Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

16
MEI 2012

description

Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

Transcript of Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

Page 1: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

MEI 2012

Page 2: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

Gambar sampul diambil dari filmSayat Nova: The Color of Pomegranates , Sergei Parajanov (1968)

kineforumTaman Ismail Marzuki (belakang Galeri Cipta 3)Jl Cikini Raya 73, Jakarta Pusat 10330, Indonesia.[T] 021-3162780 [E] [email protected] [W] www.kineforum.org / www.dkj.or.id [TW] @kineforum [FB] www.facebook.com/kineforum

kineforum adalah bioskop pertama di Jakarta yang menawarkan ragam

program meliputi film klasik Indonesia dan karya para pembuat film

kontemporer. Program film kami bertujuan mengajak penonton merasakan

jadi bagian dari sinema dunia – dulu dan sekarang.

Ruang ini diadakan sebagai tanggapan terhadap ketiadaan bioskop

non komersial di Jakarta dan kebutuhan pengadaan suatu ruang bagi

pertukaran antar budaya melalui karya audio-visual.

Kami menyediakan ruang presentasi bagi para pembuat film (dari

dalam dan luar Indonesia) dan ruang apresiasi bagi publik pada kategori

film-film khusus yang tidak berasal dari arus utama, di tengah kurangnya

ruang alternatif. Kami juga menawarkan presentasi karya-karya para

pembuat film dunia, film panjang maupun pendek – yang sulit diakses

publik Jakarta selain melalui pembajakan. Di ruang ini juga diadakan

diskusi dan pertemuan dengan pembuat film. Sejak 2006, kineforum

didatangi kurang lebih 500 penonton pada program pemutaran tertentu dan

sekitar 5.000 penonton selama acara festival.

kineforum adalah ruang pemutaran yang tidak bertujuan utama

mencari keuntungan finansial, dikelola oleh Dewan Kesenian Jakarta dan

para relawan muda. Kegiatan di kineforum dijalankan melalui kerjasama

Dewan Kesenian Jakarta 2006-2009 dan Studio 21. Ruang ini diharapkan

menjadi ruang eksibisi dan dialog bagi para pembuat film dan penonton

Jakarta, terutama untuk karya-karya non-arus utama.

Page 3: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

PERA

TURA

N

MEN

ON

TON

1. Pengambilan tiket tanda masuk dapat diambil satu jam sebelum pemutaran dimulai.

2. Satu orang hanya mendapatkan satu tiket.

3. kineforum hanya menyediakan 45 tiket sesuai dengan kapasitas kursi.

4. Penonton akan diminta memperlihatkan kartu identitas untuk pemutaran film-film klasifikasi 18 tahun dan 21 tahun ke atas.

5. Penonton yang sudah mendapatkan tiket tetapi tidak masuk sampai 10 menit film diputar, maka tiket akan diberikan kepada penonton lain.

6. Pintu akan ditutup 30 menit setelah film dimulai atau bila tempat sudah penuh.

7. Tiket tidak dapat direservasi tetapi langsung diambil pada meja informasi kineforum satu jam sebelum pemutaran, kecuali untuk pemutaran tertentu.

8. Penonton tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman ke dalam ruang pemutaran kineforum.

9. Penonton tidak diperkenankan merekam atau mengambil gambar sebagian atau keseluruhan film yang diputar.

10. Penonton tidak diperkenankan mengambil gambar di kineforum tanpa izin.

11. Penonton tidak diperkenankan merokok di dalam ruang pemutaran kineforum.

12. Penonton diharapkan menjaga kebersihan dan ketertiban pada semua bagian ruang kineforum.

Page 4: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

PEN

GA

NTA

RSINEMA AVANT-GARDE & NEOREALISMEOleh Sugar Nadia AzierManajer kineforum

Program kineforum yang baru dimulai pada minggu kedua

bulan Mei, termasuk kekosongan program di bulan April,

merupakan suatu kealpaan bagi kami. Berbagai kendala

seharusnya tidak menyurutkan semangat pemutaran

reguler yang selama ini menjadi ciri khas kineforum. Maka

dari itu, kembali kepada semangat “Mari Menonton” yang

pernah ditularkan Elida Tamalagi, bulan ini kineforum

kembali menyuguhkan program Kinefilia  dengan tema

“Avant-Garde & Redefinisi Film” dan Sinema Dunia dengan

program “DVD untuk Semua”. Program “DVD untuk Semua”

merupakan program kerjasama dengan Forum Lenteng.

Program ini menyuguhkan karya-karya sutradara besar

dunia yang sudah dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia.

Program ini dimaksudkan untuk berbagi referensi serta

memudahkan distribusi informasi kepada publik.

Penayangan film-film yang menjadi bagian dari

perkembangan sejarah sinema dunia seperti karya-karya

sinema avant-garde dan neorealisme menjadi pilihan

bulan ini di kineforum. Kali ini kita diajak membaca

perkembangan film dari sudut pandang realis yang

mengajak kita tidak terjebak semata-mata dalam

keindahan dan membaca pengaruh  zamannya, dalam

konteks estetika hingga politik, serta menilik kepada

kemajuan yang jauh melesat dari para avant-gardist.

Dominasi film-film arus utama yang lebih mudah

diakses oleh publik ketimbang film-film di luar itu yang

keberadaannya juga (mungkin) sulit diakses, membuat

program ini penting bagi kineforum untuk memberikan

suatu referensi perkembangan di luar film-film arus

utama. Masih sedikit ruang temu bagi mereka untuk

berbagi pengalaman menonton dan adanya harapan

untuk terbentuknya komunitas ‘cinephile’ yang dapat

menumbuhkan budaya kritik terhadap pemilihan/penilaian

suatu film.

Referensi yang diberikan bisa jadi merupakan pilihan

yang di luar kebiasan. Dalam buku Menilai Film, Gayus

Siagian menuliskan, “Tentu tidak semua orang selalu

siap dengan situasi baru. Reaksi dan sikap terhadap

sesuatu yang asing tidak sama. Ada yang yang bersikap

pasif dan menolak, ada yang berusaha kepingin tahu, dan

berusaha menyelidikinya kemudian baru menerima atau

menolaknya.” Begitu juga dalam pilihan film. Walaupun film

yang kami suguhkan bukanlah sesuatu yang baru, tetapi

kami yakin masih banyak publik yang belum mendapatkan

akses informasi referensi  tersebut.

Mari Menonton!

Page 5: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

KA

LEN

DER

Page 6: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

SENIN

SENIN

14.15KINEFILIA

15.00

17.00

19.30

SINEMA DUNIA

JUMAT

JUMAT

SABTU

SABTU

MINGGU

MINGGU

25 26

20

27

Shoeshine Vase De NocesUn Chien Andalou

Sayat Nova : The Color of Pomegranates + Diskusi

Klub Kajian Film: Sinema Eksperimental Jepang

Bicycle Thieves

La Jetée

La Jetée

Un Chien Andalou

Pather Panchali

Shoeshine Pather PanchaliObsession

Obsession

Bicycle Thieves OssessioneVase De Noces

Un Chien Andalou

Bicycle Thieves

Sayat Nova

18 19

Page 7: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

AVANT-GARDE & REDEFINISI FILM

Oleh Mohamad Ariansah

KIN

EFILI

A

Sejak 117 tahun yang lalu, sejarah sinema selalu didominasi oleh sebuah bentuk film yang selalu merujuk pada prinsip-prinsip mainstream. Sebuah sinema yang berorientasi pada naratif dengan pondasi dramaturgi klasik yang dipilah menjadi tiga babak, yakni; pengenalan masalah (babak I) – pengembangan masalah (babak II) – penyelesaian masalah (babak II). Kendati terdapat beberapa inovasi dalam hal struktur, namun tendensi untuk bercerita dalam aturan kausalitas tetap menjadi sesuatu tuntutan yang selalu menghubungkan antara film dengan penontonnya. Bentuk sinema tersebut menjadi sangat dominan sepanjang sejarah, terlebih lagi dengan hegemoni dari Hollywood atas perfilman dunia yang mengukuhkannya menjadi sinema klasik. Namun sejarah sinema tidak hanya berisi dengan satu bentuk sinema yang dominan semata, tetapi terdapat pula bentuk-bentuk lainnya yang juga sudah jauh ada di masa-masa awal perkembangan film, serta memiliki berbagai varian yang sangat kaya dan inovatif. Jenis sinema ini umumnya tidak terlalu banyak disorot dan memiliki pendukung yang sangat khusus, sebab sangat bertolak belakang dengan prinsip mainstream yang mampu mendapat ruang-ruang sangat lebar dan pembuktian dalam jutaan hingga ratusan juta penonton yang membeli tiket-tiket di bioskop. Bentuk sinema seperti ini disebut dengan sinema avant-garde. Antara sinema mainstream dan avant-garde tersebut terdapat sebuah ketidakseimbangan dalam sejarah film,

dimana puncak-puncak pencapaian estetik bentuk sinema naratif dalam hal manifestasinya pada sinema klasik Hollywood ataupun film seni tercatat secara lengkap ke dalam sejarah film. Sedangkan perkembangan dalam bentuk sinema avant-garde seperti hilang begitu saja tanpa bekas. Padahal, berbagai terobosan yang paling inovatif sepanjang sejarah sering sekali datang dari bentuk sinema ini. Apakah sebenarnya sinema avant-garde tersebut? Serta mengapa muncul sikap diskriminatif dalam sejarah film terhadap bentuk sinema ini?.

Page 8: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

UN CHIEN ANDALOULuis Buñuel

“Sebuah film pendek-bisu surealis dari Luis Buñuel dan

Salvador Dalí. Sebuah pisau cukur yang mengarah lurus

ke mata seorang wanita, awan-awan kecil yang hampir

menutupi bulan, mata sapi yang tergorok, seorang pria

yang menyeret dua piano besar berisi keledai mati dan

pendeta hidup, dan tangan manusia yang telapaknya

berlubang di mana semut-semut muncul.

Negara Perancis / Tahun 1929 / Durasi 16 menit / 18+

Luis Buñuel Portolés (22 Februari 1900 – 29 July 1983) adalah seorang sutradara kelahiran Spanyol. Pada tahun 1925 ia pindah ke Prancis dan kemu-dian menjadi asisten sutradara Jean Epstein dan Mario Nalpas. Baru kemudian ia menulis film Un Chien Andalou bersama Salvador Dalí, pelukis ternama yang juga menjadi temannya sejak ia kuliah di University of Madrid. Selain di Pran-cis, ia juga banyak berkarya di Mexico, Spanyol, dan juga Amerika Serikat. Ia dikenal dengan gambar-gambar sureal dan kritik terhadap moral dan institusi keagamaan, juga gaya penyutradaraannya yang bisa dibilang sangat ekonomis.

LA JETÉEChris Marker

“Perjalanan menembus waktu, gambar diam, masa lalu,

sekarang, dan masa depan, dan pasca Perang Dunia

III. Kisah seorang pria, budak, yang dikirim bolak-balik,

masuk dan keluar dari waktu, untuk mencari solusi atas

nasib dunia. Untuk mencukupi persediaan makanan,

obat, dan energi, dan dengan, sehingga menghasilkan

sebuah memori abadi tentang perempuan tunggal, hidup,

kematian, dan masa lalu yang dibuat ulang pada sebuah

bandara Jetée.”

Negara Perancis / Tahun 1962 / Durasi 28 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+

Chris Marker, yang lahir pada 29 Juli 1921, adalah seorang penulis, fotografer, sutradara film dokumenter, artis multimedia, dan pembuat esai film dari Prancis. Ia sering diasosiakan dengan gerakan Left Bank Cinema yang terjadi pada akhir 50an, dan melibatkan pembuat film lain seperti Alain Resnais, Agnès Varda, Henri Colpi, dan Armand Gatti. Ia sering disebut sebagai prototipe manusia abad 21.

Page 9: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

VASE DE NOCES / WEDDING THROUGHThierry Zéno

“Seorang petani gila jatuh cinta dengan babi dan kemudian

memiliki anak babi mutan dengannya. Ketika sang

anak babi lebih memilih ibu mereka daripada dirinya, ia

menggantung mereka semua dan sang ibu membunuh

dirinya sendiri.

Negara Belgia / Tahun 1974 / Durasi 80 menit / 21+

Thierry Zéno lahir pada 22 April 1950 di Belgia. Selain Vase de Noces yang dianggap kontroversial, ia juga membuat beberapa dokumenter. Kemudian, ia yang membuat departemen “video” di Académie de Dessin et des Arts décoratifs de Molenbeek-Saint-Jean, tempat ia mengajar pada tahun 1985-1999 dan kemudian menjadi direktur di sana.

SAYAT NOVA : THE COLOR OF POMEGRANATESSergei Parajanov

“Biografi dari penyair-musisi Armenia, Sayat Nova, yang

mengungkap kehidupan si penyair lebih melalui puisinya

daripada narasi konvensional tentang peristiwa penting

dalam hidup Sayat Nova. Kita melihat sang penyair

tumbuh, jatuh cinta, masuk biara, dan mati, dalam konteks

imajinasi Sergei Parajanov dan puisi Sayat Nova, puisi-puisi

yang jarang dilihat dan didengar.”

Negara Armenia / Tahun 1968 / Durasi 79 menit / Subteks Bahasa Inggris / 15+

Sergei Parajanov (9 Januari 1924-20 Juli 1990) adalah seniman dan sutradara film dari Armenia, yang merupakan bagian dari negara Uni Soviet. Ia dianggap menciptakan gaya sinematiknya yang melewati batas prinsip-prinsip realism sosialis (satu-satunya gaya seni yang diakui di Uni Soviet). Hal ini, ditambah gaya hidup dan perilakunya, membuat ia pernah dipenjara dan beberapa filmnya juga dibredel. Pada film ini, Parajanov menulis, menyutradarai, menyunting, membuat koreografi, kostum, mendesain dan mendekorasi. Sofiko Chiaureli, memainkan enam peran sekaligus, baik sebagai laki-laki maupun perempuan.

Page 10: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

SIN

EMA

DU

NIA

DVD UNTUK SEMUA EDISI #1JEJARING ESTETIKA: EVOLUSI TEKNIK PENGISAHANProgrammer: Forum Lenteng

Senin Sinema Dunia (SSD), adalah program menonton

sinema-sinema pilihan dari seluruh dunia dengan subteks

ber-Bahasa Indonesia yang diterjemahkan dan ditayang-

kan oleh Forum Lenteng tiap Senin malam. Film-film ini

merupakan hasil dari program penerjemahan alih bahasa

filem berbahasa asing ke dalam Bahasa Indonesia, DVD

Untuk Semua sejak 2010. Film-film terpilih merupakan

karya yang berpengaruh dalam perkembangan sejarah

sinema dunia, program penerjemahan ini adalah sebuah

usaha untuk mempermudah akses informasi kepada pub-

lik. Dengan tim penerjemah khusus dari Forum Lenteng

di bawah koordinasi Divisi Penelitian dan Pengembangan

Forum Lenteng, film-film ini diseleksi dan disunting secara

ketat untuk menjaga kesinambungan cerita ataupun alur

tiap film. Saat ini, Forum Lenteng bekerjasama dengan

Kineforum membuat program pemutaran karya-karya

sutradara dunia ini di Kineforum.

Selamat menonton!

Jalur kebudayaan, selamanya akan menjadi sesuatu yang

otentik. Semenjak sejarah pengetahuan yang di mulai

di Athena pada kala 5 SM, melintas Italia (Elea) hingga

Prancis (Massilia), kemudian India kala Alexander Agung.

Jalur kebudayaan ini pun masih bisa kita lihat pada ke-

18, ketika gaya Rococo Italia yang terilhami oleh Rococo

di Prancis. Hingga kemudian pada abad ke-20, kelahiran

Neorealisme film di Italia pun, juga tidak lepas dari kontak

kebudayaan yang membentuk jejaring estetika di antara

ketiga entitas tersebut; Prancis, Italia dan India.

Adalah Luchino Visconti (1906-1976), Vittorio de

Sica (1902-1974), dan Satyajit Ray (1921-1992), merupakan

para sutradara yang bisa dianggap berasal dari jejaring

estetika yang bermula pada sutradara Prancis Jean Renoir.

Visconti dan De Sica sendiri, merupakan dua sutradara

yang mempelopori Neorealisme Italia pasca Perang

Dunia II. Melalui Visconti lah, gaya “realisme puitis” Renoir

(Toni, 1935) berjejaring, sehingga karyanya yang berjudul

Ossessione (1943), mengilhami gerakan Neorealisme Italia

pasca Perang Dunia II. Sampai kemudian karya-karya

Neorealisme Italia tersebut berpuncak pada karya Vittorio

de Sica, Ladri di Biciclette (Bicycle Thieves) (1948).

Satyajit Ray sendiri, adalah seorang sutradara asal India

Page 11: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

yang mengalami perjumpaan dengan Jean Renoir pada

tahun 1949 di India, ketika Ray membantu Renoir dalam

proses pembuatan The River (1951). Di kemudian hari,

Satyajit Ray mengatakan pada Renoir bahwa ia terilhami

Bicycle Thieves dalam membuat karya adi nya, Pather

Panchali (1955).

Jalur-jalur kebudayaan, selamanya memang

tidak terhindarkan dan membentuk jejaring estetika.

Pasca kelahiran teknologi suara pada film di 1927,

banyak membawa film kepada arah “gaya realisme”,

setelah kejayaan “gaya montase” Rusia di kala filem bisu.

“Realisme puitis” (poetic realism), pada kala 1930an, yang

satu di antaranya dipelopori oleh Jean Renoir, membawa

evolusi pada teknik pengisahan filem di kala film bersuara.

Gaya realisme filem, membawa bidang seni ketujuh ini,

lebih dekat dengan roman, sehingga capaian-capaian

gaya realisme berpuncak pada periode film Neorealisme

Italia. Pada program Sinema Dunia oleh Forum Lenteng

di Kineforum bulan Mei ini, karya-karya yang terpilih,

cukup menarik untuk melacak jejaring estetika sinema,

khususnya perihal sejarah “gaya realisme” film di dunia.

Page 12: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

mampu melunasi bayaran dan mengandangkan kudanya

di Trastvere dekat sungai. Sang peramal mengidentifikasi

Pasquale dan Giuseppe. Masuk penjara anak laki-laki

penuh sesak, mereka terpisah. Giuseppe dibawah

pengaruh kawan yang lebih tua di selnya, Arcangeli.

Selama masa interogasi, Pasqualle tertipu untuk

mengkhianati kakak Giuseppe dan mengadukannya kepada

polisi. Dengan masa percobaan mereka yang tak diketahui

sampai kapan, anak-anak ini terdorong lebih jauh ke dalam

permasalahan.

Penyemir Sepatu adalah satu di antara film

awal dari gerakan Neorealisme Italia. Di tahun 1948,

mendapatkan Honorary Award di Academy Awards yang

merupakan pelopor dari apa yang nanti akan menjadi

Academy Awards for Best Foreign Language Film. Film ini

adalah sekuel pertama dari trilogi karya Vittorio de Sica

yang membicarakan persoalan represi tiga generasi Italia

pasca Perang Dunia II.

Vittorio de Sica (7 Juli 1901–13 November 1974) adalah seorang sutradara dan aktor Italia, yang sebelumnya pernah menjadi pemain teater. Karirnya di dunia film dimulai ketika menjadi pemain dalam filem arahan Alfredo De Antoni, Il Proceso Clemenceau (1917) bersama Giuseppe Amato. Tahun 1933 dia mendirikan perusahaanya sendiri bersama sang istri, Giuditta Rissone dan Sergio Tofano. Perusahaan ini mempertontonkan komedi ringan, tetapi mereka juga memainkan drama Beaumarchais, dan bekerjasama dengan sutradara-sutradara terkenal seperti Luchino Visconti. Pertemuannya dengan Cesare Zavattini merupakan peristiwa yang sangat penting: mereka bersama-sama membuat film-film yang banyak dipuja pada masa neorealisme, termasuk Sciuscià (1946) dan Umberto D (1952).

SCIUSCIÀ / SHOESHINEVittorio de Sica

Negara Italia / Tahun 1946 / Durasi 93 menit / Subteks Bahasa Indonesia / SU

Di sebuah trek berkuda dekat kota Roma, Bocah-bocah

penyemir sepatu sedang menonton kuda-kuda berpacu.

Dua bocah, Pasquale, anak yatim piatu, dan Giuseppe,

kawannya yang lebih muda yang sedang menunggang

kuda. Dua kawan ini sedang menabung untuk membeli

seekor kuda pribadi. Bocah-bocah itu menemui Attilio,

kakak tertua Giuseppe, dan kawan karibnya di sebuah

perahu di sungai Tiber. Dengan imbalan komisi, bocah-

bocah ini setuju untuk mengantar barang-barang pasar

gelap kepada seorang peramal. Setelah sang perempuan

peramal membayar, geng Attilio tiba-tiba datang.

Berpura-pura menjadi polisi, mereka menangkap wanita

itu. Dengan bayaran dari Attilio, dua kawan ini akhirnya

Page 13: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

Lattuda, dan Federico Fellini, dalam membuat sinema

berkualitas dengan biaya terjangkau dan menyangkut

persoalan sosial-politik yang terjadi di masyarakat Italia

sebelum, saat, dan usai Perang Dunia II.

Luchino Visconti (2 November 1906–17 Maret 1976) merupakan seorang pelaku teater Italia, opera, sekaligus sutradara dan penulis skenario. Visconti lahir di Milan dan berasal dari keluarga kaya. Awal mula karirnya di seni, musik dan teater, saat bertemu dengan komposer Giacomo Puccini, kondektur Arturo Toscanini, dan penulis Gabriele d’Annunzio. Selama Perang Dunia II Visconti bergabung dengan Partai Komunis Italia. Ia juga dikenal lewat film-film The Leopard (1963) dan Death in Venice (1971).

OSSESSIONE / OBSESSIONLuchino Visconti

Negara Italia / Tahun 1943 / Durasi 140 menit / Subteks Bahasa indonesia / 15+

Hasrat Nafsu (1943) diangkat dari novel The Postman

Always Rings Twice, oleh James M. Cain. Cerita tentang

seorang gelandangan Gino (Massimo Girotti), yang

melakukan affair dengan istri pemilik restoran, Giovanna

(Clara Calamai). Lalu keduanya berkomplot untuk

membunuh suaminya dan berusaha untuk hidup bahagia

selamanya. Hasrat Nafsu adalah filem pertama Visconti,

dan dianggap banyak kritisi merupakan filem pertama

Neorealisme Italia. Film ini merupakan biang atau pemicu

dari filem gerakan Neorealisme Italia. Dikultus sebagai

filem pertama yang menggunakan kaidah Neorealisme

Italia. Filem yang lahir menjelang Perang Dunia II ini telah

menginspirasi Roberto Rosselini, Vittorio de Sica, Alberto

Page 14: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

Satyajit Ray. Filem ini merupakan karya pertama dari

Satyajit Ray dalam mengeksplorasi bahasa sinema melalui

tradisi keintelektualan India. Film yang diadaptasi dari

novel besar Bengali, Pather Panchali karya Bibhutibhushan

Bandopadhyay ini telah memberikan inspirasi yang

berbeda dalam hal pengadaptasian karya sastra ke dalam

bahasa sinema. Bagaimana sebuah teks diinterpretasi

ke dalam bentuk gambar dan suara. Bagaimana filem

mempunyai bahasa tersendiri yang tak bisa diungkapkan

oleh teks. Filem pertama dari tiga serinya ini justru mengisi

dan memperbaharui karya sastra yang berjumlah dua

edisi itu. Melalui filem inilah, kisah Apu menjadi terkenal ke

seluruh dunia.

Satyajit Ray (2 Mei 1921-23 April 1992) adalah seorang pelopor realisme India bersama Ritwik Ghatak dan Mrinal Sen. Pria yang lahir di Kolkata ini sebelumnya pernah bermain film, tetapi memutuskan untuk memproduksi filmnya sendiri setelah menonton Bicycle Thieves karya Vittorio De Sica. Selama rentang hidupnya Ray telah membuat 37 film. Film ini, yang diadaptasi dari novel besar Bengali, Pather Panchali karya Bibhutibhushan Bandopadhyay, telah memberikan inspirasi yang berbeda dalam hal pengadaptasian karya sastra ke dalam bahasa sinema: bagaimana film mempunyai bahasa tersendiri yang tak bisa diungkapkan oleh teks.

PATHER PANCHALI / SONG OF THE LITTLE ROADSatyajit Ray

Negara India / Tahun 1955 / Durasi 91 menit / Subteks Bahasa Indonesia / SU

Apu lahir di desa kecil Nichindipur. Hidup bersama

orangtua dan kakak perempuan yang di sayanginya,

Durga. Apu dan Durga selalu berpetualang sesanggup

kaki melangkah untuk menemukan hal-hal baru. Suatu

ketika Apu bersama Durga bermain di padang alang-alang

dan untuk pertama kalinya Apu melihat tiang listrik dan

lokomotif. Setelah pertemuannya itu, Bibi Indir meninggal

dunia. Disusul kemudian Durga, yang selama hidupnya

mengagumi kereta api. Filem ini merupakan seri pertama

dari Trilogy of Apu yang diproduksi rentang 1955-1959.

Terdapat tiga tokoh dalam gerakan realisme India

sebagai upaya memberikan pilihan tontonan masyarakat

India selain Bollywood, Ritwik Ghatak, Mrinal Sen, dan

Page 15: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012

atau tidak di dalam studio, memanfaatkan kehidupan

sehari-hari masyarakat sehingga tak perlu menyewa

figuran, dan bahasa estetika yang memaksimalkan

pengadeganan dan konsep pemberitaan, telah memicu

lahirnya kepercayaan diri membuat film bagi sutradara-

sutradara besar Asia seperti Satyajit Ray dan realisme

India serta sutradara-sutradara Indonesia. Filem drama

ini juga ringan, sederhana untuk dinikmati, dan menjadi

pilihan tontonan bagi masyarakat.

Vittorio de Sica (7 Juli 1901–13 November 1974) adalah seorang sutradara dan aktor Italia, yang sebelumnya pernah menjadi pemain teater. Karirnya di dunia film dimulai ketika menjadi pemain dalam filem arahan Alfredo De Antoni, Il Proceso Clemenceau (1917) bersama Giuseppe Amato. Tahun 1933 dia mendirikan perusahaanya sendiri bersama sang istri, Giuditta Rissone dan Sergio Tofano. Perusahaan ini mempertontonkan komedi ringan, tetapi mereka juga memainkan drama Beaumarchais, dan bekerjasama dengan sutradara-sutradara terkenal seperti Luchino Visconti. Pertemuannya dengan Cesare Zavattini merupakan peristiwa yang sangat penting: mereka bersama-sama membuat film-film yang banyak dipuja pada masa neorealisme, termasuk Sciuscià (1946) dan Umberto D (1952).

LADRI DI BICICLETTE / BICYCLE THIEVESVittorio De Sica

Negara Italia / Tahun 1948 / Durasi 93 menit / Subteks Bahasa Indonesia / SU

Ricci (Lamberto Maggiorani) baru saja memperoleh

kerja sebagai penempel poster. Ia lalu menebus Fides-

nya (sepeda) yang telah tergadai. Namun kemalangan

menimpanya. Sepeda yang menjadi syarat mutlak untuk

pekerjaaan itu dicuri. Dimulailah perjuangan Riccci

bersama Bruno (Enzo Staiola), anaknya, menelusuri kota

Roma mencari sepeda yang tercuri. Petualangan yang

membawa kita kepada struktur kehidupan masyarakat

Italia pasca Perang Dunia Kedua.

Tak disangkal lagi kalau gerakan Neorealisme Italia

telah menginspirasi munculnya gerakan-gerakan sinema

di dunianya. Konsep produksi berbiaya murah melalui

pemilihan pemain non-profesional, latar di luar lapangan

Page 16: Katalog Kineforum Bulan Mei 2012