Tutorial 12 Skenario PARKINSON
description
Transcript of Tutorial 12 Skenario PARKINSON
SKENARIO 2 KELOMPOK TUTORIAL 12
Skenario“Dok…Tangan Suami Saya Bergerak Sendiri
Dok...”Seorang wanita 50th yang sehari-harinya bekerja
sebagai pegawai negeri merasa bingung dengan keadaan suaminya yang berusia 55th, yang mengeluh kedua tangannya mengalami tremor dan kadang chorea dan kadang balismus. Kejadian ini terjadi berulang kadang muncul kadang hilang. Wanita tersebut juga cemas akan kondisi suaminya yang mengalami resting tremor, bradikinesia dan rigiditas yang diderita sejak 1 tahun yang lalu.
Keyword
• Laki-laki 55 th
• Kedua tangan tremor
• Chorea atetosis, Balismus, kadang muncul
kadang hilang
• Bradikinesia, Rigiditas, Resting tremor 1 th yang
lalu
Klarifikasi Istilah1. Tremor: gerak ritmis tanpa tujuan dan terjadi berurut-urut.
(Bahrudin, 2013)-gerakan osilasi ritmik, selang seling otot agonis dan antagonis sinusoidal dan teratur. (Akbar, 2010)
2. Chorea: timbulnya berbagai gerakan cepat bervariasi luas yang tidak henti-henti sangat kompleks, menyentak-nyentak, dan tampaknya trekoordinasi baik, tetapi trejadi secara involunter. (Dorland, 2013)- Gerakan yang cepat, spontan, seolah2 sebagai gerakan yang normal biasanya lebih jelas pada anggota gerak .(Bahrudin, 2013)
• Bradikinesia: gerakan spontan, menurun, gerakan asosiatif menurun, dan gerakan volunter permulanya sangat lamban dan sulit karena lambannya gerakan itu maka wajah pasien seperti topeng. (Bahrudin, 2013)
• Balismus:gerakan2 memukul yang abnormal yang berasal dari aktivitas otot2 proximal ext di daerah bahu dan panggul disertai penurunan tonus otot. (Sudibjo, 2010)-gerakan involunter yang kasar dan menyentakl karena terjadi kerusakan nukleus subthalamus. (Ginsberg, 2010)
• Rigiditas: tahanan meningkat mulai awal gerakan sampai akhir gerakan sehingga sendi sulit digerakkan. (Bahrudin, 2013
• Resting tremor: tremor dalam keadaan istirahat
(frekuensi 4-6x/detik, mulai dari salah satu tangan
kemudian dapat meluas ke kaki dari tungkai pada
stadium awal biasanya asimetris. (Bahrudin, 2013)
• Athetosis: gerakan involunter yang lambat, irregular,
mengenai distal tungkai hingga tangan. (Cardoso,
2010)
Rumusan Masalah1. Mengapa pasien tersebut bisa mengalami chorea,athetosis,
dan balismus?
2. Mengapa pasien mengalami resting tremor dan rigiditas,
bradikinesia?
3. Mengapa gejalaala tersebut kadang muncul kadang hilang?
4. Bagaimana pengaruh usia thd keluhan, mungkinkah sebagaian
keluhan timbul secara fisiologis?
5. Bagaimana cara membedakan tremor tersebut fisiologis atau
patologis?
6. Mengapa yang mengalami tremor hanya kedua tangan dan
kakinya tidak?
7. Dimana kelainan atau gangguan pada jaras yang terjadi
pada pasien tersebut?
8. Apa kemungkinan dx dan DD nya?
9. Bagaimana penatalaksanaan untuk megatasi keluhan
pasien tersebut?
Hipotesis1. Mengapa pasien tersebut bisa mengalami chorea,
athetosis, dan balismus?
- Ketidakseimbangan dopamine dengan
cholinergikinergik
- Korea: dominasi dopaminemine
- Awalnya yang dominan dopamine
2. Mengapa pasien mengalami resting tremor dan rigiditas, bradikinesia?
• Tanda2 parkinson: di ganglia basalis.• Punya 2 jalur: direk(eksitasi) lebih dominan
dan indirek(inhibisi) yang terganggu• resting tremor: naiknya asetilcholinergik• dan rigiditas, bradikinesia: direk(eksitasi) lebih
sedikit dan indirek(inhibisi)
3. Mengapa gejalaala tersebut kadang muncul kadang hilang?
• Awal: gejala parkinsonchorea dll: karena adanya efek obat dopamine agonis untuk parkinso dengan kombinasi dengan yang lainjangka waktu yang panjang: tbuh tdk bereaksi dengan obatadanya on/off dosemenimbulkan chorea dan bradikinesia secara bergantian.
4. Bagaimana pengaruh usia thd keluhan, mungkinkah sebagian keluhan timbul secara fisiologis?
• dulu 50 th ke atas yang mengalami keluhan tersebut
• Sekarang:disuia muda,anak kecil• Karena faktor dari toksin, radikal bebas
(oksidasi dopamine), genetik.• Penurunan dopamine:5% pada fisiologis,
kalau pasien parkinson sampai 45%
5. Bagaimana cara membedakan tremor tersebut fisiologis atau patologis?
• Tremor fisiologi: tidak bisa dilihat dengan mata
dengan karena kelelahan, alkohol
• Tremor patofisiologi : biasanya berdasarkan
ritmisitas, gerakan
6. Mengapa yang mengalami tremor hanya kedua tangan dan kakinya tidak?
• Karena menurut perjalanannya memang dari tangan kemudian bisa progresif ke kaki
7. Dimana kelainan atau gangguan pada jaras yang terjadi pada pasien tersebut?
• Di ganglia basalis yaitu traktus ekstrapiramidalis.
8. Apa kemungkinan dx dan DD nya?
•Dx: suspect parkinson disease
•DD: chorea Hungtinton, Chorea sydenham,
wilson disease
9. Bagaimana penatalaksanaan untuk megatasi keluhan pasien tersebut?
• terapi simtomatis: dengan mempertahankan
dopamine dan cholinergik: dengan diberi gol
anticholinergikinergik
• Menekan gejala tremor dan rigiditas:
benstropin mesylet, proxilidin, biperidin
Kerangka Konsep
Learning ObjectiveMahasiswa mampu mengerti dan mengetahui:
1. Menjelaskan tentang neuroanatomi dan fisiologi ganglia basalis
2. Menjelaskan Movement Disorder (Etiologi, Epidemiologi, Patofisiologi,
Gangguan, Pemeriksaan, Komplikasi, Terapi, Prognosis).
A. Hiperkinesia—Hipotoni
Chorea Mayor
Chorea minor
Wilson disease
Dystonia
Hemifasialis spasme
Hemiballismus
B. B. Hipokinesia—hipertoni
Parkinson disease
NEUROANATOMI DAN FISIOLOGI GANGLIA
BASALISIndri Lestari
Nadia Faradhila
SSPSSPOtak (ensefalon)Serebrum
TelensefalonKorteksSubkorteksGanglia Basalissistem limbik
DiensefalonTalamusHipotalamusSubtalamusEpitalamus
Batang OtakMesensefalonPonsMedula oblongata
Otak Kecil (serebelum) PaleoserebelumNeoserebelumArkiserebelum
Sumsum tulang belakang (medula spinalis)ServikalTorakalLumbalSakralKoksigeal
Ganglia Basalis
• Adalah sepasang masa dari substansia abu-abu di belahan otak
• Terdiri dari: nukleus kaudatus, putamen, globus pallidus dan area abu-abu lain di dasar otak
Fungsi Ganglia Basalis
Aspek klinis : 1.Lesi pd Globus palidus dan substansia nigra : mengakibatkan sindroma hipokinesia-hipertonia (akinesia)-> parkinson 2.Lesi pd putamen dan nukleus kaudatus : mengakibatkan sindroma hiperkinesia-hipotonia -> khorea, atetosis
Sirkuit Neuronal Ganglia Basalis
Sirkuit Putamen
Sirkuit Kaudatus
Sirkuit Putamen
Fungsi :Melaksanakan
pola-pola aktivitas motorik
Sirkuit Kaudatus
Fungsi :Pengaturan
kognitif terhadap pola
gerakan motorik yang
berurutan
CHOREA MAYOR
Kirana Lazuardi
Definisi • Chorea berasal dari kata Yunani, yang berarti
“tarian”.• Chorea merupakan gerakan spontan yang
abnormal, tidak teratur, dan berupa gerakan non stereotip (Hubert 2012).
• Terdapat 2 tipe : chorea mayor (Huntington disease) dan chorea minor (Sydenham disease)
• Huntingtonpenyakit neurodegenerative bersifat herediter dominan yang ditandai dengan gangguan motorik, psikistrik, dan kognitif (Bahruddin 2013)
Gejala• Awitan penyakit bersifat insidius hingga bergantung total
pada orang lain• Gerakan bersifat cepat, kasar, dan tanpa tujuan• Gerakan khorea pada awalnya terjadi secara unilateral• Gerakan lebih terlihat di daerah wajah serta lengan
dibandingkan tungkai• Disfagia• Apraksia oral• Aprosodi• Demensia• Depresi, mudah tersinggung, labil, impulsive, dan agresif
Etiologi
• Mutasi pengulangan trinukleotida• Keturunan
Epidemiologi
• Usia 25-55 tahun (rata-rata usia 35tahun)
• Terjadi pada sekitar 3-7 dari setiap 100.000 orang keturunan Eropa
• Pria = wanita• 2% pada anak, 5% pada usia 60tahun
Patofisiologi• Melibatkan gangguan pada GABA dan dopamine• Kerusakan neuron GABA yang digantikan oleh
sel – sel glia• Defisiensi GABAkelebihan relative kadar
dopamine dan neurotansmiter yang abnormal sepanjang lintasan saraf yang terkena
• Melibatkan disregulasi fungsional dr basal ganglia sirkuit bermotor, dimana ouput thalamo-kortikal akhir meningkat, mengakibatkan peningkatan gerakan korea
Penatalaksanaan• Pemeriksaan genetic• Positron Emission Tomography (PET)• MRI• Berikan dukungan fisik dengan memenuhi kebutuhan dasar pasien• Tawarkan dukungan emosi kepada pasien dan keluarganya• Tetap waspada terhadap kemungkinan pasien mencoba bunuh diri• Pastikan bahwa keluarga pasien sudah mendapatkan konseling
genetic• Rujuk pasien yang beresiko dan ingin menjalani pemeriksaan
genetic• Kirimkan pasien dan keluarganya kepada suatu perkumpulan
organisasi masyarakat yang tepat
Komplikasi
• Gagal jantung• Pneumonia• Tersedak• Aspirasi• infeksi
Terapi• Fenotiazin• Involuntary movements : tetrabenazine &
antipsychotic• Rigiditas & kontraksi otot involunter : diazepam• Psikiatrik : antidepresan & obat penstabil mood• Fisik : koordinasi, keseimbangan, dan
fleksibilitas• Terapi bicara
Prognosis
• Burukprogresif dan berakhir kematian• Kematian terjadi 10-15tahun
sesudahnya, (pada umumnya) akibat bunuh diri, gagal jantung, atau pnemonia
Daftar Pustaka• Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta :
Erlangga Medical Series• Kowalak, Mayer, Welsh. 2014. Buku Ajar Patofisiologi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC• Bahrudin, Moch. 2013. Neurologi Klinis. Malang : UMM
Press• Fernandez, Hubert.
http://www.movementdisorders.org/MDS/About/Movement-Disorder-Overviews/Chorea--Huntingtons-Disease.htm
• Spriggs, Brenda B. 2012. http://www.healthline.com/health/huntingtons-disease#Overview1
CHOREA MINOR(Sydenham)
Donaaryza Arcintya Ayunata
DEFINISI
Chorea sydenham adalah penyakit yang ditandai dengan cepat, gerakan tidak terkoordinasi menyentak mempengaruhi terutama wajah, kaki dan tangan.
Epidemiologi
Mengenai sekitar
15% pasien demam
reumatik
Banyak pada
anak-anak (5-15
tahun)
Terjadi terutama pada wanita
Pada anak2 sering
ditemukan gejala
rheuma
Etiologi
• infeksi melalui Grup A β-hemolytic
Streptococcus (GABHS), bakteri yang
menyebabkan demam rematik.
Gejala Klinis • Gangguan gerakan
hiperkinetik : – gerakan tak teratur, – tak dapat diramal,– singkat – tersentak-sentak yang
melompat secara tak teratur dari satu bagian dari tubuh ke lainnya.
Gejala psikologik• Labilitas emosional• Perilaku obsesif-kompulsif• Perubahan kepribadian• Hiperaktivitas
Diagnosis
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium:
- Laju Endap Darah (LED)
- EKG
- Kultur Streptokokus β Hemolitikus dan Antistreptolicin
O
- Studi MRI sering normal tetapi spektroskopi MRI
dapat mengungkapkan kerusakan autoimun pada inti basal.
Meskipun tanpa pengobatan sebagian besar chorea minor
akan menghilang dlm 1-2 minggu.
Prognosis
• Kelainan ini tidak permanen dan bisa sembuh
spontan setelah 3-6 bulan,
• Walau gejala bisa timbul lagi dalam 1 tahun pertama
• Pada 20% penderita bisa hilang timbul sampai 2-3
tahun.
WILSON DISEASE
Puspita Sari
• Tembaga dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil untuk metabolisme
• Terlalu banyak tembaga dalam tubuh toksik
Wilson Disease
Etiologi
• Penyakit kelainan genetik * gen ATP7B pada kromosom 13
• Biliary excretion tidak sempurna akumulasi tembaga
*mutasi*diturunkan dari satu gen ATP7B karier dari masing masing orang tua
Patofisiologi
Mutasi copper-transporting P-type ATPase (ATP7B) di jaringan tans-golgi dari hepatosit
Intercellular chaperone
proteinsATP7B
Secretory pathway
Eksresi empedu
Untuk sintesis apo-
ceruloplasmin
akumulasi
Sign and Symptom
First attack liver and brain
Physical signKayne-Flaischer ring
Liver diseaseAsymptomatic (biochemical abnormalities) – sirosis dengan komplikasinya
Acute liver failure doue ro wilson’s diseaseMirip dengan gejala acute viral hepatitis dengan jaundice dan ketidaknyamanan pada abdomen
Sign and SymptomChronic hepatitis dan cirrhosisSpelnomegali, jaundice, malaise, keluhan abdomen
HemolisisCoombs-negative haemolitics anemia
Psychiatric symptoms declining school performance, personality changes, impulsiveness, labile mood, sexual exhibitionism, and inappropriate behavior
Other clinical manifestations
Neurologic disease1.akinetik-rigid syndrome similar to parkinsons disease2.Pseudosclerosis dominated by tremor3.Ataxia4.Dystonic syndrome
Sign and SymptomNeurologic disease continue•Karakteristik tremor: kasar, getaran proksimal irreguler dengan “wing beating” appearance.•Distonia dapat focal, segmental, atau sangat parah.•Kelemahan otot meliputi regio kranial serta manifestasi klinik seperti dysarthria, droolingatau oropharyngeal dystonia.•Facial grimacing, open jaw, running saliva, lip retraction•Perubahan suara dan drooling•Tremor rigidity syndrome (juvenille parkinsonism)
Kesulitan dalam mengontrol gerakan atau dystonia yang progresive pelupa dan tidak dapat menjaga dirinya sendiri severed disabled, selalu waspada, namun tidak dapat berbicara.
Neurologic disease continue•Karakteristik tremor: kasar, getaran proksimal irreguler dengan “wing beating” appearance.•Distonia dapat focal, segmental, atau sangat parah.•Kelemahan otot meliputi regio kranial serta manifestasi klinik seperti dysarthria, droolingatau oropharyngeal dystonia.•Facial grimacing, open jaw, running saliva, lip retraction•Perubahan suara dan drooling•Tremor rigidity syndrome (juvenille parkinsonism)
Kesulitan dalam mengontrol gerakan atau dystonia yang progresive pelupa dan tidak dapat menjaga dirinya sendiri severed disabled, selalu waspada, namun tidak dapat berbicara.
Diagnostic methods
Diagnostic methods
Differential Diagnosis
Treatment
• D-penicillamine• Trientine• Zinc• Antioxidants• Liver transplantation
Prognosis
• Apabila tidak ditangani fatal, kebanyakan karena penyakit liver dan sebagian kecil karena koplikasi penyakit neurologis yang progresif
• Survival depends on the severity of liver and neurological disease and compliance with drug treatment
DYSTONIAHafif Fitra Alief Sultana
DEFINISI
• Gangguan gerakan ditandai kontraksi otot berkali-kali dan tidak dapat dikendalikan, dan mempengaruhi postur tubuh.
• Gerakan distonik biasanya berpola, memutar dan mungkin gemetar.
• Kadang timbul pada saat aktifitas tertentu, seperti menulis (Writer's cramp), bermain musik (Musician cramp's).
VIDEO
ETIOLOGI
• Trauma otak• Stroke• Tumor• Infeksi Kerusakan Basal Ganglia• Reaksi obat• Keracunan• Idiopatik
klasifikasi
• Distonia generalisata• Distonia fokal• Distonia multifokal• Distonia segmental• Hemidistonia
Focal DYSTONIA
LIMB dySTONIA (FOOT)
bLEPHAROSPASM
MULTIFOCAL DYSTONIA
PATOGENESIS
• Primary (Idiopatik) : Penyimpangan melibatkan jalur direct dan indirect (mutasi gen DYT1 dan DYT6) Penurunan inhibisi tingkat kortikal Hilangnya reflek inhibisi normal Kontraksi otot berkali-kali dan tidak dapat dikendalikan
• Sekunder : Obat-obatan antipsikotik, antiemetik, reserpin, dll.
Reseptor D2 Blocker Tonus otot meningkat
MANIFESTASI KLINIS
• Kontraksi atau spasme otot, onset yang tiba-tiba dan terus menerus, hingga terjadi kontraksi otot yang tidak terkontrol.
• Leher berputar atau tertarik, terutama ketika penderita merasa lelah.
• Gejala lainnya adalah tremor dan kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara.
• Gejala awalnya bisa sangat ringan dan baru dirasakan hanya setelah olahraga berat, stress atau karena lelah.
DIAGNOSIS
• Kondisi klinis, baik dari cerita pasien, maupun pemeriksaan fisik
• Riwayat trauma sebelumnya, stroke, penggunaan obat, maupun keracunan bahan kimia.
PENATALAKSANAANA. Farmakologik•Antikolinergik: Triheksilfenidil, benztropin, dan prosiklidin HCl•Pengatur neurotransmitter GABA: Diazepam, lorazepam, klonazepam, dan baclofen•Meningkatkan level dopamin: Levodopa/karbidopa dan bromokriptin
B. Toksin Botulinum•Disebut juga Botox atau Xeomin.•Menghambat pelepasan neurotransmitter asetilkolin.•Diulang setiap tiga bulan.
PROGNOSIS
• Prognosisnya baik
HEMIFASIALIS SPASME
Syafira S
What is hemifacial spasm???
Hemifacial spasm (also called tic convulsive) is an involuntary twitching of the facial muscle on one side of the face
The facial muscle are controlled by facial nerve (seventh cranial nerve) which originate by the
brainstem and exits the skull below the ear where it separates into five main branches. This nerve are primarily a motor nerve, meaning it controls muscle that move the eyebrow, close
the eyes and move the mouth and lips
What are the symptoms?
What are the causes?
What treatments
are available?
HEMIBALLISMUS
Roikhatul Khusniyah
Definisi
• Pergerakan lengan hingga kaki di salah satu sisi tubuh, bisa diikuti dengan hemichorea.
• Kerusakan >> nukleus subtalamic dan atau globus pallidus.
HemiChoreaHemiBallism
• 10 dari 21 pasien post stoke• Etiologi : subcortical stroke or metabolic
cause or hyperglicemia• Merusak korteks dan subkorteks yang
mengatur pergerakan.• Hemiballismus murni : lesi subtalamus
Treatment
• Haloperidol dan insulin : menghilangkan hemichorea, bilateral dystonia dan gerakan involunter lainnya
• Tetrabenazine : bagus untuk HCHB with hyperglycemia.– Mekanisme? Belum diketahui dg pasti– Hipotesis : menghabiskan dopamin sentral
dg merusak jaringan basal ganglia korteks.
PARKINSON DISEASE
M. Gagas SasongkoArmiesha Chika Yaniswara
• Penyakit Parkinson adalah Penyakit atau sindroma oleh karna gangguan pd gangglia basalis akibat tidak adanya/terganggunya pengiriman neurotransmitter dari subs nigra ke globus palidus/neostriatum
• Dapat disebabkan karena degenerasi ganglia basalis Substansia Nigra pas compacta.
Klasifikasi:1. P. primer (idiopatik)paralisis agitans/shaking palsy (J. Parkinson, 1817
2. Sekunder (simptomatik)Berhubungan dengan infeksi, obat, toksin, penyakit
vaskuler, trauma dan tumor otak
Etiologi - Accelerated Anging Theory Kematian euron dopaminergik y/ cpt - Toxin Toxin intrinsik and ekstinsik yg merusak neuron
dopamin secara selektif (pestisida, logam berat)
- Peroxdation of the radical >> dianut Oksidasi dopamin radikal bebas mek
proteksi Neurogeneration/sel mati
ganglia basalis
• Ganglia Basalis tdd: Nukleus Caudatus Putamen glbulus palidum, substansia nigra.
• Fungsi ganglia basalis: yaitu control bawah sadar dan ntegrasi otot rangka.
Patofisiologi
Abnormalitas patologis yang utama:
degenerasi sel dengan hilangnya neuron dopaminergik yang terpigmentasi pada substansia nigra di otak dan ketidakseimbangan sirkuit motor ekstrapiramidal (pengatur gerakan di otak)
Parkinson : mekanisme neurotransmitter
• Mekanisme terjadinya gangguan neurotransmitter yang menyebabkan penyakit parkinson,
1. Dopamin bekerja sebagai neurotransmiter inhibisi, Acetilkolin bekerja neurotransmiter eksitasi. Dan bekerja saling menyeimbangkan.
2. Pada penyakit parkinson terjadi penurunan dopamin karena neuron pada substansi nigra berkurang sehingga sekresi dopamin dalam neostriatum pun menurun.
3. Tanpa dopamin neuron akan distimulasi berlebihan oleh Ach menyebabkan tonus (ketegangan) otot berlebihan yang ditandai oleh tremor dan rigiditas (kaku)
Parkinson : Manifestasi penyakit
• Gangguan gerakan• Kaku otot• Tremor • Kelemahan otot• Hilangnya refleks postural• Mempengaruhi wajah (sedikit ekspresi)• Mempengaruhi sikap tubuh dan berjalan
Gejala Motorik:1. Resting Tremor2. Bradikinesia3. Rigiditas4. Refleks postural terganggu
Stadium I
• Gejala bilateral• Kecacatan
minimal• Postur dan gait
terkena
Stadium II
• Gejala keluhan pada satu sisi
• Gejala ringan• Gejala membuat
tidak nyaman, namun tidak menimbulkan kecacatan
• Sering muncul trmor satu sisi
• Adnya perubahan postur tubuh
• Perlambatan gerak tubuh
• Gangguan keseimbangan awal saat berjalan dan berdiri
Stadium III
• Masih bisa berjalan, langkah terbatas
• Rigiditas bradikinesia
• Tidak mampu untuk hidup sendiri
Stadium IV
• Tidak dapat berdiri atau berjalan
• Membutukan perawatan
Stadium V
Diagnosis
• Tes terapi L-Dopa• Tanda klinik: gejala motorik utama:
resting tremor, bradikinesia, rigiditas, ketdaikstabilan postur
Farmakoterapi Parkinson
• Meningkatkan kadar dopamin endogen• Menambah agonis dopamin mengaktifkan
reseptor• Menekan aktifitas kolinergik dengan
antikolinergik
Meningkatkan kadar dopamin endogen
• L-Dopa prekusor dopamin, dapat menembus BBB .mengalami first pass efect di perifer oleh COMT dan MAOditangkan oleh neuron dopaminergik di substantia nigra, diubah jadi dopamines : nausea, vomiting, cardiac stimulation, halusinasi
• Carbidopa dopa decarboxilase inhibitortidak menembus BBB, tidak mempengaruhi levodopa di CNS
• Tolcapone, entacapone hambat degradasi dopamin oleh COMT, hambat eliminasi L-dopa
• Amantadine Mekanisme kerjanya adalah meningkatkan sintesa, pengeluaran atau ambilan dopamin dari neuron yang sehat
• Selegiline hambat degradasi dopamin oleh MAOB
Agonis Reseptor Dopamin
• Bromokriptin suatu derivat ergotamin dan mempunyai sifat vasokontriktor merupakan agonis reseptor dopamin (D2)
• Pramipeksol agonis D2 dan D3
Antikolinergik• Obat berefek pada neurotransmitter lain di
tubuh untuk mengatasi beberapa gejala dari Parkinson
• Mengurangi tremor dan kekakuan otot yang dapat dihasilkan dari pemasukan asetilkolin
• Contoh : thrihexyphenidil, benztropine
Prognosis Parkinson
Penyakit Parkinson tak dapat disembuhkan merupakan suatu kondisi medis yang berlangsung menahun dan progresif, umumnya dengan berjalannya waktu keadaan akan semakin parah