L28 - Asfiksia 2014

51
ASFIKSIA

description

L28 - Asfiksia 2014

Transcript of L28 - Asfiksia 2014

  • ASFIKSIA

  • Definisi

    Asphyxia can literally be translated from the Greek as meaning 'absence of pulse', but is

    usually the term given to deaths due to 'anoxia'

    or 'hypoxia'.

    Hypoxia : A condition of insufficient oxygen and accumulating carbon dioxide in the blood and

    tissues due to interference with respiration

    Asphyxia results in cardiopulmonary arrest.

  • Asfiksia adalah suatu keadaan yang disebabkan adanya gangguan pada proses pertukaran udara pernafasan antara alveloli paru dengan darah pada pembuluh kapiler; dimana dalam hal ini eritrosit tidak dapat kebutuhan oksigen dan karbondioksida tidak dapat dikeluarkan dan darah ke jaringan paru

    Asfiksia juga dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana terjadi hambatan dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan pembuluh darah kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh

  • The normal oxygen in the blood according to the age and health of the subject.

    Young and middle aged adults have almost complete saturation of their arterial

    blood with oxygen.

    90 100 mmHg middle age

    60 85 mmHg persons over 60

    Severe fatal hypoxia occurs when oxygen tension falls to below 40 mmHg

  • 4 tahap Asfiksia :

    Tahap dispneu

    Tahap konvulsi

    Tahap apneu

    Tahap akhir

  • Tanda klasik asfiksia

    Petechial haemorrhagi

  • Petechial Hemorrhages

    Small pin-point collections of blood lying in the skin, sclera or conjunctivae and under

    thethoracic serous membranes.

    A common misnomer is that they occur from the rupture of capillaries, when they in fact

    come from rupture of venules. Capillaries

    would be visible to the naked eye.

    Most commonly seen of the face and eyes

  • Significance of Petechiae

    Also known as ocular Petechiae

    It is important to point out that appearance of

    Petechiae must be noted but not always as an

    indicator to asphyxia.

    Position of the body after death as well as an enumerable amount of other factors can lead to

    the appearance of Petechiae.

    Typically, Petechiae are used in conjunction with other evidence to indicated asphyxia.

  • Tanda klasik asfiksia

    Kongesti dan edema

  • Congestion and edema

    More non specific than Petechiae but is also the result of obstructed venous return.

    Congestion of often associated with tissue swelling, and thus can often times be associated with trauma.

    Conditions such as pneumonia will also lead to marked pulmonary edema.

    Drug overdoses are also common causes of raised pulmonary edema

  • Tanda klasik asfiksia

    Sianosis

  • Cyanosis

    Cyanosis is derived from the Greek word for Dark Blue.

    The color of blood depends on the absolute quantity of oxyhemoglobin and reduced

    hemoglobin present in the erythrocytes.

    Constriction of the neck traps venous blood with decreased oxygenated hemoglobin, which leads

    to the bluish color.

    Cyanosis may be overshadowed by hypostasis

  • Tanda klasik asfiksia

  • Klasifikasi hipoksia

    Hipoksia hipoksik

    O2 tdk dapat mencapai darah karena

    kurangnya O2 yg masuk paru/pembuluh paru.

    Hipoksia anemik

    Darah tidak dapat menyerap O2 krn adanyaikatan yg kuat antara CO dg Hb ( keracunan CO ) atau karena anemia berat.

    Hipoksia stagnan

    Karena kegagalan sirkulasi

    Hipoksia histotoksik

    Jaringan tidak mampu menyerap oksigen ( keracunan sianida )

  • Kurangnya tekanan oksigen di udara luar (sufokasi )

    Obstruksi pada traktus respiratorius krn sebabmekanik dari luar ( Strangulation, smothering ) ataudalam ( Chocking / gagging ) maupun krn penyakit ( status asmatikus,dll )

    Terbatasnya gerakan nafas di dada

    Akibat tekanan mekanik (crush asphyxia, mugging), krn kerusakan batang otak / medula spinalis, ataupun krn obat golongan kurare.

    Penyakit paru yg menghalangi pertukaran gas antara alveoli dan kapiler ( pneumonia, edema pulmo, ARDS, fibrosis difus dll )

    Drowning

    Hipoksia hipoksik

  • Sufokasi

    Strangulation : hanging, strangulation by ligature, manual strangulation.

    Smothering

    Choking / gagging

    Drowning

    Crush asphyxia

    Asfiksia mekanik

  • Sufokasi

  • Hanging

    Vagal reflex

    Kompresi vena jugularis

    Kompresi arteri carotis

    Obstruksi jalan nafas

  • Erotic asphyxia

  • Manual strangulation

  • Manual strangulation

  • Manual strangulation

  • Manual strangulation

  • Ligature strangulation

  • Ligature strangulation

  • Smothering

  • Choking

  • Crush asphyxia

  • TENGGELAM

    Definisi :

    Hidung dan mulut masuk ke dalam air, sehingga air masuk ke dalam paru-paru.

    Mekanisme :

    Tidak harus seluruh tubuh masuk ke dlm air

    Di kolam, sungai, laut

    Di bak mandi, ember berisi air

    Jumlah cairan : 2 liter (dewasa) / 40 cc (anak-anak)

  • Bentuk tenggelam :

    1. Tipe I A ( vagal refleks )

    Air menyentuh leher shg tjd vagal refleks

    Tanda asfiksia ( - )

    Paru tidak ada air

    Meninggal cepat

    2. Tipe I B ( Spasme laring )

    Air masuk laring kmd laring menutup

    Tanda asfiksia ( + )

    Paru tidak ada air

    Meninggal tidak cepat

  • 3. Tipe II A ( tenggelam di air tawar )

    Air masuk alveoli

    Kadar NaCl darah > kadar NaCl air tawar

    Tjd inhibisi air ke dlm darah ----- hemodilusi, kmderitrosit pecah ----- Ion K keluar ---- hiperkalemi-----atrium fibrilasi (kadar NaCl jantung kanan > jantung kiri)

    4. Tipe II B (tenggelam di air laut)

    Air laut masuk alveoli

    Kadar NaCl air di alveoli > di darah

    Tjd inhibisi air dari darah ke alveoli

    Darah menjadi hemokonsentrasi

    Tidak ada gangguan elektrolit

    Kadar NaCl Jantung kiri > kanan

  • Kelainan post mortem :

    1. Pakaian basah

    2. Kulit basah

    3. Kelopak kaki / tangan keriput (washer woman hands)

    4. Lebam mayat di kepala, leher, tersebar

    5. Buih halus

    6. Cadaveric spasme

    Pemeriksaan dalam

    Trakea terdapat buih Paru membesar Lambung terisi air

  • Teknik otopsi

    Trakea dibuka dengan gunting

    Perhatikan mukosa trakea

    Bronkus dibuka dg gunting sampai kecabang yang paling kecil, cari benda-bendaair.

    Bila paru diiris : keluar darah campur buih

    Sebab kematian :Asfiksia OK paru terisi air

    Tes Konfirmasi

    1. Tes asal air

    2. Tes kimia darah

    3. Tes diatome

  • Drowning may not produce extensive findings. In fact, in 10 to 15% of cases,

    intense laryngospasm may even prevent

    water from entering the lungs.

  • In the case shown here, a child drowned in a fresh water canal, and some of the plant

    material in the water was aspirated into a

    bronchus.

  • Sianida

  • Degradasi Sianida

  • Gas HCN merupakan racun yang sangat toksik

    Titik beku 14 C, titik didih 26,5 C

    Dlm sirkulasi : sianida bebas

    Sianida bebas :

    Dosis rendah : CN + methHb sianomethHb tiosianat ( dg bantuanensim thiosulfate cyanide sulphure

    transferase ) ekskresi lewat ginjal

  • Dosis besar :

    sianida bebas selain berikatan dengan methHB juga ada yang akan masuk ke jaringan tubuh

    Di dalam jaringan, sianida berikatan dengan sitokrom a/a3 dan membentuk kompleks CN-sitokrom oksidase-Fe3+

    Kompleks ini akan menghalangi rantai transport elektron sehingga respirasi metabolik akan terhambat

    Hal ini menyebabkan berkurangnya oksigenasi jaringan, mencegah fosforilasi oksidasi ADP menjadi ATP dan meningkatkan PO2 vena.

  • Keracunan akut sianida yang masuk per oral dapat terjadi dalam selang satu jam setelah menelan dosis 100 200 mg,

    Inhalasi yang berakibat fatal adalah setelah menghirup 150 200 ppm HCN.

    Seseorang didiagnosis keracunan sianida bila ditemukan kadar sianida dalam darah dan hepar melampaui 1 g/ml, atau pada otot lebih dari 0,63 g/ml.

  • Gejala dan tanda keracunan sianida diawali dengan gangguan neurologi, termasuk nyeri kepala, mual, muntah, kelemahan otot dan dizziness.

    Perangsangan kemoreseptor di arteri karotis menyebabkan pernapasan cepat dan dalam, serta edema pulmonum.

    Gangguan kardiovaskuler berupa hipotensi dan takikardi. Pada dosis letal, dapat terjadi konvulsi hipoksik, hipotensi, koma dan berakhir dengan kematian.

    Pada pemeriksaan korban, warna lebam mayat berwarna merah cerah, karena darah vena kaya akan O2. Bau amandel akan tercium saat pemeriksaan luar

    Pemeriksaan sampel yang paling tepat untukmenentukan kadar sianida adalah pada paru, jantung, otak dan hepar