Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

29
1 Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara Raja Haji Fisabilillah) Yulia Irma Suryani, Asmaul Husna & Tumpal Manik Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Email : [email protected] ABSTRACT This study aims to review analyzing the performance of PT. Angkasa Pura II (Persero) Raja Haji Fisabilillah with uses four perspective Balanced Scorecard with measure the Company's performance through financial and non financial approach. The research was conducted at PT. Angkasa Pura II (Persero) Raja Haji Fisabilillah, research data obtained through the Company's Financial Statements, questionnaires, and interviews Jump To related parties. The results of this study demonstrate the performance of Raja Haji Fisabilillah Seen From Financial Perspective is still below the standard to be good, but non view of Finance show results Good. The total score is obtained from the overall perspective of the balanced scorecard is 55%. It shows the performance of the overall Airport Raja Haji Fisabiillah is Good Enough. Keywords: Performance Analysis, Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business Perspective and Learning and Growth. PENDAHULUAN Dalam bisnis global, perusahaan dalam menjalankan aktifitas nya perlu melakukan evaluasi agar perusahaan dapat menilai sejauh mana aktivitas perusahaan berjalan sesuai dengan perencanaan. Tanpa adanya evaluasi atas kinerja yang dilakukan, perusahaan tidak akan mampu meningkatkan kinerja

Transcript of Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

Page 1: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

1

Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

(Studi Kasus Pada PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara Raja Haji

Fisabilillah)

Yulia Irma Suryani, Asmaul Husna & Tumpal Manik

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Email : [email protected]

ABSTRACT

This study aims to review analyzing the performance of PT. Angkasa Pura II

(Persero) Raja Haji Fisabilillah with uses four perspective Balanced Scorecard

with measure the Company's performance through financial and non financial

approach. The research was conducted at PT. Angkasa Pura II (Persero) Raja Haji

Fisabilillah, research data obtained through the Company's Financial Statements,

questionnaires, and interviews Jump To related parties. The results of this study

demonstrate the performance of Raja Haji Fisabilillah Seen From Financial

Perspective is still below the standard to be good, but non view of Finance show

results Good. The total score is obtained from the overall perspective of the

balanced scorecard is 55%. It shows the performance of the overall Airport Raja

Haji Fisabiillah is Good Enough.

Keywords: Performance Analysis, Financial Perspective, Customer Perspective,

Internal Business Perspective and Learning and Growth.

PENDAHULUAN

Dalam bisnis global, perusahaan dalam menjalankan aktifitas nya perlu

melakukan evaluasi agar perusahaan dapat menilai sejauh mana aktivitas

perusahaan berjalan sesuai dengan perencanaan. Tanpa adanya evaluasi atas

kinerja yang dilakukan, perusahaan tidak akan mampu meningkatkan kinerja

Page 2: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

2

dimasa yang akan datang, dan hal ini dapat mempengaruhi kelangsungan

perusahaan. Pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan selama ini cenderung

memfokuskan pada penilaian kinerja keuangan saja, padahal aspek non keuangan

merupakan hal yang penting diperhatikan untuk kesuksesan perusahaan jangka

panjang. Perlu adanya keseimbangan antara kinerja aspek keuangan dan non

keuangan agar perusahaan mampu menciptakan laba yang berkelanjutan.

Maka dari itu diciptakan sebuah metode pengukuran kinerja yang disebut

Balance Scorecard. Balance scorecard merupakan alat pengukuran kinerja yang

mengukur aspek keuangan dan non keuangan dalam sebuah perusahaan.

Menurut Rini (2014:32) pengukuran kinerja keuangan dapat diukur

dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan. Kinerja perspektif pelanggan

dapat diketahui dengan melakukan survei kepuasan pelanggan atas pelayanan

yang diberikan perusahaan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat

diukur dengan melihat kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan sumber

daya manusia (karyawan) serta tingkat kepuasan karyawan. Sedangkan

pengukuran kinerja perspektif bisnis internal dilakukan dengan melakukan riset

inovasi,operasi dan layanan purna jual (strategi) apa yang telah dilakukan

perusahaan dalam mencapai kinerja yang efektif dan efisien untuk memberikan

manfaat tambahan kepada konsumen dalam berbagai bentuk layanan,

Metode penilaian kinerja menggunakan balance scorecard ini dapat

diterapkan pada perusahaan publik maupun perusahaan swasta. Balance scorecard

mampu menyediakan informasi bagi manajemen untuk melakukan evaluasi atas

rencana strategi dan menyempurnakan kinerja perusahaan.

Page 3: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

3

Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan

pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara

dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan

menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut dilakukan agar

perusahaan dapat menghasilkan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya

saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan

masyarakat.

Semakin berkembangnya industri penerbangan nasional dan internasional,

bandara sebagai penyedia jasa penerbangan harus mampu melakukan

pengembangan dan pengelolaan dengan cara terus memodernisasi sistem,

peralatan, infrastruktur dan penerapan teknologi yang lebih memadai demi

mengoptimalisasi pelayanan bagi pengguna jasa.

Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif, Bandara Raja Haji

Fisabilillah masih sedikit tertinggal dibandingkan 12 bandara lain yang memiliki

aktivitas penerbangan dengan berbagai maskapai serta tujuan penerbangan yang

beragam. Bandara ini masih perlu melakukan peningkatan kinerja agar dapat

sebanding dengan cabang PT. Angkasa Pura (persero) lainnya. Maka dari itu,

bandara ini membutuhkan pengukuran kinerja yang mampu mengevaluasi sejauh

mana perusahaan menjalankan aktivitas, agar dapat bertahan dan berkembang

dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif. Hasil pengukuran kinerja

digunakan sebagai informasi suatu rencana atau strategi perusahaan, dan titik

dimana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan

pengendalian.

Page 4: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

4

Dengan dasar tersebut, maka penulis ingin menerapkan elemen elemen

balance scorecard dalam mengukur kinerja PT Angkasa Pura II (persero) Bandara

Raja Haji Fisabilillah melalui perspektif keuangan, perspektif pelanggan,

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dan perspektif bisnis internal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud untuk

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Menggunakan

Pendekatan Balance Scorecard (studi kasus pada PT. Angkasa Pura II

(persero) Bandara Raja Haji Fisabilillah).

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Indra Bastian (2006:272) kinerja adalah gambaran pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan, dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi, dan visi organisasi.

Menurut Stout (dalam Cheristian, 2015:8) pengukuran kinerja

merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan serta

pencapaian misi melalui hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa/proses.

Berdasarkan pengertian kinerja diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian

kinerja merupakan mekanisme bagi manajemen dalam menjelaskan tujuan dan

standar kinerja serta memotivasi kinerja individu untuk selanjutnya.

Menurut Mulyadi (2009:3) Balance scorecard merupakan alat manajemen

kontemporer yang didesain untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam

melipatgandakan kinerja keuangan luar biasa secara berkesinambungan.

Page 5: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

5

Menurut Amin (2009:7) Balanced Scorecard adalah kumpulan ukuran

kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan yang

mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan.

Tujuan pengukuran kinerja perusahaan adalah untuk memotivasi semua

lini pekerja agar mampu mengimplementasikan strategi dari suatu unit bisnis

dengan baik. Dalam hal ini, Balanced scorecard menerjemahkan strategi ke dalam

suatu system pengukuran kinerja. Balanced Scorecard juga memberikan kerangka

untuk mengkomunikasikan misi dan strategi perusahaan dengan cara

mengkonfirmasikannya kepada seluruh pekerja tentang faktor penentu kesuksesan

jangka panjang.

Penerapan Balanced Scorecard dimulai dari perspektif dasar yaitu

pembelajaran dan pertumbuhan dalam organisasi yang memberikan kontribusi

pada proses internal bisnis yang kemudian berdampak pada kepuasan pelanggan

dan kinerja keuangan yang baik.

Pada dasarnya keempat perspektif balanced scorecard yaitu keuangan,

pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan harus

saling berintegrasi untuk mendukung rencana strategis, jadi balanced scorecard

merupakan suatu konsep manajemen yang membantu menerjemahkan strategi ke

dalam tindakan, dimana tindakan yang dilakukan harus saling terkait dan

menghasilkan hubungan sebab akibat.

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Page 6: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

6

Objek penelitian ini yaitu PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara Raja

Haji Fisabilillah yang merupakan BUMN pengelola jasa kebandarudaraan dan

navigasi yang berlokasi di jalan Adisucipto km.12 kota Tanjungpinang provinsi

Kepulauan Riau.

Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah penelitian, dalam

penelitian ini penulis menggunakan alat pengumpulan data sebagai berikut :

1. Kuisioner

Teknik pengumpulan data dengan memberikan kuisioner yang disebarkan

kepada karyawan dan pelanggan PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara

Raja Haji Fisabilillah untuk mengukur kinerja perspektif pelanggan dan

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

2. Dokumentasi dan Studi Pustaka

Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data keuangan

(laporan keuangan), teknik ini digunakan untuk mengukur kinerja

perspektif keuangan perusahaan

3. Wawancara, metode ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai

proses bisnis internal perusahaan dengan melakukan wawancara pada

bagian komersil dan operasional Bandara Raja Haji Fisabilillah.

Page 7: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

7

Metode Analisis Data

Pengukuran Kinerja Perspektif keuangan

Dalam pengukuran kinerja perspektif keuangan, peneliti menggunakan

neraca untuk dianalisis melalui analisis rasio. Adapun analisis rasio yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Rasio Likuiditas

Menurut Bambang (dalam Sunyoto, 2013:89) rasio likuiditas adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek. Jenis rasio likuiditas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Cash ratio (rasio kas)

Menurut Sunyoto (2013:92) besarnya cash ratio yang dianggap baik

minimal 100%. Jika besaran cash rasio dibawah 100% maka kondisi

keuangan perusahaan dikatakan ilikuid.

Rasio Kas =

Kas dan Setara kas + surat berharga

x 100% Kewajiban Lancar

b. Current ratio (rasio lancar)

Rasio lancar yang baik dan memuaskan perusahaan sebesar 200%,

artinya setiap Rp.1 hutang lancar akan dijamin dengan Rp.2 asset

lancar.

Rasio Lancar =

Asset Lancar

x 100% Kewajiban Lancar

Page 8: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

8

2. Rasio Solvabilitas

a. Rasio modal sendiri terhadap total asset

Menurut Sunyoto (2013:104) Semakin tinggi rasio ini berarti semakin

kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai asset perusahaan

yang berarti sebagian besar asset perusahaan dibiayai oleh modal sendiri.

Rasio =

Modal sendiri

x 100% Total Asset

Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan, perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan

Pengukuran kinerja terhadap dua perspektif balanced scorecard lainnya

menggunakan instrumen kuisioner yang disebarkan kepada pelanggan dan

karyawan Bandara Raja Haji Fisabilillah. Hasil dari kuisioner tersebut nantinya

akan dicari nilai rata-rata masing perspektif dengan menggunakan data interval 1-

5 pada skala likert. Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum

digunakan dalam riset berupa survey. Tabel 3.2 dibawah ini menunjukkan skala

penilaian kinerja pada perspektif yang menggunakan kuisioner.

Tabel 3.2

Nilai pengukuran Kuisioner

Kategori Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2015:93)

Page 9: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

9

Kemudian hasil penjumlahan seluruh nilai yang diperoleh dari responden,

akan diketahui indeks kepuasan pelanggan, indeks kepuasan karyawan, dan indeks

pembelajaran, dengan menetapkan indeks kepuasan minimal dan indeks kepuasan

maksimal, interval dapat dicari dari hasil pengurangan antara indeks kepuasan

maksimal dengan indeks kepuasan minimal dibagi lima. Seperti yang dirumuskan

Sugiyono (dalam Rini, 2013:36) sebagai berikut :

Keterangan:

PP = Banyaknya pertanyaan

R = Jumlah Responden

Exmin = Skor minimal yang diberikan

Exmaks = Skor maksimal yang diberikan

Setelah seluruh nilai kuisioner yang diisi responden dijumlahkan, lalu di

cocokkan dengan interval yang didapat dari rumus diatas, kemudian jawaban dari

keseluruhan kuisioner dikategorikan sesuai indeks pencapaiannya. Indeks ini

mengartikan nilai minimal yang harus dicapai untuk memenuhi standar dan

dikategorikan puas.

a. Indeks Kepuasan Pelanggan

Ikmaks = R x PP x Exmaks

Ikmin = R x PP x Exmin

Interval = (Ikmaks – Ikmin): 5

Ikmaks =

=

100 x 8 x 5

4000

Page 10: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

10

1. 800 - 1440 → Dikategorikan sangat tidak puas

2 1440 - 2080 → Dikategorikan tidak puas

3 2080 - 2720 → Dikategorikan cukup

4 2720 - 3360 → Dikategorikan Puas

5 3360 - 4000 → Dikategorikan sangat puas

Mengartikan standar minimal indikator kepuasan pelanggan yang harus dicapai

untuk dapat dikategorikan puas berada pada interval 2720 – 3360

b. Indeks Pembelajaran dan Pertumbuhan

1. 1000 - 1800 → Dikategorikan sangat tidak puas

2 1800 - 2600 → Dikategorikan tidak puas

Ikmin =

=

100 x 8 x 1

800

Interval =

=

=

(Ikmaks – Ikmin): 5

(4000-800) : 5

640

Ikmaks =

=

100 x 10 x 5

5000

Ikmin =

=

100 x 10 x 1

1000

Interval =

=

=

(Ikmaks – Ikmin): 5

(5000-1000) : 5

800

Page 11: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

11

3 2600 - 3400 → Dikategorikan cukup

4 3400 - 4200 → Dikategorikan Puas

5 4200 - 5000 → Dikategorikan sangat puas

Pengukuran perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggunakan 2

indikator, mengartikan bahwa standar minimal yang harus dicapai untuk:

- indikator kepuasan karyawan untuk dapat dikatakan puas adalah

berada pada interval 3400-4200

- indikator pembelajaran karyawan untuk dapat dikatakan setuju berada

pada interval 3400-4200

Pengukuran Kinerja Perspektif Bisnis Internal

Pengukuran perspektif ini dilakukan dengan wawancara pada bagian

komersil dan operasional untuk mengidentifikasi sejauh mana proses

bisnis internal perusahaan menciptakan kepuasan pelanggan dan

meningkatkan pendapatan. Menurut Purwanti dan Prawironegoro

(2013:342) proses bisnis internal meliputi:

1. Inovasi, dimana proses ini perusahaan mengidentifikasi kebutuhan

pasar dengan menciptakan dan mengembangkan produk/jasa untuk

memenuhi kebutuhan pasar

2. Operasi, dimana perusahaan secara nyata berupaya untuk

menyampaikan produk/jasa kepada pelanggan

3. Pelayanan purna jual, dalam proses ini perusahaan memberikan

pelayanan tambahan kepada pelanggan atas kegiatan operasi yang

sudah dilakukan sebelumnya untuk menciptakan kepuasan

pelanggan dan menciptakan image perusahaan

Page 12: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

12

Pengukuran keseluruhan perspektif balanced scorecard

Melakukan penilaian kinerja secara keseluruhan yang dicapai oleh

perusahaan dengan menghitung empat perspektif Balanced Scorecard

menggunakan rumus yang digunakan Afandi (dalam Rini, 2013:39) adalah

sebagai berikut:

Total Presentase Kinerja =

Jumlah standar yang dicapai

x 100%

Jumlah ukuran yang digunakan

Untuk perhitungan total presentase kinerja yang dicapai perusahaan, maka

ditetapkan standar yang digunakan Afandi (dalam Rini, 2013:61) adalah sebagai

berikut:

a. Sangat Baik : 80 - 100% dari standar yang ditetapkan

b. Baik : 60 - 80% dari standar yang ditetapkan

c. Cukup : 40 - 60% dari standar yang ditetapkan

d. Kurang : 20 - 40% dari standar yang ditetapkan

e. Tidak Baik : 0 – 20% dari standar yang ditetapkan

Uji Kualitas Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data keuangan dan

non keuangan. Data keuangan berupa laporan neraca tahun 2013 -2015,

sedangkan data non keuangan berupa jawaban responden atas kuisioner dan perta

nyaan wawancara yang diberikan peneliti. Kuisioner merupakan alat ukur penguji

Page 13: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

13

variabel yang perlu diuji keabsahannya. Maka dari itu, alat ukur perlu diuji

dengan pengujian Validitas (tingkat keaslian) dan Reliabilitas (tingkat keandalan).

Uji Validitas

Menurut Ghozali (2013:52) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuisioner tersebut.

Menurut Sufren (2014:62) untuk menguji validitas butir butir pertanyaan,

lihat angka pada kolom corrected item-total correlation, butir peertanyaan

dikatakan valid atau sah bila nilai korelasinya diatas atau sama dengan 0,2

Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013:48) Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur

suatu kuisioner yang merupakan indikator atau konstruk. Suatu kuisioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang konsisten/stabil

terhadap pertanyaan dari waktu kewaktu. pengukuran reliabliitas dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Repeated measure atau pengukuran ulang, disini seseorang akan

diberikan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan

kemudian dilihat apakah jawaban yang diberikan konsisten.

2. One shoot atau pengukuran sekali saja, disini pengukuran dilakukan

hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan

yang lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Variabel

dikatakan reliable jika cronbach alfa (ɑ) > 0,70.

Page 14: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengukuran Perspektif Keuangan

Kinerja finansial menjadi fokus utama dari semua perspektif balanced

scorecard lainnya, setiap ukuran merupakan bagian dari hubungan sebab akibat

yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan.

Penetapan standar dalam perspektif ini didasarkan pada data tiga tahun

terakhir mulai tahun 2013-2015. Dari data yang diperoleh maka dapat dilakukan

pengukuran kinerja perspektif keuangan PT. Angkasa Pura II (persero) Bandara

Raja Haji Fisabilillah sebagai berikut:

1. Rasio Kas

Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa kas

atau setara kas yang tersedia untuk membayar hutang jangka pendek. Ukuran ini

akan memberikan suatu gambaran mengenai likuiditas suatu perusahaan dengan

mengetahui ketersediaan uang kas untuk menjamin setiap rupiah kewajiban

jangka pendeknya. Berikut ini disajikan tabel yang memuat data dari tahun 2013-

2015.

Tabel 1

Perhitungan Rasio Kas Bandara Raja Haji Fisabilillah

Tahun 2013-2015

Tahun Kas dan Setara

kas + surat berharga

(1)

Kewajiban Lancar

(2)

Rasio Kas

(3)=(1) : (2) x 100%

2013 Rp. 26.311.526,91 Rp.18.554.691.843,16 0,14%

2014 Rp. 662.157.540 Rp. 3.434.050.993 19,2%

Page 15: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

15

2015 Rp. 27.064.827 Rp. 3.715.901.280 0,72%

(Sumber: Laporan Keuangan Bandara Raja Haji Fisabilillah)

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa rasio kas tahun 2013 ke tahun 2014

mengalami kenaikan namun kembali mengalami penurunan pada tahun 2015.

Besarnya rasio kas yang baik minimal 100%, jadi dari perhitungan rasio kas tahun

2013,2014, dan 2015 semuanya dibawah 100% berarti kondisi keuangan Bandara

Raja Haji Fisabilillah dikatakan tidak likuid (ilikuid).

2. Rasio Lancar

Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang

segera jatuh tempo dengan menggunakan total asset lancar yang tersedia. Rasio

lancar dihitung sebagai hasil bagi antara total asset lancar dengan total kewajiban

lancar. Berikut ini disajikan tabel yang memuat data dari tahun 2013-2015.

Tabel 2

Perhitungan Rasio Lancar Bandara Raja Haji Fisabilillah

Tahun 2013-2015

Tahun Asset Lancar

(1)

Kewajiban Lancar

(2)

Rasio Lancar

(3)=(1) : (2) x 100%

2013 Rp. 19.005.750.942,97 Rp.18.554.691.843,16 102,4%

2014 Rp. 6.214.301.453 Rp. 3.434.050.993 180,96%

2015 Rp. 2.700.504.459 Rp. 3.715.901.280 72%

(Sumber: Laporan Keuangan Bandara Raja Haji Fisabilillah)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa rasio lancar tertinggi

diperoleh pada tahun 2014 dengan besar rasio lancar sebesar 180,96%, namun

Page 16: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

16

kembali megalami penurunan pada tahun 2015. Besarnya rasio lancar yang baik

untuk perusahaan minimal 200%, jadi dari perhitungan rasio lancar tahun

2013,2014, dan 2015 semuanya dibawah 200% berarti kondisi keuangan Bandara

Raja Haji Fisabilillah dikatakan tidak likuid (ilikuid).

Tabel 3

Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Bandara Raja

Haji Fisabilillah Tahun 2013-2015

Tahun Modal Sendiri

(1)

Total Aktiva

(2)

Rasio Modal

Sendiri terhadap

Total Aktiva

(3)=(1) : (2) x 100%

2013 Rp. 29.064.010.540 Rp.227.570.574.269,62 12,77%

2014 Rp. 18.848.583.330 Rp. 219.021.116.999 8,60%

2015 Rp. 10.452.975.039 Rp. 212.262.446.709 4,92%

(Sumber: Laporan Keuangan Bandara Raja Haji Fisabilillah)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa rasio modal sendiri

terhadap total aktiva dari tahun 2013-2015 terus mengalami penurunan, rasio

modal sendiri pada tahun 2015 sebesar 4,92% mengartikan bahwa asset

perusahaan hanya dibiayai oleh modal sendiri sebesar 4,92% dan sisanya sebesar

95,08% dibiayai oleh modal asing. Hal ini menunjukkan bahwa modal sendiri

yang digunakan untuk membiayai asset sangat kecil.

Hasil Pengukuran Perspektif Pelanggan

Pengukuran perspektif pelanggan menggunakan indikator kepuasan

pelanggan. Pengukuran perspektif ini menggunakan kuisioner yang pernah

digunakan oleh Rini Pranama Putri Suarni dalam skripsi “Analisis Pengukuran

Page 17: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

17

Kinerja Pada PT. Angkasa Pura I (persero) Bandara Internasional Sultan

Hasanuddin Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard”.

Jumlah kuisioner yang dibagikan sebanyak 100 dengan jumlah pernyataan

dalam kuisoner sebanyak 8 pernyataan. Indikator kepuasan pelanggan untuk dapat

dikategorikan puas berada pada interval antara 2720-3360 , jadi berdasarkan hasil

jawaban responden pada tabel diatas dengan total score sebesar 2943, maka dapat

diketahui bahwa pelanggan merasa puas atas pelayanan yang diberikan Bandara

Raja Haji Fisabilillah.

Hasil Pengukuran Perspektif Bisnis Internal

Dalam proses bisnis internal, perusahaan mengidentifikasi proses internal

bisnis yang harus diunggulkan perusahaan karena proses internal akan

menciptakan nilai nilai yang diinginkan konsumen dan dapat menaikkan

pendapatan perusahaan. Proses bisnis internal akan semakin meningkat apabila

perusahaan mampu menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan meningkatkan

pendapatan perusahaan. Adapun indikator yang dinilai adalah sebagai berikut:

1. Proses Inovasi

Dalam proses inovasi, bandara Raja Haji Fisabilillah berusaha

mengidentifikasi kebutuhan pelanggan serta solusi untuk meningkatkan kualitas

layanan dan kebutuhan pengguna jasa dimasa kini dan masa depan.

Bandara Raja Haji Fisabilillah dalam proses inovasi nya melakukan beberapa

pengembangan antara lain:

Page 18: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

18

a. Terminal penumpang, sejak mulai berdirinya Bandara Raja Haji

Fisabilillah terus melakukan pengembangan dari berbagai aspek, salah

satunya adalah pembangunan terminal baru yang mulai beroperasi sejak

tahun 2013. Terminal ini memiliki desain modern bercorak melayu dengan

luas 8.300m2 dengan daya tampung 1 juta penumpang/tahun. Dengan

dilakukannya pengembangan terminal, bandara RHF berusaha untuk

memberikan pelayanan terbaik agar pengguna jasa merasa puas atas

pelayanan yang diberikan.

b. Komersialisasi area bandara, proses inovasi yang dilakukan Bandara Raja

Haji Fisabilillah juga dilakukan dengan menyewakan tenan (toko) yang

tersedia di terminal penumpang, dimana penyewaan tenan ini dapat

menyediakan kebutuhan penumpang dan berkontribusi pada pendapatan

bandara disamping pendapatan jasa penerbangan.

c. Pengembangan bandara juga meliputi penambahan fasilitas seperti radar

dan landasan pacu yang awalnya 1.856m menjadi 2.256m, namun

pengembangan ini belum maksimal dikarenakan banyak maskapai yang

ingin beroperasi dibandara ini menginginkan landasan pacu yang lebih

panjang, sehingga pesawat berbadan besar dapat mendarat di bandara ini.

Selanjutnya pihak manajemen bandara akan mengusahakan

pengembangan landasan untuk memenuhi kebutuhan maskapai yang ingin

beroperasi di bandara ini.

Semenjak diselesaikannya pengembangan dibeberapa aspek bandara dan

dioperasikannya terminal baru pada tahun 2013, terdapat peningkatan dari segi

Page 19: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

19

Data Angkutan Udara (DAU) yang mencakup penumpang, pesawat, dan kargo.

serta telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan pendapatan di tiga

tahun terakhir yang dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Data Angkutan Udara Bandara Raja Haji Fisabilillah

Tahun 2013-2015

Penumpang Pesawat Kargo

2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015

253.635 257.655 257.738 2.237 2.636 2.515 2.372 2.728 2.396

Sumber: Laporan Manajemen Pelayanan dan Operasional

Berdasarkan tabel diatas, jumlah penumpang Bandara Raja Haji Fisabilillah

pada tahun 2013-2015 terus mengalami peningkatan, untuk aktifitas maskapai

pada tahun 2013 – 2015 fluktuatif namun tidak terjadi penurunan secara

signifikan. Kemudian untuk aktifitas kargo pada tahun 2013-2015 jumlah nya

fluktuatif. Namun pihak manajemen bandara optimis pencapaian data angkutan

udara pada tahun 2016 akan terus mengalami peningkatan dibandingkan tahun

tahun sebelumnya karena pada tahun 2016 akan ada penambahan maskapai

domestik dan internasional yang beroprasi dibandara ini.

Tabel 4.8

Pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah

Tahun 2013-2015

Page 20: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

20

Jenis Pendapatan

Tahun

2013

(Rp)

2014

(Rp)

2015

(Rp)

Pendapatan

Aeronautika

2,886,231,078.94 4,222,000,738.- 5,493,430,307.-

Pendapatan Non

Aeronautika

1,514,889,866.- 3,274,887,815.- 4,057,329,621.-

Pendapatan Kargo 761,178,225.- 1,317,368,100.- 2,363,917,122.-

Pendapatan Lain-lain 408,785,258.26 164,977,407.- 410,401,915.-

TOTAL

5,571,084,428.20

8,979,234,060.- 12,325,078,965.-

Sumber: Laporan Laba Rugi Bandara Raja Haji Fisabilillah

Berdasarkan tabel diatas, jumlah pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah

pada tahun 2013-2015 terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa

proses inovasi yang dilakukan perusahaan telah memberikan kemajuan bagi

perusahaan dan berdampak positif bagi perusahaan dengan meningkatnya DAU

dan jumlah pendapatan pada tiga tahun terakhir. Serta dengan proses inovasi yang

dilakukan, perusahaan telah menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dengan

terpenuhinya kepuasan pelanggan yang diketahui melalui hasil penyebaran

kuisioner.

Page 21: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

21

3. Proses Operasi

Proses operasi merupakan proses dimana perusahaan secara nyata berupaya

untuk menyampaikan produk/jasa kepada pelanggan. Dalam proses operasi,

Bandara Raja Haji Fisabilillah selalu berusaha untuk memberikan pelayanan

terbaik kepada pelanggan. Adapun aspek operasional Bandar udara meliputi:

a. Aspek keselamatan

Bandara Raja Haji Fisabilillah sebagai jasa kebandarudaraan harus

mengutamakan keselamatan penumpang dalam menjalankan aktifitasnya.

Pedoman keselamatan bandar udara di Indonesia pada umumnya diatur

dalam standar penerbangan sipil yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan, UU No.1 Tahun 2009 tentang penerbangan dan SOP

(Standar Operasional Procedure) yang dimiliki oleh masing-masing

bandar udara. Dalam menjalankan kinerjanya, bandara ini sudah

menjalankan aktifitas sesuai dengan standar yang ditetapkan, dengan

tersedianya personil keselamatan seperti PKP-PK (Pertolongan

Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran), Apron Movement

Control, fasilitas keselamatan seperti runway, taxiway, apron, peralatan

indicator dan signaling, dll.

b. Aspek keamanan

Pedoman keamanan dan keselamatan bandar udara diatur dalam standar

penerbangan sipil yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan,

UU No.1 Tahun 2009 tentang penerbangan dan SOP (Standar Operasional

Procedure) yang dimiliki oleh masing-masing bandar udara. Dalam

Page 22: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

22

pelaksanaannya, Bandara Raja Haji Fisabilillah telah menerapkan standar

keamanan yang sudah ditetapkan dengan tersedianya personil keamanan

seperti AVSEC (Aviation Security) yang memiliki motto cepat, inisiatif,

ikhlas, senyum berwibawa, dan energik dalam melayani penumpang. Serta

prosedur keamanan dan fasilitas keamanan seperti x-ray bagasi, kargo,

kabin, CCTV, Walktrough metal detector, hand held metal detector, dll.

c. Aspek pelayanan

Bandara Raja Haji Fisabilillah dalam memberikan pelayanannya kepada

penumpang terus memperbaharui dan mengupdate sarana dan prasarana

untuk memenuhi kebutuhan penumpang serta terciptanya kepuasan

pelanggan. Fasilitas terminal bandara ini dilengkapi dengan ruang tunggu

yang nyaman, café & resto, ATM, ASI room, kidz zone, free internet

service, 11 check-in counter, fasilitas penyandang cacat (berkebutuhan

khusus), bea cukai, imigrasi dan karantina, smooking area, information

display, dll. Semua fasilitas yang disediakan merupakan strategi bandara

dalam memberikan pelayanan terbaik demi memenuhi kepuasan

pelanggan.

Untuk pelaksanaan aspek keamanan dan keselamatan bandar udara selalu

diaudit secara internal dan eksternal oleh direktorat keamanan penerbangan dan

badan otorita bandara dengan mengacu pada standar yang ditetapkan oleh ICAO

(International Civil Aviation Organization). Audit dilakukan terhadap fasilitas,

prosedur, dan personil yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan. Selain

itu, manajemen bandara selalu melaporkan kegiatan operasional kepada badan

Page 23: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

23

otorita, dirjen perhubungan, dan manajemen pusat setiap bulannya, bahkan hal-hal

yang dianggap urgent harus dilaporkan saat itu juga. Maka dapat dipastikan

bahwa bandara ini sudah memenuhi standar keamanan dan keselamatan

penerbangan sipil yang di tetapkan.

Keberhasilan operasional Bandara Raja Haji Fisabilillah juga ditunjukkan

dengan diperolehnya Best Airport peringkat 3 tahun 2014, Runner Up 1 Best

Airport Bandara se- Indonesia tahun 2015, Piagam Penghargaan Sapta Pesona

Peringkat IV dalam penyediaan dan pengelolaan toilet umum bersih, dan Juara 3

lomba kebersihan ruang kerja tahun 2015.

Penilaian yang dilakukan oleh Dirjen Perhubungan, YLKI, dan dinas

pariwisata ini berdasarkan pada Peraturan Dirjen Perhubungan Udara tentang

penilaian kinerja Bandar udara dengan melihat aspek keamanan, keselamatan, dan

pelayanan yang mencakup ketersediaan fasilitas, pelaksanaan prosedur dan

personil/petugas bandara, serta penerapannya yang sesuai standar demgan melihat

kepuasan pelanggan atas pelayanan yang dirasakan.

d. Layanan Purna Jual

Bandara Raja Haji Fisabilillah selaku pengelola jasa kebandarudaraan selalu

mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan sehingga pelanggan merasa

nyaman dan tercipta image positif perusahaan.

Dalam hal pelayanan purna jual dalam bentuk pengaduan atau complain

seperti kekurang nyamanan penumpang saat di bandara, kekurangan fasilitas dan

lain sebagainya Bandara Raja Haji Fisabilillah telah menyediakan layanan

informasi, layanan pengaduan (contact center) 24 jam, dan tersedia e-kiosk di

Page 24: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

24

terminal penumpang dimana peumpang dapat secara langsung mengakses e-

survey untuk memberikan pendapat mengenai fasilitas dan pelayanan bandara

yang dirasakan.

Hasil Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Indeks Pembelajaran Karyawan

Jumlah kuisioner yang dibagikan sebanyak 116, yang kembali sebanyak

100, dengan jumlah pernyataan dalam kuisoner sebanyak 10 pernyataan. Indikator

pembelajaran karyawan untuk dapat dikategorikan setuju berada pada interval

antara 3400-4200, jadi berdasarkan hasil jawaban responden pada tabel diatas

dengan total score sebesar 4154, maka dapat diketahui bahwa karyawan merasa

setuju dengan adanya komitmen belajar untuk meningkatkan kinerja perusahaan,

melaui belajar dengan apa yang dilakukan perusahaan lain yang lebih berhasil,

mencoba ide baru, adanya pelatihan dalam meningkatkan kompetensi, dan adanya

dorongan dari manajemen perusahaan untuk selalu belajar baik individu maupun

tim .

Indeks Kepuasan Karyawan

Jumlah kuisioner yang dibagikan sebanyak 116, dan yang kembali

sebanyak 100, dengan jumlah pernyataan dalam kuisoner sebanyak 10

pernyataan. Indikator kepuasan karyawan untuk dapat dikategorikan puas berada

pada interval antara 3400-4200 , jadi berdasarkan hasil jawaban responden pada

tabel diatas dengan total score sebesar 3943, maka dapat diketahui karyawan

merasa puas dengan perhatian perusahaan dalam hal pemberian gaji, menjamin

Page 25: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

25

kesehatan dan pensiun karyawan, pemberian tunjangan, dan dilibatkannya

karyawan dalam pengambilan keputusan .

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan dilihat dari 4 (empat) perspektif balanced scorecard kinerja

Bandara Raja Haji Fisabilillah dikatakan cukup, karena Bandara Raja Haji

Fisabilillah mencapai 55% dari standar yang ditetapkan atau sebanyak lima dari

sembilan indikator pengukuran yang digunakan berhasil memenuhi target.

2. Dari beberapa indikator keuangan yang digunakan, dapat diketahui bahwa

kinerja perspektif keuangan Bandara Raja Haji Fisabilillah belum memenuhi

standar yang dicapai. Sehingga bandara ini masih perlu melakukan peningkatan

kinerja keuangan. Pada dasarnya pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah

terus mengalami peningkatan dari tahun 2013-2015, namun juga diikuti

peningkatan beban perusahaan yang besar. Sehingga pendapatan bandara ini

belum mampu menutupi beban yang semakin meningkat. Dengan rendahnya

pendapatan bandara ini, kegiatan operasional Bandara Raja Haji Fisabilillah

sebagian besar masih disubsidi oleh kantor pusat PT. Angkasa Pura II

(persero). Sedikitnya maskapai yang beroperasi di bandara ini menjadi masalah

utama terhadap rendahnya

pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah, hal ini dipengaruhi oleh faktor internal

dan eksternal bandara.

Page 26: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

26

3. Dari pengukuran perspektif pelanggan, kinerja Bandara Raja Haji Fisabilillah

dapat dikatakan baik, karena dari indikator kepuasan pelanggan yang

digunakan menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini menunjukkan Bandara

Raja Haji Fisabilillah telah mampu menciptakan kepuasan pelanggan melalui

peningkatan pelayanan dari segi fasilitas dan personil, diharapkan jumlah

pelanggan ditahun berikutnya akan meningkat sehingga akan berdampak pada

peningkatan pendapatan.

4. Dari perspektif bisnis internal dikatakan cukup baik, karena dari 3 indikator

yang digunakan yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna jual dilaksanakan

sesuai standar dan telah memberi nilai tambah terhadap pelanggan dan

pendapatan bandara. Namun dari segi inovasi, bandara ini harus melakukan

pengembangan lebih terhadap runway (landasan pacu) untuk memenuhi

permintaan maskapai yang ingin beroperasi, mengingat tinggi nya frekuensi

pergerakan pesawat disuatu bandara berpengaruh cukup signifikan terhadap

pendapatan bandara.

5. Dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dikatakan baik, karena hasil

indeks kepuasan karyawan dari penyebaran kuisioner sebesar 2172 atau berada

pada interval dapat dikatakan puas antara 1836-2268. Indeks pembelajaran dari

hasil kuisioner menunjukkan hasil sebesar 2263 atau berada pada interval

dapat dikatakan setuju antara 1836-2268. Sehingga pada perspektif ini

perusahaan memiliki pertumbuhan dan pembelajaran yang baik bagi karyawan,

dikarenakan karyawan merasa setuju atas bentuk pembelajaran yang diberikan

Page 27: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

27

perusahaan dan karyawan merasa puas atas bentuk perhatian perusahaan dalam

hal gaji, tunjangan, dll.

Saran

Masih rendahnya pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah disebabkan oleh

sedikitnya maskapai yang beroperasi di bandara ini, padahal pihak bandara telah

siap baik dari segi fasilitas, personil, serta pelayanan. Faktor yang menyebabkan

sedikitnya maskapai yang beroperasi dibandara ini dipengaruhi faktor internal

yaitu kurang memadainya runway atau landasan pacu yang diharapkan oleh pihak

maskapai, dan faktor dominan yang mempengaruhi adalah faktor eksternal,

dimana kondisi perekonomian dan pariwisata di kota Tanjungpinang yang belum

optimal ikut mempengaruhi permintaan masyarakat untuk melakukan

penerbangan dari dan ke Tanjungpinang. Maka dengan realita yang ada, saran

yang dapat diberikan antara lain:

1. Diharapkan pihak bandara sebagai pengelola dapat mengembangkan fasilitas

yang dibutuhkan maskapai mengingat banyaknya operasional maskapai

disuatu bandara merupakan sumber pendapatan bandara yang berperan cukup

dominan, sehingga Bandara bisa memperkecil hutang yang dimiliki dan

meningkatkan rasio likuiditas perusahaan serta mampu membiayai kegiatan

operasional nya sendiri dengan tidak bergantung pada hutang yang diberikan

oleh kantor pusat

2. Untuk pihak pemerintah kota Tanjungpinang, agar dapat memaksimalkan

potensi daerah disegala aspek karena dengan majunya suatu kota akan

memberikan dampak positif pada peningkatan perekonomian didaerahnya dan

secara otomatis, Bandara sebagai pintu masuk orang ke suatu daerah akan

Page 28: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

28

meningkat frekuensi penerbangannya dan kemudian berdampak pada

meningkatnya pendapatan Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga.

Cheristian. (2015). Analisis Balanced Scorecard untuk Mengukur Kinerja pada

RSUD Tanjungpinang. UMRAH .

Dwi, E. (2013). Peranan Balanced Scorecard sebagai Tolak Ukur Penilaian

Kinerja Instansi Pemerintah (studi kasus pada Badan Penanggulan

Bencana Derah Provinsi KEPRI khususnya Tanjungpinang). UMRAH .

Fajaryanto, N. (2013). Analisis Kinerja Organisasi dengan Pendekatan Balanced

Scorecard (Studi Kasus pada BPKKD Provinsi KEPRI). UMRAH .

Ghozali, I. (2013). Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Center of Academic

Publishing Service.

Kuncoro, M. (2012). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi. (2009). Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis

Balanced Scorecard. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Negara, K. M. Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik egara.,

(pp. Nomor:KEP-100/MBU/2002).

Purwanti, P. D. (2013). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Page 29: Analisis Kinerja Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

29

Rini, P. (2013). Analisis Pengukuran Kinerja pada PT. Angkasa Pura I (persero)

Bandara Internasional Sultan Hasanudin menggunakan pendekatan

Balanced Scorecard. Universitas Hasanuddin .

Simamora, H. (2012). Akuntansi Manajemen. Star Gate Publisher.

Sopiah, M. E. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: ANDI.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhardiman, I. (2012). Penerapan Balanced Scorecard sebagai Tolok Ukur

Penilaian Kinerja pada Instansi Pemerintah. UMRAH .

-------Sunyoto, D. (2013). Analisis Laporan keuangan. Yogyakarta: CAPS.

-------Sunyoto, D. (2011). Metodologi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: CAPS.

Widjaya Tunggal, A. (2009). Pokok Pokok Balanced Scorecard. Jakarta:

Harvarindo.

Yonathan, S. d. (2014). Belajar Otodidak SPSS. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.