SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT....

176
TUGAS AKHIR STUDI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BERDASARKAN SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. INTERNASIONAL PRIMA COAL SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pertambangan (S.T) Oleh Rizqy Mustaqim 11160980000031 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKUKTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1140 H / 2019 M

Transcript of SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT....

Page 1: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

1

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

TUGAS AKHIR

STUDI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BERDASARKAN

SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. INTERNASIONAL

PRIMA COAL SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Pertambangan (S.T)

Oleh

Rizqy Mustaqim

11160980000031

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKUKTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1140 H / 2019 M

Page 2: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

i

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Rizqy Mustaqim

NIM : 11160980000031

Dengan ini, menyatakan bahwa skripsi yang berjudul STUDI

PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BERDASARKAN SPECIFIC

SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. INTERNASIONAL PRIMA

COAL SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR adalah benar merupakan

karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya.

Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan

sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang

semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata

skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 7 Mei 2019

Rizqy Mustaqim

11160980000031

Page 3: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

ii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 4: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

iii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

iv

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

v

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

vi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

STUDI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BERDASARKAN

SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. INTERNASIONAL

PRIMA COAL SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

Oleh : Rizqy Mustaqim

Pembimbing I : Supryadi Ph.D

Pembimbing II : Ahmad Fauzan Haryono S.T, M.T

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mencari scenario terbaik dalam operasi

pemuatan backhoe dengan sudut muat tertentu.

Untuk penelitian ini, pemindahan tanah mekanis diaplikasikan

menggunakan (Truck and Loader Produktivity Analysis & Costing) Talpac versi

10.2.

Hasil penelitian, skenario teerbaik adalah top loading dengan 300 sudut

muatnya. Hal ini diindikasikan dengan produktivitas alat gali muat yang tinggi.

Kata kunci : alat gali muat, metode muat,produktivitas, angle of swing dan Talpac.

Page 8: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

vii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

STUDI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BERDASARKAN

SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. INTERNASIONAL

PRIMA COAL SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

By : Rizqy Mustaqim

Supervisor I : Supryadi Ph.D

Supervisor II : Ahmad Fauzan Haryono S.T, M.T

ABSTRACT

The aim of this study is to determine the best scenario for backhoe loading

operations with specific swing angles,

For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck

and Loader Productivity Analysis & Costing) 10.2 version.

As a results, a top loading scenario has been met with 300 swing angle.

This indicated by highest productivity.

Keywords: digging tool, loading method, Productivity, angle of swing and

Talpac.

Page 9: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

viii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Studi Produktivitas Alat Gali Muat Berdasarkan

Specific Swing Angle : Studi Kasus Pit C Pt. Internasional Prima Coal

Samarinda, Kalimantan Timur”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertambangan pada Program Studi

Teknik Pertambangan Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Skripsi ini berdasarkan pada penelitian yang dilakukan di PT.

Internasional Prima Coal Bantuas, Samarinda, Kalimantan Timur. Dalam proses

penyusunan hingga penyelesaian skripsi terdapat beberapa hambatan dan

kesulitan yang dihadapi oleh Penulis. Namun, dengan bantuan dan bimbingan dari

pihak terkait dan dukungan dari orang-orang terdekat, Penulis dapat

merampungkan skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Iskandar Surya Alam selaku Direktur PT. Internasional Prima Coal

2016 – Sekarang.

2. Bapak Ricardo Masihuwey selaku pembimbing I penulis dan Manajer

bidang produksi PT. Internasional Prima Coal 2016 – Sekarang.

3. Bapak Yusfendi selaku Pembimbing II lapangan di PT. Internasional

Prima Coal, yang senantiasa selalu menemani dan memberikan bimbingan,

saran, arahan serta dukungan kepada Penulis sehingga penelitian dapat

diselesaikan.

4. Bapak Danar, bapak Husein, bapak Sigit, bapak Bayu, bapak Andri dan

Bang Abdi selaku Pegawai PT. Internasional Prima Coal yang senantiasa

menemani selama di lapangan dan memberikan arahan demi selesainya

penyusunan skripsi ini.

Page 10: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

ix

ix

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Bapak Dr. Ambran Hartono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Teknik

Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Supriyadi Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I Teknik Pertambangan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing hingga Penulis

bisa menyelesaikan skripsi.

7. Bapak Ahmad Fauzan Haryono S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing II

Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa

memberikan arahan.

8. Bapak Ir. Milawarma, M.Eng, selaku Dosen Prodi Teknik Pertambangan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa selalu membantu dan

mendukung serta memberikan arahan kepada Penulis.

9. Bapak Andrew Fiade selaku Sekertaris Prodi Teknik Pertambangan yang

senantiasa membantu mahasiswa.

10. Seluruh tim pengajar, Bapak dan Ibu Dosen Prodi Teknik Pertambangan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Keluarga tercinta, Bapak, Ibu dan Akbar yang senantiasa menyemangati,

memberikan doa dan mendukung baik secara moral maupun materil.

12. Bapak Herwin dan Abang Ganesh yang senantiasa membimbing dalam

proses belajar Talpac.

13. Abid Zulfaqor, teman seperjuangan penulis dalam melaksanakan

penelitian ini.

14. Rahmat Ali dan Dzaki, Nia dan Fajar teman penulis dalam melakukan

bimbingan di Cipinang Muara.

15. Erlangga Adji, Ahmad Syahal, Tubagus Reja, Disya, Ressy Yudo, Farras

Al-Yafi, Dzaki Gunawan, Faisal Afif, Abdul Rachmat dan Adin Yusroni,

sebagai teman-teman terdekat “Hiii Line Conference Chat” penulis yang

selalu siap menghibur Penulis.

16. Teman – Teman seperjuangan Teknik Pertambangan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2014.

17. Teman dari Universitas Trisakti dan AGP Bandung Penulis yaitu Bella,

Herlin, Ryan Fahmi dan juga Arif yang membantu menyusun skripsi ini.

Page 11: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

x

x

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

18. Keluarga HITAM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

19. Dan semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan skripsi ini dan tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan dikarenakan kurangnya pengetahuan Penulis. Maka dari itu,

kritik dan saran yang membangun selalu diharapkan oleh Penulis dari pihak

manapun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama

pembaca. Terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 21 Mei 2019

Rizqy Mustaqim

NIM. 11160980000031

Page 12: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

xi

xi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i

LEMBAR PERSETUJUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii

PENGESAHAN UJIAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI. . . . . . . . . . . . . . . . . . v

ABSTRAK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi

ABSTRACT. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .vii

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .viii

DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi

DAFTAR TABEL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .xv

DAFTAR GAMBAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .xvi

DAFTAR LAMPIRAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah ............................................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 2

1.3. Batasan Masalah ....................................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

Page 13: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

xii

xii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 6

2.2. Lokasi Kesampaian Daerah ...................................................................... 8

2.3. Iklim dan Curah Hujan ............................................................................. 9

2.4. Geologi Regional .................................................................................... 10

2.5. Morfologi dan Stratigrafi Regional ........................................................ 10

2.6. Geologi Daerah Penelitian ...................................................................... 14

2.6.1. Struktur Geologi .............................................................................. 15

2.6.2. Statigrafi Daerah Penelitian ............................................................ 15

2.7. Pola Penyebaran ..................................................................................... 17

2.8. Penambangan Batubara .......................................................................... 18

2.8.1. Clearing dan Striping ...................................................................... 19

2.8.2. Pengupasan Overburden ................................................................. 19

2.9. Karakterisitik Material............................................................................ 19

2.9.1. Klasifikasi material ......................................................................... 20

2.9.2. Densitas Material ............................................................................ 20

2.9.3. Swell Factor .................................................................................... 21

2.10. Pengupasan Overburden ..................................................................... 21

2.11. Efisiensi Kerja Optimum .................................................................... 22

2.12. Alat Gali dan Muat ............................................................................. 25

2.12.1. Jenis alat gali dan muat................................................................ 27

Page 14: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

xiii

xiii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.13. Pola Pemuatan..................................................................................... 32

2.14. Produktivitas Alat ............................................................................... 34

2.14.1. Cycletime Backhoe ...................................................................... 35

2.14.2. Fill Factor ................................................................................... 35

2.15. Angle of Swing .................................................................................... 36

2.16. Kebutuhan Alat Gali dan Muat ........................................................... 38

2.17. Analisa Regresi ................................................................................... 38

2.18. TALPAC (Truck and Loader Productivity Analysis and Costing) ..... 39

2.18.1. Penerapan TALPAC .................................................................... 39

2.18.2. Faktor-Faktor Simulasi Produksi pada Talpac ............................ 40

2.18.2.1. Rolling Resistance ................................................................... 40

2.18.2.2. Grade Resistance ..................................................................... 41

2.18.2.3. Accceleration ........................................................................... 42

2.18.3. Langkah-Langkah Menggunakan Talpac 10.2 ............................ 43

2.18.4. Data yang Dihasilkan .................................................................. 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 48

3.2. Data Penelitian........................................................................................ 48

3.3. Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 49

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Analisa Metode Loading ........................................................................ 52

Page 15: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

xiv

xiv

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2. Angle of Swing ........................................................................................ 54

4.3. Cycle time ............................................................................................... 55

4.4. Analisa pengaruh angle of swing terhadap cycletime ............................. 56

4.5. Efisiensi kerja optimum .......................................................................... 57

4.6. Produktivitas alat gali dan muat secara teoritis ...................................... 64

4.7. Simulasi Produktivitas dengan Talpac 10.2 ........................................... 66

4.8. Analisa pengaruh cycletime terhadap produktivitas ............................... 68

4.9. Evaluasi Rencana dan Realiasasi Overburden Removal ........................ 68

4.9.1. Pengaruh Hujan Terhadap Produksi................................................ 70

4.10. Skema dengan top loading .................................................................. 71

3.11. Analisa Perbandingan Cycletime dan Biaya Operasional ................... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 79

5.2. Saran ....................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82

lAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 85

Page 16: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

xv

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Parameter pengukur efisiensi kerja ...................................................... 22

Tabel 2.2. Golongan efisiensi kerja...................................................................... 25

Tabel 2.3. Faktor pemilihan alat ........................................................................... 25

Tabel 2.4. Angka-angka Roliing Resistance Dinyatakan dalam persen. ............... 41

Tabel 4. 1. Analisa kelebihan dan kekurangan metode loading ........................... 52

Tabel 4. 2. Perbandingan Angle of swing terhadap cylcletime yang dihasilkan .... 55

Tabel 4. 3. Nilai rata-rata cycletime Volvo dan Hitachi ........................................ 56

Tabel 4. 4. Data Jam Kerja Alat Juli ..................................................................... 58

Tabel 4. 5. Data Jam Kerja Alat Agustus .............................................................. 61

Tabel 4. 6. Data Perhitungaan Produktivitas ......................................................... 64

Tabel 4. 7. Hasil Perhitungan Produktivitas Juli dan Agustus secara teoritis ....... 65

Tabel 4. 8 Produktivitas hasil simulasi Talpac 10.2.............................................. 66

Tabel 4. 9. Perbandingan produktivitas/jam teoritis dan Talpac 10.2 ................... 67

Tabel 4. 10. Data perkiraan dan realisasi jam hujan bulan Juli-Agustus 2018 ..... 69

Tabel 4. 11. Produktivitas dengan top loading ..................................................... 72

Tabel 4. 12. Produktivitas dengan bottom loading ............................................... 74

Tabel 4. 13. Biaya Operasional berdasarkan metode muat dan sudutnya ............. 76

Tabel 4. 14. Bcm material dipindahkan per liter BBM ......................................... 78

Tabel 5. 1. Hasil simulasi Talpac 10.2 dan perhitungan teoritis ........................... 79

Page 17: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

xvi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lokasi PT. Internasional Prima Coal ................................................. 7

Gambar 2.2. Struktur Grup Perusahaan PT. Golden Eagle ..................................... 8

Gambar 2.3. Batas Regional Cekungan Kutai ...................................................... 10

Gambar 2.4. Kenampakan topografi daerah penambangan, .....................................

Eagle 2 Pit C PT. Internasional Prima Coal. ................................... 11

Gambar 2.5. Peta Geologi PT Internasional Prima Coal ...................................... 13

Gambar 2.6. Kolom stratigrafi regional daerah Samarinda dan sekitarnya. ......... 14

Gambar 2.7. Alur penambangan ........................................................................... 18

Gambar 2.8. Pola Gali muat berdasarkan jumlah penempatan posisi truck.......... 32

Gambar 2.9. Pola muat berdasarkan posisi Backhoe dan Truck ........................... 33

Gambar 2.10. Frontal Cut (A) dan Parallel Cut With Drive By (B) .................... 34

Gambar 2.11. Nilai bucket fill factor ..................................................................... 36

Gambar 2.12. Performance Chart Speed Hauler ................................................. 42

Gambar 2.13. Jendela awal Talpac 10.2 ............................................................... 43

Gambar 2.14. Haulage system. ............................................................................. 44

Gambar 2.15. Jendela editing data mataerial ........................................................ 44

Gambar 2.16. Roaster data .................................................................................... 45

Gambar 2.17. Haul cycle ....................................................................................... 45

Gambar 2.18. Loading Unit Editing ...................................................................... 46

Gambar 2.19. Truck Unit Editing .......................................................................... 46

Gambar 3 .1. Diagram Alir Peneltian.................................................................... 49

Gambar 4.1. Metode muat ..................................................................................... 54

Page 18: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

xvii

xvii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.2. Grafik penentuan metode pengaruh ................................................. 57

Gambar 4.3. Grafik perbandingan produktivitas................................................... 67

Gambar 4.4. Grafik penentuan metode pengaruh (Agustus)................................. 68

Gambar 4.5. Skema top loading dari skema awal bottom loading ....................... 71

Gambar 4.6. Grafik bcm material yang dapat dipindahkan per liter. .................... 78

Page 19: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

xviii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode

muat Top loading dan sudut muat 900. ............................................ 85

Lampiran 2. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode

muat Bottom loading dan sudut muat 900. ....................................... 87

Lampiran 3. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode

muat Bottom loading dan sudut muat 1800. ..................................... 89

Lampiran 4. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode

muat Top loading dan sudut muat 900. ............................................ 91

Lampiran 5. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode

muat Bottom loading dan sudut muat 900. ....................................... 93

Lampiran 6. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode

muat Bottom loading dan sudut muat 1800. ..................................... 95

Lampiran 7. Data Cycle time. ............................................................................... 97

Lampiran 8. Perhitungan Data Cycletime Secara Statistika. ............................... 109

Lampiran 9. Data Breakdown alat gali muat. ..................................................... 151

Lampiran 10. Pengaruh angle of swing terhadap cycletime alat gali muat Volvo

EC 480 D. .................................................................................... 152

Lampiran 11. Pengaruh angle of swing terhadap cycletime alat gali muat Hitachi

Zaxis 470 LC. .............................................................................. 152

Lampiran 12. Pengaruh cycletime terhadap produktivitas alat gali muat

pada bulan Juli 2018. ................................................................... 154

Page 20: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

xix

xix

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Pengaruh cycletime terhadap produktivitas alat gali muat

pada bulan Agustus 2018. .................................................................................. 155

Lampiran 14. Design Master Pit C. .................................................................... 156

Page 21: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

1

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

Keiginan setiap makhluk yang berusaha dalam mencari

rezeki dari yang maha kuasa adalah keuntungan maksimal dengan

memperhatikan batasan yang ada. Menggunakan akal pikiran

manusia, maka dapat diperhitungkan bagaimana mendapatkan jalan

keluar pada suatu masalah. Seperti halnya untuk mendapatkan

keuntungan maksimal dengan minimum usaha.

( نسان لفي خسر )1والعصر ) 2( إن ال

Seperti firman Allah SWT pada QS:Al’Ashr:1-2 diatas, yang

maknanya “demi masa” maka Allah menjadikan waktu adalah hal

yang penting dan dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran untuk

belajar. Pada ayat kedua yang maknanya “sesungguhnya manusia

itu benar-benar dalam kerugian”, kerugian dari waktu yang mereka

miliki. Waktu tersebut tidak dapat diulang kembali sehingga

merugilah manusia yang tidak memanfaatkan waktunya dengan

baik. Dalam konteks penelitian ini, waktu cycletime alat gali dan

muat harus dimaksimalkan dengan baik dan efisien sehingga tidak

mengalami kerugian, berupa ketidakoptimalan target overburden

removal yang sudah direncanakan dengan biaya yang sama yang

harus dikeluarkan.

Dalam dunia pertambangan Batubara, terdapat kunci sukses

dalam berbisnis yakni perencanaan logistik yang dibutuhkan. Kata

logistik dapat diartikan sebagai peran dalam semua pihak yang

terlibat untuk memberikan kontribusi yang sesuai dengan

1

Page 22: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

2

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

bidangnya untuk keberlangsungan bisnis. Dalam industri Batubara

logistik dapat berupa berupa kebutuhan sumberdaya, baik manusia

ataupun alat yang diperlukan. Sumberdaya yang ada haruslah

optimal agar menghasilkan produk yang optimal. Seperti halnya

produktivitas alat, dicari untuk menentukan berapa alat yang

dibutuhkan, jenisnya dan untuk berapa lama guna menentukan

biaya yang dibutuhkan. Kontrol pada perencanaan produksi

(supply) dan rencana penjualan harus dilakukan guna mendapatkan

hasil yang sesuai. Hasil yang belum atau tidak optimal tidak

didasarkan pada rencana diawal, melainkan terdapat suatu hal yang

menyebabkan hasil tersebut tidak optimal. Keoptimalan suatu alat

dapat diatasi secara teknis, seperti alat gali dan muat (backhoe)

yang dapat dioptimalkan melalui skill operator, metode pemuatan

dan sudut pada letak material dan alat angkut. Keoptimalan alat

gali dan muat, berpengaruh terhadap target produksi dan biaya

yang harus dikeluarkan.

Pada era modern ini, menentukan nilai produktivitas dan

jumlah alat dapat menggunakan program Talpac. Maka analisa

teknis alat gali dan muat (backhoe) perlu dilakukan untuk

mengetahui apakah kinerja dan metode teknis pada alat sudah

optimal atau belum. Konsep pada sistem logistik sendiri adalah

bagaimana sumberdaya dapat menyediakan produk yang tepat,

pada tempat yang tepat, dan pada waktu yang tepat.

Oleh karena itu, kajian teknis mengenai optimalisasi alat

gali dan muat harus dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pada

sumberdaya pada masa lalu dan untuk mengoptimalkan kinerja

pada sumberdaya pada masa mendatang.

1.2. Identifikasi Masalah

Kajian teknis alat gali dan muat merupakan masalah yang

luas dan memiliki banyak peran yang harus diidentifikasi. Maka

berikut masalah yang dapat di identifikasi, antara lain :

Page 23: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

3

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

1. Apakah PT. Internasional Prima Coal merencanakan metode

teknis alat gali dan muat serta biayanya?

2. Apa saja parameter yang harus diperhatikan dalam

menentukan metode teknis alat gali dan muat pada PT.

Internasional Prima Coal ?

3. Apakah PT. Internasional Prima Coal sudah melakukan

evaluasi pada alat gali dan muat pada tahun sebelumnya?

4. Apakah PT. Internasional Prima Coal meggunakan Talpac

untuk mensimulasikan removal overburden pada PIT C?

5. Biaya apakah yang menjadi main cost pada PT. Internasional

Prima Coal? Apakah biaya alat gali dan muat?

6. Apakah produksi yang dilakukan PT. Internasional Prima Coal

sudah optimal dari segi produktivitas dan cost-nya terhadap

proses removal overburden?

7. Apakah yang menyebabkan tidak optimalnya alat gali dan

muat berproduksi pada PT. Internasional Prima Coal?

8. Upaya apa yang dilakukan untuk menjaga kinerja alat gali dan

muat tetap terjaga baik/optimal dari PT. Internasional Prima

Coal?

1.3. Batasan Masalah

Dari permasalahan yang dapat diidentifikasi diatas

sangatlah kompleks, oleh karena itu penulis membatasi masalah

yang akan dibahas akan dipersempit menjadi :

1. Penelitian ini dilakukan pada lokasi penambangan Batubara Pit

C PT. Internasional Prima Coal pada bulan Juli-Agustus tahun

2018.

2. Mengaplikasikan Talpac pada studi produktivitas alat gali dan

muat Pit C PT. Internasional Prima Coal untuk

mensimulasikan nilai produktivitasnya.

3. Alat gali dan muat yang diteliti adalah Volvo EC 480 D dan

Hitachi Zaxis 470 LC.

Page 24: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

4

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

4. Menghitung nilai produktivitas alat gali dan muat (bcm/jam)

secara teoritis.

5. Perbandingan antara produktivitas hasil talpac dan perhitungan

teoritis serta menganalisa penggunaan biaya bahan bakarnya

(liter/jam).

6. Nilai data shift kerja, kapasitas bucket actual, grade jalan, jarak

angkut, deskripsi material overburden, dan jumlah pemakaian

bahan bakar telah ditetapkan oleh PT. Internasional Prima

Coal.

7. Pengambilan data primer dilapangan diambil hanya pada shift

kerja 1 atau siang.

8. Menganalisa produktivitas alat gali muat berdasarkan metode

pemuatan berdasarkan posisi alat gali muat dan alat angkut.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pada penelitian dari “studi produktivitas alat

gali muat berdasarkan specific swing angle : studi kasus pit c pt.

INTERNASIONAL prima coal samarinda, kalimantan timur”

adalah :

1. Mengaplikasikan Talpac guna menentukan nilai produktivitas

pada alat gali dan muat yang digunakan PT. Internasional Prima

Coal

2. Mengetahui secara teknis proses metode gali dan muat di Pit C

PT. International Prima Coal apakah sudah optimal dari segi

produksi dan cost-nya utuk overburden removal.

3. Mengetahui metode gali dan muat yang optimal.

4. Mengetahui pengaruh Metode pemuatan dan Angle of swing

pada nilai tertentu terhadap produktivitas alat gali dan muat.

5. Mengetahui biaya bahan bakar pada metode gali-muat dan

Angle of swing, serta besaran material yang dipindahkan per liter

konsumsi bahan bakarnya.

Page 25: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

5

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

masukan bagi PT. Internasional Prima Coal dalam mengoptimalkan

peran logistik yang ada, baik produktivitas alat gali, muat, dan

angkut, manajemen alat, kondisi jalan, dan waktu kerja. Sehingga

menghasilkan efisiensi alat dan keekonomisan biaya. Hasil

penelitian merupakan satu bentuk sumbangan dedikasi kepada

lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan

sumberdaya manusia khususnya di Jurusan Teknik Pertambangan,

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta.

Page 26: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

6

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Internasional Prima Coal yang

bergerak dibidang pertambangan Batubara yang terletak di

Bantuas, Kalimantan Timur, dengan luas kuasa penambangan (KP)

seluas 3.238 hektar. PT Internasional Prima Coal didirikan secara

akta nomor 7 tanggal 8 September 2005. Lokasi penambangan

berada di Kelurahan Bantuas, Kecamatan Palaran Kotamadya

Samarinda Kalimantan Timur. Berjarak + 32 Km sebelah Selatan

dari Kota Samarinda. Lokasi IUP IPC terletak sekitar 12 km

diselatan Kota Samarinda. Secara geografis di batasi oleh garis

koordinat 0038’20” – 0043’00” LS dan 11707’50” – 11711’30”

BT. Peta Lokasi PT.

PT Internasional Prima Coal didirikan secara akta nomor 7

tanggal 8 September 2005 serta mendapatkan izin eksplorasi untuk

jangka waktu 10 tahun, terhitung sejak 22 November 2006 dan

dapat diperpanjang untuk 10 tahun berikutnya. Saat ini PT.

Internasional Prima Coal memiliki 3 site Pit Yaitu Eagle 1, Eagle 2

dan Eagle 3. Pada Eagle 1 dan Eagle 2 proses penambangan

dipercayakan kepada kontraktor PT. Talatah Madhani Nusantara.

Sedangkan untuk Eagle 2 dikerjakan sendiri atau swakelola oleh

PT. Internasional Prima Coal, dengan alat gali muat dan angkut

menyewa pada kontraktor. Peta lokasi PT. Internasional Prima Coal

dapat dilihat pada gambar 2.1 pada halaman 7.

6

Page 27: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

7

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.1. Lokasi PT. Internasional Prima Coal (sumber : annual

report 2017 PT golden eagle)

PT. Internasional Prima Coal adalah anak perusahaan dari

gabungan dua perusahaan, yaitu PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan

PT Mega Raya Kusuma. Pada tanggal 19 September 2008 terjadi

perubahan akta nomor 9, yang menyatakan penyertaan PT Bukit

Asam (Persero) Tbk sebesar 51% dan PT Mega Raya Kusuma

sebesar 49%. PT Mega Raya Kusuma merupakan perusahaan yang

dikuasi oleh PT Rajawali Corpora.

Kalimantan Timur Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Kalsel Coal mine

Pit Eagle 1

Pit Eagle 2

Pit Eagle 3

Hauling Road

Port

1 2

3

4

4

1

2

3

Page 28: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

8

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.2. Struktur Grup Perusahaan PT. Golden Eagle

PT Internasional Prima Coal pada tahun 2010 mendapatkan

Persetujuan Penyesuaian KP Eksploitasi Menjadi IUP Operasi

Produksi yang dikeluarkan oleh walikota Samarinda SK

545/375/HK-KS/VII/2010. PT Internasional Prima Coal

melakukan kerjasama dengan dua perusahaan kontraktor yaitu, PT

Madhani Talatah Nusantara dan PT Angkasa Sakti. Pada saat ini

PT Internasional Prima Coal memiliki 3 Pit yakni Eagle 1(2 panel

aktif 1 dan 16), Eagle 2 (Pit C), dan Eagle 3.

2.2. Lokasi Kesampaian Daerah

Kantor pusat PT Internasional Prima Coal berlokasi di Kota

Samarinda Jalan Gunung Merapi, Kalimantan Timur. Lokasi site

penambangan berada di Kelurahan Bantuas, Kecamatan Palaran

Kotamadya Samarinda Kalimantan Timur. Daerah studi dapat

dicapai melalui rute sebagai berikut :

Rajawali Group Public

83,65 16,35

PT. Golden Eagle Energy Tbk

99,125 0,875

99,64

PT Rajawali

Resources

61% 85%

80%

49%

34,17 34,17%

PT Naga Mas

Makmur Jaya

PT Megah Raya

Kusuma

PT Triaryani PT Prima Buana

Karunia PT Internasional

Prima Coal

PT Mitra Hasrat

Bersama PT Tabalong

Prima Resources

Page 29: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

9

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

1. Jakarta - Balikpapan

Perjalanan Jakarta menuju kota Balikpapan melalui jalur udara

dengan menggunakan pesawat ± waktu tempuh selama 2 jam.

2. Balikpapan - Samarinda

Dari Kota Balikpapan menuju Samarinda dapat ditempuh

dengan jalan darat dengan mobil sejauh ± 111 KM. Kondisi

jalan beraspal dan dapat ditempuh dengan waktu 2.5 – 3 jam.

3. Samarinda – Bantuas (front tambang)

Lokasi IUP terletak ± 30 KM dari kota Samarinda, dan dapat

ditempuh dengan jalur darat selama 30-45 menit. Kondisi jalan

cukup baik hanya pada ruas jalan tertentu rusak terutama pada

musim hujan menjadi licin dan tergenang air.

4. Menuju Eagle 2 Pit C PT. Internasional Prima Coal

Sesampainya di Bentuas, perjalanan dilanjutkan dengan menaiki

LV selama ± 15 menit meuju front tambang.

2.3. Iklim dan Curah Hujan

Lokasi penambangan PT Internasional Prima Coal berada

dalam iklim tropis, dengan suhu rata-rata 200-300 C, dengan dua

kali pergantian musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Berdasarkan data perkiraan curah hujan PT. Internasional Prima

Coal pada bulan Juli-Agustus, maka hujan pada bulan Juli

diperkirakan curah hujan sebanyak 67.6 mm/bulan dengan

perkiraan jam hujan selama 54.47 jam. Pada kenyataanya pada

bulan Juli hujan turun selama 56.5 jam untuk di Pit C dan 82.6 jam

pada jalan angkut unttk dapat beroperasi kembali. Pada bulan

Agustus diperkirakan curah hujan sebanyak 94.6 mm/bulan dengan

perkiraan jam hujan selama 45.30 jam. Pada kenyataanya pada

bulan Juli hujan turun selama 19.8 jam untuk di Pit C dan 40 jam

pada jalan angkut unttk dapat beroperasi kembali. Curah hujan

pada bulan agustus memang lebih besar dibandingkan bulan Juli,

namun rutinitas hujan pada bulan Agustus tergolong singkat.

Page 30: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

10

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

2.4. Geologi Regional

Kerangka tektonik Kalimantan Timur selain dipengaruhi

oleh perkembangan tektonik regional yang melibatkan interaksi

Lempeng Pasifik, Hindia-Australia dan Eurasia, juga dipengaruhi

oleh tektonik regional di bagian Asia Tenggara. (Biantoro,

E.,1992). Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan tersier

yang terbesar di Indonesia, luasnya 165.000 km2 dan

kedalamannya kurang lebih mencapai 14.000 m. Di bagian utara,

(dapat dilihat pada gambar 2.3) Cekungan Kutai dibatasi oleh Sesar

Sangkulirang dan Sesar Bengalon serta di bagian selatan oleh Sesar

Adang.

Gambar 2.3. Batas Regional Cekungan Kutai (Ken Mcclay, Tim

Dooley, Angus Ferguson and Joseph Poblet, 2000)

2.5. Morfologi dan Stratigrafi Regional

Secara regional daerah penelitian termasuk kedalam

Cekungan Kutai, yang dikenal sebagai cekungan yang kaya akan

Page 31: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

11

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

minyak, gas dan Batubara. Cekungan Kutai merupakan cekungan

yang luas, aktivitas sedimentasinya berlangsung sejak masa eosen

hingga miosen tengah. Berdasarkan konsep tektonik lempeng

(Katili, 1978 dan Situmorang, 1982) cekungan kutai terbentuk

akibat adanya proses peregangan terhadap lempeng Mikro Sunda

Kalimantan. Kondisi geologi daerah penelitian terdiri atas

perbukitan yang bergelombang halus di bagian selatan dan timur

(daerah penambangan pit Eagle 1 dan Eagle 2). Perbukitan yang

bergelombang kasar di bagian barat dan utara.

Gambar 2.4. Kenampakan topografi daerah penambangan Eagle 2

Pit C PT. Internasional Prima Coal.

Sedimen Tersier yang diendapkan di Cekungan Kutai di

bagian timur sangat tebal dengan fasies pengendapan yang berbeda

- beda dan memperlihatkan siklus genang-susut laut (transgresi –

regresi) seperti halnya cekungan – cekungan lain di bagian barat

Indonesia. Urutan transgresi ditemukan sepanjang daerah tepi

cekungan berupa lapisan klastik berbutir kasar yang bercampur

dengan lempung laut dalam, juga paparan karbonat. Pengendapan

pada lingkungan laut terus berlangsung hingga Oligosen dan

menandakan periode genang laut maksimum. Secara umum

Page 32: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

12

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

dijumpai lapisan turbidit berselingan dengan serpih laut dalam dan

Batu Gamping terumbu ditemukan secara lokal dalam Formasi

Antan. Urutan regresif di Cekungan Kutai mencakup lapisan

klastik delta hingga paralik yang banyak mengandung lapisan-

lapisan Batubara dan lignit sehingga membentuk kompleks

endapan delta. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar

Samarinda (Supriatna dan E. Rustandi 1995) membagi satuan

litostratigrafi daerah penelitian menjadi 6 formasi dengan urutan

dari yang tua ke muda yaitu :

1. Formasi Pamaluan

Formasi ini terdiri dari Batu Pasir kuarsa sebagai batuan

utama, warna kelabu kehitaman – coklat, butir halus –

sedang, karbonatan dan gampingan dengan sisipan Batu

Lempung, serpih, Batu Lanau dan lensa – lensa Batu

Gamping. Setempat dijumpai struktur sedimen silang siur

dan perlapisan sejajar. Umur formasi ini adalah Miosen

Awal. Ketebalan formasi ini sekitar 3000 m dan merupakan

formasi paling bawah yang tersingkap pada lembar

Samarinda.

2. Formasi Bebulu

Formasi ini terdiri dari Batu Gamping terumbu dengan

sisipan Batu Gamping pasiran dan serpih. Serpih berwarna

kelabu kecoklatan berselingan dengan Batu Pasir halus

kelabu tua. Setempat Batu Gamping menghablur dan

terkekarkan dengan bentuk tak beraturan. Umur Formasi ini

adalah Miosen Awal – Miosen Tengah, dengan lingkungan

pengendapan laut dangkal. Ketebalan formasi sekitar 2000

meter.

3. Formasi Pulau Balang (Tmp)

Formasi Pulaubalang merupakan perselingan antara

greywacke dan Batu Pasir kuarsa dengan sisipan Batu

Lempung, Batu Gamping, tufa dasit dan Batubara. Umur

Page 33: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

13

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Formasi ini adalah Miosen Tengah, dengan lingkungan

pengendapan laut dangkal. Ketebalan formasi sekitar 2750

m. (letak lapisan dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini)

4. Formasi Balikpapan (Tmbp)

Formasi initerdiri dari Batu Pasir kuarsa, Batu Lempung

dengan sisipan serpih, Batu Gamping, Batu Lanau, dan

Batubara. Batu Pasir Gampingan mengandung foraminifera

kecil, disisipi lapisan tipis karbon. Lempung, setempat

mengandung sisa – sisa tumbuhan dan oksida besi mengisi

rekahan – rekahan setempat mengandung lensa – lensa Batu

Pasir gampingan Umur Formasi ini adalah Miosen Akhir

bagian bawah – Miosen Tengah bagian atas, dengan

ketebalan berkisar 1000 - 3000 m. Formasi ini terbentuk

dalam lingkungan pengendapan paras delta hingga dataran

delta.

Gambar 2.5. Peta Geologi PT Internasional Prima Coal

(Sumber: Data Geologi PT. Internasional Prima Coal)

Blok 1

1542 ha

Blok 2

1300 ha

Blok 3

396 ha

PT. Internasional Prima Coal

Page 34: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

14

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

5. Formasi Kampungbaru (Tpkp)

Formasi ini terdiri dari Batu Pasir kuarsa dengan sisipan

Batu Lempung, serpih, Lanau, Konglomerat dengan

komponen kuarsa, kalsedon, serpih dan lempung, aneka

bahan: Lignit (tebal 1-2m), gambut dan oksida besi. Umur

Formasi ini adalah Pliosen, dengan ketebalan formasi ± 250

– 900 m dan diendapkan pada lingkungan pengendapan

delta. (letak lapisan dapat dilihat pada gambar 2.5

dihalaman sebelumnya).

6. Endapan Aluvial ,

Endapan ini terdiri dari kerikil, pasir dan lumpur yang

terendapkan dalam lingkungan sungai, rawa, delta dan

pantai.

Gambar 2.6. Kolom stratigrafi regional daerah Samarinda dan

sekitarnya (S.Supriatna dan E. Rustandi, 1995).

2.6. Geologi Daerah Penelitian

Kondisi geologi daerah penlitian merupakan daerah lipatan

kompleks yang terjadi pada Cekungan Kutai disebabkan oleh

adanya proses gelinciran akibat gaya gravitasi (gravity sliding)

pada batuan dasar yang mempunyai plastisitas tinggi akibat adanya

pengangkatan Tinggian Kuching selama jaman Tersier (Ott, 1987

op. Cit. Darman & sidi, 2000).

Page 35: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

15

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

2.6.1. Struktur Geologi

Struktur geologi yang berkembang di dalam

Cekungan Kutai adalah lipatan dan sesar. Batuan tua seperti

Formasi Pamaluan, Formasi Pulau Balang dan Formasi

Bebuluh umumnya terlipat cukup kuat dengan kemiringan

sekitar 40o, tetapi ada juga yang mencapai 750. Sedangkan

batuan yang berumur lebih muda seperti Formasi

Balikpapan dan Formasi Kampung Baru pada umumnya

terlipat lemah, namun di beberapa tempat dekat zona sesar

ada yang terlipat kuat. Di daerah ini terdapat 3 (tiga) jenis

sesar, yaitu : sesar naik, sesar turun dan sesar mendatar.

Sesar naik diduga terjadi pada Miosen akhir yang kemudian

terpotong oleh sesar mendatar yang terjadi kemudian.

Sedangkan sesar turun terjadi pada kala Pliosen

(S.Supriatna, Sukardi dan E. Rustandi, 1995).

2.6.2. Statigrafi Daerah Penelitian

Pada peta geologi lembar Samarinda skala 1 :

250.000 (S.Supriatna, Sukardi dan E.Rustandi, 1995),

stratigrafi daerah penelitian termasuk ke dalam Formasi

Balikpapan sebagai formasi pembawa Batubara (coal

bearing formation). Berdasarkan kesamaan ciri litologi dan

dominasinya secara horizontal maupun vertikal, pada

daerah penelitian terdapat 3 (tiga) satuan batuan, yaitu :

1. Satuan Batu Lempung Balikpapan

Pola sebaran satuan batuan ini membentuk pola

lengkung di bagian selatan satuan Batu Lanau

Balikpapan dan lateral di bagian utara satuan Batu Pasir

Balikpapan. Secara morfologi, satuan ini menempati

bentuk lahan perbukitan antiklin menunjam berlereng

landai - curam. Ciri litologi satuan ini adalah Batu

Lempung dengan sisipan Batu Pasir, Batu Lanau dan

Batubara, yang dapat disebandingkan dengan Formasi

Page 36: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

16

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Balikpapan (S.Supriatna dan E.Rustandi, 1995). Batu

Lempung, berwarna abu-abu sampai abu-abu

kehitaman, masif, umumnya mengandung karbon dan

yang berada di dekat Batubara mempunyai struktur

menyerpih dan mengandung pita – pita Batubara (coal

strings). Batu Pasir: warna coklat keputihan, masif dan

ukuran butir pasir halus – kasar. Batubara : warna

hitam, mengkilap, banded, brittle serta roof dan floor

pada beberapa tempat berupa serpih karbonan.

2. Satuan Batu Lanau Balikpapan

Satuan batuan ini terdapat pada bagian selatan

satuan Batu Pasir Balikpapan dan menempati bentuk

lahan perbukitan antiklin menunjam berlereng landai -

curam. Singkapan segar terutama dijumpai pada

alur - alur sungai, lereng bukit dan beberapa bagian

jalan sepanjang daerah penelitian. Ciri litologi

satuan ini adalah Batu Lanau dengan sisipan Batu

Pasir, Batu Lempung dan Batubara, yang dapat

disebandingkan dengan Formasi Balikpapan

(S.Supriatna dan E.Rustandi, 1995). Batu Lanau:

berwarna abu – abu hingga abu – abu kehitaman,

masif, bagian di dekat Batubara mengandung nodul

oksida besi. Batu Pasir: warna putih kecoklatan

(lapuk), masif, ukuran butir pasir halus-sedang,

subrounded – rounded, kekompakan sedang, setempat

mengandung nodul oksida besi dan dibeberapa

tempat mengandung pita – pita Batubara (coal

strings).

3. Satuan Batu Pasir Balikpapan

Pola sebaran satuan ini membentuk pola

melengkung yang berada di bagian selatan satuan Batu

Lempung Balikpapan dan bagian utara dari satuan Batu

Page 37: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

17

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lanau Balikpapan. Satuan ini secara morfologi

menempati bentuk lahan dataran dan perbukitan

antiklin menunjam berlereng landai - curam. Singkapan

segar terutama dijumpai pada alur - alur sungai, lereng

bukit dan beberapa bagian jalan sepanjang daerah

telitian. Pola sebaran vertikal satuan ini dicirikan

oleh litologi : Batu Pasir kuarsa dengan sisipan Batu

Lanau, Batu Lempung dan Batubara yang dapat

disebandingkan dengan Formasi Balikpapan bagian

bawah (S.Supriatna dan E.Rustandi, 1995). Batu

Pasir, warna putih kecoklatan (lapuk: coklat

kemerahan), ukuran butir pasir halus – kerikil, matrik

kuarsa, semen silika, struktur masif, perlapisan, graded

bedding dan silang-siur serta dibeberapa tempat

mengandung oksida besi dengan sisipan Batubara

(kilap kusam). Batubara : warna hitam, kilap kusam,

pecahan uneven, brittle, setempat mengandung resin

serta roof dan floor pada beberapa tempat berupa

lanau karbonan.

2.7. Pola Penyebaran

Struktur geologi di PT Internasional Prima Coal memiliki

antiklin dan sesar yang mempengaruhi lapisan Batubara. Secara

umum lapisan Batubara pada pit Eagle 3 memiliki arah strike

berkisar antara N 150° E – N 220° E dengan kemiringan (dip)

antara 60° - 85°. Sedangkan pada pit Eagle 1 dan Eage 2 lapisan

Batubara secara umum memiliki strike antara N 10° E – N 45° E

dengan kemiringan antara 50° - 88°. Dengan ketebalan Batubara

yang mineable pada eagle 1 berkisar antara 1.5 – 30 m, pada eagle

2 berkisar anatara 1.5 – 12 m, dan pada eagle 3 berkisar antara 1.5

– 7 m. Pola ini didapat dari hasil pengeboran yang dilakukan PT.

Internasional Prima Coal, hingga saat ini pihak perusahaan terus

Page 38: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

18

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

melakukan eksplorasi lanjutan guna menambah cadangan yang

dimiliki agar umur tambang terus bertambah.

2.8. Penambangan Batubara

Metoda penambangan yang digunakan adalah metoda

tambang terbuka (open mine) dengan berpedoman pada nisbah

pengupasan ekonomi (break even striping ratio) dengan

mengunakan alat mekanis shovel & truck. Kegiatan penambangan

pada PT. Internasional Prima Coal meliputi perintisan dan

pembersihan lahan, pengupasan tanah penutup, penggalian,

pemuatan dan pengangkutan Batubara dan daerah yang telah

ditambang dijadikan disposal area yang nantinya akan direklamasi.

Penambangan PT. Internasional Prima Coal sendiri terbagi menjadi

3 Pit (Eagle 1, Eagle 2, dan Eagle 3) yang dikelola dan ditambang

oleh kontraktor dan perusahaan. Saat ini Pit Eagle 1 dan 3

dikerjakan penambangannya oleh PT. Madhani Talatah Nusantara

hingga proses reklamasinya. Berikut layout gambaran pekerjaan

tambang pada PT. Internasional Prima Coal :

Gambar 2.7. Alur penambangan (sumber : PT. Internasional Prima

Coal)

Clearing & Stripping

Reclamation

Mining

Haulage to Stockyard

Haulage to Stockpile/port

Land Preparation

Page 39: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

19

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

2.8.1. Clearing dan Striping

Clearing merupakan rangkaian pekerjaan yang

dilakukan untuk meratakan, membersihkan lahan,

membuat jalan untuk dilalui alat-alat mekanis untuk

melakukan Striping. Pengupasan tanah penutup yang

dimaksudkan untuk mengeluarkan tanah penutup agar

Batubara mudah ditambang. Tanah penutup terdiri dari top

soil dan overburden. Top soil yaitu tanah yang terletak di

bagian atas yang banyak mengandung unsur hara yang

diperlukan tanaman (humus). Sedangkan overburden

adalah tanah penutup yang kurang/tidak mengandung

humus yang dapat berupa batuan. Alat yang digunakan

pada pekerjaan ini adalah Bulldozer, Excavator dan Dump

Truck. Penanganan Tanah Pucuk

2.8.2. Pengupasan Overburden

Pengupasan overburden menerapkan sistem back

filling digging method, yaitu tanah penutup dibuang ke

lokasi bekas tambang. Pengupasan overburden sekaligus

membuat jenjang (benching) yang nantinya akan digunakan

untuk hauling overburden ataupun hauling Batubara ke

pelabuhan.

2.9. Karakterisitik Material

Batu Pasir adalah suatu batuan sedimen clastic yang dimana

partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir.

Kebanyakan Batu Pasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa

oleh bergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di

suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh

tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batu Batu Pasir tersebut.

Batu Pasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa

adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju

arus. (prtrolab UPN-tripod.com di akses pada 23/04/2019).

Page 40: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

20

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

2.9.1. Klasifikasi material

Material yang akan digali dan ditangani adalah tanah

atau batuan, maka harus diketahui tentang mudah atau

tidaknya material tersebut digali dan ditangani.

Penggolongan material berdasarkan atas kemudahannya

digali ada empat macam, seperti di bawah ini (Lusitania,

2015) :

1. Soft atau easy digging : tanah, pasir.

2. Medium hard digging : clay.

3. Hard digging : shale, compacted material.

4. Very hard digging atau rock : material yang

memerlukan peledakan sebelum dapat digali, misalnya

andesit, batu gamping koral.

2.9.2. Densitas Material

Densitas merupakan sifat fisis yang menggam-barkan

kerapatan ikatan material-material penyusun batuan.

Tingkat densitas batuan dipengaruhi oleh jenis dan jumlah

mineral serta persentasenya, porositas batuan, dan fluida

pengisi rongga. Densitas batuan meliputi densitas asli

(natural density) yaitu densitas batuan dalam keadaan

aslinya, densitas kering (dry density) yaitu densitas batuan

dalam keadaan susut setelah batuan dipanaskan, dan

densitas jenuh (saturated density) yaitu densitas batuan

dalam keadaan jenuh setelah batuan dijenuhkan dalam suatu

fluida (M. Ridha, 2006).

Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara

volume ruang yang terdapat diantara serbuk yang berupa

poripori (ruang diantara serbuk yang selalu terisi oleh fluida

seperti udara, minyak atau gas bumi) terhadap volume

serbuk secara keseluruhan (Das B.M 1990). Nilai densitas

pada material yang terdapat di Pit C PT. IPC adalah,

Page 41: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

21

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

sandstone sebesar 2,10 t/cum dan campuran clay (20%) &

sandstone (80%) sebesar 2,14 t/cum. (PT. IPC, 2018).

2.9.3. Swell Factor

Swell adalah persentasi pengembangan volume

material yang telah digali dari keadaan aslinya. Saat digali,

material akan menjadi loose dan terbentuk rongga-rongga

di antara material, maka akan menyebabkan perubahan

volume dalam keadaan berat yang sama.

Swell factor (faktor pengambangan) merupakan

perbandingan antara material insitu (belum digali = BCM)

dengan material dalam keadaam loose (setelah digali =

LCM). Besarnya swell faktor dapat dihitung dengan

persamaan (Andi Tenriajeng, 2003):

Swell Factor = 𝑉 𝑢𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏

𝑉 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 X 100% ………………………(1)

2.10. Pengupasan Overburden

Dalam produksi Batubara terdapat banyak metode untuk

melakukan penambangannya, seperti halnya menggunakan

underground mine atau open mine. Pada setiap metode memilki

kelebihan dan kekurangannya dan memiliki pertimbangan tertentu.

Underground mine diterapkan pada kondisi Striping Ratio (SR)

besar sehingga tidak ekonomis untuk dilakukan penambangan

secara open mine, untuk produksinya tidak dapat lebih besar pada

tambang terbuka karena keterbatasan ruang untuk mobilitas alat

mekanis, dan membutuhkan lebih banyak biaya karena penggunaan

lebih banyak perangkat pendukung seperti lampu, penyangga dan

ventilasi udara. Open mine dilakukan pada saat Striping Ratio (SR)

ekonomis yakni perbandingan biaya untuk memindahkan tanah

penutup (overburden) guna mendapatkan ton Batubara.

Pada umumnya tahapan penambangan untuk bawah tanah dan

tambang terbuka adalah sama. Pada kegiatan operasional

Page 42: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

22

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

penambangan meliputi kegiatan land clearing, OB removal,

pemuatan dan pengankutan. Dalam produksi sangat dipengaruhi

oleh striping ratio untuk mengetahui target ton Batubara yang

didapat dan target volume overburden yang harus dibuang, jenis

dan kebutuhan alat kerja mekanis, serta perhitungan produksi

berdasarkan jam kerja.

2.11. Efisiensi Kerja Optimum

Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif

dengan waktu kerja yang tersedia (Yanto Indonesianto, 2015).

Sebagian besar nilai dari dari efisiensi kerja diarahkan kepada

operator. Sehingga pengaruh pada manusia tersebut/operator

merupakan faktor utama bagi nilai efisien suatu alat bekerja. Nilai

tersebut sulit untuk ditentukan secara tepat, karena perilaku

manusia dalam bekerja selalu berubah-ubah dari hari ke hari

bahkan dari jam ke jam. Tergantung dari bagaimana keadaan

cuaca, keadaan alat, suasana kerja, bahkan suasana hati sang

operator. Terkadang untuk meningkatkan ke efisienan bekerja perlu

adanya suatu perangsan dalam bentuk upah tambahan atau bonus

dari perusahaan, dengan harapan dapat memperkuat semangat

bekerja operator.

Nilai efisien kerja operator yang mewakili perlu diberikan

batas-batas pekerjaan dan semua itu harus dipahami oleh seluruh

jajaran karyawan operasional maupun mekanik alat. Berikut tabel

yang dapat digunakan sebagai acuan untuk memberikan batasan

anatara pekerjaan operasional dan mekanik alat. Tabel ini dapat

disesuaian mengenai definisi waktu tertunda, terhenti dan

sebagainya (Tabel Parameter pengukur efisiensi kerja dapat dilihat

pada halaman 23).

Tabel 2.1. Parameter pengukur efisiensi kerja

Page 43: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

23

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Terjadwal (S)

Tersedia (A) Perawatan (M)

Kerja

(W) Tertunda (D) Terhenti (I)

Perbaikan

Mendadak

(UM)

Perawatan

Terjadwal

(SM)

Kerja

Lancar

*Mengisi

BBM

*Diminta

Standby

*Waktu

Perbaikan

*Waktu

Perbaikan

*Mengatur

Alat Berat

*Pergantian

shift kerja

*Menunggu

Suku

Cadang

*Menunggu

Suku Cadang *Tunggu Alat *Istirahat

sebelum

waktunya *Inspeksi *DLL *DLL

*Pelumasan *Hujan

*Manuver Alat *DLL

*Pemanasan

Alat

*DLL

(sumber : help tools Talpac 10.2)

Dari tabel diatas, dapat diukur tingkat efisiensi kerja operator yang

lebih teliti karena pengelompokan penyebab alat berhenti dibuat

empat ukuran efisiensi menggunakan data waktu sebagai berikut

(Anonim, 2005):

1. Efektifitas (jam kerja efektif selama waktu yang disediakan

untuk operasi) persamaannya adalah :

𝐸 =𝑊

𝑂 𝑥 100 %

E = Efektifitas (%)

W = Waktu kerja (Jam)

O = Waktu kerja + Tertunda (Jam)

2. Ketersediaan fisik (ukuran ketersediaan fisik suatu alat untuk

beroperasi) persamaannya adalah :

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

Page 44: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

24

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

𝑃𝐴 =𝐴

𝑆 𝑥 100 %

PA = Ketersediaan fisik (%)

A = Waktu Tersedia (Jam)

S = Total waktu tersedia (Jam)

3. Utilitas (Tidak beroperasi alat yang sehat dikarenakan suatu

kondisi yang tidak memungkinkan alat bekerja, seperti hujan)

persamaannya adalah :

𝑈 =𝑂

𝐴 𝑥 100 %

U = Utilitas (%)

O = Waktu kerja + Tertunda (Jam)

A = Waktu Tersedia (Jam)

4. Mechanical Avaibility (cara untuk mengetahui kondisi

mekanis yang sebenarnya dari alat yang sedang dipergunakan)

persamaannya adalah :

𝑀𝐴 =𝑂

𝑂 + 𝑀 𝑥 100 %

MA = Mechanical Avaibility (%)

O = Waktu kerja + Tertunda (Jam)

M = Waktu rusak (Jam)

Berdasarkan empat ukuran efisiensi diatas maka dapat ditentukan

efisiensi kerja optimum dengan persamaan sebagai berikut :

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐸 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈 𝑥 𝑀𝐴

E = Efektifitas (%)

PA = Ketersediaan fisik (%)

U = Utilitas (%)

MA = Mechanical Avaibility (%)

Setelah efisiensi kerja didapatkan maka dapat dikorelasikan dengan

tabel dibawah ini, termasuk golongan kerja sangat baik, baik, atau

kurang baik. Dapat disimpulkan pengertian pada efisiensi kerja

optimum adalah ekspresi dari kinerja alat maupun operatornya, perlu

. . . . . . . . . . . . 6

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

Page 45: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

25

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

adanya perhatian khusus terhadap alat dan operator dalam

meningkatkan produksi Batubara.

Tabel 2.2. Golongan efisiensi kerja

Efisiensi kerja

optimum Menit kerja efektif perjam Golongan

> 83 % > 50 menit/jam Baik

75 % - 83 % 45 menit/jam - 50

menit/jam Rata-rata

67 % - 75 % 40 menit/jam – 45

menit/jam kurang baik

< 67% < 40 menit/jam Buruk

2.12. Alat Gali dan Muat

Peratalan penambangan utamanya adalah alat gali, muat dan

angkut. Peralatan gali dan muat digunakan untuk menggali material

penutup (overburden) dan material berharga/Batubara. Peralatan

mekanis ini digunakan untuk menggali dan memuat material ke

atas alat angkut, sebelumnya material telah mengalami

penggemburan dengan bulldozer atau biasa dikenal dengan proses

(ripping). Kebutuhan akan jenis alat gali dan muat ini bergantung

pada kondisi lapangan dan target produksi yang ingin dicapai.

Pemilihan alat muat dan alat angkut haruslah yang

ekonomis dan tepat agar sesuai dengan keadaan operasional

dilapangan, sehingga peambangan berjalan lancer dan optimal.

Menurut Hartman 1987 untuk menentukan alat yang sesuai dapat

dilihat berdasarkan table kelebihan dan kekuragan seperti berikut

(dapat dilihat pada tabel 3 halaman 26).

Tabel 2.3. Faktor pemilihan alat

(sumber: handbook komatsu edisi 31, 2013)

Page 46: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

26

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Alat Kelebihan Kekurangan

Shovel/Bac

khoe

1. Biaya/modal

lebih rendah

per m3 dari

kapasitas

bucket.

2. Hasil gali

ledakan yang

buruk/keras

dapat dibuat

menjadi

material yang

halus

3. Dapat

menangani

jarak dengan

baik

1. Lebih banyak

kerusakan

Batubara dapat

menghasilkan

recovery yang

rendah.

2. Rentan terhadap

tanah

3. Tidak mudah

untuk dipindahkan

Truck 1. Mudah dalam

berpindah

bermanuver

2. Dapat

mengangkut

material berat

dan keras

3. Dapat

menanjak

dimedan terjal

1. Membutuhkan

jalan angkut yang

baik

2. Dalam cuaca buruk

kecepatan mejadi

lambat.

3. Biaya operasi

tinggi.

Dozer 1. Mudah

bergerak dan

berpindah

2. Menghasilkan

material yang

1. Terbatas hanya

untuk jarak pendek

2. Discontinuous

3. Nilai output

rendah.

Page 47: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

27

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

baik

3. Dapat

menghadapi

medan kasar

(sumber : Hartman, 1987)

2.12.1. Jenis alat gali dan muat

1. Power shovel

Alat mekanis ini memiliki sekop besar yang

mekanis yang digerakkan oleh mesin uap, diesel ataupun

listrik. Dalam melakukan pekerjaannya (beroperasi)

sudut boom-nya (boom angle) yaitu sudut yang dibuat

antara boom dengan bidang datar menyudut sebesar 450,

pekerjaan yang dilakukan dapat sebagai alat gali

(utamanya) maupun utamanya alat muat.

Ukuran besar/kecilnya suatu Power shovel

ditunjukkan oleh ukuran dipper yang dinyatakan dalam

cu yd (cubic yard). Besar/kecilnya Power shovel yang

akan dipergunakan pada suatu pekerjaan, pemindahan

tanah mekanis atau pada suatu kegiatan pertambangan

juga bergantung dan ditentukan oleh ukuran kapasitas

bak truck, apabila kapasitas bak truck kecil, misalnya

truck 3 cu yd maka lebih baik memakai power shovel ¾

cu yd dibanding power shovel 1 ½ cu yd. Sebaliknya bila

dipergunakan truck 15 cu yd maka power shovel yang

dipergunakan adalah yang berukuran dipper 2 ½ cu yd

(yang demikian ini, apabila power shovel berfungsi

utamanya sebagai alat muat). Selain ukuran bak

penentuan ukuran juga ditentukan apabila power shovel

utamanya berfungsi sebagai alat gali dan hasil galiannya

kemudian dimuatkan ke bak truck, maka untuk

penggalian pada material keras, sebaiknya dipilih power

Page 48: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

28

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

shovel berukuran besar, begitu pula sebaliknya. Berikut

faktor teknis penentuan ukuran shovel (Ir. Partanto) :

a. Jenis material yang akan digali

Mudah dimengerti kalau produksi (output)

Power shovel kecil pada penggalian material keras

dibandingkan Power shovel yang dipakai untuk

penggalian material lunak. Jadi output Power shovel

dapat ditentukan setelah jenis materialnya diketahui.

b. Tinggi Jenjang (Bench)

Besar kecilnya ukuran Power shovel yang

akan dipakai tergantung pada tinggi jenjang dimana

penggalian akan dilakukan, selain itu juga

tergantung pada posisi alat pengangkut (apakah alat

angkut itu terletak diatas jenjang atau pada kaki

jenjang. Semakin besar ukuran Power shovel berarti

semakin besar ukuran boom dan handlenya,

semakin panjang sehingga ketinggian jenjang yang

dapat dijangkau untuk digali semakin tinggi. Dalam

penentuan tinggi penggalian (height of the

excavation) maka optimum depth dari penggalian

harus diperhatikan dan dipelajari baik-baik.

Optimum depth adalah tinggi penggalian yang dapat

dilakukan oleh Power shovel agar menghasilkan

maximum output tanpa tertumpah. Sudut putar.

c. (angle of swing)

Kadang-kadang dalam posisi menggali

Power shovel memerlukan gerakan memutar,

gerakan memutar ini disebut angle of swing.

d. Ruangan yang dibutuhkan untuk bergerak

(spelling/clearances involved)

Jika Power shovel akan digunakan untuk

operasi penggalian pada daerah yang luas, maka

Page 49: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

29

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

ruang yang dibutuhkan untuk bergerak secara

leluasa tidak perlu diperhatikan. Apabila Power

shovel digunakan pada daerah yang sempit maka

keleluasaan gerak harus diperhatikan, misalnya

dengan memilih menggunakan Power shovel yang

berukuran kecil. Sebab keleluasaan gerakan ini akan

mempengaruhi keselamatan kerja dari operatornya.

e. Gerakan yang akan dilakukan Power shovel (moving

requirements)

Apabila suatu Power shovel sering

berpindah-pindah dari suatu tempat operasi ke

tempat operasi yang lain dan melalui jalan raya,

maka ukuran Power shovel ini tidak boleh terlalu

besar (kecuali dengan ijin khusus) dan tidak boleh

memakai roda rantai (bila memakai roda rantai

maka Power shovel harus dinaikkan pada trailer).

Dengan demikian apabila daerah operasi dari

perusahaan sering berpindah-pindah, maka

perusahaan sebaiknya memilih Power shovel

dengan ukuran kecil dan beroda ban, karena akan

lebih ekonomis.

f. Sinkronisasi dengan alat angkut (balancing haulage

cycles)

Keserasian kerja antara produksi (output)

Power shovel dengan alat angkut perlu diperhatikan

agar ongkos gali per satuan berat dapat ditekan

serendah mungkin. Apabila keserasian kerjanya

baik, maka Power shovel tidak banyak menganggur

untuk melayani alat angkut. Dengan demikian harus

ada kesetim-bangan antara waktu edar alat angkut

(haulage cycle) dengan waktu edar Power shovel.

Page 50: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

30

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

g. Kondisi dan pekerjaan yang dilakukan (the volume

of work available)

Dalam membeli atau memilih Power shovel

harus dipertimbangkan mengenai macam pekerjaan

penggalian yang akan dilakukan, dan harus pula

diperhatikan tentang kemungkinan untuk

menjualnya kembali pada masa yang akan datang

apabila pekerjaan telah selesai. Penjualan kembali

beserta nilai uang yang telah dihasilkan dari operasi

Power shovel tersebut harus menguntungkan dari

investasi yang telah ditanamkan.

2. Dozer shovel

Dozer shovel sering disebut Loader, dalam melakukan

pekerjaan gali dan muat keatas truck maka truck harus

satu level dengan dozer shovel. Dozer shovel dapat

dikatakan belum lama digunakan pada dunia konstruksi,

bucket dipergunakan sebagai attachment yang lain pada

tractor menggantikan blade, karena Bulldozer hanya

dapat mendorong material dan kelebihan material akan

tercecer ke pinggir.

Dozer shovel adalah alat yang digunakan untuk

memuat material ke dalam alat angkut. Untuk menggali,

bucket harus didorong pada material, jika telah penuh,

tractor akan mundur dan bucket-nya akan diangkat ke

atas untuk selanjutnya material ditumpahkan di tempat

yang dikehendaki. Dozer shovel sangat cocok dipakai

untuk membuat basement, mendorong material atau

tanah kemudian dimuatkan pada truck, pekerjaan

penggusuran atau penggalian yang bidang kerjanya satu

level dengan dozer shovel itu sendiri, sangat baik dan

ekonomis apabila dozer shovel ini digunakan untuk

pekerjaan pemuatan pada truck dengan jarak onggokan

Page 51: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

31

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

dari truck tidak lebih dari 15 feet (mempersingkat

waktu), sebaiknya dozer shovel jangan melayani

pemuatan truck dengan melakukan pemutaran lebih dari

90°. Semakin kecil sudut pemutaran, body dozer shovel

akan semakin baik.

3. Backhoe

Backhoe Adalah alat penggali yang cocok untuk

menggali parit atau saluran-saluran. Gerakan bucket atau

dipper dari Backhoe pada saat menggali arahnya adalah

kearah badan Backhoe itu sendiri. Jadi tidak seperti

Power shovel, dimana arah penggaliannya menjauhi

badan Power shovel. Macam- macam Backhoe

berdasarkan penggerak dipper-nya, terdiri dari

Hydraulically operated hoe (Crawler mounted

Hydraulically operated hoe dan Wheel mounted

Hydraulically operated hoe) dan Cable operated hoe.

Backhoe melakukan penggalian (cutting) dengan

menempatkan dirinya diatas jenjang (bench).

Setelah dipper terisi penuh, boom diangkat kemudian

memutar (swing) kearah truck yang menempatkan pada

posisi untuk dimuati dan dipper menumpahkan galiannya

pada bak truck. Untuk memperoleh hasil yang sesuai

dengan sasaran produksi maka pola pemuatan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi waktu

edar alat. Pola pemuatan yang digunakan tergantung

pada kondisi lapangan, operasi pengupasan serta alat

mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap

alat angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali-

muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan. Setelah

alat angkut terisi penuh langsung dilanjutkan dengan alat

angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada

alat angkut maupun alat gali-muatnya.

Page 52: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

32

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

2.13. Pola Pemuatan

Pola Pemuatan alat gali dan muat terbagi menjadi 3.

1. Dilihat dari jumlah penempatan posisi truck untuk dimuati

terhadap posisi backhoe (biasa disebut pola gali muat), maka

ada 3 pola yaitu :

a. Single Back up

Truck memposisikan untuk dimuati pada satu tempat

b. Double Back Up

Truck memposisikan diri untuk dimuati pada dua tempat

Gambar 2.8. Pola Gali muat berdasarkan jumlah penempatan

posisi truck. (Sumber : Ir. Yanto Indonesianto,M.Sc, 2007)

c. Triple Back Up

Truck memposisikan diri untuk dimuati pada tiga tempat,

namun metode ini jarang diaplikasikan.

Posisi truck untuk dimuati hasil galian Backhoe dapat pada satu

level namun dapat pula berada diatas jenjang truck berada di

bawah.

ii. Berdasarkan kedudukan truk untuk dimuati bahan galian oleh

alat muat.

Page 53: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

33

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Cara pemuatan material oleh alat muat ke dalam alat angkut

ditentukan oleh kedudukan alat muat terhadap material dan alat

angkut, apakah kedudukan alat muat tersebut berada lebih tinggi

atau kedudukan kedua-duanya sama tinggi. Cara pemuatan

dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Top loading

Kedudukan alat muat lebih tinggi dari Truck (alat muat

berada diatas tumpukan material atau berada di atas jenjang).

Operator lebih leluasa untuk melihat bak dan menempatkan

material.

b. Bottom loading

Ketinggian atau kedudukan alat angkut dan truk jungkit

adalah sama.

Gambar 2.9. Pola muat berdasarkan posisi Backhoe dan

Truck

iii. Berdasarkan Cara Manuvernya (Hustrulid,1998).

Pola muat dibedakan menjadi :

a. Frontal Cut

Backhoeberhadapan dengan muka jenjang atau front

penggalian. Pada pola ini alat muat memuat pertama kali

pada truk sebelah kiri sampai penuh, kemuadian dilanjutkan

pemuatan pada truk sebelah kanan. Sudut putar Backhoe

antara 10 – 110 derajat.

b. Parallel Cut With Drive By

Page 54: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

34

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Backhoe bergerak melintang dan sejajar dengan

front penggalian. Pola ini diterapkan apabila lokasi

pemuatan memiliki 2 (dua) akses dan berdekatan dengan

lokasi penimbunan. Memiliki efisiensi tinggi untuk alat

muat dan angkutnya walaupun rata-rata sudut putar alat

muat lebih besar dibandingkan frontal cut.

Gambar 2.10. Frontal Cut (A) dan Parallel Cut With Drive

By (B)

2.14. Produktivitas Alat

Produktivitas adalah laju material yang dapat dipindahkan

per satuan waktu umumnya per jam. Produktivitas dipengaruhi oleh

banyak faktor sepertihalnya kapasitas bucket, keadaan material,

kedalaman material, keserasian kerja, metode pemuatan yang

dipakai, kondisi lapangan kerja dan sudut pengambilan material.

Berikut rumus untuk mencari produktivitas pada alat gali-muat

menurut (berdasarkan handbook Komatsu edisi 31, 2013):

𝑃𝑚 = (𝐾𝑏𝑥𝑆𝐹𝑥𝐹𝐹𝑥𝐸𝑓𝑓𝑥60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚)

𝐶𝑇

Keterangan :

Pm = Produksi Excavator per jam (bcm/jam)

. . . . . . . . . . . . . . . 7

Page 55: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

35

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Kb = Kapasitas bucket* (m3/bcm)

SF = Swell Factor (%)

FF = Faktor pengisian bucket (%)

Eff = Efisiensi kerja (%)

CT = Cycletime (detik)

*telah dikalikan factor koreksi (Aktual kapasitas)

Banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas pada

suatu alat mekanis, faktor yang dapat kita maksimalkan setiap

harinya ialah faktor pengisian bucket, efisiensi kerja, dan cycletime

alat bekerja. Semua itu bergantung kepada operator, suasana hati,

kerja dan pikiran manusia tersebut menjadi hal yang dapat

membuat pekerjaan tidak stabil. Oleh karena itu, terkadang

diperlukan suatu insentif berupa bonus upah sebagai pemicu sang

operator untuk semangat dalam bekerja.

2.14.1. Cycletime Backhoe

Cycletime atau waktu edar adalah waktu yang diperlukan

oleh alat mekanis untuk menyelesaikan sekali putaran kerja

(berdasarkan handbook Komatsu edisi 31, 2013).

𝐶𝑇 = 𝑇1 + 𝑇2 + 𝑇3 + 𝑇4

Keterangan :

CT =waktu edar alat gali-muat (detik)

T1 =waktu penggalian material (bucket loading) (detik)

T2 =waktu putar bucket terisi (swing filled) (detik)

T3 =waktu menumpahkan muatan (Dumping) (detik)

T4 = waktu putar dengan bucket kosong (swing empty)

(detik)

2.14.2. Fill Factor

Faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas

nyata muat dengan kapasitas baku alat muat yang

dinyatakan dalam persen. Semakin besar faktor pengisian

maka semakin besar pula kemampuan nyata dari alat

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

. . . . . . . . . . . . . . . . . 9

Page 56: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

36

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

tersebut. Faktor pengisian mangkuk disebut juga bucket fill

factor. Untuk menghitung faktor pengisian digunakan

persamaan sebagai berikut : (Manurung, 2015)

Fp = (Vb/Vd) x 100%

Keterangan :

Fp : Faktor pengisian

Vb : Kapasitas nyata alat muat, m3

Vd : Kapasitas teoritis alat muat, m3

Sedangkan menurut spesifikasi alat muat, bucket fill factor

adalah sebagai berikut :

Gambar 2.11. Nilai bucket fill factor

(sumber : Robert L, Peurifoy, 2006)

2.15. Angle of Swing

Terkadang dalam posisi menggali Power shovel

memerlukan gerakan memutar, gerakan memutar ini disebut angle

of swing. Semakin kecil sudut putarnya berarti semakin kecil cycle

time-nya sehingga produksi persatuan waktu menjadi semakin

Page 57: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

37

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

besar. Tabel berikut menunjukan hubungan antara cycletime

dengan angle of swing.

Tabel 5. Hubungan antara cycletime, dipper size dan angle of swing

Contoh :

Suatu Power shovel dengan ukuran dipper 0,5 cuyd

mempunyai cycle time 16 detik untuk gerakan memutar 900 (Pada

Tabel diatas), sehingga untuk gerakan satu putaran (cycletimenya)

adalah 32 detik atau 32/60menit. Dengan demikian banyaknya

putaran permenit dari Power shovel tersebut adalah 60/32 putaran

permenit atau 60/32 rpm. Persoalanya adalah apabila Power

shovel tersebut dipakai pada operasi penggalian dengan sudut

putarnya (angle of swing ) hanya 600 (sudut putar berkurang

berkurang 300) berapa waktu edar (cycle time) yang dapat dihemat

oleh Power shovel ini ?

Jawab :

Size

of

shovel

dipper

(cu

yd)

Easy digging

Moist loam,

light sandy clay

Angle of swing (deg)

Medium digging

Good common earth

Angle of swing (deg)

Hard digging

Touch digging

Hard touch clay

Angle of swing (deg)

45 90 135 180 45 90 135 180 45 90 135 180

3/8 12 16 19 22 15 19 23 26 19 24 29 33

½ 12 16 19 22 15 19 23 26 19 24 29 33

¾ 13 17 20 23 16 20 24 27 20 25 30 34

1 14 18 21 25 17 21 25 29 21 26 31 36

1 ¼ 14 18 21 25 17 21 25 29 21 26 31 36

1 ½ 15 19 23 27 18 23 27 31 22 28 33 38

1 ¾ 16 20 24 28 19 24 28 32 23 29 34 39

2 17 21 25 30 20 25 29 34 24 30 35 41

2 ½ 18 22 27 32 21 26 31 36 25 31 37 43

(Sumber : Yanto Indonesianto 2015)

Page 58: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

38

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Waktu yang dihemat

=2 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟

360 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡𝑥

1

𝑟𝑝𝑚

Waktu yang dihemat =2 𝑥 30

360 𝑥

1

60/32

Waktu yang dihemat =1

6𝑥

32

60

Waktu yang dihemat = 32/360

Waktu yang dihemat = 0.0888888 menit

Waktu yang dihemat = 5.3 detik

Jadi Power shovel dengan sudut putar 900 dan waktu edar 16

detik apabila dipakai untuk beroperasi dengan sudut putar 600

waktu edarnya akan menjadi (16 detik – 5.33 detik) 10.67 detik.

2.16. Kebutuhan Alat Gali dan Muat

Kebutuhan alat didasarkan pada berapa jumlah material

yang akan dipindahkan setiap jamnya/hari/bulan. Sehingga dapat

dihitung berapa alat yang dibutuhkan untuk memindahkan material

tersebut dengan membandingkan produktivitas pada alat tersebut.

Berikut persamaan untuk kebutuhan alat (berdasarkan handbook

Komatsu edisi 31, 2013):

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝐵𝑐𝑚/𝐽𝑎𝑚

2.17. Analisa Regresi

Analisis regresi sederhana dapat digunakan untuk membuat

model kausalitas dalam memprediksi, hanya melibatkan satu

variabel bebas dan satu variabel terikat (Sahid Raharjo, S.Pd,

2017). Perubahan yang terjadi pada variabel bebas digunakan

untuk memprediksi perubahan pada variabel terikat. Analisa

Regresi dapat dihitung menggunakan SPSS dengan syarat data

valid/reliable dan sebaran data normal/linear. Pengambilan

keputusan dalam uji regresi linear sederhana dapat mengacu pada

dua hal, yakni, jika nilai signifikansi < 0,05, artinya variabel X

berpengaruh terhadap variabel Y. Dan jika nilai t hitung > t tabel.

. . . . . 10

Page 59: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

39

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Koefisien determinasi atau R2 merupakan nilai yang

menentukan relasi, semakin mendekati nilai 1 maka semakin

sempurna relasinya.

2.18. TALPAC (Truck and Loader Productivity Analysis and

Costing)

Talpac adalah sebuah software yang dipakai untuk

menghitung besarnya produktifitas alat serta biaya ekonomis

sistem pengangkutan yang disesuaikan dengan situasi jalan yang

ada di lapangan (Herwin , 2004). Program Talpac dapat digunakan

untuk menghitung waktu tempuh alat angkut pada sualu simulasi

profil pengangkutan, memperkirakan kemampuan produksi untuk

study perencanaan jangka pendek dan jangka panjang,

memperkirakan dan membandingkan produktivitas dengan

menggunakan berberapa metode pemuatan untuk menentukan

teknik pemuatan yang optimal, memperkirakan biaya pada suatu

perencanaan profil pengangkutan serta sampai dengan

memperkirakan penggunaan bahan bakar. Sistem pengangkutan di

dalam program talpac merupakan sistem yang terdiri dari beberapa

komponen penyusunnya yakni jenis material (material types), shift

kerja (work roaster) menunjukan jumlah shift tiap hari kerjanya

dan lama waktu tiap shift kerjanya, data alat muat (loading unit),

dan data alat angkut serta jumlahnya dalam 1 fleet.

2.18.1. Penerapan TALPAC

TALPAC dapat digunakan untuk menganalisis

kenyataan yang ada di lapangan, serta perkiraan pengadaan

alat yang akan digunakan pada saat pemindahan tanah

mekanis dan kegiatan pertambangan. Dalam kasus lain,

gambaran dari alur tunggal dapat dijumlahkan, atau

perbandingan dari dua atau lebih jalur yang bcrbeda,

Beberapa contoh penerapan TALPAC antara lain:

Page 60: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

40

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

1. Perhitungan waktu edar truck untuk analisis pemilihan

jalur pengangkutan dan alternatif penggunaan alat.

2. Estimasi dari jalur produksi yang akan digunakan untuk

perencanaan jangka ppendek dan panjang.

3. Estimasi dan perbandingan produktifitas dengan

menggunakan beberapa metode pemuatan untuk

membedakan teknik pemuatan atau ukuran bucket alat

muat yang optimal.

4. Analisis sensitifitas design jalan untuk mengurangi

pekerjaan perawatan jalan.

5. Kalkulasi pengelompokkan ban TKPH (Ton Kilo per

Hour) atau TMPH (Ton Meter per Hour) dalam

pemilihan ban yang tepat.

6. Estimasi pemakaian bahan bakar.

7. Deteminasi biaya angkut dan harga kontrak.

8. Optimalisasi ukuran truck yang sesuai dan tepat.

9. Analisis per bagian pada segmen jalan angkut untuk

menghasilkan kurva produktifitas.

10. Alat analisis proses pemuatan untuk

mengoptimalisasikan ukuran bucket loader, kapasitas

truck dan jumlahnya.

2.18.2. Faktor-Faktor Simulasi Produksi pada Talpac

Faktor-faktor yang digunakan untuk mengaplikasikan

Talpac terdiri dari :

2.18.2.1. Rolling Resistance

Rolling resistance adalah tahanan gelinding

terhadap roda yang akan menggelinding akibat adanya

gesekan antara roda dengan permukaan tanah (Andi

Tenrisukki Tanriajeng, 2003). Besarnya tergantung

keadaan permukaan tanah dan berat kendaraan. Bila

Page 61: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

41

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

roda tidak bergerak, maka beban terbagi ke seluruh

permukaan.

Tabel 2.4. Angka-angka Roliing Resistance

Dinyatakan dalam persen.

Macam Jalan

RR (% berat

kendaraan dlm lbs)

Ban

karet

Track

type

Concrete, rough and dry 2 -

Compacted dirt and gravel,

well main tained, no tire

penetration

2 -

Dry dirt, fally compacted,

slight tire penetration 3 -

Firm, rutted dirt, tire

penetration approx. 2 5 2

Soft dirt fills, tire penetration

approx. 4 8 4

Loose sand and gravel 10 5

Deeply rutted drift, spongly

base, tire penetration approx. 8 16 7

(Sumber :Yanto indonesianto, 1983)

2.18.2.2. Grade Resistance

Kemiringan (grade) adalah tanjakan dari jalan angkut,

kelandaian atau kecuramannya sangat mempengaruhi

produksi (output) alat angkut, sebab adanya kemiringan

jalan (grade) menimbulkan tahanan tanjakan (grade

resistance) yang harus diatasi oleh mesin alat angkut

(Indonesianto, Y. 2015).

𝐺𝑟𝑎𝑑𝑒 =∆h

∆x × 100%

Keterangan:

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11

Page 62: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

42

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Δh = Beda tinggi antara 2 titik yang diukur (m)

Δx = Jarak datar antara 2 titik yang diukur (m)

Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan

baik oleh alat angkut khususnya dump truck, berkisar

antara 7% - 10%. Sedangkan untuk jalan naik maupun

jalan turun pada daerah perbukitan lebih aman

kemiringan jalan maksimum 8%.

2.18.2.3. Accceleration

Kecepatan kendaraan ideal saat kosong dan

bermuatan dapat ditentukan dengan menggunakan

grafik yang bersumber dari Komatsu handbook.

Kecepatan rata-rata kendaraan dapat dihitung dengan

membagi lintasan jalan angkut menjadi beberapa

bagian berdasarkan tahanan gulir dan tahanan

kemiringan.

Gambar 2.12. Performance Chart Speed Hauler

Sumber : Komatsu Spesification Handbook

Page 63: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

43

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Selain itu kecepatan juga dapat di ambil langsung

melalui data di lapangan langsung dengan ikut serta alat

angkut yang beroperasi.

2.18.3. Langkah-Langkah Menggunakan Talpac 10.2

Simulasi program Talpac dapat digunakan untuk

menghitung waktu tempuh alat angkut pada sualu simulasi

profil pengangkutan, memperkirakan kemampuan produksi

untuk study perencanaan jangka pendek dan jangka

pamang, memperkirakan dan membandingkan produktivitas

dengan menggunakan berberapa metode pemuatan untuk

menentukan teknik pemuatan yang optimal, memperkirakan

biaya pada suatu perencanaan profil pengangkutan serta

sampai dengan memperkirakan penggunaan bahan bakar.

Sistem pengangkutan di dalam program talpac merupakan

sistem yang terdiri dari beberapa komponen menyusunnya

yaitu. jenis material (malerial types), gilir kerja (work

roaster) menunjukkan jumlah shift tiap hari kerjanya dan

lama waktu tiap shift kerjanya; data alat muat (loading unit)

dan data alat angkur. Berikut langkah kerjanya :

1. Buka program talpac 10.2, akan mucul jendela seperti

gambar 2.13 dibawah ini. Kemudian pilih project yang

di inginkan. Seperti gambar 2.13 .

Gambar 2.13. Jendela awal Talpac 10.2

Page 64: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

44

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

2. Tentukan factor-faktor yang di inginkan, dan beri nama

project. Seperti gambar 2.14 yang dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 2.14. Haulage system.

3. Pilih edit pada bar material, muncul jendela seperti

gambar 2.15. Kemudian masukkan data sesuai dengan

kondisi dilapangan.

Gambar 2.15. Jendela editing data mataerial

Page 65: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

45

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

4. Berikutnya memasukkan data shift kerja. Sesuai dengan

seperti gambar 2.16 yang dapat dilihat dibawah ini.

Gambar 2.16. Roaster data

5. Selanjutnya memasukkan data jalan, data-data yang

dimasukkan adalah seperti pembagian segmen jalan,

gradenya, rolling resistace, sudut belokan dan

kecepatanya. Seperti gambar 2.17 dibawah ini.

Gambar 2.17. Haul cycle

6. Masukkan data alat gali muat, pilih change loader

untuk menentukan alat gali muat yang ingin dipakai,

serta dapat memasukkan data biaya pada alat. Tampilan

jendela dapat dilihat seperti gambar 2.18 yang dapat

dilihat pada halaman 46.

Page 66: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

46

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.18. Loading Unit Editing

7. Masukkan data alat angkut pilih change truck untuk

menentukan alat angkut yang ingin dipakai,

memasukkan data biaya pada alat dan tentukan jumlah

alat angkutnya pada 1 fleet. Tampilan jendela dapat

dilihat pada gambar 2.19 di bawah ini.

Gambar 2.19. Truck Unit Editing

Page 67: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

47

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

8. Masukkan target produksi yang ingin dicapai dalam 1

pada jendela awal.

9. Pilih calculate untuk mendapat hasil pada simulasi

produksi yang di inginkan.

2.18.4. Data yang Dihasilkan

Data hasil pada Talpac 10.2 berupa perhitungan

simulasi produksi, kondisi jalan (haulage system), data

biaya, data ban (dapat dilihat pada lampiran 1-6). Data

tersebut dapat dijadikan patokan utama untuk memulai

sebuah pertambangan.

Page 68: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

48

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada waktu dan tempat sebagai berikut :

Tanggal : Juli – Agustus 2018

Tempat : PT. Internasional Prima Coal Bantuas, Samarinda

Kalimantan Timut site Pit C.

3.2. Data Penelitian

Pengambilan data pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data

primer dan data sekunder.

1. Data Primer

a. Cycletime Alat gali muat

b. Metode Penggalian

c. Jumlah Alat (fleet)

d. Wawancara

2. Data Sekunder

a. Biaya bahan bakar alat gali dan muat

b. Rencana removal OB tahunan/bulanan/ dan harian

c. Jadwal hari kerja

d. Grade jalan,

e. Rolling resistance,

f. Jarak angkut.

g. Waktu kerja efektif

h. Karakteristik tanah Pit C

i. Spesifikasi alat gali dan muat

48

Page 69: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

49

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

3.3. Diagram Alir Penelitian

4.

Gambar 3 .1. Diagram Alir Penelitian.

Studi Literatur

Observasi Lapangan

Pengamatan / Observasi Lapangan

1. Cycletime Alat gali muat

2. Metode Penggalian

3. Jumlah Alat (fleet)

4. Wawancara

1. Biaya bahan bakar alat gali dan

muat

2. Rencana overburden removal

tahunan/bulanan/ dan harian

3. Jadwal hari kerja

4. Grade jalan, rolling resistance,

jarak angkut.

5. Waktu kerja efektif

6. Karakteristik tanah Pit C

7. Spesifikasi alat gali dan muat

Faktor-faktor yang menyebabkan

produktivitas alat tidak optimal

Pengumpulan data

Data Primer Data Sekunder

Analisa metode pemuataan

Simulasi produksi dengan Talpac,

dan hitung secara teoritis.

Perbandingan Hasil Talpac dan

Teoritis

Analisa korelasi dengan biaya bahan bakar

Mencari hasil

yang optimal Memberikan rekomendasi

dan saran

Hasil tidak optimal

Skema dari hasil simulasi talpac dan

teoritis guna menentukan jumlah alat gali

dan muat

Page 70: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

50

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan pendekatan

teori untuk menyelaraskannya dengan data-data yang di dapat

dilapangan untuk mendapatkan penyelesaian masalah. Berikut

urutan pekerjaan penelitian meliputi :

1. Observasi lapangan

Pengamatan dilakukan terhadap kondisi dan keadaan dilapangan

pada saaat kegiatan penambangan berlangsung, berlanjut dengan

pengumpulan data dari instansi terkait dan referensi-referensi

serta arsip dari PT. Internasional Prima Coal yang mendukung

penelitian ini. Menganalisa faktor-faktor yang memiliki peran

penting dalam menentukan produksi. Waktu kerja, cycletime,

dan data-data lain yang mendukung penelitian ini. Setelah

mendapatkan semua data primer dan sekunder yang dibutuhkan

maka penulis melakukan analisa. Selanjutnya mengkorelasikan

analisa-pembahasan terhadap data-data permasalahan yang ada

untuk menarik kesimpulan dan memberikan saran sesuai dengan

kondisi lapangan yang ada.

2. Perumusan masalah

Menentukan permasalahan yang akan diteliti sesuai dengan

tujuan penelitian, dan mengelompokkan data-data yang

dibutuhkan sesuai dengan topik penelitian.

3. Pengambilan data

Dalam tahap pengambilan data, berikut pokok pekerjaan yang

akan dilakukan :

a. Survey data

Pengumpulan data yang diperlukan dari PT.

Internasional Prima Coal yang hasilnya akan berupa data

angka ataupun peta mengenai daerah penelitian, peta

topografi daerah penelitian, keadaan geologi umum daerah

penelitian, sebaran endapan Batubara di site yang diteliti,

Page 71: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

51

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

pemanfaatan lahan, spesifikasi alat gali, muat dan angkut

serta data lain yang berhubungan dengan penelitian.

b. Pengamatan lapangan

Melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung

terhadap kegiatan gali dan muat PT. Internasional Prima

Coal (cycletime), target produksi. Secara umun data-data

yang dibutuhkan dalam tahap pengambilan data lapangan

secara langsung ialah :

i. kondisi logistik peralatan gali, muat, dan angkut pada

PT. Internasional Prima Coal

ii. Karakteristik tanah dan metode penggaliannya

iii. Produktivitas alat atau cycletime

iv. Manajemen peralatan gali, muat, dan angkut

v. Biaya yang dibutuhkan untuk alat gali, muat dan angkut

vi. Aplikasi prinsip-prinsip pemindahan tanah mekanis dan

Talpac

4. Pengolahan dan analisis data

Analisa dan pengolahan data yang telah didapatkan, kemudian

dibahas dengan melakukan simulasi perbandingan kondisi

dilapangan dengan talpac dan teoritis, serta mencari solusi untuk

mendapatkan kinerja yang baik pada seluruh peran sumberdaya

yang dimiliki berupa skema dari penulis.

5. Menarik kesimpulan

Membuat suatu kesimpulan sebagai rekomendasi kepada

perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan dilapangan yang

terkait dengan hasil penelitian ini.

Page 72: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

52

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Analisa Metode Loading

Pada Eagle 2 Pit C tambang Batubara PT. Internasional

Prima terdapat 5 alat gali dan muat yang beroperasi. Ke-5 alat

tersebut terdiri dari 3 Merk yaitu Volvo, Hitachi dan Dossan. Semua

alat gali dan muat yang beroperasi menurut pengamatan penulis dan

wawancara Bpk. Yusfendi S.T selaku pengawas tambang adalah

80% kegiatan gali dan muat menggunakan metode bottom loading.

Berdaskan teori, aktivitas pemuatan pada Pit C ialah menggunakan

metode single backup dengan top/bottom loading, sedangkan sudut

muatnya disesuaikan kondisi dilapangan (letak lokasi muat dan jalan

hauling). Pada penelitian ini penulis meneliti waktu edar dan sudut

muat yang didapatkan untuk masing-masing metode muat. Dalam

metode muat yang digunakan oleh PT. Internasional Prima Coal,

terdapat kelebihan dan kekurangan hasil pengamatan peneliti,

sebagai berikut (dapat dilihat pada tabel dibawah ini )

Tabel 4. 1. Analisa kelebihan dan kekurangan metode loading

Analiasa Top loading Bottom loading

Penggunaan

Alat Bantu

Lama penggunaan

Bulldozer dan Grader

cukup banyak,

dipertukan guna

membuat jalan hauling.

penggunaan Bulldozer

dan Grader tidak

banyak, karena jalan

hauling sudah

terbentuk.

Keamanan

Lebih aman terhadap

kecelakaan pada

benturan antara alat gali

muat dan alat

angkutnya. Namun

kecelakaan pada

benturan antara alat gali

muat dan alat

angkutnya. Namun

resiko alat jatuh karena

52

Page 73: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

53

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

resiko alat jatuh karena

terjadi longsoran tanah

dapat terjadi.

terjadi longsoran tanah

dapat terjadi.

Produktivitas tinggi rendah

Biaya Lebih murah Lebih mahal

Analisa

1. Penggunaan alat bantu

Alat yang dibutuhkan berupa Bulldozer dan Grader, bulldozer

diperuntukkan untuk riping, menarik dan mendorong material

guna membentuk jalan hauling dan atret dumptruck. Sedangkan

grader dibutuhkan untuk meratakan jalan hauling yang ada di pit,

setelah diratakan oleh bulldozer. Supaya lebih efektif digunakan

grader dengan mobilitas yang tinggi. Pada Top loading, area

material bekas galian backhoe yang sudah di gali dan dimuat akan

digunakan untuk dumptruck hauling material, sehingga setiap kali

perkembangan proses loading maka bulldozer dibtuhkan untuk

meratakan tanah untuk jalan hauling. Sehingga penggunaan

bulldozer akan lebih intens. Sedangkan Bottom loading pada

prosesnya, area bekas galian lebih rata dikarenakan telah terinjak-

injak oleh backhoe.

2. Keamanan

Keamanan dalam menggunakan metode top atau bottom loading

adalah sama – sama memiliki resiko. Untuk top loading

kecelakaan pada benturan antara alat gali muat dan alat

angkutnya. Namun resiko alat jatuh karena terjadi longsoran tanah

dapat terjadi. Sedangkan pada bottom loading kecelakaan pada

benturan antara alat gali muat dan alat angkutnya. Namun resiko

alat jatuh karena terjadi longsoran tanah dapat terjadi.

3. Produktivitas

Produktivitas pada metode top loading akan lebih cepat

dikarenakan beberapa keuntungan yakni, penglihatan operator alat

Page 74: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

54

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

jelas karena truck berada pada level dibawahnya, pada saat swing

isi operator bisa sedikit lebih cepat karena tidak takut akan

terjadinya benturan, dan untuk melakukan dumping operator

dapat langsung menumpahkan bucketnya seperti dapat dilihat

pada gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1. Metode muat

4. Biaya

Biaya akan lebih murah dengan menggunakan metode top

loading, karena penggunaan bahan bakar pada alat adalah tetap

sedangkan waktu penggunaan alat akan lebih cepat pada alat

yang bekerja dengan metode top loading. Termasuk biaya

penyewaan alat, oli dan gaji karyawan.

4.2. Angle of Swing

Angle of swing yang dibutuhkan oleh alat gali dan muat menurut

pengamatan peneliti di lapangan pada Eagle 2 Pit C tambang

Batubara PT. Internasional Prima berkisar antara 300 – 1800

bergantung pada letak material yang ingin di gali dan muat terhadap

letak alat angkut. Pada penelitian ini didapatkan Angle of swing hasil

pengolahan dengan statistika (dapat dilihat pada tabel 4.2 pada

halaman 55).

Page 75: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

55

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Tabel 4. 2. Perbandingan Angle of swing terhadap cylcletime

yang dihasilkan

Swing Angle (degres) Cycletime (s)

Volvo EC 480 D

30 21.51

90 23.78

180 30.46

Hitachi Zaxis 470 LC

30 20.99

90 23.48

130 27.8

Dari tabel diatas nilai dari swing angle dan cycletime

merupakan hasil pada perhitungan dengan stastistika. Dikarenakan

data swing angle yang di ambil berdasarkan pengmatan peneliti saja,

maka hasil rata-rata pada swing angle dikoreksi dengan

membulatkan hasilnya.

Hal ini menujukkan bahwa besar Angle of swing berbanding

lurus dengan besaran cycletime yang akan dicapai. Seperti halnya

dapat dilihat pada dasar teori tabel 5 yaitu hubungan antara

cycletime, dipper size dan angle of swing.

4.3. Cycle time

Setelah diambil data dan diolah dengan statistika, maka

didapatkan nilai rata-rata dari setiap data yang diambil. Waktu yang

dibutuhkan suatu alat untuk memindahkan material sangatlah

bereperan penting terhadap produksinya, karena waktu harus

dimaksimalkan agar dapat mencapai target pemindahan material.

Pada studi kasus penelitian ini terdapat 2 alat besar pada Eagle 2 Pit

C tambang Batubara PT. Internasional Prima Coal yang akan diteliti

metode muat dan Angle of swing terhadap cycletime yang dihasilkan

guna mewakili alat gali dan muat yang beroperasi. Data primer

tersebut diolah menggunakan statistika untuk mendapatkan nilai

rata-rata pada setiap komponen cycletime. Berikut hasil pengolahan

Page 76: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

56

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

data menggunakan metode statistika (perhitungan statistika dapat

dilihat pada lampiran 7) :

Tabel 4. 3. Nilai rata-rata cycletime Volvo dan Hitachi

Metode

Loading

Loading

Bucket

(s)

Swing

filled

(s)

dump

s

swing

empty

(s)

Fill

Factor

%

Angel

(deg)

Cycle

time

(s)

Top

loading 8,75 5 3,85 3,91 92,03 30 21,51

Bottom

loading

11,1 5 3,38 4,3 87,33 90 23,78

13,41 7,24 3,46 6,35 87,37 180 30,46

Top

loading 9,02 4,5 3,62 3,85 90,73 30 20,99

Bottom

loading

9,95 4,86 3,79 4,88 85,06 90 23,48

12,41 6,62 3,19 5,58 85,8 130 27,8

Dari data di atas bahwa kedua alat memiliki waktu edar yang

hampir sama, hal ini menandakan bahwa kondisi operator memliki

skill yang sama baik. Terlepas pada skill sang operator, kondisi

fisik dan mekanik alat tergolong baik. Sehingga dapat kedua alat

ini dapat dijadikan variabel penelitian.

4.4. Analisa pengaruh angle of swing terhadap cycletime

Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan 2 variabel

bebas yaitu metode muat (laoding method) dan sudut muat (angle

of swing). Untuk mencari tahu seberapa besar pengaruh kedua

variabel penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode analisis

regresi linear sederhana guna mengetahui secara teoritis seberapa

besar pengaruh kedua variabel terhadap produktivitas dari alat gali-

muat pada PT. Internasional Prima Coal. Dari tabel hasil

perhitungan produktivitas (dapat dilihat pada tabel 11 dan 12),

dapat dihitung besaran pengaruhnya dengan analisa regresi

Page 77: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

57

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

sederhana berdasarkan hasil uji pada IBM SPSS. Bahwa analisa

linear adalah yang paling medekati titik data.

Gambar 4.2. Grafik penentuan metode pengaruh

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan IBM SPSS

didapatkan hasil R2 (koefisien determinasi) untuk mendapatkan

besar pengaruhnya.

Nilainya sebesar 99.7 % untuk koefisien determinasi Volvo

EC 480 D dan 94 % untuk determinasi Hitachi Zaxis 470 LC.

Angka tersebutlah yang dapat dikatakan sebagai nilai besaran

pengaruh sudut muat (angle of swing) terhadap cycletime. (Hasil

SPSS dapat dilihat pada lampiran 10).

4.5. Efisiensi kerja optimum

Efisiensi kerja alat pada Pit C PT. Internasional Prima Coal

yang tidak sesuai 10 jam kerja dalam 1 shift (1 jam waktu istirahat)

berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan terhadap alat muat

sebagai target penelitian serta karyawan lain. dalam pengamatan

umumnya setiap pekerja mengawali pekerjaan tepat waktu, namun

untuk jam istirahat mereka memulainya sebelum waktunya, ± 15

menit sebelum jam 12.00 WITA. Saat waktu istirahat usai operator,

pengawas tambang dan pengamat pada kontraktor memulai

pekerjaan kembali. Namun kembali pada jam selesai, para pekerja

Page 78: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

58

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

biasa mengakhiri pekerjaannya ± 25 menit sebelum pukul 17.00

WITA. Dalam produksi Batubara di Pit C PT. Internasional Prima

Coal alat gali dan muat menjadi salah satu alat yang mempengaruhi

produksi, maka perlu dilakukan penelitian produktivitasnya dan

efisiensi kerja optimummnya, alat gali dan muat yang di amati yaitu

Backhoe Hitachi zaxis 470 LC dan Volvo EC 480 D, dimana penulis

mengambil data faktual dilapangan yang kemudian dikorelasikan

dengan teori. Berikut perhitungan efisiensi kerja optimum alat gali-

muat Backhoe Hitachi zaxis 470 LC dan Volvo EC 480 D terhitung

pada tanggal Juli - Agustus 2018.

Diketahui :

Tabel 4. 4. Data Jam Kerja Alat Juli

Data primer Satuan

Efisiensi

kerja Volvo

EC 480 D

Efisiensi kerja

Hitachi Zaxis

470 LC

Waktu Kerja (W) Jam 405,7 393,3

Waktu Tertunda (D) Jam 30,57 30,63

Waktu Terhenti (I) Jam 71,3 71,47

Waktu Rusak (M) Jam 52,4 64,6

Jumlah jam kerja Jam 560 560

(sumber : Mining production dept. of PT. IPC)

Dari tabel data jam kerja alat pada bulan Juli maka dapat dihitung

nilai efisiensi kerja sebagai berikut (pada halaman selanjutnya) :

1. Volvo EC 480 D

a. Efektifitas

𝐸 =𝑊

𝑂 𝑥 100 %

𝐸 =405,7

405,7 + 30,57 𝑥 100 %

𝐸 =405,7

437,27 𝑥 100 %

𝐸 = 92.99 %

Page 79: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

59

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

b. Ketersediaan fisik

𝑃𝐴 =𝐴

𝑆 𝑥 100 %

𝑃𝐴 =405,7 + 30,57 + 71,3

560 𝑥 100 %

𝑃𝐴 =507,6

560 𝑥 100 %

𝑃𝐴 = 90,64 %

c. Utilitas

𝑈 =𝑂

𝐴 𝑥 100 %

𝑈 =405,7 + 30,57

405,7 + 30,57 + 71,3 𝑥 100 %

𝑈 =437,27

507,6 𝑥 100 %

𝑈 = 85,95 %

d. Mechanical Avaibility

𝑀𝐴 =𝑂

𝑂 + 𝑀 𝑥 100 %

𝑀𝐴 =405,7 + 30,57

405,7 + 30,57 + 52,4 𝑥 100 %

𝑀𝐴 =437,27

489,67 𝑥 100 %

𝑀𝐴 = 89,27 %

Efisiensi kerja optimumnya adalah :

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐸 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈 𝑥 𝑀𝐴

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.9299 𝑥 0.9064 𝑥 0.8595 𝑥 0.8927

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.64678

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 64,68 %

Atau bekerja selama 64,68 % x 60 menit =38,8 menit dalam 1

jam kerja.

Page 80: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

60

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

2. Hitachi Zaxis 470 LC

a. Efektifitas

𝐸 =𝑊

𝑂 𝑥 100 %

𝐸 =393,3

393,3 + 30,36 𝑥 100 %

𝐸 =393,3

423,66 𝑥 100 %

𝐸 = 92,83 %

b. Ketersediaan fisik

𝑃𝐴 =𝐴

𝑆 𝑥 100 %

𝑃𝐴 =393,3 + 30,36 + 71,47

560 𝑥 100 %

𝑃𝐴 =495,13

560 𝑥 100 %

𝑃𝐴 = 88,41%

c. Utilitas

𝑈 =𝑂

𝐴 𝑥 100 %

𝑈 =393,3 + 30,36

393,3 + 30,36 + 71,47 𝑥 100 %

𝑈 =423,66

495,13 𝑥 100 %

𝑈 = 85.57 %

d. Mechanical Avaibility

𝑀𝐴 =𝑂

𝑂 + 𝑀 𝑥 100 %

𝑀𝐴 =393,3 + 30,36

393,3 + 30,36 + 64,6 𝑥 100 %

𝑀𝐴 =423,66

488,26 𝑥 100 %

𝑀𝐴 = 86,77 %

Efisiensi kerja optimumnya adalah

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐸 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈 𝑥 𝑀𝐴

Page 81: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

61

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚

= 0.9283 𝑥 0.8841 𝑥 0.8557 𝑥 0.8677

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.6093

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 60,93 %

Atau bekerja selama 60,93 % x 60 menit = 36,55 menit dalam 1

jam kerja.

Tabel 4. 5. Data Jam Kerja Alat Agustus

Data primer Satuan

Efisiensi

kerja Volvo

EC 480 D

Efisiensi kerja

Hitachi Zaxis 470

LC

Waktu Kerja (W) Jam 431 463.6

Waktu Tertunda (D) Jam 36.36 27.6

Waktu Terhenti (I) Jam 84.8 64.4

Waktu Rusak (M) Jam 27.8 24.4

Dari tabel data jam kerja alat pada bulan Agustus 2018 maka dapat

dihitung nilai efisiensi kerja optimum (menghitung efektifitas,

ketersediaan fisik, utilitas, dan ketersediaan mekanik) sebagai

berikut:

3. Volvo EC 480 D

a. Efektifitas

𝐸 =𝑊

𝑂 𝑥 100 %

𝐸 =431

431 + 36.36 𝑥 100 %

𝐸 =431

467.36 𝑥 100 %

𝐸 = 92.22 %

b. Ketersediaan fisik

𝑃𝐴 =𝐴

𝑆 𝑥 100 %

(sumber : Mining production dept. of PT. IPC)

Page 82: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

62

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

𝑃𝐴 =431 + 36.36 + 84.8

580 𝑥 100 %

𝑃𝐴 =552.16

580 𝑥 100 %

𝑃𝐴 = 95.20 %

c. Utilitas

𝑈 =𝑂

𝐴 𝑥 100 %

𝑈 =431 + 36.36

431 + 36.36 + 84.8 𝑥 100 %

𝑈 =467.36

552.16 𝑥 100 %

𝑈 = 84.63 %

d. Mechanical Avaibility

𝑀𝐴 =𝑂

𝑂 + 𝑀 𝑥 100 %

𝑀𝐴 =431 + 36.36

431 + 36.36 + 27.8 𝑥 100 %

𝑀𝐴 =467.36

495.16 𝑥 100 %

𝑀𝐴 = 94.38 %

Efisiensi kerja optimumnya adalah :

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐸 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈 𝑥 𝑀𝐴

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.9222 𝑥 0.9520 𝑥 0.8463 𝑥 0.9438

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.70138

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 70.14 %

Atau bekerja selama 70.14 % x 60 menit = 42.08 menit dalam 1 jam

kerja.

4. Hitachi Zaxis 470 LC

a. Efektifitas

𝐸 =𝑊

𝑂 𝑥 100 %

𝐸 =463.6

463.6 + 27.6 𝑥 100 %

Page 83: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

63

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

𝐸 =463.6

491.2 𝑥 100 %

𝐸 = 94.38 %

b. Ketersediaan fisik

𝑃𝐴 =𝐴

𝑆 𝑥 100 %

𝑃𝐴 =463.6 + 27.6 + 64.4

580 𝑥 100 %

𝑃𝐴 =555.6

580 𝑥 100 %

𝑃𝐴 = 95.79 %

c. Utilitas

𝑈 =𝑂

𝐴 𝑥 100 %

𝑈 =463.6 + 27.6

463.6 + 27.6 + 64.4 𝑥 100 %

𝑈 =491.2

552.16 𝑥 100 %

𝑈 = 88.40 %

d. Mechanical Avaibility

𝑀𝐴 =𝑂

𝑂 + 𝑀 𝑥 100 %

𝑀𝐴 =463.6 + 27.6

463.6 + 27.6 + 24.4 𝑥 100 %

𝑀𝐴 =491.2

515.6 𝑥 100 %

𝑀𝐴 = 95.26 %

Efisiensi kerja optimumnya adalah

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝐸 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈 𝑥 𝑀𝐴

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.9438 𝑥 0.9579 𝑥 0.8840 𝑥 0.9526

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0.76148

𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 76.15 %

Atau bekerja selama 76.15 % x 60 menit = 45.08 menit dalam 1 jam

kerja.

Dari perhitungan efisiensi kerja optimum alat pada 26 Juli-26

Agustus 2018, Volvo EC 480 D efisiensi kerjanya kurang baik yakni

Page 84: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

64

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

70.14% atatu 42.08 menit bekerja dalam 1 jam kerjanya. Menurut

pengamatan dan pemikiran penulis bahwa hujan menjadi penyebab

utama alat tidak beroperasi sehingga menyebabkan waktu standby

tinggi. Sedangkan Hitachi Zaxis 470 LC efisiensinya tergolong baik

yakni 76.15% atau 45.08 menit bekerja dalam 1 jam kerjanya. Kondisi

pada bulan Agustus masih lebih baik dibandingkan dengan bulan Juli.

Pada bulan Juli Efisiensi kerja lebih rendah yakni 65,68 % untuk Volvo

EC 480 D dan 60,93 % untu Hitachi Zaxis 470 LC. Hal ini dikarenakan

kondisi dilapangan pada saat itu, ketika hujan reda maka terdapat fleet

yang dapat langsung memulai kerja, dan terdapat fleet yang masih harus

menunggu untuk jalan kering untuk memulai kembali aktivitas

kerjanya. Oleh karena itu, masing-masing efisiensi kerja pada kedua

alat ini tergolong sama baiknya apabila didukung oleh cuaca yang baik.

Sehingga kedua alat ini dapat dijadikan variabel penelitian.

4.6. Produktivitas alat gali dan muat secara teoritis

Produktivitas adalah laju material yang dapat dipindahkan

per satuan waktu umumnya per jam. Perhitungan produktivitas

berdasarkan masing-masing metode dan besaran sudut loading pada

Volvo EC 480 D dan Hitachi Zaxis 470 LC dari data berikut (dapat

dilihat pada tabel 12 dihalaman 66). Nilai KB (kapasitas bucket) dan

SF (Swell Factor) merupakan nilai actual yang telah ditetapkan

koreksinya oleh PT. IPC. Nilai eff (efisiensi kerja) merupakan hasil

perhitungan berdasarkan data breakdown alat PT. IPC. Nilai FF (fill

factor) dan cycletime merupakan hasil pada pengamatan dilapangan.

Tabel 4. 6. Data Perhitungaan Produktivitas

Alat Metode

Loading

KB

(bcm)

SF

(%)

FF

(%)

Eff

(%)

Juli

Eff

(%)

Aug

CT

(menit)

Volvo

EC

480 D

Top 2.7 0.89 92.03 0.7014 0.6568 0.3585

Bottom 2.7 0.89 87.33 0.7014 0.6568 0.39633

2.7 0.89 87.37 0.7014 0.6568 0.50767

Page 85: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

65

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Hitachi

Zaxis

470

LC

Top 2.7 0.89 90.73 0.7615 0.6093 0.34983

Bottom

2.7 0.89 85.06 0.7615 0.6093 0.39133

2.7 0.89 85.8 0.7615 0.6093 0.46333

Keterangan : material pasir dan nilai bucket size merupakan nilai

aktual dilapangan (Mining production dept. PT IPC)

Berikut ini tabel hasil perhitungan produktivitas secara teoritis dari

data diatas :

Tabel 4. 7. Hasil Perhitungan Produktivitas Juli dan Agustus secara

teoritis

Alat Angel

(deg)

Produktivitas

(bcm/jam)

Juli

Produktivitas

(bcm/jam)

Agustus

Volvo

EC

480 D

30 243.1 259.60

90 208.66 222.83

180 162.98 174.04

Hitachi

Zaxis

470

LC

30 227.84 284.75

90 190.95 238.65

130 162.68 203.31

Berdasarkan perhitungan produktivitas yang didapatkan hasil

pada alat Volvo EC 480 D metode pemuatan top loading dengan

rata-rata sudut 33.330 menghasilkan 243.1 bcm/jam (Juli) dan

259.60 bcm/jam (Agustus) dan Hitachi Zaxis 470 LC dengan rata-

rata sudut 330 menghasilkan produktivitas sebesar 227.84 bcm/jam

(Juli) 284.75 bcm/jam (Agustus). Hasil pada metode yang sama dan

sudut yang sama, berbeda namun tidak jauh dikarenakan efisiensi

kerja optimum alat yang berbeda sehingga jam kerjanya

mempengaruhi jumlah produktivitas. Dari tabel diatas dapat

langsung kita tahu bahwa dengan metode muat top loading

Page 86: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

66

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi. Begitu pula dengan

angle of swing, semakin kecil sudut muatnya maka akan semakin

besar produktivitas yang dihasilkan.

Seperti pada tabel diatas bahwa dengan alat yang sama,

operator yang sama dan efisiensi kerja yang sama maka didapatkan

hasil produktivitas pada rata-rata sudut 33.330 sebesar 284.75

bcm/jam, sedangkan dengan sudut muat 61.50 didapatkan

produktivitas hasil perhitungan sebesar 222.839 bcm/jam untuk alat

Hitachi (bulan Agustus). Pada sudut muat 174.330 hasil perhitungan

didapatkan produktivitas sebesar 174.04 bcm/jam untuk alat Volvo.

Hal ini dikarenakan cycletime yang dihasilkan pada perbedaan

metode dan sudut muat menghasilkan pengaruh yang signifikan.

4.7. Simulasi Produktivitas dengan Talpac 10.2

Pada simulasi produktivitas dengan Talpac ini peneliti

menggunakan data Mechanical Avaibility pada data dibulan Agustus

untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, karena pada bulan agustus

efisiensinya lebih baik. Berikut hasil produktivitas dari simulasi

pada Talpac 10.2 dengan skema perbedaan cycletime yang mana

perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan angle of swingnya.

Tabel 4. 8 Produktivitas hasil simulasi Talpac 10.2

Alat Metode

Loading

Angel

(deg)

CT

(menit)

Produktivitas

(bcm/jam)

by TALPAC

Volvo EC

700 C BL

Top

loading 30 0.3585 273,56

Bottom 90 0.39633 263,966

180 0.50767 227,19

Hitachi EX

800 H-5

Top 30 0.34983 275,52

Bottom

loading

90 0.39133 265,61

130 0.46333 242,07

Page 87: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

67

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Dari tabel diatas, alat gali muat yang digunakan sebagai simulasi

adalah Volvo EC 700 C BL dan Hitachi EX 800 H-5 dikarenakan

type pada alat gali muat yang sama pada data dilapangan tidak

terdapat/belum terupdate dalam system Talpac 10.2. Namun dari

spesifikasi kedua alat gali muat tersebut, kapasitas engine dan

kapasitas bucket sudah sesuai dengan alat yang digunaan dilapangan.

Tabel 4. 9. Perbandingan produktivitas/jam teoritis dan Talpac 10.2

Alat Angel

(deg)

Produktivitas

(bcm/jam)

Juli

Produktivitas

(bcm/jam)

Agustus

Produktivitas

(bcm/jam)

by TALPAC

Volvo

30 243.1 259.60 273,56

90 208.66 222.83 263,966

180 162.98 174.04 227,19

Hitachi

30 227.84 284.75 275,52

90 190.95 238.65 265,61

130 162.68 203.31 242,07

Dari perbandingan pada tabel diatas maka dapat dilihat bahwa

perbedaannya, untuk setiap perbedaan angle of swing

memperngaruhi perbedaan produktivitas, karena angle of swing

mempengaruhi cycletime, dan cycletime menentukan produktivitas.

Gambar 4.3. Grafik perbandingan produktivitas

0

100

200

300

30 90 180 30 90 130

Produktivitas (bcm/jam) Juli

Produktivitas (bcm/jam) Agustus

Produktivitas (bcm/jam) by TALPAC

Page 88: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

68

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

4.8. Analisa pengaruh cycletime terhadap produktivitas

Analisa pengaruh cycletime terhadap produktivitas diakukan

uji pada data pada bulan Juli - Agustus 2018 dengan menggunakan

data produktivitas hasil pada perhitungan secara teoritis.

Gambar 4.4. Grafik penentuan metode pengaruh (Agustus)

Dari uji grafik diatas, garis yang paling mendekati titik-titik data

adalah garis dari regresi exponential dan arah garis menurun. Yang

artinya hubungan antara cycletime dan produktivitas didapatkan

negative, hal ini menunjukkan pengaruh pada data cycletime dan

produktivitas ialah berbanding terbalik. Sehingga didapatkan

nilainya sebesar 86.2 % untuk koefisien determinasi pada bulan Juli

dan 94.8 % untuk koefisien determinasi pada bulan Agustus 2018.

Angka tersebutlah yang dapat dikatakan sebagai nilai besaran

pengaruh waktu edar (cycletime) terhadap produksi alat gali-muat

pada Eagle 2 Pit C PT. Internasional Prima Coal. (hasil SPSS dapat

dilihat pada lampiran 12 dan 13).

4.9. Evaluasi Rencana dan Realiasasi Overburden Removal

PT. Internasional Prima Coal menyusun rencana produksi

overburden pada bulan Juli-Agustus dengan menggunakan alat yang

ada, dengan rencana pada bulan Juli sebesar 273.569 bcm dan pada

bulan Agustus rencana sebesar 302.800 bcm. Pada kenyataannya

Page 89: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

69

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

pada bulan Juli dan Agustus dihasilkan produksi overburden sebesar

255.735 bcm pada bulan Juli dan 340.000 bcm pada bulan Agustus.

Dari pengamatan penulis dan data yang dimiliki pada bulan Juli,

target pemindahan overburden tidak mencapai target sehingga

berdampak pada target coal getting pada bulan tersebut dan mungkin

akan menerus berdampak pada bulan selanjutnya. Namun pada bulan

Agustus target pemindahan overburden dapat tercapai yakni rencana

sebesar 302.800 bcm dan terealisasi sebesar 340.000 bcm (dapat

dilihat pada tabel 16 pada halaman 71).

Pada bulan selanjutnya Pit C PT. Internasional Prima Coal

menambahkan 1 unit Excavatornya untuk menggantikan alat yang

rusak atau dalam perbaikan guna meningkatkan produktivitasnya.

Pada tahun ini PT. Internasional Prima Coal menargetkan untuk

dapat memproduksi batubara sebesar 1.2 juta ton. yang sebelumnya

hanya berkisar 800 ribu ton. penelitian ini dapat menjadi solusi lain

untuk menignkatkan produksi.

Tabel 4. 10. Data perkiraan dan realisasi jam hujan bulan Juli-

Agustus 2018

Dari data dan pengamatan yang peneliti dilapangan, bahwa

faktor utamanya adalah hujan. Curah hujan pada bulan Juli 67.6 mm

dan bulan Agustus sebesar 94.6 mm. Curah hujan pada bulan Juli

memang rendah, namun intensitasnya pada bulan Juli lebih banyak,

ditunjukkan dari hasil data jam hujan dan slippery. Data jam hujan

LOKASI

CURAH

HUJAN

(mm/Bln)

RAIN (Jam) SLIPPERY (Jam) JUMLAH (Jam)

PRAK REAL % PRAK REAL % PRAK REAL %

AREA

TAMBANG

E2 67.60

36.17 27.94 77.2 18.30 28.55 156.0 54.47045 56.5 103.7

JALAN

ANGKUT

E2

36.17 32.11 88.8 18.30 50.48 275.9 54.47045 82.6 151.6

AREA

TAMBANG

E2 94.60

30.20 13.42 44.4 15.10 6.42 42.5 45.30718 19.8 43.8

JALAN

ANGKUT

E2

30.20 13.32 44.1 15.10 26.67 176.6 45.30718 40.0 88.3

Page 90: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

70

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

dan slippery pada bulan Juli sebesar 56.5 jam untuk area Pit C dan

82.6 jam pada area jalan angkut Pit C. Waktu slippery pada area

jalan lebih lama dibandingkan dengan area Pit, sehingga aktivitas

hauling dihentikan sementara.

PT. Internasional Prima Coal memiliki misi untuk menambah

produksi Batubaranya sehingga diperlukan evaluasi terlebih dahulu

terhadap kinerja seluruh komponen perusahaan untuk dapat

mengetahui kelemahan dan peluang yang dimiliki. Berdasarkan

pengamatan dilapangan dan wawancara pegawai dari kontraktor alat

dan pengawas tambang PT. Internasional Prima Coal, bahwa hal

yang perlu dievaluasi dalam pengaruhnya terhadap produksi adalah

efisiensi jam kerja dan metode loading yang digunakan. Evaluasi

diperlukan karena dapat memberikan rekomendasi terhadap

perusahaan agar misi dalam meningkatkan produksinya berjalan

sesuai rencana.

4.9.1. Pengaruh Hujan Terhadap Produksi

Hujan menjadi salah satu faktor yang pasti terjadi pada

saat musim hujan tiba, pengeruhnya terhadap efektifitas kerja

alat sehingga mempengaruhi jumlah produksi. Untuk melihat

besaran pengaruh pada saat musim hujan maka penulis

menggunakan analisa koefisien relasi sederhana dan koefisien

determinasi.

Sehingga didapatkan pengaruh pada data hujan bulan

Juli 56,5 jam dan bulan Agustus 19,8 jam. Produksi real

overburden pada bulan Juli adalah 255.735 bmc dan pada

bulan Agustus produksinya sebesar 340.000 bcm. Sehingga

didapatkan koefisien relasi sederhana terhadap produksi pada

bulan Juli-Agustus sebesar -0,861804314, negative yang

artinya menandakan hubungan terbalik antara hujan terhadap

produksi. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,742706676

artinya 74,27% memberian arti bahwa hujan sangat

mempengaruhi jumlah produksi. Dari 2 bulan (Juli dan

Page 91: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

71

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Agustus 2018 ) dapat terlihat bahwa hujan menjadi salah satu

faktor penghambat besar yang tidak bisa dicegah.

4.10. Skema dengan top loading

Dalam skenario ini, peneliti akan menghitung berapa besaran

produktivitas yang dapat dicapai pada alat gali dan muat dengan

diasumsikan menggunakan metode pemuatan (loading method) dan

angle of swing yang sama secara terus-menerus dalam kurun waktu

32 hari dengan menggunakan data effisiensi kerja yang sama pada

realita pada tanggal 26 Juli -26 Agustus 2018. Untuk mengetahui

bagaimana kebutuhan alat gali dan muat apabila system pemuatan

material menggunakan metode top loading.

1. Top loading Method

Gambar 4.5. Skema top loading pada lokasi yang menggunakan

bottom loading

Dari gambar 21, dapat ditinjau untuk dapat mengganti metode muat

bottom loading dengan metode top loading dengan cara :

a. Backhoe naik ke atas tumpukan material

b. Bulldozer meratakan tanah untuk manuver dan alat angkut

berposisi untuk dimuat

c. Backhoe mulai mengambil material 90 derajat disampingnya

Page 92: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

72

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Berikut adalah skema apabila menggunakan metode muat top

loading untuk memenuhi target bulanan pengupasan tanah penutup

(overburden), dengan data acuannya adalah :

Tabel 4. 11. Produktivitas dengan top loading

Alat

Metode

Loadin

g

Angle

(deg)

Cycle

time

(s)

Produktivi

tas

(bcm/jam)

Rencana

Pengupasan

OB (bcm)

Volvo

EC 480

D

Top

loading 30 21.51 259.60 273569 (Juli)

Alat Metode

Loadin

g

Angle

(deg)

Cycle

time

(s)

Produktivi

tas

(bcm/jam)

Rencana

Pengupasan

OB (bcm)

Hitachi

Zaxis

470 LC

Top

loading 30 20.99 284.75

302800

(Agustus)

Produktivitas yang dihasilkan dengan skema top loading untuk

Volvo EC 480 D selama 31 hari mengacu pada data breakdown PT.

Internasional Prima Coal terhitung dari tanggal 26 Juni – 25 Juli

2018 sebesar 105,321.26 bcm. Untuk Hitachi Zaxis 470 LC mengacu

pada data breakdown yang sama adalah sebesar 111,992.41 bcm.

Dari kedua alat tersebut dapat menghasilkan sebesar 217,313.67

bcm, yakni sudah dapat memenuhi sebanyak 79.44 % dari total

rencana pengupasan overburden. Pada bulan Juli terdapat 5 Backhoe

berkapasitas sama + 1 Backhoe Caterpillar 320 D yang digunakan

untuk coal getting.

Pada bulan Agustus produktivitas yang dihasilkan dengan skema

top loading untuk Volvo EC 480 D selama 32 hari mengacu pada

data breakdown PT. Internasional Prima Coal terhitung dari tanggal

26 Juli – 26 Agustus 2018 sebesar 111,889.23 bcm. Untuk Hitachi

Page 93: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

73

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Zaxis 470 LC mengacu pada data breakdown yang sama adalah

sebesar 132,010.37 bcm. Dari kedua alat tersebut dapat

menghasilkan sebesar 243,899.61 bcm, yakni sudah dapat memenuhi

sebanyak 80.55 % dari total rencana pengupasan overburden. Pada

bulan Agustus terdapat 5 Backhoe berkapasitas sama + 1 Backhoe

Caterpillar 320D (digunakan untuk coal getting) dan datang alat baru

Komatsu PC 400 yang akan dioperasikan, dibulan September.

Menurut analisa peneliti seharusnya dengan menggunakan metode

pemuatan yang baik, maka dapat dihasilkan produktivitas 2 atau 3

kali lipat produktivitas saat itu dengan keseluruhan jumlah alat yang

digunakan. Jika dilihat dari teori, maka kebutuhan alat gali-muat

pada bulan Juli dapat dihitung sebagai berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝐵𝑐𝑚/𝐽𝑎𝑚

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =273,569 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛

108,656.84 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 ∗

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 = 2.52 = 3 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑖 − 𝑚𝑢𝑎𝑡

Untuk bulan Agustus jika dilihat dari teori, maka kebutuhan

alat gali-muat dapat dihitung sebagai berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =302800 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛

108,656.84 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 ∗

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 = 2.79 = 3 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑖 − 𝑚𝑢𝑎𝑡

Keterangan : tanda (*) adalah nilai rata-rata produktivitas

perbulan pada kedua alat gali-muat yang diteliti.

Oleh karena itu dengan menggunakan top loading

produktivitas pada suatu alat akan semakin tinggi, dan untuk

memenuhi target produksi cukup hanya menggunakan 3 buah alat

gali-muat saja (3 fleet kerja).

Page 94: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

74

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Pada metode ini rata-rata sudut muat (angle of swing) yang

dihasilkan adalah dibawah 900 karena posisi alat muat dan alat

angkut berada bersampingan dan dapat mengambil material yang

ada disamping kanan/kiri alat muat. Untuk dapat menerapkan

metode top loading kondisi jalan angkut yang ada harus sudah

baik, yakni dengan memanfaatkan kinerja buldoser sehingga

posisi alat angkut dan material bersampingan. Selain itu top

loading diterapkan pada lokasi penggalian pada lokasi yang

memiliki beda tinggi.

2. Bottom loading Method

Lainhalnya dengan metode bottom loading, produktivitas yang

dapat dicapai adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 12. Produktivitas dengan bottom loading

Alat Metode

Loading

Angel

(deg)

Cycle

time

(s)

Produktivitas

(bcm/jam)

Rencana

Pengupasan

OB (bcm)

Volvo

EC 480

D

Bottom

loading

90 23.78 222.8299911 273569

(Juli) 180 30.46 174.0421621

Hitachi

Zaxis

470 LC

Bottom

loading

90 23.48 238.6456184 302800

(Agustus) 130 27.8 203.3146491

Dalam skema bottom loading peneliti menggunakan nilai

produktivitas rata-rata dari kedua sudut. Rata-rata

produktivitas pada bulan Juli dari kedua alat yang diteliti yakni

Volvo EC 480 D adalah sebesar 198.44 bcm/jam, dan untuk

Hitachi Zaxis 470 LC sebesar 220.98 bcm/jam. Produktivitas

yang dihasilkan dengan skema bottom loading untuk Volvo EC

480 D selama 31 hari mengacu pada data breakdown PT.

Internasional Prima Coal terhitung dari tanggal 26 Juni – 25

Juli 2018 sebesar 80,505.51628 bcm. Untuk Hitachi Zaxis 470

LC mengacu pada data breakdown yang sama adalah sebesar

86,911.4866 bcm. Dari kedua alat tersebut dapat menghasilkan

Page 95: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

75

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

sebesar 167,417.0029 bcm, yakni sudah dapat memenuhi

sebanyak 61.2 % dari total rencana pengupasan overburden.

Pada bulan Agustus produktivitas yang dihasilkan dengan

skema bottom loading untuk Volvo EC 480 D selama 32 hari

mengacu pada data breakdown PT. Internasional Prima Coal

terhitung dari tanggal 26 Juli – 26 Agustus 2018 sebesar

85,525.94902 bcm. Untuk Hitachi Zaxis 470 LC mengacu

pada data breakdown yang sama adalah sebesar 102,446.39

bcm. Dari kedua alat tersebut dapat menghasilkan sebesar

187,972.339 bcm, yakni sudah dapat memenuhi sebanyak

68.71 % dari total rencana pengupasan overburden.

Perbedaaan produktivitas pada kedua bulan tersebut

diakibatkan karena nilai effisiensi kerja optimumnya yang

berbeda, waktu kerja alat sangat berpengaruh terhadap

produktivitas. Jika dilihat dari teori, maka kebutuhan alat gali-

muat pada bulan Juli dapat dihitung sebagai berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝐵𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝐵𝑐𝑚/𝐽𝑎𝑚

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =273,569 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛

71,894.15874 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 ∗

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 = 3.805 = 4 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑖 − 𝑚𝑢𝑎𝑡

Untuk bulan Agustus pada jika dilihat dari teori, maka

kebutuhan alat gali-muat dapat dihitung sebagai berikut :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =302,800 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛

93,986.16951 𝐵𝑐𝑚/𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 ∗

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 = 3.408 = 4 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑙𝑖 − 𝑚𝑢𝑎𝑡

Keterangan : tanda (*) adalah nilai rata-rata produktivitas

perbulan pada kedua alat gali-muat yang diteliti.

Oleh karena itu dengan menggunakan bottom loading

produktivitas pada suatu alat tidak terlalu tinggi, dan untuk

memenuhi target produksi perlu menggunakan 4 buah alat

gali-muat (4 fleet kerja).

Page 96: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

76

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

.Dari analisa berdasarkan perbandingan produktivitas dari

alat gali-muat pada Eagle 2 Pit C PT. Internasional Prima Coal

menghasilkan metode loading yang paling optimal adalah top

loading dengan perbedaan produktivitas lebih tinggi, mencapai

12.99 % untuk bulan Juli dan 7.2 % untuk bulan Agustus 2018.

3.11. Analisa Perbandingan Cycletime dan Biaya Operasional

Biaya opersional (Operating cost) adalah biaya-biaya yang

harus dikeluarkan untuk bisa mempekerjakan suatu alat. Operating

cost ini merupakan variable cost, hingga besar kecilnya bergantung

pada output (produksi) yang dikehendaki. Operating cost ini juga

terdiri dari beberapa item yakni :

1. Bahan Bakar Minyak

2. Oli/pelumas

3. Perawatan dan Perbaikan

4. Upah Operator

5. Biaya Sewa Alat

Pada penelitian ini, peneliti tidak mendapatkan data aktual dari

semua item diatas, melainkan hanya mendapat data kualitatif berupa

wawancara mengenai penggunaan bahan bakar minyak sebesar 35

liter/jam. Bahan bakar yang digunakan ialah jenis Solar dan saat ini

harga pada solar per liternya adalah 12,100 Rupiah/liter (sumber ;

infohargabbm.com). Berdasarkan data cycletime maka peneliti akan

menganalisa biaya yang digunakan pada Eagle 2 Pit C PT.

Internasional Prima Coal untuk nilai produktivitas tertentu.

Tabel 4. 13. Biaya Operasional berdasarkan metode muat dan

sudutnya

Alat Metode

Loading

Angel

(deg) 26/06-25/07 26/07-26/08

Volvo EC

480 D

Top loading 30

171.813.950 182.528.500 Bottom

loading

90

180

4.

Page 97: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

77

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Hitachi

Zaxis 470

LC

Top loading 30

166.562.550 196.33.4600 Bottom

loading

90

130

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada 26 Juni – 25 Juli

2018 untuk Volvo EC 480 D dengan jam kerja 405.7 jam

memerlukan biaya sebesar 171,813,950 Rupiah. Sedangkan Hitachi

Zaxis 470 LC dengan jam kerja 431 memerlukan biaya 166,562,550

Rupiah. Pada 26 Juli – 26 Agustus 2018, 2018 untuk Volvo EC 480

D dengan jam kerja 431 jam memerlukan biaya sebesar 182,528,800

Rupiah. Sedangkan Hitachi Zaxis 470 LC dengan jam kerja 463.6

memerlukan biaya 196,334,600 Rupiah. Dengan peralatan yang

sama, biaya yang sama, dan waktu kerja yang sama dapat

menghasilkan produktivitas yang berbeda dikarenakan metode

laoding (loading method) yang digunakan dan pengaruh pada sudut

muat (angle of swing).

Pada penelitian ini top loading sangat di unggulkan untuk

dijadikan metode muat pada Eagle 2 Pit C PT. Internasional Prima

Coal. Pada 26 Juni – 25 Juli 2018 untuk alat Volvo EC 480 D

dengan biaya bahan bakar minyak (solar) sebesar 171,813,950

Rupiah, dengan top loading dapat menghasilkan produktivitas

sebesar 259.604 bcm/jam. Sedangkan dengan biaya yang sama, alat

gali-muat yang beroperasi menggunakan bottom loading hanya

dapat menghasilkan 222.83 bcm/jam untuk sudut muat 900 dan

174.04 bcm/jam untuk sudut muat 1800. Untuk Hitachi Zaxis 470

LC dengan biaya bahan bakar minyak (solar) sebesar 166,562,550

Rupiah, dengan top loading dapat menghasilkan produktivitas

sebesar 284.76 bcm/jam. Sedangkan dengan biaya yang sama, alat

gali-muat yang beroperasi menggunakan bottom loading hanya

dapat menghasilkan 238.65 bcm/jam untuk sudut muat 900 dan

203.32 bcm/jam untuk sudut muat 1300.

pada 26 Juli – 26 Agustus 2018 nilai pada produktivitas/jam

adalah sama dengan bualan sebelumnya. Namun untuk biaya yang

Page 98: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

78

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

dibutuhkan, bergantung pada berapa lama alat beroperasi. Untuk itu

besarnya produktivitas alat perjam akan mempengaruhi hasil pada

produksi perbulan dan pertahun sekaligus biaya yang harus

dikeluarkannya. Dalam hal ini dapat diketahui berapa bcm material

yang dapat dipindahkan untuk 1 liter bahan bakar yang dikonsumsi

pada setiap metode penelitian (dapat dilihat pada tabel 20 pada

halaman selanjutnya).

Tabel 4. 14. Bcm material dipindahkan per liter BBM

Angel (deg) Produktivitas

(bcm/jam)

Produktivitas

(bcm/jam)

Produktivitas

(bcm/jam) by

TALPAC Juli Agustus

33,33 6,95 7,42 7,82

61,5 5,96 6,37 7,54

174,33 4,66 4,97 6,49

33 6,51 8,14 7,87

88,17 5,46 6,82 7,59

127,83 4,65 5,81 6,92

Dari data pada tabel diatas, maka dapat dibuat grafik sebagai

berikut.

Gambar 4.6. Grafik bcm material yang dapat dipindahkan per liter.

0

2

4

6

8

10

30 90 180 30 90 130

bcm/liter

Produktivitas (bcm/jam) Juli Produktivitas (bcm/jam) Agustus

Produktivitas (bcm/jam) by TALPAC

Page 99: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

79

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil simulasi dan perhitungan secara teoritis dapat

disimpulkan bahwa mekanisme dan sistem pemuatan material

overburden pada PT. Internasional Prima Coal belum optimal,

dengan metode muat bottom loading dan besaran angle of swing

yang digunakan. Metode top loading dengan angle of swing kecil

atau dibawah 900 dengan single backup, membuat waktu edar alat

gali muat lebih efisien. Hal ini menjadi solusi guna

mengoptimalkan removal overburden pada Pit C PT. Internasional

Prima Coal. Dengan Analisa regresi linear sederhana dapat

diketahui pada alat Volvo EC 480 D Angle of swing memiliki nilai

pengaruh sebesar 99.7 % terhadap nilai waktu swing pada

cycletime alat gali muat. Pada alat Hitachi Zaxis memiliki nilai

pengaruh sebesar 94 %.

Pada simulasi dengan Talpac 10.2 dengan alat gali muat

yang sejenis didapatkan produktivitasnya mendekati hasil

perhitungan teoritis yakni.

Tabel 5. 1. Hasil simulasi Talpac 10.2 dan perhitungan teoritis

Alat Angel

(deg)

Produktivitas

(bcm/jam)

Produktivitas

(bcm/jam)

Produktivitas

(bcm/jam)

by TALPAC Juli Agustus

Volvo

30 243,1 259,6 273,56

90 208,66 222,83 263,966

180 162,98 174,04 227,19

Hitachi

30 227,84 284,75 275,52

90 190,95 238,65 265,61

130 162,68 203,31 242,07

80

Page 100: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

80

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Kemudian cycletime memiliki nilai pengaruh terhadap

produktivitas sebesar 86.2 % untuk koefisien determinasi pada

bulan Juli dan 94.8 % untuk koefisien determinasi pada bulan

Agustus 2018.

Nilai produktivitas dilapangan untuk Volvo sebesar 162.98

bcm/jam (Juli) dan 174.04 bcm /jam (agustus) dan Hitachi sebesar

162.68 bcm/jam (Juli) dan 203.31 bcm/jam (Agustus). Dengan

skenario operasi pemuatan backhoe secara top loading dengan 300

sudut muatnya, produktivitasnya dapat mencapai 243.1 bcm/jam

(Juli) & 259.60 bcm/jam (Agustus). Produktivitas Hitachi dapat

mencapai 227.84 bcm/jam (Juli) & 284.75 bcm/jam (Agustus).

Hasil simulasi produksi Talpac menujukkan nilai produktivitas

Volvo dapat mencapai 273,56 bcm/jam dan Hitachi dapat

mencapai 275,52 bcm/jam.

Perhitungan biaya operasinal alat hanya berupa biaya bahan

bakar alat gali-muat dimana didapatkan data aktual lapangan setiap

alat laju konsumsi bahan bakarnya sebesar 35 liter/jam, dengan

jenis solar industri seharga Rp. 12,100. Dengan metode top loading

dan angle of swing kecil biaya yang dikeluarkan akan lebih murah,

ditandai dengan hasil simulasi Talpac 10.2 dan perhitungan secara

teoritis. Produktivitas hasil simulasi Talpac 10.2 sebesar 273,56

bcm/jam pada Volvo, dan 275,52 bcm/jam pada Hitachi.

Sedangkan produktivitas hasil perhitungan teoritis pada bulan

Agustus sebesar 259,6 bcm/jam pada Volvo, dan 284,75 bcm/jam

pada Hitachi. Jauh dibandingkan metode bottom loading dengan

angle of swing besar (1800) yakni menhasilkan produktivitas <

242,07 bcm/jam dari seluruh hasil penelitian. Didapatkan bcm

material yang dapat dipindahkan untuk 1 liter bahan bakar yang

dikonsumsi terbesar adalah 8,14 bcm/liter (Hitachi top loading

dengan angle of swing 330).

Page 101: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

81

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

5.2. Saran

PT. Internasional Prima Coal harus lebih memperhatikan

mengenai cara mengambil dan memindahkan material pada Eagle

2 Pit Mengutamakan menggunakan metode top loading sebagai

metode utama dalam pemindahan material khususnya overburden,

serta memperhatikan kondisi peralatan gali-muat secara rutin agar

tidak terjadi kerusakan pada saat alat beroperasi, sehingga efisiensi

kerja optimum dapat lebih tinggi.

Meningkatkan hubungan kerja yang baik terhadap sesama

pegawai, termasuk hubungan atasan terhadap bawahan agar

tercipta suasana kerja yang nyaman. Dengan membuat program

kerja yang sifatnya refreshing ataupun menghibur seperti membuat

acara ulang tahun PT. IPC, mengadakan acara peringatan hari

kemerdekaan, senam bersama bulanan, dan membuat kantin kantor

untuk sarana berkumpul serta kegiatan lain sejenisnya. Agar

menciptakan hubungan kerja yang semakin baik antar pegawai.

Page 102: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

82

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2004). Optimalisasi Produksi Studi Kasus PT. Tri Bhakti Sarimas.

Jakarta : Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Trisakti.

B.M. Das (1990). Principles of Foundation Engineering (Second Edition,

PWS Kent Publishing Company, Boston).

Coal, K. P. (2018, Agustus). Kegiatan Operasional Penambangan. (Penulis,

Pewawancara)

Darminto, M. R. (2006). Analisis Densitas, Porositas, dan Struktur Mikro

Batu Apung Lombok dengan Variasi Lokasi menggunakan Metode

Archimedes dan Software Image-J. Jurnal Fisika dan Aplikasinya

Institut Teknologi Sepuluh November, 125.

Engineering, M. P. (2018). Sumber data yang diizinkan. Samarinda: PT.

Internasional Prima Coal.

Gunadarma, P. (2003). Rolling resistance. In A. T. Tenriajeng, Pemindahan

Tanah Mekanis.

Golden eagle (2017). Annual repot 2017. Jakarta.

Harinaldi (2005). Prinsip-Prinsip Statistika Untuk Teknik dan Sains.

Erlangga.

Hartman, H. L. (1987). Introductory Minning Engineering. Alabana: The

University of Alabana Tuscaloosa.

Herwin (2004). Estimasi Biaya Angkut Overburden dan Batubara dengan

Menggunakan Truck CWB 520 LDN : Studi kasus di PT. Mantri

Diraja Jobsite. Jakarta : Tugas Akhir.

82

Page 103: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

83

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Hustrulid, W dkk (1998). Open Pit Mine Planning and Design 1 Editioin.

Balkema : England.

Indonesianto, I. Y. (2015). Memperkirakan Produksi dan Ongkos Alat-alat.

Dalam Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung.

Lusitania (2015). Diakses dari : http://repository.unisba.ac.id pada 7/5/2019.

McClay, Ken Dkk (2000). Tectonic Evolution of the Sanga Sanga Block,

Mahakam Delta, Kalimantan, Indonesia. AAPG Bulletin, V. 84, No.

6 (June 2000), P. 765–786.

Komatsu (2013). Specifications & Application Handbook 31th Edition,

Japan: Komatsu Ltd. Komatsu Ltd.

Manurung, E. N. (2015). Estimasi faktor pengisian mangkuk excavator

berdasarkan volume angkut dumptruck di PT. Agincourt Resources

Kec.Batangtoru Kab.Tapanuli Selatan Sumatera Utara. Medan :

Proposal Kerja Praktek ITS.

Mining, P. W. (2004). Kajian Kelayakan Penambangan Batubara Bawah

Tanah di Blok 1 PT. WBM, Daerah Satui Propinsi Kalimantan

Selatan - Indonesia. Bandung: Lembaga Penelitian dan

Pemberdayaan Masyarakat Intitut Teknologi Bandung.

Partanto, I. (1983). Alat-Alat Mekanis. Dalam Pemindahan Tanah Mekanis

Yogyakarta: Departemen Tambang Institut Teknologi Bandung.

PT. Geoservices, L. (t.thn.). Mulyana, Hana. 2005. Kualitas Batubara dan

Stockpile Management. Yogyakarta.

PT. Internasional Prima Coal. (2107). Data Sekuen Bulanan, Data Curah

Hujan, Data Target dan Produksi dan data-data sekunder lain yang

diizinkan Perusahaan. Samarinda - Kalimantan Timur: PT.

Internasional Prima Coal.

UNS. (2013). Sistem Manajemen. Abstrak TA.

Rendy (2015). Design Rencana Paritan Pada Eagle 1 PT. Internasional

Prima Coal. Samarinda : Laporan kerja Praktek.

Page 104: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

84

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Robert L Peurifoy, dkk (2006). Construction Planning, Equipment, And

Methods, Seventh Edition. United states.

S.Supriatna, Sukardi, E. Rustandi, 1995, Peta Geologi Lembar Samarinda,

Kalimantan, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Page 105: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

85

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode muat Top

loading dan sudut muat 900.

Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.

Production Summary - Full Simulation

Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts

Loader [PRJ] VOLVO EC 700 C BL

Availability % 94,38

Bucket Fill Factor 1,01

Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70

Average Payload bcm 2,46

Operating Hours per Year OpHr/Year 6.260,00 Op. hrs factored by availability

Average Operating Shifts per Year shifts/Year 626,00 Shifts factored by availability

Average Bucket Cycle Time min 0,36

Production per Operating Hour bcm 273,56

Production per Loader Operating Shift bcm 2.736 Max. prod. based on 100% avail.

Production per Year bcm 1.712.469 Avg. production factored by avail.

Wait Time per Operating Hour min 5,56

Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5

Availability % 94,93

Payload in Template bcm 10,32

Operating Hours per Year OpHr/Year 5.942,83

Average Payload bcm 9,83

Production per Operating Hour bcm 57,63

Production per Loader Operating Shift bcm 547

Production per Year bcm 342.494

Queue Time at Loader min/ Cycle 1,03

Spot Time at loader min/ Cycle 0,50

Average Loading Time min/ Cycle 1,08

Travel Time min/ Cycle 6,76

Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50

Average Dump Time min/ Cycle 0,50

Average Cycle Time min/ Cycle 10,36

Fleet Size 5

Average No. of Bucket Passes 4,00

Haulage System

Production per Year bcm/Year 1.712.469

Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology

Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided

Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket

Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts

Time to move Excavation Target Days 255,95

Loader Hrs to move Target Op. Hours. 4.387

Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 20.822

Total cost to move Target $ 0

Page 106: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

86

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.

Full Simulation Results

Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1

Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty

Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle

metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %

[PRJ] KOMATSU HD 255-5

Queue Queue at Loader Auto Mins 1,03 9,93 0,0

Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,83 0,0

Load Loading Auto Mins 1,08 10,38 0,0

1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 5,52 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5

2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 4,97 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6

3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,84 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4

4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,39 3,81 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0

5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,88 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0

6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,89 14,9 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0

7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,96 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8

8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 12,55 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3

Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,83 0,0

Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,83 0,0

9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 9,15 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0

10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 2,17 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0

11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,86 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0

12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,77 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0

13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,95 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0

14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,84 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9

15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 3,19 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0

16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,85 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2

Total 2.200 10,36 100,00 12,7 0

Page 107: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

87

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode muat Bottom

loading dan sudut muat 900.

Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.

Production Summary - Full Simulation

Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts

Loader [PRJ] VOLVO EC 700 C BL

Availability % 94,38

Bucket Fill Factor 0,95

Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70

Average Payload bcm 2,46

Operating Hours per Year OpHr/Year 6.260,00 Op. hrs factored by availability

Average Operating Shifts per Year shifts/Year 626,00 Shifts factored by availability

Average Bucket Cycle Time min 0,40

Production per Operating Hour bcm 263,96

Production per Loader Operating Shift bcm 2.640 Max. prod. based on 100% avail.

Production per Year bcm 1.652.391 Avg. production factored by avail.

Wait Time per Operating Hour min 3,42

Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5

Availability % 94,93

Payload in Template bcm 10,32

Operating Hours per Year OpHr/Year 5.942,83

Average Payload bcm 9,83

Production per Operating Hour bcm 55,61

Production per Loader Operating Shift bcm 528

Production per Year bcm 330.478

Queue Time at Loader min/ Cycle 1,30

Spot Time at loader min/ Cycle 0,50

Average Loading Time min/ Cycle 1,19

Travel Time min/ Cycle 6,76

Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50

Average Dump Time min/ Cycle 0,50

Average Cycle Time min/ Cycle 10,74

Fleet Size 5

Average No. of Bucket Passes 4,00

Haulage System

Production per Year bcm/Year 1.652.391

Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology

Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided

Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket

Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts

Time to move Excavation Target Days 265,25

Loader Hrs to move Target Op. Hours. 4.546

Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 21.579

Total cost to move Target $ 0

Page 108: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

88

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.

Full Simulation Results

Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1

Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty

Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle

metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %

[PRJ] KOMATSU HD 255-5

Queue Queue at Loader Auto Mins 1,30 12,06 0,0

Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,65 0,0

Load Loading Auto Mins 1,19 11,07 0,0

1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 5,32 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5

2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 4,79 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6

3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,81 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4

4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,40 3,68 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0

5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,75 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0

6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,76 14,9 14,9 Rimpull 14,9 8,0 0,0 100,0

7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,86 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8

8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 12,11 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3

Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,65 0,0

Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,66 0,0

9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 8,83 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0

10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 2,09 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0

11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,80 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0

12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,71 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0

13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,84 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0

14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,81 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9

15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 3,07 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0

16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,68 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2

Total 2.200 10,74 100,00 12,3 0

Page 109: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

89

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Simulasi Produksi Volvo EC 480 D dengan metode muat Bottom

loading dan sudut muat 1800.

Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.

Production Summary - Full Simulation

Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts

Loader [PRJ] VOLVO EC 700 C BL

Availability % 94,38

Bucket Fill Factor 0,95

Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70

Average Payload bcm 2,46

Operating Hours per Year OpHr/Year 6.260,00 Op. hrs factored by availability

Average Operating Shifts per Year shifts/Year 626,00 Shifts factored by availability

Average Bucket Cycle Time min 0,51

Production per Operating Hour bcm 227,19

Production per Loader Operating Shift bcm 2.272 Max. prod. based on 100% avail.

Production per Year bcm 1.422.202 Avg. production factored by avail.

Wait Time per Operating Hour min 1,09

Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5

Availability % 94,93

Payload in Template bcm 10,32

Operating Hours per Year OpHr/Year 5.942,83

Average Payload bcm 9,83

Production per Operating Hour bcm 47,86

Production per Loader Operating Shift bcm 454

Production per Year bcm 284.440

Queue Time at Loader min/ Cycle 2,69

Spot Time at loader min/ Cycle 0,50

Average Loading Time min/ Cycle 1,52

Travel Time min/ Cycle 6,76

Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50

Average Dump Time min/ Cycle 0,50

Average Cycle Time min/ Cycle 12,47

Fleet Size 5

Average No. of Bucket Passes 4,00

Haulage System

Production per Year bcm/Year 1.422.202

Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology

Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided

Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket

Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts

Time to move Excavation Target Days 308,18

Loader Hrs to move Target Op. Hours. 5.282

Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 25.072

Total cost to move Target $ 0

Page 110: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

90

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.

Full Simulation Results

Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1

Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty

Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle

metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %

[PRJ] KOMATSU HD 255-5

Queue Queue at Loader Auto Mins 2,69 21,58 0,0

Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,01 0,0

Load Loading Auto Mins 1,52 12,22 0,0

1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 4,58 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5

2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 4,13 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6

3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,70 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4

4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,39 3,17 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0

5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,23 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0

6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,24 14,9 14,9 Rimpull 14,9 8,0 0,0 100,0

7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,46 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8

8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 10,43 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3

Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,01 0,0

Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,01 0,0

9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 7,60 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0

10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 1,80 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0

11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,55 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0

12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,47 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0

13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,45 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0

14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,70 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9

15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 2,65 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0

16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,03 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2

Total 2.200 12,47 100,00 10,6 0

Page 111: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

91

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode muat Top

loading dan sudut muat 900.

Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.

Production Summary - Full Simulation

Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts

Loader [PRJ] HITACHI EX 800 H-5

Availability % 95,26

Bucket Fill Factor 0,99

Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70

Average Payload bcm 2,46

Operating Hours per Year OpHr/Year 6.320,00 Op. hrs factored by availability

Average Operating Shifts per Year shifts/Year 632,00 Shifts factored by availability

Average Bucket Cycle Time min 0,35

Production per Operating Hour bcm 275,52

Production per Loader Operating Shift bcm 2.755 Max. prod. based on 100% avail.

Production per Year bcm 1.741.287 Avg. production factored by avail.

Wait Time per Operating Hour min 6,13

Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5

Availability % 94,93

Payload in Template bcm 10,32

Operating Hours per Year OpHr/Year 5.999,79

Average Payload bcm 9,83

Production per Operating Hour bcm 58,04

Production per Loader Operating Shift bcm 551

Production per Year bcm 348.257

Queue Time at Loader min/ Cycle 0,98

Spot Time at loader min/ Cycle 0,50

Average Loading Time min/ Cycle 1,05

Travel Time min/ Cycle 6,76

Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50

Average Dump Time min/ Cycle 0,50

Average Cycle Time min/ Cycle 10,29

Fleet Size 5

Average No. of Bucket Passes 4,00

Haulage System

Production per Year bcm/Year 1.741.287

Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology

Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided

Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket

Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts

Time to move Excavation Target Days 251,71

Loader Hrs to move Target Op. Hours. 4.355

Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 20.674

Total cost to move Target $ 0

Page 112: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

92

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.

Full Simulation Results

Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1

Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty

Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle

metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %

[PRJ] KOMATSU HD 255-5

Queue Queue at Loader Auto Mins 0,98 9,55 0,0

Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,86 0,0

Load Loading Auto Mins 1,05 10,20 0,0

1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 5,55 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5

2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 5,00 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6

3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,84 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4

4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,39 3,84 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0

5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,91 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0

6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,92 14,9 14,9 Rimpull 14,9 8,0 0,0 100,0

7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,98 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8

8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 12,64 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3

Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,86 0,0

Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,87 0,0

9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 9,21 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0

10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 2,18 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0

11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,88 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0

12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,79 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0

13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,97 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0

14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,84 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9

15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 3,21 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0

16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,88 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2

Total 2.200 10,29 100,00 12,8 0

Page 113: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

93

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode muat

Bottom loading dan sudut muat 900.

Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.

Production Summary - Full Simulation

Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts

Loader [PRJ] HITACHI EX 800 H-5

Availability % 95,26

Bucket Fill Factor 0,93

Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70

Average Payload bcm 2,46

Operating Hours per Year OpHr/Year 6.320,00 Op. hrs factored by availability

Average Operating Shifts per Year shifts/Year 632,00 Shifts factored by availability

Average Bucket Cycle Time min 0,39

Production per Operating Hour bcm 265,61

Production per Loader Operating Shift bcm 2.656 Max. prod. based on 100% avail.

Production per Year bcm 1.678.662 Avg. production factored by avail.

Wait Time per Operating Hour min 3,61

Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5

Availability % 94,93

Payload in Template bcm 10,32

Operating Hours per Year OpHr/Year 5.999,79

Average Payload bcm 9,83

Production per Operating Hour bcm 55,96

Production per Loader Operating Shift bcm 531

Production per Year bcm 335.732

Queue Time at Loader min/ Cycle 1,25

Spot Time at loader min/ Cycle 0,50

Average Loading Time min/ Cycle 1,17

Travel Time min/ Cycle 6,76

Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50

Average Dump Time min/ Cycle 0,50

Average Cycle Time min/ Cycle 10,68

Fleet Size 5

Average No. of Bucket Passes 4,00

Haulage System

Production per Year bcm/Year 1.678.662

Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology

Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided

Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket

Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts

Time to move Excavation Target Days 261,10

Loader Hrs to move Target Op. Hours. 4.518

Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 21.445

Total cost to move Target $ 0

Page 114: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

94

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.

Full Simulation Results

Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1

Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty

Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle

metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %

[PRJ] KOMATSU HD 255-5

Queue Queue at Loader Auto Mins 1,25 11,72 0,0

Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,68 0,0

Load Loading Auto Mins 1,17 10,99 0,0

1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 5,35 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5

2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 4,82 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6

3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,81 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4

4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,40 3,70 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0

5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,77 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0

6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,78 14,9 14,9 Rimpull 14,9 8,0 0,0 100,0

7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,87 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8

8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 12,18 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3

Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,68 0,0

Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,69 0,0

9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 8,87 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0

10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 2,10 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0

11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,81 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0

12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,72 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0

13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,86 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0

14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,81 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9

15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 3,09 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0

16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,70 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2

Total 2.200 10,68 100,00 12,4 0

Page 115: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

95

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Simulasi Produksi Hitachi Zaxis 470 LC dengan metode muat

Bottom loading dan sudut muat 1800.

Hasil simulasi produktivitas dengan Talpac.

Production Summary - Full Simulation

Haulage System: Haulage System-1 Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Material: [PRJ] SandStone Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts

Loader [PRJ] HITACHI EX 800 H-5

Availability % 95,26

Bucket Fill Factor 0,93

Average Bucket Load Volume cu.metres 2,70

Average Payload bcm 2,46

Operating Hours per Year OpHr/Year 6.320,00 Op. hrs factored by availability

Average Operating Shifts per Year shifts/Year 632,00 Shifts factored by availability

Average Bucket Cycle Time min 0,46

Production per Operating Hour bcm 242,07

Production per Loader Operating Shift bcm 2.421 Max. prod. based on 100% avail.

Production per Year bcm 1.529.858 Avg. production factored by avail.

Wait Time per Operating Hour min 1,58

Truck [PRJ] KOMATSU HD 255-5

Availability % 94,93

Payload in Template bcm 10,32

Operating Hours per Year OpHr/Year 5.999,79

Average Payload bcm 9,83

Production per Operating Hour bcm 51,00

Production per Loader Operating Shift bcm 484

Production per Year bcm 305.972

Queue Time at Loader min/ Cycle 2,07

Spot Time at loader min/ Cycle 0,50

Average Loading Time min/ Cycle 1,39

Travel Time min/ Cycle 6,76

Spot Time at Dump min/ Cycle 0,50

Average Dump Time min/ Cycle 0,50

Average Cycle Time min/ Cycle 11,72

Fleet Size 5

Average No. of Bucket Passes 4,00

Haulage System

Production per Year bcm/Year 1.529.858

Discounted Capital Cost $/bcm 0,00 Loading Methodology

Discounted Operating Cost $/bcm 0,00 Single Sided

Discounted Average Cost $/bcm 0,00 Full Bucket

Excavation Target bcm 1.200.000,00 Average for 150 Shifts

Time to move Excavation Target Days 286,50

Loader Hrs to move Target Op. Hours. 4.957

Total Truck Hrs to move Target Op. Hours. 23.531

Total cost to move Target $ 0

Page 116: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

96

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Kondisi jalan dah hasil simulasi oleh Talpac.

Full Simulation Results

Material: [PRJ] SandStone Haulage System: Haulage System-1

Roster: [PRJ] 7 day Week - 12 Hour Shifts Haul Cycle: [PRJ] Haul Cycle

Rolling Curve Segment Cycle Max Final Velocity Average Elevation Fuel % Duty

Type Segment Title Distance Grade Resist. Angle Load Time Time Vel. Vel. Limit. Velocity Change Usage Cycle

metres % % degrees % min % km/h km/h km/h metres litre/OpHr %

[PRJ] KOMATSU HD 255-5

Queue Queue at Loader Auto Mins 2,07 17,67 0,0

Spot Spot Time at loader Auto Mins 0,50 4,27 0,0

Load Loading Auto Mins 1,39 11,86 0,0

1 Haul Segment 126 7,0 3,0 0,0 98 0,57 4,88 15,7 15,7 Rimpull 13,2 8,8 0,0 90,5

2 Haul Segment 125 8,0 3,0 0,0 98 0,51 4,39 15,7 10,4 Final Sp. 14,6 10,0 0,0 85,6

3 Tikungan 15 2,3 3,0 89,0 98 0,09 0,74 10,4 10,4 Max. Sp. 10,4 0,3 0,0 31,4

4 Haul Segment 100 7,0 3,0 0,0 98 0,40 3,37 15,7 15,7 Rimpull 15,2 7,0 0,0 100,0

5 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,43 15,7 14,9 14,9 8,0 0,0 100,0

6 Haul Segment 100 8,0 3,0 0,0 98 0,40 3,44 14,9 14,9 Rimpull 14,9 8,0 0,0 100,0

7 Haul Segment 100 2,0 3,0 0,0 98 0,31 2,62 20,0 20,0 Final Sp. 19,5 2,0 0,0 65,8

8 Haul Segment 434 2,0 3,0 0,0 98 1,30 11,10 20,0 20,0 Max. Sp. 20,0 8,7 0,0 58,3

Spot Spot Time at Dump Auto Mins 0,50 4,27 0,0

Dump Dumping Auto Mins 0,50 4,27 0,0

9 Haul Segment (rev.) 434 -2,0 3,0 0,0 98 0,95 8,09 43,9 20,0 Final Sp. 27,5 -8,7 0,0 39,0

10 Haul Segment (rev.) 100 -2,0 3,0 0,0 98 0,22 1,92 29,9 25,0 Final Sp. 26,7 -2,0 0,0 40,0

11 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,19 1,65 34,9 30,0 Final Sp. 31,1 -8,0 0,0 0,0

12 Haul Segment (rev.) 100 -8,0 3,0 0,0 98 0,18 1,57 36,0 28,9 Retard 32,7 -8,0 0,0 0,0

13 Haul Segment (rev.) 100 -7,0 3,0 0,0 98 0,31 2,61 27,4 10,4 Final Sp. 19,6 -7,0 0,0 0,0

14 Tikungan (rev.) 15 -2,3 3,0 -89,0 98 0,09 0,74 10,4 10,0 Final Sp. 10,4 -0,3 0,0 3,9

15 Haul Segment (rev.) 125 -8,0 3,0 0,0 98 0,33 2,82 30,8 25,0 Final Sp. 22,7 -10,0 0,0 0,0

16 Haul Segment (rev.) 126 -7,0 3,0 0,0 98 0,50 4,29 27,2 0,0 Final Sp. 15,0 -8,8 0,0 0,2

Total 2.200 11,72 100,00 11,3 0

Page 117: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

97

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Data Cycle time.

Data cycletime dengan metode bottom loading pada alat Hitachi Zaxis 470 LC

dengan sudut 900.

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled) ms

dumping

ms

swing

(empty) ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

1 8.04 4.02 3.23 4.46 78 90

2 8.46 5.36 4.2 4.6 85 45

3 6.97 4.8 3.25 4.75 86 90

4 15.76 4.55 3.75 4.65 83 90

5 13.02 5.33 3.41 4.52 85 90

6 8.41 4.13 3.98 4.69 84 90

7 9.46 5.15 3.46 4.49 85 90

8 9.16 4.92 3.9 4.74 87 90

9 9.63 5.53 3.48 5.71 85 90

10 9.8 3.05 3.48 4.5 83 90

11 6.37 5 4.87 5.41 88 90

12 7.12 6.16 4.22 4.45 85 90

13 7.05 6.31 3.78 4.57 80 90

14 8.84 5.93 3.28 5.36 83 90

15 10.06 5.89 3.95 6.52 85 90

16 17.49 5.91 4.88 4.72 90 90

17 5.86 4.24 3.36 5.71 88 80

18 15.18 3.78 3.19 4.4 83 90

19 10.74 5.4 4.08 5.04 87 90

20 8.74 5.23 5.67 5.05 75 90

21 6.11 6.35 3.82 5.39 83 90

22 11.23 4.32 3.76 4.39 85 90

23 10.59 4.1 3.76 4.7 90 90

24 9.02 4.18 2.92 4.11 85 90

Page 118: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

98

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled) ms

dumping

ms

swing

(empty) ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

25 7.22 3.7 3.41 4.29 83 90

26 10.64 5.63 3.87 4.56 85 90

27 13.29 4.72 3.98 5.45 88 90

28 10..72 4 2.64 4.41 90 90

29 10.21 4.02 3.36 5.97 88 90

30 10.38 4.58 3.86 4.84 80 90

Page 119: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

99

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Data cycletime dengan metode bottom loading pada alat Hitachi Zaxis 470 LC

dengan sudut 1800

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled) ms

dumping

ms

swing

(empty) ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

1 6.23 6.96 4.28 6.23 88 130

2 5.1 6.74 3.56 6.85 95 130

3 15.04 5.69 3.33 5.18 89 175

4 19.1 5.16 2.36 5.95 90 170

5 11.84 7.84 3.55 6.31 91 175

6 11.53 3.49 2.64 4.01 80 90

7 9.81 5.85 2.81 5.48 93 170

8 8.64 7.91 3.05 5.78 93 175

9 7.61 7.53 3.01 5.88 88 175

10 5.91 7.63 2.95 6.56 92 175

11 8.69 5.21 2.84 5.39 80 170

12 24.74 6.49 2.5 3.66 95 100

13 17.5 6.87 2.61 5.33 90 120

14 15.13 7.36 2.08 4.2 85 110

15 8.31 7.23 3.56 5.59 96 110

16 7.83 5.53 3.11 4.11 82 90

17 14.89 7.23 3.1 6.27 80 165

18 14.23 6.49 3.18 6.61 82 165

19 13.49 6.85 4.38 7.43 85 165

20 9.83 6.28 5.04 5.44 80 170

21 11.22 6.28 3.93 5.68 85 170

22 13.77 6.44 2.38 4.68 85 175

23 13.7 5.58 3.86 7.41 82 175

24 13.35 6.93 3.36 4.63 88 170

25 18.02 6.21 2.69 5.2 80 170

26 13.7 7.58 3.89 5.81 83 180

Page 120: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

100

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled) ms

dumping

ms

swing

(empty) ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

27 15.43 6.38 3.38 5.01 80 180

28 9.06 7.6 2.01 4.67 82 160

29 14.03 6.41 3.68 5.46 80 155

30 16.23 6.91 2.45 5.63 82 175

Page 121: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

101

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Data cycletime dengan metode bottom loading pada alat Volvo EC 480 D

dengan sudut 900

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled) ms

dumping

ms

swing

(empty) ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

1 6.58 6.1 2.93 4.06 90 90

2 9.09 5.05 3.88 4.23 90 45

3 10.91 5.73 2.99 3.83 88 90

4 8.58 4.01 3.63 4.08 90 45

5 8.61 4.09 3.48 4.76 85 45

6 9.3 3.97 4.06 3.28 88 45

7 9.38 4.43 3.08 4.6 80 45

8 13.64 5.21 4.88 4.26 88 80

9 18.5 6.11 2.81 3.66 90 75

10 9.56 5.16 4.83 3.25 90 30

11 7.06 4.96 3.44 4.88 90 45

12 9.71 6.14 7.67 5.61 92 45

13 11.79 5.56 2.63 3.25 91 45

14 8.23 5.96 3.34 4.32 90 40

15 11.05 4.63 2.51 4.44 85 60

16 16.83 7.28 3.03 4.51 88 90

17 9.42 4.16 3.81 5.16 90 70

18 6.34 3.2 2.83 2.46 82 30

19 17.58 3.34 2.58 3.98 80 30

20 10.54 3.2 2.41 4.28 88 60

21 16.86 5.43 3.3 4.46 88 60

22 19.54 4.65 2.58 4.24 85 45

23 15.98 3.58 2.03 3.71 88 40

24 8.97 3.95 2.43 3.45 85 45

25 9.74 6.29 3.83 5.21 85 90

26 5.23 4.86 2.58 4.2 90 90

Page 122: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

102

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled) ms

dumping

ms

swing

(empty) ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

27 11.26 5.72 3.16 5.91 88 90

28 12.48 6.5 3.64 5.4 90 90

29 11.88 5.71 3.36 5.31 88 90

30 5.38 5.58 3.51 4.84 80 90

Page 123: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

103

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Data cycletime dengan metode bottom loading pada alat Volvo EC 480 D

dengan sudut 1800

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled) ms

dumping

ms

swing

(empty) ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

1 9.52 9.53 3.88 6.14 95 180

2 14.98 6.7 4.53 8.36 88 180

3 15.13 7.56 3.37 5.48 90 180

4 10.09 9.45 3.13 7.37 82 160

5 13.64 5.15 4.86 6.04 85 170

6 10.34 7.11 3.33 6.43 85 170

7 11.11 5.48 3.6 6.1 85 170

8 12.24 6.1 3.38 7.4 88 150

9 17.63 7.38 2.84 6.7 88 180

10 10.19 9.72 3.86 6.89 83 180

11 18.35 6.59 3.49 6.6 80 180

12 12.35 6.54 2.69 7.98 85 180

13 20.23 7.18 4.33 5.19 95 170

14 12.1 8.71 3.63 4.08 95 180

15 12.05 5.68 3.4 6.3 88 170

16 14.24 6.89 2.58 5.86 88 160

17 15.27 6.41 3.8 6.39 85 180

18 13.84 7.36 3.35 6.1 88 180

19 22.59 8.16 3.06 6.56 88 180

20 16.72 6.76 2.85 8.13 90 180

21 14.91 6.18 3.1 5.49 88 180

22 16.9 6.44 3.11 6.69 90 180

23 9.51 5.66 2.31 5.99 95 180

24 17.33 7.33 3 6.21 100 180

25 14.33 7.71 3.76 6.91 85 180

26 10.35 8.05 3.06 4.76 80 180

Page 124: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

104

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled) ms

dumping

ms

swing

(empty) ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

27 8.23 6.74 2.98 5.53 82 170

28 9.11 8.78 4.13 5.4 85 170

29 9.48 7.31 3.98 6.78 90 160

30 8.47 7.16 3.68 5.63 85 170

Page 125: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

105

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Data cycletime dengan metode top loading pada alat Hitachi Zaxis 470 LC

dengan sudut 900

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled)

ms

dumping

ms

swing

(empty)

ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

1 9.45 4.18 3.82 3.24 92 40

2 9.74 4.73 4.56 3.65 89 45

3 14.67 4.27 3.31 5.23 88 40

4 12.22 4.29 3.18 4.16 90 50

5 6.05 5.97 4.85 3.83 89 90

6 8.65 4.08 3.39 4.08 92 35

7 9.97 4.21 3.61 3.76 90 40

8 8.66 5.11 3.35 3.28 93 90

9 7.55 3.16 2.81 3.61 90 30

10 12.36 3.96 3.88 3.26 90 30

11 8.56 4.14 3.49 2.66 91 30

12 5.35 4.56 2.34 2.25 93 55

13 7.56 4.96 2.93 4.88 92 45

14 9.09 4.22 3.32 4.61 92 40

15 10.91 4.07 3.06 3.25 90 50

16 10.45 5.47 3.64 3.31 89 90

17 6.34 3.21 3.49 4.44 96 30

18 7.45 4.34 4.17 3.57 95 45

19 8.18 3.28 3.28 4.67 94 30

20 8.49 5.43 4.83 3.48 90 45

21 8.38 4.66 2.83 3.75 85 40

22 12.48 4.58 4.86 3.22 95 35

23 8.47 7.95 3.44 3.46 88 90

24 11.75 4.29 5.64 4.24 90 50

25 8.06 4.81 2.62 4.71 92 45

26 7.99 4.72 3.36 3.45 90 55

Page 126: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

106

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled)

ms

dumping

ms

swing

(empty)

ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

27 7.4 6.94 2.58 4.23 89 90

28 10.56 4.71 3.02 4.42 85 45

29 7.41 4.58 3.84 4.31 90 45

30 9.5 5.55 3.93 4.8 90 55

Page 127: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

107

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Data cycletime dengan metode top loading pada alat Volvo EC 480 D dengan

sudut 900

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled) ms

dumping

ms

swing

(empty) ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

1 8.56 4.24 3.35 3.45 91 45

2 10.7 4.34 4.57 3.2 90 30

3 8.59 4.87 3.87 5.65 92 75

4 10.59 4.76 3.13 4.5 93 45

5 9.89 4.97 4.76 4.83 90 45

6 12.78 5.12 3.63 4.96 91 35

7 8.12 4.26 2.61 3.98 92 40

8 6.56 5.19 3.68 2.28 92 45

9 8.57 4.17 2.65 3.9 92 45

10 16.6 5.96 3.88 3.21 92 30

11 8.96 4.68 3.49 3.69 93 30

12 6.35 4.58 2.34 4.25 90 50

13 5.56 4.96 3.93 3.88 89 30

14 7.09 6.04 3.32 6.61 90 45

15 6.93 5.07 3.76 4.25 90 45

16 8.45 5.08 3.64 3.35 90 60

17 8.34 5.21 3.73 4.89 95 30

18 11.45 5.34 4.15 3.97 80 45

19 11.15 4.75 3.86 3.67 90 30

20 7.49 5.76 4.59 4.84 85 45

21 7.33 4.17 2.83 3.8 89 40

22 6.48 3.58 4.86 4.22 91 35

23 5.47 6.34 4.79 4.87 90 60

24 7.79 4.16 3.22 4.6 85 50

25 7.09 4.99 3.69 4.65 80 45

26 9.56 5.4 3.78 4.04 91 55

Page 128: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

108

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

No.

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled) ms

dumping

ms

swing

(empty) ms

Fill

Factor

%

Angel

(degre)

27 10.43 5.04 3.88 4.6 92 55

28 8.99 4.77 3.02 2.42 92 30

29 7.67 3.58 4.8 3.98 91 45

30 6.51 5.78 3.12 3.86 94 45

Page 129: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

109

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Perhitungan Data Cycletime Secara Statistika.

Hitachi Zaxis 470 LC dengan Metode top loading dan Sudut muat 1800

Loading Bucket

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 14.67 –5.35

6

= 1.553

Sehingga didapatkan data sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Loading Bucket

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

5.35 - 6.90 3 6.05 18.15

6.91 - 8.45 9 7.56 68.04

8.46 -10.01 10 8.875 88.75

10.02 - 11.56 3 10.56 31.68

11.57 - 13.11 4 12.29 49.16

13.12 - 14.67 1 14.67 14.67

Jumlah 30 270.45

Page 130: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

110

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 270.45

30

= 9.015 detik

Swing Filled

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 7.95 – 3.16

6

= 0.798

Distribusi Frekuensi Swing loaded

Panjang

kelas

Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

3.16- 3.95 3 3.21 9.63

3.96 - 4.75 18 4.29 77.22

4.76 - 5.55 6 4.57 27.42

5.56 - 6.35 1 5.97 5.97

6.36 - 7.15 1 6.94 6.94

7.16 - 7.95 1 7.95 7.95

Page 131: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

111

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Jumlah 30 135.13

Nilai rata-rata data Swing loaded adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 135.13

30

= 4.504 detik

Dumping

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 5.64 – 2.34

6

= 0.55

Distribusi Frekuensi Dumping

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

2.34 - 2.89 5 2.62 13.1

2.90 - 3.44 11 3.31 36.41

3.45 - 3.99 8 3.73 29.84

Page 132: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

112

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

4.00 - 4.54 1 4.17 4.17

4.55 - 5.09 4 4.84 19.36

5.10 - 5.64 1 5.64 5.64

Jumlah 30 108.52

Nilai rata-rata data Dumping adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 108.52

30

= 3.617 detik

Empty Swing

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 5.23 – 2.25

6

= 0.496

(Tabel pada halaman berikutnya)

Page 133: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

113

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Distribusi Frekuensi Swing Empty

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

2.25 - 2.74 2 2.455 4.91

2.75 - 3.24 2 3.23 6.46

3.25 - 3.74 10 3.455 34.55

3.75 - 4.23 6 3.955 23.73

4.24 - 4.73 7 4.44 31.08

4.74 - 5.23 3 4.88 14.64

Jumlah 30 115.37

Nilai rata-rata data Empty Swing adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 115.37

30

= 3.845 detik

Fill Factor

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 96 – 85

6

Page 134: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

114

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

= 1.83

Distribusi Frekuensi Fiil Factor

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

85 - 86.83 2 85 170

85.84 - 88.66 2 88 176

88.67 - 90.5 14 90 1260

90.51 - 92.33 6 92 552

92.34 - 94.16 3 93 279

94.17 - 96 3 95 285

Jumlah 30 2722

Nilai rata-rata data Fill Factor adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 2722

30

= 90.73 %

Swing Angle

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

Page 135: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

115

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

= 90 – 30

6

= 10

Distribusi Frekuensi Angle

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

30 - 40 12 45 540

40.01 - 50 10 0 0

50.01 - 60 3 0 0

60.01 - 70 0 0 0

70.01 - 80 0 0 0

80.01 - 90 5 90 450

Jumlah 30 990

Nilai rata-rata data Angle of swingadalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 990

30

= 33 derajat.

Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata setelah dioalah menggunakan

metode statistik ialah :

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled)

ms

dumping

ms

swing

(empty)

ms

Fill

Factor %

Angel

(0)

Cycletime

S

9.02 4.5 3.62 3.85 90.73 33 20.99

Page 136: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

116

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Hitachi Zaxis 470 LC dengan Metode Bottom dan Sudut muat 900

Loading Bucket

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 17.49 – 5.86

6

= 5.86

Sehingga didapatkan data sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Bucket Loading

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

5.86 - 7.79 7 6.97 48.79

7.80 - 9.73 9 8.84 79.56

9.74 - 11.67 9 10.59 95.31

11.68 - 13.61 2 13.155 26.31

13.62 - 15.55 1 15.18 15.18

15.56 - 17.49 2 16.625 33.25

Jumlah 30 298.4

Page 137: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

117

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 298.4

30

= 9.946 detik

Swing Filled

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 6.35 – 3.05

6

= 0.55

Distribusi Frekuensi Swing Filled

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

3.05 - 3.6 1 3.05 3.05

3.61 - 4.15 7 4.02 28.14

4.16 - 4.7 5 4.32 21.6

4.71 - 5.25 6 4.96 29.76

5.26 - 5.8 5 5.4 27

5.81 - 6.35 6 6.045 36.27

Page 138: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

118

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Jumlah 30 145.82

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 145.82

30

= 4.861 detik

Dumping

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 5.67 – 2.64

6

= 0.505

Distribusi Frekuensi Dumping

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

2.64 - 3.14 2 2.78 5.56

3.15 - 3.65 11 3.36 36.96

3.66 - 4.15 12 3.95 47.4

Page 139: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

119

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

4.16 - 4.66 2 4.21 8.42

4.67 - 5.16 2 4.875 9.75

5.17 - 5.67 1 5.67 5.67

Jumlah 30

113.76

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 113.76

30

= 3.792 detik

Empty Swing

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 6.11 – 4.11

6

= 0.40167

Distribusi Frekuensi Swing Empty

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

Page 140: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

120

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

4.11 - 4.51 9 4.41 39.69

4.52 - 4.91 11 4.69 51.59

4.92 - 5.31 2 5.045 10.09

5.32 - 5.71 0 0 0

5.72 - 6.11 6 5.43 32.58

6.12 - 6.52 2 6.245 12.49

Jumlah 30 25.82 146.44

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 146.44

30

= 4.881 detik

Fill Factor

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 90 – 75

6

= 2.5

Page 141: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

121

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Distribusi Frekuensi Fill Factor

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

75 - 77.5 1 75 75

77.51 - 80 3 80 240

80.01 - 82.5 0 0 0

82.51 - 85 16 85 1360

85.01 - 87.5 3 87 261

87.51 - 90 7 88 616

Jumlah 30 2552

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 2552

30

= 85.06 %

Swing Angle

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 90 – 45

6 = 7.5

Page 142: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

122

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Distribusi Frekuensi Swing

Angle

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

45 - 52.5 1 45 45

52.51 - 60 0 0 0

60.01 - 67.5 0 0 0

67.51 - 75 0 0 0

75.01 - 82.5 1 80 80

82.51- 90 28 90 2520

Jumlah 30 2645

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 2645

30

= 88.16 derajat.

Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata setelah dioalah menggunakan

metode statistik ialah :

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled)

ms

dumping

ms

swing

(empty)

ms

Fill

Factor

%

Angel Cycletime

s

9.95 4.86 3.79 4.88 85.06 88.17 23.48

Page 143: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

123

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Hitachi Zaxis 470 LC dengan Metode Bottom dan Sudut muat 1800

Loading Bucket

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 24.74 – 5.1

6

= 3.27

Sehingga didapatkan data sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Loading Bucket

Panjang kelas Frekuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

5.1 - 8.37 6 6.92 41.52

8.38 - 11.64 7 9.81 68.67

11.65 - 14.92 9 13.7 123.3

14.93 - 18.19 6 15.83 94.98

18.20 - 21.46 1 19.1 19.1

21.47 - 24.74 1 24.74 24.74

Jumlah 30 372.31

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Page 144: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

124

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 372.31

30

= 12.41 detik

Swing filled

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 7.91 – 3.94

6

= 0.736

Sehingga didapatkan data sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Swing Filled

Panjang kelas Frekuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

3.94 - 4.22 1 3.49 3.49

4.23 - 4.96 0 0 0

4.97 - 5.7 5 5.53 27.65

5.71 - 6.43 6 6.28 37.68

6.44 - 7.17 9 6.85 61.65

7.18 - 7.91 9 7.58 68.22

Page 145: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

125

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Jumlah 30 29.73 198.69

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 198.69

30

= 6.623 detik

Dumping

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 5.04 – 2.01

6

= 0.505

Sehingga didapatkan data sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Dumping

Panjang

kelas

Frekuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

2.01 - 2.51 6 2.37 14.22

2.52 - 3.02 7 2.81 19.67

Page 146: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

126

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

3.03 - 3.52 7 3.18 22.26

3.53 - 4.03 7 3.68 25.76

4.04 - 4.53 2 4.33 8.66

4.54 - 5.04 1 5.04 5.04

Jumlah 30 21.41 95.61

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 95.61

30

= 3.187 detik

Empty Swing

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 7.43 – 3.66

6

= 0.628

Sehingga didapatkan data sebagai berikut dapat dilihat pada halaman selanjutnya :

Page 147: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

127

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Distribusi Frekuensi Swing Empty

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

3.66 - 4.28 4 4.06 16.24

4.29 - 4.91 3 4.67 14.01

4.92 - 5.54 8 5.36 42.88

5.55 - 6.17 7 5.78 40.46

6.18 - 6.8 5 6.31 31.55

6.81 - 7.43 3 7.41 22.23

Jumlah 30 33.59 167.37

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 167.37

30

= 5.579 detik

Fill Factor

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 96 – 80

6

Page 148: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

128

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

= 2.667

Sehingga didapatkan data sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Fill Factor

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

80 - 82.66 12 80 960

82.67 - 85.33 5 85 425

85.34 - 88 3 88 264

88.01 - 90.66 3 90 270

90.67 - 93.33 4 92.5 370

93.34 - 96 3 95 285

Jumlah 30 530.5 2574

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 2574

30

= 85.8 %

Angle

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

Page 149: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

129

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

= 180 – 90

6

= 15

Sehingga didapatkan data sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Angel

Panjang kelas Frekuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

90 - 105 3 90 270

105.01 - 120 3 110 330

120.01 - 135 2 130 260

135.01 - 150 0 130 0

150.01 - 165 5 0 0

165.01 180 17 175 2975

Jumlah 30 635 3835

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 3835

30

= 127.83 derajat

Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata ialah :

Loading

Bucket (ms)

Swing

(filled) ms

dumpin

g ms

swing

(empty) ms

Fill

Factor % Angel

Cycletime

s

12.41 6.62 3.19 5.58 85.8 127.83 27.8

Page 150: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

130

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Volvo EC 480 D dengan Metode top loading dan Sudut muat 900

Loading Bucket

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 16.6 –5.47

6

= 1.855

Sehingga didapatkan data sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Loading Bucket

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

5.47 - 7.32 9 6.51 58.59

7.33 - 9.18 12 8.395 100.74

9.19 - 11.03 5 10.43 52.15

11.04 - 12.89 3 11.45 34.35

12.90 - 14.74 0 0 0

14.75 - 16.6 1 16.6 16.6

Jumlah 30 262.43

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Page 151: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

131

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 262.43

30

= 8.747 detik

Swing Filled

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 6.34 – 3.58

6

= 0.46

Distribusi Frekuensi Swing filled

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

3.58 - 4.04 2 3.58 7.16

4.05 - 4.5 6 4.26 25.56

4.51 - 4.96 7 4.97 34.79

4.97 - 5.42 10 5.275 52.75

5.43 - 5.88 2 5.77 11.54

5.89 - 6.34 3 6.04 18.12

Jumlah 30 29.895 149.92

Page 152: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

132

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Nilai rata-rata data Swing loaded adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 149.92

30

= 4.997 detik

Dumping

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 4.86 – 2.34

6

= 0.42

Distribusi Frekuensi Dumping

Panjang

kelas

Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

2.34 - 2.76 3 2.475 7.425

2.77 - 3.18 4 3.175 12.7

3.19 - 3.6 4 3.71 14.84

3.61 - 4.02 12 3.905 46.86

4.03 - 4.44 1 4.775 4.775

4.45 - 4.86 6 4.83 28.98

Page 153: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

133

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Jumlah 30 115.58

Nilai rata-rata data Dumping adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 115.58

30

= 3.852 detik

Empty Swing

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 6.61 – 2.28

6

= 0.722

Distribusi Frekuensi Swing Empty

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

2.28 - 3.00 2 2.28 4.56

3.01 - 3.72 6 3.205 19.23

3.73 - 4.44 11 3.88 42.68

Page 154: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

134

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

4.45 - 5.16 9 4.55 40.95

5.17 - 5.88 1 4.88 4.88

5.89 - 6.61 1 5.65 5.65

Jumlah 30 117.95

Nilai rata-rata data Empty Swing adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 117.95

30

= 3.391 detik

Fill Factor

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 95 – 80

6

= 2.5

(Tabel distribusi dpat dilihat pada halaman selanjutnya)

Page 155: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

135

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Distribusi Frekuensi Fiil Factor

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

80 - 82.5 2 82.5 165

82.51 - 85 2 90 180

85.01 - 87.5 0 91 0

87.51 - 90 10 92 920

90.01 - 92.5 12 93 1116

92.51 - 95 4 95 380

Jumlah 30 2761

Nilai rata-rata data Fill Factor adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 2761

30

= 92.03 %

Swing Angle

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 75 – 30

6

Page 156: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

136

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

= 7.5

Distribusi Frekuensi Angel

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

30 - 37.5 9 45 405

37.51 - 45 14 30 420

45.01 - 52.5 2 0 0

52.51 - 60 4 32.5 130

60.01 - 67.5 0 0 0

67.51 - 75 1 45 45

Jumlah 30 1000

Nilai rata-rata data Angle of swingadalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 1000

30

= 33.33 derajat.

Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata setelah dioalah menggunakan

metode statistik ialah :

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled)

ms

dumping

ms

swing

(empty)

ms

Fill

Factor

%

Angel Cycletime

s

8.75 5 3.85 3.91 92.03 33.33 21.51

Page 157: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

137

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Volvo EC 480 D dengan Metode Bottom dan Sudut muat 900

Loading Bucket

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 19.54 – 5.23

6

= 2.385

Sehingga didapatkan data sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Waktu isi bucket

Panjang kelas Frekuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

5.23 - 7.61 5 6.34 31.7

7.62 - 10 11 9.3 102.3

10.01 - 12.38 6 11.155 66.93

12.39 - 14.77 2 13.06 26.12

14.78 - 17.15 3 16.83 50.49

17.16 - 19.54 3 18.5 55.5

Jumlah 30 333.04

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Page 158: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

138

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 333.04

30

= 11.101 detik

Swing Filled

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 7.28 – 3.2

6

= 0.68

Distribusi Frekuensi Waktu bucket loading

Panjang kelas Frekuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

3.2 - 3.88 4 3.27 13.08

3.89 - 4.56 6 4.05 24.3

4.57 - 5.24 7 4.96 34.72

5.25 - 5.92 6 5.645 33.87

5.93 - 6.6 6 6.125 36.75

6.61 - 7.28 1 7.28 7.28

Jumlah 30 150

Page 159: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

139

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 150

30

= 5 detik

Dumping

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 7.67 – 2.03

6

= 0.94

Distribusi Frekuensi Waktu dumping

Panjang kelas Frekuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

2.03 - 2.97 11 2.58 28.38

2.98 - 3.91 15 3.44 51.6

3.92 - 4.85 2 4.445 8.89

4.86 - 5.79 1 4.88 4.88

5.80 - 6.73 0 0 0

6.74 - 7.67 1 7.67 7.67

Page 160: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

140

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Jumlah 30 101.42

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 101.42

30

= 3.381 detik

Empty Swing

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 5.91 – 2.46

6

= 0.575

Distribusi Frekuensi Waktu empty swing

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

2.46 - 3.03 1 2.46 2.46

3.04 - 3.61 4 3.265 13.06

3.62 - 4.18 6 3.905 23.43

Page 161: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

141

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

4.19 - 4.76 11 4.32 47.52

4.77 - 5.33 5 5.16 25.8

5.34 - 5.91 3 5.61 16.83

Jumlah 30 129.1

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 129.1

30

= 4.303 detik

Fill Factor

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 92 – 80

6

= 2

(Tabel distribusi dpat dilihat pada halaman selanjutnya).

Page 162: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

142

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Distribusi Frekuensi Waktu fill factor

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

80 - 82 4 80 320

82.01 - 84 0 0 0

84.01 - 86 5 85 425

86.01 - 88 9 88 792

88.01 - 90 10 90 900

90.01 - 92 2 91.5 183

Jumlah 30 2620

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 2620

30

= 87.33 %

Swing Angle

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 90 – 30

6 = 10

Page 163: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

143

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Distribusi Frekuensi Waktu

Angle

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

30 - 40 3 30 90

40.01 - 50 12 45 540

50.01 - 60 3 60 180

60.01 - 70 1 70 70

70.01 - 80 2 77.5 155

80.01 - 90 9 90 810

Jumlah 30 1845

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 1845

30

= 61.5 derajat.

Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata setelah dioalah menggunakan

metode statistik ialah :

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled)

ms

dumping

ms

swing

(empty)

ms

Fill

Factor

%

Angel Cycletime

s

11.1 5 3.38 4.3 87.33 61.5 23.78

Page 164: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

144

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Volvo EC 480 D dengan Metode Bottom dan Sudut muat 1800

Loading Bucket

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 22.59 – 8.23

6

= 2.393

Sehingga didapatkan data sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Loading Bucket

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

8.23 - 10.62 10 9.515 95.15

10.63 - 13.01 5 12.1 60.5

13.02 - 15.41 8 14.62 116.96

15.42 - 17.80 4 17.115 68.46

17.81 - 20.19 1 18.35 18.35

20.20 - 22.59 2 21.41 42.82

Jumlah 30 402.24

Page 165: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

145

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Nilai rata-rata data bucket loading adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 402.24

30

= 13.048 detik

Swing Filled

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 9.72 – 5.15

6

= 0.761

Distribusi Frekuensi Swing Filled

Panjang

kelas

Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

5.15 - 5.91 4 5.57 22.28

5.92 - 6.67 6 6.425 38.55

6.68 - 7.43 11 7.16 78.76

7.44 - 8.19 4 7.88 31.52

8.20 - 8.95 2 8.745 17.49

8.96 - 9.72 3 9.53 28.59

Page 166: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

146

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Jumlah 30 217.19

Nilai rata-rata data Swing Filled adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 217.19

30

= 7.239 detik

Dumping

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 4.86 – 2.31

6

= 0.425

Distribusi Frekuensi Dumping

Panjang

kelas

Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

2.31 - 2.73 3 2.58 7.74

2.74 - 3.16 9 3.06 27.54

3.17 - 3.58 6 3.375 20.25

Page 167: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

147

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

3.59 - 4.01 8 3.78 30.24

4.02 - 4.43 2 4.23 8.46

4.44 - 4.86 2 4.695 9.39

Jumlah 30 103.62

Nilai rata-rata data Dumping adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 103.62

30

= 3.454 detik

Empty Swing

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 8.36 – 4.08

6

= 0.713

Distribusi Frekuensi Empty Swing

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

Page 168: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

148

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

4.08 - 4.79 2 4.42 8.84

4.80 - 5.50 4 5.44 21.76

5.51 - 6.22 9 6.04 54.36

6.23 - 6.93 10 6.645 66.45

6.94 - 7.64 2 7.385 14.77

7.65 - 8.36 3 8.13 24.39

Jumlah 30 38.06 190.57

Nilai rata-rata data Empty Swing adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 190.57

30

= 6.352 detik

Fill Factor

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 100 – 80

6

= 3.33

(Tabel distribusi dapat dilihat pada halaman berikutnya)

Page 169: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

149

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Distribusi Frekuensi Fill Factor

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

80 - 83.33 5 81 405

83.34 - 86.66 8 85 680

86.67 - 90 12 88 1056

90.01 - 93.33 0 90 0

93.34 - 96.66 4 95 380

96.67 - 100 1 100 100

Jumlah 30 2621

Nilai rata-rata data Fill Factor adalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 2621

30

= 87.36 %

Swing Angle

Jumlah Kelas = 1 + 3.3 Log n

= 1 + 3.3 log 30

= 1 + 3.3 x 1.477

= 1 + 4.875

= 5.87 ≈ 5.9 = 6

Interval kelas = 𝑥 𝑚𝑎𝑥 𝑑𝑎𝑡𝑎 – 𝑥 𝑚𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 180 – 150

6 = 5

Page 170: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

150

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Distribusi Frekuensi Angel

Panjang kelas Frejuensi

(Fi)

Nilai

Tengah

(Xi)

Fi x Xi

150 - 155 1 150 150

155.01 - 160 3 160 480

160.01 - 165 0 0 0

165.01 - 170 8 170 1360

170.01 - 175 0 0 0

175.01 180 18 180 3240

Jumlah 30 5230

Nilai rata-rata data Angle of swingadalah sebagai berikut :

Nilai rata – rata = ∑ 𝑋𝑖 𝑥 𝐹𝑖

∑𝐹𝑖

= 5230

30

= 174.33 derajat.

Sehingga didapatan nilai pada cycletime rata-rata setelah dioalah menggunakan

metode statistik ialah :

Loading

Bucket

(ms)

Swing

(filled)

ms

dumping

ms

swing

(empty)

ms

Fill

Factor

%

Angel Cycletime

s

13.41 7.24 3.46 6.35 87.37 174.33 30.46

Page 171: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

151

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Data Breakdown alat gali muat.

Efisiensi Kerja Bulan Juli 2018

Data primer Satuan

Efisiensi

kerja Volvo

EC 480 D

Efisiensi

kerja Hitachi

Zaxis 470 LC

Waktu Kerja (W) Jam 405,7 393,3

Waktu Tertunda (D) Jam 30,57 30,63

Waktu Terhenti (I) Jam 71,3 71,47

Waktu Rusak (M) Jam 52,4 64,6

Jumlah jam kerja Jam 560 560

Efisiensi Kerja Bulan Agustus 2018

Data primer Satuan

Efisiensi

kerja Volvo

EC 480 D

Efisiensi

kerja Hitachi

Zaxis 470 LC

Waktu Kerja (W) Jam 431 463,6

Waktu Tertunda (D) Jam 36,36 27,6

Waktu Terhenti (I) Jam 84,8 64,4

Waktu Rusak (M) Jam 27,8 24,4

Jumlah jam kerja Jam 580 580

Tabel diatas berdasarkan data sekunder dari PT. Internasional Prima Coal yang

dikoreksikan penempatan mengenai waktu tertunda dan terhenti, berdasarkan

pengamatan penulis dilapangan.

Page 172: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

152

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Hasil pengolahan data regresi linear sederhana dengan SPSS untuk

pengaruh angle of swing terhadap cycletime alat gali muat Volvo EC 480 D.

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT y

/METHOD=ENTER x.

Regression

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Angle of Swingb . Enter

a. Dependent Variable: cycle time

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .998a .997 .994 .37177

a. Predictors: (Constant), Angle of Swing

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 43.154 1 43.154 312.233 .036b

Residual .138 1 .138

Total 43.293 2

a. Dependent Variable: cycle time

b. Predictors: (Constant), Angle of Swing

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 19.665 .382 51.467 .012

Angle of Swing .062 .004 .998 17.670 .036

a. Dependent Variable: cycle time

Lampiran 11. Hasil pengolahan data regresi linear sederhana dengan SPSS untuk

pengaruh angle of swing terhadap cycletime alat gali muat Hitachi Zaxis 470 LC.

Page 173: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

153

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT b

/METHOD=ENTER a.

Regression

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Angle of Swingb . Enter

a. Dependent Variable: b

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .969a .940 .879 1.19648

a. Predictors: (Constant), Angle of Swing

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 22.315 1 22.315 15.587 .158b

Residual 1.432 1 1.432

Total 23.746 2

a. Dependent Variable: b

b. Predictors: (Constant), Angle of Swing

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.269 1.628 11.220 .057

Angle of Swing .070 .018 .969 3.948 .158

a. Dependent Variable: b

Page 174: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

154

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Hasil pengolahan data regresi linear sederhana dengan SPSS untuk

pengaruh cycletime terhadap produktivitas alat gali muat pada bulan Juli 2018.

Exponential

Model Summary

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

.929 .862 .828 .070

The independent variable is Cycletime.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .123 1 .123 25.088 .007

Residual .020 4 .005

Total .142 5

The independent variable is Cycletime.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

Cycletime -.042 .008 -.929 -5.009 .007

(Constant) 557.313 116.778 4.772 .009

The dependent variable is ln(Produktivitas).

Page 175: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

155

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Hasil pengolahan data regresi linear sederhana dengan SPSS untuk

pengaruh cycletime terhadap produktivitas alat gali muat pada bulan Agustus

2018.

Exponential

Model Summary

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

.974 .948 .935 .045

The independent variable is Cycletime.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .147 1 .147 72.769 .001

Residual .008 4 .002

Total .155 5

The independent variable is Cycletime.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

Cycletime -.046 .005 -.974 -8.530 .001

(Constant) 710.019 95.577 7.429 .002

The dependent variable is ln (Produktivitas ).

Page 176: SPECIFIC SWING ANGLE : STUDI KASUS PIT C PT. …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · For this study, earth moving methode was applied using Talpac's (Truck and

156

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Design Master Pit C.