Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

154
COAL EXPLORATION COAL EXPLORATION UNIVERSITAS PALANGKARAYA UNIVERSITAS PALANGKARAYA Oleh: Yoga Suryanegara Oleh: Yoga Suryanegara Kuliah Umum Kuliah Umum Maret Maret 20 20 14 14

description

AS

Transcript of Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

Page 1: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

COAL COAL EXPLORATIONEXPLORATIONUNIVERSITAS UNIVERSITAS

PALANGKARAYAPALANGKARAYA

Oleh: Yoga SuryanegaraOleh: Yoga Suryanegara Kuliah UmumKuliah UmumMaretMaret 20201414

Page 2: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

INDUSTRI PERTAMBANGANINDUSTRI PERTAMBANGANKUANTITASKUANTITASKUALITASKUALITAS

(PENGOLAHAN)(PENGOLAHAN)JARAK ANGKUTJARAK ANGKUT

Page 3: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PROFESI INDUSTRI PERTAMBANGANPROFESI INDUSTRI PERTAMBANGAN

SCIENCE = HOW TO INTERPRETENGINEER = HOW TO CREATE

MINING ENGINEER = INTERPRET + CREATE

Page 4: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

COAL EXPLORATION = EKSPLORASI BATUBARAA.EKSPLORASI (EXPLORATION):•“is the pursuing of any knowledge through travel or any method of learning (explore ideas, explore lands, and explore books or explore other things)”•“is the investigation of unknown region” or “is trying to find the new thing”• “is to travel for the purpose of discovery; a careful systematic search; a systematic consideration”•“is an act or instance of exploring or investigating; examination”•“Is to traverse or range over (a region, area, etc.) for the purpose of discovery” or “is to look into closely; scrutinize; examine” or “is the act of searching for the purpose of discovery of information or resources”•“is one of three purposes of empirical research (the other two being description and explanation). The term is also commonly used metaphorically” – (scientific research)•“is the search by hydrocarbon geologists and geophysicists for hydrocarbon deposits beneath the Earth's surface” – (Hydrocarbon exploration)•“is to identify the quantity and quality of resources and to determine the viability of proceeding to mine the resource” – (mining industry)•“adalah suatu proses penjelajahan atau pencarian bahan tambang berdasarkan beberapa data geografis dan geology yang sudah dimiiki, dengan tujuan untuk dapat memperkirakan kualitas, besaran dalam kuantitas dan juga penyebaran bahan tambang dalam wilayah tertentu.” – (Bahan Ajar Tambang)•“proses untuk mengetahui bagaimana suatu endapan terbentuk (terakumulasi), bagaimana penyebaran dan bentuk (geometri) endapan tersebut di alam, berapa banyak endapan tersebut yang dapat diambil, serta bagaimana tingkat (nilai) keekonomian endapan tersebut”” – (Bahan Ajar Konsep Eksplorasi)

“PROSES INVESTIGASI YANG DILAKUKAN DENGAN CARA PENCARIAN DAN PENJELAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA YANG SISTEMATIKSEBAGAI BAGIAN DARI PROSES RISET EMPIRIK YANG BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI SUATU DEPOSIT SUMBERDAYA ALAM (DIMENSI, GEOMETRI - KUANTITAS, KUALITAS, POLA SEBARAN, DAN GENESA).

HASIL INVESTIGASI INI DIHARAPKAN MAMPU MEMBERIKAN GAMBARAN KEMUNGKINAN DAPAT/TIDAKNYA DI EKSTRAKSI MELALUI PROSES PENAMBANGAN SERTA MAMPU MEMBERIKAN INDIKASI ADA/TIDAKNYA POTENSI

EKONOMIS”

TERMINOLOGITERMINOLOGI

Page 5: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

COAL EXPLORATION = EKSPLORASI BATUBARA

B.BATUBARA (COAL):

•“Batu bara adalah suatu bahan karbon berlapis yang terbentuk oleh akumulasi sisa-sisa tanaman bersama hasil dekomposisinya yang terawetkan dalam lapisan sedimen dan menjadi kaya akan unsur karbon dengan adanya proses diagenesis”•“Coal is a readily combustible rock, containing more than 50 % by weight and more than 70 % by volume carbonaceous material, formed from compaction or induration of variously altered plant remains similar to in degree of metamorhism (rank), and range of impurity (grade), are characteristic of the varieties of coal” - (Schopf, 1956)•“Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari hasil pembusukan sisa-sisa tanaman purba dan menjadi padat setelah tertimbun oleh lapisan di atasnya serta mengakibatkan pengkayaan kandungan karbon” – (Diessel, 1992; Stach dkk., 1982)•“Batubara adalah suatu endapan yang tersusun dari bahan organik dan non organik. Bahan organik berasal dari sisa tumbuhan yang telah mengalami berbagai tingkat pembusukan (decomposition) dan perubahan sifat-sifat fisik serta kimia baik sebelum maupun sesudah tertutup endapan lain di atasnya” – (Beberapa sumber)•“Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil yang terbentuk dari endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara.” – (Majalah Petromindo) •“Coal is a readily combustible black or brownish-black sedimentary rock that is composed primarily of carbon, along with variable quantities of other elements such as sulphur, hydrogen, oxygen and nitrogen“is one of three purposes of empirical research (the other two being description” – (General Term)

“ADALAH ENDAPAN SEDIMEN CAMPURAN BAHAN ORGANIK DAN NON-ORGANIK YANG DAPAT TERBAKAR , TERSUSUNI OLEH LEBIH DARI 70% MATERIAL CARBONACEOUS (TERDIRI DARI DOMINAN SENYAWA KARBON, HIDROGEN DAN OKSIGEN), TERBENTUK DARI HASIL PEMBUSUKAN SISA-SISA TANAMAN PURBA YANG TELAH TERKONSOLIDASI DI

ANTARA STRATA BATUAN LAINNYA MELALUI PROSES DIAGENIS DENGAN KOMBINASI PROSES TEKANAN DAN TEMPERATUR SELAMA JUTAAN TAHUN”

TERMINOLOGITERMINOLOGI

Page 6: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

COAL EXPLORATION = EKSPLORASI BATUBARA

“PROSES INVESTIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA YANG SISTEMATIKSEBAGAI BAGIAN DARI PROSES RISET EMPIRIK YANG BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI SUATU DEPOSIT SUMBERDAYA ALAM BERUPA ENDAPAN SEDIMEN CAMPURAN BAHAN ORGANIK DAN ORGANIK YANG DAPAT TERBAKAR

YANG TERSUSUN OLEH LEBIH DARI 70% MATERIAL CARBONACEOUS (TERDIRI DARI DOMINAN SENYAWA KARBON, HIDROGEN DAN OKSIGEN). DEPOSIT ENDAPAN SEDIMEN INI TERBENTUK DARI

HASIL PEMBUSUKAN SISA-SISA TANAMAN PURBA YANG TELAH TERKONSOLIDASI DI ANTARA STRATA BATUAN LAINNYA MELALUI PROSES DIAGENIS DENGAN KOMBINASI PROSES TEKANAN DAN

TEMPERATUR SELAMA JUTAAN TAHUN. INVESTIGASI INI DILAKUKAN PADA ASPEK: DIMENSI GEOMETRI DEPOSIT, KUANTITAS, KUALITAS, POLA SEBARAN, DAN GENESA. HASIL INVESTIGASI INI DIHARAPKAN

MAMPU MEMBERIKAN GAMBARAN KEMUNGKINAN DAPAT/TIDAKNYA DI EKSTRAKSI MELALUI PROSES PENAMBANGAN SERTA MAMPU MEMBERIKAN INDIKASI ADA/TIDAKNYA POTENSI EKONOMIS”

TERMINOLOGITERMINOLOGI

Page 7: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

1. MENGAPA BATUBARA ITU PENTING?2. MENGAPA EKSPLORASI ITU HARUS DILAKUKAN?3. BAGAIMANA CARA EKSPLORASI YANG BAIK DAN

BENAR?4. APA HASIL DARI EKSPLORASI BATUBARA?5. SIAPA ORANG YANG TEPAT UNTUK MELAKUKAN

EKSPLORASI BATUBARA?

PERTANYAAN-PERTANYAANPERTANYAAN-PERTANYAAN

Page 8: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

A. SUMBER ENERGI: SUMBERDAYA BAGI LEBIH 35% LISTRIK DUNIAB. CAMPURAN DALAM PROSES INDUSTRI BESI BAJA: DIGUNAKAN UNTUK

MEMPRODUKSI 70% BESI BAJA DUNIAC. SUMBER ENERGI INDUSTRI SEMEN DAN KERTASD. BAHAN DASAR PEMBUATAN SUMBER ENGERI LAINNYA: BAHAN BAKAR CAIR

(PROSES LIQUIFACTION) DAN BAHAN BAKAR GAS (GASIFICATION)E. BAHAN DASAR CAMPURAN INDUSTRI KIMIA DAN FARMASI: MINYAK

KREOSOT, NAFTALEN, FENOL, BENZENA, AMONIAK, ASAM NITRAT, PUPUK, SABUN, ASPIRIN, ZAT PELARUT, PLASTIK DAN FIBER

F. BAHAN DASAR CAMPURAN UNTUK INDUSTRI LAINNYA: KARBON AKTIF PADA SARINGAN MESIN DIALISIS, SERAT KARBON – PENGERAS KONSTRUKSI SEPEDA, PELUMAS, BAHAN KEDAP AIR, RESIN, KOSMETIK, SHAMPO, PASTA GIGI, DAN SEBAGAINYA.

G. BAGIAN DARI ASPEK KETAHANAN NASIONAL

MENGAPA BATUBARA PENTING?MENGAPA BATUBARA PENTING?

KEGUNAAN BATUBARA (COAL UTILIZATION) :KEGUNAAN BATUBARA (COAL UTILIZATION) :

Page 9: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

BP GLOBAL – Statistic DataBP GLOBAL – Statistic Data

Page 10: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

BP GLOBAL – Statistic DataBP GLOBAL – Statistic Data

Page 11: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 12: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 13: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 14: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 15: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

MIGAS ESDM – Statistic DataMIGAS ESDM – Statistic Data

PUSDATIN ESDM – Statistic DataPUSDATIN ESDM – Statistic Data

Page 16: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

Oil Current Reserve EstimatesStatus : 2009 (in Billion barrels)

COMPARISSON

MIGAS & MINERBA ESDM – Statistic DataMIGAS & MINERBA ESDM – Statistic Data

Coal Current Resource and Reserve EstimatesStatus : 2009 (in Billion Tonnes)

Page 17: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 18: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

COAL COAL EXPLORATIONEXPLORATION

EKSPLORASI EKSPLORASI BATUBARABATUBARA

Page 19: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

DIMANA DEPOSIT DITEMUKAN?

A. BATUBARA ADALAH ENDAPAN SEDIMEN CAMPURAN BAHAN ORGANIK DAN NON-ORGANIK

B. ENDAPAN SEDIMEN = STRATIFIED DEPOSITC. ENDAPAN SEDIMEN :o SOURCE MATERIALo BERLAPISo ARAH JURUS / PELAMPARANo KEMIRINGANo KEMENERUSANo MEMPUNYAI URUTAN (STRATA)o TERBENTUK DALAM BASIN/CEKUNGANo SISTEM LINGKUNGAN PENGENDAPANo SISTEM SEQUEN PENGENDAPANo CONTROL PROSES PEMBENTUKANo HETEROGENITAS

Page 20: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATION

A. TIPE BASIN (COAL FORMED):Basin sedimentasi batubara secara umum diklasifikasi ke dalam dua tipe: Basin Kontinen Stabil dan Basin Sedimentasi Mobil (Back Arc Basin atau Pull Apart Basin).a.Back Arck Basin (Continental Side of Island): South and East Sumatrab.Peripheral Foreland Basin (Continent to Continent Collision): India and Chinac.Cratonic Sag Basind.Rift Basin: SE Asia

B. SOURCE MATERIAL:Bahan organik berasal dari sisa tumbuhan yang telah mengalami berbagai tingkat pembusukan (decomposition) dan perubahan sifat-sifat fisik serta kimia baik sebelum maupun sesudah tertutup endapan lain di atasnya.

Proses pembentukan batubara secara umum adalah :

Tumbuh-tumbuhan ===== > Gambut/Peat ====> Variasi Batubara

(Biological Steps) (Physio chemical steps)

Biological Steps:Pembusukan tersebut sangat dipengaruhi oleh proses biokimia yaitu penghancuran oleh bakteri yang kemudian menjadi gelly. Kemudian terendapkan (terkumpul sebagai suatu massa yang mampat), yang disebut gambut (peat).Lambat-laun tertimbun oleh endapan-endapan seperti batulempung, batulanau dan batupasir.

Physio chemical steps:Setelah berpuluh-puluh juta tahun (t) gambut tadi mengalami perubahan (sifat fisik dan kimia) akibat pengaruh tekanan (P) dan temperatur (T), sehingga gambut tersebut berubah menjadi batubara. Proses ini dikenal dengan pembatubaraan (coalification).

Page 21: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

Perubahan fisika pada proses peat menjadi batubara (Physical coalification) :a. Pemadatan, pengeringan, litifikasi e. Terbentuknya joint, cleavage dan schistosyb. Perubahan optis mineral f. Dehidrasic. Perubahan warna (coklat => hitam) g. Pertumbuhan nilai specific gravityd. Perubahan kilap dan pecahan (mis : concoidal)

Perubahan sifat kimia peat menjadi batubara (Chemical coalification) :a. Hilang/berkurangnya kadar air dan oksigenb. Penambahan jumlah volumec. Berkurangnya kadar unsur hydrogend. Berkembangnya molekul hidrokarbon berate. Bertambahnya daya tahan (resistensi) terhadap pelarut, oksidasi dan panas.

Secara umum proses pembentukan batubara selalu diikuti dengan keluarnya zat-zat CO2 dan H2O serta bertambah unsur karbonnya.

Urutan proses pembentukan batubara secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut : •Gambut merupakan fase awal dari proses pembentukan batubara dan masih memperlihatkan sifat-sifat dari bahan dasarnya (tanaman asal). •Lignit, sudah memperlihatkan struktur kekar dan gejala perlapisan. Endapan ini dapat digunakan untuk pembakaran dangan temperatur rendah. •Bituminus, dicirikan dengan sifat-sifat padat dan hitam. Batubara jenis ini dapat dipergunakan untuk bahan bakar dengan temperatur sedang-tinggi. •Antrasit, berwarna hitam, keras, kilap tinggi. Pada proses pembakaran memperlihatkan warna biru dan dapat dipergunakan untuk berbagai macam industri besar yang memerlukan temperatur tinggi.

GENERAL INFORMATION

Page 22: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATION

Pada proses biokimia (diagenesis) terjadi perubahan-perubahan komponen/komposisi dari batubara (type/jenis batubara) karena masih terjadi reaksi kimia. Sedangkan pada proses geokimia (metamorphism) tidak akan terjadi lagi perubahan-perubahan komponen/komposisi, yang terjadi hanya pematangan batubara saja sehingga menghasilkan peringkat (rank) yang berbeda. Sedangkan kualitas batubara (grade) mencakup jenis dan peringkat batubara

Formasi Batubara Ditinjau Dari Jenis (Tipe), Peringkat dan Kualitas (Diessel,

1992; Stach dkk., 1982)

Page 23: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATIONC. LINGKUNGAN PENGENDAPAN:Batubara umumnya diendapkan pada lingkungan/daerah rawa-rawa tempat dimana banyak ditemukan tumbuh-tumbuhan sebagai asal pembentuk batubara. Daerah seperti ini dapat dijumpai di dataran pantai, paparan delta serta sungai pada kondisi reduksi.

Berdasarkan proses terbentuknya, batubara dibagi atas dua, yaitu :

a.Batubara insitu atau autochthonous,-Terbentuk di tempat dimana tanaman asal terdapat-Umumnya memiliki lapisan yang cukup tebal-Kandungan abunya rendah-Sisa tanaman pada floor batubara-Kontak Berangsur

•Batubara tertransportasi atau allochthonous-Terbentuk tidak di tempat dimana tanaman asal terdapat (mengalami proses sedimentasi)-Umumnya memiliki lapisan yang tipis-Kandungan abunya tinggi-Kontak Tajam dan Jelas

Lapisan batubara umumnya berasosiasi dengan batuan sedimen klastik halus, antara lain batulempung, batulanau dan batupasir. Lapisan batuan yang berasosiasi dengan batubara ini disebut dengan lapisan pembawa batubara atau coal measures dengan ketebalan dapat mencapai ratusan meter.

Lingkungan pengendapan pada model delta menunjukkan berbagai perubahan baik horizontal dan vertikal. Lingkungan Pengendapan delta terbagi menjadi alluvial plain, delta atas, delta bawah, back-barrier dan daerah lepas pantai.

Page 24: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATION

LINGKUNGAN PENGENDAPAN DELTA

Page 25: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATION

LINGKUNGAN PENGENDAPAN DELTA:

1. Sequence pada barrier dan back-barrierDeposit barrier dan back-barrier menunjukkan suatu lingkungan laguna dengan ciri khusus yang menjadi kasar ke arah atas (coarsening upward), terdiri dari: deposi sandstone, tidal delta dan tidal channel yang mengapit lapisan batubara yang tipis dan tidak beraturan. Lapisan batubara menunjukkan bentuk yang sejajar dengan Barrier, dan umumnya arah lapisan batubara sejajar dengan arah deposit

Page 26: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATION

LINGKUNGAN PENGENDAPAN DELTA:

2. Sequence pada delta bawahDicirikan oleh ukuran butir shale dan siltstone yang kasar. Shale berwarna hitam pekat sampai hitam mengandung fosil mollusca dan fosil trace, dari air laut atau payau. Pada sandstone terlihat riak dan struktur cross lamina. Juga terdapat deposit crevasse splay yang kasar ke arah atas. Biasanya lapisan batubara terdistribusi meluas sejajar dengan arah aliran dan relatif tipis.

Page 27: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATION

LINGKUNGAN PENGENDAPAN DELTA:

3. Sequence pada delta atas dan alluvial plainDicirikan oleh linear dan lenticular sandstone dengan struktur scour-and-fill di dasar dan menjadi halus kea rah atas. Di bagian dasar sandstone terdapat gravel dan serpihan batubara, dan diselimuti (bertumpuk) oleh sandstone atau siltstone yang mempunyai akar tumbuhan di bagian atas. Lapisan batubara kadang kala mencapai kedalaman 10 m, tetapi tidak terdapat secara konsisten kearah horizontal. Deposit yang terbentuk di ligkungan alluvial plain lebih tipis dari pada yang terbentuk di lingkungan delta atas.

Page 28: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATION

D. CONTROL PROSES PEMBENTUKAN:Fakto penting yang memperngaruhi pembentukan batubara :

A. Evolusi tumbuh-tumbuhan

Proses evolusi tumbuhan dimulai dari zaman Devon hingga sekarang. Evolusi menentukan jenis tumbuh-tumbuhan sebagai bahan terbentuknya gambut.

Pada iklim kering tumbuh-tumbuhan yang menjadi gambut dicirikan oleh pohon gymnosperm tycopod dan jenis semak-semak.

Sedangkan pada iklim basah, tumbuh-tumbuhan disominasi oleh pohon yang mirip semak-semak.

B. Iklim

Pertumbuhan dari tanaman, proses dekomposisi, tipe atau jenis tanaman sangat dipengaruhi oleh iklim.

Iklim tropis dan subtropics merupakan iklim yang sesuai bagi pembentukan hutan rawa. Kondisi iklim ini dicirikan oleh tingginya akumulasi tumbuh-tumbuhan dan pemusnahan atau degradasi. Sedangkan pada iklim basah dan sedang, tingkat pertumbuhan dan pembusukan (dekomposisi) sangat lambat.

Batubara yang terbentuk pada iklim tropis dan subtropics umunya dicirikan oleh lapisan yang tebal, berwarna terang (bright) yang terbentuk dari batang kayu.

Sebaliknya batubara yang terbentuk pada iklim yang sedang umumnya memiliki ketebalan yang tipis-tipis.

C. Paleografidan Tektonik

Kondisi Paleografi dan tektonik yang mempengaruhi terbentuknya formasi batubara :

- Kenaikan muka air tanah secara perlahan-lahan (lambat);

- Perlindungan rawa (antara lain oleh sand bar) terhadap pantai dan sungai;

- Energi relief rendah.

Page 29: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATION

D. CONTROL PROSES PEMBENTUKAN:Tebal/tipisnya lapisan batubara ditentukan oleh beberapa faktor :

A. Tanaman asal pembentuk (jumlah dan macamnya)

B. Type Cekungan (Stabil atau Mobil).

C. Aktifitas tektonik yang berkembang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi batubara, antara lain adalah:

A. Proses peatifikasi dan coalifikasi

B. Umur endapan dan penyebaran geografis batubara

C. Struktur tanaman pembentuk batubara

D. Komposisi kimia bahan rombakan;

E. Keadaan dan intensitas mikrobiologi;

F. Geologi sejarah pengendapan batubara.

Secara umum batubara memiliki sifat-sifat fisik seperti berikut :

a. Berwarna coklat sampai hitam.

b. Berlapis

c. Mudah terbakar.

d. Kedap cahaya.

e. Non kristalin.

f. Berkilap kusam sampai cemerlang.

g. Berat jenis 1,25 – 1,70.

h. Kekerasan 0,5 - 2,5.

i. Bersifat getas.

j. Pecahan kasar sampai konkoidal.

Page 30: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATION

Secara garis besarnya batubara terdiri 3 unsur, yaitu: zat organik (carbonaceous material), air (moisture) dan mineral (mineral matter).

A. Kadar Lengas/Air (Moisure)

•Air bebas (free moisture): air yang terikat secara mekanik dengan batubara pada permukaan, dalam retakan atau kapiler dan mempunyai tekanan uap normal.

•Air lembab/kelengasan (moisture in air dried sample): air yang terikat secara fisik dalam batubara pada struktur pori-pori sebelah dalam, dan mempunyai tekanan uap lebih rendah daripada tekanan normal. Dipakai sebagai karakteristik dasar daripada batubara, dimana kadar air lembab bertambah besar dengan menurunnya peringkat batubara.

B. Kadar Abu (Ash)

Abu atau bisa juga disebut mineral matter terjadi di dalam batubara sebagai inherent atau extraneous.-Inherent mineral matter : unsur pengotor yang berhubungan dengan tumbuhan asal pembentukan batubara.-Extraneous mineral matter berasal dari tanah penutup atau lapisan-lapisan yang terdapat diantara lapisan batubara

Mineral matter atau abu dalam batubara terutama dikomposisikan dari senyawa Si, AI, Fe, Cr dan sedikit Ti, Mn, Mg, Na, K dalam bentuk silikat, oksida, sulfida, sulfa! dan pospat.

Sedangkan unsur seperti As, Cu, Pb, Ni, Zn dan Uranium terdapat sangat sedikit sekali yang disebut trace element.

C. Zat Terbang (Volatile Matter)

Terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti H 2, CO, metan dan uap-uap yang mengembun seperti tar, gas C02 dan HzO.

Zat terbang mempunyai hubungan yang erat dengan peringkat batubara, dimana semakin rendah zat terbang semakin tinggi peringkat batubara.

Page 31: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATION

D. Karbon Padat/Tertambat (Fixed Carbon)

Adalah karbon yang terdapat pada batubara berupa zat padat. Jumlah karbon padat ditentukan oleh kadar air, abu dan zat terbang.

Kadar karbon padat adalah : 100% - %(air+ abu + VM). Semakin tinggi kadar karbon padat semakin tinggi peringkat batubara.

E. Unsur-unsur yang Ada Dalam Batubara

Unsur-unsur yang ada di dalam batubara adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), belerang (S), dan nitrogen (N).

Karbon, hidrogen dan oksigen adalah unsur-unsur utama pembentuk batubara, sedangkan belerang dan nitrogen hanya sebagai bahan pengikut.

Belerang (sulfur) di dalam batubara terdapat dalam tiga (3) bentuk yaitu sebagai:

-Belerang Pirit (FeS2)

-Belerang organik-Belerang sulfat, sebagai Ca dan Fe sulfat.

Page 32: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL INFORMATION

E. MACERAL BATUBARA:Maceral merupakan suatu material yang terdapat di dalam batubara yang hanya terlihat dengan menggunakan mikroskop.

Terbagi atas tiga golongan grup maceral:

1. Liptinite

Berasal dari sisa tumbuhan dari jenis tanaman tingkat rendah seperti spora, ganggang (algae), kutikula, getah tanaman (resin) dan serbuk sari (pollen).

2. Vitrinite

Maseral Vitrinit ialah hasil dari proses pembatubaraan materi humic yang berasal dari selulosa (C6H10O5) dan lignin dinding sel tumbuhan yang mengandung serat kayu (woody tissues) seperti batang, akar, daun, dan akar. Vitrinite adalah bahan utama penyusun batubara di Indonesia (>80%).

3. Inertinite

Maseral Inertinit disusun dari materi yang sama dengan vitrinit dan liptinit tetapi dengan proses dasar yang berbeda. Kelompok inertinite diduga berasal dari tumbuhan yang sudah terbakar dan sebagian lagi berasal dari hasil proses oksidasi maseral lainnya atau proses decarboxylation yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Kelompok ini mengandung unsur hidrogen paling rendah dan karakteristik utamanya adalah reflektansi yang tinggi.

Page 33: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

DEPOSIT BATUBARA INDONESIASource: Indonesian Coal Mining Association (Aug 2010)

Page 34: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

FAKTA – FAKTA INDUSTRI BATUBARA

World Coal Association - 2013 STATUS 2010:SUMBERDAYA : 57,00 MILYAR TON

CADANGAN: 6,98 MILYAR TONSTATUS 2011:

SUMBERDAYA :120,34 MILYAR TONCADANGAN: 28,12 MILYAR TON

Page 35: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

FAKTA – FAKTA INDUSTRI BATUBARA

World Coal Association - 2013

Page 36: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

KE-UNIK-AN INDUSTRI PERTAMBANGANKE-UNIK-AN INDUSTRI PERTAMBANGAN(TAMBANG BATUBARA)(TAMBANG BATUBARA)

1. RESOURCES TERBATAS (UN-RENEWABLE)2. RESIKO TINGGI (HIGH RISK)3. PADAT MODAL (CAPITAL INTENSIVE)4. PADAT TEKNOLOGI (HIGH TECHNOLOGI) 5. PROYEK JANGKA PANJANG (LONG TERM)6. PEMASARAN GLOBAL (GLOBAL MARKET)7. RESIKO TERHADAP LINGKUNGAN (HIGH

RISK ENVIRONMENT IMPACT)8. RESIKO KONFLIK SOSIAL (HIGH RISK SOIAL

IMPACT)9. RESIKO TERHADAP LINDUNGAN

KAWASAN (HIGH RISK AREA IMPACT)

HIGH COST

GENERATION OPPORTUNITY

BE CAREFULBE AWARE BE WISDOM

Page 37: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

KE-UNIK-AN INDUSTRI PERTAMBANGANKE-UNIK-AN INDUSTRI PERTAMBANGAN(TAMBANG BATUBARA)(TAMBANG BATUBARA)

Page 38: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

UU – Pertambangan Mineral dan Batubara tahun 2009

KEGIATAN EKSPLORASI“Adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi secara rinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara dan informasi kelayakan usaha pertambangan”

TERDIRI DARI BEBERAPA TAHAP•Suvey Tinjau (Indikatif Survey) •Penyelidikan Umum (Eksplorasi Regional) •Eksplorasi Umum (Eksplorasi Semi-Detil) •Eksplorasi Rinci (Eksplorasi Detil) •Termasuk Studi Kelayakan

Page 39: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

TAHAPAN UMUM KEGIATAN INDUSTRIPERTAMBANGAN (PERTAMBANGAN BATUBARA)

Page 40: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

RULE MINING INDUSTRI

Page 41: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GOOD MINING PRACTISE1. Adanya kesungguhan atau komitmen dari Manajemen Perusahaan.2. Taat Hukum dan Peraturan – Legal dan Perijinan3. Perencanaan teknis pertambangan yang komprehensif di segala

tahapan4. Penerapan teknologi pertambangan - efektivitas dan efisiensi5. Pemenuhan dan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja6. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Operasi Pertambangan.7. Keselamatan Kegiatan Operasi Pertambangan.8. Konservasi Sumberdaya Batubara.9. Pengembangan Wilayah dan Masyarakat Sekitar10.Nilai Tambah Hasil Tambang serta Nilai Tambah Mineral Ikutan11.Kelanjutan Kegiatan Pembangunan setelah Periode Paska Tambang.12.Memberikan Benefit atau Keuntungan yang Memadai bagi Investor

Page 42: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GOOD EXPLORATION PRACTICESTaat Hukum dan Peraturan

Legal dan Perijinan (Peraturan Pemerintah)Peraturan Perusahaan (PP, JSA, SOP)

Pemenuhan dan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan KerjaKeselamatan Kerja

Kesehatan KerjaKelestarian Lingkungan

Perencanaan teknis pertambangan yang komprehensif di segala tahapanStandard dan Kode Nasional dan Internasional

Program Eksplorasi yang KomprehensifEfektivitas dan Efisiensi (Minimize Budget – Maximize Productivity)

Penerapan teknologi pertambangan - efektivitas dan efisiensiPemilihan Teknologi Tepat Guna

Tim Eksplorasi yang Tepat: Tim Inti dan Tim Support

Konservasi Sumberdaya BatubaraPengambilan Data Geologi yang LengkapPengolahan Model Geologi yang Akurat

Nilai Tambah Hasil Tambang serta Nilai Tambah Mineral IkutanPerhitungan Sumberdaya dan Cadangan yang Akurat

Memberikan Benefit atau Keuntungan yang Memadai bagi InvestorInformasi yang Lengkap

Penerapan Asumsi yang TerujiEtika Profesi

Page 43: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

RENCANA PENAMBANGAN

Shortterm Plan

Rencana tahunan,Rencana bulanan,

Rencana mingguan

Target, schedule, cashflow

INFORMASI CADANGAN

Model Geology BatubaraTopografi Area Cadangan

Layout Area Cadangan

Study Kelayakan

Teknis & Safety,Ekonomis,

Lingkungan

REGULASI / PERATURAN

AMDAL RPL/RKLRTRW Kabupaten

Pinjam Pakai

Life of Mine Plan

Design & cadangan, layout, infrastruktur, cashflow

Longterm Plan

Target, schedule, cashflow

OPERASIONAL PENAMBANGAN

Land Clearing

Soil Removal &Handling

Overburden Removal

Drilling, blasting / ripping

Coal Getting

Pit Design dan lay out topografi

Penampang melintang design dan schedule

DIAGRAM ALIR PERENCANAAN, OPERASIONAL DAN REHABILITASI

PT. BERAU COAL – DU-424/KALIMANTAN TIMUR

RENCANA REHABILITASIMine Closure Plan

Kriteria Close-out,Baku Mutu Lingkungan,

Tata Guna Lahan Pasca Tambang

Periodic Implementation & Monitoring

Soil stockSoil Layering

Outside DumpBackfill

Revegetation

Proses Produksi di Pit H1 BMO Sengon Usia 1 tahun pada aeal Disposal H3 BMO

Page 44: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

TAHAPAN EKSPLORASI

Tahap Penelitian UmumEvaluasi potensi sumberdaya

batubara hasil eksplorasi terdahulu

Tahap Eksplorasi RegionalInformasi potensi sumberdaya batubara pada peta dasar skala

1:50.000 - 1:10.000

Tahap Eksplorasi Pemetaan Topografi dengan metode terestris Tahap Eksplorasi Pemetaan Geologi

indikatifTahap Eksplorasi Pemetaan Geologi dengan metode river traverse

Singkapan batu bara pada bibir sungai

Lapisan batu bara yang tersingkap di lereng bukit

Pemboran untuk mengetahui jenis batuan, tebal lapisan batu bara dan pengambilan sampel batu bara

Coring batuan hasil pemboran yang disimpan di

dalam core box

Tahap Eksplorasi Semi-DetilInformasi potensi sumberdaya

batubara pada peta dasar skala 1:5.000

Tahap Eksplorasi DetilInformasi potensi sumberdaya batubara pada peta dasar skala

1:1.000

Cuting batuan hasil pemboran permeter yang disimpan di dalam cuting box

Page 45: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

Tahap EksplorasiSemi Detail

Tahap Eksplorasi Detail

Pre - Studi

Kelayakan

Tahap Penelitian Umum

Tahap Eksplorasi Regional

TAHAPAN UMUM KEGIATAN EKSPLORASIPERTAMBANGAN BATUBARA

Def - Studi

Kelayakan

Tahap Konstruksi dan

Penambangan

PADA SETIAP AKHIR TAHAP KEGIATAN HARUS

DILAKUKAN UJI KELAYAKAN PROYEK

(TERUS DILANJUTKAN ATAU DIHENTIKAN?)

KEPUTUSAN ADALAH SENI MENYEIMBANGKAN ANTARA ANALISA FAKTA

DAN INSTING

FAKTA < INSTING

FAKTA > INSTING

GEOLOGICAL CERTAINTY >>GEOLOGICAL ASSURANCE >>

Page 46: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 47: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

TECHNICAL COMPLIANCE

Referred to standards and codes in coal exploration practice– Geological assurance (geological certainty)– Economic feasibility

Geological certainty– Intensity/density of information points– Quality of information

OLEH SEBAB ITU PERLU STRATEGI YANG JELAS

Page 48: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL FLOW CHART OF GEOLOGY EXPLORATION

Page 49: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

Work Report

Stages

Activity Planning Field Data Evaluation Database Data Final Data Data

Supervision Preparation Operation Processing Check 1 Evaluation Check 2

No No

No No

Yes Yes No Yes Yes

Yes No

No

Yes

Yes Yes

To be proceedby Minescape

software

* Supporting * Yearly Work * Activity & Budget * Surveying * Creating Database * Survey * Data * Topographic Map * Data * Report and Data * BOD

- Transportation Program Approval Revision * Topo & Geo. Mapping* Database Result * Lithology Check * Geologic Map Check Validity Approval * GM Operation

- Accomodation * Five Yearly * Dri lling Approval - Correlation Result * Contour Structure Result * Other Customers

- Equipment Program * Coal Sampling - Topography - Interpretation Approval * Iso Thickness Approval

* Personnel * Activity & Budget * Well Logging - Survey * Quality * Iso Quality

* Target Projection * Coal Analysis - Lithology - Composite * Coal Resources * Database Minescape

* Budget * Surveyor - Quality * Coal Reserve - Topography

* Strategy * Field Ass. - Survey

* Schedule * Geologist Ass. - Lithology

* Geologist - Quality

BOD Data Evaluator Data Analyzer Data Evaluator Manager Data Evaluator Data Evaluator Manager General Manager

& & & & & & & & & &

Data Evaluator General Manager Supervisor J r. Data Analyzer Data Analyzer Data Evaluator Data Analyzer Data Analyzer Data Evaluator Manager

Customers Delivery

Report Customers

Flow Chart

Field & Studio Activity

& Creating Database

Final Evaluation & Updating

&

Activity

PIC

ACTIVITY & DATA VALIDITY APPROVAL FLOW CHARTOF THE GEOLOGY & DEVELOPMENT DEPT.

Manager

Presentation Approval

Planning & Preparation

Prep

Check

Document

Process Check

Decision

ApprovedDocument

Data Process

Database

Check

TaggedDocument

Process

Output

Check

Decision

Data

Data

Check 1

Check 2

Process

Output

Check

Output

Output

Decision

Check

Database

Document

TaggedDocument

End

Document

Manager

Data

Page 50: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

• TAHAP TAHAP PENELITIAN UMUM (RISET / DESK STUDY)

• TAHAP EKSPLORASI REGIONAL (REKONAISAN)• TAHAP EKSPLORASI SEMI-DETIL• TAHAP EKSPLORASI DETIL

TAHAPAN UMUM KEGIATANEKSPLORASI PERTAMBANGAN BATUBARA

TUJUAN UTAMA atau TARGET UTAMA SETIAP TAHAP KEGIATAN EKSPLORASI DALAM INDUSTRI PERTAMBANGAN BATUBARA ADALAH UNTUK MEMPEROLEH DAN MENINGKATKAN KEPASTIAN DAN KEYAKINAN INFORMASI GEOLOGI DEPOSIT ENDAPAN BATUBARA

Page 51: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

• STUDI LITERATUR / DESK STUDY • PENGUKURAN TITIK ACUAN SURVEY• SURVEY TOPOGRAFI• PEMETAAN GEOLOGI BATUBARA• PEMBORAN GEOLOGI BATUBARA• EKSPLORASI GEOFISIKA• PENGAMBILAN CONTO LAPISAN BATUBARA• ANALISA CONTO BATUBARA• INVESTIGASI GEOTEKNIK DAN GEOHIDROLOGI• EVALUASI MODEL GEOLOGI• ESTIMASI SUMBERDAYA

JENIS KEGIATAN EKSPLORASIDALAM INDUSTRI PERTAMBANGAN BATUBARATUJUAN UTAMA SETIAP JENIS KEGIATAN EKSPLORASI DALAM INDUSTRI PERTAMBANGAN BATUBARA ADALAH UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI GEOLOGI DEPOSIT ENDAPAN BATUBARA

Page 52: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

• ANALISA CEKUNGAN/BASIN FORMASI PEMBAWA BATUBARA:

– Tipe Cekungan: back-arc, intramontane, fore-arc bll – Stratigrafi: perkembangan stratigrafi dan sedimentologi – Kerangka Struktur: tektonik, jenis dan intensitas struktur• INTERPRETASI KEMENERUSAN LAPISAN BATUBARA DARI

HASIL KOMPILASI PETA SEKITAR AREA PROYEK• KOMPILASI DATA INDIKASI BATUBARA DARI LAPORAN

EKSPLORASI TERDAHULU• ANALISA KESEBANDINGAN STRATIGRAFI TERHADAP

FORMASI PEMBAWA BATUBARA

STUDI LITERATUR (DESK STUDY)TUJUAN UTAMA ADALAH UNTUK MEMPEROLEH INFORMASI POTENSI/KEMUNGKINAN KETERDAPATAN INDIKASI DEPOSIT ENDAPAN BATUBARA BERDASARKAN DATA-DATA SEKUNDER DALAM BENTUK: LAPORAN GEOLOGI REGIONAL, LAPORAN EKSPLORASI TERDAHULU, INFORMASI MASYARAKAT, INTERPRETASI AWAL DATA EKSLORASI SEKITAR AREA PROYEK.

Page 53: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

SUMBER DATA: – Peta Geologi Regional Pemerintah (Skala 1:250.000) – Laporan eksplorasi terdahulu (Biasanya eksplorasi minyak dan/atau eksplorasi mineral dan/atau eksplorer terdahulu) – Laporan eksplorasi areal sekitar – Informasi masyarakat dalam/sekitar area proyek – Informasi pelaku industri lainnya (misalnya kehutanan atau perkebunan) – Laporan eksplorasi geofisika: gaya berat, geomagnet, seismik, geolistrik, dlsb.

STUDI LITERATUR (DESK STUDY)

Adakah indikasi deposit batubara, dimanakah indikasi deposit tersebut, adakah indikasi deposit tersebut ekonomis, apakah proyek layak untuk dilanjutkan? Jika layak, berapa besar initial biaya eksplorasi yang diperlukan untuk membuktikan indikasi tersebut

Page 54: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PATOK ACUAN SURVEY (BENCHMARK)ADALAH TITIK YANG TELAH MEMPUNYAI KOORDINAT TETAP DAN DIREPRESENTASIKAN DALAM BENTUK MONUMEN/PATOK PERMANEN DILAPANGANMEMILIKI FUNGSI PENTING PADA KEGIATAN SURVEY SEBAGAI TITIK IKAT YANG MEREFERENSIKAN POSISI SETIAP DATA/OBYEK YANG KITA AMBIL DILAPANGAN PADA SUATU SISTEM COORDINATE GLOBAL

• Penentuan titik benchmark di beberapa lokasi yang dipilih.• Lokasi: Mudah dijangkau dan terhindar dari gangguan.• Pengukuran: Terestrial (Total Stasiun) dan/atau GPS Geodetik• Diikatkan pada titik yang sudah ada (Patok Bakosurtanal)• Melakukan kalibrasi pengukuran posisi baik koordinat

maupun elevasi• Melakukan pembuatan monumen atau patok permanen• Mendokumentasikan informasi titik acuan (benchmark)

Page 55: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 56: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PEMETAAN TOPOGRAFIIDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI RONA MUKA BUMI YANG DIDASARKAN PADA IDENTIFIKASI LOKASI/POSISI/TITIK PADA SUATU SISTEM KOORDINAT DAN KETINGGIAN GLOBAL. PENGAMATAN YANG DILAKUKAN DIDASARKAN PADA POSISI/LOKASI DIPERMUKAAN BUMI DENGAN KETINGGIAN YANG SAMA. PADA SUATU SISTEM COORDINATE GLOBAL

• Dapat dilakukan dengan dua system pengambilan data: Terestrial dan Remote Sensing

• Terestrial: Theodolite Total Stasion, Shuntoo, Clino • Metode Terestrial : Open Traverse atau Close traverse• Jarak titik lokasi pengamatan dalam Terestrial ditentukan

oleh ketelitian skala peta yang hendak di dapat, misalnya: skala 1:5.000 – jarak titik pengamatan rata-rata 50 m sementara untuk skala 1:1.000 – jarak titik pengamatan adalah 10 m.

• Remote Sensing: Kombinasi Satelite Imagery, Photo Udara, Laser, GPS Geodetic.

Page 57: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL FLOW CHART OF GEOLOGY MAPPING

Page 58: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PEMETAAN TOPOGRAFI• Pada mapping topo dengan metode terestrial, pemetaan

dilakukan dalam beberapa tahap sesuai dengan tahap eksplorasi berdasarkan skala peta: skala 1:5.000 (semi-detil) dan skala 1:1.000 (detil)

• Pemetaan terestrial memerlukan biaya yang sangat besar dan waktu pemetaan yang sangat panjang dan jumlah personil yang relatif sangat banyak.

• Ketelitian mapping terestrial ditentukan oleh tingkat akurasi alat survey total stasiun, metode traverse, kerapatan titik amat pada detil survey, ketelitian rekam data mannual, akurasi process gridding.

Page 59: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

OPERASIONAL DILAPANGAN EVALUASI DATA DAN PEMROSESANNYA PELAPORAN DAN DOKUMENTASI

DIAGRAM ALIR PEKERJAAN PEMETAAN TOPOGRAFI DAN GEOLOGI

Cek Hasil

Proses

Gambar Titik dan Garis Ketinggian

Aktivitas Lapanga Database Database

Lapangan

Hasil Data

Hasil Data

YaTidak

Laporan Akhir

Dokumentasi Data

Aktivitas Lapangan :1. Pemetaan Topografi

- Titik Ikat Primer- Titik Ikat Sekunder- Jalur Utama Primer- Jalur Utama Sekunder- Jalur Rintisan- Pendetailan Situasi

2. Pemetaan Geologi- Pemetaan Geologi- Pengambilan contobatubara

Database Lapangan :- Pengukuran GPS- Pengukuran Theodolite- Pengukuran Situasi Detail- Pemetaan Geologi dan

Database conto batubara

Database Akhir :- Koordinat & Elevasi

Semua Titik Pengukuran- Pemetaan Geologi &

Conto Batubara

Hasil Akhir :1. Peta Topografi

- Data Koordinat & Elevasi- Peta Kerangka Titik Ikat Primer dan

Sekunder- Peta Kerangka Poligon & Jalur

Pengukuran- Peta Tata Guna Lahan

2. Peta Geologi - Korelasi Lapisan Batubara- Jurus dan kemiringan perlapisan batuan

Tidak YaCek Hasil Database

Lapangan Tidak YaCek Hasil Database

TidakCek Hasil

Ya

Hasil Data

Page 60: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

No. Remark

PEMETAAN TOPOGRAFI1 Luas 50002 Jumlah Hari Kerja 145 hari3 Survey Topografi

A. Pembuatan Polygona. Metoda Polygon Tertutupb. Jumlah Titik 8c. Jarak Antar Patok 2.500 m

d. Jarak Maks. Pengukuran

e. Jenis Patok BM Sekunder/Reff. Tk.2f. Jenis Alat Theodolite T2g. Akurasi alat

Jarak < 1/10.000Sudut 4 detikSalah Penutup sudut

Kerangka Utama <10"Vjumlah titikKerangka Cabang <30"Vjumlah titik

h. Titik Referensi BM Primeri. Kapasitas per hari per team 0.5 km

B. Pembuatan Jalur Cut Line & Detail SituasiB.1 Pembuatan Jalur Cut Line

a. Metoda Ray/Cut Linetegak lurus strike

b. Jarak Antar Cut Line 250 mc. Jarak Maks. antar titik pengukuran 20 m

d. Jenis Alat Theodolite T0 Wilde. Akurasi alat ?g. Titik Referensi BM Primer

BM Sekunderh. Kapasitas per hari per team 0.3 km

B.2 Pengukuran Detail Situasia. Metoda Open Travesseb. Jumlah Titik pada setiap Titik Cut Line 6 titikc. Jenis Alat Theodolite T0 Wildd. Akurasi alat ?e. Jumlah Alat 5 s.d 7 Unitf. Kapasitas per hari per team 0.3 km

C. Detail Situasia. Metoda Close Travesseb. Jenis Alat Suunto Azimuth &

ClinometerPita Ukur

c. Akurasi pembacaan alatAzimuth 5%Clinometer 5%Jarak

d. Akurasi perhitunganAzimuth -Clinometer -Jarak -

e. Jarak Maks. Antar Titik Pengukuran -f. Kapasitas per hari per team 12.5 Ha

5 Hasila. Data pengukuran lapangan, hasil proses data b. Data koordinat & elevasi hasil pengukuran dalam bentuk ASCII formatc. Peta Kerangka Titik Primer, Titik Sekunder, Titik Detail Situasi

skala 1 : 5.000 berdasarkan pembagian lembar petad. Peta Kerangka Jalur Poligon dan Jalur Cut-linee. Peta Topografi skala 1 : 5.000 berdasarkan pembagian lembar peta

Deskripsi

PEKERJAAN SURVEY - TOPOGRAFI

Page 61: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PEMETAAN TOPOGRAFI• Mapping topo dengan metode remote sensing (salah satunya

metoda LIDAR – Light Detection and Ranging or ALDIS) adalah metode pemetaan dengan menggunakan teknik pengambilan data dengan menggunakan kombinasi Satelite Imagery, Photo Udara, Laser Data, dan GPS Geodetic.

• Pemetaan dengan menggunakan sistem ini memiliki beberapa keunggulan: biaya yang relatif kecil ($ 7.5 - $15 / ha bandingkan dengan terestrial: $ 75 - $150 / ha), waktu pelaksanaan yang relatif singkat (3 bulan: mulai dari field data acquisition s/d reporting), jumlah personil yang sangat kecil.

• Tingkat akurasi: 0.1 m – 0.5 m (tergantung densitas vegetasi)• Kekurangan: densitas vegetasi yang rapat akan menghasilkan

tingkat akurasi yang rendah, pengambilan data tergantung pada cuaca.

Page 62: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

Ilustrasi proses kegiatan survey Lidar dan Foto Udara

Page 63: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PEMETAAN GEOLOGI BATUBARAADALAH SUATU RANGKAIAN KEGIATAN OBSERVASI DAN PENDATAAN INFORMASI GEOLOGI PERMUKAAN ATAS INDIKASI SINGKAPAN LAPISAN BATUBARA. PENGAMATAN DAN PENDATAAN TIDAK HANYA DILAKUKAN ATAS ADA/TIDAKNYA INDIKASI SINGKAPAN BATUBARA TAPI JUGA INDIKASI INFORMASI GEOLOGI LAINNYA. SEMUA INFORMASI YANG DIDAPAT DILAPORKAN DALAM BENTUK PETA GEOLOGI• Dilakukan berdasarkan program kerja yang sistematik• Umumnya dilakukan memotong arah jurus atau searah

kemiringan batuan. Tujuannya untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi susunan lapisan batuan.

• Biasanya dilakukan dengan cara river traverse (menyusuri alur sungai) dan/atau menyusuri alur bukaan lahan

• Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada setiap indikasi data yang ditemukan dilapangan.

• Jenis data yang diamati: lapisan batuan, batas lapukan, indikasi struktur geologi, aspek morfologi, mineral, instrusi, fosil

Page 64: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

• Pemetaan difokuskan pada pencarian, pencatatan dan pengukuran singkapan batubara pada khususnya dan batuan bukan batubara lainnya.

• Tujuan utama adalah untuk mengevaluasi aspek geometris lapisan batubara serta untuk mengevaluasi korelasi dan kemenerusan lapisan-lapisan singkapan batubara yang ditemukan.

• Hasil dari pemetaan ini dipergunakan sebagai acuan awal dalam menentukan dan melokalisir area potensi deposit batubara serta untuk mengetahui gambaran struktur geologi lokal dan formasi pembawa batubara di daerah tersebut.

• Semua rekam data lapangan hasil pemetaan geologi harus digambarkan kedalam peta kerangka geologi dengan mengikuti standard penggambaran yang sudah baku, baik dari bentuk simbol maupun warna.

PEMETAAN GEOLOGI BATUBARA

Page 65: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

• Lintasan pemetaan: open traverse dan/atau closing traverse • Perencanaan lintasan dilakukan berdasarkan gambaran umum

kondisi geologi regional dan geomorfologi dengan tujuan agar lintasan yang direncanakan efektif dan representatif.

• Lintasan sebaiknya dilakukan pada area-area dengan tingkat erosi yang tinggi: aliran sungai, dinding lembah, puncak bukit dan/atau area bukaan manusia.

• Peralatan yang dipergunakan untuk pemetaan geologi: peta topografi, palu geologi, kompas geologi, clino-suunto, meteran, stationery, komparator batuan dan mineral, peralatan sampling, kamera, alat komunikasi.

• Informasi yang direkam: posisi singkapan, penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi, struktur geologi, informasi pendukung (geomorfologi, kondisi geoteknik dan hidrologi)

PEMETAAN GEOLOGI BATUBARA

Page 66: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

• Densitas dan kualitas data geologi yang di hasilkan serta besaran skala yang dipakai pada peta, akan menentukan tingkat akurasi peta geologi

• Skala peta tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh.

• Tingkat ketelitian peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan

• Observasi yang dapat dilakukan pada suatu singkapan: arah jurus dan kemiringan (strike & dip) lapisan, pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi pemerian (deskripsi) batuan (visual megaskopis, dimensi singkapan, sifat-sifat fisik, tekstur, fosil, mineral-mineral.

PEMETAAN GEOLOGI BATUBARA

Page 67: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PEMETAAN GEOLOGI BATUBARA

• Pemetaan geologi dilakukan pada daerah yang telah ditentukan dan menunjukkan indikasi terdapatnya deposit batubara

• Peta topografi dan Peta Geologi skala 1 : 50.000 dipakai sebagai

referensi lokasi dan orientasi geologi di lapangan

• Rencana Kerja untuk lintasan-lintasan geologi di lapangan dibuat berdasarkan peta topo dan peta geologi tersebut

• Hasil pengukuran lintasan dan pengamatan geologi dipetakan dengan

skala 1:5.000 atau 1:10.000 • Setelah dilakukan pemetaan harus dilakukan evaluasi hasil pemetaan,

dan kemudian merencanakan lintasan berikutnya

Page 68: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PEMETAAN GEOLOGI BATUBARA

• Pengambilan data koordinat pada saat pemetaan menggunakan GPS tracking harus dilakukan minimal tiga kali pembacaan

• Jika pembacaan GPS sulit dilakukan karena densitas vegetasi dan

orientasi medan sulit dilakukan, maka geomapper diharuskan membuat sketsa traverse melalui penggambaran alur sungai atau morfologi

• Selalu menempatkan pita-pita petunjuk agar tidak lost orientasi • Semua satuan lithologi yang ditemukan harus diplot ke dalam peta. • Indikasi struktur yang ditemukan dideskripsi dengan detil,

kemenerusannya harus ditentukan terutama azimuth seretan atau azimuth patahan

Page 69: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PEMETAAN GEOLOGI BATUBARA

1. Sketsa pada singkapan merupakan hal terpenting dalam pengamatan

2. Lakukan pengamatan general sebelum melakukan pengamatan detil pada singkapan

3. Usahakan mendapatkan fresh rock condition sebelum memerikan batuan

4. Pengukuran arah jurus dan kemiringan diukur pada lapisan singkapan yang segar

5. Beri pita petunjuk dengan kode yang telah ditentukan, umumnya: code singkapan, geomapper, koordinat, ketebalan

6. Jika singkapan geometri singkapan sulit ditentukan, beri keterangan yang jelas

7. Dokumentasikan semua singkapan melaui 3 layout pemotretan: kondisi general, kondisi detil dan kondisi detil fresh singkapan

Page 70: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 71: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PEKERJAAN DI CAMP

• Korelasi lapisan-lapisan batubara • Delineating coal seams distribution along strike and dip directions

• Penentuan endapan batubara yang potensial untuk ditambang (“potential mineable coal deposit”)

• Deliniasi kualitas batubara di daerah pemetaan • Perencanaan pemboran dan penentuan lokasi titik- titik bor • Pemerian umum kondisi keteknikan lainnya dari endapan batubara • Evaluasi kelayakan pendahuluan, dengan sejumlah asumsi

Page 72: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

DESKRIPSI SINGKAPAN BATUBARA

• Lokasi ditetapkan pada atap lapisan batubara yang bersangkutan

• Posisi lokasi (koordinat) ditentukan dengan GPS, dan kemudian disurvei

• Diberi tanda bendera dari bahan tahan lapuk (berwarna mencolok)

• Singkapan dibersihkan dulu – jika keseluruhan tebal lapisan tidak terlihat, perlu dilakukan pegupasan terlebih dahulu

• Jika masih tidak bisa, maka perlu bantuan “scout drilling”• Pada lapisan-lapisan batubara target, persiapan Pemerian ini

biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan sampling

Page 73: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PEMERIAN “COAL LOGGING”

• Pemerian “coal logging”: pemerian dimulai dari “immediate roof” sampai ke “floor”.

• Ketebalan diukur secara vertical agar sepadan dengan data yang dihasilkan oleh pemboran vertical.

• Terlebih dahulu perhatikan gejala umum dan struktur pada lapisan batubara (jika ada) seperti :

Page 74: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GEJALA UMUM

– Floor and roof strata: rock type, color, hardness, massive or lamminated, presence of plant remain or carbonaceous materials – Changes from floor/roof to coal (rootlet beds indicate autochthanous origin) gradual, sharp/abrupt, erosional) – Clastic/inorganic bands in coal seam (clay and pyrite bands): thickness and type of parting – Coal seam quality data (temporal and spatial variation on quality)

– Strike and dip

Page 75: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

STRUKTUR LAPISAN BATUBARA• local faults, termasuk growth faults atau syn- depositional

faults (Staub et al., 1991)

• roof dan floor rolls

• Washout (bagian atas lapisan batubara tererosi)

• diapirs (bisa dari mud);

• rock ball (lensa-lensa batuan inorganik pada lapisan batubara)

• cleats (face cleats dan butt cleats): kharakteristik, spasi, dan orientasi

Page 76: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PEMERIAN BATUBARA LANJUTAN

• Color commonly brown to black• Commonly bedded, made of alternating or intercalating some different lithotype

bands (vitrain, clarain, fusain, durain)• Luster of each lithotype different (varies from very bright to very dull)• Defferent fracture or breakage pattern of each lithotype• Thickness of lithotype bands (mm to cm)• Lithotype bands association in a coal seam (intensity/frequency)• Resinous bodies, exudatinite, plant remains (trees, stems, roots) within coal

beds• Discrete inorganic matter in coal seams (dirt band, clay band, parting, pyrite)• Silicified materials common in coal seams• Rock balls in coal seams• Lithotype of Indonesia coal (commonly faintly bedded)• Most coal seams are cleated (butt and face cleats)• Hardness

Page 77: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 78: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PELAPORAN HASIL PEMETAAN GEOLOGI

• Hasil pemetaan geologi harus didokumentasikan melalui sebuah laporan yang memuat semua data dan informasi yang diperoleh selama kegiatan pemetaan.

• Hasil pemetaan geologi belum bisa menghasilkan

sumberdaya batubara.

• Hasil pemetaan geologi hanya dipakai untuk menentukan besaran target eksplorasi selanjutnya.

• Laporan hasil pemetaan umunya berisi: Pendahuluan;

Keadaan Umum; Metoda Eksplorasi; Geologi; Keterdapatan Batubara; Target Sumberdaya Batubara; Kualitas Batubara; Kesimpulan dan Saran; dan dilengkapi dengan lampiran-lapiran

Page 79: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

• Apakah target sumberdaya dan kualitas batubara, serta kondisi lainnya memiliki prospek untuk dikembangkan ?

• Jika ada, bagian mana pada area tersebut yang harus

prioritas dikerjakan selanjutnya? • Berapa besar cost serta waktu yang diperlukan untuk

men-developt area potensial tersebut ?

Page 80: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL FLOW CHART OF GEOLOGY MAPPING

Page 81: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PENGEBORAN EKSPLORASI BATUBARA

ADALAH SUATU RANGKAIAN KEGIATAN INVESTIGASI MELALUI KEGIATAN PENGAMATAN DAN PENGUMPULAN DATA/INFORMASI GEOLOGI BATUBARA BAWAH PERMUKAAN MELALUI PEMBUATAN LUBANG-LUBANG SUMURAN. INFORMASI GEOLOGI YANG DI AMATI DAN DIKUMPULKAN BERASAL DARI PENGAMATAN DAN DESKRIPSI SUSUNAN LAPISAN BATUAN SERTA KETERDAPATAN INFORMASI GEOLOGI LAINNYA.

Jenis bor eksplorasi :1. Bor Tangan : Bor spiral dan Bor Bangka2. Bor Mesin Putar (Rotary Drilling) : Bor inti (core drill), Bor putar biasa (rotary drill), Reverse circulation drilling, Rotary drilling, conventional coring, wire line drilling system3. Bor Mesin tumbuk (hammer drilling)

Berdasarkan cara pengambilan conto batuan: nir-inti (open hole), inti (full core), nir-inti – inti (touch cored)

Page 82: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PENGEBORAN EKSPLORASI BATUBARABerdasarkan tujuan dan program pemboran:a.Pemboran stratigrafib.Pemboran Sumberdaya: Pemboran sumberdaya awal (initial resource drilling, Pemboran sumberdaya lanjutan (advanced resources drilling), Pemboran sumberdaya rinci (Detail resource drilling), Pemboran pengembangan (Development Drilling)c.Pemboran Geoteknikd.Pemboran Geohidrologi

Perencanaan Pemboran:•Selalu berpatokan pada tujuan yang hendak dicapai serta program tahapan eksplorasi•Berpatokan pada interpretasi data geologi sebelumnya, terutama kontinuitas lapisan batubara dari data outcrop

Page 83: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PENGEBORAN EKSPLORASI BATUBARA• Rencana pola/pattern sebaran lubang bor dengan

memperhatikan: pola sebaran lapisan deposit, struktur geologi, cakupan area resource (jalur bor dan spacing bor), prediksi kedalaman, sample batuan.

• Beberapa rencana teknis pelaksanaan yang perlu diperhatikan:- rencana diameter lubang bor (BQ, NQ, HQ, PQ) - rencana teknik pemboran (conventional vs wireline; coring vs

non-coring/touch coring) - rencana jenis dan kapasitas serta jumlah perangkat bor (mesin

bor, pompa dan perlengkapannya) - renacna mobilisasi perangkat pemboran (dill rigs)- Rencana program kerja lapangan- Rencana sistem sampling yang akan diterapkan

Page 84: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL FLOW CHART OF DRILLING EXPLORATION

Page 85: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

Aspek yg direncanakan Pertimbangan Keterangan

Penyebaran Titik Bor Kondisi geologi, penyebaran lapisan batubara, rencana penambangan, tujuan pemboran (stratigrafi – bor pemandu – detil – infill)

Penentuan titik bor:Untuk bor pemandu: mengikuti penyebaran croplineUntuk pemboran rinci: sistim lintasan bor tegak lurus jurus (tentukan jarak antar lintasan, jumlah lubang setiap lintasan, kedalaman, dll.)Grid pattern (tentukan spasi titik bor) “Infilling Drilling” (untuk rencana tambang)

Peralatan Pemboran Sasaran, kedalaman, topografi, sifat-sifat fisik batuan, lingkungan (geografi).

Pemilihan Peralatan:Mata Bor, Mesin Bor, Batang Bor, Pompa, Tabung Penginti Slang/Pipa air, dll

Teknik Pemboran Sasaran, ketersediaan peralatan, ketersediaan air, rencana kedalaman,

Penentuan Teknik Pemboran: Diamond drilling vs Reverse Circulation Konvensional vs Wire Line Pakai pembilas airPakai media udara Pemboran kering Pakai lumpur Penggunaan mata bor

Pengelolaan Hasil Bor Pemanfaatan/penggunaan hasil pemboran, penanganan contoh

Penetapan prosedur: Pengambilan conto, Pemerian conto, Penyimpanan conto, Pengiriman conto, Analisis dan pengujian conto, Validasi Data pemboran, Dokumentasi Data Pemboran.

PENGEBORAN EKSPLORASI BATUBARA

Page 86: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PENGEBORAN EKSPLORASI BATUBARA• Pemboran eksplorasi batubara biasanya dilakukan dengan

sistim conventional ataupun sistim wireline.• Sistim Conventional: semua batang bor berikut tabung penginti

harus dikeluarkan dari lobang bor untuk mendapatkan inti bore (core).

• Sistim Wireline: tabung penginti dalam (inner-tube) dapat dipancing keluar menggunakan overshot untuk memperoleh inti bor. Jadi, proses pengambilan inti bor pada sistim ini jauh lebih cepat ketimbang sistim conventional.

• Sistim Conventional biasa dilakukan pada kegiatan pemboran yang relative dangkal, sedangkan pada pemboran dalam lebih cendrung digunakan sistim Wireline

Page 87: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

MEDIA LUMPUR BOR

• Lumpur bor (drilling mud) biasa digunakan sebagai media pembilas dengan beberapa alasan sebagai berikut:

1. dapat mendinginkan mata bor;2. dapat berfungsi sebagai pelumas pemboran;3. dapat membantu mengangkat keratan bor;4. dapat mencegah runtuhnya dinding sumur (caving); dan5. dapat mencegah terjadinya loss circulation.• Namun, untuk melindungi dinding sumur secara lebih meyakinkan

biasanya digunakan pipa selubung (casing), yang dimasukkan ke dalam sumur secara gravitasi atau diborkan pakai casing shoe.

Page 88: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PENGEBORAN EKSPLORASI BATUBARA1. Sistim coring: menghasilkan lobang dan inti bor (core).2. Coring bisa dilakukan secara penuh dari atas sampai kebawah (full-coring)

atau pada bagian- bagian tertentu dari suatu penampang bor (touch-coring).

3. Pada kegiatan pemboran eksplorasi batubara, full-coring biasa dilakukan untuk keperluan studi stratigrafi dan penyelidikan geoteknik.

4. Touch-coring dilakukan pada lapisan-lapisan batubara target.5. Proses pengintian (coring) berjalan secara mekanik di dalam tabung

penginti (core-barrel).6. Satu unit tabung penginti minimal tersusun dari 2 (dua) tabung yaitu

tabung luar (outer-tube) dan tabung dalam (inner-tube)7. Unit dengan 2 tabung = double tube core barrel.8. Guna mempermudah pengambilan inti bor, pada tabung dalam

ditambahkan tabung belah (split-tube), sehingga hanya tabung belah inilah yang ditarik atau didorong keluar agar inti bor bisa diperoleh.

9. Pada sistim wireline, di pangkal tabung dalam dipasang pengait sebagai tempat mendaratnya alat pancing overshot

Page 89: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

CORE RECOVERY DAN RQD

• Perolehan inti bor (core recovery) adalah sesuatu yang penting dalam pemboran coring karena akan menyangkut keterwakilan (representativeness) dan penentuan posisi dari contoh yang akan diambil.

• Dalam kegiatan eksplorasi batubara, core recovery yang diminta tidak boleh kurang dari 95%; bila kurang dari itu maka coring harus diulang.

• Baik – buruknya tingkat core recovery sangat tergantung pada beberapa faktor seperti: sifat-sifat fisik batuan, kondisi peralatan bor, teknik pemboran, dan diameter core barrel.

• Selain Core Recovery, RQD (Rock Quality Designation) juga perlu ditentukan.

Page 90: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

DIAGRAM ALIR PEMBORANPemboran:A. Pemboran Dalam + 400 mB. Pemboran Dangkal 25m – 150m

Mannual atau MekanikPemboran Dalam 25m x 25m

Pemboran Dangkal 10m x 10m

Jarak Antar Lokasi 400m – 2.000m

Page 91: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

 Case 1 : Pada zona hutan dengan jarak tegakan pepohonan yang relatif jarang         

 

Gambar 1. Rona awal                   

 Gambar 2. Aktivitas pemboran            

  Gambar 3. Rona Akhir (setelah kegiatan pemboran)

Dilakukan pemeriksaan kadar keasaman, lumpur/air pemboran, jika kadar keasamannya terlalu tinggi, maka ditambahkan CaCO3 untuk menetralisir keasaman ter-sebut, setelah itu baru ditimbun tanah.

Penanaman kembali lahan bekas areal pemboran dgn menggunakan cover crops

1.50 - 2.00 m.maks. 10.00 m.

maks. 1.00 m.

Mesin Pemboran

Mesin Pompa Air

Bak Lumpur/Air Pemboran

Rangkaian Kegiatan Pemboran Dalam Lingkungan Kawasan Hutan

Page 92: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

 Case 2 : Pada zona hutan dengan jarak tegakan pepohonan yang relatif dekat (padat)          

 

Gambar 1. Rona awal                   

 Gambar 2. Aktivitas pemboran

            

  

Gambar 3. Rona Akhir (setelah kegiatan pemboran)

Dilakukan pemeriksaan kadar keasaman, lumpur/air pemboran, jika kadar keasamannya terlalu tinggi, maka ditambahkan CaCO3 untuk menetralisir keasaman ter-sebut, setelah itu baru ditimbun tanah.

Penanaman kembali lahan bekas areal pemboran dgn menggunakan cover crops dan beberapa batang pohon dengan system stek

1.50 - 2.00 m.maks. 10.00 m.

maks. 1.00 m.

Mesin Pemboran

Mesin Pompa Air

Bak Lumpur/Air Pemboran

Pembersihan lahan dilakukan dengan cara melakukan penebangan tegakan pepohonan yang relatif berukuran diameter < 30 cm dan diusahakan hanya pada areal tempat lokasi mesin pemboran

Page 93: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 94: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 95: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PENANGANAN INTI BOR

• Untuk menghindari kontaminasi dan meminimalkan pengaruh oksidasi, inti bor (terutama batubara) harus diperlakukan sebaik mungkin setelah keluar dari tabung penginti. Inti bor tersebut harus ditempatkan di dalam core box yang sudah diberi label sesuai dengan posisi stratigrafi lobang bor bersangkutan.

• Sebelum ditutup rapat ada baiknya inti bor tersebut diabadikan melalui foto, dimana informasinya mungkin diperlukan kemudian hari.

Page 96: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

Cara Menghitung Recovary

Panjang Core Sample yang diperoleh

Panjang Coring Yang dilakukanCoring Recovary = x 100 %

Panjang core batubara yang diperoleh

Tebal batubara berdasarkan e-logCoal Recovary =

Ketentuan kontrak : Coal recovary minimal 90 %

x 100 %

Page 97: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GEOPHYSICAL WELL-LOGGING• Penyelidikan geofisika harus dilakukan pada setiap lobang

bor.• Untuk mengkomfirmasikan posisi kedalaman atap dan lantai

lapisan batubara serta ketebalan lapisan batubara.• Membantu melihat gejala-gejala perubahan vertikal dalam

lapisan batubara terutama bila perolehan inti bor tidak begitu baik.

• Beberapa alasan lain melakukan penyelidikan geophysical well logging:

1. sebagai bukti otentik rekaman lobang bor;2. sebagai alat pemandu sampling (terutama ply-by-ply

sampling);3. sebagai alat pembantu dalam perkiraan kualitas batubara;4. memperkirakan perubahan litologi pada dinding bor; dan5. sebagai alat pemandu korelasi lapisan-lapisan batubara.

Page 98: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PRINSIP KERJA GEOPHYSICAL WELL-LOGGING

• Mendeteksi gamma ray, density, resistivity, dan spontaneous potential dari lapisan-lapisan batuan sedimen termasuk batubara

• Mengetahui perubahan-perubahan diameter lobang bor menggunakan caliper

• Perubahan-perubahan litologi yang terjadi pada satuan batuan pengandung batubara dapat diketahui

• Dalam praktek sehari-hari, kebanyakan perusahaan hanya membutuhkan minimal 3 (tiga) parameter ukuran: gamma-ray, density, dan caliper.

Page 99: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PRINSIP KERJA GEOPHYSICAL WELL-LOGGING

• Perangkat geophysical well logging terdiri dari 2 (dua) bagian utama yaitu: sonde (probe) dan alat perekam (recorder)

• Keduanya dihubungkan dengan kabel (wire)• Alat yang bertugas untuk melepas dan mendeteksi sinyal

pada lobang bor adalah sonde• Sonde mengirim sinyal yang ditangkap dari lobang bor ke alat

perekam di permukaan melalui kabel.• Sonde terdiri dari sumber radioaktif yang ditempatkan paling

bawah dan beberapa alat detektor yang diletakkan secara bertingkat di bagian atas, serta alat pengukur diameter lobang bor yang ditempatkan di delakangnya

Page 100: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PRINSIP KERJA GEOPHYSICAL WELL-LOGGING

Page 101: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GAMMA RAY DAN DENSITY• Logging gamma-ray hanyalah menerima sinyal radioatifitas

alamiah dari batuan• Sinyal gamma-ray diterima oleh detektor dan dikirim ke alat

perekam di permukaan• Pada pengukuran density, sumber radioaktif akan melepas

sinyalnya (sinar gamma) ke dalam batuan dinding lobang bor dan gamma dari batuan tersebut dideteksi kembali oleh detektor

• Detektor terdekat dengan sumber akan mengirim sinyal short spacing density, sedangkan detektor yang jauh dari sumber akan melaporkan long spacing density.

• Logging density juga sering disebut logging gamma-gamma• Logging density sangat sensitif terhadat diameter lobang bor.• Hasil pengukuran geophysical well logging juga dipengaruhi oleh

muka air tanah di dalam sumur pemboran.

Page 102: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GEOPHYSICAL WELL-LOGS

• Bagian alat perekam terdiri dari amplifier dan komputer• Sinyal yang diterima diperkuat oleh amplifier dan kemudian langsung disalurkan ke

komputer untuk direkam dalam bentuk data digital ataupun grafis• Data grafis langsung dapat diinterpretasikan sesuai dengan sifat- sifat atau respon

batuan dinding bor terhadap pengukuran radioaktifitas (gamma-ray dan gamma-gamma) seperti:

1. lapisan batu lempung atau serpih (shale): gamma-ray tinggi dan density tinggi2. lapisan batupasir kuarsa: gamma-ray rendah dan density tinggi3. lapisan batubara: gamma-ray rendah dan density rendah• Setelah itu baru dilakukan penentuan posisi kedalaman dari setiap perubahan, dan

kemudian mengukur ketebalan dari lapisan batubara

• Yang perlu diperhatikan adalah: setiap hasil interpretasi geophysical well logs harus direkonsiliasikan dengan data pencatatan litologi dari pemboran

Page 103: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GEOPHYSICAL WELL-LOGS

Page 104: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTS TAHAP PERSIAPAN PEMBORAN

• Merencanakan lokasi titik-titik bor• Membuat rencana kedalaman total (total depth)• Memperkirakan kedalaman lapisan-lapisan batubara

untuk setiap titik yang akan dibor• Memberikan informasi geologi kepada master bor• Menyiapkan formulir-formulir baku untuk

pencatatan data hasil pemboran

Page 105: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTSTAHAP PROSES PEMBORAN

• Mengamati dan mencatat beberapa hal yang menyangkut proses pemboran seperti:

• kecepatan laju penetrasi (penetration rate)• kemajuan pemboran (drilling progress)• Kondisi-kondisi hilangnya air pembilas (lost circulation)• Kemajuan coring yg sudah dilakukan• Pencatatan waktu yang hilang dalam proses pemboran:

standby, reaming, flushing, ganti rod, ganti bit, dll.• kedalaman casing yang dipasang• Pemakaian polimer, cement dan bahan kimia lainnya,

termasuk bahan bakar• safety

Page 106: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTS HASIL PEMBORAN-NON CORING

Melakukan perekaman dan pencatatan hasil-hasil kegiatan pemboran:1.Dokumentasi dilakukan setiap kemajuan 1 meter pemboran,2.Deskripsi lithologi dilakukan setiap cuting pemboran per 1 meter3.mencatatnya di dalam formulir yang tersedia4.Mencatat dengan rinci interval pemboran jika ditemukan indikasi batubara5.melakukan pencocokan (rekonsiliasi) dengan log geofisika

Page 107: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTSHASIL PEMBORAN CORING

• Deskripsi core dilakukan pada split yang telah disediakan. Jika memungkinkan, harus tersedia 2 split dalam melakukan coring.

• Setelah dikeluarkan dari core barrel dan ditempatkan pada split (pipa belah paralon), inti bor (core) segera dibersihkan dari lumpur atau kotoran lain. Att: pembersihan tidak diperbolehkan dengan di cuci.

• Lakukan deskripsi detil pada setiap lapisan batuan. Sebaiknya sebelum dilakukan pengukuran interval, lakukan penandaan pergantian lapiasn lithologi.

• Tandai pula fracture-fracture yang terdapat dalam core.• Lakukan deskripsi sesegera mungkin, terutama jika pada core

tersebut terdapat batubara. Core batubara harus diutamakan terlebih dahulu sebelum melakukan deskripsi lainnya.

• Setelah diberi tanda kedalaman inti bor tersebut lanjutkan dengan pemotretan.

Page 108: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTSHASIL PEMBORAN CORING

• Tentukan core recovery dan RQD • Deskripsi (sesuai dengan kolom yang ada dalam formulir isian)• Menyimpan core di dalam (dengan label kedalaman), inti batubara

harus dibungkus plastik• Rekonsiliasi dengan log geofisika untuk segera dilakukan sampling

batubara• Masukkan contoh batubara kedalam kantong palastik berlapis yang

disegel (sealed) sangat rapat dan kuat.• Setiap pengambilan sample dilakukan, interval core yang diambil

harus diberi tanda dan diberi gap tersendiri dalam core box-nya.• Core box harus disusun secara teratur berdasarkan interval

kemajuan pemboran.• Simpan core box secara terlindung dari sengatan matahari langsung

Page 109: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTSHASIL PEMBORAN CORING

Pencatatan Hasil Pemboran•Deskripsi harus baku dan seragam diantara para well site geologists•Untuk itu perlu suatu checklist atau formulir baku•Pencatatan paling kurang memuat:1.Kilap dan tingkat kecerahan dari batubara;2.Lapisan pengotor (warna, komposisi, kekerasan)3.Litologi dari atap dan lantai4.Beberapa sifat geoteknik5.Kemiringan lapisan6.Unsur struktur (cleat dan kekar)7.Kehadiran mineralisasi seperti pyrite dan karbonat

Page 110: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTSHASIL PEMBORAN CORING

• Dalam hal core recovery tidak 100%, well-site geologists harus bisa memperkirakan posisi top dan bottom dari lapisan batubara

• Asumsikan:1.Core tidak tertangkap atau2.Core jatuh

Page 111: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTS GEOPHYSICAL WELL LOGGING

• Menyaksikan pelaksanaan kegiatan geophysical well logging

• menyediakan informasi dan memberikan arahan kepada operator logging tentang posisi lapisan- lapisan batubara

• memberikan informasi tentang casing dan pemakaian media pemboran

• menyaksikan pengukuran ketinggian muka air tanah• menyaksikan jalannya proses logging dan segera

mengecek hasilnya

Page 112: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTS FINAL BOREHOLE LOGS

• Melakukan pekerjaan rumah: interpretasi geophysical logs

• Melakukan rekonsiliasi antara geophysical logs dengan log litologi dari pemboran

• Mengisi formulir baru dari hasil rekonsiliasi (reconciled logs)

• Membuat log litologi final berdasarkan reconciled logs.

Page 113: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTS FINAL

1. Surat Perintah dimulainya pemboran, diterbitkan oleh wellsite

2. Pemboran Pilot Hole, menggunakan metoda Open Hole

3. Pelaksanaan pengukuran E-logging untuk parameter natural (gamma) dan density(gamma-gamma).

4. Pemboran Target Hole, menggunakan metoda touch coring (open hole untuk batuan non batubara, coring untuk seam batubara)

5. Pengambilan foto core batubara, dilakukan pada setiap run pemboran coring.

6. Pelaksanaan pengukuran E-logging untuk parameter natural (gamma) dan density(gamma-gamma), resistivity (SP-R), caliper.

7. Sampling batubara, dilakukan setelah roof & floor setiap seam selesai dicoring

8. Surat Perintah selesainya pemboran, diterbitkan oleh wellsite

Page 114: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTS FINAL

• Melakukan deskripsi cutting

• Melakukan pengambilan sample cutting setiap terjadi perubahan lithologi, untuk analisa NAG Test (Net Acid Generating Test)

• Melakukan penyetopan pemboran pilot hole setelah target depth dicapai, untuk kantong E-logging max. 6 meter.

• Melakukan interpretasi hasil E-log dengan cara mengukur kurva. Untuk kurva gamma ray: 1/3 dari bagian atas garis kelurusan kurva, sedangkan untuk kurva density: 1/2 dari bagian atas garis kelurusan kurva.

• Melakukan penentuan interval coring dengan ketentuan 0.5 M (Lati), 1M (Bin & Sambarata) diatas roof dan 0.50 mtr dibawah floor batubara

Page 115: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

WELL SITE GEOLOGISTS FINAL

• Memastikan interval “run” setiap kemajuan coring

• Mengukur panjang “core” pada tabung split. Cara mengeluarkan tabung split dilarang dengan cara memukul core barrel

• Letakkan core batubara pada tabung split (paralon), pastikan core tidak terkontaminasi dan Lakukan pemotretan

• Bungkus core batubara dengan plastik “wrap” dan letakkan pada tempat yang terhindar dari cahaya matahari

• Hitung core dan coal recovery

• Lakukan deskripsi terhadap core batubara dan non batubara

• Lakukan pengambilan sampel batubara

Page 116: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

LITHOLOGICAL DESCRIPTION OF CORE

• Deskripsi Cutting/Chips : Rock type, colour, grainsize, mineral penyusun, kandungan mineral lain (pyrite, resin, ferogineous nodule, coal)

• Deskripsi Core : Rock type, colour, grainsize, strength (firm, friable, slightly), sedimen structure, dip, fracture(vertical, horizontal), fosssils, worm burrows, core state (solid, broken, very broken), fragmen/mineral penyusun, fosil, kandungan mineral lain (pyrite, resin, ferogineous nodule, coal)

1. Deskripsi Cutting, Core non coal

2. Deskripsi Batubara

• colour, brightness, streak, belahan, core state (solid, broken core), sifat fisik lainnya: clay band, bone coal, weathered, kandungan mineral lain (pyrite, resin)

Page 117: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

PHOTOGRAPH OF CORE

Hal-hal yang harus diperhatikan:

1. Core batubara tidak terbungkus plastik wrap

2. Pastikan coring dalam keadaan tersusun rapih

2. Pastikan Billboard telah ditulis: Lokasi, nomor titik bor, nama seam, interval seam, tanggal pemotretan

3. Letakkan pembanding pada bagian yang ditonjolkan (batas roof, floor, posisi parting)

4. Bila menggunakan kamera digital, pastikan hasil pemotretan sesuai yang diharapkan.

Page 118: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 119: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 120: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

SAMPLING BATUBARA

• Merupakan salah satu kegiatan penting dalam eksplorasi• Conto yang diambil harus benar-benar mewakili kondisi deposit batubara• Penanganan conto dalam kegiatan sampling akan menentukan terjadi/tidaknya

pengotoran terhadap conto yang diambil.• Dilakukan berdasarkan tahapan kegiatan eksplorasi• Umumnya sample rinci dilakukan pada awal tahap eksplorasi yang kemudian

secara gradual dilakukan secara komposit seiring semakin detilnya eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi detil dan tahap development eksplorasi, conto umumnya diambil berdasarkan orientasi produk tambang.

• Visual megaskopis deskripsi dari geologist akan menentukan sistematika sampling yang dilakukan.

• Pembagian ply to ply sample coal interval dilakukan berdasarkan visual megaskopis interpretation yang dikalibrasi dengan data geofisika logging.

• Pengambilan conto batuan pengotor dan batuan pengapit dilakukan berdasarkan orientasi kemungkinan produk yang akan dihasilkan.

• Pengambilan conto batuan roof dan floor akan sangat berguna untuk mengindikasikan bersih/tidaknya sistem penambangan yang dilakukan.

Page 121: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

SAMPLING BATUBARA

• Berdasarkan jenis kegiatan eksplorasi, sampling dibagi menjadi:- sampling pada kegiatan pemetaan: parit uji dan sumur uji- sampling chips drilling- sampling core drilling- bulk sampling

• Parit uji: dengan cara membuat lubang bukaan berbentuk persegi panjang pada lapisan batubara dari batas atas hingga batas bawah kontak dengan batuan bukan batubara. Proses penggalian lapisan batubara untuk diambil sebagai conto sedapat mungkin dimulai dari lapisan dalam batubara yang bebas dari pelapukan.

• Sumur uji biasanya dilakukan untuk pengambilan sample pada kedalaman lebih dari 2m dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi sample yang tidak lapuk.

• sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3-5 m dengan kedalaman bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji dan diharuskan mencapai batuan dasar lapisan batubara.

• Pengambilan sample pada parit uji dan sumur uji harus dilakukan secara proporsional searah vertikal.

• Pemisahan ply by ply sample didasarkan pada ada tidaknya lapisan pengotor (parting)

Page 122: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

SAMPLING BATUBARA

• Sampling chip drilling dilakukan pada hasil pemboran nir-inti.• Interval sample yang diambil dilakukan permeter kedalaman pemboran• Jumlah sample yang diambil sedapat mungkin harus mencukupi kebutuhan

minimal kuantitas conto yang diperlukan lab.• Sample chips yang diambil harus bersih dari material pengotor.• Hasil analisa chips tidak akurat dan jarang dilakukan dalam program pemboran. • Sampling conto inti pemboran dilakukan berdasarkan deskripsi megaskopis well-

site.• Harus dilakukan pada inti hasil pemboran yang representatif (recovery inti

minimal 90%) agar representatif lapisan batubara terwakili.• Pola pengambilan sample core umumnya dilakukan secara rinci pada awal tahap

eksplorasi dengan tujuan agar prediksi produk yang akan dihasilkan dapat diketahui dari awal.

• Ply by ply sample pada awal tahap eksplorasi berguna juga sebagai marker type untuk proses korelasi.

• Sampling inti drilling harus terhindar dari proses oksidasi yang mungkin muncul.• Selain visual megaskopis, pembagian sample harus pula mempertimbangkan

pola grafik hasil geofisika logging.

Page 123: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 124: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 125: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

SAMPLING BATUBARA

Standart of Coal Brightness

BRIGHTNESS COAL DESCRIPTION

10 to 30% Dull with minot bright bands

0 to 10% Dull Coal (Inertinite)

50 to 70% Bright and dull

30 to 50% Dull with numerous bright bands

90 to 100% Bright Coal (Vitrinite)

70 to 90% Bright with minor dull bands

Page 126: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

COAL SAMPLING

Instruksi Kerja:

1. Tentukan roof dan floor, parting dengan cara membandingkan dengan E-logging dan menggores permukaan cor batubara

2. Ukur ketebalan batubara, parting, dan lakukan pembagian ply by ply berdasarkan ketentuan/sistematika yang ada

3. Tuliskan pada kartu sample: Nomor sampel, lokasi pemboran, interval sample, nomor bag, remark (missal sample lapuk, adanya parting ikut disampel, adanya clay band). Bungkus kartu sample dengan plastik

4. Siapkan kantong sampel dan tuliskan: Nomor sample, interval sample, tebal sample dan urutan bag dari total bag

5. Masukkan sampel batubara dan kartu sampel ke dalam kantong sampel, dan ikat masing2 kantong dengan kuat

6. Satukan dan diikat semua ply dari satu seam tersebut menjadi satu kesatuan.

Page 127: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

THERMAL ANALYSIS

COAL ANALYSIS

1. Proximate, TM, TS, CV

Sample ADL RM TM M ASH VM FC TS GCVNo From To Thick Mass % % % % % % % % kcal/kg kcal/kg kcal/kg

(m) (m) (m) (kg) ar ar ar adb adb adb adb adb adb ar dafId

Sample IntervalResults

sample

2. Ash Analysis

SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO Na2O K2O Mn3O4 TiO2 P2O5 SO3 Und

1100

2100

NoSample Result ( % db )

Id

Page 128: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

THERMAL ANALYSIS

3. Ash Fusion Temperature 

5. Relative Density

7. Trace Element

4. HGI 

No RD

g / l C H N S O1

2

Id

Sample Result ( % daf )

6. Ultimate

Sample IM

Id %adb Hg Se As B1

2

ppm in Coal adbNo

No RM HGI

D S H F % AR INDEX1

2

Sample REDUCING ( oC )

Id

Page 129: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

GENERAL FLOW CHART OF E-LOGGING

Page 130: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

EVALUASI MODEL GEOLOGI

• Validasi data yang dihasilkan dari kegiatan lapangan merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mendapatkan data yang valid dan akurat.

• Kompilasi data dilakukan terhadap semua data eksplorasi• Jenis database eksploarsi diantaranya: data survey topografi, data pemetaan

geologi, data pemboran, data geofisika logging dan data analisa kualitas lab.• Rekonsiliasi antara data topografi dengan data survey lubang bor merupakan

langkah untuk mengecek apakah kedua data tersebut benar atau tidak. Jika penyimpangan kedua data tersebut relatif lebih besar dari satuan interval kontur skala 1:1.000, maka sebaiknya dilakukan pengecekan data survey kembali. Apabila perbedaan yang terjadi dibawah setengah dari interval kontur tersebut, maka data survey bor dipakai sebagai acuan untuk adjusment data topo.

• Buat statistik perbedaan antara data run pemboran dengan data hasil pengukuran geofisika logging. Error yang umumnya diterima adalah sekitar 0.20m – 0.40m

• Tentukan metode grid yang sesuai untuk membuat grid kontur topografi: FEM (Finite Element Methods) atau Triangulation

• Tentukan metode grid untuk membuat grid surface lapisan batuan: FEM atau Planar

• Tentukan metode grid untuk membuat grid surface kualitas: Invers distance atau variogram

Page 131: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

EVALUASI MODEL GEOLOGI

• Validasi data serta pemodelan harus dilakukan berdasarkan hasil analisa korelasi data eksplorasi terutama korelasi data logging.

• Korelasi data lubang bor dapat dilakukan berdasarkan:- Posisi lubang pemboran- Kesamaan dalam deskripsi lithologi antara lubang pemboran- Keterdapatan marke bed atau key beds- Kesamaan type grafik geofisika logging- Kesamaan type hasil analisa ply by ply

Page 132: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

Geologist Note

Field Geological

Log

Geological Code Log

Sheet

Field Lithology Log

Reconcile Lithology Log

Stratigraphy Column

LAS File PDFBorehole

ProfileSample List Analysis Result Drill Site Core

BBM-001(FC) Full Core x x xBBM-008(TC) Partially Core x x xBBM-014(CH) Partially Core x x x x x x x x xBBM-014(OH) Non Core x x x x x x x x xBBM-025(CH) Partially Core x x x x xBBM-025(OH) Non Core x x x x x x xBBM-025(R1) Partially Core x x xBBM-030B(CH) Partially Core x x x x xBBM-030B(OH) Non Core x x x x x x x xBBM-039(OH) Non Core x x x x x x x xBBM-050(CH1) Partially Core x x xBBM-050(OH) Non Core x x x x x x x xBBM-106(OH) Non Core x x x x x x x xBBM-111 (CH) Partially Core x x x xBBM-111 (OH) Non Core x x x x x x x xBBM-112 (OH) Non Core x x x x x x x xBBM-113 (OH) Non Core x x x x x x x xBBM-114 (OH) Non Core x x x x x x x x x x x x xBBM-114 (R4) Partially Core x x xBBM-115 (OH) Non Core x x x x x x x x xBBM-115 (R2) Partially Core x x xBBM-116A (TC) Partially Core x x xBBM-122 (OH) Non Core x x x x x x x x xBBM-126 (OH) Non Core x x x x x x x xBBM-133 (OH) Non Core x x x x x x x xBBM-133 (R1) Partially Core x x x x x x x x

Geotechnical Log Bore

PhotoQuality

Borehole Type

Log Bore

Borehole Data Catalogue

Drillhole Id Summary SheetDaily Drilling

ReportCompletion

ReportCore Run

Sheet

Geophysical LogCoal Seam Gas Tests

Point Load Tests

V-Notch Weir Tests

Page 133: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 134: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

EVALUASI MODEL GEOLOGI

• Hindari sekecil mungkin pemakaian dummy hole (bor bayangan). Jika kecukupan dan sebaran data model kurang mencukupi, dianjurkan untuk menggunakan trend surface.

• Perhatikan kuadran yang dipakai ketika pemodelan dilakukan.• Ingat metode tiga titik (three points method)• Lakukan analisa penampang, baik 2D maupun 3D untuk melihat apakah

ada/tidaknya penyimpangan kemiringan lapisan• Selalu berpatokan pada hukum “garbage in = garbage out”• Sebelum melakukan pemodelan, tentukan terlebih dahulu skema seam yang

dipakai untuk pemodelan. Jika proses splitting atau percabangan seam terlalu kompleks, dianjurkan untuk melakukan pengelompokan data seam berdasarkan split seamnya.

• Dalam pembuatan model kualitas, hanya menggunakan hasil analisa sample yang memenuhi ketentuan recovery.

• Selalu melakukan kompilasi kemiringan lapisan batuan antara model geologi dengan data singkapan batuan.

• Pastikan posisi sub-cropline yang didapat dari pemodelan, berada dekat dalam radius outcrop yang ditemukan.

• Selalu membuat catatan dalam proses pemodelan.

Page 135: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

EVALUASI MODEL GEOLOGI

• Anomali yang muncul pada peta iso-thickness dan iso-kualitas merupakan indikasi adanya : error data, error gridding, atau adanya struktur geologi

Page 136: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

NO NO

YES YES

NO - Topography YES - Cropline YES

- Survey - Cropline - Contour Structure

- Litology - Contour Structure - Isopach

- Isopach

YES

Data Compiling YES

- Topo & Geo Map.

- Survey NO

- Drilling - Topography

- Well Logging - Survey YES

- Coal Sampling - Litology

- Coal Analysis - Coal Quality

Quality Model NO YES - Coal Resources

NO - Cross Section

- Survey - Isopach/Isoquality

- Lithology - Contour

- Quality YES Structure

- Cropline

YES

=

=

=

Quality

DATABASE

Data Quality

Modelling

DATA PROCESSING FLOW CHART

D A T A P R O C E S S I N G P R O C E D U R E SFOR GEOLOGY MODELOPERATION

DATABASEFIELD

Cross Section

Modelling

GeneratedGenerated

Geological

&

Coal Resources

Geological

D A T A C OM B I N E D

Statistically - Topography

CREATE

MINESCAPE

Final Database

Operation Supervisor

PIC

Customers

Check 3 & Document to Customers

Check 2, Check 3 & Report

All Process & Check 1

Manager

Data Evaluator

Data Processing

F l o

w C

h a

r t

DATABASE DATABASECHECK

1

INTERIM REPORT

DATABASE

DATABASE

PROCESS CHECK 1 PROCESS OUTPUT

CHECK 2

PROCESS OUTPUTCHECK

1

INTERIMREPORT

FINALREPORT

OUTPUT

DATABASE CHECK 2

PROCESSCHECK

3

FILEDOCUMENT

END

INTERIM REPORT

Data Analyzer

Data Processing

DOCUMENT

EVALUASI MODEL GEOLOGI

Page 137: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

Field Data

UnreconciledData

Data Evaluation

Computer Process

Modeling

SYSTEM MECHANISM OF DATABANK EVALUATION

Collecting Field Data :- Bore Location Map- Drilling Data- Field Description - Sampling Data- Unreconciled Sheet

Checking Data Validity : - Drill Hole Number- Drill Hole Location- Drilling Depth - Drilling Date- Lithology Description- Coal Seam Stratigraphic- Coal Sample Interval

Input Data in Unreconciled Sheet :- File Number- Drill Hole Number- Total Depth- Logging Depth- Drilling Date (Start/Finish)- Site Geologist- Interval Depth of Lithologi- Lithology Code- Lithology Qualif ier- Colour- Grain Size- Coal Recovery- Remarks

- Preparation :Bor Location Map, Unrecon-ciled Data, Geophysical Log. Data, Drill Hole Survey.

- Adjusting E. Log and Lith. DepthRead/marking on E. log. curve thelithology limit. Compare w ith unre-conciled data, then change depthlimit & lithology thickness on unre-conciled data appropriate w ithdepth & thickness on E. log curve. Use lithology code for each interval. mark name

Input Data in Reconciled Sheet :- File Number- Drill Hole Number- Prospect- Area / Block- Hole Type- Drill Hole Coordinate (East, North) - Elevation- Total Depth- Logged Depth- Water Level- Drilling depth started at 1st lith.untill f inish (from...to...)

- Lithology Thickness - Lithology Name- Minescape Code for the lith.- Sample Status- Remarks

Interpretation :- Geology Model- Resource Reserve- Quality Model

Analysis :- Washout Zone- Weathered Zone- Scoria- Sw amp Alluvium- Land Use

* Input Data :- Prepare format datain Excel for Survey, Lithology, Quality

- Divide the f ile bydrilling type, area, time

* Edit Data* Revise Data

Transfer Data to Minescape :- Bore hole data (Excel) dividedinto just survey data & lith. data

- Survey (hole no, east, north, elv) ->short ascending->save as ftp-formated text->usr->projects->(project name)->data(w rite f ile name)->save

Up Date Data

Preparing : Survey Data, Drilling Data, Sampling & Quality Analysis Data, Unmineable Zone Data, Geotechnic/Geohydrology Data, and Geophysical Data (Electric Log and Geomagnet)

Back Up Data(Disk Copy)

Modeling

Data BankDocument File

EVALUASI MODEL GEOLOGI

Page 138: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 139: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

EVALUASI ESTIMASI SUMBERDAYA (RESOURCES)

• Selalu mengacu pada standard yang ada (Nasional maupun Internasional)• Prinsip estimasi: Luas Area x Tebal Lapisan x Berat Jenis• Perhatikan berat jenis batubara: berat jenis insitu akan dipengaruhi oleh kadar

lengas • Data poin observasi hanya dapat dijadikan sebagai titik pusat poligon

sumberdaya jika memiliki data geofisika dan dilengkapi data kualitas , kecuali jika ditentukan lain berdasarkan nalisa empirik.

• Jika menghitung secara manual, perhatikan kemiringan batubara yang ada.- Kemiringan 00 – 100: Perhitungan Tonase dilakukan langsung dengan menggunakan rumus Tonnase = ketebalan batubara x berat jenis batubara x area batubara- Kemiringan 100 – 300: tonase batubara harus dibagi dengan nilai cosinus kemiringan lapisan batubara- Kemiringan > 300 : tonase batubara dikali dengan nilai cosinus kemiringan lapisan batubara.

• Sumberdaya: adalah suatu konsentrasi atau keterjadian dari material yang memiliki nilai ekonomis pada atau di atas kerak bumi, dengan bentuk, kualitas dan kuantitas tertentu yang meiliki keprospekan yang beralasan untuk pada akhirnya dapat diekstrasi secara ekonomis.

Page 140: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

EVALUASI ESTIMASI SUMBERDAYA (RESOURCES)

Page 141: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

EVALUASI ESTIMASI SUMBERDAYA (RESOURCES)

• Tereka: Bagian dari sumberdaya dimana tonase, kadar, dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan rendah. Diasumsikan dari adanya bukti geologi, tetapi tidak diverifikasi kemenerusan geologi dan/atau kadarnya

• Terunjuk: bagian sumberdaya dimana tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik, kadar dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan yang wajar. Lokasi pengambilan data masih terlalu jarang atau spasinya belum tepat untuk memastikan kemenerusan geologidan/atau kadar.

• Terunjuk: bagian sumberdaya dimana tonase, densitas, bentuk, karakteristik fisik, kadar dan kandungan mineral dapat diestimasi dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Didasarkan pada hasil eksplorasi yang rinci dan terpercaya. Lokasi pengambilan data secara meruang sudah cukup rapat untuk memastikan kemenerusan geologidan/atau kadar.

Page 142: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

•'Transparency' requires that the reader of a Public Report is provided with sufficient information, the presentation of which is clear and unambiguous, to understand the report and is not misled.

•'Materiality' requires that a Public Report contains all the relevant information which investors and their professional advisers would reasonably require, and reasonably expect to find in the report, for the purpose of making a reasoned and balanced judgement regarding the mineralisation being reported.

•'Competence' requires that the Public Report is based on work which is the responsibility of a suitably qualified and experienced person who is subject to an enforceable professional code of ethics.

THE PRINCIPLES GOVERNING JORC REPORTS

Page 143: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

EVALUASI ESTIMASI SUMBERDAYA (RESOURCES)

JORC CLASSIFICATION

Page 144: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

TAHAPAN UMUM KEGIATAN EKSPLORASIPERTAMBANGAN BATUBARA1. TAHAP PENELITIAN UMUM:a. Desk Study / Studi Literatur (Regional Map Skala 1:250.000)b. Laporan Eksplorasi Terdahulu

2. TAHAP EKSPLORASI REGIONAL:a. Pembuatan dan Pengukuran Patok Acuan Surveyb. Pemetaan geologi regional / pemetaan indikatif dengan menggunakan peta dasar skala 1: 25.000 atau 1:50.000 atau peta DEM.c. Pengamatan singkapan batuan dan lapisan batubara (pola jurus dan kemiringan batuan, litologi lapisan, dimensi geometri,

karakteristik megaskopis, dan ketebalan zona pelapukan)d. Informasi kondisi geomorfologi : sketsa pola pengaliran, sungai, satuan morfologi, tingkat pelapukan, erosional, dan tingkat

sedimentasi.e. Informasi keberadaan struktur geologi : indikasi geologi struktur general.f. Sampling conto batubara, melalui pembuatan parit uji dan/atau sumur uji.g. Analisa laboratorium untuk penentuan kualitas conto batubara: kandungan lengas, kandungan sulphur, analisa proximate,

kandungan kalori dan aspek metalurgi h. Informasi Tata Guna Lahan dan informasi umum lainnya.i. Pemboran uji (Scout drilling): Dekat dengan Singkapan – Untuk pengambilan conto fresh batubara – Dilengkapi Geofisika

Loggingj. Evaluasi general model geologi - korelasi dan kemenerusan setiap lapisan batubara – Berdasarkan Analisa Penampangk. Pemboran Dalam – Jarak Jalur Bor: 2 km – 4 km.l. Eksplorasi Geofisika – Logging Geofisika m. Analisa urutan stratigrafi antar lapisan batubara dan penentuan batas lateral penyebaran lapisan batubara. n. Sampling conto batubara hasil pemboran o. Evaluasi Model 2D – Kontrol Point: Data Pemboran dan Singkapan Batubarap. Estimasi awal perhitungan potensi sumberdaya batubara - Kategori Tereka (Inferred)

Page 145: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

TAHAPAN UMUM KEGIATAN EKSPLORASIPERTAMBANGAN BATUBARA3. TAHAP EKSPLORASI SEMI-DETIL:a. Perbanyakan Patok Acuan Survey yang dilanjutkan oleh pemetaan topografi semi-detil skala 1:5.000 atau Pemetaan LIDARb. Pemetaan geologi semi-detil skala 1:5.000, test pit atau trenching samplingc. Pengamatan singkapan batuan dan lapisan batubara (pola jurus dan kemiringan batuan, litologi lapisan, dimensi geometri,

karakteristik megaskopis, dan ketebalan zona pelapukan)d. Informasi keberadaan struktur geologi detil: indikasi geologi strukture. Informasi Tata Guna Lahan dan informasi umum lainnya.f. Pengeboran dalam dan dangkal (berdasarkan kemiringan lapisan) dengan jarak jalur pemboran 800m – 1.000m.g. Tipe pemboran yang dilakukan: inti atau nir-inti atau kombinasi keduanya.h. Geofisika Loggingi. Sampling lapisan batubara dan analisa lab kualitas batubaraj. Investigasi geoteknik dan geohidrologik. Evaluasi model dan estimasi sumberdaya deposit batubara dengan target resource kategori indicated

2. TAHAP EKSPLORASI DETIL:a. Pemetaan geologi detil dengan menggunakan peta dasar skala 1: 1.000.b. Pengamatan singkapan batuan dan lapisan batubara (pola jurus dan kemiringan batuan, litologi lapisan, dimensi geometri,

karakteristik megaskopis, dan ketebalan zona pelapukan)c. Informasi kondisi geomorfologi : sketsa pola pengaliran, sungai, satuan morfologi, tingkat pelapukan, erosional, dan tingkat

sedimentasi.d. Informasi keberadaan struktur geologi detil: indikasi geologi struktur general.e. Pengeboran dalam dan dangkal (berdasarkan kemiringan lapisan) dengan jarak jalur dan jarak titik bor <500mf. Eksplorasi Geofisika – Logging Geofisika g. Sampling dan analisa conto batubara hasil pemboran : kandungan lengas, kandungan sulphur, analisa proximate, kandungan

kalori dan aspek metalurgi h. Evaluasi Detil Model geologi – Kontrol Point: Data Pemborani. Estimasi awal perhitungan potensi sumberdaya batubara - Kategori Terukur (Measured) dan Terunjuk (Indicated)

Page 146: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014

• Geologi Batubara (Coal Geology)

• Pemetaan Geologi (Geological Mapping)

• Geofisika (Geophysic)

• Pengeboran Batubara (Coal Drilling)

• Kualitas Batubara (Coal Quality)

• Database Geologi (Geological Database)

• Korelasi Batubara (Coal Correlation)

• Pemodelan Geologi (Geological Model)

• Sumber Daya Batubara (Coal Resources)

Competency of Geologist

Page 147: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 148: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 149: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 150: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 151: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 152: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 153: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014
Page 154: Kuliah Umum Pt.cokal Coal Exploration 15 Maret 2014