Referat Itp New

download Referat Itp New

of 19

Transcript of Referat Itp New

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    1/19

    REFERAT

    PURPURA TROMBOSITOPENIA IDIOPATIK

    DISUSUN OLEH:

    UMI KALSUM

    030.09.258

    PEMBIMBING:

    Dr. Alfian Nurbi, Sp.PD

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

    RUMAH SAKIT OTORITA BATAM

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

    PERIODE 10 JUNI 2013 18 AGUSTUS 2013

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    2/19

    LEMBAR PENGESAHAN

    REFERAT

    PURPURA TROMBOSITOPENIA IDIOPATIK

    Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian akhir Program

    Pendidikan Profesi Dokter di bagian Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam

    Rumah Sakit Otorita Batam

    Disusun Oleh:

    Umi Kalsum

    030.09.258

    Telah disetujui pada

    Tanggal........Juni 2013

    Mengetahui ,

    Dr. Alfian Nurbi, Sp.PD

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    3/19

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul Purpura Trombositopenia

    Idiopatik tanpa hambatan berarti.

    Melalui kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada dr. Alvian Nurbi, Sp.PD selaku pembimbing dalam penyusunan referat ini, serta

    kepada dokter-dokter pembimbing lain di bagian Penyakit Dalam RS Otorita Batam. Tujuan

    dari pembuatan referat ini selain untuk menambah wawasan bagi penyusun dan pembacanya,

    juga ditujukan untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam.

    Penyusun menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari

    kesalahan. Oleh karena itu penyusun sangat berharap adanya masukan, kritik maupun saran

    yang membangun.

    Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga tugas ini

    dapat memberikan tambahan informasi bagi kita semua.

    Batam, Juli 2013

    Penyusun

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    4/19

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................

    BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ .....

    PURPURA TROMBOSITOPENIA IDIOPATIK ............................................................

    2.1.1 Definisi ...................................................................................................................

    2.1.2 Etiologi ....................................................................................................................

    2.1.3 Epidemiologi ...........................................................................................................

    2.1.4 Patofisiologi ............................................................................................................

    2.1.5 Manifestasi Klinis ...................................................................................................

    2.1.6 Klasifikasi ...............................................................................................................

    2.1.7 Pemeriksaan...........................................................................................................

    2.1.8 Diagnosis..................................................................................................................

    2.1.9 Penatalaksanaa .........................................................................................................

    2.2.0 Prognosis...................................................................................................................

    BAB III KESIMPULAN ................................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    5/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Purpura trombositopenia idiopatik sampai saat ini masih belum jelas diketahui

    penyebab jelasnya. Di Amerika, pasien yang terdiagnosis sekitar 70 pasien dewasa dari

    satu juta orang dan 50 pasien anak dari satu juta orang. Di Indonesia sendiri belum

    terdapat data akurat mengenai jumlah pasien yang menderita purpura trombositopenia

    idiopatik tersebut. PTI merupakan gangguan perdarahan yang sering dijumpai pada anak

    usia 2-4 tahun, lebih sering pada wanita. PTI dapat dibagi menjadi akut dan kronik.

    Dikatakan akut apabila manifestasi klinik muncul kurang dari enam bulan dan dikatakankronik apabila manifestasi klinik muncul lebih dari enam bulan. Biasanya akut PTI terjadi

    pada anak-anak dan PTI kronik terjadi pada pasien dewasa. Manifestasi klinis yang dapat

    muncul berupa perdarahan spontan seperti perdarahan di bawah kulit dari petekie sampai

    purpura, perdarahan mukosa seperti epistaksis, perdarahan gusi, dan menorragi.

    Manifestasi klinis yang jarang terjadi berupa perdarahan intracranial, perdarahan retina,

    perdarahan pada saluran digestivus, dan perdarahan saluran urinarius. Pada pemeriksaan

    laboraterium darah didapatkan penurunan trombosit yang drastis.

    Jumlah trombosit normal pada umumnya lebih dari 150.000 trombosit per mikroliter

    darah beredar. Orang dengan ITP sering memiliki jumlah trombosit di bawah 20.000.

    Dengan adanya jumlah trombosit menurun, risiko perdarahan meningkat. Risiko terbesar

    adalah ketika jumlah trombosit jatuh sangat rendah yaitu di bawah 10.000 trombosit per

    mikroliter. Pada jumlah segitu, perdarahan internal dapat terjadi meskipun tidak ada

    cedera apapun.

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    6/19

    BAB II

    PEMBAHASAN

    DEFINISI

    Purpura trombositopenia idiopatik adalah suatu gangguan autoimun yang ditandai

    dengan trombositopenia yang menetap (angka trombosit darah perifer kurang dari

    150.000/mL) akibat autoantibodi yang mengikat antigen trombosit menyebabkan destruksi

    prematur trombosit dalam sistem retikuloendotel terutama limpa 1.

    Purpura trombositopenia idiopatik adalah kelainan akibat trombositopenia yang tidak

    diketahui penyebabnya (idiopatik), tetapi sekarang diketahui bahwa sebagian besar kelainan

    ini disebabkan oleh proses imun karena itu disebut juga sebagai autoimmune

    thrombocytopenic purpura 2. Kata trombositopenia menunjukan bahwa terdapat angka

    trombosit yang rendah, sedangkan kata purpura berasal dari suatu deskripsi akan kulit yang

    berwarna lebam karena simptom penyakit, warna ungu pada kulit ini disebabkan oleh

    merembesnya darah di bawah kulit.

    ETIOLOGI

    Dalam kebanyakan kasus, penyebab PTI tidak diketahui. Seringkali pasien yang

    sebelumnya terinfeksi oleh virus (rubella, rubeola, varisela) atau, sekitar tiga minggu menjadi

    ITP. Hal ini diyakini bahwa tubuh, ketika membuat antibodi terhadap virus, "sengaja" juga

    membuat antibodi yang dapat menempel pada sel-sel platelet. Tubuh mengenali setiap sel

    dengan antibodi sebagai sel asing dan menghancurkan mereka. Itulah sebabnya PTI juga

    disebut sebagai imuno thrombocytopenic purpura.

    Sumsum tulang adalah jaringan lembut, kenyal yang berada di tengah tulang panjang

    dan bertanggung jawab untuk membuat sel-sel darah, termasuk trombosit. Sumsum tulang

    merespon rendahnya jumlah trombosit dan menghasilkan lebih banyak untuk mengirim ke

    tubuh. Sel-sel di sumsum tulang pada pasien dengan PTI, akan banyak trombosit muda yang

    telah dihasilkan. Namun, hasil tes darah dari sirkulasi darah akan menunjukkan jumlah

    trombosit yang sangat rendah. Tubuh memproduksi sel-sel normal, tetapi tubuh juga

    menghancurkan mereka. Dalam kebanyakan kasus, tes darah lainnya normal kecuali untuk

    rendahnya jumlah trombosit. Pada pasien PTI, trombosit biasanya bertahan hanya beberapa

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    7/19

    jam, dibandingkan dengan trombosit yang normal yang memiliki umur 7 sampai 10 hari.

    Trombosit sangat penting untuk pembentukan bekuan darah.

    EPIDEMIOLOGI

    Insiden PTI pada anak antara 4,0-5,3 per 100.000, PKI akut umunya terjadi pada

    anak-anak usia antara 2-6 tahun. 7-28% anak-anak dengan PTI akut berkembang menjadi

    kronik. Purpura Trombosit Idiopatik pada anak berkembang menjadi bentuk PTI kronik pada

    beberapa kasus menyerupai PTI dewasa yang khas. Insidensi PTI kronis pada anak

    diperkirakan 0,46 per 100.000 anak pertahun.

    Insidensi PTI kronis dewasa adalah 58-66 kasus baru per satu juta populasi pertahun

    (5,8-6,6 per 100.000) di Amerika dan serupa yang ditemukan di Inggris. PurpuraTrombositopenia Idiopatik kronik pada umumnya terdapat pada orang dewasa median rata-

    rata usia 40-45 tahun. Ratio antara perempuan dan laki-laki adalah 1:1 pada penderita PTI

    akut sedangkan pada PTI kronik adalah 2-3:1. 1

    Jumlah insiden ITP yang sebenarnya, tidak diketahui, karena individu dengan

    penyakit ringan mungkin asimtomatik sehingga tidak terdiagnosis. Di Amerika Serikat,

    penyakit gejala terjadi pada sekitar 70 dewasa / 1.000.000 dan 50 anak / 1.000.000.

    Penderita PTI refrakter didefinisikan sebagai suatu PTI yang gagal diterapi dengan

    kortikosteroid dosis standar dan splenektomi yang selanjutnya mendapat terapi karena angka

    trombosit dibawah normal atau ada perdarahan. Penderita PTI refrakter ditemukan kira-kira

    25-30 persen dari jumlah penderita PTI. Kelompok ini mempunyai respon jelek terhadap

    pemberian terapi dengan morbiditas yang cukup bermakna dan mortalitas kira-kira 16%. 1,4

    PATOFISIOLOGI

    PTI disebabkan oleh autoantibodi trombosit spesifik yang berikatan dengan trombosit

    autolog kemudian dengan cepat dibersihkan dari sirkulasi oleh sistem fagosit mononuklear

    melalui reseptor Fc makrofag. Diperkirakan bahwa PTI diperantai oleh suatu autoantibodi,

    mengingat kejadian transient trombositopenia pada neonatus yang lahir dari ibu yang

    menderita PTI, dan perkiraan ini didukung oleh kejadian transient trombositopenia pada

    orang sehat yang menerima transfusi plasma kaya IgG, dari seorang penderita PTI. Trombosit

    yang diselimuti oleh autoantibodi IgG akan mengalami percepatan pembersihan di lien dan di

    hati setelah berikatan dengan reseptor Fcg yang diekspresikan oleh makrofag jaringan. Pada

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    8/19

    sebagian besar penderita akan terjadi mekanisme kompensasi dengan peningkatan produksi

    trombosit. Sebagian kecil yang lain, produksi trombosit tetap terganggu, sebagian akibat

    destruksi trombosit yang diselimuti autoantibodi oleh makrofag didalam sumsum tulang

    (intramedullary), atau karena hambatan pembentukan megakariosit, kadar trombopoetin tidak

    meningkat, menunjukan adanya masa megakariosit normal. 5

    Untuk sebagian kasus PTI yang ringan, hanya trombosit yang diserang, dan

    megakariosit mampu untuk mengkompensasi parsial dengan meningkatkan produksi

    trombosit. Penderita PTI dengan tipe ini dapat dikatakan menderita PTI kronik tetapi stabil

    dengan jumlah trombosit yang rendah pada tingkat aman. Pada kasus berat, auto antibodi

    dapat langsung meyerang antigen yang terdapat pada trombosit dan juga megakariosit. Pada

    tipe ini produksi trombosit terhenti dan penderita harus menjalani pengobatan untuk menghindari resiko perdarahan internal atau organ dalam. 1Antigen pertama yang berhasil

    diidentifikasi berasal dari kegagalan antibodi PTI untuk berikatan dengan trombosit yang

    secara genetik kekurang kompleks glikoprotein IIb/IIIa. Kemudian berhasil diidentifikasi

    antibodi yang bereaksi dengan glikoprotein Ib/IX,Ia/IIa,IV dan V dan determinasi trombosit

    yang lain. Juga dijumpai antibodi yang bereaksi terhadap berbagai antigen yang berbeda.

    Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen yang diperkirakan dipicu oleh antibodi, akan

    menimbulkan pacuan pembentukan neoantigen, yang berakibat produksi antibodi yang cukupuntuk menimbulkan trombositopenia.

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    9/19

    Gambar tersebut dapat menjelaskan bahwa faktor yang memicu produksi autoantibodi tidak

    diketahui. Kebanyakan penderita mempunyai antibodi terhadap glikoprotein pada permukaan

    trombosit pada saat penyakit terdiagnosis secara klinis. Pada awalnya glikoprotein IIb/IIIa

    dikenali oleh autoantibodi, sedangkan antibodi yang mengenali glikoprotein Ib/IX belum

    terbentuk pada tahap ini.

    (1) trombosit yang diselimuti autoantibodi akan berikatan dengan sel penyaji antigen

    (makrofag atau sel dendritik) melalui reseptor Fcg kemudian mengalami proses

    internalisasi dan degradasi.

    (2) Sel penyaji antigen tidak hanya merusak glikoprotein IIb/IIIa, tetapi juga

    memproduksi epitop kriptik dari glikoprotein trombosit yang lain.

    (3) Sel penyaji antigen yang teraktifasi

    (4) Mengekspresikan peptida baru pada permukaan sel dengan bantuan kostimulasi (yang

    ditunjukkan oleh interaksi antara CD 154 dan CD 40) dan sitokin yang berfungsi

    menfasilitasi proliferasi inisiasi CD4 positif Tcell clone (Tcell clone 1) dan spesifitas

    tambahan (Tcell clone 2)

    (5) Reseptor sel imunoglobulin sel B yang mengenali antigen trombosit (Bcell clone 2)

    dengan demikian akan menginduksi proliferasi dan sintesis antiglikoprotein Ib/IX

    antibodi dan juga meningkatkan produksi antiglikoprotein IIb/IIIa antibodi oleh B cell

    clone 1. 1,3,5

    MANIFESTASI KLINIK

    Tanda dan gejala dari idipatik trombositosis purpura adalah meningkatnya perdarahan akibat

    menurunnya jumlah platelet. Bentuk perdarahan dalam:

    a. Purpura. Perdarahan yang terjadi pada kulit dan membran mukosa (seperti di dalam

    mulut) yang berwarna keunguan. Lebam yang tidak jelas penyebabnya.

    b. Petekie. Bintik-bintik merah di kulit. Terkadang bintik merah saling menyatu dan

    mungkin terlihat seperti ruam. Bintik merah merupakan perdarahan di bawah kulit

    c. Perdarahan yang sulit berhenti

    d. Perdarahan dari gusi

    e. Mimisan

    f. Menstruasi yang berkepanjangan pada wanita

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    10/19

    g. Hematuria

    h. Perdarahan saluran cerna 3

    Perdarahan intrakranial merupakan komplikasi yang palin serius pada PTI. Hal ini mengenai

    hampir 1% penderita dengan trombositopenia berat. Perdarahan biasanya di subarachnoid,

    sering multipel dan ukuran bervariasi dari petekie sampai ekstravasasi darah yang luas. 1

    KLASIFIKASI

    Berdasarkan onset penyakit ITP dibedakan tipe akut dan kronik

    a. PTI akut

    Kejadiaannya kurang atau sama dengan 6 bulan. PKI akut sering dijumpai pada anak,

    jarang pada dewasa. Onset penyakit biasanya mendadak, riwayat infeksi mengawali

    terjadinya perdarahan berulang, sering dijumpai eksantem pada anak-anak (rubeola

    dan rubella) dan penyakit saluran napas yang disebabkan oleh virus. Virus yang

    paling banyak diindetifikasi adalah varicella zooster dan ebstein barr. Manifestasi

    perdarahan PTI akut pada anak biasanya ringan, perdarahn intrakranial terjadi kurang

    dari 1% pasien. Pada PTI dewasa bentuk akut jarang terjadi, namun dapat mengalami

    perdarahan dan perjalanan penyakit lebih fulminan. PTI akut pada anak biasanya self

    limiting, remisi spontan terjadi pada 90% penderita, 60% sembuh dalam 4-6 minggu

    dan lebih dari 90% sembuh dalam 3-6 bulan.

    b. PTI kronik

    Kejadiaannya lebih dari 6 bulan. Onset PTI kronik biasanya tidak menentu, riwayat

    perdarahan sering ringan sampai sedang, infeksi dan pembesaran lien jarang terjadi

    dan perjalanan klinis yang fluktuatif. Episode perdarahan dapat berlangsung beberapa

    hari sampai beberapa minggu, mungkin intermitten atau terus menerus. Manifestasi

    perdarahan PTI berupa ekimosis, petekie, purpura. Pada umumnya berat dan frekuensi

    perdarahan berkorelasi dengan jumlah trombosit. Secara umum bila pasien dengan

    AT > 50.000/ml maka biasanya asimptomatik, AT 30.000-50.000/ml terdapat luka

    memar/hematom, AT 10.000-30.000/ml terdapat perdarahan spontan, menoragi dan

    perdarahan memanjang bila ada luka, AT < 10.000/ml terjadi perdarahan mukosa

    (epistaksis, perdarahan gastrointestinal dan genitourinaria) dan resiko perdarahan

    sistem saraf pusat. 1

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    11/19

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Untuk memastikan diagnosis Purpura Trombositopenia Idiopatik, dilakukan dengan

    pemeriksaan laboratorium yang tepat. Pemeriksaan dapat dilakukan antara lain dengan

    pemeriksaan:

    1. Pemeriksaan darah rutin, akan didapatkan nilai trombosit yang rendah (< 150.000)

    dengan jumlah eritrosit (apabila tidak terjadi perdarahan yang berat) dan leukosit

    dalam batas normal.

    2. Pemeriksaan darah tepi, akan didapatkan trombositopenia dengan eritrosit dan

    leukosit dengan morfologi normal. Dijumpai trombosit muda dengan ukuran yang

    lebih besar (megatrombosit).

    3. Pemeriksaan PT dan APTT dalam batas normal, fibrinogen normal.

    4. Monoclonal antigen capture assay. Pengukuran trombosit dihubungkan dengan

    antibodi, secara langsung untuk mengukur trombosit yang berkaitan dengan antibodi.

    5. Pemeriksaan sumsum tulang normal atau peningkatan jumlah megakariosit dan

    agranuler, serta tidak mengandung trombosit. 4,6 Pedoman dari america society of

    hematology menyatakan pemeriksaan sumsum tulang tidak diperlukan pada usia> 40

    tahun, pasien dengan gambaran tidak khas ( gambaran sitopeni) atau pasien yang

    tidak berespon baik dengan terapi. Meskipun tidak dianjurkan, banyak ahli pediatrik

    hematologi merekomendasikan dilakukan pemeriksaan sumsum tulang sebelum

    memulai pemberian kortikosteroid untuk menyingkirkan kasus leukemia akut. 1

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    12/19

    DIAGNOSIS

    Anamnesis yang lengkap termasuk risiko, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

    laboratorium, perlu dilakukan pada setiap pasien saat kunjungan pertama kali ke sarana

    kesehatan. Hal ini dimaksudkan untuk menegakkan diagnosis, diperolehnya data dasar

    mengenai pemeriksaan fisik dan laboratorium, dan untuk menentukan tata laksana

    selanjutnya.

    Dari Anamnesis, perlu digali tanda-tanda perdarahan dan faktor resiko. Tanda

    perdarahan seperti munculnya petekie, purpura, perdarahan yang sulit berhenti, perdarahan

    pada gusi, mimisan spontan, perdarahan konjungtiva, perdarahan saluran cerna seperti

    melena, hematuria, dan menstruasi yang berkepanjangan pada wanita.

    Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya purpura dan petekie, perdarahan

    mukokutan, mungkin bisa ditemukan adanya splenomegali (10% pada anak) yang jarang

    terjadi.

    Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium darah lengkap dapat

    ditemukan adanya penurunan jumlah trombosit dengan leukosit dan eritrosit dalam batas

    normal (tidak terjadi perdarahan masif), pemeriksaan darah tepi ditemukan penurunan sel

    trombosit dengan atau tanpa megatrombosit, pemeriksaan sumsum tulang didapatkan

    peningkatan megakariosit. Pada pemeriksaan PT dan APTT dalam batas normal.

    PENATALAKSANAAN

    Terapi PTI lebih ditujukan untuk menjaga jumlah trombosit dalam kisaran aman

    seh inggamencegah t e r j ad inya pe rda rahan mayor. Te rap i umum mel ipu t i

    menghindari aktivitas fisik berlebihan untuk mencegah trauma terutama trauma

    kepala, hindari pemakaian obat-obatan yangmempengaruhi fungsi trombosit. Terapi khususyakni terapi farmakologis.

    Terapi Awal PTI (Standar)Prednison

    P r e d n i s o n , t e r a p i a w a l P T I d e n g a n p r e d n i s o l o n a t a u

    p r e d n i s o n d o s i s 1 , 0 - 1 , 5 mg/kgBB/ ha ri selam a 2 mi nggu. Respons tera pi

    prednison terj adi da lam 2 mi nggu dan pad a umumnya terjadi da lam mi nggu

    pe rtama, bi la respon ba ik ko rt ikost er oid di lan jutka n sam pa i 1 bulan , kemudiantapering. Kriteria respon awal adalah peningkatan AT 50.000/L

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    13/19

    s e t e l a h 1 0 h a r i t e r a p i a w a l , t e r h e n t i n y a p e r d a r a h a n . Ti d a k b e r e s p o n s

    b i l a peningkatan AT 50.000/mL setelah 6 bulan follow up. Pasien yang simtomatik

    pe rsi sten da n tromb osit openi a berat (AT

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    14/19

    sebagai terapi awaltergantung pada beratnya trombositopenia dan luasnya

    p e r d a r a h a n m uk ok u t a n e us . U n t uk m e m u t u s k a n a p a k a h t e r a p i p a s i e n

    y a n g m e m p u n y a i AT 3 0 . 0 0 0 / L s a m p a i 5 0 . 0 0 0 / L bergantung pada

    ada tidaknya faktor risiko perdarahan yang menyertai dan ada tidaknya risikotinggi untuk

    trauma. Pada AT >50.000/L perlu diberi IglV sebelum pembedahan atau

    setelaht r a u m a p a d a b e b e r a p a p a s i e n . P a d a p a s i e n P T I k r o n i k

    d a n A T < 3 0 . 0 0 0 / l I g l V a t a u metil prednisolon dapat membantu

    meningkatkan AT dengan segera sebelum splenektomi.

    Terapi PTI Kronik Refrakter

    P a s i e n r e f r a k t e r ( 2 5 % - 3 0 % p a d a P T I ) d i d e f i n i s i k a n

    sebagai kegagalan te rapikor t ikos tero id dos is s tandar dan sp lenektomi ser ta

    membutuhkan terapi lebih lanjut karena ATyang rendah atau terjadi perdarahan

    klinis. Kelompok ini memiliki respons terapi yang rendah,mempunyai

    m o r b i d i t a s y a n g b e r m a k n a t e r h a d a p p e n y a k i t i n i d a n t e r a p i n y a s e r t a

    m e m i l i k i mortalitas sekitar 16%. PTI refrakter kronik ditegakkan bila ditemukan 3 kriteria

    sebagai berikut: a) . P TI me ne ta p l eb ih da ri 3 b ul an; b) . P as ie n g ag al

    b e r e s p on d e n ga n s p l e n e k t om i ; c ) . AT 100.000/mL) bertahan sekurang-kurangnya dalam 6 bulan. Pasien yang tidak

    berespon dengan deksametason dosis tinggi segera diganti obat lainnya.

    Meti l prednisolon

    Steroid parenteral seperti metilprednisolon digunakan sebagai terapi lini kedua dan

    ketiga pada PTI refrakter. Metilprednisolon dosis tinggi dapat diberikan pada PTI anak dan

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    15/19

    dewasa yang resisten terhadap terapi prednison dosis konvensional. Dari penelitian Weil pada

    pasien PTI berat menggunakan dosis tinggi metil prednisolon 30 mg/kg iv kemudian dosis

    diturunkan tiap 3hari sampai 1 mg/kg sekali sehari dibandingkan dengan pasien

    PTI klinis ringan yang telah mendapat terapi prednison dosis konvensional.

    Pasien yang mendapat terapi metilprednisolondosis tinggi mempunyai respon lebih

    cepat (4,7 vs 8,4 hari) dan mempunyai angka respons (80%vs 53%). Respons steroid

    in t r avena be r s i f a t s emen ta ra pada semua pas i en dan memer lukans t e ro id

    oral untuk menjaga agar AT tetap adekuat.

    IglV Dosis Tinggi

    Imunoglobulin intravena dosis tinggi 1 mg/kg/hari sela ma 2 hari berturut-

    tu ru t , s e r ingd ikombinas i dengan ko r t ikos t e ro id , akan men ingka tkan AT

    d e n g a n c e p a t . E f e k s a m p i n g , t e r u t a m a s a k i t k e p a l a , n a m u n j i k a b e r h a s i l

    maka dapat diberikan secara intermiten ataudisubtitusi dengan anti-D intravena.

    Anti-D Intravena

    Anti-D intravena telah menunjukkan peningkatan AT 79-90% pada orang dewasa.

    Dosisanti-D 50-75 mg/kg perhari IV. Mekanisme kerja anti-D yakni destruksi sel darah

    merah rhesusD-p os i t i f yan g se ca ra khus us d ibe rs i hka n o l eh R ES t eru tam a

    di lien, jadi bersaing denganautoantibodi yang menyelimuti trombosit melalui Fc

    reseptor blockade.

    Alkaloid Vinka

    Semua terapi golongan alkaloid vinka jarang digunakan, meskipun

    mungkin bernilaiketika terapi lainnya gagal dan ini diperlukan untuk

    men ingkat kan AT den gan cepat , misa lnya vinkristin 1 mg atau 2 mg iv, vinblastin 5-10

    ing, setiap minggu selama 4-6 minggu.

    Danazol

    D o s i s d a n a z o l 2 0 0 m g p . o 4 x s e h a r i s e l a m a s e d i k i t n y a 6 b u l a n

    karena respon seringlambat. Fungsi hati harus diperiksa setiap bulan. Bila

    respons terjadi, dosis diteruskan sampaidosis maksimal sekurang-kurangnya 1

    tahun dan k emudian dit urunkan 200 mg/h ari se tiap 4 bulan.

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    16/19

    Immunosupresif dan Kemoterapi Kombinasi

    Immunosupresif diperlukan pada pasien yang gagal berespons dengan

    terapi lainnya.Terapi dengan azatioprin (2 mg/kg maksimal 150 mg/hari) atau

    siklofosfamid sebagai obat tunggal dapat dipertimbangkan dan responnya

    be rtahan sam pa i 25 %. Pada pa sien yang be ra t, s i m p t o m a t i k , P T I k r o n i k

    r e f r a k t e r t e r h a d a p b e r b a g a i t e r a p i s e b e l u m n y a . P e m a k a i a n s i k l o f o s f a r a i d ,

    vinkristin dan prednisolon sebagai kombinasi telah efektif digunakan seperti padalimfoma.

    Siklofosfamid 50-100 mg p.o atau 200 mg/iv/bulan selama 3 bulan. Azatioprin 50-100 mg

    p.o, bila 3 bulan tidak ada respon obat dihentikan, bila ada respons sampai 3 bulan turunkan

    sampai dosis terkecil.

    Dapsone

    Dapson dosis 75 mg p.o. per hari, respons terjadi dalam 2 bulan. Pasien-

    pasien harusdiperi ksa G6PD, kar ena pa sien dengan ka da r G6PD yang rend ah

    mempunyai risi ko hemol isis yang serius.

    Pendekatan Pasien yang Gagal Terapi Standar dan Terapi Lini Kedua

    Sekitar 25% PTI refrakter dewasa gagal berespon dengan terapi lini

    pe rtama at au kedua dan me mbe ri mas al ah besar. Be be rap a di ant aran ya

    mengalami perdarahan aktif namun lebih banyak yang berpotensi untuk perdaraihan

    serta masalah penanganannya. Pada umumnya PTI refrakter kronis bisa mentoleransi

    trombositopenia dengan baik dan bisa mempunyai kualitashidup normal atau

    mendekati normal. Bagi mereka yang gagal dengan terapi lini pertama dankedua

    h a n y a m e m i l i h t e r a p i y a n g t e r b a t a s m e l i p u t i : ( i ) i n t e r f e r o n - , ( i i ) a n t i -

    C D2 0 , ( i i i ) Campath-1H,(iv) mikofonelat mofetil,(vi)terapi lainnya.

    Rekomendasi Terapi PTI Yang Gagal Terapi Lini Pertama dan Kedua

    Susunan terapi lini ketiga tersedia untuk pasien dengan kemunduran

    splenektomi dan bagi mereka yang tidak dapat atau harus menunda operasi. Rituximab,

    suatu antibodimon okl ona l t e rh ada p C D20 + B se l , mem il i k i t in gka t r esp ons

    keseluruhan 25 - 50%, danmemiliki respon yang tahan lama, dengan efek samping

    yang relatif sedikit.

    C a m p a t h - I H d a n r i t u x i m a b a d a l a h o b a t y a n g m u n g k i n b e r m a n f a a t p a d a p a s i en t i d a k berespon dengan terapi lain dan dibutuhkan untuk meningkatkan AT

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    17/19

    (misalnya. Perdarahan aktif). Mikofenolat mofetil tampak efektif pada beberapa pasien PTI

    refrakter tetapi studi lebih.

    PROGNOSIS

    Respon terapi dapat mencapai 50%-70% dengan kortikosteroid. Pasien PTI dewasa

    hanya sebagian kecil dapat mengalami remisi spontan penyebab kematian pada PTI biasanya

    disebabkan oleh perdarahan intracranial yang berakibat fatal berkisar 2,2% untuk usia lebih

    dari 40 tahun dan sampai 47,8% untuk usia lebih dari 60 tahun

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    18/19

    BAB III

    KESIMPULAN

    1. Purpura trombositopenia idiopatik adalah suatu gangguan autoimun yang ditandai

    dengan trombositopenia yang menetap (angka trombosit darah perifer kurang dari

    150.000/mL) akibat autoantibodi yang mengikat antigen trombosit menyebabkan

    destruksi prematur trombosit dalam sistem retikuloendotel terutama limpa

    2. Insidensi PTI pada anak diperkirakan 4,0-5,3 per 100.000 anak pertahun. Insidensi PTI

    kronis dewasa adalah 58-66 kasus baru per satu juta populasi pertahun (5,8-6,6 per

    100.000) dengan jumlah pasien wanita lebih banyak dibandingkan laki-laki

    3. Penyebab PTI yang pasti sampai saat ini masih belum diketahui pasti namun

    penyebab PTI dikaitkan dengan infeksi rubela, rubeola,varisella pada pasien ITP yang

    sebelumnya terinfeksi.

    4. PTI disebabkan oleh autoantibodi trombosit spesifik yang berikatan dengan trombosit

    autolog kemudian dengan cepat dibersihkan dari sirkulasi oleh sistem fagosit

    mononuklear melalui reseptor Fc makrofag

    5. Pada pemeriksaan darah lengkap di dapatkannya penurunan jumlah trombosit dengan

    adanya tanda perdarahan berupa petekie, purpura, epistaksis, subkonjungtiva bleeding,melena, hematuria.

    6. Standar penatalaksanaan pasien PTI dengan pemberian kortikosteroid.

  • 7/27/2019 Referat Itp New

    19/19

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Purwanto I. Purpura Trombositopenia imun. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi

    I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . 5 th ed. Jakarta:

    Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2010.

    2. Bakta IM. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC; 2006. P 241-5

    3. Sahni. Immune thrombocytopenic pupura. Homoeopathy clinic and research center

    pvt.Ltd. Case Report. July 2005. Available at : http//.www.homoeophatyclinic.com/

    accesed on June 24, 2013.

    4. Riley RS. Idiophatic Trombositopenic Purpura. Available at :

    http//.www.homoeophatyclinic.com/ accesed on June 24, 2013.

    5. Cines DB, Blanchette VS. Immune Trombositopenic purpura. N Engl J Med. 2002;346 (13): 995-1008

    6. Mehta AB, Hoffbrand AV. Gangguan hemostasis: dinding pembuluh darah dan

    trombosit. 2 nded. Jakarta: Erlangga;2006. p.73-5.