UNIVERSITAS INDONESIA TATA CARA REGISTRASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360951-PR-Tri...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA TATA CARA REGISTRASI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20360951-PR-Tri...
UNIVERSITAS INDONESIA
TATA CARA REGISTRASI DAN IZIN EDAR PRODUKDIAGNOSTIK INVITRO KATEGORI HEMATOLOGI KLINIK
TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
TRI SETIAWAN, S. Farm.1006754075
ANGKATAN LXXIII
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM PROFESI APOTEKER - DEPARTEMEN FARMASI
DEPOKDESEMBER 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
TATA CARA REGISTRASI DAN IZIN EDAR PRODUKDIAGNOSTIK INVITRO KATEGORI HEMATOLOGI KLINIK
TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
TRI SETIAWAN, S. Farm.1006754075
ANGKATAN LXXIII
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM PROFESI APOTEKER - DEPARTEMEN FARMASI
DEPOKDESEMBER 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
TATA CARA REGISTRASI DAN IZIN EDAR PRODUKDIAGNOSTIK INVITRO KATEGORI HEMATOLOGI KLINIK
TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
TRI SETIAWAN, S. Farm.1006754075
ANGKATAN LXXIII
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM PROFESI APOTEKER - DEPARTEMEN FARMASI
DEPOKDESEMBER 2011
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. iLEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….iiDAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................11.1 Latar Belakang..................................................................................11.2 Tujuan...............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................32.1 Direkorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan..................3
2.1.1 Tugas .....................................................................................32.1.2 Fungsi ....................................................................................32.1.3 Susunan Organisasi ...............................................................42.1.4 Subdirektorat Penilaian Produk Diagnostik Invitro dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga ................................42.2 Definisi Alat Kesehatan....................................................................62.3 Klasifikasi Alat Kesehatan ...............................................................62.4 Tata Cara Permohnonan Izin Edar Produk Diagnostik Invitro ........7
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN...........................................................123.1 Kegiatan PKPA ..............................................................................123.2 Pengamatan Berkas Permohonan Izin Edar ...................................12
BAB 4 PEMBAHASAN .....................................................................................13BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................17
5.1 Kesimpulan.....................................................................................175.2 Saran ...............................................................................................17
DAFTAR REFERENSI .......................................................................................18
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat vital untuk dijaga karena
kesehatan merupakan komponen penentu dalam perkembangan pembangunan
nasional. Kondisi kesehatan di Indonesia dewasa ini yang cukup memprihatinkan
mendorong munculnya kebijakan mengenai kesehatan yaitu mengenai
pengamanan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga yang
dilakukan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh
penggunaan alat kesehatan atau perbekalan kesehatan rumah tangga yang tidak
tepat atau tidak memenuhi persyaratan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 1189/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Produksi Alat Kesehatan
dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, 2010). Pengamanan alat kesehatan
yang dimaksud salah satunya adalah dengan cara adanya izin edar alat kesehatan
dan perbekalan kesehatan rumah tangga.
Seiring dengan berkembangnya zaman, kini mulai bermunculan produk-
produk alat kesehatan baik berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Produk alat kesehatan tersebut dapat berupa alat kesehatan elektromedik, alat
kesehatan non elektromedik, produk diagnostik invitro, dan perbekalan kesehatan
rumah tangga. Registrasi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga
sangat diperlukan untuk melindungi masyarakat. Direktorat Bina Produksi dan
Distribusi Alat Kesehatan terbagi menjadi empat subdirektorat yaitu Subdirektorat
Penilaian Alat Kesehatan, Subdirektorat Penilaian Produk Diagnostik Invitro dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, Subdirektorat Inspeksi Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, dan Subdirektorat Standardisasi dan
Sertifikasi.
Subdirektorat Penilaian Produk Diagnostik Invitro dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga merupakan bagian dari Direktorat Bina Produksi dan
Distribusi Alat Kesehatan yang bertugas melaksanakan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanan kebijakan dan penyusunan norma, standar, prosedur,
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
dan kriteria serta bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan
di bidang penilaian produk diagnostik invitro dan perbekalan kesehatan rumah
tangga (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan, 2010). Penetapan kebijakan tersebut dilakukan agar alat kesehatan,
termasuk di dalamnya produk diagnostik invitro, dan perbekalan rumah tangga
yang diedarkan di Indonesia memiliki keamanan, mutu, dan manfaat, yang sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh produsen, serta dikelola melalui mata
rantai distribusi yang baik dan benar sampai digunakan oleh masyarakat.
1.2 Tujuan
a. Memahami tata cara registrasi alat kesehatan produk diagnostik invitro
hingga diperoleh izin edarnya.
b. Mengevaluasi kelengkapan persyaratan untuk mendapatkan izin edar alat
kesehatan produk diagnostik invitro.
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan
2.1.1 Tugas
Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan, 2010).
2.1.2 Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Bina Produksi dan Distribusi
Alat Kesehatan menyelenggarakan fungsi (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan, 2010):
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian, inspeksi, standardisasi
dan sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang penilaian, inspeksi, standardisasi dan
sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian,
inspeksi, standardisasi dan sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang penilaian, inspeksi,
standardisasi dan sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga;
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
e. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian,
inspeksi, standardisasi dan sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga; dan
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
2.1.3 Susunan Organisasi
Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan terdiri atas
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan, 2010):
a. Subdirektorat Penilaian Alat Kesehatan;
1) Seksi Alat Kesehatan Elektromedik ; dan
2) Seksi Alat Kesehatan Non Elektromedik.
b. Subdirektorat Penilaian Produk Diagnostik Invitro dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga;
1) Seksi Produk Diagnostik Invitro ; dan
2) Seksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.
c. Subdirektorat Inspeksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga;
1) Seksi Inspeksi Produk ; dan
2) Seksi Inspeksi Sarana Produksi dan Distribusi.
d. Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi;
1) Seksi Standardisasi Produk ; dan
2) Seksi Standardisasi dan Sertifikasi Produksi dan Distribusi.
e. Subbagian Tata Usaha; dan
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
2.1.4 Subdirektorat Penilaian Produk Diagnostik Invitro dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga
Dalam pelaksanaan kegiatan, ditetapkan tugas dan fungsi dari
Subdirektorat Penilaian Produk Diagnostik Invitro dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan, 2010). Tugas Subdirektorat Penilaian Produk Diagnostik Invitro dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga adalah melaksanakan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanan kebijakan dan penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria serta bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan
di bidang penilaian produk diagnostik invitro dan perbekalan kesehatan rumah
tangga.
Dalam melaksanakan tugas di atas, Subdirektorat Penilaian Produk
Diagnostik Invitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian
produk diagnostik invitro dan perbekalan kesehatan rumah tangga;
b. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
penilaian produk diagnostik invitro dan perbekalan kesehatan rumah tangga;
c. penyiapan bahan bimbingan teknis di bidang penilaian produk diagnostik
invitro dan perbekalan kesehatan rumah tangga; dan
d. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang
penilaian produk diagnostik invitro dan perbekalan kesehatan rumah tangga.
Subdirektorat Produk Diagnostik dan Reagensia terbagi menjadi dua
yaitu:
a. Seksi Produk Diagnostik Invitro
Seksi Produk Diagnostik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan
laporan di bidang penilaian produk diagnostik invitro..
b. Seksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Seksi Produk Diagnostik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi, dan penyusunan
laporan di bidang penilaian perbekalan kesehatan rumah tangga.
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
2.2 Definisi Alat Kesehatan
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1189/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga, 2010).
Adapun produk diagnostik invitro adalah reagensia, instrumen dan sistem
yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit atau kondisi lain, termasuk
penentuan tingkat kesehatan, dengan maksud pengobatan, pengurangan atau
mencegah penyakit atau akibatnya (Pedoman Penanganan Diagnostik Invitro
Dalam Rangka Menjamin Mutu, 2006).
Produk diagnostik invitro meliputi antara lain:
1. Produk Kimia Klinik dan Toksikologi Klinik
2. Produk Hematologi dan Patologi Anatomi
3. Produk Mikrobiologi dan Imunologi
2.3 Klasifikasi Alat Kesehatan
Alat kesehatan terbagi menjadi empat kelas berdasarkan resiko yang
ditimbulkan dalam penggunaan, yaitu kelas I, kelas IIa, kelas IIb, dan kelas III.
Alat kesehatan kelas I merupakan alat kesehatan yang kegagalan atau salah
penggunaannya tidak menyebabkan akibat yang berarti. Penilaian untuk alat
kesehatan kelas I dititikberatkan hanya pada mutu dan produk.
Alat kesehatan kelas IIa merupakan alat kesehatan yang kegagalannya atau
salah penggunaannya dapat memberikan akibat yang berarti kepada pasien tetapi
tidak menyebabkan kecelakaan yang serius. Alat kesehatan kelas IIa sebelum
beredar perlu mengisi dan memenuhi persyaratan yang cukup lengkap untuk
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
dinilai tetapi tidak memerlukan uji klinis. Alat kesehatan kelas IIb merupakan alat
kesehatan yang kegagalannya atau salah penggunaannya dapat memberikan akibat
yang sangat berarti kepada pasien tetapi tidak menyebabkan kecelakaan yang
serius. Alat kesehatan kelas IIb sebelum beredar perlu mengisi dan memenuhi
persyaratan yang lengkap termasuk analisa resiko dan bukti keamanannya untuk
dinilai tetapi tidak memerlukan uji klinis.
Alat kesehatan kelas III merupakan alat kesehatan yang kegagalannya atau
salah penggunaannya dapat memberikan akibat yang serius kepada pasien atau
perawat/operator. Alat kesehatan kelas III sebelum beredar perlu mengisi formulir
dan memenuhi persyaratan yang lengkap termasuk analisa resiko dan bukti
keamanannya untuk dinilai serta memerlukan uji klinis (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1190/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Izin
Edar Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, 2010).
Alat kesehatan juga dibagi menjadi beberapa kategori dan subkategori
yang bisa dilihat pada Lampiran 2.1.
2.4. Tata Cara Permohonan Izin Edar Produk Diagnostik Invitro
Setiap alat kesehatan yang dijual di wilayah Indonesia harus mendapat izin
edar dari Menteri Kesehatan. Izin edar adalah izin yang diberikan kepada
perusahaan untuk produk alat kesehatan atau perbekalan kesehatan rumah tangga,
yang akan diimpor, digunakan dan/atau diedarkan di wilayah Republik Indonesia,
berdasarkan penilaian terhadap mutu, keamanan, dan kemanfaatan (Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor: 1190/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Izin Edar
Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, 2010).
Prosedur Permohonan izin edar alat kesehatan sebagai berikut (Lampiran2.2):a. Pemohon memasukkan berkas pendaftaran pada loket F1 dan dilakukan
praregistrasi oleh tim penilai. Pemohon akan diberi tanda terima sementara.
Setelah dilakukan evaluasi, berkas yang lengkap dapat dibuatkan slip setoran
dan pemohon diminta untuk membayar biaya PNBP pada bank yang ditunjuk.
Bukti pembayaran bank dan berkas pendaftaran beserta CD diserahkan ke
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
petugas administrasi. Kemudian berkas tersebut dicatat dan diberi nomor
sesuai ketentuan oleh petugas administrasi, dan kepada pemohon akan
diberikan tanda terima tetap permohonan. Selanjutnya berkas diserahkan
kepada Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) masing-masing.
b. Kasubdit memberikan disposisi kepada kepala seksi untuk bertanggung jawab
terhadap proses penilaian.
c. Kepala seksi (Kasie) memberikan disposisi kepada tim penilai yang
kedudukannya berada di bawah kepala seksi untuk melakukan proses
penilaian berkas, kemudian hasil penilaian diserahkan kepada kepala seksi
untuk diperiksa ulang.
d. Kepala seksi memberikan kesimpulan terhadap hasil penilaian apakah berkas
lengkap atau tidak lengkap.
e. Kasubdit melakukan verifikasi terhadap hasil kesimpulan kepala seksi,
kasubdit berhak menentukan apakah suatu berkas lengkap atau tidak.
f. Berkas yang tidak lengkap akan dibuatkan surat tambahan data dan diserahkan
kepada direktur untuk dimintai persetujuannya. Kemudian surat tambahan data
akan diserahkan kepada pemohon.
g. Berkas yang oleh Kasubdit dinilai lengkap akan dibuatkan nomor registrasi
jika dinilai memenuhi syarat untuk selanjutnya diserahkan kepada direktur
jenderal untuk diberikan persetujuan izin edar.
Untuk mendapatkan izin edar alat kesehatan diperlukan melengkapi
persyaratan izin edar yaitu data-data yang terdiri dari data administrasi dan data
teknis (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1190/Menkes/Per/VIII/2010
Tentang Izin Edar Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga,
2010).
a. Data administrasi
1) Untuk alat kesehatan dalam negeri, data yang harus ada:
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
a) Sertifikat produksi sesuai dengan jenis alat kesehatan yang didaftarkan
b) Lisensi (bila merek produk dan formulanya berasal dari pihak lain).
2) Untuk alat kesehatan luar negeri / impor
a) Izin usaha penyalur alat kesehatan
b) Surat Penunjukkan/Surat kuasa untuk mendaftarkan yang di legalisir oleh
KBRI setempat.
c) Surat keterangan dari pejabat pemerintah/badan yang diberi kewenangan
di negara asal (Certificate of Free Sale atau lainnya) bahwa produk
tersebut diizinkan untuk dijual.
b. Data teknis
Data teknis yang diperlukan adalah Formulir Lampiran AA (formula dan
prosedur pembuatan), Formulir Lampiran BB (Spesifikasi dan Jaminan Mutu),
Formulir Lampiran CC (kegunaan dan penandaan), dan Formulir Lampiran DD
(katalog, buku manual, dan contoh).
Setelah data di atas telah dilengkapi maka dilaksanakan evaluasi dan
penilaian data oleh Tim Penilai Alat Kesehatan. Untuk alat kesehatan canggih
diadakan penilaian/evaluasi lanjut oleh Tim Ahli alat kesehatan. Bila hasil
penilaian dan keputusan pendaftaran dinyatakan lengkap maka akan dikeluarkan
nomor registrasi/izin edar. Sedangkan bila dinyatakan kurang atau tidak lengkap
maka dapat diberikan kesempatan untuk melengkapi data yang kurang atau
penolakan pendaftaran.
Permohonan izin edar yang telah di setujui maka akan dikeluarkan nomor
registrasi. Nomor registrasi tersebut terdiri dari 11 digit dengan keterangan
sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Digit 1 : kelas
Digit 2,3 : kategori
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
Digit 4,5 : sub kategori
Digit 6,7 : tahun pendaftaran (ditulis terbalik.
Misal 2009 menjadi 90)
Digit 8 sampai 11 : nomor urut
Alat kesehatan Dalam Negeri: AKD
Alat kesehatan Impor : AKL
PKRT Impor : PKL
PKRT Dalam Negeri : PKD
Salah satu contoh nomor registrasi: AKL 11305011285, artinya alat ini
adalah alat kesehatan impor, kelas 1 , kategori 13, subkategori 5 dan diproduksi
pada tahun 2010. Penentuan / penilaian kelas, kategori dan sub kategori alat
kesehatan mengacu pada Code of Federal Regulation (CFR).
Pemerintah berwewenang mencabut nomor pendaftaran/izin edar dan
memerintahkan penarikan alat kesehatan bila terbukti tidak memenuhi persyaratan
keamanan mutu dan manfaat, dapat disita dan dimusnahkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jika produk yang telah diregistrasi tersebut dalam masa peredarannya
terdapat penambahan atau perubahan seperti nama, penandaan, kemasan,
penambahan ukuran kemasan, dan lain-lain, maka produk tersebut harus
diregistrasi kembali tapi tidak perlu diganti nomor registrasi (masih dapat
memakai nomor registrasi yang lama). Tapi jika terjadi perubahan formula maka
harus diregistrasi lagi ke Kementerian Kesehatan (Direktorat Bina Produksi dan
Distribusi Alat Kesehatan) dan nomor registrasi lama tidak berlaku lagi (diganti
dengan nomor registrasi baru).
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kegiatan PKPA
Kegiatan yang dilakukan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan, Kementerian
Kesehatan RI adalah memeriksa dan menilai kelengkapan berkas-berkas
permohonan izin edar alat kesehatan, serta penyusunan tabel pembantu penilaian
peralatan obstetrik dan ginekologi berdasarkan code federal regulation (CFR).
Untuk dapat menilai kelengkapan berkas-berkas digunakan lembar penilaian yang
mencantumkan syarat-syarat yang harus dilengkapi.
3.2 Pengamatan Berkas Permohonan Izin Edar
Pengamatan terhadap berkas permohonan izin edar yang diajukan oleh
suatu perusahaan asing dimulai dengan pencatatan nama alat kesehatan dan tipe
kemasan yang kemudian dilanjutkan dengan mencatat klasifikasi/identifikasi alat
kesehatan meliputi kategori, sub kategori, nama, nomor jenis, dan kelas sesuai
dengan Code of Federal Regulation (CFR). Data-data pengamatan tidak dapat
ditampilkan pada laporan ini karena data-data tersebut diamati dari surat
pengajuan permohonan izin edar yang bersifat rahasia.
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Permohonan Izin Edar Mercofix® Spray Fixative
Nama alat kesehatan : Mercofix® Spray Fixative
Tipe/kemasan : Reagen,
1 L; 24x100 mL
Nama pabrik : Merck KGaA.
Alamat pabrik : Frankfuter Str. 250 D-64293 Darmstadt,
GERMANY
Nama pendaftar : PT. Merck, Tbk
Alamat pendaftar : Jl. TB Simatupang No.8, Pasar Rebo
Jakarta
4.1.2 Klasifikasi/Identitas
Kategori :
Sub kategori :
Nama (sesuai CFR) :
Nomor jenis (sesuai CFR) :
Kelas (sesuai CFR) :
4.1.3 Persyaratan Data Administrasi untuk Produk Impor
1) Izin Usaha Penyalur Kesehatan (IPAK)
IPAK yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan pada tanggal 04 Juni
2009 diajukan oleh PT. Merck, Tbk, Jakarta dengan jenis produk dicantumkan
sebagai addendum yang sedang dalam evaluasi untuk mendapatkan nomor SK.
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
2) Surat Kuasa untuk mendaftarkan
Surat kuasa dikeluarkan oleh Merck KGaA dengan nama Authorisation
Letter di Frankfurt, Jerman pada tanggal 22 Juli 2008 dan oleh KBRI
dilegalisisasi di Frankfurt, Jerman pada tanggal 22 Agustus 2008 yang
menyatakan telah memberi autorisasi penuh untuk meregistrasikan produknya.
3) Keterangan telah beredar di negara Negara lain dari pejabat yang berwewenang
di negara asal yang telah dilegalisir KBRI/Konjen untuk Negara yang belum
ada KBRI.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Permohonan Izin Edar Mercofix® Spray Fixative
Mercofix® Spray Fixative merupakan produk diagnostik invitro impor
yang menurut Code of Federal Regulation masuk dalam alat kesehatan kelas I,
kategori
Permohonan izin edar Mercofix® Spray Fixative diajukan oleh PT. Merck,
Tbk yang diberikan autorisasi penuh oleh Merck, SGaA untuk mengurus registrasi
dan mendistribusikan produknya di Indonesia. Salah satu persyaratan untuk
mendapatkan izin edar adalah dengan melengkapi data administrasi dan data
teknis. Data administrasi yang harus dilengkapi adalah izin penyalur alat
kesehatan (IPAK), surat kuasa, surat penunjukan/Letter of Authorization,
Certificate of Free Sale, dan keterangan Pra Market Approval (untuk kelas III).
4.2.2 Evaluasi Data Administrasi
Setelah dilakukan evaluasi berkas data administrasi, pada izin penyalur
alat kesehatan tidak dicantumkan jenis produk, melainkan dinyatakan dalam
bentuk addendum yang sedang dalam evaluasi untuk mendapatkan SK. Namun,
saat ini addendum sudah tidak dipersyaratkan lagi sehingga hal ini dapat diterima.
Certificate of Free Sale yang dilampirkan telah memenuhi syarat. Dalam
surat ini dinyatakan bahwa produk tersebut telah beredar di negara lain. Dokumen
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
ini juga sudah dilegalisasi oleh KBRI di Jerman. Keterangan Pra Market
Approval tidak perlu disertakan karena produk yang diedarkan bukan produk alat
kesehatan kelas III.
Dari hasil evaluasi di atas, dapat dinyatakan bahwa data administrasi
permohonan izin edar Mercofix® Spray Fixative diajukan oleh PT. Merck, Tbk
dinyatakan lengkap dan dapat diterima.
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil pengamatan selama praktek kerja profesi apoteker di Direktorat Bina
Produksi dan Distribusi maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Kementerian Kesehatan melindungi masyarakat dengan cara pengamanan alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Salah satu bentuk
pengamannya tersebut adalah dengan ditetapkannya izin edar alat kesehatan
dan perbekalan kesehatan rumah tangga yang merupakan syarat suatu produk
dapat dipasarkan ke masyarakat.
b. Permohonan izin edar dapat diajukan kepada Direktorat Bina Produksi dan
Distribusi Alat Kesehatan dengan memenuhi segala persyaratan baik
administratif ataupun teknis.
5.2 Saran
a. Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan dengan struktur
organisasi yang baru, diharapkan kinerjanya akan lebih efektif dan efisien
karena masing-masing direktorat dapat fokus pada fungsinya masing-masing.
b. Dengan adanya penggabungan fungsi penilaian produk diagnostik invitro dan
perbekalan kesehatan rumah tangga, diharapkan pelayanan kepada masyarakat
untuk permohonan izin edar produk-produk tersebut semakin optimal.
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011
DAFTAR ACUAN
Anonim. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1189/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Produksi Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Anonim. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1190/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Izin Edar Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Anonim. (2009). Code of Federal Regulation 21 Part 800 to 1299. Washington
DC: Office of the Federal Register National Archives and Record
Administration.
Anonim. (2007). Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Direktorat Bina Produksi dan
Distribusi Alat Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. (2006). Pedoman Penanganan Diagnostik Invitro Dalam Rangka
Menjamin Mutu. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Tata cara..., Tri Setiawan, FMIPA UI, 2011