LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

14
Lapangan Terbang Belanda di Melak Sendawar-Nugroho Nur Susanto (107-120) 107 Nugroho Nur Susanto Diterima 7 Januari 2015 Direvisi 16 September 2015 Disetujui 4 Oktober 2015 LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR SEBAGAI PERTAHANAN UDARA KALIMANTAN TIMUR THE DUTCH AIRFIELD IN MELAK-SENDAWAR AS THE AIR DEFENCE OF EAST KALIMANTAN Balai Arkeologi Banjarmasin, Jalan Gotong Royong II, RT 03/06, Banjarbaru 70711, Kalimantan Selatan; email: [email protected] PENDAHULUAN Pulau Kalimantan memiliki daratan luas dengan kekayaan tambang minyaknya, sehingga oleh Belanda telah dibangun lapangan terbang. Pembangunan bandara semula dimaksudkan untuk mendukung transportasi udara di daerah tambang, misalnya di Tarakan dan Balikpapan (Ongkhokham 2014: 266) dibangun sekitar tahun 1935-1940-an dan yang lebih kemudian di Kanris, Oak terletak di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, dekat Tanjung (Susanto 2011: 23). Belanda telah lama menyadari tentang potensi alam yang dimiliki oleh Kalimantan pada umumnya, dan KalimantanTimur pada khususnya. Di sisi lain, Kalimantan juga dilirik oleh imperialis lain, yaitu Inggris dan Jepang. Selain minyak bumi yang menjadi pokok sentral energi, Pulau Kalimantan juga kaya akan sumber hasil hutan, karet, damar, dan mineral yang terkandung di dalam perut buminya, yaitu batu bara dan emas. Untuk mempertahankan wilayah ini, diperlukan modal yang besar, dan memiliki armada yang tangguh untuk dapat mengamankan wilayah jajahan, baik dari perlawanan rakyat, maupun agresi negara imperialis lain, terutama Jepang. Pada saat Jepang memulai ekspansi militernya pada tahun 1931, dengan menyerang dan menduduki Mansyuria, membuat negara- negara imperialis, termasuk Belanda mulai Abstrak. Salah satu lapangan terbang yang menarik untuk diteliti di wilayah Kalimantan Timur adalah lapangan terbang yang dibangun oleh Belanda di Melak-Sendawar. Artikel dengan tujuan untuk mendeskripsi peninggalan arkeologi di lapangan terbang tersebut akan menggunakan metode induktif interpretatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa lapangan terbang dibangun sebagai antisipasi menghadapi invasi Jepang. Hal tersebut terlihat pada keberadaan landasan pacu ganda yang dikelilingi oleh sarana dan prasarana pendukung seperti kantor pusat komando, pillbox, gudang peluru, bunker, penjara, penampungan air, gardu listrik, jaringan jalan, bahkan rumah sakit. Fasilitas tersebut menggambarkan adanya strategi untuk mempertahankan Kalimatan Timur yang kaya akan sumber mineral. Disimpulkan bahwa keberadaan bandara Melalan dengan prasarana pendukungnya menunjukkan strategi pertahanan yang terencana dan matang (dapat menjadi model pertahanan nasional yang kokoh). Bandara yang juga sebagai Pangkalan Samarinda II ini juga pernah berperan dalam persiapan operasi “Ganyang Malaysia” semasa konfrontasi pada tahun 1964. Kata kunci : pillbox, bunker, gudang peluru, Samarinda II, Melak-Sendawar Abstract. There is an interesting airport bulit by Dutch to be considerable studied in Melak-Sendawar, East Kalimantan Province. The paper with aim to describe archaeological data at the airport uses inductive interpetatif method. The result shows that the airport has been built to anticipate the Japanese invasion. That are supported by the existence of double runway surrounded by facilities such as command center office, pillboxes, arsenals, bunkers, prisons, water storages, electrical substations, roads, and hospitals. Those infrastructures represented a strategy to harbor East Kalimantan which has ample of mineral resources. It is concluded that the existence of Melalan airport and surrounding fasilities are evincing of planned air defense (could be a model of sturdily national defence). This airport which was also called as Samarinda II airfield had a role in preparation of “Ganyang Malaysia” operation during confrontation in 1964. Keywords : pillbox, bunker, arsenal, Samarinda II, Melak-Sendawar

Transcript of LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Page 1: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Lapangan Terbang Belanda di Melak Sendawar-Nugroho Nur Susanto (107-120) 107

Nugroho Nur Susanto

Diterima 7 Januari 2015 Direvisi 16 September 2015 Disetujui 4 Oktober 2015

LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR SEBAGAI PERTAHANANUDARA KALIMANTAN TIMUR

THE DUTCH AIRFIELD IN MELAK-SENDAWAR AS THE AIR DEFENCE OF EASTKALIMANTAN

Balai Arkeologi Banjarmasin, Jalan Gotong Royong II, RT 03/06, Banjarbaru 70711, Kalimantan Selatan;

email: [email protected]

PENDAHULUAN

Pulau Kalimantan memiliki daratan luasdengan kekayaan tambang minyaknya, sehinggaoleh Belanda telah dibangun lapangan terbang.Pembangunan bandara semula dimaksudkanuntuk mendukung transportasi udara di daerahtambang, misalnya di Tarakan dan Balikpapan(Ongkhokham 2014: 266) dibangun sekitar tahun1935-1940-an dan yang lebih kemudian di Kanris,Oak terletak di Kabupaten Barito Timur, KalimantanTengah, dekat Tanjung (Susanto 2011: 23).

Belanda telah lama menyadari tentang potensialam yang dimiliki oleh Kalimantan padaumumnya, dan KalimantanTimur pada khususnya.

Di sisi lain, Kalimantan juga dilirik oleh imperialislain, yaitu Inggris dan Jepang. Selain minyak bumiyang menjadi pokok sentral energi, PulauKalimantan juga kaya akan sumber hasil hutan,karet, damar, dan mineral yang terkandung didalam perut buminya, yaitu batu bara dan emas.Untuk mempertahankan wilayah ini, diperlukanmodal yang besar, dan memiliki armada yangtangguh untuk dapat mengamankan wilayahjajahan, baik dari perlawanan rakyat, maupunagresi negara imperialis lain, terutama Jepang.

Pada saat Jepang memulai ekspansimiliternya pada tahun 1931, dengan menyerangdan menduduki Mansyuria, membuat negara-negara imperialis, termasuk Belanda mulai

Abstrak. Salah satu lapangan terbang yang menarik untuk diteliti di wilayah Kalimantan Timur adalah lapangan terbangyang dibangun oleh Belanda di Melak-Sendawar. Artikel dengan tujuan untuk mendeskripsi peninggalan arkeologi dilapangan terbang tersebut akan menggunakan metode induktif interpretatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa lapanganterbang dibangun sebagai antisipasi menghadapi invasi Jepang. Hal tersebut terlihat pada keberadaan landasan pacuganda yang dikelilingi oleh sarana dan prasarana pendukung seperti kantor pusat komando, pillbox, gudang peluru,bunker, penjara, penampungan air, gardu listrik, jaringan jalan, bahkan rumah sakit. Fasilitas tersebut menggambarkanadanya strategi untuk mempertahankan Kalimatan Timur yang kaya akan sumber mineral. Disimpulkan bahwa keberadaanbandara Melalan dengan prasarana pendukungnya menunjukkan strategi pertahanan yang terencana dan matang (dapatmenjadi model pertahanan nasional yang kokoh). Bandara yang juga sebagai Pangkalan Samarinda II ini juga pernahberperan dalam persiapan operasi “Ganyang Malaysia” semasa konfrontasi pada tahun 1964.

Kata kunci : pillbox, bunker, gudang peluru, Samarinda II, Melak-Sendawar

Abstract. There is an interesting airport bulit by Dutch to be considerable studied in Melak-Sendawar, East KalimantanProvince. The paper with aim to describe archaeological data at the airport uses inductive interpetatif method. The resultshows that the airport has been built to anticipate the Japanese invasion. That are supported by the existence of doublerunway surrounded by facilities such as command center office, pillboxes, arsenals, bunkers, prisons, water storages,electrical substations, roads, and hospitals. Those infrastructures represented a strategy to harbor East Kalimantan whichhas ample of mineral resources. It is concluded that the existence of Melalan airport and surrounding fasilities are evincingof planned air defense (could be a model of sturdily national defence). This airport which was also called as Samarinda IIairfield had a role in preparation of “Ganyang Malaysia” operation during confrontation in 1964.

Keywords : pillbox, bunker, arsenal, Samarinda II, Melak-Sendawar

Page 2: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Naditira Widya Vol. 9 No. 2 Oktober 2015-Balai Arkeologi Banjarmasin108

waspada dan merancang pertahanan militernya.Sekalipun Belanda pada saat itu berstatus negaranetral, tetapi mereka terus memodernisasiteknologi militernya dalam pengamanan danpertahanan teritorialnya. Hal ini terlihat padapengembangan teknologi transportasi udarayang modern, yaitu dunia penerbangan.

Penelitian tentang lapangan terbang Melalandi Melak Sendawar, Kutai Barat, Kalimantan Timurdidahului oleh penelitian penjajagan pada tahun2008 oleh Dinas Kebudayaan dan PariwisataKabupaten Kutai Barat bekerjasama denganMuseum Negeri Mulawarman Tenggarong sertaBalai Arkeologi Banjarmasin. Data yang berhasildihimpun antara lain di Desa Gemuhan Asa danDesa Sumber Rejo, berupa 2 buah pillbox, 3gudang peluru, 1 gardu listrik, dan bekaskompleks bangunan Belanda. Situs lain yangdikunjungi berada di Desa Abit, Desa MuaraJawaq, situs Batu Ayus di Desa Sendawar, danke Desa Geleo Baru, yaitu rumah Lamin Adatdan tempat pemujaan (Tim Penelitian 2008: 1-18).Penelitian lanjutan pada situs Desa Gemuhan Asadan sekitarnya perlu dilakukan kembali,mengingat objek ini merupakan sebuah kawasankompleks lapangan udara era imperialis Belanda.

Pada masa kolonialisme, wilayah KabupatenKutai Barat memiliki jejak peninggalan pertahananBelanda terutama di Kecamatan Melak-Sendawardan Kecamatan Barong Tongkok. BandaraMelalan, di Melak - Sendawar berjarak sekitar 4Km dari tepi Sungai Mahakam, Belandamenamainya sebagai Samarinda II (SamarindaDua). Tepi Sungai Mahakam ini dahulu sangatramai, karena digunakan sebagai sentra kegiatanekonomi, lalu lintas barang dari hulu ke hilir, dansebaliknya. Akan tetapi, setelah lalu lintas daratmaju, pusat kota Kabupaten Kutai Baratdipindahkan ke Barong Tongkok, demikian jugadengan kegiatan ekonomi bergeser ke BarongTongkok, sekitar 18 Km dari tepi SungaiMahakam.

Berdasarkan paparan sebelumnya,permasalahan dalam tulisan ini adalah: (1) jenisbangunan apa saja yang ada di sekitar BandaraMelalan sebagai pendukung sebuah pertahananmiliter?; (2) Apa fungsi spesifik dari lapanganterbang Melalan (Samarinda II) dan bangunanpendukung yang ada di sekitarnya?

Tujuan penelitian ini adalah untukmengungkap keberadaan sebuah lapanganterbang militer era imperialis Belanda denganmelalui bukti-bukti peninggalan arkeologinya.Metode analisisnya dengan memperhatikan datasejarah untuk mengupas keberadaan saranamiliter pendukung. Informasi sejarah menyebutkanbahwa peninggalan arkeologi ini tidak lepas dariupaya Belanda dalam membendung ekspansimiliter Jepang di wilayah Kalimantan bagian timur.

Perkembangan teknologi persenjataan danmoda transportasi militer mengalami kemajuanyang sangat pesat waktu memasuki abad ke-20Masehi, demikian juga dalam rancang bangunpertahanan udara. Peristiwa Perang Dunia I,seakan telah mengisyaratkan kepada setiapnegara –suka maupun tidak suka- bahwapertempuran di masa mendatang akan melibatkanpesawat terbang. Rancang bangun pesawat,mesin pendorong, dan persenjataan teknologidirgantara berkembang pesat, seakan diujilangsung dalam kencah perang dan pertempuranantarpesawat atau Dogfight (Ojong 2006: 3 ).

Kegagalan perundingan van Mook-Kobayashi dan laporan-laporan yang suram dariJendral Pahst, duta besar di Tokyo tentangmaksud Jepang terhadap wilayah Hindia Belandamemperkuat bahwa Jepang benar-benarmenjadi ancaman (Onghokham 2014: 223). Padatanggal 8 Desember 1941, Gubernur JendralA.W.L Tjarda mengumumkan maklumat perangterhadap Jepang, setelah pengeboman atasPearl Harbor. Baru pada tanggal 1 Januari 1941Jepang terpaksa menyatakan perang. Meskipundemikian, tanggapan sekutu-sekutu Belandatidak begitu menggembirakan, yang tergambarpada persiapan sarana pertahanan termasukdalam penyediaan armada pesawat terbang yangtelah dipesannya, terutama yaitu untuk membantumengembangkan Militarie Luchvaarts Dienst(MLD) atau skuadron angkatan udaranya(Onghokham 2014: 265-267).

METODE

Penelitian ini menggunakan metode induktikinterpretatif. Diawali dengan mendeskripsikandata arkeologi yang ada di lapangan yangdiperkaya dengan data literatur untukmenggambarkan era sekitar pembangunan

Page 3: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Lapangan Terbang Belanda di Melak Sendawar-Nugroho Nur Susanto (107-120) 109

sarana dan prasarana militer tersebut. Sesuaidengan tujuan dan sasaran, penelitian deskriptifini menggunakan penalaran induktif. Metode inidiharapkan dapat mengungkap data, menangkapfenomena-fenomena dan memberi gambarantentang profil pertahanan udara dankelengkapannya di lapangan terbang Melalan,yang telah dibangun oleh Belanda. Memberigambaran umum pertahanan udara pada saat itu.Teknik pengumpulan data diantaranya dengansurvei, pengamatan langsung, dan metodepustaka untuk memperkaya informasi dalamdiskusi. Selain itu, juga dilengkapi dengan hasilwawancara tokoh tetua kampung sebagai saksisejarah yang diharapkan memperkaya data. Buktitertulis memang memberi informasi yang lebihjelas, tetapi peninggalan arkeologi dapatmembuktikan kebenarannya. Apalagi mengingatinformasi rahasia ini menyangkut pertahanan daninstalasi militer.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peninggalan Arkeologi: Bangunan, Sarana danPrasarana Militer di Sekitar Lapangan TerbangMelalan

Situs peninggalan masa kolonial yang masihdifungsikan saat ini adalah Bandara Melalan.Lapangan terbang ini sekarang dikelola olehKementerian Perhubungan. Menurut informasimasyarakat atau tetua adat, Belanda datangpertama kali ke Melak -Sendawar sekitar tahun1936. Adapun peninggalan-peninggalanarkeologi di sekitar Bandara Melalan, adalahsebagai berikut.

Bangunan Pusat Komando dan Tangsi AngkatanUdara

Pada saat ini bekas tangsi kompleksKomando Angkatan Udara Belanda yang ada diMelak masih dipertahankan oleh pemerintahRepublik Indonesia sebagai kantor perwakilanTentara Negara Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) Balikpapan di Melak (gambar 1). Secaraadministratif, lokasi kompleks AU di DesaGemuhan Asa, Kecamatan Melak, KabupatenKutai Barat. Usaha renovasi dan perbaikangedung-gedung peninggalan telah lama dilakukan

secara bertahap, baik bangunan perkantoran,mess, dapur umum, WC, dan kamar mandi.

Bangunan utama perkantoran bekaspeninggalan Belanda yang telah berhasildirenovasi oleh pemerintah Republik Indonesiadi antaranya bangunan induk, memiliki panjang60,5 meter, lebar 8,3 meter dan tinggi bangunan4 meter ditambah atap. Bangunan ini digunakansebagai ruang mess pasukan TNI AU, ruangkomando, ruang operasional anggota dan ruangjaga. Pada sisi tengah kompleks militer adabekas bangunan yang kondisinya masih asli,dalam kondisi rusak parah akibat seranganJepang. Bangunan ini tinggal struktur bangunanberupa tembok-tembok yang tampak berlubangakibat serangan udara.

Gambar 1. Bagian depan kantor perwakilan TNIAU Balikpapan di Melak.

Pillbox di ujung-ujung RunwayPillbox merupakan bangunan beton yang

berfungsi sebagai ruang tembak, sekaligusbangunan perlindungan terbatas. Penempatansarana pertahanan ini terdapat di setiap ujunglandasan pacu. Bangunan pillbox terdiri atas duatingkat, bagian bawah berbentuk bundar danbagian atas segi delapan. Pada bagian bawahberdiameter 5,35 meter, dan bagian atas segidelapan berdiameter 2,67 meter. Pada bangunanbagian bawah dilengkapi dengan satu pintumasuk ukuran 75x60 centimeter, sedangkan padabagian ini ada 13 lubang jendela ukuran 10x10centimeter untuk pemantauan. Pada bagian atasberbentuk segi delapan dan delapan jendelakecil untuk pemantauan, pada permukaan bagianatasnya ada pintu besi. Secara umum lokasiadministratif pillbox-pillbox terletak di DesaGemuhan Asa, Kecamatan Melak dengandeskripsi sebagai berikut.

sumber: dok. Balar Banjarmasin

Page 4: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Naditira Widya Vol. 9 No. 2 Oktober 2015-Balai Arkeologi Banjarmasin110

1. Pillbox di Uung Sisi TimurLetak pillbox di ujung timur landasan pacu

bandara Melalan. Pada tahun 2010 ditempatioleh Pak Kasing, 53 tahun (gambar 2). Kondisikering dan masih utuh. Runway terhalang olehsemak dan perdu.

2. Pillbox di Ujung Sisi Barat

Bangunan ini terletak di ujung baratlandasan. Lokasi pillbox berdekatan denganrumah Pak Masri (37 tahun). Bangunan ini dalamkondisi bersih dan terawat, sehingga seringdimanfaatkan untuk bermain anak-anak. Dariarah pillbox terlihat jelas runway, jarak 300 meter.

Gambar 2. Pillbox sisi timur runway

Pillbox di Area Sisi Utara LandasanLokasi pillbox ini di luar area pagar bandara,

yaitu di sebelah utara landasan pacu bandaraMelalan. Saat ini pillbox berada di tengah kebundan dipenuhi perdu, lahan ini menurut wargadimiliki/digarap oleh Pak Kasiman. Bangunanpillbox sejajar dengan landasan pacu, pada sisiutara dan berada tidak jauh dari ujung landasan.Jarak dari tepi pagar sebelah utara kira-kira 200meter.

Pillbox di Area di Sisi Selatan Bandara1. Pillbox di Tribun Stadion Sendawar

Lokasi pillbox di sisi selatan ini terdiri atasdua bangunan dan satu bangunan pengintaian.Lokasi bangunan pertahanan tersebut jauh di luararea Bandara Melalan, yaitu di Desa Belintut,Kecamatan Barong Tongkok. Kedua lokasi pillboxberjarak lebih dari 1,5 Km dari Bandara Melalan.Sekarang kondisi pillbox terkesan tenggelam, halini akibat pengurukan proyek stadion.

2. Pillbox di area kebun karet di Desa Belintut.Lokasi bangunan ini di belakang kompleks

perkantoran Barong Tongkok, tidak jauh darikantor kejaksaan. Kondisinya tidak terawat,dikelilingi tumbuhan liar, dan terdapat bangunanpendukung lain berupa kolam penampungan air.Selain dua pillbox di sisi selatan ini ada satusarana pengintaian, dan parit pertahanan. Objekbangunan ini pada bagian atas rata, saat iniditumbuhi tanaman liar dengan kondisi tak terawat(gambar 3). Bangunan pengintaian ini berbedadengan pillbox dengan ruang lebih sempit, satupintu dan dua jendela, di depan pintu terdapatparit yang menghubungkan dengan pillbox.

Gambar 3. Bangunan bunker/sarana pengintaian.

Gudang peluru (rumah batu)Bangunan gudang peluru atau bunker terdiri

atas satu atau dua ruang, yang memiliki ukuranlebar antar 6 - 7 meter , panjang 10 - 11 meter,dengan tinggi bangunan kira-kira 4 meter.Konstruksi bangunan beton dengan tebal tembokrata-rata 0,4 meter hingga 0,5 meter, bagian ataprata dengan konstruksi cor, dinding ada yangberplester ada yang tidak berplester, sengajaditampakkan susunan batu-batunya. Posisibangunan gudang peluru atau bunker danmasyarakat menyebutnya rumah batu berada tidakjauh dari runway Bandara Melalan ataumengelilinginya. Pintu gudang peluru ada duabuah, menghadap pada satu arah, ada jendelaukuran kecil di bagian belakang. Pintu gudangpeluru yang masih lengkap, biasanya bernomor.Gudang peluru atau rumah batu dapat berfungsisebagai bunker atau perlindungan. Gudang pelurutersebut adalah:

sumber: dok. Balar Banjarmasin sumber: dok. Balar Banjarmasin

Page 5: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Lapangan Terbang Belanda di Melak Sendawar-Nugroho Nur Susanto (107-120) 111

1. Gudang Peluru di BanakLokasi gudang peluru atau rumah batu Banak

terletak tidak jauh dari Sungai Banak. Bangunanini terletak di tengah-tengah kebun karet dansering dimanfaatkan untuk berteduh ketikaberladang. Saat ini dimanfaatkan oleh Pak Ganiuntuk bertempat tinggal secara musiman (gambar4). Pintu memiliki identitas nomor 10.

Gambar 4. Gudang peluru di Banak

2. Gudang Peluru di SongkaLetak bangunan gudang peluru tidak jauh dari

kompleks perkantoran TNI AU, Melak-Sendawarkira-kira 800 m ke arah barat daya. Kondisigeografis di lokasi dataran rendah. Gudangberada di area kebun yang saat ini digarap olehPak Jamin. Pintu besi sudah hilang, ketikapenjualan dan penjarahan besi tua marakdilakukan. Bangunan terdiri atas dua ruang,dengan ruang dalam masif dan berplester tembokputih. Bagian atap bangunan rata dengankonstruksi bahan cor, dinding bilik bangunan tidakberplester.

3. Gudang Peluru di MapaiBangunan ini disebut sebagai gudang peluru

Mapai, karena terletak di dekat Sungai Mapai.Bangunan berada di pinggir kampung dan seringdimanfaatkan untuk menjaga karet ketika musimberladang. Secara administratif terletak di DesaGemuhan Asa, Kecamatan Melak, terletaksebelah utara runway bandara. Di dalam ruanggudang terdapat rel-rel dan rak-rak besi (gambar5). Lokasi bangunan ini lebih dekat dengan runwaydibandingkan dengan rumah batu yang beradadi Benak. Menurut Pak Gereng bangunan gudangpeluru di Mapai dulu bernomor 8. Pintu besimenurut informasi memiliki bobot 700 Kg. pintutersebut saat ini telah hilang dicuri.

4. Gudang Peluru di LokopBangunan ini disebut sebagai gudang peluru

atau rumah batu Lokop, karena terletak tidak jauhdari Sungai Lokop, Desa Gemuhan Asa,Kecamatan Melak. Posisi bangunan rumah batuLokop dari runway Bandara Melalan berada disebelah utara. Pintu ada dua buah, arah hadappintu bangunan menghadap ke arah barat, kearah Bandara Melalan. Gudang ini terletak diseberang sungai tidak jauh dari Sungai Banak,di lembah dataran rendah, kebun karet dan seringdimanfaatkan untuk tempat tinggal.

5. Gudang Peluru No. 6Bangunan ini masih memiliki pintu dua buah,

di sisi kanan dan kiri, di dalam bangunan adabekas-bekas jalur rel dan tempat rak besi.

6. Gudang Peluru 1 di MuutBangunan ini masih dalam area perkebunan

karet yang berdekatan dengan Sungai Muut.Bangunan ini sekarang secara musimandimanfaatkan oleh Pak Benyi untukmengumpulkan getah karet. Fungsi bangunantidak jelas, ada sebagian penduduk meyakinibangunan ini dipersiapkan untuk penjara.Bangunan memiliki satu pintu dan dua jendela.

7. Gudang Peluru 2 di MuutBangunan ini masih dalam area perkebunan

karet milik Ibu Koma (50 tahun) juga berdekatandengan Sungai Muut wilayah Desa Gemuhan Asa.Di dalam ruang gudang peluru masih dapatdikenali bekas dudukan rel dan sisa rak-rak besi.Secara geografis, lokasi rumah batu berada didataran rendah. Ada bagian bangunan yang kenabom.

Gambar 5. Sisa-sisa rel dan rak pada dinding.

sumber: dok. Balar Banjarmasin

sumber: dok. Balar Banjarmasin

Page 6: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Naditira Widya Vol. 9 No. 2 Oktober 2015-Balai Arkeologi Banjarmasin112

8. Gudang Peluru 3 di MuutBangunan ini masih dalam area perkebunan

karet, berdekatan dengan rumah Nenedi wilayahGemuhan Asa. Di dalam ruang gudang pelurumasih dapat dikenali rel-rel dan rak- rak besi.Secara geografis, berada di dataran agak tinggi.Bangunan ini sekarang dimanfaatkan secaramusiman. Bangunan terbuat dari beton pada sisidepan memiliki dua pintu, dan sudah hilang,dengan satu jendela di bagian belakang.Bangunan menghadap ke arah utara. Bangunandengan konstruksi cor dan ini dalam kondisi baik,walaupun tidak berplester, sehingga profil batu-batunya kelihatan.

9. Gudang peluru di atas Dam Gemuhan AsaBangunan gudang peluru atau rumah batu,

terletak di atas sarana Dam atau kolam air danmasih berada di wilayah Gemuhan Asa, tetapi didataran agak tinggi dan dikelilingi pohon-pohonbambu. Bangunan ini sering dimanfaatkan oranguntuk menjaga ladang. Ukuran bilik bangunansama dengan ukuran gudang peluru yang lain.Posisi bangunan rumah batu dari runway bandaraMelalan, di sebelah timur. Pintu ada dua buah,arah hadap pintu ke selatan dan pintu sudahhilang. Ada jendela ukuran kecil di bagianbelakang. Rel-rel besi telah dibongkar untukdijual.

Sebenarnya masih ada satu lagi rumah batuatau gudang peluru, tetapi saat ini sudah digusuroleh proyek pembuatan jalan utama antarkabupaten. Antara gudang peluru di Banak dangudang peluru yang di Mapai ada bekas-bekasjalur jalan dengan lebar 4 meter. Jalan seperti diBanak ini kemungkinan juga dirancang untukmenghubungkan gudang-gudang peluru atauprasarana lain. Peninggalan perata jalan,ditemukan di kawasan situs lapangan terbangMelak Sendawar di tengah kebun karet milik PakRayom. Objek ini memiliki ukuran diameter 1,2meter, dan panjang 2,25 meter (gambar 6).

Gambar 6. Alat perata jalan lama.

Gambar 7. Gardu listrik di Gemuhan Asa.

2. Gardu listrik di Lokop Bangunan ini masih dalam area perkebunan

karet milik Pak Mamin, berdekatan denganSungai Lokop wilayah Desa Gemuhan Asa.Bangunan ini diperkirakan sebagai tempatgenerator listrik atau gardu listrik. Di dalambangunan ini ada sisa mur-mur dan baut bekasdudukan mesin disel. Bentuk bangunan betonempat persegi panjang dengan panjang 11 meterlebar 7 meter, dan tinggi 4,5 meter. Bangunandepan memiliki dua buah pintu dan satu jendeladi bagian belakang bangunan.

3. Gardu Listrik 3 di MuutBangunan ini masih dalam area perkebunan

karet yang juga berdekatan dengan Sungai Muut.Bangunan ini diperkirakan sebagai tempatgenerator atau disebut gardu listrik. Hal ini ditandaidengan adanya bekas mur-mur dan baut tempatdudukan mesin disel. Bangunan berbentukbujursangkar dengan panjang atau lebar 5,25meter. Pintu bangunan depan satu buah, danjendela bagian belakang dua buah. Bangunanpada bagian atap tidak dibuat bercor tetapi atapdengan konstruksi kayu dan atap sirap. Bagianatap sudah banyak yang hilang.

sumber: dok. Balar Banjarmasin

Bangunan Gardu Listrik1. Gardu listrik di Pinggir Jalan Gemuhan Asa

Lokasi bangunan yang diperkirakan sebagaibangunan penyimpan generator listrik berada diJl. Jendral Sudirman, tidak jauh dari pertigaanjalan besar Melak-BarongTongkok-Gemuhan.Ukuran bangunan, panjang 6 meter, lebar 2 meter,dan tinggi 3,5 meter. Pada bagian lantai ada sisibekas dudukan mesin generator listrik, ditandaidengan mur dan baut yang posisinya simetris,berjumlah 6 buah (gambar 7).

sumber: dok. Balar Banjarmasin

Page 7: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Lapangan Terbang Belanda di Melak Sendawar-Nugroho Nur Susanto (107-120) 113

Bangunan Penjara1. Penjara 1 di Gemuhan Asa

Sarana militer berupa penjara 1 terletak dipinggir jalan menuju Bandara Melalan dari Melak.Secara adminitrasi berada di Desa Gemuhan Asa,Kecamatan Melak, tidak jauh dari gardu listrik,pinggir jalan raya Jendral Sudirman sisi selatan.Pintu dan jendela bangunan telah hilang dicuri.Ukuran bangunan, lebar 2, 5 meter, panjang5,5 meter, dan tinggi 4 meter. Di dalamnya adatiga ruang sempit (gambar 8).

Gambar 8. Bangunan penjara 1

meter disisi utara, di lereng lembah. Selain adamata air sebagai sumber air, ada instalasi yangdigunakan untuk distribusi air. Bangunan genset/mesin air ini memiliki ukuran lebar 3,5 meter,panjang 5,65 meter. Kolam penampungan airterletak di bagian bawahnya, dengan ukuran bakpenampung lebar 4,2 meter dan panjang 6,15meter (gambar 9). Tebal dinding rata-rata 25centimeter.

sumber: dok. Balar Banjarmasin

Gambar 9. Sumber mata air alam yang disedot

sumber: dok. Balar Banjarmasin

2. Bangunan penjara 2Penjara 2 ini terletak di area kebun karet, milik

Pak Benyi. Bentuk bangunan bujursangkardengan panjang atau lebar 5,5 meter. Fungsibangunan tidak jelas, ada sebagian pendudukmeyakini bangunan ini dipersiapkan untukpenjara. Bangunan memiliki satu pintu dan duajendela.

Pompa dan Pendistribusian AirPrasarana untuk kebutuhan air bersih

tampaknya sangat diperhatikan. Lokasi saranasumber air bersih ini secara geografis menyebardan memperhatikan potensi alamnya. Bangunan-bangunan terkait dengan pengadaan air terletakdi Desa Gemuhan Asa, Kecamatan Melakataupun ditemukan di Kecamatan BarongTongkok.

Secara administrasi, sarana pompa airterletak di Desa Gemuhan Asa, tidak jauh darigardu listrik, dari jalan raya Jendral Sudirman 700

Kolam PenampunganObjek bangunan yang berfungsi sebagai

tempat cadangan air secara administrasi terletakdi Kampung Boboho, Desa Gemuhan Asa,Kecamatan Barong Tongkok. Lokasi sumur-sumurtangkapan hujan atau kolam penampungan air initerletak di sisi timur jalan Gemuhan Asa ke arahBoboho. Lokasi ini telah banyak ditumbuhitanaman perdu dan pohon bambu, sehingga agaktersembunyi.

Ruang kolam atau sarana tangkapan airberbentuk bundar berdiameter 2, 9 meter dan adabagian sisi pengatur air, berbentuk persegidengan ukuran 0,9 meter x 1,4 meter. Tembokkeliling memiliki tebal rata-rata 15–20 centimeter.Sarana tangkapan air ini ada 4 buah yang terletaksaling berdekatan tetapi tidak menyatu. Saranatampungan air, selalu berdekatan dengankeberadaan pillbox, baik di sisi timur, barat, utara,dan selatan, hanya saja jarak bervariasi ada yangberjarak 30 meter hingga 60 meter. Ada saranabangunan gudang peluru yang tidak dilengkapidengan sarana tampungan air, karena posisinyaberdekatan dengan sungai, di antaranya GudangPeluru Banak, Mapai, dan Gudang Peluru Muut.

Pillbox (sisi timur) di sebelah agak serongutara terdapat beberapa sarana tampungan air,misalnya kolam atau tampungan air berdiameter

Page 8: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Naditira Widya Vol. 9 No. 2 Oktober 2015-Balai Arkeologi Banjarmasin114

6, 6 meter berjumlah dua buah dan tampunganair berbentuk bundar dengan diameter 3 meterjuga ada dua buah. Bekas tampungan air yangbesar telah kering dan dimanfaatkan olehpenduduk untuk beternak babi (gambar 10).

Gambar 11. Calon bangunan kamar mandi/WC.

masuk wilayah Desa Tebak. Selain ada kamarmandi dan WC umum ada tujuh bakal ruanganyang hanya fondasinya saja.

sumber: dok. Balar Banjarmasin

Gambar 10. Tandon air kering, dekat pillboxtimur.

sumber: dok. Balar Banjarmasin

Kompleks Bangunan Rumah Sakit dan RumahDokter

Kompleks bangunan bekas rumah sakit masaBelanda di Desa Karang Rejo, pinggir JalanPoros Jendral Sudirman. Ruang utama bekassarana rumah sakit ini telah berhasil direnovasioleh pemerintah daerah Kabupaten Kutai Baratmenjadi Badan Pemberdayaan Masyarakat danPemerintahan Kampung. Ukuran bangunandengan panjang 45 meter dan lebar 10 meter.Adapun bangunan pendukung rumah sakit yanglain misalnya, bilik bekas kamar mayat yang adadi belakang dan satu unit bangunan bekas rumahdokter, yang kondisinya sudah rusak berat,berada di sebelah barat rumah sakit.

Kamar Mandi/WC UmumDi belakang rumah sakit lama dibangun kamar

mandi/WC berderet. Demikian pula di sebelahbarat kira-kira 3 meter dari jalan lingkar MelakSendawar terdapat bangunan fasilitas WC/kamarmandi umum yang kondisinya telah rusak, akibatpembuatan pedestrian. Ukuran bangunan inidiperkirakan 8x8 meter, mengacu pada bangunansejenis dengan bangunan fasilitas delapan WCdan enam kamar mandi (gambar 11). Di sebelahtimur kira-kira 50 meter dari jalan lingkar Melak-Sendawar, terdapat bangunan fasilitas WC/kamarmandi umum dan beberapa calon bangunan yangbaru dibuat fondasinya. Adapun pemilik lahan iniadalah Pak Ubak. Secara administrasi, bangunan

Lokasi sarana penting lainnya yang dibangununtuk persiapan penempatan pasukan, yaitu WC/kamar mandi umum terletak di area perkebunankaret RPTE atau tidak jauh jalan poros Melak-Barong Tongkok pada sisi barat. Areaperkebunan ini semula milik Pak Ling dankemudian dijual ke Pak Ancah. Bangunan iniberbentuk persegi, dengan ukuran 8,2 meter.

Bangunan Wisma Rimba dan Pos Penjagaan1. Wisma Rimba

Lokasi bangunan sangat dekat denganlandasan pacu Bandara Melalan, tepatnya disebelah barat apron bandara. Bangunan ini sudahtidak dimanfaatkan, tetapi pada tahun 1964-anmenjadi saksi sejarah persiapan OperasiGanyang Malaysia yang terlihat dari grafiti padadinding bangunan. Dinding luar bangunan dicatdengan warna hijau. Ukuran bangunan memilikipanjang 8,38 meter dan lebar 5,4 meter denganmenghadap ke apron. Bagian dalam bangunanterdiri atas dua ruang yang masih dalam kondisibagus dan kering. Bangunan ini memiliki satupintu dan dua jendela, tetapi daun pintu danjendelanya telah hilang (gambar 12).

Grafiti pada Wisma Rimba yang terkaitdengan "pemakaian kembali situs" tertulissebagai berikut:

Unit tower : Skp 9, Unit ARP 6 , Unit LUT 5 Unit KNSAnggota : KUS Mudjiyono, KUS Soerodjo, KUS Boiman, PUS E.Mutaeri, PUS D. Morwan, Kapten Infantri Tosin.Tim 1 5 - 4 - 64 : SMU Sumarno, SMU Suparno, SUD Djadjuh,KUS Kaolan, KUS Warsimin, KUD Rusman.Tim 2 30 - 4 - 64 : Maj Ud Sunardi HO, SMU Nastaman, SMUSudarto, SIS Nico, PUS Imam, PUS Talio.

Page 9: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Lapangan Terbang Belanda di Melak Sendawar-Nugroho Nur Susanto (107-120) 115

Gambar 12. Wisma Rimba, letak berdekatandengan runway .

Sebaran dan Fungsi Fasilitas PendukungBandara Melalan

Pada saat ini Kementerian Perhubunganmenggolongkan Bandara Melalan, lapanganterbang peninggalan Belanda yang telahdirekondisi ini dalam kategori kelas F. Landasanpesawat udara tersebut memiliki panjanglandasan pacu 900 meter dan lebar 23 meter, danada fasilitas lintasan ke apron sepanjang 70 meter.Dengan landasan pacu sepanjang ini pesawatjenis yang dapat dioperasikan maksimal jenis CN212, Fokker 27 atau sekelas Twin Otter yangberpenumpang 20 orang.

Pada saat penelitian, bandara ini masihmemakai nama Lapter singkatan dari lapanganterbang, istilah ini sekarang sudah jarang dipakai.Sekarang orang lebih umum mengenal bandarakepanjangan dari bandar udara atau pelabuhanudara. Apabila kita menoleh ke belakang, istilah"lapangan terbang" merupakan terjemahan dariBahasa Belanda yaitu Vliegveld (Vlieg: terbang,veld: lapangan) (Teeuw 2002: 439). Istilah bandaratau pelabuhan yang sekarang lebih umummengacu pada prasarana moda pengangkutanpenumpang dan barang, yang menggunakansarana pesawat udara.

Daerah Melak atau Sendawar, dinamaiSamarinda II (Samarinda Dua) oleh Belanda.Sebutan ini memiliki maksud sebagai "hal yangdirahasiakan". Melalan atau Melak denganSamarinda sama-sama berada di pinggir SungaiMahakam tetapi dipisahkan oleh jarak yangsangat jauh. Penyebutan Samarinda IIdimaksudkan bukan sebagai sub-wilayahadministrasi pemerintahan, tetapi sangatdimungkinkan untuk mempermudah penyebutan,atau mengecoh lawan. Ada kemungkinanpenyebutan ini dimaksudkan untuk kamuflase,karena merupakan area basis militer sebagai asetpertahanan yang bernilai strategis. Selainlapangan terbang tersebut, di Kalimantan juga adalapangan terbang Singkawang II yang berada diKalimantan Barat. Menurut hemat penulislapangan terbang Samarinda II, atau sekarangbernama Lapangan Terbang Melalan adalahlapangan terbang rahasia, yang masihmeninggalkan bukti-bukti arkeologinya, berupabangunan-bangunan kompleks angkatan udara

sumber: dok. Balar Banjarmasin

2. Pos Rumah JagaBangunan ini masih dalam area perkebunan

karet yang juga berdekatan dengan gardu listrik.Bangunan ini diperkirakan sebagai rumah atautempat jaga. Objek ini terletak di area kebun milikPak Ronu (49 tahun). Bentuk bangunanbujursangkar mirip bangunan gardu listrik,dengan panjang sisi-sisinya 5,25 meter.Bangunan ini memiliki satu pintu dan satu jendeladengan ukuran besar dengan bagian samping 1buah pintu/jendela dengan ukuran besar pula.Bangunan dengan pintu/jendela yang lebar, inimemungkinkan sebagai ruang jaga. Atapbangunan dibuat dari kayu dan sirap.

Menurut informasi Pak Gereng, seorangtokoh tetua masyarakat Desa Gemohan Asa,bahwa bangunan-bangunan tersebut merupakanpendukung kegiatan militer Belanda, terutamapersiapan ketika akan menghadapi Jepang.Adapun pekerja pembangunan fasilitas-fasilitaspendukung militer tersebut baik lapanganterbang, gudang-gudang senjata, rumah sakit,rumah disel/listrik dan sarana kamar mandi/WCumum dikerjakan oleh orang-orang yangdidatangkan oleh Belanda, yang disebut orang"kontrak". Mereka datang dari berbagai daerahmisalnya Bugis, Timor, Buton, Ambon, danManado. Tenaga kerja dari Jawa umumnyadisebut orang setrapan atau orang hukuman.Masa pembangunannya dimulai tahun 1940hingga menjelang kedatangan Jepang padatahun 1942. Pada tangal 5 Maret fasilitas-fasilitastersebut diserang oleh armada pesawat tempurJepang dari Tarakan.

Page 10: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Naditira Widya Vol. 9 No. 2 Oktober 2015-Balai Arkeologi Banjarmasin116

yang telah dibangun oleh Belanda. Belanda telahmerancang sebuah kompleks basis pertahananudara, yang sebagian sudah dapat terealisasi,tetapi tampaknya belum sempurna. Sebagaigambaran, mobilisasi KNIL pada waktu PerangDunia II dimulai 8 Desember-12 Desember 1941,sedangkan penerbangan militer KNIL telahdimobilisasikan mulai Agustus 1941. KekuatanKNIL yang pada waktu damai berjumlah 40.000orang meningkat menjadi 120.000 orang.Sebanyak 90.000 prajurit berada di Pulau Jawa(Suyono 2003: 339-340).

Daerah ini dibangun sebagai pangkalanudara militer di Kalimantan, khususnya menjagawilayah udara Kalimantan Timur, sebagai antisipasimasuknya Jepang. Belanda pertama kali masukdaerah ini kemungkinan jauh sebelum tahun 1936,sebagaimana dikemukakan oleh seorangnarasumber. Secara geografis, Kecamatan Melakdan Barong Tongkok memiliki topografi agakbergunung, dan ada bagian wilayah yang relatiflandai. Sehingga memungkinkan untuk dibuatlandasan pesawat terbang ganda. Fasilitasbandara ini tidak diperuntukkan untukpenumpang, atau melayani perusahaan sepertihalnya di Landasan Ulin di Banjarbaru, ataulapangan terbang Juata di Tarakan dan BandaraSepinggan di Balikpapan, tetapi khusus militer(Lindblad 2012: 166). Keberadaannya jauh darikeramaian, terpencil dan dikelilingi hutanbelantara yang sangat baik untuk kamuflase.

Perkembangan awal pembentukan pusatpertahanan udara di Melak-Sendawar tidak lepasdari keinginan Belanda untuk mempertahankantanah jajahannya yang kaya sumber alam. Melakmerupakan daerah yang kaya hasil hutan,misalnya rotan, damar, madu, dan lainnya. Posisistrategis yang tidak terlalu jauh dari SungaiMahakam, dan tanah datar di Bohoq menjadipilihan dalam membuat lapangan terbang militer.Lapangan terbang ini dirancang untuk pesawat-pesawat terbang perang, untuk menjaga dansekaligus menghubungkan pusat produksiminyak bumi sebagai sumber ekonomi potensialdi Tarakan dan Balikpapan. Masih banyak daerahkaya minyak di sekitar wilayah ini antara lainAnggana, Palaran, Sangasanga, dan Tanjungyang perlu dikontrol hingga daerah utaraKalimantan lainnya.

Fasilitas lapangan terbang ini dirancang untukmenampung pasukan dan logistik yang cukupbesar, ditandai dengan sarana dan prasarana yangkira-kira seluas 6 kilometer persegi. Bangunanpusat Komando cukup luas, dengan kantor danruang-ruang khusus. Dengan melihat komplekspusat komando ini, lapangan terbang SamarindaII di Melak-Sendawar ini bukan sekedar lapanganterbang biasa, tetapi dipersiapkan untuk basisatau pangkalan pasukan dan armada tempur.Dapur umum yang luas seperti ini memungkinkanmelayani ratusan pasukan. Kamar mandi dan WCmerupakan fasilitas penting, yang dibangunmenyebar berderet-deret dan rapi. KompleksKomando dipersiapkan dengan perencanaanyang matang dan dipersiapkan untuk dapatmenampung pasukan yang cukup banyak.

Gudang peluru dapat berfungsi sebagaibunker perlindungan, atau sarana penyimpanlogistik khususnya persenjataan dan amunisi.Paling tidak ada sepuluh bangunan yang cukupluas dengan ukuran 7 meter x 11 meter. Gudanglogistik, rumah batu atau gudang peluru ini dibuatdengan konstruksi beton cor yang kokoh dankuat, baik dinding, pintu/jendela, dan atap.Dengan tinggi bangunan sekitar 4 meter, akantidak terlihat dari atas, mengingat pohon dantumbuhan di sini cukup lebat dan tinggi. Posisibangunan gudang atau bunker ini menyebar,mengelilingi atau dekat dengan bandara mengacupada aspek fungsinya. Penggunaan rak dan rel-rel di dalam gudang, memungkinkan di siniditempatkan sesuatu yang berat dan berbahayamisalnya amunisi atau persenjataan. Selain itu,bisa juga sebagai tempat persembunyian apabilakondisi terpaksa dan berbahaya. Pintu yangbernomor, dibuat kuat dan menggunakan bahasaBelanda memperkuat masa pembangunannyadan tuntutan keamanan yang sangat tinggi. Posisipintu yang menghadap ke bandara mengacupada fungsi bangunannya, misalnyamempermudah dalam hal pengangkutan dandistribusi keluar-masuk barang.

Ada lima buah pillbox, yang ditempatkan padaujung-ujung landasan. Fasilitas ini bergunasebagai ruang tembak, pertahanan, dan alatpengintai lalu lintas penerbangan. Secara taklangsung, keberadaan pillbox menandakan pulabahwa landasan pacu di lapangan terbangSamarinda II ini memiliki runway ganda, dua jalur

Page 11: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Lapangan Terbang Belanda di Melak Sendawar-Nugroho Nur Susanto (107-120) 117

landasan pacu dengan bersilangan, tetapipersilangannya tidak tepat di tengah. Jalur runwaybarat-timur masih dipertahankan hingga saat ini,sedang jalur runway utara-selatan kurang lebihsama panjang, jarak pillbox sekitar 2 kilometersudah tidak difungsikan lagi atau kemungkinanbelum terealisasi sepenuhnya. Apabila hal inibenar-benar terwujud, fasilitas ini sangat efisien,pesawat terbang mendarat dan tinggal landasdengan bersamaan dan dapat menampungarmada yang banyak. Pillbox di sebelah barat dantimur berjarak kurang lebih 1800 meter, jalurrunway yang diaktifkan 900 meter. Pillbox sebelahutara dan sebelah barat berdekatan, inimenunjukkan persilangan runway dimaksudkansebagai efesiensi waktu dan tempat atau ataspertimbangan kondisi permukaan tanahnya.Pillbox di ujung utara ke pillbox ke ujung sisi selatanlebih panjang, yaitu sekitar 2 kilometer lebih yangjuga ditunjukkan dengan perbedaan areaadministrasi. Lapangan terbang Kemayoran Lamadapat dibandingkan dengan situasi runway, yangpembangunannya sezaman.

Jalur landasan pacu dahulu hanya berupatanah yang dipadatkan, sehingga saat ini tidakada bekasnya. Pesawat masa itu memang tidakterlalu berat, yang kemungkinan berat maksimalhanya 7 ton. Sebagai gambaran pesawat BrewsterBufallo maksimal 2.830 kilogram sudah denganmuatannya, sedangkan untuk pesawat pembomangkut ringan B-10 Glenn Martin berat maksimaldengan muatannya 14,700 lb atau 6,66 ton. Buktiperata jalan, menunjukkan alat ini juga berfungsiuntuk membuat jalur landasan pacu. Bukti pillboxatau stelling dengan parit-parit mengingatkan kitapada sistem pertahanan di Tarakan, khususnyadi Juata Laut (Susanto 2007: 10-12).

Luas area sekitar bandara Melak kira-kiratidak lebih 6 kilometer persegi dengan asumsipanjang 3 kilometer dan lebar 2 kilometer.Bangunan fasilitas-fasilitas saat itu terlindungi olehhutan, dan dihubungkan dengan jalanpenghubung yang telah diperkeras. Temuanartefak pengeras jalan membuktikan bahwakegiatan pembuatan runway dan jalur jalansebagian telah dikerjakan dan sedangberlangsung.

Gardu atau pembangkit listrik berjumlah tigabuah dan posisinya menyebar. Sarana inidigunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik di

sekitar bandara. Listrik merupakan kebutuhanstrategis yaitu untuk penerangan, menghidupkanmesin air/distribusi air, mengoperasikan alatkomunikasi, lampu dan operasional lapanganterbang. Cadangan air untuk keperluan MCK bagipasukan ditempatkan bagi daerah-daerah yangrawan air dan memanfaatkan air hujan.

Fasilitas penjara merupakan fasilitas penting,ada di dua tempat. Penjara ditandai denganruangannya sempit dan kuat. Fungsi utamafasilitas ini adalah untuk menghukum. Pada saatawal pembuatan kompleks pertahanan, penjaradapat berfungsi sebagai tempat untukmenghukum pekerja atau buruh dibawahpengawasan polisi Belanda yangmempekerjakan orang-orang tahanan dan pekerjakuli kontrak. Istilah orang setrapanmengindikasikan Belanda menggunakan tenagapaksa dan tenaga sukarela yang perlu diawasi.Pada saat operasional secara normal fasilitastahanan tetap diperlukan, yaitu untuk menghukumdan mendisiplinkan pegawai atau pasukan yangdisersi.

Fasilitas pengamanan ada di dua tempat.Satu pengamanan runway dan satu pos jaga untukmengamankan kondisi situasi secara umum.Pengamanan dan pengawasan terhadap fasilitasmutlak diperlukan, karena landasan pacu inisarana terpenting yang harus dijauhkan darigangguan dan dijaga keamananannya.Keberadaan komunikasi radio yang menjangkaulingkup internal dan eksternal kemungkinan jugasudah dibangun. Komunikasi internal misalnyamengatur lalu lintas dengan sarana pillbox ataukomunikasi antar bandara atau pesawat terbangdengan pengatur lalu lintas mungkin sudahterjalin.

Adapun penyebutan "wisma rimba" diperolehdari masa yang lebih kemudian, yaitu ketika parapejuang Ganyang Malaysia menggambarkan posjaga ini dengan kondisi alam pada tahun 1964,yang masih sepi dan lebat hutannya. Informasisejarah yang berupa nama-nama pasukanwalaupun bukan catatan tetapi resmi sangatpenting, grafiti merupakan catatan non formal,tetapi aktual untuk diteliti lebih jauh.

Peristiwa bersejarah tentang keterlibatanAngkatan Udara ML-KNIL adalah ketikamenyerang Jepang, yang telah menguasaiTarakan pada tanggal 13 Januari 1942 (Santoso

Page 12: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Naditira Widya Vol. 9 No. 2 Oktober 2015-Balai Arkeologi Banjarmasin118

2004: 24-26 dan Ojong 2006: 6-8). Tiga pesawatbomber B-10 Glenn Martin yang dikomandanioleh Van Dam, dengan anggota Pilot J.H. Lukien,Pilot Tinkelenberg, tanpa pengawalan pesawatperlindungan pemburu B-396 Brewster Buffaloberangkat menuju sasaran. Dalam operasi ini turutserta Lietenant Waarnemer Soeriadarma, yangkelak menjadi Kepala Staf Angkatan Udarapertama RI pertama. Misi pengeboman iniberhasil membumihanguskan kapal-kapal perangJepang yang sedang berlabuh, tetapi sayang duapesawat terbang Glenn Marten berhasil ditembakoleh pesawat Zero Jepang.

Keberadaan rumah batu atau gudang pelurutampaknya dibuat menyebar untuk mendukunglogistik dan menyesuaikan dengan kebutuhanatau posisi bandara. Demikian juga keberadaansumber-sumber air bersih yang sangat dibutuhkanuntuk keperluan hidup prajurit atau pasukan.Melihat adanya rel-rel dan sisa-sisa rak padadinding ada kemungkinan dipersiapkan untukmenyimpan antara lain bom, peluru dan amunisi.Hal ini sesuai dengan jenis pesawat yang akanbermarkas di antaranya pesawat bomber B-10Glenn Martin, Curtis Hawk 74-A dan pesawatpemburu B 396 Brewster Bufallo, yang tentumemerlukan berbagai persenjataan peluru danamunisi. Tarakan berhasil dikuasai hanya dua hari,pertahanan Melak dapat dikuasai Jepang dalamwaktu tiga hari, yang dimulai pada tanggal 5Februari 1942. Perlawanan dari pihak Belandatampak begitu lemah dalam menghadapiserangan udara Jepang. Armada Belanda dapatdikatakan ketinggalan zaman, yaitu dibuat padaera 1930-an, sedangkan Jepang mengandalkanpesawat-pesawat tempurnya yang lebih lincah dancepat produksi tahun 1940-an, yaitu pesawat A-6Zero, yang menjadi kebanggaan armada Jepang.

Rumah sakit Belanda dibangun untukmengantipasi apabila ada pasukan yang sakitatau terluka. Rumah sakit dilengkapi denganfasilitas kamar mayat, rumah dinas dokter, sertakamar mandi/WC umum yang berada di dualokasi. Kamar mandi dan WC, cadangan air bersihditemukan di beberapa tempat, untukmengantisipasi kebutuhan pasukan. Sebenarnyadaerah ini banyak sungai, tetapi untuk urusankesehatan tetap menggunakan air bersih, bukanair sungai.

Pembuatan bandara dibuat dengan tergesa-gesa, dan belum seluruhnya dibangun dan tiba-tiba Jepang menginvasinya. Beberapa calonbangunan hanya fondasinya saja. SelanjutnyaJepang berhasil mengalahkan Belanda danmereka memanfaatkannya. Rumah sakit masaBelanda (sekarang kantor Badan PemberdayaanMasyarakat dan Pemerintahan Kampung)dimanfaatkan kembali sebagai pusatpemerintahan dan mengfungsikan kembalifasilitas-fasilitas yang ditinggalkan Belanda untukmembantu operasional lapangan oleh Jepang.Hal ini berlangsung pada pertengahan 1942hingga 1945, ketika Jepang kalah dari Sekutu(Australia). Setelah Jepang meninggalkan Melak,Kalimantan Timur, Belanda kembali mengusainyahingga tahun 1950-an.

Pada saat maklumat Dwikora digelorakan olehPresiden Soekarno yang dimulai pada tahun1963, fasilitas lapangan terbang di Melakdigunakan kembali sebagai basis militerIndonesia di garis depan untuk "GanyangMalaysia". Propaganda operasi ini dipersiapkandi Kalimantan Timur (Kalimantan Utara), KalimantanBarat, Kalimantan Selatan, dan KalimantanTengah, di mulai sejak bulan Januari 1963 hinggaAgustus 1964. Data yang ada di Wisma Rimbamenguatkan kebenaran peristiwa bersejarah ini.Adapun fasilitas bandara dan rumah batu/gudangpeluru yang masih utuh juga dimanfaatkan kembalisebagai gudang logistik yang bernama gudangPALAD (Pangkalan Angkatan Darat). Grafiti yangada di Wisma Rimba ini merupakan data sejarahyang penting dan perlu diteliti lebih jauh.

Strategi Pertahanan Angkatan Udara HindiaBelanda

Pada masa menjelang meletus Perang DuniaII atau saat penjajahan Belanda, bandara ataulapangan terbang terbagi menjadi dua kategoriyang mengacu pada aspek militer, yaitu (1)Vliegveld, yang berarti lapangan terbang; dan(2)Vliegtuiggroop, basis atau pangkalan pesawatterbang. Pada saat awal pembentukan MilitaireLuchtvaart van het Koningklic Nedherland IndisceLeger (ML-KNIL) pada tahun 1939 dirintis terutamadi Jawa, yang merupakan basis/pangkalan antaralain, Vliegtuiggroop Andir (Bandung), sekarangmenjadi Bandara Husain Sastra Negara,Vliegtuiggroop Tjililitan, sekarang menjadi Bandara

Page 13: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Lapangan Terbang Belanda di Melak Sendawar-Nugroho Nur Susanto (107-120) 119

Halim Perdana Kusuma, dan VliegtuiggroopMaospati, sekarang Bandara Abdul RahmanSaleh di Madiun, Jawa Timur. Pada masing-masing pangkalan ditempatkan beberapa satuanpesawat terbang atau skuadron, yang dalambahasa Belandanya afdelling, misalnya pesawatBrewsters of the Second Afdeling, VliegtuiggroepV (2-VlG-V) yang ditempatkan di Cililitan (Batavia),sekitar bulan Juli 1941 (Broshot 1999/2000: 1-2)

Pada persiapan prasarana, Belanda merintisdan mempersiapkan lahan khusus untukmembangun lapangan terbang sebagaioperasional pendukung penerbangan. Rintisanawal lapangan terbang lama di Jawa, antara laindi Semplak (Bogor), lapangan terbang Andir(Bandung), dan lapangan terbang Tjililitan (HalimPerdana Kusuma, Jakarta). Dengan mengindukkebijakan Militair Aviation of The RoyalNetherlands East Indies Army maka dibentuklahMilitaire Luchtvaart - Koningklik Nederland IndieLeger (ML-KNIL) atau tentara angkatan udaraHindia-Belanda pada tahun 1939. Pada tanggal1 Januari Belanda bersama-sama negara Sekutu,yaitu Amerika, Inggris, Belanda, dan Australiayang tergabung dalam ABDA membangun aliansikerjasama dalam bidang pertahanan, termasukmengembangkan dunia penerbangan untukkeperluan militer. Namun demikian, sebelumkerjasama berjalan secara maksimal, hanyasebagian kecil dari pesawat yang dipesan tibadi Hindia Belanda. Pesawat tempur itu antara lainB-396 Brewster Buffalo, B-10 Gleenn Martin danFA-4 Curtis Hawk, sebagai generasi pesawattempur awal (Broshot 1999/2000: 3-6)

Seorang pelopor penerbang tempur WilliamMitchel, yang namanya diabadikan untuk namapesawat tempur Amerika mengemukakan'doktrin'nya bahwa "kapal perang dapatditenggelamkan oleh serangan pesawat tempursaja" (Ojong 2006: 3). Oleh karena itu, kekuatandunia penerbangan militer adalah sebagaiancaman, sekaligus sebagai kekuatan yang harusdikembangkan untuk dapat menjadi penentusebuah kemenangan dalam perang.

Perkembangan dunia penerbangan sipil danmiliter, berkembang seiring dengan perbaikanekonomi dan kebutuhan transportasi. Hal initerbukti dengan pembentukan Militaire Luchtvaart,yang bekerjasama dengan pendahulunyaKoninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaat

Maatschappij (KNILM) yang telah dibentuk diAmsterdam pada tahun 1928. Perkembangan inidisambut dengan membentuk armada udara,sarana dan prasarananya, tidak saja di Jawa, tetapidi daerah sumber tambang minyak bumi,misalnya Tarakan dan Balikpapan. Di Kalimantansendiri ada kemungkinan membangun bandaradi tempat lain,yang nama dan lokasinyadirahasiakan, murni untuk keperluan militer.Menurut Helfrich di Hindia Belanda (wilayahjajahan) telah dibangun 60 lapangan terbang,beberapa di antaranya dibangun secara rahasia(Ongkhokham 2014: 266).

Belanda menyadari persaingan ekonomi diantara negara-negara imperalis mempengaruhikemampuan dalam mengembangkan kekuatanmiliter. Solidaritas militer antara blok negaraimperialis Sekutu tidak selalu bisa diandalkanmengingat anggota Sekutu juga menghadapiancaman di negara masing-masing. Kedaulatanteritorial dan kekayaan, terutama minyak bumimenjadi taruhannya. Sangat beralasan bahwadalam situasi perang, cadangan minyak sangatdibutuhkan, sedangkan sumber minyak diKalimantan sangat melimpah. Terbukti Jepangmenjadikan Tarakan sebagai sasaran berikutnyasetelah mengusai Filipina dan China yangmerupakan daerah jajahan Belanda. Belanda takberdaya mempertahankan Tarakan, yang hanyadipertahankan oleh pesawat-pesawat 1930-an, FA-4 Curtis Hawk, F-396 Brewster Bufalo, yang kalahdengan pesawat tempur Jepang Mitsubishi A-6"Zero", sebelum kemudian dikembangkanpesawat tempur yang lebih maju untukmenandinginya antara lain P-51 Mustang, B-24Liberator, dan B-25 Mitchel.

PENUTUP

Kemunculan dan dinamika sejarah lapanganterbang Samarinda II di Melak-Sendawar yangsekarang bernama lapangan terbang Melalantidak lepas dari upaya Belanda dalam rangkamempertahankan wilayah kaya minyak dari agresimiliter Jepang. Pembangunan lapangan terbangini tidak lepas dari sejarah (ML-KNIL) LuchtvaatMilitaire Nedherlandsch Indisch Leger atauangkatan udara pasukan Hindia-Belanda diIndonesia (Matanasi 2007: 30-45). Belandaberharap dapat membangun basis angkatan udara

Page 14: LAPANGAN TERBANG BELANDA DI MELAK-SENDAWAR …

Naditira Widya Vol. 9 No. 2 Oktober 2015-Balai Arkeologi Banjarmasin120

di Melak Sendawar, selain di Balikpapan danTarakan untuk wilayah Kalimantan. Ataukah inidiakibatkan oleh waktu yang sangat mendesak,sehingga kurang untuk mempersiapkannya.

Pembangunan pangkalan Samarinda II diMelak-Sendawar dirintis sejak sekitar tahun 1936,dimulai pembangunannya sekitar tahun 1940 danterus berlangsung hingga kedatangan Jepang diawal tahun 1942. Belanda telah menyiapkanberbagai sarana untuk mendukung sebuahkomplek militer angkatan udara yang modern,tetapi juga masih mengadopsi sistem pertahananPerang Dunia I.

Lapangan terbang dibuat efisien, sistemrunway ganda, sehingga dapat melayanipenerbangan yang padat. Komplek militer yangluas memungkinkan daya muat pesawat danpasukan yang lebih banyak. Sebuah basisangkatan udara yang merupakan pusatoperasional militer yang cukup modern ditilikpada jamannya. Berbagai fasilitas telah disiapkanantara lain Kantor Pusat Komando, rumah sakit,gudang amunisi atau bunker, pembangkit listrik,penjara, tandon air dan pos jaga serta jalur-jalurjalan. Selain itu, fasilitas kamar mandi dan WCyang dilengkapi dengan tandon air bersih danpompa air. Landasan lapangan terbang SamarindaII kemungkinan dirancang hanya untuk melayani

pesawat-pesawat perang. Pesawat yangberoperasi termasuk pesawat tempur kecilhingga sedang, misalnya pesawat pemburuBelanda yaitu jenis Curtis A-75 dan P-396 BrewsterBufallo yang bermesin tunggal dan pembomringan jenis B-10 Glenn Marten yang bermesinganda. Bandara Balikpapan dan Tarakan untukmelayani penerbangan gabungan baik sipilmaupun militer.

Di Kalimantan, Belanda tidak mungkinmengandalkan pos angkatan udaranya diBalikpapan dan Tarakan yang diperuntukkan bagipenerbangan sipil dan sudah dikenal umum.Belanda perlu menyusun angkatan udaranya ditengah jantung Kalimantan, khususnya KalimantanTimur yang kaya dengan minyak bumi, batu baradan hasil hutan, dari invasi Jepang.

Bandara dan fasilitasnya yang dibangunBelanda di Melak-Sendawar ini digunakankembali pada masa operasi yang digelorakanoleh Presiden Soekarno pada tahun 1963 hinggatahun 1966. Kini, sebagian bangunan yang masihutuh dimanfaatkan untuk kantor pemerintah danfasilitas pertahanan militer. Secara historis danarkeologis, kasus lapangan terbang SamarindaII ini berguna dalam memahami sejarahkemiliteran dan contoh untuk strategi pertahananyang kompleks untuk menjaga kedaulatan wilayahIndonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Brosot, James A. 1999/2000. 18 September2015. “Dutch Airforce Orber of Battle inDutch EastIndies 30 November 1941.”( w w w . w a r f a r e a l t e r v i s t a . o r g /DutcheEastIndies/Dutchoob.htmlLindblad).

Lindblad, J. Thomas, 2012. Antara Dayak danBelanda. Malang: Lilin Persada Press

Matanasi, Petrik. 2007. KNIL Bom Waktu TinggalanBelanda. Yogyakarta : Medpress

Ojong, P.K. 2006. Perang Pasifik. Jakarta:Gramedia.

Onghokham. 2014. Runtuhnya Hindia Belanda:Hindia Belanda Menghadapi Perang.Jakarta: Gramedia.

Santosa, Iwan. 2004. Tarakan Pearl HarborIndonesia (1942-1945). Jakarta: Gramedia

Susanto, Nugroho Nur. 2007. “Penelitian Tata KotaKuno Kolonial di Tarakan, Kalimantan

Timur.” Laporan Penelitian Arkeologi.Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin.

________________. 2011. “Penelitian EksploratifPeninggalan di Kabupaten Barito Selatandan Kabupaten barito Timur, KalimantanTengah.” Laporan Penelitian Arkeologi. BalaiArkeologi Banjarmasin.

Suyono, Capt. R.T. 2003. Peperangan Kerajaandi Nusantara Penelusuran Pustaka Sejarah.Jakarta: Grasindo

Teeuw. A. 2002. Kamus Indonesia Belanda.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tim Penelitian. 2008. “Penelitian ArkeologiEksplorasi di Kabupaten Kutai Barat”.Laporan Penelitian Arkeologi. BarongTongkok: Dinas Kebudayaan danPariwisata Kabupaten Kutai Barat.