SITUS BENTENG Dl PAPUA BARAT: FUNGSI NILAI PENTING …

7
SITUS BENTENG Dl PAPUA BARAT: FUNGSI NILAI PENTING DALAM KEARIFAN LOKAL (Fort Site in West Papua: Value, Function in Local Knowledge) Rini Maryone Balai Arkeologi Papua, Jalan lsele, Kampung Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura 99358 Telepon (0967) 572467, Faksimile (0967) 572467 e-mail: [email protected] INFO ARTIKEL ABSTRACT Histori artikel Diterima: 22 Juli 2016 Direvisi: 12 Agustus 2016 Disetujui: 14 Oktober 2016 Keywords: fort, Studies on the site of the fort in West Papua has never been done. This paper aims to be able to know forts in West Papua, the importance and function of the fortress. The method used in this research is the field surveys, interviews and a literature review. Archaeological research find Yenbekaki fort, Usaha Jays fort, Wayom fort, Claudia sacred fort, and Babo fort. Construction of the fort was based on the defense function and has values of local wisdom is with wear resources adapted to the local environment and the local topography. ABSTRAK fuction, value, local knowledge Kata kunci: benteng, fungsi, nilai penting, kearifan lokal Kajian tentang situs benteng di Papua Barat belum pernah dilakukan. Tulisan ini bertujuan dapat mengetahui benteng-benteng yang ada di Papua Barat, nilai panting dan fungsi benteng tersebut. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lapangan, wawancara dan kajian pustaka. Penelitian benteng yang dilakukan di Papua Barat menemukan benteng Yenbekaki, benteng Usaha Jaya, benteng Wayom, benteng keramat Claudia, dan benteng Babo. Pembangunan benteng didasarkan pada fungsi pertahanan serta memiliki nilai kearifan lokal yaitu dengan memanfaaatkan sumberdaya lingkungan setempat dan disesuaikan dengan topografi setempat. PENDAHULUAN Di Papua Barat dan juga di daerah lain di Indonesia, terdapat banyak tinggalan budaya, yang terdiri atas bangunan, situs ataupun objek bergerak yang bernilai arkeologi, sejarah, dan prasejarah. Peninggalan- peningalan tersebut dapat mengungkapkan dan menjelaskan gambaran mengenai sejarah bangsa dan mampu menjelaskan sejarah manusia secara umum. Salah satu tinggalan budaya tersebut berupa benteng atau situs perbentengan yang dijumpai di daerah pesisir. Keberadaan peninggalan benteng membuka peluang mengkaji benteng/situs perbentengan tanpa harus dikaitkan dengan kemiliteran, tetapi dapat dilihat dari segi kehidupan lainnya. Misalnya, kehidupan seni, linguistik, kearifan lokal dan maritim. Berbagai kajian seni yang terkait dengan data arkeologi (seni, linguistik, dan arsitektur benteng terkait dengan aktivitas kemaritiman. Kajian terhadap benteng dalam arkeologi sangat menarik dan layak dikembangkan, karena memiliki nilai- nilai yang terkandung di dalamnya. Di Indonesia, benteng tua pada dasarnya dibangun dengan cara membuat gundukan tanah yang melingkar untuk melindungi suatu pemukiman atau tempat yang dianggap panting (Triwuryani, 1995). Benteng-benteng pertahanan seperti ini sering dijumpai pada pemukiman-pemukiman kuno yang juga terdapat di daerah Papua Barat. Tujuan utama pendirian sebuah benteng dimaksudkan untukmelindungi diri dari gangguan-gangguan yang datang dari luar atau dipakai untuk Situs Benteng di Papua barat: Fungsi Nilai Penting Dalam Kearifan Lokal, Rini Maryone 139

Transcript of SITUS BENTENG Dl PAPUA BARAT: FUNGSI NILAI PENTING …

Page 1: SITUS BENTENG Dl PAPUA BARAT: FUNGSI NILAI PENTING …

SITUS BENTENG Dl PAPUA BARAT: FUNGSI NILAI PENTING DALAM KEARIFAN LOKAL (Fort Site in West Papua: Value, Function in Local Knowledge)

Rini Maryone Balai Arkeologi Papua, Jalan lsele, Kampung Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura 99358 Telepon (0967) 572467, Faksimile (0967) 572467 e-mail: [email protected]

INFO ARTIKEL ABSTRACT

Histori artikel Diterima: 22 Juli 2016 Direvisi: 12 Agustus 2016 Disetujui: 14 Oktober 2016

Keywords: fort,

Studies on the site of the fort in West Papua has never been done. This paper aims to be able to know forts in West Papua, the importance and function of the fortress. The method used in this research is the field surveys, interviews and a literature review. Archaeological research find Yenbekaki fort, Usaha Jays fort, Wayom fort, Claudia sacred fort, and Babo fort. Construction of the fort was based on the defense function and has values of local wisdom is with wear resources adapted to the local environment and the local topography.

ABSTRAK fuction,

value, local knowledge

Kata kunci: benteng, fungsi,

nilai penting,

kearifan lokal

Kajian tentang situs benteng di Papua Barat belum pernah dilakukan. Tulisan ini bertujuan dapat mengetahui benteng-benteng yang ada di Papua Barat, nilai panting dan fungsi benteng tersebut. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lapangan, wawancara dan kajian pustaka. Penelitian benteng yang dilakukan di Papua Barat menemukan benteng Yenbekaki, benteng Usaha Jaya, benteng Wayom, benteng keramat Claudia, dan benteng Babo. Pembangunan benteng didasarkan pada fungsi pertahanan serta memiliki nilai kearifan lokal yaitu dengan memanfaaatkan sumberdaya lingkungan setempat dan disesuaikan dengan topografi setempat.

PENDAHULUAN

Di Papua Barat dan juga di daerah lain di Indonesia, terdapat banyak tinggalan budaya, yang terdiri atas bangunan, situs ataupun objek bergerak yang bernilai arkeologi, sejarah, dan prasejarah. Peninggalan­peningalan tersebut dapat mengungkapkan dan menjelaskan gambaran mengenai sejarah bangsa dan mampu menjelaskan sejarah manusia secara umum. Salah satu tinggalan budaya tersebut berupa benteng atau situs perbentengan yang dijumpai di daerah pesisir. Keberadaan peninggalan benteng membuka peluang mengkaji benteng/situs perbentengan tanpa harus dikaitkan dengan kemiliteran, tetapi dapat dilihat dari segi kehidupan lainnya. Misalnya, kehidupan seni, linguistik, kearifan lokal dan maritim. Berbagai kajian seni

yang terkait dengan data arkeologi (seni, linguistik, dan arsitektur benteng terkait dengan aktivitas kemaritiman. Kajian terhadap benteng dalam arkeologi sangat menarik dan layak dikembangkan, karena memiliki nilai­nilai yang terkandung di dalamnya. Di Indonesia, benteng tua pada dasarnya dibangun dengan cara membuat gundukan tanah yang melingkar untuk melindungi suatu pemukiman atau tempat yang dianggap panting (Triwuryani, 1995). Benteng-benteng pertahanan seperti ini sering dijumpai pada pemukiman-pemukiman kuno yang juga terdapat di daerah Papua Barat.

Tujuan utama pendirian sebuah benteng dimaksudkan untukmelindungi diri dari gangguan-gangguan yang datang dari luar atau dipakai untuk

Situs Benteng di Papua barat: Fungsi Nilai Penting Dalam Kearifan Lokal, Rini Maryone

139

Page 2: SITUS BENTENG Dl PAPUA BARAT: FUNGSI NILAI PENTING …

memperkuat atau mempertahankan kedudukan. Sesuai fungsinya untuk berlindung atau mempertahankan diri dari serangan musuh dan juga sebagai sarana pertahanan, bangunan benteng dirancang untuk memenuhi rasa aman bagi penghuninya, terutama terhadap ancaman dari luar lingkungannya.

Di Indonesia, teknologi pem­bangunan benteng yang lebih kuat dapat dilihat pada benteng yang dibangun oleh bangsa Eropa, khususnya Portugis. Teknologi yang digunakan adalah dengan menggunakan bahan batu bata dan batu alam, serta menggunakan spesi campuran pasir dan kapur karang {Mansyur, 2006: 48).

Sebuah benteng terbuat dari batu karang yang disusun dengan campuran pasir. Penggunaan materi batu karang diduga karena alasan praktis, yaitu bahwa ketersediaan materi tidak jauh dari lokasi benteng. Dugaan yang lain adalah batu karang sama kuat dengan batu andesit untuk dijadikan sebagai bahan bangunan benteng.

Posisi benteng sangat strategis dan menguntungkan dimana benteng tersebut terletak di atas bukit, sehingga wilayah pantauan dapat menjangkau kawasan yang lebih luas, dalam menahan serangan musuh dari berbagai arah. Selain itu posisi benteng yang berada tidak jauh dari pinggir pantai memungkinkan untuk memantau kekuatan musuh yang datang dari arah laut. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui peninggalan benteng di Papua Barat, fungsi benteng dan nilai yang terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan melalui dua tahap yaitu pengumpulan data dan pengolahan data. Pengumpulan data

benteng dilakukan dengan survei, wawancara dan melakukan studi pustaka. Pengolahan data dilakukan dengan deskripsi, analisis dan di i nterpretasi.

PEMBAHASAN

Manusia untuk mem­pertahankan kehidupan pribadi maupun komunitasnya, selalu menjaga kelangsungan hidupnya dengan pihak lain, dalam interaksi dengan pihak lain tersebut pasti akan muncul gejolak yang dapat membahayakan hidupnya. Oleh karena itu dengan kesadaran untuk mengurangi dampak negatif dari gesekan yang serius dengan kelompok lain, manusia melakukan berbagai hal. Salah satunya adalah menyiapkan sarana pertahanan. Pembangunan sarana pertahanan dikaitkan dengan kemampuan kelompok dalam memanfaatkan berbagai sumber daya, yang berhubungan dengan sumber daya manusia dan budaya, serta sumber daya alam lingkungan. Melihat uraian di atas, maka dalam kesempatan ini hal yang akan di kaji berkenaan dengan nilai penting dan fungsi benteng khususnya benteng sebagai bukti kearifan lokal.

Benteng di Papua Barat

Hasil penelitian Balai Arkeologi Jayapura di Papua Barat telah menemukan situs perbentengan, yaitu:

Benteng Yenbekaki

Balai Arkeologi Jayapura pada awal tahun 2009 dalam survei arkeologi telah menemukan Situs Benteng Yenbekaki. Terletak di Kampung Arefi, Distrik Selat Sagawin, Kabupaten Raja Ampat. Secara astronomis, terletak pada 00° 45' 15" LS dan 130" 51' 3" LU. Arah hadap situs ini adalah barat daya, dengan ketinggian 1,5 mdpl.

140 Jurnal Papua, Volume 8, No.2, November 2016: 139-145

Page 3: SITUS BENTENG Dl PAPUA BARAT: FUNGSI NILAI PENTING …

Jarak benteng ini dengan laut 20 m, sebelah utara be~arak 30 m dari benteng, terdapat batu karang, wama hitam, selebar 1 m yang memanjang dari darat ke laut. semacam jembatan yang menghubungkan ke laut, apabila diperhatikan batu 1n1 merupakan sejenis dermaga alamiah {Suroto, et. a/., 2009 : 19). Dari aspek teknologinya, konstruksi benteng berbahan batu gamping, terumbu karang, dan batu kali, yang disusun rapi tanpa bahan spesisebagai perekat.

Situs Yenbekaki adalah benteng pertahanan dan keamanan Kerajaan Tidore untuk mengamankan kepentingan ekonomi dari bajak laut. Namun demikian, Situs benteng Yenbekaki juga difungsikan oleh pendukung gerakan koreri sebagai media pemujaan terhadap dewa mereka yaitu Manarmakeri.

Gambar 1. Benteng Yenbekaki {dokumentasi Balai Arkeologi Jayapura)

Situs Benteng Kampung Usaha Jaya

Survei dan ekskavasi Balai Arkeologi Jayapura pada tahun 2012 telah menemukan Situs Benteng Kampung Usaha Jaya terletak di Kampung Usaha Jaya, Pulau Misool,

Kabupaten Raja Ampat. Ukuran panjang dinding benteng sebelah utara 36 meter, sebelah selatan 38 meter, sebelah timur 21 meter dan sebelah barat 23 meter. Ukurantinggi benteng 120 em, Iebar bagian atas 150 em, Iebar bagian dasar 250 em.

Benteng ini dibangun untuk memenuhi rasa aman bagi penduduk kampung, terutama terhadap ancaman musuh dari luar perlindungan dan pertahanan dari serangan musuh. Keletakan benteng menempati posisi yang strrategis dari segi keletakannya, yaitu berada tidak jauh dari pinggir pantai yang memungkinkan untuk memantau kekuatan musuh yang datang dari arah laut {Tim Penelitian, 2012).

Gambar 2. Benteng Kampung Usaha Jays (dokumentasi Balai Arkeologi Jayapura)

Situs Benteng Wayom

Balai Arkeologi Jayapura pada tahun 2013, telah ditemukan Situs Benteng Wayom yang terletak di Kampung Wayom, Distrik Salawati Barat, Kabupaten Raja Ampat.Situs ini terletak di pinggiran pantai. Benteng berbentuk segi empat dengan pondasi dari susunan karang I aut. Pad a permukaan tanah dari situs benteng ini ditemukan sebuah fragmen keramik berwama putih palos. Benteng ini merupakan peninggalan kolonial pada Perang Dunia II, berfungsi sebagai sarana pertahanan di Kampung Wayom. Peninggalan benteng di

Situs Benteng di Papua barat: Fungsi Nilai Penting Dalam Kearifan lokal, Rini Maryone

141

Page 4: SITUS BENTENG Dl PAPUA BARAT: FUNGSI NILAI PENTING …

Distrik Salawati merupakan bukti bahwa wilayah ini strategis sehingga benteng berfungsi sebagai pertahanan dapatmembuktikan bahwa diwilayah Pulau Salawati pada tahun 1942-1944 (Tim Penelitian, 2013).

Gambar 3. Benteng Wayom (dokumentasi Balai Arkeologi Jayapura)

Situs Benteng Keramat {Claudia)

Penelitian Balai Arkeologi Jayapura tahun 2010 menemukan Situs Benteng Keramat Claudia terletak di atas sebuah bukit di Teluk Tomolol, Pulau Misool, Kabupaten Raja Ampat. Arah hadap situs ke pantai di sebelah selatan a tau ke arah pantai. Berdasarkan pengamatan terhadap struktur benteng diketahui bahwa bentuk benteng ini setengah lingkaran, dan susunan bangunanya memanjang hingga ke puncak bukit.yang salah satu sisinya terjal Secara umum kondisi Situs Claudia telah rusak, dan juga telah ditumbuhi beragam jenis pohon dan belukar. Tetapi struktur benteng berupa pagar batu masih terlihat jelas.

Pagar-pagar batu tersebut berjumlah tiga baris, baris pertama yang dekat kaki bukit di pesisir, baris kedua berada di bagian tengah, dan baris ketiga merupakan pagar yang mengelilingi bagian puncak bukit. Di situs ini ditemukan juga cangkang moluska yang mengindikasikan pernah

dikonsumsi oleh manusia pendukung situs tersebut (Tim penelitian, 2010 : 27-28).

Temuan benteng keramat di Kampung Tomolol sebagai salah satu bentuk peninggalan masa lampau. Benteng keramat merupakan susunan bangunan tembok-tembok batu pada sebuah bukit. Terdapat tiga buah susunan tembok batu yang mengelilingi bukit tersebut dengan jarak antara masing-masing tembok batu cukup luas sebagai tempat untuk bergerak. Tembok-tembok tersebut disusun layaknya berundak, tembok pertama disusun melingkar pada posisi yang berdekatan dengan pantai berjarak 30 meter. Jika dilihat dari kondisi situs dan temuan didalamnya menggambarkan bahwa tempat tersebut dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan yaitu selain sebagaitempat perlindungan juga sebagai teempat tinggal karena didukung oleh temuan cangkang moluska yang cukup banyak. Benteng ini juga diperkirakan sebagai pusat kegiatan religi karena pada bagian puncak bukit terdapat susunan batu sebagai media pemujaan.

Benteng pertahanan di Babo

Survei yang dilakukan Balai Arkeologi Jayapura pada tahun 2012 telah menemukan benteng pertahanan tentara Jepang di Babo. Benteng ini berfungsi untuk mempertahankan daerah kekuasaan dari serangan tentara Amerika. Benteng berbentuk huruf U. Situs benteng ini terdiri atas 11 struktur dengan panjang rata-rata 15 meter, Iebar 1 0 em, dan ketinggian kurang lebih 5 meter. Benteng tersebut dibangun pada tahun 1942 (Tim penelitian, 2012).

142 Jurnal Papua, Volume 8, No.2, November 2016: 139-145

Page 5: SITUS BENTENG Dl PAPUA BARAT: FUNGSI NILAI PENTING …

Gam bar 4. Keadaan benteng saat ini dan keadaan benteng masa lalu (dokumentasi

Balai Arkeolgi Jayapura)

Sumber lokal dan asing menyebutkan bangsa-bangsa kolonlal telah mendirikan benteng di Papua (Sinaga, 2013), disebutkan bahwa pendirian benteng pertama di Papua dimulai dengan kedatangan lnggris, di Teluk Doreh. Kapten Hayes bersama pasukan lndia-lnggris membangun benteng kecil di Teluk Doreh yang dinamakan Fort Coronation. Pendirian benteng ini bertujuan agar pasukan lnggris dapat menjaga keamanan dari perdagangan barter dengan penduduk setempat, dalam upaya melindungi perdagangan antarpulau dan keamanan koloni lnggris dari campur tangan bangsa Eropa lainnya. Belanda mulai mendirikan benteng Fort du Bus di Teluk Triton pada tanggal 24 Agustus 1828. Oleh karena pendirian Fort du Bus tldak memberlkan keuntungan, serta dipicu pula dengan mengganasnya penyakit malaria yang menyerang serdadu Belanda yang

menjaga benteng, maka pads tahun 1836 benteng tersebut di tinggalkan.

Nllal Panting dan Fungal Benteng

Pada masa sejarah benteng dibangun oleh kolonialis Eropa, baik itu Portugis, Belandamaupun lnggris, yang tujuannya sebagai upaya menandingi sistem pertahanan masyarakat/ penguasa lokal. Adapun tujuan selanjutnya adalah dengan sasaran mendapatkan dan mengamankan monopoli perdagangan oleh-bangsa Eropa lainnya. Tindakan para kolonialis yang berdagang dengan membawa senjata menyebabkan para penguasa dan masyarakat lokal dlruglkan, balk materi maupun martabat, dan dapat menimbulkan pertawanan dimana­mana (Sedyawati, 2007 :104).

Benteng mamiliki nilai kasejarahaan, ilmu pengetahuan, kebudayaan serta sosial ekonomi. Nilai pentlng bagl sejarah, sebuah benteng merupakan bukti fisik keberadaan sabuah pusat pemerintahan/kekuatan dan pertahanan masyarakat setempat/ pihak lain dari periode tertentu. Tidak dapat dapat dipungkiri bahwa keberadaan benteng-benteng di Papua Barat terkait dengan sejarah lokal dimasa lalu.

Hal panting bagi pengembangan ilmu pengatahuan, khususnyaarkeologi dan sejarah arsitektur tradisional. Adapun nllal pentlng kebudayaan sebuah benteng terkait hubungannya dengan masyarakat, tennasuk masyarakat adat, di sebuah legenda/ cerita rakyat mengenai benteng dan tokoh-tokoh mesa lalu yang terlibat dalam pe~alanan sejarah daerah ini. Berkenaan dengan nilai panting sosial ekonomi, hal itu berkaitan dengan kemampuan situs benteng sebagai sarana peraga dalam pendidikan sejarah kebudayaan, khususnya

Situs Benteng di Papua barat: Fungsi Nilai Penting Dalam Kearifan Lokal, Rlnl Maryone

143

Page 6: SITUS BENTENG Dl PAPUA BARAT: FUNGSI NILAI PENTING …

mengenai bentuk lingkungan perbentengan, kota dan kehidupannya pada masa lalu.

Benteng Sebagai Bukti Kearifan Lokal

Beberapa benteng yang telah disebutkan di atas merupakan karya masyarakat setempat khususnya masyarakat Papua di wilayah Papua Barat. Kearifan lokal sebagai sistem, mengintegritaskan pengetahuan, budaya dan kelembagaan, serta praktek pengelolaan sumber daya budaya fisik benteng. Hal ini terlihat dari strategi penempatan benteng atau pemilihan landskap, penggunaan bahan yang berasal dari lingkungan setempat dan bentuk benteng yang mengikuti bentuk topografi lingkungan setempat. Kebutuhan manusia untuk dapat bertahan didalam lingkungannya terbagi dalam tiga kategori, yakni strategi untuk bertahan hidup sebagai dasar untuk kelangsungan hid up hayati, kebutuhan dasar untuk kelangsungan hid up manusiawi (Sumarwoto, 1994 : 62-64 dalam Koestoro 2013 : 38}.

Beberapa dari benteng-benteng yang disebutkan dalam tulisan 1m merupakan karya masyarakat setempat. Pengetahuan sederhana dalam menyusun dan menata material di setiap konstruksi pada benteng merupakan wujud dari kearifan lokal masyarakat yang ada pada saat itu. Tidak hanya menyangkut hal teknis yang menyangkut karya arsitektur dan teknologi persenjataan, strategi dan taktik pertahanan yang juga bagian dari sebuah kearifan lokal semua merupakan respon terhadap lingkungan, serta daya antisipasif masyarakat terhadap perubahan yang ditimbulkan oleh pengaruh lingkungn atau serangan musuh/kelompok masyarakat lain yang mengancam (Koestoro 2013: 38-39}.

PENUTUP

Di Papua Barat dijumpai beberapa situs perbentengan yang merupakan bukti nyata peradaban bangsa di masa lalu, terkait dengan pusat-pusat kekuasaan di kawasan 1m, yang menghubungkan masa kini dan masa lalu. Salah satu sebab sebuah benteng didirikan adalah bukti pertahanan masyarakat lokal terhadap pihak luar, benteng pertahanan dibangun sehingga masyarakat terhindar dari ancaman yang mengancam keselamatan mereka. lain halnya dengan benteng yang didirikan oleh pihak kolonial, yang bertujuan untuk mengamankan wilayah, pelayaran dan perdagangan mereka.

Keberadaan benteng adalah kearifan lokal masyarakat yang belajar dari pengalamannya, antara lain membangun bangunan yang merenspon lingkungan dengan bijak. Revitalisasi terhadap keberadaan benten~ merupakan upaya mengh1dupkan kembali warisan b~daya. Peninggalan benteng dapat d1kembangkan menjadi obyek wisata sejarah, sumber ide kreatifitas, serta mendukung pendidikan muatan lokal sejarah yang diajarkan di sekolah­sekolah.

144 Jurnal Papua, Volume 8, No.2, November 2016: 139-145

Page 7: SITUS BENTENG Dl PAPUA BARAT: FUNGSI NILAI PENTING …

DAFTAR PUSTAKA

Koestoro, Partanda Lucas. 2013. "Kearifan Lokal dalam Arkeologi" dalam Benteng danKearifan Lokal. Balai Arkeologi Medan.

Koestoro, Partanda Lucas. 2014. "Benteng di Sumatera Utara dan Prespektif Penelitian" dalam Benteng Du/u Kini dan Esok. Ke~asama Balai Arkeologi Yogyakarta dan lkatan Ahli Arkeologi Indonesia Komisi Daerah DIY- Jawa Tengah.

Mansyur, Syahruddin. 2006. "Sistem Pertahanan Kolonial di Maluku Abad XVI-XIX (Kajian Terhadap Pola Sebaran Benteng)", dalam Kapata Arkeologi Vol. 2. Balai Arkeologi Ambon.

Sedyawati, Edi. 2007. Keindahan dalam Budaya. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Sinaga, Rosmaida. 2013. Masa Belanda di Papua 1898-1962. Jakarta: Komunitas Bam bu.

Tim Penelitian. 2009. Laporan Penelitian Arkeo/ogi di Kampung Arefi, Distrik Selat Sagawin, Kabupaten Raja Ampat. Balai Arkeologi Jayapura.

Tim Penelitian. 201 0. Laporan Penelitian dan SuNei Arkeologi di Kabupaten Raja Ampat. Balai Arkeologi Jayapura.

Tim Penelitian. 2012. Laporan Penelitian Arkeologi dan Siar Islam di Wilayah Misool, Kabupaten Raja Ampat. Balai Arkeologi Jayapura.

Tim Penelitian. 2012. Laporan Penelitian dan SuNei Arkeologi di Kabupaten Babo. Balai Arkeologi Jayapura.

Tim Penelitian. 2014. Laporan Penelitian dan Ekskavasi di Situs Kampung Usaha Jaya. Pu/au Misool Kabupaten Raja Ampat. Balai Arkeologi Jayapura.

Triwuryani. 1995. "Aiokasi Situs-situs Arkeologi Das Way Sekampung", makalah Man usia dalam Ruang Studi Kawasan Arkeologi, Yogyakarta, 15-16 Maret.

Situs Benteng di Papua barat: Fungsi Nilai Penting Dalam Kearifan Lokal, Rini Maryone

145