KONTRIBUSI DERAJAT STRESOR PSIKOSOSIAL TERHADAP...

12
KONTRIBUSI DERAJAT STRESOR PSIKOSOSIAL TERHADAP TINGGINYA KADAR FT4 PADA PASIEN PENYAKIT GRAVES CONTRIBUTION OF PSYCHOSOCIAL STRESSOR DEGREE TOWARDS HEIGHT OF FT4 CONTENT ON PATIENTS WITH GRAVES DISEASE Rahmi Batara, Theodorus Singara, Muh. Faisal Idrus Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Rahmi Batara Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar Hp.: 081342061004 Email: [email protected]

Transcript of KONTRIBUSI DERAJAT STRESOR PSIKOSOSIAL TERHADAP...

KONTRIBUSI DERAJAT STRESOR PSIKOSOSIAL TERHADAP TINGGINYA KADAR FT4 PADA PASIEN PENYAKIT GRAVES

CONTRIBUTION OF PSYCHOSOCIAL STRESSOR DEGREE TOWARDS HEIGHT OF FT4 CONTENT ON PATIENTS WITH GRAVES DISEASE

Rahmi Batara, Theodorus Singara, Muh. Faisal Idrus

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi: Rahmi Batara Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar Hp.: 081342061004 Email: [email protected]

Abstrak Stres merupakan salah faktor penyebab dari penyakit Graves yang berpengaruh terhadap onset dan perjalanan penyakit Graves. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan serta berapa besar kontribusi derajat stresor psikososial terhadap tingginya kadar FT4 pada pasien penyakit Graves. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar pada bulan Oktober-November 2012. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien penyakit Graves yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Responden penelitian diambil dengan teknik consecutive sampling sebanyak 85 orang. Penilaian derajat stresor psikososial dengan menggunakan kuesioner Skala Stres Holmes dan Rahe. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara derajat stresor psikososial dengan tingginya kadar FT4 pada pasien penyakit Graves dengan nilai p = 0,025 dengan kekuatan korelasi r = 0,214 dimana semakin tinggi derajat stresor psikososial maka semakin tinggi kadar FT4 pada pasien Graves. Besarnya kontribusi derajat stresor psikososial terhadap tingginya kadar FT4 sebesar r2 = 4 % Kata kunci : Stresor Psikososial, Kadar FT4, Graves Disease. Abstract Stress is one of the causes of Graves Disease which affects the onset and course of the Graves Disease. This study aimed to investigated the relationship between the psychosocial stressor degree and the height of FT4 content on the patient with the Graves Disease and to what extent the contribution of the psychosocial stressor degree on the height of FT4 content on the patient with the Graves Disease.The study was carried out in Endocrine Policlinic of Wahidin Sudirohusodo Makassar from October to November 2012. This study is an observational study with cross-sectional design. The research sample was Graves' Disease patients who met the inclusion and exclusion criteria. The respondents were taken with consecutive sampling technique as much as 85 people. Assessment of the degree of psychosocial stressor using a questionnaire Holmes and Rahe Stress Scale. The study found that there was a significant relationship between the psychosocial stressor degree and the height of FT4 content on the patients with Graves Disease by the value of p = 0.025 with the correlation strenght of r = 0.214 in which the higher psychosocial stressor degree, the higher FT4 content on patients with Graves Disease. The contribution magnitude of the psychosocial stressor degree on the height of FT4 content is r2 = 4%. Keywords: Psychosocial Stressor, FT4 content, Graves Disease.

PENDAHULUAN

Dewasa ini perubahan tata nilai kehidupan berjalan begitu cepat karena pengaruh

globalisasi. Masyarakat menghadapi masalah yang semakin beragam sebagai akibat

modernisasi dan perkembangan dunia. Masalah hubungan sosial dan tuntutan lingkungan

seiring harapan untuk meningkatkan pencapaian diri serta ketidaksanggupan pribadi untuk

memenuhi tuntutan tersebut menimbulkan stres dalam diri seseorang. (Hartono, 2006)

Pada suatu saat dalam kehidupan manusia akan mengalami beberapa keadaan yang

dapat menimbulkan stres. Stres yaitu suatu pengalaman hidup atau perubahan lingkungan

individu yang cukup bermakna, sebagai akibat ketimpangan antara tuntutan hidup dan

kemampuan penyesuaian individu. Stres menuntut penyesuaian psikologik dan sosial

individu sehingga mengganggu kehidupan rutinnya. Bila penyesuaian individu gagal, dapat

berakibat penyakit fisik dan jiwa. Stres yang berat, ketegangan yang tidak pernah reda, tidak

normatif, tidak diinginkan, tidak bisa dikontrol, tidak bisa diramalkan dan mengancam, maka

situasi seperti ini mengakibatkan kondisi maladjusment (keadaan ketidaksesuaian diri dengan

lingkungan). (Setyonegoro, 1991)

Stres diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak penyakit, salah satunya adalah

menyebabkan gangguan pada fungsi tiroid. Menurut DSM IV-TR dari American Psychiatric

Association atau ICD-10 dari WHO, hipertiroid merupakan faktor kontributor gangguan jiwa.

Gangguan jiwa yang disebabkan hipertiroidisme dianggap sekunder dari status endokrin

(Bunevicius, 2006). Reseptor TSH yang terletak di kelenjar tiroid adalah antigen utama

dalam penyakit Graves. Pengaruh stres sebagai etiologi masih kurang dipahami.

(Mandincova, 2007)

Hypothalamic Pituitary Thyroid Aksis berperan dalam timbulnya berbagai gejala

somatik dan psikologik. Gangguan pada sistem ini akan menimbulkan relevansi klinis berupa

timbulnya gejala dan gangguan psikiatrik. Tingginya insiden dari gejala dan gangguan

psikiatrik dengan gangguan pada kelenjar tiroid, mungkin berhubungan dengan adanya fakta

bahwa etiologi dari beberapa gejala dan gangguan psikiatrik berdasarkan atas adanya fungsi

abnormal dari kelenjar tiroid. (Mandincova, 2007;Fukao, 2003)

Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan stresor psikososial dengan

penyakit Graves, sebagian besar membuktikan bahwa stres berpengaruh terhadap onset dan

perjalanan klinis dari penyakit Graves akan tetapi mekanisme stres mempengaruhi penyakit

ini belum sepenuhnya dipahami. Perry pada tahun 1825, melaporkan pertama kali hubungan

peristiwa kehidupan yang penuh stres dengan terjadinya penyakit Graves. Banyak studi telah

melaporkan hubungan antara peristiwa kehidupan yang penuh stres dengan terjadinya

peyakit Graves, tetapi hubungan kuantitatif antara eksposur terhadap stres lingkungan dan

keparahan penyakit Graves belum sepenuhnya diteliti. (Xander, 2009;Brix, 2005)

Penelitian yang dilakukan oleh Kua (1987) menunjukkan bahwa beberapa pasien

penyakit Graves meskipun telah diobati dan menjadi eutiroid, mungkin rentan terhadap

lingkungan yang stres (stresful environment) menyebabkan relaps dari penyakit ini.

Tampaknya terapi pendekatan untuk keadaan psikologis pasien, seperti manajemen stres

efektif dalam meningkatkan prognosis penyakit Graves. (Kua, 1987)

Berdasarkan data-data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan serta seberapa besar kontribusi derajat stresor

psikososial terhadap tingginya kadar FT4 pada pasien penyakit Graves.

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo

Makassar, waktu pelaksanaan bulan Oktober - November 2012.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua pasien penyakit Graves yang berobat di Poliklinik

Endokrin Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Sampel diambil secara consecutive

sampling.

Pengumpulan Data

Sampel adalah pasien penyakit Graves yang berobat di poliklinik Endokrin Rumah

Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar yang memenuhi kriteria inklusi maupun ekslusi.

Kemudia dianamnesis untuk memperoleh data identitas sampel meliputi nama, jenis kelamin,

umur, pendidikan, lama pengobatan dan status pasien berupa pasien baru dan relaps. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian bila responden setuju responden akan diberikan

kuesiner. Sampel penelitian diperiksa kadar FT4 dari hasil laboratorium yang telah ada

kemudian dinilai derajat stresor psikososial dengan kuisoner Skala Stres Holmes dan Rahe.

Data dikumpulkan kemudian dicatat dan dianalisis.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data ditabulasi berdasarkan datanya

dengan menggunakan program yang sesuai. Analisis univariat digunakan untuk

menggambarkan keadaan umum responden penelitian berdasarkan variabel umur, jenis

kelamin, pendidikan, lama pengobatan dan status pasien. Uji korelasi Spearman digunakan

untuk mengetahui hubungan antara derajat stresor psikososial dengan tingginya kadar FT4

pada pasien penyakit Graves.

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian mulai Oktober sampai November 2012 pada 85 orang

responden pasien penyakit Graves.

Tabel 1 memperlihatkan bahwa 85 orang tersebut terdiri dari 26 orang laki-laki dan

perempuan 59 orang. Berdasarkan umur, sampel penelitian dibagi empat kelompok umur

yaitu 8 orang pada kelompok umur 20-29 tahun, 29 orang pada kelompok umur 30-39

tahun, 27 orang pada kelompok umur 40-49 tahun dan 21 orang pada kelompok umur 50-59

tahun. Berdasarkan pendidikan, SD sebanyak 24 orang, SMA sebanyak 20 orang, S1

sebanyak 20 orang, 17 orang untuk jenjang pendidikan SMP, 3 orang jenjang pendidikan

diploma, serta 1 orang dengan jenjang pendidikan S2. Berdasarkan lama pengobatan, untuk

lama pengobatan kurang dari satu tahun sebanyak 42 orang, lama pengobatan antara 1-3

tahun sebanyak 32 orang, serta lama pengobatan lebih dari tiga tahun sebanyak 11 orang.

Berdasarkan status pasien, sampel penelitian dengan status pasien baru sebanyak 39 orang

dan status pasien relaps sebanyak 46 orang.

Pada gambar 1 menunjukkan sampel penelitian dengan derajat stresor psikososial

rendah sebanyak 22 orang, derajat stresor psikososial sedang 33 orang, dan derajat stresor

psikososial tinggi sebanyak 30 orang.

Pada gambar 2 menunjukkan kadar FT4 yang dibagi menjadi empat kategori kuartil,

Yaitu kategori kuartil kadar FT4 < 2,00 sebanyak 20 orang, kategori kuartil kadar FT4 2,10 -

3,00 sebanyak 19 orang, kuartil kadar FT4 3,10 - 5,00 sebanyak 22 orang dan 24 orang

dengan ketegori kuartil kadar FT4 > 5,00.

Tabel 2 menunjukkan hubungan derajat stresor psikososial dengan kadar FT4 berdasarkan

variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, lama pengobatan dan status sampel. Berdasarkan

uji statistik yang dilakukan terdapat hubungan yang bermakna antara derajat stresor

psikososial dengan kadar FT4 berdasarkan pendidikan dan status sampel. Untuk variabel

pendidikan pada taraf signifikansi p = 0,039 menunjukkan ada hubungan yang bermakna

dengan tingkat kekuatan hubungan r = 0,193. Berdasarkan status pasien, taraf signifikansi p =

0,045 juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan tingkat kekuatan hubungan r

= 0,186. Untuk variabel berdasarkan umur, jenis kelamin dan lama pengobatan tidak

menunjukkan adanya hubungan yang bermakna.

Dari tabel 3 menunjukkan hubungan antara derajat stresor psikososial dengan tinggi kadar

FT4. Dari hasil uji statistik korelasi Spearman yang dilakukan, terdapat hubungan yang

bermakna antara derajat stresor psikososial dengan kadar FT4, pada taraf signifikansi p =

0,025 (p = < 0,05) dengan kekuatan hubungan yang lemah yaitu r = 0,214. Hal ini ini

menunjukkan adanya korelasi yang positif dimana semakin tinggi derajat stresor psikososial

maka semakin meningkat kadar FT4 pada pasien penyakit Graves. Besarnya kontribusi

derajat stresor psikososial terhadap tingginya kadar FT4 sebesar r2 = 4%.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara derajat stresor

psikososial dengan tingginya kadar FT4 pada pasien penyakit Graves. Hal ini menunjukkan

adanya suatu korelasi yang positif dimana semakin tinggi derajat stresor psikososial maka

semakin meningkat kadar FT4 pada pasien penyakit Graves. Derajat stresor psikososial

berkontribusi terhadap tingginya kadar FT4 sebesar 4%. Hal ini sejalan dengan penelitian

oleh Winsa (2006) yang menunjukkan hubungan yang bermakna antara stres dengan

timbulnya penyakit Graves. Penelitian Sonino di Italy (2009) juga melaporkan bahwa pasien

penyakit Graves memiliki peristiwa yang penuh stres lebih signifikan dari pada kontrol.

Mereka mewawancarai 70 pasien penyakit Graves dan kelompok kontrol yang terdiri dari 70

sampel yang sehat, dengan menyelidiki terjadinya peristiwa kehidupan yang penuh stres pada

tahun pertama sebelum onset penyakit. (Sonino, 2009; Winsa, 2006)

Mantos et al (2004) mengevaluasi peristiwa kehidupan yang penuh stres sebelum

timbulnya gejala penyakit Graves, dan hasilnya menunjukkan semua pasien mengalami

kehidupan yang lebih stres daripada kontrol. Peristiwa kehidupan yang penuh stres

berhubungan dengan pekerjaan, relasi, perceraian dan masalah keuangan. Respon stres tidak

disebabkan oleh sifat stresor tapi oleh kemampuan individu dalam menghadapi stresor.

Berbeda dengan Penelitian Yoshiuchi et al (2006) menunjukan bahwa ada beberapa faktor

lain yang berkaitan dengan timbulnya penyakit Graves selain kehidupan yang penuh stres dan

jenis kelamin, yaitu perbedaan dalam respon kekebalan terhadap stres, ras dan asupan

yodium. (Yoshiuci, 2006;Mantos, 2004).

Stres merupakan mekanisme kompleks yang menghasilkan respon yang saling berkait

baik fisiologis, psikologis maupun perilaku pada individu yang mengalaminya dimana

mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara individu yang satu

dengan individu yang lain. Setiap individu memiliki reaksi yang bervariasi terhadap situasi

dan penanggulangan stres, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur,

kepribadian serta tingkat sosial ekonomi. Menurut beberapa kepustakaan, juga dinyatakan

bahwa persepsi seseorang terhadap suatu stresor juga ikut berpengaruh terhadap orang

tersebut. Kepustakaan lain juga menyatakan bahwa stres sepenuhnya merupakan kreasi dari

pikiran sendiri, apakah suatu stimulus merupakan stres bagi individu dan bagaimana

mengatasinya sangat berpengaruh terhadap stres yang dialaminya. Derajat stresor yang tinggi

akan mempengaruhi prognosis penyakit Graves, menurunkan kualitas hidup, produktifitas,

keteraturan berobat, mempercepat timbulnya komplikasi, kekambuhan serta meningkatkan

morbiditas dan mortalitas.(Effraimidis, 2012; Constantine, 2004)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh terhadap

hubungan derajat stresor psikososial dengan kadar FT4. Tingkat pendidikan mempengaruhi

daya tahan tubuh seseorang dalam menghadapi stres. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semakin tinggi keberhasilannya melawan stres. Seseorang yang

berpendidikan tinggi lebih mempunyai banyak pengalaman, mampu mengatasi masalah, lebih

mudah mengendalikan diri, realistis dan aktif dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

(Hamilton, 2005; Carrasco, 2003)

Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa status pasien berpengaruh terhadap

derajat stresor psikososial dengan tinggi kadar FT4. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Kua et al (1987). Mereka membandingkan penyakit Graves kelompok

kasus baru dengan relaps dihubungkan dengan stres dan didapatkan hubungan yang

signifikan. Suatu penelitian prospektif yang dilakukan oleh Fukao (2003) juga melaporkan

selain kehidupan yang penuh stres yang berhubungan dengan tingkat kekambuhan pasien

penyakit Graves setelah mendapat pengobatan antitiroid, ada empat kelompok kepribadian

(hypochondria, depression, paranoia, dan mental fatigue) juga berkorelasi dengan titer

antibodi anti-TSH (TRAb) pasien dengan penyakit Graves. (Kua, 1987; Fukao, 2003)

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara derajat

stresor psikososial dengan tingginya kadar FT4 serta derajat stresor psikososial berkontribusi

terhadap tingginya kadar FT4 pada pasien penyakit Graves dengan korelasi positif yakni

dengan semakin meningkatnya stresor psikososial maka semakin meningkat pula kadar FT4

pada pasien penyakit Graves. Kontribusi derajat stresor psikososial terhadap tingginya kadar

FT4 pada pasien Graves sebesar empat persen.

Berdasarkan penelitian ini, Pada penanganan pasien penyakit Graves perlu

diperhatikan dari segala aspek, terutama aspek psikososial sehingga mengurangi morbiditas

dan kejadian relaps serta kualitas hidup pasien penyakit Graves semakin baik serta perlu

dilakukan penyuluhan tentang manajemen dan penatalaksanaan stres terhadap pasien

penyakit Graves sehingga mampu mengurangi dan menanggulangi stresor psikososial yang

muncul.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada : dr. Theodorus Singara, Sp.KJ(K); Dr. dr. H. Muh. Faisal Idrus

Sp.KJ (K); Dr. dr. Ilhamjaya Patellongi, MS; dr. Hawaidah, Sp.KJ(K) dan Prof. dr. Harsinen

Sanusi, Sp.PD, K-EMD atas bantuan dan bimbingannya serta saran-saran yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA Brix T.H., Kyvik K.O., Christensen K. (2005). Hegedesus L. Evidence for a Major Role of

Heredity in Graves’ Disease: A Population-Based Study of Two Danish Twin Cohorts, Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. 86(2): 930-934.

Bunevicius R., Arthur j., Prange Jr. (2006). Mood and Anxiety Disorder in Women with Treated Hyperthyroidism and Opthalmopathy Caused by Graves’ Disease. General Hospital Psychiatry. 27(2): 133-139.

Constantine T., George P., Chrousos. (2004). Hypothalamic Pituitary Adrenal Axis, Neuroendocrine Factors and Stress. Journal of Psychosomatic Research. 13(1): 231-233.

Carrasco GA., Kar LD Van den., (2003). Neuroendocrine Pharmacology of Stress. Departement of Pharmacology. Loyola University of Chicago. USA. European Journal of Pharmacology. 463: 235-272.

Effraimidis.G., et al. (2012). Involvement of Stress in the Pathogenesis of Autoimmune Thyroid Disease: A prospective Study. Psychoneuroendocrinology. Eur J. Endocrinol. 61(5):107-110

Fukao A., et al. (2003). The Relationship of Psychological Factors to the Prognosis of Hypertyroidism in Antithyroid Drug Treated Patients With Graves Disease. Clinical Endocrinologi. 58(2): 550-555.

Hartono A, Budiwiyono, (2006). Pengaruh Stres Akibat Cemas Ujian Semester Terhadap Jumlah Lekosit Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Angkatan 2001, Media Medika Muda.

Hamilton S, Forgot, BI. (2005). Chronic Stress and Coping Styles : A Comparison of Male and Female Undergraduates. Journal of Personality and Social Psychology. 58(2): 356-359.

Kua EH., Tsoi Wf., Veah JS., Thai AC., Yeo PB. (1987). Stress, Personality and Hypertyroidism. Departement of Psychlogical Medicine National University of Singapore. Singapore Medical Journal. 28(1): 76-78

Mandincova P. (2007). Psychosocial Factors in Patienst with Thyroid Disease, Tomas Bata University in Zlin Czech Republic. 18: 280-283.

Mantos-Santos A et al. (2004). Relationship Between The Number and Impact of Stressfull Life Events and The Onset of Grave,s Disease and Toxic Nodular Goitre. Clin Endocrinol. 55:15-19

Setyonegoro R.K. (1991). Stress, Anxietas dan Depression.Yayasan Kesehatan Jiwa Aditama, Jakarta. Jurnal Kesehatan Jiwa, 28:31-36

Sonino N et al., (2009). Life Even in The Pathogenesis of Grave’s Disease . A Controlled Study. Acta Endocrinol.128: 293-296.

Winsa B et al., (2006). Stressful Life Events and Graves’ Disease. Lancet. 338: 1475-1479.

Yoshiuchi et al. (2006). Stressful Life Events and Smoking were Associated with Graves’s Disease in Women, But Not in Men. Psychosom Med. 60(2): 182-185.

Xander G Vos et al. (2009). Age and Stress as Determinats of The Severity of Hyperrtyroidism Caused by Graves Disease in Newly Diagnosed Patients. European Journal of Endocrinology. 56(2): 457-480.

Tabel 1. Karakteristik Sampel Penelitian

Tabel 2. Hubungan derajat stresor psikososial dengan kadar FT4 berdasarkan variabel

umur, jenis kelamin, pendidikan, lama pengobatan dan status pasien

Variabel Derajat Hubungan (r) Derajat Signifikansi (p)

Umur 0,022 0,420

Jenis kelamin 0,251 0,147

Pendidikan 0,193 0,039

Lama Pengobatan 0,170 0,061

Status Sampel 0,186 0,045

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur 20 – 29 8 9,4 30 – 39 29 34,1 40 – 49 27 31,8 50 – 59 21 24,7

85 100,0

Jenis Kelamin Laki-laki 26 30,6 Perempuan 59 69,4

85 100,0 Pendidikan SD 24 28,2 SMP 17 20,0 SMA 20 23,5 Diploma 3 3,5 S1 20 23,5 S2 1 1,2

85 100,0 Lama pengobatan < 1 tahun 42 49,4 1 – 3 Tahun 32 37,6 > 3 Tahun 11 12,9

85 100,0 Status pasien Baru 39 45,9 Relaps 46 54,1

85 100,0

Tabel 3. Hubungan antara derajat stresor psikososial dengan kadar FT4

Derajat Stresor

Kadar FT4

Nilai p < 2,00 2,10 - 3,00 3,00 - 5,00 > 5,00 TOTAL

N % N % N % N % N % Rendah 9 40,9 5 22,7 4 18,2 4 18,2 22 100,0

Sedang 6 18,2 8 24,2 10 30,3 9 27,3 33 100,0 P = 0,025 Tinggi 5 16,7 6 20,0 8 26,7 11 36,7 30 100,0 r = 0,214 Total 20 23,5 19 22,4 22 25,9 24 28,2 85 100,0

Keterangan : p = hasil uji korelasi Spearman, r = rho-Spearman

Gambar 1. Diagram derajat stresor psikososial

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Stresor Rendah Stresor Sedang Stresor Tinggi

25.9

38.835.3

pers

enta

se

Gambar 2. Diagram kadar FT4 berdasarkan kategori kuartil

23.522.4

25.928.2

0

5

10

15

20

25

30

< 2,00 2,10 - 3,00 3,10 - 5,00 > 5,00

persentase

Kadar FT4