Peta Jalan Kebijakan Fiskal Komprehensif danTerintegrasi ... · Peta Jalan Kebijakan Fiskal...
Transcript of Peta Jalan Kebijakan Fiskal Komprehensif danTerintegrasi ... · Peta Jalan Kebijakan Fiskal...
Center for IndonesiaTaxation Analysis
1
Peta Jalan Kebijakan Fiskal KomprehensifdanTerintegrasi bagi Industri Tembakau
Yustinus PrastowoExecutive director of Center for Indonesia Taxation Analysis Jakarta, 20 November 2019
Center for IndonesiaTaxation Analysis
Outline
2
Latar Belakang
Membangun Sektor Hulu
Kondisi dan Tantangan Sektor Hilir
Sebuah Roadmap Komprehensif
Center for IndonesiaTaxation Analysis
3
Latar Belakang
Center for IndonesiaTaxation Analysis
4
Aspek Industri HasilTembakau yang Multidimensi
Tenaga Kerja
PengolahanTembakau
PerdaganganInternasional
PenerimaanNegara
PengendalianKonsumsi
Industri HasilTembakau
PetaniTembakau
PenerimaanNegara
PengendalianKonsumsi
Industri
PetaniTembakau
Tenaga KerjaIndustri
TenagaKerja SKT
Sektor Hulu
Sektor hilir
Tantangan Kebijakan Fiskal
Isu Tenaga Kerja
Sektor Hulu
Vs
Sektor Hilir
Center for IndonesiaTaxation Analysis
Peran IHT dalam Tenaga KerjaBerdasarkan riset Ernst & Young (2015) sebanyak 5,98 juta orang terlibat secara langsung dan tidak langung di industri rokok nasional.
: 4,28 juta
Pabrikan dan Distribusi
SektorHilir IHT
: 1,7 jutaPerkebunan
SektorHulu IHT
Kontribusi IHT bagiTenaga Kerja
Center for IndonesiaTaxation Analysis
6
Industri Pengolahan Non Migas2014 2015 2016 2017 2018 Rank
Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Average
Industri Makanan dan Minuman 502.856,20 540.756,40 585.786,30 639.834,40 690.462,50 1
Industri Pengolahan Tembakau 78.878,70 83.798,70 85.119,70 84.572,40 87.548,70 6
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 117.723,40 112.078,90 111.978,20 116.261,60 126.406,80 5
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 22.967,70 23.879,20 25.875,30 26.449,00 28.941,70 13
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan 61.742,50 60.735,40 61.790,60 61.870,40 62.337,30 11
Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 70.670,10 70.556,80 72.399,90 72.640,60 73.681,60 9
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 153.191,90 164.843,00 174.469,80 182.380,20 179.791,90 4
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 72.777,30 76.442,10 69.940,90 71.666,80 76.627,80 8
Industri Barang Galian bukan Logam 62.706,80 66.485,20 70.118,70 69.512,90 71.424,40 10
Industri Logam Dasar 72.059,10 76.532,10 77.293,00 81.832,60 89.188,60 7
Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 178.544,20 192.528,00 200.860,90 206.469,30 205.216,80 2
Industri Mesin dan Perlengkapan 26.259,70 28.250,50 29.676,60 31.325,00 34.297,30 12
Industri Alat Angkutan 178.022,50 182.289,10 190.523,40 197.527,90 205.907,20 3
Industri Furnitur 23.179,90 24.377,40 24.489,80 25.383,70 25.946,00 14
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 15.925,90 16.668,40 16.161,70 15.889,90 15.758,00 15
Sumber: BPS
Kontribusi Industri Pengolahan Non Migas Terhadap PDB (Dalam Milyar Rupiah – Harga Konstan 2010 )
Kontribusi IHT terhadap Sektor Manufaktur
Center for IndonesiaTaxation Analysis
7
Kondisi Sektor Hulu Tembakau
0
50000
100000
150000
200000
250000
2013 2014 2015 2016 2017*
Luas Area Pertanian
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
2013 2014 2015 2016 2017*
PRODUKSI
800
820
840
860
880
900
920
940
960
2013 2014 2015 2016 2017*
Produktivitas (Kg/Ha) 761.285,00
551.064,00 567.332,00
-
100.000,00
200.000,00
300.000,00
400.000,00
500.000,00
600.000,00
700.000,00
800.000,00
2011 2015 2016
Tenaga kerja (Kepala Keluarga)
Sumber: Ditjenbun Sumber: Ditjenbun
Sumber: Ditjenbun
Sumber: BPS
Center for IndonesiaTaxation Analysis
8
2285,0
632,0
1288,0
559,0
80,0
546,0
10148,0
43350,0
1396,0
98006,0
938,0
29271,0
3086,0
2720,0
0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Lampung
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
NTB
NTT
Sulawesi Selatan
Persebaran Lahan Perkebunan Tembakau (Ha)
Sumber: Ditjen Perkebunan, Departemen Pertanian.
Center for IndonesiaTaxation Analysis
9
Keekonomian Tanaman Tembakau Bagi Petani
Padi Sawah Padi Ladang
Nilai Produksi:
Biaya Produksi:
Keuntungan:
17,2
12,74,5
Nilai Produksi:
Biaya Produksi:
Keuntungan:
10,3
12,72,5
JagungKedelai
Nilai Produksi:
Biaya Produksi:
Keuntungan:
12
9,12,9
Nilai Produksi:
Biaya Produksi:
Keuntungan:
9
9,1-0,1
Tembakau
Nilai Produksi:
Biaya Produksi:
Keuntungan:
50,1
37,1
13
Sumber: FEB – UGM (2013)
Center for IndonesiaTaxation Analysis
10
96%
0%4%
Pendapatan Cukai Hasil Tembakau Pendapatan Cukai Ethyl Alkohol (EA)
Pendapatan Cukai MMEA
Peran CHT Terhadap Penerimaan Negara
Kontribusi CHT terhadap Penerimaan Cukai APBN 2020 Kontribusi CHT terhadap Penerimaan Perpajakan
0,00%
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
10,00%
12,00%
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Perpajakan CHT % CHT dalam perpajakan
* outlookSumber: NK APBN 2020
Center for IndonesiaTaxation Analysis
11
Membangun Sektor Hulu
Center for IndonesiaTaxation Analysis
12
Pembagian Sektor Usaha Industri Tembakau
Pabrik Hasil Tembakau
Pemrosesan DaunTembakau
Tata Niaga Tembakau
Budidaya Tembakau
Sektor Hulu
Sektor Hilir
Perbedaan ini didasari sifat hasil produksinya;
Jika hasil produksinya berupa bahan baku
untuk diolah kembali menjadi final goods
maka masuk ke dalam sektor hulu.
Center for IndonesiaTaxation Analysis
13
Proses Peningkatan NilaiTambah bagi Industri Hulu
Sumber: Beberapa
sumber, diolah
Proses Bisnis
Meningkatkan Nilai Tambah Hasil Produksi Sektor Hulu
NilaiTambah(Value Added)
PemeramanSortir Perajangan Blending FlavorProcessing Pengeringan
Nilai tambah
Semakin banyak proses yang
dilaluinya, nilai tambah hasil
produksi akan semakin tinggi;
Pemerintah perlu mendorong
agar sektor hulu dapat maju;
salah satunya agar nilai
tambah produksinya naik;
Center for IndonesiaTaxation Analysis
14
Peran Sektor Hulu bagi IHT Skala Kecil dan Menengah
IHT; Skala Kecil dan Menengah
Apa arti sektor hulu yang mampu menghasilkan bahan baku berkualitas dan bernilai
tambah tinggi?Terutama bagi pabrikan hasil tembakau kecil dan menengah?
Permasalahan
Konsekuensi
Sulit bersaingdengan
pabrikan besar
Modal kecil untukMeningkatkan
bahan baku
Rintangan
Ketidakpastianfiskal
Tidak sesuai jikamelakukanoperational
leverage
Kualitas bahanbaku yang
rendah
S
O
L
U
S
I
Mendorong Industri yang berfokus
menghasilkan bahan baku berkualitas.
DAMPAK
Peningkatan Daya Saing IHT UMKM
• Tenaga Kerja IHT UMKM Terjaga• Penerimaan Cukai Terjaga
Center for IndonesiaTaxation Analysis
15
Tantangan dan Solusi dari Peningkatan Nilai Tambah
PMK No.
94/PMK.04/2016
Pasal 2 ayat 3,
Saat proses pembuatan barang kena cukai selesai dengan tujuanuntuk dipakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untukbarang kena cukai berupa:
f. hasil tembakau untuk jenis Tembakau Iris yaitu pada saatproses pengolahan daun tembakau telah selesai dirajang,tanpa mengindahkan bahan pengganti atau bahanpembantu yang digunakan dalam pembuatannya.
Menyebabkan dispute, bagi sektor hulu baikperusahaan/perorangan yang ingin mengoptimalkan nilai
tambah produksinya;
PMK No.
134/PMK.04/2019Revisi
Pasal 2 ayat 3,
Saat proses pembuatan barang kena cukai selesaidengan tujuan untuk dipakai sebagaimana dimaksudpada ayat (2), untuk barang kena cukai berupa:
f. dihapus
Melalui revisi ini, pemerintah mendukung sektor huluuntuk mendorong nilai tambah produksinya, serta
mendorong IHT kelas kecil dan menengah, agar dapatbersaing dengan IHT besar
Kepastian hukum untuk mendukung industri sangatlah
penting;
Center for IndonesiaTaxation Analysis
16
Kondisi dan Tantangan Sektor Hilir
Center for IndonesiaTaxation Analysis
17
Pangsa Pasar Rokok (%)
5
66
78
64
57
17
3137
2018201720162015201420132012201120102009200820072006
Pangsa Pasar Industri Rokok di Indonesia
SKT menunjukkan penurunan pangsa pasar setiap tahun
Center for IndonesiaTaxation Analysis
18
Jumlah Produsen dan Kinerja Produksi IHT
4.669
3.281
2.495
1.994
1.664
1.320 1.206995
728 751 779 770
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Produsen
Sekitar 700 produsen produk
tembakau terdaftar di Indonesia
Sumber: Badan Kebijakan Fiskal, Kemenkeu, Aug 19
223 217237
266281 292
318 326346 345 348 342 336 332
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volume Industri
Pertumbuhan
volume (%)
Volume
produksi
(miliar
batang)
-3%
9%
12%
6%4%
9%
3%
6%
0%1%
-2% -2% -1%
Volume industri mengalami perlambatan pertumbuhan
Center for IndonesiaTaxation Analysis
19
Affordability Harga Rokok dan Tingkat Prevalensi Perokok
4,94% 4,93%
4,34%4,16%
4,02%3,83%
3,52%
3,29%3,12%
2,97%2,85%
1,91%1,78% 1,77%
1,62%
1,34% 1,30%
1,04%
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
4,00%
5,00%
6,00%
Semakin tidak terjangkau Semakin terjangkau
• Nilai RIP untuk harga rokok yang paling
banyak dijual (most sold brand)• Semakin tinggi nilai RIP, harga rokok
semakin tidak terjangkau
RIP = 100xP
𝑃𝐷𝐵𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎
Sumber: CITA
Affordability Harga Rokok di Indonesia
Smoking prevalence, 3+ sticks/day
Smoking prevalence 10+ Sticks/day
Source: AC Nielsen,2017
Center for IndonesiaTaxation Analysis
20
Kinerja Cukai dan CHT
16,65%
16,39%
21,73%
15,69%
8,88%
22,43%
-0,72%
6,81%
4,17%
30,95%
-5,00%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
0
50000
100000
150000
200000
250000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 F
Penerimaan Cukai Pertumbuhan
68,27%
27,43%
16,14%
10,42%
14,34%
13,46%
17,25%
14,71%
11,02%
14,26%
15,80%
23,60%
14,35%
14,00%
18,12%
1,58%
4,23%
3,52%0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
180000
Penerimaan CHT g
Kinerja Penerimaan Cukai Kinerja Penerimaan CHT
Center for IndonesiaTaxation Analysis
55,9
65,4
79,9
100,7
111,4
139,1 141,7147,5 148,2
63,3
73,3
90,6
103,6
112,5
139,5 137,9
147,5152,9
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Target APBNP Realisasi
Penerimaan cukai hasil
tembakau
(Rp. Triliun)
113% 112% 113% 103% 101% 100% 97% 100% 102%Pencapaian terhadap target (%)
10,7% 8,2% 14% 6% 10%* 11% 15% 10.5% 10.8%Kenaikan cukai
(rata-rata tertimbang)
Kenaikan Tarif dan Kinerja Penerimaan CHT
Center for IndonesiaTaxation Analysis
22
Kenaikan Tarif dan Kinerja Penerimaan CHT
1,33
1,93
1,69
2,39
1,40
1,65
0,11
0,40
-
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
rasio
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kenaikan tarif Kenaikan Penerimaan
Kenaikan Tarif vs Kenaikan Penerimaan Cukai Rasio Kenaikan Tarif Terhadap Penerimaan
Kenaikan tarif tak selamanya sejalan dengan kenaikan penerimaan. Rasio di bawah satu artinya, 1% kenaikan tarif hanya mampu
menodorong penerimaan di bawah 1%.Terakhir, penundaan kenaikan tarif malah mendorong penerimaan CHT yang signifikan.
Center for IndonesiaTaxation Analysis
23
Perkembangan Hasil Produk Tembakau Lainnya
Penggunaan HPTL semakin
marak...baik jumlah pengguna
maupun jenisnya;Apakah HPTL lebih aman dari rokok konvensional?
Perlu sebuah roadmap terkait HPTL kedepannya
Center for IndonesiaTaxation Analysis
24
Sebuah Roadmap Komprehensif
Center for IndonesiaTaxation Analysis
25
Perlunya sebuah roadmap yang komprehensif
JangkaPendek
JangkaMenengah
JangkaPanjang
(dari kapan sampai kapan, berapa tahun ?)
(dari kapan sampai kapan, berapa tahun ?)
(dari kapan sampaikapan, berapa tahun ?)
• Perlu pertimbangan khusus bagi pabrikan SKT
• Perlu memperhatikan kondisi para petani
• Perpindahan dari pasar domestik ke luar negeri
• Pengendalian rokok ilegal
• Optimalisasi pengawasan
• Jangka panjang, perlu strategi “switching” ke Industri lain
• Perlu pengembangan produk hasil tembakau lainnya,
terutama yang terbukti “less risk”
• Perlu sumber penerimaan lain (ekstensifikasi)
Time Horizon Dimensi dan Pertimbangan
Stakeholder
• Pemerintah
• Akademisi• Pelaku Usaha
• NGO
Center for IndonesiaTaxation Analysis
26
T E R I M A K A S I H
Center for IndonesiaTaxation Analysis
Wisma Korindo 5th FloorJalan MT. Haryono Kav. 62, Pancoran, Jakarta Selatan