PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK...

32
Pedoman Teknis PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAU Farmland Management and Sustainable Agriculture Practices Flood Management in Selected River Basins Sector Project CS 05 Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian 2018

Transcript of PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK...

Page 1: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis

PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAU

Farmland Management and Sustainable Agriculture PracticesFlood Management in Selected River Basins Sector Project CS 05

Direktorat Perluasan dan Perlindungan LahanDirektorat Jenderal Prasarana Dan Sarana PertanianKementerian Pertanian2018

Page 2: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 1

KATA PENGANTAR

Upaya konservasi lahan melalui upaya penanaman pohon multiguna yaitu pohon yangmampu menahan erosi dan menjaga keseimbangan ekologi tanpa mengorbankankepentingan ekonomi membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilantumbuh dan berkembangnya tanaman multiguna tersebut. Salah satunya adalahketersediaan pupuk organik yang mudah dan murah diperoleh untuk digunakan dalammemupuk pohon agar tumbuh subur dan cepat berkembang. Oleh karena itupengembangan ternak kerbau sebagai sumber pupuk kandang layak diupayakan, sehinggadiharapkan petani dapat memproduksi dan menggunakan pupuk organik secara insitu.

Sejalan dengan kondisi di atas, FMSRB akan mengadakan kerbau yang rencananya akandibagikan 10 ekor per kelompok tani peserta program, dengan tujuan untuk memaksimalkanazas manfaat kerbau, yaitu: (i) sebagai sumber pupuk kandang yang akan diolah di UnitPengelola Pupuk Organik (UPPO) untuk menghasilkan pupuk organik; (ii) sebagai alternatifsumber tambahan pendapatan dari perkembangbiakan ternak kerbau; (iii) sebagai sumbertenaga kerja dalam pengolahan tanah pertanian. Pupuk yang dihasilkan akan digunakanmemupuk bibit/benih tanaman pohon multiguna dalam upaya konservasi dan pencegahanerosi.

Untuk memberikan acuan dan panduan bagi para petugas Dinas lingkup Pertanian baikProvinsi, Kabupaten/kota maupun petugas lapangan dalam melaksanakan kegiatanPengembangan ternak kerbau yang dananya bersumber dari FMSRB disusun PedomanTeknis Pemeliharaan Kerbau. Dengan memahami Pedoman Teknis ini, diharapkanmampu menghilangkan keraguan semua pihak terkait dalam pengimplementasian kegiatanini di lapangan.

Komitmen berbagai pihak, terutama kelompok tani konservasi dan optimasi FMSRBpenerima bantuan kerbau, petugas Dinas Pertanian terkait, tenaga pendamping FMSRB danpetani pengguna pupuk organik sebagai konsumen produk UPPO, merupakan prasyaratkeberhasilan. Semoga.

Page 3: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1DAFTAR ISI................................................................................................................... 2I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

A. Latar Belakang............................................................................................. 3B. Tujuan.......................................................................................................... 4C. Sasaran ....................................................................................................... 5D. Pengertian ................................................................................................... 5

II. RUANG LINGKUP DAN PELAKSANAAN KEGIATAN........................................ 5A. Identifikasi CPCL (Calon Peserta Calon Lokasi) .......................................... 5B. Kriteria Penerima Ternak Kerbau Bantuan FMSRB ..................................... 6C. Survei dan Investigasi lokasi........................................................................ 7

III. KETENTUAN TEKNIS ......................................................................................... 7A. Pemeliharaan Ternak Kerbau ...................................................................... 7B. Umur Produktif Kerbau Untuk Bibit...................................................... 8C. Kandang Ternak Kerbau ..................................................................... 9D. Pakan Ternak Kerbau ......................................................................... 12E. Kesehatan Kerbau ....................................................................................... 13

IV. PROSEDUR PENGADAAN DAN PENGELOLAAN TERNAK KERBAU ............. 14A. Prosedur pengadaan bibit kerbau ........................................................... 14B. Prosedur pemeliharaan ternak kerbau.................................................... 17

V. MONITORING DAN PELAPORAN .................................................................. 18A. Monitoring .................................................................................................. 18B. Pelaporan ................................................................................................... 18

DAFTAR LAMPIRANKetentuan Umum Pelaksanaan Swakelola..................................................... 20Contoh Surat Perjanjian Swakelola ................................................................ 22Contoh Surat Perjanjian Jual Beli Ternak Kerbau........................................... 25Form Survey dan Investigasi Lokasi Kandang Ternak Kerbau ....................... 27Form Monitoring Individual Pengadaan Ternak Kerbau FMSRB .................... 28Form Monitoring Pengadaan Ternak Kerbau FMSRB .................................... 29AdmInistrasi Keuangan .................................................................................. 30Laporan Fisik dan Keuangan ......................................................................... 31

Page 4: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 3

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Pemerintah berupaya untuk meningkatkan produksi ternak dalam rangka memenuhi

swa-sembada pangan umumnya dan daging khususnya. Salah satu bentuk upaya

strategis dalam mendukung program pemenuhan pangan asal ternak dan agribisnis

peternakan rakyat1, serta merupakan implementasi dari Undang-undang nomor 41

tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 18 tahun 2009 tentang

Peternakan dan Kesehatan Hewan terutama Pasal 13 Ayat (1) Penyediaan dan

pengembangan benih dan/atau bibit dilakukan dengan mengutamakan produksi

dalam negeri. Ayat (2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan

kewenangannya berkewajiban untuk melakukan pemuliaan, pengembangan usaha

pembenihan dan/atau pembibitan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk

menjamin ketersediaan benih dan/atau bibit.

Sehubungan dengan hal tersebut sejak tahun 2014 telah dilaksanakan kegiatan

Penguatan Pembibitan Kerbau di Kabupaten Terpilih yaitu Kabupaten (Ogan

Komering Ilir, Lebak, Brebes, Sumbawa, Hulu Sungai Utara, Kutai Kertanegra dan

Toraja Utara), sedangkan untuk tahun 2016 dengan melibatkan 6 Kabupaten

(Kampar, Ogan Komering Ilir, Lebak, Brebes, Sumbawa, dan Toraja Utara).

Pemilihan Kabupaten Lebak sebagai salah satu lokasi Penguatan Pembibitan

Kerbau ternyata cukup beralasan. Terbukti bahwa peternak di Banten

mengembangkan jenis kerbau lumpur dan berat badannya bisa mencapai 500 - 600

kilogram dengan harga kisaran tahun 2017 sekitar Rp20–Rp30 juta. Meskipun

demikian, ternyata pemeliharaan kerbau masih tradisional, masih memanfaatkan

pakan rumput sebagai sumber utama pakan, sehingga pertumbuhan populasi kerbau

cukup lambat. Sehubungan dengan kenyataan ini, sejak lama Dinas Peternakan

telah mendorong para peternak menggunakan pakan tambahan untuk meningkatkan

pertumbuhan, seperti ampas tahu, konsentrat dan vitamin. Juga mendorong dan

memfasilitasi agar tingkat teknik budidaya kerbau terus ditingkatkan oleh para

peternak antara lain melalui Inseminasi.

1 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN NOMOR :621/Kpts/PK.200/F/03/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PEMBIBITAN KERBAU DIKABUPATEN TERPILIH TAHUN 2016

Page 5: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 4

Sejalan dengan kondisi di atas, FMSRB juga akan mengadakan kerbau yang

rencananya akan dibagikan 10 ekor per kelompok tani peserta program, dengan

tujuan untuk memaksimalkan azas manfaat kerbau, yaitu: (i) sebagai sumber pupuk

kandang yang akan diolah di Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) untuk

menghasilkan pupuk organik; (ii) sebagai alternatif sumber tambahan pendapatan

dari perkembangbiakan ternak kerbau; (iii) sebagai sumber tenaga kerja dalam

pengolahan tanah pertanian. Pupuk yang dihasilkan akan digunakan memupuk

bibit/benih tanaman pohon multiguna dalam upaya konservasi dan pencegahan

erosi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusun Pedoman Teknis

Pemeliharaan dan Panduan Pengadaan Ternak Kerbau.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan Pedoman Teknis ini adalah:

1. Memberikan arahan dan batasan dalam pelaksanaan dan ruang lingkup

pemberian bantuan ternak kerbau dalam rangka FMSRB, mulai dari

pengetahuan tentang pemilihan bibit, cara pengadaan ternak kerbau dan

pemeliharaanya.

2. Memberikan panduan tentang pengelolaan ternak kerbau, dalam peranannya

sebagai salah satu faktor penunjang dalam melaksanakan konservasi lahan dan

air, bagi petani dan petugas pendamping.

3. Memandu kelompok tani melalui konseling Dinas Pertanian Kabupaten dan

bantuan Ahli Peternakan/Kesehatan Hewan dalam pengadaan ternak kerbau

sesuai dengan aturan Pemerintah.

Sedangkan tujuan pengadaan ternak kerbau dalam mendukung pelaksanaan

FMSRB dalam upaya konservasi lahan dan air adalah:

1. Mengimplementasikan kegiatan bantuan ternak kerbau di lapangan dengan

memberikan pendampingan dan pembinaan kepada petani penerima ternak

kerbau terutama yang berkaitan dengan permasalahan, potensi, perencanaan

dan pelaksanaan pemeliharaan bantuan ternak kerbau.

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pemeliharaan ternak

kerbau, pengelolaan kandang dan kotoran agar dapat digunakan sebagai sumber

pupuk kandang dan tenaga kerja serta sumber pendapatan dari

perkembangbiakan ternak kerbau.

3. Meningkatkan kapasitas petani dalam mengelola kandang kelompok dan

lingkungan sumberdaya pakan agar terwujud system usaha tani ternak yang

Page 6: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 5

menjamin kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar yang tidak

mencemari lingkungan dan sumber air.

C. Sasaran

Sasaran dari pengguna petunjuk teknis pemeliharaan dan pengadaan ternak kerbau

adalah:

1. Tersosialisakannya informasi dan kebijakan pelaksanaan program berkaitan

dengan pengadaan ternak kerbau bagi kelompok tani konservasi dan kelompok

tani optimasi dalam program FMSRB

2. Terlaksananya pengadaan ternak kerbau sesuai dengan langkah-langkah yang

dijelaskan dalam pedoman

3. Terlaksananya monitoring, evaluasi dan pelaporan oleh seluruh pelaku di tingkat

pemerintah, konsultan dan masyarakat

D. Pengertian

Bantuan Ternak Kerbau. Pemberian bantuan ternak kerbau adalah penyerahan

10 ekor ternak kerbau umur di atas 1 (satu) tahun kepada kelompok tani peserta

FMSRB yang telah dipilih Dinas Pertanian Kabupaten dan disetujui oleh PPK

untuk dipelihara dan dikembangkan sebagai sumber pupuk, tenaga kerja dan

tambahan pendapatan.

Pengadaan Ternak Kerbau. Rambu-rambu pengadaan ternak yang diatur oleh

peraturan Pemerintah yang harus dilaksanakan Kelompok Tani penerima

bantuan ternak berdasarkan bimbingan dan fasilitasi Dinas Pertanian Kabupaten

dan Ahli Peternakan/Kesehatan hewan.

Kandang komunal adalah kandang yang dibangun mampu menampung ternak

kerbau berkelompok sebanyak 10 ekor yang dibangun di atas tanah hibah atau

tanah milik kelompok yang dekat dengan rumah kompos agar memudahkan

pengangkutan feses untuk diolah menjadi kompos.

II. RUANG LINGKUP DAN PELAKSANAAN KEGIATANA. Identifikasi CPCL (Calon Peserta Calon Lokasi).

List CPCL disusun oleh Dinas Pertanian menggunakan kriteria bahwa

kelompok yang bersangkutan eligible dan valid secara sosio-teknis-ekonomis

untuk mengikuti kegiatan FMSRB serta menerima bantuan ternak kerbau.

Page 7: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 6

Daftar CPCL ini kemudian diverifikasi dan divalidasi dan oleh Tenaga

Konsultan Kabupaten. Kemudian yang lolos uji ini akan memperoleh sertifikat

kesahihan dari Dinas Pertanian.

B. Kriteria Penerima Ternak Kerbau Bantuan FMSRB Kelompok tani Konservasi Lahan atau Optimasi Lahan peserta program

FMSRB yang sudah diverifikasi dan divalidasi dan sudah disahkan oleh Surat

Keputusan Bupati berdasarkan usulan Dinas Pertanian Kabupaten

Kelompok penerima Ternak Kerbau mempunyai kelengkapan dokumen

administratif yang lengkap, anggota yang aktif dan tata aturan kelompok

dalam memelihara Ternak Kerbau yang jelas dan sudah disepakati anggota.

Bersedia memanfaatkan dan mengelola memelihara Ternak Kerbau secara

swadaya dengan baik sehingga menghasilkan sumber pupuk organik, tenaga

kerja dan tambahan pendapatan.

Bersedia menyediakan lahan untuk kegiatan pemeliharaan Ternak Kerbau

terutama kandang kelompok dengan status lahan yang jelas “hibah” atau

dibeli oleh kelompok atau surat pernyataan pinjam/sewa untuk lokasi

kandang kelompok minimal dalam tempo 12 tahun atau setelah kerbau

melahirkan 3 kali.

Bersedia memelihara ternak dengan sistem komunal/berkelompok dan

menjamin pakan dan kesehatannya dengan baik serta mengembangkan

populasi ternak. Aturan pembagian waktu dalam pemeliharaan ternak kerbau

diserahkan sepenuhnya kepada anggota kelompok dan pengurusnya.

Bersedia tidak menjual atau memindahkan hak kepemilikan ternak kerbau

selama 12 tahun terhitung mulai tanggal menerima bantuan kerbau atau

minimal setelah kerbau melahirkan anak sebanyak 3 kali. Kecuali anak

keturunannya yang pembagiannya diatur berdasarkan kesepakatan antara

anggota kelompok.

Bersedia menerima pelatihan dan pendampingan dari FMSRB dan petugas

Dinas terkait dengan usaha beternak kerbau.

Bersedia menyusun dan membuat laporan kegiatan.

Bersedia menyediakan biaya operasional (pemeliharaan ternak, penyediaan

pakan ternak/HMT, dll).

Bersedia membuat Berita Acara (BA) kematian ternak apabila terdapat ternak

yang mati yang disertai dengan visum dari dokter hewan dan diketahui oleh

instansi yang berwenang.

Page 8: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 7

Bersedia membuat Berita Acara (BA) kehilangan ternak (apabila ada ternak

yang hilang) dari Kepolisian.

C. Survei dan Investigasi lokasiDilakukan survey dan investigasi menggunakan format yang sudah disusun

Konsultan dan disepakati Tim Teknis Pusat dan Kabupaten, mencakup:

Lokasi dan luas lahan untuk pembuatan kandang kelompok

Survey sumber bibit kerbau, jarak dan harga.

Lokasi sumber dan jenis pakan hijauan yang mudah dijangkau kelompok tani

III. KETENTUAN TEKNISA. Pemeliharaan Ternak Kerbau

a. Persyaratan Bibit Kerbau Yang Baik

Pemilihan bibit kerbau yang baik dengan melihat:

Persyaratan Teknis2. Untuk menjamin mutu produk bibit kerbau yang sesuai

dengan permintaan konsumen, diperlukan persyaratan teknis minimal sebagai

berikut :

a. persyaratan umum

- kerbau bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti cacat mata

(kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak

terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya;

- semua kerbau bibit betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal

ambing serta tidak menunjukan gejala kemandulan;

- kerbau bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada

alat kelaminnya.

- umur minimal 1 (satu) tahun.

b. persyaratan khusus. Persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk rumpun

kerbau lumpur yaitu sebagai berikut:

- kulit berwarna abu-abu, hitam, bulu berwarna abuabu sampai hitam;

- tanduk mengarah ke belakang horizontal, bentuk bulan panjang dengan bagian

ujung yang meruncing serta membentuk setengah lingkaran;

- kondisi badan baik, bagian belakang penuh dengan otot yang berkembang;

2 PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 56/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMANPEMBIBITAN KERBAU YANG BAIK (GOOD BREEDING PRACTICE)

Page 9: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 8

- leher kompak dan kuat serta mempunyai proporsi yang sebanding dengan

badan dan kepala;

- ambing berkembang dan simetris.

- Betina: Umur 18-36 bulan Tinggi gumba minimal 105 cm

- Jantan: Umur 30-40 bulan Tinggi gumba minimal 110 cm

Silsilah keturunan. Memiliki keturunan yang mulus, pertumbuhannya cepat besar

dan kokoh, keadaan bentuk luar normal dan seimbang, kerbau jantan memiliki alat

kelamin jantan yang normal, kerbau betina mempunyai ambing yang lembut dan

puting 4 buah.

Eksterior. Kerbau harus sehat yang ditandai dengan keadaan matanya yang

bersih dan beringas, kulit lembut mengkilap, badan tidak kurus, kaki kokoh, hidung

bersih, lidah berbau rumput dan kotorannya normal.

Kriteria Pakar3. Sedangkan kriteria seleksi bibit ternak kerbau yang ideal menurut

pakar, untuk agroekosistem dataran tinggi berdasarkan ukuran tubuh minimal

sebagai berikut: tinggi pundak 122 cm, tinggi panggul 122 cm, panjang badan 121

cm dan lingkar dada 179 cm untuk ternak betina dewasa; tinggi pundak 126 cm,

tinggi panggul 126 cm, panjang badan 127 cm dan lingkar dada 191 cm untuk

jantan dewasa. Ternak bibit yang akan dipilih sebaiknya memiliki ukuran tubuh di

atas/minimal sama dengan ukuran tubuh tersebut di atas

B. Umur Produktif Kerbau Untuk Bibit Peternak di Pandeglang4 memelihara induk rata-rata sampai 9 kali beranak

dengan kisaran antar 5 sampai 12 kali beranak. Hal ini menunjukkan bahwa

ternak kerbau yang dipelihara di lokasi penelitan masih produktif antara umur 11,5

tahun sampai umur 22 tahun dengan rataan 17,5 tahun, perhitungan ini diperoleh

dengan catatan rataan jarak beranak dan umur pertama kali beranak masing–

masing adalah 18 dan 96 bulan. Hasil ini lebih rendah dengan apa yang

diutarakan oleh Toelihere (1981) yang menerangkan bahwa ternak kerbau dapat

dipelihara sampai umur 25 tahun dengan 20 kali beranak.

kerbau jantan dipelihara peternak paling cepat sampai umur 2 tahun dan paling

lama sampai umur 4 tahun dengan rataan selama 3 tahun. Alasan peternak tidak

memelihara kerbau jantannya berlamalama dikarenakan oleh beberapa sebab,

3 Seminar dan Lokakarya Nasional Usahaternak Kerbau 2007. LISA PRAHARANI dan E.

TRIWULANNINGSIH

4 PENAMPILAN REPRODUKSI TERNAK KERBAU DI PANDEGLANG. 2013. Hastono, Talib C, Herawati T

Page 10: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 9

diantaranya yaitu: 1. Kerbau jantan tidak menghasilkan banyak uang karena tidak

dapat beranak. 2. Kerbau jantan sulit dirawat karena suka pergi meninggalkan

tempat untuk mencari betina yang sedang birahi, sampai-sampai berada jauh dari

tempat asalnya bahkan bisa berada di luar kampung. Disisi lain peternak lebih

suka menjual kerbau jantannya dibanding dengan kerbau betina, karena selain

untuk menutupi kebutuhan hidup juga harganya lebih mahal dibanding kerbau

betina. Umur juga sangat menentukan harga, kerbau jantan yang paling mahal

dipasar ketika dia berumur sekitar 4 tahun, maka tidak heran kalau pejantan yang

baik dengan tubuh kekar dengan umur 4 tahun lebih sangat langka di jumpai pada

sekelompok ternak. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa imbangan jantan

dan betina adalah 1 : 14. 8 Sementara FMSRB menyarankan imbangan yang

lebih sempit yaitu 1: 9 berdasarkan pertimbangan paket per kelompok 10 ekor

kerbau.

C. Kandang Ternak Kerbau

1. Lahan untuk kandang.

Observasi dan identifikasi tentang status atau aspek legal kepemilikan

kandang dan lahan dimana kandang berdiri harus jelas.

Bila milik perorangan maka harus dibicarakan dengan pemilik lahan, apakah

akan dihibahkan atau dijual oleh pemilik dan dibeli oleh kelompok.

Bila lahan milik Pemda juga harus jelas statusnya.

Pengadaan lahan untuk kandang komunal diusahakan tanah desa dekat

padang penggembalaan

Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan kegiatan pasca proyek berakhir.

2. Perancangan desain kandang.

Untuk memudahkan pemeliharaan ternak termasuk menjaga keamanan,

maka kandang ternak kerbau akan dibangun kandang komunal, yang akan

didesain Civil Engineer, yang mampu menampung minimal 10 ekor kerbau

dewasa yaitu 1 jantan dan 9 betina.

Kandang ini didesain agar lantai mudah dibersihkan sehingga air kencing dan

kotoran ternak dapat ditampung pada bak khusus untuk diolah UPPO

menjadi pupuk organik yang siap digunakan oleh petani.

3. Penyusunan Persyaratan Teknis dan Ekonomis. Kandang kerbau yang baik harus

memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis sebagai berikut:

Terpisah dari rumah dengan jarak cukup jauh.

Page 11: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 10

Bahan kandang bisa dibuat dari kayu atau bambu dan atap dari genting atau

seng yang murah serta penggunaan bahan lokal.

Lantai sebaiknya di semen atau dengan tanah yang di padatkan. Lantai

kandang di buat lebih tinggi dari pada permukaan tanah sekitar nya.

Ventilasi dalam kandang harus baik.

Sistem saluran pembuangan (drainase) didalam dan diluar kandang harus

baik (tidak becek).

Ukuran kandang yang ideal untuk ternak kerbau sangat ditentukan oleh umur

dan jenis kelamin ternak itu sendiri. Sebagai pedoman ukuran kandang untuk

satu ekor ternak kerbau ialah sebagai berikut:

a. Kerbau betina dewasa 1,5 m x 2 m = 3m2

b. Kerbau jantan dewasa 1,8 m x 2 m = 3,6 m2

c. Kerbau stadium anak 1,5 m x 1 m = 1,5 m2

Dengan demikian, maka kandang komunal seyogianya berukuran minimal 10X3m2

Kandang dilengkapi dengan dinding, tempat makanan dan air minum. Atap

kandang kerbau dapat terbuat dari asbes maupun genting Kandang dibuat agar kerbau dapat dipelihara dalam satu tempat (secara

komunal). Lokasi kandang ternak diupayakan berdekatan atau dalam satu hamparan

dengan rumah kompos, untuk memudahkan pengangkutan kotoran ternak

sebagai bahan baku pembuatan kompos. Lokasi kandang tidak dekat atau cukup jauh dari sungai sehingga tidak terjadi

pencemaran limbah ke sungai

4. Penyusunan aturan pengelolaan kandang.

Aturan perkandangan disusun oleh Ketua Kelompok

Kandang akan dikelola bergiliran oleh anggota kelompok atau tenaga

upahan.

5. Ketersediaan sumber pakan untuk pakan kerbau,

bisa digunakan penggembalaan umum,

memanfaatkan penanaman rumput di antara pohon multiguna yang

dipergunakan sebagai upaya konservasi.

Memanfaatkan sisa panen tanaman padi, jagung, kacang-kacangan dan

tanaman lainnya

6. Pengadaan ternak kerbau

Page 12: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 11

dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari instansi yang

berwenang/ Dinas Peternakan setempat;

7. Spesifikasi ternak kerbau

mengacu kepada ketentuan dari Dinas Peternakan atau Tim Teknis yang

disesuaikan kondisi wilayah setempat dengan umur ternak minimal 12 Bulan

dan tinggi undak minimal 100 cm;

8. Analisis kelayakan ekonomi pembuatan kandang

biaya kandang per ekor ternak,

nilai tambah ekonomi dari efisiensi luas kandang dan luas lahan serta

kemudahan pemeliharaan (termasuk penampungan feses dan urin ternak).

9. Analisa kelaikan teknis

ditinjau dari segi desain,

penggunaan bahan bangunan kandang

nilai pakai kandang.

10. Analisis padan sosial pembuatan kandang kerbau komunal

ditinjau dari azas manfaat dan mudarat,

eksternalitas

penerimaan masyarakat.

Terutama tidak mencemari lingkungan dan sungai serta sumber air lainnya.

Pada FMSRB pembuatan kandang komunal akan dibuat di masing-masing kelompok

secara gotong-royong dan swakelola. Biaya yang dialokasikan adalah Rp 15.000.000

per kandang sehingga bisa dibangun kandang yang lebih baik daripada contoh

rancangan dan kandang komunal sementara yang diperlihatkan pada Gambar 2 di

bawah ini.

Page 13: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 12

Gambar 1. Contoh tempat pakan pada kandang ternak kerbau komunal.

Gambar 2. Contoh Rancangan dan Contoh Kandang Kerbau Komunal Sederhana

D. Pakan Ternak KerbauPakan ternak kerbau tidak sulit karena bisa memanfaatkan yang ada disekitar desa,

baik berupa rumput lapangan maupun jerami padi. Untuk meningkatkan nilai gizi

jerami bisa dilakukan dengan fermentasi atau amoniasi jerami. Jumlahnya adalah 15

kg untuk kerbau berat 300 kg, tetapi harus diberi pakan konsentrat berupa bekatul

secukupnya.

Jenis pakan kerbau hijauan adalah rumput gajah, rumput raja, rumput setaria,

rumput benggala dan rumput lapangan; sementara kacang-kacangan antara lain

lamtoro, glirisida atau gamal dan turi. Limbah pertanian adalah jerami padi, jerami

jagung, jerami kedelai.

Ransum campuran untuk pakan kerbau adalah:

Hijauan sebanyak 30 – 35 kg/ ekor terdiri dari 70% rumput dan 30% kacang-

kacangan

Page 14: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 13

Konsentrat sebanyak 2 – 5 kg/ekor terdiri dari dedak halus dan bungkil-

bungkilan.

E. Kesehatan Kerbau

Kesehatan pada hewan budidaya ternak kerbau juga harus diperhatikan, walaupun

pada umumnya lebih tahan dari penyakit. Namun ada beberapa penyakit khusus

yang justru mengincar kerbau seperti:

1. AntraxPenyebab : Bakteri Antrax

Gejala : Bengkak pada dada leher dan perut, keluar darah dari lubang hidung,

rongga mulut, anus dan kelamin menjelang kehamilan.

Pencegahan : Vaksinasi Antrax.

2. BrucellosisPenyebab : Kuman Brucella

Gejala : Biasanya terjadi keguguran pada kebuntingan 5 – 8 bulan.

Pencegahan : Pemeriksaan darah secara berkala, menjaga kebersihan kandang

ternak, dan Vaksinasi.

3. Penyakit NgorokPenyebab : Kuman Pasteurella multocida

Gejala : Gangguan pernapasan/ngorok

pencegahan : vaksinasi

4. Penyakit Kuku dan mulut atau Aphthae epizooticae

Penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh virus dan digolongkan ke dalam

jenis entero virus dari keluarga Picornaviridae.

Gejala: Ternak akan mengalami demam, nafsu makan menurun dan bulu kusam.

Ternak akan mengalami peradangan pada lidah dan mulut bagian dalam yang

mengakibatkan hypersalivasi ( air ludah keluar banyak berbuih dan ngiler ).

Adanya lepuh-lepuh pada gusi, lidah dan pangkal lidah, lepuh-lepuh tersebut segera

pecah dan menghasilkan tukak sehingga mengakibatkan kesulitan mengunyah dan

air liur menetes.

Pencegahan:

Vaksinasi secara massal.

Memperketat arus lalu lintas ternak.

Pemotongan paksa pada ternak yang menderita penyakit kuku dan mulut

Page 15: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 14

IV. PROSEDUR PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN KERBAU

A. Prosedur pengadaan bibit kerbau :

1. Pelelangan Umum atau Tender. Pelelangan umum adalah metoda pemilihan

penyedia bibit yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas

melalui media masa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum

sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi

dapat mengikutinya.

2. Penunjukan Langsung. Dalam keadaan tertentu dan khusus, pemilihan penyedia

bibit dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia

jasa dengan cara melakukan negoisasi baik teknis maupun biaya sehingga

diperoleh harga yang wajar. Kelebihan dari sistim penunjukan langsung adalah lebih

banyak memberikan peluang bagi para penyedia bibit profesional termasuk

penyedia bibit lokal muatan subjektivitas dalam pemilihan penyedia bibit.

3. Metoda swakelola yaitu pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri

oleh pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri dan atau tenaga dari

luar, baik tenaga ahli maupun tenaga borongan.

Menurut Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Sub Komponen 2 A FMSRB5 pengadaan

ternak untuk kelompok petani peserta FMSRB dilakukan dengan swakelola. Dari 3 tipe

swakelola, yang paling tepat adalah Swakelola Tipe 3 yaitu “Pengadaan secara

swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola yang dilaksanakan dengan

ketentuan sebagai berikut6:

(1) Pelaksanaan swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan

berdasarkan kontrak antara PPK pada K/L/D/I (Kementerian/Dinas/Lembaga/Intansi)

penanggung jawab anggaran dan kelompok masyarakat pelaksana swakelola;

(2) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa hanya diserahkan kepada kelompok

masyarakat pelaksana swakelola yang mampu melaksanakan pekerjaan.

(3) Ternak kerbau harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan yaitu minimal

umur 12 bulan dengan tinggi gumba minimal 100 cm. Bibit kerbau ini harus berasal

dari Sumber Pembibitan yang direkomendasikan oleh dokterhewan dari Dinas

5 Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Sub Komponen 2 A FMSRB 2017 hal.16 para.3

6 Diadaptasi dari Samsul Ramli dan Fahrurrazi. 2014. BACAAN WAJIB SWAKELOLA PENGADAANBARANG/JASA PEMERINTAH

Page 16: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 15

Peternakan setempat serta memiliki sertfikasi dari Direktorat Jendral Peternakan,

Kementerian Pertanian.

(4) Pengadaan pekerjaan konstruksi hanya dapat berbentuk rehabilitasi, renovasi dan

konstruksi sederhana (pembuatan kandang kerbau komunal).

(5) Pengadaan bahan/barang, jasa lainnya, peralatan/suku cadang, dan tenaga ahli

yang diperlukan dilakukan oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dengan

memperhatikan prinsip-prinsip pengadaan dan etika pengadaan sebagaimana diatur

oleh Pemerintah.

(6) Penyaluran dana kepada kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan

secara bertahap dengan ketentuan:

(i) 40% dari dana swakelola, apabila kelompok masyarakat pelaksana swakelola

telah siap melaksanakan swakelola

(ii) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 30%;

dan

(iii) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 60%.

(7) Pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana yang dikeluarkan, dilaporkan oleh

kelompok masyarakat pelaksana swakelola secara berkala kepada PPK;

(8) Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat

pelaksana swakelola; dan

(9) Pertanggungjawaban pekerjaan/kegiatan pengadaan disampaikan kepada K/L/D/I

pemberi dana swakelola sesuai ketentuan perundang-undangan.

Pada pelaksanaan pengadaan kerbau di lapangan akan dilakukan modifikasi yang

disepakati oleh Pemberi Dana (PPK) dan Penerima Dana (kelompok tani) sebagai

berikut:

Pengadaan Ternak Kerbau Dilaksanakan dengan menggunakan Metode Swakelola

(Community Participation in Procurement). Memperhatikan proses jual beli ternak,

baik yang berlaku di pasar ternak maupun pembelian ke pengusaha pembibitan

ternak, dimana pembayaran selalu dilakukan secara tunai (“cash and carry”) maka

pembayaran dicicil 40%, 40% dan 30 % sesuai prosedur CPP tidak bisa diterapkan.

Oleh karena itu implementasi pengadaan ternak kerbau akan diatur/dimodifikasi

tanpa mengurangi prinsip keterlibatan partisipasi masyarakat, sebagai berikut:

Page 17: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 16

a). Dinas Pertanian akan mengadakan Pertemuan Pengadaan Kerbau dengan

mengundang kelompok petani yang akan membeli kerbau dan juga para

pengusaha pembibitan ternak kerbau.

b) Akan diundang tenaga ahli dari Dinas Peternakan setempat untuk memberikan

saran dan masukkan dalam teknis pemilihan bibit kerbau serta pemeliharaan

selanjutnya.

c) Dinas Pertanian akan memfasilitasi proses pertemuan ini dengan mempersilahkan

kelompok petani bebas berbicara dan berunding dengan pengusaha sehingga

terjadi kesepakatan jual beli. Dengan demikian kaidah partisipasi aktif kelompok

petani sesuai kaidah CPP dapat berjalan normal. Bila pada pertemuan pertama

belum ada kesepakatan, akan dilakukan pertemuan kedua sampai dengan

tercapai kesepakatan.

d) Bila sudah terjadi kesepakatan, Dinas Pertanian akan memfasilitasi pembuatan

Surat Perjanjian Kesepakatan Jual Beli, yang memuat antara lain: (i) harga

ternak kerbau per ekor; (ii) biaya transportasi; (iii) biaya survey kesehatan dan

kelayakan ternak yang akan melibatkan dokter hewan yang ditunjuk oleh Dinas

Peternakan; (iv) jaminan kesehatan dan kondisi ternak sampai ke lokasi; (v)

system pembayaran mencakup berapa % uang muka, kemudian sisanya dibayar

sesudah ternak kerbau sampai ke lokasi UPPO sesuai kondisi yang disepakati.

e) Dinas Pertanian akan mentransfer uang muka dan biaya survey ke rekening

kelompok sesudah Surat Perjanjian ditandatangani oleh kelompok tani selaku

Pihak Pembeli dan Pengusaha Ternak Kerbau selaku Pihak Penjual serta

diketahui oleh Dinas Pertanian.

f) Sisa dana pengadaan akan ditransfer oleh Dinas Pertnaian ke kelompok tani bila

penyerahan ternak kerbau sudah dilakukan yang dibuktikan dengan Surat Tanda

Terima penyerahan Ternak kerbau ditandatangani yang diketahui dan disetujui

oleh Dinas Pertanian Kabupaten.

g) System penyaluran dana seperti tercantum pada point (d) di atas akan

dimusyawarahkan bersama antara PPK selaku pemberi dana dengan Kelompok

selaku penerima dana mengingat dalam pengadaan kerbau sistim angsuran

seperti disebutkan di atas tidak dapat diaplikasikan.

Contoh Surat Perjanjian Swakelola dan Surat Perjanjian Jual Beli Ternak Kerbau dapat

dilihat pada Lampiran.

Page 18: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 17

B. Prosedur pemeliharaan ternak kerbauDalam hal pengelolaan ternak yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

Ketersediaan pakan ternak setiap hari.

Ketersediaan air untuk kebutuhan minum ternak.

Kandang komunal ternak berada dekat dengan rumah kompos untuk

memudahkan dalam pengangkutan kotoran ternak sebagai bahan baku kompos.

Ternak kerbau akan dipelihara dalam kandang komunal/kelompok oleh tenaga

kandang. Ada 2 opsi tenaga pemelihara ternak yaitu: (i) anggota kelompok yang

ditugaskan oleh Ketua kelompok secara sukarela bergilir berdasarkan

kesepakatan anggota; (ii) anggota kelompok atau orang lain yang ditunjuk dan

diupah. Sistim pengupahan, bentuk dan besarnya upah ditentukan berdasarkan

keputusan anggota.

Agar memudahkan pengumpulan feses dan urin untuk diangkut ke rumah

kompos UPPO yang kemudian diolah menjadi pupuk organik atau kompos atau

pestisida hayati maka ternak diupayakan selalu dikandangkan. Pengumpulan

feses dan urin dapat dengan mudah dilakukan setiap hari pada pagi hari

menggunakan sekop.

Pemberian pakan setiap hari dengan menempatkan bahan pakan pada tempat

pakan yang telah disiapkan. Karena kerbau hampir selalu dikandangkan

sehingga kesempatan merumput menjadi sedikit, maka hijauan pakan ternak

harus disabit, dikumpulkan baru diangkut ke tempat pakan (“cut and carry”) di

kandang kolektif. Berarti menambah pekerjaan pemelihara ternak untuk menyabit

hijauan pakan.

Ternak kerbau akan dipelihara selama 12 tahun atau telah beranak minimal 3

kali. Mekanisme pembagian anak yang dilahirkan saat dipelihara akan diatur

berdasarkan kebiasaan yang berlaku setempat atau berdasarkan kesepakatan

anggota.

Pengelolaan produksi

Potensi Produksi Pupuk Organik. Hasil penelitian Balitnak7: Kohe (kotoran

hewan) per ekor sapi per hari 0,67 kg jadi 10 ekor = 6,7 kg. Rata-rata setiap ekor

ternak memerlukan pakan hijauan segar 5,35 kg/hari yang menyisakan pakan

hijauan yang terbuang 40 – 50% = 2,14 kg per ekor per hari, jadi 10 ekor = 21,4

kg. Dengan demikian potensi bahan pupuk organik adalah = 6,7 kg kohe + 21,4

7 Balitnak 2009 diolah.

Page 19: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 18

kg sisa pakan = 28,1 kg per hari. Dalam sebulan menjadi 843 kg. Diyakini bahwa

potensi bahan pupuk organik ternak kerbau akan lebih tinggi.

Bahan pupuk organik di angkut ke RPPO untuk diolah menjadi kompos/pupuk

organik

V. MONITORING DAN PELAPORANA. Monitoring Monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan Ternak Kerbau diakukan untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan dapat berjalan secara efektif, efisien

dan akuntabel.Pengawasan kegiatan dilakukan oleh instansi terkait mulai dari tingkat

Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya

masing-masing.

Dinas Pertanian yang akan melakukan kegiatan monitoring menggunakan form yang

telah disusun sebelumnya dengan fasilitasi Konsultan Kabupaten. Pemantauan

dilakukan regular bulanan.

Dasar pemantauan adalah tahapan kegiatan yang tertera pada program kerja per

satuan waktu dan indicator kinerja. Tahapan kegiatan ini mengacu pada jadwal

pelaksanaan masing-masing kegiatan sesuai Jadwal Palang.

B. Pelaporan Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan Ternak

Kerbau serta permasalahannya sebagai upaya mencari solusi/pemecahan agar

kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Laporan ini

berisi antara lain data dan informasi tentang perkembangan pelaksanaan fisik dan

keuangan, pendayagunaan tenaga kerja, produksi kompos, perkembangan ternak

dan lain-lain

Format pelaporan: (a) laporan bulanan; (b) laporan tengah tahunan; (c) laporan

tahunan; (d) Laporan akhir

Alur pelaporan: Pelaksanaan pelaporan pengendalian dilakukan secara berjenjang

dari Kabupaten/Kota sampai ke Pusat. Untuk pelaporan pengendalian dari Provinsi ke

Pusat supaya melampirkan juga laporan dari Kabupaten/Kota.

Format pelaporan menggunakan ceklist pelaporan pengendalian seperti terlampir

dan mengikuti jadual sebagai berikut:

Triwulan I : Disampaikan minggu II bulan Pertama proyek dimulai

Triwulan II : Disampaikan minggu II bulan ke Tujuh proyek

Page 20: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 19

Triwulan III : Disampaikan minggu II bulan Sepuluh proyek

Triwulan IV : Disampaikan minggu II bulan Tigabelas proyek

Alur data dan informasi dari kelompok ke kabupaten dikoordinasikan oleh Asisten

Lapangan Kabupaten ke Asisten Ahli Pertanian di Kabupaten. Kompilasi data dan

penyusunan Laporan tingkat Kabupaten menjadi tanggungjawab Ahli Pertanian

Kabupaten. Tembusan Laporan dikirimkan ke Dinas Pertanian kabupaten.

Alur data dan informasi dari Kabupaten ke Ahli Pertanian Provinsi untuk kemudian di

olah dan dikompilasi oleh Tenaga Statisik dan Ahli Pertanian yang ada di Provinsi.

Kompilasi data dan penyusunan Laporan tingkat Provinsi menjadi tanggungjawab Ahli

Pertanian Provinsi. Tembusan Laporan dikirimkan ke Dinas Pertanian Provinsi.

Selanjutnya alur data dan informasi dari Provinsi ke Pusat melalui Ahli M&E dan Ahli

Pertanian. Di pusat seluruh data dan informasi, juga Laporan Kabupaten dan Laporan

Provinsi dikonsolidasikan bersama-sama Laporan setiap Tenaga Ahli dan dibahas

serta dirangkum menjadi Laporan Nasional.

Page 21: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 20

Lampiran.1. Ketentuan Umum Pelaksanaan Swakelola.Pengadaan secara swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola

dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut8:

1. Pelaksanaan swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan

berdasarkan kontrak antara PPK pada K/L/D/I (Kementerian/Dinas/Lembaga/Intansi)

penanggung jawab anggaran dan kelompok masyarakat pelaksana swakelola;

1. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa hanya diserahkan kepada kelompok masyarakat

pelaksana swakelola yang mampu melaksanakan pekerjaan.

2. Pengadaan pekerjaan konstruksi hanya dapat berbentuk rehabilitasi, renovasi dan

konstruksi sederhana

3. Konstruksi bangunan baru yang tidak sederhana, dibangun oleh K/L/D/I

penanggungjawab anggaran untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok

masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

4. Pengadaan bahan/barang, jasa lainnya, peralatan/suku cadang, dan tenaga ahli yang

diperlukan dilakukan oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dengan

memperhatikan prinsip-prinsip pengadaan dan etika pengadaan sebagaimana diatur

dalam Perpres 54/2010 sebagaimana telah diubah dengan Perpres 70/2012;

5. Penyaluran dana kepada kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan secara

bertahap dengan ketentuan:

(i) 40% dari dana swakelola, apabila kelompok masyarakat pelaksana swakelola

telah siap melaksanakan swakelola

(ii) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai

30%; dan

(iii) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai

60%.

6. Pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana yang dikeluarkan, dilaporkan oleh kelompok

masyarakat pelaksana swakelola secara berkala kepada PPK;

7. Pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat

pelaksana swakelola; dan

8 Samsul Ramli dan Fahrurrazi. 2014. BACAAN WAJIB SWAKELOLA PENGADAAN BARANG/JASAPEMERINTAH

Page 22: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 21

8. Pertanggungjawaban pekerjaan/kegiatan pengadaan disampaikan kepada K/L/D/I

pemberi dana swakelola sesuai ketentuan perundang-undangan.

Catatan:System penyaluran dana seperti tercantum pada point 5 di atas akan dimusyawarahkan

bersama antara PPK selaku pemberi dana dengan Kelompok selaku penerima dana

mengingat dalam pengadaan kerbau sistim angsuran seperti tersebut tidak dapat

diaplikasikan.

Page 23: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 22

Lampiran 2. Contoh Surat Perjanjian Swakelola

KOP SURAT

SURAT PERJANJIANSWAKELOLA

ANTARAK/L/D/I …………………………………………………………………………………….

danKELOMPOK MASYARAKAT ……………………………………………………………………………………………

Nomor : …………………………………………………………………………………..

Tanggal : …………………………………………………………………………………..

Tentang

…………………………………………………………………………………

Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut ‘’Kontrak” di buat danditandatangani di ……………………………, pada hari …………………………….., tanggal……………………….., bulan ………………………. Tahun ……………………………, antara (Nama)…………………………….. selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atasnama K/L/D/I ……………………………………………………, yang berkedudukan di…………………………………….. No. ….. Telp. (……………………………….) ………………….., berdasarkanSurat Keputusan …………………………………. No. …………………….. (selanjutnya disebut “Pihak I” )dan (Nama) ……………………………., Ketua Kelompok Masyarakat …………………………………, yangbertindak untuk dan atas nama Kelompok Masyarakat…………………………………………………………………………… …………………………………….., yangberkedudukan di ……………………………………………………Telp. (………….........), (selanjutnya disebut“Pihak II”).

MENGINGAT BAHWA :

1. Pihak I telah meminta Pihak II untuk melaksanakan kegiatan …………………………………….………………… sebagai mana diterangkan dalam kerangkan acuan kegiatan (KAK) yangterlampir dalam Kontrak ini ( selanjutnya disebut “Kegiatan Swakelola”).

2. Pihak II sebagaimana dinyatakan kepada Pihak I, memiliki sumber daya personal dansumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksakan Kegiatan Swakelolasesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;

3. Pihak I dan Pihak II menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrakini dan mengikat pihak yang diwakili;

Page 24: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 23

4. Pihak I dan Pihak II mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan denganpenandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :

a. telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;b. menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;c. telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;d. telah mendapatkan kesempatan yang menandai untuk memeriksa dan

mengonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dankondisi yang terkait.

Oleh karena itu, Pihak I dan Pihak II dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagaiberikut.

1. Kegiatan yang dimaksud dalam Kontrak ini adalah Pelaksanaan…………………………………………………….……………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………….2. Total Nilai Kontrak ini adalah sebesar Rp

……………………………………………………………………………………….………………………………………………)

3. Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjajian ini memiliki arti dan makna yangsama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;

4. Dokumen-dokumen berikut (selanjutnya disebut “Dokumen Kontrak”) merupakansatu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini:

a. Perjanjian;b. Kerangka Acuan Kerja (KAK);c. Daftar kuantitas dan harga (jika ada);d. Jadwal pelaksanaan;e. Dokumen lainnya (jika ada).

5. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadipertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dan ketentuan dalamdokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebihtinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 3 di atas;

6. Hak dan kewajiban timbal-balik Pihak I dan Pihak II dinyatakan dalam Kontrak yangmeliputi khususnya :

7. PIHAK I mempunyai hak dan kewajiban untuk :a. Mengawasi dan memeriksa kegiatan yang dilaksanakan oleh Pihak II;b. Meminta laporan-laporan secara periodic mengenai pelaksanaan kegiatan

yang dilakukan oleh Pihak II;c. Menyerahkan dana sesuai dengan nilai yang tercantum dalam Kontrak yang

telah ditetapkan kepada Pihak II;8. PIHAK II mempunyai hak dan kewajiban untuk:

a. Menerima dana untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan nilai biaya yangtelah ditentukan dalam Kontrak;

b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan secara periodik atau sesuai perminntaandari dan/atau kepada Pihak I;

c. Merencanakan, melaksanakan, menyelesaikan pekerjaan, dan menyampaikanlaporan pengawasan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telahditetapkan dalam Kontrak;

Page 25: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 24

d. Melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan secara cermat, akurat dan penuhtanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen ataupunsementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikanpekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;

e. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemerikasaanpelaksanaan yang dilakukan Pihak I;

f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaanyang telah ditetapkan dalam Kontrak;

9. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam DokumenKontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimanadiatur dalam Dokumen Kontrak.

Dengan demikian, Pihak I dan Pihak II telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak inipada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di Republik Indonesia.

PIHAK I, Pihak II,

………………………………………………………………………………………………………………………………..... NIP. ………………………………………………………..NIK.……………………………………………………………

Page 26: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 25

Lampiran 3. Contoh Surat Perjanjian Jual Beli Ternak Kerbau

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI

Yang bertandatangan dibawah ini:

1. Nama : FULAN BIN FULANPekerjaan : PEMILIK PEMBIBITAN TERNAK KERBAU “ASOY GEBOY”Alamat : DIMANA GW TINGGALDalam hal ini sebagai penjual yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : DARGAPekerjaan : KETUA KELOMPOK TANI KONSERVASI/OPTIMASI FMSRB “HARAPAN

INDAH”Alamat : LEBAKDalam hal ini sebagai pembeli yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Pada hari ini tanggal ……………bulan ……….. tahun dua ribu delapan belas telahdilakukan jual beli ternak kerbau dengan persyaratan dan ketentuan sebagai berikut yangtelah disepakati bersama antara kedua belah pihak yaitu PIHAK PERTAMA dan PIHAKKEDUA:

1. Obyek yang diperjualbelikan dalam perjanjian ini adalah, hewan ternak kerbau yangsekurang-kurangnya berumur 1 (satu) tahun, tinggi pundak minimal 100 cm, serta sehatdan tidak cacat. Jumlah kerbau yang diperjualbelikan adalah 10 ekor (1 jantan dan 9betina).

2. Kedua belah pihak mengetahui dan menyepakati harga pembelian ternak kerbau perekor yaitu sebesar Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) termasuk: biayatransportasi dan asuransi dan diterima di lokasi UPPO “LEBAK SAKTI” …………………,Kabupaten Lebak.

3. Sapi yang menjadi obyek yang diperjual belikan tersebut sepenuhnya menjadi milikpembeli (PIHAK KEDUA).

4. Sistem Pembayaran disepakati Uang Muka sebesar …..% dari total nilai ternak Kerbau.

5. Sisanya sebesar ….% akan dibayar setelah seluruh ternak kerbau (10 ekor) di terimaPIHAK KEDUA di Kandang Ternak UPPO LEBAK SAKTI dalam keadaan sehat yangdibuktikan dengan Surat Timbang Terima kepemilikan ternak dari PIHAK KESATU kePIHAK KEDUA yang diketahui dan disetujui oleh DINAS PERTANIAN.

Demikian Surat Perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal yang disebut pada awal SuratPerjanjian serta perjanjian ini dilakukan dengan keadaan sadar dan tidak ada paksaan.

Page 27: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 26

Lebak, 2018

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

FULAN BIN FULAN DARGA

MENGETAHUI DAN MENYETUJUI:

DINAS PERTANIAN KABUPATEN LEBAK

Page 28: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 27

Lampiran 4. Form Survey dan Investigasi Lokasi Kandang Ternak Kerbau

Nama Kelompok: …………………………………………

Desa: ……………………………………………………………….

Kecamatan: ………………………………………………….

Kabupaten: ………………………………………………………….

Periode Pengendalian:

Nama Petugas: Instansi

1………………………………………………….……………………………………………….

2………………………………………………….………………………………………………

3. ………………………………………………..………………………………………………

A. Identifikasi lokasi

NO URAIAN KETERANGAN

1 Luas lahan

2 Jenis lahan

3 Kemiringan lahan

4 Jarak ke sumber hijauan pakan

5 Jarak ke lokasi penanaman pohon multiguna

6. Jarak ke sumber air

7 Jarak ke pemukiman terdekat

8 Aksesibilitas: jarak ke jalan desa/kecamatan/kabupaten

Sketsa lokasi:

Page 29: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 28

Lampiran 5. Form Monitoring Individual Pengadaan Ternak Kerbau FMSRB

KARTU TERNAK KERBAU FMSRB

Nama Kelompok Tani:…………………………………(Konservasi/Optimasi*)

Desa:……………………………………

Kecamatan…………………………….

Kabupaten…………………………….

No ID Ternak Kerbau: ……………………………………

No WAKTU UKUR Jantan/Betina PRODUKTIVITAS

Lingkardada(cm)

PanjangBadan(cm)

TinggiPundak

(cm)

BeratBadan(Kg)

1 Masuk kandang tanggal:…………….

2 Bulan ketiga tanggal:……………..

3 Bulan keenamtanggal:………………

4 Bulan ke duabelas tanggal:…………….

5

6

7

8

Page 30: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 29

Lampiran 6. Form Monitoring Pengadaan Ternak Kerbau FMSRB

PROGRAM PENGADAAN TERNAK KERBAU FMSRBNama Kelompok Tani:…………………………………(Konservasi/Optimasi*)Desa:……………………………………….Kecamatan………………………..Kabupaten……………………………………………….

Catatan kebuntingan dan kelahiran kerbau.

No IDENTITASKERBAU

Waktu MasukKandang

(tanggal/ bulan/ Tahun) )

Kawin(tanggal/bulan /Tahun)

Bunting (BilaYa catat

tanggalnya)

Anak pertama Anak kedua Anak ketiga

Tgllahir

Jantan/Betina

BeratHidup(kg)

Tgllahir

Jantan/Betina

BeratHidup (kg)

Tgl lahir Jantan/Betina

Berat Hidup(kg)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Page 31: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 30

PEKERJAAN : …………………POKTAN : …………………DESA : …………………KECAMATAN : …………………KABUPATEN : …………………

…………… …………….

JUMLAH (Rp.)

…………………………………

Jumlah

Dinas PertanianKabupaten ………………

Konsultan Pendamping

………………………………

LAPORAN ADMINISTRASI

PENERIMAAN

Tgl-Bln-Thn JUMLAH (Rp.)

PENCAIRAN PENGGUNAAN

NO. SPKNO URAIAN KEGIATAN KETERANGAN

Tgl-Bln-Thn Tgl-Bln-Thn

Dibuat Oleh :Kelompok Tani

…………………………….

…………………..Ketua

FORM_DED

Lampian 7. Admnistrasi Keuangan

Page 32: PEMELIHARAAN DAN PENGADAAN TERNAK KERBAUfmsrbpsp.com/download/file/11_Pedoman_Teknis_-_Kerbau.pdfPedoman Teknis Kerbau 2018 FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural

Pedoman Teknis Kerbau 2018

FMSRB –Farmland Management and Sustainable Agricultural Practices (FMSAP) 31

Lampiran 8. Laporan Fisik dan Keuangan PEKERJAAN : ………………………

POKTAN : ……………………DESA : ……………………

MINGGU KE : ………………….. KECAMATAN : ……………………PERIODE : ……………... s/d ………………. KABUPATEN : ……………………

(%)

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8 = 7 / 4 x 6) (9) (10 = 9 / 5 x 6 )

Dinas PertanianKabupaten ………………

………………………………… ………………………………

Kelompok Tani…………………………….

…………………..Ketua……………

Konsultan Pendamping

…………….

(2) (11)

Jumlah

………………………………Dibuat Oleh :

NO URAIAN PEKERJAAN/KEGIATAN SATUAN

RAB REALISASI

FISIK KEUANGAN

Volume Bobot (%) (Rp.) Bobot (%)

KETERANGANVOLUME JUMLAH

HARGA (Rp.)

BOBOT

LAPORAN FISIK DAN KEUANGAN FORM_DED