PENGARUH COST OF LOANABLE FUND, OVERHEAD COST,...
Transcript of PENGARUH COST OF LOANABLE FUND, OVERHEAD COST,...
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
324
PENGARUH COST OF LOANABLE FUND, OVERHEAD COST,
SPREAD, & CKPN TERHADAP SBDK PERIODE 2011-2015
Cory Michelin Ginting1, Shalahuddin Haikal2
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, [email protected]
2Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, [email protected]
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen penyusun yang paling mempengaruhi Suku Bunga
Dasar Kredit bank. Suku bunga kredit tidak kunjung turun disisi lainnya kenaikan Net Interest Margin
Bank yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan penyaluran kredit mengindikasikan bank menaikkan
suku bunga kredit untuk mencapai NIM yang diharapkan bank. Ketentuan mengenai publikasi SBDK
yang dilaporkan belum tersupervisi dengan baik ditandai dengan nilai SBDK bank yang dilaporkan oleh
bank yang tidak berubah dalam rentang waktu lebih dari setahun. Komponen penyusun SBDK terdiri dari
Cost Of Loanable Fund, Overhead Cost, Spread, Tax, dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. Dalam
penelitian ini metode perhitungan dari setiap komponen dan SBDK yang dihasilkan melalui pendekatan
teori yang bersumber dari laporan keuangan bank. Sampel dalam penelitian ini terdiri tiga bank masing-
masing BUKU 1, BUKU 2, BUKU3, BUKU 4, sehingga jumlah bank sampel yang digunakan berjumlah
12 bank dengan menggunakan laporan keuangan periode 2011-2015. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa spread yang menjadi komponen yang paling mempengaruhi SBDKbank. Sulitnya menurunkan
suku bunga dasar kredit, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Spread paling mempengaruhi
SBDKserta tidak dilakukannya pengawasan yang dilakukan regulator memperkuat dugaan adanya kartel
dalam penetapan suku bunga dasar kredit.
Kata Kunci: Bank, Kredit, Suku bunga dasar kredit
ABSTRACT: This study aims to determine of the most composition that affecting bank’s Prime Lending Rate. The
bank’s lending rate are not decrease and the increase of bank’s Net Interest Margin (NIM) not
compensated with the growth of credit distribution indicated that bank increase the lending rate for
raising the NIM that banks expected. On the other side, the lending rate that not decrease will affect the
industry is still dominated by capital sourced from bank loan. Publication of Prime Lending Rate by bank
is one of effort to decrease the bank’s lending rate by the regulator (government). But the report not
provide accurate data. Some indication of the inaccuracies of the report looks at unchanged figure
lending rate within a period over the year and they occur in the majority banks that have large capital
are classified in BUKU 4 and BUKU 3 and also there is an ambiguity regarding the segmentation of
credit that specified in the regulations, as well as a statement of the regulator that both BI or OJK that
this report is not performed supervision. Thus in this study the method of calculation of each component
and the base lending rate of credits generated through theoretical approach derived from the yearly
financial statements of bank. The sample of this study consists of bank BUKU 1, BUKU 2, BUKU 3,
BUKU 4 that consists of three banks each classes within use the financial statements of the period 2011-
2015. The components of bank prime lending rate consists of Cost of Loanable Fund, Overhead Cost,
Spread, Tax, & Reserve of Impairment Loss. The results showed that the spread or profit into component
that most bank’s prime lending rate. The difficulty of lowering the prime lending rate and the results of
studies shows that most influence lending rate is related to profit and there is no strengthen the
supervision performed by the regulator, confirming allegations cartel in setting lending rate.
Keywords: Bank, Credit, Prime lending rate.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
325
PENDAHULUAN
Berdasarkan data Bank Dunia, Indonesia memiliki rerata suku bunga kredit
tertinggi dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, dan Singapura, selama periode
penelitian yaitu 2011-2015. Tingginya Suku Bunga Kredit ini berdampak pada kegiatan
perekonomian dan dunia usaha di Indonesia.
Grafik 1
Perbandingan Lending Rate bank di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand
Sumber : Diolah dari situs Worldbank, 2017
Beberapa dugaan bermunculan salah satunya adalah mengenai komposisi Dana
Pihak Ketiga bank yang didominasi oleh dana berjangka pendek dan berbiaya mahal
yaitu Deposito Jangka waktu 1 bulan yang menyebabkan bank-bank berlomba untuk
memberikan suku bunga deposito menarik bagi nasabah. Dugaan lainnya adalah
tingginya biaya operasional bank yang disebabkan karena kondisi geografis Indonesia
yang terdiri dari pulau-pulau yang menyebabkan bank untuk membuka banyak kantor
cabang. Kedua asumsi tadi terbantahkan dengan publikasi majalah The Economist yang
menobatkan bank-bank di Indonesia sebagai penghasil NIM tertinggi di dunia.
Berdasarkan data Worldbank, Indonesia memiliki NIM tertinggi apabila dibandingan
dengan negara-negara di Kawasan Asia Timur, Eropa, dan Amerika pada periode tahun
penelitian yaitu 2011-2015.
Grafik 2
Perbandingan Rata-Rata Net Interest Margin Bank di Kawasan Eropa, Amerika,
Asia Timur dan Pasifik, dan Indonesia periode tahun 2010-2014
Sumber: Diolah dari situs Worldbank, 2017
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
326
Pada tahun 2011 Bank Indonesia mengeluarkan peraturan yang mewajibkan
perbankan untuk melaporkan dan mempublikasikan Suku Bunga Dasar Kredit
(selanjutnya SBDK), namun peraturan ini tidak tersupervisi dengan baik ditandai
dengan tidak adanya perubahan pada SBDK yang dilaporkan bank dalam rentang waktu
hampir setahun secara berturut-turut, dan masih adanya perdebatan mengenai
segmentasi perhitungan SBDK dalam SE BI No.15/1/DPNP tahun 2013 yang
merupakan perubahan atas SE BI No.13/5/DPNP tahun 2011. Berikut adalah grafik
pelaporan SBDKuntuk segmen korporasi tahun 2012-2013 yang dilaporkan bank dan
didapatkan bahwa pelaporan tersebut memiliki besaran SBDKyang cenderung sama
dalam jangka waktu yang lama.
Grafik 3
SBDKSegmen Korporasi Tahun 2012-2013 (Dalam Persen)
Sumber : Diolah dari Laporan Publikasi Suku Bunga Dasar Bank, 2017
Tahun 2014 merupakan peralihan tugas dan fungsi Bank Indonesia ke OJK
sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan yang terhitung sejak 31 Desember 2013 tugas pengaturan dan pengawasan
perbankan dialihkan dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan. Sejak tanggal
tersebut, pengawasan terhadap individual bank (mikroprudensial) dilakukan oleh
Otoritas Jasa Keuangan namun, pengawasan terhadap makroprudential tetap dilakukan
oleh Bank Indonesia dan juga berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan. Semua
pelaporan bank kemudian dialihkan ke OJK termasuk pada pelaporan publikasi suku
bunga dasar kredit. Berikut adalah laporan SBDK Segmen Korporasi tahun 2014-2015
yang sudah dipindahkan pelaporannya ke OJK.
Grafik 4
SBDKSegmen Korporasi Tahun 2014-2015 (Dalam Persen)
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
327
Sumber : Diolah dari Laporan Publikasi Suku Bunga Dasar Bank, 2017
Rauf (2013) mengatakan bahwa terdapat kartel disektor perbankan ditanah air yang
ditunjukkan oleh sejumlah indikator yaitu; bunga bank yang sangat tinggi, Net Interest
Margin (NIM) mencapai dua digit, market share kelompok bank tinggi, pertumbuhan
laba bersifat excessive, dan perilaku perbankan yang mengarah kepada herding
behavior. Indikasi kartel juga didukung oleh hasil sebuah penelitian yang menunjukkan
bahwa struktur pasar perbankan bersifat oligopolistic dan monopolistic competition.
Dengan adanya asumsi-asumsi tersebut menarik untuk mengetahui komponen penyusun
SBDKyang paling mempengaruhi SBDK.
TINJAUAN LITERATUR
SBDK adalah suku bunga yang dijadikan dasar untuk menentukan suku bunga atas
pinjaman untuk perusahaan maupun perseorangan (Schmeits, 2001). SBDK digunakan
sebagai acuan bank dalam penetapan pemberian suku bunga kredit untuk peminjam
dana. Terdapat perbedaan pada penentuan SBDK yang dijelaskan pada SEBI
No.15/1/DPNP tahun 2013 dengan suku bunga melalui pendekatan teori yang mana
rumus pada Surat Edaran Bank Indonesia diringkas menjadi tiga komponen yang
tadinya didapatkan dari pendekatan teori sebanyak lima komponen.
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia SE BI No.15/1/DPNP, SBDK merupakan suku
bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagi bank dalam penentuan suku bunga
kredit yang dikenakan kepada nasabah bank. berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
tersebut, perhitungan SBDKtidak memasukkan komponen premi risiko sehingga,
komponen SBDKterdiri dari harga pokok dana, biaya overhead, dan margin
keuntungan. Rumus penentuan SBDKmenurut SE BI No.15/1/DPNP tahun 2013 adalah
sebagai berikut :
𝐒𝐁𝐃𝐊=𝐂𝐎L𝐅 + 𝐎𝐂 + 𝐒𝐏𝐑𝐄𝐀𝐃 + 𝐂𝐊𝐏𝐍 + 𝐓𝐀𝐗 (1)
dengan,
COLF = cost of loanable fund
OC = overhead cost
SPREAD = spread
CKPN = cadangan kerugian penurunan nilai
TAX = estimasi pajak dari keuntungan yang diperoleh
Letak perbedaan pada perhitungan melalui pendekatan teori dan perhitungan
menurut SE BI No.15/1/DPNP tahun 2013 kemudian dijelaskan pada lampiran 1 SE BI
No.15/1/DPNP tahun 2013 tersebut yang menjelaskan bahwa CKPN sebagaimana yang
dimunculkan pada perhitungan melalui pendekatan teori sebenarnya dimasukkan
kedalam komponen overhead cost, namun tidak ada komponen TAX atau pajak dalam perhitungan SE BI No.15/1/DPNP tahun 2013.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari beberapa sumber
yaitu melalui studi literatur dan data panel yang diambil dari laporan keuangan bank
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
328
sampel periode 2011-2015. Pemilihan bank sampel diklasifikasikan berdasarkan Bank
Umum Klasifikasi Usaha atau yang disebut BUKU masing-masing BUKU terdiri dari 3
bank sampel. Pengolahan data menggunakan software statistik Eviews 9 dengan
mengolah data laporan keuangan kedalam Microsoft Excel. Setelah variabel-variabel
didapatkan, data tersebut dimasukkan kembali kedalam file lain dalam Microsoft Excel
yang baru sebelum dilakukan impor file ke Eviews 9. Penelitian ini menggunakan dua
jenis variabel, yaitu variabel independen (independent variable) dan variabel dependen
(dependent variable), variabel dependen dalam penelitian ini adalah Suku Bunga Dasar
Kredit, dan yang menjadi variabel independennya terdiri dari cost of loanable fund,
overhead cost, spread, pajak, dan CKPN.
Berikut adalah model penelitian ini dengan menggunakan variabel dependen dan
variabel independen yang telah dijelaskan sebelumnya :
(2)
SBDKi,t = SBDKdari bank i pada periode t
COLFi,t = Cost Of Loanable Fund dari bank i pada periode t
OCi,t = Overhead Cost dari bank i pada periode t
SPREADi,t = Spread dari bank i pada periode t
TAXi,t = Pajak dari bank i pada periode t
CKPNi,t = Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset (Kredit) dari bank i pada
periode t
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Karena terbatasnya data yang didapatkan serta masih rancunya laporan SBDK
yang dilaporkan bank pada Bank Indonesia (tahun 2011-2013) dan OJK (tahun 2014-
2015) maka setiap komponen pada penelitian ini menggunakan pendekatan teori yang
diolah dari laporan keuangan bank sampel periode 2011-2015.
Gujarati (2009) menyatakan bahwa masalah serius dari multikolinieritas terjadi
ketika korelasi yang terjadi antara variabel independen memiliki nilai lebih dari 0.8. Jika
nilai dari uji multikolinieritas melebihi 0.8 atau 80 % berarti ada hubungan antara
variabel tersebut. Berdasarkan matriks ditemukan bahwa variabel TAX dan variabel
SPREAD memiliki nilai 0.98 (melebihi 0.8) sehingga berarti antara variabel TAX dan
SPREAD terjadi multikolinieritas. Berikut tabel Correlation Matrix-nya:
Tabel 1
Correlation Matrix
COLF OC SPREAD TAX CKPN
COLF 1.0000000
OC -0.459680 1.0000000
SPREAD -0.707983 0.743885 1.0000000
TAX -0.645157 0.728337 0.987987 1.0000000
CKPN -0.421265 0.095871 0.231111 0.171348 1.0000000
sumber: output olahan Eviews 9.0
Beberapa hal dapat dilakukan untuk memperbaiki variabel independen yang masih
memiliki kolinieritas, salah satunya adalah dengan menghilangkan variabel tersebut.
Variabel independen TAX memiliki tingkat hubungan yang tinggi dengan variabel
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
329
independen SPREAD karena nilai TAX yang diperoleh merupakan hasil perkalian dari
tarif PPh pasal 17 dengan SPREAD. Terkait dengan penelitian ini maka variabel
independen TAX dihilangkan yang bertujuan untuk mendapatkan model yang memiliki
sifat BLUE.
Hasil dari Uji White-Heteroscedasticity menunjukkan bahwa prob Obs *R-
squared bernilai 0.5337 yang berarti lebih dari 0.05 yang mengartikan bahwa tidak
terdapat korelasi antar variabel dan terima H0. Hasil tes ini menunjukkan bahwa data
yang digunakan memiliki sifat homoskedastis yaitu memiliki varians error yang bersifat
konstan. Apabila dilihat melalui tabel Durbin Watson dengan jumlah observasi sebesar
60 dan jumlah variabel (baik variabel dependen dan variabel independen) sejumlah 6
(Enam) maka didapatkan nilai dL sebesar 1.40832 dan nilai dU sebesar 1.76711. Dari
hasil perhitugan melalui tabel Durbin Watson ini didapatkan bahwa berlaku dU < DW <
4 - dU yang berarti bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif
atau pada kesimpulan bahwa tidak ada autokorelasi pada data yang digunakan.
Berdasarkan kedua uji data panel (Uji Chow dan Uji Hausman) yang telah dilakukan
model yang digunakan pada penelitian ini adalah Random Effect Model. Untuk
memperkuat pengujian dilakukan Uji LM yang menghasilkan nilai 0.0000 pada
probabilitas Breusch-Pagan dikolom both yang memperkuat pengujian bahwa penelitian
ini tepat untuk menggunakan metode Random Effect Model.
Tabel 2 Ringkasan Hasil Regresi Random Effect Model
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa semua variabel memiliki nilai
signifikansi yang sama yaitu 0.0000, namun apabila dilihat nilai koefisiennya, variabel
SPREAD memiliki nilai yang paling mempengaruhi nilai SBDK. Nilai koefisien bernilai
negatif tetapi tidak signifikan dan memiliki nilai yang tidak memberikan pengaruh
terhadap model sehingga seluruh variabel independen berpengaruh positif terhadap
SBDK, setiap kenaikan dari salah satu atau lebih variabel independen, nilai koefisien
tersebut tidak mempengaruhi nilai menjadi negatif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Cost of Loanable Fund, Overhead Cost, Spread, dan CKPN signifikan terhadap
SBDKpada bank periode tahun 2011-2015. Spread memiliki pengaruh yang paling
besar dalam menentukan nilai SBDKpada periode tahun tersebut. Klasifikasi bank yang
memiliki rata-rata perubahan SBDKyang tinggi berasal dari bank BUKU 4 dan BUKU
3 kecuali PT Bank Mandiri Tbk. Tingginya perubahan SBDK ini dipengaruhi oleh
tingginya perubahan spread, sehingga dengan adanya hasil yang menunjukkan bahwa
peringkat 1 dan peringkat 2 dari rata-rata perubahan SBDK yang tinggi tersebut berasal
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
330
dari BUKU 4 dan peringkat selanjutnya diisi dengan bank yang berasal dari BUKU 3
maka menggambarkan bahwa adanya kartel dalam penetapan SBDK.
Publikasi SBDKyang dilakukan bank tidak efektif karena pada pelaporannya,
Otoritas Jasa Keuangan hanya mengumpulkan data dan memantau pergerakan dari
laporan bank tersebut tanpa dan tidak melakukan supervisi bagaimana perhitungan dari
SBDKyang dipublikasikan dilakukan. Hal tersebut terbukti dengan adanya keterangan
dari pihak Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia ketika penulis berkunjung untuk
meminta data terkait penelitian ini yang menyatakan bahwa data tersebut merupakan
data yang hanya dilaporkan bank dan pihaknya hanya mengumpulkan informasi tersebut
dari bank yang melaporkan serta diperkuat dengan fakta-fakta yang didapatkan yang
terdiri dari perbedaan rentang yang besar dari hasil perhitungan SBDK melalui
pedekatan teori yang menggunakan sumber data dari laporan keuangan dengan SBDK
yang dilaporkan bank dan juga nilai SBDK yang dilaporkan bank tersebut cenderung
tidak mengalami perubahan nilai dalam jangka waktu satu tahun bahkan lebih.
Saran dan masukan dari penelitian ini adalah:
1. Otoritas Jasa Keuangan agar dapat melaksanakan tupoksinya dengan melakukan
supervisinya perhitungan SBDK, tidak hanya memantau pergerakan SBDK yang
dilaporkan bank tetapi juga memastikan kebenaran (akurasi dan reliabilitas) dari
pelaporan bank terkait dengan SBDK tersebut. Efek positif yang muncul ketika
transaparansi yang dilakukan akan sia-sia apabila kebenaran dari data transparansi
tersebut tidak sesuai. Selain itu OJK, diharapkan segera dapat merampungkan
kerancuan dan perdebatan dari segmentasi kredit yang membagi pelaporan SBDK
kedalam empat segmentasi (kredit korporasi, kredit konsumsi, kredit ritel, dan kredit
UMKM) serta menyeimbangkan kepentingan kebijakan yang bersifat menjaga
kestabilan tanpa mengorbankan aspek iklim kompetisi.
2. KPPU dapat menggunakan penelitian ini untuk melakukan penyelidikan lebih
lanjut mengenai kartel yang dilakukan oleh bank BUKU 4 dan bank BUKU 3.
3. Bank seyogyanya meningkatkan profit yang berasal dari efisiensi yang
dilakukan bukan dengan peningkatan keuntungan melalui kesepakatan kartel.
Beberapa alternatif peningkatan efisiensi adalah dengan menggabungkan ATM, dan
melakukan inklusi finansial berbasis teknologi dan komunitas agar dapat
meningkatkan efisiensi dalam pembukaan cabang baru, serta meningkatkan kualitas
kredit dengan menurunkan tingkat Non Peforming Loan.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
331
DAFTAR PUSTAKA
6 Cara BI Buat Tekan Suku Bunga Dasar Kredit (2013, April 8). Liputan6.
http://bisnis.liputan6.com/read/556137/6-cara-bi-buat-tekan-suku-bunga-dasar-
kredit
Ariyanto, Taufik. “Persaingan Usaha Dalam Industri Perbankan
Indonesia”.2004.Perbanas Finance & Banking Journal, Vol.6 No.2, Desember
2004: Jakarta.
Ariyanto, Taufik. “Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia”. Finance
and Banking Journal, Vol. 13 No.1 Juni 2011: Jakarta.
Awoyemi, Jabar. Prime Lending Rates and the Performance of Microfinance Banks in
Nigeria. 2014. European Journal of Business and Management.
http://www.iiste.org/Journals/index.php/EJBM/article/view/12529/12835
Bank Indonesia (2001, Desember 14). Lampiran No.14 tentang Pedoman Perhitungan
Rasio Keuangan dari Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP.
http://www.bi.go.id/id/peraturan/arsip-peraturan/Perbankan2001/Lampiran14-
PedomanPerhitunganRasioKeuangan.PDF
Bank Indonesia (2003, Mei 19). Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 Tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
Bank Indonesia (2011, Februari 8). Surat Edaran Bank Indonesia N0.13/5/DPNP
perihal transparansi informasi Suku Bunga Dasar Kredit. Oktober 10, 2016.
Bank Indonesia (2011, Februari 8). Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/5/DPNP
perihal Transaparansi Informasi Suku Bunga Dasar Kredit.
http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/se_130511.aspx
Bank Indonesia (2015, Juni 25). Peraturan Bank Indonesia No. 17/11/PBI/2015
Tentang Perubahan Atas PBI No. 15/15/PBI/2013 Tentang GiroWajib
Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum
Konvensional
Bank Indonesia (2012, Februari 15) Statistik Perbankan Indonesia Periode 2011.
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/spi_1211.aspx
Bank Indonesia (2012, November 27). Peraturan Bank Indonesia
No.14/26/DPNP tahun 2012 Tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor
Berdasarkan Modal Inti Bank
Bank Indonesia (2013, Februari 12) Statistik Perbankan Indonesia Periode 2012.
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/spi_1212.aspx
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
332
Bank Indonesia (2013, Januari 15) Surat Edaran Bank Indonesia No.15 /1/DPNP
Perihal Transparansi Suku Bunga Dasar Kredit.
http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/se_150113.aspx
Bank Indonesia (2014, Februari 18) Statistik Perbankan Indonesia Periode 2013.
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/SPI_1213.aspx
Bank Indonesia (2015, Februari 20) Statistik Perbankan Indonesia Periode 2014.
http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Pages/spi_1214.aspx
Bank Indonesia (2016, April 28). Peraturan Bank Indonesia No. 18/5/PBI/2016
Rekening Bank pada BI untuk RTGS. Oktober 15, 2016.
Bank Indonesia (2016, Oktober 31). Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit Bank
2011-2016
Bank of Zambia (2010, September). Survey on How Commercial Banks
Determine Lending Interest Rates in Zambia.
Bunga Kredit dan NIM yang Tinggi di BTPN. (2011, April 5). Kontan.
http://keuangan.kontan.co.id/news/bunga-kredit-dan-nim-di-btpn-tertinggi-1.
Georgievska et.all. Determinants of Lending Interest Rates and Interest Rate
Spreads. 2011. Bank of Greece.
Gujarati, D.N. 2009. Basic Econometrics 5th Edition. Singapore. Mc Graw-Hill
Herlianto,Anung (2012, November). Dilema Penurunan Suku Bunga Perlukah
Kebijakan Keuangan yang Represif ?. November 3, 2016. Artikel Internal
Staff Bank Indonesia.
Indonesian Certificate in Banking and Regulation Workbook tingkat 1. 2008.
BSMR : Jakarta.
Kaymaz, Kaymaz (2011). Using Deposit Interest Rates in Setting Loan Interest
Rates: Evidence from Turkey. International Journal of Business and Finance
Research, Volume 5, Number 3
http://ftp.repec.org/opt/ReDIF/RePEc/ibf/ijbfre/ijbfr-v5n3.../IJBFR-V5-N3-
2011-4.pdf
Komisi Pengawas Persaingan Usaha. “KPPU Masih Akan Terus Mengawasi
Sektor Perbankan-Wawancara dengan Syarkawi Rauf”. Juli 2013. 3 Januari
2017 <http://www.kppu.go.id/id/wp-
content/uploads/2014/01/Kompetisi_43.pdf >.
Kurniawan, Taufik. Determinan Tingkat Suku Bunga Pinjaman di Indonesia
Tahun 1983 – 2002. 2004. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Bank
Indonesia: Jakarta.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
333
LIPI, Bank Indonesia (2016, Mei 24). “Profil Bisnis UMKM”.
http://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasional/kajian/Pages/Profil-Bisnis-
UMKM.aspx
Megasari, Franedya, Bangun. “Kredit Tak Optimal, Bank BUMN Tetap Raup
NIM Besar” Kontan terbit Maret 2012. 06 Januari 2017
<http://fokus.kontan.co.id/news/bank-bumn-mendulang-nim-di-atas-rata-
rata-industri>.
Michael Solomon, Greg W Marshall, Elnora W Stuart. Marketing – Real People
Choices. Prentice-Hall. New Jersey.
Nachrowi, D Nachrowi. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk
Analisis Ekonomi dan Keuangan. 2006. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia : Jakarta.
Otoritas Jasa Keuangan (2016, Februari 21) Statistik Perbankan Indonesia
Periode 2015. http://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-
statistik/statistik-perbankan-indonesia/Pages/Statistik-Perbankan-Indonesia---
Desember-2015.aspx
Otoritas Jasa Keuangan (2016, Maret 16) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
18 / POJK. 03/2016.
http://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/regulasi/peraturan-
ojk/Pages/POJK-Nomor-18.POJK.03.2016.aspx
Reed, Gill. Commercial Banking- Fourth Edition. 1989. Prentice-Hall
International. United States.
Reksoprayitno, Soediyono. Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Bank Umum:
Penerapannya di Indonesia. BPFE: Yogyakarta. 1992.
Rivai dkk. Commercial Bank Management- Manajemen perbankan dari Teori ke
Praktek. 2013. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Riyadi, dkk. Evaluasi Pengaruh BI Rate (SBIR), Cost Of Loanable Fund
(COLF), Overhead Cost (OHC), dan Spread (SPR) Terhadap Tingkat Suku
Bunga Kredit (SBK) Perbankan Tahun 2012. 2013. Institute Perbanas:
Jakarta.
Sadono Sukirno. 2000. Pengantar Teori Makroekonomi Edisi Kedua . Raja
Grafindo. Jakarta.
Schmeits, Saunders. The Determination of Bank Lending Rates: Evidence for the
Netherlands and Other Countries. 2001
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Salemba Empat. Jakarta
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
334
Standford University. Durbin-Watson Table. 2012.
http://web.stanford.edu/~clint/bench/dw05a.htm
Trinugroho, Agusman, dan Tarazi. Why Have Bank Interest Margins been So
High in Indonesia since the 1997/1998 Financial Crisis? 2014. Research in
International Business and Finance.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 10 Tahun 1998 mengenai perubahan
atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Worldbank (2016, Desember 31). Net Interest Margin Data from European,
United States, Asian, and Indonesia.
http://databank.worldbank.org/data/reports.aspx?source=global-financial-
development&preview=on#selectedDimension_GFDD_SERIES_DIM
Yumanita, Adamanti, Helmi (2013). Kajian Kemungkinan Implementasi
Kebijakan Dynamic Provisioning di Indonesia Working Paper No.
WP/1/2013. Jakarta: Bank Indonesia
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
335
BIODATA
Penulis kesatu:
Cory Michelin Ginting menyelesaikan pendidikan Program Vokasi Universitas
Indonesia Administrasi Keuangan dan Perbankan tahun 2013, dari perguruan tinggi
yang sama menamatkan S1 Manajemen Keuangan di tahun 2017. Saat ini tengah
bekerja di Perusahaan Asuransi Panin Daichilife Indonesia dan memiliki peminatan
penelitian mengenai keuangan dan perbankan.
Penulis kedua:
Shalahuddin Haikal menyelesaikan pendidikan dari Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia pada tahun 1989. Dari perguruan tinggi yang sama, tamat dari Program Pasca
Sarjana di bidang Akuntansi Manajemen pada 1992. Di tahun 2005 menyelesaikan studi
lanjut pada program Pasca Sarjana Faculteit der Rechtsgeleerdheids Erasmus
Universiteit Rotterdam.