Resensi Novel

27
A. Identitas Buku a. Judul Buku : Tanjung Cinta b. Jenis Buku : Novel c. Pengarang : Heriyati d. Penerbit : Republika e. Percetakan : PT Gramedia, Jakarta f. Editor : Nurul Hikmah

description

resensi tanjung cinta

Transcript of Resensi Novel

Page 1: Resensi Novel

A. Identitas Buku

a.       Judul Buku                        : Tanjung Cinta

b.      Jenis Buku                        : Novel

c.       Pengarang                         : Heriyati

d.      Penerbit                              : Republika

e.       Percetakan                         : PT Gramedia, Jakarta

f.       Editor                                 : Nurul Hikmah

g.      Desain Cover          : eja-creative 14

h.      Tahun Terbit                      : Juni 2010

i.        Tebal                                 : ii + 338 Halaman

j.        Panjang dan Lebar          : 20,5 cm x 13,5 cm

B. Sinopsis

Page 2: Resensi Novel

Manggale adalah seorang pemimpin di sebuah perusahaan milik ayahnya yang bernama Bekarlah. Dia merupakan pemimpin yang cerdas yang disegani oleh karyawan-karyawannya. Selain cerdas Manggale juga taat beribadah kepada Allah SWT.

Ketika dia masih menjadi mahasiswa di universitas Carihi (sekolah penemu), Manggale terpesona pada gadis bernama Sinjarani. Sinjarani adalah seorang gadis dari Tanjung Gunung yang memiliki paras cantik nan anggun. Selain cantik, Sinjarani juga gadis yang terkenal cerdas dan misterius bagi Manggale.

Namun pada saat Manggale menyatakan perasaanya kepada Sinjarani, dia ditolak oleh gadis tersebut dan sejak saat itu Sinjarani menghilang dari kehidupan Manggale. Manggale selalu mencari keberadaan pujaan hatinya itu dan tidak pernah berhasil.

Saat kenyataan terungkap bahwa Manggale bukan anak kandung dari kedua orang tuanya, melainkan Manggale dibawa oleh Mayor Cecingal yang mengaku sebagai ayahnya. Dunia terasa runtuh. Orang yang dia ingin bunuh karena telah menyabotase perusahaannya adalah ayahnya sendiri.

Dan datanglah Toham dalam hidup Manggale. Manggale dan Toham bagaikan pinang dibelah dua. Kemiripan diantara mereka sangat jelas. dan terbukalah titik terang dari masalah yang dihadapi oleh Manggale. Ternyata Manggale adalah adik Toham yang dulunya diculik oleh Mayor Cecingal saat dia masih bayi.

Mayor cecingal berencana untuk menyerang Tanjung Gunung dan menghabisi seluruh masyarakat yang ada di sana saat Badai Matahari datang. Namun rencana tersebut gagal karena tangan kanan Mayor Cecingal yang sudah tidak tahan dengan kejahatannya menyuntikkan racun ke dalam tubuhnya saat dia akan melakukan operasi pelastik dan Mayor Cecingal terbunuh.

Saat harapan dan penantian Manggale untuk bertemu Sinjarani terkabul. Kenyataan pahit harus dihadapi oleh Manggale lagi. Ternyata Sinjarani sudah menikah dengan Toham (kakaknya sendiri) dan memiliki anak bernama Hatub. Dan Manggale berusaha menerima kenyataan itu, karena dia yakin Sinjarani akan bahagia jika bersama Toham.

C. Unsur Instrinsik

1.Tema

Page 3: Resensi Novel

Menurut pendapat Saad (1967:185), tema adalah persoalan pokok yang

menjadi pikiran pengarang, di dalamnya terbayang pandangan hidup dan cita-

cita.

Menurut pendapat Aminuddin (2010:91), tema merupakan persoalan utama yang

diungkapkan oleh pembuat cerita didalam sebuah karya tulis, novel, cerpen, puisi. Tema

biasa didapat dari suatu  keadaan atau motif tertentu yang terdiri dari suatu obyek

peristiwa kejadian atau lainnya. Tema cerita bermacam-macam, diantaranya

kepahlawanan, perjuangan, percintaan, kehidupan sosial,dan sebagainya.   

Tema cerita dari novel “Tanjung Cinta” adalah tentang ilmu pengetahuan dan

percintaan dengan nuansa religi. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan berikut ini

Kutipan 1

“Waw menakjubkan sekali. Lalu, bagaimana selanjutnya?” Tanya Telama tak

sabar.

“Kita hubungkan ke satelit untuk mencari warna cahaya yang sama dengan

cahaya ini,” kata Manggale sambil membaca basmalah lagi. (halaman 39).

Kutipan 2

“Sinjarani, mengapa tak kau buat aku tahu siapa dirimu? Mengapa begitu

sulit menemukanmu? Ya, Allah, tolonglah hamba-Mu ini.”(halaman 43).

2.Latar

Latar adalah peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun

peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis.

Latar dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

Latar Tempat

Page 4: Resensi Novel

Merupakan suatu unsur intrinsik dalam sebuah cerita yang menunjukkan suatu

tempat dalam rentangan kejadian dalam cerita. Latar tempat yang terdapat dalam

novel Tanjung Cinta adalah:

-Perusahaan Bekarlah, tepatnya di kantor Manggale. Berikut kutipannya:

“Silakan,”suara Manggale terdengar kecil, terapi jelas.Telama memasuki kantor Manggale yang cukup luas tersebut. Kantor itu merangkap laboratorium. (halaman 7).

-Apartemen. Berikut kutipannya:

Aku merasa telah ditunggu-tunggu sedemikian lamanya. Aku merasa tidak asing berada di antara mereka,” kata Manggale sambil melihat-lihat keadaan apartemen yang asri itu.Toham menyambut kedatangan mereka. “Selamat dating di apartemen kami. Silakan duduk.

-Kampus Carihi. Berikut kutipannya:

“Tepat. Tumben kali ini agak ilmiah.”Keduanya tergelak lagi kerimbunan kampus Carihi membuat mereka betah berada di sana. Bersenada gurau, tapi tidak keluar dari ranah keilmiahan. (halaman 71).

-Sungai di Tanjung Gunung. Berikut kutipannya:

Kelincahan Sinjarani dalam menaklukkan arus sungai sudah tak dapat disangkal lagi. Tubuh Sinjarani bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Dia berenang dengan berbagai gaya. (halaman 105).

Latar WaktuMerupakan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng. Latar

waktu yang dipaparkan penulis dalam novel Tanjung Cinta adalah pada pagi dini

hari, siang, sore, dan malam hari.

-Pagi dini hari. Berikut kutipannya:

Page 5: Resensi Novel

Manggale mengambil wudhu, lalu tidur. Setengah jam sebelum subuh,

dia terbangun. Lalu, berwudhu dan mendirikan shalat tahajud dua

rakaat dan witir satu rakaat. (halaman 24).

-Siang hari. Berikut kutipannya:

“Sewot, ya? Ya, sudahlah. Aku mau ke perpustakaan dulu. Mau ikut?”

ajak Sinjarani.

“Aku harus membayar latihan fisik kemarin. Nanti, ketemu di kantin

sekitar pukul 2 siang aja,” kata waniah. (halaman 51).

-Sore hari. Berikut kutipannya:

Sinjarani terbangu mendengar azan ashar. Suara itu begitu merdu.

“Suara kak Toham,” katanya pelan. “Merdu juga.” Sinjarani tersenyum

pada dirinya sendiri. (halaman 110).

-Malam hari. Berikut kutipannya:

Malam menjelang. Suara jangkrik mulai bersautan. Tanjung Gunung

teras begitu damai. Angin berembus sepoi-sepoi. Sinjarani menemui

Wania’ah di rumahnya yang berjarak hanya sekitar empat rumah dari

rumah Sinjarani. (halaman 117).

Latar SuasanaMerupakan suasana sekeliling saat terjadinya peristiwa yang menjadi

pengiring atau latar belakang kejadian penting. Suasana di dalam novel Tanjung

Cinta ini lebih di dominasi dengan haru. Suasana-suasana lain yang tampak pada novel

tersebut adalah senang, sedih, bahagia, dan menegangkan.

-Senang. Suasana senang tampak ketika Manggale sudah berbicara langsung dengan

Sinjarani. Berikut kutipannya:

“Jangan sewot, dong, Sobat. Aku tadi berbincang dengan Sinjarani."

Page 6: Resensi Novel

“Sinjarani? Wow, bagaimana caranya?”

Telama tahu bahwa sobatnya tersebut telah menaruh hati kepada si

cantik, Sinjarani. Bertahun-tahun tak pernah ada nama gadis yang

pernah terucap dengan penuh kasih dari bibir sobatnya itu, selain nama

Sinjarani. Kini, impian itu menjadi agak terang. Dia ikut merasa

senang. (halaman 55).

-Sedih. Suasana sedih tampak ketika lamaran Manggale ditolak oleh Sinjarani.

Berikut kutipannya:

“Maafkan aku, Manggale. Aku tak bisa menerimamu. Maafkan aku.

Bumi dan langit seperti menyatu dan Manggale merasa dirinya berada

di antaranya. Tergencet. Dadanya tersa sesak. Jari-jarinya menjadi

kaku. Air matanya mengalir. Manggale terisak.”Allah, tolonglah

hamba-Mu ini,”bisiknya. (halaman 193).

-Menegangkan. Suasana menegangkan tampak ketika Manggale harus

menghadapi kenyataan tentang siapa dirinya yang sesungguhnya. Berikut

kutipannya:

Pada saat gambar yang menunjukkan suasna balai Magemi, mata

Manggale terbelakak karena bayi yang diculik Mayor Cecingal

memakai baju dengan angka 256. Dia melihat baju bayinya. Dicarinya

angka itu.

“Ya, Allah,256? Akulah bayi itu?”. (halaman 311).

3.Alur/plot

Menurut Stanton (1965:14) alur/plot adalah cerita yang berisi    urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat,

Page 7: Resensi Novel

peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Peristiwa-peristiwa cerita dimanifestasikan lewat perbuatan, tingkah laku, dan sikap tokoh-tokoh (utama)cerita.

Menurut Nurgiyantoro (1995:113) alur/plot merupakan cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.). Alur dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya :

Alur Maju

Alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus atau alur progresif.

Peristiwa-peristiwa ditampilkan secara kronologis, maju, secara runtut dari awal

tahap, tengah hingga akhir.

Alur Mundur

Alur mundur disebut juga alur tak kronologis, sorot balik, regresif, atau

flashback. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau tengah dan baru

kemudian tahap awalnya.

 Alur Campuran

Alur campuran merupakan alur yang dimulai dari awal/masa sekarang, masa

lalu, kembali ke masa sekarang, kemudian masa depan.

Alur yang digunakan dalam novel “Tanjung Cinta” karya Heriyati adalah alur

campuran.

Berikut kutipannya:

Kutipan 1

Satu bulan telah berlalu sejak sabotase kebakaran itu. Manggale masih terus

melakukan uji coba terhadap the energy touch. Selama itu, Telama bersama

timnya tetap melakukan analisis dan pengamatan, terutama terhadap gas

telegu dan tempat misterius yang belum diketahui namanya tersebut.

(halaman 37).

Page 8: Resensi Novel

Kutipan 2

Penyerbuan itu telah meninggalkan luka yang sangat dalam, terutama

bagi keluarga Bahto dan Maknawi, orang tua Toham. Bagaimana

tidak, mereka kehilangan anak yang belum sempat diberi nama.

Mereka hanya tahu bahwa bayi mereka mempunyai angka 256.

(halaman 95).

Dari kutipan di atas bisa disimpulkan bahwa alur yang digunakan dalan

novel Tanjung Cinta adalah alur campuran. Pada awal memang menggunakan alur

maju. Tapi, disisi lain pengarang sering memperlihatkan kisah masa lalu dari tokoh-

tokoh novel tersebut, sehingga kita ikut terhanyut flashback ke masa lalu itu.

4.Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi

sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Sedangkan penokohan

adalah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya

yang dapat berubah pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadat,

dan sebagainnya. (Kutha, 2007:165). Dilihat dari segi peranan atau tingkat

pentingnya tokoh dalam cerita, tokoh dibagi menjadi tokoh utama dan tokoh

pendukung.            

 

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam novel yang

bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai

pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.

Tokoh pendukung adalah tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita atau

tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh

utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar

belakang cerita.

Page 9: Resensi Novel

Tokoh utama dalam novel “Tanjung Cinta” adalah :

  Manggale yang cerdas

Berikut kutipannya:

Manggale memakai kacamata khusus membaca. Kacamata tersebut

akan membuat otak Manggale memproses data hanya dalam waktu

kurang dari lima menit. Tingkat keakuratan kacamata yang dinamai

IQRA’ tersebut telah teruji selama bertahun-tahun. Bahkan, IQRA’

telah mengalami beberapa kali pembenahan fungsi dan kapasitasnya.

IQRA’ adalah temuan Manggale yang pertama yang membuat dia

dinyatakan lulus dari SEKOLAH CALON PENEMU. (halaman 11).

Manggale juga seorang pemimpin yang sangat memperhatikan

keselamatan karyawan-karyawannya. Berikut kutipannya:

“Pak, biar saya yang membawa kantong itu.”pinta Pak Jinapi setengah

memohon.

“Tidak apa-apa, Pak,”kata Manggale.

“Tapi, Pak biarkan sya…”

“Aman, Pak. Tenang saja,”kata Manggale menenagkan.

Bagi Pak Jinapi, lebih baik dia yang menjadi korban daripada

bosnya yang begitu baik dan cerdas. Tapi Manggale sangat tahu apa

yang dia lakukan.Dia lebih memilih melakukan semua ini sendiri

karena ini sudah menyangkut kredibilitasnya sebagai seorang

pimpinan yang harus melindungi semua asset Bekarlah dan karyawan

yang bekerja di sana. (halaman 29)

  Sinjarani yang solehah

Page 10: Resensi Novel

Berikut kutipannya:

“Aku mau istirahat dulu ya, Nekmau (binatang peliharaan Sinjarani).

Aku mau mengadu kepada Allah. Aku tak bisa begini terus terlalu

lama. Lalu, dia berlalu meninggalkan sahabat terkasihnya itu.

Sepeninggal Nekmau, Sinjarani menuju mushala. Dia merasa bersalah

karena tak mampu berkonsentrasi ketika menghadap-Nya. (halaman

281).

Selain solehah, Sinjarani juga rendah hati. Berikut kutipannya :

“Tidak salah Pak Payut menggadang-gadangmu sebagai pemimpin masa

depan suku kita,” puji Jenderal Murnayu.

“Alhamdulillah, tapi rasanya pujian jendral berlebihan,” kata Sinjarani

merendah.

“Rendah hati sekali kamu. Kita jalan-jalan Sinjar?” ajak jendral muda itu.

(halaman 231).

  Telama (teman Manggale) yang malang

Berikut kutipannya:

Telama adalah seorang anak yatim piatu yang diberi beasiswa penuh

oleh perusahaan ayah Manggale. Kehidupan Telama cukup

mengharubirukan. Ayahnya seorang pecandu narkoba yang akhirnya

meninggal karena AIDS. Ibunya juga terinfeksi AIDS, tapi beliau

meninggal karena kecelakaan maut. (halaman75).

Meskipun nasibnya sangat malang, tetapi disisi lain dia juga orang yang

sangat bijaksana dan peduli terhadap temannya. Berikut kutipannya:

Page 11: Resensi Novel

Telama menarik napas panjang. “Kawanku, mungkin kau merasa dia

telah menjadi cinta pertamamu. Kau tak mampu melupakannya

sekejap mata pun. Kata orang, cinta pertama itu adalah cinta sejati.

Kau akan tidak peduli ketika orang lain mengatakan bahwa kau sudah

gila mencintai seorang gadis sebegitu dalam. Rasulullah sekalipun tak

mampu menepiskan bayangan Khadijah. Apalagi, kita yang manusia

biasa. Akan tetapi, mencintai mahluk-Nya berarti merelakan diri untuk

berjuang lebih keras untuk khusyuk dalam bermesraan dengan Allah.

Kita lebih banyak mengingat orang yang kita cintai daripada

mengingat Allah. Semua dianggap halal atas nama cinta. Lalu di mana

letak jembatan mencari ridho Allah?” (halaman 73).

  Toham yang pemberani

Berikut kutipannya :

Toham telah berada di kokpit dan mulai menerbangkan pesawat Kaloi.

Maneuver-manuver terus dilakukan Toham. Mereka bahkan sempat naik ke

ketinggian di atas atmosfer bumi. Dengan kepiawaiannya, dia berhasil

mengecoh pesawat pengintai terebut. Tapi Toham terpaksa menembak jatuh

salah satu pesawat pengintai tersebut. (halaman 199).

Selain pemberani, Toham juga sangat perhatian khususnya kepada

Sinjarani, orang yang ia cintai. Berikut kutipannya :

Toham tak tega melihat pemandangan itu. “Binga, tunggu di sini,” katanya

kepada Binga. Tohan terjun ke sungai. Dia berenang menghampiri Sinjarani

yang mulai tak sanggup menarik tubuh Nekmau.

Page 12: Resensi Novel

“Sinjar, istirahatlah. Biar aku yang membantu Nekmau,”kata Toham.

(halaman 108).

  Wani’ah (sahabat sekaligus sepupu Sinjarani) yang penyayang dan

pengertian

Berikut kutipannya:

Sinjarani beringsut dari tempat duduknya dan dengan pelan menuruni

pohon itu. Wani’ah tak tahan melihat wajah sahabatnya yang tampak

begitu bingung dan sedih.

“Kita panjat tebing besok. Mau?” ajaknya.

“Aku kurang pandai panjat tebing,” kata Sinjarani pelan masih dengan

mata sembab.

“Kan, ada aku. Pokoknya beres deh. (halaman 153).

Tokoh pendukung dalam novel “Tanjung Cinta” adalah :

  Panggale (ayah Manggale) yang jenius

Berikut kutipannya:

Alat pendingin itu adalah adalah hasil penemuan spektakuler dari

Panggale, the big boss, pendiri perusahaan. Alat tersebut diberi nama

ALGIN. Align begitu alami karena tenaga penggerak yang dipakai

adalah hasil dari penguapan air dari penampung air yang diubah

menjadi listrik. (halaman 15).

  Mbigale (ibu Manggale) yang bersifat keibuan

Berikut kutipannya:

Page 13: Resensi Novel

“Ada yang mengganggu pikiranmu, Nak?” tanya Mbigale,

ibunya.”Atau, kamu sedang tidak enak badan?”(halaman 18)

  Wanigale (adik Manggale) yang acuh

Berikut kutipannya:

“Ketika di akhirat, kita, kan, tidak dikelompokkan berdasarkan bentuk

fisik. Tapi, berdasarkan amal ibadah kita,” itu kata Wanigale bila

teman-temannya mulai membicarakan perbedaan fisik antara dia dan

kakaknya itu. (halaman 17)

  Taban (teman Toham) yang tegar

Berikut kutipannya:

Daya juang Taban sudah terlihat sejak masih bayi, operasi yang

dialaminya tidaklah menyebabkannya ketinggalan dari bayi

seangkatannya. (halaman 142).

Selain tegar taban juga sangat perhatian terhadap temannya

(Toham). Berikut kutipannya:

Semua yang ada di balai Magemi untuk sementara seolah-olah dapat

merasakan sakit hati yang dirasakan oleh Toham. Taban menepuk-

nepuk pundak Toham. Taban tak ingin Toham menjadai terlalu emosi.

(halaman 145).

  Payut (kakek Sinjarani) yang tegas

Berikut kutipannya:

“Latihan fisik kalian harus lebih ditingkatkan,” perintah Payut. “Kalian

akan dijemput sore nanti. Semua harus sudah siap di halte masing-

masing.”

Page 14: Resensi Novel

Tidak ada kata tidak bagi anak-anak Tanjung Gunung bila sudah

menyangkut perintah dari Payut. Mereka harus menjalankan

semuanya. Semua ini demi kebaikan dan keberlangsungan suku

Tanjung Gunung. (halaman 81).

Selain tegas payut juga orang yang sangat penyayang dan peduli

terhadap pendidikan anak-anak di Tanjung Gunung. Berikut kutipannya:

“Tidakkah Adinda perhatikan bahwa pendidikan untuk anak-anak

generasi penerus kita belum terorganisasi dengan baik. Kita mmasih

menjalankan proses yang sama selama bertahun-tahun. Kita belum

mengubah kurikulum pengajaran kepada anak-anak kita. (halaman89).

  Biyut (nenek Sinjarani) yang manja

Berikut kutipannya:

“Kakanda, terima kasih telah memilihku sebagai istrimu.”

Biyut bergelayut di tangan Payut yang kekar. (halaman 93).

Selain manja, Biyut juga lemah lembut terhadap Payut (suaminya).

Berikut kutipannya:

“Oh, Kakanda, janganlah kesedihan dan kemarahan ini merenggut

jiwamu yang agung,”gumamnya. (halaman 95).

  Pakran (ayah Sinjarani) yang penyayang

Berikut kutipannya:

Page 15: Resensi Novel

“Pasti Abah yang membawa Sinjar ke sini, kan?” kata Sinjarani manja.

“Ya, Sayang,” kata abahnya yang tiba-tiba sudah muncul di pintu

kamar. (halaman 155).

  Bukran (ibu Sinjarani) yang penyayag terhadap anaknya

Berikut kutipannya:

Tak henti aku bersyukur bahwa dia masih bisa hidup, terutama ketika

dia terjatuh ke sungai untuk yang ketiga kalinya. Waktu itu, mungkin

sudah tiga menit dia berada di dalam air. Bajunya tersangkut pohon

tumbang. Masya Allah, saat kuangkat,dia langsung menangis. Kupeluk

dia. Wajahnya sudah membiru, paru-parunya telah terisi air, dia

sempat takut melihat air. Lama membuatnya berani berenang

lagi,”kata Bukran meneteskan air mata mengenang kejadian nahas

yang menimpa Sinjarani. (halaman 102).

  Bahto (ayah Toham) yang perhatian

Berikut kutipannya:

Orang tua Toham paham apa yang ada dalam benak laki-lakinya itu.

“Jangan diberatkan oleh kesimpulan yang belum tentu benar, Nak,”

pesan ayahnya. (halaman 203).

  Makwani (ibu Toham) yang penyayang

Berikut kutipannya :

“Anakku, anakku, anakku… anankku…”

“ibu,” kata Manggale pelan. Ditatapnya wanita separuh baya itu. Dielusnya

wajah yang begitu lama dirindukannya tersebut.”Ibu…”(halaman 313).

Page 16: Resensi Novel

  Mayor cecingal yang kejam dan tidak memiliki perasaan

Berikut kutipannya:

“Calok, aku dengar Toham mempunyai anak usia empat tahun yang

sangat cerdas. Jangan bunuh anak itu. Kita teliti dia. Bila dia barang

bagus, akan aku jadikan penerusku,” kata Mayor Cecingal.

“Kasihan anak itu, Mayor,” kata Calok.

Sejak kapan kamu mempunyai perasaan?” tanya sang mayor dengan

suara yang lebih menggelegar. (halaman 323).

Selain tidak memiliki perasaan, Mayor Cecingal juga orang yang tidak

bisa gagal. Berikut kutipannya:

Mata laki-laki berwajah rupawan, tappi berhati bejat itu menyiratkan

kebencian, keserakahan, dan kekejian yang tiada tara. Dia paling benci

kalau rencananya gagal. Kemarahan itu akan memuncak dan akan

membuat orang di sekelilingnya merasa takut setengah mati. Tidak

terkecuali kegagalannya menyabotase Bekarlah dengan cara membakar

salah satu ruangan dan menyemprotkan gas telegu. (halaman 270).

  Calok (tangan kanan Mayor cecingal) yang tak tegaan

Berikut kutipannya:

Sejak kunjungannya terakhir ke Carihi dan memerhatikan anak-anak

yang bermain bola di taman, hatinya mulai tersentuh oleh kepolosan

anak-anak itu. (halaman 324).

  Sangte yang rakus

Berikut kutipannya:

Page 17: Resensi Novel

“Kenapa Sangte melakukan itu kepadaku?”

“Sangte adalah manusia rakus berkepribadian seperti anjing. Dia hanya

akan menurut kepada siapa saja yang memberinya makan.

Kedekatannya denganmu telah dimanpaatkan oleh orang lain yang

sangat haus kekuasaan dan jauh lebih rakus daripada Sangte.”(halaman

31).

  Hatub (anak Sinjarani dan Toham) yang polos dan lugu

Berikut kutipannya :

Jawaban ank-anak membuat Taban tak bisa menahan geli. “Sudah mandi?”

Hanya Hatub yang menjawab belum.

“Hatub belum mandi?” tanya Taban.

Hatub melihat ke teman-temannya sambil mencium baju kemeja kotak-kotak

yang dipakainya. Wani’ah tersenyum melihat kepolosan dan kejujuran

keponakannya itu. (halaman 261).

5.Sudut pandang

Sudut pandang menurut Korrie Layun Rampan (1983:29) adalah pilihan pengarang dalam menggunakan tokoh cerita untuk memilih dari sudut mana ia akan menceritakan ceritanya. Apakah  sebagai orang di luar saja, atau apakah pengarang juga akan turut dalam cerita itu.

Sudut Pandang menurut Aminuddin (2010:90) adalah cara pengarang

menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya. Dalam cerita fiksi,

mungkin saja pengarang hadir di dalam cerita yang diciptakannya sebagai

pelaku pertama atau mungkin ketiga.

Page 18: Resensi Novel

Dalam novel Tanjung Cinta, pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama

yang ditandai dengan penggunaan kata “Aku” dalam cerita ini. Hal ini menunjukkan

bahwa pengarang menceritakan peristiwa-peristiwa dan persoalan-persoalan yang

menyangkut diri pelaku secara lebih jelas. Berikut kutipannya :

“Bagaimana mungkin aku membiarkan hatiku kau bawa pergi, padahal

kau tak pernah menitipkan hatimu padaku?” Manggale

membatin.“Astaghfirullahal’azim. Duhai, Allah, bantulah aku keluar

dari siksa batin ini.” Manggale menitikkan air mata. (halaman 13).

6.Gaya bahasa

Gaya Bahasa atau Majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian

ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa

sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan

perasaan baik secara lisan maupun tulisan.

Dalam novel Tanjung Cinta gaya bahasa yang digunakan mudah dimengerti

dan tidak berbelit-belit.

7.Amanat

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang melalui karyanya. Amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu

dengan cara memberi ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa

yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan

secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat,

anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.

Pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui novel ini adalah :

Page 19: Resensi Novel

Selalu berusaha dan bekerja keras jika kamu ingin mendapatkan apa

yang kamu inginkan.

Harus selalu bersabar dalam menghadapi kehidupan serta  ikhlas

dalam menjalaninya dan jangan putus asa.

Janganlah kita lebih mencintai mahluk ciptaan Allah dibandingkan

dengan Allah.

Jangan mudah percaya kepada seseorang, karena orang yang kita

anggap teman sewaktu-waktu bisa menjadi lawan.

Dalam merencanakan sesuatu pasti akan ada halangan yang

menghadang, tujuan yang akan dicapai tidak akan berjalan dengan

mulus.