Kimia Sains dan Jurnal Sains Kimia Jurnal Kimia Sains dan ...
JURNAL MEDIA SAINS
Transcript of JURNAL MEDIA SAINS
JURNAL MEDIA SAINS
NOMOR P-ISSN : 2549-7413
NOMOR E-ISSN : 2620-3847
Jurnal ilmiah berkala terbit dua kali setahun pada bulan Maret dan September
Ketua Redaksi :
Ni Wayan Deswiniyanti
Anggota Redaksi :
Ni Kadek Dwipayani Lestari
I Made Wisnu Adhi Putra
Anak Agung Ayu Putri Permatasari
Editor (Design, Layout) :
Ni Kadek Yunita Sari
Sekretariat (Administrasi dan distribusi) :
I Made Gde Sudyadnyana Sandhika
Penerbit :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Dhyana Pura – Bali
Alamat Redaksi :
Fakultas Ilmu Kesehatan Sains dan Teknologi Universitas Dhyana Pura
Jl. Raya Padang Luwih, Dalung, Tegal Jaya Badung, Bali
Telp : (0361) 426450, Faks (0361) 426452
Email :
Pedoman penulisan artikel untuk penulis (Guidelines for author) terdapat
pada halaman belakang jurnal
JURNAL MEDIA SAINS menerima naskah hasil penelitian dan artikel ulasan
mengenai bidang sains (biologi, kimia, fisika, bioteknologi) yang belum
pernah dipublikasikan dan tidak sedang dalam proses penerbitan dijurnal
manapun.
P-ISSN 2549-7413
E-ISSN 2620-3847
DAFTAR ISI
JURNAL MEDIA SAINS
VOLUME 3 NOMOR 1 MARET 2019
Analisis Kadar Logam Besi dalam Susu Bubuk Formula Kehamilan Secara
Spektrofotometri Serapan Atom
I W. Sudiarta, O. Ratnayani, A. K. Veliyana ................................................................ 1-6
Pengendalian Jumlah Angka Mikroorganisme Pada Tangan Melalui Proses Hand
Hygiene
N. T. Wulansari, A. A. Parut ....................................................................................... 7-13
Ekstrak Rumput Laut Merah (Kappaphycus alvarezii) Mengurangi Peningkatan
Berat Badan Dan Berat Lemak Abdominal Tikus (Rattus norvegicus) Wistar
Jantan Yang Diberi Diet Tinggi Karbohidrat Dan Lemak
N. Christiani............................................................................................................... 14-19
Pemberian Hormon Melatonin Tidak Menurunkan Kadar Gula Darah Puasa
Tetapi Menurunkan Glycated Albumin Dan Meningkatkan Jumlah Sel Beta
Pankreas Pada Tikus Jantan Wistar (Rattus Norvegicus) penderita Diabetes
E. K. Lukito ............................................................................................................... 20-27
Uji Aktivitas Anti Fungi Ekstrak Daun Kamboja Putih (Plumeria acuminata)
Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans
N. K. Y. Sari, A. A. A. P. Permatasari, N. L. U. Sumadewi ..................................... 28-31
Potensi Ekstrak Metanol Daun Andong Merah (Cordyline Fruticosa (L.) A Chev.)
dalam Menurunkan Kadar Asam Lemak Bebas dan Glukosa Darah pada Tikus
Obesitas
P. A. E. Mahayani, N. W. Bogoriani, A. A. B. Putra ................................................ 33-37
Pengaruh Kolkhisin dan Gliberilin pada Periode Pembungaan Anggrek
Dendrobium sp.
N. K. D. Lestari, N. W. Deswiniyanti ....................................................................... 38-43
GUIDELINES FOR AUTHOR
JURNAL MEDIA SAINS
Jurnal Media Sains menerima naskah hasil penelitian mengenai sains (biologi, kimia,
fisika, biosains, bioteknologi) yang belum pernah dipublikasikan dan tidak sedang dalam
proses penerbitan dijurnal manapun. Naskah ditulis dengan Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris dengan ketentuan maksimal 15 halaman per artikel (termasuk gambar dan tabel).
Penulisan artikel menggunakan font/huruf times new roman dengan size 11 pt dan dalam
bentuk format dua kolom kecuali abstrak dalam bentuk satu kolom. Naskah/artikel yang
dikirim dalam bentuk soft copy Word Document (doc.) atau Rich Text Format (rtf).
Ukuran kertas a4, spasi 1 dan ukuran margin 3 cm.
Format Artikel:
1. Judul / Title
2. Abstrak Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
4. Pendahuluan / Introduction
5. Metode / Method
6. Hasil dan Pembahasan/ Result and Discussion
7. Simpulan / Conclusion
8. Ucapan Terima Kasih (jika ada) / Acknowledgement
9. Referensi / References
Judul (Title page):
a. Judul 14 pt, bold, di tengah
b. Nama penulis 12 pt
c. Nama Instansi/lembaga 10 pt
d. Email 10 pt
Judul harus relatif singkat tapi informatif. Setiap penulis harus memberikan nama lengkap
mereka (tanpa gelar) diikuti dengan alamat instansi/lembaga dan email. Penulis utama
harus ditandai dengan tanda nomor (sebagai penulis korespodensi). Selain itu, penulis
utama harus menyertakan alamat, email di bawah penulis sesuai nama. Jika salah satu ko-
penulis dari berbagai organisasi, alamat juga harus disebutkan dan ditunjukkan
menggunakan nomor setelah nama penulis.
Abstrak (Abstract) :
Abstrak terdiri atas maksimal 250 kata, secara singkat dan jelas mengutarakan tujuan,
metode dan hasil penelitian serta manfaatnya. Abstrak ditulis dalam dua bahan yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, diketik dengan jarak 1 spasi. Kata kunci ditulis
dibawah pada masing-masing abstrak dan terdiri dari 3-6 kata, atau kata majemuk/frasa.
Abstrak dibuat dalam bentuk satu paragraf dengan format satu kolom, font times new
roman 11 pt.
Pendahuluan (Introduction):
Memberikan penjelasan singkat dari latar belakang, dasar pemikiran, maksud dan tujuan
penelitian yang disajikan di naskah. Pendahuluan dibuat dalam bentuk dua kolom, font
times new roman 11 pt.
Metode (Methods):
Metode yang digunakan harus diuraikan secara singkat, mengutip referensi. Metode baru
atau modifikasi atau diubah dapat dijelaskan secara rinci. Metode statistik dan tingkat
signifikansi yang dipilih harus dinyatakan secara jelas. Metode dibuat dalam bentuk dua
kolom, font times new roman 11 pt.
Hasil (Results) dan Pembahasan (Discussion) :
Hasil merupakan bagian yang menjelaskan dan interpretasi hasil penelitian untuk
memungkinkan pembaca memahami informasi apa yang diperoleh dalam pengamatan
atau percobaan. Semua tabel dan gambar harus dirujuk dalam teks. Tabel dibuat dengan
bentuk terbuka dan diberi judul singkat tentang isi tabel. Keterangan isi tabel, bila
diperlukan, dicantumkan sebagai catatan kaki, diberi nomor yang diikuti kurung tutup
(nomor keterangan diketik sebagai superscript, misalnya 1)
,2)
, dan seterusnya).
Pembahasan merupakan bagian yang menjelaskan dan interpretasi dari hasil yang
diperoleh dalam perspektif hasil penelitian sebelumnya dan penelitian saat ini yang
relevan dengan hasil penelitian ini. Memastikan bahwa hasil dari masing-masing tujuan
dinyatakan dan diinterpretasikan.
Hasil dan Pembahasan dibuat dalam bentuk dua kolom, font times new roman 11 pt.
Simpulan (Conclusion):
Bagian ini memuat kesimpulan singkat dari tujuan dan hasil penelitian yang diperoleh.
Kesimpulan dibuat dalam bentuk essay satu paragraph dan tidak dalam bentuk
penomoran.
Ucapan Terima Kasih (Acknowledgement) (jika ada):
Informasi mengenai dukungan hibah atau dukungan lainnya dalam pelaksanaan penelitian
dan penulisan.
Referensi (References):
Daftar pustaka menggunakan format APA style yaitu disusun berdasarkan urutan abjad
nama akhir penulis pertama. Nama penulis pertama dan berikutnya merupakan nama
akhir yang diikuti nama pertama dan nama tengah (disingkat). Disusun berdasarkan
urutan alphabet. Sumber rujukan diharapkan sekurangnya 80% berupa pustaka terbitan 10
tahun terakhir. Rujukan minimal 50% berupa artikel-artikel penelitian dalam jurnal atau
laporan penelitian. Hanya pustaka yang disitasi dalam naskah yang ditulis dalam
referensi. Berikut contoh penulisan referensi :
Buku :
Boertjes, C. (1989). Mutations In Vegetatively Propagated Crops. USA: Timber Press.
Bab dalam Buku :
Gamborg, O.L. (1981). Nutrition, media and characteristic of plant cell and tissue
cultures. In T.A. Torpe (ed). Plant Tissue Culture: Methods and Aplication in
Agriculture. Acd. Press.
Artikel dalam Jurnal :
William, A.S., & Rheyne, G. (2005). Effect of Global Warming on Chlorophyll
Concentration in the Indonesian Forest. J. Biosci., 3(2), 55-65.
Artikel dari Internet :
Moorgan, C., & Tya, K.Y.(2006). Importance of alternative food resources for browsing
by roe deer on deciduous trees: The role of food availability and species quality.
Forest Ecology and Management (226): 248–255. Available from:
http://www.sceincedirect.com/fem/Jou-02.html.
Artikel dalam Buku/Prosiding :
Dian, P.S. (2004). Potensi pemanfaatan biji jarak pagar (Jatropha cusrcas) sebagai
bioethanol. Prosiding Konferensi Bioteknologi II Himpunan Bioteknologi
Indonesia. Jakarta, 11-15 Agustus 2004. Jakarta : Himpunan Bioteknologi
Indonesia. Hlm 60-68.
Skripsi/Thesis/Disertasi :
Aisyah, S.I. (2006). Induksi Mutagen Fisik pada Anyelir (Dianthus caryopphyllus Linn.)
dan Pengujian Stabilitas Mutannya yang Diperbanyak Secara Vegetatif. Disertasi.
Bogor: Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Bila nama penulis tidak dicantumkan dalam penerbitan, dalam daftar pustaka dituliskan
nama lembaganya (bukan “Anonim”)
Contoh:
TNBB (Taman Nasional Bali barat). (1998). Laporan Inventaris Rusa tImor di Kawasan
TNBB. Balai TNBB. Cekik, Negara Bali.
Pengiriman Naskah :
Pengiriman naskah/artikel dalam bentuk soft copy format doc. Atau rtf dikirim ke email :
jmediasains@gmail,com dan [email protected]. Contact person: Deswin
(085237111633) dan Sandhika (081336464696). Naskah/artikel yang tidak dimuat, tidak
dikembalikan kecuali atas permintaan penulis.
PENERBIT :
Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Dhyana Pura
Jalan Raya Padang LuwihTegaljaya Dalung Kuta Utara, Bali (80361)
Tel : +62-361-426450
Email : [email protected]
JURNAL MEDIA SAINS 3 (1): 1 - 6
P-ISSN : 2549-7413
E-ISSN : 2620-3847
1 J. Media Sains – Maret 2019
Analisis Kadar Logam Besi dalam Susu Bubuk Formula Kehamilan
Secara Spektrofotometri Serapan Atom
Analysis of Iron Content in Pregnancy Milk Powder using Atomic
Absorption Spectrophotometry
1*I Wayan Sudiarta, 1Oka Ratnayani, 1Ayu Kadek Veliyana
1Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali, Indonesia *)Email : [email protected]
ABSTRAK
Logam besi merupakan jenis mineral yang sering ditambahkan ke dalam produk susu
kehamilan untuk memenuhi angka kecukupan gizi dan nutrisi bagi ibu dan janin. Analisis kadar
logam besi (Fe) pada susu bubuk formula “A” dan “B” menggunakan Spektrofotometri Serapan
Atom (AAS) dengan teknik kurva kalibrasi. Preparasi sampel menggunakan metode destruksi
kering melalui pengabuan sampel pada suhu 4200C dan destruksi basah menggunakan asam
kuat HNO3 dan HCl pekat untuk melarutkan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kadar besi pada susu “A” dan “B” dengan metode destruksi kering dan basah secara berturut-
turut 247,97 ± 0,98 mg/kg dan 397,40 ± 13,31 mg/kg untuk sampel A, 284,96 ± 4,08 mg/kg dan
517,72 ± 12,00 mg/kg untuk sampel B. Hasil validasi metode menunjukkan bahwa metode
destruksi kering relatif lebih baik digunakan untuk analisis logam Fe dibandingkan dengan
metode basah dengan prosentase recovery (akurasi) dan simpangan baku (presisi) 100,95 ±
0,031% dan 1,00% untuk sampel susu A, 96,79 ± 0,021% dan 0,54% untuk sampel susu B.
Sedangkan dengan metode destruksi basah diperoleh prosentase recovery (akurasi) dan
simpangan baku (presisi) sebesar 98,41 ± 0,67% dan 2,43% untuk sampel susu A, 93,81 ±
0,110% dan 3,20% untuk sampel B.
Kata Kunci: Logam besi, Destruksi Basah, Destruksi kering, Susu bubuk kehamilan
ABSTRACT
The iron metal is a type of mineral that is often added to pregnancy dairy products to
meet the number of nutritional adequacy and nutrition for the mother and fetus. Analysis of iron
(Fe) contain in milk powder of formula "A" and "B" using by atomic absorption
spectrofotometry method (AAS) with calibration curve technique. Sample preparation using dry
destruction was carried out by ashing the sample at 420 oC and wet destruction using the
concentrated nitric and chloride acid to dissolve the sample. The results showed that iron
content in milk "A" and "B" with dry destruction methods was 246.48 ± 0.99 mg / kg and 283.93
± 4.08 mg / kg and with wet destruction of 216.66 ± 6.44 mg / kg and 257.36 ± 2.28 mg / kg. The
result of method validation showed that dry destruction method was better than wet method with
recovery percentage (accuracy) and standard deviation (precision) 100,95 ± 3,10% and 0,41%
for milk "A", 96,76 ± 1 , 76% and 1.43% for milk "B". While the wet destruction method
obtained the percentage of recovery (accuracy) and standard deviation (precision) of 97.80% ±
2.00 and 3.39% for milk "A", and 93.31% ± 0.93 and 2.34 for milk "B".
Key words: Iron metal, Wet Destruction, Dry destruction, Milk powder pregnancy
PENDAHULUAN Susu kehamilan merupakan salah satu
produk alternatif yang dapat digunakan
sebagai pemenuh gizi selama masa kehamilan.
Menurut Wahyudi (2006) sebagian besar
produk susu bubuk mengandung nilai gizi
yang kompleks, seperti mineral mikronutrien
dan makronutrien. Logam Fe berperan penting
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
bayi serta menjaga kesehatan ibu hamil.
Sudiarta, I W., O. Ratnayani dan A. K. Veliyana / Media Sains 3 (1) (2019)
2 J. Media Sains – Maret 2019
Zat besi (Fe) merupakan mineral
esensial mikro yang berperan peting bagi
tubuh. Zat besi (Fe) merupakan mineral
esensial mikro yang sangat diperlukan dalam
tubuh. Rendahnya asupan zat besi pada ibu
hamil akan memicu terjadinya anemia
defisiensi zat besi (Prawirohardjo, 2009).
Defisiensi zat besi dapat menyebabkan
kematian dan prematur pada bayi (Stipanuk,
2001). Zat besi (Fe) dalam tubuh digunakan
untuk mensintesis hemoglobin dalam darah
sehingga konsentrasi hemoglobin tetap terjaga
(Mandriwati, 2008).
Analisis logam Fe oleh Harurani
(2011) pada susu kental manis kemasan kaleng
dengan metode destruksi basah secara
Spektofotometri Serapan Atom (Atomic
Absorption Spectrophotometry, AAS)
diperoleh konsentrasi Fe berturut-turut 0,930
mg/kg; 0,695 mg/kg dan 0,845 mg/kg untuk 3
jenis sampel susu. Berdasarkan SNI 3752:
2009 metode destruksi kering dan destruksi
basah dapat digunakan untuk analisis logam
dalam susu berbentuk bubuk.
Menurut Sumardi (1981) metode
destruksi kering kurang baik digunakan untuk
analisis dibandingkan dengan detruksi basah,
karena pemakaian suhu tinggi selama proses
pengabuan dapat menyebabkan kehilangan
unsur. Penentuan metode terbaik dalam
analisis dilakukan melalui validasi metode
dengan beberapa parameter uji seperti uji
akurasi, presisi, linieritas dan penentuan limit
deteksi (LoD).Analisis logam Fe dalam susu
bubuk dengan kedua metode tersebut
dilakukan menggunakan AAS pada panjang
gelombang 248,33 nm.
METODE
Alat dan Bahan
Alat dan bahan dalam penelitian ini
antara lain: Spektrometer Serapan Atom
Shimadzu AA-7000 yang dilengkapi dengan
lampu katoda Fe, neraca analitik digital
Shimadzu ATY224 dengan ketelitian 0,1 mg-
220 g, hot plate, tanur, FeCl3.6H2O buatan
Ajax Chemicals, Mg(NO3)6H2O buatan
Merck, HCl 37% dengan grade pro analyst
buatan Mallinckrodt, HNO3 65% dengan
grade pro analyst buatan Merck, alkohol 96%
buatan Merck, aquademin (Brataco) dan susu
bubuk formula khusus kehamilan, susu “A”
dan susu “B”.
Metode Penelitian
Destruksi Kering
Sampel susu ditimbang dengan teliti
dalam cawan porselin sebanyak 0,5000 g,
kemudian diarangkan dengan pemanas listrik
sambil ditambahkan 1 mL Mg(NO3)2.6H2O 10
% dan dilanjutkan pemanasan sampai
terbentuk karbon dan tidak berasap lagi
(Manurung dkk., 2014). Pengabuan
dilanjutkan pada suhu 420 oC dengan
menggunakan tanur/furnace sampai karbon
menjadi abu berwarna putih (abu tidak
mengandung karbon). Apabila abu masih
mengandung karbon (berwarna abu-abu)
ditetesi dengan HNO3 pekat 3 mL lalu
dikeringkan dan kembali diabukan pada suhu
420 oC hingga dihasilkan abu berwarna putih.
Abu putih dilarutkan dengan 3 mL HCl dan
dipanaskan sampai kering dengan penangas
listrik, kemudian ditambahkan 5 mL larutan
HNO3 0,1 M untuk melarutkan abu, larutan
dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu
ukur 25 mL dan diencerkan dengan aquademin
sampai tanda batas (SNI 01-2970-2009).
Destruksi Basah
Sampel susu ditimbang dengan teliti
sebanyak 0,5000 g, kemudian dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 50 mL dan ditambahkan 15
mL HNO3 pekat, larutan didiamkan selama 15
menit. Selanjutnya dipanaskan selama 15
menit dengan penangas listrik. Pemanasan
dilanjutkan sampai volume HNO3 1,5-3 mL
atau sampel mulai kering namun belum
terbentuk arang, kemudian sampel ditambah
HCl pekat sebanyak 12,5 mL dan dipanaskan
kembali selama 15 menit sampai letupan dari
uap Cl2 berhenti, pemanasan ditingkatkan
sampai sisa volume 3-5 mL, sampel mendidih
dilarutkan dengan 10 mL aquademin, diaduk
dan dituangkan ke dalam labu ukur 25 mL,
Erlenmeyer dibilas dengan 5 mL aquademin
dan larutan diencerkan sampai tanda batas
(SNI 3752; 2009).
Pembuatan Kurva Kalibrasi Logam Fe
Seri larutan standar Fe dengan
konsentrasi 0,0; 4,0; 8,0; 16,0; dan 32,0 ppm
diukur absorbansinya pada panjang gelombang
Sudiarta, I W., O. Ratnayani dan A. K. Veliyana / Media Sains 3 (1) (2019)
3 J. Media Sains – Maret 2019
Fe 248,33 nm menggunakan spektrofotometer
serapan atom Simadzu AA-7000. Kurva
kalibrasi dibuat dengan memplot konsentrasi
larutan standar Fe dan absorbansi hasil
pengukuran.
Penentuan Kadar Fe dalam Susu
Kadar logam Fe dalam sampel susu
bubuk formula A dan B ditentukan dengan
cara mengukur absorbansi larutan sampel susu
“A” dan susu “B” pada panjang gelombang
maksimum logam Fe (248,33 nm) kemudian
nilai absorbansi dimasukkan ke dalam
persamaan regresi linier logam Fe untuk
ditentukan kadarnya.
Validasi Metode Spetofotometri Serapan
Atom
Uji Linieritas
Uji linieritas metode destruksi keing
dan basah ditentukan dengan cara mengukur
absorbansi larutan sampel Fe tanpa dan
dengan penambahan standar Fe konsentrasi 0;
2; 4; dan 8 mg/L, kemudian dibuat kurva
hubungan antara konsentrasi hasil pengukuran
(x1) dan konsentrasi sampel dengan
penambahan standar (x2). Koefisien korelasi
hasil pengukuran diperoleh melalui persamaan
regresi linier sebagai berikut:
y = a + bx
Uji Limit Deteksi (LoD)
Limit deteksi (LoD) pada penentuan
kadar logam Fe ditentukan melalui data uji
linieritas yang didapat dari respons blanko.
Selanjutnya dihitung rerata dan standar deviasi
dari kadar-kadar tersebut. Nilai LoD diperoleh
dari persamaan:
𝑳𝒐𝑫 = 𝟑 𝒙 𝑺𝒃
𝒃
Keterangan:
Sb : Simpangan baku,
b : slope/kemiringan
LoD : batas deteksi
Uji Akurasi
Akurasi ditentukan dengan
menambahkan sejumlah standar Fe ke dalam
sampel susu A dan B masing-masing sebanyak
0; 2; 4; 8 mL larutan standar Fe 500 mg/L
kemudian didestruksi kering maupun basah.
Ulangan sebanyak tiga kali. Absorbansi logam
Fe dalam sampel diukur dengan AAS dan
ditentukan % recoverynya.
Uji Presisi
Presisi metode destruksi kering dan
basah ditentukan melalui penghitungan nilai
koefisien variasi (KV) atau % RSD (Relative
Standar Deviation) sampel susu A dan B dari
data uji akurasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Destruksi sampel susu A dan susu B
dilakukan dengan metode destruksi kering dan
destruksi basah. Destruksi kering dilakukan
dengan pengabuan sampel susu A dan susu B
pada suhu 420 oC dalam tanur. Pemanasan
pada suhu tinggi ini mengakibatkan senyawa-
senyawa organik yang terkandung dalam susu,
seperti protein, lemak, karbohidrat dan
senyawa lainnya terurai menjadi gas CO2, CO,
NO, N2O, dan H2O, sedangkan mineral
mineral dalam susu berubah menjadi
oksidanya, misalnya mineral besi akan
berubah menjadi besi oksida, Fe2O3. Oksida-
oksida logam ini dilarutkan dengan asam
sehingga diperoleh larutan sampel. Reaksinya: Fe2O3(s) + 6HCl(aq) → 2 Fe3+ + 6Cl- + 3H2O(l)
Destruksi basah dilakukan dengan
mereaksikan sampel susu dengan asam
oksidator dan asam kuat disertai dengan
pemanasan. Menurut Vogel (1979) logam Fe
dapat larut dengan baik dalam HNO3 pekat
menghasilkan gas nitrogen oksida (NO) dan
Fe3+ dengan reaksi: Fe(s) + 4HNO3(aq) → Fe(NO3)3(aq) + NO(g) + 2H2O(l)
Kadar besi dalam susu A dan susu B
yang dipreparasi dengan metode destruksi
kering dan destruksi basah dianalisis
menggunakan AAS dengan metode kurva
kalibrasi. Hasil analisis tersaji dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kadar Logam Fe dalam Sampel Susu
Bubuk dengan Metode Destruksi Kering dan
Basah.
Sampel
Kadar logam Fe (mg/kg)
Destruksi
Kering
Destruksi
Basah
Susu A 247,97 ± 0,98 297,40 ± 13,31
Susu B 284,96 ± 4,05 517,72 ± 12,00
Kadar logam Fe dalam susu A dan B
menggunakan metode destruksi kering lebih
Sudiarta, I W., O. Ratnayani dan A. K. Veliyana / Media Sains 3 (1) (2019)
4 J. Media Sains – Maret 2019
kecil dibandingkan dengan menggunakan
destruksi basah. Hal ini dapat disebabkan oleh
adanya kehilangan unsur selama proses
pengabuan sampel akibat pemakaian suhu
tinggi.
Hasil analisis dengan kedua metode
tersebut menunjukkan bahwa kadar logam Fe
sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh
SNI, karena konsentrasi logam berada pada
rentang yang telah dipersyaratkan. Menurut
SNI (7148-2005) kadar logam Fe yang
diperbolehkan dalam minuman khusus ibu
hamil berbentuk bubuk adalah minimal 100
mg/kg. Kandungan Fe dalam susu A dan susu
B juga sesuai dengan Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2013 tentang
pengawasan minuman khusus ibu hamil dan
atau menyusui yang mana disebutkan bahwa
batas kandungan mineral Fe yang wajib ada
dalam minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu
menyusui sebesar 100-330 mg/kg.
Uji linieritas dari kedua metode
destruksi terdapat dalam Tabel 2.
Tabel 2. Koefisien Korelasi (R2) Analisis
Sampel Susu A dan B dengan Metode
Destruksi Kering dan Basah
Sampel
Koefisien Korelasi (R2)
Destruksi
Kering
Destruksi
Basah
Susu A 0,9992 0,9985
Susu B 0,9999 0,9996
Berdasarkan Tabel 2 di atas nilai R2
yang dihasilkan pada sampel susu dengan
menggunakan metode destruksi kering dan
basah berturut-turut 0,9992 dan 0,9985 untuk
sampel A, dan 0,9999 dan 0,9991 untuk
sampel B. Nilai R2 yang dihasilkan sesuai
dengan syarat keterterimaan yaitu > 0,997
(Chan & Zhang, 2004). Demikian juga,
menurut Miller dan Miller (2000) harga
koefisien korelasi (r) ini sebaiknya > 0,99.
Sehingga kedua metode dapat digunakan
dalam analis logam pada sampel susu A dan B
khusus kehamilan.
Nilai limit deteksi (LoD) untuk
pengujian logam Fe pada metode destruksi
kering dan basah adalah 0,3556 mg/L dan
0,2026 mg/L untuk sampel A, 0,1163 mg/L
dan 0,3795 mg/L untuk sampel B. Konsentrasi
logam Fe pada nilai tersebut masih dapat
terukur oleh alat. Nilai LoD logam Fe dengan
metode destruksi kering lebih kecil
dibandingkan dengan destruksi basah.
Semakin kecil nilai LoD dalam suatu
pengukuran, maka sensitifitas metode semakin
baik untuk analisis zat tersebut. Sehingga
secara LoD metode destruksi kering relatif
lebih baik digunakan untuk analisis logam Fe
dibandingkan dengan destruksi basah.
Akurasi metode destruksi diketahui
dari nilai % recovery logam Fe dengan metode
destruksi basah maupun destruksi kering.
Akurasi dapat diterima jika nilai % recovery
suatu standar antara 80-120%, jika komponen
yang dianalisis merupakan trace analysis
maka prosentase recovery yang disyaratkan
adalah 100 ± 20 % (Sumardi, 2002). Hasil
pengukuran % recovery Logam Fe pada
sampel susu A dan susu B, baik dengan
metode destruksi basah maupun kering
disajikan dalam Tabel 3. Data pada Tabel 3
menunjukkan bahwa % recovery logam Fe
dengan metode destruksi kering dan basah
secara berturut-turut adalah 100,91±0,031%
dan 98,43±0,067% untuk sampel susu A, dan
96,49±0,035%, dan 93,82±0,110% untuk
sampel susu B.
Setelah dilakukan uji-t pada tingkat
kepercayaan 95% dengan 4 derajat bebas (N-
1) adalah 2,776, diperoleh nilai thitung > ttabel
untuk sampel susu A dan B. Hasil uji-t
menunjukkan kedua metode destruksi berbeda
secara nyata. Kedua metode dapat diterima
karena memiliki nilai % recovery berada pada
rentang 80-120 %, walaupun demikian metode
destruksi kering relatif lebih baik digunakan
untuk analisis logam Fe karena % recovery
yang dihasilkan lebih mendekati 100 %
dibandingkan dengan metode destruksi basah.
Nilai % recovery kurang dari 100%
disebabkan oleh adanya logam Fe yang hilang
selama proses preparasi sampel baik secara
metode kering maupun basah sedangkan nilai
% recovery melebihi 100% dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya kesalahan
pembacaan skala saat pengambilan maupun
saat pengenceran larutan (Sa’adah et al.,
2014).
Presisi hasil pengukuran dapat
ditentukan melalui nilai RS dengan syarat
presisi yang baik adalah jika nilai RSD ≤1%
Sudiarta, I W., O. Ratnayani dan A. K. Veliyana / Media Sains 3 (1) (2019)
5 J. Media Sains – Maret 2019
(sangat teliti), 1%−2% (teliti), 2%−5%
(ketelitian sedang) dan RSD> 5% (tidak teliti)
(Hibbert & Gooding, 2006). Hasil pengujian
presisi logam Fe pada sampel susu A dan susu
B dengan metode destruksi kering maupun
basah tersaji dalam Tabel 4.
Tabel 3. Persen Recovery Logam Fe dalam Sampel A dan B dengan Metode Destruksi Kering
dan Basah
Nama Sampel Jumlah Logam Fe (mg/L)
% Recovery Spike Standar Fe Pengukuran Diperoleh
DK0 A 0 4,9853±0,013 0 0
DK1 A 2 6,9624±0,033 1,9771±0,037 98,86±0,037
DK2 A 4 8,9575±0,023 3.9722±0,036 99,31±0,036
DK3 A 8 13,3497±0,023 8.3644±0.020 104,55±0,020
Rata-rata 100,91±0,031
DK0 B 0 5,7255±0,015 0 0
DK1 B 2 7,6650±0,014 1,9395±0,020 97,98±0,02
DK2 B 4 9,6062±0,010 3,8807±0,010 97,02±0,010
DK3 B 8 13,3644±0,120 7,6389±0,075 95,49±0,075
Rata-rata 96,49±0,035
DB0 A 0 3,9935±0,020 0 0
DB1 A 2 5.,542± 0,092 1,9608± 0,100 98,04±0,100
DB2 A 4 7,9935± 0,091 4,0000± 0,076 100,00±0,076
DB3 A 8 11,7729±0,006 7,7794 ±0,026 97,24±0,026
Rata-rata 98,43±0,067
DB0 B 0 5,1993±0,098 0 0
DB1 B 2 7,0131±0,022 1,8137±0,076 90,69±0,076
DB2 B 4 8,9150±0,081 3,7157±0,153 92,89±0,153
DB3 B 8 13,0294±0,0014 7,8301±0,100 97,88±0,100
Rata-rata 93,82±0,110
Tabel 4. Uji Presisi Sampel A dan B Metode Destruksi Kering dan Basah
Sampel
Standar Deviasi Relatif,
RSD (%)
Destruksi
Kering
Destruksi
Basah
A 1,01 2,44
B 0,76 3,20
Berdasarkan pengukuran yang telah
dilakukan nilai RSD Logam Fe dengan metode
destruksi kering memiliki nilai RSD 1,01 %
untuk susu A dan 0,76% untuk susu B, nilai
tersebut berada pada rentang 0,5-1,5 % (teliti).
Sedangkan presisi metode destruksi basah
adalah ketelitian sedang dengan nilai RSD
2,44% untuk susu A dan 3,20% untuk susu B.
Berdasarkan nilai tersebut, dapat disimpulkan
bahwa secara presisi metode destruksi kering
lebih baik digunakan untuk analisis logam Fe
dibandingkan dengan metode basah, karena
memberikan nilai standar deviasi yang lebih
baik.
Logam Fe pada sampel A dan B
memiliki nilai LoD, akurasi, dan presisi yang
lebih baik menggunakan metode destruksi
kering dibandingkan dengan metode destruksi
basah sehingga analisis logam Fe relatif lebih
baik dilakukan dengan metode destruksi
kering.
SIMPULAN
Konsentrasi logam Fe pada susu
bubuk formula khusus kehamilan dengan
metode destruksi kering dan basah secara
berturut-turut 247,97 ± 0,98 mg/kg dan 397,40
± 13,31 mg/kg untuk sampel A, dan 284,96 ±
4,08 mg/kg dan 517,72 ± 12,00 mg/kg.
Kandungan logam tersebut berada pada
rentang yang disyaratkan SNI dan BPOM RI.
Metode terbaik untuk penentuan logam Fe
Sudiarta, I W., O. Ratnayani dan A. K. Veliyana / Media Sains 3 (1) (2019)
6 J. Media Sains – Maret 2019
dalam sampel susu bubuk formula khusus
kehamilan adalah menggunakan metode
destruksi kering.
REFEENSI
Badan Standarisasi Nasional, 2009, Susu
Coklat Bubuk, SNI 3752:2009, Jakarta
BPOM RI, 2013, Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2013 Tentang Pengawasan Minuman
Khusus Ibu Hamil Dan Atau Ibu
Menyusui, Kepala BPOM, Jakarta
Chan, C.C., H.L.Y.C. Lee, and X. Zhang,
2004, Analitical Method
Validationand Instrumental
Performent Verification. Willey
Intercine A. John Willy and Sons. Inc,
New Jersey
Harurani, L., 2011. Analisis Kandungan
Logam Berat Pb dan Fe dengan
Metode Spektrofotometri Serapan
Atom Terhadap Susu Kental Manis di
Pekanbaru. Skripsi, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru
Hibbert, D.B., and Gooding J.J., 2006, Data
Analysis for Chemistry; An
Introductory Guide for Student and
Laboratory Scientists, Oxford
University Press Inc., New York
Mandriwati, 2008, Asuhan Kebidanan Ibu
Hamil, ECG, Jakarta
Miller, J. C. and Miller, J.N., 2000, Statistics
and Chemometrics for Analytical
Chemistry, 4th ed, Pretntice, Harlow
Prawirohardjo, S., 2009, Ilmu Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Sa’adah, Z., Alauhdin, M. dan Susilaningsih,
E., 2014, Perandingan Metode
Destruksi Kering dan Basah untuk
Analisis Zn dalam Susu Bubuk,
Indonesian Journal of Chemical
Science, 3(3):182-188
Standar Nasional Indonesia, 2005. SNI 01-
7148-2005 tentang Minuman Khusus
Ibu hamil dan atau Ibu Menyusui.
Dewan Standar Nasional, Jakarta
Stipanuk M.H., 1995. Biochemical and
Physiological Aspect of Human
Nutrition. W.B. Saunders Company,
USA.
Sumardi, 2002, Validasi Metode Pengujian.
Pusat Standardisasi dan Akreditasi
Sekretariat Jendral Depertemen
Pertanian, Jakarta.
Sumardi, 1981, Metode Destruksi Contoh
Secara Kering dalam Analisis Unsur-
Unsur Fe-Cu-Mn dan Zn dalam
Contoh-contoh Biologis, Prosiding
Seminar Nasional Metode Analisis,
LIPI, Jakarta.
Vogel, 1985, Textbook of Macro and
Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis, 5th ed., Longman, USA
Wahyudi, M., 2006, Hand out Proses
Pembuatan dan analisis Mutu Yogurt,
Buletin Teknik Pertanian 11(1)