PENGARUH METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI...

15
PENGARUH METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI NIBUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: Rina Wijayanti 1 , Ria Dwi Jayati, M.Pd. 2 , Destien Atmi Arisandy, M.Pd. 3 . 1 Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau 2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung Tahun 2016/2017. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri Nibung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 92 siswa dan sebagai sampel kelas X1 yang berjumlah 31 siswa dan kelas kontrol X3 yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh t hitung > t tabel (2,98 > 1.67) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil Belajar Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung Tahun Pelajaran 2016/2017. Kata Kunci: Pembelajaran GQGA, Hasil belajar.. A. PENDAHULUAN Pendidikan sangatlah penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan kesejahteraan masyarakat khususnya di indonesia. Proses pendidikan dilakukan melalui suatu pembelajaran agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. Proses pendidikan merupakan suatu pembelajaran yang bertujuan untuk peningkatan kualitas

Transcript of PENGARUH METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI...

PENGARUH METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP

HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI NIBUNG TAHUN

PELAJARAN 2016/2017

Oleh: Rina Wijayanti1, Ria Dwi Jayati, M.Pd.

2, Destien Atmi Arisandy, M.Pd.

3.

1 Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau

2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil

Belajar Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung Tahun 2016/2017”. Rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap

Hasil Belajar Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil Belajar

Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni

menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasinya adalah seluruh

siswa kelas X SMA Negeri Nibung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 92 siswa dan

sebagai sampel kelas X1 yang berjumlah 31 siswa dan kelas kontrol X3 yang berjumlah 30

siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis

menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh thitung > ttabel (2,98 > 1.67) sehingga

dapat disimpulkan bahwa “ ada pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap

Hasil Belajar Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci: Pembelajaran GQGA, Hasil belajar..

A. PENDAHULUAN

Pendidikan sangatlah penting dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa dan

kesejahteraan masyarakat khususnya di

indonesia. Proses pendidikan dilakukan

melalui suatu pembelajaran agar sasaran dari

perubahan itu dapat tercapai sebagaimana

yang diinginkan. Proses pendidikan

merupakan suatu pembelajaran yang

bertujuan untuk peningkatan kualitas

individu, dengan karakteristik indivcidu

yang beragam. Menurut Slameto (2010:10)

dalam keseluruhan proses pendidikan

disekolah, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Ini berarti

bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendididkan banyak bergantung kepada

bagaimana proses belajar yang dialami oleh

siswa sebagai anak didik.

Menurut Hamalik (2010:31) Proses

belajar merupakan pengalaman, berbuat,

mereaksi, dan melampaui. Proses belajar

juga merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan seseorang untuk mendapatkan

pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan

kebiasaan baru yang diperoleh individu.

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan

dalam lingkungan sekolah sering kali kita

jumpai pelajaran biologi, karena pelajaran

biologi merupakan memegang peranan

penting dalam dunia pendidikan.

Biologi sebagai salah satu mata

pelajaran yang diajarkan di SMA adalah

merupakan syarat mutlak bidang ilmu yang

harus dipahami dan dikuasai terutama bagi

siswa yang mengambil jurusan IPA.

Menurut Rohana (2010:10) Biologi

merupakan ilmu yang mempelajari segala

sesuatu tentang makhluk hidup. Biologi

merupakan ilmu pengetahuan yang

seharusnya sangat menyenangkan, tetapi hal

itu akan berbalik menjadi sesuatu yang tidak

menyenangkan dan membosankan. Salah

satu penyebab yang membuat siswa tidak

tertarik dan merasa bosan mempelajari

biologi dikarenakan banyaknya guru yang

menerapkan sistem pembelajaran yang

mononton atau berpusat pada guru (teacher

centered), baik dalam penyampaian materi

maupun dalam cara pembelajarannya. Serta

kurangnya variasi metode pembelajaran

yang digunakan oleh guru saat

pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dengan

cara tanya jawab bersama guru biologi di

SMA Negeri Nibung, pada pembelajaran

biologi ditemukan bahwa sistem

pembelajaran di kelas lebih berfokus pada

guru. Sehingga membuat siswa merasa

bosan dan tidak tertarik untuk belajar

biologi, siswa cenderung pasif, tidak berani

mengungkapkan pendapat atau pertanyaan.

Salah satu penyebab siswa tidak tertarik dan

merasa bosan dalam mempelajari biologi

adalah kurangnya variasi metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru,

sehingga dapat mengakibatkan rendahnya

hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa masih rendah, hal

tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata

ulangan harian biologi siswa kelas X SMA

Negeri Nibung hanya mencapai 65,00.

Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang diterapkan untuk pelajaran

biologi siswa kelas X SMA Negeri Nibung

adalah 75. Adapun jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 32 siswa atau 35% dan siswa yang

tidak tuntas sebanyak 60 siswa atau 65%

dari 92 siswa. Rendahnya nilai biologi

tersebut karena banyaknya guru yang

menerapkan sistem pembelajaran yang

mononton atau berpusat pada guru (teacher

centered), baik dalam penyampaian materi

maupun dalam cara pembelajarannya,

metode pembelelajaran yang seperti itu

belum sesuai dengan yang diharapkan

siswa. Berdasarkan permasalahan di atas,

maka diperlukan suatu metode

pembelajaran. Metode pembelajaran

digunakan untuk memotivasi siswa di dalam

kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai

tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Metode pembelajaran yang dapat membuat

siswa lebih termotivasi untuk belajar ialah

menggunakan metode pembelajaran aktif,

dimana metode pembelajaran aktif adalah

metode untuk mengarahkan keikut sertaan

peserta didik terhadap materi yang

dipelajarinya (Suprijono, 2009:111).

Metode yang dimaksud ialah metode Giving

Questions and Getting Answer. Metode

Giving Questions and Getting Answer

dikembangkan untuk melatih siswa

memiliki kemampuan dan keterampilan

bertanya dan menjawab pertanyaan

(Suprijono, 2009:107).

Berdasarkan uraian di atas maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Metode Giving

Question and Getting Answer Terhadap

Hasil Belajar Biologi di Kelas X SMA

Negeri Nibung.

A. KAJIAN TEORITIK

1. Pengertian Pengaruh

Pengaruh artinya suatu dampak

atau akibat yang akan terjadi pada siswa

setelah melakukan pembelajaran dengan

menggunakan metode Giving Question

and Getting Answer. Menurut

Surakhmad (1982:07) pengaruh

merupakan suatu kekuatan yang

dimunculkan dengan sengaja dari

seseorang atau dari suatu benda sehingga

dapat memunculkan suatu perubahan

reaksi terhadap segala sesuatu yang ada

di sekeliling yang berpengaruh.

Pengaruh merupakan suatu kekuatan

yang berasal dari suatu sumber, dapat

berupa orang atau suatu benda sehingga

dapat membuat sesuatu yang

dipengaruhi dapat melakuakn atau dapat

berubah sesuai keinginan yang

mempengaruhi.

Dari pendapat diatas tentang

pengertian pengaruh, dapat disimpulkan

bahwa pengaruh merupakan dampak

seseorang setelah melakukan

pembelajaran, dampak tersebut datang

dari seseorang yang mempengaruhinya,

atau yang memberikan pembelajaran

tersebut.

2. Metode Giving Question and Getting

Answer

Menurut Suprijono (2009:107)

mengemukakan bahwa metode Giving

Questions and Getting Answer

dikembengkan untuk melatih siswa

memiliki kemampuan dan keterampilan

bertanya dan menjawab pertanyaan.

Sedangkan Menurut Silberman

(2012:254) Giving Questions and

Getting Answer merupakan metode yang

sangat baik untuk membantu peserta

didik dalam mengingat atau mengulang

kembali materi yang disampaikan.

Metode Giving Questions and Getting

Answer dikembangkan untuk melatih

siswa memiliki kemampuan bertanya

dan menjawab, karena pada dasarnya

metode ini merupakan modifikasi dari

metode tanya jawab dan metode

ceramah yang merupakan kolaborasi

dengan menggunakan potongan-

potongan kertas sebagai medianya.

Penggunaan metode Giving Questions

and Getting Answer pada pembelajaran

biologi akan menumbuhkan keberanian

siswa dalam mengajukan pertanyaan.

Berdasarkan beberapa pendapat,

dapat disimpulkan bahwa metode Giving

Questions and Getting Answer dapat

melatih siswa dalam berkemampuan dan

berketerampilan bertanya dan menjawab

pertanyaan. Metode Giving Questions

and Getting Answer ini merupakan

metode yang sangat baik untuk

membantu siswa dalam mengingat atau

mengulang materi yang sudah dipelajari,

meningkatkan keterlibatan siswa saat

proses pembelajaran berlangsung. Hal

ini diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar biologi siswa.

3. Langkah-langkah Metode Giving

Question and Getting Answer

Menurut Suprijono (2009: 107)

Langkah-langkah metode pembelajaran

Giving Question and Getting Answer adalah

sebagai berikut:

a. Membagikan dua potongan kertas kepada

peserta didik

b. Mintalah kepada peserta didik untuk

menuliskan dikartu itu (1) kartu

menjawab, (2) kartu bertanya.

c. Mulai pembelajaran dengan pertanyaan,

pertanyaan bisa berasal dari peserta didik

maupun guru. Jika pertanyaan berasal

dari peserta didik, maka peserta didik ini

diminta menyerahkan kartu yang

bertuliskan “kartu bertanya”.

d. Setelah pertanyaan diajukan, mintalah

kepada peserta didik memberi jawaban.

Setiap peserta didik yang hendak

menjawab diwajibkan menyerahkan kartu

yang bertuliskan “kartu menjawab”.

Namun setiap peserta didik yang hendak

menjawah maupun bertanya harus

menyerahkan kartu-kartu itu kepada guru.

e. Jika sampai akhir sesi ada peserta didik

yang masih memiliki 2 kartu potongan

kertas yaitu kertas bertanya dan kertas

menjawab atau salah satu potongan kertas

tersebut, maka mereka diminta membuat

resume selama proses tanya jawab

berlangsung. Tentu keputusan ini sudah

harus disepakati diawal.

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode

Giving Question and Getting Answer

Menurut Fitriantoro (31 maret 2009)

adapun kelebihan dan kelemahan metode

Giving Question and Getting Answer adalah

sebagai berikut:

a. Kelebihan metode Giving Question and

Getting Answer adalah:

1) suasana lebih menjadi aktif.

2) Anak mendapat kesempatan baik secara

individu maupun kelompok untuk

menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti.

3) Guru dapat mengetahui penguasaan anak

terhadap materi yang disampaikan.

4) Mendorong anak untuk berani

mengajukan pendapatnya.

a. Kelemahan metode Giving Question and

Getting Answer adalah:

1) Proses tanya jawab yang berlangsung

secara terus menerus akan menyimpang

dari pokok bahasan yang sedang

dipelajari.

2) Guru tidak mengetahui secara pasti

apakah anak yang tidak mengajukan

pertanyaan ataupun menjawab telah

memahami dan menguasai materi yang

telah diberikan.

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang

diteliti, maka jenis penelitian ini adalah

penelitian eksperimen murni kategori Pre-

test and Post-test group design yaitu sebuah

penelitian dua kelas, satu kelas sebagai kelas

eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas

kontrol. Pada penelitian ini, peneliti

memberikan perlakuan pembelajaran dengan

metode Giving Question and Getting

Answer pada kelas eksperimen, sedangkan

kelas kontrol memperoleh pembelajaran

konvensional.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas

X Sekolah Menengah Atas Negeri Nibung,

sebelum melaksanakan pre-test, dilakukan

uji coba instrumen terlebih dahulu untuk

mengetahui soal yang akan digunakan

sebagai soal pre-test dan pos-test.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak

dengan tujuan agar semua kelas memiliki

kesempatan yang sama untuk menjadi

sampel. Setelah terpilih secara acak sampel

yang digunakan untuk penelitian ini yaitu

kelas X.1 sebagai kelas eksperimen yang

berjumlah 31 siswa, dan kelas X.3 sebagai

kelas kontrol dengan siswa berjumlah 30

siswa.

Uji coba instrumen dilakukan

sebelum melakukan penelitian, uji coba

instrumen dilaksanakan dikelas XI.IPA

SMA Negeri Nibung pada tanggal 22 Juli

2016 dengan jumlah peserta sebanyak 31

siswa. Jumlah soal yang digunakan pada uji

coba instrumen adalah 30 soal berbentuk

pilihan ganda.

Berdasarkan hasil analisis uji coba

instrumen didapatkan 20 soal yang valid

digunakan sebagai soal pre-test dan pos-test.

Dalam pelaksanaannya penelitian ini

dilaksankan dari tanggal 20 Juli-20 Agustus

2016. Pertemuan pertama yaitu dilakukan

pre-test untuk mengetahui kemampuan awal

siswa. Pertemuan kedua dan ketiga sebagai

proses pembelajaran menggunakan metode

giving question and getting answer dan

diakhir pertemuan dilakukan post-test untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam

penguasaan materi sesudah proses

pembelajaran. Sedangkan pada kelas

kontrol, Pertemuan pertama yaitu dilakukan

pre-test untuk mengetahui kemampuan awal

siswa. Pertemuan kedua dan ketiga sebagai

proses pembelajaran menggunakan model

konvensional dan diakhir pertemuan

dilakukan post-test untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam penguasaan materi

sesudah proses pembelajaran.

1. Tes Kemampuan Awal Siswa (Pre-tes)

Berdasarkan hasil perhitungan

rekapitulasi pre-test eksperimen dan pre-test

kontrol pada (Lampiran C) rekapitulasi data

hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Rekapitulasi Data Hasil Pre-test

No. Kelas N ̅ S

1. Eksperimen 31 33,71 12,84

2. Kontrol 30 31,17 13,94

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat

dilihat bahwa nilai rata-rata hasil pre-test

pada kelas eksperimen sebesar 33,71 dan

untuk simpangan bakunya sebesar 12,84

Sedangkan nilai pada kelas kontrol rata-

ratanya 31,17 dan simpangan baku 13,94.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tes

kemampuan awal siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebelum

diberikan perlakuan hampir sama, tidak

terdapat perbedaan yang begitu besar.

Selanjutnya sebelum pengujian hipotesis,

terlebih dahulu menguji normalitas data,

selanjutnya uji homogenitas data.

2. Tes Kemampuan Akhir Siswa (Post-

tes)

Pelaksanaan post-test digunakan

untuk mengetahui kemampuan akhir siswa

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan setelah diberikan metode

pembelajaran giving question and getting

answer pada kelas eksperimen dan metode

konvensional pada kelas kontrol. Post-test

dilaksanakan pada kelas X1 sebagai kelas

eksperimen dengan jumlah 31 siswa, dan di

kelas X3 sebagai kelas kontrol dengan

jumlah 30 siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan

(Lampiran C), rekapitulasi data hasil

post-test dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2

Rekapitulasi Data Hasil Post-test

No. Kelas N ̅ S

1. Eksperimen 31 76,29 15,54

2. Kontrol 30 64,83 16,48

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata hasil post-test pada kelas

eksperimen sebesar 76,29 dan untuk

simpangan bakunya sebesar 15,54.

Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata

yang diperoleh sebesar 64,83 dan simpangan

bakunya sebesar 16,48. Hal ini berarti rata-

rata kemampuan secara deskriptif dapat

dikatakan bahwa kemampuan akhir siswa

setelah diterapkan metode pembelajaran

giving question and getting answer dapat

dilihat pada Tabel 4.2 bahwa nilai rata-rata

hasil belajar pada kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

3. Analisis Data Tes Kemampuan Awal

Siswa (Pre-test)

a. Uji Normalitas Pre-test

Hasil uji normalitas dari nilai

kognitif pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol pada pre-test dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji

Normalitas Pre-test

Kelas 2hitu

ng

D

k

2tabel Keterang

an

Eksperi

men

6,14 5 11,0

70

Normal

Kontrol 3,39 5 11,0

70

Normal

Berdasarkan Tabel 4.3.

menunjukan bahwa nilai x2hitung pada data

pre-test untuk kelas eksperimen adalah 6,14

dengan x2

tabel 11,07 berarti x2hitung < x

2tabel

(6,14<11,07), maka data dapat dikatakan

berdistribusi normal. Pada kelas kontrol juga

ditunjukan 2hitung untuk data pre-test adalah

3,39 dengan 2tabel 11,07 berarti 2

hitung

2tabel (3,39<11,07), maka data dapat

dikatakan berdistribusi normal. Berdasarkan

ketetapan perhitungan uji normalitas data

dengan menggunakan uji 2 (chi kuadrat)

dapat disimpulkan bahwa masing-masing

kelompok data pre-test kelas eksperimen

dan kelas kontrol berdistribusi normal pada

taraf kepercayaan dan dengan

derajat kebebasan dk=5

b. Uji Homogenitas Pre-test

Hasil homogenitas tes akhir kelas

eksperimen dan kontrol dapat dilihata pada

tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Uji Homogenitas Pre-test

No Tes F

hitung

Ftabel Keterangan

1 Pretest 1.18 1.84 Homogen

Berdasarkan tabel uji homogenitas

yang dilakukan pada kelas eksperimen

dengan kelas kontrol didapat hasil Fhitung <

Ftabel maka kedua kelas populasi memiliki

varians yang homogen pada taraf

kepercayaan α = 0.05

c. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas dan

uji homogenitas diketahui bahwa data pre-

test maka kedua kelas eksperimen dan kelas

kontrol, tes awal adalah berdistribusi normal

dan homogen, demikian pada hasil pre-test

dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Uji Dua Sama Rata-Rata Pre-test

N

o

Tes thitun

g

D

k

ttabe

l

Kesimpul

an

1 Prete

st

0.7

9

5

9

2.0

0

H0

diterima

Pada tabel menunjukkan bahwa hasil

analisi uji t mengenai kempuan awal siswa

menujukkan bahwa kelas eksperimen dan

kelas kontrol mempunyai kemampuan awal

yang sama dengan taraf kepercayaan α=0,05

karena thitung < ttabel, 0.79 < 2.00. Nilai thitung =

0.79 dan ttabel = 2.00 karena thitung < ttabel,,

0.79 < 2.00 disimpulkan thitung lebih kecil

dari pada ttabel maka H0 diterima. Hipotesis

stasistik yang diuji dalam perhitungan tes

awal adalah :

: ( = ): Tidak terdapat perbedaan

rata-rata hasil belajar biologi

kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

: ( ): Terdapat perbedaan Rata-

rata hasil belajar biologi

kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Disimpulkan thitung lebih kecil dari

pada ttabel maka uji hipotesis H0 diterima

Rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas X

SMA Negeri Nibung yang menggunakan

metode pembelajaran giving question and

getting answer kurang dari atau sama

dengan rata-rata hasil belajar yang

menggunakan metode pembelajaran

konvensional dengan demikian kedua rata-

rata skor tes awal kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah sama.

4. Analisis Data Tes Kemampuan Akhir

Siswa (Pos-test)

a. Uji Normalitas Pos-test

Hasil uji normalitas dari nilai

kognitif pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol pada pos-test dapat dilihat pada

tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Rekapitulasi Hasil Perhitungan

Uji Normalitas Pos-test

Kelas 2hit

ung

D

k

2tab

el

Keteran

gan

Eksperi

men

7,01 5 11,0

70

Normal

Kontrol 2,30 5 11,0

70

Normal

Berdasarkan Tabel 4.3. menunjukan

bahwa nilai x2hitung pada data pos-test untuk

kelas eksperimen adalah 7,01 dengan x2tabel

11,07 berarti x2hitung < x

2tabel (7,01<11,07),

maka data dapat dikatakan berdistribusi

normal. Pada kelas kontrol juga ditunjukan

2hitung untuk data pos-test adalah 2,30

dengan 2tabel 11,07 berarti 2

hitung 2tabel

(2,30<11,07), maka data dapat dikatakan

berdistribusi normal. Berdasarkan ketetapan

perhitungan uji normalitas data dengan

menggunakan uji 2 (chi kuadrat) dapat

disimpulkan bahwa masing-masing

kelompok data pos-test kelas eksperimen

dan kelas kontrol berdistribusi normal pada

taraf kepercayaan dan dengan

derajat kebebasan dk=5

b. Uji Homogenitas (Pos-test)

Hasil homogenitas tes akhir kelas

eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada

tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Uji Homogenitas (Pos-test)

No Tes F

hitung

Ftabel Keterangan

1 Postest 1,12 1.84 Homogen

c. Uji Hipotesis

Demikian untuk tes akhir dapat

dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini:

4.8 Tabel

Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Pada Post-Test

N

o

Tes thitu

ng

D

k

ttabe

l

Kesimpul

an

1 Tes

akh

ir

2,9

8

5

8

1.6

7

H0

ditolak

Berdasarkan hasil perhitungan uji t

mengenai kempuan akhir siswa dapat dilihat

pada (lampiran C).

Setelah diberikan metode

pembelajaran yang berbeda pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol selama proses

pembelajaran. Hasil pada kelas eksperimen

terjadi peningkatan nilai rata-rata.

Peningkatan nilai tersebut merupakan hasil

belajar siswa pada kelas eksperimen

setelah diberi metode pembelajaran giving

question and getting answer pada kelas

kontrol tidak mengalami peningkatan nilai

rata-rata hal tersebut terjadi karena

mengunakan metode pembelajaran

konvensional.

Disimpulkan bahwa hasil uji

statistik thitung > ttabel 2,98 > 1.67 Hal ini

bearti H0 ditolak, dan Ha yang diterima

adalah Rata-rata hasil belajar biologi siswa

kelas X SMA Negeri Nibung yang

menggunakan metode giving question and

getting answer lebih dari rata-rata hasil

belajar yang menggunakan metode

pembelajaran kovensional dengan demikian

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

diterima kebenarannya. Sehingga

berdasarkan hasil penelitian tersebut

diketahui ada pengaruh metode giving

question and getting answer terhadap hasil

belajar biologi di kelas X SMA Negeri

Nibung.

B. Pembahasan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan

pada tanggal 20 Juli sampai 20 Agustus

2016 dikelas X SMA Negeri Nibung.

Penelitian dilaksanakan sebanyak empat kali

pertemuan dengan rincian satu kali pre-test

pada awal pertemuan, pertemuan kedua dan

ketiga proses pembelajaran dengan

menggunakan metode giving question and

getting answer dan satu kali pos-test diakhir

pertemuan pada kelas eksperimen. Peneliti

juga melaksanakan empat kali pertemuan

pada kelas kontrol, satu kali pre-test pada

awal pertemuan, pertemuan kedua dan

ketiga proses pembelajaran dengan metode

konvensional dan untuk mengetahui hasil

belajar siswa diakhir pertemuan diberikan

pos-test. Peneliti memilih metode giving

question and getting answer dengan tujuan

untuk melihat pengaruh metode giving

question and getting answer terhadap hasil

belajar biologi siswa. Sebelum melakukan

penelitian dilakukan uji coba instrumen

dikelas XI.IPA SMA Negeri Nibung pada

tanggal 22 Juli 2016 jumlah siswa yang ikut

dalam uji instrumen yaitu 31 siswa pada

materi virus. Berdasarkan hasil uji coba

instrumen yang dilakukan dengan 30 soal

pilihan ganda, soal yang valid atau dapat

digunakan sejumlah 20 soal. Penelitian yang

dilakukan di SMA Negeri Nibung, peneliti

mengajar pada kelas eksperimen yakni kelas

X.1 pada kelas eksperimen siswa diberikan

perlakuan dengan menggunakan metode

giving question and getting answer

sebanyak empat kali pertemuan, kemudian

pada kelas kontrol yakni kelas X.3 siswa

diberikan perlakuan dengan menggunakan

metode konvensional dilakukan sebanyak

empat kali pertemuan.

Perlakuan yang diberikan pada kelas

eksperimen menggunakan metode giving

question and getting answer didapatkan

hasil tes kemampuan awal (pre-test) sebesar

33,71 dan tes kemampuan akhir (post-test)

sebesar 76,29 hal ini diketahui bahwa

dengan menggunakan metode giving

question and getting answer ada

peningkatan sebesar 43. Kemudian pada

kelas kontrol menggunakan metode

konvensional didapatkan hasil tes

kemampuan awal (pre-test) sebesar 31,17

dan tes kemampuan akhir (post-test) sebesar

64,83 sehingga didapatkan peningkatan hasil

belajar siswa menggunakan metode

konvensional sebesar 30 atau lebih kecil dari

kelas eksperimen.

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan, bahwasannya penggunaan

metode giving question and getting answer

ini dijadikan alternatif dalam proses belajar-

mengajar karena metode ini dapat

menjadikan suasana menjadi aktif, anak

mendapat kesempatan baik secara individu

maupun kelompok untuk menanyakan hal-

hal yang belum dimengerti, guru dapat

mengetahui penguasaan anak terhadap

materi yang disampaikan, mendorong anak

untuk berani mengajukan pendapatnya.

Pada saat pertemuan pertama,

sebelum memulai pembelajaran peneliti

terlebih dahulu menginformasikan langkah-

langkah pelaksanaan metode giving question

and getting answer.Kemudian siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok secara

heterogen setiap kelompok berjumlah 4-5

orang siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung dengan pembahasan materi

tentang virus pada awal pembelajaran

mungkin siswa sedikit merasa belum

memahami dan mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan metode giving

question and getting answer karena metode

ini termasuk pembelajaran baru bagi

mereka. Setelah membagikan kelompok

siswa diberikan dua potong kertas, satu

kertas merupakan kertas untuk bertanya dan

satu kertas merupakan kertas untuk

menjawab. Awalnya siswa mmasih malu-

malu untuk mengikuti pembelajaran dengan

metode ini, tetapi setelah pembelajaran

berlangsung siswa sudah antusias untuk

mengikuti pembelajaran. Dimana pada akhir

pelajaran siswa diminta untuk membuat

kesimpulan dari materi yang sudah

dipelajari.

Pada pertemuan kedua, yaitu

mengenai materi peranan virus pada

manusia dan penyakit yang disebabkan oleh

virus. Disini siswa sudah mulai terlihat

tertarik dan berminat dalam belajar, ini

dapat terlihat pada saat mereka tertarik

untuk bertanya mengenai materi yang telah

diskusikan oleh kelompoknya. Sehingga

siswa mampu mengeluarkan

ide/pendapatnya dan berdiskusi dengan

temannya. Proses pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa mengalami

peningkatan dari pada pertemuan pertama

karena sudah banyak siswa yang

melaksanakan pembelajaran tersebut dengan

baik. Siswa sudah mulai berani untuk

mengutarakan ide/pendapatnya dan mereka

tidak malu-malu lagi untuk memberikan

pertanyaan maupun ide/pendapat yang

mereka miliki, siswa juga terlihat lebih aktif

dalam proses pembelajaran karena mereka

merasa dilibatkan dalam belajar, dimana

siswa lebih antusias dan kreatif.

Berdasarkan hasil penelitian dengan

menggunakan metode giving question and

getting answer dapat memberikan manfaat

untuk meningkatkan kreaktifitas dan

aktivitas siswa untuk mengungkapkan

ide/pendapatnya kepada peserta didik yang

lain sehingga proses pembelajaran lebih

memuaskan.

C. Keterbatasan Penelitian

Meskipun hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini telah teruji secara

sistematika, namun peneliti menyadari

bahwa dalam melakukan penelitian masih

terdapat kekurangan, walaupun peneliti telah

berupaya semaksimal mungkin dengan

berbagai usaha untuk memperoleh hasil

penelitian yang maksimal. Hal ini

disebabkan berbagai keterbatasan peneliti

dalam melakanakan penelitian, sebagai

berikut:

1. Waktu merupakan faktor penting dalam

proses belajar-mengajar semakin banyak

waktu yang tersedia dalam kegiatan

belajar mengajar memungkinkan siswa

untuk berhasil dalam belajar. Karena

terbatasnya waktu menyebabkan peneliti

kurang optimal dalam menyampaikan

materi kepada siswa.

2. Terbatasnya referensi yang dapat

menunjang penelitian ini membuata

peneliti kurang luas dalam menjelaskan

materi dan melaksanakan metodel giving

question and getting answer ini sehingga

sebagian siswa belum merasa jelas dalam

melaksankan kegiatan pembelajaran.

3. Peneliti baru pertama kali melakukan

penelitian, sehingga masih harus banyak

belajar dalam melaksanakan suatu

penelitian.

Keterbatasan penelitian yang ada

menunjukan bahwa peneliti baru pertama

kali mengadakan penelitian sehingga masih

banyak kesalahan-kesalahan dan

kekurangan dalam membuat skripsi. Untuk

itu diharapkan ada penelitian yang lebih

lanjut lagi untuk menuju kearah yang lebih

baik demi kesempurnaan skripsi ini.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian rata-rata

hasil belajar siswa kelas eksperimen (76,29)

lebih besar dari kelas kontrol (64,83) dan

dari data hasil post-test dan dianalisis

dengan menggunakan uji t hasilnya

menunjukan nilai thitung > ttabel (2,98 > 1,67).

Maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh metode giving question and

getting answer terhadap hasil belajar biologi

di kelas X SMA Negeri Nibung.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil-hasil yang

telah dicapai pada penelitian yang dilakukan

di SMA Negeri Nibung Tahun Pelajaran

2016/2017, maka peneliti memberikan

saran:

1. Siswa diharapkan lebih siap belajar,

aktif, berani, dan percaya diri dalam

mengungkapkan gagasan dan

pendapatnya terutama dalam

menjawab pertanyaan di depan atau di

papan tulis.

2. Guru hendaknya dapat memperbaiki

dan meningkatkan sistem

pembelajaran Biologi dengan

menggunakan metode pembelajaran

yang bervariasi supaya siswa lebih

aktif dalam proses pembelajaran.

3. Peneliti diharapkan menguasai materi

pembelajaran maupun metode yang

hendak diajarkan kepada siswa,

terutama materi pembelajaran Biologi

dengan metode giving question and

getting answer.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Chasana, A, dkk. 2011. Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran

Giving Question And Getting Answer

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X

SMA N Banyudono. Jurnal

Pendidikan Biologi Universitas FKIP

UNS, 4, 29-38.

Dimyanti & Mudjiono. 2006. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Fitriantoro, S. 2009. Penerapan Metode

Giving Questions And Getting Answer.

(online)http://sejarahklasik.blogspot.c

o.id/2010/03/penerapan-metode-

giving-questions-and.html (diakses

tanggal 10 maret 2016)

Hamalik, O. 2010. Proses Belajar-

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Husaipah. 2014. Pengaruh Penerapan

Strategi Active Learning Tipe Giving

Question And Getting Answer

Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

Kelas Vii Smpn 2 Ranah Batahan

Kabupaten Pasaman. Program Studi

Pendidikan Biologi, STKIP-PGRI

Jawa Barat.

Jilhad, A & Abdul, H. 2012. Evaluasi

Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo.

Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mahmudah. 2011. Penerapan Pembelajaran

Giving Question and Getting Answer

untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Biologi pada Materi Fotosintesis Kelas

VIII E Semester II SMP Negeri 3

Colamadu Kabupaten Karanganyar.

Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rohana, K. 2010. Panduan Pendidik

Biologi. Klaten : PT Intan Pariwara.

Rusman. 2010. Strategi Belajar dan

Pembelajaran. Yogyakarta: Bintang Pelajar.

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Persatuan Indonesia.

2015. Pedoman Penulisan Makalah

dan Skripsi. Lubuklinggau.

Silberman, M. 2012. Active Learning 101

Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:

Nusamedia & Nuansa Cendekia.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Suprijono, A . 2009. Cooperative Learning.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Surakhmad. 1982. Bahasa dan Sastra

Indonesia Kumpulan Pengertian

Pengaruh (online)

http://surakhmad.co.id/[10 maret

2016]

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung:

Tarsinto.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

________2013. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Suherman & Sukjaya. 2006. Prosedur

Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Surapranata, S. 2009. Analisis, Validitas,

Reliabilitas, dan Interprestasi Hasil

Tes. Implementasi Kurikulum 2004.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Offset.

Zaini, H, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran

Aktif . Yogyakarta :CTSD (center for

teaching staff development).