Indonesian Rupiah Chinese Renminbi Date Country Release … · Makanan 2013 2014 2015 2016 2017 ......
Transcript of Indonesian Rupiah Chinese Renminbi Date Country Release … · Makanan 2013 2014 2015 2016 2017 ......
EKONOMI MINGGUAN
Edisi
12 / 4 / 2019 Kementrian Koordinator
Bidang Perekonomian
Date Country Release Current Previous
11-Apr China Inflation Rate YoY MAR 2.3% 1.5%12-Apr China Balance of Trade MAR $32.64B $4.08B12-Apr China Exports YoY MAR 14.2% -20.8%12-Apr China Imports YoY MAR -7.6%12-Apr Euro Area Industrial Production YoY FEB -0.3% -0.7%12-Apr Euro Area Industrial Production MoM FEB -0.2% 1.9%
PASAR VALAS
Kurs 12-Apr-19 Percentage Change (%wtw) Movement
Indonesia 14,120.00
Eropa 1.13
Inggris 1.31
Jepang 112.02
Tiongkok 6.71
Dollar Index 96.97
-0.26
0.09
0.74
0.28
0.05
0.44
IDR
EUR
GBP
JPY
CNY
DXY
PERINGKAT NILAI TUKAR
0.68%
0.34%
0.27%
0.20%
0.15%
0.10%
0.09%
-0.21%
-0.26%
-0.27%
-0.63%
Philippine Peso
Thai Baht
Indonesian Rupiah
Chinese Renminbi
Singapore Dollar
Indian Rupee
Hong Kong Dollar
Taiwanese Dollar
Japanese Yen
South Korean Won
Malaysian Ringgit
PASAR SAHAM
Kurs 12-Apr-19 Movement
Indonesia 6,405.87
AS 26,412.30
Eropa 3,156.36
Jepang 21,870.56
Tiongkok 3,188.63
-1.05
-0.05
-0.55
-1.78
0.29
JCI
DJI
SX5P
NKY
SHCOMP
Percentage Change (wtw)
PERINGKAT INDEKS SAHAM
27.86%
15.72%
11.08%
9.43%
9.27%
8.58%
7.48%
6.18%
5.56%
3.41%
-3.57%
Tiongkok
Hong Kong
Taiwan
Korea Selatan
Jepang
Singapura
India
Thailand
Filipina
Indonesia
Malaysia
Date Country Release Current Previous
8-Apr Japan Consumer Confidence MAR 40.5 41.58-Apr Japan Current Account FEB ¥2676.8B ¥600.4B
10-Apr UK Balance of Trade FEB £-4.860B £-5.345B10-Apr US Inflation Rate YoY MAR 1.9% 1.5%10-Apr US Core Inflation Rate YoY MAR 2% 2.1%11-Apr US PPI MoM MAR 0.60% 0.10%
PASAR UANG
Kurs 12-Apr-19 Movement (wtw) Movement (ytd) Movement
Yield 7.68
PUAB 6.90
Overnight 6.03 0.00
0.00
0.00 -7.07
-4.26
3.50
FOREIGN INVESTMENT
(74.19) (100.00)
(50.00)
-
50.00
100.00
8-A
pr
9-A
pr
10
-Ap
r
11
-Ap
r
12
-Ap
r
Foreign Investment on Stocks
(Million USD)
70.12
(100.00)
-
100.00
200.00
300.00
8-A
pr
9-A
pr
10
-Ap
r
11
-Ap
r
12
-Ap
r
Foreign Investment on Government Bonds (Million USD)
ALIRAN DANA ASING
Saham Obligasi Periode (Saham/Obligasi)
Indonesia 1,025.6 4,929.4 Per 12 Apr 2019
AS -41,873.0 64,708.0 Per 28 Feb 2019
Filipina 732.6 720.4 Per 12 Apr 2019 / 31 Jan 2019
India 8,854.7 66.8 Per 12 Apr 2019
Malaysia -504.3 1,110.0 Per 12 Apr 2019 / 1 Apr 2019
Thailand -277.6 -760.4 Per 12 Apr 2019
Tiongkok -11,104.5 66,542.2 Per 31 Des 2018
Vietnam 162.5 Per 12 Apr 2019
PASAR KOMODITAS MINERAL
Kurs Movement Percentage Change (%wtw)
Batu Bara 84.20 USD/MT
Brent 71.55 USD/bbl
Emas 1,290.43 USD/XAU
Nikel 12,942.50 USD/MT
Tembaga 294.60 USD/lb
WTI 63.89 USD/bbl
12-Apr-19
6.79
1.72
-0.10-0.43
1.78 1.28
Brent WTI
PASAR KOMODITAS PERTANIAN
Kurs Movement Percentage Change (%wtw)
Beras 10.61 USD/cwt
CPO 2,184.00 MYR/MT
Gandum 468.50 USD/bu
Gula 12.92 USD/lb
Kedelai 908.75 USD/bu
12-Apr-19
-1.27
0.45
-1.01
1.74
0.00
Rilis Mingguan (8 Apr – 12 Apr 2019)
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
“Stop Impor Beras!”
Sudah Mampukah Indonesia?
Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara
agraris, yang mana sebagian besar
masyarakatnya menjadikan beras sebagai
makanan pokok utama. Cara berpikir
masyarakat Indonesia yang menganggap
bahwa beras merupakan makanan pokok
utama, memunculkan pernyataan “belum
makan jika belum makan nasi” (Indrayanti,
2002). Pernyataan tersebut nyatanya juga
didukung oleh data BPS tentang pengeluaran
masyarakat Indonesia, dimana padi-padian
merupakan komoditas pada kelompok
makanan yang memiliki proporsi pengeluaran
terbesar kedua, setelah makanan dan
minuman jadi (tabel 1.).
Lebih jauh lagi, bila dilihat dari sisi supply,
produksi beras yang dihasilkan Indonesia
memiliki jumlah yang relatif besar. Jika
dibandingkan dengan negara agraris lainnya
di kawasan ASEAN, Indonesia menduduki
peringkat pertama atas jumlah produksi
beras, diikuti oleh negara Vietnam, Thailand,
Filipina, Kamboja, dan Malaysia (grafik 1.).
Tingginya jumlah produksi beras yang
dihasilkan Indonesia, juga diikuti dengan nilai
produktivitas berasnya yang relatif tinggi
Makanan 2013 2014 2015 2016 2017
Persentase Pengeluaran pada Padi-padian 16.26 15.51 16.23 14.02 11.64
Umbi-umbian 0.88 0.92 1.08 1.10 1.09
Ikan 7.96 8.20 7.77 7.30 7.67
Daging 3.72 3.86 4.38 4.46 4.73
Telur dan susu 6.04 6.16 6.45 6.08 5.56
Sayur-sayuran 8.74 7.74 6.63 7.49 8.03
Kacang-kacangan 2.65 2.66 2.43 2.25 2.13
Buah-buahan 4.60 4.96 4.89 4.18 4.33
Minyak dan lemak 3.24 3.27 3.19 2.76 2.57
Bahan minuman 3.76 3.47 3.57 3.48 3.23
Bumbu-bumbuan 1.90 1.90 2.02 1.99 1.83
Konsumsi lainnya 2.05 2.00 2.18 2.05 2.07
Makanan dan minuman jadi 25.88 26.72 26.66 29.05 32.69
Tembakau dan sirih 12.32 12.64 12.51 13.80 12.42
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Tabel 1. Proporsi Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Indonesia per Kapita Sebulan pada Kelompok Makanan
Sumber : BPS, diolah
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
(grafik 2.). Adapun nilai produktivitas beras
dihitung dari jumlah produksi beras dibagi
dengan luas area yang ditanami padi.
Namun di sisi lain, tingginya angka produksi
dan produktivitas beras di Indonesia justru
juga diikuti dengan tren impor komoditas
beras Indonesia yang meningkat sejak tahun
2000-2018 (grafik3.). Pada tahun 2018,
Indonesia justru melakukan impor beras
sebesar 2.3 juta US$, angka tersebut
meningkat 23% (yoy) dibandingkan dengan
tahun 2017. Adapun negara utama yang
menjadi importir utama Indonesia adalah,
Thailand dan Vietnam, dimana Thailand
merupakan negara dengan nilai produktivitas
beras yang relatif rendah antar negara
kawasan.
Tingginya nilai impor beras yang dilakukan
Pemerintah Pusat juga didukung oleh neraca
perdagangan produk pangan Indonesia yang
terus mengalami defisit (grafik 4.). Ekspor
pangan, yang mana dalam konteks ini adalah
beras yang dilakukan oleh Indonesia jauh
lebih kecil dibandingkan dengan nilai
Grafik 1. Produksi Beras pada Negara Agraris di Kawasan ASEAN (juta, ton)
Grafik 2. Produktivitas Beras pada Negara Agraris di Kawasan ASEAN (juta, ton)
Sumber: FAO UN, diolah
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
impornya, atau ekspor beras Indonesia setara
dengan 716x lipat impor Indonesia.
Mengapa Nilai Impor Beras di Indonesia
Masih Tinggi?
Tuntutan demand, merupakan faktor yang
paling mampu menjelaskan situasi
ketersediaan pangan, khususnya beras, di
Indonesia. Lebih jauh lagi, jumlah populasi
pada suatu wilayah tertentu dapat
merefleksikan demand atau tingkat
permintaan di wilayah tersebut. Food and
Agriculture Organization menyatakan bahwa
populasi merupakan faktor utama yang dapat
menentukan demand. Pertumbuhan populasi
memiliki korelasi yang positif dengan tingkat
permintaan secara agregat.
Berdasarkan grafik 5., dapat dilihat bahwa
jumlah populasi yang ada di Indonesia
merupakan yang terbesar dibandingkan
dengan negara agraris lainnya yang ada di
kawasan ASEAN. Jumlah penduduk
Indonesia setara dengan 3.8x penduduk
Thailand dan 16.5x penduduk Kamboja. Hal
tersebut mengindikasikan Indonesia memiliki
demand terbesar diantara negara lainnya di
kawasan. Bahkan jumlah ini diproyeksikan
Grafik 3. Impor Beras Indonesia (2000-2018)
Sumber: BPS
Grafik 4. Defisit Neraca Perdagangan Produk Pangan
Sumber: BPS
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
akan terus meningkat hingga mencapai 297
juta penduduk pada tahun 2045 mengiringi
proses bonus demografi yang sedang terjadi
di Indonesia (Bappenas, 2017).
Tingginya jumlah populasi yang ada di
Indonesia ini nyatanya tidak diimbangi
dengan supply yang ada. Dalam konteks
pangan, terutama beras, produktivitas beras
Indonesia hanya 1.7x lebih besar
dibandingkan dengan Thailand, sementara
jumlah populasinya 3.8x lebih besar
dibandingkan dengan Thailand. Dengan
demikian, impor merupakan salah satu
“senjata” yang digunakan oleh Pemerintah
dalam menjaga ketersediaan pangan di
Indonesia.
Apa yang Akan Terjadi Jika Impor Beras
Dihentikan?
Sejak tahun 2008-2017, inflasi pangan yang
terjadi di Indonesia memiliki tren yang
cenderung turun secara nasional. Meskipun
demikian, jika dibandingkan dengan lima
negara agraris lainnya di kawasan ASEAN,
tingkat inflasi pangan Indonesia masih
menjadi yang tertinggi. Hal tersebut juga tidak
terlepas dari pengaruh gejolak harga pangan
dunia yang juga terjadi (Sekretariat TPIP,
2018).
Dengan dijaganya sisi supply melalui ke-
bijakan impor beras, inflasi pangan Indonesia
masih belum mampu bersaing dengan
Grafik 5. Perbandingkan Jumlah Populasi pada Negara Agraris di Kawasan ASEAN
Sumber: FAO UN, diolah
Grafik 6. Perbandingkan Tingkat Inflasi Pangan pada Negara Agraris di Kawasan ASEAN
Sumber: FAO UN, diolah
Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian
negara lainnya di kawasan. Adanya wacana
untuk menghentikan impor beras dapat men-
jadi shock dari sisi supply dan mengakibatkan
harga pangan menjadi meningkat tajam, yang
diikuti dengan naiknya tingkat inflasi, baik
secara nasional maupun diantara negara ka-
wasan.
Kesimpulan
Tingginya demand atas beras dari masyara-
kat Indonesia ditengah masih belum
mencukupinya produksi dalam negeri men-
jadikan impor pangan, terutama beras men-
jadi salah satu strategi Pemerintah Pusat da-
lam menjaga ketersediaan pangan di Indone-
sia. Wacana pemberhentian impor beras
yang santer terdengar akhir-akhir ini dengan
justifikasi keberpihakan kepada petani dan
masih cukupnya persediaan beras dalam
negeri dirasa tidak bijak berdasarkan realita
yang ada. Tuntutan pemberhentian impor be-
ras saat ini dapat menjadi bumerang untuk
masyarakat Indonesia karena akan men-
imbulkan shock dari sisi supply yang berim-
bas pada bergejolaknya harga pangan yang
diikuti dengan melonjaknya tingkat inflasi.
Masih dibutuhkan persiapan yang matang
dan komitmen yang kuat bagi Pemerintah In-
donesia hingga sampai pada keputusan pem-
berhentian impor pangan.
Penulis : Firli Dwi Septiani
Tenaga Analis
Asdep Moneter dan Neraca Pembayaran
REFERENSI
Food and Agriculture Organization, United Nation. Determinants of demand and consumption. [On-
line]. Tersedia di: http://www.fao.org/3/w4388e/w4388e0t.htm.
Sekretariat TPIP. (2018). Satu Dekade Pengendalian Inflasi.
Basri, Faisal. (2019). Pangan Kita Sudah dan Masih Defisit. [Online]. Tersedia di: https://faisalba-
sri.com/2019/02/19/pangan-kita-sudah-dan-masih-defisit/
Afandi, Thohir. (2017). Bonus Demografi 2030-2040: Strategi Indonesia Terkait Ketenagaker-
jaan Dan Pendidikan. Siaran Pers: Kementerian PPN/Bappenas.