RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan...

12
Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 38 RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN Euis Nurul B Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jalan Arjuna Utara No. 9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat [email protected] Abstract Community radio has a very important role in efforts to improve education in Indonesia, especially to accelerate and equitable education for all people in Indonesia. The role of community radio Suara Pendidikan 1440 AM becomes very important because it can support for the implementation of education as one of the sub-system of learning and utilization of activities that equalize the ability possessed by community radio as a medium with the power of audio in improving the learning process. Radio Suara Pendidikan 1440 AM with positioning as educational radio and learning referral for the community, especially through education programs as much as 60% of the overall program available, present as a medium of broadcasting alternative broadcasting and used by activists, academics, academics in the field of communication, especially broadcasting and other functions of community radio are now adapted to the goals of the community radio itself such as educational media for the community, community empowerment media and information media and indenpen. The results will be published in local scientific journals or will be presented at local and national scientific forums. Keywords: community radio, educational, acceleration Abstrak Radio komunitas memiliki peran yang sangat penting dalam upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia terutama untuk melakukan percepatan dan pemerataan pendidikan bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Peran radio komunitas Suara Edukasi 1440 AM menjadi sangat penting karena dapat menunjang bagi pelaksanaan pendidikan sebagai salah satu sub system pembelajaran dan pemanfaatan kegiatan yaitu menyetarakan kemampuan yang dimiliki oleh radio komunitas sebagai media dengan kekuatan audio dalam memperbaiki proses pembelajaran. Radio Suara Edukasi 1440 AM dengan positioning sebagai radio pendidikan dan rujukan pembelajaran bagi masyarakat khususnya melalui program-program pendidikan sebanyak 60% dari keseluruhan program yang ada, hadir sebagai media alternative penyiaran yang mutakhir dan dipergunakan oleh kalangan aktivis, akademisi, akademisi bidang komunikasi khususnya penyiaran dan berbagai fungsi lain dari radio komunitas saat ini disesuaikan dengan tujuan dari radio komunitas itu sendiri seperti media edukasi bagi masyarakat, media pemberdayaan masyarakat dan media informasi dan bersifat indenpen. Hasil penelitian akan dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio komunitas, akselerasi, pendidikan Pendahuluan Pada masa sekarang ini kehadiran media informasi yang mampu memberikan akses infor- masi secara cepat dan luas mutlak dibutuhkan. Tanpa disadari, kehadiran berbagai media infor- masi audio-visual, internet dan beragam media baru secara massif belakangan ini, secara perlahan seolah telah mengintegrasikan segala aspek kehidupan manusia ke dalam suatu tatanan global. Munculnya fenomena globalisasi ini terutama sangat dipengaruhi oleh berbagai perkembangan sistem komunikasi sejak akhir tahun 1960-an, terutama kehadiran komunikasi satelit yang benar- benar menandai keterpisahan dramatis dengan masa lalu (Giddens: 2001). Banyak kalangan memprediksikan bahwa gejala globalisasi ini sebagai sebuah proyek penyeragaman melalui jaringan informasi dan komunikasi yang mela- hirkan pencitraan-pencitraan atau imaji (Abdilah, 2002). Banyak kalangan mensinyalir bahwa penyebaran informasi melalui jaringan media global telah bersifat mendeterminasi kehidupan masyarakat dan kurang memberi ruang bagi proses demokratisasi, baik itu di bidang pro- duksi, distribusi maupun eksebisinya. Sebagai- mana disinyalir oleh McLuhan, bahwa eksistensi media masih mendeterminasi konsekuensi personal dan sosial di mana medium itu hadir. Hal tersebut terjadi karena selama ini media informasi diproduksi dan dikuasai oleh jaringan bisnis bermodal kuat dan mereka menempatkan pemirsanya sebagai obyek pasif yang menerima apa saja pesan yang disampaikan melalui media. Munculnya fenomena radio komunitas merupakan suatu hal yang wajar dalam proses pertumbuhan globalisasi di bidang media. Bebe- rapa ilmuan sosial sejak jauh hari telah mempre- diksikan bahwa dalam kenyataannya, tanpa disadari, gejala globalisasi tidak hanya akan

Transcript of RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan...

Page 1: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 38

RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN

Euis Nurul B Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jalan Arjuna Utara No. 9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat [email protected]

Abstract

Community radio has a very important role in efforts to improve education in Indonesia, especially to accelerate and equitable education for all people in Indonesia. The role of community radio Suara Pendidikan 1440 AM becomes very important because it can support for the implementation of education as one of the sub-system of learning and utilization of activities that equalize the ability possessed by community radio as a medium with the power of audio in improving the learning process. Radio Suara Pendidikan 1440 AM with positioning as educational radio and learning referral for the community, especially through education programs as much as 60% of the overall program available, present as a medium of broadcasting alternative broadcasting and used by activists, academics, academics in the field of communication, especially broadcasting and other functions of community radio are now adapted to the goals of the community radio itself such as educational media for the community, community empowerment media and information media and indenpen. The results will be published in local scientific journals or will be presented at local and national scientific forums. Keywords: community radio, educational, acceleration

Abstrak

Radio komunitas memiliki peran yang sangat penting dalam upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia terutama untuk melakukan percepatan dan pemerataan pendidikan bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Peran radio komunitas Suara Edukasi 1440 AM menjadi sangat penting karena dapat menunjang bagi pelaksanaan pendidikan sebagai salah satu sub system pembelajaran dan pemanfaatan kegiatan yaitu menyetarakan kemampuan yang dimiliki oleh radio komunitas sebagai media dengan kekuatan audio dalam memperbaiki proses pembelajaran. Radio Suara Edukasi 1440 AM dengan positioning sebagai radio pendidikan dan rujukan pembelajaran bagi masyarakat khususnya melalui program-program pendidikan sebanyak 60% dari keseluruhan program yang ada, hadir sebagai media alternative penyiaran yang mutakhir dan dipergunakan oleh kalangan aktivis, akademisi, akademisi bidang komunikasi khususnya penyiaran dan berbagai fungsi lain dari radio komunitas saat ini disesuaikan dengan tujuan dari radio komunitas itu sendiri seperti media edukasi bagi masyarakat, media pemberdayaan masyarakat dan media informasi dan bersifat indenpen. Hasil penelitian akan dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio komunitas, akselerasi, pendidikan

Pendahuluan Pada masa sekarang ini kehadiran media

informasi yang mampu memberikan akses infor-masi secara cepat dan luas mutlak dibutuhkan. Tanpa disadari, kehadiran berbagai media infor-masi audio-visual, internet dan beragam media baru secara massif belakangan ini, secara perlahan seolah telah mengintegrasikan segala aspek kehidupan manusia ke dalam suatu tatanan global. Munculnya fenomena globalisasi ini terutama sangat dipengaruhi oleh berbagai perkembangan sistem komunikasi sejak akhir tahun 1960-an, terutama kehadiran komunikasi satelit yang benar-benar menandai keterpisahan dramatis dengan masa lalu (Giddens: 2001). Banyak kalangan memprediksikan bahwa gejala globalisasi ini sebagai sebuah proyek penyeragaman melalui jaringan informasi dan komunikasi yang mela-hirkan pencitraan-pencitraan atau imaji (Abdilah, 2002).

Banyak kalangan mensinyalir bahwa penyebaran informasi melalui jaringan media global telah bersifat mendeterminasi kehidupan masyarakat dan kurang memberi ruang bagi proses demokratisasi, baik itu di bidang pro-duksi, distribusi maupun eksebisinya. Sebagai-mana disinyalir oleh McLuhan, bahwa eksistensi media masih mendeterminasi konsekuensi personal dan sosial di mana medium itu hadir. Hal tersebut terjadi karena selama ini media informasi diproduksi dan dikuasai oleh jaringan bisnis bermodal kuat dan mereka menempatkan pemirsanya sebagai obyek pasif yang menerima apa saja pesan yang disampaikan melalui media.

Munculnya fenomena radio komunitas merupakan suatu hal yang wajar dalam proses pertumbuhan globalisasi di bidang media. Bebe-rapa ilmuan sosial sejak jauh hari telah mempre-diksikan bahwa dalam kenyataannya, tanpa disadari, gejala globalisasi tidak hanya akan

Page 2: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 39

menarik ke atas melainkan juga akan mendorong ke bawah, yakni menciptakan tekanan-tekanan baru bagi otonomi di tingkat lokal (Giddens, 2001: 8). Globalisasi pulalah yang kemudian akan mendorong kembali terbukanya ruang-ruang bagi kebangkitan eksistensi dan identitas lokal sebagai wujud resistensi terhadap penyeragaman global yang dialami oleh komunitas-komunitas lokal di berbagai belahan dunia.

Merebaknya radio komunitas di Indonesia hingga saat ini masih menyisakan perdebatan karena beberapa kalangan masih mempertanyakan tentang efektivitas keberadannya di tengah-tengah masyarakat. Sebagian yang lain memandang perlunya dibuat sistim regulasi dan aplikasi regulasi tersebut secara obyektif agar kehadiran radio komunitas dapat berjalan efektif dan pemanfaatannya betul-betul ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Hal ini salah satunya terkait dengan penggunaan frekuensi siaran yang terbatas sehingga dibutuhkan pengaturan dalam efisiensi penggunannya. Namun demikian, banyak pihak yang meyakini bahwa kehadiran radio komunitas sangat penting khususnya dalam memberikan akses terhadap informasi tentang daerah yang selama ini sangat kurang terekspose oleh media nasional. Selain itu, kehadiran radio komunitas juga akan mendorong demokratisasi dalam proses produksi dan konsumsi media di tingkat masyarakat lokal.

Bagaimana konten dan pengemasan acara pendidikan yang efektif dalam tayangan radio komunitas.

Media Elektronik 1. Fungsi Media Elektronik

Kehadiran media tidak dapat disangkal lagi menjadi kebutuhan di masyarakat. Setiap hari di masyarakat pasti berhubungan dengan media baik elektronik maupun elektronik. Hal ini tidak terlepas dari fungsi-fungsi yang diemban oleh media bagi masyarakat yaitu sebagai pemberi informasi, pemberi identitas pribadi, sarana integrasi dan interaksi sosial dan sebagai sarana hiburan (McQuail 1994:16). Sebagai pemberi informasi media memiliki beberapa fungsi, antara lain: a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi

yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

Fungsi ini tidak lepas dari alasan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Konsekuensinya

adalah manusia tidak dapat hidup sendiri dan mengisolasikan dirinya dari lingkungan sosial. Untuk dapat menjadi bagian dari lingkungannya manusia harus mengetahui peristiwa yang terjadi, dan karena motif itulah manusia mengkonsumsi media. b. Memberi bimbingan yang menyangkut masalah

praktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

Setelah manusia mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi tentunya manusia mem-punyai pendapat atau sikap. Manusia memiliki pilihan untuk setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka, mendukung atau tidak mendukung terhadap suatu peristiwa, gagasan atau isu. Segala tindakan, pendapat atau sikap tersebut nantinya akan dikonfirmasikan dengan sajian media.

c. Sarana untuk belajar, pendidikan untuk diri

sendiri Maksudnya bahwa manusia memang

mahluk sosial yang senantiasa berkumpul dengan manusia lain untuk bertukar pikiran atau mem-pelajari sesuatu. Namun ada kalanya manusia ingin mempelajari sesuatu sendiri. Media dapat digunakan di dalam proses belajar tersebut.

d. Memberikan rasa damai melalui penambahan

pengetahuan Saat ini informasi/pengetahuan menjadi

kekuatan yang harus dimiliki seseorang untuk menguasai ”dunia”. Otomatis jika seseorang merasa dirinya tidak lagi memiliki pengetahuan yang cukup maka dia akan merasa tidak aman.

Sebagai pemberi identitas pribadi khalayak, media mempunyai beberapa fungsi yaitu: 1) Penunjang nilai-nilai pribadi

Tidak semua nilai pribadi yang kita miliki sama dengan yang dimiliki oleh orang lain. Mungkin saja nilai yang kita miliki sekarang adalah hasil dari kepasrahan dan keikutsertaan dengan orang lain amat mempengaruhi kita. Dengan adanya media kita dapat mencari penunjang nilai-nilai pribadi. Melalui media kita akan dapat menemukan sesuatu atau seseorang yang memiliki pandangan nilai yang sama dengan yang kita miliki.

2) Model Perilaku

Dapat kita peroleh melalui sajian media. Apakah itu model perilaku yang sama dengan

Page 3: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 40

yang kita miliki atau bahkan yang kontra dengan yang kita miliki.

3) Sarana untuk mengidentifikasikan diri dengan

nilai-nilai lain (dalam media) Manusia memiliki nilai-nilai hidupnya

sendiri yang pada gilirannya akan ia gunakan untuk melihat dunia. Namun manusia juga perlu untuk melihat nilai-nili yang diciptakan oleh media. Seperti yang kita ketahui, media membawa nilai-nilai dari seluruh penjuru dunia. Implikasinya adalah konsumen media dapat mengetahui nilai-nilai lain di luar dirinya.

4) Sarana untuk meningkatkan pemahaman

mengenai diri sendiri Untuk melihat serta menilai siapa, apa dan

bagaimana diri kita, pada umumnya dibutuhkan pihk lain. Kita harus meminjam kaca mata orang lain. Media dapat dijadikan sebagai salah satu kacamata yang dipergunakan untuk melihat siapa, apa serta bagaimana diri kita sesungguhnya.

Sebagai sarana integrasi dan interaksi sosial, media berfungsi sebagai: a. Sarana integrasi dan interaksi sosial

Dalam hal ini media berfungsi sebagai sarana bagi khalayak untuk memperoleh penge-tahuan tentang keadaan orang lain, yaitu empati sosial. Sejalan dengan fungsi ini media mampu menyajikan berbagai informasi mengenai peristiwa yang melibatkan orang-orang dari seluruh penjuru dunia.

b. Sarana untuk mengidentifikasi diri dengan

orang lain dan meningkatkan rasa memiliki Setiap orang normal pada umumnya tidak

ingin hidup sendiri tanpa mengetahui apa yang dilakukan serta dipikirkan orang lain. Media men-jadi wadah untuk mengidentifikasi diri seseorang dan menimbulkan rasa memiliki seseorang pada lingkungannya.

c. Penyedia bahan percakapan dalam interaksi

sosial Dalam bersosialisasi dengan orang lain

akan sulit jika kita tidak mengetahui topik apa yang bisa digunakan untuk membangun komu-nikasi dengan orang tersebut. Media membantu kita dengan memberikan berbagai pilihan topik yang bisa digunakan untuk membangun komu-nikasi dengan orang tersebut.

d. Membantu khalayak dalam menjalankan peran sosial

Seseorang yang memiliki peran sosial harus mengetahui apa yang harus mengetahui apa yang harus ia lakukan dengan peran yang disandangnya tersebut.

Sebagai fungsi hiburan media berperan sebagai: a. Pelepas khalayak dari masalah yang dihadapi

Rasa jenuh di dalam melakukan aktivitas rutin di dalam melakukan aktivitas rutin pada saat tertentu akan muncul, di saat itulah media menjadi alternatif untuk membantu kita dalam melepaskan diri dari masalah yang ada.

b. Sarana untuk bersantai

Media tidak saja menyajikan hal-hal yang sifatnya serius dan berat, tetapi juga menyajikan hal-hal yang ringan. Membaca, mendengar, me-nonton sajian yang ringan akan dapat membuat kita santai.

c. Memberikan kenikmatan jiwa dan estetis

Manusia tidak saja perlu untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, namun juga harus memenuhi kebutuhan rohaninya, jiwanya. Kebutuhan ini dapat terpuaskan dengan adanya media.

d. Pengisi waktu

Media juga dapat berfungsi sebagai pengisi waktu, karena kadang-kadang orang melakukan sesuatu tanpa tujuan.

e. Sarana penyaluran emosi

Emosi pasti melekat pada diri setiap manusia, dan membutuhkan penyaluran, salah satu caranya dengan mengkonsumsi media.

2. Macam Media Elektronik

Surat kabar, menghasilkan informasi sebagai komoditas utama. Institusi ini berada pada arena publik (public sphere), artinya pada prinsipnya radio sangat terbuka, baik pada penerima maupun pengirim informasi sebagai isi media. Media ini berhubungan dengan masalah-masalah publik untuk tujuan publik terutama dengan isu-isu di-mana opini publik diharapkan dapat terbentuk, media surat kabar dapat menjawab semua kebu-tuhan akan aktivitas yang lebih luas didalam masyarakat.

Sebagai media komunikasi masa, media elektronik dinilai mempunyai kekuatan untuk

Page 4: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 41

mempengaruhi opini khalayak. Dengan ciri keda-laman berita secara berimbang, media elektronik, seperti juga pers pada umumnya, telah dianggap sebagai kekutan keempat (fourth estate) setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Media elektronik diyakini mampu menjadi wahana demokrasi dan demokratisasi. Karena itu banyak kalangan yang menilai bahwa siapapun yang mampu mengusai media massa, maka dia bakal memenangkan persaingan.

Karena dikonsumsi oleh massayang amat heterogen,media elektronik pun mampu mem-bentuk opini khalayak dan menimbulkan citra pihak-pihak yang diberitakannya. Berita yang disajikan lewat media elektronikbisa memun-culkan opini dan citra yang positif atau negatif, tergantung pada bagaimana berita itu disajikan oleh media elektronik yang bersangkutan. Karena itu, situasi internal didalam sebuah penerbitan media elektronik akan sangat berpengaruh pada berita yang dikeluarkan oleh media tersebut.

Mc Quail dalam bukunya Mass Commu-nication Theory (1995 : 21) menyebutkan sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh media massa surat kabar, yaitu (1) terbit secara teratur (regular and frequent appearance), (2) commodity from (bentuk komoditas), (3) isi informasi (infor-mational content), (4) fungsi sebagai arena publik (publik sphere function), (5) khalayak urban dan sekuler (urban, seculer audience), dan (6) kebebasan yang relatif (relatif freedom).

Sebagai perantara informasi, media elektronik, menurut Roger Fidler (1997 : 397), diharapkan melaporkan dengan jujur dan obyektif, menyelidiki, menganalisis, menjelaskan, menya-ring, mengecek kebenarannya, mengorganisasikan, meletakkan dalam konteks dan memberi pema-haman atas informasi yqang sering berlawanan yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang berbeda. Di negara-negara demokratis, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk bertindak sebagai ”anjing penjaga” pemerintah dan mewas-padakan warga tehadap kejahatan dan ancaman-ancaman terhadap kebebasan dan hak-hak sipil mereka. Media elektronik seharusnya memberikan suatu konteks sosial dan membantu menjelaskan arti penting relatif dan peristiwa-peristiwa dan isu-isu serta membantu pemahaman umum atas dunia yang kita diami ini.

Habermas, seperti dikutip oleh Norman Fairclough (1995 : 44), menekankan pentingnya media sebagai sebuah public sphere politik yang

efektif, sebuah ruang bagi debat rasional dan diskusi masalah-masalah politik. Saat ini yang terjadi adalah komersialisasi media, sehingga kha-layak lebih berperan sebagai pengamat (observer) dan bukan partisipan, sebagai konsumen (dari hiburan yang tersedia), dan bukan sebagai warga negara.

3. Isi Media

Isi media merupakan hasil dari pengaruh kuat media dan bersifat terbuka sehingga relatif lebih mudah untuk dipelajari. Shoemaker dan Reese mengemukakan beberapa kegunaan mempelajari isi media yaitu: 1. Membantu menyimpulkan sutu fenomena baik

yang nampak jelas maupun faktor-faktor yang ada di belakang layar. Setiap media menampilkan isi dengan ciri khas yang berbeda satu sama lain.

2. Memprediksi pengaruh terhadap audience. Penelitian efek media pertama-tama akan menentukan pesan apa yang tersedia bagi audience dan pesan-pesan yang mana yang seharusnya mempunyai pengaruh terhadap audience.

3. Menilai realita apa yang digunakan oleh media, dengan asumsi bahwa media menyajikan sebagian besar realita yang ada diluar pengalaman pribadi seseorang.

Ada beberapa tingkatan yang mem-pengaruhi isi media yaitu : 1. Individual Level, yaitu pengaruh dari para pekerja

media. Disini diperlukan sikap dan konsepsi para pekerja media untuk bekerja secara profesional dengan meningkatkan tanggung jawab dan ketrampilannya.

2. Media Routiens Level, pengaruh dari suasana kerja dan iklim kerja didalam media. Dalam level ini diperlukan suasana kerja dan iklim kerja didalam media mampu dijaga untuk mendukung konsep idealis media. Media seharusnya berani menetapkan konsep jurnalisme sejati dalam pengambilan keputusan, memahami kode etik dan bebas dari pengaruh serta intervensi siapapun.

3. Organization Level, pengaruh dari kebijakan organisasi. Media yang profesional mampu mengembangkan antara kepentingan idealisme dengan kepentingan bisnis atau komersial, dengan menempatkan kepentingan idealisme di lini utama.

Page 5: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 42

4. Extramedia Level, pengaruh dari luar media seperti suber berita, kelompok kepentingan, dan khalayak sasaran.

5. Ideological Level, pengaruh bagaimana orang-orang media, praktek-praktek media dan hubungan media berfungsi secara ideologis. (Shoemaker dan Reese, 1966 : 90)

4. Gatekeeping

Istilah gatekeeping dalam media merujuk pada penyelesaian atau penolakan atas kejadian-kejadian dalam dunia nyata. Sebagai contoh, seorang editor (redaktur) memutuskan apa yang perlu diliput. Selanjutnya seorang manajer liputan memberikan pengarahan kepad crew kamera, dan seorang wartawan memutuskan dari sudut mana ia akan menulis cerita dan sebagainya. Mereka inilah yang disebut para gatekeeper. Mereka memiliki peran strategis dan kuasa untuk memutuskan berita apa saja yang kiranya dapat lolos melalui aliran berita sehingga akhirnya dapat diterbitkan.

Menurut Mc Quail dan Windahl (1993 :166), konsep gatekeeping telah sering dipakai dalam studi komunikasi massa, terutama yang berhu-bungan dengan setiap tindakan dalam organisasi media dalam hal memilih atau menolak pemuatan.

Merujuk pada perspektif diatas, jelas bahwa banyak hal yang akan mempengaruhi bagaimana sebuah berita dikumpulkan, diolah, dan kemudian disebarluaskan kepada masyarakat. Kepentingan pemilik perusahaan dan kepentingan bisnis menjadi dua faktor utama yang mendo-minasi, diluar faktor eksternal lainnya, seperti situasi politik dan sistem pers yang berlaku di negara tersebut.

Gatekeeper, dalam hal ini berbagai pihak yang ada di bagian redaksi memiliki kewenangan yang sangat luas untuk memodifikasi sebuah berita menjadi informasi yang layak muat dan layak sebar. Sudah tentu modifikasi ini akan disesuaikan dengan berbagai hal dan berbagai kepentingan di lingkungan sekitarnya. Berita bukan lagi bahan asli, tetapi sudah menjadi bahan jadi sesuai dengan keperluannya.

Tetapi, merujuk pada James Potter (2001: 87), jika dilihat lebih dekat, jelas bahwa berita sebenarnya tidaklah ”merefleksikan” realitas. Berita dikonstruksi, dalam hal ini, oleh para wartawan. Liputan media memang dipicu oleh kejadian yang aktual. Tetapi, saat kita melihat apa yang disajikan sebagai berita oleh media bukanlah peristiwa itu

saja. Media menghadirkan sebuah cerita tentang peristiwa itu bagi kita, dan cerita tersebut dikonstruksi oleh wartawan yang dipengaruhi oleh serangkaian proses maupun tekanan, sama seperti para penulis naskah fiksi.

Lebih lanjut, Potter mengemukakan bahwa proses konstruksi ini biasanya terjadi dalam 3 tahapan, (1) tahap memilih peristiwa apa yang akan diberitakan, (2) saat menentukan apa yang menjadi fokus dari berita tersebut, dan (3) saat menentukan bagaimana cerita tersebut akan diberitakan.

Produksi berita adalah proses hubungan yang sangat kuat antara jurnalis dalam rangkaian waktu yang sangat mendesak dengan sumber berita disisi lain yang dianggap legitimate,melalui jaringan kontak dan prosedur, sebagai sumber ”fakta” dan ”fakta substantif lainnya”. Tentu saja ini mencakup suber-sumber seperti pemerintah, polisi, organisasi-organisasi tertentu ataupun kaum akademisi. Organisasi yang tidak dianggap ”legitimate” tidak atau jarang dijadikan sumber berita. Orang-orang biasa, atau mereka yang menjadi korban, sering kali tidak dianggap sebagai narasumber, tetapi hanya diperhatikan dari sisi pengalamnan mereka saja, bukan pendapat mereka. (Fairclough, 1995:59). Hasilnya, pandangan yang sangat predominan, yang dimanesifatikan secara tektual dalam cara yang sesuai dengan laporan tersebut diberitakan.

Istilah gatekeeping dipergunakan untuk menggambarkan proses dimana seleksi dibuat dalam kerja media, terutama melalui keputusan untuk melewatkan atau tidak melewatkan satu laporan berita tertentu melewati ”gate” dari medium berita menuju saluran berita. Tetapi, sebenarnya, istilah gatekeeping dapat diterapkan bukan hanya pada kantor berita dan penerbit, tetapi pada kontek s yang lebih luas menyangkut juga kerja editorial maupun produksi dalam media elektronik, yang berhubungan dengan keputusan tentang distribusi dan pemasaran dari produk-produk media yang telah ada. Artinya, proses gatekeeping ini berhubungan dengan kekuasaan untuk memberikan atau menahan akses pada suara masyarakat yang berbeda dan seringkali ini menjadi konflik.

Prosesnya sendiri dimulai ketika berbagai pesan potensial berjalan melalui sejumlah saluran untuk mencapai beberapa tipe organisasi komu-nikasi, seperti layanan kabel, kantor kehumasan,

Page 6: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 43

jaringan surat kabar, jaringa televisi, dan lain sebagainya.

Merujuk pada Pamela J Shoemaker, (dalam Tumber, 1999:73), masing-masing organisasi memiliki sejumlah anggota staf yang beroperasi dalam batasan posisi peran input, dengan masing-masing memiliki kekuasaan untuk mengontrol pesan-pesan potensial yang memasuki organisasi, dan kekuasaan untuk membentuk pesan-pesan tersebut.

Dari sini kita dapat melihat bagaimana kompleksnya proses gatekeeping ini,. Para individu gatekeeper yang memiliki kesukaan atau ketidak senangan, gagasan tentang sifat alamiah dari pekerjaannya,cara pikirnya tentang masalah tertentu, strategi pengambilan keputusan yang diinginkan, dan nilai-nilai individu, yang kese-muanya akan mempengaruhi proses memilih atau mengolah (dan membentuk) sebuah pesan.

Memang, gatekeeper sendiri tidaklah benar-benar bebas dalam menentukan pilihan pribadinya. Para individu gatekeeper ini bekerja dalam lingkup tekanan rutinitas organisasi dalam melakukan semua aktifitasnya. Semua keputusan yang diambil sudah tentu harus terjadi dalam kerangka kerja organisasi yang bersangkutan, yang jelas juga memiliki sejumlah prioritasnya sendiri, tetapi juga secara berkesinambungan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lain dari luar organisasi. Dan tentu saja, tidak ada satupun aktor-aktor ini -individu, rutinitas, organisasi atau bahkan institusi sosial- yang dapat menghindar dari fakta bahwqa mereka terikat dengan sistem sosial dimana mereka berada. 5. Peran Radio Komunitas

Radio adalah media massa yang dikem-bangkan oleh Macroni yang didemonstrasikan di The New Time pada tahun 1901, kemudian digunakan pada tahun 1920. Radio kini telah menjadi instrumen sosial yang unik dan merupakan medium yang amat penting (Anwari, 2013).Arifin (1993), mengatakan bahwa radio merupakan alat komunikasi dalam arti saluran pernyataan manusia yang umum, terbuka, dan menyalurkan lambang-lambang berbunyi berupa program yang teratur yang isinya aktual dan meliputi segala segi perwujudan alam kehidupan manusia.Seiring dengan perkembangan zaman, maka kebutuhan informasi masyarakat semakin bertambah, terutama informasi-informasi yang bersifat lokal, yang selama ini tidak mereka dapatkan dari radio konvensional.Oleh karena itu

saat ini mulai bermunculan Radio Komunitas di berbagai daerah, yang salah satu tujuannya adalah mengangkat potensi dan kearifan lokal yang ada di daerah masing-masing.Dengan berdirinya Radio Komunitas maka masyarakat juga diajak berperan aktif untuk mengembangkan Radio Komunitas. Radio Komunitas sendiri dapat diartikan sebagai lembaga layanan nirlaba yang dimiliki dan dikelola oleh komunitas tertentu umumnya melalui yayasan atau asosiasi. Tujuannya adalah untuk melayani dan memberikan manfaat kepada komunitas di mana lembaga penyiaran tersebut berada (Fraser dan Estrada, 2001). Radio Komu-nitas memiliki isi program siaran dan informasi yang bersifat khas dan tertentu, dan dapat meng-garap permasalahan spesifik di sebuah lingkungan terbatas, baik segi-segi yang menyangkut hiburan, pendidikan, maupun informasi. Radio Komunitas adalah medium yang memungkinkan masyarakat dalam lingkungan terbatas, mengaktualisasikan diri melalui program yang dikeloma secara bersama.(Wibowo, 2012).

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Secara ringkas ilmu pengetahuan itu terdiri

dari suara rangkaian kegiatan, mirip dengan suatu profesi sendiri, sehingga tercapai apa yang menjadi tujuannya. Jadi ilmu pengetahuan itu dimaknai sebagai yang bertujuan untuk :

1. menghasilkan pengetahuan,

2. mengikis ketidaktahuan dan kemasabodohan masyarakat terhadap sekitarnya,

3. mencari dan menemukan jalan keluar dan pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat luas.

Ilmu pengetahuan, karenanya ialah pranata sosial, tempat berlakunya interaksi sosial dengan landasan moralitas masyarakat dan tempat berlakunya kode perilaku, untuk mencapai tujuan-tujuan mulia dan praktis seperti diatas.

Bermacam-macam definisi telah mencoba menjelaskan tentang keberadaan ilmu penge-tahuan dan teknologi, sebagai berikut : 1. Perkataan science berasal dari bahasa Latin yaitu

: scire, yang berarti melihat dan belajar (Holton, 1958).

2. Science : is an exploration in the material universe, based on observation, which seeks natural explanatory relations, and whichis self testing). Ilmu pengetahuan adalah suatu ekplorasi kea lam berdasarkan observasi,dan yang mencari hubungan-hubungan alami yang teratur

Page 7: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 44

mengenai fenomena yang diamati serta bersifat mampu menguji diri sendiri.

3. George Boas mendefinisikan ilmu pengetahuan sebagai : seni untuk memahami alam. (Wukmir 1981 : 43)

4. Ilmu pengetahuan adalah apa yang dilakukan oleh ilmuwan (Adlai, 1988 : 25)

5. James Conant (Holton, 1958) mendefinisikan ilmu pengetahuan sebagai : suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil percobaan serta pengamatan, dan berguna untukdiuji coba dalam pengamatan lebih lanjut.

6. Ilmu pengetahuan bersifat obyektif, netral,dan bebas nilai, sekalipun diakui berpijak pada sistem nilai, tapi bebas dari pertimbangan nilai (free from value judgment).

7. Menurut kamus Webster’s New World Dictionary of the American Language, sciencedidefinisikan sebagai: ”Systematized knowledge devired from observation, study, and experimentation carried on in order to determinethe nature of principles of what is being studied”. Yang tersirat dari definisi ini ialah ide bahwa kesimpulan selalu diambil berdasar pada bukti empiris (bukti yang berasal dari experiment dan pengamatan). Dari sini dapat dikatakan bahwa seorang ilmuwan sejati adalah seorang yang mempelajari bagian dunia disekelilingnya yang kemudian digunakan sebagai bukti untuk menarik kesimpulan tentang dunia dimana ia hidup.

8. Lebih jauh dalam buku “The Maturing of American Science” dijelaskan bahwa ilmu pengetetahuan adalah segala sesuatu yang telah diuji, diteliti, yang merupakan bagian dari pengetahuan.

Prof. Dr. Habibie, Menteri Riset dan Tehnologi Indonesia (1980) berkata bahwa iptek selalu bersifat ambivalen; di samping segi yang positif ia memperlihatkan juga segi-segi yang negatifnya. Oleh karena itu tidak mungkin kita berbicara tentang iptek tanpa kita bicara tentang etika ilmu pengetahuan.

Sedangkan teknologi merupakan pene-rapan dari ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan manusia. Namun dalam hal ini harus selalu diingat bahwa teknologi juga dapat dipakai untuk memus-nahkan umat manusia. Singkatnya, teknologi disini bisa diartikan sebagai applied science, yaitu ilmu pengetahuan terapan. Sebelumnya telah dijelaskan

bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat obyektif, bebas nilai dan netral.

Teknologi sebaliknya, sekalipun pada dasarnya netral, dalam situasi tertentu bisa men-jadi tidak netral lagi karena mengandung potensi merusak dan potensi kekuasaan. Namun demi-kian ilmu pengetahuan dan teknologi pada hake-katnya saling membutuhkan. Ilmu pengetahuan tanpa teknologi bagaikan pohon tak berbuah, sedangkan teknologi tanpa ilmu pengetahuan ibarat pohon tidak berakar (science without technology has no fruit, technology without science has no root). Oleh karena itu keberadaan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan dan masyarakat kita sering menyebutnya dalam satu kesatuan iptek. 1. Etika

Etika ialah panduan berbuat bagi orang di lingkungan organisasi, atau profesi atau cabang ilmu pengetahuan itu, semacam rambu-rambu - dalam hal ini menjadilah etika sebagai bagian awal yang bersifat pengaturan – atau sebagai yang ideal yang ingin dicapai – suatu hal yang ingin dituju sebagai suatu kemuliaan atau dambaan.

Jadi etika itu bersifat ”aspirasi”, juga bersifat ”pengaturan”. Sering etika dikaitkan dengan moralitas, namun disini ada perbedaan yang mendasar yaitu, moralitas berlaku untuk masyarakat luas, sedangkan etika berlaku untuk masyarakat terbatas. Lebih jauh dijelaskan : moralitas memperkirakan apa itu baik, apa itu jelek, apa itu salah; apa itu akhlak mulia, apa itu akhlak bejad untuk suatu masyarakat, sedangkan etika ialah rambu-rambu pilihan antara yang baik dan yang baik, antara yang benar dan yang benar, atau antara yang baik dan yang benar,untuk suatu lingkungan khusus.

Pada akhirnya etika itu dapat dikatakan sebagai : suatu seni untuk menetapkan standard perilaku dan membuat penilaian moral atau juga sebagai kajian prinsip berperilaku untuk mengenali prinsip-prinsip itu sebagai hak, keadilan, dan kegunaan. (David, 1998 :56)

Metode Penelitian Menurut Isaac dan Michael, metode

deskriptif bertujuan untuk melukiskan secara sis-tematis fakta atau karateristik tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rahmat, 1991 : 22). Dalam metode ini data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (Surakmad, 1994 : 140).

Page 8: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 45

Pada dasarnya metode penelitian deskriptif dan merupakan cara untuk mendes-kripsikan dan menginterpretasi kondisi atau hubungan yang ada, proses yang sedang ber-langsung, akibat yang sedang terjadi atau fenomena yang sedang berkembang. Penelitian akan dilakukan dengan menganalisa dan meng-interpretasi data yang dikumpulkan. Penelitian deskriptif bertujuan untuk : (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku (3) membuat perbandingan atau evaluasi (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang (Rahmat, 1984 : 25).

Untuk dapat menggambarkan keefektifan dari suatu kegiatan mengkomunikasikan iptek ke masyarakat maka dipilih metode analisis isi (content analysis) yang sangat cocok untuk mengetahui seberapa sering aspek pemberitaan ilmu penge-tahuan itu diberikan dalam sebuah metode pemberitaan. Aspek pemberitaan ilmu penge-tahuan ini dapat dirinci lagi dalam aspek kegiatan penelitian yang dilakukan serta hasil-hasilnya. Kategori ini lebih dianggap dihargai daripada pemberitaan aspek manajemen mengenai suatu lembaga riset.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini sudah barang tentu memerlukan adanya data-data, yakni sebagai bahan yang akan distudi. Dan untuk pemer-olehannya perlu adanya metode yang dipakai sebagai bahan pendekatan. Pada dasarnya penelitian ini dalam pemerolehan datanya harus disesuaikan dengan permasalahan dan situasi serta kondisi sosial yang ada. Sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kevalidi-tasannya. Oleh karena itu berdasarkan sifat penelitian yang dipakai, maka metode pengum-pulan data yang diperlukan adalah : a. Metode wawancara, adalah suatu cara yang

digunakan oleh peneliti atau dalam wawancara face to face antara peneliti dengan responden untuk mendapatkan informasi secara lesan dengan tujuan memperoleh data yang dapat menjelaskan ataupun menjawab suatu permasalahan penelitian.

b. Metode observasi atau pengamatan terlibat,

penggunaan observasi atau pengamatan terlibat sebagai metode pengumpulan data sesuai dengan sifat penelitian ini. Sebab pada penelitian kwalitatif menuntut peneliti untuk menjadi instrumen atau alat penelitian. Maksudnya, peneliti harus mencari data sendiri dengan cara terjun langsung kelokasi penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang diajukan.

Dengan pengamatan terlibat ini, seolah-olah peneliti menjadi anggota yang sering bergaul dalam setiap aktivitas organisasi. Sehingga dengan metode ini segala macam informasi termasuk rahasia sekalipun, dapat dengan mudah diperoleh.

Hasil dan Pembahasan Radio Komunitas Suara Edukasi 1440 AM

Hadirnya radio komunitas sebagai alter-natif dalam dunia penyiaran yang lebih populis dan jauh dari manipulasi siaran oleh pengelola sebagaimana dikemukakan Jurriens sebagai berikut: “The theoretical discussion of community radio as well as the description of the Central Javanese radio stations make it clear that community radio has a democratic right and duty to exist in Indonesian society, as it enables social groups to express themselves without interference of other parties, and contributes to the variety of the Indonesian media scene.” (Jurriens, 2002)

Secara historis, radio komunitas adalah istilah termutakhir yang dipergunakan kalangan aktivis, akademisi komunikasi dan resmi diadopsi parlemen Indonesia ketika merumuskan UU No. 32/2002. Kehadiran radio komunitas di era rezim Orde Baru mendapat stigma sebagai radio gelap, radio ilegal dan sebagainya.

Keterbatasan radio komunitas muncul sebagai perwujudan dari radio konstelasi walau-pun banyak kekurangan dalam hal kualitas sumber daya dan kendala yang berhubungan dengan manajerial dari radio itu sendiri.

Menurut Imam Prakoso, kehadiran radio komunitas sejak tahun 2002 memiliki berbagai tipe yang berbasis pada:

a. Berbasis Isu b. Berbasis Kampus c. Berbasis Pendidikan d. Berbasis dari kelompok masyarakt e. Berbasis pada Hiburan, dan lain sebagainya

Hadirnya radio komunitas Suara Edukasi 1440 AM di Indonesia merupakan radio yang berbasis pendidikan untuk seluruh segmen pen-

Page 9: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 46

dengar di Indonesia khususnya pelajar dan mahasiswa dan di kelola oleh Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekkom) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dimanfaatkan tidak hanya pelajar/mahasiswa tapi juga seluruah masyarakat sekitar maupun lembaga-lembaga pendidikan melalui berbagai kegiatan seperti proses pembelajaran bagi anak-anak usia sekolah PAUD, SD, SMP, SMA dan Universitas untuk mengedukasi melalui program-prpogram pendi-dikan dan beberapa program lainnya seperti Suara Bunda dengan segmen ibu-ibu dengan sekian permasalahan yang menarik tapi tetap dengan unsur edukasi seperti tema pendampingan anak saat proses belajar di rumah dan tema-tema lainnya.

Seiring berkembangnya dinamika kehi-dupan masyarakat dan kemajuan teknologi, gaya hidup, kebutuhan informasi masyarakat, makan peran dan fungsi media menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi kebutuhan masyarakat akan informasi khususnya informasi pendidikan. Radio komunitas yang berbasis pada siaran pendidikan merupakan media yang memiliki kelebihan ter-sendiridibanding media lain dalam menunjang kemajuan pendidikan dan komunikasiantar pelajar dan mahasiswa.

Pemanfaatan radio komunitas Suara Edukasi dengan positioning sebagai radio pendidikan meliputi: 1. Sebagai media informasi paling efektif karena

sambil melakukan kegiatan apapun kita bisa mendengarkan radio.

2. Sebagai media komunikasi palingefisien antar mahasiswa denganmahasiawa maupun dosen denganmahasiswa.

3. Media pendidikan informasi dankomunikasi sekaligus hiburan.

Visi dan Misi Radio Komunitas Suara Edukasi 1440 AM 1. Visi

Menjadi spirit dan inspirasi dalam mencer-daskan bangsa. 2. Misi

Mendukung peningkatan mutu pendidikan nasional dalam mencerdaskan dan memberi suri tauladan serta menyebarkan informasi dan kebi-jakan pendidikan dalam rangka mendukung pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan.

3. Tujuan

Memberikan layanan siaran radio edukatif yang dapat menunjang tujuan pendidikan nasional.

4. Gagasan

Untuk melengkapi/ memenuhi kebutuhan media pendidikan dengan sasaran TK, SD, PLS dan Guru yang selama ini belum tersentuh media apapun. 5. Filosofi

Radio merupakan media pendidikan yang mudah diakses, murah, dan fleksibel, jangkauannya lebih luas, bisa didengarkan dimana saja, sehingga cocok untuk menjadi media pendidikan.

6. Fungsi

Memberi layanan siaran edukatif yang dapat menunjang tujuan pendidikan nasional, memberikan materi pembelajaran dan informasi pendidikan, juga menjadi sarana informasi yang mendidik dan mencerdaskan. 7. Manfaat

Selain menyajikan siaran-siaran yang bersifat pembelajaran/instruksional, Radio Edu-kasi memberikan siaran yang menghibur, bisa didengarkan dimana saja, mendidik dan mencerdaskan. 8. Format Station : Pendidikan, Informasi, dan

Hiburan

Analisa Konten dan Program Pendidikan Radio Komunitas Suara Edukasi 1440 AM

Riset tentang radio komunitas pada radio Suara Edukasi 1440 AM memiliki kekuatan dengan positioning yang dapat dibedakan dengan radio komunitas lainnya. Kekuatan radio Suara Edukasi dengan 60% program pendidikan dapat dijadikan sebagai pertahanan bagi radio tersebut mulai dari apa yang diinginkan sampai sesuatu yang tidak disukai oleh audien pendengar khu-susnya yang berkaitan dengan masalah pendidikan dan lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Apa yang disiarkan oleh radio komunitas Suara Edukasi dikemas dalam program-program

Page 10: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 47

informasi pendidikan yang diselingi dengan informasi yang sifatnya menghibur agar lebih menarik audien pendengarnya.

Manajemen radio komunitas sebelum menyusun program, dilakukan sesuai potioning radio tersebut, jika berbasis pendidikan seperti radio Suara Edukasi ini maka sebaiknya radio tersebut menyusun program yang berkaitan dengan positioningnya sebagai radio referensi pendidikan bagi audien pendengarnya seperti: 1. Konten Program (Hiburan & Informasi)

meliputi format dan komposisi Musik serta Gaya Siaran. Personal Touch (PT) Style. Gaya dewasa, lebih mengedepankan pendekatan "keunikan, kecakapan, dan wawasan" pribadi penyiar. Dan untuk radio komunitas, dari sisi gaya siaran, penyiar dapat menggunakan bahasa local beserta dialek dan gaya bicara yang berlaku di komunitas.

2. Programming

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan program: a. Observasi. "Survei" tentang acara yang

dibutuhkan dan diinginkan komunitas (pendengar), plus timing-nya.

b. Sosialisasi. Susun konsep program, memberi judul/nama, dan sosialisasikan rencana penyiaran kepada pendengar.

c. Desain Program, Harian Regular program, Mingguan/special program, Live, Recorded/Delay.

d. Jenis Program, disesuai dengan positioning radio. Pemilihan jenis program seperti Hiburan, Informasi news bulletin, feature, talkshow, documentary, dan phone in/call in.

e. Musik Pendukung Program yang mendukung terutama music-musik yang berkenaan dengan positioning radio komunitas tersebut.

Setiap program radio komunitas disusun berdasarkan program acara yang ditetapkan berdasarkan: 1. Nama Acara 2. Jam Siar 3. Materi Siaran 4. Gaya Siaran 5. Jenis Lagu 6. Bahasa Pengantar 7. Target Pendengar (Usia/ Pendidikan/

Ekonomi).

Beberapa Program Suara Edukasi 1440 AM

Selain program edukasi, radio Suara Edukasi juga menyajikan berbagai pilihan program yang menarik dan menghibur tapi tetap berpegangan pada postioning sebagai radio komunitas yang berbasis pada pendidikan. 1. Bunda Pintar yang dipandu oleh Kak Hani

Menyajikan program acara yang menarik,

inspiratif dan menghibur melalui acara seperti mengenalkan music dan lagu, memberikan pengetahuan dan wawasan seputar peran bunda dalam pendidikan anak yang diinformasikan oleh penyiar acara, dan memberi sebuah wacana dan bentuk apresiasi bagi pendengar.Waktu siar Senin – Jumat 10.00 – 12.00 WIB (Jumat disesuaikan). 2. Info Edu dipandu oleh Kak Agung

Program yang menyajikan informasi

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan dunia pendidikan seperti program kunjungan, pembelajaran, Tanya jawab seputar masalah pelaksanaan pendidikan di beberapa lembaga pendidikan di Indonesia.Selain itu program ini juga sebagai wadah memperluas informasi mengenai seputar dunia pendidikan nasional. Waktu siar hari Senin – Jumat 13.00 – 14.00 WIB.

3. Sapa Edu dipandu oleh Kak Anggi

Page 11: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 48

Program ini menyajikan program acara

menarik, menghibur, dan mendidik anak-anak tetap dengan tema pendidikan anak usiasekolah. Selain itu program ini juga mengenalkan music dan lagu sebagai informasi yang sifatnya meng-hibur.Memberi penyuluhan berupa informasi yang diberikan oleh penyiar acara. Menanamkan kepri-badian dan pengetahuan anak. Waktu siar hari Senin – Jum’at,pukul 07.00 – 09.00 WIB.

4. Musik Siang ( Kak Adjri )

Sebuah program yang menyajikan hiburan

berupa lagu-lagu pilihan dan menyajikan beragam Tips dan kiat-kiat seputar pendidikan dan informasi singkat mengenai seputar dunia music, band atau lagu terbaru.Waktu siarSenin-Jumat pada pukul 12.00-13.00 WIB.

5. Kita Perlu Tahu ( Kak Charlie )

Program ini memberi apresiasi berbagai

pengetahuan kepada pendengar. Dan memberi pengetahuan bagi pendengar dalam hal “pengetahuan-pengetahuan umum”.Waktu siar

hari Senin – Jumat pukul 14.00 – 16.00 WIB kecuali Rabu pukul15.00 – 16.00 WIB.

6. Talk Show “Bintang Edu”

Program ini menyajikan informasi: kebi-

jakan, kegiatan, dan peringatan hari besar nasional yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Memperluas informasi melalui proses diskusi.Dan memberikan informasi kepada masyarakat pendidik dan siswa mengenai seputar dunia pendidikan.Media diskusi dan seputar dunia pendidikan.Waktu siar Rabu, pukul 14.00 – 15.00 WIB.

7. Suara Rohani

Menyajikan program mengenai menge-

nalkan sifat baik, buruk, terpuji, dan tercela. Menanamkan pesan moral yang sesuai dengan jiwa agama.Menanamkan keteladanan akhlag dan budi pekerti guna mendukung pembinaan kepribadian anak. Waktu siar Jum’at, pukul 10.45– 11.45 WIB.

Kesimpulan Dari berbagai program yang dikedepankan

oleh radio komunitas Suara Edukasi, dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi radio komu-nitas Suara Edukasi 1440 AM yaitu:

Sebagai media penyampai informasi ksususnya informasi pendidikan bagi masyarakat sekitar khususnya segmen demografis dari kalangan anak-anak usia sekolah yang disesuaikan dengan program-program yang menyajikan informasi pendidikan, pembelajaran dan edukasi masyarakat yang diseusikan dengan positioning media tersebut.

Page 12: RADIO KOMUNITAS SEBAGAI MEDIA AKSELERASI PENDIDIKAN · dipublikasi di jurnal ilmiah lokal atau akan dipresentasikan pada forum ilmiah baik lokal maupun nasional. Kata kunci: radio

Radio Komunitas sebagai Media Akselerasi Pendidikan

Komunikologi Volume 15 Nomor 1, Maret 2018 49

Bahwa lembaga penyiaran (radio) Suara Edukasi 1440 AM merupakan media informasi dan komunikasi yang mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi yang seimbang dan setimpal di masyarakat, memiliki kebebasan dan tanggung-jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol serta perekat sosial.

Kontrol Pembangunan dalam hal penye-lenggaraan pendidikan oleh lembaga pendidikan di Indonesia. Peran radio Suara Edukasi mem-punyai fungsi kontrol terhadap kinerja pemerintah karena radio ini di naungi oleh Kem-dikbud, sehingga program-program terutama untuk memberikan informasi tentang perkembangan pembangunan dunia pendidikan di wilayahnya.

Positioning yang kuat terhadap radio komunitas Suara Edukasi ini sebaiknya harus di-pertahankan dan lebih diperbanyak lagi program-program hiburan yang mendidik terutama program bagi pendidikan audiens dengan segemen pendengar ibu-ibu dengan sekian banyak per-masalah yang berkaitan dengan pendidikan anak-anak di sekolah namun dikemas dengan konsep siar yang menghibur. Seperti pada program Bunda Pintar

Selain itu menambah kegiatan edu-tainment yang awalnya 20% dari seluruh program yang ada menjadi lebih banyak lagi jam waktu tayangnya karena bermain sambil belajar bagi anak-anak usia menjadi lebih menyenangkan. Seperti menambah jam siar pada program talkshow Bintang Edu, dimana program yang ditawarkan berupa pembelajaran langsung yang didapat dari para tokoh pendidikan, sharing informasi dari beberapa pakar pendidikan, siswa dan mahasiswa berprestasi.

Daftar Pustaka Anwari. (2013). Mengembangkan Radio Komunitas

Pesantren. Jurnal Komunikasi Islam. Volume 3 No. 2 Tahun 2013, hal.299.

Fraser, Colin dan Sonia Estrepo Estrada. (2001).

Buku Panduan Radio Komunitas. Jakarta: UNESCO Jakarta Office.

Gozali, Dodi. (2005). Communication Measurement.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

http://www.jabarprov.go.id/index.php/news/5578/Untuk_Penyebaran_Informasi_Radio_Komunitas_Masih_Diperlukan.

Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknis Praktis Riset

Komunikasi. Jakarta: Kencana. Louise, Tabing. (2000). Siaran Radio di Kampung:

Panduan Produksi Siaran Radio Komunitas, Jakarta, LSPP UNESCO Kedutaan Besar Denmark.

Masduki. (2004). Perkembangan dan Problematika

Radio Komunitas di Indonesia, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 1, Nomor 1, Juni 2004, 73-86.

Masduki. (2007). Radio Komunitas Belajar Dari

Lapangan. Jakarta. Kantor Perwakilan Bank Dunia.

Nur Hifayat, Dedy. (2007). Pengantar Komunikasi

Massa. Bandung: Raja Grafindo Perkasa. Rachmiatie, Atie. (2007). Radio Komunitas Eksalasi

Demokratisasi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Wahyudi, J.B. (1996). Dasar-dasar Jurnalistik Radio

dan Televisi, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.