BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab...

26
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASI Ada beberapa definisi tentang sistem yang dikemukakan oleh banyak pakar. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: Wilkinson (1993) A system is a complex entity or framework that is subject to one or more objectives, constrains, and controls; that is surrounded by an environment; that is composed of interdependeent subsystems; and that undergoes processes with inputs and outputs. Barry E Chusing (1982) A system is an entity consisting of two or more interrelated components or subsystems that interact to achieve a goal. Sehingga menurut ketiga definisi di atas, pengertian sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan secara bersama-sama. John F Nash (1989) Data are potentially useful but have no immediate value. Information, in the otherhand, is a subset of data that is useful for some identifiable purposes. Information is extracted from the available data to meet a need. Robert A, Leitch dan K. Roscoe Davis (1983) Data are raw fact, such as transaction details from sales invoices. Information is communicated knowledge developed by matching and transforming data so that the output is a form that useful to the recipient.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASI

Ada beberapa definisi tentang sistem yang dikemukakan oleh banyak pakar.

Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Wilkinson (1993) A system is a complex entity or framework that is subject to one or

more objectives, constrains, and controls; that is surrounded by an environment; that

is composed of interdependeent subsystems; and that undergoes processes with inputs

and outputs.

Barry E Chusing (1982) A system is an entity consisting of two or more interrelated

components or subsystems that interact to achieve a goal.

Sehingga menurut ketiga definisi di atas, pengertian sistem adalah seperangkat

bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainnya untuk mencapai

tujuan secara bersama-sama.

John F Nash (1989) Data are potentially useful but have no immediate value.

Information, in the otherhand, is a subset of data that is useful for some identifiable

purposes. Information is extracted from the available data to meet a need.

Robert A, Leitch dan K. Roscoe Davis (1983) Data are raw fact, such as

transaction details from sales invoices. Information is communicated knowledge

developed by matching and transforming data so that the output is a form that useful

to the recipient.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

8

Menurut definisi-definisi di atas, informasi adalah hasil pengolahan (tersaring,

terorganisir, terealisasi) dari data yang saling berhubungan digunakan untuk

mencapai tujuan organisasi. Agar informasi berguna dalam pengambilan keputusan,

harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Relevan, suatu informasi mempunyai manfaat sebagai dasar pengambilan

keputusan.

2. Akurat, ketepatan dan dapat diandalkannya suatu informasi.

3. Tepat waktu, informasi yang diperoleh terbaru dan mudah diperoleh saat

dibutuhkan.

4. Ringkas, informasi telah dikelompokkan sehingga tidak perlu diterangkan.

5. Jelas, tingkat informasi dapat di mengerti oleh penerima.

6. Dapat dikuantifikasi, tingkat informasi dapat dinyatakan dalam bentuk angka.

7. Konsisten, tingkat informasi dapat diperbandingkan.

Sistem informasi tidak harus melibatkan peran komputer. Sistem Informasi

yang menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer

(Computer-Based Information Systems atau CBIS). Biasanya, istilah sistem informasi

lebih sering dipakai tanpa embel-embel berbasis komputer walaupun dalam

kenyataannya komputer merupakan bagian yang penting. Yang dimaksudkan dengan

sistem informasi disini adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Sistem

Informasi (SI) atau Information System (IS) yang menunjukkan sistem yang dapat

menghasilkan informasi yang berguna. Ada beragam definisi sistem informasi,

sebagaimana tercantum di bawah ini:

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

9

Menurut Alter (1992)

“Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan

teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah

organisasi”.

Menurut Wilkinson (1992)

“Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya

(manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi),

guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan”.

Menurut Hall (2001)

“Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data

dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai”.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

mencakup sejumlah komponen, ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi),

dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan. Sebelas komponen dari

sistem informasi (Valacich George Hoffer 2001) yaitu:

1. Komponen sasaran dan tujuan, merefleksikan kekuatan pendorong sistem dan

alasan keberadaan suatu sistem,

2. Komponen input (data)

3. Komponen output, informasi untuk pngambilan keputusan

4. Penyimpanan data,

5. Pemroses

6. Instruksi dan prosedur, memproses data menjadi informasi,

7. Batas sistem

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

10

8. Kendala sistem, yaitu keterbatasan intern dan ekstern,

9. Komponen pengaman yang berguna dan menjamin informasi yang dihasilkan

akurat

10. Komponen interface informasi, berfungsi sebagai penghubung antar pemakai,

antara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi,

11. Subsistem, merupakan bagian sistem informasi.

Ada empat konsep dalam sistem infromasi (Valacich George Hoffer 2001), yaitu:

• Decomposition

Proses dimana sistem dipecah menjadi beberapa komponen-komponen yang

lebih kecil (Subsistem). Proses ini memudahkan bagi sistem analis untuk :

1. Memecah sistem menjadi bagian yang lebih keci sehingga mudah di-

manage dan dimengerti.

2. Fokus pada area subsistem tanpa ada interferensi dari subsitem lain

3. Konsentrasi pada bagian sistem yang bersangkutan dengan user tertentu

tanpa dibingungkan dengan user lain yang tidak perlu.

• Modularity

Sistem dipecah menjadi beberapa modul.

• Coupling

Sistem dibagi menjadi subsitem yang saling ketergantungan. Keberhasilan

subsistem tergantung dengan subsistem yang lain.

• Cohesion

Subsitem bekerja sebagai singel function.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

11

2.2 GUIDELINE PROSES PENINGKATAN SISTEM

Beberapa hal yang menjadi petunjuk dalam proses peningkatan sistem

(Michael E. C. Schmidt, 2000), yaitu :

1. Research applicable regulation

Sebelum memulai proses system improvements sebaiknya dilakukan

penelitian mengenai regulasi dan standar kualitas industri bisnis yang

sesuai dengan organisasinya.

2. Compile data from previous projects

Data yang perlu di compile, seperti :

• Comparisons between planned versus actual Project schedules

• Actual Project cost

• Test incident report

• Problem reports

• Software complexity metrics

• Exixtence of required document

3. Plan the scope of the process improvement

Memperkecil ruang lingkup proses berdasarkan kondisi yang realistis

dan didukung dengan suatu standar proses.

4. Obtain management commitment

Proses peningkatan sistem atau software tidak akan berjalan sukses

jika tidak didukung dengan komitmen manajemen. Setiap proses

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

12

proyek selalu ada resiko asosiasi akibat proses perubahan dan pihak

manajemen harus siap menanggulanginya.

5. Build ground-level support

Membangun dukungan ground-level untuk memperkuat project team

dalam meningkatkan sistem, dengan cara meyakinkan mereka manfaat

dan tujuan dari perkembangan sistem, serta kemudahan penggunaan

sistem baru.

6. Draft Standard Operating Procedures

Draft SOP harus jelas, tepat, pasti, lengkap, konsisten dan dapat

diverifikasi.

7. Conduct a team review

Membuat tim untuk melakukan review dari SOP yang telah dibuat.

Tim review merupakan representasi dari semua departemen yang ada.

8. Approve and control the standard operating procedures

SOP dikontrol dan di setujui oleh semua representative user.

9. Specify the phase-in of the process improvements

Melakukan spesifikasi setiap proses improvements.

10. Train personel in the process improvements

Melakukan pelatihan kepada user sistem dan berikan kesempatan

mereka untuk melakukan evaluasi.

11. Monitor Use of the process improvements

Melakukan monitor penggunaan sistem baru

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

13

12. Evaluate the success of the process improvements

Untuk membangun suatu process improvement yang efektif perlu

dilakukan evaluasi baik dari keberhasilan proyek maupun kegagalan

proyek.

2.3 DEFINISI DAN PRINSIP SDLC

System development life cycle (SDLC) merupakan suatu metodologi atau

proses yang meliputi beberapa tahapan siklus dalam pengembangan sistem. SDLC

disusun sesuai kebutuhan manajemen atau organisasi. Setiap organisasi semestinya

menyusun metode SDLC dan menentukan responsibility setiap tahapan siklus

sehingga perancangan, pengembangan dan pemeliharaan sistem dapat berjalan baik

dan akurat. Dalam menentukan metode SDLC, ada beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan dari segi model pengembangan aplikasi, seperti :

• Pengembangan aplikasi dengan menggunakan internal resources.

• Pengembangan aplikasi dengan menggunakan fully or partly

outsourced resources yang berlokasi onsite atau offsite.

• Pengembangan aplikasi dengan menggunakan paket software vendor

yang terimplementasi tanpa adanya customisation.

• Pengembangan aplikasi dengan menggunakan paket software vendor

yang customize sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

14

Suskesnya implementasi sistem tidak hanya dipengaruhi oleh keberhasilan

setiap tahapan siklus pengembangan sistem (Proses SDLC) melainkan juga

dipengaruhi oleh komunikasi dan kordinasi dari seluruh pihak yang terlibat (team

SDLC).

2.4 MODEL DAN TAHAPAN PROSES SDLC

Model umum dari system life cycle menggambarkan tahapan siklus dan alur

yang dilalui sistem. Begitu banyak model pola siklus yang diterapkan di beberapa

perusahaan, tetapi pada dasarnya menggunakan pola yang sama. Model dasar dari

siklus pengembangan system terlihat pada gambar 1.

Gambar 2.1 General Life Cycle Model

Berdasarkan gambar 2.1 diatas, terlihat bahwa setiap proses menghasilkan

deliverables yang digunakan untuk phase atau tahapan siklus selanjutnya.

Requirements akan diterjemahkan ke dalam bentuk design, design akan

diterjemahkan dalam bentuk kode program yang akan diimplementasikan dan terakhir

adalah tahapan testing untuk melakukan pengujian dari sistem atau software yang

dibuat sesuai requirements.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

15

Requirements

Pada tahapan ini dilakukan identifikasi business requirement dari semua

stakeholders dan users. Siapa yang akan menggunakan sistem ? Bagaimana mereka

akan menggunakan sistem tersebut ? Data yang bagaimana yang menjadi input sistem

? Output data yang bagaimana yang akan dihasilkan sistem ? pertanyaan-pertanyaan

tersebut yang biasanya diajukan untuk memperoleh data business requirements.

Dokumentasi yang dihasilkan pada tahap ini biasanya berupa daftar fungsionalitas

yang disediakan oleh sistem, alur proses data, bentuk dan jenis data yang digunakan

sistem, dan interface yang dibutuhkan sistem.

Design

Tahapan design akan dilalui setelah tahap requirement selesai dilakukan. Pada tahap

ini akan dideskripsikan detail arsitektur sistem yang akan dibuat, termasuk hardware

dan software, communication, software design.

Implementation

Pada tahap ini, pengkodean dilakukan, dan tahap ini adalah tahap yang paling lama

dari siklus pengembangan sistem, dan mungkin dapat terjadi overlap dengan tahap

design dan testing.

Testing

Selama proses testing, sistem atau software aplikasi akan diuji apakah sudah sesuai

stakeholders dan users requirements. Unit tests dan system/acceptance tests

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

16

dilakukan pada tahap ini. Unit tests berfungsi untuk melihat fungsionalitas komponen

sistem. Sedangkan system/acceptance tests menguji sistem secara menyeluruh dari

alur bisnis proses.

Dengan makin berkembangnya kompleksitas system dalam organisasi, banyak

bermunculan model-model SDLC. Ada beberapa variasi model SDLC yaitu; model

waterfall (original SDLC method); V-Shaped model, rapid application development

(RAD); joint application development (JAD); fountain model; spiral model; build

and fix; dan synchronize-and-stabilize.

Waterfall Model

Model Waterfall hampir menyerupai model dasar dari SDLC, dapat dikatakan

linear-sequential life cycle model. Model ini yang paling sederhana dan mudah

dipahami. Pada model ini, setiap phase harus terpenuhi terlebih dahulu setelah itu

dapat melanjutkan tahapan selanjutnya. Tahap review sistem berada pada bagian

akhir dari siklus pengembangan sistem, sehingga model ini tidak bisa dilakukan

overlap.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

17

Gambar 2.2 Waterfall Life Cycle Model

V-Shaped Model

Model V-Shaped life cycle memiliki pola proses sekuensial. Setiap phase

harus diselesaikan terlebih dulu untuk dapat melanjutkan phase berikutnya. Tahap

Testing lebih ditekankan pada model ini dibandingkan dengan model Waterfall.

Tahap testing diwajibkan selesai dilakukan sebelum tahap pengkodean program atau

implementasi. Test plan fokus pada fungsionalitas sistem sesuai requirements. Tahap

high-level design fokus pada arsitektur dan perancangan sistem. Integration test plan

bertujuan untuk menguji kemampuan integrasi sistem. Tahap low-level design

dilakukan unit tests untuk menguji komponen software.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

18

Gambar 2.3 V-Shaped Life Cycle Model

Incremental Model

Model Incremental ini terdiri dari banyak perulangan siklus model Waterfall atau

disebut juga “multi-waterfall” cycle.

Gambar 2.4 Incremental Life Cycle Model

Prototyping Model

Model ini sama dengan waterfall hanya saja pada tahap analisa requirement dan

design, terbentuklah prototype yang digunakan untuk proses development. Setelah

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

19

prototype dibuat, diserahkan kepada customer atau user untuk dievaluasi. Pada model

ini lebih banyak perhatian pada kepuasan user dan developer.

Spiral Model

Prinsip model Spiral sama dengan model Incremental, tetapi lebih

menekankan pada analisa resiko. Model Spiral memiliki empat tahap, yaitu;

Planning, Risk Analysis, Engineering dan Evaluation. Projek pengembangan sistem

atau software akan berulang-ulang melalui empat tahapan tersebut. Model Spiral

dimulai dengan tahap perencanaan, identifikasi requirements dilakukan pada tahap

ini. Tahap analisa resiko bertujuan untuk mengidentifikasi resiko dan memberikan

alternatif solusi, dan kemudian terbentuklah Prototype system. Pembuatan program

software dilakukan pada tahap engineering dan dilakukan testing pada tahap akhir

siklus. Pada tahap evaluasi, customer diberikan kesempatan untuk melakukan

evaluasi output project sebelum melangkah ke tahap selanjutnya. Pada model Spiral,

komponen sudut meggambarkan tingkat kemajuan pengembangan sistem, sedangkan

radius dari Spiral menggambarkan cost.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

20

Gambar 2.5. Spiral Life Cycle Model

Rapid Application Development (RAD)

Model RAD sama prinsipnya dengan model Waterfall hanya saja lebih

ditekankan pada evaluasi end-users. Model ini lebih memperhitungan resiko

kegagalan user interface dari penilaian end-users.

Penggunaan model SDLC dapat disesuaikan dengan organisasi untuk

mengakomodasi aspek-aspek khusus dari sebuah proyek selama pendekatan yang

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

21

dihasilkan tetap konsisten dengan tujuan utama yaitu untuk menghasilkan sistem

yang berkualitas. Tahap-tahap SDLC dapat saling melengkapi dan proyek dapat

mengikuti suatu strategi pengembangan yang evolusioner.

2.5 STANDAR INTERNASIONAL PROSES Life Cycle (ISO) ISO/IEC

12207 SDLC

ISO Life Cycle Process merupakan standar internasiona l untuk pengembangan

software sistem yang berkaitan dengan proses, aktifitas, dan tugas, disesuaikan

dengan scope manajemen dan kondisi organisasi. Dengan ISO Software Life Cycle

Process, aktifitas proses dapat dibandingkan dengan procedural, responsibility dan

kewajiban. Standar Internasional mengelompokkan aktifitas selama proses

pengembangan sistem menjadi 3 kelompok, yaitu : Primary Process, Supporting

Process dan Organizational Process.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

22

Gambar 2.6 ISO/IEC 12207 SDLC

2.5.1 Primary Life Cycle Process

Primary proses meliputi lima proses inti yang dilakukan selama

pengembangan sistem, yaitu Acquisition, Supply, Development, Operation,

dan Maintanace.

1. Acquisition process

Proses ini meliputi semua aktifitas dari proses product requirements

sampai proses kontrak untuk manajemen dan operasional.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

23

Proses ini meliputi :

a. Acquisition preparation

b. Supplier selection

c. Suppiler monitoring

d. Customer acceptance

2. Supply process

Proses ini meliputi semua aktifitas supplier, dari mengidentifikasi

keinginan Acquirer, menyiapkan proposal, menentukan prosedur dan

sumber daya yang diperlukan, proses pengembangan, eksekusi, hingga

deliverable system, seperti :

a. Initiation

b. Preparation of response

c. Contract

d. Planning

e. Execution and control

f. Review and evaluation

g. Delivery and completion

3. Development process

Proses ini mencakup analisa kebutuhan, perancangan, pengkodean,

pengintegrasian, pengujian, instalasi dan product acceptance. Aktifitas

pada proses ini, yaitu :

a) Perolehan requirements

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

24

Tujuan dari proses ini adalah untuk mengumpulkan informasi

tentang requirement stakeholders.

b) Analisa requirement system

Tujuan dari proses ini yaitu untuk transformasi requirements

stakeholder kedalam kebutuhan teknis sistem yang akan menjadi

panduan perancangan system

c) Perancangan arsitektur system

Tujuan dari proses ini adalah untuk mengidentifikasi requirement

yang harus dialokasikan ke dalam sistem.

d) Analisa requirement software

Proses ini bertujuan untuk menghasilkan software yang sesuai

dengan requirement

e) Perancangan software

Proses ini bertujuan untuk menyediakan rancangan software yang

akan diimplementasikan dan disesuaikan dengan requirements.

f) Pembuatan software (Code and Unit Test)

Proses ini bertujuan untuk menghasilkan unit-unit software yang

merefleksikan software design.

g) Integrasi Software

Proses ini bertujuan untuk mengkombinasikan unit software,

membuat item-item software yang terintegrasi, konsistensi dengan

rancangan software, mendemostrasikan requirement fungsional dan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

25

non-fungsional software apakah sudah memenuhi platform

operasional.

h) Pengujian software

Proses ini bertujuan untuk menguji integrated software telah

memenuhi requirement

i) Integrasi sistem

Proses ini bertujuan untuk mengintegrasikan elemen-elemen sistem

termasuk software items, hardware items, manual operasional dan

sistem lain yang harus diintegrasikan.

j) Pengujian sistem

Tujuan dari proses ini adalah untuk menjamin bahwa implementasi

dari setiap requirement sistem telah diujikan dan disiap untuk

didistribusikan

k) Instalasi software

Merencanakan proses intalasi dari software, hardware, komunikasi

data dan jaringan.

l) Software acceptance support

Software telah disetujui semua representative user

4. Operation process

Proses operasional meliputi semua aktifitas yang dilakukan Operator,

baik dari cara pengoperasian produk sistem dan software dan faktor

pendukung proses operasional kepada user. Aktifitas proses meliputi :

a) Process Implementation

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

26

b) Operational testing

c) System operation

d) User support

5. Maitenance process

Proses perawatan dilakukan oleh maintainer. Proses ini berguna untuk

melakukan penjaminan sistem dan software berjalan dengan baik,

melakukan modifikasi, dan memperbaiki permasalahan yang dihadapi

pada saat proses operasional. Proses ini berhenti pada tahap retirement.

Aktifitas proses perawatan sebagai berikut :

a) Process implementation

b) Problem and modification analysis

c) Modification implementation

d) Maintenance review/acceptance

e) Migration

f) Software retirement

2.5.2 Supporting Life Cycle Process

Proses Supporting Life Cycle terdiri dari delapan proses yang akan

mendukung kesuksesan proyek dan kualitas software, yaitu :

1. Documentation process

Proses membuat dokumentasi atau perekaman informasi yang dihasilkan

setiap proses life cycle. Proses ini terdiri dari tahapan :

• Proses implementasi

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

27

Proses merencanakan dan mengidentifikasi pendokumentasian dari

setiap phase SDLC. Format dasar dokumentasi harus mencakup judul

atau nama proses, tujuan proses, siapa saja yang terlibat dalam proses,

prosedur dan responsibiliities dan schedule versi terakhir.

• Design dan development

Merancang dokumen sesuai design proses yang sedang dilakukan

• Production

Proses memproduksi dokumen setiap saat dibutuhkan

• Maintenance

2. Configuration management process

Proses mengkonfigurasikan detail spesifikasi software, proses ini

dilakukan agar mudah pengidentifikasian software. Aktifitas yang

dilakukan yaitu ; proses implementasi, identifikasi konfigurasi, control

konfigurasi, status pelaporan konfigurasi,evaluasi konfigurasi dan

mendokumentasikan konfigurasi software yang direlease.

3. Quality assurance process

Proses yang bertujuan untuk menjamin produk software dan prosesnya

sesuai dengan spesifikasi requirements yang direncanakan. Aktfitas yang

dilakukan pada proses ini, yaitu; proses implementasi, product assurance,

process assurance dan assurance of quality system

.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

28

4. Verification process

Aktifitas (Acquirer, Supplier atau Independent party) untuk verifikasi

produk software. Aktifitas verifikasi yang dilakukan pada proses SDLC,

yaitu; contract verification, process verification, requirement verification,

design verification, code verification, integration verification,

pendokumentasian hasil dan proses verifikasi.

5. Validation process

Aktifitas (Acquirer, Supplier atau Independent party) untuk validasi

produk software, dengan mendokumentasikan item subject yang

divalidasi, bentuk cara melakukan validasi, sumber daya dan schedule

melakukan validai yang disertai tanggungjawab, menbuat prosedur

laporan validasi untuk diberikan kepada acquirer dan bagian tim projek

yang lain.

6. Join review process

Aktifitas untuk mengevaluasi kondisi produk software oleh stakeholder

yang terkait meliputi project management review dan technical review.

7. Audit process

Aktifitas audit setiap proses dan deliverable dari sistem.

8. Problem resolution management process

Aktifitas analisa masalah dan memberikan solusi selama proses

pengembangan, operasional , perawatan dan proses lain.

9. Usability process

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

29

Proses ini bertujuan untuk melihat kebergunaan sistem dan produk yang

dihasilkan sistem terhadap user dan stakeholders.

10. Product evaluation process

Proses ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan dan pengukuran

apakah produk yang dihasilkan sistem telah memenuhi kebutuhan user

dan stakeholders.

11. Change request management process

Proses ini bertujuan untuk menjamin dan manage permintaan perubahan

pada sistem ataupun software.

2.5.3 Organizational Life Cycle Process

1. Management process

Tujuan dari management process adalah untuk mengatur, memonitor dan

mengontrol proses inisilisasi dan performa proses pengembangan sistem

untuk mencapai business goals dari organisasi. Proses ini meliputi :

• Organizational alignment

• Organizational management

• Project management

• Quality management

• Risk management

• Measurement activity and tasks

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

30

2. Infrastructure process

Proses infrastruktur meliputi aktifitas proses implementasi,

pembangunan infrastruktur dan pemeliharaan infrastruktur.

3. Improvement process

Proses improvement meliputi aktifitas pembangunan, penilaian,

pengembangan, dan kontrol.

4. Human Resources Process

Proses ini bertujuan untuk menentukan dan menempatkan human

resources yang tepat dan maintanance kompetensi, konsistensi dengan

kebutuhan bisnis. Proses ini meliputi; human resources management,

training dan knowledge management.

2.6 Proses Tailoring

IEEE/IEA 12207 mengartikan tailoring process adalah ….a process for

performing basic tailoring of this International Standard for a software project.

ISO terdiri dari proses, aktifitas dan tugas yang menjadi prinsip dasar dari

software project . IEEE/EIA 12207 menyebutkan :

Determine which life cycle model(s) are relevant and applicable for the project,

such as Waterfall, evoluntary; buils, pre-planned product improvement, Spiral.

All such models prescribe certain processes and activities that may be

performed sequently, repeated, and combined, in these models, the life cycle

activities in this International Standard should be mapped to the selected

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

31

model(s). Dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa model SDLC

apapun yang digunakan harus sequential, repeated, and combined serta

disesuaikan dengan proses organisasi. Pada Annex A dari IEEE/EIA 12207,

beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum proses tailoring meliputi :

a. Identifying project environment

b. Soliciting input

c. Selecting processes, activities, and task

d. Documenting tailoring decisions

Langkah- langkah dalam melakukan proses tailoring perkembangan Software

Life Cycle Process (IEEE/EIA 12207), yaitu :

1. Selecting SLCM

Menentukan SLCM yang sesuai dengan kondisi aset organisasi, kebijakan,

SOP, metodologi dan karakteristik proyek.

2. Mapping onto the SLCM

Melakukan pemetaan SLCM dengan aktifitas dan proses proyek

3. Establishing an SLCP

Setelah melakukan pemetaan kemudian dibuatlah perencanaan SLCP yang

terdokumentasi.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI SISTEM INFORMASIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2NoPass/bab 2_07-39.pdfantara mesin dengan pemakai, antar subsistem dalam sistem informasi, 11. Subsistem,

32

Policies, Standards, Procedures, Tools, methodology, etc.

Project Software Life Cycle Process

Project Software Life

Cycle

Standard Project

Software Life Cycle Model

Organizational Process Assets

Combine

Map

Gambar 2.7 Rencana Tailoring SLC