modul. Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK...

14
PENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG Hery Sulistyanto dan Danto Sukmajati Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: [email protected] ABSTRACT Human life is influenced by the environment, but of course, humans have the ability to work on and change the environment in a way that human beings are called active or passive to the environment. Man as an individual park user, in addition to requiring a sense of comfort and privacy, also provide a sense of security. Sense of security is described as a form of safety (physical contact) from the surrounding environment. Safe from the vehicle, safe from animals, safe from the sun, safety of people around, as well as the security of the elements park itself.Therefore, this study was conducted in order to determine the relationship of the park with park users through intensive observations to identify the behaviors and activities that are dominant in a garden setting located in Menteng Park Plastica, Tangerang. Keywords: people, environment, garden, setting, behavior. ABSTRAK Kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, namun tentu saja manusia mempunyai kemampuan untuk menggarap dan merubah lingkungannya sedemikian rupasehingga manusia disebut makhluk yang aktif atau pun pasif terhadap lingkungannya. Manusia sebagai individu pengguna lingkungan pada taman,selain membutuhkan rasa nyaman dan privasi juga memberikan rasa aman. Rasa aman digambarkan sebagai bentuk keselamatan dari (kontak fisik) dari lingkungan sekitar. Aman dari kendaraan, aman dari binatang, aman sengatan matahari, aman dari orang disekitar, serta keamanan dari elemen taman itu sendiri. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui hubungan pengguna taman dengan taman melalui pengamatan intensif untuk mengidentifikasikan perilaku dan aktivitas yang dominan pada suatu seting di taman Menteng Park Bintaro Tangerang. Kata Kunci:manusia, lingkungan, taman, seting, perilaku

Transcript of modul. Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK...

Page 1: modul.   Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG. Hery Sulistyanto dan Danto

PENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK

BINTARO-TANGERANG

Hery Sulistyanto dan Danto SukmajatiProgram Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

Human life is influenced by the environment, but of course, humans have the ability to work on and change the environment in a way that human beings are called active or passive to the environment. Man as an individual park user, in addition to requiring a sense of comfort and privacy, also provide a sense of security. Sense of security is described as a form of safety (physical contact) from the surrounding environment. Safe from the vehicle, safe from animals, safe from the sun, safety of people around, as well as the security of the elements park itself.Therefore, this study was conducted in order to determine the relationship of the park with park users through intensive observations to identify the behaviors and activities that are dominant in a garden setting located in Menteng Park Plastica, Tangerang.

Keywords: people, environment, garden, setting, behavior.

ABSTRAK

Kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, namun tentu saja manusia mempunyai kemampuan untuk menggarap dan merubah lingkungannya sedemikian rupasehingga manusia disebut makhluk yang aktif atau pun pasif terhadap lingkungannya. Manusia sebagai individu pengguna lingkungan pada taman,selain membutuhkan rasa nyaman dan privasi juga memberikan rasa aman. Rasa aman digambarkan sebagai bentuk keselamatan dari (kontak fisik) dari lingkungan sekitar. Aman dari kendaraan, aman dari binatang, aman sengatan matahari, aman dari orang disekitar, serta keamanan dari elemen taman itu sendiri. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui hubungan pengguna taman dengan taman melalui pengamatan intensif untuk mengidentifikasikan perilaku dan aktivitas yang dominan pada suatu seting di taman Menteng Park Bintaro Tangerang.

Kata Kunci:manusia, lingkungan, taman, seting, perilaku

1 LATARBELAKANG

Kehudupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan Schogen dalam Sarwono (2001),namun tentu saja manusia mempunyai kemampuan untuk menggarap dan merubah lingkungannya sedemikian rupa sehingga manusia disebut makhluk yang aktif ataupun pasif terhadap lingkungannya . Hal seperti ini yang menyebabkan manusia sering kali menyalah gunakan lingkungan sehingga terjadi vandalisme atau masalah lingkungan dimana-mana. Kesadaran yang minim mengenai lingkungan telah kerap kali disalah gunakan . Lingkungan taman yang dirancang memberi dampak manusia baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Secara sengaja, bila seorang perancang membuat rancangn untuk membatasi perilaku yang terjadi

Page 2: modul.   Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG. Hery Sulistyanto dan Danto

di dalamnya. Tidak sengaja, bila rancangan pada taman memberi dampak yang tidak diprediksikan sebelumnya.

Penelitian ini dilakukan di Taman Menteng Park, Bintaro-Tangerang.Taman Menteng Park ini mempunyai jumlah pengunjung yang tinggi sehingga aktivitas yang dihasilkanpun beragam yaitu mencari nafkah, makan, minum, bermain, duduk, berdiri, kencan, jalan-jalan, jogging, dan foto-foto. Tentu saja tatanan (setting) yang berbeda akan menghasilkan aktivitas yang berbeda. Dapat dilihat bahwa manusia mempunyai pengaruh timbal balik dengan lingkungan termasuk taman dan manusia tidak semata-mata menyesuaikan diri secara pasif tapi juga bertindak aktif untuk menyesuaikan apa yang dibutuhkannya.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelskan/menguraikan hubungan antara ragam settingtaman dengan aktivitas didalamnya serta menguraikan konsep sosial pada hari kerja dan hari liubur. Pengamatan lapang yang dilaksanakan dibagi berdasarkan perlakuan hari kerja dan hari libur masing-masing sebanyak empat kali sedangkan ragam setting taman ditentukan berdasarkan elemen – elemen taman, skala, dan ruang, pada masing-masing setting tersebut akan menginduksi beragam aktivitas yang akan berpengaruh terhadap perilaku pengguna taman..

2 TAMAN

Laurie (1986) mengemukakan bahwa asal mula pengertian kata taman (garden) dapat ditelusuri pada bahasa Ibrani, yang berarti melindungi dan mempertahankan, menyatakan secara tidak langsung hal pemagaran atau lahan berpagar, dan oden atau eden, yang berarti kesenangan atau kegembiraan. Jadi dalam bahasa Inggris perkataan “garden” memiliki gabungan dari kedua kata-kata tersebut, yang berarti sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan. Djamal (2005),taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai, bermain dan sebagainya.

Dalam bukunya Francis dan Randolph (1990) menyatakan bahwa taman merupakan ruang tempat kita menata tanaman, material, dan juga objek-objek lain. Dalam bukunya juga, Francis dan Randolph (1990) menambahka bahwa perubahan yang terjadi pada kehidupan social masyarakat telah turut mempengaruhi dan memunculkan bentuk baru dari sebuah taman,yaitu taman public. Sedangkan menurut Elizabeth Kassler dalam bukunya “Modern Gardens and The Landscape”, taman adalah pengejawantahan upaya manusia yang dipengaruhi oleh aspek social, ekonomi, fisik, dan teknis. Eckbo (1964) menegaskan bahwa taman merupakan ruang yang terbatas penggunaanya dan fleksibel dibuat untuk keperluan istirahat, menikmati pemandangan, merenung, bersantai, berolah raga, dan sebagainya.

3 SETTING

Setting menurut Haryadi dan Setiawan (1995) adalah satuan lingkungan sepesifik yang menimbulkan makna lingkungan,makna tersebut ditangkap oleh manusia dan memberi respon perilaku. Schogen dalam Sarwono, (2001) mengembangkan teori ini yaitu manusia berperilaku sesuai dengan setting (tatanan) lingkungan. Dia mengatakan setting yang berbeda pada suatu tempat yang sama akan menghasilkan perilaku yang berbeda, misalnya ruang kelas yang diubah tatanannya menjadi ruang pesta akan menimbulkan perilaku berpesta bukan perilaku belajar mengajar. Setting perilaku dalam kajian perilaku dipandang sebagai area tempat perilaku berlangsung (Moore, 1985) Menurut Lang (1987) setting perilaku dihasilkan oleh perpaduan antara aktivitas dan tempat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa setting fisik mempunyai hubungan timbal balik dengan berbagai macam perilaku yang terjadi dalam setting tersebut.

Page 3: modul.   Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG. Hery Sulistyanto dan Danto

4 METODE

4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di lingkungan kawasan Bintaro Sektor 7 yang berlokasi di jalan raya M.H.Thamrin, Bintaro-Tangerang, Lokasi daerah ini memang cukup ramai karena dekat dengan jalan raya utama dan lokasinya juga dikelilingi oleh jalan raya serta rawan dengan kemacetan. Lokasi ini juga di kelilingi oleh gedung swalayan serta restoran dan cafe yang cukup ramai pengunjungnya, untuk lebih jalasnya lagi lihat gambar lokasinya.

Gambar 1:Pete lokasi penelitian

4.2 Pengumpulan Data

Teknik pengumpuan data pada penelitian ini adalah pengamatan langsung kelapangan, dengan menggunakan peta lapangan guna untuk mendapatkan gambaran aktivitas pengguna taman secara langsung dari konteks waktu hari kerja dan hari libur. Dari hasil pengamatan ini maka akan dapat diketahui berapa aktivitas pengguna, jumlah pengunjung pada taman dari setiap settingnya. Ada dua cara untuk melakukan pemetaan perilaku yaitu :

4.2.1 Place-Centered Mapping

Teknik ini adalah pemetaan berdsarkan tempat dimana kegiatan berlangsung, bertujuan untuk menunjukkan bagaimana aktivitas para pengguna taman di dalam lokasi tertentu dan dilakukan disatu tempat spesifik baik kecil atau besar dalam satu setting yang tetap. Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan pada teknik ini :

1) Membuat sketsa tempat / setting yang mempengaruhi perilaku penggunanya.2) Membuat daftar perilaku yang akan diamati serta menentukan symbolsetiap perilaku.3) Peneliti mencatat berbagai perilaku yang terjadi ditempat tersebut dengan

menggunakan symbol – symbol di peta dasar yang telah disiapkan.

4.2.2 Person-Centered Mapping

Teknik ini menekankan pada pergerakan manusia dalam periode waktu tertentu, dimana teknik ini berkaitan dengan tidak hanya satu tempat / lokasi.Pada teknik ini peneliti berhadapan dengan seseorang yang khusus diamati. Langkah – langkah yang harus dilakukan pada teknik ini adalah :

1) Menentukan jenis sampel person yang akan diamati.2) Menentuka waktu pengamatan dari hari kerja dan libur (pagi, siang, sore, malam).3) Mengamati aktivitas yang dilakukan dari masing – masing individu.

Lokasi

Page 4: modul.   Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG. Hery Sulistyanto dan Danto

4) Mencatat aktivitas sampel yang diamati.5) Membuat alur sirkulasi sampel diarea yang diamati mengetahui kemana orang itu

pergi.Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi permasalahan waktu observasi, maka peneliti akan membaginya dalam konteks waktu penelitian menjadi dua, yaitu hari kerja dan hari libur. Total pengambilan data lapangan adalah 8 kali untuk hari kerja dan hari libur. Untuk lebih jelasnya lagi lihat table 1 dibawah ini:

Pagi Siang Sore Malam Total

Hari Kerja 1Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 4 Kali

Hari libur 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 4 Kali

Total 2 Kali 2 Kali 2 Kali 2 Kali 8 Kali

Tabel 1 : Jadwal waktu pengamatan lapangan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Pengamatan Hari KerjaPlace Centered Mapping

Pagi hari Siang hari

Sore hari Malam hari

Page 5: modul.   Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG. Hery Sulistyanto dan Danto

Gambar 2:Hasil pengamatanPlace centered mappinghari kerja

Pada hari kerja aktivitas yang dominan berada di area tempat duduk, kebanyakan aktivitas yang terjadi adalah duduk-duduk yang mempunyai jumlah (27,0%), makan dan minum (12,0%), kencan (2,0%), berbincang-bincang (2,0%), dan foto-foto adalah jumlah aktivitas yang terkecil pada area tersebut. Aktivitas duduk juga banyak berada di area rumput yang mempunyai jumlah (13,5%), sedangkan pada area tempat bermain, aktivitas bermain mempunyai jumlah (8,5%), duduk-duduk (4,5%), dan berdiri (3,5%), dan pada area jogging track pada hari kerja hanya terdapat jumlah (3,0%).

5.2 Hasil Pengamatan Hari LiburPerson Centered Mapping

Pagi hari Siang hari

Sore hari Malam hari

KETERANGANAnak-anak A = Area tempat dudukRemaja B= Area rumputDewasa C = Area tempat bermainOrang tua D= Area jogging track

Gambar 3:Hasil pengamatan Person centered mapping hari libur

Pada hari libur, jumlah pengunjung lebih ramai dibandingkan dengan hari kerja.Pengunjung lebih banyak didominasi oleh para remaja, mereka lebih memilih

Page 6: modul.   Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG. Hery Sulistyanto dan Danto

beraktivitas pada setting area tempat duduk, dan juga setting area rumput.Sedangkan pada area tempat bermain terdapat pengunjung anak-anak dan orang tua, karena kebanyakan anak-anak datang bersama orang tuanya untuk didampingi dan dijaganya. Jalur dan tempat faforitnya adalah datang ke area tempat dudukkemudian berjalan ke area bermain, dan kembali ke area tempat duduk,kemudian meninggalkan taman.

5.3 HubunganSettingDenganAktivitas Terhadap Waktu

5.3.1 HubunganSettingTempat Duduk Dengan Aktivitas

Pada hari kerja setting pada area tempat duduk terdapat 4 aktivitas,secara berturut-turut menurut data adalah, duduk, makan dan minum,kencan dan berbincang-bincang. Aktivitas yang jarang terjadi adalah aktivitas berkencan dan berbincang-bincang pada setting area tempat duduk. Sedangkan aktivitas duduk, makan dan minum merupakan aktivitas dengan frekuensi dan jumlah orang yang tinggi, kedua aktivitas tersebut yang paling tinggi adalah aktivitas duduk dengan jumlah( 27,0%) (54 orang) setiap hari kerja.

Kemudian untuk aktivitas yang terjadi pada hari libur diarea tempat duduk ada 8 aktivitas,secara berturut-turut yaitu duduk, makan, minum, berbincang-bincang, kencan, berdiri, foto-foto, dan mencari nafkah.Jumlah aktivitas hari libur jika dilihat dari table 2.menunjukkan bahwa aktivitas mencari nafkah (5,5%) sehingga kegiatan ini dianggap sangat kecil jumlahnya, kemudian untuk aktivitas jalan-jalan, foto-foto dan berdiri merupakan data aktivitas terrendah. jumlah tertinggi pada setting area duduk pada hari libur adalah aktivitas duduk dengan jumlah (57,5%) (115 orang).

Tabel 2: Frekuensi hubungan setting tempat duduk terhadap aktivitas pada hari kerja dan libur

Area Tempat Duduk

AktivitasHari Kerja

AktivitasHari Libur

Frequency Percent Frequency PercentDuduk 54 27,0 Duduk 115 57,5Makan minum 22 11,0 Makan minum 50 25,0Kencan 4 2,00 Berbincang 37 18,5berbincang 4 2,00 Kencan 22 11,0Mencari nafkah - 0,00 Berdiri 21 10,5Bermain - 0,00 Foto-foto 16 8,0Berdiri - 0,00 Jalan-jalan 11 5,5Jogging - 0,00 Mencari nafkah 1 0,5Bersepeda - 0,00 Bermain - 0,00Jalan-jalan - 0,00 Jogging - 0,00Foto-foto - 0,18 Bersepeda - 0,00

5.3.2 HubunganSettingArea Rumput Dengan Aktivitas

Aktivitas yang paling banyak didominasi pada area rumput ini pada hari libur adalah aktivitas kencan dengan jumlah ( 11,0%) berkisar antara (22 orang). Pada hari kerja dan hari libur setting area rumput ini mempunyai jumlah dan ragam aktivitas yang berbeda, pada hari kerja terdapat 4 aktivitas dimana aktivitas yang tertinggi adalah duduk dengan jumlah (13,5%) (27 orang), dan yang paling kecil adalah makan dan minum dengan jumlah ( 1,0%) (2 orang).

Sedangkan pada hari libur terdapat 8 aktivitas dimana aktivitas yang paling tinggi adalah berkencan dengan jumlah (11,0%) (22 orang), dan yang paling terkecil adalah foto-foto dengan jumlah (1,0%) (2 orang). Dengan hasil yang demikian, pada setting area rumput ini mempunyai ragam aktivitas yang berbeda namun dengan jumlah orang yang sama, data ini bisa dilihat dari presentase terkecil dari aktivitas makan dan minum pada hari kerja dan foto-foto pada hari libur.Hal ini bisa dilihat pada tabel 3.

Page 7: modul.   Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG. Hery Sulistyanto dan Danto

Tabel 3: Frekuensi hubungan setting area rumput terhadap aktivitas pada hari kerja dan libur

Area Rumput

Aktivitas

Hari Kerja

Aktivitas

Hari Libur

Frequency Percent Frequency

Percent

Duduk 27 13,5 Kencan 22 11,0

Berdiri 4 2,0 Makan minum 15 7,5Jogging 4 2,0 Berbincang 15 7,5Makan minum 2 1,0 Duduk 12 6,0Mencari nafkah - 0,00 Bermain 9 4,5Bermain - 0,00 Mencari nafkah 3 1,5Kencan - 0,00 Jalan-jalan 3 1,5Berbincang - 0,00 Foto-foto 2 1,0Bersepeda - 0,00 Bersepeda 1 0.5Jalan-jalan - 0,00 Jogging - 0,00Foro-foto - 0,00 Berdiri - 0,00

5.3.3 HubunganSettingArea Tempat Bermain Dengan Aktivitas

Pada setting area tempat bermain pada hari kerja jumlah aktivitas yang terjadi ada 3 yaitu bermain, duduk, serta berdiri yang berturut-turut dimulai dari jumlah tertinggi. Dimana jumlah aktivitas yang terjadi dihari kerja yaitu berdiri dengan jumlah (3,5%) (7 orang), dan duduk dengan jumlah (4,5%) (9 orang), Sedangkan untuk jumlah aktivits yang tinggi adalah bermain dengan jumlah (8,5%) (17 orang). Untuk aktivitas pada hari libur di area ini mempunyai 4 aktivitas yaitu bermain dengan jumlah (31,0%) (62 orang), berdiri (9,5%) (19 orang), duduk (6,5%) (13 orang), makan dan minum (2.0%) (4 orang).

Tabel 4: Frekuensi hubungan setting area tempat bermain terhadap aktivitas pada hari kerja dan libur

Area Tempat bermain

AktivitasHari Kerja

AktivitasHari Libur

Frequency Percent Frequency PercentBermain 17 8,5 Bermain 62 31,0

Duduk 9 4,5 Berdiri 19 9,5Berdiri 7 3,5 Duduk 13 6,5Mencari nafkah - 0,00 Makan minum 4 2,0Makan minum - 0,00 Mencari nafkah - 0,00Kencan - 0,00 Kencan - 0,00Jogging - 0,00 Jogging - 0,00Berbincang - 0,00 Berbincang - 0,00Bersepeda - 0,00 Bersepeda - 0,00Jalan-jalan - 0,00 Jalan-jalan - 0,00Foto-foto - 0,00 Foto-foto - 0,00

5.3.4 Hubungan Setting AreaJogging TrackDengan Aktivitas

Pada hari kerja jumlah orang yang beraktivitas di area jogging track mempunyai jumlah rendah yaitu (3,0%) (6 orang). Kemudian untuk hari libur jumlah orang yang melakukan jogging track/refleksi meningkat menjadi (15,5%) (31 orang). Perbedaan yang ditunjukkan hari kerja dan hari libur adalah jumlah pengunjung, namun aktivitas yang dilakukan sama yaitu jogging track atau berolah raga.

Page 8: modul.   Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG. Hery Sulistyanto dan Danto

Tabel 5: Frekuensi hubungan setting area Jogging Track terhadap aktivitas pada hari kerja dan libur

`Area Jogging Track

AktivitasHari Kerja

AktivitasHari Libur

Frequency Percent Frequency PercentJogging 6 3,0 Jogging 31 15,5Mencari nafkah - 0,00 Mencari nafkah - 0,00Makan minum - 0,00 Makan minum - 0,00Bermain - 0,00 Bermain - 0,00Duduk - 0,00 Duduk 0,00Berdiri - 0,00 Berdiri - 0,00Kencan - 0,00 Kencan - 0,00Berbincang - 0,00 Berbincang - 0,00Bersepeda - 0,00 Bersepeda - 0,00Jalan-jalan - 0,00 Jalan-jalan - 0,00Foto-foto - 0,00 Foto-foto - 0,00

5.4 Hubungan Setting Dengan Kelompok Usia

5.4.1 Hubungan SettingArea Tempat Duduk Dengan Kelompok Usia

Jumlah pengunjung yang paling banyak pada area ini adalah para remaja, yaitu (77,0%) hari kerja dan (65,6%) untuk hari libur, mereka lebih nyaman melakukan akitivitasnya bersama teman-teman, keluarga bahkan dengan pasangannya. Pada setting area tempat duduk ini tidak diminati oleh anak-anak, mereka lebih melakukan aktivitasnya pada area bermain.Hanya ada beberapa saja yang menggunakan area tempat duduk ini dari kalangan orang dewasa (16,9%)pada hari kerja, (17,2%) hari libur, dan orang tua (7,1%) hari kerja dan (8,6%) untuk hari libur.Untuk lebih jelasnya lagi lihat table 6.

Tabel 6: Frekuensi hubungan setting area tempat duduk terhadap kelompok usia

Hari Kerja Hari LiburPelaku Frequency percent Pelaku Frequency percentAnak-anak 0 0,00 Anak-anak 8 8,6Remaja 50 77,0 Remaja 61 65,6Dewasa 11 16,9 Dewasa 16 17,2Orang tua 4 7,1 Orang tua 8 8,6Total 65 100,0 Total 93 100,0

5.4.2 HubunganSettingArea Rumput Dengan Kelompok Usia

Setting area rumput pada taman ini merupakan setting rumput biasa yang tidak dirancang, dengan banyaknya jumlah setting tempat duduk, maka setting area rumput ini hanya sebagian saja sehingga jumlah pengunjung dan aktivitas pada area tempat ini pun sangat kecil. Kebanyakan pengunjung pada area ini pada hari kerja adalah remaja degan jumlah (75,0%), dari total 16 orang dan pada hari libur (45,4%) dari total 22 orang. Pada hari kerja pengunjung anak-anak dan orang tua tidak ada, hanya ada orang dewasa saja.Untuk lebih jelasnya lagi lihat table 7.

Tabel 7: Frekuensi hubungan setting area rumput terhadap kelompok usia

Hari Kerja Hari LiburPelaku Frequency percent Pelaku Frequency percentAnak-anak 0 0,00 Anak-anak 0 0,00Remaja 12 75,0 Remaja 8 36,4Dewasa 4 25,0 Dewasa 10 45,4Orang tua 0 0,00 Orang tua 4 18,2Total 16 100,0 Total 22 100,0

Page 9: modul.   Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG. Hery Sulistyanto dan Danto

5.4.3 HubunganSettingArea Tempet Bermain Dengan Kelompok Usia

Jumlah frekuensi anak-anak pada area ini adalah (51,7%) hari kerja, (43,5%) hari libur, jumlah frekuesi anak-anak dan orang tua juga tudak jauh beda, dimana orang tua (48,3%) hari kerja, (35,9%) hari libur. Pada hari libur area ini juga diminati oleh kalangan orang remaja dan dewasa dimana kalangan remaja mempunyai frekuensi (11,9%), dan kalangan orang dewasa (8,7%).Hal ini dapat dilihat pada table 8.

Tabel 8: Frekuensi hubungan setting area tempat bermain terhadap kelompok usia

Hari Kerja Hari LiburPelaku Frequency percent Pelaku Frequency percentAnak-anak 15 51,7 Anak-anak 29 43,5Remaja 0 0,00 Remaja 8 11,9Dewasa 0 0,00 Dewasa 6 8,7Orang tua 14 48,3 Orang tua 24 35,9Total 29 100,0 Total 67 100,0

5.4.4 HubunganSettingArea Jogging TrackDengan Kelompok Usia

Jumlah frekuensi pengunjung orang tua pada area ini cukup tinggi yaitu (66,7%) pada hari kerja dan (30,8%) pada hari libur.Untuk pengunjung dari kalangan remaja dan orang dewasa memiliki jumlah frekuensi lebih kecil dari orang tua, dimana jumlah dari kalangan orang dewasa pada hari libur adalah (23,1%).Untuk lebih jelasnya lagi lihat table 9.

Tabel 9: Frekuensi hubungan setting area Jogging Track terhadap kelompok usia

Hari Kerja Hari LiburPelaku Frequency percent Pelaku Frequency percentAnak-anak 1 33,3 Anak-anak 2 15,3Remaja 0 0,00 Remaja 4 30,8Dewasa 0 0,00 Dewasa 3 23,1Orang tua 2 66,7 Orang tua 4 30,8Total 3 100,0 Total 13 100,0

6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Kesimpulan Hari Kerja Dan Hari Libur

Pada hari kerja aktivitas yang dominan berada di area tempat duduk, kebanyakan aktivitas yang terjadi adalah duduk-duduk, makan dan minum, kencan dan berbincang-bincang, sedangkan foto-foto adalah jumlah aktivitas yang terkecil pada area tersebut. Aktivitas duduk juga banyak berada di area rumput. Pada area tempat bermain, aktivitas bermain mempunyai jumlah lebih besar dari pada duduk-duduk, dan berdiri, pada area jogging track di hari kerja hanya terdapat jumlah aktivitas yang terkecil dari pada aktivitas-aktivitas yang terdapat pada setting yang lain. Pemanfaatan setting pada hari kerja yang sesuai dengan fungsinya terdapat pada area tempat duduk, area bermain, dan area jogging track.

Aktivitas yang terjadi pada hari libur juga didominasi pada area tempat duduk.Sedangkan jumlah yang terendah pada area ini adalah mencari nafkah. Pada area rumput aktivitas yang paling banyak adalah berkencan, dan jumlah yang paling sedikit adalah aktivitas bersepada. Pada area bermain, aktivitas yang paling banyak adalah aktivitas bermain, sedangkan pada area jogging track terdapat aktivitas jogging lebih banyak dari pada hari kerja.

Dengan demikian, pemanfaatan setting pada hari libur yang sesuai dengan fungsinya terjadi pada setting area tempat duduk, tempat bermain, dan area jogging track. Pengaruh setting terhadap aktivitas yang paling besar terdapat pada area tempat duduk, karena jumlah tempat duduk pada area ini lebih banyak dari area lainnya.Sedangkan setting yang paling kecil pengaruhnya terhadap aktivitas terdapat pada area rumput.

Page 10: modul.   Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG. Hery Sulistyanto dan Danto

6.2 Kesimpulan Berdasarkan Setting

Pada setting tempat duduk yang ada di Taman Menteng Park Bintaro tangarang, memiliki jumlah yang paling banyak diantara setting lainnya, masing-masing mempunyai bentuk yang berbeda-bada. Banyaknya jumlah bangku taman pada taman ini sangat mempengaruhi jumlah aktivitas para pengunjung, terutama bagi para remaja, jumlah pengunjung yang paling banyak pada area ini adalah para remaja, hari kerja dan hari libur, mereka lebih nyaman melakukan akitivitasnya bersama teman-teman, keluarga bahkan dengan pasangannya. Pada setting area tempat duduk ini tidak diminati oleh anak-anak, mereka lebih melakukan aktivitasnya pada area bermain, hanya ada beberapa saja yang menggunakan area tempat duduk ini dari kalangan orang dewasa, dan orang tua.

Pada area rumput, kebanyakan pengunjung pada hari kerja adalah remaja.Pada hari kerja pengunjung anak-anak dan orang tua tidak ada, hanya ada orang dewasa dan orang tua.Setting area rumput pada taman ini merupakan setting rumput biasa yang tidak dirancang, dengan banyaknya jumlah setting tempat duduk, maka setting area rumput ini hanya sebagian saja sehingga jumlah pengunjung dan aktivitas pada area tempat ini pun sangat kecil.

Pada area setting tempat bermain di taman ini, mempunyai beberapa fasilitas bermain anak, diantaranya yaitu, ayunan dan prosotan, fasilitas ini yang menyebabkan pengujung anak-anak lebih menyukai area ini, sehingga jumlah yang paling dominan pada area tempat bermain ini adalah anak-anak, dimana anak-anak lebih suka mengekspresikan dirinya dengan bermain. Kehadiran anak anak juga didampingi oleh orang tua dan orang dewasa agar lebih terjaga dalam beraktivitas, jumlah frekuensi anak-anak dan orang tua juga tudak jauh beda. Pada hari libur area ini juga diminati oleh kalangan orang remaja dan dewasa dimana kalangan remaja mempunyai frekuensi lebih besar dari kalanga orang dewasa.

Setting area jogging track pada Taman Menteng Park Bintaro Tangerang memiliki beberapa fasilitas, diantaranya yaitu tempat refleksi, yang disetting dalam bentuk jalan setapak. Bahan-bahan yang digunakan adalah batu alami yang kasar dan halus, guna untuk kesehatan bagi para pengunjung yang menggunakan dan memanfaatkan area ini.Faktor inilah yang menyebabkan pengunjung orang tua lebih didominasi, dimana orang tua lebih memperhatikan kesehatannya dari pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

6.3 Rekomendasi

Pada area tempat duduk di Taman Menteng Park ini mempunyai jumlah yang paling banyak. Hal inilah yang mempengaruhi jumlah aktivitas dan pengunjung paling banyak, namun dalam segi kenyamanan masih kurang. Pada area tempat duduk perlu penambahan pepohonan serta tanaman sebagai penyejuk. Karena lokasinya yang dekat dengan jalan raya, maka penambahan tanaman sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengurangi kebisingan serta gangguan dari sinar matahari, sehingga para pengguna taman tersebut merasa nyaman dalam beraktivitas. Upaya ini juga dapat mengurangi jumlah polusi udara yang timbul akibat banyaknya kendraan pada kawasan tersebut.

Setting area rumput pada Taman Menteng Park ini seharusnya tidak digunaka untuk beraktivitas. Sebaiknya, pada area rumput diberi tanaman-tanaman kecil agar tidak mudah diinjak atau dilewati oleh pengunjung. Penambahan sirkulasi berupa jalan setapak juga dapat mengurangi aktivitas didalam area tersebut, dengan dibentuknya jalan setapak, maka akan mempermudah akses para pengunjung dalam bergerak dari tempat satu ketempat yang lain tanpa harus menginjak/merusak rumput, setperti rancangan Taman Bungkul yang berada di Surabaya.

Setting area tempat bermain pada Taman Menteng Park ini perlu diperluas serta penambahan fasilitas bermain, Seperti Taman Ronggo Lawe yang berada di kota Surabaya. Perluasan dan penambahan fasilitas pada area bermain ini akan lebih

Page 11: modul.   Web viewPENGARUH SETTING TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN MENTENG PARK BINTARO-TANGERANG. Hery Sulistyanto dan Danto

mempermudah pergarakan para pengunjung secara bebas, terutama terhadap kalangan anak-anak.

Penambahan fasilitas pada Taman Menteng Park juga bisa dimanfaatkan dari keberadaan sungai yang berada ditengah-tengah taman, yaitu dengan membuat wisata air. Fasilitas ini bisa menambah jumlah dan kegiatan para pengunjung dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Selain duduk-duduk dan bermain di taman, mereka juda bisa melakukan aktivitas di air bersama keluarga, teman, dan pasangan.

7 REFERENSI

Haryadi ,Setiawan B.1995 “Arsitektur lingkungan dan perilaku” :suatu pengantar keteori, metodologi dan aplikasi, Jakarta: Direktorat jendral pendidikan tinggi depdikbud.

Herlina L,2002,”Study behavior setting pada taman sekala perumahan” : Study arsitektur lanskape jurusan budi daya pertanian institute pertanian bogor.(tidak dipublikasikan)..

Laurie M,1986. “Pengantar pada arsitektur pertamanan ,Bandung,Intermatra 134 hal. Sriwahyuni, Dewi (2004). “Studi Behavior Setting dan Mapping Pada Taman Kota”,.