Praktikum VII

21
FARMAKOLOGI PRAKTIKUM VII UJI ANTI DEPRESAN METODE RODA PUTAR CELUP (WATER WHEEL) DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 : 1. Naniek Dwi Okvitasari (201310410311106) 2. Chotijah Verial Virdaus (201310410311129) 3. Raramiyati Fitratunnisah (201310410311166) 4. Reza Diah Prataningtiyas (201310410311194) 5. Najla Salsabila Nisrina (201310410311213) 6. Aldi Bachtiar Prasetya (201310410311234) 7. Dwi Setiyo Kartiningdiah (201310410311240) 8. Melvy Rosalina (201310410311290) JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

description

Uji antidepresan

Transcript of Praktikum VII

1

FARMAKOLOGIPRAKTIKUM VIIUJI ANTI DEPRESAN METODE RODA PUTAR CELUP (WATER WHEEL)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. Naniek Dwi Okvitasari(201310410311106)2. Chotijah Verial Virdaus(201310410311129)3. Raramiyati Fitratunnisah(201310410311166)4. Reza Diah Prataningtiyas(201310410311194)5. Najla Salsabila Nisrina(201310410311213)6. Aldi Bachtiar Prasetya(201310410311234)7. Dwi Setiyo Kartiningdiah(201310410311240)8. Melvy Rosalina(201310410311290)

JURUSAN FARMASIFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari praktikum ini yaitu :1. Mengamati gejala depresi pada mencit dalam air.2. Mengamati respon immobilitas atau aktivitas motorik mencit terhadap obat-obat antidepresi pada alat water wheel.

A. 1.2 Dasar TeoriPada penyakit psikis terjadi gangguan neurotransmitter,terutama pada monoamin aromatik yaitu dopamine, noradrenalin, dan serotonin. Psikofarmaka akan berinteraksi dengan penghantar rangsang fisiologik dan akan bekerja pada pengaturan saraf sehingga kesetimbangan neurotransmitter yang terganggu akan diperbaiki,tidak mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan penyakit psikis,hanya mempengaruhi gejala tujuan tertentu seperti halusinasi (Mutcler,1991).Depresi adalahsuatu kondisimedis-psikiatrisdan bukan sekedar suatu keadaansedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala gangguan depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Gejalanya tidak disebabkan oleh kondisi medis, efek samping obat, atau aktivitas kehidupan. Kondisi yang cukup parah menyebabkan gangguan klinis yang signifikan atau perusakan dalam keadaan sosial, pekerjaan, atau bidang-bidang penting lainnya (Yustinus, 2006).Gejala depresi pada manusia antara lain : Gangguan vegetatif seperti tidur, nafsu makan, berat badan dan dorongan seksual Gambaran kognitif, seperti perhatian, toleransi terhadap frustrasi, memori, distorsi negatif Kontrol impuls misalnya pembunuhan, bunuh diri Gambaran perilaku, misalnya motivasi, perasaan senang, minat, kelelahan dan Gambaran fisik (somatik) misalnya nyeri kepala, nyeri perut dan tegang ototSedangkan gelaja depresi pada hewan antara lain Perilaku yang defensif. Reflek otonomik berupa gigitan Stamina meningkat dan waspada Terjadi sekresi kortikosteroid Emosi negatifFaktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya depresi : Faktor Biologikdefisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergic neurotransmitter (noradrenaline, serotonin, dopamine) pada celah sinaps neuron di SSP (khususnya pada sistem limbik), sehingga aktivitas reseptor serotonin menurun

Faktor GenetikData genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 25 %.

Faktor Psikososial Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan Tekanan Psikologi yang berat

Pengobatan untuk gangguan cemas dan gangguan depresi perlu meliputi ketiga aspek yang mempengaruhi kejiwaan seseorang. Pendekatan biologis, psikologis dan sosial (termasuk spiritual) adalah hal yang tidak bisa dilepaskan pada pengobatan pasien-pasien tersebut (Andri, 2012).

Antidepresan merupakan obat-obat yang efektif pada pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang dibawa sejak lahir. Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis dalam sejumlah indikasi termasuk: Untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stres. Meringankan insomnia Untuk mengurangi kejang/ serangan dalam perawatan epilepsi. Menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot. Untuk menurunkan tekanan darah dan atau denyut jantung. Untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan kesupelan (Mutchler, 1991).

Penggolongan obat anti depresi : Antidepresive Klasik1. Zat trisiklis (ATC), contoh : amitriptilin, doksepin, imipramin, desipramin2. Zat tetrasiklis, contoh : mapratilin, miaserin, dan mirtazapin

Obat Generasi Kedua1. SSRI, contohnya : flufoxamin, fluoxetin, paroxetin, sertralin, dancitalopram2. NaSA, contohnya : mirtazapin, venlafaxin3. MAO blockers, contohnya : fenelzin, tranylcypromin4. Lain-lain, contohnya : tryptofan, okstriptan, dan piridoksin

Antidepresan Trisikik (ATS)Antidepresan Trisiklik adalah sejenis obat yang digunakan sebagai antidepresan sejak tahun 1950an. Dinamakan trisiklik karena struktur molekulnya mengandung 3 cincin atom. (Staf Pengajar FK UNSRI, 2004).Mekanisme kerja ATS tampaknya mengatur penggunaan neurotransmiter norepinefrin dan serotonin pada otak. Manfaat Klinis dengan riwayat jantung yang dapat diterima dan gambaran EKG dalam batas normal, terutama bagi individu di atas usia 40 tahun, ATS aman dan efektif dalam pengobatan penyakit depresif akut dan jangka panjang. Reaksi yang merugikan dan pertimbangan keperawatan, perawat harus mampu mengetahui efek samping umum dari anti depresan dan mewaspadai efek toksik serta pengobatannya. Obat ini menyebabkan sedasi dan efek samping antikolinergik, seperti mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi urine, hipotensi ortostatik, kebingungan sementara, takikardia, dan fotosensitivitas. Kebanyakan kondisi ini adalah efek samping jangka pendek dan biasa terjadi serta dapat diminimalkan dengan menurunkan dosis obat. Efek samping toksik termasuk kebingungan, konsentrai buruk, halusinasi, delirium, kejang,depresi pernafasan, takikardia,bradikardia dan koma. Contoh obat-obatan yang tergolong antidepresan trisiklik diantaranya adalah Amitriptyline, Amoxapine, Imipramine, lofepramine, Iprindole, Protriptyline dan Trimipramine. (Mutchler,1991). Mekanisme kerja : TCA meningkatkan pikiran, memperbaiki kewaspadaan mental, meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi angka kesakitan depresi utama sampai 5O-70% pasien. Peningkatan perbaikan alam pikiran lambat, memerlukan 2 minggu atau lebih. Obat-obat ini tidak menyebabkan stimulasi SSP atau peningkatan pikiran pada orang normal. Toleransi terhadap sifat antikolinergik TCA berkembang dalam waktu singkat. Beberapa toleransi terhadap efek autonom TCA juga terjadi. Ketergantungan fisik dan psikologik telah dilaporkan. Obat dapat digunakan untuk memperpanjang pengobatan depresi tanpa kehilangan efektivitas.1. Menghambat uptake neurotransmiter.TCA menghambat ambilan norepinefrin dan serotonin neuron masuk ke terminal saraf prasinaptik. Dengan menghambat jalan utama pengeluaran neurotransmiter, TCA akan meningkatkan konsentrasi monoamin dalam celah sinaptik, menimbulkan efek antidepresan. Teori ini dibantah karena beberapa pengamatan seperti potensi TCA menghambat ambilan neurotransmiter sering tidak sesuai dengan efek antidepresi yang dilihat di klinik. Selanjutnya, penghambatan ambilan neurotransmiter terjadi segera setelah pemberian obat sedangkan efek antidepresan TCA memerlukan beberapa waktu setelah pengobatan terus menerus.2. Penghambatan reseptor: TCA juga menghambat reseptor serotonik, a-adrenergik, histamin dan muskarinik.

Farmakokinetik 1. Absorbsi dan distribusi: TCA mudah diabsorbsi per oral dan karena bersifat lipofilik, tersebar luas dan mudah masuk SSP. Pelarutan lipid ini juga menyebabkan obat mempunyai waktu paruh panjang, misalnya 4-17 jam untuk imipramin. Akibat berbagai variasi metabolisme first pass pada hati, TCA mempunyai ketersediaan hayati yang rendah dan tidak tetap. Karena itu, respons pasien digunakan untuk menetapkan dosis. Periode pengobatan awal biasanya 4 - 8 minggu. Dosis dapat dikurangai perlahan kecuali bila terjadi relaps.2. Nasib : Obat-obat ini dimetabolisme oleh sistem mikrosomal hati dan dikonjugasi dengan asam glukuronat. Akhirnya, TCA dikeluarkan sebagai metabolit non-aktif melalui ginjal.

Efek samping Penghambatan reseptor asetilkolin menyebabkan penglihatan kabur, xerostomi (mulut kering), retensi urine, konstipasi dan memperberat glaukoma dan epilepsi. Peningkatan aktivitas katekolamin menyebabkan stimulasi jantung berlebihan yang dapat membahayakan jika takar lajak dari salah satu obat dimakan. Perlambatan konduksi atrioventrikular di antara pasien tua yang depresi perlu mendapat perhatian. TCA menghambat reseptor a-adrenergik sehingga terjadi hipotensi ortostatik dan takikardia yang refleks. Pada praktik klinik, masalah ini sangat penting terutama untuk orang tua.

1. Imipramin HCL (Tofranil)Mekanisme kerja imipramin dengan cara menghambat ambilan kembali (reuptake) neuron transmitter seperti norepinefrin dan serotonin di ujung saraf pada sistem saraf pusat. Berdasarkan struktur kimianya, obat antidepresi golongan trisiklik pada gugus metilnya terdapat perbedaan potensi dan selektivitas hambatan ambilan kembali berbagai neurotransmitter. Amin sekunder yang menghambat ambilan kembali norepinefrin dan amin tertier menghambat ambilan kembali serotonin pada sinap neuron

Zat ini memiliki efek sedatif cukup baik, tetapi pada umumnya jangan diberikan pada pasien yang mudah teransang dan agresif. Imipramin digunakan pada depresi dengan ciri-ciri vital, pada gangguan panikdan ngompol malam pada anak-anak diatas 5 tahun.Absorbsinya pada usus cepat dan lengkap, Presentase proteinnya 86%, plasma waktu paruhnya bervariasi antara 6-34 jam. Didalam hati zat ini didemetilisasi menjadi metabolit aktif desipramin dengan t 12-76 jam. Eksresinya terutama melalui kemih.Dosis pada depresi oral 3dd 25 mg garam HCL, bila perlu dinaikkan berangsur-angsur sampai maksimum 300mg pada gangguan panik; 10-25 mg sehari; pada enuresis anak-anak 5-8 tahun: 20-30 mg a.n; pada nyeri kronis: 25-150 mg sehari.2. Amitriptilin ( Tryptizol, Laroxyl, Mutabon-D)Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik. Mekanisme kerja amitriptilin yaitu dengan cara menghambat reuptake serotonin dan norepinefrin di presinaps membran sel sehingga terjadi peningkatan konsentrasi serotonin dan atau norepinefrin di susunan saraf pusat. Amitriptilin mempunyai 2 gugus metil, termasuk amin tersier sehingga lebih resposif terhadap depresi akibat kekurangan serotonin. Senyawa ini juga mempunyaiaktivitas sedatif dan antikolinergik yang cukup kuat.Absorbsinya pada usus cepat, dengan kesetaraan biologis 40%, presentase proteinnya diatas 90%. Plasma t rata-rata 15 jam. Dalam hati sebagian besar zat didemetilasi menjadi metabolit aktif nortriptilin dengan daya sedatif, t rata-rata 36 jam. Ekskresinya berlangsung terutama lewat kemih.Dosis pada depresi 3 dd 25 mg garam HCL atau 50-100 mg a.n., bila perlu dinaikkan berangsur-angsur sampai 150-300 mg I.m/ i.v 4 dd 20-30 mg. Lansia; 1dd 25 mg maks. 150 mg sehari.

Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)Merupakan grup kimia antidepresan baru yang khas, hanya menghambat ambilan serotonin secara spesifik. Berbeda dengan antidepresan trisiklik yang menghambat tanpa seleksi ambilan-ambilan norepinefrin, serotonin, reseptor muskarinik, H,-histaminik dan a,-adrenergik. Dibanding dengan antidepresan trisiklik, SSRI menyebabkan efek antikolinergik lebih kecil dan kordiotoksisitas lebih rendah. Namun demikian, inhibitor ambilan kembali serotonin yang baru harus digunakan secara seksama sampai nanti setelah efek iangka panjang diketahui. SSRI sangat efektif digunakan untuk mengobati depresi dan beberapa jenis gangguan cemas (misalnya gangguan obsesif komulsif, gangguan panik dan sosial fobia). SSRI juga efektif diguakan pada komorbiditas depresi dengan gangguan fisik, misalnya penyakit jantung. Mekanisme kerjaDiduga SSRI meningkatkan 5-HT di celah sinaps, pada awalnya akan meningkatkan aktivitas autoreseptor yang justru menghambat pelepasan 5-HT sehingga kadarnya turun dibanding sebelumnya. Tetapi pada pemberian terus menerus autoreseptor akan mengalami desensitisasi sehingga hasilnya 5-HT akan meningkat dicelah sinaps di area forebrain yang menimbulkan efek terapetik. Contoh obat-obat yang tergolong SSRI diantaranya adalahfluoxetine, paroxetine, dansertraline (Mutchler,1991). Efek samping Dizzines sementara, mengantuk, tremor, berkeringat, sakit kepala, mulut kering, diare, mual, muntah, penurunan berat badan (sementara), di fungsikan seksual. SSRI kadang-kadang juga memyebabkan efeksamping cemas dan insomnia (fluoxetin), somnolen atau mengantuk berat (paroxetin), diare (sertralin). Pada minggu pertama terapi dengan SSRI, sering menimbulkan gejala cemas, gelisah, insomnis, dan gangguan pada pencernaan. Apabila tidak dijelaskan kepada pasien bahwa gejala tersebut akan menghilang dengan berlalunya waktu, pasien sering kali menghentikan obat. Pemberian benzodiazepin sementara (misalnya alprazolam) dapat mengurangi lama dan beratnya gejala.SSRI lebih aman dibandingkan dengan antidepresan TCA bila terjadi overdosis. Penghentian obat secara mendadak dapat menimbulkan gejala yang bersifat sementara, misalnya lemas, anggota gerak kesemutan, dizziness dan lain-lain. Fluoxetin dapat menyebabkan hipoglikemia oleh karen itu pada pasien yang yang mendapat terapi insulin harus ada penyesuaian dosis.

Monoamin oksidase (MAO)Monoamin oksidase (MAO) adalah suatu enzim mitokondria yang ditemukan dalam jaringan saraf dan jaringan lain, seperti usus dan hati. Dalam neuron, MAO berfungsi sebagai "katup penyelamat", memberikan deaminasi okidatif dan meng-nonaktifkan setiap molekul neurotransmiter (norepinefrin, dopamin, dan serotonin) yang berlebihan dan bocor keluar vesikel sinaptik ketika neuron istirahat. inhibitor MAO dapat meng-nonaktifkan enzim secara ireversibel atau reversibel, sehingga molekul neurotransmiter tidak mengalami degradasi dan karenanya keduanya menumpuk dalam neuron presinaptik dan masuk ke ruang sinaptik. Mekanisme kerja Sebagian besar inhibitor MAO, seperti isokarboksazid membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan enzim, menyebabkan inaktivasi yang ireversibel. Ini mengakibatkan peningkatan depot norepinefrin, serotonin dan dopamin dalam neuron dan difusi selanjutnya sebagai neurotransmiter yang berlebih ke dalam ruang sinaptik. Obat ini menghambat bukan hanya MAO dalam obat, tetapi oksidase yang mengkatalisis deaminasi oksidatif obat dan substansi yang mungkin toksik seperti tiramin yang ditemukan pada makanan terlentu. Karena itu, inhibitor MAO banyak berinteraksi dengan obat ataupun obat-makanan.

1.3 Alat dan bahan2 Imipramin HCL3 Amitriptilin4 Mencit umur 2-3 bulan dengan bobot badan 25-30 g5 Water wheel6 Stop watch7 Timbangan8 Spuit injeksi9 Sonde

1.4 Prosedur Kerja 1. Mula-mula mecit dipuasakan 6-8 jam2. Masing-masing mencit diberikan bahan uji. Kelompok I diberikan imipramin HCL menggunakan sonde oral, kelompok II diberikan amitriptilin, sedangkan mencit kelompok III (control) diberikan air suling.3. Setelah ditunggu -1 jam, mencit dimasukkan ke dalam alat roda putar (water wheel) yang telah berisi air dan dicatat durasi mobilitasnya dengan menggunakan stop watch. Durasi mobilitas adalah periode waktu yang diperlukan mencit untuk melakukan aktivitas motorik. Durasi mobilitas dapat ditentukan oleh beberapa cara sebagai berikut : Pada saat mencit dimasukkan ke dalam air hingga terjadi awal gerak motorik. Hewan dianggap normal bila durasi mobilitasnya tidak lebih dari 60 detik. Durasi yang diperukan hewan untuk bergerak mencapai roda putar. Jumlah putaran roda dalam waktu tetentu yang ditetapkan. Setelah hewan bergerak dalam air menuju roda putar, maka jumlah putar roda pada umumnya dicatat pada interval waktu 15 menit, 30 menit, 1 jam dan seterusnya, hingga diperoleh data putaran maksimum.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pemberian Obat1. Mencit 1 : Imipramin HCL sebanyak 2 ml2. Mencit 2 : Amitriptilin sebanyak 2 ml3. Mencit 3 : Aquadest (control negatif) sebanyak 2 ml

2.2 Hasil Pengamatan dan Pembahasan Perlakuan Aktivitas motorik awal saat dicelupkan ke dalam air (detik)Durasi renang mencapai roda putar (detik)Jumlah putaran roda (durasi 2 menit)

015304560015304560015304560

Imipramin HCL0000022653384311

Amitriptilin0000062322991122

Aquadest (control negatif)00000128532151310144

Perhitungan rata-rata1. Mencit 1 (Imipramin HCL) Aktivitas motorik awal saat dicelupkan ke dalam air = 0 detik Durasi renang mencapai roda putar = 7.8 detik Jumlah putaran roda (durasi 2 menit) = 3.7 detik2. Mencit 2 (Amitriptilin) Aktivitas motorik awal saat dicelupkan ke dalam air = 0 detik Durasi renang mencapai roda putar = 3 detik Jumlah putaran roda (durasi 2 menit) = 7 detik

3. Mencit 3 (Aquadest) Aktivitas motorik awal saat dicelupkan ke dalam air = 0 detik Durasi renang mencapai roda putar = 6 detik Jumlah putaran roda (durasi 2 menit) = 11.4Perhitungan % Hambatan Jumlah Putaran1. Mencit 1 (Imipramin HCL).54%2. Mencit 2 (Amitriptilin)

3. Mencit 3 (Aquadest)%

PEMBAHASANGejala depresi pada mencit melalui praktikum ini bisa dilihat dari tiga indikator, yaitu:

1. Aktifitas motorik awalSecara alami jika mencit dicelupkan ke dalam air maka mencit akan segera bereaksi dengan cepat untuk bergerak mencari tempat yang aman. Jika perlakuan ini dilakukan berulang maka mencit akan mengalami depresi ditandai dengan semakin cepat mencit bereaksi dengan segera bergerak menuju tempat yang ia rasa aman karena diserang rasa panik.2. Durasi renang mencapai roda putarJika mencit dimasukkan ke dalam waterwheel maka ia akan segera bereaksi dengan berenang menuju ke tempat yang aman. Perlakuan ini jika diulang secara konstan maka mencit akan diserang depresi dan mengalami kepanikan luar biasa sehingga ia akan semakin cepat untuk berusaha mencapai tempat yang dianggapnya aman.

3. Jumlah putaran rodaSemakin banyak putaran roda yang dihasilkan menandakan bahwa mencit berada dalam keadaan depresi. Sama halnya dengan manusia yang mengalami depresi, pada mencit yang depresi akan mengalami peningkatan aktifitas berlebih (ditandai dengan semakin banyak putaran roda yang dihasilkan ) dikarenakan serangan rasa panik yang mendadak.

Efektifitas Imipramin dan amitriptilin :Dilihat dari data % efektifitas berdasarkan jumlah putaran roda, imipramin HCl memiliki kemampuan menurunkan aktifitas motorik lebih besar dibandingkan amitriptilin. Berdasarkan data teoritis, seharusnya amitriptilin memiliki kemampuan menurunkan aktifitas dan rasa takut lebih besar dibandingkan dengan imipramin yang memiliki kemampuan memperbaiki mood lebih besar. Jika dilihat dari data praktikum dari menit ke menit imipramin HCL memang memiliki kemampuan menurunkan aktifitas lebih besar karena jumlah putaran roda menurun sangat drastis.KesimpulanAnti depresi adalah obat yang mampu memperbaiki suasana jiwa, dan memiliki efek mempengaruhi otak dan sulit untuk didefinisikan serta diukur kualitas dan kuantitas kerjanyaGolongan obat antidepresan dibagi dalam 4 kelompok yaitu : antidepresive klasik1. Zat trisiklis (ATC), contoh : amitriptilin, doksepin, imipramin, desipramin2. Zat tetrasiklis, contoh : mapratilin, miaserin, dan mirtazapin- Obat generasi kedua1. SSRI, contohnya : flufoxamin, fluoxetin, paroxetin, sertralin, dan citalopram2. NaSA, contohnya : mirtazapin, venlafaxin MAO blockers, contohnya : fenelzin, tranylcypromin Lain-lain, contohnya : tryptofan, okstriptan, dan piridoksinGejala mencit depresi pada parktikum ini adalah jumlah putaran roda yang banyak, durasi mencit menuju roda putar yang cepat dan aktifitas motorik awal yang dimulai secara cepat.Imipramin dan amitriptilin memiliki kemampuan menurunkan depresi yang ditandai dengan penurunan aktifitas motorik ( jumlah putaran roda berkurang, durasi menuju roda putar lebih lama). Berdasarkan % efektifitas imipramin memiliki efektifitas yang lebih tinggi sebagai antidepresan.

Daftar PustakaTjay Tan Hoan & Rahardja Kirana, Obat-Obat Penting Edisi keenam, 2010, Jakarta : PT Elex media KomputindoDepartemen Farmakologi dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, 2011, Jakarta : Balai Penerbit UIHarvey,A.Richard & Pamela C. Champe. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 4.2009. Jakarta : EGC