 9.52 9.53 3.88 6.14 95 180
2 14.98 6.7 4.53 8.36 88 180
3 15.13 7.56 3.37 5.48 90 180
4 10.09 9.45 3.13 7.37 82 160
5 13.64 5.15 4.86 6.04 85 170
6 10.34 7.11 3.33 6.43 85 170
7 11.11 5.48 3.6 6.1 85 170
8 12.24 6.1 3.38 7.4 88 150
9 17.63 7.38 2.84 6.7 88 180
10 10.19 9.72 3.86 6.89 83 180
11 18.35 6.59 3.49 6.6 80 180
12 12.35 6.54 2.69 7.98 85 180
13 20.23 7.18 4.33 5.19 95 170
14 12.1 8.71 3.63 4.08 95 180
15 12.05 5.68 3.4 6.3 88 170
16 14.24 6.89 2.58 5.86 88 160
17 15.27 6.41 3.8 6.39 85 180
18 13.84 7.36 3.35 6.1 88 180
19 22.59 8.16 3.06 6.56 88 180
20 16.72 6.76 2.85 8.13 90 180
21 14.91 6.18 3.1 5.49 88 180
22 16.9 6.44 3.11 6.69 90 180
23 9.51 5.66 2.31 5.99 95 180
24 17.33 7.33 3 6.21 100 180
25 14.33 7.71 3.76 6.91 85 180
26 10.35 8.05 3.06 4.76 80 180
104
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled) ms
dumping
ms
swing
(empty) ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
27 8.23 6.74 2.98 5.53 82 170
28 9.11 8.78 4.13 5.4 85 170
29 9.48 7.31 3.98 6.78 90 160
30 8.47 7.16 3.68 5.63 85 170
105
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Data cycletime dengan metode top loading pada alat Hitachi Zaxis 470 LC
dengan sudut 900
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled)
ms
dumping
ms
swing
(empty)
ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
1 9.45 4.18 3.82 3.24 92 40
2 9.74 4.73 4.56 3.65 89 45
3 14.67 4.27 3.31 5.23 88 40
4 12.22 4.29 3.18 4.16 90 50
5 6.05 5.97 4.85 3.83 89 90
6 8.65 4.08 3.39 4.08 92 35
7 9.97 4.21 3.61 3.76 90 40
8 8.66 5.11 3.35 3.28 93 90
9 7.55 3.16 2.81 3.61 90 30
10 12.36 3.96 3.88 3.26 90 30
11 8.56 4.14 3.49 2.66 91 30
12 5.35 4.56 2.34 2.25 93 55
13 7.56 4.96 2.93 4.88 92 45
14 9.09 4.22 3.32 4.61 92 40
15 10.91 4.07 3.06 3.25 90 50
16 10.45 5.47 3.64 3.31 89 90
17 6.34 3.21 3.49 4.44 96 30
18 7.45 4.34 4.17 3.57 95 45
19 8.18 3.28 3.28 4.67 94 30
20 8.49 5.43 4.83 3.48 90 45
21 8.38 4.66 2.83 3.75 85 40
22 12.48 4.58 4.86 3.22 95 35
23 8.47 7.95 3.44 3.46 88 90
24 11.75 4.29 5.64 4.24 90 50
25 8.06 4.81 2.62 4.71 92 45
26 7.99 4.72 3.36 3.45 90 55
106
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled)
ms
dumping
ms
swing
(empty)
ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
27 7.4 6.94 2.58 4.23 89 90
28 10.56 4.71 3.02 4.42 85 45
29 7.41 4.58 3.84 4.31 90 45
30 9.5 5.55 3.93 4.8 90 55
107
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Data cycletime dengan metode top loading pada alat Volvo EC 480 D dengan
sudut 900
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled) ms
dumping
ms
swing
(empty) ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
1 8.56 4.24 3.35 3.45 91 45
2 10.7 4.34 4.57 3.2 90 30
3 8.59 4.87 3.87 5.65 92 75
4 10.59 4.76 3.13 4.5 93 45
5 9.89 4.97 4.76 4.83 90 45
6 12.78 5.12 3.63 4.96 91 35
7 8.12 4.26 2.61 3.98 92 40
8 6.56 5.19 3.68 2.28 92 45
9 8.57 4.17 2.65 3.9 92 45
10 16.6 5.96 3.88 3.21 92 30
11 8.96 4.68 3.49 3.69 93 30
12 6.35 4.58 2.34 4.25 90 50
13 5.56 4.96 3.93 3.88 89 30
14 7.09 6.04 3.32 6.61 90 45
15 6.93 5.07 3.76 4.25 90 45
16 8.45 5.08 3.64 3.35 90 60
17 8.34 5.21 3.73 4.89 95 30
18 11.45 5.34 4.15 3.97 80 45
19 11.15 4.75 3.86 3.67 90 30
20 7.49 5.76 4.59 4.84 85 45
21 7.33 4.17 2.83 3.8 89 40
22 6.48 3.58 4.86 4.22 91 35
23 5.47 6.34 4.79 4.87 90 60
24 7.79 4.16 3.22 4.6 85 50
25 7.09 4.99 3.69 4.65 80 45
26 9.56 5.4 3.78 4.04 91 55
108
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
No.
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled) ms
dumping
ms
swing
(empty) ms
Fill
Factor
%
Angel
(degre)
27 10.43 5.04 3.88 4.6 92 55
28 8.99 4.77 3.02 2.42 92 30
29 7.67 3.58 4.8 3.98 91 45
30 6.51 5.78 3.12 3.86 94 45
109
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 8. Perhitungan Data Cycletime Secara Statistika.
Hitachi Zaxis 470 LC dengan Metode top loading dan Sudut muat 1800
Loading Bucket
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 14.67 –5.35
6
= 1.553
Sehingga didapatkan data sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Loading Bucket
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
5.35 - 6.90 3 6.05 18.15
6.91 - 8.45 9 7.56 68.04
8.46 -10.01 10 8.875 88.75
10.02 - 11.56 3 10.56 31.68
11.57 - 13.11 4 12.29 49.16
13.12 - 14.67 1 14.67 14.67
Jumlah 30 270.45
110
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 270.45
30
= 9.015 detik
Swing Filled
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 7.95 – 3.16
6
= 0.798
Distribusi Frekuensi Swing loaded
Panjang
kelas
Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
3.16- 3.95 3 3.21 9.63
3.96 - 4.75 18 4.29 77.22
4.76 - 5.55 6 4.57 27.42
5.56 - 6.35 1 5.97 5.97
6.36 - 7.15 1 6.94 6.94
7.16 - 7.95 1 7.95 7.95
111
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Jumlah 30 135.13
Nilai rata-rata data Swing loaded adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 135.13
30
= 4.504 detik
Dumping
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 5.64 – 2.34
6
= 0.55
Distribusi Frekuensi Dumping
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
2.34 - 2.89 5 2.62 13.1
2.90 - 3.44 11 3.31 36.41
3.45 - 3.99 8 3.73 29.84
112
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
4.00 - 4.54 1 4.17 4.17
4.55 - 5.09 4 4.84 19.36
5.10 - 5.64 1 5.64 5.64
Jumlah 30 108.52
Nilai rata-rata data Dumping adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 108.52
30
= 3.617 detik
Empty Swing
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 5.23 – 2.25
6
= 0.496
(Tabel pada halaman berikutnya)
113
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Distribusi Frekuensi Swing Empty
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
2.25 - 2.74 2 2.455 4.91
2.75 - 3.24 2 3.23 6.46
3.25 - 3.74 10 3.455 34.55
3.75 - 4.23 6 3.955 23.73
4.24 - 4.73 7 4.44 31.08
4.74 - 5.23 3 4.88 14.64
Jumlah 30 115.37
Nilai rata-rata data Empty Swing adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 115.37
30
= 3.845 detik
Fill Factor
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 96 – 85
6
114
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
= 1.83
Distribusi Frekuensi Fiil Factor
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
85 - 86.83 2 85 170
85.84 - 88.66 2 88 176
88.67 - 90.5 14 90 1260
90.51 - 92.33 6 92 552
92.34 - 94.16 3 93 279
94.17 - 96 3 95 285
Jumlah 30 2722
Nilai rata-rata data Fill Factor adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 2722
30
= 90.73 %
Swing Angle
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
115
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
= 90 – 30
6
= 10
Distribusi Frekuensi Angle
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
30 - 40 12 45 540
40.01 - 50 10 0 0
50.01 - 60 3 0 0
60.01 - 70 0 0 0
70.01 - 80 0 0 0
80.01 - 90 5 90 450
Jumlah 30 990
Nilai rata-rata data Angle of swingadalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 990
30
= 33 derajat.
Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata setelah dioalah menggunakan
metode statistik ialah :
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled)
ms
dumping
ms
swing
(empty)
ms
Fill
Factor %
Angel
(0)
Cycletime
S
9.02 4.5 3.62 3.85 90.73 33 20.99
116
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Hitachi Zaxis 470 LC dengan Metode Bottom dan Sudut muat 900
Loading Bucket
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 17.49 – 5.86
6
= 5.86
Sehingga didapatkan data sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Bucket Loading
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
5.86 - 7.79 7 6.97 48.79
7.80 - 9.73 9 8.84 79.56
9.74 - 11.67 9 10.59 95.31
11.68 - 13.61 2 13.155 26.31
13.62 - 15.55 1 15.18 15.18
15.56 - 17.49 2 16.625 33.25
Jumlah 30 298.4
117
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 298.4
30
= 9.946 detik
Swing Filled
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 6.35 – 3.05
6
= 0.55
Distribusi Frekuensi Swing Filled
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
3.05 - 3.6 1 3.05 3.05
3.61 - 4.15 7 4.02 28.14
4.16 - 4.7 5 4.32 21.6
4.71 - 5.25 6 4.96 29.76
5.26 - 5.8 5 5.4 27
5.81 - 6.35 6 6.045 36.27
118
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Jumlah 30 145.82
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 145.82
30
= 4.861 detik
Dumping
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 5.67 – 2.64
6
= 0.505
Distribusi Frekuensi Dumping
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
2.64 - 3.14 2 2.78 5.56
3.15 - 3.65 11 3.36 36.96
3.66 - 4.15 12 3.95 47.4
119
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
4.16 - 4.66 2 4.21 8.42
4.67 - 5.16 2 4.875 9.75
5.17 - 5.67 1 5.67 5.67
Jumlah 30
113.76
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 113.76
30
= 3.792 detik
Empty Swing
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 6.11 – 4.11
6
= 0.40167
Distribusi Frekuensi Swing Empty
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
120
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
4.11 - 4.51 9 4.41 39.69
4.52 - 4.91 11 4.69 51.59
4.92 - 5.31 2 5.045 10.09
5.32 - 5.71 0 0 0
5.72 - 6.11 6 5.43 32.58
6.12 - 6.52 2 6.245 12.49
Jumlah 30 25.82 146.44
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 146.44
30
= 4.881 detik
Fill Factor
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 90 – 75
6
= 2.5
121
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Distribusi Frekuensi Fill Factor
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
75 - 77.5 1 75 75
77.51 - 80 3 80 240
80.01 - 82.5 0 0 0
82.51 - 85 16 85 1360
85.01 - 87.5 3 87 261
87.51 - 90 7 88 616
Jumlah 30 2552
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 2552
30
= 85.06 %
Swing Angle
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 90 – 45
6 = 7.5
122
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Distribusi Frekuensi Swing
Angle
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
45 - 52.5 1 45 45
52.51 - 60 0 0 0
60.01 - 67.5 0 0 0
67.51 - 75 0 0 0
75.01 - 82.5 1 80 80
82.51- 90 28 90 2520
Jumlah 30 2645
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 2645
30
= 88.16 derajat.
Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata setelah dioalah menggunakan
metode statistik ialah :
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled)
ms
dumping
ms
swing
(empty)
ms
Fill
Factor
%
Angel Cycletime
s
9.95 4.86 3.79 4.88 85.06 88.17 23.48
123
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Hitachi Zaxis 470 LC dengan Metode Bottom dan Sudut muat 1800
Loading Bucket
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 24.74 – 5.1
6
= 3.27
Sehingga didapatkan data sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Loading Bucket
Panjang kelas Frekuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
5.1 - 8.37 6 6.92 41.52
8.38 - 11.64 7 9.81 68.67
11.65 - 14.92 9 13.7 123.3
14.93 - 18.19 6 15.83 94.98
18.20 - 21.46 1 19.1 19.1
21.47 - 24.74 1 24.74 24.74
Jumlah 30 372.31
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
124
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 372.31
30
= 12.41 detik
Swing filled
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 7.91 – 3.94
6
= 0.736
Sehingga didapatkan data sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Swing Filled
Panjang kelas Frekuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
3.94 - 4.22 1 3.49 3.49
4.23 - 4.96 0 0 0
4.97 - 5.7 5 5.53 27.65
5.71 - 6.43 6 6.28 37.68
6.44 - 7.17 9 6.85 61.65
7.18 - 7.91 9 7.58 68.22
125
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Jumlah 30 29.73 198.69
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 198.69
30
= 6.623 detik
Dumping
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 5.04 – 2.01
6
= 0.505
Sehingga didapatkan data sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Dumping
Panjang
kelas
Frekuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
2.01 - 2.51 6 2.37 14.22
2.52 - 3.02 7 2.81 19.67
126
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
3.03 - 3.52 7 3.18 22.26
3.53 - 4.03 7 3.68 25.76
4.04 - 4.53 2 4.33 8.66
4.54 - 5.04 1 5.04 5.04
Jumlah 30 21.41 95.61
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 95.61
30
= 3.187 detik
Empty Swing
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 7.43 – 3.66
6
= 0.628
Sehingga didapatkan data sebagai berikut dapat dilihat pada halaman selanjutnya :
127
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Distribusi Frekuensi Swing Empty
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
3.66 - 4.28 4 4.06 16.24
4.29 - 4.91 3 4.67 14.01
4.92 - 5.54 8 5.36 42.88
5.55 - 6.17 7 5.78 40.46
6.18 - 6.8 5 6.31 31.55
6.81 - 7.43 3 7.41 22.23
Jumlah 30 33.59 167.37
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 167.37
30
= 5.579 detik
Fill Factor
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 96 – 80
6
128
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
= 2.667
Sehingga didapatkan data sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Fill Factor
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
80 - 82.66 12 80 960
82.67 - 85.33 5 85 425
85.34 - 88 3 88 264
88.01 - 90.66 3 90 270
90.67 - 93.33 4 92.5 370
93.34 - 96 3 95 285
Jumlah 30 530.5 2574
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 2574
30
= 85.8 %
Angle
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
129
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
= 180 – 90
6
= 15
Sehingga didapatkan data sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Angel
Panjang kelas Frekuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
90 - 105 3 90 270
105.01 - 120 3 110 330
120.01 - 135 2 130 260
135.01 - 150 0 130 0
150.01 - 165 5 0 0
165.01 180 17 175 2975
Jumlah 30 635 3835
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 3835
30
= 127.83 derajat
Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata ialah :
Loading
Bucket (ms)
Swing
(filled) ms
dumpin
g ms
swing
(empty) ms
Fill
Factor % Angel
Cycletime
s
12.41 6.62 3.19 5.58 85.8 127.83 27.8
130
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Volvo EC 480 D dengan Metode top loading dan Sudut muat 900
Loading Bucket
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 16.6 –5.47
6
= 1.855
Sehingga didapatkan data sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Loading Bucket
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
5.47 - 7.32 9 6.51 58.59
7.33 - 9.18 12 8.395 100.74
9.19 - 11.03 5 10.43 52.15
11.04 - 12.89 3 11.45 34.35
12.90 - 14.74 0 0 0
14.75 - 16.6 1 16.6 16.6
Jumlah 30 262.43
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
131
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 262.43
30
= 8.747 detik
Swing Filled
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 6.34 – 3.58
6
= 0.46
Distribusi Frekuensi Swing filled
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
3.58 - 4.04 2 3.58 7.16
4.05 - 4.5 6 4.26 25.56
4.51 - 4.96 7 4.97 34.79
4.97 - 5.42 10 5.275 52.75
5.43 - 5.88 2 5.77 11.54
5.89 - 6.34 3 6.04 18.12
Jumlah 30 29.895 149.92
132
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Nilai rata-rata data Swing loaded adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 149.92
30
= 4.997 detik
Dumping
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 4.86 – 2.34
6
= 0.42
Distribusi Frekuensi Dumping
Panjang
kelas
Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
2.34 - 2.76 3 2.475 7.425
2.77 - 3.18 4 3.175 12.7
3.19 - 3.6 4 3.71 14.84
3.61 - 4.02 12 3.905 46.86
4.03 - 4.44 1 4.775 4.775
4.45 - 4.86 6 4.83 28.98
133
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Jumlah 30 115.58
Nilai rata-rata data Dumping adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 115.58
30
= 3.852 detik
Empty Swing
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 6.61 – 2.28
6
= 0.722
Distribusi Frekuensi Swing Empty
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
2.28 - 3.00 2 2.28 4.56
3.01 - 3.72 6 3.205 19.23
3.73 - 4.44 11 3.88 42.68
134
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
4.45 - 5.16 9 4.55 40.95
5.17 - 5.88 1 4.88 4.88
5.89 - 6.61 1 5.65 5.65
Jumlah 30 117.95
Nilai rata-rata data Empty Swing adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 117.95
30
= 3.391 detik
Fill Factor
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 95 – 80
6
= 2.5
(Tabel distribusi dpat dilihat pada halaman selanjutnya)
135
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Distribusi Frekuensi Fiil Factor
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
80 - 82.5 2 82.5 165
82.51 - 85 2 90 180
85.01 - 87.5 0 91 0
87.51 - 90 10 92 920
90.01 - 92.5 12 93 1116
92.51 - 95 4 95 380
Jumlah 30 2761
Nilai rata-rata data Fill Factor adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 2761
30
= 92.03 %
Swing Angle
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 75 – 30
6
136
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
= 7.5
Distribusi Frekuensi Angel
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
30 - 37.5 9 45 405
37.51 - 45 14 30 420
45.01 - 52.5 2 0 0
52.51 - 60 4 32.5 130
60.01 - 67.5 0 0 0
67.51 - 75 1 45 45
Jumlah 30 1000
Nilai rata-rata data Angle of swingadalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 1000
30
= 33.33 derajat.
Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata setelah dioalah menggunakan
metode statistik ialah :
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled)
ms
dumping
ms
swing
(empty)
ms
Fill
Factor
%
Angel Cycletime
s
8.75 5 3.85 3.91 92.03 33.33 21.51
137
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Volvo EC 480 D dengan Metode Bottom dan Sudut muat 900
Loading Bucket
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 19.54 – 5.23
6
= 2.385
Sehingga didapatkan data sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Waktu isi bucket
Panjang kelas Frekuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
5.23 - 7.61 5 6.34 31.7
7.62 - 10 11 9.3 102.3
10.01 - 12.38 6 11.155 66.93
12.39 - 14.77 2 13.06 26.12
14.78 - 17.15 3 16.83 50.49
17.16 - 19.54 3 18.5 55.5
Jumlah 30 333.04
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
138
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 333.04
30
= 11.101 detik
Swing Filled
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 7.28 – 3.2
6
= 0.68
Distribusi Frekuensi Waktu bucket loading
Panjang kelas Frekuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
3.2 - 3.88 4 3.27 13.08
3.89 - 4.56 6 4.05 24.3
4.57 - 5.24 7 4.96 34.72
5.25 - 5.92 6 5.645 33.87
5.93 - 6.6 6 6.125 36.75
6.61 - 7.28 1 7.28 7.28
Jumlah 30 150
139
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 150
30
= 5 detik
Dumping
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 7.67 – 2.03
6
= 0.94
Distribusi Frekuensi Waktu dumping
Panjang kelas Frekuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
2.03 - 2.97 11 2.58 28.38
2.98 - 3.91 15 3.44 51.6
3.92 - 4.85 2 4.445 8.89
4.86 - 5.79 1 4.88 4.88
5.80 - 6.73 0 0 0
6.74 - 7.67 1 7.67 7.67
140
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Jumlah 30 101.42
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 101.42
30
= 3.381 detik
Empty Swing
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 5.91 – 2.46
6
= 0.575
Distribusi Frekuensi Waktu empty swing
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
2.46 - 3.03 1 2.46 2.46
3.04 - 3.61 4 3.265 13.06
3.62 - 4.18 6 3.905 23.43
141
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
4.19 - 4.76 11 4.32 47.52
4.77 - 5.33 5 5.16 25.8
5.34 - 5.91 3 5.61 16.83
Jumlah 30 129.1
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 129.1
30
= 4.303 detik
Fill Factor
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 92 – 80
6
= 2
(Tabel distribusi dpat dilihat pada halaman selanjutnya).
142
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Distribusi Frekuensi Waktu fill factor
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
80 - 82 4 80 320
82.01 - 84 0 0 0
84.01 - 86 5 85 425
86.01 - 88 9 88 792
88.01 - 90 10 90 900
90.01 - 92 2 91.5 183
Jumlah 30 2620
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 2620
30
= 87.33 %
Swing Angle
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 90 – 30
6 = 10
143
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Distribusi Frekuensi Waktu
Angle
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
30 - 40 3 30 90
40.01 - 50 12 45 540
50.01 - 60 3 60 180
60.01 - 70 1 70 70
70.01 - 80 2 77.5 155
80.01 - 90 9 90 810
Jumlah 30 1845
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 1845
30
= 61.5 derajat.
Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata setelah dioalah menggunakan
metode statistik ialah :
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled)
ms
dumping
ms
swing
(empty)
ms
Fill
Factor
%
Angel Cycletime
s
11.1 5 3.38 4.3 87.33 61.5 23.78
144
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Volvo EC 480 D dengan Metode Bottom dan Sudut muat 1800
Loading Bucket
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 22.59 – 8.23
6
= 2.393
Sehingga didapatkan data sebagai berikut :
Distribusi Frekuensi Loading Bucket
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
8.23 - 10.62 10 9.515 95.15
10.63 - 13.01 5 12.1 60.5
13.02 - 15.41 8 14.62 116.96
15.42 - 17.80 4 17.115 68.46
17.81 - 20.19 1 18.35 18.35
20.20 - 22.59 2 21.41 42.82
Jumlah 30 402.24
145
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 402.24
30
= 13.048 detik
Swing Filled
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 9.72 – 5.15
6
= 0.761
Distribusi Frekuensi Swing Filled
Panjang
kelas
Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
5.15 - 5.91 4 5.57 22.28
5.92 - 6.67 6 6.425 38.55
6.68 - 7.43 11 7.16 78.76
7.44 - 8.19 4 7.88 31.52
8.20 - 8.95 2 8.745 17.49
8.96 - 9.72 3 9.53 28.59
146
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Jumlah 30 217.19
Nilai rata-rata data Swing Filled adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 217.19
30
= 7.239 detik
Dumping
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 4.86 – 2.31
6
= 0.425
Distribusi Frekuensi Dumping
Panjang
kelas
Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
2.31 - 2.73 3 2.58 7.74
2.74 - 3.16 9 3.06 27.54
3.17 - 3.58 6 3.375 20.25
147
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
3.59 - 4.01 8 3.78 30.24
4.02 - 4.43 2 4.23 8.46
4.44 - 4.86 2 4.695 9.39
Jumlah 30 103.62
Nilai rata-rata data Dumping adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 103.62
30
= 3.454 detik
Empty Swing
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 8.36 – 4.08
6
= 0.713
Distribusi Frekuensi Empty Swing
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
148
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
4.08 - 4.79 2 4.42 8.84
4.80 - 5.50 4 5.44 21.76
5.51 - 6.22 9 6.04 54.36
6.23 - 6.93 10 6.645 66.45
6.94 - 7.64 2 7.385 14.77
7.65 - 8.36 3 8.13 24.39
Jumlah 30 38.06 190.57
Nilai rata-rata data Empty Swing adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 190.57
30
= 6.352 detik
Fill Factor
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 100 – 80
6
= 3.33
(Tabel distribusi dapat dilihat pada halaman berikutnya)
149
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Distribusi Frekuensi Fill Factor
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
80 - 83.33 5 81 405
83.34 - 86.66 8 85 680
86.67 - 90 12 88 1056
90.01 - 93.33 0 90 0
93.34 - 96.66 4 95 380
96.67 - 100 1 100 100
Jumlah 30 2621
Nilai rata-rata data Fill Factor adalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 2621
30
= 87.36 %
Swing Angle
Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n
= 1 + 3.3 log 30
= 1 + 3.3 x 1.477
= 1 + 4.875
= 5.87 ≈ 5.9 = 6
Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 180 – 150
6 = 5
150
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Distribusi Frekuensi Angel
Panjang kelas Frejuensi
(Fi)
Nilai
Tengah
(Xi)
Fi x Xi
150 - 155 1 150 150
155.01 - 160 3 160 480
160.01 - 165 0 0 0
165.01 - 170 8 170 1360
170.01 - 175 0 0 0
175.01 180 18 180 3240
Jumlah 30 5230
Nilai rata-rata data Angle of swingadalah sebagai berikut :
Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖
∑𝐹𝑖
= 5230
30
= 174.33 derajat.
Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata setelah dioalah menggunakan
metode statistik ialah :
Loading
Bucket
(ms)
Swing
(filled)
ms
dumping
ms
swing
(empty)
ms
Fill
Factor
%
Angel Cycletime
s
13.41 7.24 3.46 6.35 87.37 174.33 30.46
151
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 9. Data Breakdown alat gali muat.
Efisiensi Kerja Bulan Juli 2018
Data primer Satuan
Efisiensi
kerja Volvo
EC 480 D
Efisiensi
kerja Hitachi
Zaxis 470 LC
Waktu Kerja (W) Jam 405,7 393,3
Waktu Tertunda (D) Jam 30,57 30,63
Waktu Terhenti (I) Jam 71,3 71,47
Waktu Rusak (M) Jam 52,4 64,6
Jumlah jam kerja Jam 560 560
Efisiensi Kerja Bulan Agustus 2018
Data primer Satuan
Efisiensi
kerja Volvo
EC 480 D
Efisiensi
kerja Hitachi
Zaxis 470 LC
Waktu Kerja (W) Jam 431 463,6
Waktu Tertunda (D) Jam 36,36 27,6
Waktu Terhenti (I) Jam 84,8 64,4
Waktu Rusak (M) Jam 27,8 24,4
Jumlah jam kerja Jam 580 580
Tabel diatas berdasarkan data sekunder dari PT. Internasional Prima Coal yang
dikoreksikan penempatan mengenai waktu tertunda dan terhenti, berdasarkan
pengamatan penulis dilapangan.
152
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 10. Hasil pengolahan data regresi linear sederhana dengan SPSS untuk
pengaruh angle of swing terhadap cycletime alat gali muat Volvo EC 480 D.
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT y
/METHOD=ENTER x.
Regression
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Angle of Swingb . Enter
a. Dependent Variable: cycle time
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .998a .997 .994 .37177
a. Predictors: (Constant), Angle of Swing
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 43.154 1 43.154 312.233 .036b
Residual .138 1 .138
Total 43.293 2
a. Dependent Variable: cycle time
b. Predictors: (Constant), Angle of Swing
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 19.665 .382 51.467 .012
Angle of Swing .062 .004 .998 17.670 .036
a. Dependent Variable: cycle time
Lampiran 11. Hasil pengolahan data regresi linear sederhana dengan SPSS untuk
pengaruh angle of swing terhadap cycletime alat gali muat Hitachi Zaxis 470 LC.
153
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT b
/METHOD=ENTER a.
Regression
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Angle of Swingb . Enter
a. Dependent Variable: b
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .969a .940 .879 1.19648
a. Predictors: (Constant), Angle of Swing
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 22.315 1 22.315 15.587 .158b
Residual 1.432 1 1.432
Total 23.746 2
a. Dependent Variable: b
b. Predictors: (Constant), Angle of Swing
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.269 1.628 11.220 .057
Angle of Swing .070 .018 .969 3.948 .158
a. Dependent Variable: b
154
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 12. Hasil pengolahan data regresi linear sederhana dengan SPSS untuk
pengaruh cycletime terhadap produktivitas alat gali muat pada bulan Juli 2018.
Exponential
Model Summary
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
.929 .862 .828 .070
The independent variable is Cycletime.
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .123 1 .123 25.088 .007
Residual .020 4 .005
Total .142 5
The independent variable is Cycletime.
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
Cycletime -.042 .008 -.929 -5.009 .007
(Constant) 557.313 116.778 4.772 .009
The dependent variable is ln(Produktivitas).
155
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 13. Hasil pengolahan data regresi linear sederhana dengan SPSS untuk
pengaruh cycletime terhadap produktivitas alat gali muat pada bulan Agustus
2018.
Exponential
Model Summary
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
.974 .948 .935 .045
The independent variable is Cycletime.
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .147 1 .147 72.769 .001
Residual .008 4 .002
Total .155 5
The independent variable is Cycletime.
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
Cycletime -.046 .005 -.974 -8.530 .001
(Constant) 710.019 95.577 7.429 .002
The dependent variable is ln (Produktivitas ).
156
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Lampiran 14. Design Master Pit C.