PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL...

12
1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Dyah Febriyana 1 , Anna Fauziah 2 , Drajat Friansah 3 STKIP-PGRI Lubuklinggau Email: [email protected] ABSTRCT The title of this paper is “Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015”. The research aims are to know the effect of Problem Based Learning models toward student’s mathematics reasoning skills in SMP Negeri 1 Lubuklinggau academic year 2014/2015. The research method that be used is True Experimental Design. Population of research is all students at eighth class grade academic year 2014/2015 that involve 319 students and the sample are class VIII.5 as experiment class and class VIII.4 as controll class took as cluster random sampling. The data were collected by test, its pretest and postest, and then used gain ternormalisasi test (N-gain). The data which be collected were analyze by t-test. Based on result t-test on significant level = 0,05, obtainable (4) > (1,669), so we can conclude that there is influence Problem Based Learning models for mathematical reasoning skill students in SMP Negeri 1 Lubuklinggau in academic year 2014/2015. Key Words: Problem Based Learning, Mathematics reasoning. PENDAHULUAN Matematika merupakan pelajaran yang wajib dipelajari di seluruh jenjang pendidikan. Hal ini dikarenakan matematika merupakan dasar dari semua pengetahuan dan perkembangan teknologi di dunia ini, hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh National Council of Teachers of Mathematics (dalam

Transcript of PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL...

Page 1: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 1 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Dyah Febriyana1, Anna Fauziah2, Drajat Friansah3 STKIP-PGRI Lubuklinggau

Email: [email protected]

ABSTRCT

The title of this paper is “Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015”. The research aims are to know the effect of Problem Based Learning models toward student’s mathematics reasoning skills in SMP Negeri 1 Lubuklinggau academic year 2014/2015. The research method that be used is True Experimental Design. Population of research is all students at eighth class grade academic year 2014/2015 that involve 319 students and the sample are class VIII.5 as experiment class and class VIII.4 as controll class took as cluster random sampling. The data were collected by test, its pretest and postest, and then used gain ternormalisasi test (N-gain). The data which be collected were analyze by t-test. Based on result t-test on significant level = 0,05, obtainable (4) > (1,669), so we can conclude that there is

influence Problem Based Learning models for mathematical reasoning skill students in SMP Negeri 1 Lubuklinggau in academic year 2014/2015.

Key Words: Problem Based Learning, Mathematics reasoning.

PENDAHULUAN

Matematika merupakan pelajaran yang wajib dipelajari di seluruh jenjang pendidikan. Hal ini dikarenakan matematika merupakan dasar dari semua pengetahuan dan perkembangan teknologi di dunia ini, hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh National Council of Teachers of Mathematics (dalam

Page 2: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Walle: 2008:1) bahwa kemampuan dalam matematika akan membuka pintu masa depan yang produktif, dan lemah dalam matematika sama artinya membiarkan pintu itu tertutup.

Cara berpikir manusia dan perkembangan konsep-konsep lainnya juga erat kaitannya dengan matematika. Karena itulah dewasa ini banyak sekali pihak yang mengembangkan cara belajar matematika yang dapat membuat semua orang menyukai, dan memahami matematika baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pelajaran matematika yang sebenarnya.

Dalam pembelajaran matematika, terdapat tujuan pembelajaran seperti termaktub dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Dalam Permendiknas tersebut tertulis mata pelajaran matematika untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki keingintahuan, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan tujuan di atas, jelas dikatakan bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa mampu menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, hal ini sangat sesuai dengan yang dituliskan Jhonson dan Rising (dalam Suherman, et.al, 2001:19) yang menyatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasi, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembelajaran matematika dibutuhkan ide dan keterampilan dalam memahami dan menyajikan permasalahan dalam bentuk bahasa matematika. Oleh karena itu seharusnya seorang guru matematika harus mampu mengembangkan penalaran siswa dalam proses belajar matematika, tetapi pada kenyataannya dewasa ini tingkat penalaran siswa masih sangat kurang, hal ini sebagaimana termaktub dalam laporan penelitian yang dilakukan oleh Frentika (2014) yang melaporkan bahwa kualitas kemampuan penalaran dan pemahaman matematika siswa belum memuaskan, yaitu masing-masing sekitar 42,95% dari total skor

Page 3: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010) juga menjelaskan bahwa siswa SMP N 3 Banguntapan belum mampu menarik sebuah kesimpulan dari soal cerita yang membutuhkan penalaran matematis.

Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk meneliti tingkat kemampuan penalaran siswa di SMP Negeri 1 Lubuklinggau. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Lubuklinggau, terlihat sekali bahwa kemampuan penalaran matematika siswa tersebut masih sangat kurang, inilah salah satu masalah siswa dalam belajar matematika dan juga menjadi momok bagi guru untuk dapat memberikan soal atau masalah dengan tingkat penalaran yang tinggi, karena dikhawatirkan siswa tidak mampu untuk menyelesaikannya.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Menentukan proses desain dan pengembangan bahan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan kontekstual di SMP N 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015, (2) Menemukan data empirik hasil pengembangan bahan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan kontekstual yang efektif, efisien dan menarik.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Model Problem Based Learning terhadap kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat: (1) Bagi siswa, siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika dan dapat meningkatkan kemampuan penalarannya, (2)Bagi guru, memberikan pengetahuan tentang model Problem Based Learning dan menerapkannya dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa, (3) Bagi sekolah, sebagai masukan untuk upaya meningkatkan mutu pendidikan, (4) Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan baru dalam upaya menjadi guru yang profesional, (5) Bagi pembaca lainnya, dapat memberikan pemahaman bahwa penalaran sangat penting dalam mempelajari matematika.

DASAR TEORI Berikut ini adalah beberapa deskripsi teori yang digunakan dalam

penelitian ini. Beberapa teori yang digunakan dalan penelitian ini adalah: 1. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah setelah peneliti

menerapkan model Problem Based Learning penalaran siswa kelas eksperimen lebih baik dari penalaran siswa kelas kontrol.

2. Model pembelajaran adalah rencana atau cara yang terstruktur yang digunakan pendidik untuk mempermudah menyampaikan ide dan mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajarannya.

3. Penalaran adalah proses cara berpikir masing-masing individu untuk mendapatkan jawaban dan penyelesaian yang logis dan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Rubrik penilaian penalaran yang digunakan adalah:

Tabel 1 Rubrik penilaian Penalaran

Page 4: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

No Aspek Penilaian Rubrik Penilaian Skor

1 Macam Jawaban Menjawab sesuai dengan jawaban yang diharapkan

2

Menjawab salah tapi mengarah ke jawaban yang diminta

1

Tidak menjawab 0

2 Alasan Jawaban Alasan jawaban dilakukan secara analitik dan benar

6

Alasan jawaban dilakukan secara analitik tapi ada sedikit kesalahan

5

Alasan jawaban dilakukan secara analitik tapi ada banyak kesalahan atau sama sekali salah

2

Alasan jawaban diberikan dalam bentuk hasil penghitungan soal dan benar

4

Alasan jawaban diberikan dalam bentuk hasil penghitungan soal dan ada sedikit kesalahan

3

Alasan jawaban diberikan dalam bentuk hasil penghitungan soal tapi terdapat banyak kesalahan atau sama sekali salah

1

Tidak menjawab 0

Skor minimal = 0 Skor maksimal = 8

(Wardhani, 2010:25) 4. Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model

pembelajaran yang menitikberatkan pembelajaran pada masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata dan menghubungkan beberapa disiplin ilmu yang diberikan pada awal kegiatan pembelajaran untuk kemudian diselesaikan oleh peserta didik secara mandiri. Karakteristik Problem Based Learning adalah: (1) Problem Based Learning menitikberatkan pembelajaran pada masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata dan menghubungkan beberapa disiplin , (2) masalah yang digunakan merupakan masalah yang berhubungan dengan dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured), (3) masalah yang diberikan biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspect-tive). (4) Masalah membuat pemelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah yang baru. (5) Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directing learning). (6) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja.(7) Pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.

METODE PENELITIAN

Page 5: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah True Eksperimental Design, Menurut Arikunto (2010:123) True Eksperimental Design adalah eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan dalam eksperimen, yaitu dengan adanya kelompok lain yang tidak mengalami eksperimen yang diamati dan disebut dengan kelompok kontrol, sehingga perubahan yang terjadi antara sebelum penelitian dan setelah penelitian benar-benar terlihat. Dengan menggunakan Control group pre-test-post-test design, Desain eksperimen yang digunakan bentuk Control group pre-test-post-test Design, menurut Sugiyono (2013a:112) digambarkan sebagai berikut:

E O1 X O2

K O3 O4

Keterangan: E : Kelompok eksperimen K : Kelompok kontrol O1, O3 : Tes awal (Pretest) O2, O4 : Tes akhir (Posttest) X : Pembelajaran menggunakan metode Problem Based Learning

Populasi penelitian ini adalah Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015. Sebagai sampel pada penelitian ini adalah kelas VIII.5 sebagai kelas eksperimen dan sebagai kelas kontrol adalah kelas VIII.4.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tingkat penalaran matematika siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan memberikan skor penalaran matematika dari tiap butir soal tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing kelas, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal penalaran matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan tes akhir diberikan untuk memperoleh data kemampuan penalaran matematika siswa baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Tes yang digunakan berbentuk essai yang terdiri dari 5 soal dengan materi Bangun Ruang Sisi Datar.

Teknik Analisis Data Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menentukan skor rata-rata dan simpangan baku, Uji Normalitas Data, Uji Homogenitas, dan pengujian Hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam proses penelitian yang dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau ini peneliti menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan dilaksanakan pada materi bangun ruang sisi datar. Jumlah pertemuan yang dilakukan peneliti dalam kelas eksperimen di penelitian ini adalah sebanyak lima kali pertemuan, dengan rincian satu pertemuan sebagai

Page 6: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

pre-test di awal penelitian, tiga pertemuan proses pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning, dan satu pertemuan sebagai pelaksanaan post-test di akhir pertemuan pembelajaran. Deskripsi Statistik Hasil Penelitian Pre-test

Pre-test ini diberikan pada pertemuan pertama kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematika awal siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan materi bangun ruang sisi datar. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dijabarkan bahwa dari 31 siswa kelas eksperimen yang mengikuti pre-test dengan perolehan skor terbesarnya adalah 16 dan skor terkecil adalah 5. Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah siswa yang mengikuti pre-test adalah sebanyak 36. Perolehan skor terbesarnya adalah 14, dan skor terkecilnya adalah 6. Post-test

Post-test ini diberikan pada pertemuan terakhir kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematika siswa setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen untuk kemudian dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan menggunakan model Problem Based Learning dengan materi bangun ruang sisi datar. Berdasarkan perhitungan dapat dijabarkan bahwa dari 31 siswa kelas eksperimen yang mengikuti post-test dengan perolehan skor terbesarnya adalah 34 dan skor terkecil adalah 5. Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah peserta post-test sebanyak 36 siswa, skor terbesarnya adalah 24, dan skor terkecilnya adalah 3. Perbandingan kemampuan penalaran matematika awal dan kemampuan penalaran matematika akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik 1:

Grafik 1: Skor rata-rata hasil Pre-test dan Post-test

Analisis Inferensial Data Pre-test a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil analisismenggunakan uji Chi-Kuadrat

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

kontrol eksperimen

Pre-test

Post-test

Page 7: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

didapat kan hasil data Pre-test eksperimen kelas eksperimen berdistribusi normal dan data pre-test kelas kontrol tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Setelah uji normalitas data, maka pengujian selanjutnya adalah uji

homogenitas varians. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa varians kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, dan diperoleh

kesimpulan bahwa data pre-test pada kelas eksperimen berdistribusi normal, sedangkan pada kelas kontrol tidak berdistribusi normal, sehingga dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata menggunakan statistik non-parametrik dengan menggunakan Uji Mann-Whitney. Dari hasil analisis, dapat ditarik kesimpulan bahwa pre-test kemampuan penalaran matematika adalah berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Karena kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak samamenyebabkan kemampuan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dapat dihitung secara langsung menggunakan data post-test. Perbedaan rata-rata akhir kedua kelas diuji secara inferensial dengan menggunakan nilai gain ternormalisasi dengan rumus menurut Meltzer (dalam Fauziah, 2010:15):

N-gain =

Analisis Inferensial Data Gain (N-ternormalisasi) Deskripsi Statistik Data Gain Ternormalisasi (N-gain)

a. Uji Normalitas Setelah perhitungan rata-rata kemampuan penalaran matematika dan

simpangan baku pada data skor gain ternormalisasi (N-gain) siswa, selanjutnya dilakukan uji normalitas, dan setelah dilakukan pengujian diperoleh kesimpulan bahwa data gain ternormalisasi kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Setelah uji normalitas data, maka pengujian selanjutnya adalah uji

homogenitas varians, dari pengujian disimpulkan bahwa semua varians homogen.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan,

diperoleh kesimpulan bahwa data skor gain ternormalisasi (N-gain) kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, sehingga dilakukan uji kesamaan rata-rata dengan menggunakan uji-t.

Uji perbedaan dua rata-rata ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan, dan memperoleah kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan analisis data gain ternormalisasi diperoleh data bahwa , maka kesimpulannya adalah terdapat pengaruh model Problem

Page 8: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Based Learning terhadap kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015. PEMBAHASAN

Pada penelitian ini peneliti memilih model Problem Based Learning dengan tujuan melihat pengaruh model tersebut terhadap kemampuan penalaran matematika siswa SMP Negeri 1 Lubuklinggau, karena seperti yang diungkapkan Sanjaya (2014:220 - 221) dimana dengan menggunakan Problem Based Learning siswa diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata, sehingga siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan penalarannya.

Dari data hasil penelitian yang dilakukan peneliti, pada saat pre-test skor rata-rata kemampuan penalaran matematika siswa pada kelas kontrol lebih baik dibandingkan kelas eksperimen, Hal ini terbukti dari hasil hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan Mann-Whitney dimana >, sehingga Ho

ditolak dan kesimpulannya adalah terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Saat pelaksanaan pre-test masih terdapat banyak sekali kesalahan siswa baik di kelas eksperimen dan kelas kontrol, bahkan banyak siswa yang tidak mengetahui tujuan dari masalah yang diberikan. Hal ini disebabkan karena siswa tidak terbiasa mendapatkan soal berbentuk masalah yang membutuhkan tingkat penalaran yang tinggi.

Setelah dilakukan pre-test, pada kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menggunakan model Problem Based Learning yang pembelajarannya dilakukan oleh peneliti. Sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran tetap menggunakan model konvensional dan dilakukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, materi yang diberikan oleh peneliti maupun guru yang bersangkutan adalah materi bangun ruang sisi datar.

Pada pertemuan pertama menggunakan model Problem Based Learning di kelas eksperimen, siswa merasa kebingungan dan merasa kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan peneliti karena tidak terbiasa mendapatkan soal sebelum dijelaskan oleh guru. Kesulitan siswa ini dapat diatasi peneliti dengan adanya langkah pembelajaran dimana peneliti membantu siswa untuk memperoleh data yang digunakan, dan membantu siswa memilih kemungkinan penyelesaian masalah tersebut sebagaimana juga yang di ungkapkan oleh Trianto (2012:26) sehingga siswa dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Dari pertemuan pertama ini dapat disimpulkan bahwa siswa masih banyak mendapat kesulitan dalam belajar menggunakan model Problem Based Learning terlebih untuk meningkatkan kemampuan penalaran.

Pertemuan kedua peneliti memberikan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang prisma. Setelah diberikan masalah siswa mulai paham dengan apa yang harus dilakukan, dan mulai aktif bertanya tentang kemungkinan-kemungkinan alternatif penyelesaian. Pada pertemuan kedua pembelajaran

Page 9: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

mulai berjalan lancar dan aktif, terlihat sekali saat peneliti meminta siswa mempresentasikan hasil pengerjaan masalah banyak siswa yang antusias dan presentasi yang diberikan sudah baik, tetapi masih banyak siswa yang kurang paham dengan penjelasan dari temannya, tetapi setelah peneliti mengajak siswa berdiskusi siswa dapat memahami penjelasan peneliti.

Pertemuan ketiga, siswa sudah paham dengan model Problem Based Learning, siswa sudah terbiasa aktif bertanya dan meminta bimbingan kepada peneliti dan masalah yang diberikan peneliti dapat dipahami siswa dan secara cepat siswa dapat mengerjakannya, penalaran siswa terlihat lebih meningkat dibandingkan pertemuan pertama dan kedua. Meskipun seperti itu, masih ada siswa yang melakukan kesalahan saat perhitungan, diakibatkan karena siswa kurang teliti dalam menghitung, dan ada beberapa siswa yang kurang paham tentang konversi satuan ukuran. Dari pertemuan ketiga ini dapat disimpulkan bahwa siswa jauh lebih aktif dan kemampuan penalaran siswa sudah meningkat.

Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, maka langkah selanjutnya adalah post-test. Post-test diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematika siswa setelah proses pembelajaran sebagai tolak ukur untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning dalam peningkatan kemampuan penalaran siswa.

Setelah dilakukan post-test dan memeriksa hasilnya, peneliti menemukan bahwa jawaban siswa kelas eksperimen terlihat lebih baik dalam menalar tujuan soal dan pengerjaan soal tersebut lebih sistematis dan teratur, walaupun ada beberapa siswa yang keliru dalam proses perhitungan, tetapi secara garis besar siswa terlihat sudah mampu memahami tujuan masalah yang diberikan. Sehingga rata-rata kemampuan penalaran siswa pada kelas eksperimen meningkat.

Pada jawaban post-test kelas eksperimen diatas terlihat bahwa siswa mampu mengerjakan soal nomor dua dengan benar dan sesuai yang diharapkan sehingga memperoleh skor 2 dan jawaban disertai dengan analisis dari siswa dan memperoleh skor tambahan 6, sehingga total skor yang diperoleh adalah 8. Pada kelas kontrol masih banyak sekali siswa yang tidak paham bagaimana memahami masalah, banyak siswa yang mengulangi kesalahan seperti saat diberikan pre-test, tetapi ada beberapa siswa yang dapat menjawab dengan cukup baik dan meningkat kemampuan penalarannya, jika diakumulasikan rata-rata kemampuan berpikir siswa pada kelas kontrol juga meningkat, tetapi peningkatan tersebut tidak signifikan, bahkan cenderung kecil.

Pada proses belajar mengajar dengan menggunakan model Problem Based Learning dibutuhkan keaktifan, dan rasa ingin tahu siswa yang tinggi, tetapi ada beberapa siswa yang rasa ingin tahunya rendah, sehingga siswa tersebut kurang tertarik dalam belajar, hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Sanjaya (2014:221) bahwa Problem Based Learning akan menimbulkan masalah bagi siswa yang tidak memiliki minat belajar yang tinggi. Sehubungan hal itu peneliti dapat mengatasinya dengan baik karena peneliti telah mengetahui hal tersebut. Dalam hal ini peneliti memberikan masalah disekitar yang berhubungan

Page 10: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

dengan materi yang diajarkan sehingga siswa dapat lebih tertarik dengan materi yang sedang dipelajari.

Berdasarkan hasil analisis gain ternormalisasi (N-gain), diketahui rata-rata peningkatan kemampuan penalaran pmatematika siswa kelas eksperimen sebesar 0,25. Data ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan penalaran matematika kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang hanya meningkat 0,01 saja. Kemudian setelah uji normalitas dan homogenitas didapat kesimpulan bahwa data berdistribusi normal dan variansnya homogen sehingga pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t, dari pengujian tersebut ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, karena > (4 > 1,669)

sehingga hipotesis dalam penelitian ini terbukti. Jadi kesimpulan penelitian ini adalah “terdapat pengaruh model Problem Based Learning terhadap kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015”. Hambatan yang dihadapi peneliti dalam penelitian ini adalah banyaknya siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang rendah, kemudian terdapat beberapa siswa yang ribut ketika pembelajaran dilaksanakan, dan juga siswa yang awalnya bingung ketika diberi masalah yang bagi mereka soal tersebut sangat sulit untuk mereka kerjakan. Untuk mengatasi hal tersebut guru memberi pendekatan intensif terhadap siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang rendah dan membimbing siswa yang mulai merasa kebingungan, sehingga keadaan kelas tetap tertib dan kondusif.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model Problem Based Learning terhadap kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada pendidik dapat menggunakan model Problem Based Learning sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa.

2. Untuk sekolah model Problem Based Learning ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran siswa, sehingga akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan di sekolah tersebut.

3. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan model Problem Based Learning agar dapat merencanakan pembelajaran sebaik mungkin, dan menyiapkan teknik khusus untuk menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Fauziah, Anna. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating and Tranferring). Skripsi tidak diterbitkan. Bandung. SPS UPI.

Frentika, Diena.2014. Peningkatan Kemampuan Penalaran Adaptif dan Sikap Peduli Lingkungan Melalui Pembelajaran Matematika Kontekstual Berbasis Potensi Pesisir. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.[online]:http://digilib.uinsuka.ac.id/13220/1/BAB%20I%2C%2V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers.

Kadir, 2015. Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisreldalam Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers.

Nurma, Sa’adah. 2010. Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 3 Banguntapan dalam Pembelajaran Matematika

Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta. [online]

http://eprints.uny.ac.id/2273/1/SKRIPSI_WIDAYANTI__NURMA_SA%

27ADAH.pdf [15 November 2014]

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:Tarsito.

Sugiyono. 2013a. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

.2013b. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suherman, et.al. 2001. Commond Text Book Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer. Bandung: JICA-Universitas Pendidikan Indonesia(UPI)

Suherman, Erman dan Yaya, Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktis Untuk

Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya

Kusuma.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Page 12: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SEMINAR NASIONAL acc.pdf · ideal, dan dalam penelitian yang dilakukannya, Nurma (2010)

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

Wahyudin. 2008. Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Bandung. Tidak

diterbitkan.

Walle, John. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan

Pengajaran. Jakarta:Erlangga.

Wardhani, Sri. 2010. Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Matematika di SMP. Yogyakarta: Depdiknas, Pusat PPPPTK Matematika.