Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

download Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

of 14

Transcript of Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    1/14

    MAKALAH

    SINTESIS ISOPRENA

    Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

    Proses Industri Petro dan Oleokimia

    Disusun oleh :

    Aditya Nugraha (1507167713)

    Ozzy Oktoreyzal (1507166689)

    TEKNIK KIMIA

    UNIVERSITAS RIAU

    2016

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    2/14

    Sintes is Isopr ena 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Isoprena adalah nama umum (nama trivial) dari 2-metil-1,3-butadiena. Senyawa ini biasa

    digunakan dalam industri, penyusun berbagai senyawa biologi, serta dapat berbahaya bagi

    lingkungan dan beracun bagi manusia bila terpapar secara berlebihan. Dalam suhu ruang

    isoprena berwujud cairan bening yang sangat mudah terbakar. Bila tercampur dengan udara

    sangat mudah meledak dan sangat reaktif bila dipanaskan.

    Secara industri, senyawa ini dihasilkan dari hasil sampingan peluruhan nafta atau minyak.

    Saat ini sekitar 95% produksi isoprena dunia digunakan untuk membuat karet sintetik. Karet

    sendiri juga merupakan polimer isoprena (cis-1,4-poliisoprena). Biasanya ada campuran

     beberapa persen bahan lain, seperti protein, asam lemak, resin, dan bahan organik lainnya,

     pada karet alam berkualitas tinggi. Getah perca, suatu karet alam lain, merupakan trans-1,4-

     poliisoprena, isomer struktural yang memiliki karakteristik mirip namun tidak persis sama.

    Isoprena memiliki berat molekul 68,12 gr/mol, dengan densitas 0,681 gr/cm3. Senyawa

    ini melebur pada suhu -143,95oC, dan titik didih 34,067

    oC.

    Gambar 1. Struktur molekul isoprena

    Isoprena dihasilkan dan dipancarkan oleh banyak spesies tanaman ke udara (penghasil

    utamanya adalah pohon oak, poplar, kayu putih ( Rucalyptus), dan beberapa kacang-kacangan,

    tanaman leguminosa). Senyawa ini merupakan hidrokarbon yang paling umum ditemukan

     pada tubuh manusia. Isoprena juga terkandung (dalam kadar rendah) pada berbagai bahan

     pangan. Hal ini tidak mengherankan karena isoprena merupakan kerangka dasar dari banyak 

    metabolit sekunder pada tumbuhan.

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    3/14

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    4/14

    Sintesis Isopr ena 3

    BAB II

    PROSES SINTESIS ISOPRENA

    2.1 Dehidrogenasi Isopentana

    Sintesis isoprena dapat dilakukan melalui dehidrogenasi isopentana, dimana isopentana

    tersebut diperoleh dari hasil catalytic cracking (C5 cut) ataupun hasil isomerisasi n-pentana.

    Selain digunakan dalam proses sintesis isoprena, isopentana juga digunakan untuk pembuatan

     bensin karena memiliki nilai oktan yang tinggi, sehingga material ini cukup sulit didapat dan

    harganya menjadi mahal.

    Proses dehidrogenasi isopentana dilakukan dengan metoda UOP (Universal Oil

    Products), dimana metoda ini juga digunakan dalam proses pembuatan butadiene. Proses UOP

     berlangsung di dalam multitube reactor  dengan menggunakan katalis alumina (yang

    mengandung 20% kromium oksida) pada suhu 565 – 590oC dan tekanan (0.1 x 10

    6) – (0.2 x

    106)Pa absolut. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

    Mula-mula ikatan jenuh isopentana akan berubah menjadi ikatan tak jenuh 2-metil-1-butenaakibat kehilangan 1 atom hidrogen. Kemudian 2-metil-1-butena tersebut akan mengalami

    dehidrogenasi kembali sehingga terbentuklah isoprena atau disebut juga 2-metil-1,3-

     butadiena.

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    5/14

    Sintesis Isopr ena 4

    2.2 Dehidrogenasi Isoamylene

    Fraksi naphta dari hasil catalytic cracking mengandung 30 – 40% isoamylene, 2-metil-1-

     butena dan 2-metil-2-butena. Isoamylene tersebut dapat dimurnikan hingga 95 – 99% dengan

    2 langkah berikut :

    a. Pertama, dengan menggunakan larutan asam sulfat.

     b. Kemudian isoamylene direcover dengan destilasi sederhana.

    2-metil-1-butena maupun 2-metil-2-butena dapat membentuk isoprena melalui proses

    dehidrogenasi.

    Proses dehidrogenasi isoamylene menjadi isoprena mirip dengan proses dehidrogenasi

     butena menjadi butadiene, yaitu melalui proses Shell. Proses ini menggunakan katalis berupa

    Fe2O3 / Cr 2O3 / K 2CO3 pada suhu operasi 600oC dan tekanan (0.1x10

    6) – (0.2x10

    6) Pa absolut.

    Pada proses Shell, mula-mula isoamylene dipanaskan, kemudian dialirkan ke dalam reaktor

    yang disertai dengan penambahan katalis pada kondisi operasi yang telah ditentukan.

    Selanjutnya effluent dialirkan menuju quench untuk mengalami proses pendinginan sehingga

    kondensat akan terpisah dari gas. Gas selanjutnya dialirkan menggunakan kompresor menuju

    unit recovery untuk menghilangkan hidrogen dan karbon dioksida. Isoprena yang telah

    terbentuk selanjutnya dialirkan menuju unit purification, dimana pada unit ini terjadi ekstraksi

    dengan menggunakan pelarut sehingga isoamylene yang belum terkonversi akan dikembalikan

    menuju aliran umpan. Reaksi yang terjadi dalam proses dehidrogenasi isoamylene adalah

    sebagai berikut:

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    6/14

    Sintesis Isopr ena 5

      Gambar 2. Proses dehidrogenasi isoamylene menjadi isoprena

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    7/14

    Sintesis Isopr ena 6

    2.3 Goodyear Scientific Design Process

    Proses ini menggunakan propylene sebagai bahan bakunya. Propylene diperoleh dari

    steam cracking C3 cut. Terdapat 3 tahapan dalam Goodyear scientific design process, yaitu

    dimerization, isomerization, dan cracking. Adapun reaksi dari ketiga tahapan tersebut adalah

    sebagai berikut :

     Dimerization  propylene berlangsung dalam dimerization reactor dengan bantuan katalis

    tripropylalum pada suhu 150 – 200oC dan tekanan 20x106 Pa absolut. Aliran selanjutnya

    masuk ke dalam light products separator .  Effluent  dari separator ini kemudian direcycled

     bersama dengan katalis menuju dimerization reactor , sedangkan produk atas yang berupa 2-

    metil-1-pentena, propylene dan light hydrocarbon akan dipisahkan melalui distilasi.

    Pada isomerization reactor , 2-metil-1-pentena akan terisomerisasi menjadi 2-metil-2-

     pentena pada suhu 150 – 300oC dengan bantuan asam fosfat yang bertindak sebagai katalis.

    Dalam sekali aliran di dalam isomerization reactor , 85% 2-metil-1-pentana akan terkonversi,

    sedangkan yang belum terkonversi akan dialirkan menuju isomer  purification untuk direcycle

    ke dalam isomerization reactor .

    Proses selanjutnya berlangsung di dalam pyrolysis reactor  dengan suhu operasi 650 – 

    700oC. Pada proses ini terbentuk isoprena dan metana, sehingga selanjutnya aliran diteruskan

    ke dalam unit demethanizer untuk memisahkan isoprena dan metana. Isoprena yang telah

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    8/14

    Sintesis Isopr ena 7

    terpisah dari metana masih mengandung light hydrocarbon, sehingga tahapan selanjutnya

    adalah distilasi untuk memisahkan isoprena dan light hydrocarbon.

    Gambar 3. Diagram Alir Goodyear Scientific Design Process

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    9/14

    Sintesis Isopr ena 8

    2.4 Proses Menggunakan Isobutena dan Formaldehid

    Salah satu cara untuk melakukan sintesis isoprena yaitu dengan menggunakan isobutena

    dan formaldehid. Ada 2 tahap yang terjadi dalam proses ini. Pertama, adisi formaldehid

    terhadap isobutena, kemudian tahap dua yaitu terjadinya catalytic cracking terhadap dioxane

    yang terbentuk.

    Pada tahap pertama, isobutena dan formaldehid direaksikan dengan larutan asam sulfat di

    dalam reaktor berpengaduk dengan kondisi operasi 65 – 70oC dan tekanan 1x10

    6Pa absolut.

    Dari reaksi tersebut diperoleh 4,4-dimetil-1,3-metadioxane (4-4 DMD).

    Pada tahap kedua, dilakukan catalytic cracking terhadap dioxane yang terbentuk pada

    tahap pertama, dengan menggunakan asam fosfat sebagai katalis. Proses catalytic cracking ini

    dilakukan pada suhu 200 – 250oC dan tekanan (0.1x10

    6 – 0.2x10

    6) Pa absolut. Dari hasil

    catalytic cracking diperoleh produk berupa isoprena. Adapun reaksi yang terjadi adalah

    sebagai berikut:

    2.5 SNAM PROCESS

    Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah asetilen dan aseton. Bahan baku

    tersebut akan melewati 3 tahapan utama sebelum terbentuknya isoprena. 3 tahapan utama

    tersebut adalah adisi, hidrogenasi selektif, dan dehidrasi.

    Reaksi adisi berlangsung pada suhu antara 10 - 40oC dan tekanan 2x106 Pa absolut

    dengan menggunakan larutan potash sebagai katalis. Dari hasil reaksi ini diperoleh

    metilbutunol.

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    10/14

    Sintesis Isopr ena 9

    Setelah reaksi adisi seleseai, tahap berikutnya adalah hidrogenasi. Hidrogenasi dilakukan

     pada suhu 30 – 80oC dengan tekanan 0.5 – 1x10

    6Pa absolut dan menggunakan katalis berupa

     paladium.

    Tahapan ketiga dari proses ini yaitu dehydration yang dilakukan pada tekanan atmosfer

    dan suhu 250 – 300oC. Setelah melewati tahapan ini diperoleh produk berupa isoprena dengan

    kadar 98.5%. Reaksi yang terjadi selama proses adalah sebagai berikut:

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    11/14

    Sintes is Isopr ena 10

    BAB III

    PEMANFAATAN ISOPRENA

    Karet merupakan suatu polimer isoprena dan juga merupakan hidrokarbon dengan rumus

    monomer (C5H8)n. Zat ini umumnya berasal dari getah salah satu tumbuhan terutama dari

     pohon karet (havea brasileansis). Getah ini diperoleh setelah pohon karet yang telah cukup

    umur dideres batangnya sehingga getahnya keluar, getah yang keluar inilah sering disebut

    dengan lateks (karet alam). Kemudian diolah menjadi berbagai macam produk karet. Seiring

    dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, karet alam sudah dapat

    disintesis, akan tetapi kegunaan dari karet alam ini tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh

    karet sintetik. Jenis karet terbagi atas dua, yaitu : karet alam dan karet sintetik.

    Gambar 4. Berbagai produk olahan karet

    Semua jenis karet adalah polimer tinggi dan mempunyai susunan kimia yang berbeda dan

    memungkinkan untuk diubah menjadi bahan-bahan yang bersifat elastis. Namun, bahan-bahan

    itu berbeda sifat bahan dasarnya misalnya, kekuatan tensil, daya ulur maksimum, dan daya

    lentur.

    Karet alam adalah suatu komoditi homogen yang cukup baik. Kualitas dan hasil produksi

    karet alam sangat terkenal dan merupakan dasar perbandingan yang baik untuk barang-barang

    karet buatan manusia. Karet alam mempunyai daya lentur yang tinggi, kekuatan tensil dan

    dapat dibentuk dengan panas yang rendah. Daya tahan karet terhadap benturan dan gesekan

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    12/14

    Sintesis Isopr ena 11

    sangat baik. Namun, karet alam tidak begitu tahan terhadap faktor-faktor lingkungan, seperti

    oksidasi dan ozon. Karet alam juga mempunyai daya tahan yang rendah terhadap bahan-bahan

    kimia seperti bensin, minyak tanah, pelarut lemak, pelumas sintetis, dan cairan hidrolik.

    Karena sifat fisik dan daya tahannya, karet alam dipakai untuk produksi-produksi pabrik yang

    membutuhkan kekuatan yang tinggi dan panas yang rendah (misalnya ban pesawat terbang,

     ban truk raksasa dan ban-ban kendaraan) dan produksi-produksi teknik lain yang memerlukan

    daya tahan sangat tinggi.

    Saat ini Asia menjadi sumber karet alam. Awal mulanya karet hanya ada di Amerika

    Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di

    Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. Saat ini, negara-negara Asia menghasilkan

    93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia

    Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua pada tahun 1945.

    Saat ini lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia, dengan sifat dan harga

    karet yang sangat bervariasi.

    Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam yang tersedia dalam jumlah besar di

     pasaran dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia seiiring dengan berkembangnya

     pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak tahan pada suhu

    tinggi. Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih banyak ditujukan untuk

    memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam.

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    13/14

    Sintesis Isopr ena 12

    KESIMPULAN

    Isoprena merupakan nama umum dari 2-metil-1,3-butadiena yang dapat disintesis melalui

    5 proses yaitu, Dehidrogenasi Isopentana, Dehidrogenasi Isoamylene, Goodyear Scientific

    Design Process, Proses menggunakan Isobutena dan Formaldehid, dan SNAM Process. Bahan

     baku yang digunakan dalam tiap proses sintesis tersebut berbeda-beda. Contohnya SNAM

    Process yang menggunakan asetilen dan aseton sebagai bahan baku, sedangkan Goodyear

    Scientific Design Process menggunakan propylene sebagai bahan baku.

    Hasil dari sintesis isoprena digunakan untuk pembuatan karet sintetik (95% dari total

     produksi isoprena). Karet sintetik yang telah dibuat tersebut memiliki sifat yang tidak dimiliki

    oleh karet alam (polimer dari isoprena), contohnya adalah tahan pada suhu tinggi. Karena

    keunggulannya tersebut, karet sintetik kini mampu menggantikan peran dari karet alam.

    Beberapa produk olahan karet sintetik diantaranya, pembungkus kabel, pipa karet, komponen

    kendaraan bermotor, seal, dan lain-lain.

  • 8/16/2019 Makalah Sintesis Isoprena Fix.pdf

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2013. “Isoprena”. https://id.wikipedia.org/wiki/Isoprena. Diakses pada minggu, 28

    Februari 2016.

    Chauvel, Alain and Gilles Lefebvre. 1989. Petrochemical Processes: Synthesis-Gas

     Derivatives and Major Hydrocarbons. Saint Jean de Brave: Imprimerie Nouvelle.

    Utomo, Eddy. 2014. “Sifat dan Manfaat Bahan Karet dalam Kehidupan”. http://rangkuman-

    ipa.blogspot.co.id/2014/10/sifat-dan-manfaat-bahan-karet-dalam.html. Diakses pada

    selasa, 1 Maret 2016.