Indonesia versioni-Report onToT-FS-BantenWdS 17 Jan 10 TOT dan... · 7 2.1 Waktu dan ......

download Indonesia versioni-Report onToT-FS-BantenWdS 17 Jan 10 TOT dan... · 7 2.1 Waktu dan ... Berdasarkan kesepakatan dan frame-work kerjasama antara Indonesia-Netherlands ... ( Return

If you can't read please download the document

Transcript of Indonesia versioni-Report onToT-FS-BantenWdS 17 Jan 10 TOT dan... · 7 2.1 Waktu dan ......

  • i

    LAPORAN AKHIR

    Pelaksanaan Pelatihan untuk Pelatih ( Training of Trainers) dan

    Evaluasi Pelatihan Petugas Lapang Tingkat Kabupate n/Kota dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian HPAI

    Di Provinsi Banten

    (Indonesia- Netherlands Partnership Programme on HPAI Prevention and Control)

    Program : Training of Trainer on Prevention and Co ntrol of HPAI Waktu : 8 19 Juni 2009 Tempat : Hotel Sari Kuning, Jl.Raya Cilegon - Bant en

    Program : Pelatihan Petugas Lapang Tingkat Kabupat en/Kota dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian HPAI di Prop. Banten Waktu : Serang, 31 Juli 13 Augustus, 2009 Tempat : Hotel Wisata Baru, Jl. Maulana Yusuf No. 16, SerangBanten and Hotel Mahadria, Jl. Ki Mas Jong, Serang Bant en

    Oktober 2009

    AGRICULTURE AND LIVESTOCK SERVICES AGENCY, BANTEN P ROVINCE

    WAGENINGEN INTERNATIONAL, GOVERNMENT OF NETHERLAND

    CENTER FOR HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT AND APPLIE TECHNOLOGY

  • ii

    HALAMAN

    Daftar Isi .... ............................................................................................................. ii

    Daftar Tabel ............................................................................................................ iii

    Daftar Lampiran ..................................................................................................... iv

    I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1

    1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1.Maksud dan Tujuan Pelatihan untuk Pelatih (ToT) ......... 1.2.2.Maksud dan Tujuan Evaluasi Pelatihan Petugas Lapang ..

    3 4

    1.3 Lingkup Kegiatan Evaluasi .......................................................................... 5

    II. METODOLOGI ................................................................................................ 7

    2.1 Waktu dan Tempat .............................................................................. ..... 7

    2.2 Sumber Data dan Instrument Evaluasi ................................................ ..... 7

    2.3 Pengumpulan Data ..... 7

    2.4 Analisis Data .... 8

    III. HASIL DAN DISKUSI ...................................................................................... 9

    3.1. Pelaksanaan Pelatihan untuk Pelatih (ToT) dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan HPAI .................................................

    9

    3.2. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Petugas Lapang .....................................

    3.3. Pelatihan Penyegaran bagi Fasilitator ......................................................

    3.4. Kunjungan dan Kegiatan Monitoring oleh Konsultan .................................

    3.5. Rencana Tindak Lanjut .........................................................................

    17

    26

    28

    29

    IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..

    4.1. Kesimpulan ..............

    4.2. Rekomendasi .................

    31

    31

    31

    IV. PENUTUP. 33

    DAFTAR ISI

  • iii

    DAFTAR TABEL

    No. Tabel Halaman

    1 Distribusi peserta ToT berdasarkan asal Kabupaten dan Kota ................ 9

    2 Distribusi peserta ToT berdasarkan Umur, Jenis kelamin dan Pendidikan 10

    3 Nama dan Alamat Fasilitator Pelatihan untukPelatih (ToT) ... 11

    4 Kelompok Materi (Topik dan Sub-Topik) untuk Pelatih (ToT) ................ 12

    5 Skore Pre-Test dan Post-Test masing-masing Peserta ToT .................. 13

    6 Penilaian Peserta terhadap Topik dan Sub-Topik yang disampaikan pada ToT ..................................................................

    14

    7 Distribusi Peserta Pelatihan Petugas Lapang berdasarkan asal Kabupaten dan Kota serta kelompok Fasilitator ..............

    19

    8 Distribusi Peserta Pelatihan Petugas Lapang berdasarkan Umur .. 21

    9 Perbandingan Laki-laki dan Wanita (Jenis Kelamin) Peserta Pelatihan .... 21

    10 Distribusi Peserta Pelatihan Petugas Lapang berdasarkan Pendidikan .... 22

    11 Nama Fasilitator Pelatihan Petugas Lapang dan asal Kabupaten/Kota 22

    12 Materi (Topik dan Sub-Topik) Pelatihan Petugas Lapang ...... 24

    13 Rata-rata Skore Pre-Test dan Post-Test setiap Kelompok (A D) .......... 25

    14

    15

    Materi Pelatihan Penyegaran bagi Fasilitator ........................................

    Inventaris Permasalahan dan Alternatif Pemecahannya bagi Pelatihan Petugas Lapang .........................................................................

    27

    28

    16 Jadwal Kunjungan Konsultan Monev ............................................. 29

    17 Rencana Tindak Lanjut yang direncanakan oleh Peserta Pelatihan 30

  • iv

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Lampiran Halaman

    1 Kerangka Acuan Penugasan Konsultan Monitoring dan Evaluasi pada Penyelenggaraan Pelatihan Petugas Lapang Tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian HPAI di Propinsi Jabar dan Banten

    34

    2 Nama Peserta Pelatihan Petugas Lapang Tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian HPAI ..

    35

    3 Kusioner untuk Peserta Kegiatan Pelatihan Petugas Lapang ........................

    43

    4 Kusioner untuk Fasilitator (Trainers) dalam Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelatihan Petugas lapang dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian HPAI .............................................................

    45

    5

    .

    Contoh Rencana Aksi (Tindak Lanjut) yang dibuat peserta Pelatihan Petugas Lapang Tingkat Kabupaten/Kota .................................................

    50

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Telah banyak perhatian dan upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia kepada kejadian

    HPAI (Avian Influenza atau Flu Burung) di Indonesia. Sampai saat ini, Flu Burung telah

    menyebabkan kematian puluhan juta unggas, dan berdasarkan data KOMNAS dari tahun 2005

    sampai bulan Januari 2009 kasus kejadian pada manusia sebanyak 141 kasus dan terdapat

    115 kematian pada manusia. Perhatian yang diberikan kepada penyakit Flu Burung melebihi

    penyakit menular lainnya karena penyakit ini menyebabkan potensi kerugian yang sangat

    besar, diantaranya: 1) Avian Influenza menyebabkan kematian pada manusia; 2) Avian

    Influenza dapat menyebabkan kejadian epidemik atau pandemik (walaupun sampai saat ini

    belum diketemukan kejadian penularan dari manusia ke manusia); dan 3) bahaya kemungkinan

    terjadinya pandemic Avian Influenza menyebabkan berbagai Negara menngkatkan

    kewaspadaan.

    Berdasarkan Rencana Strategis Nasional Untuk Pencegahan dan Pengendalian Avian

    Influenza, Komite Nasional FBPI national telah melakukan koordinasi dengan semua pihak

    terkait untuk menerapkan 6 langkah stragis, yaitu:

    1. Komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait bahaya Avian Influenza dan

    langkah-langkah pencegahan dan pengendaliannya;

    2. Melaksanakan Kegiatan Diteksi dan Surveilance yang meluas pada unggas dan manusia; ;

    3. Penanganan Virus pada sumbernya (uanggas) termasuk melaksanakan biosekutiti,

    vaksinasi dan pemusnahan unggas sakit;

    4. Meningkatkan kesiapan fasilitas Kesehatan, unit kesehatan masyarakat dan rumah sakit

    agar lebih waspada dan siap menangani pasien Avian Influenza;

    5. Melaksanakan persiapan dan simulasi kemungkinan kejadian Pandemi Avian Influenza

    6. Melakukan tahapan kordinasi pelaksanaan restrukturisasi sector perunggasan untuk

    pengendalian virus H5N1 dan menyelamatkan pendapatan peternak dan menyediakan

    ayam yang aman dan sehat bagi konsumen.

    Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi yang terpengaruh sejak awal, tahun

    2004, oleh virus highly pathogenic avian influenza virus strain H5N1, disamping 2 provinsi

    lainnya yaitu Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Usaha perunggasan dan kesejahteraan

    jutaan peternak kecil terkena dampak dari kejadian penyakit Avian Influenza yang terus

  • 2

    berlanjut dengan tingginya angka kematian unggas dan kerugian usaha. Virus H5N1 juga dapat

    menginfeksi manusia dan sampai dengan bulan Juni 2009, terdapat 30 orang yang terinfeksi di

    Propinsi Banten serta sebanyak 27 orang meninggal dunia.

    Virus H5N1 telah menyebar hamper keseluruh wilayah Indonesia, dimana ,31 dari 33

    provinsi telah terinfeksi. Sejumlah 141 orang telah terinfeksi (kasus) dan 115 meninggak karena

    infeksi Virus Avian Influenza sejak tahun 2004. Mnteri Pertanian secara resmi telah menyatakan

    Indonesia teriinfeksi virus highly pathogenic avian influenza (HPAI). Berdasarkan pernyataan

    Menteri tersebut, Direktur Jendral Peternakan mengeluarkan Surat Keputusan, Nomor

    17/Kpts/PD.640/F/02.04 tentang Petunjuk Pencegahan, Pengendalian dan Eradikasi terhadap

    Penularan Influenza pada Unggas (avian influenza). Sejauh ini, tidak semua petugas lapang

    Kabupaten dan Kota di Propinsi Banten telah memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk

    melaksanakan tugas-tugas pencegahan dan pengendalian Avian Influenza di tingkat lapangan,

    dan oleh karena itu pelatihan yang terencana dengan baik dibutuhkan untuk meningkatkan

    pengetahuan dan keterampilan petugas lapang yang dimiliki oleh Dinas Pertanian and

    Peternakan, Propinsi Banten. Untuk meningkatkan usaha-usaha pencegahan dan

    pengendalian Avian Influenza di tingkat Kabupaten dan Kota di wilayah Jawa Bagian Barat

    dibutuhkan petugas-petugas (lapang) yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan

    keterampilan terkait dengan Avian Influenza. Hal ini akan sangat membantu petugas lapang

    yang mempunyai tugas pokok sehari-hari sebagai petugas yang mempunayi kegiatan

    penanggulangan dan pengendalian AI di lapangan.

    Berdasarkan kesepakatan dan frame-work kerjasama antara Indonesia-Netherlands

    HPAI Partnership for the Prevention and Control of HPAI dan Pemerintah Indonesia, khususnya

    dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten, akan dilaksanakan beberapa

    Kegiatan, yaitu Pelatihan Untuk Pelatih (raining of Trainers ToT) dilaksanakan pada tanggal 8

    sampai dengan 19 Juni 2009 di Hotel Sari Kuring Hotel, Cilegon-Banten. Dalam Pelatihan inin

    (ToT), 12 (dua belas) dokter hewan telah mengikuti Pelatihan untuk menjadi Pelatih (Fasilitator)

    dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian HPAI, yang kemudia akan melatih petugas

    lapang di seluruh Kabupaten dan Kota di Propinsi Banten.

    Sebagai tindak lanjut, Pelatihan untuk Pelatih (ToT), Indonesia-Netherlands HPAI

    Partnership dan Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten akan melatih sebanyak 160

    petugas lapang pada tahun 2009 dan 2010. Pelatihan Petugas Lapang pada tahun 2009 telah

    dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali pelatihan diikuti 80 peserta pada periode bulan Juli dan

    Agustus 2009. Terdapat 4 kelompok pelatih (fasilitator) yang terdiri masing-masing 3 orang

  • 3

    fasilitator memberikan pelatihan kepada petugas lapang. Sebanyak 80 petugas lapang telah

    mengikuti pelatihan pada tahun 2009 dan sisanya, sebanyak 80 petugas lapang akan mengikuti

    pelatihan tahun 2010.

    Laporan pelaksanaan Pelatihan untuk Pelatih (ToT) dan Evaluasi pelaksanaan Pelatihan

    Petuhgas lapang Tingkat Kabupaten/Kota di Propinsi Banten dipersiapkan oleh Dr. Widiyanto

    Dwi Surya, MSc yang telah ditugaskan pihak the Indonesia-Netherlands HPAI Partnership for

    the Prevention and Control of HPAI dan Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten

    sebagai Pelatih pada Pelatihan untuk Pelatih; dan juga selaku konsultan Monitoring dan

    Evaluasi pada pelaksanaan Pelatihan Petugas lapang Tingkat kabupaten/Kota. Penugasan

    kepada Dr.Widiyanto Dwi Surya berdasarkan TOR sebagaimana terlihat pada Lampiran 1.

    Laporan ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan perbaikan bagi penyelenggaraan

    pelatihan petugas lapang berikutnya.

    1.2. Maksud dan Tujuan

    1.2.1. Maksud dan Tujuan Pelatihan untuk Pelatih ( ToT)

    Secara umum tujuan Pelatihan untuk Pelatih (ToT) adalah mempersiapkan peserta

    pelatihan (fasilitator/pelatih baru) dengan perpektif yang jelas, pengetahuan dan keterampilan

    untuk mampu merencanakan, mengorganisasi dan melaksanakan Pelatihan Petugas Lapang di

    Wilayah Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten dalam pencegahan dan

    pengendalian HPAI.

    Secara lebih khusus, tujuan ToT:

    Setelah mengikuti Pelatihan untuk Pelatih, peserta pelatihan akan mampu:

    a. Merencanakan, mengorganisasi dan melaksanakan Pelatihan bagi Petugas Lapang di

    wilayah kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten dalam Pencegahan dan

    Pengendalian HPAI;

    b. Melaksanakan dan memandu kegiatan Pelatihan dengan pendekatan partisipatori, dan

    mampu mengajak peserta pelatihan untuk dapat bertukar pengalaman dan permasalahan

    terkait kegiatan sehari-hari sebagai petugas lapang;

    c. Mampu melaksanakan presentasi dan dapat menyampaikan materi secara teori,

    melakukan praktek/demontrasi dan melakukan pelatihan terkait topic sbb:

    Penyakit Unggas Menular;

    Immunologi dan Vaksinasi;

    Diagnosa dan Pencegahan Penyakit Unggas

  • 4

    Avian Influenza dan Epidemiologi

    New Castle (ND) dan Epidemiologi

    Autopsy, vaksinasi dan teknik sampling;

    Biosecurity dan biosafety;

    Sampling, labeling dan pengiriman sampel dari peternakan;

    Mempersiapkan laporan kasus tentang unggas diduga Flu Burung dan unggas

    terserang Flu Burung;

    Komunikasi dan Teknik Mengajar;

    Teknik Penyuluhan dan Menggunakan Alat Bantu untuk Pengajaran di Lapangan;

    Mempersiapkan program sosialisasi dalam kegiatan Pencegahan dan Pengendalian

    Flu Burung;

    Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi di desa.

    Selanjutnya, peserta Pelatihan untuk Pelatih akan mempunyai pengetahuan dan mampu untuk

    menjawab pertanyaan dan menjelaskan dalam diskusi dengan petugas lapang, meliputi topik

    berikut:

    Persiapan dan pelaksanaan Sosialisasi dan Penyuluhan dalam rangka Pencegahan dan

    Pengendalian HPAI;

    Kebijakan pemerintah saat ini dan panduan Pencegahan dan Pengendalian HPAI;

    Peraturan biosafety dan biosecurity bagi petugas yang berhubungan dengan unggas

    (diduga) tertular;

    Memberikan saran kepada peternak terkait pelaksanaan kegiatan biosekuriti yang praktis

    dan efektif pada peternakan;

    Persyaratan dan pelaksanaan kegiatan surveillance;

    Mengorganisasikan dan melaksanakan kegiatan yang terkait dengan upaya meningkatkan

    pengetahuann peternak/masyarakat di pedesaan;

    Berbagai prosedur administrasi dan pelaporan terkait dengan pelaksanaan Pencegahan dan

    Pengendalian HPAI;

    1.2.2. Maksud dan Tujuan Evaluasi Pelatihan Petugas Lapang

    Tujuan evaluasi Pelatihan Petugas Lapang di Propinsi Banten adalah:

    a. Melakukan evaluasi terhadap efektifitas Pelatihan Petugas Lapang:

  • 5

    Peserta Pelatihan Petugas Lapang yang akan menentukan efektifitas dari Pelatihan

    dimana Pelatihan dikatakan efektif bila target atau hasil yang ditetaptkan dapat dicapai.

    b. Perbaikan berkelanjutan

    Evaluasi pelaksanaan Pelatihan Petugas Lapang merupakan proses berkelanjutan dan

    digunakan untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pelatihan.

    Evaluasi ini akan digunakan sebagai masukkan untuk meningkatkan kualitas pelatihan

    petugas lapang berikutnya..

    1.3. Lingkup Kegiatan Evaluasi

    Menurut Jack J Phillips dan Ron Drew Stone dalam Teguh Satriono and Andree (2002)

    bahwa terdapat 5 (lima) tahap evaluasi yang dapat dilakukan terhadap Pelaksanaan Pelatihan,

    yaitu:

    a. Tahap 1: Reaksi

    Evaluasi terhadap Pelaksanaan Pelatihan pada tahap ini bermaksud untuk mengukur

    tingkat kepuasan peserta pelatihan berdasarkan persepsi peserta. Reaksi peserta

    umumnya diukur menggunakan parameter berkaitan dengan kualitas penyelenggaraan

    pelatihan, pengajar/fasilitator dan fasilitas pelatihan.

    b. Tahap 2: Pembelajaran

    Evaluasi Pelatihan pada tahap ini bermaksud untuk mengevaluasi dampak pelatihan

    terhadap peserta pelatihan. Dampak pelatihan dapat diukur dari adanya perubahan

    pengetahuan, keterampilan dan perilaku peserta. Dalam Pelatihan Petugas lapang dampak

    yang diukur adalah perubahan pengetahuan dengan membandingkan hasil pre-test dan

    post-test setiap peserta pelatihan.

    c. Tahap 3 : Aplikasi (perilaku) Peserta

    Tahap ini bermaksud mengetahui dampak program Pelatihan pada pekerjaan peserta

    pelatihan sehari-hari. Misalnya, sejauh mana pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang

    didapat selama pelatihan digunakan dalam pekerjaan sehari-hari.

    d. Tahap 4 : Hasil (Dampak terhadap Institusi)

    Tahap ini melihat dampak pelatihan berdasarkan persepsi pegawai/pekerja lainnya atau

    persepsi Institusi (Dinas Peternakan). Evaluasi pada tahap ini mengukur performance

    peserta pelatihan di lingkungan kerja. Beberapa parameter yang biasa digunakan adalah

    kualitas, kuantitas, waktu, kebiasaan, biaya dan tingkat kepuasan konsumen (peternak);

  • 6

    e. Tahap 5 : ROTI (Return on Training Investment/Pengembalian Investasi)

    Evaluasi pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi biaya

    pelatihan, dengan menggunakan formula sbb:

    ROTI = Total Manfaat - total Biaya x 100 %

    Total Biaya

    Ruang lingkup evaluasi pada Pelatihan untuk Pelatih difokuskan pada evaluasi Tahap

    1 (Reaksi), Tahap 2 (Pembelajaran)T dan Tahap 3 (Aplikasi/perilaku Peserta). Sedangkan,

    ruang lingkup evaluasi untuk Pelatihan Petugas Lapang diutamakan pada evaluasi Tahap 1

    (Reaksi) dan Tahap 2 (Pembelajaran). Evaluasi ke dua Pelatihan tersebut diukur dengan cara

    pengumpulan data dan informasi dari fasilitator dan peserta pelatihan. Data dikumpulkan

    melalui observasi langsung, kusioner dan wawancara secara langsung.

  • 7

    BAB II

    M E T O D O L O G I

    2.1. Waktu dan Tempat

    Pelatihan untu Pelatih (ToT) telah dilaksanakan di Hotel Sari Kuring, Jl. Raya Cilegon-

    Banten, pada tanggal 8 Juni sampai dengan tanggal 19 Juni 2009.

    Sedangkan Pelatihan Petugas Lapang Tingkat Kabupaten/Kota di Propinsi Banten telah

    dilaksanakan untuk 4 kelompok Petugas Lapang terdiri dari 20 peserta per kelompok. Pelatihan

    ini dilaksanakan di Hotel Wisata Baru dan Hotel Mahadria di kota Serang, Banten. Evaluasi ini

    dilaksanakan untuk meng-evaluasi tahap 1 (2009) Pelaksanaan Pelatihan Petugas Lapang

    yang dilaksanakan tanggal 31 Juli sampai dengan 13 Agustus 2009.

    2.2. Sumber Data dan Instrumen Evaluasi

    Data Primer dan data skunder digunakan untuk melakukan evaluasi Pelatihan untuk

    Pelatih (ToT) dan Pelatihan Petugas Lapang (Tahap 1):

    1. Data primer dikumpulkan secara langsung dari fasilitator (trainer) dan petugas lapang

    melalui observasi langsung, verifikasi data, survey kusioner dan wawancara.

    2. Data Skunder dikumpulkan dari Laporan dan informasi yang didapat dari Dinas Peternakan

    Propinsi Jawa barat dan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota.

    Kusioner digunakan sebagai instrument untuk mengumpulkan data pada kegiatan

    evaluasi ini. Kusioner yang digunakan pertanyaan tertutup dan terbuka.

    2.3. Pengumpulan Data

    Metoda pengumpulan data dalam kegiatan evaluasi ini adalah:

    1. Observasi

    Observasi dilakukan melalui supervisi dan monitoring langsung pada saat pelaksanaan

    Pelatihan untuk Pelatih (ToT) dan pada waktu Pelaksanaan Pelatihan Petugas Lapang di

    kedua lokasi pelatihan.

    2. Wawancara

    Wawancara dilakukan melalui diskusi bersama responden (fasilitator dan petugas lapang)

    dengan menggunakan kusioner.

  • 8

    .2.4. Analisis Data

    Data yang telah dikumpulkan dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan

    deskripsi menggunakan rata-rata, prosentase, frekuensi dan distribusi.

  • 9

    BAB III

    HASIL DAN DISKUSI

    3.1. Pelaksanaan Pelatihan untuk Pelatih (TOT) dala m Rangka Pencegahan dan Pengendalian HPAI

    3.1.1. Waktu dan Tempat

    Pelatihan untuk Pelatih (ToT) telah dilaksanakan di Hotel Sari Kuring, Jl. Raya Cilegon-

    Banten, pada tanggal 8 Juni sampai dengan 19 Juni 2009.

    3.1.2. Peserta Pelatihan untuk Pelatih (ToT)

    Peserta Pelatihan untuk Pelatih berjumlah 12 (dua belas) peserta dan seluruhnya

    adalah Dokter Hewan berasal dari 7 kabupaten dan kota di Propinsi Banten. Data lengkap

    peserta Pelatihan untuk Pelatih sebagaimana terlihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Distribusi Peserta ToT berdasarkan asal Kabupaten dan Kota.

    No. Nama Kabupaten/Kota Alamat Email

    1 Drh. Wina Listiana Tangerang City [email protected]

    2 Drh. Dina Safitri Cilegon City [email protected]

    3 Drh. Ratna Suryaningrum Serang City [email protected]

    4 Drh. Achmad Bahtiar Pandegelang District [email protected]

    5 Drh. Rina Fismanillah U Serang District [email protected]

    6 Drh. Meliyana Tangerang District [email protected]

    7 Drh. Hanik Malichatin Lebak District [email protected]

    8 Drh. Rina Herviana Banten Province [email protected]

    9 Drh. Novia Herwandi Banten Province [email protected]

    10 Drh. Indardi Banten Province [email protected]

    11 Drh. Intan Sulistyowati Banten Province [email protected]

    12 Drh. Endang Setyowati Banten Province [email protected]

  • 10

    Umur peserta ToT bervariasi dari 26 tahun sampai 59 tahun dan sebanyak 9 peserta

    (75%) adalah wanita. Hanya terdapat 3 peserta (25%) laki-laki. Seluruh peserta (100%) adalah

    lulusan Fakultas Kedokteran Hewan dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Distribusi

    peserta berdasarkan umur, jenis kelamin dan pendidikan sebagaimana terlihat pada Tabel 2.

    Berdasarkan data pada Tabel 2, terdapat 3 peserta lulus pendidikan Dokter Hewan 3

    tahun yang lalu (2006) dan hanya terdapat 2 peserta merupakan lulusan pendidikan Dokter

    Hewan sekurangg-kurangnya 10 tahun lalu, yaitu, Drh. Meliyana (lulus tahun 1999) dan Drh.

    Dina Safitri (lulus tahun 1994). Lamanya peserta bekerja di Dinas Peternakan bervariasi dari 4

    (empat) bulan sampai 9 (Sembilan) tahun.

    Tabel 2. Distribusi Peserta berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Pendidikan

    No. Nama Fasilitator Sex Umur (tahun)

    Pendidikan dan Tahun Kelulusan

    1 Drh. Wina Listiana Wanita 26 Drh, 2007

    2 Drh. Dina Safitri Wanita 39 Drh, 1994

    3 Drh. Ratna Suryaningrum Wanita 31 Drh, 2002

    4 Drh. Achmad Bahtiar Laki-laki 29 Drh, 2005

    5 Drh. Rina Fismanillah Usman Wanita 33 Drh, 2002

    6 Drh. Meliyana Wanita 34 Drh, 1999

    7 Drh. Hanik Malichatin Wanita 28 Drh, 2006

    8 Drh. Rina Herviana Wanita 28 Drh, 2005

    9 Drh. Novia Herwandi Laki-laki 30 Drh, 2006

    10 Drh. Indardi Laki-laki 27 Drh, 2006

    11 Drh. Intan Sulistyowati Wanita 27 Drh, 2005

    12 Drh. Endang Setyowati Wanita 28 Drh, 2005

    3.1.3 FasilitatorPelatihan

    Pelatihan untuk Pelatih dibimbing oleh 3 fasilitator utama, yaitu, Teun Pabri, DVM,

    Herman Patrick, DVM dan DR. Drh. Widiyanto Dwi Surya, MSc. Disamping 3 fasilitator utama,

    juga beberapa fasilitator diundang untuk menyampaikan topik bahasan dan diskusi, yaitu: Drh.

    Sri Mudjiharti, Ir. H. Agus M, Drh. Eddy WA, Drh. Ronny Mudigdo, dan Drh. Sanusi. Secara

    lengkap nama dan alamat institusi fasilitator dijelaskan pada Tabel 3

  • 11

    Tabel 3. Nama dan Alamat Fasilitator Pelatihan untuk Pelatih (ToT)

    No. Nama Fasilitator Institusi

    1 Teun Pabri, DVM (Main Facilitator)

    GD-Animal Health Service Deventer, the Netherlands

    2 Herman Patrick, DVM (Main Facilitator)

    Wageningen UR, Central Institute of Animal Disease Control Houtribweg 39 8221 RA Lelystad, The Netherlands

    3 DR. Widiyanto D Surya, MSc (Main Facilitator)

    Center for Human Resource Development and Applied Technology CREATE, Jl.Pandawa Raya No.7, Indraprasta Bogor Indonesia. Phone:62-251 8361767

    4 Drh. Sri Mudjiharti Balai Penyidikan Penyakit Hewan dan Kesmavet JL Tangkuban Perahu Km 22 CIKOLE, LEMBANG Bandung West Java Phone/Fax : +6222 2785715 HP : 08121416288/08164871914 Email: [email protected]

    5 Drh Ronny Mudigdo Directorate Animal Health-DGLS Departemen Pertanian-Jakarta

    6 Ir. H. Agus Tauchid M Dinas Pertanian & Peternakan Prov.Banten Jl.Syeh Nawawi Al Bantani Palima-Serang Telp: 0254-267033;

    7 Drh. Eddy Dinas Pertanian & Peternakan Prov.Banten Jl.Syeh Nawawi Al Bantani Palima-Serang Telp: 0254-267033;

    8 Drh.H.Sanusi Balai Pengembangan Peternakan dan Pelayanan Keswan-Dinas Pertanian dan Peternakan Prov. Banten, Jl. Raya Cilegon KM 4 Drangon, Serang Telp: 0254-8241730;

    9 Arend Jan Nell WUR-Wageningen International Indonesia-Netherlands Partnership on HPAI

    3.1.4 Materi Pelatihan

    Materi Pelatihan untuk Pelatih di Propinsi Banten dikembangkan berdasarkan program

    Pelatihan untuk Pelatih serupa yang telah dilaksanakan di Propinsi Jawa Barat pada bulan April

    2008. Berbagai penyempurnaan dan penyesuaian terhadap topik (pokok bahasan) dan sub-

    topik telah didiskusikan pada waktu Pelaksanaan Pelatihan Penyegaran (Refresher course) di

    Bandung, Jawa Barat bulan April 2008. Materi teori dan praktek yang digunakan dalam

    pelatihan ini dikelompokkan menjadi 5 kelompok (lihat Tabel 4), yaitu: topik penyakit unggas,

    topik komunikasi, topik praktek, topic lapangan dan topik perspektif atau wawasan.

  • 12

    Topik-topik diberikan dalam bentuk teori, praktek dan penugasan kepada peserta

    pelatihan. Penugasan kepada peserta pelatihan dalam bentuk presentasi di ruang kelas dan

    melaksanakan sosialisasi/penyuluhan di lapangan. Masing-masing kelompok terdiri dari 2

    peserta diberikan penugasan untuk menyederhanakan (repackage) masing-masing teori yang

    disampaikan fasilitator untuk materi pembelajaran bagi Pelatihan Petugas Lapang dan setiap

    peserta harus mampu menyampaikan dan mendiskusikannya dengan petugas lapang dalam

    Pelatihan Petugas Lapang.

    Tabel 4. Kelompok Materi (Topik) dalam Pelatihan untuk Pelatih dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan HPAI

    No. Kelompok Topik Fasilitator 1 Tujuan

    Pelatihan TujuanPelatihan, outline materi dan harapan peserta (keberhasilan atau kekhawatiran)

    Teun Pabri/ Widiyanto D S

    2 Topik Technical

    1. Pathogens Penyakit Uanggas 2. Immunologi dan Vaksinasi

    3. Avian Influenza dan epidemiologi 4. H5N1 dan Resikonya thdp Kesehatan Manusia 5. New castle (ND) Disease

    6. Biosecurity dan biosafety 7. Biosecurity dan biosafety pada sektor 3/4 8. Sanitation dan Disinfection

    9. Teknik sampling dan Pengiriman sampel

    Teun Pabri Patrick Hermans Teun Pabri Teun Pabri Teun Pabri Patrick Hermans Teun Pabri Teun Pabri Sri Mudjiharti

    3. Topik Komunikasi dan teknik Mengajar

    1. Prinsip-prinsip Komunikasi 2. Teknik Mengajar dalam Penyuluhan 3. Mengajar dan menggunakan alat bantu mengajar pada situasi Lapangan 4. Sosialisasi dan Penyuluhan tentang HPAI 5. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan 6. Rencana Aksi bagi Fasilitator dan Petugas

    Widiyanto DS Widiyanto DS Widiyanto DS Widiyanto DS Widiyanto DS Widiyanto DS Widiyanto/Teun

    4. Topik Lapang Sosialisasi di desa Peserta 5. Topik Praktek 1.Teori tentang Vaksinasi, swab dan autopsy

    2. Praktek tentangteknik sampling 3. Praktek Vaksinasi 4. Praktek Bedah Bangkai (Autopsy)

    Teun Fabri Teun/Patrick Teun/Patrick Teun/Patrick

    6. Topik Perspective

    1. Kebijakan Pemerintah Daerah tentang HPAI 2. Kebijakan Keswan Dinas Peternakan Banten 3. Kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan

    AI di Indonesia 4. Laporan Kasus

    Ir.H.Agus MT Drh. Eddy WA Drh. Ronny M Drh.H.Sanusi

    7. Pelatihan Petugas Lapang

    1. Materi, persiapan dan Rencana Pelaksanaan Teun/Patrick/Widi /Arend

  • 13

    3.1.5. Tingkat Pengetahuan Peserta ToT

    Dampak Pelatihan terhadap tingkat pengetahuan peserta selama Pelatihan untuk

    Pelatih (ToT) diukur berdasarkan peningkatan pengetahuan, perubahan perilaku dan

    keterampilan yang didapat selama mengikuti pelatihan. Data dan informasi didapat melalui test

    tertulis yang dilaksanakan pada awal Pelatihan dan diulang kembali pada saat akhir pelatihan.

    Dengan membandingkan perubahan pengetahuan peserta sebelum dan setelah mengikuti

    pelatihan diketahui adanya peningkatan pengetahuan. Rata-rata hasil pre-test dan post-test

    masing-masing peserta sebagaimana dijelaskan pada Tabel 5. Skore yang diperoleh

    menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan sebesar 58 %.

    Tabel 5. Skore pre-test dan post-test masing-masing Peserta Pelatihan untuk Pelatih

    No. Nama Peserta Pre-Test Post-Test

    1 Drh. Wina Listiana 49 81

    2 Drh. Dina Safitri 53 81

    3 Drh. Ratna Suryaningrum 47 79

    4 Drh. Achmad Bahtiar 52 86

    5 Drh. Rina Fismanillah Usman 53 83

    6 Drh. Meliyana 50 82

    7 Drh. Hanik Malichatin 50 79

    8 Drh. Rina Herviana 46 81

    9 Drh. Novia Herwandi 53 79

    10 Drh. Indardi 51 85

    11 Drh. Intan Sulistyowati 55 77

    12 Drh. Endang Setyowati 61 87

    Rata-rata Skore 51.7 81.7

    3.1.6. Penilaian Peserta terhadap Pelaksanaan Pelat ihan

    Penilaian peserta Pelatihan untuk Pelatih (ToT) di Propinsi Banten terhadap

    penyelenggaraan pelatihan dievaluasi terkait dengan materi/topic bahasan, fasilitator dan

    fasilitas. Data dikumpulkan melalui observasi langsung dan menggunakan kuisioner.

  • 14

    3.1.6.1. Materi/Topik Pelatihan

    Berdasarkan hasil penilaian peserta pelatihan terhadap materi (topik dan sub-topik) yang

    disampaikan fasilitator selama Pelatihan untuk Pelatih (ToT) maka hasil penilaian dapat

    dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu:

    1. Topik yang dinilai sangat baik

    2. Topik yang dinilai membuka mata (merupakan hal baru) bagi peserta

    3. Topik dimana isi dan cara presentasinya harus ditingkatkan

    Hasil penilaian peserta terhadap topik dimaksud, terlihat pada Tabel 6.

    Tabel 6. Penilaian Peserta Pelatihan terhadap Topik yang disampaikan pada ToT

    (% : adalah prosentase peserta yang memilih topik tertentu).

    No. Topik Sangat Bagus

    Open eyes

    Perlu ditingkatkan

    1 Tujuan Pelatihan, outline materi dan harapan peserta (keberhasilan atau kekhawatiran)

    2 Topik Technical

    1. Pathogens Penyakit Unggas 2. Immunologi dan Vaksinasi

    3. Avian Influenza dan epidemiologi 4. H5N1 dan Resikonya pada Manusia 5. New castle (ND) Disease

    6. Biosecurity dan biosafety 7. Biosecurity dan biosafety pada sektor 3/4 8. Sanitation dan Disinfection

    9. Teknik sampling dan Pengiriman sampel

    77% 29% 95% 60%

    - 72% 88%

    100% 60%

    - -

    5% 10%

    - 14%

    - - -

    23% 71%

    - 30%

    - 14% 12%

    - 40%

    3 Topik Komunikasi dan teknik Mengajar

    1. Prinsip-prinsip Komunikasi 2. Teknik Mengajar dalam Penyuluhan 3. Mengajar dan menggunakan alat bantu mengajar pada situasi Lapangan 4. Sosialisasi dan Penyuluhan tentang HPAI 5. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan 6. Rencana Aksi bagi Fasilitator dan Petugas

    75% 80% 80%

    20%

    50% 50%

    25% 20%

    -

    -

    30%- -

    - -

    20%

    80% 20%

    50%

    4 Topik Lapang: Sosialisasi di Desa

    -

    -

    100%

    5 Topik Praktikal

    1.Teori tentang Vaksinasi, swab dan autopsy 2. Praktek tentangteknik sampling 3. Praktek Vaksinasi 4. Praktek Bedah Bangkai (Autopsy)

    100% 80% 60% 90%

    - 10% 20% 5%

    - 10% 20% 5%

  • 15

    No. Topik Sangat Bagus

    Open eyes

    Perlu ditingkatkan

    6 Topik Perpektif

    1.Kebijakan Pemerintah Daerah tentang HPAI 2.Kebijakan Keswan Dinas Peternakan Banten 3.Kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan AI di Indonesia 4.Laporan Kasus

    - - -

    -

    - -

    90%

    -

    100% 100% 10%

    100%

    Secara umum, berdasarkan persepsi peserta pelatihan dinyatakan bahwa fasilitaro dapat

    menjelaskan topik yang disampaikan dengan baik, walaupun beberapa hal perlu mendapatkan

    perhatian, diantaranya:

    a. Materi harus lebih sederhana (re-packaged dikemas dan disesuaikan dengan tingkat

    pengetahuan dan pengalaman peserta) khususnya pada topik-topik yang memerlukan

    pemahaman mendalam, seperti immunologi dan vaksinasi, disarankan lebih banyak waktu

    untuk diskusi.

    b. Fasilitator diharapkan dapat meningkatkan pengajaran untuk topik-topik: Immunologi dan

    vaksinasi; diagnose HPAI dan Epidemiologi; dan Surveillance;

    c. Penyesuaian jadwal dibutuhkan untuk memberikan jaminan bahwa persiapan sosialisasi

    dilakukan dengan baik. Perlu diberikan kesempatan setiap peserta untuk melaakukan

    latihan sosialisasi di kelas sebelum pelaksanaan di lapangan;

    3.1.6.2. Fasilitas Pelatihan

    Umumnya fasilitas pelatihan pada pelaksanaan Pelatihan untuk Pelatih dikatagorikan

    sangat baik dikarenakan penyelenggaraan pelatihan di Hotel yang berkualitas baik. Seluruh

    peserta menyatakan bahwa fasilitas yang ada, termasuk ruang tidur, ruang kelas, makan dan

    snack sangat baik.

    3.1.7. Kegiatan Sosialisasi

    Selama pelaksanaan Pelatihan untuk Pelatih (ToT), peserta harus melakukan sosialisasi

    langsung tentang HPAI di desa. Oleh karena itu, setiap peserta harus mampu mempersiapkan

    sosialisasi, praktek di dalam kelas dan melaksanakan sosialisasi Avian Influenza di desa,

    khususnya tentang bagaimana mencegah penularan HPAI dari unggas ke unggas; dan tentang

    bagaimana mencegah penularan HPAI dari unggas ke manusia. Kegiatan sosialisasi Avian

    Influenza selama pelaksanaan ToT telah dilaksanakan di 2 lokasi, yaitu: di Balai Desa,

    Kampung Rawa Godang, Desa Citangkil, Kota Serang (Group A) dan Kampung Sambi Manis,

  • 16

    Desa Citangkil (Group B). Pada pelaksanaan sosialisasi ini dihadiri oleh masyarakat yang

    mempunyai latar belakang yang bervariasi baik umur, status dan pekerjaan. Dari segi umur,

    masyarakat yang hadir berumur antara 25 sampai 60 tahun, dan terdiri dari kader vaksinator,

    ibu rumah tangga, dan petugas kelurahan. Sosialisasi di Kampung Rawa Godang,

    dilaksanakan di Balai Desa, dan sosialisasi di Kampung Sambi Manis dilaksanakan di rumah

    salah seorang warga.

    Dalam rangka mempersiapkan sosialisasi Avian Influenza, sebelumnya telah ditugaskan

    2 (dua) orang peserta Pelatihan untuk melakukan penjajakan dan pembicaraan dengan Kepala

    Desa dan menjelaskan maksud/tujuan dilaksanakan sosialisasi. Selain pembicaraan dengan

    Kepala Desa, pelaksanaan sosialisasi disebarluaskan melalui RW, pemasangan poster dan

    pengumuman di Masjid. Berdasarkan observasi terhadap kegiatan sosialisasi guna

    meningkatkan kualitas pelaksanaan sosialisasi terdapat 2 saran yang disampaikan: (1) peserta

    harus memperbanyak latihan praktek sosialisasi di ruang kelas sebelum melaksanakan

    kegiatan sosialisasi di lapangan. Praktek sosialisasi diperlukan mengingat tidak semua peserta

    pelatihan memiliki pengalaman langsung melaksanakan sosialisasi; dan (2) mempersiapkan

    materi untuk kegiatan sosialisasi dan penyuluhan sebaiknya sesuai dengan tingkat

    pengetahuan target sasaran.

    Persiapan yang harus dilakukan sebelum Pelaksaan Program Sosialiasi :

    Tentukan lokasi untuk sosialisasi di salah satu RW, dalam Desa,

    Perlu dukungan/komitmen dari Ketua RT dan Ketua RW, dan harus diperjelas siapa yang

    akan hadir pada saat sosialisasi

    Pembagian tugas diantara fasilitator (peserta pelatihan) yang akan melakukan sosialisasi

    harus jelas.

    Pilih lokasi sosialisasi yg mempunyai fasilitas tempat duduk, mudah dijangkau warga,

    usahakan tata letak ruang yg baik pada waktu presentasi, Contoh: bila perlu fasilitas

    tambahan dicatat dan dipersiapkan

    Pilih waktu yang tepat untuk sosialisasi. Usahakan mulai dari awal hingga berakhirnya

    sosialisasi diikuti oleh sebanyak mungkin jumlah peserta yang ditargetkan,

    Buat prediksi jumlah peserta yang kemungkinan hadir pada waktu sosialisasi,

    Tentukan cara mengumumkan kegiatan sosialisasi pada masyarakat (mis: penempelan

    poster pada tempat tertentu, pengumuman melalui masjid, sebarkan informasi beberapa

    hari sebelum pelaksanaan sosialisasi dan plakukan endekatan khusus kepada warga yang

    memiliki cukup banyak ternak)

  • 17

    3.2. Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Petugas Lapang di Propinsi Banten

    3.2.1. Persiapan Pelatihan Petugas Lapang

    Setelah mengikuti Pelatihan untuk Pelatih (ToT), 12 Dokter Hewan yang mengikuti

    Pelatihan segera mempersiapkan Pelatihan untuk petugas lapang di seluruh wilayah Propinsi

    Banten. Peserta ToT tersebut yang akan menjadi fasilitator (trainer) pada Pelatihan Petugas

    Lapang dan dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 3 fasilitator per kelompok. Masing-

    masing kelompok, selain bertindak sebagai fasilitator juga mempunyai fungsi sebagai tim yang

    melakukan berbagai persiapan bersama Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi, dan Dinas

    Peternakan Kabupaten/Kota.

    Secara umum, Pelatihan Petugas Lapang di Propinsi Banten telah dipersiapkan

    dengan baik walaupun beberapa fasilitator menyatakan bahwa persiapan yang dilakukan belum

    maksimal dikarenakan beberapa fasilitator juga mempunyai pekerjaan/tugas lain dan harus

    bertanggung jawab terhadap kantor nya. Seluruh fasilitator (100 %) menyatakan bahwa

    koordinasi dan komunikasi sesama fasilitator dan Dinas telah dilakukan dengan baik dan benar.

    Dalam mempersiapkan pelaksanaan Pelatihan Petugas Lapang sekurang-kurangnya

    telah dilaksanakan 4 (empat) kali pertemuan baik pertemuan kordinasi sesama fasilitator,

    maupun pertemuan kordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten, yaitu:

    a. Pertemuan Kordinasi Fasilitator: membicarakan pembagian tugas diantara fasilitator

    masing-masing kelompok; dan membuat penyederhanaan materi pelatihan agar sesuai

    bagi petugas lapang,

    b. Rapat Koordinasi dengan Dinas Propinsi: membicarakan persiapan pelaksanaan Pelatihan

    Petugas Lapang, meliputi undangan bagi peserta, akomodasi, materi dan kelengkapan

    peserta dan distribusi peserta dari masing-masing Kabupaten/Kota;

    c. Pertemuan Kordinasi Fasilitator: mendiskusikan pendalaman materi meliputi materi bedah

    bangkai (necropsy), pengambilan sampel darah dan swab, vaksinasi. Juga dilakukan uji

    coba materi pelatihan yang telah disederhanakan dan diskusi sesame fasilitator,

    d. Pertemuan Kordinasi Fasilitator: membicarakan persiapan sosialisasi dan menentukan

    lokasi untuk sosialisasi bersama-sama Dinas Kabupaten/Kota, petugas Kecamatan dan

    petugas terkait lainnya di tingkat desa. .

    Dalam rangka persiapan Pelatihan Petugas Lapang, menurut fasilitator bahwa koordinasi dan

    komunikasi tidak saja dilakukan melalui rapat atau pertemuan tetapi juga dilakukan melalui

  • 18

    Short Message Services (SMS), telephon atau e-mail. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

    terkait persiapan Pelatihan Petugas Lapang, yaitu:

    a. Tidak selalu semua yang dipersiapkan dapat dilaksanakan karena berbagai hal,

    b. Tugas-tugas lain mempengaruhi persiapan;

    c. Fasilitator mempunyai tugas tidak hanya mempersiapkan materi pelatihan, tetapi juga

    bertanggung jawab terhadap pelaksanaan teknis, logistic, dll;

    Untuk meningkatkan persiapan Pelatihan Petugas Lapang berikutnya, beberapa hal perlu

    diperhatikan:

    a. Perlu dilakukan rapat/pertemuan koordinasi antara Dinas Pertanian dan Peternakan

    Propinsi Banten, fasilitator dan Konsultan monev (Dr. Widiyanto D Surya) untuk

    mengevaluasi seluruh persiapan yang telah dilakukan dan bila perlu melakukan

    penyesuaian sesuai hasil pertemuan;

    b. Pelaksanaan Pelatihan Petugas Lapang sebaiknya tidak dilaksanakan secara bersamaan

    untuk 4 kelompok Petugas Lapang, agar monitoring lebih efektif.

    3.2.2. Evaluasi Pelaksanaan Petugas Lapang

    Evaluasi Pelatihan Petugas Lapang dilakukan melalui 1) observasi langsung dilakukan

    oleh konsultan monitoring, dan 2) pengumpulan data dilakukan oleh fasilitator menggunakan

    kusioner. Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk perbaikan pelaksanaan Pelatihan

    berikutnya, untuk mengetahui dampak pelatihan terhadap perubahan pengetahuan (Tahap

    Pembelajaran) dan mengetahui penilaian peserta pelatihan terhadap penyelenggaraan

    pelatihan (tahap reaksi).

    3.2.2.1. Waktu dan Tempat

    Pelatihan Petugas Lapang TingkatKabupaten/Kota dalam rangka pengendalian dan

    pencegahan Avian Influenza (Tahap 1) di Propinsi Banten telah dilaksanakan pada tanggal 1

    sampai 5 Agustus 2009, dan tanggal 6 sampai 10 Agustus 2009 di 2 lokasi yang berbeda untuk

    4 kelompok fasilitator. Dua kelompok fasilitator melaksanakan Pelatihan Petugas Lapang pada

    saat bersamaan.

    Tanggal : 1 s/d 5 Agustus 2009 (Sabtu sampai Rabu)

    Waktu : 08.00 WIB-17.00 WIB

  • 19

    Tempat : Kelompok B (kelompok fasilitator): Wisata Baru Hotel, Jl. Maulana Yusuf No. 16, SERANG Banten

    Kelompok C (kelompok fasilitator): Mahadria Hotel, Jl. Ki Mas Jong No. 12 (Alun-alun Serang) SERANG Banten

    Tanggal : 6 s/d 10 Agustus 2009 (Kamis sampai Senin)

    Waktu : 08.00 WIB-17.00 WIB

    Kelompok A (kelompok fasilitator: Mahadria Hotel, Jl. Ki Mas Jong No. 12 (Alun-alun Serang) SERANG Banten

    Kelompok D (kelompok fasilitator): Wisata Baru Hotel, Jl. Maulana Yusuf No. 16, SERANG Banten

    Pelaksanaan Pelatihan Petugas Lapang dilaksanakan di Hotel dan umumnya lokasi

    tempat pelatihan memiliki kualitas yang baik. Hotel memiliki ruang kelas yang cukup memadai.

    Praktek bedah bangkai dilakukan dekat/didalam hotel tanpa mengganggu pengunjung/tamu

    lainnya.

    3.2.2. Peserta Pelatihan dan Fasilitator

    Delapan puluh satu (81) petugas lapang dari dari 8 Kabupaten/Kota di Propinsi Banten

    telah mengikuti Pelatihan Petugas Lapang, dibagi dalam 4 kelompok dimana masing-masing

    kelompok diikuti 20 21 peserta (Tabel 7). Secara rinci meliputi nama, asal instansi, umur dan

    pendidikan terakhir setiap peserta pelatihan dapat dilihat pada Lampiran 2.

    Tabel 7. Distribusi Peserta Pelatihan berdasarkan asal Kabupaten/Kota

    No Kelompok Kabupaten/Kota Jumlah Peserta

    1. Kelompok A

    (fasilitator)

    1. Kabupaten Pandegelang 2. Kabupaten Serang 3. Kabupaten Lebak 4. Kabupaten Tangerang 5. Kota Tangerang Selatan 6. Kota Tangerang 7. Kota Serang 8. Kota Cilegon 9. Dinas Provinsi

    4

    4 3 3 1 1 1 1 2

  • 20

    No Kelompok Kabupaten/Kota Jumlah Peserta

    2.

    Kelompok B (fasilitator)

    1. Kabupaten Pandegelang 2. Kabupaten Serang 3. Kabupaten Lebak District 4. Kabupaten Tangerang District 5. Kota Tangerang Selatan 6. Kota Tangerang 7. Kota Serang 8. Kota Cilegon 9. Dinas Provinsi

    6 3 4 3 1 1 1 1 -

    3.

    Kelompok C (fasilitator)

    1. Kabupaten Pandegelang District 2. Kabupaten Serang District 3. Kabupaten Lebak District 4. Kabupaten Tangerang District 5. Kota Tangerang Selatan 6. Kota Tangerang 7. Kota Serang 8. Kota Cilegon 9. Dinas Provinsi

    5 4 3 3 1 2 1 - 1

    4.

    Kelompok D (fasilitator)

    1. Kabupaten Pandegelang District 2. Kabupaten Serang District 3. Kabupaten Lebak District 4. Kabupaten Tangerang District 5. Kota Tangerang Selatan 6. Kota Tangerang 7. Kota Serang 8. Kota Cilegon 9. Dinas Provinsi

    3 3 4 3 1 2 1 2 2

    Total 81 Peserta

    Mengingat Kota Tangerang Selatan baru terbentuk maka diperhitungkan peserta dari

    Kota Tangerang Selatan dapat mengikuti Pelatihan Petugas Lapang untukperiode yang akan

    dating (phase 2/tahun 2010), akan tetapi pada Phase 1 (2009) kenyataannya dapat

    mengirimkan peserta Pelatihan Petugas Lapang. Oleh karena itu distribusi peserta Pelatihan

    Petugas Lapang (phase 1) tidak sesuai dengan perencanaan semula.

    3.2.2.1 Umur Peserta Pelatihan Petugas Lapang

    Umur peserta Pelatihan berkisar dari 20 tahun sampai 58 tahun, dan distribusi peserta

    pelatihan untuk masing-masing kelompok pelatihan sebagaimana dijelaskan pada Tabel 8.

  • 21

    Tabel 8. Distribusi Peserta Pelatihan Petugas Lapang berdasarkan Umur

    Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D Total Selang Umur

    (tahun) Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

    21 25 2 10 0 0 2 10 2 9.52 6 7.41

    26 30 2 10 2 10 4 20 3 14.29 11 13.58

    31 35 4 20 2 10 2 10 7 33.33 15 18.52

    36 40 1 5 5 25 2 10 1 4.76 9 11.11

    41 45 5 25 3 15 5 25 6 28.57 19 23.46

    46 50 4 20 4 20 3 15 1 4.76 12 14.81

    >50 2 10 4 20 2 10 1 4.76 9 11.11

    Total 20 100 20 100 20 100 21 100 81 100

    Selang 20-56 27-56 23-52 23-53 20-58

    3.2.2.2 Pendidikan Peserta Pelatihan Petugas Lapan g

    Pelatihan Petugas Lapang diikuti oleh 81 peserta terdiri dari 67 laki-laki (83%) dan 14

    wanita (17%). Pendidikan formal peserta pelatihan mulai dari tingkat SLTP, SLTA, Pendidikan

    Diploma, Sarjana, Dokter Hewan dan pendidikan Master. Umumnya tingkat pendidikan peserta

    Pelatihan dapat dikatakan baik, dimana terdapat 2 peserta (2.47 %) memiliki pendidikan S2

    (master), 1 peserta (1.23 %) memiliki pendidikan lulus Dokter Hewan, 34 peserta (41,98 %)

    memiliki pendidikan sarjana; 18 peserta (22.22%) pendidikan diploma; 23 peserta (28.40%)

    lulus SekolahLanjutan Atas (SLTA) dan terdapat 3 peserta (3.70 %) memiliki pendidikan

    setingkat Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP). Distribusi dan perbandingan jenis Kelamin (wanita

    dan laki-laki) dari masing-masing kelompok Pelatihan Petugas Lapang dijelaskan pada Tabel 9

    dan distribusi peserta pelatihan berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 10. 9 and

    Table 9. Perbandingan Jenis Kelamin (laki2 dan Perempuan) Peserta Pelatihan

    Jenis Kelamin Total

    No

    Klpk Laki- Laki % Wanita % No %

    1 A 16 80 4 20 20 100

    2 B 17 85 3 15 20 100

    3 C 17 85 3 15 20 100

    4 D 17 81 4 19 21 100

    Total 67 83 14 17 81 100

  • 22

    Tabel 10. Distribusi Peserta Pelatihan berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D Total Pendidikan Formal

    Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

    SLTP

    2 10 1 5 0 0 0 0.00 3 3.70 SLTA

    8 40 7 35 4 20 4 19.05 23 28.40 Diploma

    6 30 3 15 6 30 3 14.29 18 22.22 Sarjana

    4 20 9 45 9 45 12 57.14 34 41.98 Dokter Hewan 0 0 0 0 0 0 1 4.76 1 1.23 Master

    0 0 0 0 1 5 1 4.76 2 2.47 Total

    20 100 20 100 20 100 21 100 81 100

    Dari sejumlah 18 peserta Pelatihan yang memiliki pendidikan diploma, terdapat 4

    peserta (22.22 %) memiliki diploma dalam bidang Peternakan, 3 peserta (16.67%) memiliki

    diploma bidang penyuluhan, 4 peserta (22.22 %) memiliki diploma di bidang pertanian, 1 (5.56

    %), 1 peserta (5.56 %) memiliki diploma bidang produksi unggas, 1 peserta (5.56 %) have a

    diploma in Food Hygiene, and 2 peserta (11.12 %) memiliki diploma di kesehatan hewan.

    3.2.2.3 Fasilitator Pelatihan

    Fasilitator Pelatihan adalah 12 Dokter Hewan yang telah mengikuti Pelatihan untuk

    Pelatih (ToT) dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian HPA. Fasilitator berasal dari 4

    Kabupaten ( Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang, dan Tangerang), 3 Kota (Tangerang,

    Cilegon dan Serang) dan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten (lihat Tabel 11).

    Table 11. Nama Fasilitator Pelatihan Petugas Lapang dan asal Kabupaten/Kota

    Kelompok Pelatihan Fasilitator Asal Kab./Kota

    1. Drh. Indardi Dinas Propinsi

    2. Drh. Meliyana Kab.Tangerang

    Kelompok A

    3. Drh. Wina Listiana Kota Tangerang

    1. Drh. Endang Setyowati Dinas Propinsi

    2. Drh. Achmad Bachtiar Rivai Kab.Pandegelang

    Kelompok B

    3. Drh. Hanik Malichatin Kab. Lebak

  • 23

    1. Drh. Ratna Suryaningrum Kota Serang

    2. Drh. Rina Firmanillah Usman Kab. Serang

    Group C

    3. Drh. Intan Sulistyowati Dinas Propinsi

    1. Drh. Novia Herwandi Dinas Propinsi

    2. Drh. Hanik Malichatin Kab. Lebak

    Group D

    3. Drh. Dina Safitri Kota Cilegon

    Total 12 fasilitator

    Pada waktu pelaksanaan pelatihan petugas lapang, seorang fasilitator (Drh. Rina

    Herviana) tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagai fasilitator karena menderita sakit, dan

    tugasnya digantikan oleh fasilitator lain, Drh. Hanik Malichatin.

    3.2.3. Penilaian Peserta terhadap Pelaksanaan Pelat ihan Petugas Lapang

    Evaluasi Pelatihan petugas lapang dimaksudkan untuk mengukur tingkat penilaian peserta

    terhadap pelaksanaan pelatihan. Penilaian dilakukan meliputi aspek materi (topik dan sub

    topikc) dan fasilitas selama pelatihan. Data dikumpulkan melalui observasi langsung dan

    menggunakan kusioner.

    3.2.3.1 Materi (Topik) Pelatihan Petugas Lapang

    Materi (topik dan sub topik) yang digunakan dalam pelatihan petugas lapang adalah topik

    dan sub-topik yang dikembangkan pada waktu pelaksanaan Pelatihan untuk Pelatih (ToT).

    Topik dikelompokkan menjadi 5 kelompok (lihat Tabel 12).

    Secara umum, berdasarkan observasi dan evaluasi bahwa fasilitator dapat menguasai

    topic dan mampu menyampaikan dengan baik, walaupun demikian beberapa hal perlu

    mendapatkan perhatian guna perbaikan untuk pelatihan yang akan datang:

    a. Isi materi pembelanjaran diupayakan harus lebih sederhana (lebih dikemas berdasarkan

    tingkat pengetahuan petugas lapang); juga disarankan untuk penyampaian materi lebih

    memperbanyak waktu diskusi,

    b. Fasilitator harus meningkatkan pengajaran dalam topik Immunologi and vaksinasi; diagnose

    HPAI dan Epidemiologi; dan Surveillance;

    c. Penyesuaian jadwal kegiatan diperlukan untuk memberikan lebih banyak latihan sosialisasi

    di kelas sehingga pelaksanaan di lapangan lebih baik. Hal ini memungkinkan peserta dapat

    mempraktekkan terlebih dahulu di ruang kelas sebelum pelaksanaan di lapangan.

  • 24

    Table 12. Kelompok dan Topik Materi Pelatihan Petugas Lapang

    No. Kelompok Topik Fasilitator

    1 Kebijakan tentang HPAI

    1. Kebijakan Pengendalian dan Pencegahan HPAI

    Dinas Propinsi Banten

    2 Avian Influenza 1. Pengenalan beberapa penyakit unggas 2. AI dan epidemiologi 3. Biosekuriti dan biosafeti 4. Immunologi dan vaksinasi 5. Surveillance dan sistem laporan 6. Penanganan sampel, pemberian label dan

    pengiriman sampel

    Fasilitator

    3. Komunikasi 1. Komunikasi dan Sosialisasi 2. Media Pembelajaran/Komunikasi

    Fasilitator

    4. Praktek Sosialisasi

    1. Membuat Media untuk sosialisasi 2. Sosialisasi di masyarakat 3. Teknik Vaksinasi 4. Nekropsi, swab cloaca dan trachea

    Fasilitator

    5. Vaksinasi Vaksinasi di masyarakat Fasilitator

    3.2.3.2 Fasilitas Pelatihan Petugas Lapang

    Umumnya fasilitas yang digunakan selama Pelatihan petugas lapang cukup baik.

    Pelatihan dilakukan di dua Hotel untuk pelaksanaan pelatihan 4 kelompok Petugas Lapang.

    Pelatihan dilaksanakan di Hotel yang memiliki fasilitas yang cukup baik meliputi kamar tidur,

    ruang kelas dan konsumsi.

    3.2.4. Tingkat Pengetahuan Peserta Pelatihan Petuga s Lapang

    Bagian dari evaluasi pelatihan adalah untuk mengetahui perubahan tingkat pengetahuan

    dari peserta pelatihan. Perubahan diukur dari peningkatan pengetahuan, perubahan terhadap

    perilaku dan keterampilan setelah mengikuti pelatihan petugas lapang. Informasi dan data

    dikumpulkan dengan melakukan test tertulis pada awal pelatihan (pre-test) dan dilakukan

    kembali pada akhir pelatihan (post-test). Dengan membandingkat hasil tersebut akan diketahui

    adanya peningkatan pengetahuan peserta sebelum dan sesudah pelatihan.

    Rata-rata hasil pre-test dan post-test untukmasing-masing kelompok dapat dilihat pada

    Tabel 13. Berdasarkan data pada Tabel 13, diketahui bahwa rata-rata hasil presest untuk 4

    kelompok petugas lapang adalah 65,77 dan rata-rata hasil post-test adalah 85,95. Kelompok D

    memiliki skore tertinggi (76,5) untuk pre-test, sedangkan Kelompok A memiliki skore yang

    tertinggi (89,25) pada waktu dilakukan post-test.

  • 25

    Table 13. Rata-rata Skore Pre-Test dan Post-Test, kelompok A- D

    No. Kelompok Pre-Test Post-Test

    1. Kelompok A 65,5 89,25

    2. Kelompok B 65,7 82,5

    3. Kelompok C 55,4 80,05

    4. Kelompok D 76,5 92,0

    Rata-rata 65,77 85,95

    3.2.5. Kegiatan Sosialisasi

    Selama pelaksanaan Pelatihan Petugas lapang, setiap peserta harus mampu

    mempersiapkan, mempraktekkan dan melaksanakan program sosialisasi bagi peternakan

    rakyat di pedesaan, dengan topic bahasan yaitu Avian Influenza, biosekuriti dan vaksinasi.

    Praktek sosialisasi di desa telah dilaksanakan di 2 (dua) lokasi, di Kota Serang dan Kabupaten

    Serang. Pada periode pelatihan tanggal 1 sampai 5 Agustus 2009, pelaksanaan sosialisasi

    dilaksanakan di desa Padasuka, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang (kelompok C dan B).

    Dalam satu kelompok, fasilitator membagi peserta menjadi 3 sub-kelompok dan masing-masing

    sub-kelompok melaksanakan sosialisasi di lokasi yang berbeda. Karena sub-kelompok terdiri

    dari 6 sampai 7 peserta maka setiap peserta mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk

    melakukan latihan praktek sosialisasi dan terlibat dalam praktek sosialisasi di lapangan.

    Untuk pelatihan petugas lapang periode tanggal 6 sampai 10 Agustus 2009,

    pelaksanaan praktek sosialisasi dilakukan di Desa Cipete, Kota Serang (Group A) dan di Desa

    Sukacai Village, Kecamatan Baro, Kabupaten Serang (Group D). Latar belakang masyarakat

    yang menghadiri sosialisasi sangat bervariasi baik umur, pekerjaan dan status social. Umur

    peserta yang menghadiri praktek sosialisasi Avian Influensa berkisar antara 19 tahun sampai 65

    tahun dan terdiri dari kader vaksinator, ibu rumah tangga dan petugas desa.

    Berdasarkan observasi dan evaluasi praktek program sosialisasi, disaran 2 hal yang

    harus diperhatikan: (1) peserta seharusnya melakukan latihan praktek sosialisasi di ruang kelas

    sebelum melaksanakan sosialisasi langsung di lapangan (di desa). Hal ini sangat dibutuhkan

    mengingat pengalaman dan latar belakang peserta pelatihan sangat bervariasi khususnya

    pendidikan dan pengetahuan di bidang kesehatan hewan, dan (2) melakukan penyesuaian

    terhadap jadwal pelatihan dan menempatkan topik terkait sosialisasi (komunikasi,sosialisasi,

    Avian Influenza, biosekuriti dan vaksinasi) pada bagian awal jadwal pelatihan

  • 26

    untukmemungkinkan peserta dapat mempersiapkan media komunikasi dan latihan praktek

    sosialisasi lebih awal.

    Persiapan yang perlu dilaksanakan sebelum pelaksanaan program sosialisasi, yaitu:

    Tentukan lokasi untuk sosialisasi di salah satu RW, dalam Desa,

    Perlu dukungan/komitmen dari Ketua RT dan Ketua RW, dan harus diperjelas siapa yang

    akan hadir pada saat sosialisasi

    Pembagian tugas diantara fasilitator (peserta pelatihan) yang akan melakukan sosialisasi

    harus jelas.

    Pilih lokasi sosialisasi yg mempunyai fasilitas tempat duduk, mudah dijangkau warga,

    usahakan tata letak ruang yg baik pada waktu presentasi, Contoh: bila perlu fasilitas

    tambahan dicatat dan dipersiapkan

    Pilih waktu yang tepat untuk sosialisasi. Usahakan mulai dari awal hingga berakhirnya

    sosialisasi diikuti oleh sebanyak mungkin jumlah peserta yang ditargetkan,

    Buat prediksi jumlah peserta yang kemungkinan hadir pada waktu sosialisasi,

    Tentukan cara mengumumkan kegiatan sosialisasi pada masyarakat (mis: penempelan

    poster pada tempat tertentu, pengumuman melalui masjid, sebarkan informasi beberapa

    hari sebelum pelaksanaan sosialisasi dan plakukan endekatan khusus kepada warga yang

    memiliki cukup banyak ternak)

    3.3. Pelatihan Penyegaran Bagi Fasilitator

    Pelaksanaan Pelatihan Petugas Lapang (tahap 1) di Propinsi Banten yang dilaksanakan

    pada bulan Agustus 2009, ditindak lanjuti dengan dilaksanakannya Pelatihan Penyegaran

    (Refresher Course) bagi fasilitator selama 2 (dua) hari. Pelatihan penyegaran ini dimaksudkan

    untuk bertukar pengalaman antara fasilitator dan memperbaiki program guna penyempurnaan

    untuk Pelatihan Petugas Lapang berikutnya.

    Pelaksanaan Program Pelatihan Penyegaran untuk fasilitator dilaksanakan di Hotel dan

    dihadiri oleh 12 Dokter Hewan yang mengikuti Pelatihan untuk Pelatih yang lalu, dan juga

    dihadiri oleh dibimbing oleh 3 fasilitator utama, yaitu, Teun Pabri, DVM, Herman Patrick, DVM

    dan DR. Drh. Widiyanto Dwi Surya, MSc. Disamping 3 fasilitator utama, juga beberapa

    fasilitator diundang untuk menyampaikan topik bahasan dan diskusi, yaitu: Drh. Sri Mudjiharti,

    Ir. H. Agus M, dan Drh. Sanusi. Secara lengkap materi pelatihan penyegaran sebagaimana

    diuraikan pada Tabel 14 . Pelatihan Pemyegaran bagi Fasilitator telah dilaksanakan di Hotel

    Sari Kuring, Jl. Raya Cilegon-Banten, pada tanggal 13 dan 14 Oktober 2009

  • 27

    Tabel 14. Materi Pelatihan Penyegaran bagi Fasilitator di Propinsi Banten

    No Materi Fasilitator Hari Pertama ( 13 Oktober 2009)

    1. Evaluasi Program Pelatihan Petugas Lapang dan Feed back by Fasilitator : Lasporan dan diskusi-Kelompok A dan B

    Tim Fasilitator

    2. Evaluasi Program Pelatihan Petugas Lapang dan Feed back by Fasilitator : Lasporan dan diskusi-Kelompok C dan D

    Tim Fasilitator

    3. Evaluasi Program oleh Konsultan Monev Dr. Widiyanto D. Surya, MSc 4. Avian Influenza Up-date Teun Fabri 5. Banten Policy-Update Ir Agus Tauchid 6. Presentasi Immunologi dan Vaksinasi Tim Fasilitator-Kelompok A 7. Refresher Immunology dan Vaksinasi Teun Fabri 8. Presentation Immunologi dan Vaksinasi Patrick Herman 9. Presentasi Komunikasi dan Proses

    Pembelajaran dalam situasi lapang Tim Fasilitator-Kelompok B

    10. Evaluasi Program Pelatihan Untuk Petugas Lapang dan Action Plan

    Dr. Widiyanto D. Surya, MSc

    Hari Kedua (14 Oktober 2009)

    11. Presentasi Biosekuriti Tim Fasilitator-Kelompok C 12. Presentasi Teknik Pengambilan sampel

    dan Pengiriman Sampel Tim Fasilitator-Kelompok D

    13. Diskusi Biosekuriti sector 3 dan sector 4 Teun Fabri/Herman Patrick 14. Presentasi Mycoplasma gallisepticum

    pada unggas Herman Patrick

    15. Re-package menyederhanakan kuliah Mg. gallisepticum

    Herman Patrickl/ Teun Fabri/ Dr. Widiyanto/Peserta

    16. Finalisasi Action Plan Fasilitator dan Petugas Lapang

    Arend Jan Nell/ Widiyanto D. Surya,

    Pelatihan penyegaran bagi fasilitator dibuka olehkepala Dinas Pertanian dan Peternakan

    Propinsi Banten, kemudian dilanjutkan dengan laporan masing-masing Kelompok Fasilitator

    dan diskusi untuk tukar pengalaman. Kemudian, dilanjutkan evaluasi program Pelatihan

    Petugas Lapang secara menyeluruh oleh Konsultan Monitoring.

    Selama pelatihan penyegaran beberapa topik-subtopik baru didiskusikan dan

    pengulangan beberapa topik lama. Perbaikan dan penyesuaian jadwal pelatihan petugas

    lapang dalam kegiatan Pelatihan Penyegaran ini dibicarakan.

  • 28

    3.4. Kunjungan dan Monitoring oleh Konsultan

    Selama pelaksanaan pelatihan petugas lapang, konsultan monitoring melakukan diskusi

    dengan peserta pelatihan mengenai pengetahuan yang mereka dapatkan selama mengikuti

    pelatihan, dan harapan peserta setelah mengikuti pelatihan.

    Beberapa pengetahuan yang didapat dan harapan:

    1. Peserta mendapatkanpengetahuan tentang Pencegahan dan Pengendalian HPAI,

    2. Peserta mengetahui bagaimana transmisi penyakit dari hewan ke manusia,

    3. Peserta mendapatkan pengetahuan tentang resiko HPAI pada manusia,

    4. Peserta yakin dapat menerapkan kegiatan pencegahan dan pengendalian HPAI di

    masyarakat,

    5. Peserta berharap dapat bertukar pengalaman dengan peserta lainnya,

    Selama kunjungan konsultan pada pelaksanaan berbagai permasalahan dalam

    pelaksanaan pelatihan didiskusikan dan dikelompokkan. Evaluasi ini dimaksudkan agar dapat

    menjawab berbagai permasalahan sehinga kualitas pelatihan petugas lapang berikutnya

    menjadi lebih baik. Permasalahan yang dapat diidentifikasi dan alternatif pemecahan masalah

    sebagaimana dijelaskan pada Tabel 15.

    Tabel 15. Inventarisasi Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Masalah bagi Pelatihan Petugas Lapang

    No Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah Tindakan

    1. Pemilihan Peserta Pelatihan oleh Dinas Peternakan Background of participants

    Dinas Propinsi memberikan informasi yang jelas terkait persyaratan peserta, criteria. Usahakan surat sudah diterima sekurang2nya 2 minggu sebelum pelatihan, Biodata peserta (ket. penugasan, pendidikan) dikirimkan ke fasilitator

    DINAS Propinsi, kemudianditindak lanjuti Dinas Kab./Kota Dinas Propinsi dan Fasilitator

    2. Pendidikan (Tingkat Pengetahuan)

    Minimum pendidikan setara SLTP

    3. Perbedaan dalam tingkat pengetahuan

    Gunakan test awal untuk pengelompokkan.

    Lakukan diskusi untuk tukar pengetahuan dan mengetahui harapan peserta.

    Melakukan pertanyaan Bertanya dan bertukar pengalaman

    Fasilitator lebihmempersiap diri

  • 29

    No Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah Tindakan

    4. Upayakan Isi materi Pelatihan sesuai tingkat Pendidikan Peserta

    Gunakan materi yg telah dikembangkan selama ToT.

    Bertukar pengalaman antar fasilitator Lakukan penyesuaian setelah materi

    disampaikan

    Fasilitator memerlukan ketersediaan waktu

    5. Lokasi Perhatikan persyaratan minimum untuk menentukan lokasi prak teksosialisasi; kontak DINAS

    6. Panitia Pelaksana (tugas dan tanggung jawab) responsibility)

    1 petugas harus hadir setiap hari (bicara dg Dinas bila butuh lebih)

    7. Kualitas praktek sosialisasi

    Kurang praktek dan contoh program Cari materi dari lembaga lainnya (CBAIC, KOMNAS,dll)

    Jadwal kunjungan konsultan dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksaan Pelatihan

    Petugas Lapang di Propinsi Banten, sebagaimana dijelaskan pada Tabel 16.

    Tabel 16: Jadwal Kunjungan Konsultan Monev Pelatihan Petugas Lapang dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian HPAI.

    No.

    Tanggal Pelatihan (2009)

    Klpk

    Lokasi Pelatihan

    Jadwal Kunjungan

    1 01 August up to 5 August B Hotel Wisata Baru, Serang 2 dan 3 Augustus

    2 01 August up to 5 August C Hotel Mahadria, Serang 2 dan 3 Augustus

    3 06 August up to 10 August A Hotel Mahadria, Serang 8 Augustus

    4 06 August up to 10 August, D Hotel Wisata Baru, Serang 8 Augustus

    3.5. Rencana Tindak Lanjut

    Setiap peserta pelatihan petugas lapang diwajibkan membuat rencana tindak lanjut

    (action) terkait dengan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian HPAI di masyarakat. Secara

    garis besar, rencana tindak lanjut oleh masing-masing peserta harus mengakomodasi tahapan-

    tahaoan rencana tindak lanjut sebagaimana dijelaskan pada Tabel 17. Sedangkan contoh

  • 30

    Rencana tindak lanjut yang dibuat peserta pelatihan petugas lapang dapat dilihat pada

    Lampiran 5.

    Tabel 17 Rencana Tindak Lanjut yang direncanakan oleh Peserta Pelatihan

    No

    Rencana Waktu Tindakan Maksud

    1. Koordinasi dg Dinas Peternakan Kab./Kota

    Max. 1 minggu setelah pelatihan

    Membuat laporan keikut sertaan pada Pelatihan Petugas Lapangke Dinas Kab/Kota

    Untuk mensosialisasikan hasil pelatihan

    2. Sosialisasi hasil Pelatihan ke staff lainnya

    Minggu ke dua

    Sosialisasi dilakukan melalui aktivitas pelatihan rutin yg dilakukan Dinas

    Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku staff Dinas

    3. Kordinasi dg instansi lain

    Minggu ketiga

    Kordinasi dengan Instansi Kesehatan lokal

    Sosialisasi AI ke masyarakat

    4. Kordinasi dg petugas Kec.dan Desa

    Minggu ketiga

    Kordinasi dapat dilakukan pada pertemuan regular tngkt desa

    Sosialisasi hasil pelatihan dan penetapan jadwal sosialisasi HPAI

    5. Sosialisasi hasil Pelatihan ke masyarakat

    Minggu keempat

    Sosialisasi pada kelompok masyarakat

    Menyebarluaskan informasi ke masyarakat

    Mengatur jadwal rutin sosialisasi AI (2 bulan)

    Untuk mencegah dan mengendalikan AI di Desa

    6. Implementasi secara rutin sosialisasi dan vaksinasi AI

    Minggu ke lima

    Pendekatan ke RT,RW, Kepala Desa, pemilik peternakan.

    Mengumumkan Sosialisasi bbrp hari sebelumnya, via poster,dan masjid

    Dimaksudkan agar masyarakat yang diharapkan hadir sesuai target

    7. Evaluasi Rutin Sosialisasi AI

    Lakukan kordinasi dengan RT,RW, dan Kepala Desa serta tokoh masyarakat

    Evaluasi hasil sosialisasi

  • 31

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    4.1. Kesimpulan

    Secara umum pelaksanaan pelatihan untuk pelatih dan pelaksanaan pelatihan petugas

    lapang telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil evaluasi

    terdapat peningkatan pengetahuan peserta pelatihan terkait pencegahan dan pengendalian AI,

    baik pelatihan untuk pelatih maupun pelatihan petugas lapang.

    Setelah selesai mengikuti pelatihan petugas lapang, peserta pelatihan mampu membuat

    rencana dan melaksanakan praktek sosialisasi di masyarakat walaupun berbagai kekurangan

    masih dijumpai untuuk perbaikan pelatihan-pelatihan yang akan datang.

    4.2. Rekomendasi

    1. Adalah sangat penting untuk meningkatkan kordinasi dan komunikasi diantara fasilitator

    dan peserta pelatihan di masing-masing Kabupaten/Kota setelah selesai pelaksanaan

    pelatihan petugas lapang agar pelaksanaan sosialisasi yang akan dilakukan petugas

    lapang di daerahnya masing-masing dapat berjalan dengan baik.

    2. Peranan panitia dari Dinas Peternakan yang membantu terselenggaranya pelatihan

    petugas lapang sangat penting, sehingga urusan logistik dan persiapan lainnya menjadi

    kordinasi dan tanggung jawab panitia. Hal ini memungkinkan fasilitator lebih kosentrasi

    untuk mempersiapkan materi pelatihan.

    3. Kordinasi dan komunikasi yang baik dengan pamong desa dan Ketua RT/Ketua RW adalah

    sangat penting dan menentukan keberhasilan praktek sosialisasi di lapangan.

    4. Adalah sangat penting untuk untuk mengumumkan rencana pelaksanaan sosialisasi yang

    akan dilakukan kepada masyarakat beberapa hari sebelum pelaksanaan sosialisasi,

    melalui berbagai cara dan saluran.

    Rekomendasi lainnya berdasarkan Laporan ini:

    Persiapan dan Pelaksanaan Praktek Sosialisasi pada Pelatihan Petugas Lapang:

    1. Peserta harus melakukan latihan praktek sosialisasi di ruang kelas sebelum melaksanakan

    praktek sosialisasi di desa, hal ini sangat dibutuhkan mengingat peserta mempunyai latar

    belakang pendidikan dan pengetahuan mengenai kesehatan hewan yang berbeda.

  • 32

    2. Diperlukan penyesuaian jadwal pelatihan petugas lapang dengan menempatkan topik

    tertentu (komunikasi, sosialisasi, Avian Influenza, biosekuriti dan vaksinasi) di awal

    program untuk memungkinkan tersedianya waktu latihan dalam ruang kelas sebelum

    pelaksanaan sosialisasi dilapangan

    Pemanfaatan Materi Pelatihan untuk digunakan bagi Pelatihan Petugas Lapang:

    a. Isi dari materi harus lebih disederhanakan (dikemas lebih menyesuaikan kepada tingkat

    pengetahuan petugas lapang), khususnya untuk topik-topik yang memerlukan

    pemahaman yang lebih dan juga disarankan untuk lebih banyak melakukan diskusi

    dengan peserta pelatihan,

    b. Fasilitator harus selalu meningkatkan kemampuannya, dalam pemberian materi terkait

    dengan Imunologi dan vaksinasi, diagnose HPAI and episemiologi, dan surveillance.

    c. Penyesuaian waktu pelatihan petugas lapang sehingga memungkinkan persiapan

    praktek sosialisasi lebih baik. Hal ini memungkinkan banyak peserta yang dapat

    melaksanakan latihan [praktek sosialisasi sebelum pelaksanaan di lapangan.

    Persiapan Pelatihan Tenaga Lapang :

    a. Disarankan untuk melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Peternapak Propinsi

    bersama-sama fasilitator dan konsultan monitoring. Pertemuan koordinasi ini

    dimaksudkan untuk kesiapan pelaksanaan Pelatihan petugas lapang dan

    memungkinkan membuat berbagai penyesuaian berdasarkan hasil tapat kordinasi.

    b. Pelaksanaan Pelatihan Petugas Lapang untuk 4 kelompok Petugas sebaiknya tidak

    dilaksanakan secara bersamaan pada waktu yang sama sehingga konsultan monev

    dapat melakukan evaluasi lebih efektif.

  • 33

    BAB V

    P E N U T U P

    Laporan ini dibuat dengan maksud dapat dijadikan acuan dalam upaya meningkatkan

    kualitas pelatihan petugas lapang berikutnya dalam pencegahan dan pengendalian HPAI di

    Propinsi Banten. Laporan ini juga dapat digunakan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan

    Propinsi Banten dan Wageningen International untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam

    pelaksanan pelatihan berikut.

    .

  • 34

    Lampiran 1. Terms of Reference for the Monitoring and Evaluation Assignment for the District/City Field Staff Training on HPAI Prevention and Control

    27 May 2008

    For Drh Widiyanto Surya for a monitoring and evaluation assignment during the

    implementation of the Training for district and City field technicians on HPAI control and

    prevention. The training courses are being implemented by Livestock services agency West

    Java with support from Indonesia Netherlands Partnership Project on HPAI Prevention and

    Control. Proposal for the training is attached together with the proposed programme.

    The Terms of Reference is for the first four courses which are to be implemented in June

    2008 prior to the refresher course on 2 and 3 July. A new ToR will be prepared for the six

    courses which will be implemented in August October 2008.

    Drh Widiyanto will join each of the courses for at least one day for a monitoring and evaluation

    visit to:

    - Identify the successes and constraints in the implementation of the courses (what is going

    well and what is difficult);

    - Comment on the realization of the training compared to the targets and the programme set in

    the proposal;

    - Discuss with the trainers and the participants the usefulness of the training programme and

    how the trainees could become actively involved in HPAI control and surveillance

    programmes;

    - Comment on the programme as it is implemented at present;

    - Make recommendations for issues which will need special attention during the refresher

    course (e.g.: adjustments in the programme; extra training required for the trainers; etc)

    - Make recommendations for a follow-up programme (in relation to HPAI) for the work of the

    field staff;

    - Design an evaluation form for the training courses for the field staff, giving special attention to

    the effectiveness of the training programme;

    - Prepare a report for Livestock services agency West Java and Wageningen International and

    give a short presentation of your findings at the start of the refresher course;

  • 35

    Lampiran 2. Data Rinci Peserta Pelatihan Petugas La pang

    Appendix 2-1. Data Rinci Peserta Pelatihan Petugas Lapang-Kelompok B

    Kelompok B (Kab.Tangerang, Kab.Serang, Kab.Pandegelang, Kab.Lebak, Kota Tagerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Serang dan Kota Cilegon)

    Tahap 1 : tanggal 1 s/d 5 Agustus 2009

    No Nama Tempat dan Tgl Lahir Asal Instansi Posisi

    Pendidikan Terakhir

    1. Muhaeminah, AMd

    Pandegalang,15 April 1984 (25 years old) F

    Dinas Peternakan dan Keswan, Kab.Pandegelang

    Contract staff, Dept.of Agric

    Diploma on Animal Husbandry

    2. M. Bahron Pandegalang,1 January 1962 (47 years old) M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Field Staff/ Paramedis

    Senior high School

    3. Sunar Jaya Pandegalang, 3 June 1958 (31 years old) M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Field Staff/ Paramedis

    Junior high School

    4. Endang Sutisna

    Sumedang, 18 January 1963 (46 years old) - M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Field Staff Senior high school

    5. Yayat Sumirat, AMd

    Lebak, 20 May 1966 (43 years old) M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Field Staff / Extension Worker

    Duploma on Extension

    6. R o u p Serang, 16 November 1989 (20 years old) - M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Field Staff Senior high school

    7. Suherman,AMd Ciamis, 12 September 1961 (48years old) M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Field Staff/ Extension Worker

    Bachelor on Extension

    8. Aca Juarsa, AMd

    Lebak, 9 June 1964 (45 years old) M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Field Staff Diploma on Agriculture

    9. Yeni Marlina, Amd

    Ciamis, 16 March 1978 (31 years old) F

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field staff, UPTD Kec.Sajira

    Diploma on Poultry Prod.

    10. Yani Sri Wahyuni,

    Ciamis, 20 September 1972 (37 years old) F

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field staff, of Dinas

    Senior high school

    11 Yanto Susanto Ciamis, 8 August 1955 (54 years old) M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field Staff Senior high school

    12 S u h a i d i Tangerang, 14 March 1964 (45 years old) - M

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Technical staff, of Dinas

    Senior high school

    13 A. Jamaludin Bogor, 28 September 1966 (43 years old) - M

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Field staff, UPTD Kec.Tiga Raksa

    Junior High school

    14. Isep Najudin Bandung, 6 July 1967 (42years old) M

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Field staff, UPTD Kec.KelapaDua

    Bachelor on An.Husbandry (Open.Univ)

    15. Sudirman Garut, 12 February 1953 (56 years old) - M

    Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tng-Sel

    Field Staff/ Ext. worker

    Senior high school

    16 M. Tohirudin Tangerang, 17 June 1973 (31 years old) - M

    Dinas Peternakan, Kota Tangerang

    Technical staff, of Dinas

    Senior High school

    17 D a t a m, SPKP

    Brebes, 12 November 1962 (47 years old) - M

    Dinas Pertanian Kota Serang

    Field staff of Kec.Kasemen

    Bachelor on Extension

  • 36

    No Nama Tempat dan Tgl Lahir Asal Instansi Posisi

    Pendidikan Terakhir

    18 Kokom Ko-malasari,STp

    Pandegelang, 4 Nov 1962 (27 years old) F

    Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Cilegon

    Contract staff, Dept.of Agric

    Bachelor on Agric.Tech.

    19 Rohmatullah Fatwa,Amd

    Serang, 27 September 1976 (33 years old) - M

    Balai P3KH, Dinas Prov.Banten

    Technical Staff Diploma on An.Husbandry

    20 Chandra Yudha,AMd

    Lampung, 15 April 1981 (28 years old) - M

    Dinas Pertanian dan Peternakan Prop.Banten

    Staff Diploma on An.Health

  • 37

    Appendix 2-2. Data Rinci Peserta Pelatihan Petugas Lapang-Kelompok C

    Kelompok C (Kab.Tangerang, Kab.Serang, Kab.Pandegelang, Kab.Lebak, Kota Tagerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Serang dan Kota Cilegon)

    Tahap 1 : tanggal 1 s/d 5 Agustus 2009

    No Nama Tempat dan Tgl Lahir Asal Instansi Posisi

    Pendidikan Terakhir

    1. Koesnarya Bandung,17 March 1957 (52 years old) M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Field staff, UPTD Wil IV

    Senior high School

    2. Budy Heryana,SE

    Pandegalang,8 June 1978 (31 years old) M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Staff Dinas

    Bachelor on Economics

    3. Priatna Lebak, 14 June 1955 (54 years old) M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Technical Staff For Poskeswan

    Junior high School

    4. A. Mulyana Pandegelang, 25 May 1958 (51 years old) M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Technical Staff for Keswan

    Senior high school

    5. Luton Mustofa

    Banten, 10 December 1959 (50 years old) M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Technical Staff for Dinas

    Diploma on Extension

    6. O n a h, STp Majalengka, 12 February 1969 (40 years old) F

    Dinas Peternakan dan Keswan, Kab.Pandegelang

    Field Staff, UPTD/Kec

    Bachelor on Agriculture

    7. H.Sadjum R Karsono,SP

    Ciamis, 2 June 1953 (46years old) M

    UPT BPP Pulo Ampel, Kab. Serang

    Field Staff/ Extension Worker

    Bachelor on Agronomy

    8. Herlan, SPKP

    Ciamis, 27 December 1959 (40 years old) M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Field Staff , Head of PTD

    Bachelor on Agric.Extension

    9. Panji, SP Baros, 13 May 1972 (37 years old) M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Field staff, Extension Worker

    Bachelor on Agribusiness.

    10. Rukman, AMd

    Lebak, 3 April 1965 (44 years old) M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field staff, of UPTD Kec.

    Diploma on Extension

    11 Kasbi Edi Suryadi

    Ciamis, 5 September 1953 (56 years old) M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field Staff of UPTD Kec.

    Senior high school

    12 Sumarno Lebak, 16 August 1982 (27 years old) M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field Stafff, of Dinas

    Senior high school

    13 Jamaluddin ZA, SPt

    Aemual, 4 April 1976 (33 years old) M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field staff, UPTD Wil III

    Bachelor on An.Husbandryl

    14. Ateng Suwadi

    Tangrang, 5 June 1963 (46 years old) M

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Field staff, UPTD

    Senior high school

    15. Jaah Sajaah Garut, 15 December 1969 (40 years old) F

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Field Staff/ UPTD Sepatan

    Senior high school

    16 Pitri Yono, SE

    Tangerang, 16 December 1969 (40 years old) M

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Field Staff, of Dinas

    Bachelor on Management

    17 Ahmad Daropi

    Tangerang, 12 January 1966 (43 years old) M

    Dinas Pertanian dan Perikanan Kota

    Field staff of Dinas

    Senior high school

  • 38

    No Nama Tempat dan Tgl Lahir Asal Instansi Posisi

    Pendidikan Terakhir

    Tng-Sel

    18 Moh.Noor HN,SSos

    Tangerang, 4 October 1966 (43 years old) M

    Dinas Peternakan Kota Tangerang

    Field Staff of AI Satgas FB

    Bachelor on Admin.

    19 Mulyana, AMd

    Majalengka, 19 July 1960 (49 years old) M

    Dinas Pertanian Kota Serang

    Head of Admin Sec. of Dinas

    Bachelor on Extension

    20 Mutia Agustina, AMd

    Rangkasbitung, 24 August 1981 (28 years old) F

    Dinas Pertanian dan perikanan, Kota Cilegon

    Contract staff, Dept.of Agric

    Diploma on Food Higiene

  • 39

    Appendix 2-3. Data Rinci Peserta Pelatihan Petugas Lapang-Kelompok D

    Kelompok D (Kab.Tangerang, Kab.Serang, Kab.Pandegelang, Kab.Lebak, Kota Tagerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Serang dan Kota Cilegon)

    Tahap 1 : tanggal 6 s/d 10 Agustus 2009

    No Nama Tempat dan Tanggal Lahir

    Asal Instansi Posisi

    Pendidikan Terakhir

    1. Aep Saefu- rochman,AMd

    Pandegalang, 2 April1981 (28 years old) M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Technical Staff of Dinas

    Diploma on Animal Husbandry

    2. TB.Aakhmad Juwaeni,S,Sos

    Pandegalang,1 June 1969 (40 years old) M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Admini. Staff of Dinas

    Bachelor on Admin.

    3. Irvan Ginanjar Natakusumah,S.Kom

    Cimahi, 24 September 1984 (25 years old) - M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Technical Staff of Dinas

    Bachelor on Information System

    4. Hanifah C Tataningrum, SPt

    Klaten, 12 May 80 (29 years old) F

    Dinas Peternakan dan Keswan, Kab.Pandegelang

    Technical Staff of Dinas

    Bachelor on An. Husbandry

    5. Iin Agus-tinawati, SSos

    Pandegelang 16 August 1966 (43 years old) F

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Staff of Dinas Bachelon on Administration

    6. Bambang Her-manto,SPKP

    Majalengka,20 January 1958 (51 years old) M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Head of UPTD Kec.Kibin

    Bachelor on Agriculture

    7. Baedowi, SP Serang, 27 April 1961 (48years old) M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Head of UPTD Kec.Tanara

    Bachelor on Agronomy

    8. Dodi Rocha-yadi, SPKP

    Sumedang, 10 February 1957 (52 years old) - M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Head of UPTD Kec.Cirande

    Bachelor on Agriculture

    9. Edi Sadiana, AMd.PP

    Tasik, 8 December 1959 (50 years old) M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Ext.Worker of Forestry

    Diploma on Agriculture

    10. Usep Deni Iskandar Garut, 04 January 1976 (33 years old) M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field staff, of Dinas

    Senior High school

    11 Iwan Herma wansah, SE

    Lebak, 1 September 1980 (29 years old) M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field Staff Bachelor on Economics

    12 Achmad Sulaeman,S.St

    Purwakarta,19 Feb 1963 (46 years old) M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Head of UPTD Wil. I (5 Kec.)

    Bachelor on Extension

    13 D u l h a k Tangerang, 12 October 1970 (39 years old) M

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Field staff,

    Senior High school

    14. S u h a r i Tangerang, 7 July 1965 (44 years old) M

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Field staff UPTD Sukamulya

    Senior High school

    15. Suherman Garut, 18 July 1965 (44 years old) - M

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Field Staff UPTD Kec. Balaraja

    Senior high school

    16 Suherman Ciamis, 5 September 1954 (45 years old) - M

    Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tng-Sel

    Technical staff, of Dinas

    Diploma on Agriculture

  • 40

    No Nama Tempat dan Tanggal Lahir

    Asal Instansi Posisi

    Pendidikan Terakhir

    17 Arief Rukmana,AMd Bogor, 24 October 1986 (23 years old) M

    Dinas Peternakan, Kota Tangerang

    Field staff UPTD Kec.Pinang

    Diploma on Medis.Vet.

    18 Rangga Wirianto,AMd

    Bogor, 17 September 1983 (27 years old) M

    Dinas Peternakan, Kota Tangerang

    Field staff,

    Diploma on Medis.Vet.

    19 Jaelani M Hidayat,SP,MM

    Cianjur, 3 December 1962 (47 years old) M

    Dinas Pertanian Kota Serang

    Head of UPTD Kec. Serang

    Magister Management

    20 Shri Laksmi W, AMd Tangerang, 7 October 1975 (34 years old) F

    Balai P3KH, Dinas Prov.Banten

    Staff Diploma on An.Husbandry

  • 41

    Appendix 2-4. Data Rinci Peserta Pelatihan Petugas Lapang-Kelompok A

    Kelompok A (Kab.Tangerang, Kab.Serang, Kab.Pandegelang, Kab.Lebak, Kota Tagerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Serang dan Kota Cilegon)

    Tahap 1 : tanggal 6 s/d 10 Agustus 2009

    No Nama Tempat dan Tanggal Lahir

    Asal Instansi Posisi

    Pendidikan terakhir

    1. Arie Patrian-syah,SPt.,MSi

    Pandegelang, 24 January 1979 (31years old)-M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Technical staff, For Ruminansia

    Magister of Science

    2. Aan Kusnandar, SSos

    Pandegalang, 9 June 1978 (31years old)-M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Staff of General & HRD Section

    Bachelor on Administration

    3. Wadi Hatono Pandegalang, 3 January 1967 (42 years old) M

    Dinas Peternakan dan Keswan Kab.Pandegelang

    Technical Staff of Dinas

    Senior high School

    4. Santio Tangerang, 8 May 1965 (44 years old) M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Head of UPTD Kec. Cinangka

    Diploma on Agriculture

    5. Wawan Fauzan,SP

    Serang, 21 March 1966 (43 years old) M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Field Staff Bachelor on Agriculture

    6. Syobani, SP Serang, 15 October 1963 (46 years old) M

    Dinas Pertanian, Kab. Serang

    Field Staff (Ext.Worker)

    Bachelor on Agriculture

    7. Yayan Hardian-syah,SH

    Garut, 16 October 1976 (34 years old) M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Staff for Admin. UPTD Wil. VI

    Bachelor on An. Husbandry

    8. Nurhaedin Lebak, 10 March 1979 (30 years old) M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field Staff Senior High school

    9. Iqin Zaeny Mansyur, SPt

    Lebak, 14 April 1978 (31 years old) M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field staff, UPTD Kec.Bayah

    Bachelor on Animal Prod.

    10. Satria Erpan, SPt

    Muara Keling, 3 Nopem ber 77 (32 years old)-M

    Dinas Peternakan, Kab. Lebak

    Field staff UPTD Kec. Cilograng

    Bachelor on Animal Prod

    11 Dedi Supriadi,S.PKP

    Tangerang, 8 May 1966 (44 years old) M

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Field Staff Bachelor on Animal Prod

    12 Odih Nurhadi Tangerang, 9 March 1967 (42 years old) M

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Technical staff, of Dinas

    Senior high school

    13 Supriatno Tangerang, 12 April 1968 (43 years old) M

    Dinas Pertanian dan Peternakan, Kab.Tangerang

    Field staff,

    Senior High school

    14. Jeje Junaedi, AMd

    MajaLengka, 14 Septeb 1956 (53years old) M

    Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tng-Sel

    Field staff (Ext.Worker)

    Bachelor on An.Husbandry

    15. Santy Sari Targana,STP

    Tasik,