PENGAPLIKASIAN MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND …digilib.unila.ac.id/58370/3/SKRIPSI TANPA BAB...

83
PENGAPLIKASIAN MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM (QUAIDS) DALAM MENGANALISIS PERMINTAAN IKAN DI PROVINSI LAMPUNG (Skripsi) Oleh DWI JAYANTI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of PENGAPLIKASIAN MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND …digilib.unila.ac.id/58370/3/SKRIPSI TANPA BAB...

PENGAPLIKASIAN MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND

SYSTEM (QUAIDS) DALAM MENGANALISIS PERMINTAAN IKAN

DI PROVINSI LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

DWI JAYANTI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

ABSTRACT

APPLICATION OF THE QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND

SYSTEM MODEL (QUAIDS) IN ANALYZING FISH DEMAND IN

LAMPUNG PROVINCE

By

DWI JAYANTI

The purpose of this study is to determine the factors that influence the fish demand

in Lampung Province. This study used primary data obtained from the results of

direct observation to various fish auction sites in Lampung Province. Basically

fish is one of the main solutions to nutrition problems in Indonesia, because the

nutrition on fish is much better compared to other protein sources. Three stages of

estimation method using Quadratic Almost Ideal Demand System Model

(QUAIDS) was used in this study. Result of the analysis shows that estimate

parameters of demand for fish using Quaids model were relatively good.

Coefficient estimated value of food expenditure method on the first stage shows

that coefficient dummy of fish types prices signify positive and significantly affect

coefficient determination as 96,8%, and on the second stage of fish consumption

model negative coefficient value shows that the higher price of fresh fish, the

lower demand will be, and vice versa. The lower the price of fish the higher the

demand coefficient determination as 90,5%. On the third stage, fish demand

model of estimated coefficient of total number of household members indicated

that the more number of household members, the higher demand of fresh fish with

94,2% of determination coefficient value. And based on the fish demand model on

the third stage, it shows that the price variable, income variable and expenditure

fish variable does not affect total of demand and number of household variable

members which has significant effect on demand.

Keywords: Fish Auction, Fish Demand and QUAIDS Model

ABSTRAK

PENGAPLIKASIAN MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND

SYSTEM (QUAIDS) DALAM MENGANALISIS PERMINTAAN IKAN

DI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

DWI JAYANTI

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan ikan di Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan data primer

yang diperoleh dari hasil turun lapangan langsung ke berbagai tempat pelelangan

ikan di Provinsi Lampung. Pada dasarnya ikan merupakan salah satu solusi utama

bagi permasalahan gizi di Indonesia karena kandungan ikan jauh lebih baik

dibandingkan dengan bahan pangan sumber protein lainnya. Metode dengan tiga

tahap pendugaan dengan menggunakan model Quadratic Almost Ideal Demand

System (QUAIDS) digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan

bahwa pendugaan permintaan dengan model QUAIDS memberikan hasil yang

cukup baik. Nilai dugaan koefisien model pengeluaran pangan pada tahap pertama

diperoleh koefisien dummy harga jenis ikan bertanda positif dan berpengaruh

signifikan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 96,8%, dan pada tahap

kedua model konsumsi ikan nilai koefisien harga bertanda negatif menunjukkan

bahwa semakin tinggi harga ikan segar, maka permintaan semakin rendah,

sebaliknya semakin rendah harga ikan segar maka permintaan semakin tinggi

dengan nilai koefisien determinasi sebesar 90,5%, dan pada tahap ketiga model

permintaan ikan dugaan koefisien jumlah anggota rumah tangga bertanda positif

dan signifikan menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah anggota rumah

tangga maka semakin tinggi permintaan terhadap ikan segar dengan nilai

koefisien determinasi sebesar 94,2%. Berdasarkan model permintaan ikan ditahap

ketiga, hasil yang diperoleh bahwa variabel harga, variabel pendapatan, variable

pengeluaran ikan tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan dan variabel

jumlah anggota rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap jumlah

permintaan.

Kata Kunci : Model QUAIDS, Tempat Pelelangan Ikan, Permintaan Ikan.

PENGAPLIKASIAN MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND

SYSTEM (QUAIDS) DALAM MENGANALISIS PERMINTAAN IKAN

DI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

DWI JAYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dwi Jayanti dilahirkan pada tanggal 13 Juni 1997 di Kota

Bandar Lampung. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari

pasangan Bapak Gunsorno dan ibu Yunilawati.

Penulis memulai pendidikannya di TK Dharma Wanita Bandar Lampung

Pada Tahun 2001. Kemudian penulis melanjutkan penddidikan formal di SD

Negeri 2 Harapan Jaya dan lulus pada tahun 2008. Kemudian Penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung dan lulus pada

tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikannya di

SMA Negeri 12 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2014.

Pada tahun 2015 penulis diterima di Perguruan Tinggi Universitas Lampung

di Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Selama

masa kuliah penulis pernah aktif sebagai anggota magang di organisasi Radio

Kampus Unila (Rakanila), dan pernah menjadi pengurus Economic English

Club (EEC) 2017/2018 FEB Unila sebagai sekretaris bidang III, dan terdaftar

sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (Himepa).

Pada semester enam penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Desa Negeri Agung, Kecamatan Gunung Pelindung, Kabupaten Lampung

Timur selama 32 Hari sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

MOTTO

“ Jangan Pernah menunda sesuatu karena ketika kita menundanya maka seperti

menunda suatu kesuksesan”

(Dwi Jayanti)

“ Untuk setiap masa sulitmu biarlah jatuh bangun menjadi sebuah rahasia”

(Dwi Jayanti)

“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu

sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”

(Q.s: Ar- Ra’d Ayat 11)

“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau

jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa

sakit”

(Ali bin Abi Thalib)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamin

Teriring rasa syukur kepada Allah SWT yang membimbingku hingga saat

ini, karya ini kupersembahkan sebagai tanda cinta dan kasih sayang yang

tulus kepada:

Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Gunsorno dan Ibu Yunilawati yang telah

memberikan seluruh cinta dan kasih sayang, dukungan serta doa yang tiada henti

untuk kesuksesanku. Terima kasih tak terhingga kepada bapak dan ibu karena

telah merawat, membesarkan, dan mendidikku tanpa lelah.

Ayukku Sonia Anggun Andini, S.E.,M.SE. yang selalu memberikan motivasi,

semangat, serta dukungan tiada henti disetiap prosesnya.

Adik-adikku tersayang Ayu Harta Viani dan Sony Sanjaya yang selalu

memberikan senyuman penyemangat, perhatian serta doa yang tulus dan ikhlas

Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan

semangat, doa, dukungan di setiap prosesnya.

Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan

yang telah memberikan motivasi, ilmu yang bermanfaat serta nasihat yang sangat

membantu dan membangun.

Almamater tercinta, Universitas Lampung

SANWACANA

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaplikasian Model

Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) dalam Menganalisis

Permintaan Ikan di Provinsi Lampung” sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada

semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama

proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis ucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. S.S.P. Pandjaitan, S.E., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing

utama atas kesediaan waktunya memberikan bimbingan dengan penuh

kesabaran, dukungan dan saran, serta motivasi luar biasanya sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

3. Bapak Prayudha Ananta, S.E.,M.Si. selaku dosen pembimbing kedua dan

penguji II atas kesediaan waktunya memberikan bimbingan dengan penuh

kesabaran, dukungan dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini

10

4. Bapak Dr. Toto Gunarto, S.E.,M.Si. selaku dosen penguji I yang tidak hanya

menguji namun menjadi pengarah dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak. Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

6. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

7. Ibu Dr. Ida Budiarti, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan bimbingan dan nasihat kepada penulis selama masa

perkuliahan.

8. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmunya selama penulis menuntut ilmu di Universitas Lampung.

9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak yang tidak ada henti-hentinya untuk

mendukung serta ibu yang tak pernah lelah memberikan doa tulus dan ikhlas.

Terimakasih tak terhingga untuk setiap perjuangan, kasih sayang,

pengorbanan serta kesabaran bapak dan ibu dalam membimbing anakmu

hingga saat ini.

10. Ayukku Sonia Anggun Andini, S.E.,M.SE. dan kakakku M. Fahmi Priyatna,

S.E.,M.SE. Terimakasih atas segala nasihat dan motivasi serta dukungan

secara moril maupun materil dan memberikan doa tulus untuk

keberhasilanku

11. Adik-adikku Ayu dan Sony yang selalu menjadi penghibur dan selalu

memberikan senyuman penuh canda tawanya.

12. Sepupu terbaik Dewi Puspita Sari dan Voni Eldiyana Terimakasih karena

selalu ada menemani suka dan duka penulis.

13. Seluruh Staff dan Karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Mas

romi, Mas rully, Bu Yati, Pak Udin, Mas Yono, Bu Desma, Mas Nanang,

11

serta pegawai lainnya yang telah banyak memberikan bantuan serta pelayanan

terbaik untuk kelancaran proses penyelesaian skripsi ini.

14. Sahabat tersayang, teman susah senang segalanya sejak SMP, Zakyyah

Rofifah, Dina Nia Sasmita, dan Ayu Novita Sari, para pemberi semangat, doa,

dan warna dikehidupan saya semoga kita selalu bersama.

15. Sahabat sejak SMA, Dian, Nia, Rahmat, Eriyanda. Terimakasih selalu

menemani penulis dalam keadaan suka maupun duka.

16. Sahabat sepermainan sejak kecil Ridho dan Satria. Terimakasih selalu

menemani penulis dalam keadaan suka maupun duka.

17. Jibang Squad, sahabat sejak awal perkuliahan, Ledy Ariska, Putri Sindia,

Ganis Kesuma Ninggrum, Nono Ardiansyah, Yolanda Frida, Laura Caroline

dan Eva Rianti Sinaga, Terimakasih telah menemani selama perkuliahan,

sukses selalu untuk kita semua.

18. Presidium EEC 2017/2018: Elia Agusta, Dieky Laundry, Ahmad Mudariksa,

Fajri Hansyah, Risna Pertiwi, Putri Sindia, Cynthia Dikna, Tiara Sella, Ayu

Fatmawati, Suci Mardina, Stefanus Erik, Dicky Ramadhan, Silfi Dia Antika,

Nadia Fitra, Gusti Pikatan, Deka Hutami, dan Suci Ramadhanti. Terimakasih

untuk satu tahun periode kepengurusan, Terimakasih telah menjadi keluarga

keduaku, dan Terimakasih atas setiap pengalaman yang telah diberikan dalam

proses pendewasaan diri.

19. Keluarga terhangat Komek Unila. Terimakasih atas pengalaman dan pelajaran

yang diberikan, sehingga terus berusaha untuk menjadi insan yang lebih baik

lagi, Iman, Ilmu, Amal, Yakin Usaha Sampai.

12

20. Ep’ Komek Squad, Cynthia, Yohana, Ais, Dona, Indah, Shaula, Deka, Dimas,

Amin dan Jaya. Terimakasih karena kita berteman lebih dari saudara.

21. Sahabat satu bimbingan skripsi Ilham dan Bella, Terimakasih telah menjadi

tempat bertukar pikiran, terimakasih untuk setiap bantuan dan dukungannya,

sukses selalu untuk kita.

22. Sahabat para pejuang skripsi, Agnes, Rani, Azmi, Cindy, Tika, Sandi, Taufiq,

Reza, Oky, Riko, Risma, Dini, Nanda, Suci, Ani, Isnaini, Tami, Ona, Dinda,

Ara, Diah, Nisa, dan beberapa yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,

Terimakasih untuk kebersamaannya, sukses selalu untuk kita.

23. Teman-teman Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2015 yang tidak

mampu penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan dan

kebersamaannya selama 4 tahun kita kuliah bersama.

24. Keluarga KKN Desa Negeri Agung Kecamatan Gunung Pelindung Periode II

Juli – Agustus 2018. Tri, Aul, Feran, Tosa, Zulka dan Bang Adin,

Terimakasih atas pengalaman berharga dan terimakasih telah menjadi

keluargaku di desa tempat kita mengabdi. See you on top.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan, dan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bandar Lampung, 20 Juli 2019

Penulis,

Dwi Jayanti

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS . 10

A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 10

1. Model QUAIDS .................................................................................... 10

2. Teori Permintaan Konsumen ................................................................ 14

3. Teori Perilaku Konsumen ..................................................................... 15

4. Efek perubahan Harga dan Pendapatan Pada Prilaku Konsumen ........ 18

5. Elastisitas harga atas permintaan .......................................................... 18

6. Fungsi Permintaan ................................................................................ 19

B. Tinjauan Empiris ....................................................................................... 23

C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 39

D. Hipotesis .................................................................................................... 44

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 45

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 45

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 46

C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 46

1. Populasi ................................................................................................ 46

2. Metode Pengambilan Sampel ............................................................... 47

D. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 48

1. Jumlah Permintaan ............................................................................... 48

2. Pengeluaran Rumah tangga untuk pangan............................................ 49

3. Pendapatan ............................................................................................ 49

4. Peubah Demografi ................................................................................ 49

5. Harga .................................................................................................... 49

ii

6. Indeks Harga Stone ............................................................................... 49

E. Metode Analisis ......................................................................................... 50

1. Model Quaids ....................................................................................... 50

2. Uji Signifikan Instrumen Penelitian ..................................................... 57

a. Uji Validitas ..................................................................................... 57

b. Uji Realibilitas ................................................................................. 57

3. Pengujian Secara Bersama-sama dan Pengujian Secara Parsial ........... 58

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 61

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ......................................................... 61

B. Karakterisktik Responden ......................................................................... 63

1. Responden Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin. ............ 63

3. Responden Berdasarkan Profesi ........................................................... 65

4. Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan....................................... 66

C. Hasil Uji Signifikasi Instrumen Penelitian ................................................ 67

1. Hasil Uji Validitas ................................................................................ 67

2. Hasil Uji Realibilitas ............................................................................ 69

D. Model Permintaan ikan di Provinsi Lampung ........................................... 69

E. Uji Hipotesis .............................................................................................. 72

1.Uji t-Statistik ............................................................................................... 72

1. Uji F- Statistik ...................................................................................... 75

2. Koefisien Determinasi R2) ................................................................... 76

V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 81

A. Simpulan .................................................................................................... 81

B. Saran .......................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 83

LAMPIRAN ......................................................................................................... 86

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Konsumsi ikan di Provinsi Lampung 2014-2017 dalam Kg/Kapita/Tahun ...... 6

2. Restricted/Unrestricted Berdasarkan Jurnal An Almost Ideal Demand

System .............................................................................................................. 13

3. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 24

4. Restricted/ Unrestricted Berdasarkan jurnal : Quadratic Engel Curves

and Consumer Demand ................................................................................... 36

5. Jumlah persebaran pembeli ikan di berbagai TPI (jiwa) ................................ 46

6. Restricted/Unrestricted Parameter yang tidak dibatasi berdasarkan

jurnal “An Almost Ideal Demand System”...................................................... 56

7. Jumlah persebaran responden. ........................................................................ 63

8. Responden Berdasarkan Kelompok umur dan Jenis Kelamin ........................ 63

9. Hasil Uji Validitas pada Responden. .............................................................. 67

10. Hasil Uji Realibilitas pada Responden ............................................................ 69

11. Dugaan koefisien fungsi permintaan pangan tahap 1. .................................... 70

12. Dugaan koefisien fungsi permintaan pangan tahap II ..................................... 71

13. Dugaan koefisien fungsi permintaan pangan tahap III. .................................. 71

14. Hasil Uji t-statistik tahap 1 .............................................................................. 72

15. Hasil Uji t-statistik tahap II ............................................................................. 73

16. Hasil Uji t-statistik tahap III ............................................................................ 74

17. Hasil Uji F-Statistik. ....................................................................................... 76

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Perbandingan Wilayah Indonesia dengan Beberapa Negara Lain

Berdasarkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) ..................................................... 1

2. Batas Wilayah Provinsi Lampung ..................................................................... 3

3. Produksi Perikanan Laut Yang Dijual Di Tempat Pelalangan Ikan (TPI)

(Ton) .................................................................................................................. 4

4. Pergerakan PDRB sektor pertanian,kehutanan dan perikanan Provinsi

Lampung Tahun 2013-2016 (Dalam Rupiah). .................................................. 5

5. Persentase perbandingan pengeluaran ikan dengan pengeluaran pangan

(Dalam Persentase)............................................................................................ 6

6. Perbandingan konsumsi ikan di Indonesia dan Provinsi Lampung 2014-2018

(Dalam Kg/Kapita/Tahun). ............................................................................... 7

7. Fungsi Permintaan ........................................................................................... 22

8. Pergeseran Kurva Permintaan ......................................................................... 23

9. Kerangka Penelitian ........................................................................................ 43

10. Jenis Ikan laut yang paling sering dikonsumsi ................................................ 62

11. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.................................................. 64

12. Responden Berdasarkan Profesi ...................................................................... 65

13. Tingkat Pendapatan Responden ...................................................................... 66

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki lautan terluas di dunia. Luas total

wilayah Indonesia adalah 5.180.053 km2 yang terdiri dari 1.922.570 juta km

2

daratan, 3.257.483 juta km2 perairan. Dengan potensi yang unik dan bernilai

ekonomi tadi maka wilayah pesisir dihadapkan pada ancaman yang tinggi pula,

maka hendaknya wilayah pesisir ditangani secara khusus agar wilayah ini dapat

dikelola secara berkelanjutan (Subandriyo, 2015).

Sumber : CIA,The world faclbook (2012).

Gambar 1. Perbandingan Wilayah Indonesia dengan Beberapa Negara Lain

Berdasarkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)

Indonesia merupakan negara maritim dan sektor perikanan merupakan sektor

yang berpotensi sangat besar untuk dikembangkan. disamping karena

rusia usa china brazil australia indiaindonesi

ajepang filipina

Perairan 720,500 664,283 268,715 87,437 76,869 314,294 3,257,48 3,091 180,000

Daratan 16,377,7 9162392 9328245 8926640 7609982 2973296 1,922,57 374744 298200

2

ketersediaan sumber daya nya yang cukup besar, potensi pasar nya yang cukup

tinggi, dan sub sektor ini menyangkut kebutuhan hidup orang banyak.

Permintaan akan perikanan untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan meningkat

seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Oleh karena itu perlu

mendapatkan dukungan perhatian yang serius.

Potensi sumber daya ikan nasional mencapai 65 juta ton/tahun dengan rincian

perikanan tangkap sebesar 7,4 juta ton/tahun dan budidaya sebesar 57,6 juta

ton/tahun. Kondisi ini merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia

yang dapat didaya gunakan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia

lapangan kerja, penghasil devisa serta pendukung terwujudnya ketahanan

pangan dan gizi nasional. Mewujudkan ketahanan pangan dan gizi nasional

mempunyai arti strategis berkaitan dengan ketahanan sosial, stabilitas ekonomi,

stabilitas politik. Secara filosofis, pangan menjadi kebutuhan dasar manusia

(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Hingga saat ini pola konsumsi masyarakat Indonesia terhadap sumber pangan

hewani secara umum masih rendah dibandingkan dengan pangan nabati. Pada

dasarnya peran ikan dalam mewujudkan ketahanan nasional sangatlah luas dan

penting. Ikan dapat menjadi salah satu solusi utama bagi permasalahan gizi di

Indonesia. Ikan kaya akan gizi esensial yang sangat bermanfaat bagi kesehatan

dan kecerdasan. Ikan mengandung protein, karbohidrat, vitamin, mineral, asam

lemak omega 3, 6, 9 yang baik manfaat nya untuk tubuh manusia. Kandungan

asama amino dan omega 3 nya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan bahan

pangan sumber protein yang lainnya(Kementrian Kelautan dan Perikanan,

2018).

3

Potensi sumber daya ikan di Indonesia selama ini dikenal sangat berlimpah.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, potensi sumber daya

ikan saat ini sudah mencapai 9,9 juta ton. Ikan sebagai sumber protein sangat

relevan untuk mendukung program prioritas pemerintah dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Selain itu, ikan juga

meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis pada kelautan dan

perikanan.(Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2018).

Sumber: Kementrian Kelautan dan Perikanan RI.

Gambar 2. Batas Wilayah Provinsi Lampung

Berdasarkan Gambar 2, Sebelah utara Provinsi Lampung berbatasan dengan

Provinsi Sumatra Selatan, Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda

(Teluk Lampung dan Teluk Semangka). sebelah timur berbatasan dengan Laut

Jawa (Pantai Timur Lampung) dan sebelah barat berbatasan dengan Samudra

Indonesia. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki

Utara

Sumatra Selatan

Selatan

Selat Sunda (Teluk

Lampung dan Teluk

Semangka Semangka)

Barat

Samudra Indonesia

Timur

Laut Jawa (Pantai

Timur Lampung)

4

jumlah wilayah kelautan yang luas dan lahan perairan yang banyak. Provinsi

Lampung juga merupakan salah satu Provinsi unggulan bagi peningkatan

ekonomi. Provinsi Lampung memiliki wilayah pesisir yang luas sekitar

440.010 ha dan luas perairan laut dalam batas 12 mil adalah 24.820.0 km2

Sumber : Badan Pusat Statistik Lampung.

Gambar 3. Produksi Perikanan Laut Yang Dijual Di Tempat Pelalangan Ikan (TPI) (Ton)

Provinsi Lampung memiliki potensi hasil perikanan tangkap yang besar.

Produksi perikanan laut yang dijual di TPI menunjukkan bahwa produksi

perikanan laut yang di jual cenderung mengalami peningkatan di tahun 2010

sebesar 4831 Ton dan mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 1193

Ton. fluktuasi produksi perikanan menunjukkan bahwa tidak stabil di setiap

tahunnya.

Y

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Y 3070 4507 4733 4831 1551 1193 2978 2816.6 4105.9 1159.2

5

Sumber : Badan Pusat Statistik Lampung (2017).

Gambar 4. Pergerakan PDRB sektor pertanian,kehutanan dan perikanan

Provinsi Lampung Tahun 2013-2016 (Dalam Rupiah).

Berdasarkan Gambar 4 Pergerakan PDRB sektor pertanian,kehutanan dan

perikanan Provinsi Lampung Tahun 2013-2016 dalam Rupiah mengalami

perubahan yang tidak stabil setiap tahunnya. dalam sektor pertanian, kehutanan

dan perikanan Distribusi Persentase pada tahun 2013 sebesar 33,16 %

kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 36,53 % kemudian

mengalami penurunan kembali pada tahun 2015 sebesar 33,50 % dan

mengalami kenaikan pada tahun 2016 sebesar 33,77 %, Berbeda dengan

PDRB atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) menurut lapangan usaha di

Provinsi Lampung tahun 2013-2016 mengalami kenaikan pada

Pertanian,Kehutanan dan Perikanan pada tahun 2013 sebesar 59.636.487.79

Juta Rupiah dan pada tahun 2014 sebesar 61.595.153.74 Juta Rupiah, tahun

2015 sebesar 63.718.622.01 Juta rupiah dan ditahun 2016 mengalami

peningkatan yang besar yaitu sebesar 65.730.286.96 Juta Rupiah.

33.16

36.53

33.50

33.77

59636487.79

61718622.01

63718622.01

65730286.96

56000000.0057000000.0058000000.0059000000.0060000000.0061000000.0062000000.0063000000.0064000000.0065000000.0066000000.0067000000.00

31.00

32.00

33.00

34.00

35.00

36.00

37.00

(%) (Rupiah)

DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ADHK

6

Sumber: Hasil olahan data penelitian,2019.

Gambar 5. Persentase perbandingan pengeluaran ikan dengan pengeluaran

pangan (Dalam Persentase)

Berdasarkan Gambar 5. Persentase perbandingan pengeluaran ikan dengan

pengeluaran pangan (dalam persentase). dalam seminggu rata-rata pengeluaran

ikan sebsar 28 % yaitu sekitar Rp. 6480000 dari sebanyak 81 orang responden

dan untuk rata-rata pengeluaran pangan sebesar 72% yaitu sekitar

Rp.16300000.

Tabel 1. Konsumsi ikan di Provinsi Lampung 2014-2017 dalam

Kg/Kapita/Tahun Tahun 2014 2015 2016 2017

Kabupaten/Kota

Target

(Kg)

Capaian

(Kg)

Target

(Kg)

Capaian

(Kg)

Target

(Kg)

Capaian

(Kg)

Target

(Kg)

Capaian

(Kg)

Provinsi Lampung 25.82 25.97 26.03 27,20 27.72 28.42 29.14 33.05

Lampung Barat 26.94 29.06 23.65 26.87

Tanggamus

24.65

24.96

16.66

29.87

Lampung Selatan

23.18

23.61

18.35

29.19

Lampung Timur

24.08

27.27

20.6

30.44

Lampung Tengah

24.19

27.13

22.11

31.25

Lampung Utara

28.68

25.63

20.13

34.95

Way Kanan

23.27

26.06

22.35

33.19

Tulang Bawang

29.36

36.21

21.32

37.69

Pesawaran

22.91

22.89

16.35

27.46

Pringsewu

22.21

22.84

20.14

28.69

Mesuji

24.49

30.6

22.17

37.22

Tulang Bawang Barat

23.56

25.13

18.01

29.17

Pesisir Barat

-

26

24.27

38.07

Kota Bandar Lampung

31.07

32.23

24.84

28.87

Kota Metro 33.58 27.02 24.37 30.64

Sumber: Susenas di olah oleh Ditjen PDSPKP dan DKP

IKAN 28%

PANGAN 72%

7

Berdasarkan Tabel 1. konsumsi ikan di Provinsi Lampung 2014-2017

perorang di berbagai kabupaten dan provinsi bahwa setiap tahun target

konsumsi ikan mengalami peningkatan yang berbeda di setiap tahunnya, pada

tahun 2015 sebesar 25,82 Kg kemudian di tahun 2015 sebesar 26,03 Kg, tahun

2016 sebesar 27,72 Kg dan mengalami kenaikan cukup besar di tahun 2017

yaitu sebesar 29,14 Kg.

Sumber: Susenas di olah oleh Ditjen PDSPKP dan DKP

Gambar 6. Perbandingan konsumsi ikan di Indonesia dan Provinsi Lampung

2014-2018 (Dalam Kg/Kapita/Tahun).

Berdasarkan Gambar 6. Perbandingan konsumsi ikan di Indonesia dan Provinsi

Lampung 2014-2018 (Dalam Kg/Tahun) mengalami kenaikan di setiap

tahunnya di Tahun 2014 angka konsumsi ikan di Indonesia sebesar 38,14

Kg/Tahun, Kemudian di tahun 2015 sebesr 40,9 Kg/Tahun, Pada tahun 2016

sebesar 43,88 Kg/Tahun, Tahun 2017 sebesar 47,12 dan mengalami

peningkatan yang cukup lebih tinggi di tahun 2018 sebesar 50,65 Kg/Tahun.

Dan konsumsi ikan di Provinsi Lampung mengalami kenaikan di setiap

tahunnya pada tahun 2014 konsumsi ikan di Provinsi Lampung sebesar 25,82

Kg/Tahun, di tahun 2015 konsumsi ikan di Provinsi Lampung sebesar 26,03

Kg/Tahun, di tahun 2016 konsumsi ikan di Provinsi Lampung sebesar 27,72

25.82 26.05 27.72 29.14 33.05

0

10

20

30

40

50

60

TAHUN 2014 2015 2016 2017 2018

INDONESIA LAMPUNG

8

Kg/Tahun, di tahun 2017 konsumsi ikan di Provinsi Lampung sebesar 29,14

Kg/Tahun, dan di tahun 2018 konsumsi ikan di Provinsi Lampung sebesar

33,05 Kg/Tahun.

Salah satu model permintaan yang sering digunakan dalam analisis permintaan

adalah model AIDS (Almost Ideal Demand System ) yang pertama kali

diperkenalkan oleh Deaton dan Muellbauer pada tahun 1980. Model tersebut

merupakan suatu model yang sangat sering digunakan dalam pemodelan

perilaku konsumsi dengan pendekatan sistem. Model Aids mempunyai share

anggaran yang merupakan fungsi linear dari logaritma total pendapatanUntuk

menjaga sifat positif model Aids serta memelihara kekonsistenan dengan kurva

Engel bentuk kuadrat dari log pendapatan ditambahkan dalam model Aids

sehingga modelnya menjadi Quadratic Aids (QUAIDS) model ini

dikembangkan pertama kali oleh Banks et al pada tahun tahun 1997. Model

Quaids merupakan generalisasi dari kelas preferensi berdasarkan fungsi utilitas

tak langsung. (Virgantari, 2011)

B. Rumusan Masalah

Indonesia merupakan negara maritim (luas laut 5,8 juta Km2). dengan wilayah

laut terluas, jumlah pulau terbanyak, dan garis pantai terpanjang kedua di

dunia, tentunya menjanjikan potensi yang sangat besar. Berdasarkan data Pusat

Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Konsumsi

ikan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar gizi dan kesehatan. Faktor-

faktor produksi, pemasaran, teknologi dan perhubungan sangat mempengaruhi

konsumsi ikan secara makro (tingkat nasional dan regional) sedangkan faktor-

9

faktor sosial, ekonomi dan budaya mempengaruhi secara mikro (tingkat

keluarga dan individu).

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat ditarik

permasalahan yang dapat dimasukkan dalam penelitian ini, yaitu:

1. faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi permintaan ikan di Provinsi

Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ikan di

Provinsi Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini, dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat sebagai masukan dan informasi para pengamat

ekonomi, masyarakat, mahsiswa, serta pihak-pihak yang berkepentingan

dalam bidang ekonomi.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai

preferensi konsumsi produk perikanan berdasarkan aspek ekonomi dan

sosial sebagai ciri pembeli pada konsumen rumah tangga.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukkan dalam menyusun

kebijkan pangan dan gizi terutama upaya pemenuhan konsumsi ikan di

Provinsi Lampung.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Model QUAIDS

Model Quaids sangat sering digunakan dalam pemodelan perilaku

konsumen dengan pendekatan sistem. Secara umum fungsi permintaan

menyatakan hubungan jumlah yang diminta dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya pada tempat dan waktu tertentu. Fungsi permintaan dapat

diturunkan melalui dua cara. Yang pertama adalah memaksimumkan

kepuasan dengan kendala jumlah anggaran dan harga barang. Fungsi

Permintaan yang diturunkan ini disebut fungsi permintaan Marshallian.

Fungsi ini pertama kali diturunkan oleh ekonom inggris Alfred Marshal

pada tahun 1890 dan menganggap bahwa pendapatan permintaan konsumen

konstan. Fungsi permintaan lain diturunkan melalui teori dualitas yaitu

meminimumkan biaya dan memaksimalkan output pada tingkat pengeluaran

tetap.

Mengembangkan model fungsi permintaan yang dikenal sebagai AIDS

(Almost Ideal Demand System). Model AIDS yang pertama kali dikenalkan

oleh Deaton dan Muellbar merupakan model yang sering digunakan untuk

pemodelan perilaku konsumsi dan pendekatan sistem, Model AIDS

11

mempunyai share anggaran yang merupakan fungsi linear dari logaritma

total anggaran (Pendapatan). AIDS adalah model permintaan yang

diturunkan dari fungsi utilitas tidak langsung yang linear dalam log total

pendapatan (Deaton dan muelbauer, 1980).

Model AIDS sulit menangkap pengaruh ketidaklinearan kurva angel seperti

yang ditemukan dalam studi permintaan empiris. Selain itu, model AIDS

(dan model lain seperti translog dan linear expenditure system) belum dapat

menangkap perbedaan kelas dan wilayah. Untuk menjaga sifat-sifat positif

model AIDS serta memelihara kekonsistenan dengan kurva angel dan

pengaruh harga relatif dalam memaksimalkan utilitas bentuk kuadrat dari

log pendapatan ditambahkan dalam model menjadi Quadratic AIDS

(QUAIDS).

Model Quaids merupakan generalisasi dari kelas preferensi Piglog

berdasarkan pada fungsi utilitas tak langsung berikut ini :

Log V = ⟦ ⟧

-1 +

}-1 (2.1)

Di mana x adalah total pengeluaran, p adalah vector harga, a(p) adalah

fungsi homogen derajat satu dalam harga, dan b(p) serta λ(p) adalah fungsi

homogen derajat nol dalam harga.

Model fungsi ini dimulai dari suatu kelas preferensi yang dikenal sebagai

PIGLOG (Price Independent Generalized Logarithmic class), yaitu suatu

kelas preferensi khusus yang memungkinkan agresi tepat dari konsumen.

Fungsi yang mendefinisikan minimum pengeluaran yang diperlukan untuk

mencapai yang spesifik tingkat utilitas dengan harga tertentu. Lebih lanjut

didefinisikan sebagai berikut:

12

Log c(u,p)=(1-u)log{a(p)} + u log {b(p)} (2.2)

Dengan U = utilitas : 0 kepuasan subsistem dan kepuasan yang

maksimum.

a(P)= biaya/pengeluaran untuk konsumsi barang subsisten

b(P)= biaya/pengeluaran konsumsi barang mewah

Selanjutnya didefinisikan :

Log α(p) = α0 + ∑k αk log pk +

∑k ∑j ϒkj log ik log pj (2.3)

Log b(p) = log a(p) + β0 ∏ pk (2.4)

Sehingga fungsi biaya Aids dapat ditulis sebagai berikut:

Log c(u,p) = αₒ + ∑

∑ ∑j ϒkj log pk log pj (2.5)

di mana αi, βi and ϒ*ij adalah parameter. Bahwa model Aids sudah cukup

parameter untuk itu menjadi fungsional fleksibel bentuk asalkan diingat

bahwa sejak utilitas selalu ordinal, pilihan fungsi a(p) dan b(p) dalam (2)

atau (3) di atur oleh kebutuhan akan fungsional yang fleksibel, namun

alasan utamanya karena mengarah ke sistem fungsi permintaan dengan sifat

yang diinginkan. Fungsi Permintaan dapat diturunkan secara langsung dari

persamaan (4). Bahwa turunan harga yang diminta:

ɚc(u,p)/ɚpi=qi Mengalikan kedua sisi dengan pi/c (u,p) kita temukan:

=

( 2.6 )

di mana Wi adalah bagian anggaran yang baik i, Oleh karena

itu,diferensiasi logaritmik dari (4) memberikan saham anggaran sebagai

fungsi dari harga dan utilitas:

wi = αi + ∑ ∏ (2.7)

di mana

13

γij =

(γij + γji) (2.8)

Untuk konsumen yang memaksimalkan utilitas, total pengeluaran x sama

dengan c (u,p) dan ini kesetaraan dapat terbalik sebagai fungsi p dan x,

utilitas tidak langsung.

Fungsi Permintaan dalam bentuk bagi anggaran:

wi = αi +∑j γij log pj + βi log (x/p) (2.9)

di mana P adalah indeks harga yang ditentukan oleh:

log p = αₒ + ∑k αk log pk +

∑j ∑k γkj log pk log pj (2.10)

homogen derajat nol dalam harga dan total pengeluaran yang diambil secara

bersama-sama dan memuaskan simestri slutsky. Agar konsisten dengan teori

utilitas, maka dilakukan restriksi terhadap parameter fungsi permintaan,

yaitu:

a. Adding-up: ∑I αi = I, ∑I γij = 0, ∑I βi = 0

b. Homogenity: ∑j γij = 0

c. Simetri: γij = γji

Tabel 2. Restricted/Unrestricted Berdasarkan Jurnal An Almost Ideal

Demand System

Commodity Total

Restricted/

Unrestricted

Food 0.04 0.01 0.03 0.04 0.22 0.26 0.29 Restricted

Clothing 1.51

-

0.48 1.03 2.83

-

0.94 1.89 2.92 Unrestricted

Housing 0.79

-

0.16 0.63 0.04

-

0.31

-

0.27 0.36 Restricted

Fuel 1.37 0.1 1.47 1 0 1 2.47 Unrestricted

Drink and Tobacco 1.22

-

0.62 0.6 1.37

-

0.67 0.7 1.3 Unrestricted

Transport and

Comunication 1.73

-

0.92 0.81 1.14

-

1.23

-

0.09 0.72 Restricted

Other goods 1.15

-

0.77 0.38 2.03

-

0.52 1.51 1.89 Unrestricted

Other Services 1.28

-

0.78 0.5 1.03

-

0.78 0.25 0.75 Restricted

Sumber: Deaton and Muellbauer,1950

14

2. Teori Permintaan Konsumen

Teori permintaan merupakan suatu teori yang menerangkan sifat dari

permintaan pembeli (konsumen) terhadap suatu komoditas serta

menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta dengan harga yang

selanjutnya menjelaskan kurva permintaan. Permintaan sendiri diartikan

sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga

dalam waktu tertentu. Secara Fungsional faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap permintaan seseorang atas suatu produk dapat dinyatakan :

Q= f(Y,Pi,Pj,S,U)……………………………………………………….(1)

Berdasarkan hukum permintaan (law of demand), Jika harga suatu barang

naik maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan turun, ceteris

paribus (faktor-faktor lain, seperti pendapatan konsumen, harga barang lain,

selera dan sebagainya dianggap tetap). Sebaliknya, jika harga barang turun

maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan bertambah, ceteris

paribus. Dalam hal ini, terdapat hubungan negatif antara harga dan jumlah

yang diminta. Ada dua pendekatan (approach) yang menerangkan mengapa

konsumen berperilaku seperti yang dinyatakan dalam hukum permintaan,

yaitu pendekatan daya guna marginal (marginal utility) dan pendekatan

kurva indiferen (indifference curve analysis).

Teori permintaan konsumen ini diasumsikan bahwa harga tertentu dan

pendapatan yang terbatas untuk membeli sekelompok komoditas

berdasarkan urutan preferensinya.

15

Permintaan terhadap komoditas tersebut dipengaruhi oleh faktor sosio-

demografi dan faktor ekonomi. Faktor sosio-demografi diantaranya adalah

faktor lokasi/wilayah, perdesaan dan perkotaan, serta karakteristik rumah

tangga seperti pekerjaan, tingkat pendidikan, jumlah anggota rumah tangga.

Sedangkan faktor ekonomi yang penting adalah harga komoditas yang

bersangkutan, tingkat pendapatan, serta harga barang laimyang bersifat

subsitusi atau komplementer. Secara umum fungsi permintaan menyatakan

hubungan jumlah yang diminta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

pada waktu dan tempat tertentu. ( Sahala S.P. Pandjaitan, Teori Ekonomi

Mikro Lanjut, 2018).

3. Teori Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen pada dasarnya untuk memahami “mengapa konsumen

melakukan dan apa yang mereka lakukan” dalam suatu perilaku konsumen

tentang cara seseorang membuat untuk mengalokasikan sumber daya yang

tersedia. Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk di pelajari

karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang,

pendidikan, sosial ekonomi dan lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting

untuk mempelajari bagaimana konsumen berprilaku dan faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi perilaku tersebut. (Kotler dan Keller, 2008).

Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan

organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa,

ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka

(Kotler dan Keller, 2008).

16

Berdasarkan teori ekonomi, permintaan timbul karena konsumen

memerlukan manfaat dari komoditas yang dibeli. Manfaat tersebut dikenal

dengan istilah utilitas (Utility). Jadi permintaan suatu komoditas

menggambarkan permintaan utilitas dari komoditas tersebut. Dengan kata

lain, permintaan suatu komoditas merupakan derivasi (penurunan) dari

utilitas yang diberikan oleh komoditas tersebut. Dalam teori tingkah laku

konsumen diterangkan dalam dua hal sebagai berikut :

1. Alasan para konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada harga

yang lebih rendah dan mengurangi pembelian pada harga yang tinggi.

2. Bagaimana seseorang konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari

barang yang akan dibeli dan pendapatan yang diperolehnya.

Ada beberapa pendekatan yang sering digunakan untuk menjelaskan tingkah

laku konsumen, yaitu :

1. Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach). Menurut pendekatan ini

utilitas dapat diukur dengan satuan uang, dan tinggi rendahnya nilai

utilitas tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini

mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi

seseorang, maka akan semakin diminati. Asumsi dari pendekatan ini

adalah :

a. Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan

kepuasannya dengan batasan pendapatannya.

b. Dimishing marginal utility, artinya tambahan utilitas yang di peroleh

konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari

komoditas tersebut.

c. Pendapatan konsumen tetap

17

2. Pendekatan ordinal (Ordinal Approach). Dalam pendekatan ini utilitas

suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen

mampu membuat urutan tinggi rendahnya utilitas yang diperoleh dari

mengkonsumsi suatu barang. Pendekatan yang digunakan adalah

indifference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi dua

macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama.

Asumsi dari pendekatan ini adalah ;

a. Konsumen rasional

b. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang

disusun berdasarkan besar kecilnya daya guna

c. Konsumen mempunya sejumlah uang tertentu

3. Preferensi Nyata (Revealed Preference). Kurva permintaan dapat

disusun secara langsung berdasarkan perilaku konsumen di pasar.

Asumsi yang menjadi dasar berlakunya teori ini adalah :

a. Rasionalisasi artinya konsumen adalah rasional bahwa jumlah

barang lebih banyak disukai daripada barang sedikit

b. Konsisten artinya seperti biasanya apabila konsumen telah

menentukan A lebih disukai daripada B maka dia sekali-kali

mengatakan bahwa B lebih disukai dari pada A

Pendekatan atribut. Pendekatan ini memiliki pandangan bahwa konsumen

dalam membeli produk tidak karena utilitas dari produk tersebut tetapi

karena karakteristik atau atribut yang disediakan oleh produk tersebut

(Pindyck, Mikro Ekonomi, 2012).

18

4. Efek perubahan Harga dan Pendapatan Pada Prilaku Konsumen

Penurunan harga memiliki efek subsitusi sekaligus efek pendapatan. Efek

subsitusi adalah perubahan konsumsi makanan yang terkait dengan

perubahan harga makanan dengan tingkat utilitas dianggap konstan. Efek

subsitusi memperlihatkan perubahan konsumsi makanan yang terjadi akibat

perubahan harga yang membuat makanan menjadi lebih murah ketimbang

pakaian. Sedangkan efek pendapatan merupakan perubahan dalam konsumsi

barang yang diakibatkan oleh peningkatan daya beli, dengan harga relatif

dianggap konstan.(Pindyck, Mikro Ekonomi,2012).

5. Elastisitas harga atas permintaan

Elastisitas harga atas permintaan merupakan sebuah ukuran yang

menggambarkan seberapa besar pengaruh perubahan harga barang yang

diminta atau ditawarkan. Elastisitas atau biasa disebut sebagai kepekaan

perubahan merupakan kepekaan jumlah yang diminta atau jumlah yang

ditawarkan terhadap perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas dapat

mengukur seberapa besar kepekaan atau respon konsumen terhadap

perubahan harga.

Ada beberapa macam elastisitas yaitu sebagai berikut :

1. Elastisitas harga (own price elasticity) merupakan suatu ukuran

kepekaan jumlah yang diminta terhadap harga suatu produk sebagai

peubah yang tetap.

2. Elastisitas pendapatan (income elasticity) merupakan ukuran jumlah

yang diminta terhadap perubahan pendapatan dengan anggapan

pengaruh lain dari faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tetap

19

3. Elastisitas silang (cross elasticity) merupakan suatu ukuran untuk

melihat kepekaan dari permintaan akan suatu komoditas terhadap

perubahan harga komoditas lainnya (Pindyck S. Robert, Mikro

Ekonomi,2012).

6. Fungsi Permintaan

Fungsi Permintaan adalah hubungan antara jumlah barang tertentu yang

diminta dengan determinan barang tersebut. Determinan Permintaan

terutama harga barang itu sendiri, harga barang lain yang merupakan

pengganti terhadap barang itu, pendapatan konsumen, iklan dan upaya

promosi, selera, teknologi dan faktor-faktor lain seperti penduduk.

Hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan harga dapat

dinyatakan secara matematik,faktor-faktor yang mempengaruhi digolongkan

ke dalam dua jenis yakni peubah dalam (endogenous variables) dan peubah

luar (exogenous variables).

Dalam memaksimumkan kepuasan, konsumen dapat bertindak secara

resional. Konsumen akan melakukan konsumsi untuk mendapatkan utilitas

yang maksimum dari barang yang dikonsumsinya. Kendala yang dihadapi

olehseorang konsumen untuk mencapai kepuasan maksimum tersebut

adalah jumlah anggaran yang dimiliki dan harga komoditasnya secara

matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Maks U=v(X) dengan kendala p1X=M

di mana U adalah fungsi kepuasan dan M adalah anggaran, p1=(p1, p2, ., pn)

adalah harga –harga komoditas (Rupiah/Unit) dan X1= (X1, X2, …, Xn)

Adalah vektor kuantitas komoditas (unit).

20

Fungsi permintaan yang diturunkan dari prinsip utilitas diatas disebut

dengan Fungsi permintaan Marshallian. Fungsi ini pertama kali dikenalkan

oleh ekonom inggris Alfred Marshal pada tahun 1890 dan menganggap

bahwa pendapatan konsumen konstan. Penyelesaian persamaan(2) dengan

metode langrange:

L = U + λ (M-piXi)

Agar L maksimum, turunan pertama terhadap x dan λ harus sama dengan

nol. Bernilai positif, di mana U merupakan bentuk kuadrat yang definit

negatif dengan keadaan kendala anggaran.

Dengan menyelesaikan persamaan (3) dan mensubsitusikan ke dalam

persamaan (5) maka akan diperoleh :

Xi = XiM (pi , M)

Merupakan fungsi dari harga barang (pi) dan pendapatan (M) harga barang

dan penghasilan merupakan hal yang dapat diamati (observable)

dibandingkan dengan utilitas yang tidak diamati (unobservable) hal ini

merupakan kelebihan dari fungsi permintaan Marshallian.

Fungsi gunaan tidak langsung (Inderect Utility Function) merupakan

sejumlah konsumsi X dan menunjukkan preferensi konsumen secara tidak

langsung sehingga disebut fungsi gunaan tidak langsung (Pandjaitan, 2018).

Dalam asumsi preferensi tertentu, seseorang konsumen menghadapi harga

dan pendapatan tertentu (fixed prices and income) dengan kendala anggaran

yang diberi symbol p dan y. Tingkat fungsi gunaan yang dapat dicapai

21

konsumen dengan pilihan x(p,y) merupakan tingkat tertinggi yang boleh

dicapai oleh konsumen dengan kendala itu. Jika harga dan pendapatan yang

dihadapi berubah maka kendala anggaran juga berubah sehingga konsumen

mengahdapi pilihan kegunaan yang berbeda pula. Jadi,

V (p,y) = max u (x) s.t. y-p.x 0,x 0 (2.11)

Dengan demikian, tingkat gunaan tertinggi yang dapat dicapai saat

menghadapi harga p dan tingkat pendapatan y merupakan tingkat konsumsi

yang unik saat x(p,y) dipilih oleh konsumen sehingga

v(p,y) = u(x(p,y) (2.12)

Turunan Fungsi Gunaan Tidak Langsung menghasilkan permintaan

terhadap barang X.

Turunan pertama dari fungsi gunaan tidak langsung terhadap p

menghasilkan

ɚv(p,y)/ ɚpi = - λxi 0 i =1, …, n (2.13)

Turunan pertama dari fungsi gunaan tidak langsung terhadap y

menghasilkan

ɚv(p,y)/ ɚy = λ. > 0 (2.14)

Persamaan Fungsi Permintaan juga dapat ditulis sebagai berikut:

Qd = f(Pq,Px,Y,S,)

Di mana

Qd = jumlah barang yang diminta

Pq = harga barang Q

22

Px = harga barang pengganti X

Y = pendapatan konsumen

S = Selera

Persamaan tersebut dapat ditulis ulang sebagai berikut:

Qd = f(Pq│ PX, Y, S, N)

Persamaan menunjukkan hubungan Qd dengan Pq dengan anggapan bahwa

peubah lain seperti harga barang pengganti Px, Pendapatan konsumen Y,

dan selera tidak berubah yang ditunjukkan oleh tanda │ pada persamaan

(2.18). Hubungan tersebut dapat digambarkan dalam ilustrasi berikut ini:

P

QD = f(PQ│ PX, Y, S, N)

Q

Sumber: Pandjaitan, Teori Ekonomi Mikro Lanjut (2018)

Gambar 7. Fungsi Permintaan

Tiku Permintaan adalah hubungan antara barang yang diminta dengan

harga barang itu sendiri dengan anggapan faktor lain tetap (ceteris paribus).

(Pandjaitan, Teori Ekonomi Mikro Lanjut 2018).

Faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran permintaan diantaranya adalah

perubahan pendapata, selera, harga barang lain dan jumlah populasi.

23

Harga (Py)

D2 D D1

0 Kuantitas Permintaan(Q)

Sumber: Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi Ketiga. Sukirno, (2004).

Gambar 8. Pergeseran Kurva Permintaan

Perubahan harga barang lain berpengaruh pada pergeseran kurva

permintaan. Kenaikan harga barang subsitusi yang bersifat saling

menggantikan menggeser kurva permintaan komoditi ke kanan, lebih

banyak yang dibeli pada setiap tingkat harga. Kenaikan harga barang

komplementer akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Hal ini berarti jika

pendapatan bertambah, maka jumlah barang yang diminta akan bertambah

pula. Kenaikan pendapatan akan menggeser kurva permintaan untuk

komoditi kea rah kanan, yang menunjukkan bahwa akan lebih banyak

komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga.

B. Tinjauan Empiris

Tinjauan pustaka merupakan hasil penelitian terdahulu yang mengemukakan

beberapa konsep yang relevan yang di peroleh oleh peneliti terdahulu dan

memliki hubungan dengan penelitian terdahulu yang akan dilakukan peneliti.

Hasil penelitian terdahulu diuraikan sebagai berikut:

24

Tabel 3. Penelitian Terdahulu No Judul/Penulis Tujuan Variabel/Metode Hasil

Tahun Analisis Kesimpulan

1 Analisis Menganalisis Fungsi Permintaan(Y) Berdasarkan data

Permintaan Ikan Faktor yang Pengeluaran Rumah Susenas 2008

di Indonesia Mempengaruhi Tangga (X1), IHK (X2), bahwa pendugaan

Pendekatan Model Permintaan Produk Pendapatan (X3). model quaids

Quaids. ikan penduduk

Indonesia

terlihat cukup

(Virgantari Fitri,2011) dan menduga Menggunakan model baik dan

elastisitas harga dan Quaids berdasarkan Berpengaruh

pendapatan beberapa data susenas 2008 yang Signifikan

kelompok ikan menurut dilakukan oleh badan

kelompok pendapatan pusat statistic

2 Analisis perilaku Untuk mengetahui Perilaku Konsumen (Y), Bahwa tempe,

konsumen terhadap seberapa besar

elastisitas

Usia(X1),

Pendidikan(X2)

tahu berpengaruh

permintaan ikan di harga,elastisitas silang, Jumlah Anggota signifikan terhadap

kota Surakarta elastisitas pendapatan keluarga(X3) permintaan konsumsi

(Kusdiyanto, 2014) terhadap besarnya Ikan

permintaan konsumsi Metode Accidental

ikan Sampling yaitu

pemilihan

sampel secara tiba-tiba

yang kebetulan ditemui

oleh peneliti

3 Faktor-faktor yang Untuk mengetahui

pengaruh

Jumlah Permintaan (Y), Secara terpisah

mempengaruhi harga,selera dan

pendapatan

Harga(X1), harga dan

permintaan ikan di terhadap permintaan

ikan

Selera(X2) selera konsumen

Pasar Peureulak bandeng di Pasar

Peureulak

Pendapatan (X3). tidak berpengaruh

Kabupaten Aceh Kabupaten Aceh Timur nyata terhadap

Timur Metode Survey permintaan ikan

(Rozalina, 2017) langsung di pasar bandeng sedangkan

pendapatan secara

terpisah berpengaruh

nyata terhadap

permintaan ikan

bandeng di Pasar

Peureulak

4 Analisis Menganalisis Konsumsi Pengeluaran (Y) Berdasarkan Hasil

Permintaan Pangan pangan hewani Konsumsi (X1) analisis bahwa

Hewani Indonesia di Indonesia dan untuk Harga Ikan (X2) komoditas ikan

dengan Model mengetahui faktor-

faktor

Harga daging &

telur(X3)

merupakan

komoditas

Quaids. yang mempengaruhinya hewani yang banyak

(Virgantari Fitri, dengan menggunakan Menggunakan model dikonsumsi dan

Lesmono 2014) model Quaids Quaids model Quaids layak

digunakan sebagai

model konsumsi

pangan di Indonesia

5 Analisis pola Untuk menganalisis Total Pendapatan (Y) Bahwa Pengaruh

konsumsi pangan di pola konsumsi Harga(X1), pendapatan lebih

Sumatera Selatan di Sumatera Selatan Pendapatan (X2) tinggi dibandingkan

Pendekatan Quaids Konsumsi Rumah

Tangga

pengaruh harga

(Faharudin, 2013) (X3) terhadap konsumsi

rumah tangga

Metode Analisis:

Menggunakan Model

Quaids

25

Tabel 3. lanjutan No Judul/Penulis Tujuan Variabel/Metode Hasil

6 Pola konsumsi Untuk menganalisis Jumlah Permintaan (Y), berdasarkan

elasitisitas

dan estimasi pola konsumsi Pendapatan (X1), permintaan

permintaan daging dan estimasi permintaan IHK (X2) marshallian bahwa

ayam ras (Broiler) daging ayam ras di jawa Rata-rata

pengeluaran(X3)

daging ayam ras di

pada tingkat rumah Timur jawa timur memiliki

tangga di jawa timur Metode analisis: sifat elastis baik di

penerapan model menggunakan model wilayah pedesaan

Quaids Quaids maupun di perkotaan

(Laili dan Anindita,

2018)

7 Analisis untuk menganalisis Harga (Y), Anggaran Berdasarkan Hasil

pola konsumsi pengaruh karakteristik Pengeluaran (X1) analisis bahwa

pangan berdasarkan sosial ekonomi Usia (X2) secara umum harga

status IPM di jawa berdasarkan status Jenis Kelamin (X3) memiliki andil yang

Timur IPM terhadap pola besar dalam

(Mayasari, Dewi konsumsi pangan Metode Analisis: menentukan pola

2017) rumah tangga Menggunakan model konsumsi rumah

tangga

Quaids di jawa timur baik

pada

daerah IPM rendah

tinggi/sangat tinggi

8 Analisis permintaan Untuk menganalisis Jumlah rata-rata (Y) Pola permintaan ikan

ikan lele oleh permintaan ikan lele Harga ikan lele(X1), oleh pedagang pecel

pedagang pecel lele di kota bandar Lampung Harga Beras (X2) lele di kota Bandar

di kota Bandar Pendapatan lampung memiliki

Lampung (X3) frekuensi pembelian

7x

(Sari Arta, 2017) dalam seminggu

bahwa

Metode Analisis: skala usaha

berpengaruh

Menggunakan metode nyata terhadap

Survey permintaan ikan lele

dg nilai signifikan

9 The Fulton fish Untuk menganalisis Jumlah Permintaan (Y), berdasarkan

penelitian

Market permintaan ikan di

pasar

PerubahanHharga (X1), bahwa pengaruh

harga

(Graddy, 2006) dan mengetahui

seberapa

Pendapatan (X2) juga memiliki

pengaruh

besar pendapatan Anggaran(X3) terhadap sebuah

pedagang di pasar permintaan ikan di

pasar

Metode analisis:

metode survey yang

diberikan langsung

kepada

responden di pasar ikan

Tersebut

26

Tabel 3. lanjutan No Judul/Penulis Tujuan Variabel/Metode Hasil

10 A Demand Analysis untuk menganalisis Total Pengeluaran (Y) Berdasarkan Hasil

of Spanich Canned sifat permintaan ikan Harga (X1), bahwa ikan kaleng

Tuna Market kaleng terutama ikan Pendapatan (X2) bereaksi berlebihan

(juan Jose, 2017) tuna yang murah dan Tingkat Konsumsi (X3) terhadap perubahan

dapat disimpan pengeluaran

dibandingkan

Metode Analisis: dengan ikan lainnya,

dan

Menggunakan model sifat adanya

kemewahan

Quaids yang baik

dibandingkan

dengan produk ikan

yang

Lainnya

11 An Almost Ideal Untuk mengusulkan dan Jumlah Permintaan (Y) Berdasarkan

penelitian

Demand System memperkirakan model Harga (X1), tersebut

menunjukkan

(Deaton and baru yang sebanding Pendapatan (X2) bahwa pengaruh

selain

Muellbauer, 1950) secara umum ke model Total Pengeluaran (X3) harga saat ini dan

total

Rotterdam dan translog (X3) pengeluaran saat ini

yang memiliki beberapa sistematis

dimodelkan

Kelebihan Metode Analisis: dan pola permintaan

yang

Menggunakan Model luas juga perlu

dijelaskan

Aids kembali secara lebih

Teoritis

12 Quadratic Engel Untuk mengembangkan Pendapatan (Y), berdasarkan

penelitian

Curves and model permintaan itu Harga (X1), bahwa translog

preferensi

Consumer Demand dengan mencocokkan Pengeluaran(X2) akan sangat

menyesatkan

(Banks James dengan teori konsumen Konsumsi Rumah Tangga distribusi

kesejahteraan

Richard Blundell and (X3) kerugian karena

gagal

Arthur Lewbel, Nov memodelkan

kelengkungan

1997) Metode Analisis: kurva engel dengan

benar

Menggunakan Model

Quaids

27

Tabel 3 lanjutan 13 Estimating Untuk memperkirakan Konsumsi Rumah Tangga Berdasarkan Hasil

the Quadratic permintaan hampir (Y), Pendapatan (X1) bahwa signifikansi

dari

Almost Ideal ideal kuadratis Harga Barang Lain (X2) istilah pendapatan

log

Demand System Permintaan Rumah kuadrat

menunjukkan

and The Effect of Tangga (X3) Quaids lebih baik

daripada

Population Ageing in metode identifikasi

sistem

The Czesh Republic Metode Analisis: kebutuhan ideal

(AIDS)

(Bc. Michael Bily,2016) Menggunakan Model yang jauh lebih

Quaids Sederhana

14 Pola permintaan Untuk mempelajari Pengeluaran total Berdasarkan

penelitian

daging tingkat rumah pola permintaan daging rumah tangga (Y), tersebut

menunjukkan

tangga di Indonesia: di Indonesia Pendidikan kepala bahwa adanya

pengaruh

Analisa data mikro

2013

keluarga (X1), Jumlah beberapa variabel

terhadap

(Nugroho, Suparyono anggota rumah

tangga(X3)

pola permintaan dan

2016) elastisitas daging

Metode Analisis:

Menggunakan

Analisis Deskriptif

15 The Demand for Untuk menyelidiki Fungsi Permintaan (Y), Berdasarkan

penelitian

Cultural services permintaan layanan Pendapatan pelangggan bahwa BC

(penyiaran dan

in Korea Using the budaya di korea Rata-rata (X1) konten) memiliki

elastisitas

Quaids Model Elastisitas Harga (X2) pendapatan yang

lebih

(Yoon, Heo 2017) Pengeluaran Rumah tinggi di rumah

tangga

Tangga (X3) yang berusia diatas

50tahun

Metode Analisis:

Menggunakan Model

Quaids

16 An Almost Ideal Untuk menganalisis Jumlah Permintaan(Y) Model Quaids

Demand System: Permintaan ikan Pendapatan(X1) Signifikan dan

Analysis of menurut kelompok Harga(X2) Memiliki

Fresh Fish in Pendapatan Jumlah anggota hasil cukup

Semarang

(Abdullah,1994)

Rumah Tangga (X3) Baik

Metode analisis:

Multistage budgeting

approach dengan

Model Quaids

28

Tabel 3 lanjutan 17 Analisis pola konsumsi Untuk mendeskripsi Permintaan Ikan (Y) Hasil penelitian

dan model permintaan pola konsumsi ikan Konsumsi (X1) Model quaids

ikan menurut di Indonesia dan Elastistas (X2) cukup baik dari

karakteristik rumah Mengidentifikasi Harga (X3) semua peubah

tangga di Indonesia faktor yang Berpengaruh

(Freshty, Nunung 2018) Mempengaruhi signifikan.

permintaan ikan Metode analisis:

menurut karakter Analisis Deskriptif dan

rumah tangga di Model Quaids

Indonesia.

Deskripsi Tinjauan Empiris :

1. Analisis Permintaan Ikan di Indonesia: Pendekatan Model Quadratic

Almost Ideal Demand System (QUAIDS) (Virgantari Fitri, 2011) Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan produk ikan penduduk Indonesia dan menduga elastisitas harga

dan pendapatan beberapa kelompok ikan menurut kelompok pendapatan.

Selanjutnya dilakukan pendugaan model, dalam penelitian ini didasarkan

pada asumsi bahwa konsumen akan mengalokasikan pendapatannya untuk

barang-barang konsumsi secara bertahap. Hasil dari penelitian ini

menyimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia diberbagai

wilayah lebih banyak mengkonsumsi ikan segar daripada ikan awetan

maupun udang dan pendugaan model permintaan dengan model QUAIDS

terlihat cukup baik. Dari tahap pendugaan faktor Quadratic semuanya

berpengaruh signifikan.

2. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Ikan di kota Surakarta

(Kusdiyanto, 2014) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar elastisitas harga,elastisitas pendapatan terhadap besarnya konsumsi

ikan. Hasil dari penelitian ini bahwa tanda dari elastisitas harga dan ikan

29

bertanda negatif, hal ini terbukti dalam kenyataan dari hasil perhitungan

menunjukkan kondisi yang sebenarnya.

3. Faktor-Faktor yang memengaruhi Permintaan Ikan bandeng di Pasar

Peureulak Kabupaten Aceh Timur (Rozalina, 2017) Tujuan Penelitian ini

yaitu untuk mengetahui pengaruh harga,selera dan pendapatan terhadap

permintaan ikan bandeng di Pasar Peureulak Kabupaten Aceh Timur Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa secara terpisah harga dan selera

konsumen tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan bandeng,

sedangkan pendapatan konsumen secara terpisah berpengaruh sangat nyata

terhadap permintaan ikan di Pasar Peureulak Kabupaten Aceh Timur.

4. Analisis Permintaan Pangan Hewani di Indonesia dengan Model Quaids

(Lesmono dan Virgantari Fitri, 2014) Tujuan Penelitian ini adalah untuk

menganalisa pola konsumsi pangan hewani di Indonesia dan mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan model

Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan komoditas ikan merupakan komoditas jenis pangan

hewani yang lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah

perkotaan maupun perdesaan sedangkan komoditas daging secara

signifikan lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat diwilayah perkotaan

5. Analisis Pola Konsumsi Pangan di Sumatra Selatan Tahun 2013:

Pendekatan Model Quadratic Almost Ideal Demand System (Faharudin,

2015) Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pola konsumsi pangan

30

di Sumatra Selatan menggunakan quadratic almost ideal demand system

(QUAIDS) dengan hasil survey rumah tangga Susenas tahun 2013. Hasil

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh pendapatan lebih tinggi

dibandingkan pengaruh harga terhadap konsumsi rumah tangga. Hal ini

ditunjukkan oleh elastisitas pendapatan/pengeluaran yang lebih tinggi di

bandingkan elastisitas harga sendiri.

6. Pola Konsumsi dan Estimasi Permintaan Daging Ayam Ras (Broiler) pada

Tingkat Rumah Tangga di Jawa Timur: Penerapan Model Quaids (laili,

2018) Tujuan Penelitian ini yaitu untuk menganalisis pola konsumsi dan

estimasi permintaan daging ayam ras di Jawa Timur, Analisa ini dilakukan

pada tingkat rumah tangga di Jawa Timur yang dibedakan berdasarkan

wilayah (Perdesaan dan Perkotaan) yang kemudian di estimasi dengan

menggunakan model Quaids. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa

berdasarkan elastisitas permintaan Marshallian bahwa daging ayam ras di

Jawa Timur memiliki sifat elastis yang baik di wilayah perdesaan maupun

perkotaan. Sedangkan elastisitas silang yang menunjukkan terjadinya

hubungan subsitusidan elastisitas permintaan juga menunjukkan bahwa

daging ayam ras di Jawa Timur bersifat elastis dan memiliki hubungan

komplementer antar komoditas pangan hewani.

7. Analisis pola konsumsi pangan berdasarkan status IPM di Jawa Timur

(Mayasari, 2017) Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh

karakteristik sosial ekonomi berdasarkan status IPM terhadap pola

konsumsi pangan rumah tangga dan menganalisis elastisitas konsumsi

pangan di Jawa Timur sebagai respons atas perubahan harga dan

31

pendapatan, Model sistem permintaan linear Quaids dan konsep elastisitas

digunakan dengan data Susenas 2016. Hasil penelitian bahwa secara

umum, Karakteristik sosial ekonomi memiliki andil yang besar dalam

menentukan pola konsumsi pangan terhadap harga dan lebih responsive

terhadap perubahan pendapatan

8. Analisis Permintaan Ikan Lele oleh Pedagang Pecel Lele di Kota Bandar

Lampung (Arta Sari, 2017) Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis

permintaan ikan lele di Kota Bandar Lampung. Hasil Penelitian

menunjukkan bahwa pola permintaan ikan lele oleh pedagang pecel lele di

Kota Bandar Lampung memiliki frekuensi pembelian 7 kali dalam waktu

seminggu atau setiap hari dengan jumlah pembelian ikan lele sebanyak 13-

35 kilogram perminggu, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

permintaan ikan lele adalah harga ikan lele, proporsi penjualan ikan lele,

jumlah jenis olahan, harga output (pecel lele), pendapatan usaha dan

dummy skala usaha.

9. The Fulton fish market (Graddy, 2006) Tujuan Penelitian ini untuk

mengetahui permintaan ikan bagi para konsumen di pasar. Hasil Penelitian

ini menunjukkan bahwa kebutuhan ikan sangat di butuhkan oleh para

konsumen dan pengaruh harga juga memiliki pengaruh terhadap sebuah

permintaan ikan di pasar.

10. A Demand Analysis of Spanich Canned Tuna Market (Jose, 2017) Tujuan

Penelitian ini adalah untuk menganalisis sifat permintaan ikan kaleng

terutama ikan tuna yang murah dan dapat di simpan. Hasil Penelitian

menunjukkan bahwa tuna kaleng beraksi berlebihan terhadap perubahan

32

pengeluaran dibandingkan dengan ikan lainnya dan menghadirkan sifat

kemewahan yang baik di bandingkan dengan produk ikan kaleng lainnya.

11. A Almost Ideal Demand System (Deaton dan Meullbauer,1950) Tujuan

Penelitian ini adalah untuk mengusulkan dan memperkirakan model baru

yang sebanding secara umum ke model Rotterdam dan translog tetapi

memiliki banyak kelebihan kedua. Kedua model yang kami sebut adalah

model AIDS yang memberikan sewenang-wenang pendektan orde pertama

untuk permintaan apa pun sistem itu memenuhi aksioma pilihan tepat dan

agregat sempurna konsumen tanpa memohon linear parallel. Dan kurva

angel yang digunakan memiliki bentuk fungsional yang konsisten dengan

anggaran rumah tangga yang diketahui dan mudah diperkirakan. Sebagian

besar menghindari kebutuhan untuk estimasi non linear, dan dapat

digunakan untuk menguji pembatasan homogenitas dan simetri melalui

pembatasan tetap. Meskipun banyak dari sifat yang diinginkan ini dimiliki

oleh satu atau lainnya dari Rotterdam atau model translog, tidak memiliki

semuanya secara bersamaan. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa

pengaruh selain harga saat ini dan total pengeluaran saat ini harus

sistematis dimodelkan bahkan pola permintaan yang luas harus dijelaskan

secara teoritis koheren dan empiris cara yang kuat. Perkembangan ini

menyamaratakan kerangka statis dengan memasukkan efek, kesalahan

dalam persepsi harga,atau dengan asumsilemah pemisahan antar waktu.

Model statis bertumpu dipercaya bahwa model Aids dengan kesederhanaan

struktur, umum, dan sesuai dengan teori, menawarkan platform di mana

perkembangan tersebut bisa memproses dengan baik.

33

12. Quadratic Engel Curves and Consumer Demand (James Banks, Richard

Blundell and Arthur Lewbel, 1997) Tujuan Penelitian ini adalah untuk

mengembangkan model permintaan itu dengan mencocokkan dengan teori

konsumen yang diamati sementara dengan demikian memungkinkan

analisis kesejahteraan reformasi pajak tidak langsung. Hasil Penelitian ini

menunjukkan bahwa penelitian berdasarkan translog preferensi akan

sangat menyesatkan distribusi kesejahteraan kerugian karena gagal

memodelkan kelengkungan kurva engel dengan benar.

Bentuk tuntutan umum paling sederhana yang konsisten dengan bukti

empiris pada kurva engel adalah:

wi = Ai(p) + Bi (p) In x + Ci (p)g(x) (2.15)

Untuk barang i=1,…N, dimana P adalah vector harga, x = mla(p), dan

Ai(p), Bi(p), Ci(p), dan g(x) terdiferensiasi fungsi.

Persamaan(1) mengatakan bahwa saham pengeluaran linear dalam log

pendapatan dan data fungsi lain pendapatan yang lancar,g(x). Ci(p)g(x)

term memungkinkan untuk ketidaklinearan yang tampak sedangkan kurva

engel yang terlihat seperti piglog memiliki Ci(p) mendekati nol.

Semua permintaan agrerat di dalam bentuk persamaan dari maksimalisasi

utilitas baik yang dimiliki yaitu:

Ci (p) = d(p)Bi(p) (2.16)

Sistem pembagian anggaran logaritmik kuadrat memiliki fungsi utilitas

tidak langsung yaitu:

ln V = {[

]-1

+ λp}-1

(2.17)

34

Perhatikan bahwa ketika A(p) tidak bergantung pada harga, maka fungsi

utilitas tidak langsung mengurangi kebentuk secara observasi setara

dengan kelas Piglog yang termasuk A1 dan model translog dari Jorgenson

et al. oleh Roy’s identitas saham anggaran diberikan oleh:

wi =

+

(ln x) +

(ln x)

2 (2.18)

Sistem permintaan Ai memiliki bentuk persamaan(1) dengan setiap

konstanta Bi yaitu independen dari harga dan C = 0. Bentuk persamaan Ci

dan Bi, dan ci konstan mereka mengambil Ai dan Bi menjadi ke dalam

bentuk sistem A1 yaitu:

wi = αi + ϒi ln p + ∑ (ln x)

j + error (2.19)

Sistem permintaan dalam bentuk persamaan (3 dan 2) menunjukkan

utilitas itu maksimisasi kekuatan yang agak tidak terduga.

wi = αi + ϒi ln p + βil [ ln x + ε(ln x)2] + error i (2.20)

Sistem permintaan hampir ideal kuadratik menunjukkan bahwa sistem

permintaan untuk membangun spesifikasi logaritmik kuadrat sederhana

konsisten dengan persamaan, secara khusus memiliki bentuk translog:

ln α (p) = αₒ + ∑

∑ ∑

ln pi ln pj (2.21)

dan b(p) adalah aggregator harga Cobb-douglass sederhana didefinisikan

diatas:

b(p) = ∏ βi (2.22)

Fungsi utilitas tidak langsung dapat didefinisikan dengan persamaan:

λ(p) = ∑ ln pi, di mana ∑ = 0 (2.23)

35

Persamaan (3), (7), (8), dan (9) bersama-sama mendefinisikan apa yang

kita sebut QUAIDS. Dengan persamaan (4) pengeluaran yang sesuai

sistem persamaan pembagian pengeluaran yang sesuai adalah:

wi = αi + ∑ ln pj + βi ln [

] +

{ [

]} (2.24)

Model QUAIDS memiliki fleksibilitas pendapatan dan peringkat yang

disarankan oleh analisis kurva Engel dari dua sebelumnya bagian. ini

memiliki tingkat fleksibilitas harga yang sama dengan model A1 dan

translog biasa, sedekat mungkin dengan linearitas parameter seperti

teorema 1 akan mengizinkan, ia memiliki model A1 bersarang di

dalamnya sebagai kasus khusus, dan memiliki beberapa tambahan

parameter atas model A1 mungkin, mengingat semua ini fitur. Untuk

menghitung elastisitas model QUAIDS, berdiferensiasi persamaan (10)

dengan memperhatikan In m dan In pj, masing-masing, untuk

mendapatkan

= β I +

{ [

] (2.25)

µij =

= ϒij - µi (αj + ∑

{ [

] 2 (2.26)

Estimasi model Quaids diperlukan restriksi atau pembatasan pada

parameter agar konsisten dengan teori utilitas. Restriksi yang dimaksud

adalah persamaan sebagai berikut:

36

a. Adding-up: ∑I αi = I, ∑I γij = 0, ∑I βi = 0

b. Homogenity: ∑j γij = 0

c. Simetri: γij = γji

Tabel 4. Restricted/ Unrestricted Berdasarkan jurnal : Quadratic Engel

Curves and Consumer Demand Commodity Total Restricted/ Unrestricted

Food -0.7817 0.1068 0.2919 0.2914 0.0888 -0.0028 Unrestricted

Fuel 0.4653 -0.7669 -0.459 -0.633 0.1274 -1.2662 Unrestricted

Clothing 1.0423 -0.3805 -0.9606 0.0571 0.2419 0.0002 Restricted

Alcohol 1.5341 0.7588 0.058 -1.6492 -0.7017 0 Restricted

Other 0.049 0.0163 0.39 -0.769 -0.277 -0.5907 Unrestricted

Sumber : Banks James Richard Blundell and Arthur Lewbel, Nov 1997)

13. Estimating the Quadratic Almost Ideal Demand System and the effet of

population ageng in the Czeing Republic (Bc.Michael Bily, 2016) Tujuan

Penelitian ini adalah untuk memperkirakan permintaan hampir ideal

kuadratis, Sistem barang tidak tahan lama pada survey anggaran rumah

tangga republic ceko. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa signifikansi

dari istilah log kuadrat menunjukkan QUAIDS lebih baik daripada metode

identifikasi sistem kebutuhan ideal (AIDS) yang lebih sederhana.

Quaids berasal dari fungsi utilitas tidak langsung berikut:

ln u(χ,p,z) = ((

)-1 + -1

( 2.27)

atau ekuivalen dari fungsi biaya:

ln c(u,p,z) = ln a(p,z) +

(2.28)

Dimana χ adalah pendapatan atau dalam pengeluaran yang sama dengan c,p

dan z adalah vector harga dan karakteristik rumah tangga (demografi). A(.),

b(.),l(.) adalah aggregator harga dan didefinisikan sebagai:

ln a(p,z) = αₒ+ ∑ ( ∑

∑ ∑ ) (2.29)

37

b(p,z) = ∏ βiₒ + ∑ (2.30)

ln l(p,z) = ∑ 1

Menerapkan identitas roy pada fungsi utilitas tidak langsung(1), kita

mendapatkan saham anggaran wi komoditas yang diberikan yaitu:

wi =

+

dimana ln m= ln χ – ln a(p,z).

Untuk mendapatkan permintaan untuk setiap barang:

= hi(u,p,z)

Dan bagian anggaran sebagai

=

= wi

Dan dalam kasus kedua nya kita dapat:

wi = ∑ ∑ ∑ ∑

ln2 m (2.34)

Koefisien tidak bisa sewenang-wenang jumlah atas semua komoditas dari

bagian anggaran harus sama dengan 1(untuk semua harga, pengeluaran,

karakteristik rumah tangga) ini memberi kondisi penambahan:

∑ Ϫk ∑ Ϫj

∑ Ϫk ∑ Ϫk

Untuk mematuhi teori maksimisasi utilitas pangsa anggaran fungsi harus

homogeny derajat nol di p dan x yang menyiratkan kondisi homogenitas:

∑ Ϫi.

Kita dapat memaksakan asumsi simetri yang menghasilkan kondisi

simetri:

38

ϒij = ϒji Ϫi,j.

Estimasi model Quaids diperlukan restriksi atau pembatasan pada

parameter agar konsisten dengan teori utilitas. Restriksi yang dimaksud

adalah persamaan sebagai berikut:

a. Adding-up

∑ αi = 1; ∑

ϒij = 0; ∑ βi=0

b. Homogenous

∑ ϒij = 0

c. Sysmetry

ϒij = ϒji

14. Pola Permintaan Daging Tingkat Rumah Tangga di Indonesia: Analisa data

mikro 2013 (Nugroho dan Suparyono, 2016) Tujuan Penelitian ini adalah

untuk mempelajari pola permintaan daging di Indonesia. Hasil Penelitian

ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kota, pendidikan, rumah tangga,

kelas pendapatan, dan suplai daging domestik terhadap pola permintaan

dan elastisitas daging.

15. The Demand for Curtural Services In korea Using the Quaids Model (Yoon

dan Heo, 2017) Tujuan Penelitian ini adalah untuk menyelidiki permintaan

layanan budaya di korea, dengan menggunakan model Quaids berdasarkan

teori mikroekonomi dan memperkirakan permintaan pada layanan budaya,

yaitu: SR (Olahraga dan Rekreasi), CEP (Bioskop,Pameran dan Seni

Pertunjukan), dan BC (Penyiaran dan Konten). Hasil Penelitian BC

memiliki elastisitas pendapatan yang lebih tinggi di rumah tangga yang

39

berusia di atas 50 tahun kelompok usia lainnya. Elastisitas Permintaan SR

dan CEP meningkat seiring bertambahnya usia.

16. An almost ideal Demand System: Analysis of Fresh Fish in Semarang

(Abdullah, Roslan, 1994) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor

yang mempengaruhi permintaan produk ikan penduduk Indonesia dan

menduga elastisitas harga dan pendapatan beberapa kelompok ikan

menurut kelompok pendapatan. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode multistage budgeting approach dengan

menggunakan Model Quaids. Hasil dari penelitian ini adalah pendugaan

permintaan dengan model Quaids memberikan hasil cukup baik dan

signifikan terhadap fungsi permintaan kelompok ikan.

17. Analisis Pola Konsumsi dan Model Permintaan Ikan menurut Karakteristik

Rumah Tangga di Indonesia. (Freshty, Nunung 2018Penelitian ini

menggunakan Analisis Deskriptif dan Model Quaids. Hasil dari penelitian

ini yaitu pola konsumsi rumah tangga di kelompokkan menjadi konsumsi

air laut segar, dan hasilnya cukup signifikan dan berpebngaruh terhadap

fungsi permintaan kelompok ikan.

C. Kerangka Pemikiran

Secara umum pola konsumsi pangan menunjukkan susunan makanan yang

mencakup jumlah dan jenis makanan rata-rata per orang per hari yang umum

dikonsumsi penduduk dalam jangka waktu tertentu. Konsumsi merupakan

salah satu aspek ketahanan pangan. Ketahanan pangan di definisikan sebagai

kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari

tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman dan

40

terjangkau. Ikan merupakan salah satu pilihan penting mengingat

ketersediaannya pada sebagian besar wilayah Indonesia serta terjangkau oleh

daya beli masyarakat.

Dalam teori permintaan konsumen diasumsikan bahwa konsumen berhadapan

dengan harga tertentu dan pendapatan yang terbatas untuk membeli

sekelompok komoditas berdasarkan urutan preferensinya. Permintaan terhadap

komoditas tersebut dipengaruhi oleh faktor sosio-demografi dan faktor

ekonomi. Faktor sosio-demografi diantaranya faktor lokasi/wilayah, perdesaan

atau perkotaan, serta karakteristik rumah tangga seperti jenis pekerjaan, tingkat

pendidikan, jumlah anggota rumah tangga. Sedangkan faktor ekonomi yang

lebih penting adalah harga komoditas yang bersangkutan, tingkat pendapatan

serta harga barang lain yang bersifat subsitusi atau komplementer.

Secara umum fungsi permintaan menjelaskan tentang hubungan jumlah yang

diminta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada tempat dan waktu

tertentu. Fungsi permintaan dapat diturunkan dengan dua cara. Yang pertama

dengan memaksimumkan kepuasan dengan kendala jumlah anggaran dan harga

barang. Fungsi ini disebut dengan fungsi permintaan Marshallian. Fungsi ini

pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Inggris Alfred Marshal pada tahun

1890 dan menganggap bahwa pendapatan konsumen konstan. Fungsi

permintaan lain dapat diturunkan dengan menerapkan teori dualitas, yaitu

meminimumkan biaya dan memaksimumkan output pada tingkat pengeluaran

tetap. Kendala yang dihadapi konsumen adalah tingkat kepuasannya.

Berdasarkan (Deaton dan Muellbauer,1980) mengembangkan model fungsi

permintaan yang dikenal sebagai AIDS ( Almost Ideal Demand System) yang

sangat sering digunakan dalam pemodelan perilaku konsumsi dengan

41

pendekatan sistem. Model AIDS mempunyai share anggaran yang merupakan

fungsi linear dari logaritma total anggaran (pendapatan).

Model Quaids merupakan pengembangan model dari model AIDS dengan

menambahkan bentuk kuadrat dari log pendapatan. Model ini dikembangkan

oleh Banks et al tahun 1997. Model Quaids merupakan generalisasi dari kelas

preferensi berdasarkan pada fungsi utilitas tak langsung berikut ini :

log v = {

}-1 + λ (p) }-

1 (2.31)

di mana x adalah total pengeluaran, p adalah vector harga, a(p) adalah fungsi

homogen derajat satu dalam harga, dan b(p) serta λ(p) adalah fungsi homogeny

derajat nol dalam harga. Seperti dalam model AIDS, log a(p) dan log b(p)

merupakan bentuk spesifik dari persamaan berikut.

Log a(p) = αₒ + ∑ ∑ ∑ (2.32)

b(p) = ∏ (2.33)

di mana k = 1,2,.., n merupakan banyaknya komoditas. Fungsi λ(p)

didefinisikan sebagai

λ(p) ∑k λ k log Pk (2.34)

dengan ∑k λk = 0

Penerapan identitas Roy pada persamaan (1) memberikan persamaan

pendapatan Model Quaids. Untuk menjaga variasi struktur preferensi dan

kehomogenan antar rumah tangga, variabel demografi dalam Model Quaids

melalui metode linear, sehingga persamaan pangsa pendapatan Model Quaids

secara empiris adalah:

Wi = αi +∑j γij log pi + βi log [

] +

{

}2 + δₒ zₒ

(2.35)

42

Formula untuk pengeluaran Quaids dan elastisitas harga diturunkan dari

penurunan persamaan pangsa pengeluaran terhadap log X dan log Pj sesuai

Banks et al (1997) yaitu:

µi =

= β +

{ log [

] (2.36)

µi =

= γ ij - µi [ ∑ ] –

{

}2

(2.37)

Berdasarkan dari model serta teori yang mendasari penelitian ini, maka disusun

kerangkan penelitian sebagai berikut:

43

Gambar 9. Kerangka Penelitian

Pemenuhan

Kebutuhan ikan

KebijakanPengembangan

Produk Perikanan

Ketahanan

Pangan/Gizi

Pola Konsumsi

Preferensi

Faktor

Ekonomi

Faktor Sosial

Demografi

Harga

Komo

ditas

Harga

Barang

Lain

Tingkat

Pendap

atan

Wilayah Lokasi

Permintaan Ikan Pasar/TPI

(Tempat Pelelangan ikan)

Ketersediaan Ikan Produksi

Ikan

Distribusi

44

D. Hipotesis

Berdasarkan penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran diatas, maka disusun

hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga harga, pendapatan,pengeluaran ikan dan jumlah anggota rumah

tangga berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan di Provinsi Lampung.

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif

yaitu suatu metode dalam meneliti suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi,

gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakrta-fakta, sifat

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,2005:54).

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh dari survey melalui wawancara langsung (kuisioner). Data primer

yang di peroleh langsung dari beberapa TPI di Provinsi Lampung . Pada tahap

awal dilakukan analisis deskriptif pola konsumsi ikan dan pendugaan model

didasarkan pada asumsi bahwa konsumen akan mengalokasikan pendapatannya

untuk barang-barang konsumen secara bertahap. dan teknik pengumpulan data

ini berdasarkan survey, dimana penelitian dilakukan dalam ruang alamiah atau

bukan buatan dan melakukan pengumpulan data misalnya dengan instrument

kuisioner, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiyono, 2011).

46

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2019 di TPI (Tempat Pelelangan

Ikan) Provinsi Lampung dipilih secara sengaja karena merupakan tempat

penjualan ikan yang sangat sering dikunjungi masyarakat Lampung.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011 ).

Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli ikan di TPI (Tempat

Pelelangan Ikan) di Provinsi Lampung.

Tabel 5. Jumlah persebaran pembeli ikan di berbagai TPI (jiwa)

No Nama TPI/Pasar Jumlah Persentase(%)

1 Pasar Gudang Lelang 200 49

2 TPI Lempasing 120 29

3 TPI Tanggamus 88 22

Jumlah 408 100

Sumber: Hasil olahan data penelitian,2019.

Adapun berdasarkan Tabel 5. Jumlah persebaran pembeli ikan di berbagai

TPI dipilih karena penelitian ini dilakukan di Provinsi Lampung dan ketiga

tempat tersebut cukup strategis lokasi nya kemudian termasuk beberapa

TPI yang sering dikunjungin beberapa masyrakat Provinsi Lampung pada

umumnya.

47

2. Metode Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Metode pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu menentukan sampel penelitian dengan

beberapa pertimbangan tertentu agar data yang diperoleh lebih representatif.

(Sugiyono, 2010).

Dari pengertian sampel yang ada maka penulis akan menggunakan teknik

pengambilan sampel stratified random sampling menggunakan strata

berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang diambil adalah para

pembeli ikan saja yang membeli ikan di berbagai macam TPI di Provinsi

Lampung. Untuk besarnya sampel yang diambil pada prinsipnya tidak ada

peraturan yang ketat untuk menentukan sampel secara mutlak berapa persen

sampel tersebut harus didapat dari populasi. Namun Suharsemi Arikunto

mengatakan, “untuk sekedar perkiraan maka apabila subjeknya kurang dari

100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil

antara 20%-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto,1989). Berdasarkan

pertimbangan di atas maka dalam penelitian ini peneliti mengambil 20%

dari jumlah populasi. Jadi sampel yang diambil adalah:

n =

X 408 = 81 orang

Jadi, keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 81 orang unit

sampel yang merupakan populasi target yang mempunyai karakteristik

umum untuk dijadikan responden. Target populasi merupakan suatu

populasi yang akan dijadikan sasaran pengamatan dalam penelitian dan

48

dalam penelitian ini target populasinya adalah konsumen pembeli ikan di

berbagai TPI Provinsi Lampung untuk dikonsumsi.

Penentuan sampel pada dasarnya mengikuti proporsi dari jumlah persebaran

pembeli ikan di berbagai TPI sehingga didapat masing-masing sampel

sebagai berikut

n =

81 = 50 Populasi sampel pembeli ikan di Pasar Gudang Lelang

n =

81 = 18 Populasi sampel pembeli ikan di TPI Lempasing

n =

81 = 13 Populasi sampel pembeli ikan di TPI Tanggamus

Dengan dasar penentuan besar sampel minimum n 49 untuk pasar Gudang

Lelang, n 29 untuk TPI Tanggamus, dan n 22 untuk TPI Lempasing yang

diperoleh dari persentase jumlah persebaran pembeli ikan di berbagai TPI

(Jiwa). Kemudian jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah

81 orang responden yang membeli ikan di Pasar Gudang Lelang, TPI

Lempasing dan TPI Tanggamus di Provinsi Lampung.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Jumlah Permintaan

Merupakan sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan

waktu tertentu, permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan

suatu barang yang akan dipenuhi dan kecenderungan akan barang dan jasa

tak terbatas, dan permintaan dalam penelitian ini adalah tentang jumlah

permintaan ikan dan batasan nya adalah para pembeli ikan di berbagai TPI

di Provinsi Lampung. Satuan yang digunakan dalam variabel ini adalah

rupiah.

49

2. Pengeluaran Rumah tangga untuk pangan

Merupakan indikator yang dapat digambarkan keadaan kesejahteraan

penduduk. Semakin tinggi pendapatan maka porsi pengeluaran akan

bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan.

Satuan yang digunakan dalam variabel ini adalah rupiah.

3. Pendapatan

Merupakan jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan

dalam rumah tangga. Satuan yang digunakan dalam variabel ini adalah

rupiah.

4. Peubah Demografi

Merupakan suatu ukuran, struktur dan distribusi penduduk serta bagaimana

jumlah penduduk berubah setiap waktu, peubah demografi meliputi jumlah

anggota rumah tangga, wilayah (pedesaan dan perkotaan), golongan

pengeluaran.

5. Harga

Merupakan suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang

lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi

seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah

harga digunakan untuk memberikan nilai financial pada suatu produk

barang atau jasa. Satuan yang digunakan dalam variabel ini adalah rupiah.

6. Indeks Harga Stone

Merupakan suatu komponen yang digunakan dalam menghitung tentang

beberapa jenis harga misalnya harga ikan. Dan biasanya indeks harga stone

dituliskan dengan rumus ln P = ( ∑wi log Pi)

50

di mana :

P : Indeks Stone, yaitu ln P =( ∑wi log Pi.)

i : Indeks harga stone untuk ikan

Wi : Proporsi pengeluaran untuk komoditas ke-i.

Pi : Harga Komoditas

E. Metode Analisis

Penelitian ini merupakan analisis untuk menunjukkan tentang pendugaan

permintaan Model Quaids dan pengaruh harga dan pendapatan permintaan ikan

di Provinsi Lampung

1. Model Quaids

Model Quaids merupakan generalisasi dari kelas preferensi berdasarkan

pada pendugaan model yang didasarkan pada asumsi bahwa barang-barang

konsumsi secara bertahap dilakukan. Pada tahap pertama konsumen

mengalokasikan pendapatan nya untuk pengeluaran makanan dan bukan

makanan, Tahap kedua konsumen mengalokasikan porsi pengeluaran untuk

makanan kedalam kelompok ikan dan bukan ikan. Tahap ketiga share

pengeluaran untuk setiap jenis ikan didekati dengan pengembangan model

Quaids.

Pada Tahap Pertama model yang digunakan adalah :

Ln(M) =α+ γLn(Pi) + βLn(X) + ∑θ Z+ε

Dimana

M : Pengeluaran total rumah tangga untuk pangan (Rp/Kap/bulan)

Pi : Indeks Harga Stone untuk pangan (Rp)

51

X : Pendapatan Keluarga (Rp/Kap/bulan)

Z : Peubah Demografi (Jumlah anggota rumah tangga, pengeluaran

kelompok pangan,harga) (Rp)

αϒβ : Parameter yang akan diduga

ε : Komponen acak

Pada Tahap Kedua fungsi permintaan setiap kelompok pangan dinyatakan

dalam persamaan sebagai berikut:

F =α +∑ γ Ln (Pi) + β Ln(M) + ∑θ Z+ ε

Dimana

F : Pengeluaran total untuk kelompok ikan (Rp/kap/bulan)

Pi : Indeks harga stone untuk pangan ke-I (Rp)

M : Pengeluaran rumah tangga untuk bahan pangan (Rp/Kap/bulan)

Z : Peubah Demografi (Jumlah anggota rumah tangga, pengeluaran

kelompok ikan,harga) (Rp)

α, ϒ, β adalah parameter yang akan diduga

ε : Komponen acak

Pada Tahap ketiga share pengeluaran untuk setiap jenis ikan yang

didekatidengan pengembangan model Quaids dengan bentuk

persamaan sebagai berikut:

Si = β1 Ln P + β2 Ln(F/I)2 + β3 Ln(X) + β4 Ln(JRT)

Dimana

S : Permintaan ikan seminggu (Kg).

Pi : harga jenis ikan ke-I (Rp)

52

F/I : Pengeluaran terhadap indeks (Rp)

X : Pendapatan (Rp)

JRT : Jumlah anggota rumah tangga (Rp)

Model Quaids merupakan generalisasi dari preferensi Piglog dalam model

Aids yang memungkinkan munculnya kuadratik. Model ini didasarkan pada

fungsi utilitas tidak langsung berikut :

ɭn V = {[

]-1

+ λ(p)}-1

(3.1)

Dimana x adalah total pengeluaran, p adalah vector harga, jika λ(p) = adalah

fungsi homogen derajat satu dalam harga , maka persamaan di atas

merupakan fungsi utilitas dari suatu model yang PIGLOG, dalam hal ini

model Aids, sedangkan ln a(p) berbentuk translog:

Log (a)p =αₒ + ∑k αk log(pk) 0.5 ∑k ∑j γi log(Pj) log (Pk) (3.2)

dan b(p) adalah agregator harga sederhana Cobb Douglas :

b(p) = ∏ pi

βi (3.3)

Dimana αi, βi, dan ϒi adalah parameter yang tidak diketahui, serta n adalah

banyaknya komoditas dalam sistem persamaan.

Selanjutnya , λ(p) didefinisikan sebagai berikut :

λ (p) = ∑k λ, log p. (3.4)

di mana

∑k λk = 0 (3.5)

Penerapan identitas Roy pada persamaan (1) memberikan persamaan pangsa

Persamaan Model Quaids melalui metode translasi demografi linear,

53

sehingga persamaan pangsa pendapatan model Quaids secara empiris

adalah :

Wi = αi + ∑j γij log pi + β log[

] +

{

} 2 + δₒ Zₒ

(3.6)

Berdasarkan Jurnal “An Almost Ideal Demand System, (Deaton,

Muellbauer, 1950)” Dalam model Quaids ada beberapa macam model yang

di terapkan yaitu:

a. Propertyies Model.

Model yang digunakan dan dimiliki dalam penelitian ini adalah Model

AIDS dimana memberikan wewenang pendekatan orde pertama untuk

permintaan sistem apapun yang memilki bentuk fungsional yang

konsisten dengan anggaran rumah tangga yang diketahui mudah untuk

menguji homogenitas dan simetri melalui pembatasan parameter tetap.

Preferensi yang dikenal PIGLOG kelas, diwakili melalui biaya atau

pengeluaran fungsi yang diperlukan untuk mencapai utilitas dengan

harga tertentu yang ditunjukkan fungsi c(u,p) untuk utilitas u dan vector

harga p dan tentukan kelas PIGLOG oleh:

log c(u,p) = (1-u) log {α(p)} + u log {b(p)} (3.7)

kemudian fungsi biaya Aids ditulis:

log c(u,p) = αₒ + ∑k αk log Pk +

∑k ∑j γkj log pk log pj + µ βₒ ∏ (3.8)

Di mana αi, βi, dan ϒij adalah parameter. Bisa mudah diperiksa bahwa c

(u,p) adalah linear homogen dalam p karena sudah cukup untuk menjadi

valid dan menjadi parameter untuk itu menjadi fungsional fleksibel.

54

b. Model Constrained ( Model di Batasi)

Pada model estimasi yang di batasi dijelaskan bahwa pada tahap

pertama berdasarkan:

wi = (αi – βi log θ) + ∑I γij log pj + βi log (

)

Ketika koefisien berbeda secara signifikan dan memiliki nilai-t yang

benar-benar lebih besar dari 2, meski begitu tidak ada variabel yang

dianggap memiliki terdeteksi efek pada pembangunan nilai yang hanya

sedikit yang memiliki pengaruh pada barang-barang lainnya.

c. Estimasi Model Unconstrained ( Model Estimasi Tidak Dibatasi)

Ketika ∑I γij jumlah baris dari ϒij yang tidak dibatasi menunjukkan

peningkatan dalam semua harga dan total pengeluaran. Di bawah

homogenitas seharusnya menjadi nol dan diberikan t-tes dari

signifikansi penyimpangan dari nol. Dan identik dengan untuk

membandingkan residual jumlah kuadrat persamaan:

wi = (αi – βi log θ) + ∑I γij log pj + βi log (

Oleh karena itu peningkatan proporsional dalam harga dan pengeluaran

yang akan mengurangi pengeluaran juga untuk meningkatkan

pengeluaran. Seperti yang kita ketahui bahwa pengenalan serial korelasi

melalui pengenalan serial korelasi melalui pengenaan homogenitas

adalah hasil yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Ada sebuah

angka penjelasan yang masuk akal untuk fenomena ini misalnya,

pengeluaran untuk beberapa item mungkin relatif tidak fleksibel jangka

pendek. Penjelasan tentang barang-barang tersebut dapat membutuhkan

55

variabel lain seperti saham, variabel dependen yang tertinggal, atau tren

waktu yang mungkin bisa diproksikan oleh tingkat harga. Pengabaian

variabel tersebut akan mengarah pada penolakan homogenitas. Terkait

dengan korelasi serial dalam residu yang dibatasi persamaan. Pada

prinsipnya orang bisa dengan mudah menyertakan variabel pengkondisi

seperti di fungsi AIDS, misalnya memungkinkan untuk bervariasi secara

linear dengan mereka. Penjelasan berikutnya bahwa penghalangan

ekspektasi harga argument lanjutan oleh Deaton akan menyarankan

bahwa faktor pembelian untuk barang yang berbeda akan relevan dalam

menilai respon pengeluaran untuk perubahan harga khusunya ketika ada

harga relatif atau absolut yang cepat perubahan. Reestimasi dari yang

tidak dibatasi dan model homogen menggunakan P dan P* menegaskan

ketidaksetiaan empiris perbedaan. Dan harus ditegaskan kembali bahwa

temuan ini bersyarat pada jenis pergerakan harga relatif yang terjadi

dalam sampel. Namun bahkan jika perubahan harga relatif telah terjadi

lebih besar, Interpretasi penolakan tidak jelas tanpa beberapa penjelasan

yang meyakinkan kurangnya homogenitas.

Restricted

Dalam membuat suatu model konsisten dengan teori permintaan kondisinya

adalah pembatasan penambahan.yang berarti bahwa homogen

membutuhkan pembatasan yang bisa diuji dengan persamaan. Simetri

Slutsky dipenuhi oleh pembatasan simetri berlaku fungsional fleksibel. Nilai

yang memilki sama dengan yang diberikan oleh:

kij = γ ij + βi βj log

– wiδij + wi wj

56

di mana δij adalah delta knocker yang tidak terlepas dari kondisi negatif ini,

Estimasi Model Quaids diturunkan pada restrikasi atau pembatasan

parameter agar konsisten dengan teori utilitas. Retriksi yang dimaksud

yaitu:.

QD = F (pq, Px, y)

H-D-0 pada PQ, Px, y

Pq = Harga Sendiri

Px = Harga Subsitusi

Y = Pada Setiap barang

Restricted = ∑ bi = 0 maka Homogen Restricted (Dibatasi)

Unrestricted = ∑ bi ≠ 0 maka Unrestricted (Tidak dibatasi)

Tabel 6. Restricted/Unrestricted Parameter yang tidak dibatasi berdasarkan

jurnal “An Almost Ideal Demand System”

Commodity Total

Restricted/

Unrestricted

Food 0.04

-

0.01 0.03 0.04 0.22 0.26 0.29 Restricted

Clothing 1.51

-

0.48 1.03 2.83

-

0.94 1.89 2.92 Unrestricted

Housing 0.79

-

0.16 0.63 0.04

-

0.31

-

0.27 0.36 Restricted

Fuel 1.37 0.1 1.47 1 0 1 2.47 Unrestrcted

Drink and

Tobacco 1.22

-

0.62 0.6 1.37

-

0.67 0.7 1.3 Unrestrcted

Transport and

Comunication 1.73

-

0.92 0.81 1.14

-

1.23

-

0.09 0.72 Restricted

Other goods 1.15

-

0.77 0.38 2.03

-

0.52 1.51 1.89 Unrestrcted

Other Services 1.28

-

0.78 0.5 1.03

-

0.78 0.25 0.75 Restricted

Sumber: Deaton and Muellbauer, 1950.

Reestimasi dari yang tidak dibatasi dan model homogen menggunakan

ketidaksetiaan empiris, Namun jika perubahan harga relatif lebih besar

hasilnya menunjukkan bahwa prosedur dimulai dengan menghitung ols

regresi dan mengulangi cara yang efisien untuk mendapatkan perkiraan non

57

linear penuh sistem. Beberapa alasan memilki perkiraan parameter untuk

fungsi biaya homogen cukup cekung, yang beralih ke estimasi model dalam

bentuk first difference yang cenderung lebih tinggi daripada perkiraan level

saat stok berada menjadi lebih penting.

2. Uji Signifikan Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesalahan suatu penelitian atau sebagi alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data serta mengukur data itu valid atau

tidak (Arikunto : 2010)

Pengukuran validitas dilakukan dengan analisis korelasi Product Moment

dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu :

Jika rhitung >

rtabel maka kuisioner valid

Jika rhitung <

rtabel maka kuisioner valid

b. Uji Realibilitas

Uji realibilitas menunjuk pada pengertian bahwa instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan sebagi alat pengumpul data karena instrument

tersebut sudah baik. Reabilitas instrument merupakan syarat

pengujianvaliditas instrumen, karena itu instrument yang valid pada

umumnya pasti reliable tetapi pengujian reabilitas instrument perlu

dilakukan (Arikunto : 2010).

Pengujian realibiltas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung

besarnya nilai dari masing-masing variable yang di uji dengan

58

menggunakan program SPSS. Apabila nilai lebih besar dari 0,60, maka

jawaban dari para responden kuisioner sebagai alat pengukur dinilai

reliabel.

3. Pengujian Secara Bersama-sama dan Pengujian Secara Parsial

Uji Signifikansi Suatu Model

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur

dari suatu Uji signifikansi model persamaan regresinya. Pengukuran

tersebut dapat dilakukan melalui nilai statistik T, nilai statistik F, dan

koefisien determinasi. Perhitungan statistik disebut signifikan secara

statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah

dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.

a. Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik-t )

Uji t yaitu pengujian untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen secara satu per

satu. Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan

probabilitas t-hitung terhadap tingkat signifikansi α sebesar 10%

(Widarjono, 2017). Kriteria pengujian uji t:

Variabel Harga

Hₒ : β1 = 0,berarti bahwa harga tidak berpengaruh terhadap jumlah

permintaan.

Ha : β1 ≠ 0, berarti bahwa harga berpengaruh terhadap jumlah

permintaan.

59

Variabel Pengeluaran ikan

Hₒ : β 2= 0,berarti bahwa pengeluaran ikan tidak berpengaruh

terhadap jumlah permintaan.

Ha : β2 ≠ 0, berarti bahwa pengeluaran ikan berpengaruh terhadap

jumlah permintaan.

Variabel Pendapatan

Hₒ : β3 = 0,berarti bahwa pendapatan tidak berpengaruh terhadap

jumlah permintaan.

Ha : β3 ≠ 0, berarti bahwa pendapatan berpengaruh terhadap jumlah

permintaan.

Variabel Jumlah anggota rumah tangga

Hₒ : β4 = 0,berarti bahwa jumlah anggota rumah tangga tidak

berpengaruh terhadap jumlah permintaan.

Ha : β4 ≠ 0, berarti bahwa jumlah anggota rumah tangga

berpengaruh terhadap jumlah permintaan.

b. Uji Signifikasi (Uji Statistik F)

Uji f dilakukan untuk mengatahui pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat. dependen secara bersama-sama.

Uji f dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat

signifikansi sehingga diperoleh nilai f-tabel. Kemudian membandingkan

nilai f-statistik dengan f-tabel pada α sebesar 5 persen. (Widarjono,2017).

Kriteria pengujian uji f:

60

Jika f-statistik kurang dari f-tabel dengan α sebesar 10%, maka artinya

seluruh variabel independen secara bersama-sama tidak

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Jika f-statistik lebih dari f-tabel dengan α sebesar 10%, maka artinya

seluruh variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk memprediksi seberapa besar

kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol dan satu. Nilai yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen sangat terbatas. Maka secara sederhana nilai R2

yang

semakin mendekati 0 berarti semakin terbatas kemampuan model dalam

menjelaskan variasi variabel dependen, sedang R2yang semakin

mendekati 1 berarti semakin tepat kemampuan model dalam menjelaskan

variasi variabel dependen.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil dari pembahasan pada bab sebelumnya, dan berdasarkan hasil

penelitian pada tahap ketiga maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Variabel harga dan pendapatan pengeluaran ikan tidak berpengaruh terhadap

jumlah permintaan. Variabel jumlah anggota rumah tangga berpengaruh

terhadap jumlah permintaan.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan penelitian

ini, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada penelitian yang akan datang dapat menggunakan model analisis yang

lebih luas dengan mempertimbangkan rumah tangga nelayan yang bertindak

sebagai produsen sekaligus konsumen.

2. Pemerintah perlu mendirikan/memperbanyak tempat pemasaran ikan pada

areal yang ideal dan dapat dijangkau oleh masyarakat yang

membutuhkannya sehingga dapat membantu tingginya konsumsi ikan

masyarakat.

3. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi

yang sangat besar bagi pemasaran ikan. Oleh karenanya perlu ditempuh

usaha untuk meningkatkan produksi dan produktivitas sekor perikanan, serta

menggalakkan kegiatan promosi makan ikan dan peningkatan kesadaran

masyarakat akan pentingnya ikan sebagai sumber protein. Sehingga dengan

demikian diharapkan konsumsi ikan di Provinsi Lampung mencapai target

nilai gizi nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, N. M. R., Roslan A.G., and Dwisetia P. 1994. An Almost Ideal

Demand System Analysis of Fresh Fish in Semarang, Indonesia. Journal

of International Food and Agribusiness Marketing Vol 6(3):19-28.

Adawiyah,2015. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Daging

Sapi di Sumatra Utara

Badan Pusat Statistik: Statistik Tempat Pelelangan Ikan 2007 Diakses Pada 25

Oktober 2018

Banks, J,. R. Blundell, A. Lewbel. 1997. Quadratic Engel Curve and Consumer

Demand. The Review of Economics and Statistics, Vol.79, No.4, November

1997

Bc. Michael Billy 2016. Estimating the Quadratic Almost Ideal Demand System

and the effect of population ageing in the Czech Republic

Cahyani. 2017. Model Konsumsi Ikan Pada Konsumen Muda.

Deaton A. and Muellbauer J. 1980. An Almost Ideal Demand System. American

Economic Review Vol.70:312-326

Departemen Kesehatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Diakses pada

06 November 2018

Faharuddin:2013. Analisis Pola Konsumsi Pangan di Sumatera Selatan 2013:

Pendekatan Quaids

Fitanty, 2018. Pengaruh Pendapatan dan Selera terhadap Permintaan Ikan Laut di

Kabupaten Pangandaran

Freshty, Nunung:2018. Analisis Pola Konsumsi dan Model Permintaan Ikan

menurut Karakteristik Rumah Tangga di Indonesia.

Hanafi, 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di

Kelurahan Jurangmangu Timur

Juan Jose.2017. A demand analysis of the Spanish canned tunamarket:Journal

Homepage form 24 July 2017

Kathryn Graddy.2006. The Fulton Fish Market: Journal of Economic

Perspectives Volume 20, Number 2-Spring 2006

Kusdiyanto.2014. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Ikan di

Kota Surakarta

Laili dan Anindita.2018. Pola Konsumsi dan Estimasi Permintaan Daging Ayam

Ras (Broiler) pada Tingkat Rumah Tangga di Jawa Timur: Penerapan

Model Quaids

Lesmono dan Virgantari.2014. Analisis Permintaan Pangan Hewani Indonesia

dengan Model Quaids

Mayasari Dewi, Satria Dias dan Noor Iswan.2018. Analisis Pola Konsumsi

Pangan Berdasarkan Status IPM di Jawa Timur

Nazir,2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta

N.Gregory Mankiw Euston Quah Peter Wilson. Pengantar Ekonomi Mikro:

Salemba Empat

Ningsih. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ikan di Kota

Bandung

Nugroho Sigit dan Suparyono Wardhani Sita:2016. Pola Permintaan Daging

Tingkat Rumah Tangga di Indonesia: Analisa Data Mikro 2013

Pandjaitan ,2018 “Teori Ekonomi Mikro Lanjut” Penerbit CV.Anugrah Utama

Raharja (AURA)

Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus. Mikro Ekonomi Edisi 14 :Jakarta

Penerbit Erlangga

Pindyck S. Robert Mikro Ekonomi,2012 Penerbit. Erlangga

Ridwan Affandi. Strategi Pemanfaatan sumber daya ikan sidat di Indonesia:

Jurnal iktiologi Indonesia Volume 5 Nomor 2 Desember 2005

Rozalina/Bahagia:2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ikan

Bandeng di Pasar PEUREULAK Kabupaten Aceh Timur. Jurnal

Penelitian Vol 4 No 2 Juli-Desember 2017

Sari Arta.2017. Analisis Permintaan Ikan Lele oleh Pedagang Pecel Lele di Kota

Bandar Lampung

Sayoung Yoon 2017. The Demand fir Cultural Services in Korea Using The

Quaids Model

Statistik Daerah Provinsi Lampung. http://Lampung.bps.go.id Diakses Pada 11

November 2018

Suharsimi Arikunto. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bina

Aksara. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2011. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Vince E. Showers, 1994. The effect of household characteristics on Demand for

Insurance

Virgantari Fitri ,Daryanto, Harianto dan Utami Sri. 2011. Analisis Permintaan

Ikan di Indonesia: Pendekatan Model Quadratic Almost Ideal Demand

System(QUAIDS)J.Sosek KP Vol. 6 No 2 Thaun 2011

Virgantari Fitri ,Daryanto, Harianto dan Utami Sri. 2011. Kajian Pendahuluan

Model AIDS dan Model Quaids pada pendugaan permintaan produk ikan

di Indonesia

Virgantari Fitri.2011. study of Quaids for estimating demand function of fish

product in Indonesia

Widarjono Agus.2017. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Penerbit UPP

STIM YKPN

Zaini ahmad.2008. Pengaruh harga gula dan produk gula terhadap permintaan

gula di indonesia