Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan...

20
Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah Aulia Rosyada (Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti) ABSTRACT In era globalization, the world of business experienced growth to resulting in an increasingly competitive conditions competition. Accordingly, the performance appraisal system is needed that describes the condition of the company's performance accurately. The Balanced scorecard is one of the alternative performance measure that aims to combine the size of financial and non financial performance. There are four aspects that are measured in the balanced scorecard is a financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, growth and learning perspective. Based on explanation concept, the author will try to measures performance at PT Bukit Asam (Persero) Tbk from 2012 to 2014 by balanced scorecard concept. Keywords : performance appraisal, balanced scorecard, financial perspective, customers perspective, internal business process perspective, learnings and growth perspective

Transcript of Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan...

Page 1: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard

(Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk)

Hikmah Aulia Rosyada

(Fakultas Ekonomi – Universitas Trisakti)

ABSTRACT

In era globalization, the world of business experienced growth to resulting in an increasingly

competitive conditions competition. Accordingly, the performance appraisal system is needed

that describes the condition of the company's performance accurately.

The Balanced scorecard is one of the alternative performance measure that aims to combine the

size of financial and non financial performance. There are four aspects that are measured in the

balanced scorecard is a financial perspective, customer perspective, internal business process

perspective, growth and learning perspective.

Based on explanation concept, the author will try to measures performance at PT Bukit Asam

(Persero) Tbk from 2012 to 2014 by balanced scorecard concept.

Keywords : performance appraisal, balanced scorecard, financial perspective, customers

perspective, internal business process perspective, learnings and growth

perspective

Page 2: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

BAB I

PENDAHULUAN

Alat ukur kinerja perusahaan perlu penyesuaian sesuai dengan perkembangan zaman

yang begitu pesat dan persaingan yang begitu ketat. Pengukuran kinerja dengan menggunakan

pendekatan tradisional adalah pengukuran yang paling mudah dilakukan perusahaan karena

hanya bersumber dari keuangan perusahaan saja. Pengukuran dengan menggunakan pendekatan

tradisional menyebabkan orientasi perusahaan hanya berfokus pada jangka pendek dan

cenderung mengabaikan keberlangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui

sejauh mana strategi dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Penilaian kinerja

memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan dengan dilakukanya penilaian

kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan suatu strategi dan penerapannya dalam kurun

waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih

terdapat dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa mendatang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pengukuran Kinerja

2.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai keadaan keuangan suatu

perusahaan dalam periode tertentu yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan.

Mulyadi (2001) mengatakan bahwa kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit

organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan

perilaku yang diharapkan.

Mulyadi (2007) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu secara periodik

efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran,

standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.1.2 Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja

Tujuan sistem pengukuran kinerja menurut Robert & Anthony (2001) adalah untuk

membantu dalam menetapkan strategi. Terdapat empat konsep dasar dalam sistem pengukuran

kinerja :

1. Menentukan strategi

2. Menentukan pengukuran strategi

3. Mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem manajemen

4. Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan

2.1.3 Manfaat Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi (2001) manfaat sistem pengukuran kinerja adalah sebagai berikut :

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan

secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi,

pemberhentian dan mutasi.

Page 3: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan

kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai

kinerja mereka.

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

6. Penghargaan digolongkan dalam dua kelompok, yaitu :

a. Penghargaan intrinsik

b. Penghargaan ekstrinsik

2.1.4 Kelemahan Pengukuran Kinerja

Menurut Kaplan dan Norton (2000) bahwa kelemahan-kelemahan pengukuran kinerja

yang menitik beratkan pada kinerja keuangan yaitu :

1. Ketidakmampuan mengukur kinerja harta-harta tidak tampak (intangible assets) dan harta-

harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan.

2. Kinerja keuangan hanya mampu bercerita mengenai sedikit masa lalu perusahaan dan tidak

mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik.

2.1.5 Jenis-Jenis Pengukuran Kinerja

Menurut Gunawan (2015) jenis-jenis pengukuran kinerja dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Balanced Scorecard

2. Performance Prism Performance

3. Integrated Performance Measurement System (IPMS)

2.2 Balanced Scorecard

2.2.1 Pengertian Balanced Scorecard

Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasi

konsep tersebut. Menurut Mulyadi (2001) balanced scorecard terdiri dari dua kata yaitu :

a. Kartu skor (scorecard) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja

seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak

diwujudkan oleh personel di masa depan.

b. Berimbang (balanced) yaitu menunjukkan bahwa kinerja personel atau karyawan diukur

secara seimbang dari dua aspek : keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka

panjang, intern dan ekstern.

Menurut Umar (2002) balanced scorecard merupakan penekanan pendekatan pada

perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement), bukan hanya sekedar pada

pencapaian suatu tujuan yang sempit, seperti laba sekian miliar rupiah. Perbaikan yang

berkesinambungan ini penting agar organisasi dapat bersaing.

Menurut Kaplan dan Norton (2000) balanced scorecard merupakan ukuran kinerja

keuangan saja tidaklah cukup untuk menilai kinerja perusahaan yang diharapkan berhasil di masa

depan tetapi juga harus memperhatikan empat aspek ukuran kinerja yaitu : perspektif keuangan,

perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan.

Menurut Mulyadi (2001) bahwa balanced scorecard merupakan seperangkat peralatan

manajemen yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam melipat gandakan

kinerja keuangan yang mencakup empat perspektif yaitu : keuangan, konsumen, proses bisnis /

internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.

Page 4: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

Yuwono (2003) mengemukakan balanced scorecard merupakan suatu sistem

manajemen, pengukuran dan pengendalian secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat

memberikan pemahaman terhadap manajer tentang performance bisnis.

Menurut Munawir (2002) pengertian balanced scorecard adalah suatu kartu skor yang

digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan,

dan untuk mencatat skor hasil kinerja yang sesungguhnya dicapai oleh seseorang.

Perusahaan menggunakan fokus pengukuran balanced scorecard untuk menghasilkan

proses manajemen. Keempat proses tersebut menurut (Kaplan dan Norton, 2000) adalah :

a. Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan.

b. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis balanced

scorecard.

c. Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.

d. Meningkatkan Umpan balik dan pembelajaran strategis.

2.2.2 Keunggulan Balanced Scorecard

Menurut Mulyadi (2001) keunggulan pendekatan balanced scorecard dalam sistem

perencanaan strategik adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik

sebagai berikut :

1. Komprehensif

Meluas ke tiga perspektif, yaitu : pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan

pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik ke perspektif non keuangan

menghasilkan manfaat, antara lain :

a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.

b. Menumpukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.

2. Koheren

Sasaran strategis yang ada di setiap perspektif balanced scorecard memiliki hubungan sebab

akibat (causal relationship) baik secara langsung maupun tidak langsung yang kesemuanya

bermuara pada sasaran strategi yang ada di perspektif keuangan.

3. Seimbang

Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting

untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang.

4. Terukur

Semua strategi yang ditetapkan di tiap perspektif balanced scorecard memiliki tolok ukur

masing-masing. Sasaran strategis yang ada di perspektif non keuangan merupakan hal yang

tidak mudah diukur, namun dalam pendekatan balanced scorecard sasarna-sasaran strategis

pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan.

2.2.3 Manfaat Balanced Scorecard

Manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan dan Norton (2000) adalah

sebagai berikut :

a. Balanced scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk mencapai tujuan

jangka pendek dan jangka panjang.

b. Balanced scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam perspektif keuangan

dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan).

Page 5: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

c. Balanced scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka investasikan

dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja

perusahaan dimasa mendatang.

d. Membangun balanced scorecard, sebelum balanced scorecard diterapkan oleh suatu

organisasi, organisasi terlebih dahulu harus membangun atau menyusun balanced scorecard.

2.2.4 Langkah-langkah Membangun Balanced Scorecard

Menurut Kaplan dan Norton (2000), terdapat proses empat langkah yang digunakan

perusahaan untuk membangun sebuah balanced scorecard yang berhasil yaitu :

1. Menentukan arsitektur ukuran

2. Membangun konsensus di seputar tujuan strategis

3. Memilih dan merancang ukuran

4. Membuat rencana pelaksanaan

2.3 Perspektif Balanced Scorecard

2.3.1 Perspektif Keuangan

Menurut Kaplan dan Norton (2000) pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan

adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu :

1. Tahap Pertumbuhan (Growth)

2. Tahap Bertahan (Sustained)

3. Tahap Panen (Harvest)

Menurut Brigham et.al dalam Himawan dan Juarsah (2005) dijelaskan bahwa pengukuran

perspektif keuangan dapat diukur dengan jenis-jenis rasio di bawah ini :

a. Liquidity Ratio

b. Asset Management Ratio

c. Debt Management Ratio

d. Profitability Ratio

2.3.2 Perspektif Pelanggan

Menurut Kaplan dan Norton (2000) terdapat dua kelompok pengukuran perspektif

pelanggan, yaitu :

1. Kelompok Pengukuran Inti (Care Measurement Group), ada lima tolak ukur :

a. Market Share (pangsa pasar)

b. Customer Acquisition (akuisisi pelanggan)

c. Customer Retention (retensi pelanggan)

d. Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan)

e. Customer Profitability (profitabilitas pelanggan)

2. Proporsi Nilai Pelanggan (Customer Value Proposition), ada tiga kategori atribut yang

disajikan perusahaan, yaitu :

a. Product or Services Atributes (Atribut Produk atau Jasa)

b. Customer Relationship (Hubungan dengan Pelanggan)

c. Image and Reputation (Reputasi dan Citra Perusahaan)

2.3.3 Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton (2000) ada tiga pengukuran dalam perspektif proses bisnis

internal, yaitu :

a. Proses Inovasi

b. Proses Operasi

Page 6: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

c. Proses Layanan Purna Jual

2.3.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Menurut Kaplan dan Norton (2000), Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah

proses mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan

pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Dalam perspektif ini, terdapat tiga

dimensi penting yang harus diperhatikan untuk melakukan penilaian kinerja adalah people,

system, dan organizational procedure (Kaplan dan Norton, 2000) yaitu :

1. People

Dalam hal ini people dimaksudkan sebagai tenaga kerja pada perusahaan. Dalam kaitan

dengan sumber daya manusia ada tiga hal yang perlu ditinjau dalam menerapkan balanced

scorecard yaitu :

a. Tingkat Kepuasan Karyawan

b. Tingkat Perputaran Karyawan (Retensi Karyawan)

c. Tingkat Produktivitas Karyawan

2. System

Dalam hal ini System merupakan suatu sistem informasi yang dibutuhkan oleh karyawan.

Karyawan di bidang operasional memerlukan informasi yang cepat, tepat waktu, dan akurat

sebagai umpan balik.

3. Organizational Procedure

Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan untuk mencapai suatu kinerja

yang handal. Karena apabila mereka tidak dimotivasi untuk bertindak selaras dengan tujuan

perusahaan atau apabila mereka tidak diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan

bertindak, maka hal tersebut akan mempengaruhi kinerja perusahaan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Hasil

Novella

Aurora

(2010)

Penerapan Balanced Scorecard

sebagai Tolok Ukur Penilaian

kinerja pada RSUD Tugurejo

Semarang Barutama Kudus

Kinerja rumah sakit sesudah menggunakan BSC

dan analisis kinerja rumah sakit sebelum

menggunakan BSC, dapat terlihat bahwa skor

sesudah menggunakan BSC lebih tinggi

dibandingkan kinerja rumah sakit sebelum

menggunakan BSC.

Ahmad Falah

Rusdiyanto

(2010)

Analisis Kinerja dengan

Pendekatan Balanced Scorecard

pada PDAM

Kinerja perusahaan berdasarakan BSC dengan

emapat perspektif, secara keseluruhan hasil analisis

dengan BSC pada PDAM Kab.Semarang

menunjukkan hasil kinerja yang berkategori baik.

Sri Wahyuni

(2011)

Analisis Balanced Scorecard

Sebagai Alat Pengukuran

Kinerja pada PT Semen Bosowa

Maros

Kinerja perusahaan PT Semen Bosowa Maros

dengan metode balanced scorecard secara

keseluruhan dapat dikatakan cukup baik.

Mahavira

Citrawati

(2011)

Analisis Penilaian Kinerja

Perusahaan Yang Diukur dengan

Konsep Balanced Scorecard

pada PT Pura Kabupaten

Semarang

Dengan menggunakan konsep balance scorecard

secara keseluruhan kinerja perusahaan PT Pura

Barutama dapat dikatakan cukup baik.

Sumber : Dikembangkan untuk kepentingan penelitian

Page 7: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

2.5 Kerangka Pemikiran

Untuk memudahkan penelitian, maka akan digambarkan dalam kerangka pemikiran

seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2.5

Kerangka Pemikiran

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor pusat PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang berlokasi Jl.

Parigi No. 1 Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan pertimbangan bahwa selain sangat relevan

dengan permasalahan yang diteliti, juga dapat memudahkan peneliti dalam mendapatkan data

atau informasi yang dibutuhkan.

3.2 Metode Pengumpulan Data

a. Tinjauan Pustaka

Bentuk penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur-literatur, karangan ilmiah serta

berbagai bahan pustaka lainnya yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi ini.

Tinjauan pustaka yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengumpulkan landasan-

landasan teori yang dapat menunjang penelitian.

b. Dokumentasi

Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data berupa laporan keuangan dan laporan laba

rugi perusahaan, data karyawan, data pelatihan karyawan, serta data-data lain yang berkaitan

dengan penelitian ini.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data yang Digunakan

a. Data Kuantitatif

Yaitu data berupa angka-angka secara tertulis seperti : data neraca, laporan laba rugi, serta

data-data lain yang terkait dengan penelitian yang digunakan untuk perhitungan rasio pada

Penilaian Kinerja

Balanced

Scorecard

Perspektif

Keuangan

Perspektif

Pelanggan

Perspektif

Proses Bisnis

Internal

Perspektif

Pembelajaran dan

Pertumbuhan

Page 8: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

perspektif keuangan. Dalam penelitian analisis kuantitatif menggunakan perhitungan rasio-

rasio kemudian diberikan penjelasan mengenai perhitungan tersebut.

b. Data Kualitatif

Yaitu data yang tidak berbentuk angka-angka dan tidak dapat dihitung dengan satuan hitung.

Dalam penelitian ini yang termasuk data kualitatif yaitu sejarah berdirinya perusahaan, data

anak perusahaan, visi dan misi perusahaan, dan struktur organisasinya, serta digunakan untuk

menginterpretasikan hubungan antar empat perspektif dalam balanced scorecard yaitu

perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan. Kemudian dijelaskan dengan perbandingan dari tahun ke

tahun yang didasarkan pada data analisis kuantitatif.

3.3.2 Sumber Data yang Digunakan

Sumber data yang digunakan dari penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan

sumber data penelitian yang peneliti peroleh secara tidak langsung melalui media perantara atau

diperoleh dan dicatat dari pihak lain. Diantaranya : sejarah singkat PT Bukit Asam (Persero)

Tbk, data anak perusahaan, visi dan misi perusahaan dari website resmi perusahaan. Laporan

Rugi Laba tahun 2012 s/d 2014, Neraca tahun 2012 s/d 2014 dari Annual Report perusahaan,

serta data-data lainnya yang mendukung penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009) analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain secara sistematis

sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan

deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2009) metode deskriptif adalah

metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Dalam penelitian ini peneliti

mendeskripsikan kinerja perusahaan melalui metode balanced scorecard yang terdiri dari empat

perspektif.

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan

a) Return on Assets (ROA)

Analisis Return on Assets (ROA) menggambarkan perbaikan atas kinerja operasi dan

mengukur efisiensi dari penggunaan total aktiva untuk menghasilkan profit.

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

RETURN ON ASSET (ROA)

PERIODE 2012-2014

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Net Income Total Asset ROA (%)

2012 2.909.421 12.728.981 22,8

2013 1.854.281 11.677.155 15,8

2014 2,019,214 14.812.023 13,6 Sumber : Hasil Olahan Data

Page 9: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

Berdasarkan analisis tabel diatas menunjukkan terjadinya penurunan dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2013 Return on Asset-nya sebesar 15,8% yang menurun dari tahun 2012

yaitu sebesar 22,8%. Pada tahun 2014 Return on Asset-nya juga mengalami penurunan yaitu

sebesar 13,6%. Berdasarkan perhitungan ROA diatas dapat dilihat bahwa kinerja perusahaan

menurun dan belum mampu efisien dalam menggunakan total aktivanya, karena ROA

digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

b) Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

bersih yang diukur dari perbandingan antara laba bersih setelah pajak (net income) dengan

jumlah ekutias.

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

RASIO RETURN ON EQUITY (ROE)

PERIODE 2012-2014

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Net Income Equity Capital ROE (%)

2012 2.909.421 8.505.169 34,2

2013 1.854.281 7.551.569 24,5

2014 2,019,214 8,670,842 23,2 Sumber : Hasil Olahan Data

Berdasarkan analisis tabel tersebut menunjukkan bahwa Return on Equity untuk tahun

2012 sebesar 34,5%. ROE tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 24,5% diikuti dengan

net income dan equity capital yang juga menurun, sedangkan untuk ROE tahun 2014 juga

mengalami penurunan sebesar 23,2%. Penurunan ROE dari tahun ke tahun yang terjadi pada

perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk menunjukkan penurunan kinerja perusahaan

dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham.

c) Total Assets Turnover (TATO)

Total Assets Turnover (TATO) adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi penggunaan keseluruhan aset perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan

tertentu.

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

RASIO TOTAL ASSET TURNOVER (TATO)

PERIODE 2012-2014

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Net Sales Total Asset TATO (%)

2012 11.594.057 12.728.981 91,0

2013 11.209.219 11.677.155 95,9

2014 13,077,962 14.812.023 88,2 Sumber : Hasil Olahan Data

Berdasarkan tabel tersebut yakni perhitungan Total Asset Turnover pada tahun 2012

sebesar 91,0%, pada tahun 2013 Total Asset Turnover perusahaan mengalami peningkatan

sebesar 95,9% yang berarti perusahaan semakin efisien dalam menggunakan keseluruhan

asset di dalam menghasilkan penjualan. Namun tahun 2014 mengalami penurunan menjadi

88,2% yang berarti adanya penurunan efisiensi penggunaan asset perusahaan dalam

menghasilkan volume penjualan.

Page 10: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

d) Profit Margin on Sales (PMOS)

Profit Margin on Sales (PMOS) adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

untuk memperoleh laba bersih setelah pajak (net income) dari setiap penjualan.

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

PROFIT MARGIN ON SALES (PMOS)

PERIODE 2012-2014

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Net Income Total Sales PMOS (%)

2012 2.909.421 11.594.057 25,0

2013 1.854.281 11.209.219 16,5

2014 2.019.214 13.077.962 15,4 Sumber : Hasil Olahan Data

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa perhitungan Profit Margin on Sales

pada tahun 2013 mengalami penurunan yaitu sebesar 16,5% dari tahun 2012 sebesar 25,0%,

dan pada tahun 2014 Profit Margin on Sales-nya juga mengalami penurunan sebesar 15,4%.

Semakin tinggi rasio PMOS, menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang

tinggi pada tingkat penjualan tertentu, sebaliknya menurunnya rasio PMOS menandakan

penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi

untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Turunnya rasio

PMOS selama tiga periode ini menunjukkan menurunnya kinerja perusahaan, artinya

penurunan ini menunjukkan ketidakefisienan perusahaan.

e) Sales Growth

Sales Growth (SG) digunakan untuk melihat seberapa besar pertumbuhan penjualan

perusahaan dibandingkan periode sebelumnya.

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

SALES GROWTH (SG)

PERIODE 2012-2014

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun

Penjualan

Periode

Sekarang

Penjualan

Periode

Sebelumnya

Sales

Growth (%)

2012 11.594.057 10.581.570 9,5

2013 11.209.219 11.594.057 (3,3)

2014 13,077,962 11.209.219 16,6 Sumber : Hasil Olahan Data

Berdasarkan tabel Sales Growth diatas, Sales Growth pada tahun 2012 yaitu sebesar

9,5%. Pada tahun 2013 Sales Growth-nya menurun sebesar (3,3%) lalu Sales Growth-nya

meningkat signifikan di tahun 2014 sebesar 16,6%. Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan

sudah cukup baik karena di tahun 2014 sudah menunjukkan tren positif dibanding periode

sebelumnya.

f) Current Ratio (CR)

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar. Rasio ini

memperbandingkan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar.

Page 11: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

CURRENT RATIO (CR)

PERIODE 2012-2014

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Current

Assets

Current

Liabilities Current Ratio (%)

2012 8.718.297 1.770.664 492,3

2013 6.479.783 2.260.956 286,5

2014 7.416.805 3.574.129 207,5 Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel Current Ratio tersebut, Current Ratio secara berturut-turut

menurun. Pada tahun 2012 sebesar 492,3%, di tahun 2013 sebesar 286,5%, dan sebesar

207,5% di tahun 2014. Pengukuran ini bertujuan untuk menandakan seberapa jauh

perusahaan dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Berdasarkan penurunan Current Ratio

selama tiga periode tersebut, kinerja perusahaan menurun setiap tahunnya, artinya

kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya semakin menurun.

g) Debt Ratio (DR)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai

dengan total hutang.

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

DEBT RATIO (DR)

PERIODE 2012-2014

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Total Debt Total Assets Debt Ratio (%)

2012 4.223.812 12.728.981 33,1

2013 4.125.586 11.677.155 35,3

2014 6.141.181 14.812.023 41,4 Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel Debt Ratio diatas menunjukkan terjadinya peningkatan setiap

tahunnya, yakni 33,1% di tahun 2012, 35,3% di tahun 2013, dan 41,4% di tahun 2014. Hal

ini mencerminkan kinerja perusahaan meningkat setiap tahunnya, karena peningkatan ini

menandakan meningkatnya keuntungan yang diperoleh perusahaan dari jumlah modal

pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva yang dihasilkan.

4.2 Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan

a) Pangsa Pasar (Market Share)

Pangsa Pasar (Market share) digunakan untuk mengetahui seberapa luas tingkat penguasaan

pangsa pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan.

Page 12: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

KOMPOSISI PENJUALAN DOMESTIK DAN EKSPOR

PERIODE 2012-2014

(DALAM TON)

Pasar 2012 2013 2014

Domestik 8.427.779 8.170.818 9.300.547

Ekspor 6,906,994 9.589.337 8.664.003

Total Penjualan 15.334.773 17.760.155 17.964.551 Sumber : PT Bukit Asam (Persero) Tbk Annual Report 2014

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan penjualan

setiap tahunnya. Volume panjualan tahun 2013 mengalami kenaikan 16%, dari 15,33 juta ton

tahun 2012 menjadi 17,76 juta ton di tahun 2013. Tahun 2014, perusahaan berhasil

mempertahankan tren peningkatan penjualan seperti tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang

tahun 2014, volume penjualan total yang berhasil dibukukan perusahaan mencapai 17,96 juta

ton atau 94,28% dari target 19,05 juta ton. Jumlah tersebut meningkat 1,15% jika

dibandingkan dengan penjualan total tahun 2013 yang mencapai 17,76 juta ton. Kenaikan

volume penjualan tersebut berasal dari peningkatan volume penjualan domestik sebesar 14%

dari 8,16 juta ton pada tahun 2013 menjadi 9,3 juta ton pada tahun 2014 atau 99% dari target

9,39 juta ton. Kenaikan volume penjualan selama tiga tahun berturut-turut ini mencerminkan

kinerja perusahaan sudah baik.

b) Profitabilitas Pelanggan (Customer Profitability)

Profitabilitas Pelanggan (Customer Profitability) digunakan untuk mengukur seberapa besar

keuntungan yang berhasil dicapai PT Bukit Asam (Persero) Tbk dari pendapatan penjualan

yang ditawarkan kepada pelanggan.

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

CUSTOMER PROFITABILITY

PERIODE 2012-2014

(DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Laba Bersih

Sebelum Pajak Penjualan Bersih

Customer

Profitability (%)

2012 3.911.587 11.594.057 33,7

2013 2.461.362 11.209.219 21,9

2014 2.674.726 13,077,962 20,4 Sumber : Hasil Olahan Data

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa perhitungan Customer Profitability

diatas pada 3 tahun terakhir mengalami penurunan. Pada tahun 2012 sebesar 33,7%

keuntungan yang berhasil di dapat perusahaan, tahun 2013 keuntungan yang diterima sebesar

21,9%, dan tahun 2014 sedikit menurun menjadi 20,4%. Kinerja perusahaan berdasarkan

tabel diatas dengan menggunakan tolak ukur Customer Profitability menunjukkan kinerja

perusahaan menurun, karena keuntungan yang berhasil dicapai PT Bukit Asam (Persero) Tbk

dari pendapatan penjualan yang ditawarkan kepada pelanggan mengalami penurunan.

c) Penghargaan

Tolok ukur yang digunakan adalah banyaknya penghargaan yang diterima oleh perusahaan.

Penghargaan merupakan citra dan reputasi yakni bentuk apresiasi pihak luar atas kinerja yang

telah dilakukan oleh perusahaan. Semakin banyak penghargaan yang diterima oleh suatu

Page 13: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

perusahaan, maka hal ini menunjukkan perusahaan tersebut telah dipercaya dan dihargai oleh

para pemangku kepentingan sebagai perusahaan yang professional (Christina, 2013).

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

JUMLAH PENGHARGAAN

PERIODE 2012-2014

Tahun Penghargaan yang Diterima

2012 17

2013 24

2014 14 Sumber : Website PT Bukit Asam (Persero) Tbk

Berdasarkan tabel diatas, penghargaan yang diterima perusahaan meningkat di tahun

2013 sebanyak 24 penghargaan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 17 penghargaan. Dan

penghargaan di tahun 2014 menurun menjadi 14 penghargaan yang diterima. Banyaknya

penghargaan yang diterima perusahaan mencerminkan apresiasi yang diberikan pihak luar

terhadap kinerja perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

4.3 Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal

a) Inovasi

Inovasi dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

INOVASI PERUSAHAAN

PERIODE 2012-2014

No. Inovasi- Inovasi Perusahaan

1 Membangunan PLTU Tanjung ENIM 3x10 MW, PLTU Tarahan 2x8

MW untuk, PLTU Peranap 2x10 MW, PLTU Banjarsari 2x110 MW Memenuhi kebutuhan listrik

2 Pengembangan benefisiasi batubara Meningkatkan nilai tambah batubara

3 Melakukan sistem Back Filling Menimbun lahan bekas tambang dan memperpendek

jarak angkut dari lokasi

4 Melakukan upgrade Link 20 CHF Meningkatkan efisiensi operasional

5 Mengoperasikan Bucket Wheel Excavator (BWE) dan Conveyor Belt

System

Menggantikan penggunaan Shovel & Truck, yang berdampak positif pada penurunan biaya bahan bakar

untuk operasional tambang.

6 Menggunakan aplikasi sistem teknologi informasi yang disebut

Supply Chain Management System Meningkatkan akurasi pemantauan volume dan

kualitas persediaan

7 Perbaikan dan pemasangan magnet separator Mendeteksi besi-besi yang terangkut agar dapat

dipisahkan dengan batubara

8 Melakukan modifikasi, perbaikan, penambahan dan pembuatan

peralatan Rotary Car Dumper (RCD) dan sejenisnya Meningkatkan efisiensi operasional

9 Mengelolaan lumpur dengan sistem gravitasi Menggantikan metode konvensional yang

menggunakan pompa atau metode shovel & truck

10

Memperbesar kapasitas tamping temporary stockpile dan

membangun Train Loading Station (TLS) baru termasuk pemasangan

unit back up hydraulic

Meningkatkan efisiensi operasional

11 Membangunan dermaga baru Meningkatkan kapasitas sandar pelabuhan Tarahan

agar mampu melayani kapal berukuran 210.000 DWT

12 Meningkatkan kapasitas stockpile dan conveyor system Mendukung peningkatan kapasitas di pelabuhan

Tarahan

13 Meningkatkan kinerja pengelolaan stockpile, stock opname dan

monitoring persediaan barang dan suku cadang Meningkatkan efektivitas sistem kerja

Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk

Berdasarkan tabel Inovasi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berupaya untuk

meningkatkan kinerja perusahaan dengan melakukan inovasi-inovasi yang dapat meningkatkan

Page 14: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

kinerja perusahaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pelanggan perusahaan PT Bukit

Asam (Persero) Tbk.

b) Operasi

Dalam tolak ukur ini, perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk mengimplementasikan

Supply Chain Management System (SCMS) yang terdiri dari lima tahap :

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SYSTEM

PERIODE 2012-2014

Tahap

pertama

Phase Mine to Train Loading

Station (TLS)

Menangani material/ batubara mulai area tambang

hingga Stockpile/ TLS

Tahap

kedua Phase TLS to Port

Menangani batubara mulai dari TLS sampai dengan

Pelabuhan

Tahap

ketiga Marketing dan Penagihan

Pengelolaan pemasaran dan penjualan batubara serta

proses penagihan

Tahap

keempat Integrasi dan Keuangan

Mengintegrasikan SCMS dengan sistem lainnya

yang ada di PTBA termasuk dengan sistem

keuangan

Tahap

kelima

Optimasi dan Executive

Information System (EIS)

Mengimplementasikan modul optimasi dan

Executive Information System (EIS) Sumber: Annual Report PT Bukit Asam (Persero) Tbk

Berdasarkan tabel SCMS di atas, perusahaan melakukan tahapan-tahapan tersebut guna

menyampaikan produk kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten, dan tepat waktu.

Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk sudah baik.

c) Layanan Purna Jual

Perusahaan mengutamakan prinsip transparansi dan responsibilitas dalam memberikan

layanan kepada pelanggan demi memenuhi komitmen layanan terbaik. Perusahaan

memberikan tanggapan yang cepat terhadap setiap permintaan dan keluhan konsumen

sebagai bagian dari komitmen pelayanan perusahaan. Untuk menjamin pelayanan pada

pelanggan, perusahaan membuka layanan pengaduan melalui saluran telepon, email maupun

surat.

Selama tahun 2014 perusahaan tidak menerima pengaduan dari pelanggan. Selama

tahun 2013 perusahaan menerima satu kali pengaduan dari pelanggan yang seluruhnya telah

di tindaklanjuti dan diselesaikan. Di tahun 2012 perusahaan menerima sepuluh kali

pengaduan dari pelanggan dan seluruhnya telah di tindaklanjuti dan diselesaikan.

Dilihat dari tiga tahun terakhir, pengaduan yang diterima perusahaan menurun setiap

tahunnya. Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan berdasarkan tolak ukur Layanan Purna

Jual sudah baik.

4.4 Pengukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

a) Program Pelatihan Karyawan (Employee Training Program)

Pengukuran kinerja dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dapat dilakukan dengan

cara memberi kesempatan yang sama kepada seluruh pegawai untuk mengikuti program

pelatihan dan pengembangan SDM, tanpa memperhatikan gender, ras dan agama.

Page 15: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

REALISASI PROGRAM PELATIHAN KARYAWAN

PERIODE 2012-2014

Tahun Rencana Terealisasi

2012 2052 2388

2013 3196 5666

2014 2686 2862 Sumber : Hasil PT Bukit Asam (Persero) Tbk

Berdasaran tabel tersebut, pencapaian pelatihan pada tahun 2012 terealisasi 2388

orang dari rencana 2052 orang atau melebihi target dari rencana sebesar 116%. Untuk tahun

2013 pelatihan tenaga kerja menargetkan 3196 orang dan terealisasi 5666 orang atau

melebihi target dari rencana sebesar 177%. Pelatihan tenaga kerja pada tahun 2014 yang

terealisasi 2862 orang dari rencana 2686 orang atau presentasi realisasi terhadap rencana

sebesar 107% yang artinya melebihi target. Hal ini menunjukkan perusahaan memperhatikan

kualitas dari karyawannya dengan cara mengembangkan sumber daya manusia yang

dimilikinya.

b) Retensi Karyawan (Employee Retention)

Retensi karyawan (Employee Retention) adalah tingkat perputaran karyawan yang

merupakan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan selama mungkin pekerja yang

diminati perusahaan.

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

PENGURANGAN KARYAWAN

PERIODE 2012-2014

(DALAM ORANG)

Tahun TDH RD AL UZ DH MD Jumlah Pengurangan

Karyawan

2012 1 0 125 0 6 17 149

2013 0 0 125 0 2 14 141

2014 0 0 192 0 3 12 207 Sumber: Manajemen Kepegawaian SDM PT Bukit Asam (Persero) Tbk

Keterangan :

TDH : Tidak Dengan Hormat DH : Dengan Hormat

AL : Alami MD : Meninggal Dunia

UZ : Uzur RD : Redudansi

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

RETENSI KARYAWAN

PERIODE 2012-2014

Tahun Karyawan yang

Keluar

Jumlah

Karyawan Retensi Karyawan (%)

2012 149 2.953 5,0%

2013 141 3.115 4,5%

2014 207 2.903 7,1% Sumber : Hasil Olahan Data dari Satuan Kerja Administrasi Kepegawaian

Page 16: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel retensi karyawan diatas bahwa tingkat

perputaran karyawan pada tahun 2012 sebesar 5,0%, di tahun 2013 menurun menjadi 4,5%

dan meningkat signifikan menjadi 7,1% di tahun 2014.

Banyaknya karyawan yang keluar dari perusahaan di dominasi dengan alasan pensiun

alami dengan komposisi 125 orang di tahun 2012 dan 2013, sebanyak 192 orang di tahun

2014. Tentu hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat mempertahankan

pegawainya yang sudah waktunya pensiun selama mungkin bekerja di perusahaan.

c) Produktivitas Karyawan (Employee Productivity)

Tolak ukur ini digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas kinerja karyawan perusahaan

PT Bukit Asam (Persero) Tbk dalam bekerja.

PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

PRODUKTIVITAS KARYAWAN

PERIODE 2012-2014

Tahun Laba Bersih Sebelum

Pajak

Jumlah

Karyawan

Tingkat Produktivitas

Karyawan

2012 Rp 3.911.587 Juta 2.953 Rp 1324,61 Juta

2013 Rp 2.461.362 Juta 3.115 Rp 790,16 Juta

2014 Rp 2.674.726 Juta 2.903 Rp 921,36 Juta Sumber : Hasil Olahan Data

Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat produktivitas karyawan secara global

mengalami penurunan di tahun 2013 dan mengalami peningkatan di tahun 2014. Tingkat

produktivitas karyawan pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 1324,61 juta, yang artinya setiap

karyawan mengkontribusikan pendapatan kepada perusahaan sebesar Rp 1324,61 juta. Di

tahun 2013 tingkat produktivitas karyawan yaitu sebesar Rp 790,16 juta, yang artinya setiap

karyawan mengkontribusikan pendapatan kepada perusahaan sebesar Rp 790,16 juta. Di

tahun 2014 yang merupakan peningkatan dari tahun 2013 memiliki tingkat produktivitas

sebesar Rp 921,36 juta, yang artinya setiap pekerja mengkontribusikan pendapatan kepada

perusahaan sebesar Rp 921,36 juta. Kinerja perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk

berdasarkan tolak ukur produktifitas karyawan sudah cukup baik, karena tingkat produktifitas

karyawannya fluktuatif.

d) Sistem Informasi

Sejalan dengan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan,

perusahaan mengembangkan sistem teknologi informasi yang handal dan dapat mendukung

kinerja perusahaan agar memiliki keunggulan kompetitif di pasar global.

Perusahaan memerlukan perencanaan strategis teknologi informasi yang

komprehensif yang akan menjadi pedoman utama dalam pengembangan TI perusahaan.

Sistem yang dilakukan perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk adalah sebagai berikut :

1. Sistem E-Success plan yang membantu manajemen mencari kandidat terbaik untuk

menempati suatu jabatan

2. Upgrade fungsionalitas E-Procurement

3. Manajemen risiko berbasis TI

4. Implementasi E-Learning

5. Implementasi upgrade Microsoft infrastruktur, meliputi : upgrade perangkat keras,

upgrade email, implementasi Portal Korporat, implementasi Enterprise Project

Page 17: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

Management

6. Upgrade Aplikasi Ellipse ke versi 8 dan diteruskan di tahun 2015

7. Meneruskan rencana pembangunan Aplikasi Geographic Information System (GIS) untuk

Satker Pertahanan, Perencanaan Lingkungan dan CSR

Berdasarkan tujuh sistem pada perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk,

menunjukkan bahwa kinerja TI perusahaan dilakukan dengan benar untuk menjaga kinerja

layanan yang baik.

4.5 Rangkuman Hasil Pengukuran Kinerja

Berdasarkan hasil analisis data yang meliputi empat perspektif, yaitu: perspektif

keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran

dan pertumbuhan dapat dibuat ringkasan untuk memudahkan membaca hasil analisis data apakah

telah sesuai dengan konsep balanced scorecard. Ringkasan tersebut tampak pada tabel berikut :

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN

PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK

PERIODE 2012-2014

No.

Perspektif

Balanced

Scorecard

Balanced Scorecard

PTBA Konsep Balanced Scorecard Kesimpulan

1 Perspektif

Keuangan

• Rerurn on Assets

• Return on Equity

• Total Assets Turnover

• Profit Margin on Sales

• Sales Growth

• Current Ratio

• Debt Ratio

• Liquidity Ratio

• Asset Management Ratio

• Debt Management Ratio

• Profitability Ratio

Sudah sesuai dengan konsep balanced

scorecard. Karena Liquidity Ratio (Current Ratio), Asset Management

Ratio (Total Assets Turnover), Debt

Management Ratio (Debt Ratio), Profitability Ratio (Rerurn on Assets,

Return on Equity, Profit Margin on

Sales), Growth Ratio (Sales Growth).

2 Perspektif Pelanggan

• Pangsa Pasar

• Profitabilitas Pelanggan

• Penghargaan

• Kelompok Pengukuran Inti

(Care Measurement

Group)

• Proporsi Nilai Pelanggan

(Customer Value Proposition)

Sudah sesuai dengan konsep balanced

scorecard. Karena Pangsa Pasar dan

Profitabilitas Pelanggan termasuk dalam Kelompok Inti Pengukuran dan

Penghargaan termasuk dalam Proporsi

Nilai Pelanggan.

3

Perspektif

Proses Bisnis

Internal

• Inovasi

• Operasi

• Layanan Purna Jual

• Inovasi

• Operasi

• Layanan Purna Jual

Sudah sesuai dengan konsep balanced scorecard.

4

Perspektif Pembelajaran

dan

Pertumbuhan

• Program Pelatihan

Karyawan

• Retensi Karyawan

• Produktifitas Karyawan

• Sistem Informasi

• People

• System

• Organizational Procedure

Sudah sesuai dengan konsep balanced

scorecard.

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja PT Bukit Asam

(Persero) Tbk dengan konsep balanced scorecard sudah sesuai dengan konsep balanced

scorecard.

Page 18: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan masalah dan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti dapat

menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Penilaian kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard dapat diukur dengan

menggunakan empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif

proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

2. Pengukuran kinerja balanced scorecard PT Bukit Asam (Persero) Tbk sudah sesuai dengan

konsep balanced scorecard.

3. Perspektif Keuangan

Dalam perspektif keuangan, rasio keuangan yang digunakan adalah ROA, ROE, TATO,

PMOS, Sales Growth, Current Ratio, dan Debt Ratio. Penurunan ROA selama tiga periode

berturut-turut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan menurun dan belum mampu efisien

dalam menggunakan total aktivanya. Penurunan ROE dari tahun ke tahun yang terjadi pada

perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk menunjukkan penurunan kinerja perusahaan dalam

mengelola modalnya untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham. TATO perusahaan

bergerak fluktuatif, peningkatan di tahun 2013 menandakan perusahaan semakin efisien

dalam menggunakan keseluruhan asset di dalam menghasilkan penjualan. Namun tahun 2014

mengalami penurunan yang berarti adanya penurunan efisiensi penggunaan asset perusahaan

dalam menghasilkan volume penjualan. Turunnya rasio PMOS selama tiga periode

imenunjukkan menurunnya kinerja perusahaan, artinya penurunan ini menunjukkan

ketidakefisienan perusahaan. Sales Growth perusahaan bergerak fluktuatif, namun di tahun

2014 sudah menunjukkan tren positif, maka kinerja perusahaan sudah cukup baik karena

adanya perbaiakan ditahun terakhir dibanding periode sebelumnya. Selama tiga periode

Current Ratio PTBA menurun setiap tahunnya, artinya kemampuan perusahaan dalam

melunasi hutang jangka pendeknya semakin menurun. Berdasarkan tolak ukur Debt Ratio,

kinerja perusahaan meningkat setiap tahunnya. Hal ini menandakan meningkatnya

keuntungan yang diperoleh perusahaan dari jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk

investasi pada aktiva yang dihasilkan. Pada perspektif keuangan ini, secara keseluruhan

kondisi finansial perusahaan merupakan dampak dari melemahnya harga batubara dunia. Hal

ini disebabkan karena melimpahnya pasokan batubara dunia yang terus melebihi demand dan

melambatnya kinerja perekonomian dunia.

4. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif pelanggan, tolak ukur yang digunakan adalah Pangsa Pasar, Profitabilitas

Pelanggan, dan Penghargaan. Besarnya profitabilitas pelanggan yang berhasil di dapatkan

perusahaan dari pendapatan penjualan yang ditawarkan pelanggan masih kurang karena

terjadinya penurunan setiap tahunnya yang menunjukkan kinerja perusahaan menurun,

karena keuntungan yang berhasil dicapai perusahaan dari pendapatan penjualan yang

ditawarkan kepada pelanggan mengalami penurunan. Pangsa Pasar perusahaan PT Bukit

Asam (Persero) Tbk berhasil mempertahankan tren peningkatan penjualan, kinerja

perusahaan pada tolak ukur ini mencerminkan proporsi bisnis dalam satu area bisnis tertentu

meningkat. Tolak ukur yang selanjutnya adalah Penghargaan yang diterima perusahaan.

Penghargaan yang diterima meningkat di tahun 2013 sebanyak 24 penghargaan dari tahun

sebelumnya yaitu sebanyak 17 penghargaan, dan adanya penurunan di tahun 2014 menjadi

Page 19: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

14 penghargaan yang diterima. Penurunan jumlah penghargaan yang diterima perusahaan

mencerminkan penurunan kinerja perusahaan.

5. Perspektif Proses Bisnis Internal

Kinerja pada perspektif proses bisnis internal menggunakan tolak ukur Inovasi, Operasi, dan

Layanan Purna Jual. Perusahaan melakukan berbagai inovasi guna meningkatkan kinerja

perusahaannya untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pelanggan. Pada tolak ukur

Operasi, perusahaan melakukan tahapan-tahapan SCMS untuk menyampaikan produk

kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten, dan tepat waktu. Hal ini menunjukkan

kinerja perusahaan sudah baik. Pada tolak ukur Layanan Purna Jual, perusahaan

mengutamakan prinsip transparansi dan responsibilitas dalam memberikan layanan kepada

pelanggan. Perusahaan memberikan tanggapan yang cepat terhadap setiap permintaan dan

keluhan konsumen. Perusahaan membuka layanan pengaduan melalui saluran telepon, email

maupun surat. Namun selama tiga periode ini, perseroan tidak menerima pengaduan dari

pelanggan.

6. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Dalam perspektif ini, tolak ukur yang digunakan adalah Program Pelatihan Karyawan,

Retensi Karyawan, Produktivitas Karyawan, dan Sistem Informasi. Program Pelatihan

Karyawan yang dilakukan perusahaan dapat dikatakan sangat baik. Perusahaan memandang

pengembangan SDM merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak

bagi kinerja perusahaan. Untuk tolak ukur Retensi Karyawan pada perusahaan PT Bukit

Asam (Persero) Tbk dapat dikatakan cukup baik. Tingkat Retensi Karyawan bergerak

fluktuatif, hal ini menunjukkan bagaimana perusahaan dalam mempertahankan karyawannya.

Tolak ukur selanjutnya adalah Produktivitas Karyawan yang bergerak fluktuatif yang

menunjukkan kinerja perusahaan sudah cukup baik. Tolak ukur yang selanjutnya adalah

Sistem Informasi, berdasarkan tujuh sistem pada perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk,

menunjukkan bahwa kinerja TI perusahaan dilakukan dengan benar untuk menjaga kinerja

layanan yang baik.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa adanya beberapa keterbatasan dan

kelemahan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian yang dibuat dan memerlukan

penyempurnaan di masa yang akan datang antara lain :

a. Tolak ukur untuk masing-masing perspektif masih belum lengkap karena keterbatasan data

perusahaan yang di dapat oleh peneliti.

b. Jangka waktu penelitian ini selama tiga tahun, menyebabkan keterkaitan antara tiap

perspektif tidak bisa dilakukan secara maksimal. Sehingga diharapkan penelitian berikutnya

dapat menambah waktu pengamatan sehingga bisa dilakukan evaluasi kinerja antara tiap

perspektif menggunakan konsep balance scorecard.

5.3 Saran

1. Bagi Perusahaan

• Strategi berdasarkan metode balanced scorecard pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk

diharapkan dapat didukung oleh seluruh jajaran dalam struktur organisasi perusahaan.

• Keikutsertaan karyawan dalam mengembangkan balanced scorecard perlu

ditingkatkan melalui sosalisasi data balanced scorecard perusahaan sehingga seluruh

karyawan akan lebih dapat memahami kondisi perusahaannya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Page 20: Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced ...€¦ · Analisis Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk) Hikmah

• Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perspektif keuangan menggunakan lima tolok

ukur: ROA, ROE, TATO, PMOS dan Sales Growth. Diharapkan pada penelitian

selanjutnya dapat menggunakan pengukuran rasio keuangan yang lebih lengkap.

• Pada perspektif non keuangan diharapkan dapat mengembangkan pengukuran diluar dari

penelitian ini.

• Dapat melakukan penelitian dengan membandingkan perusahaan saat belum

menggunakan balanced scorecard dan sesudah menggunakan balanced scorecard.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N dan Robert H Hermanson. 2001. Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama.

Jakarta: Salemba Empat.

Aurora, Novella. 2010. Penerapan Balanced Scorecard sebagai Tolok Ukur Pengukuran kinerja

(Studi Kasus Pada RSUD Tugurejo Semarang). Skripsi.

Christina, Ni Putu Yessy dan I Putu Sudana. 2013. Penilaian Kinerja pada PT Adhi karya

dengan Pendekatan Balanced Scorecard. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.3

(2013).

Citrawati, Mahavira. 2011. Analisis Penilaian Kinerja Perusahaan yang diukur dengan Konsep

Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT. Pura Barutama Kudus Unit Offset). Skripsi.

Gunawan, Hendra. 2015. Jenis-jenis Penilaian Kinerja yang Berkembang Saat Ini.

http://www.slideshare.net/hendragunawan5836/jenisjenis-penilaian-kinerja-yang-

berkembang-saat-ini. (Diakses tanggal 04 Februari 2016).

Himawan, Ferdinandus Agung dan Juarsah. 2005. Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran

Kinerja Manajemen. ESENSI, Volume 8 No. 1/2005.

Kaplan, Robert S dan David P Norton. 2000, Balance Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi

Aksi, Terjemhan oleh Peter R. Yosi Pasla dari Transalting Strategi Into Action (1996).

Jakarta: Erlangga.

Munawir S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Cetakan Kedelapan. Yogyakarta:

Liberty.

Mulyadi. 2001. Balance Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan

Kinerja Keuangan Perusahaan. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

_______ 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Rusdiyanto, Ahmad Falah. 2010. Analisis Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada

PDAM Kabupaten Semarang. Skripsi.

Sawir, Agnes. 2001. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.

Cetakan Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2009. Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Tunggal, Amin Widjaja. 2003. Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard. Jakarta:

Hrvarindo.

Umar, H. 2002. Strategic Management In Action. Cetakan Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Wahyuni, Sri. 2011. Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja pada PT

Semen Bosowa Maros. Skripsi.

Yuwono Sony dkk. 2003. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi

yang Berfokus pada Strategi. Cetakan Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zudia, Meirdania. 2010. Analisis Penilaian Kinerja Organisasi dengan Menggunakan Konsep

Balanced Scorecard pada PT Bank Jateng Semarang. Skripsi.