REFERAT FEOKROMOSITOMA

download REFERAT FEOKROMOSITOMA

of 15

Transcript of REFERAT FEOKROMOSITOMA

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    1/15

    REFERAT ILMU PENYAKIT DALAM

    FEOKROMOSITOMA

    Oleh

    AFFANNUL HAKIM, S.Ked

    I 11108034

    Pembimbing

    dr. Bambang SN, Sp.PD

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS TANJUNGPURA

    RSUD DOKTER SOEDARSO

    PONTIANAK

    2014

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    2/15

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Telah disetujui Referat dengan judul :

    FEOKROMOSITOMA

    Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

    Kepaniteraan Klinik Mayor Ilmu Penyakit Dalam

    Pembimbing,

    dr. Bambang SN, Sp.PD

    NIP.

    I Pontianak, Juni 2014

    Affannul Hakim, S.Ked

    NIM: I 111 08 034

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    3/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Feokromositoma merupakan tumor pada sel-sel kromafin biasanya berupa tumor jinak.Tumor ini dapat menyebabkan sekresi hormon katekolamin yang berlebihan. Pada kebanyakan

    kasus, yang paling berperan adalah faktor genetik dan lingkungan. . Feokromositoma terjadi

    kurang dari 1 diantara 1000 orang, dapat menyerang laki-laki dan perempuan dalam

    perbandingan yang sama dan mempunyai insiden puncak antara usia 30 dan 50 tahun.

    Feokromositoma biasanya jinak (pada 95%kasus), namun dapat bersifat ganas dengan

    metastasis yang jauh

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    4/15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi Fisiologi Kelenjar AdrenalTerdapat 2 buah kelenjar adrenal pada manusia, dan masing-masing kelenjar

    terletak diatas ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian medula

    adrenal (bagian tengah kelenjar adrenal) dan korteks adrenal (bagian luar kelenjar).

    Korteks adrenal memproduksi 3 kelompok hormon steroid, yaitu glukokortikoid

    dengan prototipe hidrokortison, mineralokortikoid khususnya aldosteron, dan hormon-

    hormon seks khususnya androgen.

    1. Glukokortikoid berfungsi untuk mempengeruhi metabolisme glukosa,peningkatan sekresi hidrokortison akan menaikan kadar glukossa darah.

    2. Mineralikortikoid bekerja meningkatkan absorbsi ion natrium dalam prosepertukaran untuk mengekresikan ion kalium atau hidrogen.

    3. Hormon seks adrenal ( androgen ) memberikan efek yang serupa dengan efekhormon seks pria.

    Medula adrenalberfungsi sebagai bagian dari saraf otonom. Selain itu jugamenghasilkan adrenalin dan noradrenalin. Noradrenalin meningkatkan tekanan darah

    dengan jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk

    berkontraksi, dan adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan

    menambah pengeluaran glukosa dari hati.

    Fungsi kelenjar adrenal korteks :

    1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam2. Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, dan protein3. Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid

    Fungsi kelenjar adrenal medula :

    1. Vasokontriksi pembuuh darah perifer2. Relaksasi bronkus3. Kontraksi selaput lendir dan arteriole

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    5/15

    Gambar 2.1 Kelenjar Adrenal

    2.2 Feokromositoma2.2.1 Definisi

    Secara etimologi Feokromositoma berasal dari bahasa Yunani. Phios berarti

    kehitaman, chroma berarti warna dan cytoma berarti tumor. Hal ini mengacu pada

    warna sel tumor ketika diwarnai dengan garam kromium. Feokromositoma adalah

    tumor pada sel-sel kromafin biasanya berupa tumor jinak. Tumor ini dapat

    menyebabkan sekresi hormon katekolamin yang berlebihan. Feokromositoma

    merupakan tumor fungsional yang berasal dari sel-sel chromaffin baik yang berada

    pada medula adrenal maupun pada paraganglions.

    Gambar 2.2. Feokromostioma

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    6/15

    2.2.2 Etiologi

    Banyak faktor yang dapat menyebabkan pheochromocytoma. Pada kebanyakan

    kasus, yang paling berperan adalah faktor genetik dan lingkungan. 25% dari

    pheochromocytomas karena faktor keluarga . Mutasi gen VHL ,RET, NF1, SDHB dan

    SDHD semua diketahui menyebabkan pheochromocytoma. Feokromositoma juga bisa

    terjadi pada penderita penyakit von Hippel-Lindau, dimana pembuluh darah tumbuh

    secara abnormal dan membentuk tumor jinak (hemangioma); dan pada penderita

    penyakit von Recklinghausen (neurofibromatosis, pertumbuhan tumor berdaging pada

    saraf). Penyakit ini juga dapat timbul dan atau tanpa gejala.

    2.2.3 Epidemiologi

    Feokromositoma menyerang 0,1% hingga 0,5% penderita hipertensi dan dapat

    menyebabkan akibat yang fatal bila tidak terdiagnosis atau terobati. Feokromositoma

    terjadi kurang dari 2-8 diantara 1.000.000 orang, dapat menyerang laki-laki dan

    perempuan dalam perbandingan yang sama dan mempunyai insiden puncak antara usia

    30 dan 50 tahun. Sekitar 90% tumor ini berasal dari sel kromafin medula adrenalis, dan

    10% sisanya dari ekstra adrenal yang terletak di area retroperitoneal (organ

    Zuckerkandl), ganglion messenterika dan seliaka, serta kandung kemih.

    Feokromositoma biasanya jinak (pada 95%kasus), namun dapat bersifat ganas dengan

    metastasis yang jauh.

    2.2.4 Patofisiologi

    Feokromositoma, suatu penyebab hipertensi sekunder yang jarang, merupakan

    tumor medula adrenal atau tumor rantai simpatis (paraganglioma) yang melepaskan

    katekolamin dalam jumlah besar (epinefrin, norepinefrin, dan dopamin) secara terus

    menerus atau dengan jangka waktu yang panjang. Stress akan menghantarkan impuls

    ke sistem saraf otonom kemudian impuls tersebut akan diteruskan ke medulla adrenal,

    yang selanjutnya akan merangsang sel-sel kromaffin pada medulla adrenal untuk

    menghasilkan hormon epinefrin dan norepinefrin, lalu muncullah fight or flight respon

    (respon stress). Tapi, dalam kasus feokromositoma, terdapat tumor sel-sel

    kromaffinnya sehingga terjadi sekresi yang berlebihan dari hormon epinefrin dan

    norepinefrin, hal ini menyebabkan terjadi hipertensi, akibat dari denyut jantung yang

    cepat akibat hormon epinefrin yang berlebihan.

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    7/15

    2.3Jaras Stimulasi Kelenjar Adrenal

    Gambar 2.4 Mekanisme Kerja Epinefrin dan Norepinefrin

    2.2.5 Maniferstasi KlinisTrias gejala yang paling khas dari feokromositoma adalah sakit kepala, diafoesis, dan

    palpitasi.gejala yang paling menonjol adalah hipertensi yang bisa sangat berat. Pada

    sekitar 50% kasus, tekanan darah tinggi ini bersifat menetap. Pada 50% lainnya

    hipertensi yang terjadi bersifat hilang timbul, biasanya dipicu oleh konsumsi obat,

    trauma emosional, latihan berat, konsumsi makanan yang mengandung tirosin (anggur

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    8/15

    merah, keju tua, yoghurt), makanan yang mengandung kafein, palpasi abdominal, atau

    induksi anestesi. Diantara episode, pasien biasanya memiliki tekanan darah yang

    normal. Bersamaan dengan terjadinya hipertensi, pasien juga mengeluh sakit kepala

    hebat pada bagian atas kepala, palpitasi, pucat, diaforesis, dan disritmia. Pasien dengan

    hipertensi terus menerus dapat memperlihatkan variabilitas pada pembacaan tekanan

    darah mereka yang tinggi dan mengeluh sakit kepala serta denyut jantung yang tidak

    teratur. Kadang-kadang pasien juga dapat memperlihatkan gejala hipotensi ortostatik.

    Gejala lain dari tumor ini dapat berupa tremor, sakit kepala, kemerahan, ansietas, mual,

    muntah, dispneu, diare, nyeri abdomen, takikardi, berat badan menurun, dan

    pertumbuhan lambat. Selain itu dapat pula terjadi hiperglikemia. Hierglikemia dapat

    terjadi akibat konversi glikogen menjadi glukosa di dalam hati dan otot yang isebabkan

    oleh sekresi epinefrin. Penurunan berat badan dan perasaan lemas dapat diakibatkan

    karena pelepasan katekolamin secara terus menerus menyebabkan terjadinya

    peningkatan glikogenolisis dan lipolisis. Menyebabkan aktivitas metabolik meningkat

    (BB menurun) dan darah menjadi kental. Aliran darah ke otak lambat menyebabkan

    lemas dan mengantuk.

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    9/15

    2.4Gejala-Gejala Feokromositoma

    2.2.6 Diagnosis

    Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

    penunjang. Kemungkinan feokromositoma harus diurigai jika pada anamnesis dan

    pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda aktivitas saraf simpatis yang berlebihan,

    disertai kenaikan tekanan darah yang mencolok. Massa tumor juga dapat teraba pada

    waktu mengadakan pemeriksaan fisik Sedangkan pada pemeriksaan penunjang, dapat

    dilakukan pemeriksaan biokimia, pemeriksaan radiografi, dan pemeriksaan patologi

    anatomi.

    Pemeriksaan Biokimia

    1. Tes DarahPemeriksaan darah yang dilakukan dapat ditemukan adanya peningkatan glukosa

    darah, kalsium, hemoglobin (hemokonsentrasi yang disebabkan oleh penurunan

    volume sirkulasi), katekolamin plasma dan metanephrines plasma (alkohol metabolit

    katekolamin).

    2. Kadar Katekolamin Plasma BasalKadar katekolamin plasma basal sebaiknya diambil pada saat pasien sedang

    beristirahat dalam posisi berbaring sekitar 30 menit. Kadar normal untuk epinefrin

    berkisar antara 0 hingga 100 pg/ml; untuk norepinefrin 0 hingga 500 pg/ml; dan

    untuk dopamin 0 sampai 100 pg/ml. Peningakatan kadar yang tinggi (epinefrin lebih

    dari 500 pg/ml dan norepinefrin lebih dari 1500 pg/ml) bersifat diagnostik

    feokromositoma yang sebenarnya.

    3.

    Kadar Katekolamin Urin BasalKatekolamin urin basal dikumpulkan selam 12 jam pada malam hari. Kadar normal

    epinefrin adalah 0 hingga 20 mg/hari; untuk norepinefrin 0 hingga 100 mg/hari;

    untuk metanefrin, 0 hingga 300 mg/hari; untuk normetanefrin, 50 hingga 800

    mg/hari; dan untuk asam vanililmandelat (VMA), 0 hingga 7 mg/hari . Psien dengan

    feokromositoma memiliki kadar katekolamin urin yang tinggi.

    4. Uji Penekanan KlonidinPada kasus sedang, uji penekanan klonidin dapat membantu membedakan subjek

    normal dengan pasien feokromositoma. Klonidin sebanyak 0,3 mg diberikan secara

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    10/15

    oral setelah diambil 2 contoh dasar darah untuk epinefrin dan norepinefrin; contoh

    epinefrin plasma dan norepinefrin diulang setelah 3 jam pemberian klonidin. Pasien

    dengan feokromositoma gagal menekan sekresi katekolamin pada keadaan

    hiperadrenergik lain.

    Pemeriksaan Radiografi

    Setelah tumor dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan biokimia, imaging

    diperlukan untuk menemukan tumor itu.

    - 90% dari feokromositoma berada di kelenjar adrenal dan 98% di dalam perut.- Feokromositoma ekstra-adrenal berkembang di jaringan kromafin dari sistem saraf

    simpatik dan dapat terjadi di mana saja dari dasar otak ke kandung kemih.

    - Lokasi umum untuk feokromositoma ekstra adrenal termasuk dekat dengan asalmesenterika arteri inferior, dinding kandung kemih, jantung, mediastinum dan

    karotis.

    Beberapa teknik pemeriksaan radiografi dibawah ini yang sering digunakan:

    1. X-Ray AngiografiPemeriksaan X-Ray angiografi dengan mempergunakan zat warna fase kontras

    dapat menunjukkan adanya tumor pada kelenjar adrenal bagian medula. Tetapi

    prosedurnya dapat mengakibatkan krisis tekanan darah tinggi.

    2. CT-ScanCT Scan kurang sensitif dan mendeteksi sekitar 85 sampai 95% dari tumor lebih

    dari 1cm diameter.

    3. MRIMRI dapat mencari semua tumor dalam adrenal.

    4. MIBGJika Feokromositoma dikonfirmasi biokimia tetapi CT atau MRI tidak

    menunjukkan tumor,scanningdengan metaiodobenzylguanidine (MIBG) yang

    dilabeli dengan 131 atau 123 Yodium dapat dilakukan. Struktur molekul MIBG

    mirip dengan noradrenalin dan konsentrat dalam feokromositoma adrenal atau

    ekstra-adrenal. MIBG akan mengikat sel-sel pembuat adrenalin dan

    noradrenalin yang berada di dalam tubuh.

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    11/15

    Pemeriksaan Patologi anatomi

    Penilaian histologi jaringan yang diambil setelah operasi dengan menggunakan

    kriteria tertentu (sistem PASS) dapat membantu untuk membedakan, apakah jinak atau

    ganas.

    2.2.7 TatalaksanaPenatalaksanaan pada feokromositoma bergantung kepada kondisi pasien, seperti

    umur, kesehatan umum, riwayat kesehatan, tingkat penyakit, jenis penyakit, toleransi

    terhadap obat-obat, prosedur, dan terapi tertentu. Beberapa modalitas terapi yang dapat

    dipakai untuk pengobatan feokromositoma adalah

    1. MedikamentosaTerapi medikamentosa digunakan sebagai pengobatan simtomatik untuk

    mengontrol tekanan darah pasien. Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan

    terjadinya komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien.

    Selain itu terapi medikamentosa juga ditujukan untuk menstabilkan kondisi pasien

    sebelum dilakukan tindakan pembedahan. Beberapa obat yang dapat digunakan

    adalah, penghambat alfa adrenergik, penghambat kanal kalsium, dan penghambat

    beta adrenergik. Pemberian penghambat alfa adrenergikdengan phenoxybenzamine dimulai setidaknya 7 sampai 10 hari sebelum operasi

    untuk memungkinkan ekspansi volume darah. Sedangkan penggunaan penghambat

    beta adrenenergik perlu diperthatikan waktu yang tepat untuk penggunaannya. Jika

    penghambat beta dimulai terlalu cepat, akan mengakibatkan stimulasi alfa

    adrenergic terlindung sehingga dapat memicu terjadinya krisis hipertensi.

    2. BedahPada pasien feokromositoma tindakan pembedahan dapat dilakukan melalui

    pembedahan terbuka, ataupun laparoskopi. Tumor yang berukuran lebih dari 6 cm

    merupakan indikasi untuk dilakukan bedah terbuka. Sedangkan bedah laparoskopi

    digunakan lebih sering untuk tumor yang lebih kecil dari 6 cm. Setelah

    pembedahan, koleksi urin 24 jam untuk melihat konsentrasi katekolamin total,

    metanephrines dan asam vanillylmandelic (VMA) diperlukan selama 2 minggu

    setelahnya. Jika hasil normal prognosis sangat baik. Pastikan bahwa hipertensi

    terus dikendalikan. Pemeriksa urin 24 jam dan BP setiap tahunnya, selama 5 tahun.

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    12/15

    3. RadioterapiRadioterapi dilakukan jika feokromositoma telah menyebar, radioterapi dilakukan

    dengan menggunakan MIBG. MIBG adalah bahan kimia yang mudah berikatan

    dengan banyak feokromositoma. MIBG terpasang dalam bentuk radioaktif

    radioiodin yang disebut I-131. MIBG yang beredar di seluruh aliran darah dalam

    tubuh pasien. Sel-sel kanker yang menghasilkan adrenalin dan noradrenalin akan

    berikatan bahan kimia tersebut, dimanapun mereka berada dalam tubuh . Radiasi

    melekat pada 131 yodium kemudian akan mendorong terjadinya perusakan pada

    sel-sel tersebut.

    4. KemoterapiKemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat-obatan sitotoksik. Pasien akan

    diberikan satu obat atau kombinasi lebih dari satu obat. Kemoterapi tidak selalu

    berhasil dalam mengobati feokromositoma. Kemoterapi cenderung dilakukan, jika

    pasien memiliki Feokromositoma yang belum dilakukan MIBG dan kanker telah

    menyebar ke bagian lain dari tubuh.

    2.2.8 Komplikasi1. Retinopati hipertensif2. Nefropati hipertensif3. Miokarditis4. Peningkatkan agregasi trombosis5. Gagal jantung kongestif dan vaskular6. Aritmia7. Syok ireversible8. Gagal ginjal

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    13/15

    2.2.9 PrognosisTingkat ketahanan hidup 5 tahun untuk Feokromositoma non-ganas lebih dari 95%,

    tetapi untuk feokromositoma ganas kurang dari 50%. Risiko keganasan agak lebih

    tinggi bila masih anak-anak. Kebanyakan paraganglionoma timbul dari jaringan

    kromaffin, sepanjang rantai simpatik para-aorta, atau dalam organ-organ Zuckerkandl

    pada asal mesenterika arteri inferior, dinding kandung kemih dan rantai simpatis di

    leher atau mediastinum. Tumor ini biasanya jinak dan penatalaksanaanya cukup dengan

    reseksi bedah.

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    14/15

    KESIMPULAN

    Feokromositoma merupakan tumor sel-sel kromafin baik yang berada pada

    medulla adrenal maupun ekstra adrenal. Tumo ini biasanya bersifat jinak, dan dapat

    menyebabkan sekresi hormon epinefrin dan norepinefrin yang berlebihan. Adanya tumor

    ini menyebabkan terjadinya perangsangan saraf simpatis yang berlebihan. Pengobatan

    dapat dengan tindakan pembedahan, radioterapi BIBG, dan kemoterapi.

  • 5/24/2018 REFERAT FEOKROMOSITOMA

    15/15

    DAFTAR PUSTAKA

    Arcangelo, Virginia P, dkk. 1996. Segala sesuatu yang perlu anda ketahui Disease

    Penyakit Buku I. Jakarta : Grasindo. Hal : 534-536

    Aru W. Sudoyo dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta: Interna

    Publishing. 2011

    De Jong, Wim dan R. Sjamsuhidajat. 2004.Buku Ajar Ilmu Bedah Ed 2. Jakarta : EGC.

    Hal: 699-700

    Kumar, Vinay, Ramzi S. Cotran, dan Stanley L. Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi

    Robbins, Ed 7, Vol 2. Jakarta : EGC. Hal : 838-840

    Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2006.Patofisiologi Edisi 6 Vol 2. Jakarta : EGC.Hal: 1250-1251

    Sabiston. 1992.Buku Ajar Bedah Bagian 1. Jakarta : EGC

    Tortora, Gerard J dan Bryan H. Derrickson. 2009. Principles of Anatomy and Physiologi

    : 12th edition vol. Asia : John Wiley and Sons, Inc. Hal: 682-683