Rks Auditorium Ok

download Rks Auditorium Ok

of 74

Transcript of Rks Auditorium Ok

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    1/74 Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

     SYARAT-SYARAT TEKNIS

    Pasal 1

    LINGKUP PEKERJAAN

    1.1. PEKERJAAN YANG AKAN DILAKSANAKAN

    Pembangunan Gedung Auditorium Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang

    terdiri dari Bangunan 2 (dua) lantai dengan perincian luas lantai I852.5M2. , luas

    lantai II782 M2.

    1.2. PEKERJAAN SIPIL

    a. Pekerjaan Persiapan.

     b. Pekerjaan Tanah dan Galian.

    c. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran.

    d. Pekerjaan Beton.

    e. Pekerjaan Lantai.

    f. Pekerjaan Pintu dan Jendela.

    g. Pekerjaan Atap.

    h. Pekerjaan Plafon.

    i. Pekerjaan Alat Penggantung/Pengunci dan Kunci.

     j. Pekerjaan Pengecatan.

    k. Pekerjaan Sanitair.

    1.3. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

    a.Pemasangan instalasi listrik dan alat penerangan (lighting fixture) dalam

    gedung.

     b.Pemasangan panel-panel penerangan dan panel daya.

    c.Penyambungan instalasi dari panel induk ke gardu induk di Universitas

    Muhammadiyah Ponorogo.

    1

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    2/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    1.4.PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

    a.Pemasangan perpipaan air bersih dan alat plumbing pada gedung.

     b.Penyambungan instalasi air bersih dari saluran air minum PDAM yang

    ada di sekitar lokasi bangunan.

    1.5. PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR

    a.Pemasangan perpipaan air kotor dan alat plumbing pada gedung.

     b.Pembuatan sistem sanitasi berupaseptictankdan peresapannya.

    Pasal 2

     TENAGA KERJA DAN PERALATAN

    2.1. TENAGA KERJA

    a.Tenaga kerja yang dilibatkan dalam pelaksanaan harus sesuai dengan

     jenis pekerjaan dalam artian tingkat keahlian, pengalaman serta tidak

    melanggar ketentuan-ketentuan perburuhan yang berlaku di Indonesia.

     b.Pelaksana harus menggunakan tenaga yang ahli dalam pelaksanaan

    (skilled labour), baik tenaga pelaksana, mandor maupun tukang.

    c.Semua tenaga kerja dipimpin oleh seorang Kepala Pelaksana yang

     bertanggung jawab pada pekerjaan di lapangan.

    d.Tenaga-tenaga Sub Pelaksana harus dipilih yang sudah berpengalaman

    dan mampu menangani pekerjaan aluminium/ instalasi yang aman,

    kuat dan rapi.

    e.Hubungan Pelaksana dan Sub Pelaksana dalam hal menyangkut secara

    keseluruhan pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana.

    f.Klasifikasi Kepala Pelaksana adalah sebagai berikut :

    1.Sarjana Teknik Sipil/Arsitek dengan pengalaman kerja pada bidang

     yang sesuai minimum 3 tahun.

     

    2

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    3/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    2.Sarjana Muda Teknik/Diploma III Sipil/Arsitek dengan pengalaman

    kerja pada bidang yang sesuai minimum 7.50 tahun.

    3.SLA/STM Bangunan dengan pengalaman kerja pada bidang yang

    sesuai minimum 15 tahun.

    2.2. PERALATAN KERJA

    2.2.1. Umum

    a.Alat-alat untuk melaksanakan harus disediakan oleh Pelaksana

    dalam keadaan baik dan siap dipakai.

     b.Guna kelancaran pekerjaan, untuk alat-alat mekanis/mesin

    harap disiapkan tenaga operator yang mampu memperbaiki

    apabila mengalami ganggguan operasional.

    2.2.2. Pekerjaan Pengukuran

    Untuk keperluan menentukan dan memeriksa letak bangunan,

    Pelaksana harus menyediakan alattheodolith, dan alat sipat datar

    (laveling) termasuk perlengkapannya dalam keadaan baik dan dapat

    dipakai sewaktu-waktu.

    2.2.3. Pekerjaan Beton

    Peralatan pekerjaan beton, minimal berupa :

    a. Beton mollen 2 unit.

     b. Vibrator 2 unit.

    c. Slump test lengkap 1 buah.

    d. Cetakan silinder beton 5 buah.

    2.2.4. Pekerjaan Keramik

     

    3

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    4/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    a. Pekerjaan memotong keramik harus menggunakan mesin

    pemotong agar mendapatkan hasil pemotongan yang halus.

     b.Alat pemasang keramik (cetok dll) harus tersedia dalam keadaan

     baik dan cukup jumlahnya.

    Pasal 3

    MUTU BAHAN DAN PEKERJAAN

    3.1. PEMAKAIAN MERK DAGANG DAN PERIJINAN

    a.Penggunaan merk dagang maupun jenis bahan diutamakan produksi

    dalam negeri seperti diatur dalam Keppres 16 Tahun 1994.

     b.Apabila dalam pedoman ini hanya disebutkan satu merk bahan, bukan

     berarti hanya dapat dipakai merk tersebut, melainkan dapat dipakai

    merk lain dengan standar mutu dan ciri-ciri fisik yang sama.

    c.Pelaksana dapat mengusulkan perubahan pemakaian merk dagang

    secara tertulis apabila ternyata merk dagang tersebut tidak tersedia di

    pasaran, sepanjang Pelaksana dapat membuktikan kesetaraan kualitas

    dan ciri-ciri fisik yang dituntut RKS dan untuk menggunakanya harus

    ada persetujuan tertulis dari Pengawas dan/atau Pengelola Proyek.

    3.2. PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BANGUNAN

    a.Secepatnya Pelaksana melalui Kepala Pelaksana mengajukan contoh

     bahan yang akan didatangkan disesuaikan dengan spesifikasi dalam

    pedoman ini, pada saat rapat lapangan yang pertama kali.

     b.Contoh bahan yang telah disetujui harus dipasang di dalam

    Pengawas/Supervisor keet sebagai pedoman mutu bahan.

    c.Apabila tanpa mengajukan contoh atau mengajukan contoh bersamaan

    dengan datangnya bahan tersebut, maka Pengawas/Supervisor berhak

    menolak dan mengeluarkan dari lokasi pekerjaan.

     

    4

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    5/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    3.3. PEMERIKSAAN BAHAN

    a.Secara umum Pengawas/Supervisor berhak memeriksa semua jenis

     bahan bangunan yang dipergunakan Pelaksana dan menolaknya apabila

    nyata-nyata tidak memenuhi persyaratan untuk itu.

     b.Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Pelaksana di lapangan,

    tetapi ditolak dipergunakan oleh Pengawas/Supervisor, harus segera

    dikeluarkan dari lapangan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam

    terhitung dari jam penolakan

    c.Apabila Pengawas/Supervisor merasa perlu untuk memeriksakan bahan

     banguan yang dipergunakan spesifikasinya, maka Pengawas berhak

    mengirimkannya kepadan Balai Penelitian Bahan Bahan Bangunan atau

    lembaga lain yang ditetapkan bersama Pengelola Proyek untuk diteliti.

    Semua biaya untuk hal ini menjadi tanggungan pelaksana , apapun

    hasil penelitian tersebut.

    d.Semua bahan bangunan yang digunakan, selain harus memenuhi

    syarat-syarat dalam pedoman ini juga memenuhi syarat-syarat yang

    ditentukan dalam AV dan SNI.

    e.Pengawas/Supervisor berwenang minta keterangan mengenai asal bahan

    dan Pelaksana harus memberitahukannya.

    3.4. MUTU PEKERJAAN

    a.Disarankan kepada Pelaksana sebelum pelaksanaan pekerjaan secara

    masal, dapat meminta persetujuan hasil pekerjaan kepada Pengawas/

    Supervisor.

     b.Agar tidak terjadi bongkar/pasang pekerjaan, apabila terdapat gambar

    rencana yang tidak jelas, maka Pelaksana diwajibkan menanyakan

    kepada Pengawas/Supervisor untuk menyamakan pendapat, atau

    apabila perlu dapat meminta Perencana untuk mendapat jawaban yang

    pasti tentang perencanaanya.

     

    5

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    6/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    c.Pada pekerjaan-pekerjaan yang bersifat khusus, maka sebelum

    melaksanakan pekerjaan, Pelaksana diwajibkan membuat Surat Ijin

    Pelaksanaan Pekerjaan, antara lain :

    1. Pengecoran Pondasi, Balok dan Lantai.

    2. Pekerjaan Rangka Atap Baja.

    3.Pekerjaan-pekerjaan lain yang bersifat struktural dan perlu perlakuan

    khusus.

    d.Bagian-bagian pekerjaan yang telah dimulai tetapi masih digunakan

     bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas/Supervisor atau tanpa ijin

    harus dihentikan. Selanjutnya pekerjaan ini harus dibongkar.

    Pasal 4

    PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN

    4.1. U M U M

    Pedoman pelaksanaan yang diatur oleh pemilik dan Pelaksana harus ditaati

    selama pelaksanaan proyek sesuai Surat Perjanjian Pekerjaan (SPK).

    Disamping itu teknis pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti peraturan

    sebagai berikut:

    a.SK SNI T-15-1991-03 Tata cara Perhitungan struktur Beton untuk

    Bangunan Gedung.

     b.Peraturan Umum Pemeriksaaan Bahan Bangunan SNI-03.c.N.I 5 – Peraturan Konstrusi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.

    d.N.I 18 – Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPI) 1983.

    e.Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987.

    f.Peraturan Umum Instalasi Air Minum (AVWI).

    g.PedomanPlumbingIndonesia 1979.

    h.Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat

     yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.

     

    6

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    7/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    4.2. KHUSUS

    Untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang tersebut dalam Pasal 1, maka

    dibuat :

    a.Gambar Bestek.

     b.Pedoman Pelaksanaan (RKS) beserta lampiran-lampirannya.

    c.Kontrak Pelaksanaan dan Addendumnya ( jika ada ).

    d.Shop Drawing yang diajukan Pelaksana yang disetujui Pengawas dan

    /atau Supervisor Proyek untuk dilaksanakan.

    e.Time Schedule yang diajukan oleh Pelaksana yang disetujui oleh

    Pengawas/Supervisor.

    Pasal 5

    PENJELASAN PEDOMAN PELAKSANAAN DAN GAMBAR

    5.1. PENJELASAN GAMBAR

    a.Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail

    maka yang harus diikuti adalah gambar detail.

     b.Bila terdapat skala gambar dan ukuran yang tertulis dalam gambar

     berbeda, maka ukuran dalam gambar yang berlaku.

    c.Bila Pelaksana meragukan tentang perbedaan antara gambar yang ada,

     baik konstruksi maupun ukurannya, maka Pelaksana berkewajiban

    untuk menanyakan kepada Pengawas secara tertulis.

    d.Dalam hal terjadi penyimpangan detail antara gambar bestek dan

    keadaan di lapangan, Pelaksana dapat mengajukan gambar kerja

    (shop-drawing) yang sesuai dengan kondisi di lapangan dan

     

    7

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    8/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    mempergunakannya dalam pelaksanaan dengan persetujuan tertulis

    Pengawas.

    e.Didalam semua hal bila terjadi pengambilan ukuran yang salah adalah

    sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana.

    f. Apabila dalam gambar disebutkan lingkup pekerjaan atau ukuran,

    sedang dalam Pedoman tidak disebutkan, maka gambar yang harus

    dilaksanakan.

    5.2. PENJELASAN PEDOMAN PELAKSANAAN

    a.Pada Pedoman Pelaksanaan tentang Syarat-Syarat Teknis termuat

    lingkup pekerjaan, spesifikasi bahan yang digunakan dan syarat-syarat

    pelaksanaan.

     b. Apabila dalam gambar tidak tercantum lingkup pekerjaan, ukuran dan

     jumlah sedangkan dalam Pedoman Pelaksanaan pada lingkup pekerjaan

    tercantum, maka Pelaksana terikat untuk melaksanakannya.

    5.3. BERITA ACARA RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING )

    a.Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing) merupakan

    catatan perubahan/penambahan/pengurangan/penetapan dari gambar

    kerja dan Pedoman Pelaksanaan.

     b.Apabila perubahan/penambahan/pengurangan/penetapan Pedoman

    Pelaksanaan dan gambar tidak ada dan tidak disebutkan pada Berita

     Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing), maka Pelaksana dapatmengajukan penjelasan pada saat rapat lapangan.

    c.Berita Acara Rapat Lapangan yang memberikan penjelasan maupun

    segala keputusan rapat mengikat untuk dilaksanakan.

    Pasal 6

    PEKERJAAN PERSIAPAN

     

    8

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    9/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    6.1. LINGKUP PEKERJAAN

    a.Mengadakan pengaman lokasi dari segala gangguan.

     b.Mengadakan komunikasi dengan instansi yang terkait dalam rencana

    pembangunan ini.

    c.Mengadakan atau membangun direksi keet, gudang dan barak kerja.

    d.Mengadakan persiapan tempat penimbunan dan penyimpan bahan.

    e.Mengadakan peralatan, fasilitas dan mesin-mesin pembantu pekerjaan

    guna menjamin kelancaran pekerjaan.

    f. Melaksanakan pengukuran guna menentukan duga lapangan dan

    ukuran-ukuran lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan bangunan

    ini serta memasangbouwplank.

    g.Menyediakan kotak PPPK dan perlengkapannya.

    h.Jalan masuk ke lokasi proyek.

    i. Ijin Mendirikan Bangunan.

    6.2. PEKERJAAN PERSIAPAN

    6.2.1. Pembuatan Pagar Pengaman

    a.Pagar pengaman terbuat dari bahan gedeg guling (sesek) .

     b.Pagar Pengaman dipasang menutup lokasi pekerjaan dan

    memberikan ruang gerak yang cukup bagi pelaksanan pekerjaan

    dan kegiatan rutin.

    c.Pagar pengaman harus terpasang kuat dan rapi sampai

    pekerjaan selesai.

    6.2.2. Koordinasi dan Administrasi

     

    9

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    10/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    a.Sebelum pekerjaan dimulai, maka Pelaksana mengadakan

    persiapan ijin dan berkoordinasi dengan pihak Pemberi Tugas dan

    Pengawas

     b.Sebelum dipasangbouwplank,Pelaksana harus membuat foto dari

    4 (empat) sisi pengambilan. Dan setelah dipasangbouwplank

    Pelaksana juga harus membuat foto dari 4 (empat) sisi.

    c.Ijin bangunan secara administratip akan diurus oleh pihak

    Pemberi Tugas, biaya ijin bangunan tersebut menjadi beban

    Pelaksana.

    d.Pelaksana tidak diperkenankan menempatkan papan reklame

    penggunaan bahan dalam bentuk apapun di lingkungan proyek

    ini.

    Pasal 7

    DIREKSI KEET DAN BANGSAL KERJA

    7.1. LINGKUP PEKERJAAN

    a.Pelaksana diwajibkan membuat gudang tertutup yang dapat dikunci

    dengan aman dan terlindung terhadap hujan dan panas, untuk

    menempatkan seperti P.C. dan alat-alat penting dan sebagainya.

     b.Pelaksana juga harus membuat bangsal terbuka untuk pekerja yang

    melaksanakan pekerjaan kayu dan lain-lain yang tidak langsung

    dikerjakan di lapangan, supaya terhindar dari hujan dan panas.

    7.2. BAHAN DAN PERLENGKAPAN DIREKSI KEET

      7.2.1. Bahan Direksi Keet

    a. Bahan dinding dan pintu dari triplek tebal 4 mm.

     b. Rangka bangunan dari kayu meranti 5/7.

     

    10

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    11/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    c. Lantai dari semen

    d. Jendela naco 8 daun.

    e. Penutup atap seng BJLS 31.

    f. Kunci pintu kuda terbang.

    7.2.2. Perlengkapan Direksi Keet

    a.Satu buah meja ukuran 80 x 100 cm dilengkapi dengan laci yang

     bisa dikunci.

     b.Satu buah kursi untuk meja tulis.

    c.Satu stel meja kursi duduk untuk tamu.

    d.Satu papan tuliswhite boardukuran 90 x 190 cm lengkap

    dengan alat tulis dan penghapusnya.

    e.Satu buah meja ukuran 90 x 120 cm untuk keperluan rapat.

    f. Enam buah kursi untuk meja rapat.

    g.Sebuah almari arsip yang bisa dikunci.

    h.Alat-alat pengaman terhadap kebakaran dan keamanaan kerja

    lainnya.

    i.Perlengkapan PPPK.

    7.3. SYARAT PEMBUATAN DIREKSI KEET

    a.Pekerjaan direksi keet didalam pagar lokasi proyek yang dikerjakan.

     b.Letak direksi keet didekat pintu masuk, guna lebih mudah dijangkauoleh tamu maupun pengawasan kedatangan bahan.

    c.Tinggi direksi keet minimal adalah 3 meter dengan ventilasi dan

    penerangan yang cukup pada siang hari. Untuk malam hari harus

    dipasang lampu secukupnya.

    d.Lantai direksi keet adalah semen, sehingga ruang tidak lembab.

    e.Segala biaya pembuatan direksi keet, Gudang dan Bangsal kerja menjadi

    tanggung jawab dan beban Pelaksana.

     

    11

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    12/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    f.Pemanfaatan bangsal Pengawas setelah pekerjaan ini selesai ditentukan

    kemudian oleh Pelaksana.

    Pasal 8

    PEMBAGIAN LOKASI PEKERJAAN

    PEMBAGIAN HALAMAN UNTUK BEKERJA DAN JALAN MASUK

    a.Apabila Pelaksana mendirikan bangunan sementara (Direksi Keet dan

    Gudang) maupun tempat penimbunan bahan, maka Pelaksana harus

    merundingkan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas/Pengawas tentang

    penggunaan halaman ini.

     b.Semua biaya untuk prasarana, fasilitas untuk memasuki daerah

    pekerjaan, serta akomodasi tambahan diluar daerah Kerja, menjadi

    tanggungan Pelaksana.

    c.Apabila terjadi kerusakan pada jalan kompleks, saluran air atau

     bangunan lainnya yang disebabkan adanya pembangunan ini Pelaksana

     berkewajiban untuk memperbaiki kembali.

    Pasal 9

    PEKERJAAN PENGUKURAN, PASANG BOUWPLANG DAN STRIPING

     TANAH

    9.1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

    Lokasi perletakan bangunan harus bersih dari tanaman/tumbuhan,

    apabila belum bersih, maka Pelaksana wajib untuk membersihkan, dengan

    menebang pohon-pohon maupun semak-semak yang ada pada lokasi

    tersebut.

     

    12

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    13/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    9.2. PEKERJAAN STRIPING TANAH

    a.Pekerjaanstripingadalah mengupas permukaan atas tanah/topsoildari

    humus atau lapisan lunak lainnya hingga bersih.

     b.Luas pekerjaanstriping adalah ( P+6 ) x ( L+6 ) m dengan kedalaman 15-

    20 cm dari muka tanah yang terendah, dimana P dan L masing-masing

    adalah panjang dan lebar bangunan.

    9.3. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PASANG BOUWPLANG

    a.Unsur-unsur yang terkait untuk pengukuran dan pasangbouwplang

    adalah: Pihak Pemberi Tugas, Supervisor, Pengawas dan Pelaksana.

     b.Dasar untuk pengukuran danlay out bangunan adalah gambarlay out

    dari Perencana.

    c.Alat ukur yang digunakan adalahtheodolith atau prisma ukur untuk

    menentukan letak sudut-sudut bangunan dan pita ukur 30 meter untuk

    mengukur panjang dan as-as bangunan.

    d.Bahan-bahanbouwplank:

    - Papan meranti 2/20 cm.

    - Kayu meranti 5/7 cm untuk tiapbouwplank.

    - Paku-paku.

    - Cat/meni untuk tanda perletakan as-as.

    e.Pemasangan bouwplank harus kuat, dengan mempergunakan papan

    meranti 2/20 cm dan tiang meranti 5/7 yang dipancang kuat–kuat pada

    tanah. Semua titik as (sumbu–sumbu) dinding tembok dan sebagainya

    harus diberi tanda dengan cat dan tampak jelas, serta tidak mudah

     berubah-ubah.

    f.Bouwplankmerupakan pedoman letak tinggi lantai bangunan dengan

    permukaan tanah yang merupakan elevasi + 0.00 m bangunan.

    g.Hasil pengukuranbouwplankharus dibuat Berita Acara Pengukuran

     yang disetujui oleh Pengawas.

     

    13

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    14/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    h.Pada bagian dalam bouwplank, dimana bangunan didirikan, tidak

    diijinkan untuk menumpuk tanah, batu kali atau bahan lainnya.

    Pasal 10

    RENCANA KERJA

    10.1. RENCANA KERJA (TIME SCHEDULE )

     

    a.Rencana kerja dibuat oleh Pelaksana berupabar chart (diagram balok)

    secara terinci setiap jenis pekerjaan, dilengkapi dengan kurva S, yang

    memuat prestasi rencana kerja dalam prosen, dengan persetujuan dari

    Pemberi Tugas dan Pengawas.

     b.Pelaksana wajib menggandakannnya sebanyak 3 (tiga) copy yang masing-

    masing diserahkan kepada Pemberi Tugas, Pengawas dan sebuah

    ditempel di bangsal kerja.

    c.Selanjutnya Pelaksana harus berusaha mengikuti Rencana Kerja

    tersebut yang menjadi dasar bagi Pemberi Tugas menilai prestasi

    Pelaksana dan segala sesuatu persoalan yang berhubungan dengan

    kelambatan pekerjaan.

    d.Pelaksana diharuskan membuat Rencana Kerja Mingguan pada setiap

    tahap pekerjaan, paling tidak 3 hari sebelum dimulainya pelaksanaan

    pekerjaan tersebut pada Pemberi Tugas/Pengawas.

    10.2.PEKERJAAN LEMBUR

    a.Apabila Pelaksana bekerja diluar jam kerja (lembur) diharuskan

    membuat Surat Pemberitahuan kepada Pengawas, maximum 1 hari

    sebelum pekerjaan lembur.

     b. Apabila tanpa pemberitahuan, Pelaksana melakukan kerja lembur, maka

    Pengawas akan memberikan teguran secara tertulis dan melaksanakan

     

    14

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    15/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    pembongkaran pada pekerjaan yang dilaksanakan pada jam lembur

    termaksud.

    Pasal 11

    PENJAGAAN

    1.Pelaksana harus melakukan pengamanan barang-barang diseluruh halaman

    pekerjaan bangunan baik selama maupun pada waktu tidak dilakukan

    pekerjaan. Hal ini berlaku pula bagi barang-barang pihak ketiga dan pihak

    Pengawas.

    2.Untuk maksud ini apabila perlu, maka disekeliling pekerjaan pada tempat-

    tempat tertentu dibuatkan pos penjagaan.

    3.Barang-barang dan bahan-bahan bangunan yang hilang, baik yang belum

    maupun yang sudah dipasang tetap menjadi tanggungan pelaksana dan tidak

    diperkenankan untuk diperhitungkan dalam biaya borongan tambahan.

    4.Pelaksana diharuskan melaporkan personil yang tinggal di lokasi pembangunan

    diluar jam kerja pada petugas keamanan setempat.

    Pasal 12

    PEKERJAAN TIDAK BAIK

    1.Dalam waktu yang telah ditentukan oleh Pengawas, Pelaksana diharuskan

    memperbaiki dan atau membuat baru semua pekerjaan yang dinyatakan

    kurang/tidak baik.

    2.Ongkos perbaikan dan atau pembuatan baru ini tetap menjadi tanggung jawab

    pelaksana.

     

    15

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    16/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    3.Tidak ada hak Pelaksana untuk minta perpanjangan waktu karena melakukan

    pekerjaan tersebut dalam ayat 1, pasal ini.

    Pasal 13

    PEKERJAAN TANAH

    13.1. LINGKUP PEKERJAAN

    13.1.1. Pekerjaan Galian dan Pengeboran

    a.Galian tanah pondasi, bak-bak kontrol, saluran-saluran,

    instalasi air/listrik, sumur,septictank dan peresapan serta

     bagian-bagian yang ditunjukkan dalam gambar.

     b.Galian tanah untuk pondasi telapak dan pondasi sumuran.

    13.1.2.Pekerjaan Urugan Pada Bangunan

    a.Urugan tanah bekas lubang galian pondasi.

     b.Urugan sirtu di bawah lantai.

    13.2. BAHAN-BAHAN

     b

    13.2.1.Umum

    Semua bahan urugan yang akan digunakan berupa sirtu atau

    pasir sebelum digunakan harus seijin Pengawas

    13.2.2. Urugan Tanah

     

    16

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    17/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    a.Bahan urugan berupa tanah urug harus bersih dari kotoran,

    humus dan organisme lainnya yang dapat mengakibatkan

    penyusutan atau perubahan kepadatan urugan itu sendiri.

     b.Tanah urug dapat digunakan tanah bekas galian bila kondisi

     baik dan atas persetujuan pengawas.

    13.2.3. Pasir Urug

    Pasir harus berbutir halus dan bergradasi tidak seragam.

    13.3.SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

    13.3.1. Pekerjaan Galian

    a.Kedalaman galian pondasi minimal sesuai gambar.

     b.Apabila sampai kedalaman tersebut pada point (a) belum

    mendapatkan tanah keras, maka pelaksana harus menghentikan

    pekerjaan galian dan dikonsultasikan dengan Pengawas dan

    Perencana untuk mendapatkan pemecahan sebaik-baiknya, dan

    perhitungan volume pekerjaan galian disesuaikan dengan

    kondisi lapangan.

    c.Apabila kedalaman galian sudah mencapai tanah keras sebelum

    mencapai kedalaman seperti pada gambar, maka pelaksana

    dapat menghentikan pekerjaan galian atas persetujuan

    pengawas/supervisor. Dan volume pekerjaan dihitung ulang

    sesuai kondisi lapangan.

    d.Apabila dalam melaksanakan penggalian kedalaman galian pada

    tanah keras lebih dalam, dan untuk mendapatkan kedalaman

     yang sesuai dengan kedalaman yang dimaksud dalam gambar,

    penyesuaian kedalaman dilakukan dengan menggunakan beton

    tumbuk tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas.

     

    17

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    18/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    e.Pada galian tanah yang mudah longsor, Pelaksana harus

    mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang penahan

    atau cara lain yang disetujui Pengawas/Supervisor.

    f. Selama pelaksanaan penggalian, harus dibersihkan juga

     bekas-bekas akar pokok kayu, longsoran atau benda-benda

     yang dapat mengganggu konstruksi pondasi.

    g.Dalam pelaksanaan penggalian, pemasangan pondasi dan

    pekerjaan lain didalam galian harus dihindarkan dari genangan

    air. Untuk itu Pelaksana harus menyediakan pompa air dengan

     jumlah yang cukup unutk menunjang kelancaran pekerjaan

    tersebut.

    h.Apabila ada perubahan yang tidak sesuai dengan gambar akan

    diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang atas

    persetujuan pengawas/supervisor

    13.3.2. Pekerjaan Urugan / Timbunan

    a.Pelaksanaan pengurugan harus dilaksanakan dengan cara setiap

    lapis dengan ketebalan tiap-tiap lapisan± 25 cm dan dipadatkan

    dengan stamper dan disiram air

     b.Tanah yang akan diurugan harus dalam keadaan terurai, bukan

    merupakan bongkahan-bongkahan tanah agar mudah

    dipadatkan.

    c.Tanah bongkahan tidak diijinkan dipakai untuk mengurug,

    disebabkan apabila terkena air tanah dan terurai akan terjadi

    penurunan lantai.

    d.Dalam pelaksanaan pengurugan terutama pasir di bawah lantai,

    Pelaksana harus memperhatikan tingkat kepadataannya,

    sehingga tidak akan terjadi penurunan lantai akibat konsolidasi

    urugan.

     

    18

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    19/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    Pasal 14

    PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

    14.1.LINGKUP PEKERJAAN

    14.1.1. Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu kali

    a.Pasangan aanstamping dibawah pondasi batu kali sebagai

    landasan pondasi.

     b.Pasangan pondasi dan umpak batu kali dengan campuran

    perekat 1 PC : 5 Pasir.

    14.1.2.Pekerjaan Plesteran

    a.Plesteran transram dan benangan sudut, dengan campuran

    1PC : 3 Pasir antara lain :

    - dinding bangunan setinggi 30 cm di atas dan di bawah lantai

    -dinding kamar mandi/WC setinggi 150 cm.

    -plesteran plint/kol.

    -bak peresapan air hujan danseptictank.

     b.Plesteran dan benangan sudut beton dengan campuran

    1PC : 3 Pasir dilaksanakan pada semua pekerjaan beton yang

    nampak.c.Plesteran dinding bata dengan campuran 1 PC : 5 Pasir

    dilaksanakan pada semua dinding batu merah yang tidak

    disebutkan pada ayat a.1. dan a.2. diatas.

    d.Benangan sudut, dengan campuran bagian campuran 1 PC :

    3Pasir.

    e.Acian dengan menggunakan PC, setelah agak kering,

    permukaan acian digosok dengan kertas semen.

    19

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    20/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    14.1.3. Pekerjaan Glasbloc dan Logo

    Glasblock dipasang pada dinding luar bangunan dan disekitar papan

    nama/logo, sesuai gambar.

    14.1.4. Pekerjaan Batu Hias

     Batu hias dipasang pada :

    a.Dinding luar sekeliling bangunan, sesuai gambar.

     b.Pada pilar entrin/teras.

    14.2. BAHAN-BAHAN

    14.2.1.Batu Kali/gunung

    Batu kali yang dipakai untuk pondasi adalah batu belah dengan

    ukuran 15/20 cm, utuh, dan tidak porous.

    14.2.2. Batu Bata

    a.Batu merah harus berkwalitas baik, ukuran minimal 5 x 10,5

     x 22 cm.

     b.Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisinya

    datar, padat dan tidak menunjukkan retak-retak.

    c.Kuat tekan minimal 30 kg/cm2, hasil pembakaran kayu.

    d.Apabila dilakukan pemeriksaan dengan menggoreskan

    ujungnyan pada rusuk yang panjang pada bidang yang keras

    dan kasar sepanjang 1 meter, maka panjangnya berkurang

    akibat aus maksimum 1 cm.

     

    20

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    21/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    14.2.3. Semen Portland ( PC )

    Semen portland harus mempergunakan Semen Gresik atau merk

    lain yang sekwalitas dan yang digunakan harus satu jenis merk

    pabrik juga untuk pekerjaan beton bertulang.

    14.2.4. Roster, Logo dan Tralis besi

    a. Roster menggunakan bahan untuk lubang angin menggunakan

     bahan beton dengan mutu baik.

     b. Glassblock dengan kwalitas baik dipasang pada sekitar logo.

    c. Logo dibuat dari kaca tebal 10 mm bergrafir.

    d. Tralis dari besi plat stip ukuran lebar 3 cm dengan tebal 3 mm.

    14.2.5. Batu Hias

    Batu hias terbuat lempeng batu kali dengan teksur baik.

    14.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

    14.3.1. Pasangan Pondasi Batu Kali

    a.Setelah pasir urugan diatas tanah galian harus disiram hingga

    padat, dan tebalnya telah diukur sesuai dengan rencana, maka

    dapat dipasang aanstamping.

     b.Pasangan aanstamping harus saling mengisi antara batu kali,

    sehingga merupakan landasan pondasi yang utuh dan padat.

    c.Kemudian rongga-rongga antara batu pada aanstamping diisi

    pasir urug dan diberi air hingga padat.

    d.Pondasi batu kali dipasang diatas aanstamping dengan bentuk

    dan ukuran sesuai gambar.

    e.Sebelum dipasang batu untuk pondasi harus dibasahi dengan

    air secukupnya sehingga dapat melekat dengan sempurna.

     

    21

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    22/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    f. Untuk patokan bentuk pasangan batu pondasi harus dipasang

    profil-profil dari bambu atau kayu pada setiap 3 meter pada

    pemasangan memanjang lebih besar dari 8 meter, sehingga

    tarikan benang untuk patokan memanjang tidak melendut

     yang berakibat pasangan tidak rata.

    g.Pasangan pondasi yang tampak di luar tanah, permukaan

    pondasi harus difinishing.

    14.3.2.Pasangan Bata

    a.Batu merah pecah yang dipasang jumlahnya tidak boleh

    melebihi 20 % dari jumlah batu merah yang utuh.

     b.Pasangan tembok batu merah harus dipasang dengan

    hubungan (verband) yang baik tegak lurus siku dan rata. Tinggi

    pasangan tembok ½ batu hanya diperbolehkan maksimum

    tinggi 1 meter untuk setiap hari kerja.

    c.Semua voeg/siar diantara pasangan batu pada hari

    pemasangan harus dikeruk yang rapi.

    d.Sebelum dipasang bata harus dibasahi dengan air secukupnya

    sehingga dapat melekat dengan sempurna.

    e.Untuk patokan bentuk pasangan batu merah harus dipasang

    profil-profil dari bambu atau kayu pada setiap 3 meter pada

    pemasangan memanjang lebih besar dari 8 meter, sehingga

    tarikan benang untuk patokan memanjang tidak melendut

     yang berakibat pasang tidak rata.

    f. Untuk pasangan setengah batu yang luasnya lebih besar dari

    12 meter2 harus dipasang kolom praktis dari beton bertulang.

    14.3.3. Pekerjaan Plesteran

     

    22

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    23/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    a.Untuk plesteran beton, sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan

    maka permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar

    terlebih dahulu (dilukai) dengan betel dan kemudian dibersihkan dan

    disaput dengan air semen.

     b.Pekerjaan plesteran baru dapat dilaksanakan setelah pekerjaan

    instalasi air/listrik sudah terpasang.

    c. Seluruh permukaan dinding tembok yang akan diplester harus

    dibasahi/disiram dengan air bersih terlebih dahulu sampai rata. Serta

    dinding yang diplester harus selalu dibasahi sekurang-kurangnya

    dalam 7 (tujuh) hari. Hal ini dilaksanakan untuk mencegah

    pengeringan plesteran sebelum waktunya.

    d.Semua pekerjaan plesteran, baik plesteran beton maupun plesteran

    dinding tembok harus rata, harus merupakan satu bidang tegak lurus

    dan siku, pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari

    retak-retak/noda-noda dan cacat lainnya.

    e. Pekerjaan plesteran harus dikoordinasikan dengan pekerjaan

    pemasangan instalasi listrik, instalasi air maupun instalasi lain yang

    terletak dibawah plesteran.

    f. Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian akhir

    sesudah diaci, dan dalam keadaan setengah kering digosok dengan

    kertas semen.

    14.3.4. Pekerjaan Roster dan Logo

    a.Pemasangan roster harus rapi rata luar.

     b.Logo dibuat seperti gambar dengan bahan dari kaca tebal 10 mm

     berglasur.

    c.

    14.3.5. Pekerjaan Batu Hias

    Pemasangan batu hias harus rapi dan diberi lapisan anti jamur

    23

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    24/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    Pasal 15

    PEKERJAAN BETON

    15.1. LINGKUP PEKERJAAN

    15.1.1. Pekerjaan Beton tak bertulang dan non struktur.

    a.Untuk pekerjaan beton tidak bertulang seperti lantai kerja

    untuk pondasi beton, beton rabat dan beton tumbuk,digunakan campuran 1 PC : 3 Pasir : 5 Kerikil.

     b.Untuk pekerjaan beton non struktural seperti kolom praktis,

     balok lantai dibuat dari campuran beton dengan

    perbandingan 1PC : 3PS : 5 krikil

    15.1.2. Pekerjaan Struktural

    a.Pekerjaan beton struktural terdiri dari : pondasi, kolom-kolom

    konstruksi, balok-balok anak, ring, latei, portal, tangga, konsol,

    plat lantai listplank beton dan lain-lain yang tercantum dalam

    gambar.

     b.Mutu beton struktural adalah K-250 untuk pekerjaan

    konstruksi yang harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang

    tercantum dalam SK SNI T-15-1991-03 dengan pengawasan

     yang ketat terhadap mutu dengan keharusan untuk memeriksa

    kekuatan tekan beton secara kontinyu berupa pemeriksaan

     benda-benda uji melalui laboratorium yang ditunjuk atas biaya

    Pelaksana.

    15.2. BAHAN-BAHAN

     

    24

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    25/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    15.2.1. Umum

    Bahan-bahan campuran beton berupa PC, agregat halus/kasar,

    Pelaksana harus mengajukan lebih dahulu contoh-contoh yangmemenuhi syarat-syarat dari berbagai sumber (tempat

    pengambilan).

    15.2.2.Semen Portland (PC)

    a.Jenis PC

    1.Semen portland yang dipakai harus dari jenis 1 menurut

    Peraturan Semen Portland Indonesia SNI-03 yaitu Semen

    Gresik atau merk lain dengan persetujuan tertulis

    Pengawas/Supervisor.

    2.Satu tidak boleh dikerjakan dengan lebih dari satu merk

    semen. Untuk maksud penggunaan merk yang berbeda

    dengan yang sudah dilaksanakan harus diadakan testulang sesuai dengan prosedur untuk itu.

     b.Penyimpanan PC

    1.Semen harus sampai di tempat pekerjaan

    2.Agar kualitas tidak berubah, semen harus disimpan dalam

    gudang yang kedap air, diatas kaki setinggi 30 cm dan

     berventilasi cukup.

    3.Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari

    sepuluh lapis, penyimpanan dari pengiriman tiap hari

    hendaknya terpisah agar semen yang datang lebih dulu,

    akan dipergunakan lebih dahulu.

     

    15.2.3.Agregat halus (Pasir).

     

    25

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    26/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    a.Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir atau batuan

     yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu asal memenuhi SK

    SNI T-03

     b.Agregat halus harus bersih dan tidak boleh mengandung

    lumpur lebih 5% (terhadap berat kering) serta memenuhi

    gradasi yang baik.

    c.Pasir laut tidak boleh dipergunakan.

    15.2.4.Agregat Kasar.

    a.Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu

    pecah, yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu asal

    memenuhi SNI -03

     b.Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan

    tidak berpori serta bersifat kekal.

    c.Bila mengandung butir-butir yang keras dan tidak boleh

    melampaui 20 %.

    d.Agregat juga tidak boleh kotor dengan kandungan lumpur

    maximum 1%, bila melebihi maka agregat kasar harus dicuci.

    e.Selain tak boleh mengandung lumpur juga tak boleh

    mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat

    reaktif alkali.

    f. Gradasi agregat kasar disyaratkan memenuhi syarat SK SNI -03

    g.Ukuran butir agregat maximum tidak boleh lebih dari pada

    seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang sepanjang dari

    cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga perempat dari jarak

     bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas

    tulangan.

    15.2.5. Air.

     

    26

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    27/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

     Air untuk pembuatan dan perawatan beton-beton harus air bersih

    (yang dapat minimum) dan tidak boleh mengandung minyak, asam,

    alkohol, garam-garam dan bahan-bahan lain yang dapat merusak

     beton/tulangan baja.

    15.2.6. Baja Tulangan.

    a.Mutu baja tulangan.

    1.Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U-24(baja

    polos) untuk tulangan sengkang, plat, kolom praktis, balok

    anak serta balok latai dan mutu U-32 untuk balok induk

    dan kolom (struktur portal) sesuai dengan SK SNI T-15-

    1991-03.

    2.Apabila baja tulangan ukuran dan kwalitasnya diragukan

    oleh Pengawas, maka Pelaksana harus memeriksakan ke

    lembaga pemeriksaan bahan yang diakui atas biaya

    Pelaksana.

    3.Untuk balok anak dan plat semua tulangan menggunakan

     baja polos sedangkan balok induk dan kolom (struktur

    portal) menggunakan baja ulir.

     b.Dimensi Besi Tulangan.

    1.Ukuran baja tulangan harus seperti dalam gambar.

    2.Penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan

    atas persetujuan tertulis oleh Pengawas/Supervisi.

     

    27

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    28/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    3.Bila penggantian dapat disetujui, maka luas penampang

     yang diperlukan tidak boleh kurang dari tulangan yang

    tersebut dalam gambar atau perhitungan.

    4.Segala biaya yang ditambah oleh pengganti tulangan

    terhadap yang digambar, sejauh bukan kesalahan gambar

    adalah tanggungan Pelaksana.

    c.Penyimpan Besi Tulangan.

    Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab,

    dipisahkan sesuai dengan diameter serta asal pembelian,

    semua baja tulangan harus dilindungi terhadap segala macam

    kotoran dan minyak serta sejauh mungkin dihindarkan

    terhadap pengaruh garam kuat.

    15.2.7. Bahan Pembantu (Bahan Kimia).

    a.Pemakaian bahan kimia pembantu kecuali yang disebut dalamgambar atau syarat harus seizin tertulis dari

    Pengawas/Supervisor.

     b.Apabila Pelaksana akan menggunakan bahan kimia, maka

    Pelaksana harus mengajukan permohonan tertulis lebih dahulu

    dengan disertai alasan dan bukti-bukti manfaat yang telah

    dibuktikan dengan hasil pemeriksaan Laboratorium dengan

    hasil percobaannya.

    c.Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari

    pabrik dan selama bahan-bahan pembantu ini digunakan,

    maka harus diadakan pengawasan yang cermat.

    d.Pemakaian bahan pembantu tidak boleh menyebabkan

    dikuranginya volume semen dalam adukan.

    15.2.8. Bekisting.

     

    28

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    29/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    a.Pembuatan bekisting harus memenuhi syarat-syarat dalam SK

    SNI-03.

     b.Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang

    cukup kering dilapisi dengan tripleks tebal 3 mm.

    c.Rangka penguat konstruksi bekisting dari kayu ukuran 5/7

    sebagai penyokong, penyangga maupun pengikat, sehingga

    mampu mendukung tekanan beton pada saat pengecoran

    sampai selesai proses pengikatan.

    d.Penyangga struktur lantai (balok, lantai dll)dapat digunakan

    kayu dengan ukuran minimal 5/7 cm dengan jarak maksimum

    50 cm dengan dialasi dengan papan kelas III antara tanah dan

    penyangga (perancah).

    e.Sebagai perancah dapat digunakanscafolding baja.

    15.2.9. Spesi Beton.

    a.Pada pengecoran pondasi, kolom struktur, plat dan balok lantai

    II sebaiknya menggunakanready mix, sedang untuk pekerjaan

     yang bersifat praktis atau non struktur, Pelaksana diijinkan

    menggunakan campuran yang dibuat sendiri, dengan tuntutan

    mutu beton seperti yang disyaratkan.

    15.3. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN.

    15.3.1.Lapisan Penutup Beton.

    a.Tebalnya lapisan beton harus mendapat persetujuan

    Pengawas/Supervisor dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan

    menurut SK SNI T-15-1991-03.

     b.Untuk mendapatkan ketebalan lapis penutup beton yang

    seragam maka harus dibuat beton ganjal tulangan/beton blok

     

    29

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    30/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    persegi yang dapat diikat terhadap baja tulangan dengan mutu

    perekat yang sama dengan suatu batas yang dicor.

    15.3.2.Penulangan.

    a.Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan.

    1.Pelaksana diharuskan membuat gambar detail pemotongan

     baja tulangan dengan berpedoman kepada gambar-gambar

     beton yang ada sesuai dengan ketentuan.

    2.Gambar-gambar detail setelah disetujui Pengawas mengikat

    untuk dilaksanakan.

    3.Baja tulangan dibengkok atau diluruskan dalam kedaan

    dingin, kecuali apabila pemasangan diizinkan oleh

    Pengawas.

    4.Pembengkokan atau melurusi tulang tidak boleh dengan

    cara-cara yang merusak tulangan.

     b.Pemasangan baja tulangan.

    1.Tulangan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan jarak-

     jarak yang terdapat pada gambar beton, sedemikian rupa

    hingga sebelum dan selama pengecoran dan letaknya tidak

     berubah.

    2.Sehubungan dengan ketapatan tebal penutup beton, maka

    selain dipasang beton-beton ganjal bila perlu dipasang

    penahan jarak dari baja tulangan (korset) dengan jumlah

    minimum 4 buah tiap-tiap m2 cetakan atau lantai kerja.

    c.Tulangan Susut.

     

    30

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    31/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    Untuk seluruh plat beton ditambahkan tulangan susut seperti

    tercantum pada gambar, apabila dalam gambar tidak

    tercantum, maka harus memasang tulangan susut dengan besi

     beton diameter 8 mm jarak 200 mm.

    Untuk balok dengan ketinggian lebih dari 60 cm harus

    dipasang tulangan susut kiri/kanan ditengah tinggi balok

    dengan diameter 12 mm.

    15.3.3.Bekisting.

    a.Umum.

    1.Ukuran dalam bekisting adalah ukuran jadi beton sesuai

    dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar.

    2.Bekisting harus diperkuat sedemikian rupa, sehingga tidak

     bocor/pecah pada saat mendapat tekanan spesi.

    3.Sebelum pengecoran, bekisting harus dibersihkan darikotoran, serbuk gergaji, kawat ikat, kemudian bekisting

    dibasahi air sampai jenuh.

     b.Kolom.

    1.Bekisting kolom harus dapat dibuat utuh untuk satu

    kolom, atau dengan cara pengecoran bertahap.

    2.Bekisting kolom harus tegak lurus keatas, dengan

    pemeriksaan menggunakan unting-unting atautheodolith.

    3.Hubungan horisontal antara kolom harus lurus kemudian

    diikat dengan kaso 5/7 antara sesama bekisting.

    4.Antara bagian dalam bekisting kolom dengan tulangan

    terluar dipasang pengganjal yang diikat pada tulangan

    tersebut, agar tulangan tidak melekat pada bekisting.

     

    31

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    32/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    c.Balok dan Plat.

    1. Perancah untuk balok/plat dipasang pada tanah landasan

     yang telah dipadatkan, agar pada saat dibebani pada saat

    pelaksanaan pengecoran tidak terjadi penurunan.

    2. Kaki perancah dilandasi dengan papan klas III, sehingga

    menjadikan beban merata pada tanah dasar perancah.

    3.Perancah diikat satu dengan lainnya dengan reng 2/3 atau

     bambu.

    4.Setelah perancah kuat, maka pemasangan bekisting

     balok/plat dapat dilaksanakan.

    5.Pada penggunaan ready mix, mengingat bekisting akan

    menerima beban lebih berat akibat menumpuknya adukan

     beton yang dituang dari concrete pump unit, maka

    konstruksi penunjang bekisting harus lebih kuat.

    6.Untuk menghindari ini, pelaksana membuat lokasi

    penuangan menurut zone-zone yang ditetapkan diluar

     bagian yang dicor, sehingga dalam waktu istirahat dapat

    memindahkan slang concrete pump unit ke lokasi

    penuangan yang dimaksud.

    15.3.4.Peralatan Kerja dan Pengujian.

    a.Yang disebut dengan peralatan kerja adalah :

    - Mesin pengaduk (beton molen) apabila membuat campuran

    sendiri.

    - Mesin penggetar (vibrator).

    - Takaran-takaran bahan-bahan beton.

    - Alat pengangkut adukan.

     

    32

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    33/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

     b.Yang disebut dengan peralatan pengujian, adalah :

    - Slump test (kerucut Abrams).

    - Cetakan cetak silinder beton yang terbuat dari besi, yang

    kesemua alat tersebut dalam keadaan bisa bekerja dengan

     baik.

    c. Jalan kerja, yaitu jalan diatas tulangan, agar dalam

    pelaksanaan pengecoran tidak terjadi kerusakan tulangan,

    terutama tulangan plat, tempat berdiri orang atau jalan bagi

    gerobak pengaduk adukan beton. Jalan kerja terbuat dari

    papan meranti 2/20, dibuat sedemikian rupa tidak menempel

    tulangan, sehingga tulangan yang terpasang tidak rusak

    terinjak.

    d.

    15.3.5. Dimensi Beton.

     Dimensi beton adalah ukuran beton sendiri, tanpa adanya

    plesteran, yang merupakan ukuran dalam (rong) bekisting.

    15.3.6. Pelaksanaan Pengecoran dengan Cara Manual.

    a.Pengecoran.

    Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan

    perawatan beton, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

    didalam SNI T-03.

     b.Takaran campuran beton.

     

    33

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    34/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    Pelaksanaan penakaran campuran beton, harus dengan kotak-

    kotak takaran yang sama volumenya, yang merupakan volume

     yang sama dengan atau kelipatan satu sak semen. Hal ini akan

    diatur oleh Pengawas.

    c.Pengadukan campuran beton.

    Pengadukan beton harus dilaksanakan dengan menggunakan

    mesin pengaduk beton (beton molen) yang bekerja baik.

    Pemberhentian pengadukan dilakukan bila adukan sudah

    rata/homogen.

    d.Pengangkutan campuran beton.

    Pengangkutan beton dari molen sampai tempat cetakan harus

    hati-hati, dapat dipergunakan ember, talang atau kereta

    dorong, sedemikian rupa sehingga adukan yang sudah

    homogen tidak berubah/terjadi pemisahan bahan.

    e.Penuangan adukan pada bekisting.

    - Penuangan adukan pada plat atau balok diusahakan tidak

    terjadi segregasi.

    - Penuangan pada pengecoran kolom maksimal 2,00 meter,

    sehingga terjadi penguraian campuran.

    -

    15.3.7.Ready Mix.

    a.Penggunaanready mix.

    Pada pengecoran yang telah ditentukan diatas, maka pelaksana

     wajib memperhitungkan kemampuan tenaga dan peralatan

    penunjang, sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan

    pengecoran beton.

     b.Transportasi Kendaraan Pengangkut.

     

    34

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    35/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    Sarana transportasi adukan beton adalah truck dengan bobot >

    10 Ton, maka pelaksana harus memperhatikan kemampuan

     jalan masuk ke lokasi pengecoran agar tidak terjadi kemacetan

    akibat terperosoknya truck pengangkut, apabila perlu

    dilakukan perbaikan kemampuan dukung jalan.

    c.Peletakan concrete pump unit.

    - Pelaksana dapat meletakkan concrete pump unit (unit

    pompa beton) pada tempat yang mudah dicapai oleh truck

    pengangkut.

    - Juga harus diperhatikan lokasi truck pengangkut untuk

    menunggu penuangan adukan kedalamconcrete pump unit,

    agar tidak terjadi kemacetan di jalan umum.

    d.Waktu Pelaksanaan.

     Jadwal pelaksanaan harus diperhitungkan secara pasti,

    apakah dengan menggunakan waktu kerja dengan

    memperhitungkan lokasi pemutusan pengecoran. Atau

    pengecoran diselesaikan secara keseluruhan dengan

    memperhitungkan :

    - Jumlah tenaga kerja setiapshift.

    - Peralatan penerangan untuk kerja malam hari.

    - Peralatan penunjang pengecoran.

    - Kontinuitas datang adukan beton dari pabrik.

    e.Pengeringan Adukan Beton.

    Mengingat belum terbiasanya menggunakanready mix, maka

    untuk waktu pengeringan direncanakan dalam waktu relatif

    panjang, setidak-tidaknya 6 jam setelah penuangan adukan ke

    dalam bekisting. Ini memungkinkan pemindahan dari lokasi

    penuangan ke bagian dicor dengan tenaga manusia.

    15.3.8.Pendataan dan Penggunaan Alat Penggetar (Vibrator).

     

    35

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    36/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    a.Pencegahan Rongga

    Untuk mencegah timbulnya rongga dan sarang kerikil, adukan

     beton yang dituangkan pada cetakan harus dipadatkan dan

    merata dengan menggunakan mesin penggetar (vibrator).

     b.Pemadatan pada kolom.

    - Pada pengecoran kolom yang tinggi, maka setiap hari

    pengecoran tidak boleh lebih tinggi dari 2 meter, sehingga

    mudah digunakan vibrator. Apabila tidak dapat digunakan

     vibrator biasa dapat digunakan moulding vibrator, dengan

    tetap menjaga sumbu tegak kolom tetap vertikal.

    - Apabila dalam keadaan khusus, kolom tinggi sulit

    dilakukan pemadatan dengan vibrator, maka bekisting

    kolom yang dicor, dipadatkan dengan memukul-mukul

     bekisting dengan palu kayu sampai terdengar seluruh

     bagian yang dicor terisi penuh dan padat.

    c.Pemadatan Plat/Balok.

    - Alat penggetar pada pengecoran plat/balok harus

    digunakan berdiri 90 derajat, hanya dalam keadaan khusus

    dipergunakan bersudut 45 derajat, dan tidak

    diperkenankan menyentuh tulangan.

    - Ujung penggetar harus diangkat dari dalam adukan apabila

    adukan terlihat mulai mengkilap sekitar ujung penggetar

    atau kurang lebih 30 detik.

    15.3.9.PengujianSlump.

    a.Pengujian slump dilakukan sebelum pengecoran dan

    sepengetahuan pengawas/supervisor.

     

    36

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    37/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

     b. Pengujianslump, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pada

    pasal-pasal dalam SK SNI -03 yang masih berlaku disesuaikan

    dengan kondisi bahan di lapangan.

    c.Apabila takaran air telah ditentukan, berdasarkan pengujian

    slump, maka alat penakar tersebut harus digunakan selama

    pelaksanaan pengecoran.

    d.Apabila takaran air adalah ember, maka pada muka air yang

    telah ditentukan, dibuat lubang, sehingga tinggi air tetap

    seperti yang dikehendaki.

    e.Peralatan pengujianslump harus tersedia di lapangan dimana

    sewaktu-waktu Pengawas Lapangan dapat melakukan

    pengujianslump sesuai dengan hasil pencampuran bahan yang

    ada di lapangan.

    f. Beton adukan yang tidak memenuhi syaratslump tersebut tak

     boleh dicor kedalam cetakan.

    g.Nilai slum berkisar 8-12 cm.

    15.3.10. Pembuatan Benda Uji.

    a.Selama pelaksanaan pengecoran berlangsung, Pelaksana

    diwajibkan membuat benda uji silinder diameter 15 tinggi 30

    cm atau dengan cetakan benda uji yang lain sesuai dengan

     yang dimaksud dalam SK SNI -03, terbuat dari bahan plat besi

    dengan tebal yang cukup, sehingga waktu dipadatkan tidak

     berubah bentuknya.

     b.Pelaksanaan pembuatan benda uji, hendaknya dilakukan oleh

    Pelaksana Ahli atau dalam hal ini Pelaksana dapat

    menghubungi pihak Laboratorium Konstruksi Beton, dalam hal

    pengambilan beton untuk pembuatan benda uji.

     

    37

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    38/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    c.Pengambilan untuk benda uji harus dilakukan secara acak

    dengan persetujuan Pengawas/Supervisor sehingga lantai yang

    di test dapat mewakili mutu konstruksi beton yang dimaksud.

    d.Benda-benda uji, berdasar pada volume total yang dikerjakan, berpedoman pada pekerjaan yang bersifat struktural, antara

    lain: pondasi, balok induk, balok anak, kolom, plat dan bagian

    lain yang dinyatakan dalam gambar.

    e.Jumlah benda uji, berdasar pada volume total yang dikerjakan,

     beropedoman pada volume total rencana yang diajukan oleh

    Pelaksana.

    f. Pada pelaksanaan dengan volume beton lebih besar dari 60

    m3 minimal harus dibuat 2 benda uji untuk setiap volume 5

    m3, dengan maksud dalam waktu yang singkat dapat

    terkumpul 24 benda uji.

    g.Kalau volume beton kurang dari 60 m3, maka Pengawas

    Lapangan dapat menentukan jumlah pengambilan benda uji

    sesuai dengan kondisi lapangan asal mewakili pondasi, plat,

     balok induk, balok anak dan tangga yang dicor pada saat yang

     bersamaan.

    h.Pengambilan benda-benda uji harus diambil adukan yang

    diperkirakan akan mewakili bagian yang dicor.

    i. Pengisian campuran kedalam cetakan dilakukan menjadi 3

    (tiga) lapisan dengan tebal yang sama. Pada tiap lapisan

    dipadatkan dengan besi diameter 16 mm sebanyak 10

    tusukan dengan merata.

     j. Setiap benda uji diberi tanda bagian yang dicor dan tanggal

    pembuatan.

    k.Apabila konstruksi yang telah dicor tidak dilakukan

    perendaman maka benda uji tersebut tidak boleh direndam.

    l. Benda uji yang baru dibuat harus disimpan pada tempat yang

    aman dan harus disimpan pada tempat yang aman dan harus

    terhindar dari getaran-getaran.

     

    38

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    39/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    m.Untuk mendapatkan gambaran tentang mutu beton yang

    dilaksanakan, benda-benda uji tersebut dapat dilakukan test di

    Laboratorium pada umur relatif muda, setidak-tidaknya 4

    (empat) hari setelah dicetak, dengan memperhatikan SKSNI T-15-1991-03 dan hasil test tersebut dapat dijadikan dasar

    mempertimbangkan apakah perlu diadakan perubahan dalam

    campuran beton.

    15.3.11 Evaluasi.

    a.Evaluasi kekuatan beton akan dilakukan secepat mungkin,

    agar bila terjadi mutu beton yang jelek, segera dilakukan

    langkah-langkah perbaikan.

     b.Bila jumlah benda uji kurang dari 20 buah, evaluasi dapat

    dilakukan dengan rumus-rumus statistik/dengan berpedoman

    pada SK SNI T-03.

    c.Apabila mengalami kesulitan didalam menentukan standart

    deviasi rencana (Sr) seperti tercantum dalam Pasal 4.5.

     Ayat 3, maka hasil standart deviasi dan percobaan

    pendahuluan bisa dipergunakan, dengan menggunakan angka

     yang lebih besar dari data yang ada.

    15.3.12.Penghentian Pengecoran.

    Penghentian pengecoran dilakukan pada tempat-tempat yang telah

    disetujui oleh Pengawas/Supervisor didalam pola rencana

    pengecoran.

    15.3.13.Untuk mencegah gangguan cuaca, dianjurkan agar disediakan

    tenda-tenda/plastik secukupnya sehingga jalannya pengecoran

    tetap lancar.

     

    39

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    40/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    15.3.14 Perawatan Beton.

    a.Pada konstruksi beton yang baru dicor harus dijaga terhadap

    pengaruh-pengaruh getaran dsb, yang akan dapat

    mempengaruhi proses pengikatan beton.

     b.Permukaan beton harus dilandasi dari pengeringan yang terlalu

    cepat dan/tidak merata, dengan cara disiram air atau ditutup

    karung goni yang dibasahi selama 14 (empat belas) hari.

    15.3.15. Penyambungan Dengan Beton Lama/Tembok.

    Bidang-bidang beton lama yang akan dihubungkan dengan adukan

     beton baru yang merupakan sisa pelaksanaan harus dikeraskan

    dulu, dibersihkan dengan susunan seperti adukan beton (tanpa

    agregat kasar) barulah kemudian dicor adukan beton yang baru.

    Cara seperti ini adalah untuk mendapatkan hubungan beton yang

    lama dan yang baru yang baik.

    15.3.16. Pembongkaran Bekisting.

    Bekisting hanya dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah

    mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan

     beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Pembongkaran

    tersebut harus mendapat persetujuan dari pengawas ahli. Setelah

    ia memeriksa hasil-hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungantersebut . Bagaian-bagian konstruksi dimana terjadi barang-barang

    kerikil harus diperbaiki dengan penuh keahlian.

     Waktu pembongkaran begisting plat dilakukan setelah beton

     berumur 14 hari, sedangkan untuk begisting balok setelah beton

     berumur 21 hari dan kolom setelah 3 hari.

    Pasal 16.

    PEKERJAAN LANTAI/PELAPIS DINDING.

     

    40

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    41/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    16.1. LINGKUP PEKERJAAN.

    16.1.1. Pasang Lantai.a.Pemasangan keramik 30 X 30 cm untuk seluruh bangunan

    dalam/luar gedung yang tidak disebutkan lain dan tangga.

     b.Pemasangan pelapisan keramik 20 X 20 cm pada bagian

    KM/WC.

    c.Pemasangan keramik 40 X 40 cm untuk bangunan lantai 1

    d.Pemasangan lantai keramik 30 x 30 cm pada lantai tribun.

    16.1.2. Pelapis Dinding.

    a.Pemasangan keramik pelapis dinding pada kamar

    mandi/WC ukuran 20 X 25 cm, warna ditentukan kemudian.

    16.2. BAHAN – BAHAN.

    16.2.1. Umum.

    a.Sebelum mendatangkan bahan Pelaksana harus mengajukan

    contoh bahan terlebih dahulu kepada Pengawas/Supervisor

    untuk mendapatkan persetujuan.

     b.Warna yang belum ditentukan dalam Pedoman atau mendapat

    perubahan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas.

    c.Segala persetujuan Pemberi Tugas adalah secara tertulis.

    16.2.2. Lantai Keramik.

     

    41

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    42/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    a.Untuk semua bahan lantai keramik ukuran 30 X 30 cm, 40 X 40

    cm, menggunakan kualitas 1 dengan merk sekualitas

    Romand /Asia.

     b.Lantai kamar mandi/WC menggunakan keramik ukuran 20 X20

    cm kualitas 1, merk sekualitas Romand/Asia.

    c.Pelapis dinding kamar mandi/WC menggunakan keramik

    ukuran 20 X 25 cm kualitas 1, merk sekualitas Romand/Asia.

    16.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAA.

    16.3.1. Umum.

    a.Pengecoran nat dilakukan setelah pemasangan keramik

     berlangsung 3 (tiga) hari atau setelah pasangan lantai keramik

    kokoh dan spesi di bawah keramik kering, atau dengan

    persetujuan Pengawas.

     b.Naat lantai keramik atau harus lurus dan bersilangan saling

    tegak lurus.

    c.Warna cor naat disesuaikan dengan warna keramik/marmer.

    d.Pada daerah tepi yang memerlukan potongan-potongan, maka

    pemotongan harus digunakan mesin pemotong, kemudian tepi

     yang terpotong harus dihaluskan.

    e.Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air sampai

     jenuh.

    16.3.2. Spesi Pemasangan.

    a.Seluruh lantai keramik/marmer dipasang dengan perekat 1 PC :

    3 Pasir.

     b.Kecuali pada kamar mandi/WC pemasangan lantai keramik

    dapat dilakukan sesuai dengan Ayat 16.3.1.

     

    42

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    43/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    16.3.3. Pemasangan Lantai Keramik.

    a.Lantai Bawah.

    1.Tanah dasar dari lantai keramik harus padat dan diatas

    tanah dasar harus diberi pasir urug padat sebelum

    pemasangan patlah bata.

    2.Patlah bata sebagai dasar lantai keramik diberi spesi dari PC

    dengan campuran 1pc : 5ps..

    3.Pemasangan patlah dibawah keramik dilaksanakan setelah

    pengurugan dengan pasir urug benar telah rata dan padat.

    4.Setelah patlah cukup kuat, maka pelaksanaan pemasangan

    lantai keramik dapat dilakukan sesuai dengan Ayat 16.1.

     b.Lantai Atas.

    1.Pada lantai atas, pemasangan lantai keramik dilapis pasir

    tipis diatas beton yang ada.

    2.Pemasangan lantai keramik sesuai dengan prosedur Ayat16.3.1.

    16.3.4. Pasang Keramik Dinding.

    a.Sebelum keramik dipasang, dindingnya harus diplester tipis

    dahulu dengan campuran yang sama dengan perekat.

     b.Prosedur pemasangan berdasarkan pada Ayat 16.3.1.

    c.Pemasangan keramik dinding harus tegak lurus lantai.

    d.Bahan perekat padat, apabila keramik diketuk dengan jari akan

    terdengar suara yang nyaring dan sama.

    Pasal 17.

    PEKERJAAN PINTU/JENDELA

    17.1. LINGKUP PEKERJAAN.

     

    43

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    44/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    17.1.1. Pekerjaan Kayu & Alumunium.

    a.Pembuatan dan pemasangan kusen pintu/jendela kayu dalam

     berbagai bentuk serta ukuran pada bagian main entrance sesuai

    gambar.

     b.Pembuatan dan pemasangan kusen pintu/jendela alumunium

    dalam berbagai bentuk dan pada bagian dinding bangunan

    lengkung yang sesuai gambar.

    c.Pembuatan dan pemasangan daun jendela dan daun pintu.

    d.Pembuatan dan pasang daun pintu panil kayu untuk daun pintu

     bagian main entrance gedung dan daun pintu alumunium

    dengan penyekat melanine dibagian luar dan tripek berlapis

    alumunium dibagian dalam untuk kamar mandi/wc.

    e.Pembuatan dan pemasangan daun pintu alumunium untuk

    semua ruangan dengan penyekat dari kaca reyben.

    17.2. BAHAN-BAHAN

    17.2.1. Bahan Kayu.

    a.Panil kayu untuk daun pintu entrance .

    Panil daun pintu bahan kayu jati tebal minimum 3,5 cm.

     b.Untuk kusen kayu digunakan kayu jati ukuran 6 x 15 cm.

    c.Ukiran kayu diatas dan disamping kusen dari kayu jati dengan

    tebal 3 cm.

    d.Kayu jati untuk kusen, daun pintu panil dan ukiran harus

     bermutu baik dan jumlah mata kayu tidak boleh lebih dari 3

    mata kayu pada setiap batangnya atau dengan persetujuan

    pengawas.

    17.2.1. Bahan Alumunium.

    a. Daun jendela bahan alumunium merk INDALUM dengan ukuran

    standart warna coklat.

     

    44

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    45/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

     

    17.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

    17.3.1. Pekerjaan Kusen Kayu.

    a.Pemasangan semua kusen kayu harus dipasang ditengah-tengah

    tebal tembok sehingga mendapatkan benangan luar dan dalam.

     b.Untuk mendapatkan ikatan yang kuat dengan tembok/beton,

    kusen dipasang angker 2 dan dok dari besiφ 12 mm sebanyak

     yang diperlukan.

    c.Pada agker dan dok tersebut dicor dengan campuran

    perekat 1 Pc : 3 Ps yang dicor secara padat dan halus.

    17.3.2. Pekerjaan Kusen Alumunium.

    a.Pemasangan kusen alumunium harus dipasang rapi.

     b.Dipasang angker sebagai penguat.

    c.Pada pertemuan alumunium dengan kaca atau melamine.

    dipasang lis dari karet dengan mutu baik.

    d.Pemasangan lis kaca atau melamine harus rapat.

    Pasal 18

    PEKERJAAN RANGKA ATAP

    18.1. LINGKUP PEKERJAAN

    18.1.1. Pekerjaan Rangka.

    a.Kuda-kuda profil WF 16 x 7 Inchi atau WF 400x200x7x11 dan

    Gording profil light channel C 125x50x20x3.2 digunakan Baja

    kualitas baik dan penempatan sesuai gambar.

     b.Tiga baris gording dari gording paling bawah atap dipasang dobel

    dari profil light channel 2xC 125x50x20x3.2.

    45

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    46/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    c.Semua jenis sambungan baja menggunakan kombinasi

    sambungan baut dan las.

    d.Untuk mendapatkan konstruksi yang kokoh hubungan gording

    dan kuda-kuda dapat dilihat gambar detail.

    e.Pada bagian tengah bentang gording dipasang penggantung

    gording dengan besi diameter 10 mm, lihat gambar.

    f. Usuk dan reng dari bahan galvalum. Ukuran usuk dan reng

    galvalum yang akan dipasang harus mendapat persetujuan dari

    direrksi atau pengawas

    g.Pemasangan usuk ke gording dan reng ke usuk dengan

    menggunakan krup atau dengan cara lain atas persetujuan

    direksi.

    h.Pekerjan baja harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga

    mendapatkan bidang atap yang rata dan rapat serta tidak bocor.

    i. Pada kaki kuda-kuda dipasang plat landas dari baja dengan

    2x30x60 dengan tebal 10mm.

     j. Untuk mendapatkan kedudukan yang terikat antara kuda-kuda

    dan beton kolom, harus dipasang baut angker∅ 16 mm panjang

    60 cm dan bagian ujung diberi kait.

    k.Pelaksana tidak boleh memasang atap dan langit-langit ( plafon

    hanger) sebelum seluruhnya kelengkapan kap selesai

    dilaksanakan dengan baik dan sempurna.

    18.1.2. Pekerjaan Penutup Atap

    Penutup atap yang digunakan adalah dari genteng keramik

     berglasur, ukuran harus sama dan sebelumnya Pelaksana harus

    mengajukan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas untuk

    mendapatkan persetujuan.

     

    46

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    47/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    Pasal 19

    PEKERJAAN PLAFON

    19.1. LINGKUP PEKERJAAN

     19.1.1. Rangka Plafon.

    Pemasangan penggantung langit-langit sesuai dengan ukuran

    plafon yang direncanakan sesuai gambar.

    19.1.2. Penutup Langit-langit.

    a.Plafon lantai 1 menggunakan tripleks tebal 4 mm ukuran

    sesuai gambar.

     b.Plafon lantai 2 menggunakan bahan multiplek dengan

    ketebalan 9 mm dan dibentuk sesuai gambar.

    19.2. BAHAN-BAHAN

    19.2.1. Bahan Penggantung Plafon.

    a.Semua penggantung langit-langit dari baja tulangan diameter 8

    mm.

     b.Pada plafon dengan bentang baik panjang maupun lebarnya

    lebih dari 9m2 harus dipasang balok penggantung rangka

    plafon dari kayu meranti 6/10 cm atau dengan cara lain

    dengan persetujuan dirksi/pengawas.

    c.Balok rangka plafon ukuran 5/7 cm untuk bentang panjang

    dan ukuran 4/6 untuk bagian yang terpotong-potong.

    d.Klos kayu meranti 2/3 cm.

     

    47

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    48/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    19.2.2. Bahan Plafon.

    a.Triplek dengan ukuran sesuai gambar

     b.List plafond keliling menggunakan kayu ukuran tebal 1 cm dan

    lebar 5 cm berpriofil gergaji mesin.

    19.3.PELAKSANAAN PEKERJAAN

    19.3.1. Penggantung Plafon.

    a.Untuk mendapatkan bidang langit yang rapi dan rata, maka

     bidang kayu bagian bawah rangka plafon harus diserut

    (dipasrah) hingga rata.

     b.Apabila pada gambar tidak tercantum, maka pada arah sisi

    pendek setiap ruangan, setiap luasan 9 m2 dipasang balok

    penggantung kayu meranti merah ukuran 6/10 cm.

    19.3.2. Pemasangan Plafon.

    a.Rangka plafon dipasang dengan baik dan telah diperiksa dan

    disetujui pengawas, maka pemasangan penutup plafon dapat

    dilaksanakan.

     b.Pemasangan plafon diberi naat 2 mm.

    c.Guna mendapatkan nat yang lurus dan rata, maka apabila

    terdapat ujung yang tidak rata harus diratakan terlebih dahulu.

    19.3.3. Pemasangan List Plafon.

    a.List plafon dipasang pada tepi plafon yang menempel dinding.

     b.Pemasangan list plafon harus lurus, baik yang menempel

    dinding maupun permukaannya.

     

    48

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    49/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    c.Agar mendapatkan pemasangan yang lurus pada tepi dinding,

    maka plesteran dinding harus rata terutama pada bagian yang

    akan ditempeli list.

    d.Cara penyambungan list juga menggunakan cara yang benar.

    Pasal 20

     ALAT PENGGANTUNG/PENGUNCI, BESI DAN KACA

    20.1. LINGKUP PEKERJAAN.

    20.1.1. Pekerjaan Pintu.

    a.Setiap daun pintu panil dipasang 3 (tiga) buah engsel.

     b.Setiap daun pintu panil dipasang pegangan pintu dibagian luar

    dan dalamnya serta diberi kunci tanam.

    c.Setiap pintu ruangan maupun pintu utama dipasang kunci

    d.Pada pintu KM/WC dipasang grendel dibagian dalamnya dan

    penganagan pintu dibagian luarnya.

    e.Pada setiap pintu alumunium untuk ruang dipasang

    penganagan pintu dibagian luar dan dalamnya dan dipasang

    kunci tanam.

    f. Pada pintu berdaun ganda, salah satu daun pintu dipasang

    kunci tanam dan pegangan pintu dibagian luar dan dalamnya.

    g.Daun pintu dari aluminium menggunakanengseldengan mutu

     baik.

    20.1.2. Pekerjaan Jendela.

    a.Daun jendela merupakansliding window/sikutan.

     b.Setiap daun jendela dipasang 1 buah pengunci/grendel dengan

    mutu baik.

    49

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    50/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    20.1.3. Pekerjaan Kaca.

    a.Pemasangan kaca pada daun pintu Alumunium maupun jendela

    kaca.

     b.Semua kaca ukurannya sesuai gambar detail, kaca yangdigunakan harus bersih tidak cacat dan tidak bergelombang.

    Kaca reyben tebal 5 mm

    20.2. BAHAN –BAHAN

    20.2.1. Umum.

    a.Sebelum Pelaksana mendapatkan bahan supaya mengajukan

    contoh bahan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan

    dari Pengawas

     b.Persetujuan Pengawas berupa kwalitas, mutu, merk berlaku,

    sesuai brosur atau sesuai persetujuan Pengawas berdasarkan

    Pedoman.

    20.2.2. Pekerjaan Daun Pintu.

    a.Engsel berkwalitas baik menggunakn merk ARCH untuk pintu

    alumunium

     b.Pintu panil utama menggunakan sliding door dua arah (kiri-

    kanan)

    c.Pintu panil samping menggunakan engsel dengan mutu baik

     yang disetujui oleh direksi/pengawas.

    d.Kunci tanam memakai merk SES type 204double slag.

    e.Grendel tanam berkwalitas baik tidak cacat memakai merk

     Alpha asli.

    f. Kunci tanam pintu alumunium memakai merk Alpha.

    g.Pegangan pintu pada pintu panil dari mutu yang baik dan atas

    persetujuan direksi/pengawas.

     

    50

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    51/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    20.2.3. Pekerjaan Jendela.

    a.Hak angin untuk jendela mutu baik.

     b.Kaca jendela menggunakan kaca riben 5 mm.

    20.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.

    20.3.1. Daun Pintu Panil.

    a.Semua pemasangan engsel harus rapi sehingga pintu secara

    fungsional dapat ditutup dan dibuka dengan mudah dan ringan.

     b.Pemasangan kunci/vrybezet/grendel tanam harus rapi dan

    muidah dioperasikan.c.Sekrup-sekrup engsel, kunci dan lain-lain harus rata pada

    permukaan pintu.

    20.3.2. Daun JendelaKaca.

     a. Pemasangan kaca pada jendela alumunium menggunakan list

    PVC/karet yang khusus.

    Pasal 21

    PEKERJAAN PENGECATAN

    21.1. LINGKUP PEKERJAAN.

    Pekerjaan pengecatan ini mencakup semua pekerjaan pengecatan bangunan

    ini antara lain :

    21.1.1. Pengecatan dinding 

    Pengecatan dinding tembok untuk seluruh dinding

    21.1.2. Pengecatan langit-langit

    Pengecatan langit-langit lantai 1 dan 2 menggunakan cat plafon

     warna terang atau atas persetujuan pengawas.

     

    51

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    52/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    21.1.3. Pengecatan Daun Pintu Panil

    Pengecatan Daun Pintu Panil dan kusen menggunakan sending

     warna terang.

    21.1.4. Pengecatan Talang Tegak.

    21.2. BAHAN –BAHAN.

    21.2.1. Umum.

     Warna untuk setiap pengecatan ditentukan kemudian olehPengawas/Supervisor.

    21.2.2. Cat Kayu.

    - Cat penutup merk EMCO.

    - Plamuur kayu merk PEDANG.

    - Meni kayu produksi PEDANG.

    21.2.3. Cat Tembok.

    - Cat penutup dalam merk chatylax.

    - Plamir tembok buatan sendiri.

    21.2.4. Cat/Meni Besi.

    a.Cat penutup merk amco.

     b.Meni produksi PEDANG.

    21.2.4. Sanding dan pelapis melanine

     Sanding dan pelapis melamine dop mutu baik.

    21.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

     

    52

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    53/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    21.3.1. Pengecatan kayu.

    a.Setelah pekerjaan kayu yang akan dicat diberi dasaran cat meni

    maka semua celah retak dan lubang harus dibersihkan

    diplamur rata dan halus baru diberi cat penutup/warna.

     b.Setelah plamuuran kering betul, maka bidang yang dicat

    diamplas dengan amplas besi halus dan rata, kemudian

    dibersihkan dari debu dan terakhir dicat 3 (tiga) kali dengan

    kuas sampai rata.

    c.Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus

    utuh, rata dan tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara.Bidang cat dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

    21.3.2. Pengecatan Tembok/Plafon.

    a.Pengecatan dapat dilaksanakan setelah bidang plesteran tembok

     benar-benar sudah kering.

     b.Permukaan-permukaan tembok yang cacat atau tidak rata harus

    diperbaiki terlebih dahulu dengan bahan yang telah disetujuioleh Pengawas sampai rata dan halus.

    c.Setelah plamuuran betul-betul kering, maka plamuuran

    diamplas sampai halus dandibersihkan dari debu yang

    menempel.

    d.Setelah percobaan warna disetujui oleh Pengawas/Supervisor,

    maka dilakukan pengecatan dengan rollersetidak-tidaknya 3

    (tiga) kali pengecatan.e.Untuk warna-warna sejenis, Pelaksana diharuskan

    menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran yang

    sama dari pabrik.

    f. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus

    utuh, rata dan tidak ada bagian-bagian yang belang dan bidang

    cat dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

    g.Proses pengecatan plafon sama dengan proses pengecatan

    dinding.

     

    53

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    54/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    21.3.3. Pengecatan Besi.

    a.PVC yang akan dimeni harus dibersihkan dulu dengan amplas

     yang halus, kemudian dilap agar bekas amplas dan minyak yang

    melekat dihilangkan.

     b.Setelah permukaan besi bersih, maka bidang yang akan dicat

    ditutup dengan meni sampai merata.

    c.Setelah meni kering, kemudian dicat 3 (tiga) kali.

    d.Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk harus

    utuh, rata dan tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara.

    Bidang cat dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

    21.3.4. Pekerjaan sending

    a.Permukaan harus digosok sampai halus.

     b.Sending dilakukan 3 kali

    Pasal 22

    PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

    22.1. LINGKUP PEKERJAAN.

    22.1.1. Umum.

    a.Pengadaan bahan-bahan dan alat-alat sampai ditempat lokasi.

     b.Pemasangan bahan dan alat tersebut sampai bisa beroperasi

    dengan sempurna, sampai mendapat persetujuan Pengawas.

     

    54

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    55/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    c.Pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan

    selama dalam masa pemeliharaan.

    d.Penyambungan kabel dari gardu induk ke gedung dengan

    menggunakan tiang.e.Diatas papan nama dipasang lampu 3 buah lampu spot (150

     watt/lampu) yang menempel pada plat canopy.

    22.1.2. Pemasangan Sistem Distribusi Daya Listrik.

    a.Pemasangan panel distribusi tegangan rendah.

     b. Pemasangan panel-panel penerangan dan panel-panel tenaga

    seperti tertera pada gambar rencana.

    c.Dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang nyata harus dipasang

    menurut yang dinyatakan dalam gambar dan Pedoman.

    d.Pemasangan penyambungan listrik sampai nyala.

    22.1.3. Pemasangan Instalasi Penerangan Dan Tenaga.

    a.Pemasangan instalasi penerangan dari jenis, type dan ukuran

    serta cara pemasangan yang dinyatakan dalam gambar.

    22.2. BAHAN-BAHAN

    22.2.1. Persyaratan Umum

    a.Semua bahan peralatan harus baru, dan sesuai dengan syarat-

    syarat yang dimaksud dalam gambar, dan Pedoman.

     b.Sebelum mendatangkan bahan/material terlebih dahulu

    diajukan contoh-contoh atau brosur-brosur dan gambar

    kerjanya.

    22.2.2 Bahan dan Peralatan Untuk Distribusi Daya Listrik.

    a.Panel dan sub pelat baja minimal tebal 2 mm, dicat dasar tahan

    karat bagian luar dan dalam sebelum dicat oven warna abu-abu.

     b.Saklar pemusatan aliran induk.

     

    55

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    56/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    22.2.3. Kabel Tegangan Menengah/Rendah.

    a.Kabel-kabel instalasi dari kwalitas terbaik produksi dalam

    negeri.

     b.Merk kabel yang bersitifikat LMK dan telah disetujui oleh

    Pengawas.

    c.Jenis dan ukuran sesuai yang dinyatakan dalam gambar untuk

    itu.

    22.2.4. Pipa-pipa Instalasi dan Persilangan.

    a.Pipa kabel digunakan pipa PVC dengan ukuran yang sesuai atau

    minimal diameter 5/8 “ , dan tidak boleh ada sambungan kabel

    didalamnya. Khususnya untuk kabel tertentu (kabel Pembagi)

    didekat panel digunakan pipa besi yangdigalvanished.

     b.Persilangan pipa disambung dengan T doos dengan dop dengan

     bahan PVC dilengkapi dengan tutupnya.

    c.Sambungan kabel pada persilangan terbuka ditutup dengan dop

     bahan keramik atau PVC.

    22.2.5. Saklar dan Stop Kontak

    a.Armateur saklar dan stop kontak, merk Broco.

     b.Untuk stop kontak yang berada dibawah merk Broco. dilengkapi

    dengan penutup putar.

    c.Stop kontak dengan beban 16 Amper atau lebih merk Broco.

    dilengkapi dengan steker kontaknya.

    d.Doos digunakan typeinbouw (tertanam dalam dinding) dengan

     bahan logam yang khusus untuk itu, yaitu hubungan doos

    dengan saklar disekrup (system kuku atau cakar yang

    mengembang tidak diperbolehkan).

     

    56

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    57/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    22.2.6. TL (Tube Lamp/Lampu Tabung)

    a.Armateur lampu TL produksi dalam negeri dan telah mendapat

    persetujuan Pengawas, macam, jenis dan ukuran daya sesuai

     yang dinyatakan dalam gambar.

     b.Kotak lampu, terbuat dari plat seng BJLS 44 (yang berada di

    pasaran) dicat dasar tahan karat, kemudian di cat dengan warna

    putih.

    c.Tabung Lampu 2x20 watt, type cool white nomor 54 ex atau

    CHIYODA.

    d.Ballast, merk PHILIPS atau SINAR.

    e.Kondensator merk SANYO, TOSHIBA atau sekwalitas dilengkapi

    sekering kecil 1 A.

    22.2.7. Lampu Pijar.

    a.Fitting, produksi dalam negeri kwalitas baik, terbuat dari bahan

    ebonit.

     b.Untuk kamar mandi/WC atau daerah berair digunakan type WD

     yang terbuat dari dari bahan keramik.

    c.Lampu pijar, merk PHILIPS atau CHIYODA.

    22.2.8. Lampu SL.

    a.Armatur lampu SL berupa armatur tanam dalam plafon dengan

    mutu baik.

     b.Lampu SL, merk PHILIPS atau CHIYODA

    c.Lampu ditanam pada plafon.

    22.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.

    22.3.1. Persyaratan Utama

     

    57

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    58/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    a.Gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari

    peralatan yaitu panel dll. Penyesuaian harus dilakukan

    dilapangan, jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi

    dilapangan.

     b.Gambar untuk pengajuan ke PLN dan Gambar jaringan

    terpasang, dibuat oleh Pelaksana berdasarkan gambar rencana.

    c.Gambar pelaksanaannya yang dibuat oleh Instalatir harus

    diserahkan kepada Pelaksana setelah pekerjaan selesai, dengan

    segala catatannya.

    d.Perubahan atas gambar rencana harus melalui persetujuan

    Pelaksana, setelah ada pengajuan tertulis dari Pelaksana.e.Pembagian group diatur kemudian dan atas persetujuan

    pengawas.

    22.3.2. Panel Utama Tegangan Rendah Dan Sub Panel

    a. Konstruksi panel induk dan sub panel harus kokoh, mempunyai

    pintu yang dapat dibuka dengan mudah, dikunci, dilengkapi

    dengan :

    - Pilot lamp. Warna merah, kuning dan hijau untuk fase R, S,

     T dan dilengkapi zekering kecil untuk masaing-masing

    lampu.

    - Saklar untuk memutuskan arus dari distribusi induk.

    - Untuk panel induk setidak-tidaknya dipasang meter

    penunjuk Amper dan Voltase.

     b. Busbar harus dipasang dengan kokoh dengan bahan isolator,

    didalam panel dengan ketentuan sbb :

    - Busbar netral dan busbar pentanahan dipasang pada posisi

     berseberangan (atas dan bawah/kiri dan kanan)

    - Busbar diberi tanda untuk phase R, S, T, nol dan

    pentanahan.

    - Busbar pentanahan (ground) dihubungkan dengan bagian-

     bagian yang harus tidak bertegangan, antara lain : kotak

    panel atau benda-benda konduktif.

     

    58

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    59/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    - Busbar yang menghantarkan arus listrik harus dilapisi

    dengan bahan yang mencegah oksidasi antara lain “Silver

    Plated “.

    c.Ujung-unjung kabel berkas (standart) harus mempunyai sepatu

    kabel (lug) typecompression yang sesuai, dan ujung-ujung kabel

    harus masuk semua ke sepatu kabel.

    d.Penyambungan kabel dari jaringan listrik kompleks ke panel

    induk menggunakan kabel tanah type NYFGBY dan tidak boleh

    menggunakan sambungan. Apabila terpaksa dengan

    sambungan, maka harus seijin dengan Pengawas Ahli Listrik.

    22.3.3. TL, SL dan armaturenya.

    a.Semua armature TL yang terbuat dari metal harus mempunyai

    terminal pertanahan (grounding) dan ditanamkan dengan kabel

     warna kuning strip hijau (PUIL 1987, Pasal 720 B.I. ).

     b.Semua lampu fluorrecent dan lampudischarge lainnya harus

    dikompensasi dengan “Power Factor Correction Capasitor“ yang

    cukup untuk mencapai power factor sekitar 80 % - 85 %.

    c.Kapasitor/Kondensator harus dipasang paralel dan dilengkapi

    dengan zekering kecil untuk menghindarkan adanya bahaya

    kebocoran kapasitor (kondensator).

    d.Satu TL menggunakan satu kondensator dan satu ballast.

    e.Box tempat ballast, kapasitor (kondensator), dudukan starter

    dan terminal blok harus cukup besar dan dibuat sedemikian

    rupa sehingga panas yang ditimbulkannya tidak mengganggu

    kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu

    sendiri.

    f. Kabel-kabel dalam box harus diberikan aluran atau klem-klem

    tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor

    (kondensator).

    g.Penyambungan kabel dalam box harus menggunakan Terminal

    kabel.

     

    59

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    60/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    22.3.3.Lampu Pijar

    Pemasangan fitting lampu pijar harus kokoh menempel pada

    penggantung plafon.

     Apabila terletak ditengah plafon, maka harus dibuat perletakan yang

    dipakukan pada penggantung plafon.

    22.3.4.Stop Kontak ( kotak kontak ).

    a.Seluruh stop kontak 1 phase atau 3 phase harus memiliki

    terminal fasa netral dan pentanahan (grounding), yang semuanya

    dihubungkan dengan kabel-kabel yang sesuai ukuran dan

     warnanya sesuai PUIL 1987.

     b.Pemasangan stop kontak tertanam dalam dinding (model

    inbouw).

    c.Penanaman box stop kontak dalam dinding harus kokoh

    sehingga tidak mudah tercabut, selanjutnya panel stop kontak

    disekrupkan pada kotak tersebut.

    d.Semua kontak-kontak daya 1 phase dan 3 phase type splash

    proof/dust roof dipasang 1,50 meter dari lantai.

    e.Apabila dipasang dibawah + 125 cm harus mempergunakan

    tutup/kunci pengaman (W.D.).

    f. Semua kontak-kontak daya 1 phase harus mempunyai rating 10

     A / 16 A-250 V / 380 V.

    g.Semua kontak-kontak (stop kontak) daya harus menggunakan

    bushing.

    22.3.5. Sakelar

    a.Pemasangan dan penempatan jenis skakelar tunggal dan sakelar

    ganda serta sakelar tiga sesuai gambar.

     b.Pemasangan sakelar tertanam didalam dinding (model inbouw).

     

    60

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    61/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    h.Penanaman box sakelar dalam dinding harus kokoh sehingga

    tidak mudah tercabut , selanjutnya panel sakelar disekrupkan

    pada kotak tersebut.

    c.Tinggi pemasangan kontak-kontak adalah 150 cm dari muka

    lantai.

    d.Sakelar harus terpasang kuat pada doos sakelar yang khusus

    untuk itu.

    22.3.6. Jaringan Kabel

    a.Kabel-kabel yang dipergunakan sesuai ukuran, jenis yang

    dinyatakan dalam gambar.

     b.Kabel-kabel instalasi menggunakan warna-warna sesuai PUIL

    1987 Pasal 720 E.I. :

    Fasa Warna

    R

    S

     T

    Netral / O

    Pentanahan

    Merah

    Kuning

    Hitam

    Biru

    Kuning strip hijau

    c.Pemasangan jaringan kabel didalam dinding beton atau dinding

    harus dilewatkan dalam pipa dengan pertemuan sambungan pada

     T doos yang dapat dibuka.

    d.Penanaman pipa dilaksanakan sebelum beton dicor, atau sebelum

    dinding diplester.

    e.Tidak diijinkan adanya sambungan kabel didalam pipa.

    f. Pipa yang ditanam pada beton diusahakan sewaktu proses

    pengecoran beton tidak terjadi kebocoran, sehingga adukan beton

    cair masuk kedalam pipa atau kerusakan lainnya akibat

    pelaksanaan pengecoran.

    61

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    62/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    g.Pipa yang ditanam pada dinding harus diklem, dan kuat selama

    pelaksanaan pekerjaan plesteran.

    h.Pemasangan jaringan terbuka, pada setiap jarak maksimal 1,00

    m harus dipasang pengikat dari porselein, dan diikatkan dengan

    kencang serta kabel harus tegang.

    i. Kabel-kabel daya yang menuju kontak-kontak (stop kontak)/

    sakelar dari bawah lantai/kabel trench harus dilindungi

    galvanized steel conduct pipe (pipa baja khusus intalasi listrik

     yang digalvanis) dan diklem.

    22.3.7. Pengujian dan Instalasi

    a.Pelaksana harus mempersiapkan peralatan, tenaga ahli dan

    fasilitas lainnya untuk menyelenggarakan serangkaian pengujian

    terhadap material equipment, serta intalasinya, untuk

    memperlihatkan bahwa seluruh pekerjaan sudah dilaksanakan

    dengan baik, memenuhi segala persyaratan dan apa-apa yang

    dimaksudkan.

     b.Semua pengujian diselenggarakan atas biaya Pelaksana.

    c.Biaya perbaikan atau kerusakan yang terjadi akibat pengujian

    menjadi tanggung jawab Pelaksana.

    d.Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat-syarat spesifikasi

    dan gambar-gambar harus segera diganti, tanpa membebankan

    ongkos tambahan kepada Pemberi Tugas.

    e.Pengujian berikut harus dilakukan untuk kabel instansi, sebelumdan sesudah dipasang : test insulasi, test kontinuitas, dengan

    disaksikan oleh Pengawas dan dicatat hasilnya.

    f. Sebelum pengujian diadakan antara lain pemeriksaan sebagai

     berikut :

    1.Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang

    dimaksud.

    2.Pemeriksaan kekuatan mekanis.

     

    62

     

  • 8/19/2019 Rks Auditorium Ok

    63/74

     Rencana Kerja dan Syarat-syarat 

    3.Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

    Pasal 23

    PEKERJAAN PERPIPAAN AIR BERSIH DAN KOTOR

    23.1. LINGKUP PEKERJAAN

    23.1.1. Instalasi Perpipaan Air Bersih

    a.Pengadaan bahan, peralatan dan memasang semua sistem

    distribusi air bersih dari pipa distribusi lingkungan dalamUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO atau sumur gali

     yang dibuat oleh pelaksana menujuground