REFERAT Abortus Fix
-
Upload
dyah-ayu-kusumawarddhani -
Category
Documents
-
view
248 -
download
1
Transcript of REFERAT Abortus Fix
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
1/21
1
BAB I
PENDAHULUAN
Aborsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengguguran
kandungan. Makna aborsi lebih mengarah kepada suatu tindakan yang disengaja
untuk mengakhiri kehamilan seorang ibu ketika janin sudah ada tanda-tanda
kehidupan dalam rahim. Sedangkan abortus adalah berakhirnya kehamilan atau
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Abortus sendiri
terbagi dua yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus spontan adalah
merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses kehamilan
sebelum berumur 20 minggu. Penyebabnya dapat oleh karena penyakit yang
diderita si ibu ataupun sebab-sebab lain yang pada umumnya berhubungan dengan
kelainan pada sistem reproduksi.1
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberi
dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Diperkirakan diseluruh dunia setiap
tahun terjadi 20 juta kasus aborsi. Di Indonesia setiap tahunnya terjadi kurang
lebih 2 juta kasus aborsi, artinya 43 kasus/100 kelahiran hidup (sensus 2000).
Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia
masih cukup besar. Kematian akibat infeksi aborsi justru banyak terjadi di
negara-negara dimana aborsi dilarang keras oleh undang-undang.2
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
2/21
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Abortus memiliki beberapa pengertian menurut aspek medis diantaranya
pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa
kehamilan yang lengkap tercapai (38-40 minggu); pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (berat kurang dari 500 gram atau
kurang dari 20 minggu).3
Pengertian abortus (pengguguran kandungan) menurut hukum ialah
tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu
kelahiran, tanpa melihat usia kandungannya. Pengertian pengguguran kandungan
menurut hukum tentu saja berbeda dengan pengertian abortus menurut
kedokteran, yaitu adanya faktor kesengajaan dan tidak adanya faktor usia
kehamilan.4
2.2. JENIS ABORTUS
Jenis-jenis abortus menurut terjadinya dibagi menjadi:3
2.2.1. Abortus spontan
Merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses
kehamilan tanpa tindakan. Penyebabnya dapat oleh karena penyakit yang
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
3/21
3
diderita si Ibu ataupun sebab-sebab lain yang pada umumnya berhubungan
dengan kelainan pada sistem reproduksi.
2.2.2. Abortus Imminens ( Threatened abortion, Abortus mengancam )
Adalah ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
2.2.3. Abortus Insipiens
Ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat
dan mendatar, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus, tinggi fundus uteri
sesuai dengan usia gestasi berdasarkan HPHT.
Abortus insipiens terbagi menjadi tiga, yaitu :
1.
Abortus Kompletus
Ialah proses abortus dimana keseluruhan hasil konsepsi (desidua
dan fetus) telah keluar melalui jalan lahir sehingga rongga rahim kosong
pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram.
2.
Abortus Inkompletus
Ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
3. Abortus Infeksious
Ialah suatu abortus yang telah disertai komplikasi berupa infeksi
genital.
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
4/21
4
4. Septic Abortion
Ialah abortus infeksious berat disertai penyebaran kuman atau
toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.
Diagnosis septic abortion ditegakan jika didapatkan tanda
tanda sepsis, seperti nadi cepat dan lemah, syok dan penurunan kesadaran.
2.2.4. Abortus Provokatus
Abortus Provokatus adalah abortus yang sengaja dibuat atau
merupakan suatu upaya yang disengaja, baik dilakukan oleh ibunya sendiri
atau dibantu oleh orang lain, untuk menghentikan proses kehamilan
sebelum berumur 20 minggu, dimana janin (hasil konsepsi) yang
dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar.
Abortus provokatus dapat dibedakan menjadi:
1.
Abortus provokatus Medisinalis/Therapeutikus
Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi
menyelamatkan nyawa Ibu. Adapun pengguguran kandungan buatan
terapeutik telah mendapatkan pengaturan di dalam Pasal 75 UU Kesehatan
2009 yang bunyinya:
(1)Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2)Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,
baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita
penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
5/21
5
dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan;
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri
dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan
perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Adapun bunyi pasal 76 adalah :
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 hanya dapat dilakukan:
a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari
pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medik;
b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan
yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan
oleh Menteri.
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
6/21
6
e. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan
oleh Menteri.
Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan dari Pasal ini dijabarkan
antara lain mengenai keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu
hamil atau janinnya, dengan syarat-syarat :
a. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan
kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter kebidanan
dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.
b.
Mengkonsultasikan dengan sedikitnya dua orang ahli, yaitu ahli
obstetric/gynekologi dan ahli penyakit dalam atau ahli jantung yang
berpengalaman.
c. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum,
psikologi).
d. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau
keluarga terdekat.
e. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/ peralatan yang
memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.
f.
Prosedur tidak dirahasiakan.
g.
Dokumen medik harus lengkap.
Pelaksanaan pengguguran kandungan diluar syarat-syarat diatas
adalah perbuatan melanggar hukum dan baik pelaku pengguguran
kandungan maupun ibu hamil yang digugurkan kandungannya.
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
7/21
7
2.
Abortus Provokatus Kriminalis
Abortus yang sengaja dilakukan dengan tanpa adanya indikasi
medik (ilegal) dan dilarang oleh hukum. Biasanya pengguguran
dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obatan tertentu.
a. Kekerasan mekanik lokal
Dapat dilakukan dari luar maupun dari dalam.
Kekerasan dari luar dapat dilakukan sendiri oleh si ibu atau oleh
orang lain,seperti melakukan gerakan fisik berlebihan,
jatuh,pemijatan/pengurutan perut bagian bawah, kekerasan langsung
pada perut atau uterus, pengaliran listrik pada serviks dansebagainya.
Kekerasan dari dalam yaitu dengan melakukan manipulasivagina
atau uterus. Manipulasi vagina dan serviks uteri, misalnyadengan
penyemprotan air sabun atau air panas pada porsio, aplikasiasam
arsenik, kalium permanganat pekat, atau jodium tinktur; pemasangan
laminaria stift atau kateter ke dalam serviks; ataumanipulasi serviks
dengan jari tangan. Manipulasi uterus, denganmelakukan pemecahan
selaput amnion atau dengan penyuntikan kedalam uterus.
Pemecahan selaput amnion dapat dilakukan dengan memasukkan
alat apa saja yang cukup panjang dan kecil melaluiserviks. Penyuntikan
atau penyemprotan cairan biasanya dilakukan dengan menggunakan
Higginson tipe syringe, sedangkan cairannya adalah air sabun,
desinfektan atau air biasa/air panas.Penyemprotan ini dapat
mengakibatkan emboli udara.
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
8/21
8
b.
Obat / zat tertentu pernah dilaporkan penggunaan bahan tumbuhan
yang mengandung minyak eter tertentu yang dapat merangsang
salurancerna hingga terjadi kolik abdomen, jamu perangsang
kontraksiuterus dan hormon wanita yang merangsang kontraksi
uterusmelalui hiperemi mukosa uterus. Hasil yang dicapai sangat
bergantung pada jumlah (takaran), sensitivitas individu dankeadaan
kandungannya (usia gestasi).
Bahan-bahan tadi ada yang biasa terdapat dalam jamu peluntur,
nanas muda, bubuk beras dicampur lada hitam, dan lain-lain. Ada juga
yang agak beracun seperti garam logam berat,laksans dan lain-lain; atau
bahan yang beracun, seperti strichnin, prostigmin, pilokarpin,
dikumarol, kina dan lain-lain. Kombinasikina atau menolisin dengan
ekstrak hipofisis (oksitosin) ternyatasangat efektif. Akhir-akhir ini
dikenal juga sitostatika(aminopterin) sebagai abortivum.
2.3. KOMPLIKASI ABORTUS4
1. Perdarahan (hemorrhage) akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa
jaringan tertinggal.
2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan
oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.
3. Infeksi
4. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh:
- Perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik
-
Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
9/21
9
-
Dapat juga terjadi akibat refleks vasovagal atau neurogenik.
Komplikasi ini dapat mengakibatkan kematian yang mendadak.
Komplikasi dari post abortus berkembang menjadi 3 bagian besar :
1.
Evakuasi yang inkomplit dan atonia uterus yang menyebabkan
komplikasi perdarahan.
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
2.
Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri
yang merupakan flora normal. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi
terbatas pada desidua. Pada abortus septik, virulensi bakteri tinggi dan
infeksi menyebar ke perimetrium tuba, parametrium dan peritonium.
3. Kerusakan organ-organ
PEMBUKTIAN KASUS ABORTUS4,5
Untuk dapat membuktikan apakah kematian seorang wanita itu
merupakan akibat dari tindakan abortus yang dilakukan atas dirinya,
diperlukan petunjuk-petunjuk :
a. Adanya kehamilan
b. Umur kehamilan, bila dipakai pengertian abortus menurut pengertian
medis
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
10/21
10
c.
Adanya hubungan sebab akibat antara abortus dengan kematian
d.
Adanya hubungan antara saat dilakukannya tindakan abortus dengan saat
kematian
e. Adanya barang bukti yang dipergunakan untuk melakukan abortus sesuai
dengan metode yang dipergunakan
f. Alasan atau motif untuk melakukan abortus itu sendiri
PEMERIKSAAN KORBAN ABORTUS4
Pada korban hidup perlu diperhatikan tanda kehamilan misalnya
perubahan pada payudara, pigmentasi, hormonal, mikroskopik dan
sebagainya.
Pemeriksaan luar dilakukan seperti biasa sedangkan pada pembedahan
jenazah, bila didapatkan cairan dalam rongga perut, atau kecurigaan lain,
lakukan pemeriksaan toksikologik.
Periksa alat-alat genitalia interna apakah pucat, mengalami kongesti
atau adanya memar. Uterus diiris mendatar dengan jarak antar irisan 1 cm
untuk mendeteksi perdarahan yang berasal dari bawah. Pengambilan darah
dari jantung (segera setelah tes emboli) untuk pemeriksaan toksikologik.
Pengambilan urin untuk tes kehamilan/toksikologik dan pemeriksaan organ-
organ lain dilakukan seperti biasa.
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
11/21
11
1.
PEMERIKSAAN KORBAN HIDUP 4
Pada pemeriksaan pada ibu yang diduga melakukan aborsi, usaha
dokter adalah mendapatkan tanda-tanda sisa kehamilan dan menentukan
cara pengguguran yang dilakukan serta sudah berapa lama melahirkan.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan oleh Sp.OG.
Pemeriksaan tes kehamilan masih bisa dilakukan beberapa hari
sesudah bayi dikeluarkan dari kandungan, dijumpai adanya colostrum pada
peremasan payudara, nyeri tekan di daerah perut, kongesti pada labia
mayora, labia minora dan serviks. Tanda-tanda tersebut biasanya tidak
mudah dijumpai karena kehamilan masih muda. Bila segera sesudah
melahirkan mungkin masih didapati sisa plasenta yang pemastiannya perlu
pemeriksaan secara histopatologi (patologi anatomi), luka, peradangan,
bahan-bahan yang tidak lazim dalam liang senggama, sisa bahan
abortivum. Pada masa kini bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan
DNA untuk pemastian hubungan ibu dan janin.
2. PEMERIKSAAN POST MORTEM 5
Pemeriksaan dilakukan menyeluruh melalui pemeriksaan luar dan
dalam (autopsi). Pemeriksaan ditujukan pada:
a. Menentukan perempuan tersebut dalam keadaan hamil atau tidak. Untuk
ini diperiksa :
1)
Payudara secara makroskopis maupun mikroskopis
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
12/21
12
2)
Ovarium, mencari adanya corpus luteum persisten secara
mikroskopik
3) Uterus, lihat besarnya uterus, kemungkinan sisa janin dan secara
mikroskopik adanya sel-sel trofoblast dan sel-sel decidua
b. Mencari tanda-tanda cara abortus provokatus yang dilakukan
1)Mencari tanda-tanda kekerasan lokal seperti memar, luka,
perdarahan jalan lahir
2)Mencari tanda-tanda infeksi akibat pemakaian alat yang tidak steril.
Jika digunakan zat kimia secara lokal maka pada liang senggama
atau cavum uteri dapat ditemukan zat-zat tersebut.
3)
Jika digunakan obat-obatan oral atau suntikan maka tentunya obat-
obatan tersebut akan dapat dilacak melalui pemeriksaan
toksikologik.
c. Menentukan sebab kematian.
Dengan otopsi yang teliti disertai pemeriksaan penunjang maka
dapat diketahui penyebab kematiannya:
1)
Vagal refleks
Komplikasi ini terjadi karena adanya rangsangan pada
permukaan sebelah dalam dari canalis servikalis. Kematian khas
terjadi di meja operasi.
2)Perdarahan
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
13/21
13
Terjadi karena robeknya vagina, serviks, atau uterus sehingga
menyebabkan perdarahan yang masif.
3)Emboli udara
Komplikasi ini sering terjadi pada aborsi dengan alat semprot.
Dimana udara ikut masuk ke dalam pembukuh darah dan dapat
menyebabkan emboli udara pada arteri coronaria atau arteri otak.
Kematian terjadi dalam waktu 10 menit. Jumlah udara yang
mematikan tergantung dari banyak faktor. Udara sebanyak 10
mililiter saja sudah dapat menyebabkan kematian, tetapi pernah ada
laporan bahwa penderita dapat sembuh sesudah mengalami emboli
sebanyak 100 mililiter.
4)Sepsis
Dapat terjadi karena alat-alat yang digunakan tidak steril, uterus
tidak bersih, dan robeknya usus besar.
2.4. ABORSI DIPANDANG DARI SEGI HUKUM4,6
Dalam KUHP terdapat pasal-pasal yang berkaitan dengan abortus
yaitu pasal 299, 346,347,348, 349 KUHP.
1.
Pasal 299 KUHP
(1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruh supaya diobati dengan diberitahukan atau ditimbulkan
harapan bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan,
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
14/21
14
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana
denda paling banyak empat puluh lima ribu rupiah.
(2) Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau
jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah
sepertiga.
(3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan
pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
2.
Pasal 346 KUHP
Seorang wanita dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.
3. Pasal 347 KUHP
(1) Barang siapa dngan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
15/21
15
4.
Pasal 348 KUHP
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
(2) Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
5.
Pasal 349 KUHP
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu
melakukan salah satu kejahatan yang diterapkan dalam Pasal 347 dan 348,
maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana
kejahatan dilakukan.
Dari Pasal 346, 347 dan 348 KHUP, jelas bahwa undang-undang
tidak mempersoalkan masalah umur kehamilan atau berat badan dari fetus
yang keluar. Sedangkan pasal 349 dan 299 KUHP memuat ancaman
hukuman untuk orang-orang tertentu yang mempunyai profesi atau
pekerjaan tertentu bila mereka turut membantu atau melakukan kejahatan
seperti yang dimaksud ke tiga pasal tersebut.
Yang dapat dikenakan hukuman adalah tindakan menggugurkan
atau mematikan kandungan yang termasuk tindakan pidana sesuai dengan
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
16/21
16
pasal-pasal pada KUHP (abortus kriminalis). Sedangkan tindakan yang
serupa demi keselamatn ibu yang dapat dipertanggungjwabkan secara
medis (abortus medicinalis atau abortus therapeuticus), tidaklah dapat
dihukum walaupun pada kenyataan dokter dapat melakukan abortus
medisinalis, hal tersebut diperiksa oleh penyidik dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan di pengadilan.
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
17/21
17
BAB III
ILUSTRASI KASUS DAN DISKUSI
Riska adalah pacar gelap seorang direktur Bank pemerintah. Setelah
berhubungan lebih kurang satu tahun, ternyata Riska hamil, dan ia memberitahu
Andi tersebut atas kehamilannya. Andi khawatir dan takut jika rahasianya
terbongkar dan akan mengancam kariernya. Dengan modus bujukan, dirayunyalah
si Riska agar mau menggugurkan kandungannya, tetapi Riska menolak mentah-
mentah bujukan tersebut. Andi panik, dan segala kecemasannnya akhirnya ia
minta bantuan seorang dokter kebidanan dan kandungan, untuk membantunya
melakukan aborsi pada Riska.
Dokter tersebut memberikan semacam obat, dan dengan alasan untuk
meningkatkan stamina agar kehamilan Riska terjaga, obat tersebut
diminumkannya kepada Riska. Selang beberapa hari terjadilah pendarahan, dan si
Andi membawa Riska ke Klinik Dokter Kebidanan untuk pura-pura minta
pertolongan. Dokter menjelaskan bahwa kehamilan Riska tidak bisa
dipertahankan, dan harus dilakukan kuretase (pengeluaran janin). Riska terkejut,
kenapa harus secepat itu dilakukan kuretase, padahal pendarahannya hanya
sedikit.
Tanpa bisa melakukan perlawanan, Riska pasrah dilakukannya kuretase
meskipun dalam hati kecilnya rencana untuk menjebak Andi jadi suaminya
terancam gagal. Setelah Riska sembuh, ia pun melaporkan kejadian tersebut ke
Kantor Polisi, dengan isi laporan bahwa suaminya dengan bantuan seorang dokter
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
18/21
18
kebidanan telah melakukan aborsi atas kehamilannya. Polisi pun melakukan
penyelidikan dan dilanjutkan ke tahap penyidikan.
Pada saat polisi mengumpulkan alat bukti, polisi mendapatkan catatan
medis Riska berisi bahwa Riska mengalami pendarahan hebat dan akan
mengancam jiwanya, sehingga dengan persetujuan Mona dan (suaminya) dokter
melakukan kuretase. Dokumen catatan medik lengkap, bukti persetujuan Riska
ada, lalu Polisi menginterogasi dokter kebidanan, dan dokter tersebut bersikukuh
bahwa ia harus menyelamatkan jiwa Riska dan menurutnya perbuatannya tersebut
sudah sesuai dengan Sumpah Profesi dan Kode Etiknya.
Dalam ilustrasi diatas, dokter tersebut terkena KUHP pasal 299 karena
menbujuk atau menyuruh Riska untuk melakukan tindakan abortus, serta pasal
535 karena Andi menunjukan sarana untuk menggugurkan kandungannya.
Sementara dokter akan terjerat pasal 384 tentang tindakan penggugurankandungan
dengan persetujuan, serta terjerat pasal 15 ayat 2 tentang sarana yang memiliki
tenaga dan peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut.
Dari kasus tersebut, bila perbuatan dokter yang mengambil tindakan aborsi
dengan membuat catatan medis palsu ayat 1 dan 3, dengan hukuman penjara
paling lama 4 tahun. Bila memang ada indikasi untuk dilakukan tindakan abortus
dan sesuai dengan keahlian dan wewenang demi menyelamatkan Riska, maka
dokter telah melakukan kewajiban dengan benar. Namun bila Riska mempunyai
penyakit yang beresiko pada kehamilannya maka dokter harus melakukan
konsultasi terlebih dahulu dengan tim medis lainnya. Serta dokter melakukan
tindakan abortus bukan pada tempat yang seharusnya, dalam hal ini adalah
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
19/21
19
tempat-tempat yang ditunjuk oleh pemerintah sesuai dengan syarat-syarat yang
telah disebutkan diatas.
Dugaan lainnya yaitu, tentang pemberian obat yang telah diberikan kepada
Riska, apakah obat tersebut berbahaya bagi kandungan Riska, apabila obat
tersebut berbahaya maka dokter tersebut dapat dijerat dengan pasal 356 ayat 3.
Jika dokter terbukti melakukan tindakan medis tanpa indikasi medis, maka dokter
dapat terjerat pasal 80 ayat 1, dan terjerat pasal 90 KUHP tentang gugurnya atau
matinya tentang kandungan seorang perempuan.
Sedangkan upaya polisi untuk menindaklanjuti aduan Riska, ada beberapa
kemungkinan yang dapat terjadi, salah satunya polisi akan kesulitan untuk
memproses dokter, karena dokter memiliki alibi, bahwa tindakannya tersebut atas
persetujuan Riska serta tindakannya dilakukan berdasarkan atas indikasi adanya
perdarahan. Jika dokter terbukti melakukan tindakan penganiayaan yang
menimbulkan sakit atau luka atau terhadap kesehatan, diancam pidana penjara
maksimal 2 tahun 8 bulan yang diatur pada pasal 351 ayat 1, dan pidana maksmal
4 tahun yang diatur pada pasal 353 ayat 1.
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
20/21
20
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Abortus provocatus artificial terapeutik dilegalkan dalam segi hukum di
Indonesia dan menurut ketentuan profesional seorang dokter atas indikasi
menyelamatkan ibu yang mengandung. Sedangkan Abortus provocatus kriminalis
dilarang di Indonesia karena jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan
kedalam abortus ilegal dan dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu hamil
dengan kehamilan yang tidak diinginkan.
Hal penting yang perlu diperhatikan terhadap kasus abortus antara lain;
pemeriksaan terhadap adanya tanda-tanda kehamilan, usaha penghentian
kehamilan, toksikologik, pemeriksaan luar dan pembedahan jenazah, pemeriksaan
mikroskopik, dan penentuan umur janin atau usia kehamilan.
Adapun Undang-undang yang mengatur tentang abortus ilegal adalah UU
No 23 tahun 1992 tentang kesehatan, sedangkan abortus ilegal diatur dalam
KUHP, yaitu pasal 299, 346, 347, 348, 349. Oleh karena itu sebagai seorang
dokter kita harus melaporkan kepada pihak yang berwenang mengenai praktik
aborsi ilegal agar dapat meminimalisir terjadinya kasus aborsi ilegal yang berhasil
dan tidak melangggar sumpah dokter yaitu menghormati setiap hidup insani.
-
8/11/2019 REFERAT Abortus Fix
21/21
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik (Edisi Pertama).
Jakarta. Binarupa Aksara
2. Chadha, PV. Abortus dalam Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan
Toksikologik.1995. Jakarta : Widya Medika. 919.
3. Prawirohardjo S. Editor: Saifuddin A.B. Perdarahan Pada Kehamilan
Muda : Abortus. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Ed. 1. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwonoprawirohardjo. 2008. p145-50.
4. Budianto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi, Hertian S,
et all. Pengguguran Kandungan dalam buku: Ilmu Kedokteran Forensik.
Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 1997. p159-164.
5.
Dahlan S. Pengguguran Kandungan dalam buku: Ilmu Kedokteran
Forensik Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Balai
Penerbit Universitas Diponegoro. 2004. p137-139.
6. Waluyadi. Aborsi Menurut Hukum dan Ilmu Kedokteran dalam buku Ilmu
Kedokteran Kehakiman. Jakarta: Djambatan, 2007. p77-99.