TEORI HIPERTENSI

24
TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Hipert ensi dapat didef inisik an sebaga i tekana n darah persisten dimana tekanan Sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan Diastolik diatas 90 mmHg,  pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (1 Hipertensi didefinisikan oleh !he "oint #ational $ommittee on Dete%tion, &'aluation and !reatment f High )lood *ressure ("#$ telah mengklasifikasikan sesuai dera+at keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai Hipertensi aligna. !ahap 1 - Sistolik, 140 sampai 19 mmHg, Diastolik, 90 sampai 99 mmHg. !ahap / - Sistolik, 160 sampai 19 mmHg, Diastolik, 100 sampai 109 mmHg. !ahap - Sistolik, 120 sampai /09 mmHg, Diastolik, 100 sampai 119 mmHg. !ahap 4 - Sistolik, 3 /10 mmHg, Diastolik, , 3 1/0 mmHg, eadaan ini dikategorikan sebagai primer5esensial (hampir 90 dari semua kasus atau sekunder, ter+adi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali dapat diperbaiki. (/, Hi pe rtensi adal ah tekana n da rah si sto lik 3 14 0 mmHg me netap dan tekana n darah Diastol ik 3 90 mmHg, at au bi la pasien me makai obat anti hipertensi. (4, Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur ind i'i du ya ng ter kena. !ekana n dar ah ber fluktuasi dalam batas7batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stress yang dialami. Hipertensi  +uga digolongkan sebagai ringan, sedang, atau berat, berdasarkan tekanan diastole. Hipert ensi ringa n bila tekanan darah diastole 97104, Hipertensi sedang tekan an diastole 107114, sedangkan hipertensi berat tekanan diastolenya 8 11. ( B. Etiologi 1

description

ASKEP

Transcript of TEORI HIPERTENSI

TUJUAN TEORITIS

TINJAUAN TEORITISA. Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan Sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan Diastolik diatas 90 mmHg, pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (1)

Hipertensi didefinisikan oleh The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment Of High Blood Pressure (JNC) telah mengklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai Hipertensi Maligna.

Tahap 1:Sistolik, 140 sampai 159 mmHg,

Diastolik, 90 sampai 99 mmHg.

Tahap 2:Sistolik, 160 sampai 179 mmHg,

Diastolik, 100 sampai 109 mmHg.

Tahap 3:Sistolik, 180 sampai 209 mmHg,

Diastolik, 100 sampai 119 mmHg.

Tahap 4:Sistolik, 210 mmHg,

Diastolik, , 120 mmHg,

Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali dapat diperbaiki. (2,3)Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg menetap dan tekanan darah Diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. (4,5)Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stress yang dialami. Hipertensi juga digolongkan sebagai ringan, sedang, atau berat, berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan bila tekanan darah diastole 95-104, Hipertensi sedang tekanan diastole 105-114, sedangkan hipertensi berat tekanan diastolenya > 115. (7)B. Etiologi

Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai psoses labil (intermiten) pada individu pada akhir 30-an dan awal 50-an dan secara bertahap menetap pada suatu saat dapat terjadi mendadak dan berat, perjalanannya dipercepat atau Maligna yang menyebabkan kondisi pasien memburuk dengan cepat.

Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan rangsangan kopi yang berlebihan, tembakau dan obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi faktor keturunan.

Tingginya darah yang lama tentu saja akan merusak pembuluh darah diseluruh tubuh, yang paling jelas pada mata. Jantung, ginjal, dan otak. Maka konsekuensi yang biasa pada hipertensi yang lama tidak terkontrol adalah gangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal ginjal dan stroke. Selain itu jantung membesar karena dipaksa meningkatkan beban kerja saat memompa melawan tingginya tekanan darah. (1)Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

1. Hipertensi esensial atau Hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga Hipertensi Idiopatik, terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang telah mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, detek dalam ekresi Na, peningkatan Na dan Ca Intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polititemia. (5)

2. Hipertensi sekunder atau Hipertensi Renal, terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, Hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, feokromositoma, Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain (5)Hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, seperti:Kelainan ginjal:

Glomerulonepritis akut (6) Glomerulonepritis kronis (6) Pyelonepritis kronis (6) Penyempitan arteri renalis (6)Kelainan Hormon:

Diabetes Melitus (6) Pil KB (6)

Tumor Adrenal (5,6)Kelainan Neurologis

Polineuritis (6) Polimyelitis (6)Lain-lain:

Obat-obatan (6) Pre eklamsi (5,6)Hipertensi juga disebabkan oleh:

Usia.

Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian premature. (7)Kelamin.

Pada umunya insiden pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi (7)Ras

Hipertensi pada yang berkulit hitam palling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih. (7)

Pola Hidup

Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas dipandang sebagai faktor risiko utama. Bila berat badannya turun tekanan darahnya sering turun menjadi normal. Merokok dipandang sebagai faktor risiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner. (7)C. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula Jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis keganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinetrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap ransang vasokonstriktor, individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinetrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. (1)

Pada saat bersamaan sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon ransang emosi, kelenjar adrenal, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi kortisol steroid lainnya, yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. (1)Patofisiologi (6)Saraf simpatis

Renin

Angrotensinogen (hati)

Angiotensin I (paru)

Angiotensin II

Vasokontrinsi

Aldosteron

Retetensi Na

T D

Over Volum

Penaruh terhadap organ: (6)Penyakit pembuluh darah otak

- Stroke

- Pendarahan Otak

- Transien Ischemic Attack (TIA)

Penyakit jantung

- Gagal jantung

- Intark Miokard

- Angira Pectoris

Penyakit Ginjal

- Gagal Ginjal

Penyakit pembuluh darah

- Diseksi aorta

- Artherosklerosis

Penyakit mata

- Odema pupil

- Penebalan Retina

- Perdarahan Retina

D. Manifestasi Klinik

Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan eksludat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada discus optikus). (1)Gejala. Bila ada biasanya menunjukkan adanya kerusakan vaskular, penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi, hipertroti ventrikel kiri sebagai respon peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri. Pada penderita Stroke, dan pada penderita Hipertensi disertai serangan Iskemia, Insidens Infark otak mencapai 80%. (1)

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang serung ditemukan adalah sakit kepala, epeistaktis, marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing. (5)E. Pemeriksaan Penunjang

EKG:Kemungkinan ada pembesaran Ventrikel kiri, pembesaran Atrium kiri. Adanya penyakit jantung koroner atau aritma. (6)Laboratorium:

Funsi ginjal urine lengkap (Urinalitis) Ureum, Creatinin, BUN dan asam Urat, serta darah lengkap lainnya. (6)Foto Rontgen:

Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta yang lebar. (6)Ekokardiogram

Dampak penebalan dinding Ventrikel kiri, mungkin juga sudah terjadi dilatasi dan gangguan fungsi Sistolik dan Diastolik. (6)F. Penatalaksanaan

Tujuan deteksi dan penatalaksanaan Hipertensi adalah menurunkan resiko kardivaskular dan Mortalitas serta Morbiditas yang berkaitan. Tujuan Therapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan Sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan Diastolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol faktor risiko. (1,5,6) Pengobatan Non farmakologi

- Perubahan cara hidup (6)- Mengurangi Asupan garam dan lemak (6)

-- Mengurangi Asupan Alkohol (6)

- Berhenti Merokok (6)

- Mengurangi berat badan bagi penderita Obesitas (6)

- Meningkatkan aktifitas fisik (6)

- Olahraga teratur (6)

- Menghindari ketegangan (6)

- Istirahat cukup (6)

- Berdoa (6)

Pengobatan Farmakologi

- Deuretik (6)- Beta Bloker (6)

- Kalsium Antagonis (6)

- ACE Intibitor (6)- Alpa-Adrenergic Bloking Agen (6)G. PENGKAJIAN

Mengkaji pasien dengan Hipertensi yang baru saja terdeteksi, meliputi pemantauan teliti tekanan darah dengan Interval yang sering dan kemudian dilanjutkan dengan Interval dengan jadwal yang rutin. (1)

Dasar data pengkajian pasien(3)

AKTIFITAS ISTIRAHAT

Gejala :Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

Tanda:Frekunsi jantung meningkat

Perubahan Irama Jantung

Takipnea

SIRKULASI

Gejala:Riwayat Hipertensi, Aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit Serebrovaskular.

Tanda:Kenaikan tekanan Darah (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan untuk menegakkan diagnosis.

Hipotensi pastural (mungkin berhubungan dengan regimen obat).

Nadi: Denyutan jelas dari karotis, jugularis, radralis, perbedaan denyut seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan radialis atau brakialis; denyutan popliteal, tibialis, posterior, pedalis tidak teraba atau lemah.

Frekuensi/Irama: Takikardia, berbagai disritmia.

Bunyi Jantung: Terdengar S2 (CHF dini); S4 (pengerasan Ventrikel kiri/Hipertrofi Ventrikel kiri).

Mumur Stenosis Valvular

Desiran Vaskular terdengar diatas karotis, temoralis, atau epigastrium (Stenosis Arteri).

DVJ (Distensi Vena Jugularis)

Extremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin (Vasokonstriksi Penter); pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (Vasokonstriksi). Kulit-pucat, sianosis, dan diatoresis (kongesti, Hipoksemia); kemerahan (Feokromositoma).

INTEGRITAS EGO

Gejala:Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, eutoria, atau marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan Serebral)

Faktor-faktor Stress Multipel (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).

Tanda:Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang meledak.

Gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar Mata), Gerakan Fisik cepat pernafasan Menghela, peningkatan pola Bicara.ELIMINASI

Gajala:Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa yang lalu).

MAKANAN/CAIRAN

Gejala:Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, (seperti makanan yang digoreng, keju, telur) gula-gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.

Mual, Muntah

Perubahan berat badan (Meningkat/turun)

Riwayat penggunaan diuretic.

Tanda:Berat badan Normal atau Obesitas

Adanya Edema (mungkin umum atau tertentu) kongesti Vena, DVJ) glikosuria (hampir 10% pasien Hipertensi adalah diabetik).

NEUROSENSORI

Gejala:Keluhan pening/pusing

Berdenyut, sakit kepala Suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam).

Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur).

Episode Epitaktis.Tanda:Status Mental: perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, atek, proses piker, atau memori. (ingatan)

Respon Motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan dan/atau refleks tendon dalam.

Perubahan-perubahan Retinal Optik: Dari Sklerosis/penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan Sklerotik dengan edema atau papileclema, eksudat dan hemoragi tergantung pada berat/lamanya Hipertensi.NYERI/KETIDAKNYAMANAN

Gejala:Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)

Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi Arteriosklerosisi pada arteri ekstremitas bawah).

Sakit kepala Oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Nyeri abdomen/massa (Feokromositoma).

PERNAFASAN (secara umum berhubungan dengan efek kardio pulmonal tahap lanjut dari Hipertensi menetap/berat).

Gejala:Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja Takipnea, Ortopnea, Dispnea Nokturnal paroksismal.

Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum

Riwayat merokok.

Tanda:Distress respirasi/penggunwaan otot-otot aksesori pernafasan.

Bunyi nafas tambahan (krakles/mengi).

Sianctis.

KEAMANAN

Keluhan/:Gangguan koordinasi/cara berjalanGejala:Episode parestesia unilateral transient

Hipotensi pastural.

PEMBELAJARAN/PENYULUHAN

Gejala:Faktor-faktor risiko keluarga: Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, Diabetes Melitus, penyakit Serebrovaskular/Ginjal.

Faktor-faktor risiko etnik seperti orang Afrika, Amerika,Asia Tenggara. Penggunaan pil KB atau hormone lain; penggunaan obat/alkohol.

H. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tingi terhadap kerusakan pertusi jaringan berhubungan dengan kerusakan organ sekunder terhadap hipertensi tak terkontrol. (4)2. Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan yang berhubungan dengan efek samping negatuf terapi Versus keyakinan bahwa pengobatan tidak diperlikan tanpa adanya gejala. (2)3. Resiko tinggi terhadap Inefektif penatalaksanaan Regimen Terapeutik yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, obat, faktor risiko, dan perawatan tindak lanjut. (2)4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. (3)5. Nyeri (Akut). Sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan Vaskular Serebral. (3)6. Perubahan Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan Metabolik. (3)7. Inefektifnya koping individual berhubungan dengan krisis situasional/Maturasional, perubahan hidup beragam, Relaksasi tidak adekuat, nutrisi Buruk. Metode keeping tidak efektif. (3)I. PERENCANAAN

Diagnosa I : Resiko tingi terhadap kerusakan pertusi jaringan berhubungan dengan kerusakan organ sekunder terhadap hip[ertensi tak terkontrol.

Tujuan : Tekanan darah dipertahankan antara 90/60-140/90 mmHg, dan tak adanya progresi kerusakan organ. (4)INTERVENSIRASIONAL

1. Pantau

- Tekanan darah setiap 4 jam.

- masukan dan keluaran setiap 8 jam

lebih sering bila haluaran kurang

bermakna daripada masukkan cairan

- Status umum setiap 8 jam. (4)2. Bila pasien diterima dalam krisis Hiper-

tensif, berikan agen anthihipertensif

yang diresepkan dan evaluasi keefek-

tifan. (4)

3. Ikuti kewaspadaan khusus bila pem-

berian obat antihipertensif darurat se-

cara intravena.

- Periksa tekanan darah setiap 5 menit

bila mulai penginfusan dan setiap 15

menit selama rumatar.

- Tutup infus Nipride dengan tinfoil.

Obat ini sensitive terhadap sinar.

- Gunakan pompa Infus untuk mem-

berikan semua tetes kontinu. (4)4. Beri tahu dokter bila Haluaran urine

turun dibawah 30ml/Jam. (4) 5. Tempatkan pemantau Jantung semen-

tara Infus kontinu dari obat antihiper-

tensif diberikan. (4)

6. Pertahankan tirah baring pada posisi

semiflowers sampai tekanan darah di-

pertahankan pada tingakt yang dapat

diterima. (4)

7. Tentukan bila kritis Hipertensi disebab-

kan oleh ketidakpatuhan. Bila ya, gali

alasan-alasan untuk ketidakpatuhan.

Bantu pasien untuk menggali cara-cara

Menghasilkan bahan-bahan yang di-

Rasakan meningkatkan ketidakpatuhan.

Kaji ulang pengetahuan pasien tentang

Hipertensi. Tinjau ulang prinsip-prinsip

Penyuluhan pasien untuk agen antihi-

Pertensif. (4) 1. Untuk menevaluasi keefektifan

Terapi. (4)

2. Penurunan cepat tekanan darah penting untuk menghalangi keru-

sakan luas pada otak, ginjal, mata

dan jantung. (4)3. Tindakan-tindakan ini menjamin

keamanan dan terapi obat efektif. (4)4. ini dapat menandakan Insufisiensi

ginjal. Intervensi segera diperlukan

untuk mencegah kerusakan ginjal

permanent. (4)

5. Angina pectoris dan kemungkinan

Infark miokard dapat terjadi bila

Tekanan darah turun terlalu cepat. (4)

6. Tirah baring membantu menurunkan

kebutuhan energi. Posisi duduk me-

ningkatkan aliran darah arteri berda- sarkan gravitasi. Konstruksi arteriol,

pada hipertensi, menyebabkan pe-

ningkatan darah pada ateri. (4)

7. Ketidakpatuhan dan kegagalan untuk

mencari tindakan untuk Hipertensi

umum menyebabkan krisis hiperten-

sif.. (4)

Diagnosa II:Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan yang berhubungan

dengan efek samping Negatif terapi Versus keyakinan bah-

wa pengobatan tidak diperlukan tanpa adanya gejala. (2)Tujuan:klien akan, mengungkapakan perasaan yang berhubungan dengan mematuhi regimen yang diharuskan, mengidentifikasi sumber pendukung untuk membantu kepatuhan. (2)

INTERVENSIRASIONAL

1. Identifikasi setiap faktor yang dapat memprediksi ketidakpatuhan seperti:

a. Kurang pengetahuan

b. Ketidakpatuhan di rumah sakit

c. Kegagalan untuk merasakan keseriusan atau sifar kronis hipertensi.

d. Keyakinan bahwa kondisi akan menghilang dengan sendirinya.

e. Keyakinan bahwa kondisi sudah tik mempunyai harapan. (2)2. Tekanan pada klien kemungkinan ancaman hidup pada ketidakpatuhan. (Rujuk pada Masalah Kolaboratif untuk informasi lebih lanjut. (2)3. Tunjukkan bahwa kenaikkan tekanan darah secara tipikal tidak menunjukkan gejala. (2)4. Diskusikan kemungku8nan efek stroke pada masa akan datang, gagal ginjal, atau penyakit koroner, pada orang terdekat (pasangan, anak-anak, cucu).(2)5. Libatkan orang terdekat klien dalam sesi penyuluhan, bila memungkinkan.6. Tekankan pada klien bahwa pada akhirnya adalah pilihan klien untuk mentaati atau tidak rencana pengobatan tersebut. (2)7. Instruksikan klien atau orang lain untuk memeriksa tekanan darahnya sedikitnya sekali seminggu, dan untuk menyimpan hasil pengukuran yang akurat. (2)8. Jelaskan kemungkinan efek samping

obat antihipertensi 9mis, impotensi, penurunan libido,vertigo); instruksikan klien untuk konsul dokter untuk obat alternative bila terjadi efek samping ini. (2)

9. Bila biaya obat antihipertensi mengham

bat klien, konsulkan pada pelayanan social. (2) 1. Diperkirakan bahwa 40% sampai 50% klien dengan hipertensi meng-

hentikan program pengobatan dalam

tahun pertama. Mengidentifikasikan

adanya hambatan terhadap kepatuhan

memungkinkan perawat untuk meren-

canakan intervensi untuk menghilan

kan masalah ini dan memperbaiki ke-

patuhan (Militer, 1992). (2)2. Penekanan ini menunjukkan ke- seriusan dari hipertensi, yang dapat

mendorong klien untuk mematuhi

pengobatan. (2)

3. Tak adanya gejala sering mendorong ketidakpatuhan. (2)4. Diskusikan ini menekankan potensial dampak hipertensi klien pada orang

terdekat, yang dapat mendorong ke-

patuhan. (2)5. Orang terdekat juga harus memahami kemungkinan akibat dari ketidakpatu-

han, untuk mendorong mereka mem-

Bantu klien dalam mentaati program Pengobatan (Miller, 1992). (2)6. Membantu klien memahami bahwa ia

bertanggungjawab terhadap kepatuh-

an yang dapat menigkatkan rasa kon-

troll klien dan penentuan diri, yang

dapat membantu memperbaiki kepa-

tuhan. (2) 7. Pengukuran tekanan darah tiap ming- gu diperlukan untuk mengevaluasi

respons klien terhadap pengobatan

dan perubahan gaya hipup. (2)

8. Klien yang mengalami efek samping

ini dapat menghentikan terapi obat

dengan sendirinya. (2)

9. Klien mungkin memerlukan bantuan

financial, untuk mencegah ketidakpa-

tuhan karena alas an financial.(2)

Diagnosa III :Resiko tinggi terhadap Inefektif penatalaksanaan Regimen Terapeutik yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, obat, faktor risiko, dan perawatan tindak lanjut. (2)

Tujuan:Memperagakan pengukuran tekanan darah sendiri, mengidentifikasikan faktor-faktor untuk hipertensi, menjelaskan kerja, dosis, efek samping, dan kewaspadaan obat yang diberikan, menunjukkan maksud untuk patuh terhadap perubahan gaya hidup dan anjuran-anjuran pasca pulang, menggambarkan tanda-tanda dan gejala-gejala yang harus dilaporkan pada tenaga pelayanan kedehatan. (2)

INTERVENSIRASIONAL

1. bahas konsep tekanan darah mengguna

kan terminologi klien dan orang terde-

kat yang dapat dimengerti:

a. Nilai Normal

b. Efek tekanan darah tinggi menetap

pada otak, jantung, ginjal, dan mata.

c. Kontrol versus perawatan. (2)

2. Ajarkan klien cara pengukuran tekanan

darah, atau ajarkan orang tedekat bagai-

mana mengukur tekanan darah klien (2)3. bahas modifikasi gaya hidup yang da-

pat menurunkan hipertensi

(JNC, 1992). (2)

a. Mencapai penurunan berat badan

sampai 10% dari berat badan ideal. (2)

b. Batasi masukan alcohol tiap hari

(2 ozliquor, 8 oz anggur, atau 34 oz

bir). (2)

c. Ikut serta dalam latihan aerobic regular (30-40 menit) tiga sampai lima kali

seminggu. (2)

d. Kurangi masukkan natrium sampai