Kegiatan Pendukung - Web view” oleh Global Institute pada tahun 2007, dimana berdasarkan...
Transcript of Kegiatan Pendukung - Web view” oleh Global Institute pada tahun 2007, dimana berdasarkan...
BAB IPENDAHULUAN
A. Rasional
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pengembangan
kurikulum menjadi Kurikulum 2013. Salah satu barometer yang dijadikan
alasan pentingnya perubahan kurikulum itu dilakukan adalah survey “Trends
in International Math and Science” oleh Global Institute pada tahun 2007,
dimana berdasarkan survey tersebut hanya 5 persen peserta didik Indonesia
yang mampu mengerjakan soal berkategori tinggi yang memerlukan
penalaran. Sedangkan peserta didik Korea sanggup mengerjakannya
mencapai 71 persen. Indikator lain adalah Programme for International
Student Assessment (PISA) pada tahun 2009 menempatkan Indonesia di
peringkat 10 besar terakhir dari 65 negara peserta PISA. Kriteria penilaiannya
adalah kemampuan kognitif dan keahlian membaca, matematika, dan sains.
Penguasaan peserta didik Indonesia hanya sampai level 3 sementara negara
lain sampai level 4, 5 dan 6. Kedua survey ini menunjukkan prestasi peserta
didik Indonesia masih perlu ditingkatkan. Pengembangan kurikulum 2013
dirancang untuk mempersiapkan insan Indonesia yang memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia.
Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.
Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem
pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan
masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan
Fenomena dalam melanjutkan atau memilih program studi menunjukkan
bahwa peserta didik tamatan SMP/MTs yang memasuki SMA/MA dan SMK,
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 1
dan tamatan SMA/MA dan SMK yang memasuki perguruan tinggi belum
semuanya didasarkan atas peminatan peserta didik yang didukung oleh
potensi dan kondisi diri secara memadai sebagai modal pengembangan
potensi secara optimal, seperti kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat,
minat dan kondisi fisik serta sosial budaya dan minat karir mereka. Akibatnya
perkembangan mereka kurang optimal, tidak seperti yang diharapkan. Oleh
sebab itu, pengarahan lebih awal dalam peminatan, khususnya dalam
penyiapan penempatan dan penyaluran untuk kelanjutan studi yang sesuai
dengan potensi dan kondisi yang ada pada diri peserta didik serta
lingkungannya perlu segera dilakukan. Dalam rangka peminatan peserta didik
sejak SD/MI dan SMP/MTs, sampai dengan SMA/MA dan SMK diperlukan
adanya pelayanan bimbingan dan konseling secara profesional.
Kurikulum 2013 memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan, bakat dan minat secara lebih luas dan terbuka
sesuai dengan prinsip perbedaan individu. Ini memungkinkan peserta didik
berkembang over achievement, yakni peserta didik yang memiliki tingkat
penguasaan di atas standar yang telah ditentukan baik dalam pengetahuan,
sikap, maupun keterampilan. Untuk itu struktur Kurikulum tahun 2013
menyediakan (1) mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di
satu satuan pendidikan pada setiap satuan dan jenjang pendidikan, dan (2)
mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan
mereka. Kelompok mata pelajaran wajib dan pilihan termuat dalam struktur
kurikulum pendidikan menengah (SMA/MA dan SMK/MAK), sementara itu
mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia SD/MI dan
SMP/MTs (7-15 tahun), maka mata pelajaran pilihan belum diberikan. Mata
pelajaran pilihan baru diberikan pada peserta didik usia pendidikan menengah
(15-18 tahun) yang terdiri atas pilihan akademik (SMA/MA) dan pilihan
kejuruan (SMK/MAK). Mata pelajaran pilihan ini memberi corak kepada
fungsi satuan pendidikan dan di dalamnya terdapat pilihan sesuai dengan
minat peserta didik.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 2
Implementasi Kurikulum tahun 2013 menekankan penilaian berbasis
proses dan hasil, dan tidak menyederhanakan upaya pendidikan sebagai
pencapaian target-target kuantitatif berupa angka-angka hasil ujian sejumlah
mata pelajaran akademik saja, tanpa penilaian proses atau upaya yang
dilakukan oleh peserta didik. Kejujuran, kerja keras dan disiplin adalah hal
yang integral pada penilaian proses. Hasil penilaian juga harus serasi dengan
perkembangan akhlak dan karakter peserta didik sebagai makhluk individu,
sosial, warga negara dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Pengembangan Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan didalamnya terdapat perubahan program yang berkaitan
langsung dengan layanan bimbingan dan konseling adalah peminatan peserta
didik. Pelayanan peminatan peserta didik merupakan bagian dari upaya
advokasi dan fasilitasi perkembangan peserta didik agar secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
(arahan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional) sehingga mencapai perkembangan optimal.
Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan
kapasitas intelektual dan minat yang dimilikinya, melainkan sebagai sebuah
kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil
pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki
daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Dengan
kondisi tersebut diharapkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan
keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi
tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.
Peminatan peserta didik merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan
keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang didasarkan atas
pemahaman potensi diri dan peluang yang ada. Dalam konteks ini,
bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk memahami diri,
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 3
menerima diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan diri, merealisasikan
keputusannya secara bertanggung jawab. Bimbingan dan konseling
membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal dan kemandirian
dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi. Di samping itu juga membantu individu dalam memilih, meraih dan
mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan
sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan
umum melalui pendidikan.
Program bimbingan dan konseling terkait peminatan peserta didik
sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Guru BK/Konselor dengan
bekerja sama dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata
pelajaran, wali kelas, kepala tata usaha dan/atau orang tua di setiap satuan
pendidikan. Guru BK/Konselor melalui pelayanan BK membantu peserta
didik memilih dan menetapkan peminatan peserta didik, baik kelompok mata
pelajaran peminatan, pilihan kelompok lintas peminatan dan/atau pendalaman
minat berdasarkan kekuatan dan kemungkinan keberhasilannya. Oleh karena
itu Guru BK/Konselor harus dapat membantu peserta didik untuk
menemukan kekuatannya, yang berupa kemampuan dasar umum
(kecerdasan), bakat, kemampuan akademik, minat, dan kecenderungan
peserta didik, serta dukungan moral dari orang tua. Sedangkan pelayanan
pendalaman minat bagi peserta didik sepenuhnya tanggung jawab Guru Mata
Pelajaran terkait dengan bidang studinya atau mata pelajaran yang
diampunya.
Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor seperti yang tercantum dalam
Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 16 tahun 2009 sebagai salah satu
pilar utama penyelenggara proses pendidikan di tingkat mikro sekolah
hendaknya mampu melaksanakan tugasnya secara professional, baik dalam
mengimplementasikan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pelaporan, dan
menindaklanjuti pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Hal ini
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 4
menunjukkan bahwa guru Bimbingan dan Konseling di sekolah pada
dasarnya perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang pelayanan
Bimbingan dan Konseling. Dengan demikian para guru Bimbingan dan
Konseling diharapkan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
memberikan pelayanan bimbingan konseling sesuai dengan Kompetensinya
sebagai Konselor diantaranya Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial
dan Profesional yang berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI nomor 27 tahun 2008 dan sebagai bagian tak terpisahkan dalam
struktur kurikulum sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006.
B. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Singajaya
Visi bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Cicalengka adalah
berupaya mengembangkan potensi seluruh peserta didik secara optimal agar
peserta didik menjadi siswa yang memiliki kehidupan yang religius, unggul
dalam prestasi yang dilandasi oleh iman dan taqwa, memiliki rasa setia
kawan yang tinggi, dan berdaya dalam lingkungan masyarakat.
Misi bimbingan dan konseling adalah
1. Memfasilitasi perkembangan siswa agar dapat mengembangkan potensi
dan kepribadiannya seoptimal mungkin dengan menginternalisasi nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa,
2. Meningkatkan profesionalisme guru pembimbing atau konselor melalui
seminar, lokakarya, pelatihan, dan atau peningkatan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi,
3. Meningkatkan kolaborasi dan konsultasi dengan para guru mata pelajaran,
instansi terkait, MGBK, ABKIN, dan lain-lain, dan
4. Memperbaiki dan melengkapi sarana dan prasaranan yang diperlukan.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 5
C. Landasan Hukum
Peraturan perundang-undangan yang mendasari penyusunan Pedoman
Peminatan Peserta Didik dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik IndonesiaI Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen;
3. Undang-undang Republik IndonesiaI Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1992 tentang
Tenaga Kependidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom;
6. Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional 2010;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2019 tentang Standar Nasional Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor;
10. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya;
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 6
11. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor
14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya.
D. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan layanan bimbingan ialah agar konseli dapat (1) merencanakan
kegiatan penyelesaian study, perkembangan karir serta kehidupannya di masa
yang akan datang, (2) mengembangkan seluruh potensi dan kemampuannya
seoptimal mungkin, (3)menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja, (4) mengatasi hambatan dan
kesulitan yang dihadapi dalam study, penyesuaian dengan lingkunngan
pendidikan, masyarakat maupun lingkunngan kerja.
Adapun, tujuan peminatan peserta didik secara umum adalah membantu
peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK menanamkan minat
mata pelajaran, memantapkan minat mata pelajaran, serta memilih dan
menetapkan minat kelompok mata pelajaran peminatan, lintas kelompok
peminatan dan/atau pendalaman minat yang diikuti pada satuan pendidikan
yang sedang ditempuh, pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke
perguruan tinggi.
Secara khusus tujuan peminatan peserta didik adalah:
1. Mengarahkan peserta didik SD/MI untuk memahami bahwa pendidikan di
SD/MI merupakan pendidikan wajib yang harus dikuti oleh seluruh warga
negara Indonesia dan setamatnya dari SD/MI harus dilanjutkan ke studi di
SMP/MTs, dan oleh karenanya peserta didik perlu belajar dengan
sungguh-sungguh dan meminati semua mata pelajaran.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 7
2. Mengarahkan peserta didik SMP/MTs untuk memahami dan
mempersiapkan diri bahwa :
a. Semua warga negara Indonesia wajib mengikuti pelajaran di sekolah
sampai dengan jenjang SMP/MTs dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun.
b. Peserta didik SMP/MTs perlu memantapkan minat pada semua mata
pelajaran, meminati studi lanjutan yang menjadi pilihan SMA/MA atau
SMK sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat,
minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik,
memahami berbagai jenis pekerjaan/karir dan mulai mengarahkan diri
untuk pekerjaan/karir tertentu.
c. Setamat dari SMP/MTs peserta didik dapat melanjutkan pelajaran ke
SMA/MA atau SMK, untuk selanjutnya bila sudah tamat dapat bekerja
atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi. Peminatan di
SMP/MTs adalah mempersiapkan peserta didik untuk menentukan
pilihan kelompok mata pelajaran dan pilihan lintas minat atau
pendalaman minat di SMA/MA/SMK. Jadi peserta didik perlu
mendapatkan informasi tentang kelompok mata pelajaran peminatan,
pilihan kelompok lintas peminatan dan/atau pendalaman minat:
keuntungan dan keterbatasannya.
E. Fungsi-Fungsi Bimbingan dan Konseling
1. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secera optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
3. Fungsi penyesuaian, membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 8
4. Fungsi penyaluran, membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam hal ini konselor perlu kerjasama dengan pendidiklainnya di dalam maupun diluar lembaga pendidikan.
5. Fungsi adaptasi, yaitufungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat dan kemampuan serta kebutuhan konseli.
6. Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
7. Fungsi perbaikan, yaitu membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melekukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola fikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat bertindak secara produktif dan normatif.
8. Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh konseli baik masalah pribadi, sosial belajar maupun karir.
9. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya
berbagai potensi dan kondisi positif konseli dalam rangka perkembangan
dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
F. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli, baik yang
bermasalah maupun yang tidak bermasalah, pria maupuan wanita, anak-
anak, remaja maupun dewasa.dalam hal ini teknik bimbingan lebih bersifat
preventif dan pengembangan daripada penyembuhan (kuratif) dan lebih
diutamakan teknik kelompok daripada perseorangan (individual).
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 9
2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli unik
(berbeda satu dengan yang lainnya) bimbingan membantu memaksimalkan
perkembangan keunikannya tersebut, meskipun menggunakan teknik
kelompok.
3. Bimbingan menekankan hal yang positif, merupakan proses bantuan yang
menekankan kekuatan dan kesuksesan karena bimbingan merupakan cara
untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri,
memberikan dorongan dan peluang untuk berkembang.
4. Bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama. Bukan hanya tugas
konselor tapi tugas guru-guru dan kepala sekolah sesuai dengan tugas dan
peran masing-masing sebagai teamwork.
5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang essensial dalam bimbingan
dan konseling. Kemampuan mengambil keputusan bukan kemampuan
bawaan melainkan kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama
bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk
memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.
6. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan)
kehidupan. Pemberian bimbingan tidak hanya berlangsung di lingkungan
sekolah, tetapi juga dilingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga
pemerintah/swasta dan masyarakat pada umumnya.
G. Azas-azas Bimbingan dan Konseling
1. Azas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya sejumlah data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan yaitu data atau keterangannya yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memiliki dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2. Azas kesukarelaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang mengkehendaki adanya kesukarelaaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/menjalani
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 10
layanan/kegiatan yang diperuntukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Azas keterbukaanYaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap trerbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam keterangan tentang dirinya sendiri maupun berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini Guru Pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran/layanan kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, Guru Pembimbing terlabih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura
4. Azas kegiatan,yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran berpatrisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini Guru Pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
5. Asas kemandirian, yaitu azas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu : peserta didik (klien) diharapkan menjadi individu-individu yagn mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.
6. Asas kekinian,yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan ”masa depan atau kondisi masa lampaupun” dilihat dampak dan atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang.
7. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya selalu bergerak
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 11
maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh Guru Pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Untuk ini kerjasama antara Guru Pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9. Asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap layanan dan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan dan pelaksanaannya tidak berdasarkan norma-norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
10. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan Guru Pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas alih tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru Pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 12
lain, atau ahli lain dan demikian pula Guru Pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada Guru Mata Pelajaran/Praktik dan ahli-ahli lain.
12. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju. Demikian juga segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti itu.
H. Jenis Layanan Konseling
1. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
2. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
3. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
4. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
5. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
6. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
7. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 13
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.
I. Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
2. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
3. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.
4. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.
5. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
6. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
J. Bentuk Kegiatan1. Individual, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani peserta didik
secara perorangan.2. Kelompok, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.3. Klasikal, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta
didik dalam satu kelas.4. Lapangan, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.5. Pendekatan Khusus, yaitu bentuk kegiatan konseling yang melayani
kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 14
K. Program Pelayanan
a. Jenis Program
1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
5) Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) konseling.
b. Penyusunan Program
1) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.
2) Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor (guru BK)
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 15
BAB IIKOMPONEN PROGRAM SERTA PENGELOLAAN PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan Konseling
Program Bimbingan dan Konseling Perkembangan bagi siswa SMP Negeri
1 Cicalengka memiliki empat komponen, yaitu :
1. Layanan Dasar Bimbingan
Layanan Dasar Bimbingan merupakan inti dari pendekatan
perkembangan yaitu layanan bantuan bagi seluruh siswa (for all student)
melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas yang disajikan secara
sistematis dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensi dirinya
secara optimal. Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar
memperoleh perkembangan yang normal, memiliki moral yang sehat, dan
memperoleh keterampilan dasar hidupnya.
Tujuan layanan ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya membantu
semua siswa agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, dan agama), (2)
mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasikan
tanggung jawab seperangkat tingkah laku tepat (pemadai) bagi
penyesuaian dirinya dengan lingkungan, (3) mampu menangani atau
memenuhi kebutuhan dan masalahannya, dan (4) mampu mengembangkan
dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
2. Layanan Responsif (Responsive Service)
Layanan Responsif adalah layanan bantuan bagi siswa yang memiliki
kebutuhan atau masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera
(immediate needs and concerns). Layanan ini bertujuan untuk membantu
para siswa dalam memenuhi kebutuhannya yang dirasakan pada saat ini,
atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan (kegagalan) dalam
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 16
menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu
berupa ketidakmampuan siswa untuk menyesuaikan diri atau perilaku
bermasalah (malajusment).
3. Layanan Perencanaan Individual
Layanan Perencaan individal dapat diartikan sebagai layanan bantuan
kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencaan
masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan
dirinya.
Layanan ini bertujuan membantu siswa membantu dan
menginplementasikan rencana-rencana pendidikan, karier, dan sosial
pribadinya. Membantu siswa memantau dan memahami pertumbuhan dan
perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan
mengimplementasikan rencana-rencana itu sesuai pemantauan dan
pemahamannya. Dapat juga dikemukakan bahwa layanan ini bertujuan
untuk membimbing seluruh siswa agar (1) memiliki kemampuan untuk
memutuskan tujuan perencanaan atau pengelolaan terhadap pengembangan
dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karier, (2)
dapat belajar membantu dan memahami perkembangan dirinya, dan (3)
dapat melakukan kegiatan atau tindakan berdasarkan pemahamannya atau
tujuan yang telah dirumuskan secara proaktif.
4. Dukungan Sistem
Komponen Dukungan Sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen
yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan bimbingan
konseling secara menyeluruh melalui pengembangan profesional,
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat,
masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian, dan
pengembangan.
Tiga komponen program di atas, merupakan pemberian layanan
Bimbingan dan Konseling kepada para siswa secara langsung, sedangkan
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 17
dukungan sistem merupakan komponen program yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan siswa. Program ini memberikan dukungan kepada guru
pembimbing dalam rangka memperlancar penyelenggaraan ketiga program
layanan tersebut.
Strategi peluncuran bagi masing-masing komponen tersebut sebagai
berikut :
1) Strategi Layanan Dasar
a. Bimbingan Klasikal, secara terjadwal, konselor memberikan
layanan bimbingan kepada para sisawa di kelas. Kegiatan ini berupa
pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi para siswa.
b. Bimbingan Kelompok, Konselor memberikan layanan bimbingan
kepada siswa melalui kelompok-kelompok kcil. Bimbingan ini
ditujukan untuk merespon kebutuhan dan kinat para siswa.
c. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran, Konselor
berkolaborasi dengan guru dalam rangka memperoleh informasi
tentang peserta didik (prestasi dan pribadinya), dan
mengidentifikasikan aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan
oleh guru mata pelajaran.
d. Kerja sama dengan Orang Tua, Hal ini dilakukan untuk saling
memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antara
konselor dengan orang tua dalam upaya mengembangan potensi
siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa.
2) Strategi Layanan Responsif
a. Konsultasi, Konselor memberikan layanan konsultasi pada guru,
orang tua, atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun
kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para
siswa.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 18
b. Konseling Individu atau Kelompok, Kegiatan ini dilakukan untuk
membantu para siswa yang mengalami kesulitan, hambatan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangnnya.
c. Konseling Krisis, Kegiatan ini diberikan kepada para siswa dan
keluarga yang menghadapi situasi atau masalah yang kritis
(darurat). Konselor memberikan intervensi agar peserta didik atau
keluarga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya dengan segera.
d. Referal, Hal ini dilakukan apabila konselor merasa kurang memiliki
kemampuan untuk menangani masalah Klien.
e. Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance / peer Facillitation),
Yaitu bimbingan yang dilakukan oleh siswa yang lainnya. Siswa
yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau
pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing
berfungsi sebagai tentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun
nonakademik. Di samping itu, dia juga berfungsi sebagai mediator
yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi
tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang
perlu mendapat layanan bantuan bimbingan dan konseling.
3) Strategi Layanan Perencaan Indvidual
a. Penilaian Individual atau Kelompok
b. Individual or Small-group advisement
4) Strategi Dukungan Sistem
a. Pengembangan Profesional
b. Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
c. Manajemen Program
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 19
Komponen program tersebut dapat digambarkan berikut ini :
B. Pengelolaan Layanan BK
Pengelolaan layanan bimbingan dan konseling didukung oleh adanya
organisasi, personil pelaksana, sarana dan prasarana, serta pengawasan
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Untuk menangani kegiatan
bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Cicalengka dilakukan secara
terorganisasi yang mengacu para Petunuk Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling yang diperbanyak oleh Proyek Peningkatan Mutu SMP (induk)
Jawa Barat, meliputi :
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 20
1. Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling meliputi segenap unsur
dengan organigram sebagai berikut :
Komite sekolah Kepala Sekolah Tenaga Ahli
Instansi lain
Tatalaksana
Wali Kelas / Guru Pembimbing Guru Mata Pelajaran
Guru Pembimbing / Pelatih
S I S W A
Garis Komando
Garis Koordinasi
Garis Konsultasi
Keterangan :
a. Kepala Sekolah adalah penanggung jawab pelaksanaan teknis Bimbingan dan
Konseling
b. Koordinator BK/Guru Pembimbing adalah pelaksana utama yang
mengoordinasi semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling di sekolah
c. Guru Mata Pelajaran/Pelatih adalah pelaksana pengajar dan pelatihan serta
bertanggung jawab memberikan informasi siswa untuk kepentingan
Bimbingan dan Konseling
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 21
d. Wali Kelas/Guru Pembina adalah guru yang diberi tugas khusus di samping
mengajar untuk mengelola satu kelas siswa tertentu dan bertanggung jawab
membantu kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah
e. Siswa adalah peserta didik yang berhak menerima pengajaran, latihan, dan
pelayanan Bimbingan dan Konseling
f. Tatalaksana adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan
administrasi, ketatalaksanaan sekolah, dan pelaksanaan administrasi
Bimbingan dan Konseling
g. Komite Sekolah adalah organisasi di sekolah yang bersangkutan yang
berkewajiban membantu menyelengarakan pendidikan termasuk pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling
2. Personil Pelaksana Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Personil yang terlibat dan atau diberi tugas dalam menangani Kegaitan
Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Singajaya adalah sebagai berikut
Kepala Sekolah / Penanggung jawab BK : YAYAN KARYANA, S.Pd.I.
Guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor :
1. Kelas VII : YULIAN YOGANTARA, S.Pd.
2. Kelas VIII : SURYANA, S.Pd., M.Pd.
3. Kelas IX : SURYANA, S.Pd., M.Pd.
Di samping itu ditambah sebanyak 15 orang wali kelas.
3. Rincian / Uraian Tugas
a. Kepala Sekolah
1. Mengoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah,
sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan merupakan
suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.
2. Menyediakan prasarana, tenaga, sarana, dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya pelayanan bimbingan yang efektif dan efisien (mangkus
dan sangkil).
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 22
3. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program, penilaian, dan upaya tindak lanjut pelayanan
bimbingan.
4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbngan di
sekolah kepada Kanwil / Kandep yang menjadi atasannya.
b. Koordinator Bimbingan dan Konseling
1. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada segenap warga
sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat.
2. Menyusun Program Bimbingan.
3. Melaksanakan Program Bimbingan.
4. Mengadministrasikan Pelayanan Bimbingan.
5. Menilai program dan pelaksanaan bimbingan
6. Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian bimbingan
c. Guru Pembimbing / Konselor
1. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan.
2. Merencanakan Program Bimbingan.
3. Melaksanakan segenap pelayanan bimbingan.
4. Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan.
5. Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan kegiatan
pendukungnya.
6. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian.
7. Mengadministrasikan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
yang dilaksanakannya.
8. Mempertangungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan
bimbingan kepada Koordinator Bimbingan dan Kepala Sekolah.
d. Guru Mata Pelajaran dan Pelatih
1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada siswa.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 23
2. Membantu guru pembimbing / konselor mengidentifikasi siswa yang
memerlukan layanan bimbingan.
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan
kepada guru pembimbing / konselor.
4. Menerima siswa alih tangan dari pembimbing / konselor yaitu siswa
yang menurut guru pembimbing / konselor memerlukan layanan
pengajaran khusus (seperti pengajaran perbaikan / proram pengayaan
materi pelajaran).
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru dengan
siswa, hubungan siswa dengan siswa yang menunjang pelaksanaan
pelayanan bimbingan.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan kegiatan bimbingan atau kegiatan yang
dimaksudkan.
7. Berpartisifasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa,
seperti Konferensi Kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan upaya tindak lanjutnya.
e. Wali Kelas
1. Membantu guru pembimbing / konselor melaksanakan tugas-tugas
khususnya di dalam kelas yang menjadi tanggun jawabnya.
2. Membantu guru mata pelajaran / pelatih melaksanakan perannya dalam
pelayanan bimbingan, khususnya di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya.
3. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti
atau menjalani layanan dan atau kegiatan lainya.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 24
4. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling berpedoman
kepada Struktur Organisasi yang digunakan. Penanganan kegiatan Bimbingan
dan Konseling oleh petugas bekerja sama dengan wali kelas. Hasil dari
kegiatannya dilaporkan kepada Koordinator yang selanjutnya dibahas secara
bersama.
Seluruh Kegiatan Bimbingan dan Konseling selanjutnya dilaporkan oleh
Koordinator kepada Kepala Sekolah baik secara insidental aupun secara
berkala. Kebijakan lebih lanjut ditetapkan oleh Kepala Sekolah melalui
Koordinator Bimbingan dan Konseling. Bagan mekaniske kerja Bimbingan
dan Konseling sebagai berikut:
Guru Mata Pelajaran Wali Kelas Bimbingan dan KonselingKepala Sekolah
1 2 3 4
Nilai siswa
1. Kognisi2. Psikomotor3. Afeksi
Himpunan nilai Himpunan data
1. Buku data/peta siswa2. Prediksi keberhasilan
kognisi3. Hasil psikotes4. Hasil konseling individu
Aplikasi instrumentasi bimbingan
1. Tes (IQ, bakat, kreatifitas, kepribadian)
2. Non tes/angket,dll
Pengadaan sarana (Wakasek Sarpras)
Menemukan kasus/permasalahan siswa
1) di dalam kelas kehadiran
mengikuti pelajaran
sikap menolak/tidak interest (misal: sering mengantuk, pasif, keluar masuk kelas, mengganggu PBM, dsb)
2) di luar kelas hubungan teman
sebaya : konflik/perkela
hian, dsb)
Menerima informasi kasus/permasalahan siswa; diinventaris
dan ditangani/di selesaikan
Mengetahui dan menyetujui
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 25
Catatan :
1) Anekdot/kejadian2) Siswa yang
memerlukan remidial
Bersama guru BK /konselor menemui OT siswa
1) hadir disekolah untuk keperluan konsultasi
2) kunjungan rumah3) konferensi kasus
Catatan :
1) agenda harian kegiatan (L. konseling individu/mengamati afeksi siswa) (satuan layanan untuk kunjungan rumah, konferensi kasus. Alih tangan kasus)
2) laporan konseling3) laporan bulanan dan
semesteran (program BK semesteran, rekapitulasi presensi kehadiran, konseling, konsultasi OT/layanan dan kegiatan pendukung
4) laporan tahunan (program bimbingan dan konseling)
Mengetahui
5. Pembagian siswa asuh dan beban tugas
Pada dasarnya seluruh peserta didik yang ada di sekolah menjadi siswa
semua guru BK/konselor sekolah termasuk kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah yang berasal dari guru BK.
Pembagian ini diatur dengan pertimbangan pemerataan, kemudahan dan
keefektifan pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling yang
berpedoman kepada Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang
Guru, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi
Birokrasi nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya serta Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia nomor 30 tahun 2011 tentang beban kerja guru
dan pengawas satuan pendidikan ,bahwa seorang guru BK/konselor diberikan
beban tugas sekurang-kurangnya 150 orang . Beban tugas guru BK/konselor
pada dasarnya setara dengan beban tugas guru-guru mata pelajaran yang
minimal mengajar 24 jam pembelajaran. Jika setiap kali kegiatan mengajar
diperlukan waktu 2 jam tatap muka maka seorang guru mata pelajaran wajib
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 26
melakukan kegiatan mengajar sejumlah 12 kali/minggu. Demikian pula
seorang guru BK/konselor dengan rasio 150 orang / 24 jam pembelajaran,
perhitungannya satu kali pelayanan ekuivalen 2 jam pembelajaran (Panduan
Pengembangan Diri, 2006). Pelayanan konseling di luar jam pembelajaran
maksimum 50%. Sebagai contoh untuk mendapatkan 24 jam pembelajaran
dari 150 orang siswa asuh dapat melakukan konseling individu/perorangan
sejumlah 12 orang/minggu artinya hal tersebut sudah bernilai 24 jam
pembelajaran
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 27
BAB IIISTRATEGI PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. ASSESMENT
Menghadapi tuntutan kehidupan yang selalu berkembang dengan nilai-
nilai yang bergeser menjadikan peserta didik (siswa) sebagai anak bangsa
memiliki masalah dan persoalannya sendiri. Di sekolah siswa dituntut untuk
dapat berkembang dengan optimal, perkembangan yang diharapkan adalah
perkembangan utuh kompetensi yang dimiliki. Melihat hal tersebut
bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian di sekolah yang turut
mengoptimalkan kompetensi yang ada pada siswa tersebut harus memiliki
program dan strategi baru. Program dan strategi dimaksud harus dapat
membantu siswa untuk dapat berkembang dan mandiri. Untuk itu kebutuhan
haruslah datang dari siswa yang diawali dengan needs assesment.
Needs sama dengan kebutuhan yang berarti ketidaksesuaian antara apa
yang ada dan seharusnya ada (Posavac & Carey,1997). Ketidaksesuaian ada
di antara keadaan aktual dan (a) cita-cita, (b) norma, (c) minimum, (d)
keadaan yang diinginkan atau (e) keadaan yang diharapkan (Roth, 1990).
Assessment adalah alat untuk memperoleh informasi dalam membuat
keputusan tentang individu, kelompok, program atau proses. Tujuan
assessment meliputi kemampuan, prestasi, variabel kepribadian, kompetensi,
sikap, prioritas/pilihan, minat, nilai, demografis dan karakteristik lainnya.
Needs Assessment adalah kebutuhan yang diperoleh dengan menggunakan
alat dan indikator yang terstandar untuk dapat merancang kegiatan atau
tindakan yang akan diambil. Needs assessment yang mendasari semua
pekerjaan konselor sekolah adalah komitmen untuk memenuhi kebutuhan
siswa. Bagi Myrick (1990), bahwa tujuan sederhana dari sebuah evaluasi
adalah
1. mengidentifikasi kebutuhan siswa
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 28
2. mengidentifikasi apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut
3. menentukan perbedaan, jika ada intervensi konselor.
Berdasarkan hasil dari needs assessment ini disusun komponen program
bimbingan dan konseling.
B. PERENCANAAN KEGIATAN
Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan serta mingguan.
1. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang masing-masing memuat:a. Sasaran layanan/kegiatan pendukungb. Substansi layanan/kegiatan pendukungc. Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakand. Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibate. Waktu dan tempat
2. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab konselor (guru BK).
3. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
4. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor (guru BK) di sekolah.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Bersama pendidik dan personil sekolah lainnya, konselor (guru BK) berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin, insidental dan keteladanan.
2. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
3. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 29
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah :
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan
lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas
per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal
3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus,
himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan
alih tangan kasus.
b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah:
1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di
luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran
tatap muka dalam kelas.
3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran
sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan
konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan
sekolah/madrasah.
4. Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program
(LAPELPROG).
5. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di
dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan
persetujuan pimpinan sekolah/madrasah
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 30
5. Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan
sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan
kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan
mensinkronisasikan program pelayanan konseling dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta
mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/
madrasah.
D. PENILAIAN KEGIATAN
1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:
a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis
layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui
perolehan peserta didik yang dilayani.
b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis
layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk
mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam
waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu
atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling
diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau
kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.
2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis
terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam
SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi
pelaksanaan kegiatan.
3. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam
LAPELPROG Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan
dalam satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 31
E. PELAKSANA KEGIATAN
1. Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah konselor (guru BK).
2. Konselor (guru BK) pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah
wajib:
a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan
profesional konseling.
b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada
pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/
madrasah, sejawat pendidik, dan orang tua.
c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional konseling yang setiap kali
dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama
pimpinan sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik.
d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan
kegiatan pelayanan profesional konseling.
e. Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara
berkelanjutan.
3. Beban tugas wajib konselor (guru BK) ekuivalen dengan beban tugas
wajib pendidik lainnya di sekolah sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
4. Pelaksana pelayanan konseling
Pada satu SMP/MTs/SMPLB, dapat diangkat sejumlah konselor dengan
rasio seorang konselor untuk 150 orang peserta didik.
F. PENGAWASAN KEGIATAN
1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi,
dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara:
a. interen, oleh kepala sekolah/madrasah.
b. eksteren, oleh pengawas sekolah/madrasah bidang konseling.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 32
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan
implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan
tugas konselor di sekolah/madrasah.
4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan.
5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan
konseling di sekolah/madrasah.
G. JADWAL KEGIATAN
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1
Singajaya tidak melakukan jam tatap muka di kelas dengan siswa secara rutin
terjadwal, tetapi guru pembimbing dilibatkan dalam piket KBM. Adapun
pelaksanaan layanan konseling individual dan kelompok serta kegiatan
pendukung lainnya disesuaikan dengan siatuasi dan kondisi sekolah.
Adapun jadwal kehadiran guru bimbingan dan konseling di SMP
Negeri 1 Singajaya, sebagai berikut:
Nama Guru BK Kelas KehadiranSenin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
YULIAN Y., S.Pd. VIISURYANA, S.Pd., M.Pd. VIIISURYANA, S.Pd., M.Pd. IX
H. PEMBIAYAAN
Kebutuhan untuk melengkapai fasilitas dan perlengkapan bimbingan dan
konseling SMP Negeri 1 Singajaya sudah dimasukkan dalam RAPBS tahunan.
Dalam pelaksanaannya koordinator BK mengajukan proposal mengenai
perlengkapan yang diperlukan, kepala sekolah menyetujui berdasarkan anggaran
yang tersedia. Meskipun saat ini keperluan sarana bimbingan dan konseling
masih terbatas namun koordinator dan staf bk bekerja seoptimal mungkin
memberikan layanan bimbingan kepada siswa. Pembiayaan yang berkaitan
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 33
dengan kegiatan psikotest dibebankan kepada orang tua siswa dengan
persetujuan pihak komite sekolah.
I. SARANA/PRASARANA
a. Sarana
Dalam penyediaan sarana kelengkapan bimbingan dan konseling di SMP
Negeri 1 Singajaya masih perlu dilengkapi, seperti buku-buku sumber
yang berkaitan dengan upaya pengembangan diri siswa, alat test
psikologis, alat perekam konseling, dan lain-lain
b. Prasarana
Fasilitas ruangan yang terdapat dalam ruang BK adalah ; ruang tamu,
ruang konseling individual, ruang konseling kelompok, ruang
penyimpanan data dan ruang kerja staf BK, sedangkan fasilitas yang
dibutuhkan : lemari/loker penyimpan data, kursi tamu, kursi dan meja
untuk konseling individual dan kelompok, meja kerja staf BK, dan papan
informasi.
Sebagai gambaran keperluan fasilitas ruang bimbingan konseling antara
lain sbb
Perlengkapan kerja : Meja dan kursi kerja, meja dan kursi tamu, lemari,
rak buku, lemari file, filing cabinet, papan data,dsb.
Berbentuk format-format antara lain : isian peta siswa, pedoman
observasi, angket siswa dan orang tua, angket penjurusan, format
laporan absensi, dsb.
Alat penyimpan data Berbentuk : map administrasi siswa, agenda
kegiatan,catatan konsultasi, catatan konseling, dsb.
Perlengkapan Teknis. Berbentuk : Buku Pedoman, Buku sumber
(pribadi, sosial, belajar,karier, pendidikan), alat tulis, ICT, dsb
Ruang bimbingan diusahakan memenuhi standar layanan bimbingan
konseling, yang terdiri dari ruang konsultasi, ruang administrasi, ruang
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 34
penyimpanan file, ruang konseling, ruang bimbingan kelompok/diskusi,
dsb.
J. PROBLEMA UMUM SISWA SMP NEGARI I CICALENGKA
Yang menjadi masalah bagi siswa SMP Negeri 1 Singajaya ini pada
umumnya sama dialami oleh siswa yang lainnya, karena pada masa ini siswa
berada pada masa pubertas, mereka sedang mencari identitas diri dan ingin
diakui keberadaannya sebagai remaja tetapi mereka belum bisa sepenuhnya
meninggalkan masa anak-anaknya, sehingga akhirnya sering muncul
masalah-masalah sebagai berikut :
a. Masalah Pribadi, seperti pemahaman dan penerimaan diri (kekurangan
dan kelebihan), citra diri/konsep diri negatif, pencarian bakat dan minat,
kurang percaya diri dan lain-lain
b. Masalah Sosial/pergaulan, seperti penyesuaian dengan teman
sebaya,guru dan lingkungan, genk/klik, mulai tertarik pada lawan jenis,
pengaruh media/teknologi.
c. Masalah Belajar, seperti motivasi rendah, kesulitan belajar, nilai kurang,
kurang konsentrasi, cara belajar yang kurang efektif, cara mengatur waktu
belajar, belajar kelompok.
d. Masalah Karir, seperti kelanjutan studi, cita-cita dan pemahaman dunia
kerja.
e. Masalah Pengisian Waktu Luang, seperti penyaluran bakat, kegiatan
ektra kurikuler, dan kegiatan di lingkungan masyarakat.
f. Masalah Sosial Ekonomi Orang Tua,seperti kesulitan memenuhi
kebutuhan/fasilitas belajar, ongkos sehari-hari, dan lain-lain.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 35
BAB IVPENILAIAN, ANALISIS DAN TINDAK LANJUT
A. Penilaian Program Bimbingan dan Konseling
Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam rangka pengembangan
kompetensi siswa, hasil-hasil layanan Bimbingan dan Konseling harus dinilai,
baik melalui penilaian terhadap hasil layanan maupun proses pelaksanaannya.
Penilaian ini selanjutnya dapat dipakai untuk melihat keefektifan layanan di
satu sisi, dan sebagai dasar pertimbangan bagi pengembangannya di sisi lain.
1. Penilaian Hasil Layanan
a. Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan
penilaian ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan
membawa dampak positif terhadap siswa yang mendapatkan layanan.
b. Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan.
Perolehan ini diorientasikan pada :
• Pengentasan masalah siswa : sejauh manakah perolehan siswa
menunjang bagi pengentasan masalahnya ? Perolehan itu
diharapkan dapat lebih menunjang terbinanya tingkah laku positif,
khususnya berkenaan dengan permasalahan dan perkembangan diri
siswa.
• Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap,
motivasi, kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep
diri, kemam-puan berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap
nilai dan moral.
c. Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya:
• Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya
dengan masalah yang dibahas.
• Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang
dibawakan melalui layanan.
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 36
• Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah
pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut
pengentasan masalah yang dialaminya.
Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas
mengacu kepada kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk
pengentasan permasalahan yang dihadapinya dalam rangka kehidupan
sehari-hari yang lebih efektif.
d. Penilaian dapat dilakukan melalui :
• format individual, kelompok, dan/atau klasikal
• media lisan dan/atau tulisan
• penggunaan panduan dan/atau instrumen baku dan/atau yang
disusun sendiri oleh guru pembimbing.
e. Tahap-tahap penilaian meliputi :
• Penilaian segera (laiseg), merupakan penilaian tahap awal, yang
dilakukan segera setelah atau menjelang diakhirinya layanan yang
dimaksud.
• Penilaian jangka pendek (laijapen), merupakan penilaian lanjutan
yang dilakukan setelah satu (atau lebih) jenis layanan dilaksanakan
selang beberapa hari sampai paling lama satu bulan.
• Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih
menyeluruh setelah dilaksanakannya layanan dengan selang satu
unit waktu tertentu, seperti satu semester.
2. Penilaian Proses Kegiatan
a. Penilaian dalam Bimbingan dan Konseling dilakukan juga terhadap
proses kegiatan dan pengelolaannya, yaitu terhadap :
• kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling
• kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling
• mekanisme dan instrumentasi yang digunakan dalam kegiatan
• pengelolaan dan administrasi kegiatan
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 37
b. Hasil penilaian proses digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan
Bimbingan dan Konseling secara menyeluruh.
3. Penilaian Satuan Pendukung
Khusus untuk kesatuan kegiatan pendukung, evaluasi dilakukan dengan
cara berikut :
1. Mengungkapkan perolehan guru pembimbing sebagai hasil dari
kegiatan pendukung yang nantinya akan dimanfaatkan untuk kegiatan
layanan bimbingan terhadap peserta didik,
2. Mengungkapkan komitmen pihak-pihak yang terkait dalam penanganan
masalah peserta didik (butir ini terutama untuk kegiatan konferensi
kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus), dan
3. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan
kegiatan pendukung.
Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya
berbentuk angka atau skor maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling
berupa deskripsi tentang aspek-aspek yang dievaluasi (yaitu partisipasi
aktivitas dan pemahaman peserta didik; perolehan peserta didik dari
layanan, minat peserta didik terhadap layanan lebih lanjut, dan
perkembangan peseta didik dari waktu ke waktu). Deskripsi tersebut
mencerminkan sejauh mana proses penyelenggaraan layanan pendukung
memberikan suatu yang berharga bagi kemajuan dan memberikan bahan
atau kemudahan untuk kegiatan layanan terhadap peserta didik.
Penilaian di tingkat sekolah di bawah tanggung jawab kepala sekolah
yang di bantu oleh pembimbing khusus dan personil sekolah lainya. Di
samping itu, penilaian kegiatan bimbingan dilakukan oleh penjabat yang
berwenang dari instansi yang lebih tinggi di wilayah tersebut dalam hal ini
Kabupaten Bandung.
Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini, antara lain peserta
didik, kepala sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua,
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 38
tokoh masyarakat, para pejabat Depdiknas, organisasi profesi bimbingan,
dan sebagainya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara
dan alat seperti wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, tes,
analisis hasil kerja peserta didik, dan sebagainya.
B. Analisis Hasil Evaluasi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
Setelah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dievaluasi, ternyata
hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan maka dianalisis atau dicari
penyebab ketidakberhasilan layanan atau kegiatan Bimbingan dan Konseling,
dengan melihat program apakah tidak sesuai dengan yang dibutuhkan atau
apakah prosesnya atau pelaksanaannya tidak sesuai dengan waktu, suasana,
tempat dan lingkungan. Hasil analisis ini dituangkan dalam form Analisis
Hasil Evaluasi
C. Tindak Lanjut
Bila hasil evaluasi dari layanan Bimbingan dan Konseling tidak
memberikan peningkatan, maka sesuai dengan analisis akan diadakan
perbaikan program dan perbaikan proses untuk program di masa mendatang,
yaitu program yang tidak perlu dicoret dengan menggantinya dengan yang
dibutuhkan sesuai dengan perkembangan siswa dan mengenai
pelaksanaannya akan sangat memperhatikan waktu, suasana, tempat, dan
lingkungan dan kegiatan ini dituangkan dalam Tindak Lanjut Pelaksanaan
Layanan Bimbingan dan Konseling
D. Pelaporan
Sebagai bukti fisik kegiatan pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling, guru Bimbingan dan Konseling dituangkan dalam Laporan
Agenda Harian.
E. LAMPIRAN-LAMPIRAN1. Program Kerja Tahunan BK
2. Program Kegiatan Layanan BK per Semester
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 39
3. Program Kerja Bulanan
4. Program Kerja Mingguan
5. Silabus Layanan BK
6. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan
7. Data Kerawanan
8. Angket Sosiometri
9. Format Rekapitulasi Presensi
10. Satuan Kegiatan Pendukung Kunjungan Rumah
11. Satuan Kegiatan Pendukung Konferensi Kasus
12. Satuan Kegiatan Pendukung Alih Tangan Kasus
13. Daftar Siswa Asuh/Layanan Binaan BK
Mengetahui Singajaya, Juli 2014Kepala SMP Negeri 1 Singajaya, Guru Bimbingan dan Konselor,
YAYAN KARYANA, S.Pd.I. SURYANA, S.Pd., M.Pd.NIP. 19620304 198903 1 007 NIP. 19721101 199702 1 001
Program Kerja Bimbingan dan Konseling 2014/2015 Halaman 40