Learning Outcome PEMBALUTAN

14
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 1 Oleh : Saryono, SKp.,MKes 1. Students are expected to master put many bandages on wound at several parts of body. 2. Students are expected to master place in splints on broken arm and leg. Mem balut meru pakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dengan baik oleh dokter dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya. Istilah pembalut merujuk pada aplikasi secara luas maupun secara sempit pembalutan untuk tujuan terapeutik. Apapun alasannya, perlu diingat bahwa jika tidak diterapkan dengan benar, membalut dapat lebih cepat dan mudah menyebabkan injury. Tekanan pembalutan harus tidak melebihi tekanan hidrostatik intravaskuler, jika membalut bertujuan untuk mengurangi pembentukan oedema tanpa meningkatkan tahanan vaskuler yang dapat merusak aliran darah. Tujuan: Menahan bagian tubuh supaya tidak bergeser dari tempatnya Menahan pembengkakan yang dapat terjadi pada luka Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian itu tidak bergeser Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi Melindungi atau mempertahankan dressing lain pada tempatnya Macam: Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga Dasi adalah mitella yang berlipat-lipat sehingga berbentuk seperti dasi Pita adalah pembalut gulung Plester adalah pembalut berperekat Learning Outcome TINJAUAN PUSTAKA PEMBALUTAN

Transcript of Learning Outcome PEMBALUTAN

Page 1: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 1

Oleh : Saryono, SKp.,MKes

1. Students are expected to master put many bandages on wound at several

parts of body.

2. Students are expected to master place in splints on broken arm and leg.

Mem

balut

meru

pakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dengan baik oleh dokter

dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya. Istilah pembalut merujuk pada

aplikasi secara luas maupun secara sempit pembalutan untuk tujuan

terapeutik. Apapun alasannya, perlu diingat bahwa jika tidak diterapkan

dengan benar, membalut dapat lebih cepat dan mudah menyebabkan injury.

Tekanan pembalutan harus tidak melebihi tekanan hidrostatik intravaskuler,

jika membalut bertujuan untuk mengurangi pembentukan oedema tanpa

meningkatkan tahanan vaskuler yang dapat merusak aliran darah.

Tujuan:

Menahan bagian tubuh supaya tidak bergeser dari tempatnya

Menahan pembengkakan yang dapat terjadi pada luka

Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian itu

tidak bergeser

Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi

Melindungi atau mempertahankan dressing lain pada tempatnya

Macam:

Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga

Dasi adalah mitella yang berlipat-lipat sehingga berbentuk seperti

dasi

Pita adalah pembalut gulung

Plester adalah pembalut berperekat

Learning Outcome

TINJAUAN PUSTAKA

PEMBALUTAN

Page 2: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 2

Pembalut yang spesifik

Kassa steril

Mitella:

Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki

dengan berbagai ukuran. Pnjang kaki antara 50-100cm

Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang tebentuk bulat

atau untuk menggantung bagian anggota badan yang cedera

Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku,

telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung

lengan.

Dasi:

Pembalut ini adalah mitella yang dilipat-lipat dari salah satu sisi

segitiga agar beberapa lapis dan berbentukseperti pita dengan kedua

ujung-ujungnya lancip dan lebamya antara 5-10cm.

Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau

bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut,

betis dan kaki terkilir.

Pita ( Gulung ):

Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel atau

bahan elastis.

Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa mudah

menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser ( Kendor).

Macam-macam pembalut dan penggunaannya :

Lebar 2,5 cm - Biasa untuk jari-jari

Lebar 5cm - Biasa untuk leher dan pergelangan tangan

Lebar 7,5 cm - Biasa untuk kepala, lengan atas, lengan bawah,

betis dan kaki

Lebar 10 cm - Biasa untuk paha dan sendi pinggul

Lebar >10-15cm - Biasa untuk dada, perut, dan punggung

Plester:

Pembalut in untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada

sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.

Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan obat anti septik

Pembalut yang spesifik

1. Snelverband adalah pembalut pita yang sudah ditambah dengan kassa

penutup luka dan steril, baru dibuka pada saat akan dipergunakan, sering

dipakai pada luka-luka lebar yang terdapat pada badan.

Page 3: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 3

2. Sufratulle adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh

kuman. Biasa dipergunakan pada luka-luka kecil

Kasa Steril

Adalah kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk menutup

luka kecil yang sudah diberi obat-obatan ( antibiotik, antiplagestik).

Setelah ditutup kassa itu kemudian baru dibalut.

Prosedur pembalutan 1. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab

pertanyaan

a. Bagian dari tubuh yang mana ?

b. Apakah ada luka terbuka atau tidak ?

c. Bagaimana luas luka tersebut ?

d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?

2. Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan ! dapat salah satu atau

kombinanasi

3. Sebelum dibalut jika luka terbuka periu diberi desinfektan atau dibalut

den< pembalut yang mengandung desinfektan atau dislokasi periu

direposisi

4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan :

Dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh yang memang

perlu difiksasi

Sesedikit mungkin membatasi gerak bagian tubuh yang lain

Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok

penderita

Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya pada balutan beriapis,

lapis yang paling bawah letaknya disebelah distal

Tidak mudah kendor atau lepas

1. Cara membalut dengan mitella a. Salah satu sisi mitella dilipat 3 - 4 cm sebanyak 1 - 3 kali

b. Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar bagian yang akan

dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan

c. Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada

ikatan b, atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan

bebas, hal ini tergantung pada tempat dan kepentingannya

2. Cara pembalutan dengan dasi

a. Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk

pita dengan masing-masing ujung lancip

b. Bebatkan pada tempat yangakan dibalut sampai kedua ujungnya dapat

diikatkan

Page 4: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 4

c. Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum

diikat arahnya saling menarik

d. Kedua ujungnya diikatkan secukupnya

3 Cara membalut dengan pita a. Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih

pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai

b. Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salaah satu ujung

yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian

tubuh , yang akan dibalut kemudian dari distal ke proksimal

dibebatkan dengan. arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih

antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya

c. Kemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan ujung yang lain

secukupnya

4. Cara membalut dengan plester a. Jika ada luka terbuka

luka diberi obat antiseptik

tutup luka dengan kassa

baru lekatkan pembalut plester

b. Jika untuk fiksasi (misalnya pada patah tulang atau terkilir)

- balutan plester dibuat "strapping" dengan membebat berlapis-lapis

dari distal ke proksimal, dan untuk membatasi gerakkan tertentu

perlu masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester

5. Penggunaan pembalut yang steril Biasanya dijual dalam bahan yang steril dan baru dibuka pada saat akan

digunakan

Pelaksanaan latihan Cara membalut dengan mitella (lihat gambar)

Page 5: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 5

Page 6: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 6

Page 7: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 7

Page 8: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 8

1. E

lastik

perban

2. Kain mitella

3. Plester

4. Pembalut yang spesifik

5. Kassa steril

Tujuan

:

Memberi kesempatan kepada peserta untuk bisa mempraktekkan dan

mendemonstrasikan tehnik-tehnik reposisi. immobilisasi dan transportasi

pada penderita yang mengalami trauma.

Setelah menyelesaikan ini peserta akan mampu :

1. Mengenal dan mengerti tujuan immobilisasi

2. Mengerti prinsip-prinsip pemasangan bidai

3. Mengerjakan cara meluruskan deformitas pada fraktur tulang panjang.

4. Mengerti cara-cara transportasi, yang meliputi tindakan sebelum dan

selama serta masalah yang timbul sewaktu dilakukan transportasi.

Alat dan bahan

IMMOBILISASI DAN TRANSPORTASI

Page 9: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 9

S

emua ekstremitas yang mengalami trauma harus diimobilisasi dengan bidai.

Bidai yang kaku untuk menjaga dan melindungi ekstremitas yang cedera.

Pada patah tulang terbuka atau luka lain, luka harus ditutup dulu dengan

kassa, status vaskuler dan neurologis ekstremitas tersebut harus diperiksa

sebelum dan sesudah imobilisasi. Tujuan immobilisasi :

1. Mengurangi nyeri

2. Mencegah gerakan fragmen tulang, sendi yang cedera dan jaringan lunak

yang cedera (ujung fragmen tulang yang tajam dapat mencederai syaraf,

pembuluh darah dan otot).

3. Mencegah fraktur tertutup menjadi terbuka

4. Memudahkan transportasi

5. Mencegah gangguan sirkulasi pada bagian distal yang cedera

6. Mencegah perdarahan akibat rusaknya pembuluh darah oleh fragmen

tulang

7. Mencegah kelumpuhan pada cedera tulang belakang.

PRINSIP PEMASANGAN BIDAI

1. Lepas pakaian yang menutupi anggota gerak yang dicurigai cedera, periksa

adanya luka terbuka atau tanda-tanda patah dan distokasi

2. Periksa dan catat ada tidaknya gangguan vaskuler dan neurologis pada

bagian distal yang mengalami cedera sebelum dan sesudah imobilisasi.

3. Tutup luka terbuka dengan kasasteril

4. Imobilisasi pada bagian proximal dan distal daerah trauma (dicurigai parah

atau dislokasi)

5. Jangan memindahkan penderita sebelum dilakukan imobilisasi kecuali ada

ditempat bahaya

6. Beri bantalan yang lembut pada pemakaian bidai yang kaku

7. Lakukah tarikan secara periahan sampai lurus sumbu tulang sehingga

dapat dipasang bidai yang benar. Tarikan /traksi segera dilepas bila saat

diperiksa tampak cyanotik dan nadi lemah.

8. Pada kecurigaaan trauma tulang belakaog letakkan pada posisi satu garis.

MACAM-MACAM BIDAI/SPLINT

1. Rigid splint

2.. Pneumatic splint & gips

3. Traction splint

Bila tidak ada bidai bisa dicoba

TINJAUAN TEORI

Page 10: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 10

1. Lengan dapat diimobilisasi dengan dada

2. Tungkai yang cedera diimobilisasi dengan tungkai yang sebelah

3. Bahan-bahan lain bisa, dipakai seperti guling, majalah yang digulung,

dll

CARA MELURUSKAN DEFORMITAS

1. Lengan atas

Pegang siku dan tarik ke bawah, setelah lurus bidai dipasang dan lengan

dipertahankan dengan sling dan ke dinding dada

2. Lengan bawah :

Tarik pergelangan tangan ke bawah dengan siku ditahan sebagai kontra

traksi. Bidai dipasang dilengan bawah dan dielevasi.

3. Tungkai atas/paha

Luruskan tulang paha dengan melakukan tarikan didaerah pergelangan

kaki jika tulang tungkai bawah tidak patah.

4. Tulang tibia/tulang kering

Lakukan tarikan didaerah pergelangan kaki dan kontra traksi diatas

lutut, dikerjakan bila tulang paha utuh, setelah lurus bidai dipasang.

PEMBIDAIAN

Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat, atau bahan lain yang

kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian

tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi) memberikan istirahat, dan

mengurangi rasa sakit.

Sedangkan prinsip pembidaian adalah :

1. Lakukan pembidaian di tempat dimana anggota badan mengalami cidera

2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu

harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang

3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan

Syarat-syarat pembidaian 1. Siapkan alat-alat selengkapnya

2. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum

dipasang diukur lebih dulu pada anggota badan korban yang tidak

sakit

3. Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor

4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan

5. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah

tempat yang patah

6. Kalau memungkinkan, anggota gerak tersebut ditinggikan setelah

dibidai

Page 11: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 11

7. Sepatu, gelang, jam tangan, dan alat pengikat perlu dilepas

PRINSIP MELAKUKAN IMOBILISASI TULANG BELAKANG DAN

LOGROLL

(penderita dengan curiga cedera tulang belakang)

1. Diperlukan 4 orang, orang ke 1 mempertahankan imobilisasi segaris kepala

dan leher, orang ke 2 untuk badan (termasuk pelvis dan panggul), orang ke

3 pelvis dan tungkai, orang ke 4 mengatur prosedur ini dan

memasang/mencabut spine-board.

2. Dilakukan kesegarisan kepala dan leher secara manual, kemudian dipasang

kolar servikal semirigid.

3. Lengan penderita diluruskan dan diletakkan disamping badan.

4. Tungkai bawah diluruskan dan kedua pergelangan kaki diikat satu sama

lain dengan plester

5. Pertahankan kesegarisan kepala dan leher penderita sewaktu orang ke 2

memegang penderita daerah bahu dan pergelangan tangan. Orang ke 3

memasukkan tangan dan memegang panggul penderita dengan 1 tangan

dan dengan tangan yang lain memegang plester yang mengikat ke dua

pergelangan kaki

6. Dengan komando orang pertama (yang mempertahankan kesegarisan

kepala dan leher) dilakukan logroll sebagai satu unit kearah kedua

penolong yang berada disisi penderita, hanya diperlukan pemutaran

minimal untuk memasukkan spineboard dibawah penderita.

7. Setelah spine board dibawah penderita dan dilakukan logroll ke arah

spineboard.

8. Pasang bantalan disisi kiri - kanan kepala dan leher penderita . Kemudian

pengikat dipasang (kepala, dada, pelvis, paha dan diatas pergelangan kaki)

TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN

Page 12: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 12

Pengangkutan korban merupakan upaya penting dalam proses

pemberian pertolongan. Cara-cara pengangkutan korban yang mengalami

cedera secara benar.perlu diketahui dan dikuasai:

1. Pengangkutan di tempat kejadian (tempat yang berbahaya)

1. Sambil jongkok lutut penolong disamping kiri korban. Lengan dan

tangan kanan penolong dimasukkan dibawah leher korban, kemudian

tangan kanan penolong di sebelah ketiak kanan korban sehingga sampai

ke depan dadanya.

2. Tangan kiri penolong menyilangkan lengan kanan korban didadanya,

kemudian tangan kanan penolong memegang tangan kanan korban.

3. Kemudian lengan dan tangan kiri penolong dimasukkan dibawah ketiak

kiri korban dan memegang lengan kanan korban.

4. Kedua tangan penofong saling bertaut melingkari lengan bawah kanan

korban.

5. Kemudian kaki kiri penofong diletakkan setinggi pinggang korban.

6. Sambil membongkokkan tubuh kedepan (prinsip mengungkit) badan

korban dapat terangkat.

7. Korban didekatkan ke dada penolong, kemudian penolong berdiri dan

menarik korban sejauh mungkin dalam keadaan setengah baring.

8. Di tempat yang aman korban dibaringkan lagi secara hati-hati untuk

dilakukan resusitasi. Penderita harus dilakukan resusitasi dalam usaha

membuat penderita sestabil mungkin sebelum dilakukan trasnportasi ke

tempat yang mempunyai fasilitas /untuk melakukan tindakan definitif.

Selama dalam perjalanan / transportasi yang harus diperhatikan

1. Monitor tanda-tanda vital

2. Bantuan kardio repirasi bila diperiukan

3. Pemberian obat sesuai prosedur

4. Menjaga komunikasi dengan dokter selama transportasi

5. Melakukan dokumentasi selama transportasi

Page 13: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 13

PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBALUTAN

Nama :

No. Mhs. :

Aspek yang dinilai Nilai

0 1 2

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Berikan salam, menyapa dengan sopan

3. Melakukan anamnesis seperlunya

4. Memeriksa ada tidaknya kegawatan medis pada pasien

5. Memeriksa bagian tubuh yang akan dibalut/cedera :

inspeksi, palpasi, gerakan

6. Menjelaskan tujuan dan prosedur

7. Mempersiapkan posisi dan menenangkan pasien

8. Rawat luka/hentikan perdarahan dengan deb jika ada

9. Memilih jenis pembalutan yang tepat

10. Cara pembalutan dilakukan dengan benar (posisi dan arah

balutan)

11. Evaluasi hasil yang dicapai (hasil pembalutan : mudah

lepas, mengganggu peredaran darah, mengganggu gerakan

lain)

12. Edukasi pasien

Jumlah

Keterangan :

Purwokerto, 2005

0 : Tidak dilakukan sama sekali Penguji,

1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna

2 : Dilakukan dengan sempurna

Nilai batas lulus 75 %

…………………………..

Nilai = jumlah x 100 %

24

PENILAIAN KETERAMPILAN PEMBIDAIAN

Nama :

No. Mhs. :

Page 14: Learning Outcome PEMBALUTAN

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Modul SkillabA-JILID I 14

Aspek yang dinilai Nilai

0 1 2

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Berikan salam, menyapa dengan sopan

3. Melakukan anamnesis seperlunya

4. Memeriksa ada tidaknya kegawatan medis pada pasien

5. Memeriksa bagian tubuh yang akan dibidai/cedera : inspeksi,

palpasi, gerakan

6. Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan

7. Memilih dan mempersiapkan bidai yang sudah dibalut

dengan pembalut

8. Melakukan pembidaian melewati dua sendi

9. Hasil pembidaian : ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai

dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah, tidak kendor

dan tidak keras

10. Evaluasi hasil yang dicapai (subjektif maupun objektif)

11. Edukasi pasien

Jumlah

Keterangan :

0 : Tidak dilakukan sama sekali

Purwokerto, 2005

1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna

Penguji,

2 : Dilakukan dengan sempurna

Nilai batas lulus 75 %

…………………………

Nilai = jumlah x 100 %

22