Pengenalan dan Pencarian pertolongan untuk Kompilasi Ibu dan bayi Baru Lahir di Kabupaten...
-
Upload
gerakan-kesehatan-ibu-dan-anak -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of Pengenalan dan Pencarian pertolongan untuk Kompilasi Ibu dan bayi Baru Lahir di Kabupaten...
-
Recognition of and Appropriate Care Seeking for Newborn and Maternal
Complications, Jayawijaya District, 2015 Oktarinda1, Sigit Sulistyo2, Lila K Hairani1, Meita Ilyana1
1Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2World Vision Indonesia
LATAR BELAKANG
Tujuh provinsi di Indonesia memiliki angka kematian ibu dan anak (U5MR) yang lebih tinggi dari rata-rata nasional yaitu 44 per 1.000 kelahiran hidup. Di provinsi Papua, 54
bayi per 1.000 kelahiran meninggal. Salah satu kabupaten di Provinsi Papua, Jayawijaya, menurut perkiraan UNICEF kematian bayi lebih dari 2,7 kali rata-rata nasional dan
1,6 kali di atas rata-rata provinsi. Angka kematian ibu di Indonesia adalah 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup untuk periode 2008-2012 (SDKI, 2012). Hasil analisis
sensus nasional Indonesia tahun 2010, memperkirakan bahwa AKI di Provinsi Papua adalah 620 per 100.000 yang mana merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan
provinsi lain di Indonesia.
Ada banyak hambatan yang diketahui untuk mencari perawatan berkualitas/terlatih terkait dengan kasus komplikasi persalinan pada ibu dan bayi, seperti kurangnya
pemahaman mengenai kondisi yang mengancam jiwa, kendala keuangan, jarak ke fasilitas, dan rendahnya kualitas perawatan dan tenaga trampil. Faktor psikososial,
termasuk kepercayaan/budaya, praktik, dan aturan-aturan adat untuk pengambilan keputusan keluarga, juga mempengaruhi identifikasi dan pencarian perawatan yang
tepat terhadap baik untuk komplikasi maternal maupun kesakitan bayi baru lahir. Untuk mempelajari masalah ini, World Vision Indonesia berpartisipasi dalam proyek
penelitian implementasi multi-negara didukung dan didanai oleh USAID yaitu Program Translating Research into Action (TRAction).
Kab. Jayawijaya dipilih karena outcome
dan cakupan pelayanan kesehatan dasar
ibu dan anak rendah
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengidentifikasi pengenalan dan pengambilan keputusan dalam pencarian per-
tolongan/perawatan pada ibu yang mengalami perdarahan postpartum dalam 6
bulan terakhir
2. Mengidentifikasi informasi tentang urutan tindakan dalam pencarian pertolon-
gan/perawatan untuk ibu dengan perdarahan postpartum
3. Mengidentifikasi pengenalan dan pengambilan keputusan dalam pencarian pengo-
batan/perawatan pada bayi baru lahiryang sakit atau meninggal dalam 28 hari
pertama kehidupan dalam 6 bulan terakhir
4. Mengidentifikasi urutan tindakan dalam pencarian pertolongan/perawatan untuk
bayi baru lahir
METODOLOGI
Studi ini menggunakan rancangan/desain kualitatif, pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara kelompok, wawancara mendalam, observasi, dan FGD.
Untuk sasaran/informan yang dipilih antara lain: keluarga yang mengalami kejadian
atau peristiwa kematian ibu atau bayi baru lahir serta keluarga di mana terdapat
kasus komplikasi maternal karena perdarahan post-partum atau bayi baru lahir yang
sakit (di bawah usia 28 hari) dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. Data ini akan
dikombinasikan dengan data di tingkat fasilitas yang terkait dengan kelengkapan
dan kualitas pelayanan yang tersedia di fasilitas tersebut. Studi ini dilakukan di 10
distrik (kecamatan) di Kabupaten Jayawijaya.
HASIL
1. Kasus yang berhasil diwawancarai adalah 5 kasus perdarahan postpartum, 2 kematian ibu, 5 kasus bayi
sakit dan 5 kasus bayi meninggal. Enam fasilitas kesehatan dan 2 FGD tokok masyarakat, 2 wawancara
mendalam terhadap kader dan 1 staf Kesga Dinkes Kab. Jayawijaya.
2. Pengenalan gejala pada kasus maternal cenderung mudah dikenali sebagai tanda bahaya oleh masyarakat
sedangkan pada kasus bayi baru lahir proses pengenalan gejala bervariasi, ada yang mudah dikenali dan
ada yang tidak.
3. Secara umum pengenalan gejala untuk yang pertama kali sebagai tanda bahwa bayi sakit adalah
menangis terus menerus biasanya disertai demam. Gejala lainnya adalah tidak mau menyusu, sesak
nafas, dan tali pusat bernanah/bengkak. Pada kasus komplikasi matenal gejala yang dikenali diantaranya retensio plasenta, perdarahan, dan ketuban pecah dini.
Persepsi terhadap gejela retensio plasenta ditandai dengan tidak keluarnya plasenta beberapa saat setelah bayi lahir, perdarahan ditandai dengan bergantinya
beberapa baju yang berlumuran darah, ceceran darah di lantai, maupun ukuran tempat penampungan darah yang digunakan, dan ketuban pecah dini ditandai dengan
keluarnya air-air dari vagina ketika masa kehamilan.
4. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi pengenalan gejala baik pada kasus ibu atau bayi yaitu pengalaman terhadap gejala baik dari keluarga maupun
lingkungan sekitar dan informasi dari petugas kesehatan. Pengenalan gejala pada kasus maternal lebih diketahui dibandingkan dengan tanda bahaya pada bayi baru
lahir.
5. Pada proses pengambilan keputusan dan pencarian perawatan kasus maternal biasanya pihak keluarga akan bertindak dengan cepat. Ibu dipandang sebagai sumber
kehidupan memiliki nilai sosial yang lebih tinggi daripada anggota keluarga yang lain. Suami dan Om (istri) adalah orang yang dominan dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan proses pengambilan keputusan untuk mencari perawatan pada kasus bayi baru lahir dominan dilakukan oleh ibu bayi. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya ibu adalah orang yang selalu berada di dekat bayi sementara ayah tidak berperan besar dalam merawat bayi. Ketiadaan peran ayah dalam penanganan
bayi sakit disebabkan oleh tradisi masyarakat Wamena yang masih menganut membagian tugas antara laki-laki dan perempuan, dimana perempuan bertugas
melahirkan, merawat anak, mencari nafkah, menyediakan makanan, dan melayani suami, sedangkan suami hanya bertugas sebagai perwakilan keluarga jika ada
pertemuan-pertemuan tertentu di desa. Sehingga peran ayah dalam pengambilan keputusan untuk mencari perawatan bayi tidak cukup terlihat.
6. Dalam pengambilan keputusan dan pencarian perawatan biasanya keluarga juga menyarankan untuk melakukan ritual pengakuan dosa kepada seluruh anggota
keluarga. Ritual dilakukan dengan cara mengumpulkan anggota keluarga dan mengakui kesalahan di masa lampau
agar perawatan dan pengobatan yang dilakukan kepada ibu atau bayi dapat berjalan dengan baik. Hal ini
dilakukan berkaitan dengan keyakinan keluarga mengenai penyebab gejala dipengaruhi oleh kesalahan di masa
lalu. Walaupun demikian, ada keluarga yang menyampingkan ritual pengakuan dosa ini karena lebih
mendahulukan faktor medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
7. Faktor pendorong dalam pencarian perawatan antara lain karena ada kedekatan hubungan dengan petugas
kesehatan dan kepercayaan terhadap pelayanan di fasilitas kesehatan. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat
dalam mencari perawatan yaitu terlambat mengenali gejala, pengaruh budaya, cuaca, jarak, ketersediaan
transportasi, dan ketiadaan tenaga kesehatan di tempat (hari libur).
KESIMPULAN
1. Pengenalan gejala komplikasi maternal umumnya mudah dikenali oleh informan baik penolong maupun FW yang mengalami kejadian tersebut dan keluarganya.
Sedangkan pengenalan gejala sakit pada bayi baru lahir umumnya mudah diketahui namun sebagian besar masyarakat tidak menganggap itu sebagai masalah serius
untuk segera mencari perawatan.
2. Faktor yang mempengaruhi pengenalan gejala yaitu pengalaman masa lalu terhadap gejala dan informasi dari petugas kesehatan.
3. Persepsi terhadap gejala dan penyebabnya dipengaruhi oleh kepercayaan budaya setempat yang dikaitkan dengan kesalahan masa lalu.
4. Dalam pengambilan keputusan untuk mencari perawatan dominan dipengaruhi oleh peran Suami dan Om (dari istri) .
5. Proses pencarian perawatan pada kasus maternal cenderung lebih cepat daripada kasus bayi baru lahir karena ibu dianggap memiliki peran penting dalam
kelangsungan hidup keluarga seperti mencari nafkah, melahirkan dan mengurus anak.
6. Pencarian perawatan didorong oleh adanya kepercayaan terhadap tenaga kesehatan, kedekatan hubungan dengan kader. Keterlambatan pencarian perawatan antara
lain disebabkan terlambat mengenali gejala, ketidakpahaman informan mengenai gejala tanda bahaya, pengaruh sosial budaya , faktor cuaca, jarak,
transportasi, dan ketiadaan tenaga kesehatan di tempat.
REKOMENDASI
1. Pemerataan sarana, tenaga, dan fasilitas kesehatan di tingkat Puskesmas.
2. Penguatan kapasitas tenaga kesehatan yang berkompeten di tingkat desa.
3. Peningkatan kapasitas kader dalam pengenalan gejala sebagai tanda bahaya pada ibu dan
bayi baru lahir, mengingat kader di Kabupaten Jayawijaya memiliki peran yang cukup
penting dan dekat dengan masyarakat.
4. Peningkatan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam pengambilan keputusan dan
pencarian pertolongan.
UCAPAN TERIMA KASIH kepada semua pihak yang telah mendukung studi ini khususnya kepada: USAID, University of Research Co., LLC (URC), Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya, UNICEF, Rumah Sakit Umum Kabupaten Jayawijaya, Puskesmas di wilayah studi, dan Staf WVI Kabupaten Jayawijaya.
Narahubung: World Vision Indonesia | Office Phone: +62 21 31927467
Oktarinda | Mobile: +62 81806973916 | E-mail: [email protected] | Sigit Sulistyo | Mobile: +62 81290868804 | E-mail: [email protected]
DAFTAR PUSTAKA
Center of Epidemiological Research and Surveilance. Final repot on Infant and Children Under Five Mortality Studi in Four Poorest Quintile Districts, Indonesia 2010-2011. Jakarta, Indonesia; 21013.
Statistik Indonesia, National Populationand Family Planning Board, Ministry of Health ICF International. Indonesia Demographic and Health Survey 2012. Jakarta, Indonesia; 2013.
Statistics Indonesia. Data dab Kematian Maternal di Indonesia. Jakarta, Indonesia; 2102.