Telaah Kritis Jurnal Pethecial Rash
-
Upload
ardiansyahfeby -
Category
Documents
-
view
35 -
download
5
description
Transcript of Telaah Kritis Jurnal Pethecial Rash
TELAAH JURNALSABTU, 4 APRIL 2014
Clinical Characteristics of Children With Viral Single- and
C0-infections and a Petechial Rash
Oleh:
Eka Tanzila Mansur
Agusdianto
Pembimbing:
dr. Yulia Iriani, SpA(K)
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FK UNSRI
DEPARTEMEN KESEHATAN ANAK RSMH PALEMBANG
2014
TELAAH KRITIS JURNAL
1. Judul Artikel Jurnal :
Clinical Characteristics of Children With Viral Single- and Co-infections
and a Petechial Rash
2. Gambaran Umum
a. Latar Belakang
Petekie pada anak-anak sering menimbulkan diagnostik yang meragukan
yang kemudian apakah akan dilakukan perawatan di rumah sakit, kultur darah,
penilaian parameter peradangan dan pungsi lumbal, serta pemberian antibiotik
untuk kemungkinan sepsis dan meningitis oleh bakteri Nisseria meningitides.
Pada masa lalu, probabilitas bakteremia berat pada anak dengan petekie dan
demam berkisar antara 10% sampai 20% dengan perdarahan kulit (diameter >2).
Sampai 72% pasien dengan demam dan ruam petekie, tidak ada pathogen
penyebab yang teridentifikasi, sedangkan virus hanya teridentifikasi 11% sampai
15% dari kasus.
Respiratory Syncytial Viruses (RCV), Epstein Barr Virus (EBV),
cytomegalovirus (CMV), adenovirus, enterovirus dan parvovirus B19 dilaporkan
ada hubungannya dengan ruam petekie. Proporsi infeksi virus pada anak dengan
petekie dan demam tidak diketahui. Penelitian terbaru pada anak dengan petekie
(dilakukan pada tahun 2001), mencatat hubungan antara evolvement petekie pada
anak dan infeksi saluran pernapasan atas disebabkan oleh virus pernapasan seperti
Influenza tipe A, B dan H1N1, Parainfluenza tipe 1,2 dan 3, RSV, Rhinovirus, EV
dan Adenovirus. Selain itu, virus yang tidak diketahui seperti metapneomovirus,
coronavirus dan bocavirus berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan atas
dan diagnostik virus spesifik telah ditemukan. Sekarang, untuk mendeteksi virus
secara spesifik dapat dilakukan dalam beberapa jam dengan tes amplifikasi asam
nukleat seperti quantitative realtime polymerase chain reaction (q-PCR).
Pemeriksaan diagnostik modern mungkin dapat membantu 45% dari infeksi
saluran napas atas pada anak dengan petekie seperti analsis sistemik pada anak
yang ditemukan pathogen virus dengan ruam petekie yang berkurang. Tujuan
utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara prospektif tingkat
infeksi virus pada anak dengan petekie menggunakan teknik q-PCR pada aspirasi
nasofaring, untuk mengidentifikasi virus yang menyebabkan petekie dan
menghubungkannya dengan kasus gawat darurat.
b. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pathogen virus yang
dapat menyebabkan terjadinya petekie dan menganalisis hubungan antara
karakteristik klinis dan kenyataan.
c. Tempat
Penelitian di lakukan di Rumah Sakit Anak Mannheim, Universitas
Heidelberg dan Rumah Sakit Anak St.Annastiftkrankenhaus di Ludwigshafen
d. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak usia 0-18 tahun yang
terdapat ruam petekie. Sampelnya adalah populasi yang memenuhi criteria inklusi
yaitu ruam <2mm dan tidak diketahui tanda dan gejala infeksi yang sedang
berlangsung. Pasien dengan trombositopenia, gangguan koagulasi, vaskulitis
klinis, penyakit meningokokus atau dengan kelainan imun primer dan sekunder
tidak dimasukkan (criteria eksklusi).
e. Metode
Dilakukan studi prospektif pada anak-anak usia 0-18 tahun yang terdapat
petekie dan tanda atau gejala infeksi di Ruang Gawat Darurat pada November
2009 sampai Maret 2012. Pada aspirasi nasofaring yang didapatkan virus maka
akan dilakukan analisis dengan quantitative realtime polymerase chain reaction:
cytomegalovirus, virus Epstein-Barr, parovirus B19, Influenza A dan B, Para
influenza, Respiratory Syncytial Viruse (RSV) A dan B, Coronavirus OC43,
229E, NL63 dan Bocavirus.
3. Telaah Kritis
Berdasarkan jurnal Critical Appraisal on Journal of Clinical Trials:2012,
critical appraisal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti
(evidence-based medicine) diartikan sebagai suatu proses evaluasi secara
cermat dan sistematis suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas,
validitas, dan kegunaannya dalam praktik klinis. Komponen utama yang
dinilai dalam critical appraisal adalah validity, importancy, dan
applicability. Tingkat kepercayaan hasil suatu penelitian sangat
bergantung dari disain penelitian dimana uji klinis menempati urutan
tertinggi. Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian
dimulai dari komponen pendahuluan, metodologi, hasil dan diskusi.
Masing-masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya
dalam menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak
digunakan sebagai referensi.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Penilaian PICO
P (populasi) : Populasi dalam penelitian ini adalah pasien anak-anak berusia 0-18 tahun dengan ruam petekie di departemen emergensi di Rumah Sakit Anak Mannheim, Universitas Heidelberg dan Rumah Sakit Anak St.Annastiftkrankenhaus di Ludwigshafen
.
I (intervensi) : -
C (Comparation) : -
O (Outcome) : Bagaimana karakteristik klinis pasien dengan petekie yang
disebabkan oleh infeksi virus
Evaluasi Jurnal
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari
komponen pendahuluan, metodologi, hasil dan diskusi. Masing-masing
komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan
apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai
referensi.
a. Latar Belakang
Komponen-komponen yang harus dipenuhi pada latar belakang jurnal
antara lain:
Secara garis besar, latar belakang jurnal ini telah memenuhi
komponen-komponen yang harusnya terpapar dalam latar belakang. Pada
latar belakang jurnal, telah dipaparkan mengenai penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, tapi tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai sumber
penelitian dari data-data tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena
keterbatasan data pada penelitian sebelumnya seperti yang dipaparkan
pada jurnal. Pada jurnal tidak dipaparkan hipotesis penelitian namun
sudah dipaparkan mengenai tujuan dari penelitian.
b. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitan ini sudah cukup baik karena peneliti telah
memaparkannya secara jelas dilakukannya penelitian ini, yaitu
untuk meneliti bagaimana karakteristik klinis pasien dengan
petekie yang disebabkan oleh infeksi virus.
c. Metode Penelitian
Metode jurnal cukup lengkap. Pada metode jurnal telah dijelaskan
mengenai populasi dan sampel yaitu; populasi dalam penelitian ini adalah
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien anak-anak berusia 0-18 tahun
di departemen emergensi di the University Children’s Hospital Mannheim,
Heidelberg University and the Children’s Hospital St.
Annastiftkrankenhaus di Ludwigshafen dan semua sampel dalam
penelitian adalah pasien telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
Pada metode juga telah dijelaskan metode design penelitian, alat
analisis (Student t-test, X2 test atau Fisher’s exact test). Pada jurnal
juga dipaparkan mengenai criteria inklusi dan eksklusi dari sampel, namun
tidak dipaparkan tentang jumlah rasional untuk menentukan jumlah
sampel. Jurnal juga telah memaparkan hasil tes statistik, hingga program
komputer yang digunakan.
d. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam jurnal ini, telah memenuhi komponen-komponen
yang harus ada dalan hasil penelitian jurnal. Dalam Hasil penelitian, telah
dijelaskan jumlah sampel dalam tiap grup, presentasi sampel yang
menyelesaikan penelitian, apakah data di bandingkan dengan data yang
didapatkan sebelumnya, bagaimana hasil keluaran, apakah angka yang
didapat signifikat secara statistik dan secara klinis. Namun dalam jurnal
ini tidak memiliki hasil keluaran sekunder.
Dalam periode 29 bulan (November 2009- Maret 2012) 58 pasien
dengan ruan petekie yang memenuhi kriteria dan dilakukan analisis
dalam penelitian ini. Jumlah pasien Laki-laki 41 0rang dan perempuan
17 orang, usia rata-rata 3,8 ± 3,7 ( rentang : 0,17-14,58 ) tahun. Jumlah
pasien dengan ruam petekie di musim dingin (20/ 58; 34 % ) dan hampir
sama jumlah kasus di musim semi (14/ 58; 24 % ), musim panas (11/ 58;
19 % ) dan musim gugur (13/ 58; 22 % ). Mayoritas dari pasien (42/ 58;
72 % ) telah dirawat di rumah sakit dan 17/58 pasien ( 29 % ) menerima
pengobatan antibiotik. Alasan dirawaynya adalah demam dan atau
dehidrasi (7/ 42; 17 % ), sakit tenggorokan (2/ 42; 5 % ) , sakit kepala
( 5/42 , 12 % ) , kaku kuduk (7/ 42; 17 % ) dan kejang demam ( 3/42 ; 7
% ) . Tiga puluh pasien ( 52 % ) menunjukkan gejala infeksi saluran
pernapasan seperti URTI, bronchitis / bronchiolitis atau pneumonia.
Berdasarkan gejala klinis yang muncul selama perawatan di rumah
sakit, penderita dengan positif virus (21/39; 54%) lebih banyak
menunjukkan gejala batuk dibandingkan dengan pasien dengan negatif
virus (7/19, 37%) . Menariknya, semua kasus bronkitis / bronkiolitis
(8/58; 21%) terkait dengan patogen virus dari aspirasi cairan
nasofaringeal (P = 0,0437). Limfadenitis hanya ditemukan pada pasien
positif virus (4/58; 7%) dengan EBV sebagai agen penyebab. Mengenai
jumlah petekie, mayoritas pasien positif virus menunjukkan 10-100
petekie (26/39; 67%). Selain itu, ada perbedaan yang signifikan secara
statistik dalam kelompok 10-100 (P = 0,0037) dan > 100 petekie (P =
0,0247) antara penderita dengan virus postif dan virus negatif.
Sedangkan distribusi petekie tidak memilkiki perbedaan signifikan pada
penderita dengan virus postif dan virus negatif.
Sebagian besar penderita (45/58; 78%) dilakukan pengambilan
sampel darah untuk memeriksa jumlah sel darah lengkap dan CRP (C
reactive protein). Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan hasil
laboratorium yang signifikan antara penderita dengan virus positif dan
virus negatif pasien. Kultur darah hanya dianalisis pada penderita yang
dirawat di rumah sakit tanpa pengobatan antibiotik sebelum masuk. Pada
3 dari 38 sampel kultur darah (8%), bakteri yang terdeteksi, yaitu
Flavimonas oryihabitans, Streptococcus agalactiae and coagulase
negative staphylococci. Pemberian antibiotic hanya pada penderita yang
terbukti terinfeksi Streptococcus agalactiae.
Pada 39 dari 58 pasien yang dianalisis selama masa studi, minimal
terdapat 1 virus yang terdeteksi dalam NPA. Infeksi virus tunggal (23/39;
59%) sedangkan koinfeksi dengan > 2 patogen ( 8/39, 20,5%). Penderita
dengan koinfeksi virus secara signifikan terjadi pada usia lebih muda (2,3
± 2,16 tahun) sedangkan pada infeksi virus tunggal dengan usia ( 4,18 ±
3,26 tahun) (P = 0,0440). Secara signifikan koinfeksi menyebabkan
tingkat rawat inap yang lebih tinggi (15/16; 93,75%) dibandingkan
dengan pasien virus negatif (12/19; 63%; P = 0,0472). Menariknya,
penderita dengan koinfeksi virus menunjukkan jumlah leukosit lebih
tinggi (12641 ± 3274/μL) dibandingkan dengan virus negatif (8455 ±
3155/μL; P = 0,0063) dan infeksi virus tunggal (9393 ± 4780/μL; P =
0,0642).
Patogen yang paling sering berkaitan dengan ruam petekie adalah
CMV dan EBV (masing-masing 11/58, 18 % dari semua pasien ). Diikuti
oleh EV dan RV (masing-masing 8/58 , 14 % dari semua pasien ) dan
H1N1 dan HBoV (masing-masing 5/58 , 9 % dari semua pasien ). 10 dari
11 pasien positif CMV ( 91 % ) dan 9 dari 11 pasien positif EBV ( 82 %)
dirawat di rumah sakit . Adapuntemuan laboratorium , pasien positif
CMV menunjukkan peningkatan jumlah trombosit ( 297.970 ±
99617/μL ), leukositosis ( 13.630 ± 3337/μL ). Selain itu , pasien positif
EBV yang menderita limfadenitis adalah 3/11 pasien; 27 %.
Sampel PCR-positif secara kualitatif dapat dengan jelas dibedakan
dari sampel negatif dengan viral load rata-rata mulai dari 438 × 103
untuk coronavirus dan 805 × 109 untuk adenovirus.
e. Diskusi
Pada jurnal, Diskusi dan Kesimpulan di gabung menjadi satu bagian. Pada
Diskusi terdapat hasil penelitian, perbandingan dengan penelitian
sebelumnya dan jawab dari tujuan penelitian.
Penilaian VIA (Validity, Importancy, Applicability)
I. Study validity
Research question
--Is the research question well-defined that can be answered using this study
design?
Menurut kami, penelitian dengan menggunakan design penelitian pada jurnal ini
dapat menjawab tujuan dari dilakukannya penelitian.
Randomization
--Were the patients randomized to the intervention and control groups by a well-
defined method of randomization?
Pada jurnal, telah dijelaskan mengenai pengambilan sampel
--Was the randomization list concealed from patients, clinicians and researchers?
Pada jurnal tidak disebutkan siapa yang menentukan sampel
--Do the patients in each group have similar characteristics at the beginning of
the study?
Ya, karena menurut jurnal setiap kelompok sudah memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi yang sama pada setiap kelompok
Follow-up
--Were all patients counted at the end of the study?
Ya, pada awal penelitian ada 58 pasien yang ikut dalam penelitian. Hingga pada
kesimpulan, tetap dimasukkan ada jumlah 58 pasien
--If not, how many patients were lost to follow up and for what reason?
Tidak ada pasien yang keluar dari penelitian.
--Were the patients analysed in the group they originally were randomized to?
Metode analisis tidak dipaparkan dengan jelas pada jurnal ini.
Interventions and co-interventions
--Were the performed interventions described in sufficient detail to be followed by
others?
Tidak ada intervensi dalam penelitian ini.
II. Results
Selection of outcomes
--Does the article report all relevant outcomes including side effect?
Hasil yang dijabarkan cukup lengkap pada setiap karakteristik klinis pasien
Effect size
--Was there a difference between the outcomes of the treatments, and how big was
the difference?
-
--How reliable is the results: what are the confidence intervals?
Pada penelitian ini, perbedaan angka yang di dapatkan bermakna antara penderita dengan virus positif dan negatif
III. Applicability
Using results in your own setting
--Are your patient so different from those studied that the results may not apply to
them?
Berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi, maka penelitian ini dapat diterapkan pada
pasien-pasien di RSMH.
--Is your environment so different from the one in the study that the methods could
not be use there?
Jika dilakukan di RSMH Penelitian ini tidak dapat memasukkan kriteria klinis
petekie berdasarkan musim
Importance
--Is this study improtant?
Ya, penelitian ini penting karena hasil penelitian ini dapat membantu klinisi
dan paramedis untuk
Kesimpulan : Penelitian pada jurnal ini Valid, Important dan Applicable.