Ringkasan UTS Data Mining

23
Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205 Ringkasan UTS Data Mining 1. Data mining ekstraksi / pemahaman pattern yang menarik pada data. Memiliki sifat non – trivial, implisit, sebelumnya tidak diketahui, dan berpotensi berguna. 2. Istilah lain dalam data mining : Knowledge Discovery on Database (KDD). Data / pattern analysis. Data dredging. Data archeology. Knowledge extraction. Business intelligence. Information harvesting. 3. Interesting point diukur dari : Objective measure Subjective measure 4. Proses pada data mining :

Transcript of Ringkasan UTS Data Mining

Page 1: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Ringkasan UTS Data Mining

1. Data mining ekstraksi / pemahaman pattern yang menarik

pada data. Memiliki sifat non – trivial, implisit, sebelumnya tidak

diketahui, dan berpotensi berguna.

2. Istilah lain dalam data mining :

Knowledge Discovery on Database (KDD).

Data / pattern analysis.

Data dredging.

Data archeology.

Knowledge extraction.

Business intelligence.

Information harvesting.

3. Interesting point diukur dari :

Objective measure

Subjective measure

4. Proses pada data mining :

Page 2: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

5. Data mining pada business intelligence :

6. Contoh aplikasi data mining :

Sistem database dan data warehouse web mining,

business intelligence.

Machine learning + statistik healthcare + medical data

mining.

7. Data bisa berasal dari :

Structured :

Database

Data warehouse

Flat file transaction record

Advanced :

Page 3: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Data online

Sequence data / temporal

Object relational database

Database heterogen

Data spasial

8. Fungsi data mining :

Generalisasi :

Karakterisasi mendeskripsikan suatu class dari ciri –

ciri atau atributnya.

Diskriminasi karakteristik yang membedakan antar

class.

Asosiasi dan korelasi / mining frequent pattern

mendeskripsikan hubungan antar atribut.

Classification dan reggression :

Classification dari ciri – ciri akan menghasilkan label.

Reggression lebih ke ciri – cirinya, dan yang dicari

adalah nominal value.

Cluster analysis data untuk melatih mesin tidak ada label.

Digunakan untuk preposition classification. Termasuk

unsupervised learning.

Outlier analysis transaksi normal jumlahnya banyak

sekali, mendeteksi terjadinya keanehan atau terjadi masalah

pada transaksi (mendeteksi anomali / kejadian tidak biasa).

9. Teknik yang digunakan data intensive, data warehouse, OLAP,

statistik, pattern recognition.

10. Evaluasi knowledge coverage, accuracy, timeliness

11. Isu major pada data mining :

Page 4: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Mining methodology harus semakin canggih (akurat dan

cepat).

User interaction bisa dipahami secara interaktif.

Efisiensi dan scalability berkaitan dengan sumber daya,

semakin cepat maka semakin efisien.

Keberagaman data type

Data mining dan society berkaitan dengan data privasi.

12. Karakteristik data set :

Dimensionality banyak atribut, belum tentu baik.

Sparsity titik jarang pada dimensi besar.

Resolution skala data.

Distribution dispersion / penyebaran data.

13. Dataset dibuat dari data object (sampel atau 1 row). Data

object dideskripsikan oleh attribute.

14. Jenis attribute jenis nilai dari kolom :

Nominal kategori / jenis class dan tidak ada ranking atau

perbedaan nilai. Contoh pekerjaan (PNS, guru).

Binary atribut yang hanya 2 states dan tidak ada

perbedaan nilai. Contoh jenis kelamin (laki – laki,

perempuan).

Ordinal atribut yang ada nilai rankingnya. Contoh :

jenjang pendidikan, jabatan di perusahaan.

Numeric kuantitas, ada ukuran nilai dimana jarak antar

nilai jelas. Contoh : umur. Ada 2 jenis numeric :

Interval tidak ada true zero point. Contoh : Celsius.

Rasio ada true zero point (kosong). Contoh : Kelvin,

ruang kelas yang kosong.

Page 5: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Discrete nilai diantaranya ada finite value. Contoh : zip

code.

Continuous antara 2 nilai tidak dapat dihitung. Contoh :

panjang.

15. Mendeskripsikan data dengan basic statistic :

Central tendecy :

Mean rata – rata nilai

Median nilai tengah

Modus frekuensi yang paling sering muncul

MidRange rata – rata value terbesar dan terkecil

data.

Dispersion :

Range max – min

Quartiles membagi menjadi 4 bagian.

Inter – quartiles range Q3 – Q1.

5 number summary min, q1, median, q3, max.

Boxplot mendeskripsikan 5 number summary.

Quantile to quantile plot

Page 6: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Scatter plot

Standar deviasi

Varian

Outlier

16. Visualisasi data mempermudah melihat data di dimensi

tinggi pada 2 dimensi atau 3 dimensi. Jenisnya :

Pixel – oriented warna pixel merefleksikan nilai yang

berkorespondensi.

Page 7: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Geomterical projection visualisasi melalui transformasi

dan proyeksi geometri.

Icon – based visualisasi nilai data sebagai icon.

Hierarchical visualisasi data menggunakan partisi hirarki

ke subspace.

Visualisasi complex data visualisasi data non numerik

seperti text atau sosial media.

17. Proximity measure cara mengukur perbedaan 2 titik

(jarak antar 2 row) bisa persamaan atau perbedaannya.

18. Ukuran kualitas data :

Akurasi berkaitan dengan error rate dan alat ukur.

Interpretability

Completeness

Konsistensi

Timeliness data update harus sesuai dengan jadwalnya.

Believability

19. Task yang dilakukan pada data preprocessing :

Data cleaning incomplete (value yang hilang), noisy (data

yang diluar expected value), inconsistent (berhubungan

dengan format data), intentional (data yang disembunyikan

karena tidak relevan).

Data integration menggabungkan data dari sumber

berbeda ke coherent store.

Data reduction menghapus atribut tidak penting. Contoh

: data compression

Page 8: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Data transformation fungsi yang memetakan seluruh

value ke himpunan baru yang valuenya digantikan (value

lama bisa diidentifikasi dengan value baru). Tekniknya :

Smoothing menghilangkan noise dari data.

Attribut / feature construction atribut baru dibuat

dari yang diberikan.

Aggregation summarization, data cube

construction.

Normalization discale menjadi range yang lebih

kecil. (contoh : min – max, z – score, decimal scaling)

Discretization konsep hierarchy climbing (contoh

binning equal – width dan equal – depth).

20. Cara handle data yang hilang / tidak lengkap :

Mengabaikan tuple

Mengisi missing value :

Manual

Global constant

Ukuran central tendecy

Mean / median yang dari kelas yang sama

Value yang memungkinkan

21. Cara handle noisy data :

Binning smoothing bin means, median, boundaries.

Regresion smooth ke fungsi regresi.

Clustering deteksi dan menghilangkan outlier.

Gabungan inspeksi manusia dan komputer deteksi value

yang mencurigakan dan diperiksa oleh manusia.

22. Proses data cleaning :

Page 9: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Data discrepancy detection menggunakan metadata,

check field overloading, menggunakan data scrubing dan

auditing.

Data scrubing menggunakan simple domain

knowledge untuk cek error dan membuat koreksi.

Data auditing dengan analisa data untuk

menemukan rules dan relationship untuk deteksi

violator.

Data migration dan integration ETL untuk mengizinkan

user specify transformasi ke GUI.

23. Data integration proses mengombinasikan data dari

source berbeda ke coherent store. Harus memperhatikan schema,

entity, dan resolve data conflict. Ini dilakukan agar meminimalkan

redundancy.

24. Schema integration mengintegrasikan metadata dari

source berbeda contoh : A.custID = B.custNo.

25. Indentifikasi masalah entitas identifikasi entitas real

world, attribute value dari source berbeda.

26. Deteksi dan menyelesaikan konflik data value :

Untuk entitas yang sama, value attribute dari source

berbeda adalah berbeda.

Possible reasons : representasi berbeda, skala yang berbeda

(contoh : metric vs british unit).

27. Data redundancy terjadi ketika integrasi dengan database

berbeda :

Page 10: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Object identification atribut yang sama / objek mungkin

memiliki nama berbeda di database lain.

Derivable data satu atribut bisa saja diturunkan menjadi

derived attribute di tabel lain.

Bisa dideteksi dengan correlation analysis dan covariance

analysis.

Integrasi yang teliti dari source berbeda mungkin membantu

menghindari redundancy dan ketidak konsisten-an dan

meningkatkan kecepatan dan kualitas mining.

28. Correlation analysis :

Untuk data nominal menggunakan chi square test.

Untuk numeric data menggunakan correlation

coefficient.

29. Data reduction :

Bertujuan untuk mendapat reduced representation dari

dataset yang lebih kecil secara volume tetapi menghasilkan

hasil analisis yang sama / mendekati.

Dilakukan ketika : dimensi tinggi sehingga diturunkan agar

lebih mudah dianalisis.

Strategi :

Dimensionality reduction menghapus atribut tidak

penting.

Numerosity reduction.

Data compression.

30. Akibat dimensionality :

Ketika dimensionality meningkat, sparsity data meningkat.

Page 11: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Density dan distance antar point yang kritis terhadap

clustering, outlier detection menjadi kurang meaningful.

Possible combinations of subspace meningkat secara

eksponensial.

31. Dimensionality reduction :

Menghindari akibat dari dimensionality.

Membantu eliminasi fitur yang tidak relevan dan

mengurangi noise.

Mengurangi waktu dan space yang dibutuhkan pada data

mining.

Mengizinkan visualisasi yang lebih mudah.

32. Teknik untuk mengurangi dimensionality :

Wavelet transforms.

Principal Component Analysis (PCA) mencari proyeksi

yang merekam variasi terbesar dari data. Caranya, data asli

di proyeksikan ke space yang kecil, menghasilkan

dimensionality reduction, kemudian menemukan

eigenvector dari covariance matrix. Eigenvektor ini

mendefinisikan space baru.

Supervised dan teknik nonlinear (contoh feature selection).

33. Numerosity reduction mengurangi data volume dengan

memilih alternatif, bentuk kecil dari representasi data.

Metodenya :

Parametric asumsikan data fit model, estimasikan model

parameter, store hanya parameter, dan discard data.

Contoh regresi, log – linear model.

Regresi

Page 12: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

o Linear data dimodelkan untuk fit garis lurus.

Rumus : y = wx+b

o Multiple mengizinkan respon variabel Y untuk

dimodelkan sebagai fungsi linear dari

multidimensional feature vector. Rumus : y = b0 +

b1x1 + b2x2.

Log – linear model memperkirakan discrete

multidimensional distributions.

Non – parametric jangan asumsikan model. Contoh :

histogram, clustering, sampling.

Histogram membagi data ke bucket dan store

average (sum) untuk setiap bucket. Partition rules :

o Equal width equal bucket range.

o Equal frequency equal depth.

Clustering partisi dataset ke cluster berdasarkan

kesamaan kemudian store representasi cluster

(centroid dan diameter).

o Lebih efektif jika data di cluster tapi tidak efektif

jika data smeared.

o Bisa mempunyai hierarchical clustering dan

distore ke multidimensional index tree structure.

o Banyak pilihan clustering definitions dan

algoritma.

34. Data cube aggregation :

Lowest level (base cuboid)

o Aggregated data untuk entitas interest individual.

o Contoh : customer memanggil data warehouse.

Multiple level lebih jauh mengurangi ukuran data.

Page 13: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Reference appropriate menggunakan representasi

terkecil yang cukup untuk menyelesaikan tugas.

Query berkaitan informasi aggregate dijawab menggunakan

data cube.

35. Transformasi data :

Fungsi yang mapping semua nilai attribute ke set baru

dimana value lama bisa diidentifikasi dengan value baru.

Metode :

Smoothing menghilangkan noise data.

Attribute / feature construction atribut baru dibuat

dari data yang diberikan.

Aggregation summarization, data cube

construction.

Normalization discale ke range yang lebih kecil dan

specified.

Discretization konsep hierarchy climbing.

36. Data warehouse decision support database yang

dimaintain terpisah dari database operasional. Sifatnya : subject

oriented, integrated, time – variant, non – volatile. Proses

membuat data warehouse disebut data warehousing.

37. Sifat data warehouse :

Subject oriented fokus modelling dan analisis data untuk

decision makers, dan diatur berdasarkan subject (customer,

product, sales), serta mengeluarkan data yang tidak

dibutuhkan.

Integrated dibuat dengan integrasi dari source data yang

berbeda. Disini diapply data cleaning dan data integration.

Page 14: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Time – variant berisi data historical dan mengandung

elemen waktu baik eksplisit maupun implisit.

Non – volatile update dari operational database tidak

terjadi di data warehouse environment. Tidak butuh proses

transaksi, recovery, dan control concurrency.

38. Data warehouse dipisahkan dengan database operasional

karena :

Lebih khusus di tune untuk analisis (OLAP) complex OLAP

queries, multidimensional view, consolidation.

Fungsi berbeda dan data berbeda :

Data yang hilang membutuhkan historical data yang

tidak biasa dimaintain operational DB.

Data consolidation membutuhkan agregation dan

summarization data dari source yang berbeda.

Data quality source yang berbeda biasa datanya

tidak konsisten dan harus di reconciled.

39. Arsitektur data warehouse :

Page 15: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

40. Data warehouse model :

Enterprise warehouse mengumpulkan semua informasi

tentang subject spanning keseluruhan organisasi.

Data mart subset dari coorporate – wide data yang

valuenya hanya digunakan untuk specified user.

Virtual warehouse kumpulan view operational database

dan hanya beberapa summary view yang bisa di

materialized.

41. Extraction, Transformation, Loading (ETL) :

Data extraction data didapat dari beragam source.

Data cleaning deteksi error di data dan membenarkannya

ketika memungkinkan.

Data transformation konversi data dari format asal ke

format warehouse.

Load sort, summarize, consolidate, menghitung views,

cek integrity, membuat indicies dan partisi.

Refresh menjalankan update dari data source ke

warehouse.

42. Metadata repository :

Metadata adalah data yang mendefinisikan warehouse

object.

Deskripsi struktur data warehouse skema, view, dimensi,

hirarki, derived data, data mart location, konten.

Operational metadata history data yang dimigrasi dan

path transformasi, monitor informasi, keadaan data (aktif /

archived / purged).

Algoritma summarization.

Mapping dari operational ke warehouse.

Page 16: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Data terkait performa sistem warehouse skema, view,

derived data definition.

Business data business terms dan definisi, kepemilikkan

data, charging policies.

43. Data cube dilihat dari berbagai dimensi :

Dimension table contoh item, waktu.

Fact table mengandung measure dan key dari dimension

table yang terkait.

44. Modelling data warehouse :

Star schema fact table terhubung dengan kumpulan

dimension table.

Snowflake schema beberapa dimensi ternormalisasi ke

set yang lebih kecil.

Fact constellations beberapa fact table share dimension

table. Dilihat sebagai kumpulan star schema. Disebut juga

galaxy schema.

45. Data cube measure :

Distributive jika hasil derive dengan apply fungsi ke n

aggregate values SAMA dengan derived dengan apply fungsi

ke semua data tanpa partisi. Contoh : COUNT, SUM, MIN,

MAX.

Algebraic jika bisa dikomputasi dengan fungsi aljabar

dengan M argumen, tiap argumen di apply dengan

distributive aggregate function. Contoh : AVG, MIN_N,

STDEV.

Page 17: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Holistic jika tidak ada bound konstan di storage size yang

butuh dijelaskan subaggregate. Contoh : MEDIAN, MODE,

RANK.

46. Operasi OLAP :

Roll – up / drill – up menaikkan hirarki (dimensi

reduction).

Roll – down / drill – down dari high level ke low level

summary (data lebih detail).

Slice dan dice proyeksi dan select.

Pivot visualisasi, reorient cube, 3D ke 2D.

Drill across melibatkan lebih dari 1 fact table.

Drill through melalui bottom level cube ke back end

relational table (menggunakan SQL).

47. 4 views mengenai design data warehouse :

Top – down mengizinkan selection informasi relevan yang

diperlukan untuk data warehouse.

Data source ekspos informasi yang akan dicapture,

stored, dan manage oleh operational system.

Data warehouse mengandung dimension tabel dan fact

tabel.

Business query view melihat perspektif data di

warehouse dari view end user.

48. Data warehouse process design :

Top – down dimulai oleh desain keseluruhan dan

perencanaan matang.

Bottom up dimulai dari eksperimen dan prototype

(rapid).

Page 18: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Waterfall analisis sistematis dan terstruktur pada tiap

step sebelum proses ke step berikutnya.

Spiral rapid generation dari functional system, short

turnaround time, quick turnaround.

49. Proses desain data warehouse yang dilakukan :

Memilih bisnis proses ke model.

Memilih grain (atomic level pada data) dari business

process.

Memilih dimensi yang diapply ke tiap record tabel fact.

Memilih measure yang mempopulasikan tiap record tabel

fact.

50. Kegunaan data warehouse :

Pemrosesan informasi support query, analisis statistik

dasar, reporting menggunakan crosstabs, tabel, chart, graph.

Pemrosesan analytical :

Analisis multidimensional dari data data warehouse.

Support basic operasi OLAP, slice – dice, drill, pivot.

Data mining :

Knowledge discovery dari pattern tersembunyi.

Support asosiasi, membangun model analitikal,

menjalankan prediksi dan klasifikasi,

mempresentasikan hasil mining menggunakan tools

visualisasi.

51. Online analytical mining (OLAM) :

Kualitas data yang tinggi di data warehouse karena

mengandung data yang integrated, konsisten, dan telah

dibersihkan.

Page 19: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Menyediakan struktur pemrosesan informasi seputar data

warehouse ODBC, OLEDB, web accessing, service faclities.

OLAP based exploratory data analysis mining dengan

OLAP operation (drilling, dicing, pivoting).

On-line selection fungsi data mining integrasi dan

swapping dengan berbagai fungsi mining, algoritma, dan

tugas.

52. Data cube bisa dilihat sebagai lattice of cuboid :

Paling bawah base cuboid

Paling atas hanya mengandung 1 cell.

Berapa cuboid dalam n – dimensional cube dengan L level.

53. Indexing data OLAP :

Join index map value ke list record => mematerialkan

relational join dan mempercepat relational join.

Pada data warehouse, join index berkaitan dengan value

dimensi start schema ke baris di tabel fact.

54. Pemrosesan secara efisien query OLAP :

Menentukan operasi mana yang harus dijalankan di cuboid

yang tersedia transform, drill, roll ke OLAP operasi

(contoh : dice = selection + projection).

Menentukan materialized cuboid mana yang harus dipilih

OLAP.

55. Arsitektur server OLAP :

Relational OLAP :

Page 20: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Menggunakan relational atau extended-relational

DBMS untuk store dan manage warehouse data dan

OLAP middleware.

Menyertakan optimisasi DBMS backend, implementasi

aggregation logic navigasi, tools dan service tambahan.

Scalability yang lebih baik.

Multidimensional OLAP :

Sparse array – based multidimensional storage engine.

Indexing cepat untuk prekomputasi data yang

diringkas.

Hybrid OLAP :

Fleksibilitas, contoh : low level (relational), high level

(array).

Specialized SQL Server :

Dukungan spesialisasi untuk query SQL diatas star /

snowflake schema.

56. Attribute oriented induction :

Mengumpulkan task – relevant data menggunakan database

query.

Menjalankan generalisasi dengan penghapusan atribut atau

generalisasi atribut.

Mengaplikasikan aggregation dengan merging tuple yang

identik dan tergeneralisasi, kemudian menghitung count

nya.

Interaksi dengan user untuk presentasi knowledge.

57. Prinsip dasar attribute orientation :

Data focusing task – relevant data termasuk dimensi,

hasilnya adalah initial relation.

Page 21: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Penghapusan atribut menghapus atribut jika ada banyak

distinct value tetapi tidak ada operator generalisasi atau

diekspresikan sebagai atribut lain.

Generalisasi atribut jika ada banyak distinct value dan ada

operasi generalisasi, kemudian select operator dan

generalisasi atribut.

Attribute threshold control biasanya 2 – 8, bisa

ditentukan sendiri / default.

Generalized relation threshold control control relasi akhir

/ rule size.

58. Algoritma dasar attribute oriented induction :

InitialRel query processing task – relevant data,

menurunkan initial relation.

PreGen berdasarkan analisis banyaknya distinct value di

tiap atribut, menentukan rencana generalisasi untuk

penghapusan atribut atau cara generalisasi.

PrimeGen berdasarkan PreGen plan, menjalankan

generalisasi ke right level untuk menurunkan “prime

generalized relation”, mengakumulasi count nya.

Presentation interaksi user : mengatur level dengan

drilling, pivoting, map ke rules / crosstabs / visualisasi.

59. Presentasi hasil yang telah digeneralisasi :

Generalized relation :

Relasi dimana beberapa atau semua atribut

digeneralisasi dengan count atau aggregation.

Cross tabulation :

Memetakan hasil ke cross tabulation.

Page 22: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

Teknik visualisasi diagram pie, diagram batang,

kurva, cubes.

Quantitative characteristic rule :

Memetakan hasil yang telah digeneralisasi ke aturan

karakteristik dengan informasi kuantitatif yang terkait.

60. Perbandingan kelas mining :

Metode :

Partisi kumpulan data relevan ke target class dan

contrasting class.

Generalisasi kedua class ke konsep high level yang

sama.

Membandingkan baris dengan high level description

yang sama.

Mempresentasikan setiap tuple description dan 2

measure : support dan comparison.

Highlight tuple dengan fitur diskriminan yang kuat.

Analisis relevan menemukan atribut / fitur yang

membedakan class.

61. Persamaan dan perbedaan concept description dengan cube

– based OLAP :

Persamaan :

Generalisasi data.

Presentasi data summarization di berbagai level

abstraksi.

Drilling, pivot, slice, dice secara interaktif.

Perbedaan :

OLAP memiliki preprocessing yang sistematis, query

independent, dan bisa drill down ke low level.

Page 23: Ringkasan UTS Data Mining

Timothy Orvin Edwardo – LE01 – 1901456205

AOI memiliki alokasi level otomatis dan bisa

menjalankan analisis relevansi dimensi ketika ada

beberapa dimensi relevan.

AOI bekerja di data yang tidak berada di relational

forms.

62. Frequent pattern :

Pattern yang dicari bisa berupa item set.

Mencati sekelompok item yang muncul frequently.

Tujuan : mengetahui pola frequent item set.

63. Apriori prior knowledge tentang pattern sehingga

menemukan frequent pattern.

64. Prior knowledge suatu item set yang frequent pattern,

pasti subsetnya frequent juga. Jika salah 1 subset tidak frequent

pattern, maka itemset tersebut tidak frequent.

65. Pattern growth mengubah bentuk transaksi ke frequent

pattern tree.

66. Suatu itemset disebut frequent jika support nya lebih besar

sama dengan minimum support.

67. Suatu association rules dianggap interesting jika :

Support >= minimum support.

Confidence >= minimum confidence.